Prosedur Operasi Standar untuk kesejahteraan ternak Australia

advertisement
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
Prosedur Operasi Standar
untuk kesejahteraan ternak
Australia selama
transportasi darat jarak
jauh
Manual ini menguraikan dengan singkat cara menggunakan
Prosedur Operasi Standar (POS) untuk menjaga kesejahteraan
hewan selama transportasi darat jarak jauh. Transportasi jarak
jauh di Indonesia diartikan secara umum sebagai perjalanan
yang tidak dapat ditempuh kurang dari 48 jam. Manual
memberikan gambaran umum proses transportasi dan
mencantumkan hasil kesejahteraan hewan yang diharapkan.
Persyaratan standar Organisasi Kelayakan Hewan Dunia (OIE,
Office International des Epizooties) dicakup di bab ini dan di
sepanjang masing-masing POS. Manual ini meliputi satu
pengantar dan empat prosedur operasi standar yang terkait
dengan penanganan ternak Australia selama transportasi jarak
jauh. POS ini dapat digunakan ketika mengangkut ternak untuk
jarak berapa pun, namun juga berisi persyaratan tambahan bagi
fasilitas pemberhentian peristirahatan serta penyediaan
makanan dan air bila waktu tempuh total akan mengakibatkan
hewan tidak bisa memperoleh air selama 48 jam.
1
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
Isi
POS 1: Persiapan untuk transportasi darat
jarak jauh
POS ini membahas perencanaan perjalanan dan persiapan
ternak untuk transportasi jarak jauh. Perencanaan perjalanan
yang baik adalah sebuah faktor utama yang memengaruhi
kesejahteraan hewan. Prosedur membahas proses-proses
berikut:
1. Perencanaan perjalanan dan pemberhentian peristirahatan
2. Penempatan ternak di kelompok yang tepat untuk
transportasi
3. Rancangan, pemeliharaan, dan pemeriksaan truk
3. Persyaratan kepadatan muatan
4. Prosedur darurat
POS 2: Pemeriksaan ternak terhadap
kelayakan untuk transportasi
Karena alasan kesejahteraan dan kebersihan, hewan harus
layak untuk perjalanan. POS ini membahas pemeriksaan
ternak, oleh orang yang kompeten, terhadap kelayakan untuk
transportasi. Prosedur membahas proses-proses berikut:
1. Proses pemeriksaan
2. Penanganan ternak ambruk (downer)
3. Metode penyembelihan yang manusiawi
POS 3: Penanganan hewan selama bongkar
muat
Ternak harus ditangani dengan baik untuk meraih kesejahteraan
hewan dan kualitas daging yang bagus. Penting bagi petugas
pengurus ternak untuk memahami perilaku hewan dan prinsipprinsip dasar penanganan hewan rendah stres. POS ini
membahas bongkar muat ternak. Proses-proses berikut
dicakup di bagian ini:
1. Rancangan dan perawatan fasilitas bongkar muat
2. Menggiring dan memisahkan ternak
3. Penggunaan alat penghalau (talker) ternak
2
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
POS 4: Penanganan hewan selama perjalanan
dan pemberhentian peristirahatan
POS ini membahas prosedur yang terkait dengan proses
transportasi sebenarnya, seperti mempertahankan kondisi
transportasi yang optimal dan menyertakan masa istirahat untuk
perjalanan berwaktu tempuh panjang.
1. Mengelola waktu tempuh dan mempertahankan kondisi
transportasi yang optimal
2. Fasilitas pemberhentian peristirahatan
3. Penyediaan pakan dan air selama masa istirahat
3
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
4
POS 1: PERSIAPAN UNTUK PENGANGKUTAN
DARAT JARAK JAUH
Butir-Butir Pokok
 Perencanaan
perjalanan
dan
pemberhentian
peristirahatan
 Penempatan ternak di kelompok yang tepat untuk
transportasi
 Rancangan, pemeliharaan, dan pemeriksaan truk
 Persyaratan kepadatan muatan
 Prosedur darurat
1.1 Perencanaan
perjalanan
pemberhentian peristirahatan
1)
dan
Periksalah bahwa rencana sudah dibuat untuk perjalanan
yang diusulkan. Rencana ini harus mencakup rencana
pemuatan, waktu tempuh perjalanan, jalur yang
digunakan, dan tempat pemberhentian peristirahatan.
Pemberhentian peristirahatan diperlukan bila perjalanan
mungkin mengakibatkan hewan tidak mendapat air
sampai selama 48 jam.
POIN PENTING
Rencana harus disusun untuk mengatasi keadaan darurat,
misalnya:
 Tindakan yang harus diambil bila cuaca buruk
 Perawatan hewan selama perjalanan
 Tindakan yang harus diambil bila ada kecelakaan lalu lintas
 Menangani penundaan yang tidak terduga
2)
Pastikan bahwa ada komunikasi dengan pengelola
fasilitas pemberhentian peristirahatan, atau petugas
kesejahteraan hewan di fasilitas itu, untuk memastikan
Sebelum perjalanan dimulai,
rencana harus dibuat mengenai
pilihan kendaraan dan kerapatan
muatan.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
bahwa tersedia tempat
mengistirahatkan hewan.
3)
untuk
menurunkan
5
dan
Sediakan data kontak lokasi penggemukan dan, bilamana
tepat, fasilitas pemberhentian peristirahatan, kepada sopir.
POIN PENTING
Memelihara sebuah buku catatan perjalanan akan berfaedah bagi
sopir kendaraan ternak. Buku catatan ini harus digunakan untuk
mencatat kondisi hewan ketika dimuat, waktu keberangkatan,
waktu istirahat, dan waktu kedatangan.
4)
Periksalah bahwa jumlah hewan yang diangkut dan
ketersediaan ruang relatif (kepadatan muatan) telah
ditentukan sebelum pemuatan dimulai.
5)
Selama proses perencanaan perjalanan, pemeriksaan dan
pastikan bahwa semua fasilitas bongkar muat tidak akan
menyebabkan cedera pada hewan.
6)
Singkirkan setiap gangguan dari fasilitas bongkar muat
yang dapat menyebabkan hewan berhenti, enggan maju,
atau berbalik.
7)
Jika fasilitas bisa menyebabkan cedera, hewan harus
dimuat/diturunkan di tempat lain atau kerusakan
diperbaiki sebelum bongkar muat.
POIN PENTING
Periksalah lantai terhadap kerusakan yang dapat menyebabkan
hewan terjatuh.
