pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN ENERGI DI BEI
Rahma Setiana
[email protected]
Djawoto
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to test the influence of financial performance which is considered from
Earnings per Share, Price Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets either
simultaneously or partially to the stock price The result of simultaneous test shows that
simultaneously Price Earnings ratio, Debt to Equity ratio, and Return on Assets have significant
influence to the stock price. It is supported by the acquisition of multiple correlation coefficient 0,981
or 98.1% which indicates that simultaneously the correlation or the relationship among these
independent variables to the stock price have strong relationship.The result of partial test shows that
from three variables i.e.: Price Earnings ratio, Debt to Equity ratio, and Return on Assets, the variable
which shows that it has significant influence to the stock price is the Return on Assets variable only. It
is indicated by significance value which has been generated by this variable is less than α = 5% or
0,05.
Keywords: Earnings per Share, Price Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets and
Stock Price.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari
rasio Earning Per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset baik secara
simultan maupun parsial terhadap harga saham. Hasil pengujian secara simultan yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil ini didukung
dengan perolehan tingkat koefisien korelasi berganda sebesar 0,981 atau 98,1 % yang
mengindikasikan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel bebas tersebut secara
bersama-sama terhadap harga saham memiliki hubungan yang kuat. Hasil parsial uji secara
partial menunjukkan dari tiga variabel yang digunakan model penelitian yaitu price earning
ratio, debt to equity ratio, dan return on asset yang menunjukkan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham hanya variabel return on asset. Hal ini diindikasikan dengan
nilai signifikansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat α = 5% atau 0,05.
Kata kunci: Earnings per Share, Price Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Dan Return on Assets
dan Harga Saham.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dimana di dalamnya banyak
terdapat berbagai macam jenis indutri-industri yang terus berkembang untuk memajukan
negara. Dalam sektor industri untuk menjalankan atau mengoprasikan berbagai macam dan
2
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
jenis mesin tentunya di perlukan suatu bahan bakar untuk mengoprasikan mesin-mesin
tersebut.
Melihat jumlah industri yang ada di Indonesia cukup banyak bisa diartikan bahwa
kebutuhan akan energi untuk suatu bahan bakar mesin juga cukup banyak, namun suatu
industri tentunya akan memilih sumber energi dari perusahaan yang terpercaya untuk
memasok bahan bakar ke dalam perusahaannya. Maka dari itu perusahaan energi berlombalomba untuk mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin dengan cara meningkatkan daya
saing baik di pasar domestik maupun pasar global dengan berusaha untuk memproduksi
barang bekualitas tinggi dengan biaya yang rendah.
Sebagaimana telah diketahui perusahaan energi merupakan industri yang dalam
kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah perusahaan energi harus
dapat menjaga kesehatan keuangan atau likuiditasnya. Mengingat besarnya pengaruh yang
timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada perusaan energi, maka perlu dilakukan analisis
sedemikian rupa, sehingga kesulitan keuangan (financial distress) dan kemungkinan
kebangkrutan dapat di deteksi lebih awal untuk selanjutnya menentukan arah
kebijaksanaan.
Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan energi untuk
bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing adalah penjualan saham
perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal. Pasar modal memiliki peran yang
sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara karena memiliki
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 2001 : 4)
Sebagai fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana
dari lender (pihak yang meminjamkan) dan borrower (pihak-pihak peminjam). Dengan
menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lender (pihak yang meminjamkan)
mengharapakan mendapatkan imbalan dari penyerahan dan tersebut. Dari sisi borrower
(pihak-pihak peminjam) tersedianya dana dari pihak luar memungkinakan mereka
melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan.
Dalam proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan kemakmuran. Fungsi keuangan
dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lenders
menyediakan dan tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang
diperlukan untuk investasi tersebut.
Perusahaan yang telah mencatat sahamnya di pasar modal harus mengeluarkan laporan
keuangan setiap tahun yang memuat informasi tentang kekayaan perusahaan, termasuk
laporan keuangan dan pembayaran dividen perusahaan. Selain itu, laporan keuangan
mempunyai tujuan agar para investor mengetahui perkembangan dan prospek perusahaan
sehingga investor mengetahui tindakan yang seharusnya diambil.
