Penerapan E- Learning Pada Sekolah Indonesia Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi Andy Li 1501170034 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2014 1 Abstrak Globalisasi sekarang ini sangat berpengaruh terhadap perubahan metode anak zaman sekarang , dengan adanya teknologi maka pembelajaran juga berubah dari waktu ke waktu . Metode pembelajaran itu disebut dengan electronic learning ( e-learning ) pembelajaran e-learning dapat dilakukan dimana saja dan dapat memberikan informasi yang cepat dan akurat, tetapi metode pembelajaran ini masi ada beberapa kendala karena jika materi bahan pembelajarannya tidak ada maka pembelajaran akan terganggu. Dengan demikian nilai mutu mahasiswa serta penilaian mahasiswa dan pengajar terhadap penerapan e-learning terhadap nulai mutu mahasiswa itu sangat berkaitan Kata Kunci : E-learning, Varibel Pembelajaran 2 DAFTAR ISI ABSTRAK ......................................................................................................................2 DAFTAR ISI ..................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................4 1.2 Ruang Lingkup .......................................................................................6 1.3 Tujuan dan Manfaat................................................................................6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian e-Learning..............................................................................7 2.2 Manfaat dari penerapan e-learning ..........................................................11 2.3 Permasalahan yang dihadapi dari implementasi e-learning.....................11 2.4 Penerapan e-learning pada aspek sistem ...............................................12 BAB III PEMBAHASAN 3.1 E-Learning di Indonesia.............................................................................13 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ................................................................................................16 4.2 Saran ..........................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................17 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan di indonesia. Dalam pembelajaran terdapat berbagai mecam strategi dan metode yang dapat digunakan sesuai kondisi yang ada. Pada dasarnya proses pembelajaran pada perguruan tinggi itu sangat rentan sekali karena komunikasi mahasiswa dan dosen harus dijaga agar dapat mencapai tujuan bersama, apabila tidak terjadi komunikasi yang secara intens maka pembelajara tatap muka akan terganggu. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peningkatan kualitas pendidikan bermaksud memanfaatkan teknologi komputer untuk meningkatkan kinerja dan sebagai evaluasi bagi pendidik yaitu menerapkan elektronik learning ( e-learning ) model pembelajaran yang berbasis web Saat ini e-Learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-Learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas) maupun industri (Cisco System, IBM, HP, Oracle, dan lainya). E-Learning merupakan suatu jenis sistem pembelajaran yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. E-Learning adalah proses learning (pembelajaran) menggunakan/memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT) sebagai tools yang dapat tersedia kapanpun dan di manapun dibutuhkan, sehingga dapat mengatasi kendala ruang dan waktu. E-Learning memberikan harapan baru sebagai alternatif solusi atas sebagian besar permasalahan pendidikan di Indonesia, dengan fungsi yang dapat disesuikan dengan kebutuhan, baik sebagai suplemen (tambahan), komplemen (pelengkap), ataupun substitusi (pengganti) atas kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selama ini digunakan. Untuk menerapkan e-Learning, minimal ada tiga komponen pembentuk e-Learning, yaitu: 4 1. Infrastruktur e-Learning, yaitu dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila menggunakan layanan synchronous learning melalui teleconference. 2. Sistem dan aplikasi e-Learning, yaitu sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional yang meliputi bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian, sistem ujian dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang bersifat opensource sehingga bisa dimanfaatkan dengan mudah dan murah untuk dikembangkan di sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan lainya. 3. Konten e-Learning, yaitu konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa berbentuk multimedia- based content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau text-based content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Konten e-Learning biasa disimpan dalam LMS sehingga dapat diaksesoleh siswa kapanpun dan di manapun. 