79 PENGARUH EARNING PER SHARE, NET PROFIT MARGIN, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013) Nur Hidayati Murtiningrum Jurusan Akuntansi STIE Widya Dharma Surabaya ABSTRAK Kinerja keuangan perusahaan merupakan hal yang sangat penting yang harus diketahui oleh investor dalam menilai suatu saham perusahaan. Kinerja keuangan dapat dilihat dari rasio-rasio keuangan dalam laporan keuangan perusahaan terutama faktor fundamental (EPS, NPM, ROA, ROE, DER) terhadap return saham. Agar harga saham perusahaan di pasar modal tetap diminati oleh investor, maka capital gain sebagai bentuk dari return saham sangat diharapkan oleh investor. Permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah Earning per Share berpengaruh terhadap Retun saham (2) Apakah Net Profit Margin berpengaruh terhadap Retun saham, (3) Apakan Return on Asset berpengaruh terhadap Retun saham. Jenis penelitian ini termasuk penelitian penjelasan (explanatory research). Disebut penelitian eksplanasi, karena: (1) menjelaskan gejala secara empiris untuk mengkaji hasil penelitian berdasarkan teori yang ada, (2) peneliti berusaha mencari jawaban terhadap permasalahan dan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, (3) mengetahui hubungan antar variabel independen dan variabel dependen. Populasi dalam penelitian adalah perusahaan–perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia dengan variabel periode pengamatan tahun 2012 - 2013, dengan jumlah keseluruhan 132 perusahaan manufaktur. Sampel dihitung berdasarkan kriteri berjumlah 43 perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan variabel Earning per Share, Net Profit Margin, dan Return on Asset berpengaruh terhadap Return Saham sebesar 0,420 atau 42,0%. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya nilai F hitung 6,507 > F Tabel 3,33 dan nilai signifikansi hitung 0,002 < kecil dari 0,05 atau 5 %. Berarti terdapat pegaruh secara simultan variabel Earning per Share, Net Profit Margin, dan Return on Asset terhadap Return Saham. Sedangkan secara parsial terdapat pengaruh antara variabel Earning per Share terhadap return saham sebesar 0,325 atau 32,5%. Variabel net profit margin terhadap return saham 0,673 atau 67,3%. Variabel Return on Asset terhadap return saham 0,050 atau 5,0%. Setelah dilakukan uji T dan uji Sig menunjukan bahwa secara parsial terdapat pengaruh antara Earning per Share, Net Profit Margin terhadap return saham, sedang Return on Asset tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Key words: Earning per Share, Net Profit Margin, Return on Asset, Return Saham. PENDAHULUAN Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi dalam suatu periode tertentu terhadap sekuritas terutama saham. Return ini penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain atau capital loss, merupakan selisih dari harga sekuritas sekarang dengan periode yang lalu. Jika harga sekuritas sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga sekuritas periode yang lalu (P t-1) terjadi keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya akan terjadi kerugian modal ( capital loss ). Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Return total dapat juga dihitung dari 80 penjumlahan capital gain (loss) dan dividend yield. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung semakin besar return yang harus dikompensasikan. Secara umum terdapat dua pendekatan yang sering digunakan oleh investor untuk menganalisis dan menilai saham di pasar modal, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal (Bodie, et al, 2005). Analisis fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai perusahaan. Analisa fundamental menitik beratkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat. Tujuan analisis fundamental adalah untuk menentukan apakah nilai saham berada pada posisi underpriced atau overpriced. Saham dikatakan underpriced bilamana harga saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya (nilai intrinsik), dan saham dikatakan overpriced apabila harga saham di pasar saham lebih besar dari nilai intrinsiknya. Analisis fundamental berlandaskan atas kepercayaan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut (Murtanto dan Harkivent, 2000). Kinerja keuangan perusahaan dituangkan dalam bentuk laporan keuangan dan diukur dengan alat ukur dalam bentuk rasio yang diantaranya berupa rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. Crabb (2003) menyatakan bahwa: ”Fundamental analysis is an examination of corporate accounting reports to asses the value of company, that investor can use to analysze a company’s stock prices”. Pernyataan ini menggambarkan bahwa informasi akuntansi atau laporan keuangan