PENERAPAN TELEHEALTH DALAM MENSUPPORT KONTROL

advertisement
PENERAPAN TELEHEALTH DALAM MENSUPPORT KONTROL GLIKEMIK
PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) TIPE II
Disusun dalam rangka Ujian Tengah Semester (UTS) Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pengampu : Rr. Tutik Sri Haryarti, S.Kp, MARS
Oleh
SODIKIN
NPM: 1006748910
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN
KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
2011
PENERAPAN TELEHEALTH DALAM MENSUPPORT
KONTROL GLIKEMIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) TIPE II
ABSTRAKSI
Kemajuan bidang teknologi khususnya telehealth sudah semakin berkembang seiring dengan
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Maka kemajuan bidang
telehealth harus mampu menjawab kebutuhan/keinginan tersebut, terlebih lagi dibidang
layanan kedokteran maupun keperawatan. Telehealth khususnya internet berbasis Web RS
dan kemajuan phonsel harus dapat digunakan untuk keperluan pemantauan/monitoring
penyakit-penyakit kronis, khususnya bagaimana untuk membantu dalam mensupport kontrol
glikemik penderita DM tipe II.
Tujuan dalam penulisan ini adalah memaparkan peranan telehealth dalam membantu kontrol
glikemik penderita DM tipe II. Kondisi gula darah yang yang tidak terkontrol akan dapat
menyebabkan komplikasi jangka panjang baik mengenai mikrovaskuler maupun
makrovaskuler.
Layanan telehealth (internet berbasis Web RS) dan penggunaan phonsel penderita DM yang
sudah teraplikasi software nantinya akan saling terjadi interaksi berupa pertukaran data
khususnya terkait data gula darahnya (glikemik) penderita DM. Selanjutnya web RS akan
mengirim serangkaian tindakan berupa algoritma yang dapat dilakukan oleh pasien berupa
pemberian dosis insulin, yang disesuaikan nilai gula darah yang telah dikrimkan.
Kata Kunci : Teknologi telehealth, Kontrol Glikemik, Diabetes Melitus (DM) Tipe II
I.
LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi dimasa sekarang baca era digital begitu pesat disegala bidang,
baik bidang sosial, pendidikan, kesehatan dan bidang-bidang yang lain. Khususnya bidang
kesehatan terutama kemajuan dibidang telemedicine/telehealth begitu cepat, misalnya
ditemukannya telediagnosis, telesurgery, dan teleradiologi, yang masing-masing membawa
dampak semakin berkualitas dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Kemajuan teknologi khususnya telehealth baik ponsel / internet juga harus memberikan
peranan yang besar terhadap bidang kesehatan, Demikian juga ilmu keperawatan yang
berbasis informatika telah berkembang untuk membantu dalam pengelolaan data
keperawatan. Kaminiski dalam Fuller (2005) menunjukkan bahwa disiplin ilmu seperti
keperawatan, yang merupakan informasi intensif, memerlukan investigasi yang teliti dalam
penggunaan komputer untuk memproses informasi keperawatan dan perawat perlu merasa
nyaman bekerja dengan data yang terkomputerisasi. Komputer dan telekomunikasi sistem
telah terbukti menjadi alat manajemen yang efektif untuk data perawatan kesehatan dan
komunikasi informasi ini untuk profesional kesehatan lainnya serta akan menjadi trend
masa depan (Fuller, 2011).
Kemampuan perawat dalam penguasaan teknologi/era digital kini sudah saatnya harus
ditingkatkan mengingat banyak sumber-sumber informasi baik evidence based practice,
riset, maupun pengetahuan yang lain, dapat diperoleh sehingga akan meningkatkan kualitas
layanan yang diberikan (Cheeseman,2011).