5 1.2 Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang yang telah penulis tuliskan, maka penulis memberikan batasan dari ruang lingkup sistem yang ada. Ruang lingkupnya mencakup : 1. Pengertian dari E-Learning 2. Manfaat dari penerapan E-Learning 3. Permasalahan yang dihadapi dari implementasi e-Learning 4. E-learning di Indonesia 5. Penerapan E-learning dalam aspek sistem 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan Tujuan dari penulisan ini yaitu : 1. Agar penulis dan pembaca dapat memperoleh wawasan tentang apa itu elearning dan bagaimana implementasinya dalam dunia teknologi ini Manfaat Manfaat dari penulisan ini yaitu : 1. Agar pembaca dapat mengatahui segala tentang e-learning dan mengapa e-learning sekarang sangat bagus digunakan era sekarang ini 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dari E-Learning E-learning adalah singkatan dari Elektronic Learning, dengan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning adalah dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya : (Koran, 2002) e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. (dong, 2002) e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. (Age & rosenberg, 2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (hartley, Selling E-Learning, 2006)eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. (hartley, selling e-learning, 2001)eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah 7 pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum. E-learning biasanya dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, dengan melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas . (more, 2003)menjelaskan ada beberapa item yang perlu diperhatikan dalam E-learning yaitu: 1. Kualitas conten : akurasi, ide persentasi yang seimbang dan level detail yang bagus 2.belajar Keselarasan : mencapai tujuan yang jelas, aktivitas, tugas dan karakteristik 3. Umpan balik dan adaptasi : konten yang bisa beradaptasi atau memberikan umpan balik yang berbeda dengan input pembelajaran 4.Motivasi : kemampuan untuk memotivasi dan mempunyai tertarik dengan pembelajaran 5.design persentasi : design visual dan informaso auditory dengan pembelajaran dan proses mental yang efisien 6. kemampuan berinteraksi : navigasi yang mudah, user interface yang dapat ditebak, kualitas dalam kemampuan membantu user 7. Aksesbilitas : design contron dan format persentasi untuk mengakomodasi yang cacat dan pelajar 8.Penggunaan kembali : kemampuan untuk mempelajari berbagai teknik dan konten dalam berbagai masalah 9. standar Kepatuhan: Kepatuhan terhadap standar internasional dan spesifikasi 8 Implementasi prinsip-prinsip behaviorisme dalam e-learning sebagai berikut : 1.Materi pelajaran harus dibuat secara terstruktur, dibagi dalam langkah langkah pembelajaran yang kecil secara deduktif yang diberlakukan dengan cara memulai dari, kaidah, kategori, rumus atau difinisi, dan pemberian contoh yang memberi penguatan pemahaman. 2.Memberikan materi tambahan yang sesuai pelajaran. 3.Menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan disampaikan, sehingga siswa tahu manfaat yang diperoleh setelah mempelajari materi tersebut. 4.Desain pelajaran dimulai dari materi yang mudah meningkat ke materi yang rumit. 5.Menyediakan fasilitas chat, forum diskusi atau teleconference yang dapat digunakan guru untuk melihat respon dari siswa 6.Memberi kesempatan siswa untuk menjalankan test setelah selesai melaksanakan kegiatan belajarnya, tanpa menunggu teman lainnya selesai semua. Sehingga siswa dapat mengontrol proses belajarnya. 7.Secepatnya memberikan feedback terhadap hasil latihan, tugas dan quiz yang dikerjakan siswa. 8.Umpan balik dapat menjadi pengutan positif untuk meningkatkan motivasi siswa, umpan balik tersebut dapat berapa pujian ataupun komentar yang bersifat membangun. 9 Menurut hadjerouit dengan jurnal “” (marpanaji & zyainuri, 2000)sistem pembelajaran online yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengembangkan adalah web course, web centric course, dan web en- hanced course. 1.Web Course, ialah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, seluruh bahan belajar, diskusi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui web. Antara siswa dan guru sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi bisa dilakukan setiap saat. 2.Web Centric Course, sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui web, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka. 3.Web Enhanced Course, yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, dengan posisi sebagai penunjang peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas. (Hardjito, 2002: 39-41). Kerangka Pemikiran Dalam Penerapan E-learning Penerapan E-Learning (X) Nilai Mutu Mahasiswa (Y) ‐ Kesiapan fasilitas ‐ Productivity ‐ Kesiapan SDM ‐ Kendala dalam pembelajaran ‐ Fasilitas yang diperlukan untuk ‐ Kendala dalam e-learning pengembangan ‐ Kendala dalam personality e-learning lebih lanjut ‐ Persepsi tentang penggunaan e- ‐ Halangan Institusi (Sukardi dan learning ‐ Tanggapan tentang Widiatmono, 2007) e-learning (Sukardi dan Widiatmono, 2007) Penilaian (Z) - Mahasiswa - Dosen Gambar 1 Kerangka Pemikiran 10 2.2 Manfaat dari penerapan E-Learning Menurut mohamad yadzi dengan jurnal “” (yadzi, 2008) ada beberapa manfaat dalam penerapan e-learning antara lain: 1. Pengurangan biaya 2. Fleksibilitas. Dapat belajar kapan dan dimana saja, selama terhubung dengan internet. 