MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SEKITAR SESAR

advertisement
Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Sekitar Sesar Lembang (Taruna Fadillah)
MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SEKITAR SESAR LEMBANG
Taruna FADILLAH
Mahasiswa Sarjana Prodi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Pertambangan dan Perminyakan
Institut Teknologi Bandung
Telp 085720369220, email [email protected]
Sari
Daerah sesar lembang merupakan daerah yang sangat rawan dengan gempa bumi. Dengan keadaan
sesar lembang yang masih aktif dan banyak penduduk yang hidup di sekitar sesar lembang, membuat
mitigasi bencana di daerah sesar sangat perlu dilakukan.
Pengamatan ini dilakukan dengan metode studi literatur dan studi lapangan ini menghasilkan saransaran untuk mitigasi bencana sesar lembang. Saran tersebut diantaranya membuat pemetaan yang lebih
teliti dan komprehensif, memberikan sosialisasi kepada masyarakat dengan kondisi sesar lembang
yang aktif dan merancang jalur evakuasi saat terjadi gempa bumi.
Kata kunci: mitigasi bencana sesar lembang, jalur evakuasi
Abstrak
Lembang Fault is an area that has highly prone to earthquakes. With the fault is still active and a lot
of people that live around the fault valley, making the disaster mitigation in this area is very required.
This observation with literature study and field studies give suggestions to fault mitigation. There are
the suggestion is make mapping more thorough and comprehensive, providing socialization to the
community and make evacuation area.
Key words: Lembang fault mitigation, evacuation road
Pendahuluan
Indonesia berada pada daerah pertemuan tiga
lempeng tektonik yang aktif (Pasifik, Eurasia,
Indo-Australia) menjadikan kawasan Indonesia
memiliki kondisi geologi yang sangat
kompleks.
Selain
menjadikan
wilayah
Indonesia ini kaya akan sumber daya alam,
salah satu konsekuensi logis dari kondisi ini
adalah menjadikan wilayah Indonesia rawan
bencana alam. Indonesia berada di daerah
cincin gunung api asia pasifik. Secara geologi,
didaerah seperti itu akan banyak dijumpai
struktur geologi, seperti patah dan sesar.
Konsekuensi lainya berada pada lempeng yang
aktif adalah berada di daerah rawan bencana
gempabumi. Gempabumi merupakan salah satu
bencana alam terbesar manusia, gempa bumi
terjadi begitu mendadak dan mengejutkan.
Sehingga menimbulkan kepanikan umum yang
luar biasa.
Jawa Barat termasuk salah satu wilayah yang
memiliki kerawanan bencana tinggi, kondisi ini
dipengaruhi oleh tatanan geologi yang
kompleks sehingga rawan dengan bencana
geologi. Berdasarkan data Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di
wilayah Jawa barat telah terjadi 32 kali bencana
gempa bumi yang merusak yang bersumber
didarat sejak tahun 1883 sampai sekarang.
Wilayah-wilayah
yang
mempunyai
kecenderungan terjadi gempa yang sering
adalah wilayah padat penduduk seperti Bogor,
Cianjur,
Pelabuhanratu-Sukabumi,
Rajamandala-Padalarang,
Ciami-Kuningan,
Sumedang-Majalengka, Tasikmalaya, Bandung
dan hampir seluruh wilayah pegunungan Jawa
Barat Selatan.
Untuk memahami definisi dari mitigasi
bencana, sebaiknya mengetahui tentang
etimologi dari mitigasi. Berdasarkan asalkatanya, kata mitigasi dalam bahasa Indonesia
dipungut dari kata mitigation dalam bahasa
Inggris. Kata mitigation dalam bahasa Inggris
secara etimologi berasal dari kata benda dalam
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 : 1-5
Hal :1
Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Sekitar Sesar Lembang (Taruna Fadillah)
bahasa latin mitigationem (n), yang berasal dari
kata kerja mitigare (v). Kata mitigare berasal
dari gabungan akar kata mitis yang artinya
lunak, lembut, jinak dan agare yang artinya
melakukan, mengerjakan, membuat.
Bedasarkan telaah mitigasi tersebut, kata
mitigasi dapat diartikan sebagai penjinakan,
yaitu membuat sesuatu yang liar menjadi jinak
atau sesuatu yang keras menjadi lunak atau
lembut. Bencana yang pada umumnya bersifat
liar, dengan upaya mitigasi diharapkan
dijinakan atau dilemahkan kekuatannya.
Mitigasi bencana bisa diartikan pengurangan
resiko bencana. Mitigasi bencana merupakan
suatu tahapan dalam manajemen kebencanaan.
Dalam UU RI no 24 tahun 2007 tentang
penanggulangan
bencana
merupakan
serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalu pembangunan fisik
maupun
penyadaran
dan
peningkatan
kemampuan menghadapai ancaman bencana
(UU no 4 tahun 2007).
Secara etimologis, bencana berasal dari kata
vancana dalam bahasa sangsekerta yang artinya
godaan, tipuan, kerusakan atau kecelakaan.
