1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu digunakan sebagai pedoman dasar pertimbangan
maupun perbandingan bagi penulis dalam upaya memperoleh arah dan
kerangka berpikir. Berikut ini adalah penelitian sebelumnya yang dapat
dijadikan acuan dalam penelitian ini :
1. Jurnal pertama yang menjadi acuan peneliti berjudul “The Nature
and Scope of Festival Studies” yang dibuat oleh Donald Getz pada tahun
2010. Dimana isi dari jurnal tersebut adalah kerangka untuk memahami
dan menciptakan pengetahuan tentang peristiwa bahwa tempat-tempat
yang direncanakan pengalaman festival dan makna sebagai fenomena inti
studi festival . Unsur-unsur lain dalam kerangka ini adalah pendahulu
untuk menghadiri festival , perencanaan dan manajemen , hasil ,
penciptaan pengetahuan , kebijakan , dan pola dan proses temporal dan
spasial .
Meskipun terbatas pada festival , proses ini juga akan membantu
mengembangkan studi event umum , karena banyak konsep dan tema
penelitian bersama. Festival merupakan sub - bidang yang penting dalam
studi acara, dan kepentingan tertentu untuk ulama dalam berbagai
disiplin ilmu karena universalitas pesta dan popularitas pengalaman
festival . Manajemen acara telah muncul sebagai quasi - profesi dan
bidang yang berkembang pesat studi di universitas di seluruh dunia.
2. Jurnal kedua berjudul “Special Event Management and Event
Marketing: A case study of TKBL All Star 2011 in Turkey” dibuat oleh
Huseyin Kose, Mehpare Tokay, dan Metin Argan pada tahun 2011.
Didalam jurnal tersebut berisi Acara adalah kegiatan rekreasi dan
kemungkinan kerja untuk orang-orang. Acara membawa orang bersamasama dan membuat mereka memiliki waktu yang baik. Mereka
meningkatkan kualitas hidup orang; mereka dapat memberikan manfaat
ekonomi yang signifikan dan juga dapat memberikan pendapatan proyek
khusus. Terlepas dari ukuran, peristiwa memerlukan tingkat tinggi
8
8
perencanaan, berbagai keterampilan dan banyak energi (Hillary komisi
untuk olahraga, 1997). Menurut Andersson dan Wesslau (2000), ketika
menggunakan peristiwa, perusahaan mendapatkan kemungkinan untuk
memiliki sendiri-hak konsumen selama durasi acara. Ini berarti bahwa
jika perusahaan mengelola untuk mendapatkan konsumen untuk
menghadiri acara, distorsi dari pesaing akan pergi atau setidaknya
diperkecil selama durasi acara. Juga, peristiwa mengandung unsur-unsur
yang nyata, seperti makanan, minuman dan produk lainnya dijual atau
diberikan, tetapi adalah pada dasarnya layanan dalam bahwa mereka
terdiri dari tidak berwujud pengalaman terbatas durasi dalam suasana
sementara.
3. Peneliti melakukan perbandingan dengan jurnal nasional sebagai
acuan dari penelitian, jurnal ketiga berjudul “Peranan Event Marketing
Universitas Terhadap Harapan Kualitas Jasa Calon Mahasiswa Binus
University (Studi Kasus Pada Event Open House Binus University) yang
dibuat pada tahun 2013 oleh Ibu Lidia Wati Evelina, Mia Angeline, dan
Bapak Damianus Cosmas Bambang. Perencanaan marketing yang
strategis semakin diperlukan oleh universitas agar dapat bersaing dan
menjaring calon mahasiswa baru seiring dengan meningkatnya biaya
perkuliahan. Salah satu tools utama yang digunakan oleh universitas
untuk menjaring calon mahasiswa baru adalah melalui event marketing,
yaitu menggunakan acara/event untuk mencapai tujuan marketing atau
menjual universitas agar diminati oleh calon mahasiswa dan orang tua
(Washburn & Petroshius, 2004, hal. 35).
Tujuan utama dalam setiap event marketing adalah untuk melibatkan
potential customer kedalam suatu acara yang diselenggarakan oleh
perusahaan. Event marketing ini harus mempunyai kesan mendalam agar
potential customer dapat mengingat pengalaman menyenangkan ketika
mereka terlibat dalam acara tersebut. Jika perusahaan yang dimaksud
disini adalah universitas maka salah satu event marketing yang dapat
melibatkan calon mahasiswa (potential customer) adalah melalui open
house.
9
Istilah “open house” atau “open day” mengacu pada acara yang digelar
oleh institusi, biasanya sekolah atau universitas, dimana mereka
membuka pintu bagi publik untuk datang dan melihat fasilitas institusi
agar mendapat informasi sebanyak mungkin mengenai institusi tersebut.