3. Personalisasi. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar mereka. 4. Standarisasi. Dengan e-learning mengatasi adanya perbedaan yang berasal dari guru, seperti : cara mengajarnya, materi dan penguasaan materi yang berbeda, sehingga memberikan standar kualitas yang lebih konsisten. 5. Efektivitas. Suatu studi oleh J.D Fletcher menunjukkan bahwa tingkat retensi dan aplikasi dari pelajaran melalui metode e-learning meningkat sebanyak 25 % dibandingkan pelatihan yang menggunakan cara tradisional 6. Kecepatan. Kecepatan distribusi materi pelajaran akan meningkat, karena pelajaran tersebut dapat dengan cepat disampaikan melalui internet. 7. e-Learning yang dikembangkan lebih interaktif dan dapat diakses dengan mudah oleh guru PAI dan siswa sehingga aktivitas belajar menyenangkan. 8. Akses e-Learning lebih efektif serta efisien tanpa mempertimbangkan ruang dan waktu (platform web based internet/online). 2.3 Permasalahan yang dihadapi dari implementasi e-Learning Kendala atau hambatan dalam penyelenggaraan e-learning, yaitu (Effendi, 2005) : a. Investasi. e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada permulaannya. b. Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar atau mengikuti pembelajaran melalui komputer. c. Teknologi dan infrastruktur. E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan handal, dan teknologi yang tepat. 11 d. Desain materi. Penyampaian materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk yang learner-centric. Saat ini masih sangat sedikit instructional designer yang berpengalaman dalam membuat suatu paket pelajaran e-learning yang memadai. 2.4 Penerapan e-learning dalam aspek sistem Menurut jurnal yuri dengan judul “” (andrika, 2011)penerapa e-learning dari segi aspek sistem meliputi : a. Penerapan e-learning dari segi sistemnya harus dikembangkan lagi untuk kemanfaatannya misalnya untuk absensi mahasiswa sehingga dosen dan orang tua dengan menggunakan elearning dapat memantau kehadiran mahasiswa. b. Penerapan e-learning dari segi fungsinya diharapkan bisa memenuhi kebutuhan semua matakuliah dan kebutuhan pengguna e-learning. c. Penerapan e-learning dalam hal kemudahannya dapat lebih ditingkatkan lagi sehingga penguna tidak merasa kesulitan dalam menggunakannya. d. Didalam penerapan e-learning juga diharapkan adanya menu untuk orang tua yang bisa diakses orang tua dirumah sehingga orang tua bisa memantau nilai akademik anaknya. e. E-learning diharapkan nanti tidak hanya bisa diakses secara lokal saja tetapi juga bisa diakses dimana-mana jadi tidak hanya dilingkungan kampus saja. f. Dari segi tampilannya diharapkan e-learning lebih menarik tetapi tidak menyulitkan para pengguna. g. Dari segi infrastruktur yaitu software. Penerapan e-learning dapat dikembangkan lagi yaitu dari segi panel pimpinan. Panel pimpinan ini berfungsi untuk membantu pihak manajemen dalam memantau kegiatan perkuliahan mulai dari persiapan mengajar dosen, kehadiran mahasiswa, kehadiran dosen dan kelengkapan bahan ajar. h. Dari segi infrastruktur yaitu jaringan. Penerapan e-learning dapat digunakan secara luas artinya e-learning dapat digunakan siapa saja i. Dari segi infrastruktur yaitu hardware. Penerapan e-learning dapat dikembangkan lagi yaitu untuk pengembangan matakuliah tertentu terutama untuk matakuliah yang menggunakan hardware yang cukup rumit. Dari segi regulasi, penerapan e-learning dapat terus dilanjutkan sehingga manfaat dan kegunaannya dapat lebih maksimal. 12 BAB III PEMBAHASAN 3.1 E-Learning di Sekolah indonesia Prospek E-Learning di Indonesia Secara comparative, Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), yang apabila dikelola dengan baik, dan disertai pembenahan peraturan secara terstruktur Indonesia akan menjadi negara besar yang patut diperhitungkan (secara ekonomi) dan memiliki daya saing yang luar biasa. Populasi penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa yang merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat strategis bagi pelaksanaan pembangunan menuju masyarakat adil makmur dan sejahtera. Pendidikan menjadi kunci utama daya saing bangsa, dan kehadiran ICT diharapkan dapat memberikan dukungan besar dalam upaya peningkatan kualitas SDM Indonesia. pemerintah Indonesia masih menghadapi masalah bidang pendidikan, diantaranya (Gani, 2006): 1. Masih banyak anak usia sekolah yang belum dapat menikmati pendidikan dasar 9 tahun, dari jumlah anak usia sekolah 7-12 tahun indeks nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) masih di bawah 80%, yaitu APK SMP 85,22% dan APK SMA 52,2%. 