pengaruh labelisasi halal produk kemasan terhadap keputusan

advertisement
1
PENGARUH LABELISASI HALAL PRODUK KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
MARITIM RAJA ALI HAJI
Hj. Iranita, SE.,MSi
NIDN 1027087003
Email: [email protected]
Abstrak
Masyarakat saat ini mengkonsumsi suatu produk tidak lagi
terlalu memperhatikan kehalalan suatu produk. Mereka kebanyakan
hanya berpikiran bahwa produk yang secara langsung diproduksi dari
bahan baku yang tidak halal (alkohol atau babi misalnya) adalah
haram. Padahal untuk memproduksi suatu produk tidak hanya
berdasarkan bahan baku saja tapi juga mulai dari tata cara
produksi, bahan-bahan tambahan ataupun unsur-unsur lainnya yang
menyertai produksi produk tersebut juga haruslah halal. Padahal
dalam ajaran syariat Islam, tidak diperkenankan bagi kaum muslim
untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu karena substansi yang
dikandungnya atau proses yang menyertainya. Label halal bagi
konsumen muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh
mereka konsumsi, yaitu produk yang memiliki dan mencantumkan label
halal
pada
kemasannya.
Konsumen
Muslim
berhati-hati
dalam
memutuskan untuk mengkonsumsi atau tidak produk-produk tanpa label
halal tersebut dan membeli produk-produk yang berlabel halal
ataupun tidak merupakan hak konsumen itu sendiri.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui labelisasi halal
pada suatu produk yang bisa mempengaruhi keputusan mahasiswa
(UMRAH) untuk membeli suatu produk kemasan terutama produk yang
telah mempunyai sertifikasi label halal. Penelitian ini bersifat
eksplorasi (explanatory research). Dalam penelitian ini jumlah
variabel yang ditetapkan adalah 10 variabel yang berhubungan
dengan faktor – faktor yang mempengaruhi mahasiswa terhadap
keputusan pembelian produk berlabel halal yang di analisa dengan
regresi (regression analysis) diketahui bahwa terdapat hubungan
yang sedang dan searah antara variabel Labelisasi Halal dengan
Keputusan Pembelian. Artinya, semakin tinggi Labelisasi Halal maka
semakin
meningkat
Keputusan
Pembelian,
atau
semakin
besar
Keputusan Pembelian, maka semakin meningkat Labelisasi Halal.
Kata kunci: Labelisasi halal produk, keputusan membeli
PENDAHULUAN
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa
merupakan pasar konsumen yang paling besar di dunia. Demikian
besarnya jumlah penduduk mengakibatkan produk baik dari dalam
maupun dari luar negeri membanjiri dari segala lini produk dan
jasa. Di sisi lain dengan populasi kaum Muslimin yang mencapai 90%
dari jumlah total warga negara Indonesia, membanjirnya produk dan
2
jasa tersebut merupakan suatu dilema dimana satu hal memberikan
banyak pilihan bagi masyarakat tapi juga di lain hal membuat
masyarakat menjadi tidak sadar lagi masalah kehalalan produk
tersebut terutama produk pangan.
Masyarakat saat ini mengkonsumsi suatu produk tidak lagi
terlalu memperhatikan kehalalan suatu produk. Mereka kebanyakan
hanya berpikiran secara sempit bahwa produk yang secara langsung
diproduksi dari bahan baku yang tidak halal (alkohol atau babi
misalnya) adalah haram. Padahal untuk memproduksi suatu produk
tidak hanya berdasarkan bahan baku saja tapi juga mulai dari tata
cara produksi, bahan-bahan tambahan ataupun unsur-unsur lainnya
yang menyertai produksi produk tersebut juga haruslah halal.
Padahal dalam ajaran syariat Islam, tidak diperkenankan bagi kaum
muslim untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu karena substansi
yang dikandungnya atau proses yang menyertainya.
Dengan adanya label halal ini konsumen muslim dapat
memastikan produk mana saja yang boleh mereka konsumsi, yaitu
produk yang memiliki dan mencantumkan label halal pada kemasannya.
Konsumen Muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk mengkonsumsi
atau tidak produk-produk tanpa label halal tersebut dan membeli
produk-produk
yang
berlabel
halal
atau
tidak
merupakan
hak konsumen itu sendiri. Dari sisi konsumen tentu saja mempunyai
persepsi yang berbeda dalam memutuskan membeli suatu produk.