Tujuan utama dari acara open house ini adalah untuk menarik calon
murid dan mahasiswa yang prospektif, mengenalkan calon mahasiswa
dan orang tua mereka pada fasilitas dan kehidupan kampus, ajang
sosialisasi antar mahasiswa baru, atau sebagai media komunikasi antara
staff universitas dengan mahasiswa dan para orang tua (LoCicero, 2008,
hal. 226).
4. Jurnal keempat yang menjadi acuan peneliti melakukan penelitian
adalah jurnal yang berjudul “Analisis Proses Produksi Off Air
International Classic Car Show 2011 Oleh Otoblitz PT. Wahana Adireksa
Wiraswasta” yang dibuat oleh Andra Ariawan tahun 2011. Jurnal
tersebut berbicara tentang Bagaimana memproduksi event
berskala
internasional, dimana dalam penelitian tersebut komunikasi dan
berkordinasi menjadi hal terpenting dalam berinteraksi. Dalam tahap
mengelola sebuah acara baik dari tahap pra hingga pasca acara
diperlukan suatu interaksi komunikasi yag baik karena hal itu
mempengaruhi terhadap kemaksimalan sebuah acara.
5. Jurnal kelima berjudul “The Importance of Photography As an
Information Support in Event Management (Case Event of Anugerah
Bambu Indonesia” dibuat oleh Anwar Basalamah dan Maria Pia Adiati
tahun 2013. Pertumbuhan dalam industri event menunjukkan bahwa
orang telah berhasil secara konsisten membuat acara yang lebih besar dan
lebih baik. Saat ini, konsep acara mencakup berbagai macam kegiatan
sosial / siklus hidup, pendidikan dan karir acara, acara olahraga, acara
hiburan, peristiwa politik, acara perusahaan dan acara keagamaan
(Goldbaltt, 2000). Hal ini telah menjadi mode untuk menggunakan kata
'event' untuk segala sesuatu yang terjadi.
Dengan tren saat ini dan tantangan yang timbul dalam industri event ada
permintaan yang tinggi bagi manajer kreatif yang menambah nilai
peristiwa sembari menyamakan ide-ide klien dengan orang-orang dari
organisasi (Bilton & Laery, 2002). Dengan globalisasi dan kemudahan
10
perjalanan saat ini, dikombinasikan dengan perkembangan teknologi, hal
ini menjadi lebih penting untuk terus mendidik siswa dan manajer acara.
11
Tujuan
Penelitian Untuk Memahami dan
I
menciptakan
Metode
Perbedaan
Analisis Pustaka Jenis acara yang
Hasil
Unsur-unsur dalam
dilakukan berbeda,
penelitian ini adalah
pengetahuan tentang
sebuah acara festival
pendahulu untuk
peristiwa bahwa
berbeda dengan
menghadiri festival ,
tempat-tempat yang
konsep acara yang
perencanaan dan
direncanakan
penulis lakukan yaitu
manajemen , hasil ,
pengalaman festival
event launching
penciptaan
dan makna sebagai
produk.
pengetahuan ,
fenomena inti studi
kebijakan , dan pola
festival. Secara
dan proses temporal
sistematis dan
dan spasial.
menyeluruh dalam
Meskipun terbatas
mengumpulkan dan
pada festival , proses
menganalisa daftar
ini juga akan
pustaka, dengan
membantu
penjelasan, semua
mengembangkan
artikel-festival terkait
studi event umum ,
diterbitkan dalam
karena banyak
jurnal penelitian
konsep dan tema
berbahasa Inggris
penelitian bersama.
Festival merupakan
sub - bidang yang
penting dalam studi
acara, dan
kepentingan tertentu
untuk ulama dalam
berbagai disiplin
ilmu karena
universalitas pesta
dan popularitas
pengalaman festival .
12
Manajemen acara
telah muncul sebagai
quasi - profesi dan
bidang yang
berkembang pesat
studi di universitas
di seluruh dunia.
Penelitian untuk menunjukkan
II
dimensi diterapkan
Studi kasus yang Perbedaan terletak pada
Berfokus pada
digunakan untuk objek yang menjadi
dimensi manajemen
sambil mengelola dan
menganalisis
target yang ingin
acara bernama
memasarkan acara
acara olahraga
dicapai oleh masing-
ticketing,
olahraga khusus yang
berdasarkan
masing acara.
transportasi, sumber
sukses dan akan
manajemen
daya manusia
membuat beberapa
acara dan
(relawan dan staf
kontribusi untuk
pemasaran event
terlatih),
manajer acara
perspektif.
penganggaran,
olahraga dan manajer
pemasaran dan PR
olahraga pemasaran
dan manajemen
tentang bagaimana
risiko.
menggunakan dimensi
manajemen acara
efektif dan strategi
bentuk berdasarkan ini
perspektif.