Kerusakan rel dan panel logam dapat
menyebabkan cedera pada ternak.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
8)
6
Waktu truk datang untuk memuat harus direncanakan
seakurat mungkin, agar perjalanan dimulai sesegera
mungkin.
POIN PENTING
Di cuaca panas, perjalanan harus direncanakan untuk menurunkan
risiko stres panas. Hal ini dapat mencakup pemuatan dan
transportasi ternak di waktu yang lebih sejuk, terus menjalankan
kendaraan, dan menyediakan naungan.
9)
Untuk transportasi jarak jauh, sediakan pakan dan air
hingga ke titik pemuatan.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
7
1.2 Penempatan ternak di kelompok yang
tepat untuk transportasi
1)
Cobalah mempertahankan hewan di kelompok sosialnya
kapan saja mungkin. Campurkan hewan yang bertanduk
dan yang tidak hanya jika saling serasi (misalnya, pernah
diangkut bersama sebelumnya tanpa masalah yang
berarti).
POIN PENTING
Mencampur berbagai kelompok hewan dapat menyebabkan saling
serang dan berakibat pada kualitas daging yang buruk.
2)
Untuk transportasi jarak jauh, misalnya, perjalanan lebih
dari 30 jam, hanya hewan yang paling layak di
kelompoknya yang boleh dipilih.
3)
Pemilihan juga harus memperhitungkan hewan yang
paling cocok untuk kondisi iklim yang mungkin akan
dialami selama perjalanan.
4)
Pastikan bahwa hewan yang telah dipilih untuk
transportasi adalah layak untuk perjalanan. Bacalah
dokumen MLA – Layakkah untuk diangkut?
5)
Pastikan bahwa prosedur dan dokumentasi yang benar
tersedia untuk menjaga keterlacakan kelompok sepanjang
proses transportasi, yang mencakup waktu pemberhentian
peristirahatan. Harus ada catatan mengenai waktu
terakhir ternak mendapat air.
6)
Begitu ternak yang akan diangkut telah dipilih, harus ada
pemeriksaan akhir terhadap kelayakan untuk perjalanan.
Hal ini harus dilakukan sesuai dengan petunjuk di POS 2.
Hewan bertanduk dan tidak
bertanduk boleh diangkut di dalam
kelompok yang sama hanya jika
pernah berhasil diangkut bersama.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
8
POIN PENTING
Sebuah masa istirahat pra-transportasi disarankan demi sebaikbaik kesejahteraan ternak, untuk memungkinkan hewan
memperoleh air sebelum transportasi jarak jauh (pastikan bahwa
masa maksimum puasa minum tidak terlampaui). Masa istirahat
minimum yang dapat diterima adalah sekitar empat jam akses ke
air dengan ruang berbaring dan beristirahat. Pakan mungkin juga
disediakan selama masa ini jika dianggap perlu.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
1.3 Rancangan,
pemeliharaan,
pemeriksaan truk
9
dan
1)
Pastikan bahwa truk yang digunakan cocok untuk ternak
dan dirancang untuk meminimalkan peluang hewan kabur.
2)
Periksa truk ternak terhadap setiap tanda kerusakan dan
aus yang dapat melukai hewan dan laporkan kerusakan
yang mencolok kepada sopir truk atau pengawas.
3)
Berikan petunjuk bahwa setiap perbaikan terhadap truk
yang rusak harus selesai sebelum truk digunakan kembali
untuk mengangkut ternak.
POIN PENTING
Truk harus juga diperiksa terhadap kelaikan mekanis sebelum
mengangkut ternak.
Truk yang kurang terawat dapat
menyebabkan kerusakan dan penundaan. Hanya truk yang paling
terawat yang boleh digunakan untuk transportasi ternak jarak jauh.
Buku catatan perawatan atau catatan servis harus disimpan untuk
kendaraan ini.
4)
Periksalah bahwa kendaraan dan bak truk ternak dalam
keadaan bersih sebelum ternak dimuat. Hal ini akan
meminimalkan
kemungkinan
penyebaran
penyakit
menular selama transportasi.
5)
Periksalah bahwa rel samping dirancang dan dirawat
untuk mencegah hewan dari menyusupkan kepala dan
kaki ke sela-selanya.
6)
Periksalah bahwa lantai truk kesat atau anti-selip (walau
saat basah) dan untuk transportasi jarak jauh, tersedia
Daftar pemeriksaan truk harus
mencakup pemeriksaan terhadap
kerusakan, antara lain ban yang
gundul dan terkikis.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
10
bahan alas tidur yang cocok untuk membantu menyerap
kotoran dan air kencing.
7)
Pastikan bahwa lapisan sisi dalam kendaraan pengangkut
mulus dan terawat baik, guna mengurangi risiko dari
bagian penonjolan dan terjadinya memar.
8)
Periksalah bahwa semua pintu palka serta kait bak truk
ternak dan gerbang tidak menonjol ke jalur lintas hewan
karena hal ini dapat menyebabkan cedera.
9)
Periksalah bahwa ketika kendaraan berjalan, asap
buangannya tidak mencemari bak truk ternak secara
mencolok.
POIN PENTING
Kerusakan pada truk dapat mencakup:





Lubang di lantai
Tonjolan logam yang tajam
Kerusakan sekat/tangga atau pintu bak.
Ban gundul/terkikis
Bak truk ternak rapuh/tidak stabil
Membuat daftar pemeriksaan yang dapat dipakai untuk melakukan
pemeriksaan truk akan bermanfaat dalam hal ini.
Hematoma panggul dapat
disebabkan oleh kait yang menonjol
di jalur ternak.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
11
1.4 Persyaratan kepadatan muatan
PEDOMAN OIE
Bila berdiri, hewan harus memiliki ruang yang cukup untuk
mencapai posisi seimbang dengan selayaknya. Bila berbaring,
semua hewan harus bisa mengambil sikap berbaring yang normal,
tanpa saling bertumpuk.
1)
2)
Tentukan jumlah ternak yang harus diangkut kendaraan
sebelum memuatnya. Hal ini harus menjadi bagian dari
rencana perjalanan (Bagian 1.1).
Kurung ternak dengan cukup padat sehingga dapat saling
memberikan topangan fisik selama transportasi.
POIN PENTING
Kerapatan muatan untuk ternak harus sedemikian sehingga ternak
mempunyai ruang untuk berbaring (persyaratan OIE). Tetapi,
ternak akan sering berdiri di sebagian besar perjalanan, khususnya
jika kondisi jalan buruk atau banyak pengereman tajam dilakukan.
3)
Periksalah bahwa bobot hidup ternak yang dimuat tidak
berselisih lebih dari 50 kg terhadap bobot rata-rata di
kandang.
