TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN MODUL 2 PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran dalam pelaksanaannya tentu dirancang sesuai sistem pendidikan yang menaunginya. Sistem pendidikan yang dimaksud adalah kurikulum yang menjadi dasar bagi perumusan tujuan-tujuan pembelajaran itu sendiri. Kurikulum yang dianut oleh suatu negara dirancang secara strategis demi kemajuan pendidikan yang berlangsung di negara tersebut. Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang pun memiliki sistem kurikulum yang berubah-ubah. Kurikulum yang berubah-ubah oleh sebagian kalangan dianggap sebagai suatu tindakan yang kurang efektif karena hanya akan membuat pembelajaran menjadi berubah orientasi dan pendidik sebagai praktisi pendidikan pun akan mengalami kebingungan. Namun, pandangan tersebut tidaklah tepat. Kurikulum yang berubah-ubah memang diperlukan mengingat peradaban yang semakin canggih dengan perkembangan teknologi sehingga menuntut setiap insan bergerak lebih maju. Perubahan kurikulum memang seharusnya terjadi dan tidak pernah berhenti. Dalam hal ini, bukanlah bertujuan untuk menjadikan suatu pendidikan yang sempurna karena tidak ada kurikulum yang sempurna. Kurikulum hanya baik dan cocok di zamannya. Kurikulum harus mampu mengakomodasi perkembangan iptek yang terjadi supaya tidak ketinggalan zaman dan mampu mengejar kemampuan negara lain termasuk yang terjadi pada perubahan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memfokuskan kegiatan pembelajaran menjadi lima langkah, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring. Kelima langkah tersebut dirumuskan dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran yang menghasilkan insan produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi (Kemendikbud, 2014). Dalam praktiknya, perencanaan pembelajaran yang koheren pun perlu diperhatikan agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Di samping peran guru ditempatkan sebagai ujung tombak pendidikan, yaitu memegang peranan penting untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tujuan pembelajaran merupakan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu (Mager via Uno, 2008). Kemp dan David E. Kapel (via Uno, 2008) menyebutkan tujuan pembelajaran merupakan suatu pernyataan spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Tujuan instruksional dalam pembelajaran hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri peserta didik (Sudjana, 1992:2). Dari beberapa rumusan pengertian tujuan pembelajaran yang beragam tersebut, dapat menunjuk pada hal yang sama bahwa tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku pada peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran serta dapat dinyatakan dengan deskripsi yang spesifik. Perencanaan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar harus selaras dengan perencanaan materi, strategi, dan evaluasi yang berlangsung pada suatu proses pembelajaran. Proses pembelajaran tanpa rumusan tujuan pembelajaran yang jelas akan membuat proses pembelajaran tidak terarah. Sukmadinata (2002) mengidentifikasi empat manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: 1. memudahkan dalam mengomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri, 2. memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar, 3. membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran, 4. memudahkan guru mengadakan penilaian. Oleh sebab itu, diperlukan alat evaluasi untuk menilai hasil belajar peserta didik. Alat evaluasi mendeskripsikan perubahan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Bloom mengategorikan kemampuan hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengategorian ini dipandang sebagai suatu cara untuk menyatakan secara kualitatif bermacam-macam pola pikir yang berbeda. Pada akhirnya, perencanaan kegiatan pembelajaran yang matang akan memengaruhi hasil akhir atau kompetensi yang ingin dicapai dari suatu proses kegiatan belajar. Hal tersebut perlu ditelaah lebih lanjut, yakni terkait pengklasifikasian tiga tujuan pembelajaran oleh Bloom dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang terdapat pada kurikulum 2013. Oleh karena itu, setelah mencermati modul 2 ini, Anda diharapkan dapat: (1) menjelaskan pencapaian kompetensi dalam ranah kognitif; (2) menjelaskan pencapaian kompetensi dalam ranah afektif; (3) menjelaskan pencapaian kompetensi dalam ranah psikomotor. Untuk mengantarkan Anda mencapai target kemampuan, materi yang disajikan dalam modul ini akan dibagi menjadi 3 kegiatan belajar, yakni sebagai berikut. Kegiatan Belajar 1: Tujuan Pembelajaran Ranah Kognitif Kegiatan Belajar 2: Tujuan Pembelajaran Ranah Afektif Kegiatan Belajar 3: Tujuan Pembelajaran Ranah Psikomotor Agar Anda dapat mempelajari modul 2 dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini. (1) Bacalah secermat mungkin setiap kegiatan belajar pada modul 2 ini hingga Anda memahami semua informasi dan pengetahuan yang disajikan. (2) Kuatkan pemahaman Anda dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang ada pada modul 2 ini. (3) Kaitkan dan manfaatkan pengetahuan Anda dengan pengalaman Anda membuat perencanaan pembelajaran pada sistem kurikulum sebelumnya. Selain itu, agar konstruksi pengetahuan Anda terjadi dengan baik, ada baiknya Anda cermati bagan materi berikut ini. Setelah Anda cermati alurnya, coba Anda buat pertanyaan kira-kira apa yang perlu Anda ketahui tentang pokok bahasan dan subpokok bahasan tersebut. Tujuan Pembelajaran Ranah Kognitif Kegiatan Belajar 1 Aspek tujuan pembelajaran yang pertama adalah kognitif. Ranah kognitif merambah kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Pada pengklasifikasian Bloom, ranah kognitif ini terbagi atas aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada Kegiatan Belajar 1 beberapa aspek tersebut akan ditelaah lebih lanjut baik mengenai rincian tiap-tiap aspek, bagian-bagian aspek yang telah direvisi, termasuk konsep pembelajaran kurikulum 2013, maupun keterkaitan pencapaian ranah kognitif dengan pelaksanaan Kurikulum 2013. A. Ranah Kognitif Ranah kognitif merupakan bagian yang paling banyak dinilai oleh guru karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi bahan pengajaran. Pengklasifikasian ranah kognitif oleh Bloom (1956) terbagi menjadi enam. 1) Knowledge (Pengetahuan/C1) Aspek pengetahuan yang dimaksud adalah kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari. Aspek pengetahuan terbagi menjadi tiga. (a) Pengetahuan spesifik, meliputi pengetahuan mengenai istilah dan fakta spesifik. (b) Pengetahuan tentang cara dan metode tertentu yang berhubungan dengan detail tertentu, meliputi pengetahuan untuk menentukan, mengaitkan, mengategorikan, dan mengukur. (c) Pengetahuan yang terkait dengan garis besar atau rangkuman materi secara umum, meliputi pengetahuan untuk menyimpulkan berdasarkan teori dan struktur. Contoh kata operasional yang digunakan dalam aspek ini adalah mengidentifikasi, menghubungkan, mengingat, menghafal, mengulangi, mengenali, dan lain-lain. 2) Comprehension (Pemahaman/C2) Aspek pemahaman merupakan kemampuan untuk memahami atau mengonstruksi materi pembelajaran yang meliputi pengetahuan menerjemahkan, menginterpretasi, dan mengeksplorasi. >>> Contoh kata operasional yang digunakan dalam aspek ini adalah mengemukakan, mengenali, menjelaskan, menemukan, menggambarkan, dan lainlain. 