Penelitian untuk mengetahui
III
peranan kegiatan eve
metode
Dalam penelitian ini
Peranan kegiatan E
kuantitatif
lebih melihat kepada
vent marketing Open
nt marketing open
dengan
sudut pandang
House terhadap
house yang dilakukan
menggunakan
marketing terhadap
harapan kualitas jasa
Binus University
kuesioner dan
sebuah event
calon mahasiswa
terhadap harapan
metode
Binus University
kualitas jasa calon
kualitatif
kurang signifikan,
mahasiswa dan
sebagai data
serta hambatan yang
mengetahui kegiatan
pendukung
dialami masih
13
serta hambatan yang
dengan
dialami dalam
menggunakan
pelaksanaan open
wawancara
house tersebut.
kepada divisi
bersifat teknis.
marketing Binus
University.
Penelitian
IV mempelajari
Didalam tahap
metode
bagaimana kita
penelitian
memproduksi suatu
kualitatif. Dalam
event berskala
penelitian ini
international.
juga
menggunakan
penemuan ide, tahap
awal sebuah persiapan
memiliki perbedaan,
dimulai dari jenis
acara, konsep acara
dan tema acara
komunikasi dan
koordinasi
merupakan hal yang
sangat penting dalam
berinteraksi, dengan
kata lain adalah
metode
komunikasi adalah
pengumpulan
proses penyampaian
data melalui
informasi dari
wawancara,
komunikator
observasi atau
(pengirim) kepada
pengamatan dan
komunikan
penelaahan
(penerima pesan).
dokumentasi.
Tahapan proses
produksi terdapat 3
tahap yaitu proses
pra produksi,
produksi dan pasca
produksi, dimana
ketiga tahapan
tersebut memiliki
benang merah satu
sama lain dan saling
berkesinambungan.
Dan apabila salah
satunya tidak
berhasil maka akan
14
mempengaruhi hasil
dari keseluruhan
acara dan nama dan
eksistensi lembaga
menjadi taruhannya.
Penelitian
V untuk menyelidiki
potensi media
fotografi sebagai
sarana pendukung
dalam
penyelenggaraan
Etnografi yang
dianjurkan
sebagai
pendekatan
penelitian yang
sesuai dengan
bidang acara.
Objek dari penelitian ini
adalah fotografi
fotografi yang
memiliki nilai
tambah sebagai
sumber data,
dokumentasi, dan
bahasa visual. Studi
acara, menganalisis
ini membuktikan
fotografi sebagai
bahwa teori EMBOK
sumber data dalam
yang dikemukakan
mengidentifikasi
oleh Silvers, yang
penyelenggaraan
mengategorikan
acara, mengeksplorasi
fotografi sebagai
fotografi sebagai
manajemen
dokumentasi yang
informasi untuk
membantu dalam
manajemen acara,
pelaksanaan acara,
merupakan sebuah
memeriksa fotografi
teori yang dapat
sebagai bahasa visual
dipertanggungjawab
yang mendukung
kan.
manajemen acara.
15
2.2 Landasan Konseptual
Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori yang diidentifikasi pada
bab 1 latar belakang yang berjudul “Proses Produksi Event LIVE,
WORK, PLAY, AND FLY (The Sales Launching of Airport City) di
Event Organizer Extra Ordinary PT 3X PODIMAN” dimana penulis
akan memaparkan proses yang terjadi dalam event tersebut.
2.2.1 Teori Komunikasi
Menurut Miller Komunikasi berarti bahwa informasi disampaikan
dari suatu tempat ke tempat lain (Ardianto, 2007: 18). Terminologi
komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communico yang artinya
membagi, dan Communis yang berarti membangun kebersamaan antara
dua orang atau lebih (Cangara, 2010:13).
Menurut William Al Big (dalam Soemanagara, 2009:2) mendefinisikan
komunikasi sebagai “the process of transmitting meaningful symbols
between individuals”. Definisi itu mengimplikasikan bahwa komunikasi
adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, di
mana salah seorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu kepada orang
lain.
Seperti teori komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell
(Keith Butterick, 2012:20), Ia mengajukan empat pertanyaan: Siapa
mengatakan apa? Lewat saluran mana? Kepada siapa? Apa efeknya.
Dengan kata lain pesan merupakan sesuatu yang diungkapkan oleh
komunikator melalui saluran (media) diterima oleh komunikan dan
menimbulkan efek (feedback). Semua media bisa menyampakan pesan
dan menimbulkan efek atau feedback. Setiap orang yang berkomunikasi
selalu memiliki makna dalam setiap pesannya, dengan demikian
pemaknaan setiap percakapan dikatakan berhasil apabila kedua orang
yang berkomunikasi saling mengerti makna pesan yang disampaikan. Hal
itu juga disebut sebagai percakapan yang komunikatif.