4)
Pertimbangkan penggunaan sekat untuk membagi
kelompok ternak guna meminimalkan risiko cedera akibat
gerakan maju dan mundur.
5)
Jika digunakan, sekat harus tertutup selama transportasi
untuk memastikan kepadatan ternak tersebar merata. Bila
tidak digunakan, sekat harus disimpan untuk mencegah
kemungkinan cedera pada ternak.
Kerapatan muatan harus membuat
hewan bisa saling menopang selama
perjalanan.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
12
POIN PENTING
Kepadatan ternak yang lebih tinggi daripada yang terlihat di lokasi
penggemukan mungkin dibutuhkan untuk mencegah cedera
selama transportasi darat.
6)
Jika truk bertingkat atau beratap digunakan, pastikan
bahwa hewan bisa mengambil posisi berdiri yang alami
tanpa kepalanya menyentuh lantai atas atau atap.
POIN PENTING
Persyaratan kepadatan muatan harus memperhitungkan:








Spesies dan kelas ternak
Ukuran dan kondisi tubuh (yang mencakup ketebalan bulu)
Adanya tanduk
Kemungkinan kondisi iklim selama perjalanan
Sifat dan lama perjalanan
Kondisi jalan
Desain dan kondisi bak truk ternak
Penyediaan bahan alas tidur
1.5 Prosedur darurat
1)
Periksalah bahwa petugas yang bersangkutan memahami
prosedur keadaan darurat. Prosedur ini harus mencakup
tindakan untuk:
a. Kendaraan mogok dan penundaan tidak terduga
b. Hewan kabur
c. Penyembelihan yang manusiawi
2)
Petunjuk kerja yang tepat harus diikuti sehubungan
dengan hal-hal di atas.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
3)
Jika terjadi penundaan yang tidak terduga, misalnya
kendaraan mogok, sopir harus berupaya menghubungi
lokasi penggemukan atau fasilitas pemberhentian
peristirahatan (bilamana tepat). Jika mungkin, air harus
disediakan untuk ternak apabila waktu total di kendaraan
bisa melampaui 48 jam sebelum ternak dapat diturunkan
dan diistirahatkan.
4)
Jika dibutuhkan penyembelihan yang manusiawi, ikuti
petunjuk terinci di Bagian 2.3.
13
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
14
POS 2: PEMERIKSAANTERNAK TERHADAP
KEBUGARAN UNTUK PENGANGKUTAN
Tujuan Utama




Proses pemeriksaan
Kriteria untuk pemeriksaan
Penanganan ternak ambruk (downer)
Penyembelihan darurat
2.1 Proses pemeriksaan
POIN PENTING
Bahwa hewan layak untuk perjalanan yang dimaksudkan dan
harus tetap cukup layak sepanjang perjalanan adalah dua hal yang
penting diperhatikan. Petugas yang menilai kelayakan harus
terbiasa dengan ternak dan mampu menilai tanda-tanda kelayakan
yang baik.
PEDOMAN OIE
Hewan yang tidak layak untuk perjalanan mencakup, namun
mungkin tidak terbatas kepada, yang:








sakit, terluka, lemah, lumpuh, atau kelelahan
tidak bisa berdiri tanpa dibantu atau tidak bisa menopang
badan dengan semua kakinya
buta di kedua matanya
tidak bisa bergerak tanpa memperparah penderitaannya
baru lahir dengan pusar belum sembuh
bunting di 10% terakhir masa mengandung di waktu
pemuatan yang direncanakan
betina yang diangkut tanpa anak yang baru beranak 48 jam
sebelumnya
dengan kondisi tubuh yang akan memperburuk
kesejahteraannya akibat kondisi iklim
Periksa seluruh kelompok sebelum
pemilihan untuk diangkut.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
1)
Bekerjalah sebagai tim untuk menggiring dan memisahkan
ternak bagi keperluan pemeriksaan, dengan memastikan
bahwa setiap orang paham akan tanggung jawabnya.
2)
Ikutilah pedoman penanganan hewan yang digariskan di
POS 3.
15
PEDOMAN OIE
Prosedur yang menyakitkan tidak boleh digunakan untuk
menggiring hewan. Hal ini mencakup: memecut, memuntir ekor,
menggunakan kekang hidung, tekanan pada mata, telinga atau
alat kelamin luar, atau menggunakan angkus atau bantuan lainnya
yang menyebabkan nyeri dan kesakitan (antara lain pentungan
besar, pentungan berujung tajam, batang pipa logam, kawat pagar,
atau sabuk kulit yang berat).
3)
Ketika hewan sedang ditangani selama pemeriksaan
ternak, penting untuk tidak mengejar hewan yang
sendirian,
atau
membuat
hewan
terkucil
dari
kelompoknya.
Selalu giring dua hewan terakhir di
kandang bersama-sama. Hindari meninggalkan seekor
hewan di dalam kandang.
4)
Periksa hewan bersama-sama sebagai kelompok.
Perhatikan setiap hewan yang berperangai berbeda
dengan mayoritas.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
16
POIN PENTING
 Adakah hewan yang berperangai berbeda dengan yang
lainnya?
 Adakah ada tanda-tanda sakit dan/atau cedera yang mencolok?
 Apakah ternak memamah biak?
 Apakah ternak bersih atau adakah tumpukan kotoran pada
bulunya?
 Apakah ternak berdiri atau berbaring?
 Apakah hewan batuk-batuk?
 Adakah tanda-tanda stres panas?
5) Periksalah setiap sapi. Perhatikan kaki hewan dan amati
cara berjalannya.
Catat dan laporkan setiap tanda
kepincangan.
POIN PENTING
 Saat memeriksa kaki hewan, perhatikan tanda-tanda
pembengkakan yang kasatmata
 Adakah cedera apa pun yang terlihat?
 Amati seluruh punggung ternak untuk mencari tanda-tanda
bahu atau panggul terbungkuk
 Amati kaki hewan untuk mendeteksi hewan yang berdiri
dengan kaki setengah meregang
 Periksa cara jalan ternak. Pincangkah jalannya? Bisakah ia
menahan badannya dengan empat kaki?
6)
Periksa mata hewan. Pisahkan setiap hewan yang buta
kedua matanya. Hewan ini tidak boleh dimuat untuk
diangkut.
Hewan yang buta kedua matanya
tidak boleh dimuat untuk diangkut.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
17
POIN PENTING

Perhatikan radang selaput mata sebagaimana yang ditandai
oleh mata berair/keruh dan/atau noda pada pipi.
