Naskah Lengkap Artikel - Jurnal AKBID Citra Medika Surakarta

advertisement
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TENTANG
TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI BPM SITI MURSIDAH
NGARGOTIRTO SUMBERLAWANG SRAGEN
Knowledge Level Of Pregnant Women Primigravida Danger Sign In Pregnancy BPM
Siti Mursidah Ngargotirto Sumberlawang Sragen
Nur Hikmah, Nurhayati
Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta
ABSTRACT
Danger signs of pregnancy are the signs that indicate the presence of hazards that
occur during pregnancy / antenatal period , which if not reported or are not detected
can lead to maternal death. The purpose of this study was to determine the level of
knowledge of danger signs primigravida pregnancies in BPM Siti Mursidah
Ngargotiro Sumberlawang.
The design of this study was descriptive research. Nonprobability sampling with
sampling techniques types of accidental sampling, sample size of this study was 30
respondents. Data obtained by questionnaire and analyzed using univariate analysis.
Based on the results of the study indicate the level of knowledge of primigravida
pregnant women on danger signs of pregnancy less there are 25 respondents
(83.33%), in terms of knowledge of primigravida pregnant women about the danger
signs of pregnancy good understanding there were 15 respondents (50%). knowledge
primigravida pregnant women about the danger signs of pregnancy first trimester
less there are 23 respondents (76.67%), the second trimester is less there are 17
respondents (56.66%), less the third trimester there were 26 respondents (86.66%).
The conclusion that the level of knowledge of pregnant women about the danger signs
of pregnancy primigravida majority less . Based on the definition of a good majority
of the danger signs of pregnancy , based on the first trimester of pregnancy danger
signs lacking a majority, the majority is less second trimester, third trimester
majority less.
Keywords : Knowledge , danger signs of pregnancy
Ibu (AKI) dan kematian anak
dibandingkan dengan Negara-negara
ASEAN
yang
menuntut
tenaga
kesehatan terutama di bidang kebidanan,
agar
mampu
berkontribusi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kesehatan ibu hamil adalah aspek yang
PENDAHULUAN
Kesehatan ibu dan anak sangat
menentukan untuk tercapainya kualitas
hidup yang baik pada keluarga dan
masyarakat. Di Indonesia dihadapakan
pada masih tingginya Angka Kematian
18
penting untuk diperhatikan dalam siklus
kehidupan seorang perempuan karena
sepanjang masa kehamilannya dapat
terjadi komplikasi yang tidak diharapkan
(Salmah et al, 2006).
Menurut Depkes RI (2008), Angka
Kematian Ibu (AKI) sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan
yang paling utama. Angka Kematian Ibu
menurun dari 307 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2002 menjadi 228 per
100.000 kelahiran hidup. Target tahun
2014 adalah 110 per 100.000 kelahiran
hidup.Kematian
saat
melahirkan
biasanya
menjadi
faktor
utama
mortalitas wanita muda pada masa
puncak produktifitasnya.
Penyebab kematian ibu di Indonesia
adalah
perdarahan,
pre-eklampsi/
eklampsi dan infeksi (Wiknjosastro,
2002: 19). Kematian ibu juga diwarnai
oleh hal-hal nonteknis yang masuk
kategori penyebab mendasar seperti
rendahnya
status
wanita,
ketidakberdayaannya
dan
taraf
pendidikan rendah
(Saifudin
et all 2006 : 6).
Menurut Kusmiyati dkk (2008: 1)
kehamilan
merupakan
hal
yang
fisiologis. Namun kehamilan yang
normal dapat berubah menjadi patologis.
Salah satu yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan untuk mencegah adanya
adanya resiko itu yaitu dengan
pendeteksian dini adanya komplikasi
kehamilan. Salah satu cara adalah
mengenalkan tanda bahaya kehamilan
sedini mungkin.