Bila dijabarkan menjadi lima komponen akan menjadi sebagai berikut:
a) Komunikator (communicator, source, sender)
16
Komunikator adalah sumber yang memulai suatu komunikasi, dan
memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi. Pihak inilah yang membuat
suatu informasi untuk disampaikan ke pihak lain dengan harapan umpan
balik. Dengan kata lain, komunikator adalah pembuat dan pengirim
pesan (sender).
Dalam prakteknya saat ini, baik sebagai individu maupun kelompok
dapat dianggap sebagai komunikator apabila menyampaikan sebuah
informasi meskipun hanya berkomunikasi satu arah, contohnya seperti
pembawa acara televisi.
b) Pesan (message)
Informasi yang dibuat atau dikirim oleh komunikator dinamakan pesan
(message). Pesan memiliki makna tersendiri dan bahkan mendalam.
Pesan dapat berbetntuk suara, teks, gambar, video, dan lain sebagainya.
Makna yang dihasilkan oleh pesan dapat saja memiliki bobot yang kuat
ataupun tidak. Pesan yang tidak jelas maknanya atau belum terbukti
kebenarannya biasa disebut isu. Isu akan berkembang menjadi berita
besar bila terus menerus disebut isu. Isu akan berkembang menjadi berita
besar
bila
terus
menerus
dibicarakan
oleh
masyarakat.
Pesan
membutuhkan alat media agar tersampaikan kepada penerima pesan.
Bagaimanapun bentuk medianya, pesan akan tersampaikan namun
maknanya dapat saja berubah oleh karena adanya gangguan (effect).
c) Media (channel, media)
Pesan dapat tersampaikan kepada penerima pesan harus membutuhkan
media. Pada perkembangannya, media kini sudah beraneka ragam bentuk
dan kegunaannya. Tentunya setiap media memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Tentunya setiap media memiliki
kelenihan dan kekurangannya masing-masing. Seperti media radio
memberikan pesan audio, media cetak seperti majalah memberikan pesan
secara visual (gambar) dan teks, media televisi memberikan pesan dalam
bentuk video dan audio, namun belum sepenuhnya bersifat mobile,
sehingga sulit diakses.
Media dibutuhkan agar setiap pesan yang disampaikan dapat diterima
oleh penerima pesan dan menghasilkan umpan balik. Media yang baik
17
tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga menyampaikan makna
pesan tersebut agar tidak berubah artinya.
d) Komunikan (communicant, communicate, reciever, recipient)
Pesan yang disampaikan oleh komunikator akan diterima oleh
komunikan melalui media. Pada tahap ini komunikan atau penerima
pesan akan memberikan umpan balik sesuai dengan makna yang
diberikan oleh komunikator. Umpan balik biasanya disebut feedback dan
merupakan makna yang diharapkan timbul dari pesan awal. Makna yang
dihasilkan dapat saja berubah oleh karena gangguan pada saat proses
penyampaian pesan.
Suatu pesan dikatakan bermakna dan berhasil dikomunikasikan bila
makna yang diterima komunikan dan yang diberikan oleh komunikator
memiliki keselarasan. Makna tersebutlah yang menjadi kunci sebuah
komunikasi.
d) Efek (effect, impact, influence)
Komunikan yang sudah mendapatkan pesan dan mengerti makna yang
disampaikan akan memberikan efek baik berupa umpan balik pesan
ataupun efek perilaku.
Dalam komunikasi dua arah, efek yang diberikan berupa pesan
tanggapan terhadap pesan yang diberikan oleh komunikator. Namun pada
komunikasi satu arah, efek yang ditimbulkan dapat saja perilaku. Akan
tetapi, efek yang timbul itu tidaklah selalu positif.
Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, jelas bahwa
komunikasi
hanya
dapat
terjadi
apabila
ada
seseorang
yang
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, dan
didukung dengan adanya pesan, media, penerima dan efek. Unsur-unsur
ini dapat disebut sebagai elemen komunikasi.
Dari definisi menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan dalam mengirim dan menerima
informasi antarpribadi agar sesuai dengan kepentingan yang ditujukan
dari individu yang satu dengan individu lainnya agar pemahaman yang si
18
pengirim pesan maksud dapat diterima dengan baik oleh si penerima
pesan.
Menurut Wilbur Schramm (Richard West,2009:13) ada hubungan
antara seorang pengirim pesan dengan si penerima pesan. Model
Komunikasi Interaksional menekankan pada proses komunikasi dua arah
para komunikator, pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa
seseorang dapat menjadi pengirim ataupun penerima dalam sebuah
interaksi komunikasi tetapi tidak dapat menjadi keduanya.
