HUBUNGAN PENDAMPINGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA WATUKOSEK KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN PASURUAN Imam Zainuri, Rizka Oktovany STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto ABSTRACT Hypertension is the most common disease by the Indonesian population due to hypertensive disease appears without complaint. Pharmacologic management of hypertension is by taking anti-hypertensive medication. The facts show that, still often found in hypertensive patients who are not regularly in antihypertensive drugs. The purpose of this study was to determine the relationship of family assistance to anti-hypertensive medication adherence in hypertensive patients in the village Watukosek Gempol District of Pasuruan. Design research is a correlation - a retrospective observation. The number of samples in this study is 71 respondents drawn from 86 patients with simple random sampling technique. The variables in this study the family assistance in taking antihypertensive drugs and antihypertensive medication adherence in patients with hypertension. The research instrument used was a questionnaire. To determine the relationship of family assistance to anti-hypertensive medication adherence in hypertensive patients in the village Watukosek Gempol District of Pasuruan used chi square correlation test. If the significance value obtained is less than α (0.05), the research hypothesis H0 is rejected and H1 accepted meaning, there is a relationship between family assistance to anti-hypertensive medication adherence in hypertensive patients in the village Watukosek Gempol District of Pasuruan. The results showed an association between family assistance to anti-hypertensive medication adherence in hypertensive patients in the village Watukosek Gempol District of Pasuruan with a significance value of 0.000. The higher forms of support given to the family of the compliance of patients with hypertension in patients with hypertension taking anti-hypertensive drugs will better. Keywords: adherence, family assistance, hypertension ACE, PENDAHULUAN Penyakit hipertensi merupakan Antagonis lainnya) (Palmer kalsium dan dan Williams, penyakit yang paling banyak diderita 2007). Fakta yang ada menunjukkan oleh penduduk Indonesia karena bahwa, penyakit hipertensi muncul tanpa pasien hipertensi yang tidak teratur keluhan sehingga banyak penderita dalam yang tidak mengetahui bahwa dirinya hipertensi. menderita hipertensi. masih sering ditemukan mengkonsumsi obat anti Gejala Prosentase penderita hipertensi tidak saat ini paling banyak terdapat di disadari ini dapat mengakibatkan negara berkembang. Data Global berbagai komplikasi pembuluh darah Status Report on Noncommunicable yang dapat menyebabkan penyakit Disesases jantung koroner, ginjal dan stroke menyebutkan, 40% negara ekonomi dikemudian berkembang hipertensi yang terkadang hari (Palmer dan 2010 dari memiliki WHO penderita Williams, 2007). Pemahaman di hipertensi, sedangkan negara maju masyarakat, hipertensi sudah umum hanya 35%. Dalam Riskesdas 2013 diketahui (Kemenkes RI, 2013) dilaporkan tinggi sebagai yang tekanan darah sering diidentikkan jumlah penderita hipertensi dengan orang yang sering marah- Indonesia marah dan pusing. Pengertian lebih 237.641.326 penduduk di Indonesia. lanjut Profil tentang hipertensi adalah mencapai Kesehatan 25,8% di Provinsi dari Jawa tekanan pada pembuluh nadi dari Timur tahun 2012 menyebutkan peredaran darah sistemik di dalam bahwa kasus penyakit hipertensi tubuh, seseorang dikatakan hipertensi yang dialami pasien rawat jalan di jika tekanan darahnya di atas normal rumah sakit umum pemerintah tipe B yaitu tekanan sistolik-nya 140 mmHg sebanyak 112.583 kasus, pada rumah atau lebih dan tekanan diastolik-nya sakit tipe C sebanyak 42.212 kasus di lebih. dan di rumah sakit tipe D, diketahui Penatalaksanaan farmakologis untuk angka kejadian hipertensi sebanyak hipertensi dengan 3.301 kasus (Dinkes Jatim, 2013). mengkonsumsi obat anti hipertensi Data di Puskesmas Gempol dari (diuretic, penyekat beta, inhibitor bulan Januari 2014 hingga bulan Mei atas 90 mmHg atau adalah 2014 jumlah penderita hipertensi mengkonsumsi