JARINGAN SOSIAL PAGUYUBAN WARGA PACITAN KOTA TANJUNGPINANG Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Sosiologi Oleh RESSI PUTRA NIM : 110569201133 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI………………………………………………………………... i ABSTRAK………………………………………………………………….. ii ASBTRACT………………………………………………………………… iii Jaringan Sosial Paguyuban Warga Pacitan Kota Tanjungpinang…………….. 1 A. Pendahuluan……………………………………………………………… 1 Latar belakang…………………………………………………………..... 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………………... 4 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………. 4 D. Kegunaan Penelitian……………………………………………………… 4 E. Konsep Oprasional……………………………………………………….. 5 F. Metode Penelitian ………………………………………………………... 6 1. Jenis Penelitian……………………………………………………….. 6 2. Lokasi Penelitian……………………………………………………... 7 3. Jenis Data…………………………………………………………….. 8 4. Informan……………………………………………………………… 8 5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data…………………………………. 9 6. Teknik Analisa Data………………………………………………….. 10 G. Kajian Pustaka……………………………………………………………. 11 H. Gambaran Lokasi Penelitian……………………………………………... 13 I. Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………………………………... 17 J. Penutup…………………………………………………………………… 23 Daftar Pustaka ABSTRAK Seiring berjalannya waktu dari tahun ketahun karena atas rasa cinta dan kasih kekeluargaan warga pacitan maka timbul keinginan warga pacitan untuk membuat suatu wadah yang dapat mengkoordinir warga pacitan dalam berbagai kebutuhan maka terbentuklah paguyuban warga pacitan. paguyuban warga pacitan yang merupakan sebuah kelompok dengan memiliki program-program yang akan membantu warga pacitan dalam memproleh bantuan yang mereka butuhkan tentu harus menjalin sebuah jaringan ke berbagai kalangan yang ada di masyarakat. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan yaitu Pengurusan lama berkisar 20 tahun yang sudah menjadi penasehat seperti panisepuh serta kepengurusan baru berkisar 5 tahun terakhir, yang berpengaruh terhadap tumbuh dan berkembangnya paguyuban warga pacitan seperti ketua dan devisi atau kepala bidang kegiatan, berdomisili di Kota Tanjungpinang aktif dalam berbagai kegiatan yang ada di paguyuban warga pacitan, sudah mengalami taraf hidup yang lebih meningkat. Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: pertama, paguyuban warga pacitan sangat membantu warga pacitan dalam mendapatkan akses ekonomi warga pacitan yang urban ke Tanjungpinang dan membantu menjaga stabilitas ekonomi warga pacitan melalui jaringan sosial yang dibentuk. Kedua, paguyuban warga pacitan juga membantu warga pacitan dalam membentuk jaringan sosial dan budaya dan menjaga stabilitasnya demi perkembangan warga pacitan di Kota Tanjungpinang. Kata Kunci: Jaringan Sosial ABSTRACT Together along with time from year to year, because of love feeling and pacitan people family’s love appear some of wish from pacitan people to make some place which can coordinate pacitan people in some necessity then,the pacitan people association is created. Pacitan people association is a group with have programs which help to get their important assist must wreathe a connectionto all people level. This kind of researchis qualitative and informan selection using purposive sampling technique with some criterias which have been fixed like old management handling abou 20 years which have been a counselor like grand icon and management about 5 years ago,which influential toward a grow and efflorescepacitan people association like leader and devision or a activity leader, be domiciled at tanjungpinang city active in various activitiesat pacitan people, have increase of life level. This research is can be conclude like: first, pacitan people association is helping pacitan people in get the economy access pacitan people pass through social connection. Second, pacitan people association is helping pacitan people in making social connection,culture and keep the stability just for pacitan people at Tanjungpinang city. Key-Word: Social network JARINGAN SOSIAL PAGUYUBAN WARGA PACITANKOTA TANJUNGPINANG A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat desa yang melakukan migrasi kekota dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya faktor ekonomi.Massa yang besar di perdesaan secara potensial aktifdan mereka juga memahami adanya kesenjangan standar hidup antara didesa dan dikota. Banyak diantara mereka yang bersiap-siap untuk pindah ke kota jika mereka yakin akan kehidupan di kota akan lebih meningkatkan taraf hidup mereka. Salah satu keinginan dari tujuan merantauanya masyarakat Pacitan dari daerah asalnya, dikarenakan status sosial dan ekonomi yang begitu sulit, sehingga dalam rangka peningkatan status tersebut keinginan untuk merantau sangat besar. Kondisi status dengan profesi yang berbeda telahpun meninggalkan suatu kesenjangan terutama dalam hal komunikasi dan silaturahmi.Oleh karena itu, dipandang perlu para panisepuh maupun penasehat membentuk suatu wadah guna memulihkan kembali budaya sesungguhnya masyarakat pacitan yaitu silaturahmi atau guyub. Hakikat ini telahpun dituangkan dalam motto wadah organisasi Paguyuban Warga Pacitan (PWP) yaitu “Nedya Nyambung Rasa, Ngumpulake Balung Pisah, Ojo Nganti Kepaten Obor”, yang mempunyai makna bersatu menyambung silaturahmi, mengumpulkan saudara-saudara yang terpisah jangan sampai kehilangan jejak. Sedangkan tujuan didirikanya wadah organisasi ini adalah untuk mewujudkan masyarakat Pacitan se-Kota Tanjungpinang agar sejahtera, berkualitas dan berdaya guna, dengan dilandasi moral dan agama serta memperhatikan aspek humanisme dan kesejahteraan bagi para anggotanya. Dalam rangka mendorong tumbuh dan berkembanganya Paguyuban Warga Pacitan, maka program-program yang bermanfaatpun sering dilakukan diantaranya pada bidang sosial, ekonomi, agama, seni, hukum, kesehatan dan lain-lain.Agar Warga Pacitan menjadi warga yang aktif, kompeten dan berkualiatas guna menunjang kehidupan mereka kearah yang lebih baik lagi dan mampu meningkatkan status sosial mereka. Kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan diantaranya: Bidang mengadakan pagelaran seni dan budaya dengan mengisi acara-acara yang ada di Tanjungpinang seperti reok, wayang orang dan campur sari, kegiatan tersebut juga berkontribusi baik untuk meningkatkan hubungan mereka dan membangun jaringan keberbagai kelompok lainya seperti pemerintah dan masyarakat. Tidak hanya itu, kegiatan sosialpun sering diadakan pada acara-acara tertentu, seperti sunatan massal. Dari kegiatan-kegiatan itu telah diikuti oleh warga pacitan dan masyarakat Tanjungpinang.Kegiatan tersebut dapat membuka hubungan yang luas kemasyarakat dan juga dapat menciptakan hubungan harmonis antara warga pacitan dan masyarakat Tanjungpinang.Selain kegiatan sosial dan budaya paguyuban warga pacitan juga turut membantu warga pacitan dalam mendapatkan akses ekonomi untuk mencari pekerjaan yang mereka butuhkan.Dari program-program telah diciptakan dan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan diharapkan mampu menciptakan hubungan sosial yang baik, bekerjasama sesuai dengan tujuan yang ingin mereka capai. Data dari Dinas Kesatuan Bangsa Politik Kota Tanjungpinang ada 10 paguyuban yang aktif menjalankan aktifitasnya dengan berbagai fungsinya dimasyarakat termasuk paguyuban warga pacitan seperti seni, sosial budaya, dan kepemudaan.Berbagai paguyuban tersebut memiliki tugas dan fungsi masing-masing sesuai dengan tujuannya. Harapan dari keberadaan berbagai paguyuban tersebut dapat membantu pemerintah kota Tanjungpinang dalam membangun kota Tanjungpinang kearah yang lebih baik dan dapat menampilkan kekhasan masing-masing paguyuban dalam berbagai bentuk kegiatan sebagai pendorong bagi perubahan masyarakat kota Tanjungpinang. Namun kenyataannya dari beberapa paguyuban-paguyuban yang ada di Tanjungpinang paguyuban warga pacitan merupakan salah satu yang tergolong aktif dalam berbagai kegiatan pada pemerintah dan masyarakat. Paguyuban warga pacitan kota Tanjungpinang berdiri sejak tahun 2003 hingga sekarang, dan telah menunjukkan eksistensinya dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat kota Tanjungpinang. Dari penelitian sebelumnya mengenai pola jaringan sosial yang pernah dilakukan yakni tentang pola jaringan sosial masyarakat nelayan tradisional pada musim paceklik yang dilakukan oleh Dra.Facrina, Msi yang membahas tentang jaringan sosial merupakan stratregi adaptasi yang paling utama dan efektif bagi rumah tangga nelayan khususnya bagi nelayan miskin.Mubyarto dkk (1984), mengindentifikasi hubunga tolong menolong dan patron-klien merupakan strategi yang bisa di tempuh oleh rumah tangga nelayan untuk mengatasi kesulitan hidup. Hal tersebut juga tidak jauh berbeda dengan keadaan paguyuban warga Pacitan dalam membuka jaringan sosial untuk menumbuh kembangkan paguyuban warga Pacitan hingga paguyuban tersebut tidak hanya memiliki kekutan sosial melainkan juga eksis diberbagai bidang kehidupan masyarakat tanjungpinang seperti: ekonomi sosial dan politik. Maka dengan begitu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Jaringan Sosial Warga Pacitan Kota Tanjungpinang”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah terjadi pada paguyuban Warga Pacitan.Maka penulis menarik rumusan masalah tentang, bagaimana Jaringan Sosial Warga Pacitan Kota Tanjungpinang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang serta rumusan masalah yang telah di jelaskan diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Jaringan Sosial Warga Pacitan Kota Tanjungpinang. D. Kegunaan Penelitian Dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu sosial pada umumnya dan ilmu sosiologi khususnya b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi peneliti selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti yang tertarik untuk melanjutkan pada bidang yang sama. E. Konsep Oprasional 1. Paguyuban Warga Pacitan Paguyuban Warga Pacitan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah paguyuban yang bukan hanya terbentuk yang anggotanya hubungan dari persaudaraan atau pertalian darah, akan tetapi masyarakat atau warga berasal dari pacitan yang berdomisili di Tanjungpinang. Merupakan suatu organisasi warga pacitan yang berada di kota Tanjungpinang yang mewujudkan masyarakat Pacitan seKota Tanjungpinang agar sejahtera, berkualitas dan berdaya guna, dengan dilandasi moral dan agama serta memperhatikan aspek humanisme dan kesejahteraan bagi para anggotanya. 2. Jaringan sosial Jaringan sosial merupakan seperangkat hubungan khusus yang terbentuk yang bertujuan untuk mendapatkan akses ekonomi, sosial dan budaya, diantara sekelompok orang.(Mitchel: 1969 dalam fachrina, 2005:25).Jaringan sosial yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah terbentuknya paguyuban warga Pacitan di tanjungpinang yang bertujuan untuk membantu warga Pacitan yang urban agar bisa eksis dan bertahan hidup melalui akses ekonomi, sosial dan budaya. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dengan demikian penelitian ini untuk mengumpulkan data-data tentang jaringan sosial paguyuban warga pacitan yang terdapat pada paguyuban warga pacitan kotaTanjungpinang yang meliputi hubungan khusus yang dibentuk oleh warga pacitan dalam membentuk suatu jaringan sosial baik itu dibidang ekonomi, sosial, dan budaya. Hasilnya akan digambarkan secara jelas tentang gambaran dilapangan mengenai jaringan sosial paguyuban warga pacitan kota Tanjungpinang. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah objek penelitian dimana kegiatan penelitian dilakukan.Lokasi dalam penelitian ini adalah Paguyuban Warga Pacitan Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau. Adapun alasan dipilihnya lokasi ini adalah sebagai berikut: a. Tanjungpinang merupakan salah satu tempat Paguyuban Warga Pacitan. b. Kota Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi Kepulauan Riau mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga dapat menjadi daya tarik seseorang dalam melakukan migrasi untuk meningkatkan status ekonomi. Salah satu alasan warga pacitan membentuk paguyuban di Kota Tanjungpinang ialah untuk menyatukan warga pacitan yang merantau ke Tanjungpinang dapat menjadi satu dan mampu terorganisir dengan baik. c. Di wilayah ini terdapat organisasi perkumpulan Warga Pacitan yang terorganisir pada KESBANGPOL Kota Tanjungpinang yaitu Paguyuban Warga Pacitan Kota Tanjungpinang. 3. Sumber Data Adapun jenis-jenis dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. a) Data Primer Data Primer, Sumber primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015:225).Adapun yang menjadi fokus pengamatan dalam penelitian ini yaitu paguyuban menjadi sebuah wadah dalam membuka jaringan keberbagai bidang kehidupan seperti, ekonomi, sosial dan budaya. Wawancara dilakukan pada anggota Paguyuban Warga Pacitan Kota Tanjungpinang yang berisi tentang jaringan sosial meliputi: 1) hubungan sosial atau saling keterhubungan merupakan interaksi sosial yang berkelanjutan (relatif cukup lama atau permanen) yang terakhirnya diantara mereka terikat satu sama lain dengan atau oleh seperangkat harapan yang relatif stabil (Zanden, 1990 dalam Agusyanto, 2007:14) Hubungan sosial antara dua orang mencerminkan adanya pengharapan peran dari masingmasing lawan interaksinya. 2) Kepentingan, yaitu hubungan sosial yang bermakna pada tujuan-tujuan tertentu atau khusus yang ingin di capai oleh para pelaku. 3) Kerjasama, yaitu suatu tindakan yang paling penting bagi seorang individu memiliki kapasitas yang terbatas. Bila bekerjasama secara terkoordinasi dan kemampuan dua individu akan meningkat. Kerjasama merupakan salah satu sifat mendasar umat manusia, demikianlah organisasi merupakan dasar dari kerjasama yang efektif. b). Data Sekunder, Data Sekunder, Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan informasi secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data sekunder ini dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain (Sugiyono, 2015:225). Data yang diperoleh melalui buku-buku, Data Dinas Kependudukan Kota Tanjungpinang, KESBANGPOL Kota Tanjungpinang dan Media cetak dan arsip yang relevan dengan penelitian. 4. Informan Informan dalam penelitian ini adalah Pengurus Paguyuban Warga Pacitan Kota Tanjungpinang.Teknik penentuan informan yang di gunakan adalah Purposive Sampling artinya bahwa penetuan informan mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap objek yang sesuai dengan tujuan penelitian.kriteria infoman dalam penelitian ini yaitu: a. Pengurusan lama yang tidak aktif lagi tetapi menjadi bagian dari kepengurusan baru b. kepengurusan baru yang aktif mengembangkan paguyuban warga pacitan dalam membantu warga pacitan yang uban ke Tanjungpinang c. anggota paguyuban warga pacitan d. Berdomisili di Kota Tanjungpinang e. Aktif dalam berbagai kegiatan yang ada di paguyuban warga pacitan 5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Pada tahap penelitian ini agar diperoleh data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan, maka dapat diperoleh melalui: a. Observasi langsung Observasi dilakukan untuk mendekatkan peneliti ke orang-orang yang ditelitinya dan ke situasi atau lingkungan mereka yang sebenarnya.Peneliti dapat masuk ke lingkungan yang ditelitinya atau yang dikenal dengan observasi partisipatif. Dalam pengamatan ini peranan pengamat secara terbuka diketahui oleh umum karena itu maka segala informasi termasuk rahasia sekalipun dapat dengan mudah diperolehnya (Moleong, 2012:177) b. Wawancara Cara yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yaitu dengan jalan bertanya langsung kepada responden untuk memperoleh informasi dari warga pacitan.Untuk mengetahui makna di balik tindakan, penulis melakukan wawancara mendalam (indepth interview).Informan dalam penelitian ini adalah Warga pacitan yang terdaftar sebagai anggota paguyuban warga pacitan Kota Tanjungpinang sebagai organisasi resmi yang terdaftar pada Dinas Sosial dan KESBANGPOL Kota Tanjungpinang.Informan ditentukan oleh kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. 6. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan sekretariat Paguyuban Warga Pacitan Kota Tanjungpinang sebagai tempat penelitian.Kemudian dalam mereduksi data, peneliti memfokuskan pada pinisepu, ketua dan kepala bidang paguyuban Warga Pacitan, dengan mengategorikan pada aspek sumber informasi, jenis, dan karakteristik kebutuhan informasi. a. Penyajian Data(Data Display) Penyajian data dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah dipahami. Menurut Sugiyono (2013: 249), dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut. Bentuk penyajian data dalam penelitian ini yaitu bentuk teks yang bersifat deskriptif. b. Kesimpulan/ Verifikasi (Conclusion Drawing/ Verification) Menurut Sugiyono (2013: 252), kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran obyek dalam bentuk hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori (Sugiyono, 2013: 253).Apabila data display yang telah dikemukakan sebelumnya telah didukung oleh data-data yang mantap, maka dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel. G. KAJIAN PUSTAKA 1. Jaringan Sosial Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya.Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk yang formal maupun bentuk informal.Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal (Damsar, 2002:157).Teori jaringan sosial berangkat dari pengkajian atas variasi bagaimana perilaku individu berkumpul (aggregate) menjadi perilaku kolektif.Dalam hal ini analisis jaringan sosial lebih ingin mempelajari keteraturan individu atau kelompok berperilaku ketimbang keteraturan keyakinan tentang bagaimana mereka seharusnya berperilaku (Wafa, 2006:162).Granovetter melukiskan hubungan ditingkat mikro itu seperti tindakan yang melekat dalam hubungan pribadi konkrit dan dalam struktur (jaringan sosial) terhadap hubungan itu.Hubungan ini berlandaskan gagasan bahwa setiap aktor (individu atau kolektivitas) mempunyai akses berbeda terhadap sumber daya yang bernilai seperti kekayaan, kekuasaan, dan informasi. Bott dan Barnes menunjukkan bahwa jaringan-jaringan sosial dapat digunakan untuk menginterpretasikan prilaku dalam berbagai variasi situasi sosial yang luas dan tidak terbatas hanya pada studi peran-peran conjugal (Bott: 1957; Barnes: 1969, dalam agusyanto, 2007: 28).Menurut Barnes (Agusyanto, 2007: 34) jaringan dibedakan atas jaringan total digunakan untuk menyebut jaringan sosial yang kompleks, dan jaringan partial untuk menyebut jaringan yang hanya berisi satu jenis hubungan sosial. Lain hal lagi bila jaringan sosial ditinjau dari tujuan hubungan sosial yang membentuk jaringan-jaringan. Dari sisi ini jaringan sosial dapat di bedakan dalam tiga jenis yaitu : 1. Jaringan interest (kepentingan), terbentuk dari hubungan-hubungan sosial yang bermuatan kepentingan. Jaringan kepentingan terbentuk atas dasar hubungan-hubungan sosial yang bermakna pada tujuan-tujuan tertentu atau khusus yang ingin di capai oleh para pelaku.Bila tujuan-tujuan tersebut sifatnya spesifik dan kongkret seperti memproleh barang, pelayanan, pekerjaan dan sejenisnya setelah tujuan-tujuan tersebut tercapai biasanya hubungan-hubungan tersebut tidak berkelanjutan.Bila tujuan-tujuan dari hubungan-hubungan sosial yang terwujud spesifik dan konkret seperti ini, struktur sosial yang lahir dari jaringan sosial tipe ini juga sebentar dan berubah-ubah. 2. Jaringan sentiment (jaringan emosi) hubungan-hubungan sosial yang bermuatan emosi. Jaringan emosi terbentuk atas hubungan-hubungan sosial, dimana hubungan sosial itu sendiri menjadi tujuan tindakan sosial misalnya dalam pertemanan, percintaan atau hubungan kerabat, dan sejenisnya.Struktur sosial yang dibentuk oleh hubungan-hubungan emosi ini cenderung lebih mantap dan permanen. 3. Jaringan power, hubungan-hubungan sosial yang membentuk jaringan bermuatan power. Power disini merupakan suatu kemampuan seseorang atau unit sosial untuk mempengaruhi perilaku dan pengambil keputusan orang atau unit sosial lainnya melalui pengendalian (Adams: 1977 dalam Agusyanto, 2007). 2. Paguyuban Warga Pacitan Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggotaanggotanya diikat oleh hubungan batin yang mulai bersifat alamiah serta bersifat kekal.Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang di kodratkan.Kehidupan tersebut dinamakan nyata dan organis, sebagaimana dapat diumpamakan dengan organ tubuh manusia/hewan. Bentuk paguyuban terutama akan dapat dijumpai didalam keluarga. Kelompok kerabatan, rukun tetangga dan lain sebgainya. (soerjono soekanto: 2007). H. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Jumlah Penduduk Kota Tanjungpinang Berdasarkan hasil rekomendasi yang disampaikan para Pinisepuh maupun penasehat Warga Pacitan yang berada di Kota Tanjungpinang, jumlah masyarakat pacitan mendekati angka lebih kurang 32% dari seluruh jumlah penduduk Kota Tanjungpinang yang mendekati angka 252.405 lebih jiwa. Hal ini berarti secara kualitas, jumlah masyarakat Pacitan di Kota Tanjungpinang diperkirakan mendekati angka lebih kurang 64.000 Jiwa. Banyaknya penduduk Tanjungpinang mayoritas merupakan warga yang merantau ke Tanjungpinang yang ingin mencari penghidupan yang lebih baik lagi. Diantaranya orang-orang pacitan yang telah didata berada diseluruh wilayah Tanjungpinang dan merupakan penduduk rantaun terbesar di Tanjungpinang. 2. Kondisi Perekonomian Kota Tanjungpinang Dari data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tanjungpinang, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Tanjungpinang yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran (35,54%), kemudian diikuti oleh sektor industry pengolahan (15,37%), sektor bangunan (13,29%), sektor jasa-jasa (12,51%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (10,82%). Sedangkan sektor lainnya (12,47%) meliputi sektor listrik, gas, dan air bersih, keuangan, pertanian, dan sektor pertambangan dan penggalian. Itulah berbagai jenis-jenis usaha yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangannya kota Tanjungpinang yang mampu menarik pekerja dari luar untuk bisa bersaing di Kota Tanjungpinang. 3. Sosial dan Budaya Kota Tanjungpinang Kebudayaan Melayu merupakan kebudayaan asli penduduk Kota Tanjungpinang. Dalam perkembangannya sesuai dengan karakteristik sifat heterogen penduduknya, kebudayaan lain juga ikut mengalami perkembangan dengan tetap menghormati Kebudayaan Melayu sebagai kebudayaan asli dalam hubungan sosial kemasyarakatan. Merupakan suatu kebanggaan bagi Kota Tanjungpinang, dengan kehadiran masyarakat yang multi etnis ini tetap dapat menjaga kerukunan hidup dan kerukunan beragama. Terdapat berbagai paguyubanpaguyuban etnis guna tetap menjaga dan meningkatkan kesatuan dan persatuan dalam hidup bermasyarakat. Perkembangan suatu paguyuban juga sangat membantu memberikan dampak positif bagi tumbuh dan berkembangannya masyarakat Tanjungpinang serta menjaga nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. 4. Paguyuban Warga Pacitan Sebagai Wadah Dalam Pembentukan Jaringan Sosial di Kota Tanjungpinang Perkembangan organisasi kemasyarakatan di kota tanjungpinang pada saat memasuki gerbang reformasi mengalami peningkatan dari segi kualitas. Hal ini terlihat dari besarnya jumlah organisasi-organisasi tersebut yang tumbuh dan berdiri dari tahun ketahun. Tercatat jumlah tersebut sudah mendekati angka 200 berdasarkan catatan dari Kantor Kesbangpol Linmas Kota Tanjungpinang. Paguyuban Warga Pacitan (PWP) Kota Tanjungpinang yang telahpun di deklarasikan pertama kali pada tanggal 23 Agustus 2003 mengalami pasang surut perkembangannya. Namun kesemua itu, arah pendirian organisasi ini semata-mata didirikan untuk mengayomi seluruh kepentingan masyarakat pacitan perantauan khususnya maupun masyarakat jawa perantauan pada umumnya di Kota Tanjungpinang. 5. Cabang Paguyuban Warga Pacitan di Tanjungpinang Pendirian wadah organisasi paguyuban warga pacitan (PWP), secara terstruktur di bentuk mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kelurahan/desa sampai ketingkat rukun warga (RW). Dewan pengurus Paguyuban Warga Pacitan (PWP) kota Tanjungpinang membawahi 12 (dua belas) cabang PWP kelurahan 6. Maksud Dan Tujuan Berdirinya Paguyuban Warga Pacitan Di Tanjungpinang Maksud dari didirikannya paguyuban warga Pacitan (PWP) kota Tanjungpinang adalah sebagai berikut: 1. Sebagai wadah berkumpul masyarakat pacitan kota Tanjungpinang dalam menyalurkan aspirasi, pemikiran, konsep, ide-ide bagi pngembangan, pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kota Tanjungpinang umumnya dan masyarakat pacitan pada khususnya. 2. Sebagai organisasi dalam memperjuangkan paningkatan harkat dan hidup masyarakat Pacitan guna peningkatan kesejahteraan yang berkeadilan 3. Nedya Nyambung Rasa, Ngumpulake Balung Pisah, Ojo Nganti Kepaten Obor bersatu menyambung rasa, mengumpulkan saudara-saudara yang terpisah jangan sampai kehilangan jejak. 4. Memupuk, mempererat kebersamaan dan hubungan tali silaturahmi serta rasa persaudaraan antar sesama anggota. 5. Sebagai wadah berawal untuk mewujudkan kesetiakawanan sosial. Sedangkan tujuan didirikannya wadah organisasi ini adalah untuk mewujudkan masyarakat Pacitan se-Kota Tanjungpinang agar sejahtera, berkualitas dan berdaya guna, dengan dilandasi moral dan agama serta memperhatikan aspek humanisme. 2 Visi Dan Misi Paguyuban Warga Pacitan Kota Tanjungpinang 1) Visi Sebagai upaya untuk mengarahkan wadah organisasi ini dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan, maka dewan pengurus paguyuban warga Pacitan (PWP) kota Tanjungpinang telahpun menetapkan visi organisasi yaitu “Terwujudnya Organisasi Kemsyarakatan Yang Professional Dan Mandiri, Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Serta Senantiasa Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Luhur Budaya Dan Adat Istiadat Jawa Umumnya, Pacitan Pada Khususnya”. 2) Misi Dalam rangka mewujudkan visi organisasi, telahpun di tetapkan beberapa misi, diantaranya: a) Melakukan penataan organisasi secara tersetruktur dengan penerapan manajemen organisasi yang benar. b) Mengembangkan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kemampuan ekonomi dan sosial kemasyarakatan. c) Peningkatan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi guna menunjang pada tatanan kemasyarakatan, pemerintah dan pembangunan d) Melestarikan nilai-nilai luhur budaya dan adat istiadat sebagaai suatu cerminan/jati diri masyarakat jawa umumnya, Pacitan pada khusunya. I. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Iforman Karakteristik infoman merupakan profil sumber data yang diharapkan dapat menggambarkan pemahaman terhadap data dari hasil penelitian, sehingga dapat diletakkan pertimbangan-pertimbangan yang logis dan proporsional atas hasil penelitian ini. Dari kategori pengelompokan responden dalam penelitian ini diambil 6 (enam) orang responden, yakni diantaranya 3 (tiga) panisepuh para orang tua yang tau akan sejarah terbentuknya paguyuban warga pacitan, 2 (dua) orang dari kepengurusan priode saat ini yaitu ketua dan kepala bidang UKM yang tau akan perkembangan paguyuban serta 1 (satu) orang anggota biasa paguyuban warga Pacitan yang pernah menjadi bagian dari kegiatan yang diadakan paguyuban warga Pacitan. 2. Paguyuban Warga Pacitan Merupakan Jaringan Sosial Dalam Membuka Akses Bagi Warga Pacitan di Tanjungpinang a. Paguyuban warga pacitan merupakan Jaringan sosial dalam mendapatkan akses ekonomi Masyarakat warga pacitan yang merantau ke Tanjungpinang rata-rata memiliki tujuan yang sama yakni demi meningkatkan status ekonomi keluarga mereka. Karena banyaknya warga pacitan yang merantau di Tanjungpinang memiliki latar belakang kehidupan yang sama maka mereka membuat suatu kelompok yakni paguyuban warga Pacitan demi mewujudkan warga Pacitan yang berada diTanjungpinang menjadi terkordinir dengan baik dan mencapai kesejahteraan yang merata. Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, dimana “ikatan” yang menghubungkan satu titik ke titik lain dalam jaringan adalah hubungan sosial. Berpijak pada jenis ikatan ini, maka secara langsung atau tidak langsung yang menjadi anggota suatu jaringan sosial adalah manusia (person).Hubungan sosial atau saling keterhubungan merupakan interaksi sosial yang berkelanjutan (relatif cukup lama atau permanen) yang terakhirnya diantara mereka terikat satu samalain dengan atau oleh seperangkat harapan yang relatif stabil (Zanden, 1990 dalam Agusyanto, 2007:14). Ketika orang-orang pacitan berkumpul dalam berbagai pertemuan yang diadakan oleh paguyuban seperti bertemu saat rapat, arisan, wiritan, hingga acara-acara pagelaran seni dan pertemuan-pertemuan lainya maka mereka secara tidak langsung membagi pengalaman serta membuka peluang bagi warga pacitan yang masih belum bekerjauntuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan yang bisa mereka kerjakan, dari interaksi tersebutmereka harapkan akan terjadi jaringan sosial untuk kepentingan mereka dalam mendapatkan kebutuhan-kebutuhan serta akses ekonomi bagi warga pacitan yang merantau di Tanjungpinang. Jaringan sosial ini juga diharapkan menjadi hubungan sosial yang permanen dan berkelanjutan.Dari situlah seperti yang disampaikan oleh Bott dan Barnesdalam mendapatkan akses yang ia ingikan maka perlu adanya jaringan-jaringan sosial yang mana dari situ akan menghubungkan hubungan-hubungan kesemua anggota warga pacitan dalam memperoleh berbagai informasi-informasi termasuk informasi tentang pekerjaan. b. Paguyuban Warga Pacitan Merupakan Jaringan Sosial Dalam Menjaga Stabiliitas Ekonomi Untuk mengatasi masalah-masalah terutama masalah ekonomi pada dunia kerja maka paguyuban warga Pacitan terus berupaya mencari solusi dan membantu warga Pacitan yang kesulitan perekonomiannya dengan membangun jaringan sosial dan menjalin hubungan baik kepada orang-orang yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah kesulitan ekonomi yang sedang mereka hadapi. Jaringan sentiment (jaringan emosi) hubungan-hubungan sosial yang bermuatan emosi.Jaringan emosi terbentuk atas hubungan-hubungan sosial, dimana hubungan sosial itu sendiri menjadi tujuan tindakan sosial misalnya dalam pertemanan, percintaan atau hubungan kerabat, dan sejenisnya.Struktur sosial yang dibentuk oleh hubungan-hubungan emosi ini cenderung lebih mantap dan permanen (Barnes Agusyanto, 2007: 34). Dari seluruh rangkaian upaya yang dilakukan oleh paguyuban warga Pacitan maka memang peran paguyuban dalam menjaga stabilitas ekonomi sangatlah penting karena paguyuban warga Pacitan selalu berupaya membuat warga Pacitan menjadi aktif dan kreatif serta mampu membuka jaringan sosial keberbagai kalangan masyarakat dengan begitu di harapkan seluruh warga pacitan dapat merasakan kesetaraan yang sama dalam mendapatkan hak dan menjadikan mereka menjadi warga yang mampu tumbuh dan berkembang lagi.Dalam hai ini untuk menjaga stabilitas ekonomi maka paguyuban warga pacitan melakukannya dengan cara: 1. Menjaga kesinambungan antara warga pacitan dalam membangun jaringan ekonomi 2. Menjaga stabilitas permodalan dan pendapatan dengan terus bekerjasama 3. Menjaga kepercayaan yang telah terjalin kerjasama agar dapat terus menjalin kerja secara terus menerus 4. Menanfaatkan Hubungan kerjasama baik pada pengusaha maupun masyarakat luas demi meningkatkan pendapatan. 5. Menjaga keberlangsungan ekonomi dengan aktif berwirausaha 6. Menjaga kesinambungan hubungan kerja yang lebih menguntungkan 7. Mencegah terjadinya gulung tikar atau bangkrut dengan meningkatkan kerjasama agar mendapatkan bantuan materil maupun non materil 8. Meningkatkan pengawasan terhadap tumbuh dan berkembangannya UKM warga pacitan c. Paguyuban Warga Pacitan Merupakan Jaringan Dalam Membuka Akses Sosial dan Budaya Dengan membentuk jaringan ini maka diharapkan orang-orang pacitan yang merantau ke tanjungpinang menjadi semakin solid dan mampu menunjukkan ke eksistensi pada masyarakat Tanjungpinang.Berbagai kegiatan sosial dan budaya yang ada di kota Tanjungpinang tentu memiliki ciri has tersendiri, begitu juga pada kegiatan-kegiatan sosial dan budaya yang dilakukan oleh warga Pacitan dan menunjukkan ke eksistensinya mereka di kalangan masyarakat kota Tanjungpinang. Jaringan sosial menjadi sangat penting di dalam masyarakat karena di dunia ini bisa dikatakan bahwa tidak ada manusia yang tidak menjadi bagian dari jaringanjaringan hubungan sosial dari manusia lainnya.Walaupun begitu manusia tidak selalu menggunakan semua hubungan sosial yang dimilikinya dalam mencapai tujuantujuannya, tetapi disesuaikan dengan ruang dan waktu atau konteks sosialnya.Menurut Barnes (Agusyanto, 2007: 34) jaringan dibedakan atas jaringan total digunakan untuk menyebut jaringan sosial yang kompleks, dan jaringan partial untuk menyebut jaringan yang hanya berisi satu jenis hubungan sosial. Dalam hal ini bahwa warga pacitan di tuntut untuk terus meningkatkan hubungan kerjasama keberbagai kalangan bukan hanya sesama warga pacitan saja tetapi ke masyarakat Tanjungpinang dalam membina jaringan yang lebih kompleks.Berbagai kegiatanpun sering dilakukan dalam rangka menunjang kekompakkan dan menjalin hubungan yang lebih baik lagi.Seperti kegiatan kerohanian, arisan, dan kesenian serta kegiatan sosial lainya. Dari kegiatan-kegiatan tersebutlah secara perlahan akan menimbulkan hubungan yang lebih baik lagi demi terciptanya jaringa sosial yang lebih luas. d. Paguyuban Warga Pacitan Merupakan Jaringan Soaial Dalam Menjaga Stabilitas Sosial dan Budaya Paguyuban Warga Pacitan yang merupakan organisasi yang diharapkan dapat memberikan kekuatan untuk warga pacitan agar menjadi warga yang selalu berperan aktif di tengah-tengah masyarakat Tanjungpinang. Melalui sistem yang baik dan program-program yang telah direncanakan oleh pengurus paguyuban warga pacitan ini akan menjadikan paguyuban warga pacitan menjadi sebuah wadah yang akan membantu warga pacitan mendapatkan hak-hak mereka dan memberikan motivasi dalam hidup dan kehidupan mereka. Warga pacitan diberikan kebebasan dalam membuka peluang mereka untuk menjadi masyarakat peduli dan kreatif tidak hanya kepada orang-orang pacitan tetapi juga pada masyarakat Tanjungpinang pada umunya.Agar cita-cita warga pacitan dapat terwujud maka perlu kerjasama yang baik dalam menjaga stabilitas sosial dan budaya dengan menjalin jaringan sosial yang lebih kompleks keberbagai kehidupan sosial dan budaya yang berada di Tanjungpinang. J. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada skripsi ini, maka peneliti dapat menyimpulkan mengenai jaringan sosial paguyuban warga pacitan di Tanjungpinang dan kesimpulan ini akan dimulai dari pembentukan jaringan sosial dalam mendapatkan akses ekonomi, sosial dan budaya hingga pembentukan jaringan sosial dalam menjaga stabilitas ekonomi, sosial dan budaya. Adanya paguyuban warga pacitan sangat membantu warga pacitan dalam memproleh berbagai hal. Hubungan sosial, kerjasama, serta pembentukan jaringan sosial sangat membantu tumbuh dan berkembangnya orang-orang pacitan yang merantau ke Tanjunpinang dalam memproleh bantuan yang mereka butuhkan. 2. Saran Berdasarkan penelitian yang di jelaskan dalam skripsi ini, maka peneliti dapat memberikan saran tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga tumbuh dan berkembangnya paguyuban warga pacitan di kota Tanjungpinang di antaranya: a. Paguyuban warga pacitan diharapkan selalu menjaga ke utuhan warga pacitan dengan terus membina ikatan yang kuat dalam menjalin rasa solidaritas b. Paguyuban warga pacitan juga diharapkan mampu menjaga stabilitas hubungan yang telah dibangun dalam jaringan sosial agar paguyuban warga pacitan dapat terus eksis di tengah kehidupan warga Tanjungpinang c. Warga pacitan hendaklah mampu ikut berperan aktif mengembangkan kreatifitasnya. d. Warga pacitan juga harus selalu membina kerukunan antara warga pacitan dan ditengah masyarakat Tanjungpinang. DAFTAR PUSTAKA Akhmad Subkhi & Muhammad jauhar. 2013. Pengantar teori dan prilaku organisasi. Jakarta: PT Prestasi Purtakaraya. Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Daftar nama-nama paguyuban yang terdaftar di badan Kesbangpol Penmas Kota Tanjungpinang. Drs. Danang Sunyoto, SE., SH., MM. & Burhanudin SE., MSI. 2011. PRILAKU ORGANISASI; -CET.1-Yogyakarta George Ritzer. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. Granovetter M, 2005. The Impact of Social Structure on Economic Outcomes. Moleong, Lexy J. 2007. Metodelogi Penelitan Kulitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Prof. Dr. R. Nasrullah Nazsir, Drs., M.S. 2008. Struktur Sosial Dan Struktral Fungsional. Bandung: Widya padjadjaran. Prof. Dr. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA. Ritzer, G. & Douglas, J. G. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media Ruddy Agusyanto. 2007. Jaringan Sosial Dalam Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (ed). 1974. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Suyono. B. 2008. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Penoda Group. internet: Ritzer, G. & Douglas, J. G. 2007. www.goodreads.com/book/show/6388855-teorisosiologi-modern. 19 April 2013 yudomahendro. 2013. Teori Pertukaran, Teori Jaringan, Serta Teori Pilihan Rasional.http://yudomahendro.wordpress.com/2012/03/30/membahas-teoripertukaran-teori-jaringan-serta-teori-pilihan-rasional/. 19 April 2013 http://repository.upi.edu/9256/2/t_ips_1008863_chapter1.pdf content/uploads/2014/08/Journal%20M.%20Rahmat%20Budi%20Nuryanto%20%28 08-3014-04-02-59%29.pdf