sesar lembang dan resiko kegempaan

advertisement
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 5, No.2, April 2007: 94-98
SESAR LEMBANG DAN RESIKO KEGEMPAAN
Agung Muljo*) & Faisal Helmi**)
*) Lab. Geologi Teknik, Jurusan Geologi, FMIPA, Universitas Padjadjaran
**) Lab. Geodinamik, Jurusan Geologi, FMIPA, Universitas Padjadjaran
ABSTRACT
Lembang is located 30 kilometers from Bandung city, in fact, Lembang is one of the area which has
earthquake gristle. Pursuant to result of remote sensing image that Lembang area passed by a long
normal fault. Lembang Fault represent most potential for rock movement, this matter is caused by fault
path represent a place that waving the earthquake. If the earthquake happen, the area along fault zone
experience of bigger vibration. Strategic location which reside in in Lembang fault zona are Lembang
Town, Market place, touris location of Maribaya, settlement area and etcetera.
Keywords : Lembang fault, earthquake
ABSTRAK
Lembang yang terletak tidak lebih dari 30 km dari Kota Bandung, ternyata merupakan salah satu
daerah yang termasuk rawan gempa. Berdasarkan hasil citra indraja menunjukan bahwa daerah
Lembang dilalui oleh sesar normal yang cukup panjang. Jalur sesar Lembang ini merupakan tempat
yang paling potensial untuk terjadinya gerakan batuan, hal ini disebabkan karena jalur sesar merupakan
tempat/media penyaluran gelombang gempa. Apabila terjadi gempa bumi di daerah tersebut maka
daerah yang akan mengalami getaran terbesar adalah lokasi-lokasi yang berada di sepanjang zona
sesar. Lokasi strategis yang berada di dalam zona sesar Lembang adalah Lembang Kota, Pasar, Lokasi
wisata Maribaya, daerah pemukiman dan sebagainya.
Kata Kunci : Sesar Lembang, gempa
PENDAHULUAN
Gempa merupakan peristiwa geologi yang umumnya terjadi akibat aktifitas tektonik, dimana peristiwanya
terjadi apabila ada gerakan batuan
pada kulit bumi. Gerak batuan inilah
yang menimbulkan gesekan dan getaran sedemikian rupa gelombang getaranya di sebarkan melalui batuan.
Salah satu daerah Jawa Barat
yang dilalui bidang lemah atau bidang
sesar adalah sesar Lembang, yang
terletak di utara Kota Bandung. Bidang lemah ini terbentuk akibat aktifitas tektonik ekstensional yang menyebabkan sebagian batuan mengalami patahan sebagai sesar normal.
Dari peta geologi yang telah dipublikasikan, sesar lembang ini berarah
barat-timur, membentang mulai dari
selatan
Tanggubanprahu-LembangMaribaya-hingga ke lereng bagian
barat Gunung Manglayang. Lembang
Kota yang termasuk ke dalam zona
sesar normal, telah berkembang men-
jadi pusat perdagangan, pemukiman
dan wisata yang banyak dikunjungi
oleh wisatawan lokal maupun mancanagara.
Berdasarkan hal tersebutlah, maka
penulis tertarik untuk mempelajari
daerah Lembang dan kaitannya terhadap keterdapatan sesar serta potensial rawan gempanya.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, dilakukan beberapa
tahapan dan metode penelitian mulai
dari penafsiran foto udara/landsat,
penelitian lapangan, penelitian laboratorium dan analisis data.
Interpretasi foto udara/landsat digunakan untuk menafsirkan struktur
geologi daerah penelitian, yaitu dengan cara mengamati ada/tidaknya
pola-pola kelurusan topografi yang
mungkin disebabkan oleh struktur
geologi.
93
Sesar Lembang dan resiko kegempaan (Agung Mulyo & Faisal Helmi)
Penelitian lapangan mencakup pengamatan, deskripsi, analisis, ploting
data-data geologi serta pengambilan
conto batuan untuk kepentingan
laboratorium.
Pekerjaan studio berupa pengolahan data-data lapangan, pembuatan peta dan penampang geologi. Hasil
penelitian lapangan dan laboratorium.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil interpretsi citra indraja,
menunjukan adanya adanya gawir
sesar melalui daerah Lembang yang
membentang dengan arah barattimur. Jalur kelurusan ini mulai
terlihat di sekitar Cisarua atau daerah
Panjadokan yang posisinya berada di
bagian barat Lembang, selanjutnya
kelurusan struktur ini terus membujur
ke arah timur melelui Maribaya dan
berakhir di sekitar Gunung Palasari.
Apabila diperhatikan secara rinci,
nampaknya kelurusan struktur ini
berbelok arah ke selatan mendekati
daerah Ujung Berung.
Jalur sesar lembang cukup panjang sehingga penelitian detail ditunjukkan pada bagian-bagian tertentu
yang dianggap penting. Beberapa
kriteria penting dalam penentuan
lokasi pengamatan adalah kondisi
singkapan batuan, jejak-jejak struktural, morfologi, kondisi sosial ekonomi dan sebagainya.
