MODUL 8 TEKNIK INSTALASI dosen : Mustari Lamma Pksm fakultas teknologi industri universitas mercu buana 8. TEKNIK PENERANGAN 8.1. Pengantar Cahaya adalah suatu gejala fisis, Suatu sumbver cahaya memancarkan energi. Sebagian dari energi ini dirubah menjadi cahaya tampak. Perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh gelombang elektromagnetik. Jadi cahaya itu sendiri adalah gejala getaran. Kecepatan rambat v gelombang-gelombang elektromagnetik di ruang bebas sama dengan 3x105 km perdetik. Kalau frekuensinya sama dengan f dan panjang gelombang λ (lambda), maka berlaku : v f Karena sangat kecil, panjang gelombang cahaya dinyatakan dalam satuan mikron atau milimikron. 1 mikron ( 1 μ ) = 10-3 mm 1 milimikron (1 m μ) = 10-6 mm Gambar. Grafik energi – panjang gelombang sebuah lampu pijar. Gambar diatas memperlihatkan grafik energi – panjang gelombang sebuah lampu pijar. Grafik ini menyatakan energi yang dipanacarkan oleh lampu sebagai fungsi dari panjang gelombangnya. Dapat dilihat bahwa daerah cahaya yang tampak dibatasi oleh sinar-sinar ultra ungu dan infra merah. Selain memiliki warnah tertentu, setiap panjang gelombang juga memberikan kesan intensitas tertentu, mata manusia paling peka akan cahaya dengan panjang gelombang 555 mμ, yaitu warnah kuning kehijauan. Gambar. Grafik kepekaan mata Kalau intensitas suatu energi radiasi tertentu dengan panjang gelombang 555 mμ, dinilai 100, maka energi radiasi yang sama tetapi dengan panjang gelombang 600 mμ, akan memberikan intensitas 63. Jadi faktor kepekaan mata untuk 600 mμ sama dengan 0,63. Mata manusia seolah-olah disetel pada panjang gelombang 555 mμ. 8.2. Satuan – satuan Satuan-satuan penting yang digunakan dalam teknik penerangan adalah : - Intensitas cahaya : kandela (cd) - Fluks cahaya : Lumen (lm) - Intensitas Penerangan atau iluminasi : lux (lx) Sudut ruang : Steradian (sr) 8.2.1. Steradian Misalkan panjang busur lingkaran sama dengan jari-jarinya. Kalau kedua ujung busurnya dihubungkan dengan titik tengah lingkaran, maka sudut antara dua jari-jari ini disebut satu radian, disingkat rad. Karena keliling lingkarang sama dengan 2π x jari-jarinya, maka : 360o radian 57,3o 2 Misalkan dari permukaan sebuah bola dengan jari-jari r, ditentukan suatu bidang dengan luas r2. Kalau ujung suatu jari-jari kemudian menjalani tepi bidang itu, maka sudut ruang yang dipotong dari bola jari-jari ini, disebut steradian. Jumlah steradian suatu sudut yang dinyatakan dengan dengan lambang ω (omega) 8.2.2. Intensitas cahaya Kawat tahanan yang dialiri arus listrik akan berpijar dan memancarkan cahaya. Sumber cahay demikian, misalnya lampu pijar, memancarkan dinamakan cahaya pemancar kesemua suhu. jurusan, Lampu tetapi pijar energi radiasinya tidak merata. Jumlah energi radiasi yang dipancarkan sebagai cahaya kesuatu jurusan tertentu disebut dengan Intensitas Cahaya dan dinyatakan dalam satuan Candela. 8.2.3. Fluks Cahaya Sumber cahaya yang ditempatkan dalam bola memancarkan 1 cd kesetiap jurusan. Jadi permukaan bolanya akan mendapatkan penerangan yang merata. Suatu sumber cahaya yang memancar sama kuat keseluruh jurusa, dinamakan sumber cahaya seragam. Kalau intensita s cahayanya 1 cd, melalui sudut ruang 1 sr akan mengalir fluks cahaya lumen/m, sehingga dapat didefinisikan sebagai berikut : Intensitas Cahaya ialah fluks cahaya persatuan sudut ruang yang dipancarkan kesuatu arah tertentu. Atau dalam bentuk rumus : I Cd Ф (phi) adalah lambang untuk fluks cahaya 8.2.4. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminasi di suatu bidang ialah fluks cahaya yang jatuh pada 1 m2 dari bidang itu. Satuan untuk intensitas penerangan ialah lux (lx) dan lambangnya adalah E. Jadi, 1 lux = 1 lumen per m2 Apabila kita perhatikan gambar berikut, maka akan kelihatan bahwa iluminasi di buku dan di meja sama kuatnya. Gambar. Intensitas penerangan di permukaan buku A dan meja B sama besarnya Kalau suatu bidang yang luasnya A m2, diterangi dengan Ф lumen, maka intensitas penerangan rata-rata di bidang itu : E rata rata A lux 8.2.5. L u m i n a s i Luminasi adalah suatu ukuran untuk terang suatu benda. Luminasi yang terlalu besar akan menyilaukan mata, seperti misalnya suatu lampu tanpa armatur. Luminasi L suatu sumber cahaya atau suatu permukaan yang memantulkan cahaya ialah intensitas cahaya dibagi dengan luas semu permukaan. L I AS cd/cm2 dimana : L = Luminasi dalam satuan cd/cm2 I = Intensitas cahaya dalam satuan cd AS = Luas semu permukaan dalam satuan Cm2 8.3. Diagram dan Grafik 8.3.1. Diagram polar intensitas cahaya Berikut ini dapat dilihat diagram polar intensitas cahaya sebuah armature lampu. Intensitas cahaya lampu pijar memiliki simetri ruang terhadap garis vertikal melalui pusat lampu. Karena itu pembagian intensitas cahayanya diberikan dalam suatu bidang rata melalui sumbu simetri. Pengukuran dilakukan dalam jarak yang relatig jauh. Karena itu sumber cahayanya dapat dianggap sebagai suatu sumber cahaya yang berbentuk titik. Pada gamber berikut panjang jari-jari dari O kesuatu titik dari grafik, menyatakan intensitas cahaya kearah itu dalam satuan candela. Umumnya diagram-diagram ini diberikan untuk lampu yang memberi 1000 lumen. Intensitas cahaya sebuah lampu sebanding dengan fluks cahayabya. Karena itu masih ahrus dikalikan dengan ju,lah ribuan lumen dari lampu tersebut. Misalnya, jika armatur seperti gambar dibawah diberi 1500 lumen, maka pada sudut 30o intensitas cahaya akan sama dengan : 1,5 x 194 = 291 cd. 8.3.2. Grafik intensitas penerangan Diagram polar menghitung intensitas intensitas cahaya penerarangan berdasarkan persamaan : Ep Gambar Intensitas Penerangan digunakan I r2 lux disuatu untuk titik Dari gambar diatas, intensitas penerangan E’ di bidang a’ – b’ tegak lurus pada arah I, menurut hukum kuadrat akan sama dengan E ' I r2 lux Intensitas penerangan di bidang horizontal a – b, ialah proyeksi dari E’ pada gris tegak lurus pada bidang a – b di titik P. Jadi, E E' cos dimana α = sudut antara sinar cahaya dan garis tegak lurus pada bidang a - b dititik P. Rumus ini dikenal sebagai hukum cosinus. Dari kedua persamaan diatas diperoleh : I E 2 cos r lux Kalau letak titik cahaya diatas bidang horizontal sama dengan h, didapat : h Cos r atau 1 1 cos r h Akhirnya diperoleh persamaan : I E 2 cos 3 h lux Gambar. Diagram polar intensitas cahaya sebuah lampu jalan yang digantung dengan grafik intensitas penerangannya Jadi kalau tinggi h diberikan, intensitas penerangan dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus diatas. Grafik intensitas penerangan suatu sumber cahaya dapat dihitung dari diagram polar intensitas penerangan di suatu bidang datar, dinyatakan dalam satuan lux. Gambar diatas memperlihatkan cara memperoleh grafik intensitas penerangan sebuah lampu jalan yang digantung, dari diagram polar intensitas cahanya. Tabel : Hitungan dari gambar diatas