layanan-konseling-di-sekolah-konsep-dan

advertisement
LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH
(KONSEP & PRATIK)
Pelayanan Pendidikan di Sekolah
Administratif
/ Manajemen
Pembelajaran
Perkembangan
individu yang
optimal dan
mandiri
Konseling
(Naskah Akademik ABKIN, 2007)
Studi yang dilakukan Supriadi terhadap 36 SMA
bermutu di Jawa Barat menunjukkan bahwa
pelayanan bimbingan dan konseling untuk
siswa yang berfungsi baik merupakan salah satu
dari sepuluh karateristik SMA bermutu
(Idochi Anwar & Yayat Hidayat Amir, 2000)
Konsep dan Praktik Konseling di Sekolah
Praktik Konseling
oleh Konselor
melalui Pelayanan
Konseling
KONSEP
KONSELING
Praktik Konseling
oleh Guru dalam
Proses Belajar
Mengajar
Konsep Dasar Layanan Konseling
Definisi Formal :
KONSELING adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan
karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
(Dokumen KTSP, 2006)
Developmental-Comprehensive Counseling
Perubahan Paradigma Proses Konseling
Pendekatan Klinis (Lama)
 Bersifat klinis
 Melihat kelemahan klien
 Berorientasi pemecahan
masalah klien (siswa)
 Konselor serius
 Dialog menekan
perasaan klien dan klien
(siswa) sering tertutup
 Klien sebagai obyek
 Konselor dominan dan
bertindak sebagai
problem solver
Pendekatan Pengembangan (Baru)
 Bersifat pedagogis
 Melihat potensi klien (siswa)
 Berorientasi pengembangan
potensi positif klien (siswa)
 Menggembirakan klien (siswa)
 Dialog konselor menyentuh klien
(siswa), klien (siswa)
terbuka
 Klien (siswa) sebagai subyek
 Konselor hanya membantu dan
memberi alternatif-alternatif
(Sofyan S. Willis, 1994)
Developmental-Comprehensive Counseling
Perubahan Paradigma Manajemen Konseling
Model Lama










Menitikberatkan siswa beresiko
Dilaksanakan karena adanya krisis
Pendekatan panggilan
Disampaikan dan dilaksanakan
hanya oleh konselor
Dimiliki hanya oleh staf konseling
(konselor)
Mengukur jumlah usaha yang
dilakukan
Berurusan dengan proses
melaksanakan pekerjaan
Memfokuskan pada tujuan dan
yang dianggap baik
Bekerja untuk memelihara sistem
yang ada
Membicarakan tentang bagaimana
bekerja keras
Model Baru










Melayani seluruh siswa
Dilaksanakan berdasarkan kurikulum (?)
Terjadwal dan sistematis
Usaha kolaboratif antara konselor, guru,
orang tua dan masyarakat
Didukung dan dimiliki oleh seluruh
komunitas
Mengukur dampak yang dikaitkan dengan
tujuan
Berurusan dengan pencapain tujuan,
sasaran dan hasi
Memfokuskan pada pencapaian
(accomplisment)
Responsif dan beradaptasi dengan
perubahan
Membicarakan tentang efektivitas kerja
(Gary L. Spear, 2007)
Praktik Konseling oleh Konselor
MERENCANAKAN. MELAKSANAKAN, MENILAI DAN
MENINDAKLANJUTI KEGIATAN PELAYANAN KONSELING :





4 bidang layanan (pribadi, sosial, belajar,
karier)
5 fungsi layanan (pencegahan,
pemahaman, pemeliharaan dan
pengembangan, pengentasan, dan
 Layanan Dasar
advokasi)
 Layanan
9 jenis layanan (orientasi, informasi,
Responsif
penguasaan konten, penempatan dan
penyaluran, konseling perorangan,
 Perencanaan
bimbingan kelompok, konseling kelompok,
Individual
mediasi, dan konsultasi)
 Dukungan Sistem
6 kegiatan pendukung (aplikasi
(Naskah Akademik
instrumentasi data, himpunan data,
ABKIN,2007)
konferensi kasus, tampilan kepustakaan,
kunjungan rumah, dan alih tangan kasus)
Dilaksanakan melalui format klasikal,
kelompok dan individual
(Sumber: Dokumen KTSP)
??
Bidang Pelayanan Konseling

Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan
yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan
mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta
kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya
secara realistik.
 Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan
yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif
dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
 Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan
yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar
dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar
secara mandiri.
 Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih
dan mengambil keputusan karir.
Fungsi Pelayanan





Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memahami diri dan lingkungannya.
Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu
mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang
dapat menghambat perkembangan dirinya..
Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mengatasi masalah yang dialaminya.
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk
membantu peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan berbagai
potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh
pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat
perhatian.
Jenis Pelayanan

Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek
yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.

Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan,
magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.

Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan
yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Jenis Pelayanan (lanjutan)

Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam mengentaskan masalah pribadinya.

Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan
belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan
kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.

Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika
kelompok.

Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.
Kegiatan Pendukung

Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang
diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen,
baik tes maupun non-tes.

Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan
dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta
didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.

Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan
dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui
pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.

Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai
bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.

Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan
masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
Format Kegiatan





Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani
peserta didik secara perorangan.
Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik dalam satu kelas.
Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar
kelas atau lapangan.
Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang
melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan
kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
Pelaksanaan Kegiatan




Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah:
Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik
untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan
dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi,
serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam
kelas.
Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per
kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal
Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi
kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan
kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Praktik Konseling oleh Guru
Peran Guru dalam Layanan Konseling
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Membantu memasyarakatkan pelayanan konseling kepada siswa
Membantu konselor mengidentifikasi dan mengumpulkan data
tentang siswa yang memerlukan layanan konseling.
Membantu mengembangkan suasana kelas yang menunjang
pelaksanaan pelayanan konseling.
Menangani dan mengalihtangankan kasus kepada konselor
Menerima siswa/kasus alih tangan dari konselor,
Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan/kegiatan konseling
Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa,
seperti konferensi kasus.
Membantu mengumpulkan informasi dalam rangka penilaian
pelayanan konseling dan upaya tindak lanjutnya.
(Prayitno, 2004)
Penanganan Siswa Bermasalah
Masalah
Siswa
Ringan
Semua Guru/Wali Kelas
Sedang
Guru BK/Konselor
Berat
Alih Tangan Kasus
(Sofyan S. Willis, 1994)

Masalah (kasus) ringan:
membolos, malas, kesulitan belajar pada
bidang tertentu, berkelahi dengan teman
sekolah, bertengkar, minum minuman keras
tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.
Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan
guru dengan berkonsultasi kepada kepala
sekolah (konselor/guru pembimbing) dan
mengadakan kunjungan rumah.

Masalah (kasus) sedang:
gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan
menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitan
belajar karena gangguan di keluarga, minum minuman
keras tahap pertengahan, mencuri kelas sedang,
melakukan gangguan sosial dan asusila.
Kasus sedang dibimbing oleh guru pembimbing
(konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala
sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya.
Dapat pula mengadakan konferensi kasus.

Masalah (kasus) berat:
gangguan emosional berat, kecanduan alkohol
dan narkotika, pelaku kriminalitas, peserta didik
hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian
dengan senjata tajam atau senjata api.
Kasus berat dilakukan referal (alih tangan
kasus) kepada ahli psikologi, psikiater, dokter,
polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih
dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus.
Prosedur Umum Penanganan Siswa Bermasalah
Aplikasi Konsep Konseling dalam PBM
Pengelolaan Kelas
Apa yang seharusnya guru lakukan jika
menemukan:
 siswa yang pasif atau malah ngobrol di kelas?
 kondisi kelas yang selalu ribut?
 siswa yang sering bolos pada mata pelajaran
Anda?
 siswa yang kritis dan cerdas?
 siswa yang berprestasi rendah?
Membiarkan? Memarahi? atau “Mengadakan
Pendekatan Interpersonal” ?
Masalah dalam Pengelolaan Kelas
Masalah Individual:
 Attention Getting Behavior
 Revenge Seeking Behavior
 Helplessness, dsb.
Masalah Kelompok
 Kelas selalu ribut
 “Membombong”, dsb.
Pendekatan Pengelolaan Kelas
Behavior Modification
Penggunaan Hukuman (?) dan Ganjaran
 Socio-Emotional Climate
Penghargaan kepada siswa secara utuh
(Carl Rogers)
 Group Process
Mengembangkan dinamika kelompok, permainan
kelompok, diskusi kelompok, dsb

Download