Lokasi Pengamatan
Sesar Lembang mematahkan batuan vulkanik Kuarter, sehingga di beberapa tempat daerah ini menjadi
relatif labil dibandingkan dengan daerah lainnya. Hasil pengamatan singkapan yang terletak di Gunung Batu
yang letaknya di selatan Terminal/Pasar Lembang, ditemukan singkapan lava yang terkerat-kerat oleh
sejumlah patahan besar maupun kecil. Intensifnya bidang sesar di lokasi
ini menghasilkan bentuk-bentuk fragmental dari batuan keras. Bongkahbongkah lava yang keras terpecah94
pecah menjadi beberapa blok dan
dibeberapa tempat bahkan hancur
membentuk breksi sesar.
Ditemukannya sejumlah bidang
sesar pada batuan lava akan mengurangi daya tahan batuan terhadap
gerak yang diakibatkan oleh tektonik.
Apabila di daerah ini terkena rambatan gelombang akibat gempa bumi,
maka tidak mustahil batuan lava yang
keras akan bergerak dan bergeser
dari posisi semula.
Lokasi pengamatan selanjutnya
terletak di pinggir jalan antara Lembang-Maribaya. Di lokasi ini tersingkap batuan breksi dan lava. Hasil
pengamatan lapangan menunjukan
adanya
sejumlah
bidang
kekar
dengan jenis ekstensional dan gerus.
Kedua bidang kekar ini saling berpasangan membentuk pola yang sistimatik. Dari beberapa pengamatan
bidang kekar yang berhasil diamati,
nampaknya tidak ditemukan cermin
sesar, namun demikian gejala gerusan masih dapat diikuti. Adanya gejala
gerusan pada bidang kekar menunjukan bahwa antar blok batuan yang
dipisahkan oleh bidang patahan pernah mengalami gesekan.
Singkapan breksi dan lava ditemukan pula di daerah wisata Maribaya.
Di lokasi ini mengalir Sungai Cikapundung yang menyingkapkan batuan
segar berupa lava dan breksi vulkanik. Lava umumnya berwarna abuabu muda, keras dan banyak mengandung kekar gerus dan kekar
ekstensional. Keberadaan sejumlah
bidang kekar ini diyakini sebagai
akibat dari aktifitas pensesaran. Selanjutnya singkapan breksi vulkanik
lebih banyak tersingkap pada lereng
perbukitan yang bermorfologi terjal.
Batuan ini juga memperlihatkan
pengkekaran yang intensif. Sama
halnya dengan kekar pada tubuh lava,
maka kekar pada batuan ini juga
diakibatkan oleh pengaruh pembentukan sesar normal.
Pada lokasi pengamatan di Desa
Cibodas, tepatnya di sebelah timur
Maribaya, nampak panorama perbukitan memanjang dengan arah barat-
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 5, Edisi Khsus, April 2007: 94-98
timur. Di lokasi ini nampak jelas
jejak-jejak pensesaran berupa gawir
sesar. Gawir sesar ini memanjang
barat-timur dan posisi satu terhadap
lainnya saling sejajar. Dari penafsitran
morfologinya
dapat
disimpulkan
bahwa
sesar
normal
Lembang
membentuk pola menangga/berjenjang ke arah utara.
Seismotektonik
Seismotektonik di sepanjang zona
Sesar Lembang berhubungan erat
dengan morfostruktur, litologi, jenis
sesar dan kegempaan mikro. Seluruh
aspek tersebut dipakai acuan untuk
menganalisis kegempaan di daerah
penelitian, yaitu:
a. Aspek Litologi
Di sepanjang patahan Lembang,
batuan yang tersingkap seluruhnya
berupa endapan gunungapi Kuarter
terdiri atas breksi vulkanik, breksi
lahar, tuf, lapili, aglomerat, bom dan
lava. Secara umum batuannya keras
dan masih segar, dibeberapa singkapan memperlihatkan intensitas bidang
belqah yang sangat tinggi sehingga
mengurangi tingkat kestabilan batuan
terhadap aktifitas tektonik.
b. Aspek Struktur
Struktur sesar normal regional
mempunyai arah barat-timur, memotong batuan vulkanik Kuarter, bidang
sesar mendekati vertical dan memperlihatkan pola menangga. Struktur
ikutan darei pembentukan sesar Lembang ini, antara lain terbentuknya
struktur kekar yang sangat intensif.
Keberadaan struktur kekar ini mengurangi tingkat kestabilan batuan
terhadap gerakan/tektonik.
c. Aspek Gempa Mikro
Hasil analisis peta sebaran gempa
di Jawa Barat, maka dapat diketahui
bahwa di Sepanjang sesar Lembang
tersebar pusat-pusat gempa mikro.
Hasil perhitungan mekanisme vocal,
maka kelompok gempa mikro ini
memperlihatkan
mekanisme
fokal
patahan normal dengan bidang sesar
relative barat-timur.
d. Aspek Morfostruktur
Di sepanjang jalur sesar Lembang
dapat
dilihat
adanya
perbedaan
bentuk topografi yang sangat mencolok. Apabila kita lihat morfologi
perbukitan di selatan Lembang Kota,
maka akan nampak rangkaian perbukitan memanjang barat-timur dengan lereng yang sangat terjal bahkan mendekati vertical. Di kaki lereng
bukit ini terlihat adanya hasil rombakan batuan yang mencerminkan
adanya aktifitas longsoran yang
terjadi di sepanjang jalur sesar
tersebut.