obat anti hipertensi yang secara teratur. beberapa faktor yang melakukan rawat jalan sebanyak 86 pasien. Hasil studi mempengaruhi pendahuluan yang dilakukan peneliti termasuk dengan teknik wawancara kepada 10 melaksanakan program dari tenaga penderita hipertensi di Puskesmas kesehatan yaitu pemahaman tentang Gempol Kabupaten Kecamatan Gempol instruksi, Pasuruan, semuanya dukungan kepatuhan pasien kepatuhan kualitas sosial dalam interaksi, keluarga, serta mengatakan bahwa seringkali lupa keyakinan, sikap dan kepribadian untuk pasien (Niven, 2002 dikutip dalam mengkonsumsi obat antihipertensi yang mereka dapatkan Tumenggung, dari tenaga kesehatan / rumah sakit. faktor Dari hasil wawancara lebih lanjut, keluarga merupakan salah satu faktor penderita hipertensi selain karena yang tidak dapat diabaikan begitu faktor usia sehingga melemahkan saja, karena pendampingan keluarga daya mengingat, anggota keluarga merupakan salah satu dari faktor juga seringkali tidak mengingatkan yang memiliki kontribusi yang cukup untuk berarti dan sebagai faktor penguat selalu patuh dalam 2010). tersebut, Dari ke-4 pendampingan mengkonsumsi oat anti hipertensi. yang Mereka cenderung mengkonsumsi pasien. obat keluhan merupakan hipertensi seperti pusing mereka penerimaan keluarga terhadap rasakan anggotanya. Anggota keluarga antihipertensi karena melakukan jika mereka kunjungan enggan lagi ke mempengaruhi Pendampingan sikap, keluarga tindakan dan dipandang sebagai bagian yang tidak Puskesmas untuk mendapatkan obat terpisahkan anti hipertensi lagi dikarenakan jarak keluarga. Anggota tempuh antara rumah dengan fasilitas memandang bahwa kesehatan yang cukup jauh. bersifat Penatalaksanaan farmakologis kepatuhan dalam mendukung memberikan lingkungan keluarga orang yang selalu siap pertolongan dan yang selama ini diterapkan oleh bantuan jika diperlukan. Keluarga tenaga kesehatan untuk mengatasi juga hipertensi dukungan dan membuat keputusan adalah dengan memberi pendampingan, mengenai perawatan dari anggota ini keluarga yang sakit. Peran keluarga hipertensi yang melakukan rawat dianggap sebagai salah satu variabel jalan penting yang mempengaruhi hasil Kabupaten Pasuruan sebanyak 86 perawatan pasien (Reeber, 1992 pasien selama dikutip dalam Tumenggung, 2010). 2014. Jumlah Perawat sebagai adalah di seluruh penderita Puskesmas Gempol bulan September sampel dalam tenaga penelitian ini adalah sebanyak 71 kesehatan terdidik memiliki peran responden yang diambil dari data penting untuk dapat memberikan penderita hipertensi yang melakukan informasi rawat jalan di rawat di Puskesmas mengenai pendampingan pelaksanaan pentingnya keluarga terapi dalam Gempol Kabupaten Pasuruan pada farmakologis tanggal 3 Oktober 2014 yang diambil pada penderita hipertensi. Saah satu dengan cara adalah dengan melakukan health sampling. education kepada keluarga mengenai dalam penelitian ini pendampingan pentingnya pasien hipertensi untuk keluarga selalu patuh dalam mengkonsumsi antihipertensi. . Variabel dependent obat. dalam Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendampingan kepatuhan keluarga minum teknik simple Variabel dalam independent minum penelitian kepatuhan random ini minum obat adalah obat anti hubungan hipertensi pada penderita hipertensi. terhadap Metode pengumpulan data yang obat anti digunakan dalam penelitian ini hipertensi pada penderita hipertensi adalah wawancara dan kuesioner. di Untuk Desa Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. pendampingan kepatuhan digunakan adalah observasi penelitian dalam korelasi yang penelitian dengan retrospektif hubungan keluarga minum terhadap obat anti hipertensi pada penderita hipertensi BAHAN DAN METODE Desain mengetahui ini jenis analitik korelasi. Populasi dalam penelitian di Desa Gempol Watukosek Kecamatan Kabupaten Pasuruan digunakan uji korelasi chi square dengan tingkat kemaknaan / kesalahan yang diijinkan α = 0,05. Jika nilai signifikasi yang didapatkan Dari tabel 4.2 didapatkan kurang dari α (0,05), maka hipotesis hampir seluruh responden memiliki penelitian H0 ditolak dan H1 diterima latar belakang pendidikan tamat yang SMA/MA berarti, antara terdapat hubungan pendampingan keluarga yaitu