EFEK DEKOK DAUN PULUTAN (Urena lobata) TERHADAP KADAR

advertisement
EFEK DEKOK DAUN PULUTAN (Urena lobata) TERHADAP
KADAR SOD (Superoxyde dismutase) DAN MDA (Malondialdehyde)
SERUM TIKUS MODEL DIABETES MELLITUS TIPE II
Alfien Aripasha, Diah Andriana, Yudi Purnomo
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
Email :[email protected]
Abstract. Vasculopathy Diabetic is diabetic complication marked with the condition
oxidative stress. This condition is contribute with the occurence of macroangiopathy and
microangiopathy. Decocta of pulutan leaves (Urena lobata) have potention as antidiabetic
and antioxidant. The purpose of research to proving effect decoctation of U.lobata leaves
on SOD and MDA levels in rats model DMT-2
The study was in vivo assay using male Sprague dawley rats, divided into five group such as
KN (negative control), KP group (positive control), group P1 (Induced DMT-2 + decocta
U.lobata leaves in 250 mg/kg BB), group P2 (Induced DMT-2 + decocta U.lobata leaves in
500 mg/kg BB), and group P3 (Induced DMT-2 + decocta U.lobata leaves in 1000 mg/kg BB).
SOD and MDA levels measure with spectrofotometer. The data were statistically analyzed
using one way ANOVA followed by Tuckey HSD with p≤0,05.
Decocta of pulutan leaves (Urena lobata) be able to increase SOD levels and decrease MDA
levels significantly (p <0.05).
Decocta 1000 mg/kg BB of pulutan leaves (Urena lobata) be able to increase SOD levels and
decrease MDA serum levels significantly
Keywords. Diabetes mellitus, vasculopathy diabetic, Decocta pulutan leaves (Urena lobata),
SOD, MDA
Komplikasi makroangiopati dan mikroangiopati
masih menjadi permasalahan pada kasus
Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT-2). Penyakit
Jantung koroner (PJK) merupakan salah satu
komplikasi makroangiopati dengan angka
kejadian sebesar 5% - 36% diantara pasien DMT2 di dunia.1 sedangkan retinopati sebagai contoh
komplikasi mikroangiopati dengan angka
kejadian sebesar 10.6% - 47.3% pada populasi
klinik.2 Komplikasi makro dan mikroangiopati
menempati posisi pertama diantara komplikasikomplikasi DMT-2 yang lain dan di prediksi akan
mengalami peningkatan setiap tahunnya.3
Komplikasi DMT-2 selain pada pembuluh
darah terdapat komplikasi lain seperti pada
organ
ginjal
dan
hepar.2
Komplikasi
makroangiopati dan mikroangiopati diabetik
dapat dijelaskan melalui mekanisme stress
oksidatif.
Hiperglikemia
pada
DMT-2
menimbulkan kerusakan stress oksidatif melalui
peningkatan produksi Reactive Oxygen Species
(ROS).4
Kondisi
stress
Oksidatif
akan
meningkatkan peroksidasi lipid sel dan
menghasilkan produk Malondialdehyde (MDA).
Kadar MDA digunakan sebagai petanda stress
oksidatif dan peningkatan kadarnya dalam serum
dapat terjadi akibat kerusakan eritrosit, leukosit
dan sel endotel vaskular.5 Pertahanan
antioksidan endogen menurun pada kondisi
stress oksidatif akibat peningkatan ROS.
Superoxide Dismutase (SOD) merupakan
antioksidan endogen lini pertama yang bekerja
sebagai scavenger anion superoxide hasil oksidasi
oksigen pada proses metabolisme sel.6
Reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD) dari
Obat Anti Diabetes (OAD) sering dijumpai pada
pasien DMT-2. OAD golongan biguanid dan
sulfonylurea merupakan terapi DMT-2 lini
pertama, tapi sering menimbulkan ROTD yang
membahayakan berupa gangguan pencernaan,
laktat asidosis, peningkatan berat badan dan
hipoglikemi.7 ROTD pada OAD yang merugikan
mendorong pencarian bahan alternatif obat yang
berasal dari alam. Keunggulan penggunaan
herbal untuk terapi antara lebih mudah
didapatkan, memiliki ROTD yang lebih kecil dan
Alfien Aripasha, EFEK DEKOK DAUN PULUTAN (Urena lobata) TERHADAP KADAR SOD
bersifat holistik sehingga diharapkan dapat
mengatasi diabetes dan komplikasinya.
Salah satu herbal yang berkhasiat anti
diabetes adalah Pulutan (Urena lobata).
