SAATNYA MEMBANGUN KARAKTER ANAK SEJAK USIA DINI Oleh

advertisement
SAATNYA MEMBANGUN KARAKTER ANAK SEJAK USIA DINI
Oleh : Andang Muryanta
Membangun karakter anak sejak usia dini memang sangat diperlukan bagi keluarga yang
memiliki anak usia dini (0-6 tahun), karena pada dasarnya orang sependapat bahwa pada
usia kanak-kanak atau disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age) telah
terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa sekitar 50 persen variabilitas kecerdasan orang
dewasa sudah terjadi ketika anak sudah berusia 4 tahun, peningkatan 30 persen berikutnya
terjadi pada usia 8 tahun, dan 20 persen sisanya pada pertengahan atau akhir dasa warsa
kedua.
Kemudian bagaimana dengan karakter itu sendiri dilihat dari sisi pengasuhan keluarga
(family education). Pendapat beberapa ahli terkait dengan upaya membentuk maupun
membangun karakter anak usia dini oleh orang tua maupun anggota keluarga, mengatakan
bahwa karakter merupakan “karakteristik” seseorang dengan sejumlah kualitas seseorang
yang terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu; pengetahuan, perasaan dan tingkah laku bermoral.
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 (tiga) hubungan yang pasti dialami
setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intra personal),
lingkungan sosial (social community) dan Tuhan Yang Maha Esa (belief in the one and only
God), setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemahaman yang pada akhirnya
menjadi nilai dan keyakinan anak.
Manusia yang berkarakter adalah individu yang mengetahui, mencintai serta melakukan
kebaikan, karena karakter juga sebagai tindakan moral yang berupa kompetensi, niat
kebaikan dan kebiasaan yang dilakukan seseorang, kemudian karakter juga merupakan
watak atau tabiat seseorang yang dimiliki sejak lahir dan merupakan sesuatu yang
membedakan seseorang dengan orang lain, watak juga berarti akhlak atau spiritual moral
yang merupakan suatu tindakan konkrit dalam kehidupan sehari-hari.
Membangun karakter ibarat sebuah proses yang harus dilakukan dalam rangka membentuk
atau membangun karakter anak usia dini, seperti ada pepatah “ siapa menanam sekarang,
maka kelak akan menuai hasilnya ”.
Karakter perlu dibentuk sejak usia dini, karena merupakan masa-masa kritis yang akan
menentukan sikap dan tingkah laku seseorang dimasa yang akan datang, maka sepantasnya
pemahaman karakter dimulai dalam keluarga yang merupakan lingkungan pertama bagi
pertumbuhan karakter anak, setelah keluarga di dunia pendidikan karakter sudah menjadi
ajaran wajib sejak sekolah dasar, lingkungan masyarakat juga dapat mempengaruhi karakter
individu, ditambah tidak kalah pentingnya pengaruh media yang saat ini sudah menjadi
kebutuhan setiap individu untuk mengakses berbagai informasi dan teknologi.
Pengasuhan Orang Tua (Parenting Education)
Anak Usia 0-2 tahun sudah peka dan suka terhadap sentuhan lingkungan, mulai
mengeksplorasi sistem sensoris (panca indera) dan aktifitas motorik untuk mengenal
lingkungan, tertarik pada stimulasi visual, mulai menjamah dan memanipulasi objek yang
ada di sekitarnya, mulai bereksperimen terhadap respon orang-orang di sekitarnya,
mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus, mengembangkan kepercayaan
dasar terhadap lingkungannya.
Pada usia 0-2 tahun pengasuhan yang dilakukan orang tua adalah menggendong dan
membelai anak, sering mengajaknya berinteraksi, hindari ruang gerak yang berbahaya
sehingga anak tidak terlalu sering mendengar kata ‘jangan’, membuat coret-coretan,
menyusun balok, menarik dan mendorong mainan, memberikan kasih sayang, perasaan
nyaman dan perlindungan yang cukup untuk anak.
Anak usia 3-5 tahun sudah mampu mengenal dan menggunakan simbul yang mewakili
sebuah konsep, cara berpikirnya masih searah dan cenderung egosentris, mulai menyadari
bahwa perilaku mereka adalah atas kehendaknya, mulai berekplorasi, mengembangkan
inisiatif dan daya kreatifitasnya, mengembangkan kemampuan bicara dan membaca.
Pada usia 3-5 tahun pengasuhan yang dilakukan orang tua adalah mengajak anak bermain
pura-pura, mengajarkan anak tentang konsep berbagi dan berempati, memberikan
kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi melalui permainan, sering mengajak anak
berbicara, memberikan stimulan kelima indera secara optimal (penglihatan, pendengaran,
perabaan, pengecapan, penciuman), menghindari paparan perangkat elektronik berlayar,
seperti ponsel, televise, laptop, computer.
