tugas PBAB_Elita Fitriani_11008057_P.Biologi

advertisement
PERKECAMBAHAN
1. Pengertian
Perkecambahan merupakan proses metabolism biji hingga dapat menghasilkan
pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikal). Definisi perkecambahan
adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula dan
keduanya tumbul normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA
(International Seed Testing Association).
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman
baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses
perkecambahan ini memrlukan suhu yang cocok, air yang memadai, persediaan oksigen yang
cukup, kelembaban, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan
dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula. Pada tumbuhan monokotil,
struktur kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama.
Sedangkan pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon,
epikotil dan daun pertama.
Berdasarkan letak kotiledonnya perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hypogeal.
1. Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal merupakan perkecambahan yang ditandai dengan bagian
hipokotil yang terangkat ke atas permukaan tanah. Kotiledon sebagai cadangan energy
akan melakukan proses pembelahan dengan sangat cepat untuk membentuk daun.
Proses ini dapat dilihat pada perkecambahan kajang hijau (Phaselous radiates).
2. Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan
hypogeal
merupakan
perkecambahan
yang
ditandai
dengan
terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan tanah, sedangkan kotiledon
tetap berada didalam tanah (bagian hipokotil yang tetap berada di dalam tanah). Proses
ini dapat dilihat pada perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum).
Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat:
 Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga →
kotiledon → kotiledon →kulit biji (mengandung cadangan makanan).
 Epikotil : ruas yang muncul dari kotiledon yang nantinya akan tumbuh menjadi
batang dan daun.
 Hipokotil : ruas batang dibawah daun lembaga yang nantinya akan membentuk
akar.
 Radikula : berada pada ujung hipokotil yang nantinya akan membentuk calon
akar.
 Koleoptil : yang membungkus calon batang dan calon akar.
 Endosperm : cadangan makanan yang akan menjadi bakal buah.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
a. Faktor dalam (intern)
Hormon tumbuhan :
 Hormone Auksin
Bekerja merangsang pembelahan dan pemanjangan sel-sel, meningkatkan
perkembangan bunga dan buah dan merangsang terjadinya fototropisme.
 Hormone Giberelin
Bekerja merangsang pertumbuhan batang, daun dan berperan penting dalam
proses perkecambahan (merangsang embrio).
 Hormone Sitokinin
Bekerja mengatur pembentukan bunga dan buah, merangsang pertumbuhan
jaringan meristem lateral dan mematahkan dormansi biji untuk perkembangan
embrio.
 Asam Absisat
Bekerja berlawanan dengan hormone auksin, giberelin, dan sitokinin. Asam
absisat mendorong dormansi biji agar tidak berkecambah dan menghambat
pembelahan dan perkembangan sel di titik tumbuh.
 Gas Etilen
Berbentuk gas, bekerja membentuk batang menjadi kokoh dan tebal,
mempercepat pematangan buah, dan merangsang penuaan daun dan
pembusukan buah.
 Asam Traumalin
Bekerja merangsang pembelahan sel di daerah yang luka agar sel-sel di bagian
luka membelah dan luka cepat tertutup.
 Hormone Kalin
Bekerja merangsang pertumbuhan dan perkembangan organ tumbuhan.
Terdapat empat jenis hormone kalin yaitu kaukalin (pertumbuhan batang),
alokalin (pertumbuhan daun), rhizokalin (pertumbuhan akar), dan artokalin
(pertumbuhan bunga).
 Factor Genetis
Gen yang diturunkan dari tanaman induk ke embrio bisa saja gen dominan
sehingga tumbuhan dapat bersaing mendapatkan nutrisi dengan tumbuhan
lain. Atau gen resesif yang tumbuh tidak optimal dan tidak mampu bersaing
dengan tumbuhan lain.
 Kematangan Embrio
Embrio harus mengalami pematangan oleh hormone-hormon agar mengalami
proses diferensiasi sel, histogenesis, dan organogenesis sehingga terbetuk
kecambah dan berkembang menjadi individu baru.
b. Factor luar (eksternal)

Kelembaban udara
Jika kelembaban udara rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan
air dan zat-zat mineral juga meningkat. Hal ini akan membuat pertumbuhan
tanaman meningkat. Begitu juga sebaliknya.

Intensitas cahaya
Fotosintesis hanya bisa terjadi jika ada cahaya. Jika ada cahaya, fotosintesis
tidak akan terjadi sehingga tidak tersedia sumber energy untuk pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan. Intensitas cahaya juga berpengaruh terhadap
kerja hormone auksin.

Suhu
Hormone hanya dapat bekerja optimal jika suhu lingkungan juga optimal. Jika
suhu melebihi optimal, aktivitas hormone akan berkurang. Demikian juga suhu
terlalu rendah, reaksi kimia di dalam sel akan terganggu sehingga pertumbuhan
juga terganggu.

Nutrisi
Nutrisi diperlukan sebagai sumber energy dan sebagai penyusun komponenkomponen sel bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Jika
pertumbuhan kekurangan nutrisi akan mengalami defisiensi.

Kadar Oksigen (areasi)
Oksigen didalam tanah diperlukan oleh akar untuk melakukan respirasi.
Respirasi akar akan bermanfaat dalam perkembangan sel-sel akar dan juga
berguna untuk membantu penyerapan nutrisi dari tanah.

Kadar Air
Air yang cukup diperlukan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam tanah. Air
juga berperan dalam peristiwa imbisisi yang menyebabkan perubahan kondisi di
dalam sel sehingga hormone-hormon pertumbuhan diaktifkan.
3. Pengaruh Intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
Kecambah yang berada ditempat gelap akan lebih cepat tumbuh tinggi, hal ini
dipengaruhi oleh hormone auksin. Salah satu fungsi dari hormone auksin adalah
merangsang pertumbuhan tunas muda di bagian koleoptil atau titik tumbuh. Apabila
tidak terkena cahaya matahari, hormone auksin akan beekerja secara maksimal.
Kondisi fisiologi ini mengakibatkan tumbuhan yang tidak terkena cahaya matahari
akan tumbuh tinggi lebih cepat.
Hormone auksin yang berada pada tunas apical akan menghambat pertumbuhan
tunas lateral, akibatnya batang tumbuhan yang tidak terkena cahay matahari akan
tumbuh memanjang dengan cepat namun, berwarna pucat kekuning-kuningan serta
daun tidak maksimal serta batangnya lemah dan kurus. Hal ini disebabkan karena
tidak adanya cahaya matahari sehingga memaksimalkan fungsi auksin.
Sedangkan pada kecambah yang terkena cahaya matahari, tumbuhan tumbuh
relative pendek dan memiliki struktur batang yang kuat, warnanya segar kehijauan
serta daunnya dapat tumbuh dengan baik.
Download