MODUL PERKULIAHAN Komunikasi Organisasi Human Resources dan Sistem Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Public Relations Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh 42008 Ida Anggraeni Ananda Abstract Kompetensi Modul ini menjelaskan aliran human resources serta sistem dan implikasinya pada komunikas organisasi Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan kembali tentang aliran ini serta implikasinya pada komunikasi organisasi Pendekatan Human Resources ini menemukan bahwa individu dalam organisasi memiliki perasaan dan hal tersebut harus dijadikan pertimbangan. Hal lain yang ditemukan oleh pendekatan ini bahwa pekerja secara individual adalah bagian yang penting bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Pada pendekatan ini, karyawan diberikan kesempatan untuk memberikan kontribusi berupa pemikiran dan ide mereka bagi organisasi. Sehingga dapat disimpulkan yang membedakan pendekatan ini dari pendekatan klasik adalah bahwa karyawan memiliki kontribusi bukan hanya fisik saja tetapi juga mental. Sedangkan yang membedakan pendekatan ini dari pendekatan human relations adalah karyawan haruslah dipandang sebagai aset yang dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya tujuan organisasi melalui idenya untuk memperbaiki tempat kerjanya. Berikut ini adalah teori-teori yang dianggap mewakili pendekatan ini. Tetapi sebelumnya untuk yang pertama akan dipaparkan satu teori yang jarang disitasi oleh pengarang lain. Pace dalam bukunya memang tidak secara ekpslisit menyatakan bahwa teori ini masuk ke dalam pendekatan human resources. Teori ini dimasukkan ke dalam teori transisi tetapi digolongkan kepada teori perilaku. Teori Fusi – Bakke & Argyris Sadar akan adanya masalah dalam organisasi yang berhubungan dengan struktur dan birokrasi maka Bakke menyarankan suatu proses fusi. Bakke berpendapat bahwa pada tahap tertentu organisasi mempengaruhi individu dan pada saat yang sama individu mempengaruhi organisasi.Hasilnya adalah organisasi dipersonalkan oleh setiap individu/pegawai dan individu-individu disosialisasikan oleh organisasi. Argyris menyempurnakan teori tersebut, Kadang-kadang organisasi memiliki tujuan yang berlawanan dengan organisasi tersebut (biasanya terjadi dan sangat berhubungan dengan kematangan indivi du). Para pegawai mengalami frustasi akibat ketidaksesuksesan ini dan akhirnya keluar atau tetap tinggal dengan sikap acuh/apatis dan biasanya mereka tidak akan berharap banyak dari apa yang dikerjakannya. Atau bahkan membuat onar. 2016 2 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Teori Managerial Grid – Blake & Mouton Blake dan Mouton mengembangkan teori tentang level manajerial atau yang sekarang lebih dikenal dengan leadership grid. Sebagai alat melatih manajer dalam menerpkan gaya manajemen yang diharapkan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi dan dapat mendorong atau menggiatkan kepuasan serta kreatifitas pekerja. Ini berawal dari asumsi bahwa pemimpin akan efektif apabila mereka menunjukkan perhatian kepada orang/pekerja dan kepada produksi, hal itu merupakan gabungan dari ideide antara periode klasik dan human relations. Blake & Mouton membentuk kisi-kisi (grid) dimana perhatian pada orang/karyawan dan produksi berada pada jarak dari rendah ke tinggi. Setiap dimensi diberi nilai 1-9. Para manajr dapat ditempatkan pada grid ini sesuai dengan kriterianya tergantung dari tingkat perhatiannya. Selain itu Blake&Mouton juga membagi lima model gaya manajemen. Gaya yang petama adalah gaya pengalah (impoverished management), yang ditandai oleh kurangnya perhatian terhadap produksi. Pemimpin yang lemah cenderung menerima keputusan orang lain, menyetujui pendapat, sikap dan gasan-gasan orang lain serta menghindari konflik dan menghindari sikap memihak. Bila terjadi konflik maka pemimpin ini tetap netral dan berada di luar masalah. Dengan tetap netral, pemimpin pengalah jarang terlibat dan hanya sedikit saja mengatasi keadaan. Gaya kedua adalah pemimpin pertengahan (middle of the road style). Gaya ini diatndai oleh perhatian yang seimbang terhadap produksi dan manusia. Pemimpin jenis ini mencari cara-cara yang dapat berguna untuk dapat memecahkan masalah meskipun kadang cara tersebut kurang sempurna. Bila ada pendapat, gagasan dan sikap yang berbeda dengan yang dianutnya, pemimpin ini akan berusaha jujur tetapi tegas dan mencati pemecahan yang tidak memihak. Bila mendapat tekanan, ia mungkin akan ragu dan mencari jalan untuk keluar dari ketegangan. Ia akan berusaha untuk mempertahankan keadaan untuk tetap menjadi baik. Gaya berikutnya yang ketiga adalah GAYA TIM (TEAM STYLE) Ditandai oleh perhatian yang tinggi terhadap tugas dan manusia. Pemimpin dengan gaya tim sangat menghargai keputusan yang logis dan kreatif sebagai hasil dari kesepakatan anggota organisasi. Ia mau mendengarkan dan mencari gagasan, pendapat dan sikap yang berbeda dengan yang dianutnya. Ia juga memiliki keyakinan kuat tentang hal yang harus dilakukan tetapi tetap memberi respon pada gagasan orang lain yang logis dengan mengubah pendapatnya. Bila terjadi konflik, ia mencoba 2016 3 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id memrika alasan munculnya perbedaan dan mencari penyebab utamanya. Dalam keadaan marah, ia dapat mengendalikan diri meskipun kadang menampakkan ekspresi tidak suka. Ia memiliki rasa humor yang tinggi meskipun dalam keadaan tertekan. Ia menunjukkan upaya yang keras dan kuat untuk melibatkan orang lain untuk ikut bergabung dengannya. Pemimpin ini mampu menunjukkan keinginannya untuk saling percaya dan saling menghargai di antara sesama anggota tim dan juga