 Catat dan laporkan setiap radang selaput mata.
7)
Jangan angkut ternak yang bunting untuk disembelih.
8)
Bila ternak dipindahkan ke penyembelihan, pilih hanya
hewan yang dianggap cocok. Hewan-hewan ini harus
dipilih sebelum dimuat untuk meminimalkan waktu tempuh
yang dihabiskan ternak di dalam truk.
9)
Jika ada keraguan terhadap kelayakan untuk perjalanan,
bicaralah dengan petugas kesejahteraan hewan atau
dokter bedah hewan.
10)
Jangan angkut hewan yang tidak dianggap layak untuk
perjalanan kecuali atas nasihat khusus dari dokter hewan.
POIN PENTING
Hewan yang tidak layak tidak boleh diangkut, antara lain hewan
yang tidak mampu berdiri di keempat kaki dan yang buta kedua
matanya.
2.2 Penanganan ternak ambruk (downer)
1)
Ternak ambruk (downer, hewan yang tidak bisa berjalan
atau berdiri) memiliki kebutuhan khusus sehubungan
dengan penanganan dan pengangkutannya.
2)
Amati saksama hewan saat bongkar muat untuk
memeriksa terhadap cedera. Hewan yang terluka tidak
boleh diangkut; jika kelayakan untuk perjalanan
meragukan, bicaralah dengan dokter hewan.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
3)
Jika hewan terluka selama transportasi dan tidak dapat
diturunkan tanpa memperparah nyeri dan stresnya,
turunkan lebih dulu ternak yang layak, dengan setenang
mungkin.
4)
Hewan yang terluka sangat parah harus disembelih
segera. Hal ini harus dilakukan di atas truk jika bisa
dituntaskan dengan selamat.
POIN PENTING
Hewan besar yang ambruk sukar digiring tanpa menambah
cederanya. Karena itu, hewan ini lebih baik disembelih di tempat
rebahnya.
Cedera dan kondisi yang mengharuskan hewan disembelih
segera mencakup:





patah tulang kaki, panggul, atau rusuk
kekurusan (emasiasi) dan kehilangan tenaga (debilitasi)
kelumpuhan akibat cedera traumatis atau penyakit yang
mengakibatkan kelayuhan
kebutaan
perdarahan berat atau cedera parah.
5)
Sembelih ternak yang ambruk dengan cara
menyembelihnya dengan pisau yang tajam atau alat
pemingsanan (cash knocker) . Ikuti petunjuk di Bagian 2.3
dan petunjuk kerja yang tepat. Bantuan harus diminta dari
dokter hewan atau orang yang kompeten bilamana perlu.
6)
Hewan yang hidup tidak boleh diangkat pada tanduk, kaki
atau ekornya, dan tidak boleh diseret. Jangan pernah ikat
18
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
19
hewan yang terluka ke suatu titik tetap, lalu bawa dengan
truk.
7)
Jika memindahkan hewan sakit atau terluka tidak akan
memperparah nyeri atau stresnya, pindahkan hewan ke
kandang terpisah sesegera mungkin untuk disembelih
atau dirawat.
PEDOMAN OIE
Hewan yang ambruk (yang tidak dapat berdiri atau berjalan tanpa
dibantu) tidak pernah boleh diseret.
2.3 Metode penyembelihan yang manusiawi
1)
Nilailah apakah hewan berpeluang tinggi untuk pulih jika
diberikan perawatan yang tepat (Anda mungkin
membutuhkan nasihat seorang dokter hewan atau
petugas kesejahteraan hewan untuk mengambil putusan
ini). Sopir harus kompeten dan diberi wewenang untuk
membuat keputusan ini selama perjalanan.
2)
Putuskan apakah hewan akan mengalami stres yang
parah jika perjalanan dilanjutkan. Penyembelihan yang
manusiawi diwajibkan jika melanjutkan perjalanan akan
membuat hewan semakin stres.
POIN PENTING
Lakukan penyembelihan darurat di atas truk hanya jika proses ini
tidak menyebabkan stres berat pada ternak lain di truk atau
mendatangkan bahaya bagi diri sopir.
Jika hewan ambruk di atas truk,
penyembelihan harus dilakukan
sebelum hewan dipindahkan.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
3)
Bila hewan telah ditandai untuk penyembelihan yang
manusiawi, putuskan metode yang tepat dalam situasi itu.
Metode utama haruslah pemingsanan yang manusiawi
dengan alat pemingsanan (cash knocker) (diikuti dengan
memotong tenggorokan); akan tetapi, alat ini tidak selalu
tersedia. Jika demikian, memotong tenggorokan dengan
pisau yang tajam dapat diterima.
4)
Pilih metode pengendalian yang sesuai dengan metode
penyembelihan yang digunakan, petugas yang tersedia,
dan lokasi.
Keselamatan petugas harus selalu
diutamakan.
5)
Jika hewan ambruk di atas truk, penyembelihan harus
dilakukan sebelum hewan dipindahkan.
6)
Untuk melakukan prosedur penyembelihan, ikuti petunjuk
kerja yang tepat.
POIN PENTING
Tanda-tanda bahwa metode itu efektif antara lain:
 Tidak ada napas yang berirama
 Tidak ada refleks kedipan
 Tidak ada putaran bola mata
 Raut pandangan mata melompong
 Tidak ada lenguhan
POS 3: PENANGANAN HEWAN SELAMA
BONGKAR MUAT
Tujuan Utama
 Menggunakan perilaku alami ternak untuk menggiringnya
 Penanganan hewan yang rendah stres
20
Bilamana mungkin, pistol atau
tongkat pemingsan hewan harus
digunakan untuk memingsankan
hewan secara manusiawi sebelum
memotong tenggorokannya.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
21
 Penggunaan secara tepat alat penghalau ternak untuk
menggiringnya
 Memeriksa dan meningkatkan fasilitas penanganan
 Bongkar muat dengan stres minimum
3.1 Rancangan
bongkar muat
1)
dan
perawatan
fasilitas
Sebelum memuat dan/atau membongkar ternak,
pemeriksaan fasilitasnya untuk memastikan bahwa
fasilitas tidak akan menyebabkan cedera pada hewan.
POIN PENTING
Periksalah lantai terhadap kerusakan yang dapat menyebabkan
hewan terjatuh.
Kerusakan rel dan panel logam dapat
menyebabkan cedera pada ternak.
2)
Jika fasilitas bisa menyebabkan cedera, hewan harus
dimuat/diturunkan di tempat lain atau kerusakan
diperbaiki.