Elemen terpenting dalam model komunikasi ini adalah adanya sebuah
feedback terhadap suatu pesan. Umpan balik bisa berupa verbal atau
nonverbal, sengaja atau tidak disengaja untuk mengetahui apakah pesan
dapat tersampaikan dengan baik dan bagaimana pencapaian pesan
tersebut.
Elemen terakhir dari model komunikasi ini adalah bidang pengalaman
seseorang mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dan mempengaruhi
bagaimana pesan tersebut dapat tersampaikan dan diterima dengan baik.
Melalui pengalaman- pengalaman akan berdampak pada bagaimana cara
dua orang yang sedang berinteraki tetap mempertahankan hubungan
komunikasi mereka.
Konteks komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi
dengan diri sendiri, menurut Joan Aitken dan Leonard Shedletsky
(Richard West,2009:34) menyatakan bahwa komunikasi intrapersonal
melibatkan banyak penilaian akan perilaku orang lain. Konteks
komunikasi ini selai bisa menilai perilaku orang lain juga bisa menilai
dan mengevaluasikan diri sendiri bagi si komunikator.
Konteks komunikasi interpesonal adalah komunikasi yang terjadi
antara dua orang, konteks komunikasi tersebut merujuk pada hubungan
pembicaraan dimulai, mempertahankan dan keretakan dalam hubungan
komunikasi. Berinteraksi atau berelasi memberikan kesempatan pada si
pembicara atau pengirim pesan untuk memaksimalkan fungsi berbagai
macam saluran (pendengaran, penglihatan, sentuhan, dan penciuman).
Didalam kedua konteks komunikasi ini adanya pembentukan kesan
dan pengambilan keputusan, simbol dan makna, observasi dan penilaian,
keterlibatan ego dan persuasi. Peneliti menyimpulkan bahwa kedua
19
konteks tersebut sangat mempengaruhi proses produksi, karena dalam
setiap pengambilan keputusan diperlukan adanya penilaian untuk orang
lain dan diri sendiri, memahami maksud tujuan dari keinginan klien, dan
melakukannya tanpa menimbulkan suatu keretakan dalam berhubungan.
GANGGUAN
SALURAN
UMPAN
BALIK
UMPAN
BALIK
PENGALAMAN
PENGIRIM
PENERIMA
GANGGUAN
GANGGUAN
PESAN
GANGGUAN
Gambar 2.1 Model Komunikasi Interaksional
Sumber: diadaptasi dari Richard West 2009
Tugas dalam mengelola informasi dalam jumlah yang sangat besar
adalah tantangan bagi sebuah organisasi. Pilihan-pilihan saluran
komunikasi meningkat, jumlah pesan yang diterima dan dikirim banyak
akan meningkat pula kecepatan dalam pengiriman informasi. Organisasi
dihadapkan dengan mengartikan pesan yang diterima dan menentukan
siapa yang menerima pesan demi tercapai tujuan dari organisasi tersebut.
20
Beberapa
teoritikus
komunikasi
organisasi
menggunakan
perumpamaan mengenai sistem hidup untuk menggambarkan sebuah
organisasi. Sebagaimana sebuah sistem yang hidup terlibat dalam sebuah
proses aktivitas untuk mempertahankan fungsi dan keberadaannya,
organisasi harus mempunyai prosedur untuk menghadapi semua
informasi yang harus dikirim dan diterima dalam mencapai tujuannya.
Organisasi terdiri atas orang dan tim yang saling terhubung, bergantung
satu sama lain untuk memenuhi tujuannya.
Karl
Weick
mengembangkan
sebuah
pendekatan
untuk
menggambarkan proses dimana organisasi mengumpulkan, mengelola,
dan menggunakan informasi yang mereka terima. Weick menekankan
pada proses pengorganisasian dan fokus utamanya adalah pertukaran
informasi yang terjadi dalam organisasi dan bagaimana anggota
mengambil langkah yang tepat. Anggota organisasi adalah penting dalam
penciptaan dan pemeliharaan makna pesan oleh Karl Weick (Richard
West,2009:335)
Teori Informasi Organisasi adalah cara untuk menjelaskan bagaimana
organisasi membuat informasi yang membingungkan atau ambigu
menjadi masuk akal. Teori ini berfokus pada proses pengorganisasian
anggota organisasi untuk mengelola informasi daripada berfokus pada
struktur organisasi itu sendiri.
Lingkungan informasi adalah ketersediaan semua rangsangan dalam
sebuah organisasi. Organisasi mempunyai dua tugas utama yang harus
dilakukan untuk mengelola dengan sukses sebuah komunikasi : pertama,
rganisasi harus mengiinterpretasikan informasi eksternal yang ada dalam
lingkungan
informasi
organisasi.
