onkovirus pada manusia, si in us pada manusia, si - Biotrends

advertisement
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
ONKOVIRUS PADA MANUSIA, SI INFEKSIUS PENYEBAB KANKER
DWI WULANDARI
Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI
Jl. Raya Bogor KM. 46. Cibinong
Telp. 021-8754587
8754587/Fax.021-8754588
email: [email protected]
A
pa itu onkovirus? Mungkin
istilah onkovirus belum
familiar di masyarakat luas.
Namun semua pasti pernah
mendengar istilah kanker dan
virus, dua istilah yg menjadi
momok dalam dunia kesehatan.
Kanker adalah penyakit genetik
yang menyebabkan pertumbuhan
sel yang tidak terkendali, dapat
menyerang dan menyebar ke
dunia setelah kardiovaskular.
Berdasarkan laporan WHO pada
tahun 2008 diperkirakan terjadi
12,7 juta kasus kanker dengan
15.7% disebabkan oleh infeksi.
Sejumlah 80% dari kasus kankerinfeksi tersebut terjadi di negara
berkembang.
Penemuan pertama kali bahwa
virus dapat menyebabkan kanker
MCPyV (Merkel cell polyomavirus)
yang menyebab
menyebabkan berbagai jenis
tipe kanker (lihat Tabel1).
Onkovirus tersebut menyebabkan
kanker karena memproduksi
onkoprotein yang dapat
memperpanjang masa hidup sel
dan mengaktifkan pembelahan sel
dalam tubuh hingga tidak
terkendali.
Gambar 1. Penderita Limfoma Burkitt dan Struktur Virus Ebstein Barr
seluruh bagian tubuh. Virus
adalah agen infeksius yang sulit
dieradikasi bahkan banyak yang
belum ada antivirusnya serta
dapat menyebar dan menular.
Sedangkan onkovirus itu sendiri
adalah virus yang dapat
menyebabkan kanker.
Penderita kanker dapat
mengalami penurunan kesehatan
yang parah bahkan kematian.
Kanker menduduki urutan kedua
sebagai penyebab kematian di
terjadi pada tahun 1964 yaitu saat
ditemuknnya virus Epstein-Barr .
Hingga kini lembaga penelitian
International Agency for Research
on Cancer (IARC) telah
menetapkan 7 jenis onkovirus
yaitu EBV(Epstein-Barr virus), HBV
(Hepatitis B virus), HCV (Hepatitis
C virus), HTLV-1(Human Tlymphotropic virus type 1), KSHV
(Kaposi's sarcoma-associated
herpesvirus), HPV (Human
papillomavirus) resiko tinggi dan
1
1. Virus Epstein
Epstein-Barr (EBV)
EBV, sering disebut juga sebagai
virus herpes
erpes manusia tipe 4. Virus
Epstein-Barr
Barr berasal dari nama
Michael Epstein dan Yvonne Barr,
yang bersama dengan Bert
Achong, menemukan virus ini
pada tahun 1964
1964. Virus tersebut
ditemukan pada pasien
berkebangsaan Afrika yang
menderita kanker Burkitt’s
lymphoma
lymphoma.
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
Gambar 2. Struktur Virus Hepatitis B & Hepatitis C dan perkembangan kanker hati
Diperkirakan lebih dari 95% dari
orang dewasa di dunia telah
terinfeksi EBV. Infeksi EBV jarang
terjadqi pada tahun pertama
kehidupan karena adanya
kekebalan pasif dari ibu ke anak.
Di negara berkembang atau kelas
sosial ekonomi rendah, 80 -100%
anak-anak terdeteksi EBV pada
usia 6 tahun, sedangkan pada
negara maju hanya 50 %.
Proses infeksi virus harus diawali
dengan perlekatan antara virus
dengan sel yang diperantarai oleh
senyawa atau molekul khusus
pada sel yang disebut reseptor.
Reseptor ini sangat spesifik pada
suatu sel namun bisa juga
terdapat pada beberapa sel
lainnya. Oleh karena itu virus
hanya dapat menginfeksi sel-sel
tertentu yang disebut dengan
istilah tropisme. Misalnya, EBV
memiliki tropisme pada sejumlah
sel yang berbeda yaitu sel limfosit
B, sel epitel, dan pada kondisi
tertentu dapat menginfeksi sel T,
sel NK serta sel otot polos.