menghargai pekerjaan. Gaya santai (country club style) merupakan gaya selanjutnya. Ini ditandai oleh rendahnya perhatian terhadap tugas dan perhatian yang tinggi terhadap manusia. Pemimpin ini sangat menghargai hubungan baik antara sesama manusia atau anggota organisasi termasuk bawahannya. Ia lebih suka menerima pendapat, gagasan dan sikap orang lain darpada memaksakan kehendaknya. Ia menghindari konflik tapi jika tidak dapat dihindari ia akan melunakkan perasaan orang dan menjaga agar mereka dapat tetap bekerja sama. Ia juga menjaga sikap hangat dan ramah untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh gangguan-gangguan yang ada. Pemimpin dengan gaya ini lebih banyak menolong daripada memimpin. Gaya yang kelima adalah gaya kerja (task style). Ditandai oleh perhatian tinggi terhadap pekerjaan tetapi sangat kurang memperhatikan manusianya. Ia amat mengharagai keputusan yang telah dibuat. Perhatian utamanya adalah menyelesaikan pekerjaan secara efisien dan cenderung mempertahankan pendapat, gagasan dan sikapnya sekalipun didapatnay dengan cara menekan orang lain. Jika ada konflik, ia cenderung menghenikan dan memenangkan posisinya dengan cara membela diri, berkeras pada pendapatnya atau mengulangi konflik dengan membuat argumentasi baru. Blake & Mouton menyatakan bahwa gaya manajemen tim (9.9) merupakan gaya yang lebih disukai. Pada umumnya gaya ini mengasumsikan bahwa orang akan menghasilkan sesuatu yang terbaik apabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berati. Gaya ini memaksimalkan perhatian pada kedua hal baik itu produksi manusia. Teori Peniti Penyambung (Empat sistem) – Rensis Likert Konsep ini berhubungan dengan kelompok-kelompok dalam organisasi yang saling tumpang tindih.Munculnya konsep supervisory ada di sisni dan penyelia atau supervisor berfungsi sebagai peniti penyambung. Ia mengikat kelompok kerja yang satu dengan kelompok kerja yang lain pada tingkat berikutnya.Struktur ini menunjukkan hubungan antar kelompok daripada hubungan antar pribadi.Organisasi yang menganut konsep ini lebih menggalakkan 2016 4 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id orientasi ke atas daripada ke bawah. Komunikasi, pengaruh pengawasan dan pencapaian tujuan diarahkan ke atas organisasi. Proses kelompok dalam organisasi semacam ini sangatlah penting karena semua kelompok harus sama efektif karena organisasi tidak dapat menjadi kuat jika kelompok-kelompok tersebut lemah. Pada penelitiannya Likert menyatakan bahwa gaya manajemen dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu: Sistem 1 Hampir mirip dengan teori X mac Gregor tentang leadership, manajemen tidak memilki kepercayaan terhadap bawahan dan bawahan tidak memiliki kewenangan untuk mendiskusikan pekerjaannya dengan atasan.Iklim yang diakibatkan dari konsep ini adalah ketakutan, ancaman, hukuman. Komunikasi lebih dari atas ke bawah. Bawahan tidak mempercayai pesan yang beredar dan beberapa informasi ke atas cenderung tidak akurat. Pengambilan keputusan dari atas. Manajemen cenderung mengontrol dan mengarahkan/mengatur bawahan. Hasil dari semua ini adalah munculnya organisasi informal dalam perusahaan yang bertujuan berbeda dengan tujuan perusahaan. Sistem 2 Manajemen berkenan untuk percaya pada bawahan seperti halnya hubungan majikan dan budak. Keputusan ada di atas tetapi ada sedikit kesempatan bagi bawahan untuk turut memberikan masukan atas keputusan itu.Kekuasaan dan kontrol ada di atas. Interaksi bertujuan untuk meraih tujuan organisasi. Informasi tetap dari atas dan beberapa bawahan tetap ada yang menaruh curiga.Komunikasi ke atas kadang-kadang ada tergantung atau jika atasan membutuhkan informasi dari bawahan. Informal organisasi ada tetapi tidak berbeda jauh dengan harapan/tujuan organisasi atau atasan. Sistem 3 Manajer mulai membuka diri terhadap bawahan tetapi tidakl terlalu percaya. Bawahan boleh bebas berhubungan/diskusi dengan atasan dan sudah mulai ada hubungan/interaksi antara atasan dan bawahan. Aliran komunikasi baik dari atas kebawah dan sebaliknya. Komunikasi kebawah mulai diterima meskipun dengan sedikit curiga.Komunikasi ke atas pada umumnya akurat tetapi terbatas hanya sebatas apa yang diinginkan oleh atasan. Kebijakan umum dibuat oleh atasan tetapi kebijakan yang lebih khusus diserahkan kepada bawahan/tingkat dibawahnya. Organisasi informal ada tetapi bersifat sama sekaligus bertentangan atau menolak manajemen. 2016 5 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sistem 4 Mirip dengan teori Y. Manajemen percaya sepenuhnya pada bawahan. Semua diberi kesempatan membuat keputusan. Alur Informasi ke atas, kebawah dan menyilang. Komunikasi kebawah pada umumnya diterima jika tidak dapat dipastikan dan diperbolehkan ada diskusi antara karyawan dan manajer. Interaksi dalam sisitem terbangun. Komunikasi keatas pada umumnya akurat dan manajer menanggapinya dengan tulus atas feedback tersebut. Motivasi kerja dikembangkan dengan partisipasi yang kuat dalam pengambilan keputusan,penetapan goal setting, dan penilaian. Pada umumnya organisasi informal dan formal identik dan integritas antara karyawan dan manajer terwujud nyata/baik. Likert mencoba penenlitian ini dan hasilnya menunjukkan sistem yang ke 4 berpengaruh terhadap meningkatnya produktifitas dan sisitem 1 menunjukkan produktifitas rendah.Beberapa manajer yang diteliti sesungguhnya lebih suka menggunakan sisitem ke 4 tetapi perusahaan dimana mereka bekerja lebih suka jika para manajer menggunakan yang pertama. SISTEM 1 2016 6 SISTEM 2 Tidak percaya Tidak ada dukungan Tidak ada diskusi bebas Per-timbangan pada kebutuhan fisik, ekonomi, status Ber-tentangan dengan tujuan