Kedua,
organisasi
harus
mengordinasikan informasi untuk membuatnya bermakna bagi anggota
organisasi dan tujuan organisasi.
Aturan adalah panduan dalam organisasi untuk menilai respon-respon
terhadap informasi yang tidak jelas, yang termasuk didalam aturan
diantaranya adalah durasi, personel, keberhasilan, usaha (effort).
Siklus adalah serangkaian perilaku komunikasi yang berfungsi untuk
mengurangi ketidakjelasan. Ada tiga tahapan dari siklus perilaku
komunikasi. Pertama, tindakan merujuk pada pernyataan dan perilaku
21
komunikasi
yang
digunakan
untuk
mengindikasikan
ambiguitas
seseorang. Kedua, respon sebagai reaksi terhadap tindakan, respon
mencari klarifikasi dalam pesan yang tidak muncul sebagai hasil dari
tindakan. Ketiga, penyesuaian adalah respon organisasi terhadap
ketidakjelasan. Penyesuaian merupakan hasil dari yang telah dilakukan
terhadap informasi yang mulanya diterima.
Keterkaitan dengan pembahasan ini adalah komunikasi menjadi
sebuah elemen penting dalam pengelolaan event karena sukses atau
tidaknya sebuah event bergantung dari bagaimana pengelola bisa
mengkomunikasikan proses atau tahap-tahap event kepada klien, crewcrew yang bertugas pada saat acara dan peserta acara. Komunikasi sangat
erat kaitannya dengan proses produksi, karena dalam proses kegiatan pra
produksi, produksi, dan pasca produksi, jika terjadi hambatan didalam
pengolahan acara tersebut maka komunikasi lah yang menjadi sarana
paling tepat untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Oleh karena
itu diperlukan kekompakan dari semua orang-orang yang terlibat dalam
acara, mengerti alur acara yang sudah ditetapkan dan memberikan
komunikasi secara efektif agar pesan-pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan baik oleh semua tim yang terlibat dalam acara.
2.2.2 Konsep Event
Event didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan
untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara
individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi dan
agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan
lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu.(Noor,
2009:7)
Event
merupakan
sebagian
dari
fungsi
pemasaran
dan
diselenggarakan untuk mencapai tujuan perusahaan. (O’Tool dan
Mikolaitis, 2007:10)
Event adalah tipe promosi yang sering digunakan perusahaan atau
menghubungkan sebuah merek pada suatu acara atau sebuah pesta yang
22
tematik yang mana dikembangkan dengan tujuan untuk menciptakan
suatu pengalaman bagi konsumen dan mempromosikan suatu produk
atau jasa tersebut. Para pemasar sering melakukan event marketing untuk
mengasosiasikan produk mereka dengan aktivitas yang populer seperti
acara olahraga, konser, bazar, atau festival. Namun biar bagaimanapun
juga para marketer tetap menyelenggarakan event mereka sendiri dengan
tujuan promosi.
2.2.2.1 Pendekatan dan Karakteristik Event
Terdapat
tiga
pendekatan
yang
harus
diperhatikan
dalam
menyelenggarakan sebuah event, yang di kenal dengan “3 E” yaitu:
a. Entertainment
Kunci keberhasilan pemasaran event adalah mampu menyediakan
hiburan yang menarik audiens untuk keluar dari rumahnya dan mencoba
sesuatu yang tidak bisa mereka peroleh dirumah.
b. Excitement
Hal ini adalah kunci agar event yang di selenggarakan selalu dikenang.
Mengesankan dapat diciptakan dengan memberi penghormatan (award)
sebagai perusahaan terbaik, pengenalan logo baru, atau perayaan ulang
tahun perusahaan. Setiap event harus dirancang untuk memberi kesan
mendalam, dan harus menjadi bagian dalam pemasaran. Jadi event
apapun yang dipasarkan, buatlah agar “mengesankan”.
c. Enterprise
Enterprise diartikan sebagai kesiapan untuk menanggung resiko atau
mencoba sesuatu yang belum pernah dicoba. Event yang menuntut
pengembangan akal, berlayar tanpa diberi petunjuk arah, mengubah caracara yang biasa menjadi cara yang lebih imajinatif. Inilah kreativitas dan
inovasi yang harus selalu ada dalam event.
23
Menurut Any Noor (2009:13) event memiliki beberapa karakteristik
karena setiap penyelenggaraan event harus memiliki ciri tersendiri.