sebanyak 65 responden (91,5%). terhadap kepatuhan minum obat anti hipertensi pada penderita hipertensi di Desa Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia di Desa Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan No 1 2 3 4 5 Kriteria 20-24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun 40-44 tahun Jumlah Dari tabel Jumlah 6 15 21 17 12 71 4.1 Prosentase (%) 8,5 21,1 29,6 23,9 16,9 100 didapatkan hampir separuh responden berusia 30-34 tahun yaitu sebanyak 21 responden (29,6%) Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Desa Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan No 1 2 Kriteria Tamat SMP/MTS Tamat SMA/MA Jumlah Jumlah 6 65 Prosentase (%) 8,5 91,5 71 100 Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi kesehatan di Desa Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan No Kriteria Jumlah 1 2 3 Media elektronik Tenaga kesehatan Kerabat / saudara Jumlah 10 12 49 71 Dari tabel 4.3 Prosentase (%) 14,1 16,9 69,0 100 didapatkan sebagian besar responden mendapatkan informasi mengenai kesehatan dari kerabat / saudara yaitu sebanyak 49 responden (69,0%) Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan pendampingan keluarga di Desa Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan No 1 2 Kriteria Jumlah Positif Negatif Jumlah Dari sebagian tabel besar Prosentase (%) 60,6 39,4 100 43 28 71 4.4 didapatkan responden telah menerapkan pendampingan keluarga dalam kategori positif yaitu sebanyak 43 responden (60,6%) Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan kepatuhan minum obat anti hipertensi di Desa Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan No Kriteria Jumlah 1 2 Patuh Tidak patuh Jumlah 41 30 71 Dari 4.5 sebagian dalam tabel besar didapatkan responden mengkonsumsi hipertensi Prosentase (%) 57,7 42,3 100 yaitu patuh obat anti sebanyak 41 responden (57,7%) Positif Negatif Jumlah Kepatuhan minum obat anti hipertensi pada penderita hipertensi Patuh Tidak Jumlah patuh N % N % N % 33 76,7 10 23,3 43 100 8 28,6 20 71,4 28 100 41 57,7 30 42,3 71 100 Dari responden yang memiliki dukungan keluarga negatif, yang patuh dalam minum obat anti hipertensi sebanyak 8 responden (28,6%) dan yang tidak patuh dalam minum obat anti hipertensi sebanyak 20 responden (71,4%) Dari hasil uji korelasi chi square didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,000. Karena nilai signifikasi yang didapatkan kurang dari α (0,05), maka hipotesis penelitian H0 ditolak dan H1 diterima Tabel 4.6 Hubungan antara pendampingan keluarga terhadap kepatuhan minum obat anti hipertensi pada penderita hipertensi di Desa Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan Pendamp ingan keluarga untuk hasil penelitian yang berarti, antara terdapat hubungan pendampingan keluarga terhadap kepatuhan minum obat anti hipertensi pada penderita hipertensi di Desa Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan PEMBAHASAN 1. Pendampingan keluarga Dari hasil didapatkan, responden penelitian sebagian telah besar menerapkan didapatkan responden yang memiliki pendampingan dukungan kategori positif yaitu sebanyak 43 patuh keluarga dalam positif minum obat yang anti hipertensi sebanyak 33 responden keluarga dalam responden (60,6%) Pendampingan interaksi merupakan (76,7%) dan yang tidak patuh dalam proses minum obat anti hipertensi sebanyak (tidak satu arah) antara individu/ 10 responden (23,3%), sedangkan kelompok/ mendampingi timbal komunitas dan balik yang individu/ kelompok/ komunitas yang potensi yang dimiliki oleh para bertujuan pekerja rumah tangga dengan memotivasi dan mengorganisir menempatkan tenaga pendamping individu/ kelompok/ komunitas sebagai fasilitator, komunikator dalam mengembangkan sumber dan dinamisator sehingga pekerja daya dan potensi orang yang rumah tangga mampu mencapai didampingi dan kualitas kehidupan yang lebih menimbulkan ketergantungan didampingi yang terhadap tidak orang mendampingi baik yang (mendorong Pendampingan keluarga dalam minum obat merupakan kemandirian) (Yayasan Pulih, salah satu bentuk pelaksanaan 2011). sosial fungsi dan tugas keluarga dalam Pendampingan merupakan suatu proses relasi menjaga sosial antara pendamping dengan keluarga