3)
Periksalah bahwa pencahayaan di semua area
penanganan teduh dan merata. Tanjakan muat atau truk
yang cukup terang akan mendorong hewan bergerak
maju.
4)
Periksalah bahwa kemiringan tangga tidak melampaui
kira-kira 30 derajat.
5)
Pastikan bahwa jalur ternak (raceway) dan tangga adalah
kesat (anti-selip). Jika permukaan tidak kesat, petugas
penggiring harus memperhitungkan hal ini dan hewan
harus digiring perlahan guna mengurangi risiko terpeleset.
Tangga pemuatan harus cukup
terang untuk memudahkan
penanganan dan pemeriksaan
hewan.
Periksalah fasilitas bongkar muat
terhadap tanda-tanda kerusakan
seperti tepian logam yang tajam,
serta lubang dan celah di antara
panel-panel.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
22
POIN PENTING
Selama siang hari, mungkin ada kenaikan tingkat kontras antara
pekarangan terbuka di satu sisi dan naungan kandang serta jalur
ternak di sisi lain, yang dapat memengaruhi gerakan hewan.
Ternak cenderung bergerak lebih nyaman dari area gelap ke
terang dan cenderung ragu-ragu untuk bergerak dari area terang
ke gelap.
POIN PENTING
Faktor lingkungan yang berpengaruh pada gerakan ternak:









Pantulan pada genangan air/logam
Tali yang longgar dan rantai
Dencing logam
Bising yang nyaring, misalnya dari pompa angin
Udara yang bertiup ke muka hewan
Pakaian yang tergantung di jalur ternak
Orang yang bergerak masuk ke lintasan hewan
Perubahan pada lantai dan teksturnya
Mencoba menggiring hewan dari terang ke gelap
6)
Pastikan bahwa setiap air yang tergenang dan area yang
tidak mengalir dengan baik dibersihkan sebelum hewan
digiring melalui sistem.
7)
Jika jalur ternaknya panjang, pastikan bahwa jumlah
hewan yang ditempatkan dalam penggiringan itu tidak
terlalu besar.
8)
Pencahayaan harus disediakan untuk bongkar muat di
malam hari. Pastikan bahwa ada cukup cahaya untuk
mendorong hewan bergerak naik atau turun truk, namun
Fasilitas penanganan hewan harus
menyediakan area bertutup untuk
ternak selama pemeriksaan dan
pemindahan ke truk.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
pastikan bahwa cahaya itu tidak mengarah ke mata ternak
(misalnya, lampu sorot atau sinar matahari).
9)
Singkirkan semua benda yang menggantung pada atau di
atas jalur ternak sebelum hewan digiring melalui sistem.
Benda-benda ini dapat menyebabkan reaksi mogok atau
kabur.
POIN PENTING
Singkirkan benda-benda seperti pakaian, selang, sampah, ember,
dan tali. Jalur ternak harus bersih sama sekali guna
memungkinkan hewan melewatinya tanpa ragu.
23
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
24
3.2 Menggiring dan memisahkan ternak
1)
Bekerjalah sebagai tim untuk menggiring dan memisahkan
ternak serta pastikan bahwa setiap orang paham akan
tanggung jawabnya.
2)
Anda harus memiliki pemahaman akan perilaku hewan
dan mampu menggunakan pengetahuan ini untuk
menggiring ternak dengan tenang dan efektif.
POIN PENTING
Perilaku hewan harus digunakan
untuk menggiring ternak.
Pentungan, angkus, dan metode
lain yang menyakiti hewan tidak
boleh digunakan.
Pemahaman akan perilaku hewan adalah penting saat
menanganinya. Karakteristik perilaku utama yang penting untuk
memastikan gerakan ternak adalah:
 Pandangan dan reaksi terhadap gerakan
 Reaksi terhadap kebisingan
 Zona kabur (flight zone) dan reaksi takut
 Ukuran dan kekuatan
3)
Dengan gerakan dan posisi untuk menggiring ternak,
selalulah bekerja di samping hewan, sehingga Anda tidak
berdiri langsung di belakangnya di titik butanya (blind
spot).
4)
Saat menggiring hewan dari kandang ke gerbang atau
jalur ternak, lakukan dengan mengelilingi tepi zona kabur
sehingga hewan bergerak menjauh namun tidak lari.
5)
Terapkan tekanan kepada kawanan dengan bergerak
melintas belakang kelompok dengan gaya pola silang (kiri
ke kanan).
6)
Untuk membuat hewan berhenti, keluarlah dari zona
kabur.
7)
Jangan coba membuat hewan bergerak (dengan
menggiringnya masuk ke zona kabur) jika tidak ada lagi
ruang bergerak baginya.
Petugas penggiring hewan harus
memahami konsep zona kabur.
Kehadiran petugas penggiring di
puncak tangga dapat menghalangi
gerakan hewan.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
8)
Selalu sadari sekeliling Anda dan ingatlah untuk menutup
gerbang di belakang Anda.
9)
Hindari membuat hewan terlalu heboh.
Semua
penanganan harus dilakukan dengan santai dan tenang.
10)
Jangan pernah pukul atau berikan tekanan pada hewan
yang sudah bergerak ke arah yang benar.
11)
Gunakan tongkat giring listrik hanya pada hewan yang
bandel, bila metode pasif tidak berhasil atau petugas
penggiring menghadapi situasi yang berbahaya.
12)
Jangan pernah giring ternak dengan menarik atau
membawa salah satu anggota tubuh, tanduk, telinga, atau
bulunya.
13)
Meminimalkan stres adalah penting dengan cara
membatasi interaksi manusia dengan ternak. Orang yang
tidak berkepentingan harus dijauhkan dari jalur.
14)
Jangan berdiri di depan hewan atau di bidang pandangan
langsungnya karena dapat menghentikan hewan dari
bergerak ke truk. Alih-alih, berdirilah di satu sisi, karena
ini akan mendorong hewan bergerak.
15)
Jangan kejar hewan yang sendirian, atau kucilkan hewan
dari kelompoknya. Selalu giring dua hewan terakhir di
kandang bersama-sama. Hindari meninggalkan seekor
hewan di dalam kandang.
16)
Minimalkan gerakan tiba-tiba dan terlalu bising. Jangan
bersiul dengan nyaring, berteriak, atau banting gerbang.
17)
Petugas penggiring harus mengetahui jalur pelarian
darurat.