Anak usia sampai dengan 6 tahun sudah mampu melakukan keterampilan gerak, daya
tangkap anak terhadap pembicaraan orang lain dan kemampuan anak berbicara semakin
mantap, kecerdasan anak semakin tinggi, anak sudah siap belajar dengan baik.
Pada usia sampai dengan 6 tahun pengasuhan yang dilakukan orang tua adalah melatih
untuk menggunakan anggota badannya dengan lebih baik, ajari anak melakukan gerakan
yang semakin sulit, misalnya menari mengikuti musik dengan benar, memanjat pohon yang
tidak berbahaya, melatih untuk mendengarkan cerita sederhana dengan tekun, melatih
mengulang cerita tadi dengan benar, melatih mengenal hitungan yang bukan hanya
menyebut angka saja.
Yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan anggota keluarga adalah pentingnya perhatian,
kasih sayang, kesabaran, melihat perkembangan kemampuannya, membantu anak untuk
mencapai kemampuan yang lebih tinggi, pada setiap saat dan dimanapun berada.
Semua yang sudah dikuasai anak harus selalu dilatih, agar tetap dipertahankan dan
ditingkatkan kemampuannya, bila anak masuk kelompok belajar misal PAUD, TK, maka yang
diperlukan anak di rumah ialah mengurangi beban pelajaran di sekolah agar latihan di
sekolah dan di rumah saling mengisi.
Sebagai parameter kemampuan, perhatikan anak-anak lain sebaya yang ada di lingkungan,
seberapa besar kemampuan anak sendiri dengan anak-anak tersebut, kalau ada yang
kurang, tanyakan ibu dari anak yang lebih pandai agar bisa mengikuti.
Orang tua akan menyadari bahwa setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lain, setiap anak mempunyai keunikan sendiri, dan orang tua tidak
perlu menuntut anak untuk mencapai hal yang sama dengan yang dicapai anak yang lain,
jangan melakukan pembandingan dengan anak yang lain, karena anak yang dibandingbandingkan dengan orang lain akan merasa mendapat tekanan dan tuntutan, anak sering
menjadi tidak percaya diri, melabel dirinya tidak mampu melakukan hal yang dituntut orang
tua, orang tua sebaiknya memberikan semangat atau sugesti bahwa anak akan berhasil
apabila mau berusaha dengan maksimal sesuai kemampuannya.
Anak usia dini akan belajar dari kehidupannya, pengaruh pengasuhan orang tua, anggota
keluarga, lingkungan sekitar akan melekat dan membentuk karakter anak, jika anak
dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki, jika anak dibesarkan dengan
permusuhan, ia belajar berkelahi, jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar menjadi
rendah diri, jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri, jika anak
dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri, jika anak dibesarkan dengan pujian, ia
belajar menghargai, jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar
keadilan, jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan, jika anak
dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya, jika anak dibesarkan dengan
kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan. (Dorothy
Law Nolte)
Membangun Karakter (Character Build)
Karakter atau watak/kepribadian/mentalitas berkaitan dengan tingkah laku seseorang
dalam kehidupan sehari-hari, karakter yang baik harus mencerminkan kebaikan, disiplin,
jujur, mengetahui batas kemampuan diri sendiri dan menghargai diri.
Yang menjadi masalah dalam membangun karakter adalah “bagaimana dapat melakukan
kebiasaan dan tingkah laku baik dalam kehidupan sehari-hari ?” agar seseorang dapat
diterima bermasyarakat dengan terhormat.
Seseorang dengan watak yang baik dapat diperhitungkan, diandalkan, dipercaya, karena
tingkah lakunya sama dengan yang diucapkan.
Seseorang yang mempunyai rasa kehormatan diri akan sadar dan mengerti jika setiap
tindakannya akan selalu dilihat orang banyak, kalau tindakannya tidak baik, maka akan
mencemarkan namanya.
Membangun karakter dimulai dari lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan
lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak usia dini dan merupakan masa yang
sangat penting dalam meletakkan dasar-dasar kepribadian seseorang, sehingga akan dapat
menentukan sikap dan tingkah laku seseorang dimasa depan.
Maka sepantasnya mengembangkan dalam rangka membangun karakter anak menjadi
tugas utama orang tua yang dilakukan melalui penanaman nilai-nilai moral sebagai dasar
dari norma yang dianut oleh keluarga dan penerapannya dilakukan melalui fungsi keluarga
(keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan,
ekonomi dan pembinaan lingkungan).