perusahaan dapat digunakan oleh investor sebagai faktor fundamental, untuk menilai harga saham perusahaan. Rasio-rasio keuangan yang dipakai sebagai analisis faktor-faktor fundamental seperti cash flow untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan (Robert Ang, 1997). Rasio keuangan dikelompokkan dalam lima jenis yaitu: (1) rasio likuiditas; (2) rasio aktivitas; (3) rasio profitabilitas; (4) rasio solvabilitas (leverage); dan (5) rasio pasar. Rasio profitabilitas terdiri dari enam rasio yaitu: gross profit margin (GPM), net profit margin (NPM), operating return on assets (OPROA), return on asset (ROA) atau sering disebut return on investment (ROI), return on equity (ROE), dan operating ratio (OPR). Earning per Share Earning per share (EPS) merupakan rasio yang menggambar kan tingkat laba yang diperoleh oleh para pemegang saham, dimana tingkar laba (per lembar saham) menunjukkan kinerja perusahaan terutama dari kemampuan laba yang dikaitkan dengan pasar. EPS menunjukkan bahwa semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya, maka hal akan mempengaruhi return saham perusahaan tersebut di pasar modal. Oleh sebab itu, perusahaan yang stabil akan memperlihatkan stabilitas pertumbuhan EPS, sebaliknya perusahaan yang tidak stabil akan memperlihatkan pertumbuhan yang fluktuatif. Beberapa bukti empiris yang mendukung teori tersebut seperti yang dilakukan oleh Dodd dan Chen (1996). Hasil penelitian dari Dodd dan Chen (1996) menunjukkan bahwa 81 EPS berpengaruh positif terhadap return saham. Penelitian oleh Kilic, et al (1998) pada Bursa Efek Turki dengan sampel saham perusahaanperusahaan manufaktur pada tahun 1993-1997, menemukan bahwa EPS merupakan variabel yang berpengaruh terhadap return saham. Catur Wulandari (2005); Yogo Purnomo (1998); Imron Rosyadi (2002) masing-masing menunjukkan bahwa EPS hubungan yang positif dan signifikan terhadap return saham. Berbeda denagn penelitian yang dilakukan Rita Kusumawati (2004) mendapati bahwa semua factor fundamental yang diteliti termasuk EPS tidak signifikan terhadap return saham. Oleh karena dari penelitian tersebut masih menunjukkan perbedaan hasil, sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang “bagaimana pengaruh EPS terhadap return saham”. Net Profit Margin Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba setelah pajak (EAT) dengan penjualan. Net Profit Margin termasuk dalam salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap penjualan. Rasio ini memberikan gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai prosentase dari penjualan. Net Profit Margin juga dapat digunakan untuk mengukur seluruh efisiensi, baik produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penetuan harga maupun manajemen pajak (Prastowo, 1995). Bambang Riyanto (2001:37) : "Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales. " Munawir (2004:89): “Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubung kan dengan penjualannya" Husein Umar (2005:216): "Margin Laba Usaha mencerminkan kemampuan Manajemen untuk menghasilkan laba setelah beban operasi/usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan" Kasmir (2009:196), Profit Margin adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan, rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Halim dan Sarwoko (1999: 62) menyatakan “net profit margin yakni perbandingan antara laba bersih (laba setelah biaya bunga dan pajak/EAT) dengan penjualan”. Kemudian Husnan dan Pudjiastuti (2004:74) menyatakan “rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan operasional diperoleh dari setiap rupiah penjualan”. Kemudian Van Horne dan Wachowicz (2005:224) berpendapat bahwa “marjin laba bersih merupakan ukuran profitabilitas dari penjualan sesudah memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan”. Semakin tinggi rasio Net Profit Margin berarti laba yang dihasilkan oleh perusahaan juga semakin besar maka akan menarik minat investor untuk melakukan transaksi dengan perusahaan yang bersangkutan. Karena secara teori jika kemampuan emiten dalam menghasilkan laba semakin besar maka harga saham perusahaan dipasar modal juga akan mengalami peningkatan, sehingga secara teoritis NPM berpengaruh positif terhadap return saham. Beberapa bukti empiris yang mendukung teori tersebut seperti yang dilakukan oleh Rechtmawan Dwipayana (2007) menunjukkan bahwa NPM positif dan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kilic, et al (1998) yang menyatakan bahwa NPM berpengaruh terhadapa return saham. Asyik dan 82 Sulistyo (2000) hasil penelitian menunjukkan bahwa NPM berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan. Sedangkan Imron Rosyadi (2002) menyatakan bahwa EPS secara simultan dengan EPS, ROA dan DER berpengaruh terhadap return saham. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Machfoedz (1994) menunjukkan hasil bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan. Demikian juga Catur Wulandari (2005) menyatakan bahwa NPM secara signifikan tidak berpengaruh terhadap return saham. Bukti-bukti empiris tersebut masih terdapat perbedaan hasil penelitian (research problem), sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut “bagaimana pengaruh NPM terhadap return saham”. Return on Asset Return on Asset (ROA) merupakan ukuran seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh kekayaan (aktiva) yang dimiliki perusahaan. Return on Assets (ROA) menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. ROA digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan jumlah assets yang dimiliki, ROA akan dapat menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan akan berdampak pada pemegang saham perusahaan. ROA yang semakin bertambah menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang diterima semakin meningkat, atau semakin meningkatnya harga maupun return saham. Dengan meningkatnya ROA berarti kinerja perusahaan semakin baik dan sebagai dampaknya harga saham perusahaan semakin meningkat. Dengan meningkatnya harga saham, maka return saham perusahaan yang bersangkutan juga meningkat. Dengan demikian ROA berhubungan positif terhadap return saham. Return on asset (ROA) atau sering disebut return on investment (ROI). M.Hanafi (2008: 42) mengatakan return on investment adalah mengukur kemampuan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Pengertian return on investment menurut Agus Sartono (2001:123): "Return On Investment atau return on assets menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan." Selanjutnya menurut Husein Umar (2005:216): "return on investment (ROI) mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan". Sutrisno (2009:267) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (tingkat pengembalian), yang akan digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan. Beberapa bukti empiris yang mendukung teori tersebut seperti yang dilakukan oleh Syahib Natarsyah (2000) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Gordon (1996) hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap harga saham. Nur Chozaemah (2004) menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan Barang dan Konsumsi yang go public di BEJ. 83 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pancawati Hardiningsih dkk (2002) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan dan positif terhadap return saham. Ambrose (2009) menunjukkan bahwa ROA positif dengan return saham. Nur Chozaemah (2004) ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Rina Trisnawati (1999) menunjukkan bahwa return on assets (ROA) tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham di pasar perdana (saat IPO) maupun return saham dipasar sekunder. Hebble (2009) menunjukkan bahwa ROA tidak signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian dari Imam Ghozali dkk (2002) yang menunjukkan bahwa ROA tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Earning per share (EPS) terhadap Return Saham. H1: EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham 2. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham. H2: NPM berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham 3. Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Return Saham H3: ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham Kerangka Konseptual Model konseptual teori atau kerangka berpikir sebagai paradigma penelitian yang dapat dijelaskan pada Gambar1. EPS NPM Return Saham ROA Gambar 1. Model Kerangka Konseptual Teori Variabel independen Earning per share (EPS), Net Profit Margin, Return on Assets. Sedang variabel dependen adalah return saham. METODE Rancangan penelitian ini adalah survei (survey). Menurut John W. Creswell (2003:153) A survey design provides a quantitative or numeric description of trends, attitudes, or opinions of a population by studying a sample of that population. Sedang menurut Davis dan Cosenza (1993), survei adalah rancangan penelitian di mana peneliti hanya mengukur variabel yang ada dan tidak memanipulasi variabel tersebut, serta utamanya ditujukan untuk mencari hubungan di antara variabel-variabel dan menguji sejumlah hipotesis. Tergolong Survei karena penelitian ini bertujuan untuk membuat generalisasi yang ditarik dari sampel tentang beberapa karakteristik, sikap atau perilaku dari populasi (Hasan, 1990). Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian lapangan (field study) untuk menguji hipotesis dan variabel-variabel yang akan dianalisis dimasukan dalam suatu model persamaan. Jenis penelitian ini termasuk penelitian penjelasan (explanatory research). Disebut penelitian eksplanasi, karena: (1) Menjelaskan gejala yang ditimbulkan oleh obyek penelitian (2) Peneliti berusaha mencari jawaban terhadap venomena 84 faktor-faktor yang mempengaruhinya (3) Menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan (Donald and William, 1977). Penelitian ini juga tergolong jenis asosiatif, yaitu penelitian yang berusaha untuk melihat hubungan atau pengaruh antara dua variabel, seberapa besar hubungan itu serta bagaimana arah hubungan tersebut. Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti, karenanya dipandang sebagai semesta penelitian (Ferdinand, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah 148 perusahaan manufaktur dan yang tercatat di BEI. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti karakteristiknya. Sampel penelitian sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 1998). Besarnya jumlah sampel yang diambil dari populasi dalam penelitian tidak ada ketentuan baku ataupun rumusan yang pasti, hanya saja semakin besar penggunaan sampel dalam suatu penelitian akan semakin baik (Borg & Gall, 1983). Pemilihan sampel dilakukan secara purposive dengan kriteria: 1. Perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI dengan laporan keuangan lengkap dan telah diaudit periode 2012-2013. 2. Perusahaan tidak mempunyai ekuitas negatif, tidak rugi usaha dan melakukan kuasi reorganisasi periode 2012-2013. 3. Perusahaan tidak melakukan merger dan delisting periode 20122013. Jumlah sampel yang ditetapkan berdasar kriteria adalah sebesar 47 perusahaan yang terpilih sebagai sampel. Penetapan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling, sesuai kriteria. Dalam penelitian ini, data sekunder dikumpulkan dengan cara melakukan metode dokumentasi. Data diperoleh dari internet, yaitu www.idx.go.id dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD) untuk memperoleh data laporan keuangan tahunan publikasian tahun 2012-2013. Justifikasi ini ditegaskan oleh Sekaran (2009;55) bahwa data sekunder salah satunya dapat diunduh melalui internet. Dari laporan keuangan tersebut diambil informasi yang relevan dengan variabel-variabel dalam penelitian serta metode untuk mengklasifikasikan perusahaan. Teknik Analisis Data Untuk menganalisa data penelitian harus menggunakan teknik atau metode cara tepat agar hasilnya sesuai dengan tujuan penelitian. Metode analisis data ini penulis menggunakan program SPSS 17.0 dengan taraf (α) signifikansi sebesar 5%. 1. Analisis deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009). Statistik deskriptif yang digunakan antara lain mean, standard deviation, maximal dan minimal. 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus 85 terdistribusi normal yang berarti data akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa & Ashari, 2005 : 231). Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (Ghozali 2007:91). Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas ini digunakan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu ke pengamatan lainnya atau disebut (heteroskedastisitas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji apakah telah terjadi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scaterplot dimana apabila titik-titik dalam grafik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas, namun sebaliknya jika titik-titik membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah kerelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Autokorelasi menunjukan adanya kondisi yang berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi (Algifari, 2000). Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (time series). Data penelitian ini sudah dilakukan uji asumsi klasik yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi. HASIL Temuan-temuan dari analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Secara Simultan Besarnya pengaruh variabel Earning per share (EPS), Net Profit Margin, dan Return on Asset terhadap return saham ialah sebesar 0,844 atau 84,4% sedangkan sisanya 15,6 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi ini. Untuk menguji apakah model regresi sudah benar atau layak dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F dan uji signifikansi. Besarnya F-hitung 87.153 > F-Tabel 3.186 berarti model regresi sudah benar dan layak. Demikian juga angka signifikansi 0,000 < 0,05 tingkat signifikansi yang ditetapkan, berati model regresi ini juga sudah benar dan layak. Berarti terdapat pegaruh secara simultan variabel Earning per Share, Net Profit Margin, dan Return on Asset terhadap Return Saham. 