18)
Pastikan bahwa Anda mengetahui kewajiban Anda
sehubungan dengan standar OIE. Bilamana pekerja
ditemukan salah menangani ternak, Anda bertanggung
jawab memberi tahu pengawas atau memerintahkan
pekerja itu tentang prosedur yang benar.
25
Berdiri di depan hewan di dalam
bidang pandangnya dapat
menyebabkan hewan mogok, lalu
berbelok di jalur.
Gunakan tongkat giring listrik di
pinggul hewan hanya sebagai
senjata terakhir, bila semua bujukan
pasif lainnya tidak berhasil.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
26
PEDOMAN OIE
Prosedur yang menyakitkan tidak boleh digunakan untuk
menggiring hewan. Hal ini mencakup: memecut, memuntir ekor,
menggunakan kekang hidung, tekanan pada mata, telinga atau
alat kelamin luar, atau menggunakan angkus atau bantuan lainnya
yang menyebabkan nyeri dan kesakitan (antara lain pentungan
besar, pentungan berujung tajam, batang pipa logam, kawat pagar,
atau sabuk kulit yang berat).
3.3 Penggunaan alat penghalau (talker) ternak
1)
Gunakan alat penghalau ternak pada hewan hanya bila
hewan menolak melangkah maju (padahal ada ruang
bergerak baginya).
POIN PENTING
Posisi petugas penggiring adalah alat paling efektif dan paling
tidak membuat stres untuk menggiring ternak. Bila digunakan
dengan pemahaman yang baik akan zona kabur hewan, stres dan
kebisingan dapat ditekan. Gerakan tubuh, misalnya melambaikan
tangan, akan membuat petugas penggiring tampak lebih besar
bagi hewan.
2)
Sentuhlah hewan secara lembut hanya pada pinggulnya
dengan alat penghalau ternak.
3)
Jangan pernah gunakan alat penghalau ternak langsung
pada wajah hewan dalam upaya membuatnya berhenti
atau berbelok.
4)
Jangan gunakan alat penghalau ternak untuk mendorong
ternak terlalu cepat. Terlalu banyak tekanan bergerak
Alat penghalau ternak dapat
digunakan sebagai alat yang
efektif untuk menggiring
ternak.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
27
pada kelompok dapat menyebabkan sebagian anggotanya
panik dan mencari jalur pelarian.
5)
Petugas pengurus ternak tidak boleh membawa atau
menggunakan secara rutin tongkat giring listrik pada
ternak. Alat ini hanya boleh digunakan sebagai senjata
terakhir, bila metode pasif lainnya tidak berhasil, atau
dalam keadaan darurat untuk melindungi keselamatan
petugas.
POIN PENTING
Alat penghalau ternak dapat digunakan untuk menggiring ternak.
Alat ini tidak boleh digunakan untuk memukul atau menyodok
ternak, namun sebagai perpanjangan tangan (untuk membuat
petugas pengurus ternak tampak lebih besar). Kebisingan yang
dihasilkan oleh setrip plastik pada alat penghalau ternak dapat
membuat hewan melangkah maju.
6)
Alat penghalau ternak dan alat bantu lainnya tidak boleh
digunakan berulang-ulang jika hewan tidak menanggapi
atau bergerak. Alih-alih, selidiki apakah ada sesuatu yang
mencegah hewan dari bergerak.
3.4 Bongkar muat
1)
Semua ternak harus menjalani bongkar muat oleh petugas
pengurus ternak, petugas bongkar muat, atau sopir truk
ternak yang berpengalaman.
2)
Bongkar muat tidak boleh dimulai hingga platform/gerbang
bongkar muat sudah aman.
Cek bahwa sudut tangga
bongkar tidak melampaui 30
derajat. Singkirkan semua
penghalang dan pengalih
perhatian.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
3)
Petugas pengurus ternak harus siap melakukan bongkar
muat ternak segera setelah truk ditempatkan dengan
benar.
4)
Semua bongkar muat harus dilakukan dengan mengikuti
informasi tentang penanganan hewan yang dirinci di
Bagian 3.2 dan 3.3.
28
POIN PENTING
Cedera dan stres paling mungkin terjadi selama bongkar muat.
5)
Tongkat giring listrik hanya boleh digunakan pada hewan
yang bandel, bila metode pasif tidak berhasil atau petugas
penggiring menghadapi situasi yang berbahaya.
6)
Hewan tidak boleh ditahan di jalur ternak berlama-lama
sebelum dimuat ke truk.
7)
Truk harus dimundurkan secara perlahan dan terkendali
sampai tangga bongkar.
8)
Sebelum bongkar muat, pastikan bahwa truk merapat ke
bibir tangga sehingga tidak ada celah. Truk harus
ditempatkan dengan benar sebelum pintu baknya
diturunkan dan pintu bak itu harus ditutup kembali
sebelum truk mulai bergerak menjauhi tangga.
POIN PENTING
Bahan alas tidur kering yang ditempatkan di permukaan, misalnya
gabah atau serbuk gergaji, akan membantu hewan mencengkeram
lantai selama diturunkan, khususnya bila tangga basah. Ram
kawat atau ‘beton berpola’ dapat memberi hewan cengkeraman
yang baik.
Bahan alas tidur juga dapat berguna selama
transportasi di truk dengan lantai logam yang licin atau panas.
Hewan dapat merundukkan kepalanya untuk mengendus tangga
dan berjalan ke truk.
Biarkan hewan bergerak dengan
kemauannya sendiri.
Bayangan yang melintang di jalur
giring dapat membuat hewan
mogok dan berbalik.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
9)
Amati ternak selama dimuat dan periksa bahwa semua
hewan layak untuk diangkut (POS 2). Ternak yang sakit
dan terluka tidak boleh dimuat. Selama pembongkaran,
amati setiap hewan selagi berjalan lewat terhadap tandatanda kepincangan dan cedera.
10)
Setelah pemuatan selesai, lakukan pemeriksaan terakhir
bahwa hewan yang diangkut truk memiliki cukup ruang
untuk berdiri dengan nyaman. Perjalanan harus dimulai
tanpa menunda-nunda untuk mencegah hewan tertahan di
truk yang diam.
29
POIN PENTING
Jika mungkin, penerangan harus memberikan cahaya yang merata
di tangga, jalur ternak, pekarangan, dan kandang. Cahaya tidak
boleh menyebabkan tempat-tempat terang atau berbayang, yang
bisa membuat ternak ragu bergerak.
POIN PENTING
Saat menyiapkan fasilitas dan peralatan untuk membongkar
hewan, pertimbangkan kemungkinan bahwa hewan kelelahan.