Berdasarkan survei pendahuluan pada
kunjungan ibu hamil di BPM Siti
Mursidah
Ngargotirto
Kecamatan
Sumberlawang
Kabupaten
Sragen
didapatkan 10 primigravida yang
periksa, 3 ibu hamil tahu tentang tanda
bahaya kehamilan dan 7 ibu hamil tidak
tahu tanda bahaya kehamilan, walaupun
ibu hamil sudah mendapatkan buku KIA
yang salah satu halamannya berisi
pengetahuan tentang tanda bahaya pada
kehamilan, namun pengetahuan ibu
hamil tentang tanda bahaya pada
kehamilan masih kurang.
Tujuan penelitian adalah mengetahui
tingkat
pengetahuan
ibu
hamil
primigravida tentang tanda bahaya pada
kehamilan di BPM Siti Mursidah
Ngargotirto Kecamatan Sumberlawang
Kabupaten Sragen.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini adalah
penelitian deskriptif, metode penelitian
deskriptif
adalah
suatu
metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau
deskriptif tentang suatu keadaan secara
obyektif. Metode penelitian deskriptif
yang digunakan untuk memecahkan atau
menjawab permasalahan yang sedang
dihadapi
pada
situasi
sekarang
(Notoatmodjo, 2005: 183).
Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2007: 81).
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
hamil
primigravida di BPM Siti
Mursidah
Ngargotirto
Kecamatan
Sumberlawang
Kabupaten
Sragen.
Dalam penelitian ini menggunakan
teknik pengambilan sampel secara
sampel jenuh/ total sampel yaitu
pengambilan sampel yang dilakukan
dengan mengambil semual kasus/
responden (Notoatmodjo, 2005: 85).
19
Intrumen dalam penelitian ini,
peneliti
menggunakan
kuesioner,
kuesioner
dalam
penelitian
ini
digunakan untuk menilai pengetahuan
ibu tentang tanda bahaya kehamilan.
Kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup karena jawaban yang
telah disediakan oleh peneliti, dan
responden menjawab pernyataan dengan
memberi tanda “√” pada kolom jawaban
yang telah tersedia. Pilihan jawaban
yang digunakan adalah benar dan salah.
Setiap jawaban jenis pernyataan
favourable, jika responden menjawab
benar maka nilai 1, jika menjawab salah
maka nilai 0. Untuk setiap jawaban jenis
pernyataan unfavourable, jika responden
menjawab salah maka nilai 1, jika benar
maka nilai 0.
Setelah data terkumpul dan hasil
instrumen yang digunakan data tersebut
dianalisa. Anaslisa yang digunakan
adalah analisa unvarian. Dan analisa
unvarian yaitu analisa yang dilakukan
terhadap tiap data hasil penelitian. Pada
umumnya dalam data analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan prosentase
dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005:
188). Untuk analisi setiap pertanyaan
menggunakan perhitungan prosentase
yaitu :
F
P=
X 100%
N
Keterangan
P : Prosentase
F : Frekuensi hasil pencapaian
N : Jumlah skor tertinggi
( Partino dan Idrus, 2009 : 32 )
Dari
data
hasil
pengukuran
pengetahuan
berdasarkan
jawaban
responden dapat dikategorikan dalam
beberapa kategori :
1. Baik apabila skor responden 66-100%
2. Cukup apabila skor responden 5665%
3. Kurang apabila skor responden ≤
55%
( Arikunto, 2006: 220 ).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
karakteristik
responden
berdasarkan umur mayoritas responden
berumur kurang dari 20 tahun sejumlah
16 responden (53,33%), pendidikan
mayoritas
responden
mempunyai
pendidikan SD sejumlah 19 responden
(63.33%),
pekerjaan
mayoritas
responden
bekerja
sejumlah
23
responden (76,66%), media info
mayoritas
responden
mendapat
informasi dari buku sejumlah 15
responden (50%).
1. Tingkat Pengetahuan Tentang Tanda
Bahaya Kehamilan.
Tabel 1 Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan.