organisasi Top manajemen hanya merasa memiliki tanggung-jawab pada pencapaian tujuan Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda SISTEM 3 SISTEM 4 Mau agak percaya, agak mendukung Ada sedikit kebebasan utk diskusi Percaya Support baik Diskusi lebih bebas Pertimbangan pada kebutuhan ekonomi, status dan achievement Agak ada sedikit bertentangan dengan tujuan organisasi Manajemen bertanggungjawab pada tujuan organisasi Kebutuhan ekonomi dan harapan untuk pengala-man baru Perilaku menyenangkan terhadap tujuan organisasi Bawahan merasa bertanggung jawab pada pemenuhan tujuan Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sangat percaya Sangat mendukung Diskusi bebas Semua kebutuhan Partisipasi dan keterlibat-an dalam menentukan tujuan Semua merasa ber-tanggung jawab untuk mencapai tujuan Sedikit Kebawah, Tidak ada ke atas Curiga Tidak akurat (dirasakan bawahan) Distorsi (pemutar balikan fakta) tinggi Interaksi kecil Tidak saling percaya Tidak ada kerjasama Bawahan tidak memiliki pengaruh Atasan dapat memiliki pengaruh jika melalui hukuman Hanya di atas Informasi tidak memadai Motivasi yang tidak pas untuk penerapan keputusan Mengecilkan hati tim kerja Hanya kemampuan teknis di atas yang digunakan Tinggi, dari atas tetapi ditolak bawahan 2016 7 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Sedikit Kebawah Ada beberapa ke atas Waspada Ada sedikit distorsi Sistem kotak saran Interaksi kecil Waspada (Hatihati) Team work kecil Bawahan memiliki sedikit pengaruh vertikal Di atas Beberapa dibuat di bawah, tetapi di cek atasan sebelum dilakukan Informasi tidak memadai Sedikit Motivasi dalam menerapkan keputusan Mengecilkan hati tim kerja Ketrampilan teknis di atas dan di tengah Tujuan kinerja tinggi, diarahkan manajemen puncak Kadang diterima, kadang ditolak Agak banyak Keatas dan kebawah Akurat dan masuk akal Komuni-kasi lateral cenderung cukup hingga baik Rata-rata Agak percaya Pengaruh dari bawahan ratarata Struktur cukup baik, membuat pengaruh timbal balik antar bagian organisasi Kebijakan di atas Kebijakan spesifik di bawah Informasi akurat dan masuk akal Karena melibatkan semua pihak, motivasi penerapan tinggi Kerjasama tim yang parsial Skill teknis ada pada semua tingkat Tujuan ditentukan setelah dibicarakan dengan bawahan Penolakan bawahan jarang terjadi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Komuni-kasi banyak Segala arah, akurat dan dapat dipercaya Persepsi antar pribadi akurat Ada kedekatan Interaksi ekstensif Bersahabat Saling percaya Team work baik Melibatkan pengaruh bawahan Struktur yang sangat efektif mencipta-kan pengaruh mutual Dilakukan secara luas Informasi komplit dan akurat Motivasi tinggi untuk mengimplementasikan-nya Kerjasama yang termotivasi Kemampuan teknis di segala tingkat Tujuan diarahkan melalui partisipasi grup dan secara penuh diterima Hanya atasan Distorsi tinggi Tujuan sistem informal berlawanan dengan sistem formal Data kontrol untuk tujuan menghukum Beberapa dilakukan di atas, ada juga yang di tengah Perlu kekuatan besar untuk mengadakan distorsi Beberapa sistem informal menolak tujuan sistem formal Data kontrol untuk kebijakan dan petunjuk Rata – rata Resources cenderung buruk Tinggi Resources baik Lebih banyak di atas dan ditengah Ada beberapa distorsi Proses evaluasi dan kontrol umumnya didelegasi-kan Sistem informal kadang mendukung/ kadang menolak tujuan sistem formal Data kontrol digunakan untuk kebijakan tetapi ditekankan pada penghargaan, petunjuk dan petunjuk pribadi Tingkat sangat tinggi Resources sangat baik Pada semua tingkat Informasi akurat Evaluasi pada semua tingkat Sistem informal dan formal kompak Data kontrol digunakan untuk petunjuk pribadi dan koordinasi Sangat tinggi Sumber daya baik Implikasi Teori dalam Komunikasi Organisasi Isi komunikasi yang dilemparkan dalam organisasi adalah tugas, sosial dan inovasi. Hal ini terlihat pada penekanan pendekatan ini pada pemberian kesempatan kepada karyawan untuk memberikan masukan. Komunikasi tentang ide-ide baru juga harus dimaksimalkan 2016 8 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id untuk efektifitas organisasi maupun bagi pencapaian tujuan pribadi anggota. Dalam teori Fusi, hal ini sangat jelas diutarakan. Oleh karena itulah teori fusi dimasukkan ke dalam pendekatan ini. Isi pesan social atau yang pada pendekatan sebelumnya dikenal dengan mantainance, bagi pendekatan ini dianggap penting. Isi pesan yang mengarah pada peningkatan hubungan di antara anggota dan perhatian lebih kepada pemberdayaan karyawan/anggota dianggap dapat meningkatkan kepuasan. Mengenai aliran informasi, tujuannya adalah meningkatkan atau membuka aliran ide dari dan kepada seluruh posisi dalam organisasi. Dengan demikian aliran informasi dapat ke segala arah baik itu dari atas-bawah, bawah-atas, sejawat maupun menyilang. Secara khusus aliran informasi ke segala arah ini (multi direction) menjadikan pendekatan ini ke arah tim. Struktur organisasi menurut pendekatan ini dapat dikonfigurasi atau ditata kembali disesuaikan untuk membuka kesempatan informasi mengalir ke segala arah. Diharapkan komunikasi yang berdasar pada tim ini dapat meningkatkan kontribusi optimal keunikan masing-masing anggota. Saluran komunikasi yang digunakan beragam dengan tujuan seperti telah disebutkan di atas yaitu memaksimalkan produktifitas organisasi melalui pemanfaatan intelejensia dan keunikan dari sumber daya manusia yang ada. Pendekatan ini membuka berbagai saluran komunikasi yang dianggap sesuai dan memilih serta menggunakan saluran yang dianggap perlu, bahkan tidak menutup kemungkinan menggunakan lebih dari satu saluran untuk mengkomunikasikan