Menurut Halim (2005:34) Sumber dari return terdiri dari dua komponen, yaitu imbal
hasil (yield) dan untung/rugi modal (capital gain/lost). Yield merupakan pendapatan atau
aliran kas yang diterima oleh investor secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga.
Yield dinyatakan dalam presentase dari modal yang ditanamkan. Sedangkan capital gain
(loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga
jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder.
Tidak semua investor menyukai deviden dan akan memegang saham selamanya. Investor
seperti ini biasanya mementingkan capital gain dari pada deviden (Jogianto, 2003:101).
Sepanjang investor lebih menyukai capital gain dari pada deviden, maka tidak tepat jika kita
hanya memusatkan perhatian pada deviden. Untuk itu diperlukan suatu model penilaian
yang lebih mudah untuk diaplikasikan, tetapi mempunyai akurasi yang dapat dipercaya
oleh para investor maupun para analisis.
3
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan pemerintah
membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Analisis laporan
keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan. Analisis
kinerja keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan
bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio
keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya adalah memberi
suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Dengan analisa rasio
keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan.
Analisa rasio keuangan dapat juga dipakai sebagai peringatan awal (early warning system)
terhadap kemunduran kondisi keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan
memberikan kepastian going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go
public.
Berdasakan uraian latar belakang maka dapat di kemukakan rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu : (1) Apakah variabel earning per share berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? (2) Apakah variabel price
earning ratio berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan energi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia? (3) Apakah variabel debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap
harga saham perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? (4) Apakah variabel
return on asset berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan energi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia? (5) Variabel apakah yang dominan mempengaruhi harga saham
persahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah
modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik investor,
perusahaan harus mampu menunjukan kinerjanya. Pengukuran kinerja dapat dilakukan
menggunakan rasio keuangan. Investor tertarik dengan saham yang memiliki return positif
dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan investor. Rasio keuangan yang
digunakan untuk memprediksi harga saham oleh investor antara lain Earning Per Share
(EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel EPS berpengaruh positif
terhadap harga saham pada perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
apakah variabel PER berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan energi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, apakah variabel DER berpengaruh negatif terhadap
harga saham pada perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan apahak
variabel ROA berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan energi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
Investasi
Menurut Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber
daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di
massa yang akan datang. Jenis-jenis Investasi menurut Halim (2003:4) pada umumnya
investasi dibagi menjadi dua, yaitu : (a) Investasi pada financial asset dilakukan di pasar
uang. Misalnya berupa sertifikat deposito, comercial paper, surat berharga dan lainnya. Atau
dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, waran, dan opsi. (b) Investasi pada real
asset diwujudkan dalam bentuk pembelian asset yang produktif, pendirian pabrik,
pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.
Tujuan Investasi menurut Tandelilin (2001:4) tujuan investasi secara luas adalah
meningkatkan kesejahteraan investor, kesejahteraan disini adalah kesejahteraan moneter,
yang dapat diukur dengan penjumlahan mempertahankan tingakat pendapatan saat ini
4
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
ditambah nilai saat pendapatan masa datang. Sedangkan tujuan investasi secara khusus
adalah sebagai berikut : (a) Mendapatkan keuntungan yang lebih layak di masa yang akan
datang, seorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidup
menyadari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat
pendapatan yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
(b)Mengurangi inflasi, dengan melakukan inflasi dalam pemilikan perusahaan atau objek
lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak
miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. (c) Motivasi untuk menghemat pajak, beberapa di
dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi pada
bidang-bidang usaha tertentu.
Pasar Modal
Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang
diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana guna
menunjang pembiayaan pembangunan. Kehadiran pasar modal sebagai salah satu mobilisasi
dana masyarakat, sangat berperan aktif dalam pengumpulan dana investasi. Ada bermacammacam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah
sama. Berikut adalah pengertian atau difinisi dari pasar modal: (a) Sunariyah (2003:4) pasar
modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan
saham, obligasi dan jenis surat berharga dengan memakai jasa perantara pedagang efek. (b)
Husnan (2001:3) pasar modal adalah pasar untuk berbagi instrument keuangan (sekuritas)
jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam ataupun perusahaan swasta.