Sebagian mungkin tidak peduli dengan kehalalan suatu produk
sedangkan sebahagian lainnya masih memegang teguh prinsip bahwa
suatu produk harus ada label halalnya.
Penduduk Kepulauan Riau yang mencapai 1,4 juta jiwa dengan
mempunyai jumlah penduduk mayoritas muslim merupakan pihak yang
dirugikan apabila suatu produk tidak halal atau diragukan
kehalalannya. Dan tentu saja pada akhirnya akan membuat masyarakat
Kepulauan Riau khususnya warga muslim menjadi konsumen produkproduk tidak halal baik mereka sadari ataupun tanpa mereka sadari
sama sekali.
Dalam lingkup yang lebih kecil mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjung Pinang dapat
dijadikan sebagai contoh kecil komunitas Islam dan mewakili
komunitas Islam dimana sebagian besar mahasiswanya beragama Islam
yang menjadi konsumen produk berlabel halal. Mahasiswa mempunyai
akses yang besar terhadap informasi sehingga mempunyai daya
kritisi yang lebih terhadap suatu hal. Mereka juga dapat
membedakan satu produk dengan produk lain berdasarkan informasi
yang mereka peroleh baik dari media cetak, elektronik maupun dari
dunia maya.
Agar dapat memperoleh informasi yang lebih jelas serta
disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana pengaruh label halal
terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk
tertentu, perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah. Untuk itu
penulis akan melakukan penelitian dengan menjadikan mahasiswa FE
UMRAH sebagai studied population.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latarbelakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka
masalah yang ada dapat dirumuskan bahwa labelisasi halal pada
suatu
produk
yang
bisa
mempengaruhi
keputusan
mahasiswa
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) untuk membeli suatu
2
produk
halal.
terutama
produk
yang
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
telah
mempunyai
sertifikasi
label
Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
labelisasi halal pada suatu produk yang bisa mempengaruhi
keputusan mahasiswa (UMRAH) untuk membeli suatu produk terutama
produk yang telah mempunyai sertifikasi label halal.
Hasil penelitian ini dapat diterapkan dan dikembangkan agar
dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal
produk-produk halal serta labelisasinya, tidak hanya bagi konsumen
tetapi juga pihak terkait seperti pemerintah daerah, pusat dan
MUI.
Untuk mendapatkan informasi yang objektif dan disertai bukti
ilmiah mengenai bagaimana perilaku pembelian konsumen terutama
mahasiswa (UMRAH) terhadap labelisasi halal suatu produk, perlu
dilakukan suatu penelitian ilmiah. Penulis membatasi hanya untuk
produk pangan terutama produk kemasan.
LANDASAN TEORI
Labelisasi Halal
Sertifikasi halal dan labelisasi halal merupakan dua
kegiatan yang berbeda tetapi mempunyai keterkaitan satu sama lain.
Sertifikasi halal dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
pengujian secara sistematik untuk mengetahui apakah suatu barang
yang diproduksi suatu perusahaan telah memenuhi ketentuan halal.
Hasil dari kegiatan sertifikasi halal adalah diterbitkannya
sertifikat halal apabila produk yang dimaksudkan telah memenuhi
ketentuan sebagai produk halal. Sertifikasi halal dilakukan oleh
lembaga yang mempunyai otoritas untuk melaksanakannya. Tujuan
akhir dari Sertifikasi halal dan labelisasi halal merupakan dua
kegiatan yang berbeda tetapi mempunyai keterkaitan satu sama lain.
Sertifikasi halal dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
pengujian secara sistematik untuk mengetahui apakah suatu barang
yang diproduksi suatu perusahaan telah memenuhi ketentuan halal.
Labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan
halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang
dimaksud berstatus sebagai produk halal. Di Indonesia lembaga yang
otoritatif melaksanakan Sertifikasi Halal adalah Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang secara teknis ditangani oleh Lembaga
Pengkajian Pangan Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM). Sedangkan
kegiatan labelisasi halal dikelola oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM). Dalam pelaksanaannya di Indonesia, kegiatan
labelisasi halal telah diterapkan lebih dahulu sebelum sertifikasi
halal. Di Indonesia peraturan yang bersifat teknis yang mengatur
masalah pelabelan halal antara lain keputusan bersama Menteri
Kesehatan dan Menteri Agama RI No. 427/Men.Kes/SKBMII/1985 (No.68
Tahun 1985) Tentang Pencantuman Tulisan Halal Pada Label Makanan.