3) Application (Aplikasi/C3) Aspek aplikasi terkait dengan kemampuan untuk menggunakan materi pembelajaran atau mengimplementasikannya pada suatu keadaan. Contoh kata operasional yang digunakan dalam aspek ini adalah mendemonstrasikan, menerjemahkan, menghitung, mengembangkan, menghubungkan, dan lain-lain. 4) Analysis (Analisis/C4) Aspek analisis meliputi kemampuan untuk merinci, mengorganisasi, atau membedakan bagian-bagian pada materi yang dipelajari, seperti menganalisis bagian, hubungan, dan prinsip organisasi. Contoh kata operasional yang digunakan dalam aspek ini adalah membandingkan, menyelidiki, memeriksa, mengategorikan, menggolongkan, mendeteksi, menemukan, dan lain-lain. 5) Synthesis (Sintesis/C5) Aspek sintesis merupakan kemampuan untuk mengaitkan antarmateri pembelajaran menjadi suatu kesatuan yang unik, meliputi pengetahuan untuk membuat bentuk komunikasi yang unik, membuat rencana atau usulan kegiatan, mengaitkan suatu hubungan yang abstrak. Contoh kata operasional yang digunakan dalam aspek ini adalah menciptakan, menyusun, membangun, mengatur, memodifikasi, meramalkan, dan lain-lain. 6) Evaluation (Evaluasi/C6) Aspek evaluasi meliputi kemampuan untuk memutuskan dan memeriksa apakah tujuan pembelajaran dari materi yang dipelajari telah tercapai, yaitu dengan menghubungkan fakta yang diperoleh dari waktu ke waktu. Contoh kata operasional yang digunakan dalam aspek ini adalah mengukur, menyimpulkan, memutuskan, membantah, menilai, mengesahkan, dan lain-lain. Anderson dan Krathwohl (2001: 66-88) merevisi keenam aspek pada ranah kognitif yang telah diklasifikasikan oleh Bloom tersebut menjadi: 1) Remember (Mengingat) Aspek mengingat merupakan kemampuan mengingat dan memanggil kembali materi atau pengetahuan dari memori dasar. Aspek mengingat adalah ketika memori digunakan untuk memproduksi definisi, kebenaran, atau rincian atau menceritakan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya. 2) Understand (Memahami) Aspek memahami meliputi kemampuan membangun pengertian dari berbagai fungsi atau pesan yang berbeda, seperti kegiatan menginterpretasi, menerangkan dengan contoh, menggolongkan, merangkum, menduga, membandingkan, dan menjelaskan. 3) Apply (Menerapkan) Aspek menerapkan berkaitan dengan kemampuan mengimplementasikan langkah-langkah secara berkesinambungan. Bahan belajar yang digunakan untuk menerapkannya berupa model, presentasi, wawancara, atau simulasi. 4) Analyze (Menganalisis) Aspek menganalisis merupakan kemampuan menentukan bagaimana bagianbagian saling berhubungan satu sama lain, termasuk kegiatan membedakan, mengorganisasikan, dan menghubungkan antarkomponen. Oleh karena itu, pada aspek ini memungkinkan seseorang dapat menggambarkannya melalui lembar kerja, survei, grafik, diagram, atau representasi grafis. 5) Evaluate (Menilai) Aspek menilai berkaitan dengan kemampuan membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang dapat berupa kritikan, rekomendasi, dan laporan. 6) Create (Menciptakan) Aspek menciptakan merupakan kemampuan untuk memadukan berbagai fungsi materi agar koheren dan menyatu termasuk mereorganisasi atau menyusun berbagai materi menjadi sesuatu yang baru melalui proses menghasilkan, merencanakan, atau memproduksi. Revisi penting yang dilakukan oleh Anderson dan Krathwohl adalah (1) perubahan komposisi pada dimensi pengetahuan, yaitu dimensi pada taksonomi lama (Bloom) hanya mencakup pengetahuan saja diubah menjadi dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif pada taksonomi baru (revisi). Selanjutnya, (2) perubahan pun terjadi pada penggunaan kata benda menjadi kata kerja dalam tingkat proses kognitifnya. Perubahan mendasar ini dilakukan bukan tanpa alasan, tetapi berdasarkan anggapan bahwa dalam suatu proses pembelajaran diperlukan pencerminan berbagai bentuk atau cara berpikir aktif. Perubahan ini membuat pembelajar dituntut untuk tidak hanya sekadar ‘tahu tentang sesuatu’, tetapi juga ‘tahu tentang bagaimana melakukan sesuatu’. Beberapa poin revisi yang telah dilakukan dapat dicermati pada diagram berikut. Kata Benda Kata Kerja Gambar 1 Perbaikan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom Poin revisi yang terlihat adalah aspek ‘menilai’ ditempatkan setelah aspek ‘menganalisis’ dan dimunculkan aspek ‘menciptakan’ sebagai pengganti aspek ‘sintesis’. Hal tersebut dilakukan untuk menempatkan hierarki dari proses berpikir paling mudah ke proses penciptaan yang lebih rumit dan sulit (Yulaelawati, 2004: 71). Selain perubahan tersebut, (3) perubahan lain yang dilakukan Anderson dan Krathwohl adalah penambahan kategori metakognitif yang terdapat pada dimensi pengetahuan sehingga yang sebelumnya hanya terdiri atas tiga kategori menjadi empat kategori. Penjelasan secara lebih rinci dapat dicermati pada uraian berikut. a. Pengetahuan Faktual Kategori dimensi ini terbagi atas pengetahuan tentang istilah dan pengetahuan tentang detail-detail tertentu, yaitu berkaitan dengan unsur-unsur dasar yang harus diketahui peserta didik dalam rangka mengenal mata pelajaran dan memecahkan masalah yang timbul. b. Pengetahuan Konseptual Tiga dimensi pengetahuan terlibat dalam kategori dimensi kedua ini, yakni pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, serta pengetahuan tentang teori, model, dan struktur. c. Pengetahuan Prosedural Dimensi prosedural ini berkenaan dengan pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan bidang tertentu, pengetahuan tentang teknik atau metode dalam mata pelajaran tertentu, dan pengetahuan tentang kriteria penggunaan suatu prosedur. d. Pengetahuan Metakognitif Dimensi pengetahuan metakognitif berkaitan dengan pengetahuan tentang kesadaran secara umum, yaitu mencakup pengetahuan strategis, pengetahuan tentang operasi kognitif berupa pengetahuan kontekstual dan prasyarat, dan pengetahuan tentang diri sendiri. Keempat kategori dimensi pengetahuan di atas kemudian dipadukan dengan enam dimensi proses kognitif. Hal ini dilakukan berkaitan dengan proses perumusan tujuan pembelajaran. Dengan penggabungan dua dimensi tersebut dalam suatu tabel (yang disebut tabel taksonomi), guru dibantu dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Rumusan yang dimaksud berkaitan dengan apa saja yang ingin dicapai pada setiap akhir pembelajaran dan bagaimana mengukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Selain itu, guru dapat memanfaatkannya untuk memperbaiki tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya terkait dengan tuntutan standar penilaian. Keunggulan dalam hal proses penilaian pun diperoleh akibat adanya penggabungan dua dimensi ini, yaitu: - pengetahuan yang dipisah dengan proses kognitif membuat guru dapat segera mengetahui jenis pengetahuan yang belum diukur, - pembuatan soal yang bervariasi sebanyak empat jenis soal tiap jenjang mungkin saja dibuat untuk setiap proses kognitif. Manfaat tersebut tidak ditemukan pada struktur taksonomi sebelumnya karena struktur taksonomi lama hanya terdiri atas satu dimensi dan perumusan tujuan pembelajaran hanya berkisar pada jenjang C1, C2, C3, dan seterusnya sehingga pembuatan soal pun hanya berkisar pada jenjang tersebut. Berikut ini adalah tabel taksonomi baru (hasil penggabungan dua dimensi) yang telah dijelaskan sebelumnya. Tabel 1 Taksonomi Dua Dimensi Dimensi Pengetahuan Pengetahuan Faktual Pengetahuan Konseptual Pengetahuan Prosedural Pengetahuan Metakognitif Dimensi Proses Kognitif Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan Pengategorian pada ranah kognitif yang telah diuraikan di atas dapat diintegrasikan dalam perumusan tujuan pembelajaran oleh Uno dan Miarso (via Uno, 2006: 141), yaitu menggunakan istilah yang operasional, harus berbentuk hasil belajar, berbentuk tingkah laku, dan jelas hanya mengukur satu tingkah laku. B. Pembelajaran Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan konsep kurikulum yang diselenggarakan pada kurikulum KBK dan KTSP. Penyempurnaan ini meliputi pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum. 1) Konsep Kurikulum 2013 Pada filosofi kurikulum 2013, kurikulum bertindak sebagai materi, produk, proses, dan praksis kontekstual. (a) Sebagai materi, kurikulum merupakan wahana penyampaian pengetahuan dari guru kepada peserta didik dan penilaian dilakukan berdasarkan atas penyerapan materi pengetahuan sesuai rencana materi yang dituangkan dalam silabus. (b) Sebagai produk, kurikulum merupakan sarana kebebasan dalam penyampaian pembelajaran dan hasil akhirnya harus sesuai dengan standar yang telah dirumuskan. (c) Kurikulum sebagai proses pada pelaksanaannya menekankan pada pola berpikir kritis setiap peserta didik yang dipantau secara terus menerus melalui pemantauan proses sehingga hasil yang diperoleh masing-masing peserta didik akan berbeda. (d) Sebagai praksis kontekstual, kurikulum dilaksanakan berdasarkan pendekatan sistem materi proses produk dan penguasaan materi diperoleh melalui siklus aksi dan refleksi berkelanjutan. 