Peranan Pasar Modal menurut Jogianto (2010:29) seperti halnya pasar pada umumnya, pasar
modal merupakan tempat bertemunya antara pembeli dan penjual dengan risiko untung
dan rugi. Pasar modal merupakan sarana perusahan untuk meningkatkan kebutuhan dana
jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Saham merupakan bukti
pemilikan sebagian dari perusahaan. Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak yang
mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan
bunga dalam kurun waktu terentu yang sudah disepakati.
Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat
likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan
pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dapat dikatakan
efisien jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara
akurat.
Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif untuk
memindahkan dana dari pemberi pinjaman kepada peminjam. Alokasi dana yang produktif
terjadi jika individu yang memiliki kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain
yang lebih produktif yang membutuhkan dana. Sebagai akibatnya, peminjam dan pemberi
pinjaman akan lebih diuntungkan di bandingkan jika pasar modal tidak ada.
Manfaat Pasar Modal, pasar modal yang telah berkembang baik merupakan sarana
investasi lain yang dapat dimanfaatkan masyarakat pemodal (investor). Investasi melalui
pasar modal dapat dilakukan dengan cara membeli instrument keuangan di pasar modal
seperti saham, obligasi atau surat berharga lainnya. Menurut Sartono (1996:43) adapun
manfaat pasar modal dapat ditinjau dari segi perusahaan (emiten), investor, lembaga
penunjang dan pemerintah.
Saham
Menurut Sunariyah (2003:30) saham adalah penyertaan modal suatu perseroan terbatas
(PT) atau yang biasa di sebut emiten, pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari
perusahaan tersebut. sedangkan menurut Tandelilin (2001:18) menyatakan bahwa saham
merupakan suatu bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yanng menerbitkan saham.
5
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar
modal.
Jenis-jenis saham, menurut Jogianto (2010:111) suatu perusahaan dapat menjual hak
kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu
kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik
investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari
saham, yaitu yang disebut dengan saham preferen (preferred stock). (a) saham biasa (common
stock) menurut Tandelilin (2001:18) saham biasa adalah sekuritas yang mengajukan bahwa
pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak atas kepemilikan aset-aset perusahaan.
Oleh karena itu pemegang saham biasa mempunyai hak suara (voting right). Untuk memilih
direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan
penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). (b) Saham Preferen
(preferred stock) menurut Jogianto (2010:111) saham preferen mempunyai sifat gabungan
(hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas
pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen.
Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bawah klaim
pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai
beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak atas pembayaran terlebih dahulu jika
terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai karakteristik di
tengah-tengah antara bond dan saham biasa.
Earning Per Share
Earning per share merupakan rasio yang mengukur berapa besar laba bersih yang
dihasilkan perusahaan untuk tiap lembar saham yang beredar. Dalam pengertian yang tidak
jauh beda, EPS adalah keuntungan bersih perusahaan dibagi dengan seluruh saham
perusahaan. Nilai EPS ini dilihat dari laju pertumbuhan EPS. Secara matematis, rumus untuk
menghitung EPS adalah sebagai berikut (Husnan, 2001:300) :
EPS=
Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak
Jumlah Lembar Saham Beredar
Price Earning Ratio
Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:76) PER yaitu rasio yang membandingkan antara
harga saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per lembar saham yang diperoleh
pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuangan). Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Harga Saham Per Lembar
PER=
Laba Per Lembar Saham
Debt to Equity Ratio
Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh
pemilik perusahaan diukur dengan ratio debt to equity ratio, dengan cara perhitungan
menurut Sartono (2001:120) sebagai berikut:
Total hutang
DER =
x 100%
Total ekuitas
6
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
Return On Assets
Menurut Hanafi dan Halim (2005:165) Return on assets mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan)yang dipunyai
perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. ROA bisa
diinterprestasikan sebagai hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan (strategi) dan
pengaruh dari faktor-faktor lingkungan (environmental faktor) ratio return on assets (ROA) ini
di hitung dengan cara sebagai berikut :
EBIT
Return On Asset = Total Aktiva x 100 %
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan energi yang terdaftar di
BEI
Hipotesis ialah suatu proporsi, kondisi atau prinsip yang untuk sementara waktu
dianggap benar dan barangkali tanpa keyakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi yang
logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian (testing) tentang kebenarannya
dengan mempergunakan data empiris (empirical data) hasil penelitian. Hipotesis dari
penelitian ini adalah :
H1 : Earning Per Share berpengaruh positif terhadap harga saham.