yang lain. Sudah baiknya klien untuk fungsi keluarga yang diterapkan memecahkan masalah, dalam penelitian ini menunjukkan memperkuat dukungan, bahwa keluarga sudah memahami yang bertujuan mendayagunakan sumber dan berbagai kesehatan pentingnya untuk kepada anggota memberikan potensi dalam dukungan kebutuhan hidup, hipertensi dalam mengkonsumsi serta meningkatkan akses klien obat. Dukungan yang dimaksud terhadap pelayanan sosial dasar, seperti lapangan fasilitas penderita hipertensi untuk minum lainnya obat, pemenuhan kerja, pelayanan dan publik selalu penderita mengingatkan mengantarkan (Departemen Sosial RI, 2009). hipertensi Pendampingan keluarga pemeriksaan tekanan darah secara merupakan model atau cara (suatu rutin serta dengan mendukung set kebutuhan peraturan) aktivitas dapat yang dalam dilakukan bermakna pengajaran, dan pembinaan, pengarahan mengembangkan suatu dan diberbagai untuk pasien melakukan finansial dalam pengobatn. Hal ini secara tidak langsung akan memberikan dampak positif pada penderita hipertensi dan menjadikan penderita hipertensi termotivasi Kepatuhan untuk terus mengkonsumsi obat umum secara teratur dengan tujuan agar tingkatan perilaku seseorang yang kondisi mendapatkan tekanan terkontrol dan menurunkan darah pada tetap akhirnya gangguan akibat terjadinya hipertensi. 2. Kepatuhan minum obat hasil anti penelitian sebagian responden patuh gaya hidup sesuai dengan kesehatan (WHO, 2003 dalam 2011). Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi atau dalam petunjuk yang diberikan dalam obat hipertensi sebanyak anti 41 responden (57,7%) bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji Kepatuhan adalah tingkat pasien pengobatan, besar mengkonsumsi yaitu sebagai mengikuti diet, dan melaksanakan Syamsiyah, didapatkan, perilaku didefinisikan secara rekomendasi pemberi pelayanan hipertensi Dari (adherence) yang tertuju pertemuan dengan dokter (Stanley, 2007). Kepatuhan adalah terhadap intruksi atau petunjuk merupakan yang diberikan dalam bentuk perilaku dari perilaku yang tidak terapi apapun yang ditentukan, mentaati peraturan ke perilaku baik diet, latihan, pengobatan atau yang menepati janji pertemuan dengan Kepatuhan dokter (Stanley, 2007). Kepatuhan seseorang dalam melaksanakan adalah suatu aturan dan perilaku yang merupakan suatu suatu mentaati perubahan peraturan. adalah tingkat perubahan perilaku dari perilaku disarankan. yang tidak mentaati peraturan ke dibedakan perilaku yang mentaati peraturan kepatuhan (Green Notoatmodjo, compliance) dimana pada kondisi 2003). Kepatuhan adalah tingkat ini penderita hipertensi patuh seseorang dalam melaksanakan secara sungguh-sungguh terhadap suatu aturan dan perilaku yang diet, dan penderita yang tidak disarankan patuh (non compliance) dimana dalam (Smet, 1994). Kepatuhan menjadi penuh dua ini yaitu (total pada keadaan ini penderita tidak kurang melakukan terhadap hipotesis penelitian H0 ditolak dan hipertensi (Lawrence Green dalam H1 diterima yang berarti, terdapat Notoatmodjo, 2007). hubungan antara pendampingan diet Kepatuhan pasien hipertensi dari keluarga α (0,05), terhadap maka kepatuhan dalam mengkonsumsi obat anti minum obat anti hipertensi pada hipertensi dalam penelitian ini penderita menunjukkan Watukosek Kecamatan Gempol bahwa pasien hipertensi sudah mengerti dan memahami manfaat dari obat anti mengkonsumsi hipertensi di Desa Kabupaten Pasuruan. Carpenito (2000 dikutip dalam Maryati, 2012) berpendapat hipertensi sesuai dengan advice bahwa tenaga Dengan mempengaruhi tingkat kepatuhan anti adalah segala sesuatu yang dapat kesehatan. mengkonsumsi obat hipertensi secara teratur menurunkan resiko terjadinya dampak akibat hipertensi itu faktor-faktor berpengaruh penderita positif tidak mempertahankan yang sehingga mampu lagi kepatuhanya, sendiri. Pola pikir positif seperti sampai menjadi kurang patuh dan ini menjadikan usaha peningkatan tidak patuh. Adapun faktor-faktor derajat kesehatan yang dilakukan yang mempengaruhi kepatuhan dan diantaranya : pemahaman tentang dikembangkan oleh pemerintah melalui instansi dan instruksi, tingkat pendidikan, tenaga kesehatan menjadi berarti kesakitan dan pengobatan, guna keyakinan, sikap dan