Dalam bahasa Yunani biasa disebut disastro
yang berarti bencana yang disebabkan oleh
kedudukan planet yang tidak menguntungkan.
Bencana berbeda dengan bahaya. Dianalogikan
seperti ini, banjir lahar dingin bukan bencana
bila masih melewati sungai dan tidak
mengganggu sekitarnya atau masih bahaya.
Namun, jika sudah menerjang pemukiman
maka itu baru disebut bencana.
Menurut UU RI no 24 tahun 2007, bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh
faktor alam atau faktor non alam atau manusia,
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis.
Landasan teori
Gempa bumi adalah getaran atay guncangan
yang terjadi di permukaan buni akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba
yang menciptakan gelombang seismik. Dalam
pembagiannya, gempa bumi digolongkan
menjadi dua, yaitu gempa bumi vulkanik dan
Hal :2
gempa bumi tektonik. Gempa Bumi
vulkanik (Gunung Api) terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum
gunung api meletus. Apabila keaktifannya
semakin tinggi maka akan menyebabkan
timbulnya
ledakan
yang
juga
akan
menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa
Bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung
api tersebut.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh adanya
aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng
lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil
hingga yang sangat besar. Gempabumi ini
banyak menimbulkan kerusakan atau bencana
alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat
mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh
perlepasan tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti
layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan
dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh
tekanan antara batuan dikenal sebagai
kecacatan tektonik.
Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa
lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan
kerak itu akan hanyut dan mengapung di
lapisan seperti salju. Lapisan tersebut bergerak
perlahan sehingga bertabrakan satu sama
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya gempa tektonik.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari
pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana
tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa
bumi akan terjadi.
Sesar atau dalam bahasa Inggris disebut “fault”
merupakan retakan di kerak Bumi yang
mengalami pergeseran atau pergerakan. Secara
umum dikenal tiga jenis sesar, yaitu sesar
normal (normal fault), sesar naik (reverse fault),
dan sesar geser mendatar (strike-slip fault).
Dalam bahasa sehari-hari, sesar sering disebut
juga sebagai “patahan.”.
Sesar Lembang membentuk retakan tektonik
memanjang lebih dari 22 km. Dengan melihat
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 : 2-5
Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Sekitar Sesar Lembang (Taruna Fadillah)
morfologi yang terbentuk, jenis sesarnya adalah
sesar normal. Bagian utara bergerak relatif
turun, sementara bagian selatan terangkat.
Akibat dari proses tektonik ini terbentang suatu
gawir (lereng lurus) yang merupakan bidang
gelincir Sesar Lembang yang dapat jelas terlihat
dari Lembang ke arah timur.
Di sekitar Sesar Lembang, terdapa juga Sesar
Cimandiri dan Sesar Baribis. Sesar Cimandiri
adalah sesar yang terletak di Sukabumi Selatan,
membentang dari daerah Pelabuhan Ratu
hingga Gandasoli. Sementara Sesar Baribis
adalah sesar yang di berada di bagian utara
Jawa, membentang mulai dari Purwakarta
hingga ke daerah Baribis, sebelah barat Gunung
Ciremai, di Kadipaten-Majalengka Jawa Barat.
Metodelogi
Sejak jaman sejarah hingga sekarang memang
belum ada catatan yang mendeteksi adanya
gempa bumi besar yang berpusat di sepanjang
Sesar Lembang. Namun demikian dengan
menggunakan data empiris, suatu retakan yang
telah terbentuk dengan panjang lebih dari 20
km dapat memicu gempa dengan magnitude 6,5
– 7,0. Satu catatan yang mungkin cukup
mengkhawatirkan adalah adanya gempabumi
merusak pada tahun 1910 di Padalarang, yang
boleh dikatakan berada pada zona ujung barat
Sesar Lembang yang bertemu dengan sesar
aktif
Cimandiri
yang
berawal
dari
Palabuhanratu, Sukabumi.
Menurut Bapak Irwan Meilano, pakar Geodesi
ITB, kecepatan laju geser dari sesar lembang
setiap tahun adalah 2 mm. Itu adalah hasil ratarata, bisa lebih pada suatu tempat, dan bisa
kurang di suatu tempat. Pengamatan ini
menggunakan Global Position System, yang
keakuratannya dapat dipercaya. Hal ini
membuktikan sesar lembang masih aktif.
Sesar lembang membentang sepanjang 22
kilometer dari Maribaya ke Cisarua. Jejak sesar
tersebut menghilang di Cisarua sedangkan di
Maribaya membelok ke selatan. Sesar Maribaya
terhubung dengan sesar Cimandiri dan sesar
Baribis yang aktif.
Beberapa bangunan yang tepat berada di atas
sesar Lembang antara lain adalah Kampung
Dago Pakar, daerah wisata Tahura Juanda,
Observatorium Bosscha, Sesko AU, Sespim
Polri, Detasemen Kavaleri TNI-AD, dan
Restoran The Peak. Daerah lain yang juga
dilintasi Sesar Lembang adalah Gunung
Palasari, Batunyusun, Gunung Batu & Gunung
Lembang, Cihideung, dan Jambudipa bagian
barat. Wilayah-wilayah tersebut merupakan
wilayah pemukiman yang padat dan dapat
rawan bencana bila terjadi gempa bumi.