No Kriteria Frekuensi Prosentase
1
Baik
3
10%
2
Cukup
2
6,67%
3
Kurang 25
83,33%
Jumlah
30
100%
2. Tingkat Pengetahuan Pengertian
Tanda Bahaya Kehamilan
Tabel 2 Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan
No Kriteria Frekuensi Prosentase
1
Baik
15
50%
2
Cukup 0
0
3
Kurang 15
50%
Jumlah
30
100%
20
3. Tingkat Pengetahuan Tentang Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester I
Tabel 3 Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan trimester I
No Kriteria Frekuensi Prosentase
1
Baik
4
13,33%
2
Cukup
3
10%
3
Kurang 23
76,67%
Jumlah
30
100%
4. Tingkat Pengetahuan Tentang Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester II
Tabel 4 Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan trimester II
No Kriteria Frekuensi Prosentase
1
Baik
8
26,67%
2
Cukup 5
16,67%
3
Kurang 17
56,66%
Jumlah
30
100%
5. Tingkat Pengetahuan Tentang Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester III
Tabel 5 Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan trimester III
No Kriteria Frekuensi Prosentase
1
Baik
2
6,67%
2
Cukup
2
6,67%
3
Kurang 26
86,66%
Jumlah
30
100%
Berdasarkan tabel 1 distribusi
frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil
primigravida tentang tanda bahaya
kehamilan dapat dilihat bahwa dari 30
responden sebagian besar memiliki
pengetahuan kurang yaitu sebanyak 25
responden (83,33%).
Pengetahuan ibu hamil primigravida
tentang tanda bahaya kehamilan
disebabkan
karena
karakteristik
pendidikan responden mayoritas SD
yaitu dari 30 responden yang memiliki
pendidikan SD sejumlah 19 responden
(63.33%).
Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh (Soekanto, 2002: 21)
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan antara lain
tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan
mementukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan
yang mereka peroleh, semakin tinggi
pendidikan
semakin
baik
pula
pengetahuannya.
Penelitian terdahulu dalam jurnal
penelitian oleh Injawati Yuyun pada
tahun 2006 yaitu hasil penelitian pada
ibu hamil primigravida tentang tanda
bahaya kehamilan kurang sebanyak 22
responden (68,75) karena dipengaruhi
oleh
faktor
pendidikan,
karena
pendidikan yang rendah seseorang sulit
menyerap dan memahami pengetahuan.
Berdasarkan tabel 2 distribusi
frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil
primigravida tentang pengertian tanda
bahaya kehamilan dari 30 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan
baik tentang tingkat pengetahuan ibu
hamil primigravida tentang pengertian
tanda bahaya kehamilan yaitu sebanyak
15 responden (50%).
Tanda bahaya kehamilan adalah
gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan
bayi dalam keadaan bahaya (Uswhaya,
2009: 87).
Pengetahuan ibu hamil primigravida
tentang pengertian tanda bahaya
kehamilan
disebabkan
karena
karakteristik
informasi
responden
mayoritas menerima informasi
dari
buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
yaitu dari 30 responden yang menerima
informasi dari buku KIA sebanyak 15
responden (50%).
21
Hal ini sesuai dengan teori Soekanto
(2002: 21) informasi merupakan data
yang berasal dari fakta yang tercatat dan
selanjutnya akan digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan. Seseorang
yang mempunyai sumber informasi yang
lebih
banyak
akan
memiliki
pengetahuan yang lebih baik.
Penelitian terdahulu dalam jurnal
penelitian oleh Dyah pada tahun 2008
yaitu hasil penelitian pada ibu hamil
tentang tanda bahaya kehamilan baik
sebanyak 10 responden (50%) karena
dipengaruhi oleh faktor informasi.
Berdasarkan tabel 3 distribusi
frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil
primigravida
tentangtanda
bahaya
kehamilantrimester Idari 30 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan
kurang tentang tingkat pengetahuan ibu
hamil primigravida tentang tanda bahaya
kehamilan trimester I kurang yaitu
sebanyak 23 responden (76,67%).
Tanda bahaya kehamilantrimester I
meliputi perdarahan, mual muntah
berlebihan nyeri perut, sakit kepala
hebat. Perdarahan yang terjadi pada
masa kehamilan kurang dari 22 minggu.