2. Uji Secara Parsial 2.1. Uji Hipotesis 1: Earning per Share berpengaruh positif terhadap Return Saham Dari hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Earning per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham sebesar 0,325 atau 32,5%. Hal ini ditunjukkan bahwa nilai t-hitung 2,068 > dari t-tabel 2,045 artinya signifikan, dan nilai p-value 0,048 < 0,05 artinya juga signifikan. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima artinya Earning per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham terbukti kebenarannya. 2.2. Uji Hipotesis 2: Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Return Saham 86 Dari hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham sebesar 0,673 atau 67,3%. Hal ini ditunjukkan bahwa nilai t-hitung 4,195 > dari t-tabel 2,045 artinya signifikan, dan nilai p-value 0,000 < 0,05 artinya juga signifikan. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima artinya Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham terbukti kebenarannya. return saham akan meningkat sebesar 0,304. 4. Jika Return on Assets ditingkatkan sedang Earning per Share dan Net Profit Margin tetap, maka return saham akan meningkat sebesar 0,035. Hasil persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa koefisien regresi semua variabel bebas: EPS, NPM, dan ROA bertanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan EPS, NPM, dan ROA akan dapat meningkatkan return saham. 2.3. Uji Hipotesis 1: Return on Assets berpengaruh positif terhadap Return Saham Dari hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Return on Assets tidak berpengaruh terhadap return saham sebesar 0,050 atau 5,0%. Hal ini ditunjukkan bahwa nilai t-hitung 0,328 < dari t-tabel 2,045 artinya tidak signifikan, dan nilai p-value 0,745 > 0,05 artinya juga tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima artinya Return on Assets tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. PEMBAHASAN 1. Pengaruh Earning per Share terhadap Return Saham Hasil ini menunjukan bahwa dari beberapa bukti empiris yang mendukung teori tersebut seperti yang dilakukan oleh Dodd dan Chen (1996). Hasil penelitian dari Dodd dan Chen (1996) menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap return saham. Penelitian oleh Kilic, et al (1998) pada Bursa Efek Turki dengan sampel saham perusahaanperusahaan manufaktur pada tahun 1993-1997, menemukan bahwa EPS merupakan variabel yang berpengaruh terhadap return saham. Catur Wulandari (2005); Yogo Purnomo (1998); Imron Rosyadi (2002) masing-masing menunjukkan bahwa EPS hubungan yang positif dan signifikan terhadap return saham. Hasil yang berbeda penelitian yang dilakukan oleh Claude, at al (1996) berhubungan dengan EPS lebih banyak disorot dari segi price earning ratio (PER)-nya. Penelitian tersebut tidak menghubungkan antara EPS dengan return saham Demikian juga Rita Kusumawati (2004) mendapati bahwa semua factor fundamental yang diteliti termasuk EPS tidak signifikan terhadap return saham. Yeye Susilowati (2011) variabel EPS, NPM, ROA, ROE semua tidak berpengaruh signifikan Persamaan Model Regresi Berdasar output SPSS pada tabel coefficient persamaan regresi dapat di rumuskan sebagai berikut : Y= 0,203 + 0,001 X1+ 0,304 X2 + 0,035 X3 Persamaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Jika segala sesuatu pada variabel independen dianggap konstan, maka return saham adalah 0,203. 2. Jika Earning per Share ditingkatkan sedang Net Profit Margin, dan Return on Assets tetap, maka return saham akan meningkat sebesar 0,001. 3. Jika Net Profit Margin ditingkatkan sedang Earning per Share, dan Return on Assets tetap, maka 87 terhadap return saham kecuali DER berpengaruh positif terhadap return saham. Oleh karena dari penelitian tersebut masih menunjukkan perbedaan hasil, sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang “bagaimana pengaruh EPS terhadap return saham”. Sementara Sahib Natarsyah (2000) menunjukkan bukti bahwa ROA secara signifikan berpengaruh terhadap return saham di pasar sekunder. Minar Simanungkalit (2009) hasil serempak (uji F) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. 2. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Return Saham Hasil penelitian ini menunjukan bukti empiris penelitian yang mendukung seperti dilakukan Kilic, et al (1998) yang menyatakan bahwa NPM berpengaruh terhadapa return saham. Asyik dan Sulistyo (2000) hasil penelitian menunjukkan bahwa NPM berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan. Sedangkan Imron Rosyadi (2002) menyatakan bahwa EPS secara simultan dengan EPS, ROA dan DER berpengaruh terhadap return saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Machfoedz (1994) menunjukkan hasil bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan. Demikian juga Catur Wulandari (2005) menyatakan bahwa NPM secara signifikan tidak berpengaruh terhadap return saham. Bukti-bukti empiris tersebut masih terdapat perbedaan hasil penelitian (research problem), sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut “bagaimana pengaruh NPM terhadap return saham”. Namun dalam kenyataannya teori tersebut mendukung penelitian yang dilakukan beberapa peneliti sebelumnya. Salah satu bukti empiris yang dilakukan Rina Trisnawati (1999) menunjukkan bahwa return on assets (ROA) tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham di pasar perdana (saat IPO) maupun return saham dipasar sekunder. Hebble (2009) menunjukkan bahwa ROA tidak signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian dari Imam Ghozali dkk (2002) yang menunjukkan bahwa ROA tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham. Dari dua kelompok hasil penelitian tersebut (di pasar perdana dan di pasar sekunder) ternyata menunjukkan hasil yang berbedabeda, sedangkan teori yang mendasari menyatakan semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin baik dan harga saham semakin tinggi ternyata tidak terbukti, sehingga masih muncul permasalahan penelitian tentang “bagaimana pengaruh ROA terhadap return saham”di periode berikutnya. 3. Pengaruh Return on Assets terhadap Return Saham Hasil penelitian ini menunjukan bukti empiris bahwa hasil penelitian tidak mendukung dari penelitian Pancawati Hardiningsih dkk (2002) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan dan positif terhadap return saham. Ambrose (2009) menunjukkan bahwa ROA positif dengan return saham. Nur Chozaemah (2004) ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. SIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Earning per Share terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 88 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Net Profit Margin mempunyai pengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return on Assets mempunyai pengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Implikasi Teori Secara teori penelitian ini memberikan justifikasi ilmiah apakah variabel EPS, NPM, dan ROA mempunyai pengaruh terhadap return saham. Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana diuraikan sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi implikasi teoritis sebagai berikut: 1. Variabel independen EPS, NPM, ROA, tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, namun demikian bukan berarti secara teoritis menyimpang. Variabelvariabel independen tersebut masih dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut, karena masih berpengaruh positif terhadap return saham, dan juga diketahui bahwa nilai signifikansi variabel EPS dan ROE masih dibawah nilai signifikansi marjinal 10%, sehingga EPS dan ROE masih sangat potensial digunakan sebagai variabel yang mempengaruhi return saham. 2. Bagi para akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dibidang manajemen keuangan terutama yang terkait dengan faktor-faktor fundamental dan return saham. digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi investor dan manajemen sebagai berikut: 1. Investor sebaiknya juga memperhatikan faktor-faktor diluar EPS, NPM, dan ROA yang mencerminkan kinerja keuangan perusahaan selain return saham misalnya Debt to Equity Ratio. 2. Bagi manajemen, faktor kinerja keuangan selain sangat diperlukan oleh para investor untuk menilai return saham, return saham juga diperlukan untuk kemakmuran para pemegang saham. DAFTAR RUJUKAN Ambrose. 2009. “Secured Debt and Corporate Performance Evidence FEITs”. The Pennsy Luania State University, National University of Singapure. Asyik, Nur Fajrih dan Soelistyo. 2000. “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba (Penetapan Rasio Keuangan sebagai discriminator)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 15, No.3: 313-331. Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPEE UGM, Yogyakarta Bodie, Zvi, Kane, Alex. & Marcus, Alan J. 2005. Investmens. 6 Th Edition. New York:Mc Graw Hill Catur Wulandari. 2005. Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental terhadap Perbahan Harga Saham di BEJ. Tesis. FE UMM. Implikasi Kebijakan Setelah mengatahui hasil penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah menguraikan implikasi kebijakan yang dapat Claude. et al., 1996. “Political Risk, Economic Risk, and Finacial Risk”. Finacial Analysis Journal, Nov-Dec: 29-45. 