sebuah pesan. Sebagai contoh misalnya informasi kenaikan gaji dapat disampaikan dengan cara memo dan tatap muka melalui pertemuan, dan lain – lain. Pada bagian lain akan dibahas secara detail tentang pemanfaatan saluran komunikasi ini. Mengenai gaya komunikasi yang digunakan lebih banyak informal meskipun formalpun tetap dilakukan. Hal ini sejalan dengan tujuan dari pendekatan ini adalah selain memaksimalkan produktifitas melalui keunikan masing-masing individu, yang berarti meningkatkan efektifitas orgaisasi sekaligus memenuhi harapan dari anggota. Pada sisi pemenuhan harapan dari anggota, gaya komunikasi informal dapat digunakan untuk memenuhi harapan afiliasi (needs for affiliation). Pada sisi efektifitas organisasi, gaya komunikasi informal dianggap lebih baik daripada formal karena dengan informal bawahan/anggota lebih merasa nyaman dalam memberikan pendapat. Tetapi seperti telah disebutkan bahwa para manajer juga tetap menggunakan gaya komunikasi formal untuk kondisi tertentu yang dianggap perlu. Communication Content Task, social and Innovation Communication Direction All direction, team based 2016 9 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Communication channel All chanels Communication style Both, but especially informal Penggunaan Pendekatan Human Resources Pada Organisasi Masa Kini Organisasi dewasa ini banyak yang mengadopsi pendekatan ini karena dilihat sangat ideal untuk menjalankan organisasi kontemporer.Pandangannya tentang dua sisi yang memperhatikan efektifitas organisasi tetapi tidak melupakan kepuaasan karyawan dianggap sangat memadai bagi perkembangan sebuah organisasi. Pada organisasi dewasa ini banyak program yang merupakan pengejawantahan dari pendekatan ini, program-progam yang menekankan pada manajemen tim dan mengutamakan pentingnya keterlibatan karyawan. Keterlibatan di sini adalah proses pemberian kesempatan pada karyawan untuk berpatisipasi untuk menggunakan dan mencurahkan seluruh kemampuannya, hal tersebut didesain untuk meningkatkan komitmen karyawan baik individu maupun kelompok dalam rangka meningkatkan keberhasilan organisasi. Pendeatan Sistem Konsep sistem berfokus pada pengaturan bagian-bagian, hubungan antara bagian-bagian, dan dinarnika hubungan tersebut yang menumbuhkan kesatuan atau keseluruhan. Konsep sistem sedemikian luas sehingga sulit didefinisikan. Suatu definisi yang sederhana akan mengabaikan kerumitan dan kecanggihan konsep tersebut, namun penjelasan yang terperinci akan menimbulkan kepelikan yang tidak mudah dipahami. Meskipun suatu uraian terperinci mengenai sumbangan dan pengaruh teori sistem terhadap kajian organisasi di luar liputan bukti ini, beberapa aspek perlu diperhatikan. Bahkan pada tingkat paling umum, konsep sistem memungkinkan orang untuk memahami organisasi sebagai suatu keseluruhan yang lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya karena dinamikanya. Dinamika ini mencakup struktur, hubungan, dan perilaku yang pelik. Inti dari pemahaman teori sistem ini adalah “ Setiap bagian berpengaruh pada keseluruhan “ atau sesuatu tidak dapat ada tanpa keberadaan yang lain. Ketika organisasi dipandang sebagai sebuah sistem sosial maka seluruh aspek harus diperhatikan atau dianggap penting. Sebuah organisasi tidak dapat hanya menganggap penting masalah struktur dan job 2016 10 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id decsription saja tetapi juga harus memperhatikan masalah perilaku, sikap, fungsi dan peran, moralitas serta kepribadian dari seluruh sub sistem yang ada. Pendekatan sistem memetaforakan organisasi sebagai organisme, yang melihat bahwa organisasi bukan sebagai mesin yang dapat menghidupi sendiri melainkan sebagai sebuah kompleks organisme yang harus berinteraksi dengan lingkungan untuk dapat tetap bertahan. Ada dua sistem yang dipahami di sini yaitu sistem tertutup dan terbuka. Fisher dan Hawes membedakan keduanya sebagai berikut: SISTEM TERTUTUP SISTEM TERBUKA Menetapkan batas sehingga tidak ada/tidak Membuka diri terhadap lingkungannya memerlukan interaksi dengan lingkungannya Struktur, Fungsi dan Perilaku sistem relatif Struktur, fungsi dan Perilaku Sistem mudah stabil berubah (dinamis) Sebetulnya perkembangan teori sisitem ini adalah bukan miliki teori organisasi melainkan miliki teori dalam ilmu biologi dan teknik. Pada dasarnya jika kita melihat sebuah sistem maka kita harus memfokuskan perhatian kita kepada komponen dari sistem tersebut, prinsip proses dalam sistem serta sistem properti dari sistem. Mengenai hal tersebut kita akan bahas satu persatu. Komponen sistem Pada tingkatan dasar, sistem adalah sebuah rangkaian bagian-bagian atau komponenkomponen. Dalam siistem organisasi komponen ini adalah manusia dan departemen yang membuat organisasi menjadi dapat hidup dan tumbuh. Kita dapat juga melihat masyarakat sebagai sisitem. Dalam hal ini, bagiannya adalah organisasi dan institusi yang dapat membuat sebuah masyarakat dapat tumbuh dan berkembang. Selanjutnya yang harus dipahami dalam sistem adalah mengidentifikasi komponen relevan yang dapat membentuk sebuah sistem. Setelah komponennya teridentifikais, selanjutnya akan dilihat bagaimana bagian itu dikelola dan bagaimana mereka bekerja. Tiga konsep yang mencirikan komponen 2016 11 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sistem meliputi susunan berdasarkan tingkatan (hierarchical ordering), ketergantungan (interdependence) dan dapat dilalui (permeability) Susunan berdasarkan tingkatan (hierarchical ordering). Sebuah komponen sistem disusun dengan cara yang sangat kompleks yang juga melibatkan subsistem serta suprasistem di dalamnya. Inilah yang dipahami sebagai susunan berdasarkan tingkatan. Sebagai contoh misalnya kita melihat sebuah organisasi perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagi sebuah sistem organisasi terdiri dari banyak bagian misalnya akademik, keuangan, kemahasiswaan, laboratorium, dll. Inilah yang diketahui sebagai subsistem. Subsistem ini sebaliknya terdiri dari grup kerja yang lebih kecil lagi. Kita juga dapat melihat perguruan tinggi sebagai bagian dari supersistem yaitu institusi pendidikan. Supersistem ini akan meliputi organisasi lain yang biasnya terkait dengannya. Kata hirarkhi di sini berbeda dengan kata hirarkhi yang digunakan dalam periode klasik. Periode klasik melihat hirarkhi sebagai garis otoritas yang ada pada struktur organisasi sedangkan hirarkhi yang dipahami dalam teori sistem adalah jika kita melihat sebuah sistem maka kita dapat melihat bahwa sistem tersebut terdiri dari subsitem yang lebih kecil dan sebagai bagian dari supersistem yang lebih besar. Ketergantungan (interdependency): Konsep kedua dari komponen adalah ketergantungan yang menjelaskan bahwa fungsi dari sebuah komponen dari sistem tergantung dari komponen lain dalam sebuah sistem. Seperti contoh dalam perguruan tinggi sebuah fakultas tidak dapat bekerja sendiri tanpa adanya bagian lain misalnya akademik, bagian akademik tidak dapat bekerja jika tidak ada mahasiswa yang masuk, untuk menarik mahasiswa perlu kerja dari pemasaran, setelah pemasaran menjaring mahasiswa akan ada mahasiswa ada tetapi kegiatan tidak dapat berjalan jika bagian keuangan tidak bekerja mengurus arus kas keuangan, dst. Jadi dapat dikatakan tidak ada komponen dari perguruan tinggi berfungsi dengan efektif apabila bagian lain dari sebuah sisitem tidak bekerja dengan baik. Dapat dilalui/ditembus (permeability): komponen yang ketiga dari sisitem adalah adanya batasan yang dapat dilalui atau ditembus oleh informasi atau material. Tingkatan kemampuan untuk dilalui keluar masuknya informasi dan material bagi organisasi berbedabeda. Ada yang tertutup tetapi ada juga yang terbuka. Inilah yang membunculkan mengapa sebuah sistem dapat dikatakan tertutup atau terbuka. Sebuah organisasi seharusnya terbuka bagi lingkungannya dan komponen lain dalam sisitem. Perguruan tinggi harus terbuka kepada lingkungannya secara luas sehingga mereka yang terkait dengan perguruan tinggi dapat diberikan akses keluar dan amsuk perguruan tinggi. Selanjutnya jika kita berbicara tentang perguruan tinggi sering kita dengan bahwa perguruan tinggi tidak 2016 12 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id seharusnya lagi menjadi sebuah menara gading yang sibuk dan asyik dengan dirinya sendiri. Proses sistem Setelah melihat komponen sistem selajutnya akan kita lihat proses dari sistem. Pada tingkatan yang paling dasar, sistem dicirikan dengan proses input-throughput-output. Sistem memasukan material atau informasi dari lingkungannya melalui batasan yang dapat dilalui (permeability). Selanjutnya sisitem bekerja mengolah input tadi melalui sebuah proses transformasi, inilah yang disebut dengan throughput. Akhirnya, sistem mengembalika output atau keluaran yang telah ditransformasikan kepada lingkungannya. Sebagai contoh perguruan tinggi menerima mahasiswa, mengolah mereka dan akhirnya menjadikan mereka sarjana yang siap pakai bagi lingkungan kerja. Pada prinsipnya prosep I-T-O di atas merupakan proses pertukaran dan umpan balik. Proses pertukaran, tampak pada aktifitas baik input maupun output. Proses baik input maupun output memerlukan proses pertukaran dengan lingkungan di luar sistem. Jika tidak demikian maka sebuah organisasi tidak akan dapat bertahan hidup. Tipe yang kedua dari proses adalah umpan balik. Throughput melibatkan ketergantungan komponen sisitem untuk dapat saling bekerja sama. Umpan balik adalah informais yang diperlukan agar komponen sistem yang saling bergantung itu dapat bekerja dengan baik. Ada dua tipe umpan balik, yang pertama adalah umpan balik negatif, korektif dan deviation-reducing feedback. Feedback seperti inilah yang membantu merawat dan membina sebuah sistem. Sebagai contoh dalam perguruan tinggi ada evaluasi akhir dosen. Setiap akhir semester dosen dipantau, dievaluasi dan hasilnya diberikan kepada dosen supaya ia dapat memperbaiki kinerjanya. Jika dosen memiliki performa positif maka mahasiswa puas dan akhirnya dari mulut ke mulut kepuasan yang ditularkan akan membawa mahasiswa lain amsuk dan akhirnya perguruan tinggi dapat bertahan. Performa dosen dari hasil umpan balik bukan hanya membawa mahasiswa masuk tetapi dapat juga membawa masuk berbagai macam grand, scholarship atau berbagai macam bentuk kerjasama bagi organisasi sehingga organisasi tetap dapat bertahan. Tipe kedua dari umpan yaitu yang dikenal dengan umpan balik positif, pengembangan dan penguatan (deviation-amplyfying feedback). Ini berupa informasi yang berguna untuk memfungsikan sistem melalui petumbuhan dan perkembangan. Sebagai contoh dalam perguruan tinggi, bagian perpustakaan menemukan bahwa mahasiswa merasa kondisi perpustakaan kurang nyaman, koleksi buku kurang banyak, serta sistem peminjaman yang lambat. Kepala perpustakaan melaporkan (memberikan umpan balik) ini kepada rektor dan 2016 13 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id rektor menyetujui akan adanya alokasi dana untuk perbaikan perpustakaan. Umpan balik ini lebih berfungsi sebagai perubahan sistem daripada untuk merawat agar sisitem tetap dapat bertahan. Sifat atau Ciri Sistem (System Properties) Properti (sifat atau ciri) sistem adalah karakteristik sistem yang ketiga setelah komponen dan proses. Yang dimaksudkan dengan sifat atau ciri sisitem