kepribadian, terwujudnya masyarakat yang sehat. dukungan 3. Hubungan keluarga pendampingan terhadap tingkat ekonomi serta dukungan sosial. kepatuhan minum obat anti hipertensi keluarga, Bentuk dukungan keluarga yang diwujudkan dalam turut Dari hasil uji korelasi chi serta mengawasi bentuk dan jenis square didapatkan nilai signifikasi obat sebesar nilai mengingatkan jika tiba waktu didapatkan minum obat dan memberikan signifikasi 0,000. yang Karena yang dikonsumsi, selalu dukungan penuh terhadap proses (23,3%), penyembuhan pasien hipertensi responden secara akan dukungan keluarga negatif, yang hipertensi patuh dalam minum obat anti termotivasi untuk berusaha patuh hipertensi sebanyak 8 responden dalam obat (28,6%) dan yang tidak patuh sebagai salah satu cara untuk dalam minum obat anti hipertensi segera sembuh dari hipertensi. sebanyak 20 responden (71,4%). tidak menjadikan langsung pasien mengkonsumsi Dengan adanya dukungan seperti sedangkan yang untuk memiliki Kepatuhan adalah tingkat ini menjadikan pasien hipertensi perilaku berusaha untuk memelihara dan terhadap intruksi atau petunjuk meningkatkan yang diberikan dalam termasuk kesehatannya, tindakan pasien yang tertuju bentuk untuk terapi apapun yang ditentukan, memantau kesehatan, mencegah baik diet, latihan, pengobatan atau penyakit, dan pemantauan segala menepati janji pertemuan dengan bentuk dokter (Stanley, 2007). Kepatuhan makanan dikonsumsi, yang berusaha mengidentifikasi untuk adalah merupakan suatu penyakit, perubahan perilaku dari perilaku penyebab penyakit serta usaha yang tidak mentaati peraturan ke mencegah penyakit perilaku yang mentaati peraturan. hipertensi serta tindakan atau dilakukan seperti melalukan kegiatan untuk didapatkan, memiliki adalah tingkat yang seseorang dalam melaksanakan memperoleh suatu aturan dan perilaku yang kesembuhan. Dari Kepatuhan disarankan. hasil penelitian responden dukungan yang dibedakan kepatuhan Kepatuhan menjadi penuh dua ini yaitu (total keluarga compliance) dimana pada kondisi positif yang patuh dalam minum ini penderita hipertensi patuh obat anti hipertensi sebanyak 33 secara sungguh-sungguh dan rutin responden (76,7%) dan yang tidak dalam mengkonsumsi obat, dan patuh dalam minum obat anti penderita yang tidak patuh (non hipertensi sebanyak 10 responden compliance) dimana pada keadaan ini penderita tidak mengkonsumsi penderita hipertensi akan terjadi obat anti hipertensi secara rutin perubahan pola berpikir untuk ke (Lawrence arah yang positif yaitu dengan Green dalam Notoatmodjo, 2007). mengkonsumsi Kepatuhan pasien hipertensi hipertensi obat dapat anti membantu dalam menkonsumsi obat anti mereka untuk mengurangi resiko hipertensi baik yang mendapatkan kekambuhan dari hipertensi yang pendampingan keluarga positif mereka derita. maupun negatif dapat dipengaruhi oleh advice tenaga kesehatan yang KESIMPULAN Hasil benar. Ley dan Spelman tahun 1967 (dikutip dalam Maryati, 2012) menemukan bahwa lebih dari 60% responden yang di wawancarai setelah bertemu dengan dokter salah mengerti tentang instruksi yang diberikan kepada mereka. Kadang kadang hal ini disebabkan oleh kegagalan profesional kesalahan dalam memberikan informasi lengkap, penggunaan istilah-istilah medis dan memberikan banyak instruksi yang harus diingat oleh penderita. Hal ini menunjukkan bahwa responden / pasien hipertensi telah diberikan petunjuk dan informasi yang tepat mengenai pentingnya mengkonsumsi obat anti hipertensi secara teratur. Dengan adanya instruksi / informasi yang benar maka dalam diri pasien sebagian penelitian besar didapatkan responden telah menerapkan pendampingan keluarga dalam kategori positif yaitu sebanyak 43 responden (60,6%). Hasil penelitian didapatkan, sebagian besar responden patuh dalam mengkonsumsi obat anti hipertensi yaitu sebanyak 41 responden (57,7%). Terdapat hubungan antara pendampingan kepatuhan keluarga minum terhadap obat anti hipertensi pada penderita hipertensi di Desa Watukosek Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan dengan nilai signifikasi sebesar 0,000. SARAN Berdasarkan hasil penelitian diajukan beberapa saran antara lain : 1) Hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan sebagai