Membangun karakter anak oleh orang tua atau anggota keluarga dapat dilakukan sebagai
berikut :
Pertama, Mengenali karakter anak yang berhubungan dengan pengetahuan, perasaan dan
tingkah laku bermoral.
Pengetahuan bermoral merupakan sikap, tingkah laku, akhlak, budi pekerti atau tindakan
anak yang dianggap baik menurut norma agama, budaya, sopan- santun dan etika.
Perasaan bermoral merupakan perasaan, pikiran, emosi seseorang dalam bersikap dan
bertingkah laku, selalu mengontrol dirinya dan lingkungannya.
Tingkah laku bermoral merupakan sikap, tindakan yang mempunyai nilai-nilai moral dan
norma-norma (aturan yang berlaku).
Kedua, Mengembangkan dan membangun karakter anak, yaitu dengan mendidik anak usia
dini berbeda dengan mendidik anak remaja/dewasa, lebih dititik beratkan pada penanaman
nilai-nilai moral keagamaan, budi pekerti, etika dan budaya yang berlaku, tidak dengan katakata seperti menceramahi, tidak dengan cara kekerasan, memarahi dan ancaman, tetapi
memberikan keteladanan atau menjadi contoh dalam bersikap dan bertingkah laku,
mendidik secara terus menerus dan berkelanjutan hingga karakter anak terbentuk.
Ketiga, Mengamati tingkah laku anak, yaitu dengan melihat sikap dan tingkah laku anak
secara alami, bergerak/bertindak tanpa reka yasa, tidak berbohong, keinginannya selalu
bergerak dibawah kesadaran anak, kalau terjadi penyimpangan sikap dan tingkah laku anak
maka orang tua berkewajiban mengarahkan ke jalan yang baik, sebaliknya bila anak sudah
baik atau sesuai dengan yang diharapkan, maka berilah anak pujian untuk menguatkan
karakter baiknya.
Anak usia dini belum mempunyai pengalaman, belum mampu menilai sikap dan
tindakannya sendiri, orang tua senantiasa memberi arahan serta mendukung tindakan anak
yang mengarah baik dan mencegah tingkah laku yang kurang baik dengan
memberitahukannya, mengamati sikap dan tingkah laku anak tidak hanya yang baik-baik
saja, namun yang kurang baik perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius, tidak cukup
sekali dua kali tetapi harus berlanjut hingga sikap dan tingkah laku anak menjadi betul-betul
baik.
Untuk menguatkan karakter anak dalam bersikap dan bertingkah laku baik, orang tua bisa
memberikan pujian maupun hadiah kepada anak jika sudah sesuai dengan moral dan
norma-norma, namun apabila sikap dan tingkah laku anak belum juga terbentuk dengan
baik, sebaiknya orang tua terus berupaya membimbing anak hingga anak itu mempunyai
sikap dan tingkah laku yang baik, orang tua atau anggota keluarga jangan sekali-kali
memberikan kemarahan ataupun hukuman, sehingga anak akan merasa takut untuk
bertindak, jadilah orang tua yang bermartabat dan menjadi teladan bagi anak di dalam
kehidupan keluarga, di luar rumah dan lingkungan sosial.
Bila diperlukan, orang tua dapat membuat catatan aktifitas anak, hal ini akan bermanfaat
untuk menilai dan mengevaluasi karakter anak, sehingga dapat membedakan karakter mana
saja yang sudah terbentuk maupun yang belum terbentuk guna melakukan penguatan lebih
lanjut.
Drs. Andang Muryanta, adalah Penyuluh Keluarga Berencana
Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, DI. Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA :
1. Perwakilan BKKBN Provinsi DI. Yogyakarta, 2011, Booklet Pemantauan Tumbuh Kembang Anak
Balita.
2. BPPM DI. Yogyakarta, 2013, Panduan Pola Asuh yang Stimulatif pada Balita.
3. Direktorat BKB dan Anak, BKKBN, 2014, Menjadi Orang Tua Hebat, (Bahan Penyuluhan BKB Bagi
Kader).
4. www.pendidikankarakter.com,membangun-karakter-sejak-pendidikan-anak-usia-dini/
5. makalahpendidikan.blogdetik.com/pentingnya-pendidikan-karakter-pada-anak-sejak-usia-dini/
6. Andang Muryanta, 2014, Mengenali Karakter Anak Sejak Usia Dini, Balai Penyuluhan Keluarga
Berencana (BPKB) Kec. Panjatan.
Download