Macam-macam perdarahan pervaginam
adalah abortus, kehamilan Ektopik,
molahydatidos
(Hamil
Anggur)
(Sarwono, 2005: 275). Mual muntah
yaitu mual muntah yang berat dapat
berlangsung selama 4 bulan, pekerjaan
sehari-hari menjadi terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk. Keadaan
inilah disebut Hiporemesis Gravidarum
(Sarwono, 2005: 275).
Sakit kepala yang hebat yaitu sakit
kepala yang menunjukkan masalah
serius dalam kehamilan adalah sakit
kepala yang hebat, menetap, tidak hilang
dengan istirahat (Uswhaaya, 2009: 4).
Nyeri perut yang hebat adalah nyeri
perut pada kehamilan 22 minggu atau
kurang. Hal ini mungkin gejala utama
pada kehamilan ektopik atau abortus
(Saifuddin, 2002: 98). Anemia adalah
kondisi
ibu
dengan
keadaan
haemoglobin dibawah 11 gr% pada
trimester I dan trimester III. < 10,5 gr%
pada trimester II (Saifuddin, 2002: 108).
Anemia dapat ditangani dengan minum
tablet zat besi dan istirahat cukup
(Curtis, 2000: 47). Bahaya anemia
selama kehamilan adalah abortus,
persalinan
prematuritas,
hambatan
tumbuh kembang janin (Saifuddin,
2002: 111).
Pengetahuan ibu hamil primigravida
tentangtanda bahaya kehamilantrimester
I
disebabkan
oleh
karakteristik
responden mayoritas responden berusia
kurang dari 20 tahun yaitu dari 30
responden yang berusia kurang dari 20
tahun sejumlah 16 responden (53,33%).
Hal ini sesuai dengan teori dari
Notoatmodjo (2007: 139) tentang faktorfaktor yang mempengaruhi pengetahuan
adalah usia, semakin cukup usia
semakin mudah dalam menerima dan
menyerap pengetahuan.
Penelitianterdahulu dalam jurnal
penelitian oleh Dewi pada tahun 2008
yaitu hasil penelitian ibu hamil
primigravida
tentang
tingkat
pengetahuan tanda bahaya kehamilan
trimester I adalah kurang sebanyak 17
responden (56,67%), karena dipengaruhi
oleh faktor usia.
Berdasarkan tabel 4 distribusi
frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil
primigravida
tentangtanda
bahaya
kehamilantrimester IIdari 30 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan
kurang tentang tingkat pengetahuan ibu
22
hamil primigravida tentang tanda bahaya
kehamilan trimester II kurang yaitu
sebanyak 17 responden (56,66%).
Tanda bahaya kehamilantrimester II
meliputi bengkak pada wajah, kaki dan
tangan, keluar air ketuban sebelum
waktunya, Pusing yang hebat, Gerakan
bayi berkurang.
Bengkak pada wajah, kaki dan
tangan yang muncul mendadak dan
cenderung meluas adalah bengkak yang
mengkhawatirkan (Tiran, 2007: 138).
Penanganan umum bengkak pada wajah,
kaki dan tangan adalah istirahat cukup,
mengatur diet yaitu meningkatkan
konsumsi makanan yang mengandung
protein dan mengurangi makanan yang
mengandung karbohidrat serta lemak.
Keluar
air
ketuban
sebelum
waktunyayaitu pecahnya selaput ketuban
yang terjadi pada kehamilan selama 37
minggu atau sebelum proses persalinan
berlangsung(Prawiroharjo,
2009:
677).Komplikasi yang terjadi pada
keluar
air
ketuban
sebelum
waktunyaadalah perdarahan pervaginam
dengan nyeri perut. Tanda tanda infeksi
yaitu demam, cairan vagina berbau,
persalinan preterm (Saifuddin, 2002:
114).
Pusing yang hebat yaitu sakit kepala
yang menunjukan suatu masalah serius
dalam kehamilan, menetap dan tidak
hilang dengan istirahat. Terkadang sakit
kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya
menjadi kabur atau berbayang. Hal ini
merupakan gejala dari pre-eklamsi dan
jika tidak diatasi dapat menyebabkan
kejang maternal, stroke, koagulopati dan
kematian (Uswhaaya, 2009; 4-5).