Definisi halal seperti dalam Halal Consumer Magazine (2008)
yang dipublikasikan oleh the Islamic Food and Nutrition Council of
America (IFANCA) dalam bahasa Arab (sebagaimana tercantum
dalam
Kitab suci Al-Qur’an) adalah sah menurut hukum atau diijinkan.
3
Lawan dari
halal adalah haram, yang berarti melarang atau
terlarang. Kondisi halal dan haram adalah bisa diterapkan bukan
saja ke makanan tetapi juga produk lain, kebiasaan dan aksi.
Jadi
sebenarnya
pemerintah
telah
mengatur
tentang
pencantuman produk halal. Namun kelemahan masih saja terjadi
seperti halnya terjadi pertentangan antara UU dengan PP yang di
bawahnya. Sehingga hal ini perlu dilakukan pembenahan. Selain itu,
meskipun telah ada aturan namun belum ada kewajiban atau pun
sanksi bagi produsen yang belum mencantumkan label halal pada
produknya. Hanya saja ada aturan atau sanksi bagi produsen yang
telah mencantumkan label halal, namun ternyata tidak memiliki
sertifikat halal.
Label merupakan salah satu jalan bagi konsumen untuk
memperoleh informasi dari suatu produk, maka pada label itulah
produsen harus mengupayakan prioritas-prioritas informasi yang
akan dicantumkan pada label. Harapan konsumen adalah agar setelah
melihat label dapat mempersepsikan apakah produk tersebut sesuai
dengan keinginan dan aman untuk di konsumsi, dan juga tidak
melanggar norma maupun ajaran kepercayaan (agama). seperti di
negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, mereka membutuhkan
informasi tentang halal dan tidaknya produk tersebut sebelum
dikonsumsi. Produk makanan, minuman, obat, kosmetika dan produk
lainnya
(Pembinaan
Pangan
Halal
Dan
Penyelenggaraan
Haji
Departemen Agama, 2003).
Harapan konsumen adalah agar setelah melihat label dapat
mempersepsikan apakah produk tersebut sesuai dengan keinginan dan
aman untuk di konsumsi, dan juga tidak melanggar norma maupun
ajaran kepercayaan (agama). seperti di negara-negara berpenduduk
mayoritas muslim, mereka membutuhkan informasi tentang halal dan
tidaknya produk tersebut sebelum dikonsumsi. Label halal adalah
pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk
untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai
produk halal. Sebelum produsen memberikan label halal pada kemasan
produk makanannya, maka harus mendapatkan sertifikat halal dalu
dari lembaga yang berwenang dan hingga saat ini satu-satunya
lembaga yang diakui oleh negara dan berwenang mengeluarkan
sertifikat halal bagi produk makanan yang memenuhi persyaratan
adalah LPPOM-MUI, yang sebelumnya melakukan audit produk secara
menyeluruh dan hasilnya di sosialisasikan melalui fatwanya. Adapun
fatwa produk halal adalah fatwa yang ditetapkan oleh Komisi Fatwa
MUI mengenai produk makanan, minuman, obat, kosmetika dan produk
lainnya
(Pembinaan
Pangan
Halal
Dan
Penyelenggaraan
Haji
Departemen Agama, 2003).
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika
seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang
berharga
jual
rendah
(low-involvement)
proses
pengambilan
keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga
jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan
dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.
4
Pengertian
mengenai
perilaku
oleh
perusahaan
ataupun
organisasi dalammencapai tujuan pasar sangat penting dan berguna
dalam usaha menentukan danmelaksanakan strategi pemasaran yang
tepat agar dapat mencapai tujuan dengan efektif. Perilaku Konsumen
(consumer behavior) didefinisikan sebagai studi tentang unit
pembelian
(buying
unit)
dan
proses
pertukaran
yang
melibatkanperolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa,
pengalaman, ide-ide (John C. Mowen dan Michael minor, 2002)
Definisi tentang perilaku konsumen juga menyatakan bahwa
proses pertukaran melibatkan serangkaian langkah-langkah, dimulai
dengan tahap perolehan atau akuisisi (acquisition phase) para
peneliti menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan
produk dan jasa. Lalu ke tahap konsumsi (consumption phase) para
peneliti
menganalisis
bagaimana
para
konsumensebenarnya
menggunakan produk atau jasa dan pengalaman yang dilalui mereka
saat
menggunakannya.
Dan
berakhir
pada
tahap
disposisi
(disposition phase)produk atau jasa mengacu pada apa yang
dilakukan konsumen ketika mereka tlahselesai menggunakannya.