Keperawatan informatika tentu sangat
mendukung konsumen, pasien, perawat, dan penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan
di semua peran dan pengaturan. Dukungan ini dilakukan melalui penggunaan struktur
informasi, proses informasi, dan teknologi informasi. Sementara masa-masa mendatang
dengan sumber-sumber media internet dan ponsel sebagai bagian dari telehealth menurut
beberapa penelitian juga dapat membantu/mensupport untuk dapat dijadikan sebagai media
untuk mencatat kesehatan secara elektronik (electronic health) sekaligus dapat mengontrol
kondisi glikemik pada penderita diabetes mellitus (DM). Catatan kesehatan berbasis
komputer atau Electronik Health Recod pada penderita diabetes untuk mendukung
keputusan klinis sangat signifikan dalam meningkatkan kontrol glukosa kontrol hemoglobin
A1c (terglikasi hemoglobin), tekanan darah, dan low-density lipoprotein (LDL) kadar
kolesterol pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2 (O’Connor., Hillen., Rush, et all,
2011), disamping itu juga dokumentasi yang dilakukan secara teknologi akan mendekatkan
pada kualitas layanan (Kelley , 2011). Bahkan menurut (Allen &Jazelon, 2009) bahwa
pemantauan glukosa, exercise pada DM tipe II dapat menggunakan teknologi accelerometer.
Penderita DM mememiliki berbagai kondisi dengan penyakit kronisnya yang
kesemuanya harus mendapat pengawasan terlebih lagi kondisi gula darah yang terkadang
mengalami fluktuatif. Orang yang sudah didiagnosis dan dinyatakan DM maka akan
mengalami perubahan system regulasi hormone yang ada didalam tubuh khususnya hormone
insulin. Hormon ini memegang peranan kunci dalam mengatur kadar gula darah manusia.
Kadar gula dalam tubuh manusia digunakan sebagai sumber energy untuk melakukan
aktifitas harian mereka. Kondisi glikemik yang tidak termonitor dengan baik akan
memberikan gejala dan manifestasi klinis baik yang ringan maupun sampai berat (koma),
atau dengan kata lain apabila kondisi glikemik ini tidak dimonitor dengan baik akan
memunculkan gejala-gejala komplikasi yang berakibat fatal dan bagi mereka yang masih
usia produktif akan menjadi tidak produktif dan hasil akhirnya angka morbiditas dan
mortalitas akan meningkat. Pasien DM mau tidak mau harus mampu secara mandiri (self
care) memantau kadar glukosanya dan mampu mengambil tindakan yang tepat dan cepat.
Peranan kemampuan Perawat sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dengan adanya
kemajuan dibidang teknologi ini (internet/phonsel) semakin dituntut untuk dapat lebih
memberikan layanan yang professional khususnya. bagi pasien DM terkait pengontrolan
kondisi glikemiknya yang terintegrasi dengan pemberian asuhan keperawatan yang
paripurna. Penggunaan teknologi ini khususnya internet/ponsel sudah semakin meningkat
dan ini harus mampu digunakan untuk bagaimana secara bertahap memandirikan serta
mampu untuk mensuport monitoring glikemik (HbA1c) secara mandiri bagi penderita DM.
Penggunaan teknologi phonsel dan internet dapat dilakukan seara integrasi dengan Web
rumah sakit.
Layanan internet berbasis Web RS menjadi begitu penting mengingat penderita DM tidak
selamanya berada dalam satu tempat, ruang dan waktu. Maka kemajuan teknologi internet
dan ponsel harus dapat digunakan agar menjadi media untuk membantu mengontrol kondisi
glikemik. Hal ini mengingat penderita DM tidak akan selalu dituntut berhadapan (face to
face) dengan dokter dan ini juga tentu akan mengurangi biaya/cost, namun yang paling
penting pencapaian waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek.
Misalnya pasien dapat melakukan transaksi data (baik tentang gula darahnya, pengobatan)
mereka dari rumah atau yang dalam perjalanan, tetapi pasien masih mampu melakukan
kontak melalui phonsel yang terintegrasi dengan internet/computer dengan pihak layanan
berbasis Web RS, sehingga pasien akan cepat mendapatkan informasi kesehatannya dari
cara mengontrol kondisi glikemiknya atau pengobatan insulin yang diterima.