11)
Biarkan hewan bergerak keluar masuk truk dengan
kecepatannya sendiri, khususnya jika lantai truk tidak
dibuat dari bahan kesat (anti-selip).
Hewan harus dibiarkan turun dengan
kecepatannya sendiri, tanpa tekanan
dari petugas pengurus ternak.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
POS 4: PENANGANAN HEWAN SELAMA
PENGANGKUTAN DAN HENTI ISTIRAHAT
Tujuan Utama
 Mengelola
waktu
tempuh
perjalanan
dan
mempertahankan kondisi transportasi yang optimal
 Pemeriksaan selama transportasi
 Fasilitas dan pengelolaan pemberhentian peristirahatan
selama masa istirahat
 Penyediaan pakan dan air
 Mengelola hewan selama kondisi stres panas
4.1 Mengelola waktu tempuh perjalanan dan
mempertahankan kondisi transportasi yang
optimal
1)
Untuk meraih hasil transportasi yang optimal, periksa
peralatan dan pilih hewan sesuai dengan POS 1-3
sebelum transportasi.
POIN PENTING
Cuaca dapat menjadi pertimbangan penting sewaktu mengelola
kondisi transportasi. Cuaca ekstrem dapat menurunkan
kesejahteraan hewan dengan menyebabkan stres panas atau
dingin. Suhu rendah dengan angin dan hujan bisa membuat
hewan kedinginan, sementara gelombang panas bisa
menyebabkan stres panas yang hebat. Dampak cuaca ekstrem
dapat berat pada hewan yang baru tiba dari Australia.
2)
Lakukanlah pemeriksaan terakhir atas muatan tepat
sebelum keberangkatan.
30
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
31
POIN PENTING
Sopir harus memastikan bahwa teknik berkendaranya mulus dan
terkendali, dengan menghindari pengereman dan pembelokan
mendadak.
3)
Lakukan pemeriksaan pada hewan segera setelah
memulai perjalanan, dan juga setiap kali sopir berhenti
untuk istirahat atau mengisi bahan bakar.
4)
Periksalah bahwa hewan ditempatkan dengan benar dan
kondisi fisiknya memuaskan.
5)
Jika ada hewan yang ditemukan mati selama
pemeriksaan, hewan itu harus ditangani sesuai dengan
rencana pra-transportasi.
6)
Hewan yang sakit atau terluka harus ditangani sesuai
dengan kondisinya. Barangkali hewan ini perlu dipisahkan
selama sisa perjalanan atau disembelih secara manusiawi
sebelum perjalanan dilanjutkan.
7)
Bila penyembelihan yang manusiawi diperlukan, sopir
harus mengikuti petunjuk terinci di dalam POS 2.
POIN PENTING
Mungkin naungan kain perlu diberikan untuk hewan di lantai atas
truk guna melindunginya dari sinar matahari langsung. Bahan alas
tidur dapat digunakan untuk menutupi permukaan logam yang
panas dari lantai truk. Suasana di dalam truk ditentukan oleh
gerakan truk, karena itu pemberhentian perjalanan (saat truk diam,
namun hewan tetap di kendaraan) harus diminimalkan dan
kendaraan harus diparkir di bawah naungan kapan saja mungkin.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
4.2
1)
32
Fasilitas pemberhentian peristirahatan
Pastikan bahwa jumlah kandang cukup untuk menampung
semua ternak. Ternak harus diturunkan selama masa
istirahat (pemberhentian peristirahatan ternak).
Perhatikan: Pemberhentian peristirahatan ternak berbeda
dengan pemberhentian peristirahatan sopir (ketika ternak
tidak diturunkan).
POIN PENTING
Waktu tempuh yang melebihi 30 jam misalnya, dapat mulai
berakibat pada tingkat stres dan kematian yang tinggi akibat
cedera dan penyakit. Karena itu, sebaiknya sisihkan waktu untuk
pemberhentian peristirahatan, saat ternak diturunkan, diberi
makan, dan diairi. Pada kejadian yang jarang ketika waktu
transportasi total mungkin melampaui 60 jam, misalnya dari
Lampung ke Aceh, pemberhentian peristirahatan kedua akan
diperlukan.
2)
Pastikan bahwa jumlah hewan per kandang
memungkinkan semua hewan berdiri, berbaring, berputar,
dan mengakses titik-titik pemberian pakan/air.
3)
Bersihkan dan periksa sepenuhnya fasilitas
pemberhentian peristirahatan sebelum kedatangan ternak.
Pemeriksaan kandang penampung terhadap tanda-tanda
kerusakan yang dapat melukai ternak yang masuk.
4)
Periksalah fasilitas pembongkaran untuk memastikan
bahwa fasilitas itu tidak akan menyebabkan cedera pada
hewan. Ikuti POS 3: Penanganan hewan selama
bongkar-muat untuk kebutuhan fasilitas bongkar tertentu.
5)
Setiap fasilitas yang dapat menyebabkan cedera atau
berdampak merugikan pada kesejahteraan hewan harus
diperbaiki sebelum digunakan.
Palung air harus berisi air bersih dan
sejuk, serta dapat diakses oleh
semua ternak, termasuk di
antaranya yang bertanduk.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
6)
7)
33
Jika bongkar/muat dilakukan malam hari, pastikan bahwa
tersedia pencahayaan yang memadai (lampu portabel jika
perlu).
Periksalah bahwa tersedia area yang cukup terang untuk
memungkinkan hewan diperiksa sambil diturunkan dan
sebelum dimuat kembali.
Kerapatan muatan yang disarankan
akan memungkinkan hewan
berbaring, berputar, serta
mengakses pakan dan air.
POIN PENTING
Pemeriksaan harus mencakup sebuah pengamatan terhadap
gerbang dan pagar yang cacat; gerbang atau tutup saluran buang
yang rusak; lantai atau permukaan yang licin; benda runcing atau
tajam; perangkat air yang bocor atau pecah. Periksalah rak yang
digunakan untuk pakan serat kasar karena kerusakan dapat
menyebabkan cedera mata pada ternak.
Kandang harus
menyediakan permukaan yang kering.
8)
Pastikan bahwa bahan alas tidur yang bersih atau area
berbaring yang lunak tersedia bagi ternak begitu
diturunkan.
POIN PENTING
Pemeriksaan harus melibatkan pengamatan perilaku dan tampilan
umum hewan, serta indikator kelayakan hewan lainnya seperti
tampilan kotoran segar dan asupan pakan/air. Semua ternak
harus terlihat berdiri dan bergerak selama pemeriksaan sebelum
dimuat ulang.