89 Crabb, Peter R. 2003. “Finance and Investment using The Wall Street Journal”, McGraw-Hill, New York. Creswell, John W. 2004. Research Design. California: Sage Publications, Inc. Dodd, J.L. dan Simmin, Chen. 1996. “EVA a New Pancea?”. B&E Reviev, July-September, pp.26-28. Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Edisi 2. Semarang. BP Universitas Diponegoro. Gordon. 1996. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham Perusahaan Industri”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Vol. 4. Halim dan Sarwoko. 1999. Manajemen Keuangan . Yogyakarta: BPFE. Hanafi Mamduh M. 1996. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Hasan, M.Z. 1990. Statistik Inferensial Lanjut: Analisis Regresi dan Jalur. Malang: PPTK IKIP Malang. Hebble Annette. 2005. “Corporate Governance and Firm Characteristic”, Journal of Business of Economics, Universitas of St Thomas. Husein, Umar. 2005. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia: Pustaka Utama. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro, Semarang. Imron Rosyadi. 2002. “Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Harga Saham”. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol.1, No. 1. Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPEE UGM: Yogyakarta. Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Mas’ud Machfoed. 1994. “Financial Ratio Analysis and The Prediction of Eraning Changs in Indonesia”, Kelola, No. 7/III/1994:114-134. Minar Simanungkalit. 2009. Pengaruh Profitabilitas dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman Terbuka di Indonesia. Tesis. USU. Medan. Murtanto dan Harkivent. 2000. “Analisis Pengaruh Infromasi Laba”, Jurnal Ekonomi, Vol.6 No.3, hal. 992-1021. Noer Sasongko dan Nila Wulandari. 2006. Pengaruh EVA Dan RasioRasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Jurnal Ekonomi, Vol 19. Hal 64-79. Nur Chozaemah. 2004. Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental terhadap Perubahan Harga Saham (Studi pada Perusahaan Barang dan Konsumsi yang Go Public Di BEJ). Tesis. UMM. Pancawati Pancawati, L. Suryanto dan Anies Chariri. 2001. “Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko 90 Ekonomi terhadap Return Saham pada Perusahaan di BEJ: Studi Kasus Basic Industry dan Chemical”. Jurnal Bisnis Strategi vol.8, Desember 2001, th VI Program MM UNDIP. Prastowo. 1995. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. AMP YKPN, Jakarta. Rechtmawan Dwipayana. 2007. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham pada Sektor Perbankan di BEJ Periode Tahun 2003-2006. Tesis. UNDIP. Semarang Rina Trisnawati. 1999. “Pengaruh Informasi Prospektus pada Return Saham di Pasar Modal”. Simposium Nasional Akuntansi II dan Rapat Anggota II. Ikatan Akuntan Indonesia, Kompartemen Akuntan Pendidik, 24-25 Sept.,hal. 1-3. Rita Kusumawati. 2004. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap return Saham Kasus pada Perusahan Manufaktur Di BEJ Periode 1998-2001. Jurnal Analisis Bisnis dan Ekonomi, Vol 2. Hal 69-83. Riyanto, Bambang. 2008. Dasardasar Pembelajaran Perusaha an.Yogyakarta: BPFE. Robert Ang. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta. Mediasoft Indonesia. Sekaran, Uma. 2006. Research Methode For Business: Metodologi Penelitian Untuk bisnis. Jakarta. Salemba Empat. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Penerbit: Alfabeta,. Syahib Natarsyah. 2000. “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go-Public Di Pasar Modal Indonesia)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15 No. 3. Yeye Susilowati, dan Tri Turyanto. 2011. ”Reaksi Signal Rasio Profitabilitas terhadap Return Saham Perusahaan”. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol 3 nomor 1. Semarang, Universitas Stikubank. Yogo Purnomo. 1998. “Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Harga Saham”, Usahawan, Desember. No.12, Th XXVII:33-38. Van Horne, James C. and John M. Wachowicz. 2005. Fundamentals of Financial Management/Prinsipprinsip Manajemen Keuangan.(Edisi Kedua Belas). Jakarta: Salemba Empat. 91 LAMPIRAN Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel No. Variabe l 1. Return Saham Definisi Pengurangan harga saham pada tahun t dengan harga saham tahun sebelumnya kemudian dibagi dengan harga saham sebelumnya. 2. EPS Rasio antara earning after taxs terhadap total saham yang diterbitkan 3. NPM Rasio antara earning after tax terhadap net sales 4. ROA Rasio antara earning after tax terhadap total asset Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini Pengukuran Skala Pengukuran Referensi Pt Pt 1 Pt 1 Rasio Jogiyanto (2000) EAT Ss Rasio Tandelilin (2001) EAT Net Sales Rasio Prastowo (1995) EAT Total Aktiva Rasio Tandelilin (2001)