H2 : Price Earning Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham.
H3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham.
H4 : Return On Assets berpengaruh positif terhadap harga saham.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan energi yang go public di BEI Surabaya.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan sampel yang
digunakan, yaitu purposive sampling yaitu merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Kriteria-kriteria sampel yang dipilih adalah : (1) Sampel yang dipilih
adalah perusahaan Energi yang go public di BEI. (2) Perusahaan yang mempublikasikan
laporan keuangan per 31 Desember yang lengkap secara berturut-turut dari tahun 2010-2012.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Independen
a. Earning Per Share
Earning per share merupakan rasio yang mengukur berapa besar laba bersih yang
dihasilkan perusahaan untuk tiap lembar saham yang beredar. Dalam pengertian
yang tidak jauh beda, EPS adalah keuntungan bersih perusahaan dibagi dengan
seluruh saham perusahaan. Nilai EPS ini dilihat dari laju pertumbuhan EPS. Secara
matematis, rumus untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut (Husnan, 2001:300):
EPS=
Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak
Jumlah Lembar Saham Beredar
7
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
b. Price Earning Ratio
Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004:76) PER yaitu rasio yang membandingkan
antara harga saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per lembar saham
yang diperoleh pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuangan). Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
PER=
Harga Saham Per Lembar
Laba Per Lembar Saham
c. Debt to Equity Ratio
Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai
oleh pemilik perusahaan diukur dengan ratio debt to equity ratio, dengan cara
perhitungan menurut Sartono (2001:120) sebagai berikut:
Total hutang
DER =
x 100%
Total ekuitas
d. Return On Asset
Menurut Hanafi dan Halim (2005:165) Return on assets mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan)yang
dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset
tersebut. ROA bisa diinterprestasikan sebagai hasil dari serangkaian kebijakan
perusahaan (strategi) dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan (environmental
faktor) ratio return on assets (ROA) ini di hitung dengan cara sebagai berikut :
EBIT
Return On Asset = Total Aktiva x 100 %
Variabel Dependen
Harga Saham
Penetapan harga saham dalam proses kegiatan emisi saham oleh suatu perusahaan
emiten merupakan hal yang sangat penting, karena proses ini mempengaruhi proses dari
suatu emisi itu sendiri. Menurut Sunariyah (2003:170) harga saham diartikan sebagai harga
saham (market value) yaitu harga saham yang ditentukan oleh mekanisme modal. Harga
saham pada hakikatnya merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh
setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga saham dipasar sekunder
bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham.
Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak di pengaruhi oleh pertimbangan pembeli atau
penjual tentang kondisi internal dan eksternal.
Secara teoritis, harga suatu saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan
diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Untuk itu, untuk menaksir harga saham yang
wajar hanya dapat dilakukan dengan tepat bila arus kas yang akan diterima tersebut dapat
diestimasikan secara tepat pula. Dalam praktik tidak ada suatu cara yang dapat memberikan
hasil estimasi terbaik terhadap keadaan masa depan yang mengandung unsur
ketidakpastian. Untuk keperluan analisis saham, telah dikembangkan beberapa pendekatan
dalam penilaian dan penentuan harga saham. Analisis terhadap harga saham meliputi
analisis fudamental dan analisis teknikal.
8
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
Harga saham merupakan fungsi nilai perusahaan. Dengan demikian, seberapa jauh
relevansi atau kegunaan suatu informasi dapat diketahui dengan mempelajari hubungan
antara pergerakan harga saham dengan keberadaan informasi tersebut.
