Dr. Kokom Komalasari, M.Pd. Dosen Simulasi Model Pembelajaran PKn PENGERTIAN Keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran. PERBEDAAN DAN HUBUNGAN PENGELOLAAN DAN PENGAJARAN A.PERBEDAAN Pengajaran (instruction) mencakup semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuantujuan khusus pengajaran Pengelolaan kelas: kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar B.HUBUNGAN Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Peletak dasar serta penyiapan kondisi bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif (pengaturan orang siswa dan pengaturan fasilitas dalam proses pembelajaran) MASALAH PENGELOLAAN KELAS A.MASALAH INDIVIDUAL (Rudolf Drekurs dan Peral Cassel) 1.Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain (attention getting behaviors). Misal: membadut (aktif ), atau serba lamban. 2.Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking behaviors). Misal: selalu mendebat, marah, menangis, lupa aturan. 3.Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors). Misal: mengata-ngatai, memukul. 4.Peragaan ketidakmampuan: Sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apapun, karena kegagalan yang terjadi. B.MASALAH KELOMPOK (Lois V.Johnson dan Mary A. Bany) 1. Kelas kurang kondusif, karena alasan jenis kelamin, suku, status sosial ekonomi. 2.Penyimpangan dari norma tingkah laku yang telah disepakati. Misal sengaja berbicara keras di perpustakaan 3.Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya. Misal mengejek siswa yang suaranya sumbang. 4.Membombong anggota kelas yang justru melanggar norma elompok. Misal menyemangati badut kelas. 4.Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap 5.Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes pada guru karena menganggap tugas tidak fair. 6.Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Misal gangguan jadwal, guru kelas diganti sementara oleh guru lain. USAHA PENCEGAHAN MASALAH PENGELOLAAN KELAS A. KONDISI DAN SITUASI PEMBELAJARAN 1. Kondisi Fisik: a. Ruangan: Memungkinkan siswa bergerak leluasa pada saat aktivitas belajar. Hiasan di ruangan mempunyai nilai pendidikan b. Pengaturan tempat duduk Berbaris berjajar, Pengelompokan,Setengah lingkaran, Lingkaran, Individual , Tersedia ruang sifatnya bebas di kelas disamping tempat duduk c. Ventilasi dan pengaturan cahaya d. Pengaturan penyimpanan barang 2.Kondisi Sosio-Emosional a.Tipe kepemimpinan guru 1)Otoriter menghasilkan sikap siswa submissive atau apatis dan agresif. 2)Laizer-Faire menghasilkan sikap siswa aktif jika guru tidak ada. Lebih cocok untuk siswa aktif, penuh kemauan, berinisiatif, dan tidak selalu menunggu pengarahan. 3)Demokratis, lebih membina sikap persahabatan guru dan siswa dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. b.Sikap Guru Sabar, bersahabat, yakin tingkah laku siswa dapat diperbaiki Jika terpaksa membenci, bencilah tingkah laku siswa bukan membenci siswanya. Terima siswa dengan hangat jika insyaf Ciptakan kondisi yang menyebabkan siswa sadar atas kesalahan dan ingin memperbaiki. c. Suara Guru Tekanan suara bervariasi d.Pembinaan raport 3.Kondisi Organisasional (Routines) Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Kegiatan rutin diatur secara jelas dan dikomunikaskan kepada semua siswa secara terbuka. a. Pergantian pelajaran b. Guru yang berhalangan hadir c. Masalah antar siswa d. Upacara bendera PENANGGULANGAN PELANGGARAN DISIPLIN 1. PENGENALAN SISWA Interest-inventory (pertanyaan tentang kesenangan) Sosiogram (hubungan sosio-psikologis dengan teman) Feedback letter (membuat karangan tentang perasaan mereka terhadap sekolah) 2.MELAKUKAN TINDAKAN KOREKTIF SECARA TEPAT DAN SEGERA Lakukan tindakan bukan ceramah “Do not bargain” , lakukan tindakan tidak membuka forum diskusi. Gunakan kontrol kerja, misal membuat ruangan tapal kuda, sehingga siswa bisa terawasi. Nyatakan peraturan dan konsekuensinya 3.MELAKUKAN TINDAKAN PENYEMBUHAN 4. TERTIB KE ARAH SIASAT PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS A.PENDEKATAN PERUBAHAN TINGKAH LAKU (BEHAVIORMODIFICATION) Memberi penguatan positif dan penguatan negatif. Penghapusan (pembatalan pemberian ganjaran yang diharapkan siswa) Time-out (membatalkan kesempatan siswa memperoleh ganjaran) B.PENDEKATAN PENCIPTAAN IKLIM SOSIOEMOSIONAL (SOCIO EMOTIONAL CLIMATE) Bersikap tulus di hadapan siswa (Carl Rogers) Kemampuan melakukan komunikasi efektif (Haim C. Ginnot) Tidak bersifat menghukum (Haim C. Ginott) Membina rasa tanggung jawab sosial dan harga diri siswa, dengan melakukan banyak pertemuan kelas yang membicarakan pemecahan masalah kemasyarakatan, masalah pribadi, dan masalah kelompok (William Glasser) Proses suasana dalam kelas yang demokratis, dimana siswa belajar bertanggung jawab, mengambil keputusan dan konsekuensi darikeputusannya, memahami tata aturan masyarakat tanpa bentrok dengan orang lain (Rudolf Dreikurs) C PENDEKATAN PROSES KELOMPOK Jacob Kounin Withitness behaviors, mengkomunikasikan kepada siswa bahwa guru hadir pada semua kegiatan siswa Operlapping behaviors, menunjukkan kemampuan guru itu hadir dalam dua macam atau lebih kegiatan yang berlangsung bersamaan Group-focus behaviors terutama dalam resitasi di mana guru melibatkan seluruh kelompok dalam kegiatan dan menuntut kelompok bertanggung jawab terhadap tugasnya. Desist behaviors, tindakan menghentikan dengan segera tingkah laku siswa yang mengganggu kelancaran kerja kelompok D.PENDEKATAN EKLEKTIK Mengambil sisi positif dari setiap pendekatan FAKTOR PENGHAMBAT PENGELOLAAN KELAS MASALAH HAMBATAN Masalah dalam wewenang guru bidang studi Masalah dalam weweang sekolah Masalah di luar wewenang guru dan sekolah FAKTOR PENGHAMBAT: GURU: tipe kepemimpinan, format pembelajaran monoton, kepribadian guru, terbatas pengetahuan, terbatas kesempatan memahami tingkah laku siswa SISWA KELUARGA FASILITAS : Besar kelas, besar ruangan kelas, ketersediaan alat.