Bagaimanapun karakteristik event hampir sama dengan pelayanan yang
diberikan oleh industri pelayanan lainnya. Berikut adalah karakteristik
yang mendasari dari evaluasi event:
a. Keunikan
Kunci utama suksesnya sebuah event adalah pengembangan ide, maka
event yang diselenggarakan akan memiliki keunikannya tersendiri.
b. Perishability
Setiap event yang diselenggarakan tidak pernah sama, apabila event yang
sama diselenggarakan lagi, akan tetapi event yang dihasilkan tidak akan
sama persis seperti event sebelumnya.
c. Intangibility
Setelah menghadiri event, yang tertinggal di benak pengunjung adalah
pengalaman yang telah di dapatkan dari penyelenggaraan event. Hal
tersebut merupakan proses perubahan dari tangible menjadi intangible.
d. Suasana dan Pelayanan
Suasana dan pelayanan merupakan karakteristik yang penting pada saat
keberlangsungan event. Event yang di laksanakan dengan suasana dan
pelayanan yang tepat akan menciptakan event yang sukses.
e. Interaksi personal
Interaksi
personal
dari
pengunjung
merupakan
kunci
sukses
penyelenggaraan event, karena pengunjung akan merasa menjadi bagian
dalam event tersebut.
Menurut peneliti, pendekatan dan karakteristik event ketika diterapkan
pada sebuah event haruslah berbeda dari yang lain. Jika sebuah
perusahaan mengadakan sebuah event, maka event tersebut harus
24
dikemas dengan menarik sehingga dapat memberikan kepuasan bagi
pengunjung. Event yang menarik tentu saja tidak akan mudah dilupakan
oleh pengunjungnya.
Dari teori tersebut penulis menyimpulkan bahwa event adalah suatu
kegiatan
untuk
memperingati
peristiwa-peristiwa
penting
dalam
kehidupan manusia yang berhubungan dengan adat, budaya, tradisi,
agama, yang di selenggarakan untuk tujuan tertentu yang dipisahkan oleh
aktivitas normal kehidupan sehari-hari. Melalui event, sebuah tujuan
acara akan lebih tercapai dengan mudah dan dapat diterima oleh audiens
2.2.3 Konsep Produksi
Dalam tahap produksi suatu event setara dengan tahap produksi suatu
program acara televisi, karena dalam proses produksi akan melibatkan
banyak sekali sumber daya manusia, memerlukan banyak peralatan,
memakan waktu yang tidak sedikit, dan membutuhkan biaya yang besar
di pengelolaan suatu event agar tahap pelaksanaan event menjadi lebih
efektif dan efisien. Setiap tahap harus memberikan kemajuan dari tahaptahap sebelumnya.
Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian yang disebut sebagai
standar operation system (SOP) (Wibowo,2009:38) :
a. Pra-produksi (ide, perencanaan, dan persiapan)
b. Produksi ( Pelaksanaan )
c. Pasca-produksi (penyelesaian)
Pra-produksi
Tahap ini adalah bagian yang sangat penting dalam sebuah
penyusunan acara, tahap ini menjadi awal proses bagaimana acara
tersebut
dapat
berkepentingan.
- Ide
dikomunikasikan
kepada
pihak-pihak
yang
25
Yang termasuk didalamnya adalah mengenai penyusunan konsep
acara, tema acara, menentukan jenis acara, menentukan sumber daya
manusia, melakukan meeting dengan pihak yang terkait.
- Perencanaan
Dalam tahap ini dilakukan pembuatan time schedule, melakukan
pembuatan proposal, dan membuat anggaran estimasi biaya yang
dibutuhkan untuk kebutuhkan acara.
- Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan kontrak, perijinan, dan surat menyurat
pihak-pihak yang terkait dalam acara.
Tahap pra-produksi yang sudah dipaparkan oleh penulis akan
memakan banyak waktu untuk prosesnya sebelum acara berlangsung.
Kunci keberhasilan suatu produksi sangat ditentukan dari kesiapan
dan pemberesan tahap perencanaan ini.
Produksi
Dalam tahapan ini kinerja sebuah EO akan dilihat dan diamati oleh
banyak pihak. Koordinasi antar bagian harus benar-benar efektif dan
efisien, hal ini bisa didukung dengan persiapan pada Pra Produksi
yang matang. Namun kadangkala apa yang direncanakan dalam Pra
produksi seringkali berbeda dengan apa yang dihadapi. Karena
terkadang permasalahan muncul saat event sedang berjalan. Sehingga
membutuhkan kepekaan dalam improvisasi serta koordinasi lebih lagi.
Selesaikan dengan improvisasi yang cerdas dan internal terlebih
dahulu jika menyangkut teamwork. Tapi jika menyangkut acara secara
keseluruhan ajaklah pihak klien untuk memecahkan masalah secara
bersama dan selesaikan dengan improvisasi yang cerdas dan aman
untuk semuanya (untuk EO kita, klien maupun audience).