2) Domain Perubahan Kurikulum 2013 Domain utama perubahan kurikulum 2013 terlihat dari segi materi, pendekatan pembelajaran, dan penilaian. - Materi disusun mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. - Pendekatan pengumpulan pembelajaran data, berdasarkan penalaran, dan pengamatan, penyajian pemanfaatan berbagai sumber belajar peserta didik. pertanyaan, hasilnya melalui - Penilaian autentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio. 3) Pendekatan-pendekatan dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pendekatan yang dianjurkan untuk proses pembelajaran pada kurikulum 2013, yaitu Problem Based Learning, Project Based Learning, Discovery Learning, Scientific Approach, dan Tematik Integratif (Kemdikbud, 2013). Dari lima pendekatan tersebut yang diwajibkan adalah Scientific Approach (pendekatan saintifik). a. Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah pendekatan yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar memecahkan masalah dunia nyata melalui kerja kelompok. Tahapan pada model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut. (1) Orientasi peserta didik terhadap masalah (2) Mengorganisasikan peserta didik (3) Membimbing penyelidikan individu dan kelompok (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pencapaian masalah Sistem penilaian dilakukan dengan memadukan aspek pengetahuan (melalui ujian akhir semester, kuis, PR, laporan), sikap (melalui keaktifan diskusi, kemampuan bekerja sama, kehadiran dalam pembelajaran), dan kecakapan (melalui penguasaan alat bantu pembelajaran). b. Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) Pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan yang dirancang guru untuk mencapai pemikiran tingkat tinggi, yakni penciptaan. Kegiatan pembelajaran dalam pendekatan ini tidak sekadar memecahkan masalah, tetapi juga melakukan tindakan nyata untuk mengerjakan proyek sehingga mengajarkan peserta didik berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan mengembangkan inisiatif. Langkah-langkah pada pendekatan ini meliputi (Salirawati, 2013). (1) Desain proyek (menentukan topik, mengatur keterlibatan peserta didik, menentukan metode dan evaluasi yang akan dilakukan). (2) Monitoring dan pengendalian (guru mengawasi kemajuan secara periodik, mengoordinasikan aktivitas, dan menyediakan sumber daya yang diperlukan). (3) Support (guru mendukung penyelesaian tugas dengan memberikan petunjuk dan penjelasan). (4) Penilaian (guru mempersiapkan instrumen penilaian). (5) Umpan Balik (menelusuri kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran). Penilaian dilakukan melalui penilaian antarteman (tentang keaktifan, partisipasi, dan kerja sama peserta dalam kelompok), kreativitas dan keorisinilan ide dalam memecahkan masalah, serta penilaian unjuk kerja (presentasi). Tabel 2 Contoh Format Penilaian Antarteman No Nama PD Aspek yang Dinilai 1 2 3 4 Jumlah Nilai 5 1 2 3 Keterangan aspek penilaian: 1 = keaktifan dalam mencari informasi pemecahan masalah 2 = partisipasi dalam pengumpulan data 3 = kerja sama dalam kelompok 4 = ketaatan dalam menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya 5 = kedisipinan waktu pengumpulan data kepada kelompok c. Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) Pendekatan pembelajaran penemuan mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk mengeksplorasi dan belajar sendiri. Pendekatan ini menekankan pada proses penemuan konsep dan bukan pada produk. Tahapan pada pendekatan ini dilakukan melalui proses kognitif berupa observasi, klasifikasi, prediksi, pengukuran, penentuan, dan inferi. Sistem penilaian dapat dilakukan menggunakan tes dan nontes. Jika penilaiannya berupa penilaian kognitif maka dapat menggunakan tes tertulis. Jika penilaiannya berupa penilaian proses, sikap, atau hasil kerja peserta didik maka dapat menggunakan format penilaian yang dapat dilengkapi skala penilaian sikap. Tabel 3 Contoh Format Penilaian Kinerja Nama Peserta didik: ……………… Tanggal: ……………… NO Aspek Yang Dinilai 1 Kelas: ……………… Tingkat Kemampuan 2 3 4 1. 2. 3. Jumlah Kriteria Penskoran 1. 2. 3. 4. Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kriteria Penilaian 4 3 2 1 10 – 12 7– 9 4–6 ≤ 3 A B C D d. Scientific Approach (Pendekatan Saintifik) Pendekatan saintifik merupakan pendekatan kurikulum 2013 yang wajib diterapkan pada setiap jenjang pendidikan. Terdapat kriteria-kriteria dalam pelaksanaannya, yaitu: - materi pembelajaran berbasis fakta/fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika - penjelasan guru, respons peserta didik, dan interaksi guru-peserta didik terbebas dari prasangka, pemikiran subjektif, atau penalaran menyimpang - mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembelajaran - mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran - mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir rasional dan objektif dalam merespons materi pembelajaran - berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan - tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, tetapi menarik sistem penyajiannya. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif. Gambar 2 Ranah Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2013) Pendekatan yang digunakan menekankan pada dimensi pedagogik modern, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah tersebut meliputi. (1) Observing (mengamati) Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini: menentukan objek yang diobservasi, membuat pedoman observasi, menentukan data yang perlu diobservasi, menentukan tempat objek yang diobservasi, menentukan bagaimana observasi akan dilakukan, dan melakukan pencatatan atas hasil observasi. (2) Questioning (menanya) Kegiatan menanya yang diajukan guru memiliki beberapa fungsi terkait dengan keaktifan peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran, seperti mendorong pasrtisipasi peserta didik untuk berdiskusi, membangun sikap keterbukaan, serta berpikir spontan dan sigap. (3) Associating (menalar) Pada tahap ini, guru dan peserta didik berperan sebagai pelaku aktif, tetapi peserta didik harus lebih aktif dalam banyak hal dan situasi. (4) Experimenting (mencoba) Aktivitas pembelajaran pada tahap ini: menentukan tema sesuai kompetensi dasar, mempelajari cara menggunakan alat dan dasar teoretis yang relevan, melakukan pengamatan, mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, menarik simpulan, serta membuat laporan. (5) Networking (membuat jejaring) Peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kelebihan atau kekurangan masing-masing. e. Tematik Integratif Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam beberapa tema. Pengintegrasian ini dilakukan dalam hal integrasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan, serta integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Pendekatan tematik integratif diterapkan pada kurikulum SD/MI, dari kelas I hingga kelas IV. Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia 4) Sistem Penilaian dalam Kurikulum 2013 Sistem penilaian autentik merupakan pengukuran yang bermakna signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, maupun membuat jejaring seperti yang terkonsep pada pendekatan saintifik (Kemdikbud, 2013). Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. Penilaian autentik juga harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka mampu menerapkan perolehan belajar, dan lain-lain. Oleh sebab itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan atau perlu dilakukan remedial. Jenis-jenis penilaian autentik meliputi. a. Penilaian Kinerja Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsurunsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja. 1. Daftar cek (checklist). 2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). 3. Skala penilaian (rating scale). 4. Memori atau ingatan (memory approach). b. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. c. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. d. Penilaian Tertulis Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, menyintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa komprehensif sehingga mampu mungkin bersifat menggambarkan pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. ranah sikap, Di samping keempat jenis penilaian autentik yang dapat diterapkan dalam penilaian pembelajaran kurikulum 2013, perlu diketahui bahwa cakupan penilaian kurikulum 2013 terbagi atas empat kompetensi inti. Kompetensi inti ini menjadi tolok ukur keberhasilan peserta didik dalam menempuh materi pembelajaran. Kompetensi inti (KI) dapat dirumuskan sebagai berikut. - KI-1 mencakup kompetensi inti sikap spiritual - KI-2 mencakup kompetensi inti sikap sosial - KI-3 mencakup kompetensi inti pengetahuan - KI-4 mencakup kompetensi inti keterampilan Keempat kompetensi inilah yang kemudian menurunkan kompetensi-kompetensi dasar yang wajib dicapai peserta didik dan. Kompetensi tersebut diaplikasikan pada pelaksanaan pembelajaran saintifik dan secara teknis terealisasikan pada rumusan tujuan pembelajaran. C. Ranah Kognitif dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Berdasarkan paparan yang telah disampaikan pada subkegiatan di atas, dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 pendekatan saintifik dan penilaian autentik saling berkolaborasi. Jika dilihat dari komposisi tahapan yang terdapat dalam pendekatan saintifik, keaktifan peserta didik dan guru sangat dituntut dalam rangka tercapainya misi (tujuan pembelajaran) yang telah direncanakan pada bagian tujuan pembelajaran. Enam aspek dalam ranah kognitif yang meliputi aspek mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menyintesis, dan menciptakan dapat diaplikasikan lebih lanjut dengan mengaitkannya terhadap pembelajaran saintifik pada kurikulum 2013. Jika diimplikasikan dengan cakupan kompetensi inti yang harus dicapai peserta didik, keenam tahap dalam ranah kognitif ini mewakili pencapaian KI-3 yang mencakup kompetensi inti pengetahuan. 1. Mengobservasi - Deskripsi Kegiatan observasi merupakan wadah bagi peserta didik untuk menggali kemampuan kognitifnya melalui pengamatan-pengamatan yang dilakukan. Pengamatan tersebut dikaitkan dengan materi pembelajaran yang telah disampaikan guru sebelumnya. Kegiatan pengamatan ini juga berfungsi bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. - Aspek Kognitif Kemampuan mengingat dan memahami lekat dengan tahap ini karena peserta didik harus memahami dan senantiasa mengingat materi yang dijadikan sebagai acuan pengamatan. - Format Penilaian Pada kegiatan observasi ini dapat menggunakan penilaian proyek karena menuntut peserta didik untuk melakukan kegiatan perencanaan dan pengumpulan data. 2. Menanya - Deskripsi Kegiatan menanya yang dilontarkan oleh guru dapat membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik. Hal ini mendorong mereka untuk aktif belajar demi pemenuhan rasa ingin tahu (pengetahuan) mereka. - Aspek Kognitif Kemampuan memahami dan menganalisis materi diperlukan pada pelaksanaan tahap ini karena peserta didik harus mampu mengorganisasikan dan menghubungkan antarmateri baik materi yang telah diketahui sebelumnya maupun yang baru diperoleh. - Format Penilaian Penilaian tertulis cukup sesuai untuk mengevaluasi peserta didik pada tahap ini, yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan informasi yang baru mereka dapatkan. 3. Menalar - Deskripsi Kegiatan menalar sarat dengan aktivitas berpikir sehingga menuntut peserta didik memiliki banyak pengetahuan agar dapat memperoleh simpulan yang tepat. Peserta didik harus berperan lebih aktif dalam mempraktikkan logika berpikirnya. - Aspek Kognitif Keseluruhan aspek kognitif meliputi kemampuan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan menciptakan relevan untuk digali pada tahap ini. Peserta didik dalam proses berpikirnya harus memadukan berbagai fungsi materi sehingga mereka mengupayakan seluruh ingatan dan pemahaman untuk dapat menganalisis dan menilai serta menciptakan suatu simpulan dari permasalahan yang dihadapi. - Format Penilaian Penilaian portofolio dapat digunakan untuk menilai aspek kognitif peserta didik pada tahap ini. 4. Mencoba - Deskripsi Tahap mencoba hampir serupa dengan serangkaian aspek kognitif pada tahapan menalar. Peserta didik harus mampu menerapkan pengetahuan yang mereka miliki untuk dapat menarik simpulan dari hasil percobaan yang dilakukan. - Aspek Kognitif Keseluruhan aspek pada ranah kognitif teraplikasikan pada tahap ini karena peserta didik diharuskan mempelajari dasar teoretis yang ada sebelumnya, melakukan pengamatan, mencatat, menganalisis, menyajikan data hingga membuat simpulan. - Format Penilaian Penilaian proyek cocok untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik pada tahap ini. 5. Membuat Jejaring - Deskripsi Tahap membuat jejaring tidak banyak menggali kemampuan kognitif peserta didik karena lebih mengarah pada kemampuan afektif peserta didik. - Aspek Kognitif Kemampuan menciptakan merupakan salah satu kompetensi yang dapat dicapai pada tahap ini karena peserta didik mungkin akan menghadapi perubahan dalam hal tuntutan belajar sehingga mereka perlu mereorganisasi materi yang telah diketahui sebelumnya. - Format Penilaian Penilaian proyek dapat diterapkan pada tahap ini karena merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda kerjakan latihan berikut ini. (1) Jelaskan poin-poin revisi ranah kognitif dari taksonomi Bloom yang dilakukan oleh Anderson dan Krathwohl! (2) Aspek apa saja yang terdapat pada pendekatan santifik kurikulum 2013? Jelaskan kaitannya dengan penilaian kognitif! Petunjuk Jawaban Latihan Agar dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali modul 2 Kegiatan Belajar 1. lalu diskusikan jawaban Anda dengan teman sejawat. Setelah itu, rumuskan jawaban yang paling tepat. RANGKUMAN Aspek ranah kognitif menurut Bloom meliputi enam aspek, yaitu aspek pengetahuan/C1, pemahaman/C2, penerapan/C3, analisis/C4, sintesis/C5, dan penilaian/C6. Poin perbaikan ranah kognitif yang dilakukan Anderson dan Krathwohl terhadap klasifikasi taksonomi Bloom mencakup hal-hal berikut. a. Poin perbaikan dalam runtutan aspek yang dilakukan Anderson dan Krathwohl adalah aspek ‘menilai’ ditempatkan setelah aspek ‘menganalisis’ dan dimunculkan aspek ‘menciptakan’ sebagai pengganti aspek ‘sintesis’ sehingga urutannya menjadi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan menciptakan. b. Pada aspek Bloom yang pertama hanya terdiri atas satu dimensi, yaitu dimensi pengetahuan. Namun, oleh Anderson dan Krathwohl dimensi tersebut ditambah dengan dimensi proses kognitif sehingga memudahkan dalam perumusan tujuan pembelajaran. c. Penggunaan kata benda pada pengategorian Bloom diubah menjadi kata kerja oleh Anderson dan Krathwohl. d. Penambahan kategori metakognitif yang terdapat pada dimensi pengetahuan sehingga yang sebelumnya hanya terdiri atas tiga kategori menjadi empat kategori. Kurikulum 2013 dirancang sebagai usaha penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)yang telah berlaku sebelumnya. Domain perubahan yang terjadi pada kurikulum 2013 meliputi hal berikut. a. Materi disusun mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. b. Pendekatan pengumpulan pembelajaran data, berdasarkan penalaran, dan pengamatan, penyajian pertanyaan, hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber belajar peserta didik. c. Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio. Terdapat lima pendekatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013, yaitu Problem Based Learning, Project Based Learning, Discovery Learning, Scientific Approach, dan Tematik Integratif. Dari lima pendekatan tersebut yang diwajibkan adalah Scientific Approach (pendekatan saintifik). Tahap-tahap dalam pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring. Sistem penilaian yang relevan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah penilaian autentik, yaitu berupa penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan penilaian tertulis. Pencapaian kompetensi pada kurikulum 2013 memiliki relevansi kuat terhadap taksonomi tujuan pembelajaran. Kompetensi tersebut terbagi menjadi empat: - KI-1 mencakup kompetensi inti sikap spiritual - KI-2 mencakup kompetensi inti sikap sosial - KI-3 mencakup kompetensi inti pengetahuan - KI-4 mencakup kompetensi inti keterampilan TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini yang bukan merupakan aspek tahapan ranah kognitif Bloom adalah... . A. pemahaman B. penilaian C. penciptaan D. penerapan 2. Perbaikan yang dilakukan Anderson dan Krathwohl salah satunya menambah dimensi pada aspek pengetahuan, yaitu... . A. dimensi proses kognitif B. dimensi afektif C. dimensi psikomotor D. dimensi keterampilan 3. Aspek tahapan akhir pada ranah kognitif yang diklasifikasikan Bloom adalah... . A. sintesis B. kreasi C. analisis D. evaluasi 4. Berikut ini adalah contoh kata operasional yang dapat digunakan pada aspek sintesis, kecuali... . A. mendeteksi B. menyusun C. memodifikasi D. meramalkan 5. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya, yaitu... . A. Kurikulum 1994 dan KBK B. KBK dan KTSP C. Kurikulum 1994 dan KTSP D. Kurikulum 2006 dan KTSP 6. Berikut merupakan pendekatan yang terdapat pada pelaksanaan kurikulum 2013, kecuali... . A. Project Based Learning B. Scientific Learning C. Problem Based Learning D. Discovery Learning 7. Tahapan pendekatan saintifik secara runtut adalah... . A. mencoba-mengobservasi-menalar-membangun jejaring-menanya B. mengobservasi-menalar-menanya-mencoba-membangun jejaring C. mengobservasi-menanya-menalar-mencoba-membangun jejaring D. menanya-menalar-mengobservasi-mencoba-membangun jejaring 8. Kurikulum yang pada pelaksanaannya menekankan pada pola berpikir kritis setiap peserta didik yang dipantau secara terus menerus merupakan filosofi kurikulum sebagai... . A. proyek B. proses C. produk D. materi 9. Sistem pengukuran yang bermakna signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan merupakan pengertian dari... . A. penilaian saintifik B. penilaian portofolio C. penilaian proyek D. penilaian autentik 10. Pendekatan pembelajaran yang mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk mengeksplorasi dan belajar sendiri disebut... . A. Project Based Learning B. Problem Based Learning C. Discovery Learning D. Scientific Approach Cocokkkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif pada akhir modul. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1 ini. Rumus Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = --------------------------------------- X 100% 10 90 – 100% = baik sekali 80% = baik 70% = cukup 50 – 60% = kurang 10 – 40% = gagal Apabila Anda memperoleh tingkat penguasaan minimal 80%, Anda dapat meneruskan belajar ke Kegiatan Belajar 2. Apabila tingkat penguasaan Anda masih 50-70%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 50%, Anda harus mengulang baca beberapa kali Kegiatan Belajar 1 ini. Tujuan Pembelajaran Ranah Afektif Kegiatan Belajar 2 Kompetensi kedua yang hendak dicapai dalam suatu tujuan pembelajaran terdapat pada ranah afektif. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Oleh Bloom, secara spesifik, ranah afektif dikategorikan menjadi lima aspek. Kelima aspek tersebut tentu masih berkaitan erat dengan kompetensi yang terdapat pada ranah kognitif. Oleh karena itu, pada Kegiatan Belajar 2 ini kelima aspek akan dibahas secara lebih rinci baik dalam kaitannya dengan pencapaian kompetensi pada suatu proses pembelajaran secara umum maupun pada kurikulum 2013. A. Ranah Afektif Ranah afektif berkaitan dengan penilaian guru terhadap pandangan (pendapat) dan sikap (nilai) peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Jika aspek yang hendak dinilai berkenaan dengan pandangan peserta didik maka pertanyaan yang disusun melibatkan tanggapan berupa ekspresi, perasaan, atau pendapat pribadi peserta didik akan hal yang bersifat relatif sederhana dan bukan fakta. Namun, jika aspek yang akan dinilai berkaitan dengan sikap peserta didik maka pertanyaan yang disusun melibatkan respons berupa sikap atau nilai yang telah mendalam di sanubarinya. Kategori ranah afektif terbagi menjadi lima aspek, di antaranya. 1) Receiving phenomena (Penerimaan terhadap Stimulasi/A1) Aspek tahap ini meliputi kepekaan peserta didik dalam menerima dan memperhatikan stimulasi berupa masalah, situasi, gejala, dan lain-lain yang ada di sekitarnya. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur tahap ini adalah menanya, memilih, menggambarkan, mendorong, mengidentifikasi, membalas, dan lain-lain. 2) Responding to phenomena (Tanggapan terhadap Stimulas/A2i) Aspek ini merupakan tahap seseorang dapat berpartisipasi aktif sebagai bagian dari pembelajar, yaitu terkait dengan ketepatan reaksi, perasaan, dan kepuasan dalam menanggapi stimulasi. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur tahap ini adalah menjawab, membantu, menolong, memilih, menampilkan, dan sebagainya. 3) Valuing (Penilaian/A3) Aspek ini berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap suatu kebiasaan atau stimulasi termasuk kesediaan untuk menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur tahap ini adalah melengkapi, menjelaskan, membedakan, mengajak, melaporkan, membagi, dan lain-lain. 4) Organization (Pengorganisasian/A4) Aspek pada tahap ini berkaitan dengan prioritas dalam menilai berdasar pembandingan nilai yang berbeda, penyelesaian terhadap konflik yang terjadi, dan menciptakan sistem nilai yang baru termasuk pengutamaan dalam membandingkan, menghubungkan, dan memadukan nilai. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur tahap ini adalah menempel, mengubah, menyusun, mengombinasi, melengkapi, memadukan, dan sebagainya. 5) Internalizing values (Karakterisasi Nilai-nilai/A5) Tahap ini berkaitan dengan sistem nilai yang dapat mengontrol sikap pembelajar, yaitu terkait dengan kemampuan menyerap, konsistensinya, kemampuan memprediksi, dan yang lebih utama adalah karakter dari pembelajar itu sendiri. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur tahap ini adalah mempraktikkan, mendengar, memodifikasi, melakukan, menyelesaikan, dan sebagainya. B. Ranah Afektif dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Ranah afektif yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi sikap di akhir pembelajaran sangat relevan dengan konsep pencapaian KI-1 dan KI-2 pada pelaksanaan kurikulum 2013, yaitu kompetensi yang mencakup sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual yang dimiliki peserta didik secara khusus dapat tercermin pada saat mengikuti kegiatan awal pembelajaran, yaitu pada saat guru memulai kegiatan belajar dengan salam, berdoa, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Sikap sosial dapat diupayakan oleh peserta didik melalui keaktifannya dalam menyelesaiakan tugas-tugas dari guru. Berdasarkan relevansi yang ditemukan antara ranah afektif dengan pencapaian KI-1 dan KI-2 kurikulum 2013 maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Analisis yang dimaksud adalah dengan mengaitkan aspek-aspek ranah afektif yang terdapat pada taksonomi tujuan pembelajaran secara umum (meliputi tahap penerimaan terhadap stimulasi, tanggapan terhadap stimulasi, penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai) dengan tahapan pembelajaran saintifik pada kurikulum 2013. Analisis yang diharapkan tentu saja berkaitan secara khusus dengan pencapaian KI-2, yaitu sikap sosial. 1. Mengobservasi - Deskripsi Kegiatan observasi merupakan wadah bagi peserta didik untuk menggali kemampuan afektifnya melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan. Peserta didik harus memiliki sikap objektif dan teliti dalam melakukan pengamatan. - Aspek Afektif Kemampuan menerima dan menanggapi terhadap stimulasi termasuk kompetensi yang dapat dicapai pada tahap ini karena peserta didik harus memiliki kepekaan terhadap objek yang mereka amati untuk mendapatkan data yang akurat. - Format Penilaian Penilaian kinerja dapat digunakan untuk mengukur kemampuan afektif peserta didik, yaitu melalui skala penilaian atau daftar cek yang berisi kriteria hasil pengamatan yang harus diperoleh. 2. Menanya - Deskripsi Tahap menanya dapat digunakan untuk melihat kompetensi sikap peserta didik, yaitu ketika guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik respons apa yang mereka berikan. Apakah mereka antusias atau bersikap pasif. - Aspek Afektif Pada tahap ini banyak menggali kemampuan peserta didik dalam menerima dan menanggapi stimulasi, yaitu terkait dengan ketepatan reaksi dan perasaan mereka terhadap pertanyaan yang diajukan guru. Selain itu, juga dapat menggali sikap peserta didik dalam hal keterbukaan untuk menerima pendapat atau gagasan dari peserta didik lain. - Format Penilaian Penilaian kinerja berupa catatan anekdot/narasi dapat digunakan pada tahap ini karena dapat menggambarkan keseluruhan tentang respons peserta didik terhadap kegiatan belajar yang sedang berlangsung. 