BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan perpaduan yang harmonis antara kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru dan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, dalam kegiatan pembelajaran tersebut terjadi interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan sumber belajar, diharapkan dengan adanya interaksi tersebut siswa dapat membangun pengetahuan secara aktif, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang serta dapat memotifasi peserta didik sehingga mencapai kompentensi yang diharapkan Mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa hal terutama ketersediaan fasilitas belajar, pemanfaatan waktu, dan penggunaan metode belajar. Pada pelaksanaan pembelajaran di kelas guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat karena cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran dan minat siswa terhadap materi pelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pembelajaran kimia di SMA Negeri 5 Kairatu sebagian besar menggunakan metode mencacat tanpa adanya aktivitas yang bervariasi dan melibatkan sisi fisioligis, melainkan hanya berkonsentrasi pada tugas-tugas yang di berikan oleh guru akibatnya dengan hanya menggunakan metode tersebut membuat siswa menjadi bosan dan jenuh menerima mata pelajaran kimia tersebut. Pada hakekatnya hasil belajar yang dicapai siswa di tandai dengan adanya perubahan sikap pada diri siswa itu, slameto (1995:3 dan 4) latar belakang dari masalah penelitian ini adalah bahwa pembelajaran kimia yang ada selama ini guru belum menemukan strategi yang tepat dalam proses belajar mengajar, sehingga berakibat pada prestasi rendah. Hal inilah yang mendorong saya untuk membahas dalam tugas akhir dengan judul “Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournamen (TGT) untuk meningkatkan kualitas proses hasil belajar kimia pada materi Larutan Elektrolit dan non Elektrolit pada kelas X SMA Negeri 5 Kairatu” 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran Kimia siswa kelas X SMAN 5 Kairatu? 2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakannya model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournamen (TGT) pada pembelajaran kimia siswa kelas X SMAN 5 Kairatu? 1.3. Tujuan Penelitian. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakannya model pembelajaran kooperatip tipe Team Game Tournament (TGT) pada pembelajaran kimia kelas X SMAN 5 Kairatu 1.4. Manfaat Penelitian. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Proses belajar mengajar kimia tidak lagi bersifaf konvensional 2. Srategi pembelajaran yang lebih tepat bersifat variatif sehingga membuat anak didik nyaman saat pembelajaran berlangsung 3. Menumbuhkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri ataupun kelompok 1.5. Penjelasan Istilah. Beberapa istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Team Games Tournamen (TGT), bentuk pembelajaran kooperatif dimana setelah siswa belajar secara individual untuk selanjutnya membentuk suatu kelompok kecil dalam menyelesaikan masalah. (Erman Suherman, 2001 : 218) 2. Hasil Belajar, Perubahan yang terjadi dalam diri individu yang terjadi akibat adanya sumber usaha , yaitu belajar. 3. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik sementara larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif. Falsafah yang mendasari model pembelajaran Cooperative Learning adalah falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia sebagai mahluk sosial yang saling bekerja sama dan saling membutuhkan antara satu sama lain. Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut. Tiap-tiap individu dapat andil menyumbang pencapaian tersebut, siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika siswa lainnya juga mencapai tujan tersebut. 2.2. Pembelajaran Team Game Tournamen (TGT) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pembelajran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material meliputi: buku-buku, papan tulis, kapur, audio. Fasilitas dan perlengkapan berupa: ruangan kelas, perlengkapan, dan prosedur meliputi: jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya. Hamalik (2003: 57) Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments). Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggotaanggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka). 2.3. Larutan Larutan merupakan suatu sistem homogeni yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik yang di sebut larutan , sedangkan suatu system yang heterogen di sebut campuran, biasanya istilah larutan di anggap sebagai cairan yang mengandung zat terlarut. Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis yaitu pelarut dan zat pelarut yang dapat dipertukarkankan tergarntung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat pada jumlah yang banyak sedangkan komponennya minornya merupakan zat terlarut, larutan terbentuk melalui campuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung. Berdasarkan kemampuan mengartar arus listrik larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang akan mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Jika diuji dengan alat uji elektrolit maka larutan elektrolit akan menimbulkan gelembung sedangkan larutan nonelektrolit tidak menimbulkan gelembung. Contoh larutan elektrolit adalah HCl, NaCl dan asam cuka, sedangkan contoh larutan nonelektrolit adalah larutan gula. 2.4. Hipotesis Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournamen (TGT), sesuai denga perumusan masalah tersebut diatas maka dalam penelitian ini peneliti mengajukan dua hipotesis, yaitu : 4. Terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah model pembelajaran kooperatif tipe TGT diterapkan 5. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap motivasi belajar siswa sesudah model pembelajaran kooperatif diterapkan Kedua hipotesis tersebut merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti data yang terkumpul (Arikunto, 1993 : 67) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan ini adalah deskriptif 3.2.Tempat dan waktu 1. Tempat penelitian penelitian dilaksanakan dikelas X SMA Negeri 5 Kairatu Seram Bagian Barat. 2. Waktu penelitian Penelitian pada tanngal 21 Maert - 21 April 2013 3.3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas X yang terdiri dari 25 siswa dengan komposisi lakilaki 13 siswa dan perempuan 12 siswa. 3.4. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yakni variabel hasil belajar yaitu hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif Indikator dan skala yang telah ditentukan dan Analisis hasil inventori minat siswa terhadap materi pelajaran 3.5. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Tes. Instrumen tes ini berupa post tes yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa setelah diterapkan metode pembelajaran TGT, post test diberikan pada pertemuan akhir sesudah proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran TGT berlangsung berupa soal-soal tes yang berjumlah 15 soal yang terdiri dari pilihan ganda yang berjumlah 10 soal dan soal-soal essay yang berjumlah 5 soal. 2. Lembar Observasi Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa. Lembar observasi keaktifan siswa merupakan lembar yang berisi pedoman dalam melaksanakan pengamatan aktivitas siswa pada saat pembelajaran di dalam kelas dan kelompok. Peneliti menetapkan 9 indikator untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Setiap indikator diberikan nilai sesuai dengan pengamatan observer terhadap siswa dalam satu kelompok dengan kriteria sebagai berikut: 3.6. Teknik Pengumpulan Data. a. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. 1. Tes, dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. 2. Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar dan imflementasi model pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT. b. Alat Pengumpulan Data. Alat pengumpulan data dalam penelitian kelas ini meliputi Tes dan Observasi, 1. Soal Tes, menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa. 2. Lembar Observasi, menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar siswa 3.7. Teknik Analisa Data. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif analitis dengan menggunakan daftar nilai kognitif peserta didik dalam kelompok. Selanjutnya, data tersebut diperoleh pada tiap siklus dianalisis secara deskriptif dengan menghitung percentages correction. Menurut Sugiyono deskriptif analitis adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar nilai kognitif. Dalam menganalisis data digunakan rumus sebagai berikut: ∑jawaban benar Nilai = ∑soal x 100 Rata-rata hasil belajar peserta didik dihitung sebagai berikut: ̅𝑋 =∑𝑥 𝑁 Keterangan : 𝑋̅ = nilai rata-rata hasil belajar ∑x = juumlah seluruh nilai peserta didik dalam kelompok N = banyaknya peserta didik dalam kelompok Ketuntasan belajar klasikal peserta didik dihitung sebagai berikut: P= ∑ni ∑n x 100% Keterangan : P = Presentase ketuntasan belajar ∑ni ∑n = Jumlah peserta didik dalam kelompok yang tuntas belajar (nilai ≥ 6,5) = Jumlah seluruh peserta didik dalam kelompok 3.8. Indikator Keberhasilan : Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah: 1. Meningkatnya hasil belajar peserta didik kelas X SMAN 5 Kairatu dalam materi laruran elektrolit dan non elektrolit 2. Tercapainya ketuntasan belajar klasikal yang dapat dilihat pada nilai belajar peserta didik minimal 80% peserta didik mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 65. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini mendeskripsikan tentang keberadaan obyek penelitian dan hasil paparan ketika proses belajar mengajar berlangsung, yaitu ketika menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT yang telah peneliti terapkan di kelas X SMAN 5 Kairatu. Supaya situasi pembelajaran dapat diikuti secara utuh, maka peneliti memaparkan semua proses yang terjadi selama berlangsungnya pembelajaran, mulai dari kegiatan awal hingga peneliti menutup pembelajaran dari masing-masing pertemuan. Penelitian dimulai pada tanggal 22 Maret sampai tanggal 20 April 2013. 4.1. Hasil Penelitian Penelitian penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran TGT telah dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X dengan materi larutan elektrolit dan non elektrolit semester gasal tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan melalui model deskriptif dengan melihat dari dua sisi instrument, yaitu observasi dan tes (Post test) 4.1.1. Kemampuan Afektif Siswa Data kemampuan afektif siswa yang dinilai selama proses pembelajaran TGT berlangsung meliputi komitmen, keseriusan, kedisiplinan dan keaktifan siswa dalam menilai, menerjemah dan menyimpulkan hasil dari proses pembelajaran dan hasil kegiatan eksperimen (lampiran 7b) ditunjukan pada table di bawah ini: Tabel 4.4: Distribusi frekuensi dan persentase lembaran observasi Afektif siswa SMA Negeri 5 Kairatu Tingkat penguasaan Frekuensi Persentase Kualifikasi 80 - 100 16 76 % Baik 66 - 79 9 24 % Cukup 50 - 65 - - Kurang 25 100 % Pada lembaran observasi afektif, terdapat 16 siswa atau 76 % dalam kategori sangat baik dan 9 siswa atau 24% dalam kategori cukup, sedang pada katagori kurang adalah 0 % . 4.1.2. Kemampuan Psikomotor Siswa Data kemampuan psikomotor siswa yang dinilai selama proses pembelajaran TGT berlangsung, dalam hal ini dilihat kemampuan siswa dalam berinteraksi, kekompakan dalam kelompok selama pembelajaran berlangsung (lampiran 7b) ditunjukan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 distribusi frekuensi dan persentase lembaran observasi psikomotor siswa SMA Negeri 5 Kairatu. Tingkat penguasaan Frekuensi Persentase Kualifikasi 80 - 100 12 48 % Baik 66 - 79 12 42 % Cukup 50 - 65 - - Kurang 25 100 % Dari Tabel 4.5 dapat dilihat pada lembaran observasi psikomotor, terdapat 12 siswa atau 48 % dalam kategori baik dan 13 siswa atau 42 % dalam kategori cukup, sedangkan pada katagori kurang tidak ada atau 0 %. Kemudian dari data kemampuan afektif dan psikomotor di buat dalam grafik da 4.2. PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan subjek satu kelas yang berjumlah 25 peserta didik. Sebelum penelitian, terlebih dahulu diadakan observasi untuk mengetahui kondisi awal peserta didik sebelum memperoleh penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran TGT. Pada observasi tersebut didapati peserta didik kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kimia karena guru masihmenggunakan metode ceramah yang membosankan dan hasil belajar kimia peserta didik belum mencapai KKM. Hasil pengamatan pada tiap pembelajaran didapatkan hasil sebagai berikut Penelitian ini dilaksanakan di dalam kelas dengan pembelajaran sistem kelompok menggunakan metode TGT. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di awali dengan apersepsi yaitu mengapa jika salah satu anggota tubuh kita yang basah terkena setrum apabila menyentuh kabel terkelupas yang sedang di aliri listrik? Selain itu dijelaskan juga tentang metode pembelajaran TGT yang akan digunakan pada saat proses percobaan daya hantar listrik berlangsung Sejalan dengan itu (Wenno. 2008: 57-58) berpendapat bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep itu dengan teman-temannya. Siswa juga akan bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap pembelajarannya itu sendiri serta melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Dari pendapat yang di sampaikan diatas maka dapat dilihat sejauh mana seorang siswa mempunyai kemampuan untuk dapat bekerja sama dan bertanggungjawab dalam suatu kelompok, ini dapat dilihat dengan observasi psikomotor dimana siswa terdapat 12 siswa atau 42 % dalam kategori baik dan 13 siswa atau 48 % dalam kategori cukup sedangkan pada katagori kurang adalah 0% atau tidak siswa yang yang menempati katagori tersebut dari 25 siswa yang ada pada kelas X. Berdasarkan pembahasan, membuktikan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran TGT pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit mampu menigkatkan hasil belajar siswa, disebabkan metode pembelajran TGT dalam pelaksanaannya terdapat sarana, bahan dan alat yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang semula membosankan menjadi lebih menarik dan dapat menumbuhkan semangat belajar siswa.