II. KAJIAN LITERATUR
Telehealth adalah teknologi baru yang dirancang untuk membantu orang dengan kondisi
jangka panjang untuk menjaga kondisi mereka dan mengurangi kebutuhan yang digunakan
di rumah sakit maupun perawatan. Telehealth mencakup pula pengertian terpisahnya jarak
dan/atau waktu antara pesien dan dokter yang mendiagnosis atau mengobati. Teknologi
telehealth umumnya dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan, antara lain dapat
mengirimkan layanan kesehatan dimana antara penderita dan pemberi layanan (dokter,
perawat) memiliki jarak yang jauh, kemudian sebagai sarana untuk memberikan pendidikan
kesehatan.
Penderita DM dan keluarganya dapat memanfaatkan teknologi telehealth yaitu media
internet berbasis Web RS dan phonsel. Teknologi ini bagi penderita DM tipe II dan RS
memiliki potensi untuk memperbaiki akses pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas
pelayanan, mengurangi kesalahan medis, mengurangi biaya kesehatan, dan lebih
mendistribusikan informasi kesehatan. Telehealth memungkinkan pertukaran data antara
phonsel pasien DM yang berada di rumah dan staf medis di rumah sakit internet (Web RS)
untuk membantu dalam diagnosis dan pemantauan kondisi glikemiknya, memonitor suhu,
tekanan darah dan tanda-tanda vital lainnya dimana pasien berada di lokasi yang jauh
(Turner,2009, Thomas, 2008). Sebuah sistem telehealth, seperti yang diadopsi dari hasil
penelitian untuk layanan ini menyediakan sarana bagi perawat telehealth, penghubung
dengan praktek, dan untuk lebih memahami pasien yang menggunakan obat insulin setiap
hari dan untuk memungkinkan obat yang diterima pasien tepat sesuai dosis. Sementara
pasien DM tipe II juga dapat melihat/memonitor glukosa darah mereka yang tersedia dalam
bentuk format yang tersedia diponsel mereka dan sekaligus membuktikan bahwa dokter
juga aktif memantau kondisi gikemik mereka. Sehingga interaksi antara pasien dan pemberi
layanan kesehatan berbasis teknologi ini dapat terjalin dengan baik.
Penderita DM tipe II yang memerlukan kondisi stabil terhadap glukosanya, mereka akan
memulai dan menyesuaikan pengobatan insulin yang diterima memerlukan dokter, dan ini
dimungkinkan pasien dan dokter untuk sering berkontak baik secara langsung maupun
melalui telepon. Dengan adanya system internet (berbasis Web RS) yang telah bertukar data
dengan phonsel pasien memungkinkan pasien DM tinggal mengirimkan data pemeriksaan
glukosanya yang telah diukur secara mandiri ke server / web Rumah sakit melalui Bluetooth
yang ada di ponsel, selanjutnya pihak RS atau melalui perawat telehealth yang telah
ditunjuk yang tentu memiliki kemampuan atau dilatih dan mereka perawat telah memiliki
password, langsung akan membuka data serta menghubungkan dengan ponsel pasien
mengirim balasan khususnya tindakan apa yang harus dilakukan terkait kondisi kontrol
glkemik yang telah dikirim oleh pasien, selanjutnya Web RS akan mengirim rangkaian
tindakan berupa algoritma yang harus dilakukan oleh pasien DM, termasuk dalam hal ini
berapa dosis insulin yang harus diberikan untuk dirinya sendiri. Teknologi ini juga
memberikan dukungan kepada pasien dengan cara yang lebih baik, yaitu melalui program
yang terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari penderita DM. Penggunaan teknologi
internet (berbasis Web RS) dan phonsel penderita DM yang tepat guna akan menjadi
kontribusi besar untuk memungkinkan pasien dapat
memantau kesehatan mereka dan
membuat keputusan yang tepat khususnya tentang pengobatan khususnya pemberian dosis
insulin. Kemudian secara pasti pasien dapat menggunakan teknologi berbasis Web RS ini
tidak terikat oleh waktu, kapanpun dan dimanapun pada waktu yang berbeda, dan ini sangat
relevan dalam perkembangan pelayanan yang terintegrasi sesuai kondisi mereka.