3. Menalar - Deskripsi Kegiatan menalar memang sarat dengan penggalian kemampuan kognitif, tetapi kompetensi sikap juga dapat diamati pada tahap ini. Kompetensi sikap dapat diukur dari partisipasi/keaktifan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan. - Aspek Afektif Tahap ini lebih mengarah pada pencapaian kemampuan menanggapi stimulasi dan menilainya. Namun, tidak dapat diukur secara kritis karena tahap menalar lebih dominan untuk pencapaian ranah kognitif. - Format Penilaian Penilaian kinerja berupa catatan anekdot/narasi dapat digunakan pada tahap ini karena dapat menggambarkan partisipasi peserta didik terhadap kegiatan belajar yang berlangsung. 4. Mencoba - Deskripsi Tahap mencoba lebih banyak menuntut keaktifan peserta didik dalam kegiatan mengamati percobaan. Dari tahap ini, kompetensi sikap yang dapat diukur berupa kedisiplinan, kecermatan, dan tanggung jawab ketika mempergunakan alat-alat percobaan. - Aspek Afektif Kemampuan pengorganisasian dan karakterisasi nilai merupakan kompetensi yang dapat dicapai pada tahap ini. Peserta didik mampu mempraktikkan, memodifikasi, dan melakukan sesuatu. - Format Penilaian Penilaian proyek tentu sesuai untuk mengukur tahap ini. Selain itu, dapat pula digunakan penilaian kinerja terjait dengan skala penilaian sikap peserta didik dalam melakukan kegiatan percobaan (apakah telah sesuai prosedur atau belum). 5. Membuat Jejaring - Deskripsi Tahap ini dapat mengaplikasikan kompetensi sikap peserta didik, yaitu melalui cara mereka berinteraksi dan berempati satu sama lain, menghormati, serta menerima kekurangan/kelebihan masing-masing. - Aspek Afektif Kemampuan afektif A2 relevan dalam pembelajaran tahap ini, yaitu kompetensi merespons stimulasi. Kompetensi kedua dari ranah afektif ini berkaitan dengan sikap membantu, menolong, dan menjawab antarpeserta didik. - Format Penilaian Penilaian portofolio dapat digunakan, tetapi akan lebih relevan jika menggunakan penilaian kinerja berupa daftar cek untuk mengukur masingmasing sikap peserta didik. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda kerjakan latihan berikut ini. (1) Jelaskan kategori aspek yang terdapat pada ranah afektif! (2) Setelah memahami tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013, jelaskan implikasi ranah afektif dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut! Petunjuk Jawaban Latihan Agar dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali Kegiatan Belajar 2. lalu diskusikan jawaban Anda dengan teman sejawat. Setelah itu, rumuskan jawaban yang paling tepat. RANGKUMAN Ranah kedua yang terdapat pada taksonomi tujuan pembelajaran adalah ranah afektif. Ranah afektif merupakan pencapaian kompetensi yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek Terdapat lima aspek pengategorian pada ranah afektif ini, di antaranya: a. penerimaan terhadap stimulasi b. tanggapan terhadap stimulasi c. penilaian d. pengorganisasian e. karakterisasi nilai. Ranah afektif relevan dengan kategori pencapaian kompetensi inti pertama dan kedua (KI-1 dan KI-2) pada kurikulum 2013, yaitu pada kompetensi inti sikap spiritual dan sikap sosial. Implikasi lima aspek ranah afektif ke dalam pembelajaran saintifik kurikulum 2013 lebih dominan terukur pada tahap kelima, yaitu tahap membuat jejaring dengan menggunakan format penilaian kinerja. TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Ranah dalam taksonomi tujuan pembelajaan yang berkaitan dengan indikasi peserta didik dalam memberi respons berupa sikap terhadap materi pelajaran disebut... . A. kognitif B. afektif C. objektif D. psikomotor 2. Tahapan aspek pada ranah kognitif secara runtut adalah... . A. penilaian-tanggapan-penerimaan-pengorganisasian-karakterisasi B. tanggapan-penerimaan-penilaian-pengorganisasian-karakterisasi C. penerimaan-tanggapan-pengorganisasian-penilaian-karakterisasi D. penerimaan-tanggapan-penilaian-pengorganisasian-karakterisasi 3. Berikut ini yang bukan kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek A5, yaitu... . A. memilih B. melakukan C. mendengar D. menyelesaikan 4. Salah satu kompetensi afektif yang hendak dicapai pada aspek A4 adalah... . A. kemampuan memprediksi sesuatu B. menerima stimulasi C. menyelesaikan konflik yang sedang terjadi D. peka terhadap stimulasi 5. Aspek yang berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap suatu kebiasaan atau stimulasi disebut... . A. penerimaan terhadap stimulasi B. tanggapan terhadap stimulasi C. penilaian D. pengorganisasian 6. Menjawab, membantu, menolong, memilih, dan menampilkan merupakan contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek... . A. penerimaan terhadap stimulasi B. tanggapan terhadap stimulasi C. penilaian D. karakterisasi 7. Ranah afektif relevan dengan pencapaian kompetensi inti yang diharapkan pada kurikulum 2013, yaitu kompetensi inti... . A. pertama dan ketiga B. pertama dan kedua C. kedua dan ketiga D. ketiga dan keempat 8. Salah satu kompetensi ranah afektif yang dapat dicapai pada tahap mencoba adalah... . A. karakterisasi nilai B. tanggapan terhadap stimulasi C. pengorganisasian D. penerimaan terhadap stimulasi 9. Format penilaian sikap yang relevan digunakan pada tahap membuat jejaring adalah... . A. proyek B. portofolio C. kinerja D. tertulis 10. Ranah afektif secara lebih dominan dapat diukur melalui tahap pembelajaran saintifik, yaitu pada tahap... . A. membuat jejaring B. menalar C. mencoba D. menanya Cocokkkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif pada akhir modul. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2 ini. Rumus Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = --------------------------------------- X 100% 10 90 – 100% = baik sekali 80% = baik 70% = cukup 50 – 60% = kurang 10 – 40% = gagal Apabila Anda memperoleh tingkat penguasaan minimal 80%, Anda dapat meneruskan belajar ke Kegiatan Belajar 3. Apabila tingkat penguasaan Anda masih 50-70%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 50%, Anda harus mengulang baca beberapa kali Kegiatan Belajar 2 ini. Tujuan Pembelajaran Ranah Psikomotor Kegiatan Belajar 3 Bloom tidak melanjutkan pengategorian secara khusus pada ranah ketiga ini, yaitu ranah psikomotor. Namun, terdapat beberapa ahli yang memiliki pemahaman mengenai hal tersebut sehingga aspek-aspek yang ada pada ranah psikomotor ini dirumuskan secara garis besar. Ranah psikomotor secara umum mencakup kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan (berkaitan dengan gerak fisik). Pada Kegiatan Belajar 3 ini akan diuraikan aspek-aspek yang terdapat pada ranah psikomotor dan kaitannya dalam pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2013. A. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor merupakan ranah ketiga dalam taksonomi tujuan pembelajaran. Ranah ini berkaitan dengan aspek keterampilan yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Terdapat beberapa versi pengategorian aspek dalam ranah psikomotor ini. Namun, dari beberapa versi tersebut dapat dikategorikan secara garis besar bahwa ranah psikomotor terdiri atas lima aspek (Dave R, 1970). 1) Imitation (Imitasi) Aspek ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan contoh yang diamatinya tanpa memahami makna atau hakikat dari keterampilan tersebut. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur aspek ini adalah mengonstruksi, menggabungkan, mengatur, menyesuaikan, dan sebagainya. 2) Manipulation (Manipulasi) Aspek pada tahap ini berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan tindakan seperti yang diajarkan. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur aspek manipulasi, yakni menempatkan, membuat, memanipulasi, merancang, dan sebagainya. 3) Precision (Ketelitian) Aspek ini berkenaan dengan kemampuan merespons sesuatu yang kompleks tanpa keraguan. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur aspek ini adalah menyelesaikan, mempercepat, menyaring, mengganti, dan sebagainya. 4) Articulation (Pengucapan) Aspek pengucapan merupakan tahap seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif. Contoh kata kerja operasional yang digunakan adalah menggunakan, mensketsa, menimbang, menggolongkan, dan sebagainya. 