9)
Bersihkan dan isi palung air. Pastikan bahwa palung air
tidak tercemar oleh kotoran atau tumpahan pakan.
Periksalah bahwa palung air berfungsi dengan baik, tanpa
kebocoran atau luapan. Pastikan bahwa tingkat aliran
cukup untuk memberikan air dengan suhu yang tepat ke
semua ternak. Suhu ini harus <37 ºC, bilamana mungkin.
Cek dengan saksama fasilitas
pemberhentian peristirahatan
terhadap tanda-tanda kerusakan
sebelum kedatangan ternak.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
10)
Pastikan bahwa petugas pengurus ternak siap menerima
hewan saat truk datang. Hal ini akan mengurangi waktu
tunggu di truk sebelum pembongkaran.
11)
Ikuti petunjuk untuk penanganan dan penurunan hewan
seperti yang dirinci di dalam POS 3: Penanganan hewan
sewaktu bongkar muat. Semua ternak harus diturunkan
oleh petugas pengurus ternak atau sopir truk ternak yang
berpengalaman.
12)
Pertimbangkan hewan dengan kebutuhan khusus.
Bilamana mungkin, pengelompokan sosial dari setiap truk
harus dipertahankan. Hal ini khususnya penting bagi sapi
jantan muda.
13)
Di cuaca buruk, kurung ternak di kandang yang terlindung
dari angin yang bertiup dan pindahkan hewan yang rentan
ke area yang lebih hangat di fasilitas. Bilamana mungkin,
naungan harus tersedia bagi semua ternak selama kondisi
lingkungan panas.
34
PEDOMAN OIE
Area pengumpulan/kandang harus dirancang untuk melindungi
hewan dari terkena kondisi cuaca keras.
POIN PENTING
Fasilitas istirahat harus menyediakan penampungan dan naungan
untuk melindungi ternak dari pengaruh suhu ekstrem, kelembaban,
angin, dan hujan.
14)
Jangan kucilkan hewan atau tambat/ikat ternak Australia.
15)
Jika hewan sakit atau cedera terlihat selama
pembongkaran, ikuti langkah-langkah yang diuraikan di
POS 2: Pemeriksaan ternak untuk mengetahui kelayakan
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
35
bagi transportasi, dan perawatan yang tepat bagi ternak
yang ambruk.
16)
Pindahkan atau pisahkan (jika pemindahan tidak
dibolehkan) setiap ternak yang mati di kendaraan
pengangkut.
17)
Begitu hewan telah diturunkan dan ditempatkan ke dalam
kandang, periksa sekali lagi terhadap cedera atau
penyakit apa pun yang mungkin luput
POIN PENTING
Menahan hewan terluka untuk jangka waktu yang lama tanpa
tindakan lebih lanjut, misalnya perawatan oleh dokter hewan atau
penyembelihan, bukanlah perlakuan yang dapat diterima.
18)
Teruskan memeriksa hewan selama masa istirahat
terhadap tanda-tanda penyakit, cedera, dan stres panas.
19)
Bila ada keraguan tentang kelayakan hewan untuk
melanjutkan perjalanan, masa singgah di fasilitas istirahat
harus diperpanjang. Mintalah nasihat dokter hewan
sebelum melepas hewan untuk melanjutkan perjalanan.
Kipas portabel dapat digunakan
untuk mendinginkan ternak di
situasi stres panas.
POIN PENTING
Ternak yang terkena stres panas harus ditangani dengan tenang
dan tidak berisik. Giring ternak hanya jika mutlak perlu.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
4.3
1)
36
Penyediaan pakan dan air selama masa
istirahat
Berikan sesegera mungkin air dan pakan kasar berserat
kepada hewan yang baru saja menempuh jarak jauh
(sebelum mengumpankan konsentrat apa pun).
POIN PENTING
Waktu yang dihabiskan di fasilitas pemberhentian peristirahatan
harus ditentukan untuk mencapai hasil kesejahteraan hewan
sebaik mungkin. Setelah waktu tempuh yang panjang, misalnya
dari Lampung ke Medan (sekitar 60 jam), sebaiknya hewan
diistirahatkan selama 24 jam di sebuah fasilitas peristirahatan yang
kira-kira berada di tengah-tengah perjalanan. Sebaiknya hewan
diberi pakan dan jika mungkin, ruang bergerak, selama masa
istirahat 12 jam dan lebih lama.
2)
Periksa bahwa semua ternak dapat selalu mengakses
pasokan kontinu air bersih (bersuhu <37ºC bila mungkin).
3)
Pantau ternak selama masa istirahat untuk memastikan
bahwa ternak minum seperti biasanya. Jika ternak tidak
mau minum, tindakan harus diambil untuk mendorong
asupan air.
POIN PENTING
Mengoptimalkan hidrasi dengan memberi hewan akses kontinu ke
air segar akan meningkatkan bobot karkas dan produksi daging.
Tingkatkan asupan air dengan memeriksa kebersihan air dan
palungnya, menambahkan elektrolit atau molase, menyediakan air
di tanah, atau menyediakan pakan. Bila ada masalah umum
dengan banyak ternak tidak mau minum air, kelezatan rasa air
harus diperiksa.
Semua ternak harus mendapatkan
akses ke diet berkualitas dan
kuantitas cukup selama masa
istirahat.
W.LIV 3013 – Prosedur Operasi Standar Pengangkutan Darat
4)
Pastikan bahwa pakan dengan kualitas dan jumlah
memadai tersedia bagi semua hewan dan singkirkan
pakan berjamur dari palung.
5)
Pastikan bahwa palung air tidak tercemar kotoran atau
tumpahan pakan dan bersihkan setiap palung yang kotor.
6)
Periksalah titik-titik pemberian air sering-sering selama
masa istirahat untuk memastikan bahwa titik-titik itu
berfungsi dengan benar.
37
PEDOMAN OIE
Penting bahwa pemberhentian peristirahatan selama perjalanan
panjang adalah cukup lama untuk memenuhi kebutuhan setiap
hewan akan pakan dan air
POIN PENTING
Kerbau harus dipantau dengan hati-hati ketika dimasukkan
kembali ke kubangan air selama beristirahat. Kerbau mungkin
makan berlebihan ketika dimasukkan kembali ke kubangan air,
dengan dampak buruk pada kesejahteraannya. Sebaiknya kerbau
tetap dikurung di kendaraan selama pemberhentian peristirahatan
(dan diberi air), serta diparkir di bawah naungan, jika mungkin, bila
suhu tinggi.
Pakan berjamur harus disingkirkan
dari palung.
Download