adalah interaksi antar komponen dan proses. Ada empat properti di sini yaitu kesatuan (holism), eguifinality, entropi negatif dan requisite variety. Yang pertama holism mencirikan bahwa sistem adalah lebih dari sekedar penggabungan bagian-bagian. Sistem memiliki ciri ini karena ketergantungan antar komponen dan aliran informasi melalui proses umpan balik dan pertukaran. Sebagai contoh jika kita menanyai 10 orang tentang sebuah masalah maka mungkin akan muncul berbagai macam pendapat tentang penyelesaian masalah tersebut tetapi jika 10 orang tersebut duduk bersama dan bersama memecahkan masalah maka akan muncul ide yang berbeda dari interaksi antar mereka. Sifat yang kedua yaitu equifinality, sistem dapat menjangkau tujuan akhir yang samadari berbagai macam kondisi dan berbagai macam cara. Ini sebagai haisl dari ketergantungan antar komponen sistem. Karena komponen sisitem terdiri dari bagian yang sangat kompleks maka ada berbagai macam cara untuk mencapai tujuan organisasi. Misalnya bidang studi ingin menaikkan jumlah lulusan dalam sebuah periode maka ini dapat dicapai melalui interaksi berbagai komponen. Misalnya pelatihan metodologi dapat meningkatkan jumlah lulusan karena mahasiswa lebih cepat dalam meyelesaikan skripsi, kerjasama dengan perusahaan dapat juga meningkatkan jumlah lulusan karena mngkin masalah yang ada selama ini sulitnya mahasiswa mencari tempat penelitian. Pelatihan bagi dosen untuk penyegaran metodologi juga dapat dijadikan sebuah pilihan cara meningkatkan jumlah lulusan karena mungkin masalah yang terjadi adalah banyak dosen yang lebih banyak praktisi bukan akademisi sehingga mereka menguasai praktek atas sebuah bidang tertentu tetapi kurang kuat dalam pemahaman konsep atau metodologi, dll. Intinya karena sistem adalah kompleks dan saling berkaitan maka ada berbagai macam tindakan yang dapat dilakuakn untuk mencapai tujuan atau sistem keluaran dari sebuah sitem. Negative entropy. Entropi adalah kecenderungan dari sistem tertutup untuk turun. Misalnya badan kita jika tertutup dari lingkungannya dan tidak mendapat asupan gizi yang baik, air bersih, dll maka ia akan cepat menurun. Sedangkan sistem terbuka mencirikan negatif entropi sebagai kemampuan untuk bertahan dan tumbuh sendiri. Entropi negatif dapat terjadi karena aliran informasi dan material antara organisasi dan lingkungan. Dalam hal ini sisitem terbuka apabila pertukaran (interchange) bukan hanya sekedar adanya pertukaran 2016 14 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dengan lingkungan tetapi pertukaran dianggap sebagai faktor penting supaya sistem dapat hidup. Secara ringkasnya entropi negatif dapat dipahami sebagai upaya sebuah sistem berjuang melawan kemundurannya atau pertumbuhannya dengan cara secara aktif melakukan pertukaran dengan lingkungannya. Requisite variety. Hal ini berkenaan engan hubungan antara sistem dan lingkungannya. Sifat ini dicirikan dengan asumsi bahwa internal sebuah sistem pasti sama kompleks dan beragamnya dengan lingkungannya. Jika tim atau unit tidak mampu menemukan, menyerap atau bekerjasama dengan keberagaman lingkungannya maka sebuah organisasi akan sulit untuk berkembang. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa jika kita melihat organisasi sebagai sebuah sisitem, kita melihatnya sebagai sekumpulan komponen sistem yang diatur hirarkis, saling bergantung, dapat ditembus antara organisasi dan lingkungannya. Sistem dalam organisasi dicirikan sebagai proses input-throughput-output yang memerlukan pertukaran dengan lingkungannya dan juga memerlukan sistem umpan balik yang positif dan negatif. Karena keterbukaannya dan ketergantungan sistem organisasi, maka hal itu dicirikan dengan sifat holism, equifinality, requisite variety dan negative entropi. Komponen Sistem Hierarchically Order Interdependent Proses Input-Throughput-Out Proses Pertukaran (exchange process) Proses umpan balik (feedback process) Sifat/Ciri Sistem (System Properties) Holism Equifinality Negative entropy Requisite variety 2016 15 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Prinsip Sebuah sitem terdiri dari subsistem yang lebih kecil dan berada pada supersistem yang lebih besar Komponen sistem saling tergantung antar satu sama lain untuk dapat bekerja secara efektif Prinsip Proses input dan output memerlukan pertukaran antar sistem dan lingkunga. Proses throughput memerlukan pertukaran antara komponen sistem Kontrol sistem dipelihara melalui umpan balik. Umpan balik negatif membantu merawat sisitem agar dapat bertahan. Umpan balik positif membantu untuk perubahan atau transformasi sistem Prinsip Karena ketergantungan komponen, sebuah sistem adalah lebih dari sekedar penggabungan bagian-bagian Karena ketergantungan komponen, ada berbagai macam jalan untuk tercapainya keluaran sistem Karena keterbukaan sistem, sistem memiliki kemampuan untuk menolak penurunan dan pertumbuhan Karena keterbukaan sistem, sebuah sistem Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id harus memelihara kompleksitas internalnya untuk dapat mengendalikan kompleksitas eksternalnya. Ada berbagai macam teori yang ada dalam pendekatan sistem ini, di antaranya adalah sebagai berikut: Teori Sistem Sosial Katz dan Kahn Suatu sistem sosial, secara keseluruhan, terdiri dari manusia-manusia. Ia tidak sempuma, namun kesinambungan hubungan manusianya begitu baik. Sebenarnya, organisasi dapat memiliki perputaran anggota yang tinggi tetapi masih tetap berfungsi secara efektif. Hubungan-hubungan antara orang-orang, bukan orang-orang itu sendiri, memungkinkan suatu organisasi bertahan jauh lebih lama daripada orang-orang biologis yang menduduki jabatan-jabatan