Keberhasilan event ini bisa saja diukur dari :
- Kesiapan semua talent dan pengisi acara
26
- Kesiapan perlengkapan dan property penunjang
- Kesiapan pengamanan dan keamanan
- Kesiapan semua kru, seperti : show director, stage manager, stage
crew, runner, sound engineer, ligthingman dan bagian-bagian yang
lain.
- Running event digelar sesuai rundown
- Respon audience dan atau impact yang didapat
- Sesuaikan dengan tujuan dan target yang telah ditetapkan
Banyak pemilik produk, calon-calon klien maupun sponsor, penonton
dan bahkan EO lain yang notabene kompetitor kita sendiri yang
melakukan penilaian terhadap EO kita. Penilaian baik tidaknya sebuah
EO bisa dilihat dari kinerja EO tersebut saat menggelar event atau
dalam tahap eksekusi. Ketika terlihat EO bekerja rapi, event berjalan
lancar dan sukses, kesempatan untuk mendapatkan proyek event
lainnya akan datang dengan sendirinya.
Pasca-produksi
Tahap ini adalah tahap dimana EO mempertanggungjawabkan
pekerjaannya secara tertulis. Pekerjaan apa saja yang menjadi
tanggung jawab EO dilaporkan kepada klien/pemberi kerja atau
pihak-pihak lain yang terkait disertai evaluasi dan dilengkapi
dokumentasi, apapun dan bagaimanapun sebuah event itu berjalan.
Aktivitas dalam fase ini meliputi :
- Evaluasi event
Membahas kegiatan yang dilakukan dari tahap pra-produksi sampai
dengan produksi, membahas kendala-kendala yang dihadapi.
- Penyusunan Laporan
Berkaitan dengan hasil yang akan diberikan dari pihak EO kepada
klien untuk menjadi pertimbangan kerjasama kembali.
27
2.2.4 Analisis SWOT
SWOT adalah mengenai kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan
sejumah ancaman yang teridentifikasi, analisis SWOT dapat
diterapkan pada banyak situasi dan keadaan yang berbeda (Keith
Butterick,2012:152). SWOT biasa digunakan untuk menganalisis
suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan
sesuatu, sebagai contoh adalah program kerja.
Strength atau Kekuatan
Ini adalah hal internal yang dimiliki oleh organisasi tersebut, dimana
organisasi mempunyai kelebihan dan organisasi bisa memanfaatkan
kelebihan tersebut menjadi suatu keuntungan.
Weakness atau Kelemahan
Setiap organisasi harus mengetahui apa yang menjadi kelemahannya,
agar kelemahan tersebut dapat ditutupi oleh kelebihan yang terdapat
dalam organisasi. Dari mengetahui kelemahan, organisasi akan
menemukan hal-hal apa saja yang bisa ditingkatkan dan hal-hal yang
harus dihindari.
Opportunity atau Kesempatan
Setiap
organisasi
pasti
mempunyai
kesempatan
untuk
mengembangkan organisasinya, setiap kesempatan yang ada tidak
akan datang untuk kedua kalinya, maka harus diambil dengan resikoresiko
yang
akan
didapat.
Organisasi
pula
harus
mencari
kecenderungan yang menarik dari sebuah kesempatan tersebut.
Threat atau Ancaman
Ancaman pasti terjadi baik dari luar maupun dalam, organisasi harus
mampu mengetahui hambatan apa saja yang akan dihadapi,
bagaimana
persaingan yang terjadi, apakah perubahan teknologi
mengancam sebuah posisi, apakah ada problem cashflow dari
organisasi.
28
SWOT sangat berguna untuk mengurangi ancaman dan gangguan
yang berpotensi merusak organisasi dan berguna untuk menggali
potensi yang dimiliki organisasi. Dengan kemampuan tim yang
mengetahui setiap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman
yang terjadi pada acara yang dikelola, maka semua crew yang terlibat
dapat melakukan perannya dengan sebaik-baiknya agar terjadi
kesuksesan dalam acara tersebut. SWOT merupakan dasar dari
penerapan strategi organisasi yang akan melebarkan sayap terutama
organisasi yang mengelola event dengan baik dan merupakan jalan
keluar bagi setiap organisasi ketika akan melaksanakan program kerja
sesuai dengan S.O.P. (Wibowo, 2009:21)
29
2.3 Kerangka Konsep
Table 2.3 Kerangka Konsep
PT. SARANA BAKTI
ANGKASA
Extra Ordinary
Event Organizer
Follow Up Kerjasama
Melakukan Perencanaan
Acara
Kesepakatan Kerjasama
Persiapan – Persiapan
Teknis Acara
Produksi Acara
Evaluasi (Review Kegiatan
Dari Awal)
Penyusunan Laporan
Download