Menurut James F. Engel et al (1995) perilaku konsumen adalah
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi,
dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen
Philip Kotler (2002), menyebutkan bahwa faktor-faktor utama
yangmempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
a. Faktor- faktor kebudayaan
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku
seseorang yang paling mendasar. Peran yang dimainkan oleh
kebudayaan yaitu, sub-budaya yang terdiri dari: kelompokkelompok kebangsaan, kelompok- kelompok keagamaan, kelompokkelompok ras, wilayah- wilayah geografis. dan untuk yang kedua
kelas sosial, yaitu sebuah kelompok yang relatif homogen dan
bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam
sebuah urutan jenjang, dan setiap para anggota dalam setiap
jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.
b. Faktor- faktor sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial, seperti: kelompok referensi yaitu kelompok- kelompok
yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap
sikap dan perilaku seseorang. Keluarga dimana para anggota
keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku
membeli. peran dan status, setiap peranan membawa satu status
15 yang mencerminkan penghargaan umum yang diberikan sesuai
dengan itu oleh masyarakatnya.
c. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh cirri-ciri
kepribadiannya, ermasuk usia dan daur hidupnya, pekerjaan,
kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
d. Faktor psikologis
Yang termasuk faktor psikologis dalam mempengaruhi keputusan
pembelian adalah motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan
sikap. Dalam Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, (Dewi Urip
Wahyuni, Vol.10, No. 1, Maret 2008: 30-37) menurut Swasta dan
5
Handoko (2000:58); factor internal yang dapat mempengaruhi
perilaku konsumen antara lain:1) motivasi dan 2) persepsi.
sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2000); motivasi adalah
thedriving force with in individual that impels then to action.
motivasi merupakan kekuatan penggerak dalam diri seseorang yang
memaksanya untuk bertindak.
Perilaku konsumen muslim
Stephen
P.Robbins
(2001)
menyebutkan
persepsi
dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi
makna kepada lingkungan mereka. dan persepsi tentunya bisa berbeda
dari kenyataan obyektif. Dalam jurnal (konsumsi konsumen muslim
dalam mengkonsumsi makanan halal, Endang S.Soesilowati, 2010)
Agama merupakan elemen kunci dalam kultur kehidupan yang
mempengaruhi perilaku dan keputusan membeli (Endang S Soesilowati,
Assadi 2003, Esso and Dibb Sally 2004, Delener 1994, Babakus et al
2004, Cornwell 2005) . Religion is a system of beliefs and
practices by which group of people interprets and responds to what
they feel is supernatural and sacred (Johnstone, 1975 dikutip dari
Shafie & Othman, 2008).
Pada
umumnya
agama
mengatur
tentang
apa-apa
yang
diperbolehkan dan apa yang dilarang untuk dilakukan, termasuk
perilaku konsumsi (Shafie & Othman, 2008). Dari penelitian Endang
S Soesilawati yang mengutip Cloud (2000), Fam et al (2004) dan
juga Wirthington (1988) menyatakan bahwa agama merupakan keyakinan
dan
nilai-nilai
dalam
menginterpretasi
kehidupan
yang
diekspresikan menjadi suatu kebiasaan. Nilai (value) adalah
kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh
seseorang atau suatu masyarakat (Dr. Ir Ujang Suwarman, 2003).
Dalam ajaran islam, Alqur’an dan Hadist yang merupakan kitab
pedoman hidup umat muslim telah memberikan banyak motivasi kepada
umatnya, baik dalam urusan dunia maupun ibadah. dalam urusan dunia
juga diatur dalam hal mengkonsumsi suatu produk dalam memenuhi
kebutuhannya terutama produk
makanan.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja
Ali Haji (UMRAH). Pengambilan lokasi tersebut merujuk pada tujuan
penelitian untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang
mempengaruhi mahasiswa terhadap keputusan pemilihan perguruan
tinggi. Responden 75 orang mahasiswa yang dipilih secara acak
melalui teknik sampling dari Fakultas Ekonomi Universitas Maritim
Raja Ali Haji Tanjung Pinang dengan rentang usia antara 18 -30
tahun.
Dalam penelitian ini ada beberapa variable yang digunakan
yaitu variable independen dan dependen. Variable Labelisasi halal
merupakan variable independen dan variable perilaku pembelian
konsumen adalah variable dependen. Penelitian yang digunakan
disini adalah penelitian yang bersifat eksplorasi (explanatory
research) yaitu penelitian yang menggali dan menganalisis faktor –
6
faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih
perguruan tinggi, dan menggunakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif (analisa kasus) antara lain mengenai stimulasi.
persepsi, aspirasi dan lingkungan (seperti kebudayaan, kelompok acuan, dan
gaya hidup).
Menurut Parasuraman (1997 : 152), populasi adalah jumlah
keseluruhan dari unit analisa yang ciri – cirinya akan diduga.
Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa S1 reguler Tahun
Angkatan 2011 / 2012 pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH). Jumlah populasi dapat
dilihat pada table 1.1
Tabel 1
Jumlah mahasiswa terdaftar program S1 Reguler angkatan 2011 / 2012 Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH).
No
Jurusan
Angkatan
Jumlah mahasiswa
Akuntansi
2007
2008
2009
2010
2011
Total
16
201
253
57
236
1048
1
Sumber : Bagian Akademik, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali
Haji (UMRAH) (2011)
Dari keseluruhan jumlah populasi sebesar 1048 mahasiswa yang
aktif, tidak memungkinkan bagi peneliti untuk meneliti seluruhnya,
karena keterbatasan peneliti baik dari segi tenaga, biaya, dan
waktu. Oleh karena itu peneliti akan meneliti sebagian dari
populasi tersebut dengan mengambil sampel untuk mempermudah dan
menyederhanakan proses analisis dalam penelitian dengan metode
tertentu dan diolah dengan program software SPSS 13.
Pada penelitian ini jumlah variabel yang ditetapkan adalah
10 variabel yang berhubungan dengan faktor – faktor yang
mempengaruhi
mahasiswa
terhadap
keputusan
pembelian
produk
berlabel halal. 10 variabel tersebut akan dianalisis dengan
menggunakan analisis faktor. Menurut Sugiono (2001 : 130)
pengalokasian unit sampel sebanyak 75 responden dilakukan dengan
rumus :
ni =
Ni
x100%
N
Tabel 2
Jumlah proporsi sampel yang diambil
No
1
2
3
4
5
Angkatan
Jumlah
2007/2008
2008/2009
2009/2010
2010/2011
2011/2012
Jumlah
Sumber : Data primer, (diolah), November 2011
mahasiswa
16
201
253
57
236
1048
Sampel
2
20
24
6
23
75
7
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap
75 responden melalui penyebaran kuesioner kepada mahasiswa yang
tercatat aktif pada Fakultas Ekonomi angkatan 2007 s/d 2011 di
Fakultas Ekonomi Universitas Universitas Maritim Raja Ali Haji
sebanyak 1048 mahasiswa.
Tanggapan atas keyakinan bahwa proses pembuatan produk
adalah halal dimana 38% responden menyatakan yakin kalau proses
pembuatannya memenuhi ketentuan halal. Tanggapan terhadap bahan
utama pembuatan produk dimana 43% responden menyatakan yakin di
buat dengan menggunakan bahan utama yang halal, sedangkan untuk
penggunaan bahan pembantu sebanyak 43% responden menyatakan yakin
kalu menggunakan bahan pembantu yang halal. Produk tidak mempunyai
efek samping untuk kesehatan ditanggapi sebanyak 46% oleh
responden yakin bahwa produk tidak ada efek samping untuk
kesehatan.
Tanggapan untuk keputusan pembelian produk yang berlabel
halal menghasilkan bahwa faktor kebiasaan mengkonsumsi produk
halal sebanyak 43% responden yakin kalau produk yang dibeli adalah
halal. Sebanyak 42% responden berkeyakinan bahwa dengan membeli
produk berlabel halal mencerminkan sikap sebagai muslim. Sebanyak
43% responden berkeyakinan karena telah terbiasa mengkonsumsi
produk di lingkungan sekitar ditambah lagi mengkonsumsi produk
karena pengaruh keluarga sebesar 53%. Sebanyak 47% dan 46%
berkeyakinan bahwa produk di jamin kehalalannya dan berdampak baik
untuk kesehatan.
Dari Analisa Regresi Linear Sederhana diketahui
Y = 23,191 + 0,159 X
Nilai konstanta a memiliki arti bahwa ketika variabel Labelisasi
Halal (X) bernilai nol atau Keputusan Pembelian (Y) tidak
dipengaruhi oleh Labelisasi Halal, maka ratarata Keputusan
Pembelian bernilai 23,191. Sedangkan koefisien regresi b memiliki
arti bahwa jika variabel Labelisasi Halal (X) meningkat sebesar
satu satuan, maka Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar
0,159. Sedangkan dari analisa korelasi diperoleh koefisiennya (r)
sebesar 0.532 berarti terdapat hubungan yang sedang dan searah
antara variabel Labelisasi Halal dengan Keputusan Pembelian.
