Nini Rahmawati Konsep Ekosistem Suatu EKOSISTEM merupakan lingkungan biologis yang terdiri atas semua organisme hidup dalam suatu area tertentu, serta komponen abiotik dan komponen fisik dari lingkungan yang berinteraksi dengan organisme, seperti udara, tanah, air dan radiasi matahari. Ekosistem ini meliputi semua organisme dalam suatu area tertentu, berinteraksi dengan faktor-faktor abiotik; merupakan suatu komunitas biologis dengan lingkungan fisiknya. Sistem ekologi dapat didefinisikan sebagai suatu komunitas tumbuhan dan binatang yang saling berinteraksi beserta lingkungan abiotik atau alamiahnya. Ekosistem-ekosistem dapat dikelompokkan berdasarkan vegetasi dominannya, topograpi, iklim atau beberapa kriteria lainnya. Ciri ekosistem adalah sebagai berikut : • Memiliki sumber energi yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panas bumi pada ekosistem yang ditemukan di dasar laut yang dangkal. • Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energi dalam bentuk materi organik. • Terdapat daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan lingkungannya. • Terdapat aliran energi dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya. Contoh Ekosistem Ekosistem alami : hutan Ekosistem binaan : agroekosistem Ekosistem buatan : aquarium KOMPONEN EKOSISTEM A. Komponen Biotik Ekosistem adalah suatu sistem yang saling terkait antara organisme hidup dan organisme tak hidup atau lingkungan fisik nya. Merupakan bagian hidup dari lingkungan, termasuk seluruh populasi yang berinteraksi dengannya. Komponen biotik apat dibagi berdasarkan fungsinya, adalah 1. Produsen : semua mahkluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri (contohnya: makhluk hidup autotrof, seperti tumbuhan berklorofil) 2. Konsumen : semua makhluk hidup yang bergantung pada produsen sebagai sumber energinya. Berdasarkan jenis makannya konsumen dibagi menjadi: Herbivora : konsumen yang memakan tumbuhan (contohnya:sapi, kambing, dan kelinci) Karnivora : konsumen yang memakan hewan lain (contohnya: harimau, serigala, dan macan) Omnivora : konsumen yang memakan tumbuhan dan hewan (Contohnya: manusia dan tikus) 3. Dekomposer atau pengurai : semua makhluk hidup yang memperoleh nutrisi dengan cara menguraikan senyawasenyawa orgnik yang berasal dari makhluk hidup yang telah mati (Contohnya: bakteri, jamur, dan cacing) Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh tumbuhan hijau. (Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan) Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan -bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba. (Heteros = berbeda, trophikos = makanan) B. Komponen Abiotik Merupakan semua bagian tidak hidup dari ekosistem. Peranan komponen abiotik untuk makhluk hidup adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan organisme untuk hidup dan berkembang biak bergantung pada beberapa faktor fisika dan kimia di lingkungannya. 2. Sebagai faktor pembatas, faktor yang membatasi kehidupan organisme (contohnya, jumlah kadar air sebgai faktor pembatas yang menentukan jenis organisme yang hidup di padang pasir) Komponen abiotik pada ekosistem diantaranya: air, cahaya matahari, oksisgen, suhu, dan tanah. Produksi dan Dekomposisi di Alam PRODUKSI Bahan organik diproduksi melalui proses proses fotosintesis Di seluruh dunia, setiap tahun diproduksi lebih dari 100 milyar ton bahan organik Fotosintesis dapat digambarkan sebagai reaksi oksidasi reduksi seperti berikut : 6CO2 + 6H2O ⇒ C6H12O6 + 6O2 Kelangsungan hidup setiap ekosistem tergantung pada produsen. Tanpa produsen menangkap energi dari matahari dan mengubahnya menjadi glukosa, ekosistem tidak bisa ada. Contoh produsen : di darat, tanaman adalah produsen yang dominan. Fitoplankton, organisme fotosintetik kecil, adalah produsen yang paling umum di lautan dan danau. Alga, yang merupakan lapisan hijau Anda mungkin terlihat mengambang