PERBANYAKAN TANAMAN

advertisement
PERBANYAKAN TANAMAN
BANYAK KEMAJUAN DALAM PERBANYAKAN
TANAMAN YANG DICAPAI SEJAK DAHULU.
TETAPI KEMAJUAN INI TIDAK AKAN DEMIKIAN
BANYAK TANPA METODE YANG DAPAT
MEMPERTAHANKAN BENTUK TANAMAN YANG
TELAH DIPERBAIKI TERSEBUT
KEBANYAKAN TANAMAN AKAN HILANG ATAU
KEMBALI KE BENTUK AWAL KECUALI BILA
DIPERBANYAK DI BAWAH KONDISI YANG
TERKONTROL UNTUK MELINDUNGI SIFAT UNIK
YANG MEMBUAT MEREKA BERGUNA
SEJALAN DENGAN PENEMUAN BARU DENGAN MACAM
MACAM KULTIVAR TANAMAN, PENGETAHUAN DAN
TEKNIK UNTUK MELINDUNGI MEREKA HARUS
DIPELAJARI. PERBANYAKAN TANAMAN MELIBATKAN
PENGONTROLAN 2 (DUA) TIPE DASAR YANG BERBEDA
DARI SIKLUS HIDUP, YAITU SEKSUAL DAN ASEKSUAL
PERLINDUNGAN SIFAT KHUSUS SUATU TANAMAN ATAU
GROUP TANAMAN TERGANTUNG PADA TRANSMISI GEN
DARI SUATU GENERASI KE GENERASI BERIKUT, DARI
SUATU KOMBINASI GEN DI DALAM SEL. JUMLAH TOTAL
GEN-GEN TERSEBUT MEMBENTUK GENOTYPA TANAMAN
INTERAKSI ANTARA GENOTYPA DENGAN
LINGKUNGAN MENGHASILKAN PENAMPILAN
LUAR
TANAMAN
(FENOTYPA).
DENGAN
DEMIKIAN FUNGSI DARI TEKNIK PERBANYAKAN
TANAMAN ADALAH UNTUK MELINDUNGI
GENOTYPA TERTENTU ATAU KOMBINASI
GENOTYPA YANG AKAN MEMPRODUKSI
TANAMAN YANG SEDANG DIPERBANYAK
PERBANYAKAN SEKSUAL (GENERATIF)
DALAM SIKLUS INI BIJI DIGUNAKAN SEBAGAI
ALAT
PERBANYAKAN.
SIFAT
TURUNAN
MERUPAKAN SUMBANGAN GENETIS TETUANYA.
REPRODUKSI DENGAN BIJI AKAN MENYEBABKAN
VARIASI ANTAR TANAMAN. PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TANAMAN DARI KECAMBAH
TERJADI DALAM 3 (TIGA) FASE, YAITU :
1. FASE EMBRIO, DIMULAI DENGAN FUSI ANTARA GAMET
JANTAN DAN BETINA UNTUK MEMBENTUK ZIGOT
2. FASE JUVENIL, DIMULAI DENGAN PERKECAMBAHAN BIJI
DAN EMBRIO TUMBUH MENJADI TANAMAN MUDA.
DALAM FASE INI PERTUMBUHAN VEGETATIF YANG
MENDOMINASI MORFOLOGI TANAMAN BERKEMBANG.
SECARA UMUM TANAMAN PADA FASE INI TIDAK RESPON
TERHADAP ZAT PERANGSANG PEMBUNGAAN
3. FASE DEWASA, TANAMAN MENCAPAI UKURAN MAKSIMAL
DAN MEMASUKI STADIA YANG DIDOMINASI OLEH
PEMBENTUKAN BUNGA, BUAH DAN BIJI
4.FASE TRANSISI, ADALAH FASE PADA SAAT
TANAMAN SECARA BERTAHAP KEHILANGAN
SIFAT JUVENILITASNYA DAN MEMASUKI MASA
DEWASA. PERUBAHAN INI DITUNJUKKAN PADA
PERUBAHAN MORFOLOGI, SEPERTI HILANGNYA
KEMAMPUAN UNTUK MEMBERIKAN RESPON
KEPADA ZAT PERANGSANG PEMBUNGAAN
SIKLUS HIDUP ASEKSUAL (VEGETATIF
PADA PERBANYAKAN SECARA ASEKSUAL ATAU VEGETATIF
GENOTIF DARI TANAMAN INDUK DIWARISI SECARA
SEMPURNA. BAGIAN-BAGIAN TANAMAN PADA FASE SIKLUS
MANAPUN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN TANAMAN
AWAL
BAHAN YANG DPILIH UNTUK PERBANYAKAN KARENA SIFAT
VEGETATIFNYA DAN DIAMBIL SEBELUM MENCAPAI FASE
DEWASA AKAN TETAPI MENUNJUKKAN SIFAT JUVENILNYA.