EBV termasuk dalam famili
Herpesviridae berukuran 122180 nm dan memiliki protein
selubung cangkang yang disebut
amplop. Genom tersusun atas
DNA linier untai ganda dengan
ukuran 172kb. Ada dua genotipe
yaitu EBV1 dan EBV2. Keduanya
terdeteksi di seluruh dunia namun
EBV1 prevalensinya lebih tinggi.
Sedangkan beberapa daerah
misalnya di Afrika tengah, Papua
New Guinea dan Alaska
prevalensi EBV2 lebih tinggi.
EBV menular melalui air liur
penderita yang terinfeksi
misalnya saat pemakaian
peralatan makan dan minum
bersama dan kegiatan lainnya.
Umumnya infeksi pada anak
sering tidak memiliki gejala yang
spesifik atau bahkan tanpa gejala
sehingga jarang teridentifikasi
sebagai infeksi EBV. Terkadang,
namun sangat jarang terjadi,
pada anak-anak muncul gejala
seperti ruam, radang paru-paru,
atau jumlah darah putih yang
2
rendah.. Pada remaja dan dewasa
muda dapat mengembangkan
gejala mononukleosis yaitu
peningkatan jenis tertent
tertentu dari sel
darah putih (limfosit) dalam aliran
darah relatif terhadap sel darah
putih lainnya. M
Mononukleosis akut
menyebabkan sakit tenggorokan,
demam, kelelahan dan
pembengkakan kelenjar getah
bening. Penyakit ini berlangsung
2-44 minggu kemudian dapat
sembuh
embuh dengan sendirinya.
Sedangkan pada infeksi laten
tertentu dapat menyebabkan
kanker.
Hingga kini belum ada vaksin EBV
yang berlisensi, namun ada
beberapa kandidat yang sudah
masuk tahap uji klinik fase II.
Kandidat vaksin tersebut berbasis
antigen gp350/220 suatu
glikoprotein amplop virus. Untuk
pengobatannya biasanya
menggunakan antivirus seperti
acyclovir, ganciclovir ,
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
valganciclovir, penciclovir,
valacyclovir dan famciclovir.
2. Virus Hepatitis B (HBV)
HBV merupakan virus yang
endemik (asli) di kawasan Asia
Timur, Asia Tenggara dan Timur
Tengah. Berdasarkan data WHO
famili Hepadnaviridae berukuran
42nm dan memiliki protein
amplop. Genomnya berbentuk
sirkuler yang terdiri dari dsDNA
parsial. Terdapat delapan
genotipe yaitu genotipe A-H.
Genotipe HBV ini terdistribusi
secara geografis sehingga
memudahkan untuk melacak jalur
seksual, jarum suntik, ataupun
dari Ibu pada bayinya selama
proses persalinan.
Pada kasus inflamasi hati yang
akut, gejala ditandai dengan mual,
muntah dan berkembang menjadi
jaundice (penyakit kuning) bahkan
kadang terjadi kematian. Pada
Gambar 3. Penderita Leukemia dan struktur virus HTLV-I
HTLV
pada bulan Juli 2015 diperkirakan
240 juta orang mengidap infeksi
kronis HBV dan 780.000 jiwa
meninggal tiap tahunnya.
Virus hepatitis B termasuk dalam
penyebaran dan evolusinya.
Penularan melalui darah dan
cairan tubuh penderita yang
terinfeksi dengan berbagai cara
misalnya transfusi darah, kontak
Gambar 4. Sarkoma Kaposi dan Struktur Virus KSHV
3
kasus yang kronis penderita tidak
menunjukkan gejala namun dapat
menyebabkan sirosis dan kanker
hati.
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
Vaksin HBV telah ada sejak tahun
1982 dibuat dari plasma penderita
yang mengandung protein HBsAg
(protein amplop virus) tapi tidak
mengandung partikel virusnya
sehingga aman untuk
diaplikasikan. Kini protein
rekombinan HBsAg diproduksi
pada sel Saccharomyces
cerevisiae. Pengobatan infeksi
kronis HBV yang telah disetujui
adalah menggunakan lamivudin,
adefovir dan interferon-α.
pita tunggal sekitar 8,2 kb.
Terdapat 7 genotipe yaitu a-g
yang terdistribusi secara
geografis.