dalam organisasi. Organisäsi formal mempunyai prosedur yang siap digunakan untuk mengganti bagian-bagian (orang-orang), jadi organisasi tersebut terus berfungsi hingga masa depan yang tidak tentu. Organisme biologis mempunyai kekuatan yang melemahkan bagian-bagiannya yang sering tidak dapat diganti. Katz dan Kahn menerangkan bahwa kebanyakan interaksi kita dengan orang merupakan tindakan komunikatif (verbal dan nonverbal, berbicara dan diam). Komunikasi—pertukaran informasi dan transmisi makna— adalah inti suatu sistem sosial atau suatu organisasi . Mereka menyatakan bahwa adalah mungkin untuk menggolongkan bentuk-bentuk interaksi sosial seperti penggunaan pengaruh, kerja sama, penularan sosial atau peniruan, dan kepemimpinan ke dalam konsep komunikasi. Teori sistem menyadari bahwa suatu keadaan yang terorganisasikan perlu mengenal berbagai hambatan untuk mengurangi komunikasi acak ke saluran-saluran yang sesuai untuk pencapaian tujuan organisasi. Pengembangan organisasi, misalnya, mungkin perlu menciptakan saluransaluran komunikasi baru. Katz dan Kahn berpendapat bahwa watak suatu sistem sosial mengisyaratkan selektivitas saluran dan tindakan komunikatif—suatu mandat untuk menghindari sebagian saluran dan tindakan komunikatif dan menggunakan yang lainnya Scott (1961) mengatakan bahwa organisasi terdiri dari bagian-bagian yang berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya, menerima pesan-pesan dari dunia luar, dan menyimpan informasi. Fungsi komunikasi bagian-bagian ini sekaligus merupakan konfigurasi yang menggambarkan sistem secara keseluruhan .Mungkin dapat dikatakan bahwa, dari sudut pandang sistem, komunikasi adalah organisasi. Hawes (1974), bahkan, menyatakan hal ini: Suatu kolektivitas sosial adalah perilaku komunikatif yang terpolakan; 2016 16 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perilaku komunikatif tidak terjadi dalam suatu jaringan hubungan, tetapi merupakan jaringan itu sendiri Teori Sistem Sibernetika – Norbert Wiener Dalam sistem sibernetika ini ada berbagai komponen yang saling bergantungan yaitu sistem tujuan sebagai pusat kontrol, mekanisme, dan umpan balik. Sebagai contoh badan manusia memiliki sistem tujuan mempertahankan suhu badan agar tetap normal. Sistem tubuh menggunakan berbagai mekanisme untuk dapat mempertahankan tujuan tersebut. Meskipun demikian terkadang perilaku sisitem tidak selamanya seperti apa yang diinginkan. Misalnya pada saat ada bagian tubuh yang terinfeksi maka suhu badan naik. Pada kondisi seperti ini dalam proses siberneti, umpan balik dikirim pada sistem pusat dan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan antara tujuan dan umpan balik maka mekanisme baru harus dikembangkan untuk dapat memperbaikinya. Penerapan teori ini dapat juga diaplikasikan pada komunikasi organisasi, sebagai contoh kehumasan dalam sebuah perguruan tinggi. Perguruan tinggi sedang melakukan inovasi dalam media pembelajaran yaitu menggunakan e-learning. Untuk mendukung sosialisasi tersebut, seorang supervisor atau manajer PR dan anak buahnya duduk bersama untuk mendiskusikan program komunikasi internal organisasi dalam rangka mendukung sosialisasi inovasi organisasi tersebut. Tujuan yang ingin mereka capai adalah dalam dua bulan ke depan 75% dosen sudah paham mengenai e-learning, maka mereka bersama memetakan strategi yang akan diguankan untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka menentukan bahwa divisi PR akan mengkomunikasikannya melalui newsletter , millis universitas dan surat edaran. Setelah itu dua bulan mendatang, manajer PR memonitor anak buahnya melalui laporan evaluasi. Dari evaluasi yang telah dilakukan oleh divisi PR melalui survey ternyata tingkat pengetahuan dosen tentang e-learning rendah bahkan yang paham mengenai program itu kurang dari 50%. Setelah pertemuan itu karena mereka mengganggap target itu masuk akal maka yang mereka lakukan selanjutnya adalah penyesuaian cara baru untuk mencapainya. Dalam kasus di atas, perilaku sistem adalah pertimbangan sosialisasi program inovasi e learning. Tujuannya adalah tingkat pemahaman 75% dosen. Mekanisme berupa pemilihan media informasi dan komunikasi melalui newsletter, millis dan surat edaran. Umpan balik adalah laporan bahwa penggunaan media informasi dan komunikasi kurang efektif, sehingga direncanakan taktik baru. Sibernetik menekankan beberapa aspek dari sisitem. Salah satunya adalah menekankan pada peran dari umpan balik terutama korektif feedback dalam pemeliharaan sistem. 2016 17 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sibernetik juga menekankan pada ketergantungan antar bagian karena mekanisme berkaitan erat dengan tujuan. Tetapi dalam sibernetik ada beberapa aspek dari sistem yang tidak ditekankan yaitu misalnya model sibernetika tidak memperhitungkan pertumbuhan sistem dan juga tidak melibatkan peran dari lingkungan yang mempengaruhi proses sistem. Teori pengorganisasian – Karl Weick Lebih lanjut lagi, dalam kaitannya dengan saling melemparkan pesan dan umpan balik, Karl Weick dalam (Littlejohn;2000, Miller;2002, Griffin;2003), menjelaskan sebuah proses yang disebut dengan pengorganisasian. Teori pengorganisasian Weick ini diterapkan untuk menjelaskan bahwa organisasi adalah sebuah proses hidup. Weick menyamakan pengorganisasi sebagai proses informasi. Informasi merupakan material dasar dalam organsiasi tetapi kenyataannya komunikasi organisasi sering equivokal. Multi interpretasi sering terjadi sehingga untuk menghubungkan sistem dalam hal ini organisasi dan publiknya diperlukan proses pengorganisasian.menggambarkan proses pengorganisasian ini kedalam proses enactmen, seleksi dan