Gerakan bayi berkurang yaitu ibu tidak
merasakan gerakan janin sesudah
kehamilan 29 minggu atau selama
persalinan. Komplikasi yang timbul
adalah IUFD dan featal distress
(Saifuddin, 2002: 109 ).
Pengetahuan ibu hamil primigravida
tentangtanda bahaya kehamilantrimester
II
disebabkan
oleh
karakteristik
responden mayoritas bekerja. Karena
dengan banyak pekerjaan, waktu untuk
menerima pengetahuan kurang, sehingga
pengetahuan rendah.
Sesuai
dengan
teori
yang
dikemukakan oleh Soekanto (2003: 21)
tentang
faktor-faktoryang
mempengaruhi pengetahuan antara lain
pekerjaan. Semakin tinggi tingkat
kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehingga tidak ada
waktu untuk menerima pengetahuan,
tingkat pengetahuan semakin kurang.
Penelitianterdahulu dalam jurnal
penelitian oleh Rusiana Sri Haryati
(2009). Yaitu hasil penelitian ibu hamil
primigravida tentang tanda bahaya
trimester II adalah kurang karena
dipengaruhi oleh faktor pekerjaan.
Berdasarkan tabel 5 distribusi
frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil
primigravida
tentangtanda
bahaya
kehamilantrimester IIIdari 30 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan
kurang tentang tingkat pengetahuan ibu
hamil primigravida tentang tanda bahaya
kehamilan trimester III kurang yaitu
sebanyak 26 responden (86,66%).
Tanda bahaya kehamilan trimester
III adalah penglihatan kabur penglihatan
menjadi kabur,gerakan janin berkurang,
serta bengkak pada wajah, kaki dan
tangan. Penglihatan kabur dapat
disebabkan oleh sakit kepala yang hebat,
sehingga terjadi oedema pada otak dan
meningkatkan resistensi otak yang
23
mempengaruhi sistem saraf pusat, yang
dapat menimbulkan kelainan serebral
(nyeri kepala, kejang), dan gangguan
penglihatan.Perubahan penglihatan atau
pandangan kabur, dapat menjadi tanda
pre-eklampsia (Uswhaaya, 2009: 5).
Komplikasi yang ditimbulkan antala
lainn kejang dan eklampsi.
Kejang pada umumnya kejang
didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala-gejala
sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
sehingga muntah. Penanganan umum
pada kejang adalah membaringkan pada
sisi kiri tempat tidur arah kepala
ditinggikan, membebaskan jalan nafas,
hindari jatuhnya pasien dari tempat
tidur(Saifuddin, 2002: 34). Demam
tinggi yaitu Ibu hamil menderita demam
dengan suhu tubuh lebih 38°C. Dalam
kehamilan merupakan suatu masalah.
Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan umum demam tinggi yaitu
dengan istirahat baring, minum banyak,
kompres untuk menurunkan suhu
(Saiffudin, 2002: 84).Bengkak pada
wajah, kaki dan tangan adalah normal
yang biasa hilang setelah istirahat.
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan
disebut dengan keracunan kehamilan.
Pengetahuan ibu hamil primigravida
tentangtanda bahaya kehamilantrimester
III disebabkan oleh karakteristik
responden mayoritas pendidikan SD
yaitu dari 30 responden yang memiliki
pendidikan SD sejumlah 19 responden
(63.33%).
Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh (Harry, 1996) tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
antara
lain
tingkat
pendidikan.
Pendidikan
dapat
berpengaruh pada pengetahuan, semakin
tinggi pendidikan seseorang semakin
baik dalam menerima informasi dan
pengetahuan.
Penelitian terdahulu dalam jurnal
penelitian oleh Restu Ariani pada tahun
2012 yaitu hasil penelitian pada ibu
hamil primigravida tentang tanda bahaya
kehamilan kurang,
sebanyak
15
responden (46,87) karena dipengaruhi
oleh
faktor
pendidikan,
karena
pendidikan yang rendah seseorang sulit
menyerap dan memahami pengetahuan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Tingkat
pengetahuan ibu hamil
primigravida tentang tanda bahaya
pada kehamilan di BPM Siti
Mursidah Ngargotirto Kecamatan
Sumberlawang Kabupaten Sragen,
Kategori Kurang.