Seperti HIV(human
immunodeficiency virus), HTLV-1
dapat menginfeksi CD4+ sel T
yaitu salah satu jenis sel dalam
tubuh yang memberikan
kekebalan terhadap infeksi
patogen. Penularan infeksi virus
ini dapat terjadi melalui kontak
seksual, transfusi darah, dan dari
3. Virus Human T-lymphotropic-1 ibu ke anaknya melalui ASI
(HTLV-1)
ataupun saat proses kelahiran.
HTLV-1 tidak dapat menular
HTLV-1 merupakan virus yang
melalui batuk, bersin maupun
meyebabkan leukemia sel-T
kontak sosial pada umumnya
dewasa. Virus ini endemik di
misalnya berjabat tangan.
bagian Selatan Jepang, Carribia,
Mayoritas (95%) pengidap HTLV-1
Papua New Guinea dan beberapa tidak menimbulkan suatu
bagian di Selatan Afrika. Pada
penyakit dan akan terbawa
tahun 2012 diperkirakan 5-10 juta selama masa hidupnya. Namun
orang terinfeksi HTLV-1.
sebagian kecil akan berkembang
HTLV-1 termasuk family
menjadi kanker leukemia setelah
Retroviridae berukuran 100nm
puluhan tahun. Gejala yang timbul
dan memiliki protein amplop.
antara lain dapat berupa luka
Genom HTLV-1 tersusun atas RNA pada kulit; pembesaran hati,
Gambar 5. Karsinoma Sel Merkell dan Virion MCPyV
4
limpa maupun kelenjar limfe; dan
peningkatan kadar kalsium pada
serum.
Hingga kini belum ada vaksin
HTLV-11 yang berlisensi. Antivirus
HTLV-11 adalah zidovudine,
sedangkan untuk pengobatan
leukemia biasanya dikombinasi
dengan arsenik trioksida, dan
interferon alfa.
4. Human papillomavirus (HPV)
risiko tinggi
HPV resiko ttinggi adalah virus
yang dapat menyebabkan
berbagai jenis kanker terutama
kanker serviks. Kanker serviks
merupakan kanker kedua tertinggi
penyebab kematian pada wanita
di seluruh dunia. Berdasarkan
data WHO tahun 2010 sekitar 530
juta orang menderita kanke
kanker
serviks dan 275 jiwa meninggal
setiap tahun. Selain kanker serviks
HPV dapat juga menyebabkan
kanker vulva, vagina, penis,
orofaring, dan anus.
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
Tabel 1. Onkovirus pada manusia dan tumor yang terkait
No
1.
Nama
Virus Epstein-Barr virus
(EBV)
Tahun
1964
2.
Virus Hepatitis B (HBV)
1965
3
Human T-Lymphotropic
Virus type 1(HTLV-1)
Human Papillomavirus
(HPV) risiko tinggi
1980
5.
Virus Hepatitis C (HCV)
1989
6.
Kaposi's sarcomaassociated herpesvirus
(KSHV)
1994
7.
Merkel Cell Polyomavirus
(MCPyV)
2008
4
19831984
Tumor terkait
Limfoma Burkitt,
Hodgkin, sel T dan
NK; kanker
nasofaring dan
perut.
Kanker hati
Onkoprotein
EBNA2,
EBNA3C,
LMP-1, LMP-2
Vaksin
tahap uji klinik
HBx
leukemia sel-T
dewasa
Kanker servik,
kepala dan leher
dan anogenital
Tax
Kanker hati,
limfoma sel B
Sarkoma Kaposi,
limfoma efusi
primer, penyakit
Castleman
multisentrik
Karsinoma Sel
Merkel
Core, NS3,
NS5A
LANA, v-cyclin,
vGPCR, vIL-6,
vBcl-2, vFLIP,
Kaposin B
lolos uji FDA
-Engerix-B
-Recombivax HB
uji preklinik dan
studi hewan coba
lolos uji FDA
Gardasil:vaksin
rekombinan,
quadrivalen (tipe
6,11,16&18)
Cervarix:rekombina
n, bivalen
(tipe16&18)
tahapan awal
pengembangan
tidak ditemukan
publikasi penelitian
pengembangan
vaksin KSHV
Sebenarnya, infeksi HPV sangat
umum pada wanita dan akan
hilang dengan sendirinya. Namun
sekitar 10 % berkembang menjadi
infeksi yang menetap dan berisiko
menjadi kanker setelah kurun
waktu 10-15 tahun.