Evaluasi Kebencanaan
Evaluasi
kebencanaa
dalam
penelitian ini dikaitkan dengan aspek
kebencanaan yang diakibatkan oleh
peristiwa gempa bumi. Peristiwa
gempa bumi selalu berada pada
wilayah yang labil, yang artinya
wilayah tersebut berada pada suatu
zona sesar. Seperti telah dibahas
sebelumnya bahwa struktur sesar ini
merupakan jalur atau zona lemah
dimana batuan satu terhadap lainnya
dipisahkan oleh bidang diskontinuitas
yang labil/rentan terhadap gerakan
yang terjadi di kulit bumi. Apabila
terjadi gerakan pada kulit bumi maka
rambatan gelombanya lebih mudah
disalurkan melalui bidang patahan.
Apabila ini terjadi maka wilayah di
sepanjang zona sesar rentan terhadap
getaran/gerakan yang akhirnya dapat
merusak/merubah
morfologi
dan
infrastruktur yang berada di atasnya.
Dari hasil analisis seismotektonik
menunjukan bahwa sesar Lembang ini
termasuk ke dalam kelompok sesar
aktif, artinya sesar ini bersifat dinamis
sehingga balok batuan di dalam zona
sesar sewaktu-waktu dapat bergerak.
Gerakan batuan di sepanjang jalur
sesar ini secara regional dipengaruhi
oleh tektonik regional Jawa Barat
95
Sesar Lembang dan resiko kegempaan (Agung Mulyo & Faisal Helmi)
yang memang hingga kini masih
berlangsung aktif.
Kebencanaan yang diakibatkan
oleh peristiwa gempa bumi selalu dikaitkan dengan kerusakan atau kerugian baik material maupun immaterial. Dari hasil penelitian lapangan
terhadap perkembangan sosial-ekonomi di sepanjang zona sesar Lembang, memperlihatkan bahwa di Lembang Kota dan sekitarnya, Desa Cibodas, Daerah Wisata Maribaya, Hotel/
Resort, vila dan sebagainya yang
terletak di sebelah barat Lembang,
sudah sangat maju dilihat dari infrastruktur serta jumlah penduduknya.
Berdasarkan hal ini maka yang
perlu
diperhatikan
oleh
Pemda
setempat sebagai pemegang kebijaksanaan pembangunan di wilayah tersebut harus mempertimbangkan aspek
geologinya,
terutama
pada
daerah-daerah
yang
berada
di
sepanjang zona sesar Lembang.
diyakini jenis sesar Lembang adalah
normal.
Sesar merupakan daerah rawan
gempa, hal ini disebabkan karena di
dalam zona sesar sifat kekompakan
batuannya berkurang sehingga apabila terjadi gerakan pada kulit bumi
sebagian besar rambatan gelombangnya disalurkan memalui jalur
sersar. Berdasarkan hal ini maka
daerah-daerah rawan gempa di sepanjang jalur zona sesar Lembang
adalah Lembang Kota, Pasar Lembang,
Teropong
Bintang,
Lokasi
Wisata Maribaya, Pemukiman di
sekitar Desa Cibodas dan beberapa
lokasi peristirahatan di bagian barat
Lembang.
Adanya jalur sesar Lembang perlu
mendapatkan perhatian dari Pemda
setempat mengingat daerah ini labil
terhadap peristiwa gempa.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Hasil interpretasi citra indraja
daerah Lembang dan sekitarnya,
memperlihatkan
adanya
bentukbentuk punggungan yang memanjang
barat-timur. Perbukitan ini memperlihatkan adanya lereng terjal yang
diperkirakan sebagai gawir sesar.
Dilihat dari pola konturnya menunjukan pada bagian utara bermorfologi
pedataran
sedangkan
di
bagian
seklatannya
berupa
perbukitan
dengan kontur rapat hingga sedang.
Kelurusan topografi tersebut diyakini serbagai hasil proses pensesaran,
hal ini sesuai dengan hasil pengamatan lapangan yang menunjukan hampir
di semua singkapan batuan memperlihatkan struktur kekar yang sangan
intensif.
Bidang-bidang kekar yang sering
kali memperlihatkan kesan gerusan,
hal ini menunjukan bahwa di sepanjang jalur kelurusan ini memperlihatkan pola yang sama. Berdasarkan
hasil pengamatan topografi maka
96
Silitonga, 1973, Geologi Lembar
Bandung, Direktorat Geologi.
Van Bemmelen, R.W., 1949, The
Geology of Indonesia, Vol I-A,
General Geology, The Haque,
Martinus Nijhoff.
Bulletin of Scientific Contribution. Vol. 5, Edisi Khsus, April 2007: 94-98
Gambar 1. Sesar Lembang dari citra satelit
97
Download