Pemanfaatan teknologi web RS dan phonsel dapat dijangkau oleh masyarakat dan ini tentu
memiliki potensi luas untuk berkembang.
Hal yang harus dilakukan sebelum penerapan teknologi ini, kesiapan ponsel pasien yang
sudah diberi software/sarat dengan perangkat lunak berisi aplikasi pengukuran darah,
pengukuran glukosa yang dihubungkan ke phonsel melalui BluetoothTM cradle, ini akan
memberikan transmisi real-time data dan umpan balik untuk pasien pada ponsel mereka
melalui (i) transmisi hasil tes glukosa darah dan real-time umpan balik dari web RS ke
ponsel pengirim, data itu akan tercatat di buku harian pasien secara elektronik (health
electroni record) dengan fasilitas untuk merekam dosis insulin, dan pasien diberikan dengan
umpan balik segera, termasuk ringkasan dan grafik data yang disertakan yang
memungkinkan mereka untuk memantau dan membuat keputusan tentang kondisinya.
Telehealth perawat dan dokter tenaga lainnya disediakan dengan akses ke password yang
tersecure, web ini berisi ringkasan dan umpan balik yang disampaikan oleh pasien melalui
phonsel secara otomatis. Sebelumnya pasien berada dalam kebiasaan melakukan darah
setiap hari membaca glukosa puasa dan pemberian insulin yang diterimanya sesuai dosis
yang ada di algoritmanya. Semua pasien telah sebelumnya telah dilatih untuk melaksanakan
pemantauan diri glukosa pasien, diinstruksikan untuk mengikuti swakelola.. Perawat
telehealth memantau terakhir hasil data glukosa, selanjutnya ditransmisikan baik dengan
komputer baik diminta atau rutin dua sampai empat minggu telepon ditindak lanujuti, dan
mendorong pasien untuk mengikuti jadwal secara swakelola. Setelah penghubung antara
telehealth perawat dan dokter berbasis praktik, pasien diyakinkan bahwa penderita DM
dapat terus ikuti algoritma titrasi dengan tujuan mencapai sebuah HbA1c <7,5%.
Penerapan Telehealth untuk support kontrol Glikemik DM Tipe 2
Gambar . Feedback on trends in glucose levels available on the mobile phone
III. PEMBAHASAN
Berdasarkan penjelasan diatas maka menurut penulis pelayanan untuk kontrol glikemik
khususnya HbA1c pada penderita DM Tipe II dengan penggunaan internet dan phonsel
(teknologi) yang telah memiliki aplikasi software yang secara khusus dirancang untuk
memberikan layanan ini (kontrol glikemik, memantau pengobatan/pemberian insulin secara
mandiri) semakin baik dan ini mencerminkan penngunaan era digital /teknologi untuk
kemajuan layanan dibutuhkan dan menurut Cavington dan Kozsalka (2007) penggunaan
teknologi dapat menjadi sarana bagi perawat untuk berbuat caring dengan pasien.
Jumlah penderita DM dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, kemampuan
mengontrol kondisi glikemik bukan lagi secara manual tetapi harus sudah berbasis teknologi
(electronic health record) misalnya Web RS yang terhubungkan dengan ponsel para
penderita DM. Secara khusus, penggunaan phonsel yang telah terisi aplikasi sofrtware dapat
mengirimkan data sesuai set-set data yang telah dirancang kemudian akan diterima oleh web
RS. Teknologi ini tentaunya akan memberikan kontribusi besar untuk memandirikan pasienpasien (self care) yang memiliki pencapaian kesembuhan yang lama. Penderita DM akan
menerima balasan sebagai jawaban dari data yang telah dikrimkan, kemampuan pasien dan
keluarga sangat berperan dalam penerimaan jawaban informasi dari web RS. Alat
komunikasi phonsel sudah pasti menjadi komponen kunci dalam infrastruktur untuk
perawatan yang terintegrasi. Untuk perawatan terpadu, saat ini telehealth masih memerlukan
serta menghubungkan aplikasi ke dalam strategi eHealth lebih komprehensif, dalam yang
jalur klinis dan proses layanan pengiriman sepenuhnya terkoordinasi dan data pasien DM
dengan aman dapat diperoleh. Terintegrasinya antara internet RS yang berbasis Web dan
phonsel penderita DM akan dapat memberikan trend penanganan/pengontrolan kondisi
glikemik penderita DM berbasis teknologi sekaligus menunjukkan bahwa telehealh (internet
dan phonsel) dapat menunjukkan semakin kuat dan secara efektif untuk membantu merawat
pasien yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu serta akan memberi dukungan khususnya
penderira DM. Penderita DM dengan kondisinya baik yang terkomplikasi maupun tidak
sangat membutuhkan perawatan yang lama dan berkelanjutan. Penderita DM dengan adanya
teknologi yang terintegrasi ini akan dapat mampu mengelola, mengendalikan, perilakuperilaku yang dapat menuju terjadinya komplikasi/penyulit bagi penderita DM.
Pengontrolan kondisi glikemik melalui teknologi ini (telehealth) nantinya dapat memberi
support kepada penderita DM untuk selalu mengontrol kondisi glikemik HbA1c, terhadap
pemberian obat insulin secara titrasi melalui algoritma dan tentu penderita sendiri akan
tercapai kemandirian, sehingga kualitas hidup penderita DM akan terus meningkat, karena
penderita DM yang mampu mengontrol kondisi glikemik secara mandiri dan baik, menjadi
faktor kunci tersendiri bagi penderita DM (PERKENI, 2006). Maka kemampuan menolong
dirinya sendiri (self care) melalui pemanfaatan teknologi internet dan phonsel sekarang ini
harus mampu memberikan kualitas hidup yang positif bagi penderita DM.
.
IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Kemajuan dibidang teknologi yaitu internet dan phonsel beserta penggunaan
aplikasinya sesuai penjelasan diatas khususnya dimanfaatkan untuk mensupport kontrol
glikemik diharapkan sangat membantu dan meringankan penderita DM tipe II,
mengingat penyakit DM ini membutuhkan pengobatan dan perawatan yang lama,
sehingga akan berdampak pada masalah biaya yang tidak sedikit, baik oleh penderita
DM maupun pihak RS.
Salah satu teknologi yang dapat dikembangkan untuk memperkecil jarak antara
penderita DM dan RS yaitu melalui telehealth/web RS. Sementara penderita DM dapat
melakukan interaksi melalui phonsel yang telah diberi aplikasi secara khusus dengan
pihak RS melalui Web RS. Penderita DM dapat melakukan hubungan melalui kegiatan
bertukar data secara langsung dengan web RS, sehingga pemantauan data khususnya
control glikemik secara cepat dapat dilakukan dengan pengawasan tenaga kesehatan
yang ada (dokter, perawat telehealth) dan lebih jauh lagi penderita DM dapat
menentukan tindakan untuk menolong dirinya sendiri melalui serangkaian algoritma
tindakan yang telah dikirim oleh pihak RS/dokter/perawat telehealth. Teknologi
telehealth dan kesesuaian untuk pengumpulan data, dan interpretasi data memberi
manfaat kepada tenaga kesehatan (dokter/perawat) untuk mengakses informasi
sekaligus menyimpan data /catatan kesehatan secara elektronik.
B. REKOMENDASI
Teknologi telehealth khususnya internet berbasis web RS dan phonsel bagi profesi
keperawatan merupakan media yang harus mendukung layanan keperawatan yang
professional. Disamping dapat mencatat semua data-data pasien secara elektronik,
namun yang paling penting harus dapat menjadi sarana untuk mendukung kualitas
perawatan, khususnya bagaimana berperan membantu manajemen penyakit-penyakit
yang membutuhkan perawatan dan pengobatan lama. Penderita DM yang mempunyai
masalah salah satunya dengan pengontrolan kondisi glikemiknya, akan dapat terbantu
melalui system internet dan phonsel, karena akan terjadi interaksi data antara phonsel
penderita dan dokter/perawat telehealth melalui web RS, sehingga pasien sangat
dimungkinkan akan dapat membantu pencapaian pengontrolan gula darah HbA1c setiap
hari. Jika kemampuan ini terus selalu ditingkatkan untuk penderita DM, maka angka
kesakitan dan ketidakmampuan akan dapat diturunkan, dan melalui teknologi ini waktu
yang dibutuhkan untuk bertukar informasi/data semakin pendek. Sehingga dengan
demikian perawat telehealth merupakan peluang sekaligus tantangan dimasa depan
dalam menuju
tuntutan perkembangan layanan keperawatan yang dituntut oleh
masyarakat harus profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Allen Nancy A, Jacelon Cynthia S and Stuart R Chipki. (2009). Feasibility and acceptability of
continuous glucose monitoring and accelerometer technology in exercising individuals
with type 2 diabetes. Journal of Clinical Nursing, 18, 373–383 : Blackwell Publishing
American Nurses Association. (2008). Nursing informatics: Scope and standards of practice.
Silver Spring, MD: Author
Cheeseman, Susan E. (2011). Are You Prepared for the digital Era, Journal Health Information
Technology. Springer Publising C o m p a n y
Covington, B., Koszalka, M., Yocom, C, et all. (2007). The Use of Technology to Assist
Nurses In Caring for Patients. Maryland Nursing Workforce Commission
Technology Committee
Fuller, Crystall,D.(2011). Challenges In Nursing Informatics. Diunduh tanggal 29 Oktober
2011 dari http//www.Journal nursing/challenges_in_nursing_informatics_3.htm
Goldberg PA, Bozzo JE, Thomas PG, Mesmer MM, Sakharova OV,Radford MJ, Inzucchi.(2006)
“Glucometrics”—assessing the quality of inpatient glucose management. Diabetes
Technol Ther.;8(5):560-569.
Jennett P, Person V, Watson M, Watanabe M. (2000). Canadian Experiences in Telehealth:
Equalizing Access to Quality Care. Telemedicine Journal and e-Health, 6(3): 367-371
Kelley,Tiffany F., Debra H. Brandon. (2011). Electronic Nursing Documentation as a Strategy to
Improve Quality of Patient Care. Journal of Nursing Scholarship, 2011; 43:2, 154–
162.
O’Connor. Sperl-Hille., JoAnn M., Johnson Paul E. (2011). Impact of Electronic Health Record
Clinical Decision Support on Diabetes Care: A Randomized Trial. Annals Of Family
Medicine
Randall D. Cebul, Thomas E. Love, Anil K. Jain, Christopher J. Hebert. (2011). Electronic
Health Records and Quality of Diabetes Care. England Journal of Medicine
Thomas, P., Inzucchi,Silvio E. (2008). An Internet Service Supporting Quality Assessment of
Inpatient Glycemic Control. Journal of Diabetes Science and Technology
Turner.J. (2009). Implementation of telehealth support for patients with type 2 diabetes using
insulin treatment: an exploratory study. Journal Informatics in Primary Care : British
Thompson, T. G., & Brailer, D. J. (2004). Ue decade of health information teehnology:
delivering consumer-centric and information rich health care. Framework for
strategic action
Download