E5, E6 and E7
Large T
antigen
menyebabkan kanker
dikategorikan sebagai HPV resiko
tinggi yaitu ada 13 tipe
diantaranya tipe 16 dan 18 adalah
tipe yang paling umum terdeteksi.
HPV hidup dan berkembang pada
kulit epidermis baik sel keratin
maupun mukosa. Infeksi dimulai
HPV termasuk dalam famili
pada lapisan basal epidermis
Papillomaviridae berukuran 52dimana virus masuk melalui luka
55nm dan tidak memiliki protein
yang berukuran mikro. Penularan
amplop. Genomnya tersusun atas HPV umumnya melalui kontak
DNA sirkuler sekitar 8kb. Terdapat seksual. Infeksi HPV tidak
180-an genotipe HPV yang telah
menunjukkan gejala sama sekali,
teridentifikasi. Tidak semua
sehingga seringkali teridentifikasi
genotipe HPV dapat
saat sudah terjadi penebalan kulit
menyebabkan kanker, sebagian
(warts) ataupun kanker .
menyebabkan penyakit kutil
Vaksin untuk mencegah infeksi
kelamin. Genotipe HPV yang
HPV telah tersedia yang dibuat
5
vaksin DNA
pcDNA3-LT tahap
uji hewan coba
berbasis virus-like particle (VLP)
dari protein cangkang virus yaitu
protein kapsid L1. Obat antivirus
terhadap HPV masih dalam
penelitian diantaranya yang cukup
menjanjikan adalah ekstrak
karagenan.
5. Virus Hepatitis C (HCV)
HCV menginfeksi sel hati dan
dapat menyebabkan kanker.
Berdasarkan data WHO bulan Juli
2015 diperkirakan 130-150 juta
orang mengidap infeksi kronis
HCV dan 500.000 jiwa meninggal
tiap tahunnya.
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
Virus hepatitis C termasuk dalam
famili Flaviviridae dengan ukuran
50 nm dan memiliki protein
amplop. Genomnya tersusun atas
RNA pita tunggal berukuran 9,6
kb. Terdapat tujuh genotipe yaitu
1-7 yang terdistribusi secara
geografis. Genotipe 1 paling
banyak terdeteksi dan tersebar di
seluruh dunia. Genotipe 1 dan 2
endemik di Afrika Barat, 3 di Asia
Selatan, 4 di Afrika Tengah dan
Timur Tengah, 5 di Afrika Selatan,
6 di Asia Tenggara. Genotipe 7
hanya ada 1 laporan yaitu di
Canada berasal dari imigran Afrika
Penularan HCV yang utama adalah
melalui darah (transfusi darah)
dan produknya (serum, plasma),
melalui donor organ dari orang
yang menderita hepatitis C, jarum
suntik dan kontak seksual.
Infeksi HCV sering tidak
memperlihatkan gejala. Gejala
yang timbul setelah terjadi
keparahan adalah penyakit
kuning, lemah, hilang nafsu
makan, mual dan muntah, demam
sedang, warna pucat atau
kehijauan pada feses, urine
berwarna gelap, dan rasa gatal-
gatal pada tubuh. Infeksi
kronis HCV menyebabkan
sirosis hati dan berlanjut
menjadi kanker bebeberapa
tahun kemudian.
Sampai sekarang belum ada
vaksin untuk HCV. Infeksi HCV
tidak dapat sembuh secara
alami tanpa pengobatan.
Terapi standar untuk penderita
HCV adalah kombinasi antara
interferon dengan ribavirin.
Sekarang telah dikembangkan
antivirus baru disebut direct
acting antiviral (DAA) yang
lebih efektif dan aman, namun
karena biayanya sangat tinggi
sehingga sulit terjangkau
sekalipun di negara maju.
6. Kaposi's sarcomaassociated herpesvirus
(KSHV)
KSHV sering pula disebut virus
herpes manusia tipe 8. Virus
ini menyebabkan sarkoma
Kaposi, kanker yang umumnya
muncul pada pasien AIDS, dan
juga penyakit Castleman,
selain itu pada pasien setelah
Gambar 6. Perkembangan kanker serviks dan struktur HPV
6
Infeksi kronis HCV
menyebabkan sirosis
hati dan berlanjut
menjadi kanker
bebeberapa tahun
kemudian.
Sampai sekaran
sekarang
belum ada vaksin
untuk HCV. Infeksi
HCV tidak dapat
sembuh secara alami
tanpa pengobatan.