retensi Enactmen dalam hal ini dipahami sebagai upaya memahami mengapa sesuatu terjadi, menegosiasikan umpan, membangun prototipe untuk menimbulkan reaksi, membuat pernyataan untuk melihat respon apa yang akan muncul atau menggali sesuatu untuk melihat bagiamana reaksi akan terjadi. Proses selanjutnya setelah enactmen adalah seleksi yaitu membuat informasi masuk akal dengan tujuan membangun arti (constructing meaning) dalam pencapaian pemahaman bersama, serta pembuatan pola. Selanjutnya dari hasil proses seleksi, skema interpretasi atas equivokalitas dapat disimpan dan digunakan kembali di lain waktu. “New Science” system theory Teori ini dapat dibilang baru. Inti dari teori ini adalah Mengenai teori ini memang tidak secara detail dibahas, hanya akan dilihat pokok pikirannya saja. Teori ini disebut sebagai new science karena dalam teori ini, berusaha dijelaskan dinamika yang terjadi organisasi diturunkan dari teori-teori mutakhir yang ada di dalam ilmu pasti seperti fisika dan salah satu cabang dari filasafat yaitu kosmolgi. Dalam beberapa buku teks, teori ini dikenal dengan teori chaos (chaos theory), teori kompleksitas (complexity theory) dan self organizing system theory. Selanjutnya pada saat teori ini diterapkan pada komunikasi organisasi, mencoba melihat komunikasi organisasi dari sudut pandang yang berbeda maka ini disebut sebagi “the new science” theory. Intinya dalam teori ini sistem tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang linear dan setara melainkan sistem adalah kompleks dan sistem adaptif dimana keberaturan dapat muncul 2016 18 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dari ketidakberaturan, dimana waktu membuat berbagai perubahan, efek yang besar dapat muncul dari perubahan kecil. Sistem berdasarkan pandangan ini tidak selamanya masuk akan dan dapat diprediksi. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya kompleksitas, fluktuasi informasi dan inovasi. Pada dasarnya ide komunikasi organisasi yang diturunkan dari “new science” ini meliputi: pentingnya hubungan dalam organisasi. Faktor ini diturunkan dari ide tentang keterkaitan dan ketergantungan dari kewujudan fisika kuantum. Pentingnya partisipasi dalam proses organisasi. Apresiasi terhadap perubahan dan ketidakstabilan dalam organisasi. Dimana dalam hal ini perubahan organisasi dalam sistem yang lebih besar sekalipun dapat dilakukan oleh kelompok yang lebih kecil. Faktor yang lain adalah pentingnya keterbukaan informasi dari dan pada lingkungan.. Dalam hal tertentu dengan segala kelebihan dan kekurangannya, teori ini membuka ide tentang bagaimana kompleks dan kacaunya (chaos) sistem organisasi dapat diarahkan kepada bentuk dan proses organisasi yang baru dan lebih inovatif. Penutup Ringkasan Pada sessi ini dibahas mengenai penekatan human resources dan sistem. Pada pendekatan human resources, tampak bahwa komunikasi antar manusia mulai diperhatikan dan mengambil peranan dalam organisais. Pendektana sistem unik jika dibanding dengan pendekatan yang lain. Jika pada pendektan sebelumnya tampak dengan jelas bagaimana dinamika komunikasi dalam organisasi berlangsung, Pendekatana sistem secara umum menggambarkan bahwa adanya keterkaitan antar bagian di dalam organisasi dan dengan luar organisasi. Lihat pada penjelasan sistem, sub sistem dan supra sistem DAFTAR PUSTAKA CHENEY, GEORGE ET AL 2004, ORGANIZATIONAL COMMUNICATION IN AGE OF GLOBALIZATION : ISSUES, REFLECTION, PRACTICES, WAVELAND P RESS,USA CONRAD, CHARLES 1994, STRATEGIC ORGANIZATIONAL C OMMUNICATION, HARCOURT BRACE, USA, CONRAD, CHARLES & MARSHALL SCOTT POOLE 2002, STRATEGIC ORGANIZATIONAL COMMUNICATION IN A GLOBAL ECONOMY, HARCOURT BRACE, USA DAFT, RICHARD L 2001, ORGANIZATION THEORY AND DESIGN, THOMSON LEARNING , USA 2016 19 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DANIELS, T,D, BARY K,S & MICHAEL J, P 1997, PERSPECTIVES ON O RGANIZATIONAL MC.GRAW HILL, SAN FRANSISCO COMMUNICATION, GIBSON, JANE WHITNEY & RICHARD M HODGETSS 1986, ORGANIZATIONAL COMMUNICATION A MANAGERIAL PERSPECTIVE , HARCOURT, USA GOLDHABER, GERALD M 1990 ORGANIZATIONAL COMMUNICATION, WM.C.B ROWN PUBLISHERS, USA HALL, RICHARD H 1999, ORGANIZATIONS. STRUCTURES, P ROCESS, AND OUTCOMES, PRENTICE HALL, USA HICKS, HERBERT G & G RAY GULLET, G KARTASAPOETRA (ALIH BAHASA) 1987, ORGANISASI TEORI DAN TINGKAH LAKU , BINA AKASAR , JAKARTA HODGE, B.J 1991, ORGANIZATIONAL THEORY A STRATEGIC APPROACH, ALLYN AND BACON, MASSACHUSETTS MILLER, KATHERINE 2003, ORGANIZATIONAL COMMUNICATION APPROACHES, AND PROCESSES, WADSWORTH, USA MYERS, MICHELE TOLELA & GAIL E MYERS 1982, MANAGING BY COMMUNICATION AN ORGANIZATIONAL APPROACH, MC GRAW HILL, JAPAN PACE,R.WAYNE 1994, ORGANIZATIONAL COMMUNICATION, PRENTICE HALL,USA PACE, WAYNE, DEDDY MULYANA (ALIH BAHASA) 2000, KOMUNIKASI O RGANISASI STRATEGI MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN , ROSDAKARYA, BANDUNG ROBBINS, STEPHEN P, JUSUF UDAYA ( ALIH BAHASA) 1994, TEORI ORGANISASI. STRUKTUR, DESAIN DAN APLIKASINYA, ARCAN, BANDUNG SCOTT, W.RICHARD 2003, ORGANIZATIONS. RATIONAL , NATURAL AND OPEN SYSTEMS, PRENTICE HALL, NEW JERSEY SHAFRITZ, JAY M & J.STEVEN OTT 2001, CLASSICS OF O RGANIZATION THEORY, HARCOURT COLLEGE , USA SILVERMAN, D AVID 1970,T HE THEORY OF ORGANIZATIONS, HEINEMANN, LONDON WESTWOOD, ROBERT & STEWART CLEGG 2003, DEBATING ORGANIZATION POINT-COUNTERPOINT IN ORGANIZATIONAL STUDIES, BLACKWELL PUBLISHING , UK ZALABAK, PAMELA SHOCKLEY 1991, FUNDAMENTALS OF O RGANIZATIONAL COMMUNICATION, KNOWLEDGE , SENSITIVITY, SKILLS, VALUES, LONGMAN, NEW YORK, 2016 20 Komunikasi Organisasi Ida Anggraeni Ananda Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id