2. Tingkat pengetahuan ibu hamil
primigravida tentang pengertian tanda
bahaya kehamilan di BPM Siti
Mursidah Ngargotirto Kecamatan
Sumberlawang Kabupaten Sragen,
KategoriBaik.
3. Tingkat pengetahuan ibu hamil
primigravida tentang tanda bahaya
kehamilan trimester I di BPM Siti
Mursidah Ngargotirto Kecamatan
Sumberlawang Kabupaten Sragen,
Kategori Kurang.
4. Tingkat pengetahuan ibu hamil
primigravida tentang tanda bahaya
kehamilan trimester II di BPM Siti
Mursidah Ngargotirto Kecamatan
Sumberlawang
Kabupaten
Sragen,Kategori Kurang.
5. Tingkat pengetahuan ibu hamil
primigravida tentang tanda bahaya
24
kehamilan trimester III di BPM Siti
Mursidah Ngargotirto Kecamatan
Sumberlawang Kabupaten Sragen,
Kategori Kurang.
Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan bisa menjadi bahan
bacaan untuk menambah pengetahuan
bagi mahasiswa kebidanan tentang
tanda bahaya kehamilan.
2. Bagi Instansi pelayanan kesehatan
Diharapkan bagi instansi kesehatan
khususnya bidan agar meningkatkan
peran terutama dalam peningkatan
pengetahuan kesehatan tentang tanda
bahaya kehamilan, karena banyak ibu
hamil yang meninggal karena
kurangnya tenaga kesehatan yang
bisa mendeteksi secara dini adanya
komplikasi pada masalah kehamilan.
3. Bagi peneliti
Disarankan agar dapat dijadikan
masukan bagi peneliti lain untuk
mengembangkan penelitian ini.
4. Bagi keluarga dan masyarakat
Disarankan
agar
meningkatkan
pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan sehingga dapat mendeteksi
lebih dini adanya komplikasi,
sehingga angka kematian ibu bisa
turun.
5. Bagi Ibu Hamil
Disarankan agar rajin mengikuti
pertemuan
ibu
hamil
untuk
meningkatkan pengetahuan tentang
tanda bahaya pada kehamilan
sehingga dapat terdeteksi lebih dini
adanya komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. 2006. h. 220
Budiarto. Methode Penelitian. Jakarta.
2007. h. 29.
Diah. Gambaran Tingkast Pengetahuan
Ibu Tentang Tanda Bahaya
Kehamilan.
KTI
Akademi
Kebidanan Kusuma Husada
Surakarta. 2008
Hidayat, A A.Methode Penelitian
Keperawatan dan Tehnik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika.
2007. h. 87, 93-95.
Kusmiyati, Y. Perawatan Ibu Hamil.
Jakarta. 2008.
Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyarakat
Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta. 2007. h. 139-140.
Nursalam. Konsep dan Penerapan
Metode
Penelitian
Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika. 2003. h. 100-111
Partino R. Idrus M. Stastistik Deskristif.
Yogyakarta: Safitra Insani Pres.
2009.
Prawirahardjo,
Sarwono.
Ilmu
Kebidanan. Jakarta: PT Bina
Pustaka. 2005. h. 275
Rusiana Sri Haryanti. Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Tanda Bahaya
Kehamilan.
KTI
Akademi
25
Kebidanan Aisyiyah Surakarta.
2009
Saryono. Metode Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: 2010. h. 125
Syaifudin, Abdul Bari. Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka. 2001
Sugiyono. Stastitik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta. 2007. H.81
Tiran.
Saifudin. 2002. Gangguan Kehamilan
Bisa
Terjadi
Mendadak.
Avaiable
On
http://www.mandiri.com
Kehamilan
dan
Permasalahannya. Jakarta: EGC
. 2007
Uswhaya. Kehamilan Beresiko dan
Penanganannya. Jakarta. ECG.
2006
Soekamto,
S.
Sosiologi
Suatu
Pengantar. Jakarta: PT Raja
Gafindo Persada. 2002
26
Download