Terapi
erapi standar untuk
penderita HCV adalah
kombinasi antara
interferon dengan
ribavirin
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
transplantasi organ karena
menggunakan obat-obatan
immunosuppresor.
Infeksi KSHV sangat umum di subSahara Afrika, cukup lazim di
negara-negara Mediterania,
namun jarang di Eropa, Asia dan
Amerika Serikat. Kejadian
meningkat pada beberapa
kelompok etnis atau perilaku
tertentu terutama pada
homoseksual di AS dan Eropa.
KSHV termasuk dalam family
Herpesviridae dengan ukuran 120150 nm. Selain memiliki amplop,
virus ini juga diselubungi oleh
tegumen yaitu lapisan protein
diantara nukleokapsid dan amplop
yang membantu replikasi virus
dan menghindari sistem imun
tubuh. Genomnya tersusun atas
DNA untai ganda linier sekitar 140
kb diapit dengan 25-30 kb
terminal yang berulang .
KSHV terdeteksi pada sel endotel,
sel epitel, sel B dan monosit.
Penularan KSHV yang utama
melalui saliva sekalipun bisa juga
melalui darah, donasi organ dan
kontak seksual.
Ketertarikan dan usaha
pengembangan vaksin KSHV
masih sangat terbatas,
diasumsikan karena insiden
penyakitnya sangat sedikit. Selain
itu telah tersedia beberapa
pendekatan terapeutik untuk
kasus kanker akibat KSHV.
Antiviral yang digunakan untuk
pengobatan KSHV adalah
ganciclovir, foscarnet and
cidofovir.
7. Merkel Cell Polyomavirus
(MCPyV)
Virus ini ditemukan pada sel
kanker Merkel menggunakan
Digital transcriptome subtraction
(DTS) yang dapat mendeteksi
pathogen jenis baru dalam
jaringan kanker. Infeksi MCPyV
sangat umum terjadi, 50-80%
orang dewasa diperkirakan
terinfeksi oleh virus ini. Sekitar
1.500 kasus baru terdeteksi per
tahun di Amerika Serikat sehinga
merupakan kanker yang relatif
jarang namun sangat agresif dan
mematikan.
MCPyV adalah virus yang
termasuk famili Polyomaviridae
berukuran 40-55nm dan tidak
memiliki protein amplop. MCPyV
mempunyai genom yang tersusun
atas DNA untai ganda sirkuler
dengan ukuran ~5,4 kb.
DNA MCPyV terdeteksi di
berbagai lokasi yaitu saluran
pernafasan, rongga mulut,
saluran pencernaan, jaringan
limfe, urin namun paling sering
ditemukan di kulit. Berdasarkan
temuan DNA tersebut maka
penularannya diperkirakan
melalui makanan yang
terkontaminasi virus, pernafasan
dan kontak kulit. Meskipun
terdeteksi di berbagai jaringan
namun hanya sel-sel kulit
neuroendokrin yang rentan
menjadi kanker oleh MCPyV.
Infeksi MCPyV umumnya tidak
menimbulkan gejala. Hingga kini
belum ada vaksin dan antiviral
terhadap MCPyV.
terkontaminasi, tidak melakukan
hubungan seksual dengan
penderita tanpa menggunakan
pelindung, dan mencegah
transmisi vertikal pada saat
melahirkan. Sedangkan untuk
pencegahan infeksi virus yang
menular melalui fekal-oral adalah
dengan cara mencuci tangan
sebelum makan, memasak
makanan dengan cara yang benar
untuk menghilangkan patogen
dan menggunakan peralatan
makan yang higienis. Selain itu,
yang tidak kalah penting adalah
menjaga pola hidup sehat dengan
makan makanan yang bergizi,
istirahat yang cukup serta olah
raga yang teratur sehingga sistem
kekebalan tubuh selalu dalam
kondisi prima.
Setelah membaca sekilas tentang
onkovirus diatas, maka
diharapkan para pembaca
menjadi lebih aware namun tidak
juga menjadi paranoid terhadap
penyakit kanker karena pada
dasarnya pencegahan terhadap
infeksi onkovirus tersebut dapat
dilakukan. Selain itu telah tersedia
antivirus dan kit deteksinya.
Deteksi dini sebelum terjadinya
kanker sangat disarankan karena
umumnya infeksinya tidak
menimbulkan gejala, merupakan
infeksi laten dan setelah jangka
waktu puluhan tahun baru muncul
gejala kanker.