BAHAN TANAMAN YANG DIPILIH KARENA SIFAT BUNGA DAN
BUAHNYA TIDAK LAGI MENUNJUKKAN SIFAT JUVENILNYA
ATAUPUN TRANSISINYA DAN TETAP SECARA BIOLOGI DEWASA
DENGAN DEMIKIAN PERLU DIKETAHUI FASE
VEGETATIF DAN FASE PEMBUNGAAN. FASE
VEGETATIF, ADALAH FASE PERTUMBUHAN
TANAMAN DENGAN PERPANJANGAN AKAR DAN
BATANG, PENINGKATAN VOLUME TANAMAN
DAN
PERLUASAN
DAUN.
PADA
FASE
PEMBUNGAAN
PERPANJANGAN
BATANG
BERAKHIR DAN BEBERAPA TITIK TUMBUH
BERUBAH MENJADI KUNCUP BUNGA DAN
AKHIRNYA MEMBENTUK BUAH DAN BIJI
PERKEMBANGAN BUNGA DAN BUAH AKUMULASI
BAHAN MAKANAN DALAM BIJI
AKUMULASI BAHAN MAKANAN DALAM BIJI
DAPAT DIUKUR MELALUI PERUBAHAN BERAT
KERINGNYA. BAHAN-BAHAN TERSEBUT BERASAL
DARI KARBOHIDRAT HASIL FOTOSINTESIS YANG
DIANGKUT KE BUAH DAN BIJI. DI MANA
KARBOHIDRAT TERSEBUT DIUBAH MENJADI
SENYAWA KOMPLEKS, KEBANYAKAN PROSES
PERUBAHAN INI TERJADI PADA PERIODE AKHIR
PERTUMBUHAN BUAH
PEMASAKAN BIJI
PERUBAHAN FISIK DAN KIMIA TERJADI PADA
PEMASAKAN YANG MENYEBABKAN PENUAAN
BUAH. SATU PERUBAHAN YANG SANGAT JELAS
ADALAH PENGERINGAN JARINGAN BUAH,
WARNA BUAH, KULIT BIJI DAN PELUNAKAN
BUAH
PROSES PERKECAMBAHAN
A. PENGAKTIPAN
PADA TAHAP INI KOMPONEN-KOMPONEN DARI SISTEM
PEMBENTUK PROTEIN YAITU DNA DAN RNA DALAM SEL
MENJADI AKTIF. KOMPONEN INI TIDAK AKTIF (DORMAN)
PADA SAAT BIJI MATANG. TETAPI SETELAH PENGAMBILAN
AIR OLEH BIJI (HIDRASI) SISTEM INI MENJADI AKTIF DAN
BERFUNGSI
MENJADI
AKTIF
DAN
BERFUNGSI
MEMBENTUK PROTEIN. ENZIM-ENZIM YANG DIHASILKAN
MENGAKTIFKAN METABOLIK SEL-SEL. BEBERAPA ENZIM
DIBUAT SEMASA PERKEMBANGAN BIJI, ENZIM YANG LAIN
DIBENTUK SETELAH PERKECAMBAHAN MULAI
B.
PENCERNAAN DAN TRANSLOKASI
SETELAH SINTESA PROTEIN AKTIF BERFUNGSI, MAKA AKAN
TERBENTUK ENZIM BARU, BAHAN PEMBENTUK, SENYAWA
PENGATUR, ASAM NUCLEAT DAN SEBAGAINYA (SEMUA SEL
BERFUNGSI DAN MENSISTESIS BAHAN BARU)
ENZIM MENCERNA BAHAN SIMPANAN BERUPA  PROTEIN,
LEMAK DAN KARBOHIDRAT, DALAM JARINGAN PENYIMPAN BENIH
(ENDOS PERMAE DAN KOTILEDON). AKAN TERBENTUK MENJADI
SENYAWA YANG LEBIH SEDERHANA. PENCERNAAN BAHAN
SIMPAN INI MENYEBABKAN TERJADINYA PERKECAMBAHA.
PERKECAMBAHAN AKAN TERJADI BILA ADA GIBERELIN, JIKA ADA
PENGHAMBAT (INHIBITOR) PENGARUH GIBERELIN HILANG DAN
PERKECAMBAHAN TIDAK TERJADI. BILA ADA SITOKININ
PENGARUH BURUK INHIBITOR DAPAT DIHILANGI SEHINGGA BIJI
BISA BERKECAMBAH
HUBUNGAN KEBERADAAN HORMON DENGAN
PERKECAMBAHAN DAN DORMANSI
C. PEMBELAHAN SEL
PEMBELAHAN SEL TERJADI PADA TITIK TUMBUH
EMBRIO DAN DIIKUTI OLEH PEMBESARAN
STRUKTUR KECAMBAH. PERPANJANGAN SEL
DAN KELUARNYA AKAR MERUPAKAN TANDA
AWAL PERKECAMBAHAN. BILA PERTUMBUHAN
TELAH DIMULAI, BERAT BASAH DAN BERAT
KERING DARI KECAMBAH MENINGKAT TETAPI
BERAT JARINGAN MENURUN, RESPIRASI
MENINGKAT
SESUAI
DENGAN
TINGKAT
PERTUMBUHAN
Download