5) Naturalization (Pengalamiahan) Aspek pada tahap ini berkaitan dengan suatu penampilan tindakan oleh seseorang. Tindakan tersebut merupakan tindakan yang diajarkan sebelumnya dan telah menjadi kebiasaan dan gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur aspek ini, yaitu memutar, memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya. B. Ranah Psikomotor dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Ranah psikomotor merupakan ranah ketiga dari taksonomi tujuan pembelajaran. Pada ranah ini, keterampilan peserta didik dapat dideteksi melalui tahap imitasi, manipulasi, ketelitian, pengucapan, dan pengalamiahan. Ranah psikomotor ini juga relevan dengan konsep kurikulum 2013, yaitu pencapaian KI-4 yang berupa keterampilan. Oleh sebab itu, analisis keterkaitan antara ranah psikomotor dengan pelaksanaan pembelajaran saintifik pun perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh pembuktian bahwa kompetensi keterampilan merupakan kompetensi dominan yang diharapkan dari pencapaian kurikulum 2013. 1. Mengobservasi - Deskripsi Kegiatan observasi merupakan wadah bagi peserta didik untuk menggali kemampuan psikomotoriknya melalui pengamatan-pengamatan yang dilakukan. Kemampuan peserta didik untuk berani memanipulasi mengenai apa yang diamatinya merupakan kompetensi penting yang dapat dicapai pada tahap ini. - Aspek Psikomotor Kemampuan memanipulasi dan ketelitian dapat diukur pada tahap observasi ini. Peserta didik akan dapat merancang, mengganti, atau menyaring hal apa saja yang berkaitan atau tidak penting untuk dijadikan sebagai bahan laporan pengamatan mereka. - Format Penilaian Penilaian proyek lebih objektif jika digunakan pada tahap ini karena dapat memberi gambaran hasil kerja peserta didik dalam kelompoknya. 2. Menanya - Deskripsi Tahap menanya merupakan tahap dominan untuk dapat mengukur keterampilan peserta didik. Melalui tahap ini, keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban dengan bahasa yang baik dan benar akan dapat terukur. Selain itu, menggali keterampilan siswa berpikir spontan, cepat, dan sigap. - Aspek Psikomotor Kemampuan manipulasi, ketelitian, dan pengucapan dapat sekaligus terukur pada tahap ini. Keterampilan manipulasi terlihat ketika peserta didik dapat menempatkan dirinya pada saat pembelajaran (tahu bagaimana dia harus menyampaikan pendapatnya). Keterampilan pengucapan berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk melakukan gerakan interpretatif ketika menyampaikan argumennya. - Format Penilaian Penilaian kinerja dengan skala penilaian akan lebih tepat digunakan pada tahap ini. Peserta didik dapat dinilai keterampilan bicaranya, yaitu terkait dengan tata caranya berpendapat dan menyanggah. 3. Menalar - Deskripsi Tahap menalar secara lebih dominan dapat digunakan untuk mengukur ranah kognitif peserta didik. Namun, jika dikaitkan ranah psikomotor dapat juga dicapai dalam tahap ini khususnya tentang keterampilan peserta didik dalam memanipulasi atau menyaring teori-teori yang penting untuk membuat sebuah simpulan. - Aspek Psikomotor Keterampilan memanipulasi dan meneliti terukur pada tahap ini, tetapi tidak secara maksimal karena manipulasi dan ketelitian yang muncul semata-mata dilakukan dalam rangka menggali kebenaran tentang materi yang digunakan untuk memperoleh simpulan. - Format Penilaian Penilaian portofolio dapat digunakan pada tahap ini untuk mengukur hasil kerja peserta didik ketika melakukan refleksi materi yang mereka gunakan pada tahap menalar. 4. Mencoba - Deskripsi Tahap mencoba dapat menggali keterampilan peserta didik untuk meneliti suatu objek yang masih diragukan kebenarannya. Pada tahap ini, peserta didik dapat pula menimbang atau menggolongkan, serta memindahkan atau memutar sesuatu demi mendapatkan kepastian dari objek yang diujicobakannya. - Aspek Psikomotor Keterampillan meneliti, menginterpretasi (pengucapan), dan mengalamiahkan tindakan merupakan kompetensi psikomotor yang dapat diukur pada tahap ini. - Format Penilaian Penilaian kinerja dan penilaian proyek tentu relevan digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik pada tahap mencoba. 5. Membuat Jejaring - Deskripsi Tahap membuat jejaring dapat mengukur keterampilan peserta didik dalam hal menempatkan diri atau mengonstruksi dirinya ketika berkomunikasi dengan peserta didik lain. - Aspek Psikomotor Kompetensi psikomotor yang dapat dinilai dari tahap ini adalah keterampilan meniru (imitasi) dan memanipulasi. - Format Penilaian Penilaian kinerja dengan skala sikap lebih tepat digunakan untuk mengukur kompetensi psikomotor pada tahap ini. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda kerjakan latihan berikut ini. (1) Jelaskan kategori aspek yang terdapat pada ranah psikomotor! (2) Setelah memahami tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013, jelaskan implikasi ranah psikomotor dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut! Petunjuk Jawaban Latihan Agar dapat mengerjakan soal di atas dengan baik, cermati kembali Kegiatan Belajar 3. lalu diskusikan jawaban Anda dengan teman sejawat. Setelah itu, rumuskan jawaban yang paling tepat. RANGKUMAN Ranah psikomotor merupakan ranah ketiga pada taksonomi tujuan pembelajaran, yaitu ranah yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi keterampilan. Ranah psikomotor secara umum mencakup kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan (berkaitan dengan gerak fisik). Terdapat beberapa versi pengategorian pada aspek ranah psikomotor. Salah satunya pengategorian aspek yang telah dilakukan oleh Dave (1970) sebagai berikut. a. Imitasi (imitation) b. manipulasi (manipulation) c. ketelitian (precision) d. pengucapan (articulation) e. pengalamiahan (naturalization) Ranah psikomotor relevan dengan konsep pencapaian kompetensi inti keempat (KI-4) pada kurikulum 2013. Ranah psikomotor ketika diimplikasikan dengan pelaksanaan pembelajaran saintifik kurikulum 2013 secara dominan dapat dicapai pada tahap menanya. TES FORMATIF 3 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Ranah psikomotor adalah satu dari tiga taksonomi tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi... . A. pengetahuan B. keterampilan C. kebiasaan D. sikap 2. Berikut ini yang bukan aspek dalam ranah psikomotor adalah... . A. penerapan B. manipulasi C. imitasi D. ketelitian 3. Aspek yang berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan tindakan seperti yang diajarkan disebut... . A. pengalamiahan B. imitasi C. pengucapan D. manipulasi 4. Salah satu contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek imitasi adalah kecuali... . a. mengonstruksi b. merancang c. mengatur d. menyesuaikan 5. Menggunakan, mensketsa, menimbang, menggolongkan merupakan contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek... . A. imitasi B. manipulasi C. pengucapan D. pengalamiahan 6. Aspek pengalamiahan merupakan aspek yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi... . A. penampilan tindakan yang telah diajarkan B. melakukan tindakan kompleks C. melakukan sesuatu sesuai yang diamati D. merespons sesuatu tanpa keraguan 7. Ranah psikomotor relevan dengan pencapaian kompetensi inti yang diharapkan pada kurikulum 2013, yaitu kompetensi inti... . A. pertama B. kedua C. ketiga D. keempat 8. Ranah psikomotor secara dominan dapat diukur pada pembelajaran saintifik, yaitu pada tahap... . A. mengobservasi B. membuat jejaring C. mencoba D. menanya 9. Format penilaian ranah psikomotor yang relevan digunakan pada tahap menanya adalah... . A. proyek B. kinerja C. portofolio D. tertulis 10. Salah satu kompetensi keterampilan yang dapat digali pada tahap mengobservasi adalah... . A. imitasi B. manipulasi C. ketelitian D. pengucapan Cocokkkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif pada akhir modul. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3 ini. Rumus Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = --------------------------------------- X 100% 10 90 – 100% = baik sekali 80% = baik 70% = cukup 50 – 60% = kurang 10 – 40% = gagal Apabila Anda memperoleh tingkat penguasaan minimal 80%, Anda dapat meneruskan belajar ke Modul 3. Apabila tingkat penguasaan Anda masih 50-70%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 50%, Anda harus mengulang baca beberapa kali Kegiatan Belajar 3 ini. Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif 1 1. C. Berikut ini yang bukan aspek tahapan ranah kognitif Bloom adalah penciptaan. 2. A. Perbaikan yang dilakukan Anderson dan Krathwohl salah satunya menambah dimensi pada aspek pengetahuan dan dimensi proses kognitif. 