Pengujian Hipotesis
Koefisien Kolerasi Berganda (R2)
Uji ini digunakan untuk mengukur tingkat besarnya pengaruh antara variabel bebas (X i)
secara bersama-sama (simultan) dengan variabel terikat (Y). Sehingga untuk mengetahui
koefisien determinasi berganda dapat di gunakan rumus sebagai berikut:
JKR (Jumlah Kuadrat Regresi)
R2 =
JKT (Jumlah Kuadrat Total)
Dimana persamaan diatas dihitung dengan menggunakan alat bantu komputer dengan
program SPSS.
Apabila R2 berada antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1) berarti :
Bila R2 =1 atau mendekati 1 (semakin besar nilai R 2 ) artinya bahwa kontribusi
pengaruh variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y) adalah 100% dimana model
pendekatan yang digunakan adalah tepat.
Bila R2 mendekati 0 (semakin kecil nilai R2) artinya bahwa kontribusi pengaruh dari
variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y) hampir dikatakan tidak ada.
Pengujian Hipotesis Uji F/Model F
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas yang terdiri dari price earning
ratio, debt to equity ratio, dan return on asset layak untuk diteliti atau tidak.
Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut :
a) Jika Sig F > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak menunjukkan variabel
price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset tidak layak untuk
diteliti lebih lanjut.
b) Jika Sig F < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima menunjukkan variabel
price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset layak untuk
diteliti lebih lanjut.
Analisis Koefisien Kolerasi Parsial (uji t)
Uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masingmasing variabel bebas tingkat price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu perubahan harga saham.
Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut :
a. Jika nilai signifikansi Uji t > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti
variabel bebas yang terdiri dari price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on
asset secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
b. Jika nilai signifikansi Uji t < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti
variabel bebas yang terdiri dari price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on
asset secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Uji Koefisien Determinasi Parsial r2 (pengujian pengaruh secara dominan)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi atau sumbangan antara
(X1), (X2), (X3), (X4) secara parsial terhadap (Y) atau untuk mencari pengaruh yang dominan
diantara variabel bebas terhadap variabel terikat yang dapat dihitung dengan rumus :
9
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
r 2=
n( XY) – ( X Y)
X2 – ( X)2 [n Y2 ( Y)2]]
[n
Dimana :
r = koefisien kolerasi
n = banyaknya data / objek yang diteliti
X = variabel bebas / independen variabel (mempengaruhi)
Y = variabel terikat / dependent variabel (dipengaruhi)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi Klasik
Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator),
artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan
keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar (Klasik), yaitu apakah
hasil estimasi yang dilakukan betul-betul terbebas dari adanya gejala multikolinieritas, gejala
autokorelasi dan gejala heterokedastisitas.
Berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai
berikut :
Uji Normalitas Data
a. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Berdasarkan hasil Uji Normalitas yang telah dilakukan diperoleh hasil :
Tabel 1
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber : Printout Hasil Analisis SPSS diolah
Berdasarkan pada tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2-tailed)
sebesar 0,725 > 0,050, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat
disimpulkan bahwa data tersebut telah berdistribusi normal sehingga layak untuk
digunakan dalam penelitian.
b. Pendekatan Grafik
10
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
Grafik normalitas disajikan dalam gambar berikut:
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Harga Saham
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 1
Grafik Pengujian Normalitas Data
Sumber: Printout Hasil Analisis SPSS
Menutut Santoso (2001: 214) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Dari
grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol)
dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal
ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik melalui pendekatan Kolmogorov
Smirnov maupun pendekatan grafik model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolonieritas
Hasil uji multikolonieritas disajikan sebagai berikut :
Tabel 2
Nilai Variance Inflation Faktor dan Nilai Tolerance
Variabel
Tolerance
VIF
Keterangan
Earning Per Share
0,015
66,152
Terjadi Multikolinieritas
Price Earning Ratio
0,824
1,213
Bebas Multikolinieritas
Debt to Equity Ratio
0,321
3,117
Bebas Multikolinieritas
Return On Asset
0,016
61,475
Terjadi Multikolinieritas
Sumber: Printout Hasil Analisis SPSS
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari semua variabel bebas yang terdiri dari
Earning Per Share, Price Earning Ratio, Debto to Equity Ratio serta Return On Asset, yang
memiliki nilai VIF yang melebihi 10 adalah variabel dari Earning Per Share, dan Return On
Asset.. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua variabel bebas tersebut memiliki keterikatan
atau hubungan yang sangat kuat, sehingga dapat disimpulkan model penelitian masih
terjadi gangguan multikolinieritas.