Penduduk tradisional Nigeria secara empirik
telah menggunakan U. lobata sebagai anti
diabetes. Pada uji preklinik U. lobata
menunjukkan efek anti diabetes pada tikus
diabetes yang di induksi Streptozotocin (STZ).8
Efek tersebut di prediksi karena aktivitas
senyawa aktif flavonoid dan tannin dalam U.
lobata.9 Hingga saat ini belum pernah dilakukan
penelitian tentang efek U. lobata untuk
menghambat komplikasi vaskular pada DMT-2.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah eksperimental laboratoris secara in vivo
dengan desain penelitian control group post test
only. Pelaksanaan penelitian bertempat di
Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya,
pembuatan dekok daun pulutan (Urena Lobata)
dipreparasi di Laboratorium Terpadu Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Malang dan
pemeriksaan SOD dan MDA Serum di
Laboratorium Kimia Terpadu Universitas
Muhammadiyah Malang. Penelitian telah
dilaksanakan pada bulan Juni-September 2014.
Pembuatan Dekok Daun (Urena lobata)
Simplisia daun pulutan (U. Lobata) diperoleh dari
Balai Materia Medika Batu Jawa Timur dengan
surat
keterangan
determinasi
no.
074/027/101.8/2015. Simplisia daun U. Lobata
seberat 2 gram didekoktasi dalam 25 ml air
dipanaskan pada suhu 90˚C selama 30 menit.
Hasil ekstrak yang didapat disondekan pada tikus
dengan dosis 250mg/Kg BB, 500 mg/Kg BB, dan
1000 mg/Kg BB.8,10,11,20
Hewan Coba
Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus
Sprague Dawley jantan dengan berat badan
sekitar 180-200 gram berjumlah 25 ekor. Metode
yang diterapkan pada hewan coba telah
mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik
Penelitian Universitas Brawijaya dengan
Keterangan Kelaikan Etik No. 359-KEP-UB. Tikus
ditempatkan pada individual cage dan diberikan
air minum secukupnya serta pakan sesuai
kelompok perlakuan. Hewan coba dibagi menjadi
5 kelompok yang terdiri dari 2 kelompok kontrol
dan 3 kelompok perlakuan. Dekok daun pulutan
U. Lobata diberikan pada kelompok perlakuan
dengan dosis masing-masing 250 mg/kg BB, 500
mg/kg BB, dan 1000 mg/kg BB selama 4 minggu
setelah tikus dinyatakan DMT-2.8,10,11,12 Tikus
didislokasi cervical sebelum akhirnya dilakukan
pembedahan.
Pembuatan Tikus Model DMT-2
Seluruh hewan coba dalam setiap kelompok
dilakukan aklimatisasi selama 7 hari. Memasuki
hari ke-8 High Fructose Diet (HFD) 65% diberikan
sebanyak 25 g/ekor/hari selama 7 minggu hanya
pada kelompok kontrol perlakuan DMT-2 (KP)
dan kelompok perlakuan (P1, P2, dan P3).
Streptozotocin (STZ) diinjeksikan intraperitoneal
(IP) single dose 20mg/Kg BB 2 minggu pasca
pemberian HFD. 48 jam pasca injeksi STZ kadar
gula darah puasa diukur dengan glukometer dan
dinyatakan DMT-2 bila kadar gula darah puasa
≥126 mg/dl.13,14,15,16
Pemeriksaan Kadar SOD
Sampel diambil sebanyak 10 µl sampel atau
standar, dimasukkan dalam tabung reaksi.
Sampel ditambahkan larutan enzim sebanyak
100 µl, kemudian dikocok hingga homogen. Jika
sudah tercampur secara homogen, lalu
diinkubasi pada suhu 37 oC selama 10 menit,
ditambahkan larutan WST sebanyak 100 µl lalu
dihomogenisasi. Diamkan bahan tersebut selama
10 menit, kemudian diencerkan dengan
menambahkan buffer sampai 1 ml atau 2 ml
sesuai
kuvet.
Diukur
menggunakan
spektrofotometer dengan absorbansi pada 440
nm. Penentuan kadar SOD dengan menggunakan
persamaan standar yang diperoleh.17
Pemeriksaan Kadar MDA
Sampel 200 µL ditambahkan 10 µL probucol
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 640 µL
reagen R1 yang telah diencerkan. Semua bahan
tersebut dicampur dengan cara divortex.
Kemudian, ditambahkan 150 µL R2 selanjutnya
tutup tabung reaksi dan campur dengan vortex.
Setelah bercampur, diinkubasi pada suhu 450 C
selama 60 menit. Setelah itu dicentrifuge
kecepatan 10000 rpm selama 10 menit. Lalu
ambil supernatan. Supernatan yang didapat
diamati dengan menggunakan spektrofotometer
305 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
dengan absorbansi pada 586 nm. Penentuan
kadar MDA sampel ditentukan menggunakan
persamaan regresi standar yang didapat.18
Teknik Analisa Data
Tahap pertama adalah entry data dan proses
clearing (uji normalitas dan homogenitas).