3. D. Aspek tahapan akhir pada ranah kognitif yang diklasifikasikan Bloom adalah evaluasi. 4. A. Berikut ini adalah contoh kata operasional yang dapat digunakan pada aspek sintesis, kecuali mendeteksi. 5. B. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya, yaitu KBK dan KTSP. 6. B. Berikut merupakan pendekatan yang terdapat pada pelaksanaan kurikulum 2013, kecuali scientific learning. 7. C. Tahapan pendekatan saintifik secara runtut adalah mengobservasi-menanyamenalar-mencoba-membangun jejaring. 8. B. Kurikulum yang pada pelaksanaannya menekankan pada pola berpikir kritis setiap peserta didik yang dipantau secara terus menerus merupakan filosofi kurikulum sebagai proses. 9. D. Sistem pengukuran yang bermakna signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan merupakan pengertian dari penilaian autentik 10. C. Pendekatan pembelajaran yang mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk mengeksplorasi dan belajar sendiri disebut discovery learning. Tes Formatif 2 1. B. Ranah dalam taksonomi tujuan pembelajaan yang berkaitan dengan indikasi peserta didik dalam memberi respons berupa sikap terhadap materi pelajaran disebut afektif. 2. D. Tahapan aspek pada ranah kognitif secara runtut adalah penerimaan-tanggapanpenilaian-pengorganisasian-karakterisasi. 3. A. Berikut ini yang bukan kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek A5, yaitu memilih. 4. C. Salah satu kompetensi afektif yang hendak dicapai pada aspek A4 adalah menyelesaikan konflik yang sedang terjadi. 5. C. Aspek yang berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap suatu kebiasaan atau stimulasi disebut penilaian. 6. B. Menjawab, membantu, menolong, memilih, dan menampilkan merupakan contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek tanggapan terhadap stimulasi. 7. B. Ranah afektif relevan dengan pencapaian kompetensi inti yang diharapkan pada kurikulum 2013, yaitu kompetensi inti pertama dan kedua. 8. A. Salah satu kompetensi ranah afektif yang dapat dicapai pada tahap mencoba adalah karakterisasi nilai. 9. C. Format penilaian sikap yang relevan digunakan pada tahap membuat jejaring adalah kinerja. 10. A. Ranah afektif secara lebih dominan dapat diukur melalui tahap pembelajaran saintifik, yaitu pada tahap membuat jejaring. Tes Formatif 3 1. B. Ranah psikomotor adalah satu dari tiga taksonomi tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi keterampilan. 2. A. Berikut ini yang bukan aspek dalam ranah psikomotor adalah penerapan. 3. D. Aspek yang berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan tindakan seperti yang diajarkan disebut manipulasi. 4. B. Salah satu contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek imitasi adalah kecuali merancang. 5. C. Menggunakan, mensketsa, menimbang, menggolongkan merupakan contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek pengucapan. 6. A. Aspek pengalamiahan merupakan aspek yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi enampilan tindakan yang telah diajarkan. 7. D. Ranah psikomotor relevan dengan pencapaian kompetensi inti yang diharapkan pada kurikulum 2013, yaitu kompetensi inti keempat. 8. D. Ranah psikomotor secara dominan dapat diukur pada pembelajaran saintifik, yaitu pada tahap menanya. 9. B. Format penilaian ranah psikomotor yang relevan digunakan pada tahap menanya adalah kinerja. 10. B. Salah satu kompetensi keterampilan yang dapat digali pada tahap mengobservasi adalah manipulasi. DAFTAR PUSTAKA Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. (Eds). 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman. Bloom, B.S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: Cognitive Domain. New York: David McKay Company. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI). Jakarta: Kemdikbud. -------. 2013. Konsep Pendekatan Scientific (PPT). Jakarta: Kemdikbud. -------. 2013. Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar. Jakarta: Kemdikbud. -------. 2013. Problem Based Learning (PPT). Jakarta: Kemdikbud. -------. 2013. Project Based Learning (PPT). Jakarta: Kemdikbud. -------. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud. Kusa, Haris Chandra. 2012. “Taksonomi”. Blog. Diakses dari http://harischandrakusa.blogspot.com/p/taksonomi.html pada 24 September 2014 di Yogyakarta. Uno, Hamzah B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. ------. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Salirawati, Das. 2013. Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran (PPT). Yogyakarta. Sudjana, Nana. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori, dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya. -. Bloom Taxonomy (Doc.PDF) -. 2013. “Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)”. Modul. -. 2013. “Understanding the New Version of Bloom’s Taxonomy”. Handbook. http://assessment.uconn.edu/docs/LearningTaxonomy_Affective.pdf Bloom, B. S. ed. et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1, Cognitive Domain. New York: David McKay. Gronlund, N. E. (1978). Stating Objectives for Classroom Instruction 2nd ed. New York: Macmilan Publishing. Krathwohl, D. R. ed. et al. (1964), Taxonomy of Educational Objectives: Handbook II, Affective Domain. New York: David McKay. GLOSARIUM Afektif : berkenaan dengan perasaan; mempengaruhi keadaan perasaan dan emosi; mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan Anekdot : cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yg sebenarnya Autentik : dapat dipercaya; asli; sah Basis : asas; dasar Deteksi : usaha menemukan dan menentukan keberadaan, anggapan, atau kenyataan Dimensi : ukuran (panjang, lebar, tinggi, luas, dan sebagainya); matra Efektif : ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab; dapat membawa hasil; berhasil guna Efisien : tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya); mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat; berdaya guna; bertepat guna; sangkil Eksplorasi : penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu; penyelidikan; penjajakan Filosofi : filosofi; pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya Inisiatif : prakarsa Inovatif : bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan Integratif : pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat Interpretasi : pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu; tafsiran Kategori : bagian darr sistem klasifikasi (golongan, jenis pangkat) Kognitif : berhubungan dengan atau melibatkan kognisi; berdasar kepada pengetahuan faktual yang empiris Kolaborasi : perbuatan kerja sama Komprehensif : bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik; luas dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi); mempunyai dan memperlihatkan wawasan Konsistensi : ketetapan dan kemantapan (dalam bertindak); ketaatasasan Kriteria : ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu Manipulasi : tindakan untuk mengerjakan sesuatu dengan tangan atau alat-alat mekanis secara terampil; upaya kelompok atau perseorangan untuk memengaruhi perilaku, sikap, dan pendapat orang lain tanpa orang itu menyadarinya; penggelapan; penyelewengan Observasi : peninjauan secara cermat Praksis : praktik (bidang kehidupan dan kegiatan praktis manusia) Prediksi : ramalan; prakiraan Psikomotor : berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses mental dan psikologi Ranah : elemen atau unsur yang dibatasi; bidang disiplin Refleksi : gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar Sintesis : paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras Skala : garis atau titik tanda yang berderet-deret dan sebagainya yang sama jarak antaranya, dipakai untuk mengukur Sketsa : lukisan cepat (hanya garis-garis besarnya); gambar rancangan; rengrengan; denah; bagan; pelukisan dengan kata-kata mengenai suatu hal secara garis besar; tulisan singkat; ikhtisar ringkas Spesifik : khusus; bersifat khusus; khas Taksonomi : klasifikasi bidang ilmu; kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek; cabang biologi yang menelaah penamaan, perincian, dan pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan pembedaan sifatnya; klasifikasi unsur bahasa menurut hubungan hierarkis; urutan satuan fonologis atau gramatikal yang dimungkinkan dl satuan bahasa Tematik : bersangkutan dengan tema