2. Tidak meratanya penyebaran sarana dan prasarana pendidikan/sekolah, kesenjangan terutama terjadi padasekolah di perkotaan dengan sekolah di daerah pedesaan yang terpencil, juga di wilayah barat dan timur Indonesia. 3. Tidak seragam dan masih rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang sekolah, tampak dari tingkat kelulusan dan nilai UAN masih rendah. 4. Masalah kapasitas daya tampung pendidikan tinggi yang kurang dan tingkat partisipasi masih rendah, yaitu 12.8%. Sebagai pembanding, negara Filipina memiliki kapasitas daya tampung 32%, dan Thailand 30%. 5. Masalah kualitas pendidikan, hampir 50% pendidikan tinggi berakreditasi C, yaitu 46,35% program diploma dan 47.97% PTN dan PTS (BAN PT Depdikanas tahun 2006 ). 13 6. Masalah kurangnya jumlah pengajar non formal (PLS), tersedia 113.622 (22%) dari kebutuhan keseluruhan 519.790, sehingga masih diperlukan 406.168 instruktur atau 78% (Data Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) tahun 2006). 7. Jumlah instruktur profesional (bersertifikat pendidik) 727.381 orang (27%) dari seluruh jumlah instruktur sebanyak 2.692.217. 8. Peringkat pendidikan Indonesia rendah, yaitu ranking 112 dari 175 negara, jauh berada di bawah Malaysia dan Bangladesh (Hasil survey Human Development Index (HDI), 2005) 9. Rendahnya tingkat pemanfaatan ICT di sekolah/kampus, tidak semua sekolah mempunyai sarana ICT, dan dari yang sudah memiliki saran ICT, penggunaanya kurang optimal. Masih ada sejumlah masalah lain yang memerlukan eran banyak pihak untuk mengatasinya. Dalam zaman era teknologi sekarang dimana orang-orang dibanjiri dengan media internet maka teknologini ini bisa dimanfaatkan di pendidikan juga , dengan infestasi yang cukup kecil bisa dapat mengembangkan pendidikan di indonesia untuk berbasis teknologi berikut analisa SWOT terhadap e-learning di sekolah indonesia Strength Penerapan e-learning dapat memudahkan proses mengajar di indonesia karena era sekarang serba teknologi dan dapat diaskes kapan saja Weakness Masyarakat di indonesia masih awam dalam menggunakan teknologi misalnya guru / dosen yang sudah berumur, mereka sangat gagap menggunakan teknologi sehingga menghambat proses mengajar dan belajar Opportunity Di indonesia adalah negara maritim dengan kepulauan yang sangat banyak dan memiliki jaringan internet yang hampir tersebar di seluruh indonesia, dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan teknologi sangat membantu 14 Thread Adanya ancaman kena hack karena internet rentang dengan cybercrime dan harus waspadai dengan security yang tepat untuk melakukan proses belajar yang bagus dan aman Pemanfaatan e-Learning di sekolah diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, dengan fokus pengembangan e-Learning untuk (Gani, 2006): 1. Mendukung program Wajib Pendidikan Dasar 9 Tahun yang dicanangkan Pemerintah. 2. Mendukung program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). 3. Memberi solusi masalah pendidikan karena kendala akses informasi dan komunikasi. 4. Pemerataan kesempatan belajar. 5. Peningkatan mutu pendidikan. 6. Peningkatan mutu sumber daya manusia BAB 4 PENUTUP 4.1 Simpulan E-learning adalah suatu sistem / pembelajaran berbasis web yang dapat digunakan sekarang untuk melakukan pembelajaran yang efektif dengan menggunakan konten” yang menarik dan e-learning dapat menjadikan pembelajaran lebih efektif untuk mendukung sistem belajar di indonesia agar indonesia dapat lebih bersaing di dunia international 15 4.2 Saran Agar penerapan pembelajaran e-learning diperluas agar dapat menjangkau daerah” dan penerapan e-learning diperluas dan dibenahi seefisien mungkin untuk pendidikan yang lebih baik untuk indonesia DAFTAR PUSTAKA Bibliography Age, E.-L. S., & rosenberg, m. (2001). E-Learning: Strategies for Delivering Knowledge in the Digital Age. McGraw-Hill Education, 2001. andrika, y. (2011). KAJIAN PENERAPAN ELECTRONIC LEARNING (E-LEARNING) : STUDI KASUS STMIK ATMA LUHUR. 20-24. dong. (2002). dalam kamarga. 16 hartley, d. E. (2001). selling e-learning. american society for training and development. hartley, d. E. (2006). Selling E-Learning. American Society for Training and Development. Koran, j. k. (2002). Aplikasi penerapan dan pembelajaran e-learning pada sekolah malaysia. marpanaji, e., & zyainuri. (2000). PENERAPAN E-LEARNING MOODLE UNTUK PEMBELAJARAN SISWA YANG MELAKSANAKAN PRAKERIN. 21-23. more, m. g. (2003). Handbook of Distance Education. yadzi, m. (2008). E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI. 30-31. 17