Berdasarkan uraian diatas maka
diketahui bahwa pencegahan
infeksi onkovirus dapat dilakukan
dengan cara vaksinasi. Sayangnya,
beberapa jenis onkovirus tersebut Daftar Pustaka
belum ada vaksinnya sehingga
pencegahan dapat dilakukan
Morales-Sánchez A and Fuentesdengan cara menghindari jalurPananá EM. (2014): Human
jalur penularannya. Misalnya,
Viruses and Cancer, Viruses,
pencegahan infeksi virus yang
6, 4047-79
menular melalui cairan tubuh
adalah dengan tidak
Schottenfeld D, Beebe-Dimmer J,
menggunakan jarum suntik, pisau
(2015): The cancer burden
cukur, sikat gigi ataupun peralatan
attributable to biologic
makan bersama, menghindari
agents , Annals of
transfusi darah dari darah yang
Epidemiology, 25 , 183-7
7
BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016
Yaro A. (2013): Epstein-Barr
Levendosky K, Mizenina O,
Spurgeon ME, Lambert PF.( 2013):
infection: Current treatment
Martinelli E, Jean-Pierre N,
Merkel cell polyomavirus: a
options, Ann Trop Med
Kizima L, Rodriguez A,
newly discovered human
Public Health, 6, 10-3
Kleinbeck K, Bonnaire T,
virus with oncogenic
Available from:
Robbiani M, Zydowsky TM,
potential, Virology. 435(1),
http://www.atmph.org/text
O'Keefe BR, Fernández118-30
.asp?2013/6/1/10/115167.
Romero JA. (2015):
Griffithsin and Carrageenan Neu U, Hengel H, Blaum BS,
Yuen MF, & Lai CL. (2008): The
Combination To Target
Schowalter RM, Macejak D,
Natural History Of Chronic
Herpes Simplex Virus 2 and
Gilbert M, Wakarchuk WW,
Hepatitis B, Medscape J
Human Papillomavirus.
Imamura A, Ando H, et al.
Med, 10, 91.
Antimicrob Agents
(2012): Structures of Merkel
Chemother, 59(12),7290-8
Cell Polyomavirus VP1
WHO 2015 data: Hepatitis B.
Complexes Define a Sialic
Available online:
Clark V, Nelson DR. (2012): The
Acid Binding Site Required
http://www.who.int/mediac
role of ribavirin in direct
for Infection, PLoS Pathog,
entre/factsheets /fs204/en/
acting antiviral drug
8(7): 1-11
(accessed on 5 Februari
regimens for chronic
2016).
hepatitis C. Liver Int., 32
Loyo M1, Guerrero-Preston R,
Suppl 1, 103-7
Brait M, Hoque MO, Chuang
Gonçalves DU, Proietti FA, Ribas
A, Kim MS, Sharma R,
JGR, Araújo MG, Pinheiro
Messina JP, Humphreys I,
Liégeois NJ, Koch WM,
SR, Guedes AC, and
Flaxman A, Brown A, Cooke
Califano JA, Westra WH,
Carneiro-Proietti ABF.
GS, Pybus OG, and Barnes
Sidransky D. (2010):
(2010): Epidemiology,
E, (2015):Global
Quantitative detection of
Treatment, and Prevention
Distribution and Prevalence
Merkel cell virus in human
of Human T-Cell Leukemia
of Hepatitis C Virus
tissues and possible mode
Virus Type 1-Associated
Genotypes, Hepatology,
of transmission, Int J
Diseases. Clin Microbiol Rev.
61,1, 77–87.
Cancer,. 15;126(12):2991-6
23(3), 577–89.
WHO 2015 data: Hepatitis C.
Gessain A. and Cassar O. (2012).
Available online:
Epidemiological aspects and
http://www.who.int/mediac
world distribution of HTLV-1
entre/factsheets/fs164/en/
infection, Front. Microbiol,3,
(accessed on 5 Februari
1-23
2016).
WHO 2015 data: Human
Papillomavirus. Available
online:http://www.who.int/
mediacentre/factsheets/fs3
80/en/ (accessed on 5
Februari 2016).
Cai Q1, Verma SC, Lu J, Robertson
ES. (2010): Molecular
Biology of Kaposi’s Sarcoma
Herpesvirus and Related
Oncogenesis, Adv Virus Res,
78, 87–142.
8
Download