11
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
Pengujian Autokolerasi
Dalam penelitian ini nilai durbin watson sebesar 3,122 dengan jumlah variabel yang di
diteliti (k) sebanyak 4 variabel serta jumlah data (n) sebesar 9, maka nilai dL sebesar 0,296
dan dU sebesar 2,588. Mengingat nilai durbin watson sebesar 3,122 berada diatas dU sebesar
2,588 maka dapat disimpulkan model analisis tidak terjadi gangguan autokorelasi.
Uji Heterokedastisitas
Grafik pengujian Heterokedaktisitas disajikan berikut:
Scatterplot
Dependent Variable: Harga Saham
Regression Studentized Residual
2
1
0
-1
-2
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 2
Heterokedaktisitas
Sumber: Printout Hasil Analisis SPSS
Dari gambar diatas terlihat sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah sumbu Y dan
tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa model analisis tidak
terjadi gangguan heteroskedastisitas.
Hasil pengujian klasik model analisis menunjukkan bahwa secara eksplisit asumsi yang
paling serius terlanggar adalah adanya gejala multikolinieritas pada variabel dari Earning
Per Share dan Return On Asset.
Untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias dalam model penelitian dan
menghindari penafsiran yang keliru terhadap hasil penelitian, maka asumsi yang terlanggar
harus dilakukan penanggulangan, salah satu cara yaitu dengan menghapus variabel yang
memiliki nilai VIF yang paling tinggi yaitu variabel Earning Per Share yang memiliki nilai
VIF sebesar 66,152.
Uji Asumsi Klasik Tanpa EPS
Berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik setelah menghilangkan variabel EPS diperoleh
hasil sebagai berikut :
Uji Normalitas Data
a. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Berdasarkan hasil Uji Normalitas yang telah dilakukan setelah menghilangkan variabel EPS
diperoleh hasil :
12
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Tanpa EPS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
harga
saham
N
9
price
earning
ratio
debt
equity
ratio
9
to
return on
asset
9
9
Normal
Parametersa,,b
Mean
1641.8889 743.7933
223.0578
11.6611
Std. Deviation
1871.8325 1933.73412 293.96641
5
11.37354
Most Extreme
Differences
Absolute
.336
.418
.392
.269
Positive
.336
.418
.392
.269
Negative
-.217
-.353
-.295
-.208
Kolmogorov-Smirnov Z
1.009
1.254
1.175
.806
Asymp. Sig. (2-tailed)
.260
.086
.126
.534
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Printout Hasil Analisis SPSS
Berdasarkan pada tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2tailed) pada semua variabel lebih besar dari 0,050, sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut telah berdistribusi normal
sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian.
b. Pendekatan Grafik
Gambar 3
Grafik Pengujian Normalitas Tanpa EPS
Sumber: Printout Hasil Analisis SPSS
Menutut Santoso (2001: 214) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Dari
13
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol)
dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal
ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik melalui pendekatan Kolmogorov
Smirnov maupun pendekatan grafik model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolonieritas
Hasil pengujian uji multikolonieritas berdasarkan hasil perhitungan SPSS sebagai
berikut :
Tabel 4
Nilai Variance Inflation Faktor dan Nilai Tolerance
Tanpa EPS
Variabel
Tolerance
VIF
Keterangan
Price Earning Ratio
0,861
1,161
Bebas Multikolonieritas
Debt to Equity Ratio
0,96
1,042
Bebas Multikolonieritas
Return On Asset
0,834
1,199
Bebas Multikolonieritas
Sumber: Printout Hasil Analisis SPSS
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari semua variabel bebas yang terdiri dari Price
Earning Ratio, Debt to Equity Ratio serta Return On Asset, tidak ada variabel yang memiliki
nilai VIF yang melebihi 10. Hal ini mengindikasikan bahwa data tersebut tidak memiliki
gangguan multikolonieritas sehingga data tersebut layak untuk diteliti.