di kolam, adalah contoh dari fitoplankton. • Dekomposisi merupakan suatu rangkaian proses yang disebabkan oleh interaksi dari proses fragmentasi, perubahan kimia, serta peluluhan – ketiga proses turunan utama ini dapat terjadi di dalam fase waktu yang bersamaan maupun terpisah. • Umumnya, proses dekomposisi ini berlangsung setidaknya di dalam tiga fase waktu; dan ketiga fase waktu ini memiliki rentang waktu yang berbeda – dimana rentang waktu pada masing-masing fase semakin melebar seiring dengan berlangsungnya proses di dalam ketiga fase tersebut yang menyebabkan tingkat proses dekomposisi mengalami penurunan seiring dengan waktu. Ada 3 tahapan proses dekomposisi yaitu : Pembentukan butiran kecil sisa-sisa aksi biologi Produksi humus dan pelepasan zat organik yang larut oleh saprotroph Mineralisasi humus Dalam proses ini, bakteri penting dalam penghancuran daging, sedangkan jamur penting dalam proses penghancuran kayu Bakteri : Jamur : Degradasi zat organik mengendalikan sejumlah fungsi dalam ekosistem, seperti : Peredaran kembali nutrien melalui mineralisasi Pembentukan makanan dalam rantai makanan detritus Pembentukan ecotrine yang bersifat mengatur Memodifikasi bahan-bahan yang masih perawan dari tanah Proses dekomposisi dikendalikan oleh tiga tipe faktor, yaitu: Kondisi lingkungan fisik, antara lain : temperatur, kelembaban, properti tanah, serta gangguan yang terjadi pada tanah Kualitas dan kuantitas dari substrat yang tersedia untuk dekomposer, yaitu substrat sebagai sampah itu sendiri maupun sebagai materi organik tanah Karakteristik dari komunitas mikroba, merupakan kombinasi keadaan antara komposisi dari komunitas mikroba itu sendiri dengan kapasitas enzimatis yang tercipta atau terjadi akibat dari komposisi komunitas mikroba tersebut. HOMEOSTATIS EKOSISTEM Homestatis berasal dari kata homeo yang berarti sama dan statis artinya berdiri. Dalam ekosistem, terdapat suatu keseimbangan yang disebut dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, homeostatis itu sesungguhnya adalah kestabilan yang dinamis, karena perubahan-perubahan yang terjadi pada ekosistem akan tetap mengarah kepada tercapainya keseimbangan baru. O Keseimbangan ekosistem diatur oleh berbagai faktor yang rumit. O Faktor-faktor yang terlibat dalam mekanisme keseimbangan ekosistem antara lain mencakup mekanisme yang mengatur penyimpanan bahan-bahan, pelepasan hara, pertumbuhan organisme dan populasi, proses produksi, serta dekomposisi bahan bahan organik. O Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila semua komponen baik biotik maupun abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam lingkungan. Sebagai contoh, jika musim kemarau tidak ada petani yang menanam padi, ulat dan tikus pemakan batang padi tidak mendapat makanan yang cukup sehingga jumlahnya menurun. Demikian juga dengan burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus, sebagian masih mendapat makanan untuk bertahan hidup dan sebagian lagi akan mati karena tidak kebagian makanan. Faktor Penyebab Terganggunya Keseimbangan Ekosistem Terdapat dua faktor penting yang menyebabkan tergangunya ekosistem yaitu : Faktor alam (misalnya : banjir, gempa bumi, gunung meletus, tsunami dsb) Faktor manusia (penebangan pohon liar, pembakaran hutan, perburuan hewan terus menerus, penggunaan pupuk berlebihan, pembuangan limbah dan sampah, dsb) Dampak Ketidakseimbangan Ekosistem Terhadap Makhluk Hidup Kepunahan suatu spesies atau populasi Kerusakan atau bencana Munculnya anomali (keanehan) ekosistem Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain : menebang hutan secara selektif, melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan, pengadaan taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa. Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan dan menggalakan penggunaan pupuk alami Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan