KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS PELAYANAN MEDIK RAWAT JALAN DAN PATIENT SAFETY DI RSGMP UMY COMPLETENESS OF CHARGING MEDICAL SERVICES MEDICAL RECORD FILE OUTPATIENT AND PATIENT SAFETY IN RSGMP UMY Erwin Santosa * Elsye Maria Rosa** Famella Tiara Nadya*** *Staf Edukasi dan Pembimbing Tesis I Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. **Pembimbing Tesis II Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. ***Mahasiswa Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. ABSTRAK Latar belakang: pemberi layanan kesehatan diwajibkan untuk membuat rekam medis dan mengutamakan keselamatan pasien. Masalah yang sering timbul dalam pengisian rekam medis adalah kelengkapan pengisian rekam medis dan pelaksanaan keselamatan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan dan masalah dalam pengisian rekam medis dan patient safety yang dijalankan oleh koass di RSGMP UMY. Metode: menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian koass di RSGMP UMY. Obyek penelitian berkas rekam medis tahun 2013 sebanyak 367 rekam medis. Data kualitatif menggunakan statistik deskriptif dan coding wawancara. Hasil: kelengkapan identitas pasien aspek nama 367 (100%), nomor rekam medis 338 (92,1%), tempat/tanggal lahir dan jenis kelamin 366 (99,7%). Peningkatan komunikasi yang efektif belum sepenuhnya dilakukan dengan efektif. Peningkatan keamanan obat yang perlu diawasi untuk tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat dokumen 66 (68,7%) dan tepat waktu dan tepat cara pemberian 64 (66,7%). Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi untuk tanggal dan waktu tindakan 320 (99,3%), hasil anamnesa 322 (100%), pengisian odontogram 169 (91,8%), diagnosa 318 (98,7%), rencana penatalaksanaan tindakan 321 (99,7%), pemeriksaan penunjang dan fisik 120 (94,5%) dan informed consent 71 (65,1%). Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan sudah cukup baik tetapi belum sepenuhnya tertib dijalankan. Simpulan: kelengkapan pengisian rekam medis dan pelaksanaan patient safety di RSGMP UMY dikarenakan oleh keterbatasan waktu, pengetahuan operator, dokter pembimbing dan belum adanya pengawasan. Kata kunci: Kelengkapan, Rekam Medis, Patient Safety. ABSTRACT Background: health care givers are required to make the medical record and give priority to patient safety. The problems that often arise in medical record is charging charging medical record completeness and implementation of patient safety. The purpose of this research is to know the implementation and problems in charging medical record and patient safety that is run by koass at RSGMP UMY. Method: qualitative descriptive method. The subjects of the research koass in RSGMP UMY. Medical record file the research object 2013 as much as 367 medical record. Qualitative Data using descriptive statistics and coding interviews. Results: completeness of patient identity aspects 367 (100%) name, medical record number 338 (92,1%), place/date of birth and gender of 366 (99,7%). Increase of effective communication has not been fully carried out effectively. Improving drug safety needs to be policed for the right drug, right dose, right patient, right document 66 (68.7%) and timely and precise ways of administering 64 (66,7%). Exact location of certainty, right procedure, the right of patients to the operating date and time actions 320 (99.3%), anamnesa 322 results (100%), charging odontogram 169 (91,8%), 318 (98.7%) diagnostic, treatment action plan of 321 (99,7%), supporting and physical examination (94.5 per cent) of 120 and informed consent 71 (65,1%). Reduction of risk of infection related to medical services is already quite good but not completely orderly run. Summary: the completeness of charging medical record and implementation of patient safety in RSGMP UMY due to time limitations, the knowledge operator, not a supervisor and physician supervision. Key words: completeness, medical record, patient safety. Pendahuluan untuk Dalam interaksi bidang antara kesehatan pemberi layanan mahasiswa kedokteran, “internship” dan residen atau peserta pendidikan spesialis. Rumah Sakit kesehatan dan penerima atau pasien Pendidikan di Indonesia adalah Rumah bersifat pula Sakit yang merupakan jejaring Institusi berkesinambungan. Oleh karena itu Pendidikan Kedokteran dan digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan sebagai wahana pembelajaran klinik kesehatan yang akan diberikan serta untuk memenuhi modul pendidikan untuk memantau riwayat kesehatan dalam rangka mencapai kompetensi seseorang, layanan berdasarkan Standar Pendidikan Profesi untuk Kedokteran. Rumah Sakit Pendidikan erat dan setiap keselamatan dapat pemberi diwajibkan membuat rekam medis. Di bidang diharapkan memiliki kemampuan kedokteran dan kedokteran gigi, rekam pelayanan yang lebih dari Rumah Sakit medis merupakan salah satu bukti non Pendidikan.2 tertulis tentang proses pelayanan yang Pelayanan rawat jalan diberikan oleh dokter dan dokter gigi. Di (ambulatory service) adalah salah satu dalam rekam medis berisi data klinis bentuk dari pelayanan kedokteran yang pasien selama proses diagnosis dan ada. Secara sederhana yang dimaksud pengobatan. Oleh karena itu setiap dengan pelayanan rawat jalan adalah kegiatan harus pelayanan kedokteran yang disediakan mempunyai rekam medis yang lengkap untuk pasien tidak dalam bentuk rawat dan akurat untuk setiap pasien, dan inap. Kedalam pengertian rawat jalan ini setiap dokter dan dokter gigi wajib termasuk mengisi rekam medis dengan benar, diselenggarakan oleh sarana pelayanan lengkap dan tepat waktu. Rumah sakit yang telah lazim dikenal seperti rumah sebagai salah satu fasilitas pelayanan sakit, puskesmas atau klinik, tetapi juga kesehatan yang diselenggarakan dirumah pasien.3 pelayanan juga medis diwajibkan untuk membuat rekam medis.1 tidak hanya yang Rekam medis merupakan salah satu bagian penting dalam membantu Rumah Sakit Pendidikan sebagai pelaksanaan pemberian pelayanan Rumah Sakit yang berhubungan erat kepada pasien di Rumah Sakit. Hal ini dengan Pendidikan Kedokteran dan berkaitan dengan isi rekam medis yang berfungsi dalam pendidikan praktik mencerminkan segala informasi menyangkut pasien sebagai dasar dalam keputusan oleh pimpinan khususnya menentukan tindakan lebih lanjut dalam evaluasi pelayanan yang telah diberikan upaya tindakan yang diharapkan hasil evaluasinya akan medis lain. Menurut Permenkes No. menjadi lebih baik..5 Salah satu bahan 269/Menkes/Per/III/2008 tentang yang dapat digunakan sebagai evaluasi rekam medis, Rekam Medis adalah medis adalah rekam medis pasien, berkas yang berisikan catatan dan karena dokumen pasien, dokumen yang sangat penting di rumah pemeriksaan, pengobatan tindakan dan sakit yang dapat digunakan sebagai pelayanan lain yang telah diberikan evaluasi dari kualitas pelayanan yang kepada pasien. Rekam medis adalah diberikan pada pasien.6 pelayanan maupun tentang identitas keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam Rekam medis medis merupakan berisi tentang identitas, semua tindakan terhadap pasien baik penentuan fisik pasien rawat jalan, rawat inap, dan diagnosis, segala gawat darurat. Sedangkan rekam medis pelayanan dan tindakan medis yang untuk pasien rawat jalan pada sarana diberikan kepada pasien, dan tentang pelayanan pengobatan, baik rawat inap rawat jalan kurangnya memuat: Identitas pasien, maupun pengobatan melalui pelayanan tanggal dan waktu, hasil anamnesis, rawat darurat.4 sekurang-kurangnya anamnesis, laboratorium, Masalah tentang rekam keluhan dan riwayat penyakit, hasil pemeriksaan dalam pengisian rekam medis adalah fisik dan penunjang medic, diagnosis, dalam tidak rencana penatalaksanaan, pengobatan lengkap, penulisan dokter yang kurang dan/atau tindakan, pelayanan lain yang spesifik mengenai diagnosa. Keadaan ini telah diberikan oleh pasien, untuk akan bagi pasien kasus gigi dilengkapi dengan intern rumah sakit dan ekstern rumah odontogram klinik, dan persetujuan sakit, karena hasil pengolahan data tindakan bila diperlukan.7 pengisiannya mengakibatkan menjadi dasar sering sekurang- timbul proses yang kesehatan dampak pembuatan laporan Keselamatan pasient (safety) intern rumah sakit dan laporan ekstren telah menjadi isu global termasuk juga rumah sakit. Laporan ini berkaitan untuk rumah sakit. Ada lima isu penting dengan yang penyusunan berbagai perencanaan rumah sakit, pengambilan terkait dengan keselamatan (safety) yang ada dirumah sakit : keselamatan pasien (patient safety), joint commission International (JCI), keselamatan terdiri dari 6 sasaran yaitu : ketepatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan identitas pasien, peningkatan peralatan dirumah sakit yang bisa komunikasi yang efektif, peningkatan berdampak terhadap keselamatan keamanan obat yang perlu diawasi petugas, keselamatan (High Alert ), kepastian tepat lokasi lingkungan (green productivity) yang tepat prosedur dan tepat pasien operasi, berdampak pengurangan pasien dan terhadap pencemaran resiko infeksi lingkungan dan keselamatan “bisnis” pelayanan rumah resiko jatuh. Di dalam keselamatan sakit yang terkait dengan kesehatan, terkait kelangsungan hidup rumah sakit. Ke pasien lima tersebut keselamatan pasien yang selanjutnya sangatlah penting untuk dilaksanakan di disebut insiden yaitu setiap kejadian setiap rumah sakit. Namun harus di akui yang tidak disengaja dan kondisi yang kegiatan tersebut mengakibatkan atau sangatlah penting untuk dilaksanakan di mengakibatkan cedera yang setiap rumah sakit. Namun harus diakui dicegah pasien, terdiri kegiatan institusi rumah sakit dapat Kejadian berjalan apabila ada pasien. Karena itu Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian keselamatan Tidak aspek keselamatan keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk di laksanakan dan Sasaran Pasien Tidak Cedera insiden berpotensi Diharapkan (KTC) dan dapat dari (KTD), kejadian Sistem rekam medis di Rumah Sakit Keselamatan pada istilah Potensi Cedera (KPC).9 hal tersebut terkait dengan isi mutu dan citra perumahsakitan.8 terdapat pengurangan Gigi dan Muhammadiyah Universitas Yogyakarta UMY) disemua rumah sakit yang diakreditasi informasi berbasis komputer dalam oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. rekam medis elektronik, namun hanya Penyusunan mengacu beberapa data yang diisi dalam rekam kepada Nine Life-saving Patient Safety medis terkomputerisasi. Semua data Solutions dari WHO Patients safety pasien disimpan dalam rekam medis (2007) oleh manual dengan kertas catatan medik Komite Keselamatan Pasien Rumah pasien yang meliputi data identitas sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari pasien, data tanggal dan waktu, data yang ini digunakan juga memanfaatkan (RSGMP merupakan syarat untuk diterapkan sasaran sudah Mulut sistem dokter, data anamnesis dan catatan obyek adalah berkas rekam medis mulai medik, data pemeriksaan intraoral dan dari 1 Januari – 30 November tahun ekstraoral, data diagnosa, data rencana 2013 yang diisi oleh mahasiswa profesi perawatan, data tindakan, serta nama (koass) yang ada di dan yang Populasi subyek dalam penelitian ini merawat, dan tanda tangan dokter adalah mahasiswa profesi (koass) di pembimbing yang memberikan delegasi RSGMP UMY yang telah mengisi rekam terhadap dokter gigi muda (koass).12 medis berkaitan dengan patient safety. Melihat pentingnya rekam medis bagi Pada penelitian ini besar sampel rekam dokter maupun dokter gigi, berkaitan medis manual sebesar 367 rekam medis dengan keselamatan pasien (patient dan sample penelitian sebanyak 20 safety) sebagai penerima pelayanan jasa mahasiswa profesi (koass) yang akan medik. dibagi tanda tangan Tujuan operator focus group discussion yang masing-masing group pelaksanaan terdiri dari 5 mahasiswa profesi di kelengkapan pengisian berkas rekam RSGMP UMY. Alat pengumpulan data medis dan patient safety di Rumah Sakit yang Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas kelengkapan berkas rekam medis dan Muhammadiyah sasaran keselamatan pasien (patient mengetahui ini dua adalah untuk penelitian menjadi RSGMP UMY. Yogyakarta (RSGMP UMY). digunakan safety). adalah Pengambilan check sampel list pada berkas rekam medis dilakukan dengan Bahan dan Cara Penelitian teknik random sampling yaitu teknik menggunakan pengambilan sampel yang dilakukan metode kualitatif. Metode kualitatif secara acak. Teknik sampling yang dalam penelitian ini digunakan untuk digunakan untuk menentukan subyek mengetahui pengisian narasumber wawancara menggunakan berkas rekam medis pelayanan medik teknik purposive sampling yaitu teknik rawat jalan berkaitan patient safety oleh pengambilan mahasiswa profesi di RSGMP UMY dan kriteria tertentu. pendekatan (FGD) penelitian ini kelengkapan focus group menggunakan cross sampel menggunakan discussion rancangan sectional. Pada penelitian ini yang dijadikan populasi Hasil Pada penelitian ini yang digunakan adalah 367 rekam medis di RSGMP UMY tahun 2013 yang diisi oleh medis lengkap, rekam medis tidak dokter gigi muda dan 20 responden lengkap dan rekam medis yang tidak wawancara focus group discussion (FGD) dapat adalah dokter gigi muda. Dalam analisis rekam medis dan patient safety tahun data deskriptif, rekam medis akan 2013 sebagai berikut : dinilai. Sasaran kelengkapan dikategorikan menjadi 3 yaitu rekam Tabel 1. Hasil Observasi “Ketepatan Identitas Pasien” Ketepatan Identitas Pasien Nama Nomer Rekam Medis Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Lengkap Jml 367 338 366 366 % 100 92,1 99,7 99,7 Tidak Lengkap Jml % 29 7,9 1 0,3 1 0,3 Tabel 2. Hasil Focus Group Discussion (FGD) “ Ketepatan Identitas Pasien” Ketepatan Identitas Pasien Masalah Pelaksanaan Coding Identitas diisi oleh pasien. Koass jarang melakukan pengecekan ulang karena keterbatasan waktu. Hal yang sering terlupakan nomor telpon, usia, penanggung jawab, golongan darah, alamat lengkap, pekerjaan, identitas orang tua, dan riwayat orang tua. Koass mengecek, menanyakan, dan memeriksa ulang identitas. Identitas diisi oleh koass dengan pertanyaan terbuka kepada pasien. Tabel 3. Hasil Focus Group Discussion (FGD) “ Peningkatan Komunikasi yang Efektif” Peningkatan Komunikasi yang Efektif Masalah Pelaksanaaan Coding Komunikasi kurang, cukup dan belum efektif. Waktu yang tersedia singkat. Keterbatasan waktu dosen pembimbing yang ada. Tidak semua koass melakukan komunikasi yang efektif. Penyampaian tentang perawatan pasien tergantung kooperatif pasien. Komunikasi sudah efektif. Lembar rekam medis harus diisi lengkap . Koass menjelaskan perawatan yang akan diberikan kepada pasien. Bahasa mudah dimengerti. Tabel 4. Hasil Observasi “Peningkatan Keamanan Obat” No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Peningkatan Keamanan Obat Tepat Obat Tepat Dosis Tepat Waktu Tepat Pasien Tepat Cara Pemberian Tepat Dokumentasi Lengkap Jml % 66 68,7 66 68,7 64 66,7 66 68,7 64 66,7 66 68,7 Tidak Lengkap Jml % 30 31,3 30 31,3 32 33,3 30 31,3 32 33,3 30 31,3 Tabel 5. Hasil Observasi “Peningkatan Keamanan Obat” No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Peningkatan Keamanan Obat Tepat Obat Tepat Dosis Tepat Waktu Tepat Pasien Tepat Cara Pemberian Tepat Dokumentasi Tidak Dapat Dinilai Jml 271 271 271 271 271 271 Keterangan *Perawatan yang tidak memerlukan pemberian obat: Tumpatan (55) Perawatan ortodonsi (6) Perawatan prostodondia (3) Kapping pulpa (2) Perawatan saluran akar (3) Perawatan gigi decidui (4) Kuretase (1) Penundaan pencabutan gigi (1) Ekstraksi gigi decidui (19) Scalling (135) *Rekam Medis kosong (42) Tabel 6. Hasil Focus Group Discussion (FGD) “Peningkatan Keamanan Obat” Peningkatan Keamanan Obat Masalah Pelaksanaan Coding Koass masih merasa bingung, raguragu, merasa belum benar, belum sesuai dalam penulisan resep. Hal yang terlupakan dalam menulis resep nama, umur, dosis obat, dan berat badan. Cara meminum obat dan kegunaan obat sering tidak dijelaskan kepada pasien. Paraf penulis resep tidak disertakan. Koass tidak menguasai nama obat dan dosis obat. Koass bingung pemberian obat kepada pasien alergi dan pasien anak. Penulisan resep tergantung dengan dosen pembimbing. Penulisan resep sudah sesuai. Resep ditulis kembali pada rekam medis. Resep dijelaskan kepada pasien. Koass tidak lagi bingung tentang obat yang diberikan. Tabel 7. Hasil Observasi “Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi” No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi Tanggal & Waktu Tindakan Hasil Anamnesa Pengisian Odontogram Diagnosa Rencana Penatalaksanaan Pemeriksaan Penunjang & Fisik Informed Consent Lengkap Jml 320 322 169 318 321 120 71 % 99,3 100 91,8 98,7 99,7 94,5 65,1 Tidak Lengkap Jml % 2 0,7 15 8,2 4 1,3 1 0,3 7 5,5 38 34,9 Tabel 8. Hasil Observasi “Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi” No. Peningkatan Keamanan Obat Tidak Dapat Dinilai Jml 45 1. Tanggal & Waktu Tindakan 2. Hasil Anamnesa 45 3. Pengisian Odontogram 183 4 Diagnosa 45 5. Rencana Penatalaksanaan 45 6. Pemeriksaan Penunjang & fisik 240 Keterangan *Perawatan yang tidak dapat dinilai: Perawatan prostodonsia (1) Penundaan pencabutan (1) Premedikasi (1) * Rekam Medis kosong (42) *Perawatan yang tidak dapat dinilai: Perawatan prostodonsia (1) Penundaan pencabutan (1) Premedikasi (1) *Rekam Medis kosong (42) *Perawatan yang tidak dapat dinilai: Ekstraksi gigi permanen (1) Tumpatan (1) Perawatan prostodonsi (1) Perawatan gigi decidui (1) Penundaan pencabutan gigi (1) Premedikasi (1) Scalling (135) *Rekam Medis tidak kosong (42) *Perawatan yang tidak dapat dinilai: Perawatan prostodonsia (1) Penundaan pencabutan (1) Premedikasi (1) *Rekam Medis kosong (42) *Perawatan yang tidak dapat dinilai: Perawatan prostodonsia (1) Penundaan pencabutan (1) Premedikasi (1) *Rekam Medis kosong (42) *Perawatan yang tidak dapat dinilai: Tumpatan (54) Perawatan prostodonsi (1) Perawatan gigi decidui (4) 7. Informed Consent 258 Penundaan pencabutan gigi (1) Premedikasi (1) Ekstraksi gigi decidui (2) Scalling (135) *Rekam Medis kosong (42) *Perawatan yang tidak dapat dinilai: Ekstraksi gigi permanen (1) Ttumpatan (54) Perawatan ortodonsi (6) Perawatan prostodonsi (3) Kapping pulpa (2) Perawatan saluran akar (3) Perawatan gigi decidui (4) Kuretase (2) Penundaan pencabutan gigi (1) Premedikasi (2) Ulcer (2) Ekstraksi gigi decidui (1) Scalling (135) *Rekam Medis kosong (42) Tabel 9. Hasil Focus Group Discussion (FGD) “Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi” Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, dan Tepat Pasien Operasi Masalah Pelaksanaan Coding Prosedur kerja sudah baik, tetapi koass terkadang sering lupa. Prosedur kerja terkadang tidak sesuai standar kerja karena faktor keterbatasan waktu Ketepatan pasien hanya diliat dari identitas nama Pengecekan area kerja dan kepastian lokasi sebelum tindakan. Tindakan sesuai prosedur kerja Pemeriksaan ulang identitaa pasien dan rekam medis. Tepat lokasi meminimalkan KTD. Pengecekan dilakukan oleh koass dan dosen pembimbing. Tindakan bedah wajib informed consent Prosedur kerja RSGMP UMY cukup baik. Rekam medis sebagai data antemortem, isi rekam medis penting. Tabel 10. Hasil Focus Group Discussion (FGD) “Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan” Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan Coding Masalah Pelaksanaan Hanya melakukan cuci tangan. Koass belum tertib menjalankan pengurangan resiko infeksi. Sterilisasi diri dan alat di RSGMP tidak lengkap. Penggunaan baju streril belum efektif. Pengurangan resiko infeksi cukup baik. Sterilisasi diri dan alat sesuai dengan standar. Pengurangan resiko infeksi sudah baik. Mencucui tanggan, antiseptik, baju steril, handscoon, masker, dan alat direndam dan di sterilkan di autoclav. Dari hasil wawancara dengan Rekam medis ialah rekaman dalam dokter yang berwenang di RSGMP UMY bentuk tulisan atau gambaran aktivitas bahwa, rekam medis yang dibuat oleh pelayanan yang diberikan oleh pemberi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan pelayanan medis atau kesehatan kepada sudah mengacu pada Permenkes No. seorang pasien. Di lingkungan pelayanan 269/Menkes/Per/ kesehatan tujuan rekam medis adalah III/2008 tentang rekam medis, khususnya rekam medis menunjang pasien administrasi rawat jalan yang memiliki tercapainya dalam tertib rangka upaya sekurang-kurangnya 10 point. Sedangkan peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa untuk didukung laporan insiden keselamatan suatu sistem pengelolaan rumah sakit berdasarkan Permenkes No. rekam medis yang baik dan benar, maka 1691/Menkes/Per/2011 tertib administrasi tidak akan berhasil.11 keselamatan pasien tentang (Patient Safety) Pengisian data rekam medis oleh Rumah Sakit Gigi dan Mulut belum para petugas kesehatan dirumah sakit mempunyai laporan insiden keselamatan masih sangat minimal. Padahal pengisian pasien. rekam medis merupakan kegiatan yang sangat Pembahasan penting untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan Rumah sakit harus senantiasa data rekam medis sangat diperlukan meningkatkan mutu pelayanan sesuai untuk kepentingan manajemen rumah dengan harapan pelanggan yang dapat sakit, pasien, dan petugas kesehatan dilakukan melalui peningkatan kualitas sendiri.10 kerja untuk meningkatkan kepuasan Salah satu standar dalam pemakai jasa. Pelayanan yang bermutu pelayanan medis yang profesional adalah bukan hanya pada pelayanan medis saja, kewajiban dokter dalam membuat rekam tetapi juga pelayanan penunjang seperti medis penanganan rekam medis dirumah sakit pelayanan kesehatan. Rekam medis dapat yang menjadi salah satu indikator mutu dibuat oleh beberapa pihak yaitu dokter, pelayanan dapat perawat, dan tenaga kesehatan lain. diketahui melalui kelengkapan pengisian Rekam medis berfungsi sebagai alat bukti rekam medis.10 bila terjadi tuntutan dan sebagai alat rumah sakit yang setelah selesai menerima perlindungan hukum bagi dikter. Saat ini tanda tangan dokter yang menerima dan dalam pelaksanaan rekam mesid adalah atau merawat pasien. Dalam rangka dokter, dokter gigi, dan tenaga kesehatan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, lainya yang wajib membuat rekam medis dan pentingnya dokumen rekam medis tidak menyadari sepenuhnya manfaat dan untuk rumah sakit, maka diperlukan kegunaan rekam medis sehingga rekam adanya pengendalian terhadap pengisian medis yang dibuat tidak lengkap. Hal ini rekam medis. Kualitas rekam medis di menimbulkan masalah jika dokter atau rumah sakit ikut menentukan mutu tenaga kesehatan melakukan kelalaian pelayanannya. 12 yang merigikan pasien.7 Kelengkapan Hasil penelitian ini senada dengan pengisian rekam penelitian Ridho, menunjukan bahwa medis merupakan tanggung jawab dokter kelengkapan pengisian rekam medis di maupun pelaksana RSGMP UMY disebabkan oleh faktor langsung pelayanan di RSGMP UMY, utama yaitu keterbatasan waktu sehingga kepatuhan koass dalam mengisi rekam koass tidak sempat mengisi berkas rekam medis secara lengkap merupakan tangung medis dengan lengkap. Identitas pasien jawab bersama antara koass dan dokter pada pembimbing klinik. Baik tidaknya rekam hendaknya wajib diisi karena untuk medis terletak pada kebenaran isi dan mengantisipasi apabila ada lembaran kelengkapan berdasarkan rekam medis yang hilang atau tidak ada. ketentuan yang ada. Rekam medis yang Dalam pelayanan kesehatan informasi diisi secara lengkap merupakan salah satu demografi diperlukan dalam mengisi bagian dari pelayanan kesehatan yang identitas pasien dan isi data demografi diberikan pada pasien. Agar rekam medis bersifat permanen. Ketika mengisi rekam terisi koass pengisian dengan kewenangan sebagai lengkap keakuratan setiap lembar rekam medis dan sesuai medis data identifikasi pasien ini perlu data, perlu diperhatikan tentang keakuratan data adanya kebijakan dari instansi atau pihak pada identifikasi.12 rumah sakit yang bersangkutan tentang Sebaiknya seorang dokter maupun kewenangan pengisian rekam medis, tenaga kesehatan lain atau tempat yang berisi tentang riwayat penyakit, pelayanan kesehatan lain dapat memahai pemeriksaan fisik, perjalanan penyakit, dan menaati peraturan dan pengisian dan penyimpanan rekam medis, dikarenakan sakit. rekam medis yang tidak lengkap bida pengobatan pasien yang diambil oleh menjadi suatu masalah, sebab rekam dokter berdasarkan pada diagnosa yang medis terkadang menjadi satu-satunya dibuat, catatan memberikan didasari pada anamnesa, pemeriksaan informasi tentang apa saja hal-hal yang fisik, pemeriksaan penunjang dan ditulis terkait dengan pasien dan penyakit serta dalam rekam medis. Penulisan diagnosis pemeriksaan dan pemberian obat yang pada dilakukan.10 pernyataan yang dapat Tingkat pendidikan dan Keputusan tindakan suatu diagnosa rekam yang akurat medis diagnosis atau merupakan yang sifatnya pengetahuan antar dokter mungkin yang rahasia dan bukti secara tertulis untuk mempengaruhi kepentingan faktor perbedaan kelengkapan rekam medis yang diisi. Penulisan penegakan diagnosis hukum. seorang pasien Pada pendidikan dokter, dilatih untuk adalah tanggung jawab dokter yang menulis rekam medis yang diawasi oleh merawat dan tidak boleh diwakilkan.12 supervisior.7 Rumah Anamnesis Sakit Gigi dan Mulut merupakan Pendidikan UMY belum memiliki laporan yang insiden keselamatan pasien, sehingga diperlukannya RSGMP UMY belum bisa menilai insiden pengobatan medis dan berisi tentang keselamatan pasien yang terjadi pada temuan tenaga kesehatan atas status mahasiswa koass. Perlu adanya Tim kesehatan pasien dan meringkas seluruh Keselamatan masalah medis yang ditemui. Rencana (TKPRS) yang seharusnya ditetapkan oleh perawatan adalah sarana multidisiplin kepala rumah sakit sebagai pelaksanan dalam kegiatan keselamatan pasien. Pelaporan pemeriksaan mempertegas subyektif alasan mengorganisasikan pelayanan diagnostik dan terapeutik yang akan insiden diberikan Keselamatan adalah kepada untuk pasien, menjamin tujuannya efisiensi Pasien kepada Rumah Komite Pasien Sakit Nasional Rumah Sakit mencakup KTD, KNC, KTC yang dilakukan pelayanan pada pasien. Diagnosis utama setelah analisis dan mendapatkan adalah kondisi yang ditentukan setelah rekomendasi dan penelaahan sebagai paling bertanggung Keselamatan Pasien jawab akan kedatangan pasien ke rumah (TKPRS). Rumah sakit harus melaporkan solusi dari Rumah Tim Sakit insiden, analisis, rekomendasi dan solusi agar disamakan jenis kasusnya agar hasil kejadian tidak diharapkan secara tertulis yang didapat lebih bermakna. Kelemahan kepada melakukan yang lain adalah hasil penelitian tidak pengkajian dan memberikan umpan balik atau mungkin tidak dapat digunakan dan solusi atas laporan secara nasional. sebagai Pelaporan insiden tersebut harus dijamin pendidikan keamanannya, bersifat rahasia, tanpa diharapkan pada penelitian penelitian identitas, dan tidak mudah diakses oleh selanjutnya dapat dikembangkan lagi. komite, komite acuan untuk lain. rumah Oleh sakit karena itu, yang tidak berhak. Pelaporan tersebut ditujukan untuk menurunkan insiden dan mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan Simpulan 1. Kelengkapan UMY berkas rekam medis sebagai berikut: tidak untuk menyalahkan orang (non blaming). pengisian Kelengkapan Indentitas Pasien. Rekam Medis Lengkap Prosedur pelayananan di RSGMP untuk aspek nama 367 (100%), mungkin faktor nomor rekam medis 338 (92,1%), rekam medis dan patient dan aspek tempat tanggal lahir dan kelengkapan yang menjadi safety. Pada pelayanan di RSGMP UMY jenis kelamin 366 (99,7%). koass diharuskan untuk menjalankan Peningkatan Keamanan pemeriksaan dan pengobatan/tindakan Obat yang Diawasi. Rekam Medis untuk pasien dengan tepat dan sesuai Lengkap untuk aspek tepat obat, dengan standar kerja. Kelemahan dari tepat dosis, tepat pasien, tepat penelitian ini adalah komponen dalam dokumemtasi rekam medis menurut Permenkes dan sedangkan untuk tepat waktu, dan enam tepat cara pemberian 64 (66,7%). sasaran patient safety tidak semuanya dapat dinilai dikarenakan tidak 66 Kepastian , Tepat Lokasi, Tepat Pasien semua kasus harus melengkapi seluruh Tepat komponen enam Operasi. Rekam Medis Lengkap sasaran patient safety. Hal ini mungkin untuk aspek tanggal dan waktu akan mempengaruhi hasil penelitian. tindakan 320 (99,3%), Diharapkan untuk penelitian selanjutnya anamnesa 322 (100%), pengisian rekam medis dan Prosedur, (68,7%) hasil odontogram 169 (91,8%), koass yang diagnose 318 (98,7%), rencana kepatuhan penatalaksanaan pembimbing. 321 (99,7%), pemeriksaan penunjang dan fisik dipengaruhi jadwal oleh dosen Pengurangan Infeksi 120 (94,5%), dan Informed consent Terkait 71 (65,1%). yaitu belum adanya pengawasan dan 2. Masalah pelaksanaan pengisian Pelayanan standar Kesehatan, tertulis tentang pengurangan infeksi. berkas rekam medis dan patient safety sebagai berikut: Daftar Pustaka Kelengkapan pasien, yaitu Identitas pasien mengisi 1. Ardika, Ryco Hubungan Giftyan. Antara 2013. Pengetahuan lembar identitas tanpa bimbingan Perawat Tentang Rekam Medis koass dan koass tidak melakukan Dengan pengecekan ulang identitas. Catatan Keperawatan di Bangsal Peningkatan Komunikasi Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi yang Efektif, yaitu keterbatasan Semarang Periode 1-31 Januari waktu dalam komunikasi antara 2012. pasien Semarang. dan koass dalam hal anamnesa dan penjelasan tentang perawatan. Keamanan Universitas Pengisian Diponegoro. 2. Masyhudi, AM. 2008. Analisis Biaya Dengan Peningkatan Kelengkapan Metode Costing Activity Kepaniteraan Based Klinik Obat yang Perlu Diawasi, yaitu Mahasiswa Fakultas Kedokteran kurangnya UNISSULA pengetahuan koass di Rumah Sakit tentang obat-obatan di Kedokteran Pendidikan (Studi Kasus di Rumah Gigi khususnya dalam penulisan Sakit resep dan pemberian obat. Universitas Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, dan Tepat Pasien Islam 3. Subekti, Hubungan perawatan Pelayanan pasien dan Agung). Diponegoro. Semarang. Operasi, yaitu pengaturan jadwal antara Sultan Dede. 2009. Analisis Presepsi Mutu Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Balai Pengonatan (BP) Umum Kabupaten 2009. Puskesmas Tasikmalaya Universitas di Tahun Diponegoro. Semarang. 8. Depkes RI. Nasional Panduan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety). 9. Mulyana, Dede Sri. 2013. Analisis Penyebab 4. Pamungkas, Tiara W., Marwati, 2006, Insiden Keselamatan Pasien Oleh Perawat Di Unit Rawat Triyani, & Solikhah, 2010, ’Analisis Inap Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Universitas Indonesia. Depok. Rekam Medis di Rumah Sakit PKU Rumah Sakit X Jakarta. 10. Erfavira, Avita. 2012. Perbedaan Muhammadiyah Yogyakarta’, Kes Kelengkapan Mas Vol. 4, No. 1, Januari 2010 : 1 – Medis Antara Instansi Rawat Jalan 75. Dan Instalasi Rawat Darurat di Poli 5. Giyana, Frenti, 2012, Pengisian Rekam ‘Analisis Bedah RSUP Dr. Kariadi. Semarang. Sistem Pengelolaan Rekam Medis 11. Akbar, Firman Haji Nur. 2012. Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Hubungan Kota Semarang’, Jurnal Kesehatan Dokter Masyarakat, Volume 1, Nomor 2, Pengisian Data rekam Medis Oleh Tahun 2012, Halaman 48-61. Dokter Yang Bertugas di Puskesmas 6. Mongli, GD., 2006, Medical Records Organization and Management, Antara Dengan Kecamatan Masa Kelengkapan Karawang Oktober Ltd., New Delhi, India. Diponegoro. Semarang. kelengkapan Pengisian Rekam Barat Kabupaten Karawang Peiode 1-31 Jaypee Brother Medical Publish (P) 7. Yanuari, Rizky. 2012. Perbedaan Kerja 12. Ridho, 2011. Khasib Analisis Universitas Mabrur. Faktor-Faktor 2012. Yang Medis Antara Dokter Umum dan Mempengaruhi Kepatuhan Dokter Spesialis Pada Praktek Pengisian Rekam Medis Di Rumah Swasta mandiri di kecamatan Sakit Gigi Dan Mulut Pendidikan Semarang Selatan Kota Semarang. Universitas Universitas Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Semarang. Diponegoro. Yogyakarta. Muhammadiyah