Pengujian Autokolerasi
Dalam penelitian ini nilai durbin watson sebesar 3,342 dengan jumlah variabel yang di
diteliti (k) sebanyak 3 variabel serta jumlah data (n) sebesar 9, maka nilai dL sebesar 0,455
dan dU sebesar 2,126. Mengingat nilai durbin watson sebesar 3,342 berada diatas nilai dU
sebesar 2,126 maka dapat disimpulkan model analisis tidak terjadi gangguan autokorelasi.
Uji Heterokedastisitas
Grafik pengujian Heterokedaktisitas disajikan berikut:
Gambar 4
Heterokedaktisitas Tanpa EPS
Sumber: Printout Hasil Analisis SPSS
14
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
Dari gambar diatas terlihat sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah sumbu Y dan
tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa model analisis tidak
terjadi gangguan heteroskedastisitas.
Hasil pengujian klasik model analisis menunjukkan bahwa secara eksplisit tidak ada
asumsi yang terlanggar baik normalitas, multikolinieritas, autokorelasi serta
heteroskedaktisitas, sehingga model penelitian layak untuk dianalisis.
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu mengenai variabel price earning ratio,
debt to equity ratio, dan return on asset terhadap harga saham pada perusahaan energi di Bursa
Efek Indonesia secara linier.
Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Uji Regresi Berganda
Variabel Bebas
Koefisien
Regresi
Sig.
R
Price Earning Ratio
0,049
0,561
0,268
Debt to Equity Ratio
-0,381
0,473
-0,328
Return On Asset
162,947
0,000
0,983
Konstanta
-209,707
Sig. F
0,000
R
0,986
R2
0,971
Sumber Data : Printout Hasil Analisis SPSS
Dari data tabel di atas data yang didapat adalah:
CP= 0,049 PER – 0,381 DER + 162,947 ROA
Dari data di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Koefisien Regresi Price Earning Ratio
Besarnya nilai 1 adalah 0,049 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara price
earning ratio dengan harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa jika variabel price
earning ratio meningkat akan diikuti dengan peningkatan harga saham dan sebaliknya.
b. Koefisien Regresi Debt to Equity Ratio
Besarnya nilai 2 adalah -0,381 menunjukkan arah hubungan negatif (berlawanan) antara
debt to equity ratio dengan harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa jika variabel debt to
equity ratio meningkat akan diikuti dengan penurunan harga saham dan sebaliknya.
c. Koefisien Regresi Return On Asset
Besarnya nilai 3 adalah 162,947 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara return
on asset dengan harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa jika variabel return on asset
meningkat akan diikuti dengan peningkatan harga saham dan sebaliknya.
Uji Hipotesis
Koefisien Korelasi dan Determinasi
15
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
Dari perhitungan dengan yang telah dilakukan diperoleh hasil koefisien determinasi
berganda sebagai berikut:
Tabel 6
Model Summary
Change Statistics
Mo
del R
Std. Error
F
R
Adjusted of
the R Square Chang
Square R Square Estimate Change e
df1
df2
Sig.
F DurbinChange Watson
1
.971
5
.000
.986a
.954
399.71425 .971
56.813 3
3.342
a. Predictors: (Constant), return on asset, debt to equity ratio, price earning ratio
b. Dependent Variable: harga saham
Sumber : Printout Hasil Analisis SPSS
Dari tabel 6 tersebut di atas diketahui R square (R2) sebesar 0,971 atau 97,1% yang
menunjukkan kontribusi dari variabel bebas yang terdiri atas price earning ratio, debt to equity
ratio, dan return on asset secara bersama-sama terhadap harga saham adalah besar.
Sedangkan sisanya (100 % - 97,1 % = 2,9 %) dikontribusi oleh faktor lainnya.
Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara
simultan antara variabel bebas yang terdiri atas price earning ratio, debt to equity ratio, dan
return on asset secara bersama-sama terhadap harga saham. Koefisien korelasi berganda
ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,986 atau 98,6 % yang berarti bahwa korelasi atau
hubungan antara variabel bebas tersebut secara bersama-sama terhadap harga saham
memiliki hubungan yang kuat.
Uji F
Hasil analisa yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 7
ANOVAb
Model
1
Regressio
n
Sum of
Squares
Df
2.723E7
3
9077066.49 56.813
6
5
159771.480
Residual 798857.401
Total
2.803E7
Mean
Square
F
Sig.
.000a
8
a. Predictors: (Constant), return on asset, debt to equity ratio,
price earning ratio
b. Dependent Variable: harga saham
Sumber : Printout Hasil Analisis SPSS
Dari tabel 7 di atas didapat tingkat signifikan uji F = 0,000 < 0,05 (level of signifikan),
maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti pengaruh variabel bebas yang terdiri dari
price earning ratio, debt to equity ratio, dan return on asset layak untuk diteliti lebih lanjut.
16
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
Uji t
Hasil analisa yang telah dilakukan tampak dalam tabel berikut.
Tabel 8
Hasil Uji t dan Tingkat Signifikan
Variabel
Sig
Keterangan
Price Earning Ratio
0,561
Tidak Signifikan
Debt to Equity Ratio
0,473
Tidak Signifikan
Return On Asset
0,000
Signifikan
Sumber : hasil perhitungan spss
Dari data diatas didapatkan hasil bahwa variabel yang signifikan secara parsial adalah
variabel retrun on asset karena memiliki tingkat signifikan di bawah 0,05 yaitu mempunyai
tingkat signifikas sebesar 0,000.
Korelasi Determinasi Parsial
Tabel 9
Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial
Variabel
R
r2
Price Earning Ratio
0,268
0,0718
Debt to Equity Ratio
-0,328
0,1076
Return On Asset
0,983
0,9663
Sumber : hasil perhitungan spss
Dari data diatas didapat bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap harga
saham pasa perusahaan energi yang terdaftar di BEI adalah variabel return on asset karena
memiliki hasil yang paling tinggi yaitu sebesar 0,9663 atau sebesar 96,63%.
Hipotesis
Karena EPS dihapuskan dari penelitian ini maka dari itu pengujian untuk H1 ditiadakan atau
tidak terbukti.
Pengujian Hipotesis 2,3,4
Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk menjawab hipotesis 2,3,4
Yang memiliki hasil :
H2 : Price Earning Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham.
H3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham.
H4 : Return On Assets berpengaruh positif terhadap harga saham.
SIMPULAN DAN KETERBATASAN
Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) kinerja
keuangan yang terdiri dari variabel PER berpengaruh positif terhadap harga saham. (2)
kinerja keuangan yang terdiri dari variabel DER berpengaruh negatif terhadap harga saham
17
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 4 (2014)
ini menunjukan apabila DER meningkat maka harga saham akan menurun. (3) kinerja
keuangan yang terdiri dari ROA berpengaruh positif terhadap harga saham.
Keterbatasan
Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah bahwa data yang
digunakan terlalu sedikit sehingga memicu terjadinya gangguan-gangguan pada saat di
lakukannya pengujian uji asumsi klasik, untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memilih
sampel perusahaan lain yang lebih bervariasi dan memiliki jumlah data yang cukup banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, A. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
. 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Husnan, S. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: BPFE-UGM.
Husnan, S dan E. Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi Keempat.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Hanafi, M dan A. Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan Edisi Kedua.Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Jogianto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketiga. Yogyakarta: YKPN.
. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketujuh. Yogyakarta: YKPN.
Santoso, S. 2001, Statistik Multivariat, Penerbit PT Elek Media Komputindo Kelompok
Gramedia, Jakarta.
Sartono, A. 1996. Manajemen Keuangan Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
. 2001. Manajemen Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Portofolio. Yogyakarta: BPFE.
●●●
Download