Apabila data bersifat terdistribusi normal dan
bersifat homogen (nilai p≥0,05) maka dapat
dilanjutkan dengan analisa data metode statistik
parametrik one way ANOVA karena lebih dari 2
kelompok uji. Hasil dikatakan bermakna bila
p<0,05. Uji lanjut dengan uji HSD Tuckey. Analisa
data memakai perangkat software statistik SPSS
versi 18.
HASIL PENELITIAN
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
kontrol normal. Berat badan tikus kelompok
kontrol normal mengalami peningkatan terus
menerus sampai pada minggu ke-8 (BB-M8) dan
pada kelompok kontrol perlakuan serta
kelompok perlakuan, berat badan mengalami
penurunan. Asupan pakan tikus pada kelompok
perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan
kelompok kontrol normal dan kontrol perlakuan
setelah pemberian dekok daun U. Lobata selama
4 minggu. Induksi HFD dan STZ dapat
meningkatkan KGD puasa tikus secara signifikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol normal
(KGD-M4, p<0,05). Setelah pemberian dekok
daun U. lobata selama 4 minggu, KGD tikus
mengalami penurunan hingga tidak berbeda
signifikan dengan kondisi sebelum diinduksi HFD
dan STZ (KGD-M8, p>0,05).
Efek Dekok Daun U. Lobata terhadap Berat
Badan dan Kadar Glukosa Darah
Efek Dekok Daun U. Lobata terhadap Kadar SOD
pada tikus DMT-2
Data mengenai berat badan dan kadar gula
darah puasa tikus dapat dilihat pada tabel 1,
gambar 1 dan gambar 2.
Efek pemberian dekok daun U. Lobata
terhadap kadar SOD pada tikus DMT-2 yang di
induksi HFD dan STZ dapat dilihat pada tabel 2
dan gambar 3.
Tabel 1. Data karakteristik sampel
KN
KP
EAU-250
EAU-500
EAU-1000
Tablel 2. Rerata Kadar SOD pada tikus DMT-2
(n=5)
(n=5)
(n=5)
(n=5)
(n=5)
BB-M1
161 ± 178 ± 205 ± 4
190 ± 28
211 ± 25 yang diberikan dekok daun pulutan (Urena
(g)
22
16
BB-M4
265 ± 269 ± 9
251± 21
228 ± 26
256 ± 37 lobata)
(g)
28
Perlakuan
n
Rerata
BB-M8
298 ± 229 ± 223 ± 31
222 ± 36
239 ± 42
(g)
33
19
%
100
97 %
55 %
51 %
79 %
KN
Kontrol Normal
5
100,61 ± 2,36a
PAKAN
%
KGD-M1
88 ± 86 ± 14a 96 ± 11a
81 ± 17a
90 ± 11a
KP
Kontrol Perlakuan (Induksi HFD
5
47,79 ± 4,85b
(mg/dl)
17a
dan
STZ)
KGD-M4
101 ± 129 ± 7b 132 ± 10b
156 ± 24b
140 ± 18b
EAUTikus DMT-2+Dekok Daun U.
5
67,62 ± 2,16c
(mg/dl)
16a
250
lobata 250mg/kg BB/hari
KGD-M8
101 ± 126 ± 96 ± 14a
87 ± 5a
92 ± 7a
(mg/dl)
15a
12b
Keterangan:
EAUTikus DMT-2+Dekok Daun U.
5
82,51 ± 2,07d
a, b, c….= huruf berbeda menunjukkan perbedaan signifikan antar
500
lobata 500mg/kg BB/hari
minggu dalam satu kelompok sampel (p<0,05).
BB: Berat Badan
EAUTikus DMT-2+Dekok Daun U.
5
97,93 ± 1,91e
KGD: Kadar Gula Darah
1000
lobata 1000mg/kg BB/hari
M-1, -4, -8: Minggu ke 1, 4, 8
Keterangan:
KN: Kontrol Normal
a, b, c …= huruf berbeda menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05)
KP: Kontrol Perlakuan
EAU-250: Tikus DMT-2 yang diberikan dekok daun U. lobata
250mg/Kg BB/hari
EAU-500: Tikus DMT-2 yang diberikan dekok daun U. lobata
500mg/Kg BB/hari
EAU-1000: Tikus DMT-2 yang diberikan dekok daun U. lobata 1000mg/Kg
BB/hari
Berat badan tikus pada kelompok kontrol
perlakuan dan kelompok perlakuan terjadi
peningkatan setelah pemberian HFD dan STZ (BBM4) peningkatan ini juga terjadi pada kelompok
Page | 306
Alfien Aripasha, EFEK DEKOK DAUN PULUTAN (Urena lobata) TERHADAP KADAR SOD
Gambar 3. Histogram kadar SOD serum pada tikus DMT-2
yang diberikan dekok daun U. Lobata
Induksi HFD dan STZ pada kelompok kontrol
perlakuan menurunkan kadar SOD tikus sekitar
50% dibandingkan kelompok normal (p<0,05).
Pemberian dekok daun U. Lobata dosis 250
mg/kgBB, 500 mg/kgBB, dan 1000 mg/kgBB
signifikan meningkatkan kadar SOD berturutturut sekitar 40%, 70% dan 100% dibandingkan
kelompok
kontrol
perlakuan
(p<0,05).
Peningkatan
dosis
dekok
U.
Lobata
meningkatkan kadar SOD yang berbeda signifikan
antar kelompok perlakuan dengan efek terkuat
pada dosis 1000mg/kgBB (p<0,05). Pemberian
dekok U. Lobata mampu meningkatkan kadar
SOD hingga tidak berbeda signifikan dengan
kontrol normal (p>0,05).
Efek Dekok Daun U. Lobata terhadap Kadar
MDA pada tikus DMT-2
Efek pemberian dekok daun U. Lobata
terhadap kadar MDA pada tikus DMT-2 yang di
induksi HFD dan STZ dapat dilihat pada tabel 3
dan gambar 4.
Tablel 3. Rerata Kadar MDA pada tikus DMT-2
yang diberikan dekok daun pulutan (Urena
lobata)
Perlakuan
n
Rerata
KN
Kontrol Normal
5
5,26 ± 0,65a
KP
5
36,23 ± 1,07b
EAU250
Kontrol Perlakuan (Induksi HFD
dan STZ)
Tikus DMT-2+Dekok Daun U.
lobata 250mg/kg BB/hari
5
29,88 ± 1,20c
EAU500
Tikus DMT-2+Dekok Daun U.
lobata 500mg/kg BB/hari
5
21,61 ± 0,76d
EAU1000
Tikus DMT-2+Dekok Daun U.
lobata 1000mg/kg BB/hari
5
17,36 ± 0,58e
Keterangan:
a, b, c …= huruf berbeda menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05)
Gambar 4. Histogram kadar MDA serum pada tikus DMT-2
yang diberikan dekok daun U. Lobata
Induksi HFD dan STZ pada kelompok kontrol
perlakuan meningkatkan kadar MDA tikus sekitar
7 kali lipat dibandingkan kelompok normal
(p<0,05). Pemberian dekok daun U. Lobata dosis
250, 500, dan 1000mg/kgBB menurunkan secara
signifikan kadar MDA berturut-turut sekitar 20%,
40% dan 50 % dibandingkan kelompok perlakuan
(p<0,05). Peningkatan dosis dekok U. Lobata
menurunkan kadar MDA yang berbeda signifikan
antar kelompok perlakuan dengan efek terkuat
pada dosis 1000mg/kgBB (p<0,05). Pemberian
dekok U. Lobata tidak dapat menurunkan kadar
MDA hingga mendekati nilai pada kontrol normal
(p<0,05
PEMBAHASAN
Efek Urena Lobata terhadap Berat Badan dan
Kadar Gula Darah
Penelitian ini menggunakan tikus Sprague
dawley berjenis kelamin jantan usia 8 minggu
dengan berat badan 180-200 gram. Pemilihan
jenis kelamin jantan karena tidak adanya siklus
hormonal seperti pada jenis kelamin betina
sehingga bias penelitian bisa berkurang.
Pemilihan tikus Sprague dawley karena strain
tikus ini lebih memiliki fenotipe Diabetes Mellitus
dan merupakan tikus yang mudah dalam
perawatannya.19 Pada penelitian ini adaptasi
hewan coba dilakukan selama 7 hari agar hewan
coba dapat menyesuaikan kondisi lingkungan
tempat pelaksanaan penelitian. Pemeliharaan
tikus pada penelitian ini dilakukan dalam single
307 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
cage dengan kelebihan mengurangi stress akibat
perkelahian antar tikus, asupan pakan dapat
dikontrol dan penularan penyakit antar tikus bisa
dikurangi. Kekurangan cara pemeliharaan seperti
ini dapat membuat tikus hewan coba stress
akibat terisolasi dalam single cage.
Peningkatan berat badan terjadi setelah
pemberian HFD pada kelompok kontrol
perlakuan dan perlakuan. Efek peningkatan berat
badan tersebut kemungkinan berasal dari sifat
lipogenik fruktosa. Fruktosa dapat diubah dan
disimpan dalam bentuk trigliserida di jaringan
adiposa serta mengakibatkan peningkatan berat
badan tikus.14 Berat badan tikus menurun setelah
pemberian dekok daun U. Lobata melalui
penghambatan enzim dipeptydil peptidase-IV
(DPP-IV) sehingga fungsi hormon incretin
Glucagon Like Peptide 1 (GLP-1) dapat
dipertahankan. GLP-1 memiliki efek penurunan
nafsu makan yang berkontribusi pada penurunan
asupan makanan dan penurunan berat badan.20
Induksi HFD dan STZ meningkatkan KGD puasa
tikus secara signifikan. Hiperglikemia disebabkan
meningkatnya resistensi insulin akibat diet tinggi
fruktosa dan gangguan sekresi insulin akibat
induksi STZ yang merusak sel β pankreas.
Pemberian dekok daun U. Lobata menurunkan
kadar glukosa darah secara signifikan yang
dikendalikan oleh zat aktif seperti β-sitosterol,
mangiferin, dan flavonoid sebagai antidiabetes.
Senyawa
Mangiferin
dan
β-sitosterol
meningkatkan
sekresi
insulin
melalui
penghambatan
DPP-4
sehingga
mempertahankan bioavaibilitas GLP-1. GLP-1
berperan mengendalikan kadar glukosa darah
melalui penghambatan sekresi hormon glukagon,
peningkatan proliferasi sel β pankreas dan anti
apoptosis sel β pankreas. Pemberian dekok daun
U. Lobata mampu menurunkan kadar gula darah
secara signifikan yang dikendalikan oleh
kandungan zat aktif U. Lobata seperti flavonoid
yang berperan sebagai insulin sensitizer.21
Senyawa Flavonoid meningkatkan Peroxysome
Activated Reseptor-ϒ (PPAR-ϒ) dan Adenosine 5Monophosphate Activated Protein Kinase (AMPK)
sehingga meningkatkan sensitifitas insulin. 8, 10, 11,
14, 15, 20
Page | 308
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Efek Induksi HFD dan STZ Terhadap Kadar SOD
dan MDA serum Pada Tikus DMT-2
Induksi HFD dan STZ menurunkan kadar SOD
dan meningkatkan kadar MDA serum tikus.
Pemberian HFD mampu menimbulkan resistensi
insulin melalui peningkatan asam lemak bebas
dan mengaktifkan kaskade treonin kinase.
Aktivasi treonin pada substrat reseptor insulin
(IRS-1 dan IRS-2) akan mengurangi fungsi
substrat reseptor insulin untuk mengaktifkan PI
3-kinase. Keadaan ini menyebabkan transport
glukosa oleh GLUT-4 dan aktifitas sinyal reseptor
insulin berkurang sehingga meningkatan
resistensi insulin dan terjadi hiperglikemia.22
Injeksi STZ single dose dalam penelitian ini
menimbulkan kerusakan secara selektif pada sel
β pankreas yang menggambarkan salah satu
kondisi DM tipe 2. Di dalam STZ terdapat
senyawa glukosamin-nitrosoureum yang dapat
masuk ke dalam sel pankreas melalui GLUT-2
yang menyebabkan kerusakan pada sel β
pankreas melalui alkilasi DNA. Pada kerusakan
DNA sel β pankreas akan terjadi aktivasi Poly
ADP-Ribosylation (PARP) yang mengakibatkan
pengurangan Nicotinamide Adenine Dinucleotide
(NAD+) sel sehingga terjadi pengurangan
Adenosine Triphosphate (ATP).15 Mekanisme ini
akan mengakibatkan terhambatnya sekresi dan
sintesis insulin, sehingga meningkatkan kadar
glukosa darah.
Induksi STZ dan HFD menimbulkan kondisi
hiperglikemia dan meningkatkan Reactive
Oxygen Species (ROS) melalui
beberapa
mekanisme seperti poliol pathway, produksi
Advanced Glycation End products (AGEs), aktivasi
protein kinase C (PKC), dan jalur hexosamine.
Mekanisme tersebut meningkatkan produksi ROS
sehingga terjadi stress oksidatif yang dapat
merusak membran lipid, DNA, dan protein pada
sel dan jaringan.23
Meningkatnya
produksi
ROS
akan
mempengaruhi fungsi antioksidan enzimatik
endogen. Antioksidan enzimatik endogen yang
bekerja sebagai pertahanan antioksidan lini
pertama adalah Superoxide Dismutase (SOD).
Produksi ROS yang berlebihan mempengaruhi
produksi SOD karena ROS merusak organel sel
tempat produksi SOD. Penurunan produksi SOD
mengakibatkan fungsi sebagai scavenger tidak
bekerja secara optimal dan jumlah ROS semakin
Alfien Aripasha, EFEK DEKOK DAUN PULUTAN (Urena lobata) TERHADAP KADAR SOD
meningkat sehingga menimbulkan kondisi stress
oksidatif menjadi lebih buruk. 4
Ketidakseimbangan
antara
ROS
dan
antioksidan dapat menyebabkan peningkatan
kondisi stress oksidatif. Peningkatan ROS akan
menimbulkan peroksidasi lipid melalui reaksi
berantai radikal hidroksil atau oksigen yang
mengoksidasi Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA)
pada membran sel.24 Hasil akhir dari peroksidasi
lipid membentuk senyawa aldehid berupa
Malondialdehyde (MDA) sebagai petanda
terjadinya stress oksidatif. Peningkatan kadar
MDA akibat dari penurunan SOD sebagai
antioksidan meningkatkan keadaan stress
oksidatif.25 Stress oksidatif merusak komponen
protein sel yang berdampak pada molekul adhesi
sel endotel dan selanjutnya akan menimbulkan
kerusakan struktur sel endotel vaskuler. Melalui
mekanisme tersebut, akan terjadi disfungsi
endotel yang ditandai dengan penurunan
produksi Nitric Oxide (NO) dan terjadinya
vasculopathy diabetic.26
Efek Dekok Daun Pulutan (U. Lobata) terhadap
Kadar SOD dan MDA Serum Pada Tikus DMT-2
Pemberian dekok U. Lobata meningkatkan
kadar SOD dan menurunkan kadar MDA serum.
Efek ini dikendalikan oleh senyawa zat aktif dari
U. Lobata yang bersifat sebagai antioksidan dan
antidiabetes.
Dekok daun pulutan (Urena lobata)
mengandung zat aktif saponin, flavonoid
(quercetin), tanin, mangiferin dan βsitosterol.8,9,20 Zat aktif tersebut berfungsi
sebagai antioksidan yang berperan dalam
menurunkan stress oksidatif vaskular pada tikus
DMT-2. Saponin berfungsi sebagai antioksidan
melalui mekanisme peningkatan pembentukan
SOD dan katalase. SOD sebagai antioksidan lini
pertama dan berfungsi mengeliminasi anion
superoxide (O2-) dan selanjutnya dilakukan oleh
katalase sehingga pembentukan radikal hidroksil
menurun.27
Flavonoid
dalam
fungsinya
sebagai
antioksidan dibagi menjadi dua mekanisme yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Pada
mekanisme secara langsung, flavonoid berperan
sebagai scavenger ROS, mengaktifasi antioksidan
enzimatik, dan menghambat oksidase. 28,29
Mekanisme tidak langsung dari flavonoid sebagai
antioksidan adalah melibatkan kemampuan pro-
oksidan dari Nrf2 (Nuclear factor (erythroidderived 2)-like 2) dalam menghambat sumber
stress oksidatif yang berasal dari enzim dan
meningkatkan aktifasi antioksidan enzimatik
endogen.30,31,32 Salah satu derivat dari flavonoid
seperti quercetin yang berfungsi sebagai
antioksidan melalui mekanisme peningkatan
aktifitas dari antioksidan endogen primer yaitu
SOD, katalase, dan Glutathione Peroxidase (GPx).
Kadar ROS yang tinggi didalam vaskular akan
menurun
dengan
adanya
peningkatan
antioksidan enzimatik endogen dan antioksidan
eksogen yang dikendalikan oleh flavonoid.33
Tanin yang terdapat dalam dekok daun U. Lobata
menurunkan kadar MDA. Tanin berperan sebagai
scavenger hydrogen peroxide (H2O2) sehingga
H2O2 tidak bereaksi lebih lanjut menjadi radikal
hidroksil (OH-) dan peroksidasi lipid serta kadar
MDA menurun. Flavonoid yang terkandung
dalam dekok daun U. Lobata ini diduga
menurunkan kadar MDA serum melalui
penurunan ROS dan meminimalisir efek dari ROS
yang mengganggu lipid membran sel
vaskular.28,29,30,31,32 Anggota kelompok dari
flavonoid seperti quercetin diduga memiliki efek
menurunkan MDA melalui mekanisme secara
langsung menurunkan aktifitas dari peroksidasi
lipid.33
Efek antidiabetes pada dekok daun U. Lobata
meningkatkan kadar SOD dan MDA serum secara
tidak langsung dengan cara penurunan kadar
glukosa darah melalui peningkatan sekresi insulin
dan sensitifitas insulin. Peran sebagai insulin
sensitizer dikendalikan oleh saponin dan
flavonoid (quercetin) dan peningkatan sekresi
insulin oleh zat aktif mangiferin dan β-sitosterol.
Zat aktif tersebut mencegah terjadinya
hiperglikemi pada diabetes mellitus.20 Senyawa
flavonoid mengaktifkan Peroxysome Activated
Reseptor-ϒ (PPAR-ϒ) yang dapat memperbaiki
resistensi insulin di setiap jaringan dan
meningkatkan
aktifitas
Adenosine
5Monophosphate Activated Protein Kinase (AMPK)
sehingga menurunkan gangguan signalling
insulin.8 Zat aktif mangiferin dan β-sitosterol
meningkatkan
sekresi
insulin
dengan
menghambat DPP-4 diharapkan menurunkan
kadar glukosa darah.20 Penurunan kadar glukosa
darah ini mengakibatkan menurunnya produksi
ROS dan kerusakan membran sel lipid vaskular
endotel sehingga kadar MDA menurun dan kadar
309 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
SOD meningkat serta komplikasi
diabetik dapat menurun.34
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
vaskular
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data dan pembahasan,
penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa:
1. Pemberian dekok daun pulutan (U. Lobata)
dapat meningkatkan kadar SOD dan
menurunkan kadar MDA serum tikus model
DMT-2
2. Pemberian dekok daun pulutan (U. Lobata)
dosis 1000 mg/kg BB dapat meningkatkan
kadar SOD dan menurunkan kadar MDA
serum tikus model DMT-2 lebih kuat
dibandingkan dosis lainnya.
SARAN
Berdasarkan analisa data dan pembahasan,
penelitian ini didapatkan saran bahwa:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
variasi dosis untuk meningkatkan kadar SOD
dan menurunkan kadar MDA serum tikus
model DMT-2 secara optimal.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
uji toksisitas dekok daun pulutan (U. Lobata)
dengan variasi dosis lainnya pada hewan coba
ikan atau tikus.
DAFTAR PUSTAKA
1. International Diabetes Federation. IDF
Diabetes Atlas 4th edition. 2009.
2. Medicinus.
Scientific
Journal
of
Pharmaceutical
Development
and
Medical Application. Vol.27, no.2. 2014.
3. Kaloufoutis, C. Christina, P. Anastasios, K.
Fred, H. David P. Jaipaul S. Type II
diabetes mellitus and cardiovascular risk
factor: Current Therapeutic approaches.
Exp Clin Cardiol; 12 (1): 17-28. 2007.
4. Kangralkar, VA. Oxidative stress and
diabetes. International Journal of
Pharmaceutical Applications.;1(1):38-45.
2010.
5. Mardiani, T. Helvi. Pengaruh pemberian
timbal
(Pb)
terhadap
kadar
malondialdehyde (MDA) plasma mencit
[Tesis]. Medan: Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara. 2008.
6. Anggraeni C D, Subandono J,
Kustiwinarni. Pengaruh pemberian
angkak terhadap kadar kolesterol total
Page | 310
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
darah tikus putih (Rattus norvegicus)
[skripsi].
Surakarta:
Laboratorium
Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret. 2009.
Katzung BG, Masters SA, Trevor AJ. Basic
& Clinical Farmacology. Vol.12. Sect VII:
753-764. 2011.
Onoagbe IO, Negbenebor EO, Ogbeide
VO, Dawha IH, Attah V, Lau HU and
Omonkhua AA. A study of the antidiabetic effects of Urena lobata and
Sphenostylis
stenocarpa
in
streptozotocin-induced diabetic rats.
Eur. J. Sci. Res. 43:6-14. 2010.
Chamundeeswari D. Thirumalaikumaran
R. Seethalakshmi S. Gopal V.
Pharmacognostical, phytochemical and
Anti oxidant studies of the aerial parts of
Urena lobata L. 2013.
Omonkhua AA, Onoagbe IO. Evaluation
of the long-term effects of Urena
lobata root extracts on blood glucose
and hepatic function of normal rabbits. J.
Toxicol Environ Healt Sci. 2011;3:204–
213.
Mshelia IY, Dalori BM, Hamman LL, and
Garba SH. Effect of the aqueous root
extract of Urena lobata (Linn) on the
Liver of Albino Rat. Res. J. Appl. Sci.
Engine. Technol. 2013; 5(1): 01-06.
BPOM RI. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta:
Deputi Bidang Pengawasan Obat
Tradisional, Kosmetik dan Produk
Komplemen Direktorat Obat Asli
Indonesia; 2010.
Wilson
and
Islam.
Fructose-fed
streptozotocin-injected
rat:
an
alternative model for type 2 diabetes.
Pharmacological Report. 2012; 64: 129139.
Basciano H, Federico L and Adeli K.
Fructose, insulin resistance, and
metabolic dyslipidemia. J. Nutr & Metab.
2005; 2(5):1-14.
Szkudelski. The mechanism of alloxan
and streptozotocin action in B cells of the
rat pancreas, Physiol. Res. 2001; 50:536546.
Barik R., Jain S., Qwatra D., Joshi A.,
Tripathi G. S., and Goyal R. Antidiabetic
activity of aqueous root extract o
Alfien Aripasha, EFEK DEKOK DAUN PULUTAN (Urena lobata) TERHADAP KADAR SOD
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Ichnocarpus frutescens in streptozotocinnicotinamide induced type-II-diabetes in
rats, Indian J Pharmacol. 2008 Jan-Feb;
40(1): 19-22.
Aldrich, Sigma. SOD Determination Kit.
USA:Sigma-Aldrich, Inc. 2014.
Research, oxis. Spectrofotometric Assay
for Malondialdehyde. USA: Division of
OXIS Health Products.Inc. 2001.
Jhonson M. Laboratory Mice and Rats,
Mater Methods. April 2014; P. 1-19.
Y. Purnomo, D. W. Soeatmadji, S.B.
Sumitro, M.A. Widodo. Anti-diabetic
potential of Urena lobata leaf extract
through
inhibition
of
dipeptidyl
peptidase IV activity, Asian Pac J Trop
Biomed. 2015; 5(8): 630-634.
M. K. Unnikrishnan, V. Veerapur, Y.
Nayak, P. Paul, Mudgal, and. G. Mathew.
Antidiabetic, antihyperlipidemic, and
antioxidant effects of the flavonoid, R. R.
Watson (Ed), V. R. Preedy (Ed), and S.
Zibadi (Ed). Polyphenol in Human and
Health Disease. USA: Elsevier; 2014. P.
143-155.
Bartoli E, Fra GP, Schiancha GPC. The Oral
Glucose Tolerance Test (OGTT) Revisited.
European Journal of Internal Medicine.
Elsevier. Italia. 22(2011): 8-12. 2010.
Giacco, Ferdinando. Brownlee, Michael.
Oxidative
Stress
and
Diabetic
Complications. Greenville Avenue, Dallas
: American Heart Association. 2010.
Polidori, M.C. Mecocci, P. Plasma
Susceptibility to Free Radical-Induced
Antioxidant Consumption and Lipid
Peroxidation is Increased in Very Old
Subjects with Alzheimer Disease. J.
Alzheimers Dis. 6, 517–522. 2002.
Droge W. Free radicals in the
physiological control of cell function.
Physol rev.; 82: 47-95. 2002.
Collins T, Cybulsky MI. NF-kappaB:
pivotal mediator or innocent bystander
in atherogenesis? J Clin Invest;107:255–
264. 2001.
Smith, Alli. LG, Adanlawo. In Vitro adn In
Vivo Antioxidant Activity of Saponin
Extracted From The Root of Garcinia Kola
(Bitter Kola) on Alloxan-Induced Diabetic
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
Rats. Nigeria : Departement of
Biochemistry. 2014.
Ferreira JFS, Luthria DL, Sasaki T,
Heyerick A. Flavonoids from Artemisia
annua L. as antioxidants and their
potential synergism with artemisinin
against malaria and cancer. Molecules
2010;15(5):313570.
Procha ´zkova ´ D, Bouˇ sova ´ I,
Wilhelmova ´ N. Antioxidant and Pro
oxidant properties of flavonoids.
Fitoterapia 2011;82 (4):51223.
Mu¨nzel T, Gori T, Bruno RM, Taddei S. Is
oxidative stress a therapeutic target in
cardiovascular disease? Eur Heart J
2010;31(22):27419.
Lambert JD, Elias RJ. The antioxidant and
pro-oxidant activities of green tea
polyphenols: a role in cancer prevention.
Arch
Biochem
Biophys
2010;501(1):6572.
Hu M-L. Dietary polyphenols as
antioxidants and anticancer agents:
more questions than answers. Chang
Gung Med J 2011;34(5):44960.
Molina M, Sanchez-Reus I, Iglesias I,
Benedi J. Quercetin a flavonoid
antioxidant, prevents and protects
against ethanol induced oxidative stress
in mouse liver. Biol Pharm Bull 2003;26
(10):1398402.
M Rajesh P, J Natvar P. In vitro
antioxidant activity of coumarin
compounds by DPPH, Super oxide and
nitric oxide free radical scavenging
methods. Journal of Advanced Pharmacy
Education & Research;2011:52-68.
311 | Page
Download