informasi mengenai pendampingan keluarga pada pasien hipertensi terutama dalam kepatuhan minum obat anti variabel yang belum diangkat dalam penelitian ini. hipertensi sehingga perawat dapat lebih aktif dalam melakukan sosialiasi kepada keluarga pasien hipertensi pentingnya hipertensi untuk penderita patuh dalam mengkonsumsi obat sebagai salah satu cara untuk mengurangi resiko kekambungan terjadinya efek dari hipertensi, 2) Hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan sebagai informasi pentingnya pelaksanaan pendampingan keluarga terutama dalam mengkonsumsi obat hipertensi pada pasien hipertensi sebagai salah satu cara untuk mencegah terjadinya kenaikan tekanan darah dan mengurangi resiko akibat terjadi kekambuhan hipertensi, 3) Hasil penelitian dijadikan yang dilakukan sebagai dapat informasi mengenai pentingnya mengkonsumsi obat anti hipertensi sesuai dengan saran tenaga kesehatan / dokter guna meminimalisasi resiko terjadinya kekambuhan hipertensi, 4) Hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan sebagai kajian pustaka untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut dengan menyertakan DAFTAR PUSTAKA Alimul, Hidayat, Aziz. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Arafat, Rosida. 2010. Pengalaman pendampingan keluarga dalam merawat anggota keluarganya pada kondisi vegetative dalam konteks asuhan keperawatan di RSUP. Fatmawati Jakarta. http://lontar.ui.ac.id/file?file= digital/20285352T%20Rosidah%20Arafat.pdf Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta ; Pustaka Pelajar Departemen Sosial RI. 2009. Acuan Umum Pelayanan Sosial. Jakarta ; Dirjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial. Dinkes Jatim. 2013. Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun 2012. Surabaya ; Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Dirjen Bina Farmasi dan Alkes. 2008. Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan. http://binfar.depkes.go.id/dat/la ma/1276164586_MODUL%20 _I.pdf Jakarta ; Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Haryanti. 2010. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Dalam Konsumsi Obat. http://digilib.unimus.ac.id/files/ disk1/103/jtptunimus-gdltriharyant-5136-2-babii.pdf Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta ; Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Kementerian Sosial RI. 2007. Sosialisasi Program Bantuan Dana Jaminan Sosial Penyandang Cacat Berat Tahun 2007, Buletin Peduli Edisi XVIII Agustus 2007, Kementerian Sosial Republik Indonesia, Jakarta Maryati. 2012. Hubungan Peran Pendampingan Keluarga Terhadap Tingkat Kekambuhan Pasien Hipertensi. http://digilib.unimus.ac.id/files/ disk1/123/ jtptunimus- gdlmaryatig2a-6119-3-babii.pdf Mustika. 2010. Teknik Pendampingan. www.pnpmpisew.org/ArtikelPISEW/TeknikPendampingan1 .doc Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. 2008. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta ; Salemba Medika Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogjakarta ; Nuha Medika Palmer & Williams. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga Rahmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung ; Rosdakarya Rani, A. 2012. Pendampingan Keluarga. Riduwan. 2005. Dasar-Dasar Statistika. Bandung ; Alfabeta Riza, A. 2012. Hubungan Peran Perawat Dengan Respon Hospitalisasi Pada Anak. Universitas Sumatera Utara. repository.usu.ac.id_bitstream_ 12345 6789_31622_4_Chapter II Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Stanley. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Subagio. 2009. Konsep Dasar Pendampingan Suami. http://adivancha.blogspot. com/2012/06/konsep-dasarpendampingan-suami.html Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suyanto dan Ummi Salamah. 2009. Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogyakarta ; MITRA CENDEKIA Press Syamsiah, 2011. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Diet Gagal Ginjal Kronis. http://repository.usu.ac.id/bitstr eam/123456789/39893/4/Chapt er%20II.pdf Tumenggung. 2010. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Penderita Hipertensi Untuk Melakukan Pemeriksaan Kesehatan. www.library.upnvj.ac.id_pdf_2 s1keperawatan_205312049_ba b2