Artinya, semakin tinggi Labelisasi Halal maka semakin meningkat
Keputusan Pembelian, atau semakin besar Keputusan Pembelian, maka
semakin meningkat Labelisasi Halal.
Dari pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar
5,423. Karena nilai t hitung (5,432) > t tabel (1,872), maka Ho
ditolak. Artinya, terdapat pengaruh antara Labelisasi Halal
(variabel X) terhadap Keputusan Pembelian (variabel Y).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
linear sederhana. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat
diambil kesimpulan dari hal-hal yang mempengaruhi keputusan
8
pembelian dalam memilih produk yang berlabelisasi halal pada
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH), diperoleh model regresi Y = 23,191 + 0,159X dimana Nilai
konstanta a memiliki arti bahwa ketika variabel Labelisasi Halal
(X) bernilai nol atau Keputusan Pembelian (Y) tidak dipengaruhi
oleh Labelisasi Halal, maka ratarata Keputusan Pembelian bernilai
23,191. Sedangkan koefisien regresi b memiliki arti bahwa jika
variabel Labelisasi Halal (X) meningkat sebesar satu satuan, maka
Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar 0,159.
Berdasarkan korelasi diperoleh nilai koefisien korelasi (r)
sebesar 0,532, yang berarti terdapat hubungan yang sedang dan
searah
antara
variabel
Labelisasi
Halal
dengan
Keputusan
Pembelian. Artinya, semakin tinggi Labelisasi Halal maka semakin
meningkat Keputusan Pembelian, atau semakin besar Keputusan
Pembelian, maka semakin meningkat Labelisasi Halal dan diperoleh
nilai t hitung sebesar 5,423. Karena nilai t hitung (5,432) > t
tabel (1,872), maka Ho ditolak. Artinya, terdapat pengaruh antara
Labelisasi Halal (variabel X) terhadap Keputusan Pembelian
(variabel Y).
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis
regresi
linear sederhana yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam
memilih Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH), maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
a. Dengan adanya label halal ini konsumen muslim dapat memastikan
produk mana saja yang boleh mereka konsumsi, yaitu produk yang
memiliki dan mencantumkan label halal pada kemasannya.
Konsumen
Muslim
berhati-hati
dalam
memutuskan
untuk
mengkonsumsi atau tidak produk-produk tanpa label halal
tersebut dan membeli produk-produk yang berlabel halal atau
tidak merupakan hak konsumen itu sendiri.
b. Dalam lingkup yang lebih kecil mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjung Pinang dapat
dijadikan sebagai contoh kecil komunitas Islam dan mewakili
komunitas Islam dimana sebagian besar mahasiswanya beragama
Islam yang menjadi konsumen produk berlabel halal. Mahasiswa
mempunyai akses yang
besar terhadap informasi sehingga
mempunyai daya kritisi yang lebih terhadap suatu hal. Mereka
juga
dapat
membedakan
satu
produk
dengan
produk
lain
berdasarkan informasi yang mereka peroleh baik dari media
cetak, elektronik maupun dari dunia maya.
DAFTAR PUSTAKA
Engel, James F. Blackwel, Roger D. Dan Miniard Paul W 2005.
Consumer Behavior. Edisi kesepuluh. Jilid 1. Binarupa Aksara:
Jakarta.
Engel. J. F., R. D. Blackwell, dan D. T. Kollat. 1978. Consumer
Behavior. Illinois: The Dryden Press.
Kotler, Philip. (2000). Marketing Management, 10th edition. Upper
Saddle River:Prentice Hall, Inc.
9
Kotler, Phillip and Amstrong Gary (2004). Principles of Marketing,
10th edition. New Jersey:Prentice Hall, Inc.
Parasuraman, A, 1997, “Reflections on Gaining Competitive
Advantage Through Customer Value”, Journal of The Academy of
Marketing Science, Vol. 25,No. 2, p.154-161
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia (RI) No 69 tahun 1999
Surat-surat Keputusan Lembaga Pengawasan dan Peredaran Obat dan
Makanan – Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI)
Sumarwan, Ujang. 2003, Perilaku Konsumen : teori dan penerapannya
dalam pemasaran. Jakarta : Qhalia
The Islamic Food and Nutrition Council of America (IFANCA), