By: Mr. Haloho Sekuritas (Efek) Ekuitas merupakan sekuritassekuritas yang menunjukkan kepentingan kepemilikan di suatu perusahaan, misalnya: Saham biasa, saham preferen atau modal saham lainnya. Termasuk dalam sekuritas ekuitas adalah hak untuk memeroleh atau melepas kepemilikan pada harga kesepkatan atau harga yang telah ditentukan. (Misalnya: Waran, Right, Call and Put Option) Ada beberapa motivasi investor memiliki sekuritas ekuitas: Untuk spekulasi investor mengharapkan selisih dari harga pembelian saham dan harga pasar pada saat itu. Selisih harga ini disebut sebagai Capital Gain. Sekuritas Ekuitas yang dimiliki untuk spekulasi disebut sekuritas ekuitas Perdagangan (Trading Securities) Untuk memanfaatkan kas menganggur investasi dalam sekuritas ekuitas dilakukan hanya untuk sementara waktu dan siap dijual kapan saja dana dibutuhkan. Investor mengharapkan dividen sebagai hasil investasi. Sekuritas ekuitas ini disebut sekuritas ekuitas siap jual (Available for sale securities) Untuk memiliki entitas lain Investor memiliki saham dengan maksud menguasai perusahaan lain atau mengamankan pasokan bahan baku atau saluran distribusi. Biasanya, efek dimiliki dalam jumlah besar agar bisa mengendalikan perusahaan yang dibeli dan dimiliki dalam jangka panjang. Besar kepemilikan terhadap saham suatu perusahaan menentukan perlakuan akuntansi yang akan diterapkan Apabila kepemilikan efek <20% maka digunakan metode nilai wajar atau metode kos Apabila kepemilikan efek 20%-50% digunakan metode ekuitas Apabila kepemilikan lebih dari 50% maka laporan keuangan harus dikonsolidasi karena investor sudah memiliki kepentingan sebagai pengendali. Kepemilikan < 20% Apabila tersedia nilai pasar maka menggunakan metode nilai wajar (Fair Value). Metode nilai wajar mengharuskan perusahaan mengklasifikasi sekuritas ekuitas atas sekuritas ekuitas siap jual (available for sale) dan sekuritas ekuitas perdagangan (Trading Securities). Apabila sekuritas tidak diperdagangkan di Bursa Efek, maka sekuritas dicatat pada kos-nya (metode kos) Metode nilai wajar dilakukan dengan cara: Pada saat sekuritas ekuitas dibeli maka sekuritas ekuitas dicatat ke jurnal pada kos pemerolehannya. Setiap penyusunan laporan keuangan, perusahaan melakukan penilaian atas harga pasar wajar dari sekuritas yang dimiliki. Selisih kos dan nilai pasar dicatat ke akun keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi (Unrealized holding gain or Loss) dan dilaporkan di neraca pada kelompok ekuitas untuk sekuritas siap jual. Sedangkan untuk sekuritas perdagangan, akun ini dilaporkan sebagai pendapatan di laporan rugi laba Tanggal 5 januari 2009 PT. A membeli portofolio sebagai berikut: PT. Bina (Rp. 85 Juta), PT. Cami (65 juta) dan PT. Duta (100 juta). Kepemilikan dimasing-masing perusahaan kurang dari 20%. 5/1 PT. A mencatat: 5/1/2009Available for Sale Securities Rp 250,000,000.00 Rp 250,000,000.00 Cash Pada tanggal 15/12/2009 PT. A menerima dividen dari salah satu perusahaan yang sahamnya dimiliki Rp. 15 juta 15/12/09 Cash Rp Dividen Revenue 15,000,000.00 Rp 15,000,000.00 Tanggal 31 desember 2009, nilai pasar masing-masing saham sbb: Investasi di: Kos Nilai wajar untung (rugi) yang belum direalisasi PT. BINA 85,000,000.00 97,500,000.00 12,500,000.00 PT. CAMI 65,000,000.00 78,000,000.00 13,000,000.00 PT.DUTA 100,000,000.00 97,500,000.00 (2,500,000.00) Total 250,000,000.00 273,000,000.00 23,000,000.00 saldo awal akun penyesuaian untuk nilai wajar skuritas 0 Penyesuaian atas nilai wajar sekuritas (debet) 31/12-2009 23,000,000.00 Securities fair value adjustment (Available for sale Unrealize holding gain or loss 23,000,000.00 23,000,000.00 Apabila kepemilikan 20%-50%, maka digunakan metode Ekuitas. Investor dianggap memiliki kengaruh signifikan kepada perusahaan yang sahamnya dimiliki (investee) Metode ekuitas diterapkan dengan cara: Pada saat sekuritas diperoleh, sekuritas dicatat pada kos pemerolehannya. Keuntungan atau kerugian yang dialami oleh investee akan memengaruhi investasi. Keuntungan akan meningkatkan investasi sebesar proporsi kepemilikan saham, begitu pula sebaliknya apabila terjadi kerugian. Penerimaan dividen dianggap sebagai penarikan modal sehingga mengurangi saldo investasi. 1/5/2009 PT. A membeli 30 % saham PT. C sebesar Rp. 67.000.000 Investment in PT. C Rp67,000,000.00 Cash Rp67,000,000.00 31/12/2009 PT. C mengumukan laba Rp. 100 juta; Kepemilikan PT. A 30% x 100 juta Investment in PT. C Rp30,000,000.00 Revenue from investment Rp30,000,000.00 25/01/2010 PT. C membagikan dividen tunai Rp. 20 juta, kepemilikan PT. A 30% x Rp. 20.000.000 Cash Rp6,000,000.00 Investment in PT.C Rp6,000,000.00 31/12/2010 PT. C mengalami kerugian Rp. 50 juta,kepemilikan PT. A 30 % x Rp. 50.000.000 Loss on investment Rp15,000,000.00 Investment in PT. C Rp15,000,000.00 Apabila investor memiliki saham > 50%, maka investor memiliki kepentingan pengendalian di investee. Pihak investor akan menjadi perusahaan induk (Parent Company) sedangkan investee menjadi perusahaan anak (Subsidiary Company). Investasi dalam perusahaan anak dicatat ke akun investasi jangka panjang dan laporan keuangan perusahaan anak dikonsolidasikan ke laporan keuangan perusahaan induk. 1. Tanggal 1/7-2009 PT. Lanjar membeli saham PT. Bunga Lestari 32.800 lembar pada harga Rp. 2.500/saham. Saham itu merupakan 10% dari total saham PT. Bunga Lestari. Pada tanggal 1/9-2009 seluruh saham dijual pada harga Rp. 3.700/saham. Buat pencatatan yang harus dilakukan PT. LANJAR. 2. Tanggal 1/3-2009 PT. Cinta Kasih membeli 50.000 saham PT. Guna Darma pada harga Rp. 3.000/lembar untuk memanfaatkan kas menganggur dan siap dijual kapan saja selama 1 tahun. Saham itu merupakan 20% dari saham PT. Guna Darma. Tanggal 31 desember 2009, nilai pasar saham PT. Guna Darma Rp. 3.750/lembar dan diumumkan dividen tunai Rp. 100/lembar saham. Pada tanggal 20 Januari 2010, PT. Guna Darma menerima dividen tunai. Tanggal 20/2/2010, seluruh saham itu dijual pada harga Rp. 3.800/lembar. Buat Pencatatan oleh PT. Cinta Kasih untuk tanggal-tanggal tersebut. 3. PT. Anumer Sakti tanggal 1/2-2009 membeli saham PT. A 105.000 lembar pada harga Rp. 6.000/perlembar saham dan merupakan 40% dari saham PT. A. Pada tanggal 31 desember 2009, harga pasar saham Rp. 6.500/lembar dan PT. A mengumumkan laba Rp. 200 Juta. PT. A juga mengumumkan dividen tunai Rp. 100/lembar saham. Tanggal 28 Januari 2010, PT. Anumer Sakti membayar seluruh dividen kepada pemegang saham. Buat pencatatan ke jurnal umum PT. Anumer sakti untuk tanggal=-tanggal tersebut.