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 : 3-5
Hal :3
Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Sekitar Sesar Lembang (Taruna Fadillah)
Gambar 1. Sesar Lembang dan sekitarnya (http://rovicky.wordpress.com)
Gambar 2. Peta Sesar Lembang, Wisata Bumi Cekungan Bandung (Budi Brahmantyo, T Bactiar, 2009)
Hal :4
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 : 4-5
Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Sekitar Sesar Lembang (Taruna Fadillah)
Dari daerah yang dilaluinya, sesar lembang
tentu saja mempunyai dampak-dampak bila
aktif atau bergeser secara tiba-tiba. Getaran
akibat pergerakan berada di bawah tanahi ni
memberikan pengaruh luas, namun tidak terlalu
berbahaya. Hal ini sangat bergantung pada
tingkat kedalaman getaran. Struktur patahan
menyebabkan gempa di permukaan, yang dalam
hal ini bisa merusak bangunan diatasnya.
Hasil dan pembahasan
Gempabumi besar karena keberadaan Sesar
Lembang
semestinya
sudah
mulai
diperhitungkan. Selain sebagai media rambat
gelombang gempabumi dari sesar-sesar aktif
lainnya di Jawa Barat, Sesar Lembang dapat
juga menjadi sumber gempabumi itu sendiri.
Untuk itulah peta rawan bencana gempabumi ke
arah Kota Bandung yang berpenduduk padat
mulai dibuat.
Ketika kita sulit menentukan kapan datangnya
gempa bumi, maka usaha terbaik adalah
bagaimana kita mempersiapkan diri jika gempa
itu benar-benar datang. Itulah usaha mitigasi
bencana, yaitu usaha untuk meminimalkan
resiko atau akibat dari bencana.
Mitigasi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu secara
struktural berupa penataan ruang atau kode
bangunan, dan secara non-struktural berupa
pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat
bagaimana selamat dari bencana. Saran-saran
arsitek perlu diperhatikan dalam membangun
bangunan di kawasan rawan bencana akibat
gempabumi. Di antaranya adalah tiang yang
kuat, struktur yang sederhana, bahan yang
ringan, dan lokasi yang aman (misalnya tidak di
tebing atau pada jalur sesar aktif.
Adapun mitigasi non-struktural adalah kiat-kiat
bagaimana selamat dari bencana gempa. Kiatkiat Jepang atau Chile perlu dipertimbangkan.
Setelah bangunan kuat, belum tentu selamat
dari musibah. Di dalam rumah yang digoncanggoncang, isinya akan seperti dikocok-kocok.
Berlindung melindungi kepala adalah tanggap
darurat yang pertama-tama perlu dilakukan.
Maka, untuk mengurangi dampak gempabumi
di sekitar sesar lembang perlu dilakukan:
1. Sosialisasi terhadap masyarakat sekitar
sesar lembang
2. Pemetaan sesar secara lebih komprehensif
3. Pencabutan izin mendirikan bangunan di
sekitar sesar
4. Bila diizinkan membangun rumah, gunakan
pondasi dan struktur tahan gempa
5. Pemanfatan lahan sesar yang aman dan
nyaman untuk masyarakat
6. Dibuat peta evakuasi, tempat berkumpul
serta posko-posko perlindungan bila terjadi
gempa.
Kesimpulan
Pada umumnya, kota Bandung sangat rentan
terhadap bencana gempa bumi yang berasal
dari aktivitas sesar lembang ini. Daerah yang
rawan adalah daerah disekitar sesar lembang.
Mitigasi bencana mesti segera dilakukan
kepada masyarakat, gempa besar akan
mengancam kita kapan pun. Tidak ada yang
lebih
baik
selain
mengantisipasinya,
mengurangi resiko, agar tidak ada korban
nyawa maupun harta.
Daftar pustaka
Budi Brahmantyo, T Bactiar, 2009, Wista Bumi
Cekungan Bandung, Truedee Pustaka
Sejati
Dedi Muhtadi, 2011, Sisa Sisa Kejayaan
Citarum Purba, Jannes Eudes Wawa
Ekspedisi Citarum Laporan Jurnalistik
Kompas, Penerbit Buku Kompas
L. Handayani, dkk, 2009, Percepatan
Pergerakan Tanah Maksimum Daerah
Cekungan Bandung: Studi Kasus Gempa
Sesar Lembang, Geo-Hazards Vol 19 No
5, 333
Surono, Dr. Pentingnya Pendidikan Mitigasi
Bencana Alam Geologi di Indonesia
Undang-Undang Republik No 24 tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana
http://blog.fitb.itb.ac.id/BBrahmantyo/?p=1310
http://rovicky.wordpress.com/2007/06/19/patah
an-lembang-bosscha/
http://teknologi.vivanews.com/news/read/21151
6-ancaman-gempa-bandung--sesarlembang-dipantau
http://www.vsi.esdm.go.id/
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 : 5-5
Hal :5
Download