Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ENERGI DI BEI Rahma Setiana [email protected] Djawoto Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to test the influence of financial performance which is considered from Earnings per Share, Price Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets either simultaneously or partially to the stock price The result of simultaneous test shows that simultaneously Price Earnings ratio, Debt to Equity ratio, and Return on Assets have significant influence to the stock price. It is supported by the acquisition of multiple correlation coefficient 0,981 or 98.1% which indicates that simultaneously the correlation or the relationship among these independent variables to the stock price have strong relationship.The result of partial test shows that from three variables i.e.: Price Earnings ratio, Debt to Equity ratio, and Return on Assets, the variable which shows that it has significant influence to the stock price is the Return on Assets variable only. It is indicated by significance value which has been generated by this variable is less than α = 5% or 0,05. Keywords: Earnings per Share, Price Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets and Stock Price. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari rasio Earning Per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset baik secara simultan maupun parsial terhadap harga saham. Hasil pengujian secara simultan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil ini didukung dengan perolehan tingkat koefisien korelasi berganda sebesar 0,981 atau 98,1 % yang mengindikasikan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel bebas tersebut secara bersama-sama terhadap harga saham memiliki hubungan yang kuat. Hasil parsial uji secara partial menunjukkan dari tiga variabel yang digunakan model penelitian yaitu price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset yang menunjukkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham hanya variabel return on asset. Hal ini diindikasikan dengan nilai signifikansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat α = 5% atau 0,05. Kata kunci: Earnings per Share, Price Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Dan Return on Assets dan Harga Saham. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dimana di dalamnya banyak terdapat berbagai macam jenis indutri-industri yang terus berkembang untuk memajukan negara. Dalam sektor industri untuk menjalankan atau mengoprasikan berbagai macam dan 2 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) jenis mesin tentunya di perlukan suatu bahan bakar untuk mengoprasikan mesin-mesin tersebut. Melihat jumlah industri yang ada di Indonesia cukup banyak bisa diartikan bahwa kebutuhan akan energi untuk suatu bahan bakar mesin juga cukup banyak, namun suatu industri tentunya akan memilih sumber energi dari perusahaan yang terpercaya untuk memasok bahan bakar ke dalam perusahaannya. Maka dari itu perusahaan energi berlombalomba untuk mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin dengan cara meningkatkan daya saing baik di pasar domestik maupun pasar global dengan berusaha untuk memproduksi barang bekualitas tinggi dengan biaya yang rendah. Sebagaimana telah diketahui perusahaan energi merupakan industri yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah perusahaan energi harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau likuiditasnya. Mengingat besarnya pengaruh yang timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada perusaan energi, maka perlu dilakukan analisis sedemikian rupa, sehingga kesulitan keuangan (financial distress) dan kemungkinan kebangkrutan dapat di deteksi lebih awal untuk selanjutnya menentukan arah kebijaksanaan. Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan energi untuk bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing adalah penjualan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal. Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara karena memiliki fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 2001 : 4) Sebagai fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang meminjamkan) dan borrower (pihak-pihak peminjam). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lender (pihak yang meminjamkan) mengharapakan mendapatkan imbalan dari penyerahan dan tersebut. Dari sisi borrower (pihak-pihak peminjam) tersedianya dana dari pihak luar memungkinakan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan kemakmuran. Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lenders menyediakan dan tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut. Perusahaan yang telah mencatat sahamnya di pasar modal harus mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun yang memuat informasi tentang kekayaan perusahaan, termasuk laporan keuangan dan pembayaran dividen perusahaan. Selain itu, laporan keuangan mempunyai tujuan agar para investor mengetahui perkembangan dan prospek perusahaan sehingga investor mengetahui tindakan yang seharusnya diambil. Menurut Halim (2005:34) Sumber dari return terdiri dari dua komponen, yaitu imbal hasil (yield) dan untung/rugi modal (capital gain/lost). Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima oleh investor secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam presentase dari modal yang ditanamkan. Sedangkan capital gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder. Tidak semua investor menyukai deviden dan akan memegang saham selamanya. Investor seperti ini biasanya mementingkan capital gain dari pada deviden (Jogianto, 2003:101). Sepanjang investor lebih menyukai capital gain dari pada deviden, maka tidak tepat jika kita hanya memusatkan perhatian pada deviden. Untuk itu diperlukan suatu model penilaian yang lebih mudah untuk diaplikasikan, tetapi mempunyai akurasi yang dapat dipercaya oleh para investor maupun para analisis. 3 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan. Analisis kinerja keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Dengan analisa rasio keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan. Analisa rasio keuangan dapat juga dipakai sebagai peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan memberikan kepastian going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go public. Berdasakan uraian latar belakang maka dapat di kemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : (1) Apakah variabel earning per share berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? (2) Apakah variabel price earning ratio berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? (3) Apakah variabel debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? (4) Apakah variabel return on asset berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? (5) Variabel apakah yang dominan mempengaruhi harga saham persahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukan kinerjanya. Pengukuran kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Investor tertarik dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan investor. Rasio keuangan yang digunakan untuk memprediksi harga saham oleh investor antara lain Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA). Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel EPS berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, apakah variabel PER berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, apakah variabel DER berpengaruh negatif terhadap harga saham pada perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan apahak variabel ROA berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Investasi Menurut Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di massa yang akan datang. Jenis-jenis Investasi menurut Halim (2003:4) pada umumnya investasi dibagi menjadi dua, yaitu : (a) Investasi pada financial asset dilakukan di pasar uang. Misalnya berupa sertifikat deposito, comercial paper, surat berharga dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, waran, dan opsi. (b) Investasi pada real asset diwujudkan dalam bentuk pembelian asset yang produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya. Tujuan Investasi menurut Tandelilin (2001:4) tujuan investasi secara luas adalah meningkatkan kesejahteraan investor, kesejahteraan disini adalah kesejahteraan moneter, yang dapat diukur dengan penjumlahan mempertahankan tingakat pendapatan saat ini 4 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) ditambah nilai saat pendapatan masa datang. Sedangkan tujuan investasi secara khusus adalah sebagai berikut : (a) Mendapatkan keuntungan yang lebih layak di masa yang akan datang, seorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidup menyadari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatan yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. (b)Mengurangi inflasi, dengan melakukan inflasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. (c) Motivasi untuk menghemat pajak, beberapa di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan. Kehadiran pasar modal sebagai salah satu mobilisasi dana masyarakat, sangat berperan aktif dalam pengumpulan dana investasi. Ada bermacammacam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Berikut adalah pengertian atau difinisi dari pasar modal: (a) Sunariyah (2003:4) pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham, obligasi dan jenis surat berharga dengan memakai jasa perantara pedagang efek. (b) Husnan (2001:3) pasar modal adalah pasar untuk berbagi instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam ataupun perusahaan swasta. Peranan Pasar Modal menurut Jogianto (2010:29) seperti halnya pasar pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemunya antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sarana perusahan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Saham merupakan bukti pemilikan sebagian dari perusahaan. Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun waktu terentu yang sudah disepakati. Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dapat dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat. Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman kepada peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang memiliki kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana. Sebagai akibatnya, peminjam dan pemberi pinjaman akan lebih diuntungkan di bandingkan jika pasar modal tidak ada. Manfaat Pasar Modal, pasar modal yang telah berkembang baik merupakan sarana investasi lain yang dapat dimanfaatkan masyarakat pemodal (investor). Investasi melalui pasar modal dapat dilakukan dengan cara membeli instrument keuangan di pasar modal seperti saham, obligasi atau surat berharga lainnya. Menurut Sartono (1996:43) adapun manfaat pasar modal dapat ditinjau dari segi perusahaan (emiten), investor, lembaga penunjang dan pemerintah. Saham Menurut Sunariyah (2003:30) saham adalah penyertaan modal suatu perseroan terbatas (PT) atau yang biasa di sebut emiten, pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. sedangkan menurut Tandelilin (2001:18) menyatakan bahwa saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yanng menerbitkan saham. 5 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal. Jenis-jenis saham, menurut Jogianto (2010:111) suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferen (preferred stock). (a) saham biasa (common stock) menurut Tandelilin (2001:18) saham biasa adalah sekuritas yang mengajukan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak atas kepemilikan aset-aset perusahaan. Oleh karena itu pemegang saham biasa mempunyai hak suara (voting right). Untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). (b) Saham Preferen (preferred stock) menurut Jogianto (2010:111) saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak atas pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai karakteristik di tengah-tengah antara bond dan saham biasa. Earning Per Share Earning per share merupakan rasio yang mengukur berapa besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk tiap lembar saham yang beredar. Dalam pengertian yang tidak jauh beda, EPS adalah keuntungan bersih perusahaan dibagi dengan seluruh saham perusahaan. Nilai EPS ini dilihat dari laju pertumbuhan EPS. Secara matematis, rumus untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut (Husnan, 2001:300) : EPS= Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak Jumlah Lembar Saham Beredar Price Earning Ratio Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:76) PER yaitu rasio yang membandingkan antara harga saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per lembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuangan). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Harga Saham Per Lembar PER= Laba Per Lembar Saham Debt to Equity Ratio Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan diukur dengan ratio debt to equity ratio, dengan cara perhitungan menurut Sartono (2001:120) sebagai berikut: Total hutang DER = x 100% Total ekuitas 6 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) Return On Assets Menurut Hanafi dan Halim (2005:165) Return on assets mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan)yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. ROA bisa diinterprestasikan sebagai hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan (strategi) dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan (environmental faktor) ratio return on assets (ROA) ini di hitung dengan cara sebagai berikut : EBIT Return On Asset = Total Aktiva x 100 % Pengembangan Hipotesis Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan energi yang terdaftar di BEI Hipotesis ialah suatu proporsi, kondisi atau prinsip yang untuk sementara waktu dianggap benar dan barangkali tanpa keyakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi yang logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian (testing) tentang kebenarannya dengan mempergunakan data empiris (empirical data) hasil penelitian. Hipotesis dari penelitian ini adalah : H1 : Earning Per Share berpengaruh positif terhadap harga saham. H2 : Price Earning Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham. H3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham. H4 : Return On Assets berpengaruh positif terhadap harga saham. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan energi yang go public di BEI Surabaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan sampel yang digunakan, yaitu purposive sampling yaitu merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria-kriteria sampel yang dipilih adalah : (1) Sampel yang dipilih adalah perusahaan Energi yang go public di BEI. (2) Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember yang lengkap secara berturut-turut dari tahun 2010-2012. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Earning Per Share Earning per share merupakan rasio yang mengukur berapa besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk tiap lembar saham yang beredar. Dalam pengertian yang tidak jauh beda, EPS adalah keuntungan bersih perusahaan dibagi dengan seluruh saham perusahaan. Nilai EPS ini dilihat dari laju pertumbuhan EPS. Secara matematis, rumus untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut (Husnan, 2001:300): EPS= Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak Jumlah Lembar Saham Beredar 7 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) b. Price Earning Ratio Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:76) PER yaitu rasio yang membandingkan antara harga saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per lembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuangan). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : PER= Harga Saham Per Lembar Laba Per Lembar Saham c. Debt to Equity Ratio Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan diukur dengan ratio debt to equity ratio, dengan cara perhitungan menurut Sartono (2001:120) sebagai berikut: Total hutang DER = x 100% Total ekuitas d. Return On Asset Menurut Hanafi dan Halim (2005:165) Return on assets mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan)yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. ROA bisa diinterprestasikan sebagai hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan (strategi) dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan (environmental faktor) ratio return on assets (ROA) ini di hitung dengan cara sebagai berikut : EBIT Return On Asset = Total Aktiva x 100 % Variabel Dependen Harga Saham Penetapan harga saham dalam proses kegiatan emisi saham oleh suatu perusahaan emiten merupakan hal yang sangat penting, karena proses ini mempengaruhi proses dari suatu emisi itu sendiri. Menurut Sunariyah (2003:170) harga saham diartikan sebagai harga saham (market value) yaitu harga saham yang ditentukan oleh mekanisme modal. Harga saham pada hakikatnya merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga saham dipasar sekunder bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak di pengaruhi oleh pertimbangan pembeli atau penjual tentang kondisi internal dan eksternal. Secara teoritis, harga suatu saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Untuk itu, untuk menaksir harga saham yang wajar hanya dapat dilakukan dengan tepat bila arus kas yang akan diterima tersebut dapat diestimasikan secara tepat pula. Dalam praktik tidak ada suatu cara yang dapat memberikan hasil estimasi terbaik terhadap keadaan masa depan yang mengandung unsur ketidakpastian. Untuk keperluan analisis saham, telah dikembangkan beberapa pendekatan dalam penilaian dan penentuan harga saham. Analisis terhadap harga saham meliputi analisis fudamental dan analisis teknikal. 8 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) Harga saham merupakan fungsi nilai perusahaan. Dengan demikian, seberapa jauh relevansi atau kegunaan suatu informasi dapat diketahui dengan mempelajari hubungan antara pergerakan harga saham dengan keberadaan informasi tersebut. Pengujian Hipotesis Koefisien Kolerasi Berganda (R2) Uji ini digunakan untuk mengukur tingkat besarnya pengaruh antara variabel bebas (X i) secara bersama-sama (simultan) dengan variabel terikat (Y). Sehingga untuk mengetahui koefisien determinasi berganda dapat di gunakan rumus sebagai berikut: JKR (Jumlah Kuadrat Regresi) R2 = JKT (Jumlah Kuadrat Total) Dimana persamaan diatas dihitung dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS. Apabila R2 berada antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1) berarti : Bila R2 =1 atau mendekati 1 (semakin besar nilai R 2 ) artinya bahwa kontribusi pengaruh variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y) adalah 100% dimana model pendekatan yang digunakan adalah tepat. Bila R2 mendekati 0 (semakin kecil nilai R2) artinya bahwa kontribusi pengaruh dari variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y) hampir dikatakan tidak ada. Pengujian Hipotesis Uji F/Model F Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas yang terdiri dari price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset layak untuk diteliti atau tidak. Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut : a) Jika Sig F > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak menunjukkan variabel price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset tidak layak untuk diteliti lebih lanjut. b) Jika Sig F < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima menunjukkan variabel price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset layak untuk diteliti lebih lanjut. Analisis Koefisien Kolerasi Parsial (uji t) Uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masingmasing variabel bebas tingkat price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu perubahan harga saham. Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut : a. Jika nilai signifikansi Uji t > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. b. Jika nilai signifikansi Uji t < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Uji Koefisien Determinasi Parsial r2 (pengujian pengaruh secara dominan) Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi atau sumbangan antara (X1), (X2), (X3), (X4) secara parsial terhadap (Y) atau untuk mencari pengaruh yang dominan diantara variabel bebas terhadap variabel terikat yang dapat dihitung dengan rumus : 9 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) r 2= n( XY) – ( X Y) X2 – ( X)2 [n Y2 ( Y)2]] [n Dimana : r = koefisien kolerasi n = banyaknya data / objek yang diteliti X = variabel bebas / independen variabel (mempengaruhi) Y = variabel terikat / dependent variabel (dipengaruhi) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar (Klasik), yaitu apakah hasil estimasi yang dilakukan betul-betul terbebas dari adanya gejala multikolinieritas, gejala autokorelasi dan gejala heterokedastisitas. Berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Uji Normalitas Data a. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov Berdasarkan hasil Uji Normalitas yang telah dilakukan diperoleh hasil : Tabel 1 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sumber : Printout Hasil Analisis SPSS diolah Berdasarkan pada tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,725 > 0,050, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut telah berdistribusi normal sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian. b. Pendekatan Grafik 10 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) Grafik normalitas disajikan dalam gambar berikut: Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Harga Saham 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Gambar 1 Grafik Pengujian Normalitas Data Sumber: Printout Hasil Analisis SPSS Menutut Santoso (2001: 214) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik melalui pendekatan Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolonieritas Hasil uji multikolonieritas disajikan sebagai berikut : Tabel 2 Nilai Variance Inflation Faktor dan Nilai Tolerance Variabel Tolerance VIF Keterangan Earning Per Share 0,015 66,152 Terjadi Multikolinieritas Price Earning Ratio 0,824 1,213 Bebas Multikolinieritas Debt to Equity Ratio 0,321 3,117 Bebas Multikolinieritas Return On Asset 0,016 61,475 Terjadi Multikolinieritas Sumber: Printout Hasil Analisis SPSS Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari semua variabel bebas yang terdiri dari Earning Per Share, Price Earning Ratio, Debto to Equity Ratio serta Return On Asset, yang memiliki nilai VIF yang melebihi 10 adalah variabel dari Earning Per Share, dan Return On Asset.. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua variabel bebas tersebut memiliki keterikatan atau hubungan yang sangat kuat, sehingga dapat disimpulkan model penelitian masih terjadi gangguan multikolinieritas. 11 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) Pengujian Autokolerasi Dalam penelitian ini nilai durbin watson sebesar 3,122 dengan jumlah variabel yang di diteliti (k) sebanyak 4 variabel serta jumlah data (n) sebesar 9, maka nilai dL sebesar 0,296 dan dU sebesar 2,588. Mengingat nilai durbin watson sebesar 3,122 berada diatas dU sebesar 2,588 maka dapat disimpulkan model analisis tidak terjadi gangguan autokorelasi. Uji Heterokedastisitas Grafik pengujian Heterokedaktisitas disajikan berikut: Scatterplot Dependent Variable: Harga Saham Regression Studentized Residual 2 1 0 -1 -2 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 Regression Standardized Predicted Value Gambar 2 Heterokedaktisitas Sumber: Printout Hasil Analisis SPSS Dari gambar diatas terlihat sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa model analisis tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas. Hasil pengujian klasik model analisis menunjukkan bahwa secara eksplisit asumsi yang paling serius terlanggar adalah adanya gejala multikolinieritas pada variabel dari Earning Per Share dan Return On Asset. Untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias dalam model penelitian dan menghindari penafsiran yang keliru terhadap hasil penelitian, maka asumsi yang terlanggar harus dilakukan penanggulangan, salah satu cara yaitu dengan menghapus variabel yang memiliki nilai VIF yang paling tinggi yaitu variabel Earning Per Share yang memiliki nilai VIF sebesar 66,152. Uji Asumsi Klasik Tanpa EPS Berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik setelah menghilangkan variabel EPS diperoleh hasil sebagai berikut : Uji Normalitas Data a. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov Berdasarkan hasil Uji Normalitas yang telah dilakukan setelah menghilangkan variabel EPS diperoleh hasil : 12 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Tanpa EPS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test harga saham N 9 price earning ratio debt equity ratio 9 to return on asset 9 9 Normal Parametersa,,b Mean 1641.8889 743.7933 223.0578 11.6611 Std. Deviation 1871.8325 1933.73412 293.96641 5 11.37354 Most Extreme Differences Absolute .336 .418 .392 .269 Positive .336 .418 .392 .269 Negative -.217 -.353 -.295 -.208 Kolmogorov-Smirnov Z 1.009 1.254 1.175 .806 Asymp. Sig. (2-tailed) .260 .086 .126 .534 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Printout Hasil Analisis SPSS Berdasarkan pada tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2tailed) pada semua variabel lebih besar dari 0,050, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut telah berdistribusi normal sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian. b. Pendekatan Grafik Gambar 3 Grafik Pengujian Normalitas Tanpa EPS Sumber: Printout Hasil Analisis SPSS Menutut Santoso (2001: 214) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Dari 13 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik melalui pendekatan Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolonieritas Hasil pengujian uji multikolonieritas berdasarkan hasil perhitungan SPSS sebagai berikut : Tabel 4 Nilai Variance Inflation Faktor dan Nilai Tolerance Tanpa EPS Variabel Tolerance VIF Keterangan Price Earning Ratio 0,861 1,161 Bebas Multikolonieritas Debt to Equity Ratio 0,96 1,042 Bebas Multikolonieritas Return On Asset 0,834 1,199 Bebas Multikolonieritas Sumber: Printout Hasil Analisis SPSS Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari semua variabel bebas yang terdiri dari Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio serta Return On Asset, tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF yang melebihi 10. Hal ini mengindikasikan bahwa data tersebut tidak memiliki gangguan multikolonieritas sehingga data tersebut layak untuk diteliti. Pengujian Autokolerasi Dalam penelitian ini nilai durbin watson sebesar 3,342 dengan jumlah variabel yang di diteliti (k) sebanyak 3 variabel serta jumlah data (n) sebesar 9, maka nilai dL sebesar 0,455 dan dU sebesar 2,126. Mengingat nilai durbin watson sebesar 3,342 berada diatas nilai dU sebesar 2,126 maka dapat disimpulkan model analisis tidak terjadi gangguan autokorelasi. Uji Heterokedastisitas Grafik pengujian Heterokedaktisitas disajikan berikut: Gambar 4 Heterokedaktisitas Tanpa EPS Sumber: Printout Hasil Analisis SPSS 14 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) Dari gambar diatas terlihat sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa model analisis tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas. Hasil pengujian klasik model analisis menunjukkan bahwa secara eksplisit tidak ada asumsi yang terlanggar baik normalitas, multikolinieritas, autokorelasi serta heteroskedaktisitas, sehingga model penelitian layak untuk dianalisis. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu mengenai variabel price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap harga saham pada perusahaan energi di Bursa Efek Indonesia secara linier. Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Uji Regresi Berganda Variabel Bebas Koefisien Regresi Sig. R Price Earning Ratio 0,049 0,561 0,268 Debt to Equity Ratio -0,381 0,473 -0,328 Return On Asset 162,947 0,000 0,983 Konstanta -209,707 Sig. F 0,000 R 0,986 R2 0,971 Sumber Data : Printout Hasil Analisis SPSS Dari data tabel di atas data yang didapat adalah: CP= 0,049 PER – 0,381 DER + 162,947 ROA Dari data di atas dapat diuraikan sebagai berikut: a. Koefisien Regresi Price Earning Ratio Besarnya nilai 1 adalah 0,049 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara price earning ratio dengan harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa jika variabel price earning ratio meningkat akan diikuti dengan peningkatan harga saham dan sebaliknya. b. Koefisien Regresi Debt to Equity Ratio Besarnya nilai 2 adalah -0,381 menunjukkan arah hubungan negatif (berlawanan) antara debt to equity ratio dengan harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa jika variabel debt to equity ratio meningkat akan diikuti dengan penurunan harga saham dan sebaliknya. c. Koefisien Regresi Return On Asset Besarnya nilai 3 adalah 162,947 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara return on asset dengan harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa jika variabel return on asset meningkat akan diikuti dengan peningkatan harga saham dan sebaliknya. Uji Hipotesis Koefisien Korelasi dan Determinasi 15 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) Dari perhitungan dengan yang telah dilakukan diperoleh hasil koefisien determinasi berganda sebagai berikut: Tabel 6 Model Summary Change Statistics Mo del R Std. Error F R Adjusted of the R Square Chang Square R Square Estimate Change e df1 df2 Sig. F DurbinChange Watson 1 .971 5 .000 .986a .954 399.71425 .971 56.813 3 3.342 a. Predictors: (Constant), return on asset, debt to equity ratio, price earning ratio b. Dependent Variable: harga saham Sumber : Printout Hasil Analisis SPSS Dari tabel 6 tersebut di atas diketahui R square (R2) sebesar 0,971 atau 97,1% yang menunjukkan kontribusi dari variabel bebas yang terdiri atas price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset secara bersama-sama terhadap harga saham adalah besar. Sedangkan sisanya (100 % - 97,1 % = 2,9 %) dikontribusi oleh faktor lainnya. Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel bebas yang terdiri atas price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset secara bersama-sama terhadap harga saham. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,986 atau 98,6 % yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel bebas tersebut secara bersama-sama terhadap harga saham memiliki hubungan yang kuat. Uji F Hasil analisa yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 7 ANOVAb Model 1 Regressio n Sum of Squares Df 2.723E7 3 9077066.49 56.813 6 5 159771.480 Residual 798857.401 Total 2.803E7 Mean Square F Sig. .000a 8 a. Predictors: (Constant), return on asset, debt to equity ratio, price earning ratio b. Dependent Variable: harga saham Sumber : Printout Hasil Analisis SPSS Dari tabel 7 di atas didapat tingkat signifikan uji F = 0,000 < 0,05 (level of signifikan), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti pengaruh variabel bebas yang terdiri dari price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset layak untuk diteliti lebih lanjut. 16 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) Uji t Hasil analisa yang telah dilakukan tampak dalam tabel berikut. Tabel 8 Hasil Uji t dan Tingkat Signifikan Variabel Sig Keterangan Price Earning Ratio 0,561 Tidak Signifikan Debt to Equity Ratio 0,473 Tidak Signifikan Return On Asset 0,000 Signifikan Sumber : hasil perhitungan spss Dari data diatas didapatkan hasil bahwa variabel yang signifikan secara parsial adalah variabel retrun on asset karena memiliki tingkat signifikan di bawah 0,05 yaitu mempunyai tingkat signifikas sebesar 0,000. Korelasi Determinasi Parsial Tabel 9 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel R r2 Price Earning Ratio 0,268 0,0718 Debt to Equity Ratio -0,328 0,1076 Return On Asset 0,983 0,9663 Sumber : hasil perhitungan spss Dari data diatas didapat bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap harga saham pasa perusahaan energi yang terdaftar di BEI adalah variabel return on asset karena memiliki hasil yang paling tinggi yaitu sebesar 0,9663 atau sebesar 96,63%. Hipotesis Karena EPS dihapuskan dari penelitian ini maka dari itu pengujian untuk H1 ditiadakan atau tidak terbukti. Pengujian Hipotesis 2,3,4 Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk menjawab hipotesis 2,3,4 Yang memiliki hasil : H2 : Price Earning Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham. H3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham. H4 : Return On Assets berpengaruh positif terhadap harga saham. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) kinerja keuangan yang terdiri dari variabel PER berpengaruh positif terhadap harga saham. (2) kinerja keuangan yang terdiri dari variabel DER berpengaruh negatif terhadap harga saham 17 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014) ini menunjukan apabila DER meningkat maka harga saham akan menurun. (3) kinerja keuangan yang terdiri dari ROA berpengaruh positif terhadap harga saham. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah bahwa data yang digunakan terlalu sedikit sehingga memicu terjadinya gangguan-gangguan pada saat di lakukannya pengujian uji asumsi klasik, untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memilih sampel perusahaan lain yang lebih bervariasi dan memiliki jumlah data yang cukup banyak. DAFTAR PUSTAKA Halim, A. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. . 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Husnan, S. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: BPFE-UGM. Husnan, S dan E. Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Hanafi, M dan A. Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan Edisi Kedua.Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Jogianto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketiga. Yogyakarta: YKPN. . 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketujuh. Yogyakarta: YKPN. Santoso, S. 2001, Statistik Multivariat, Penerbit PT Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. Sartono, A. 1996. Manajemen Keuangan Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. . 2001. Manajemen Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Portofolio. Yogyakarta: BPFE. ●●●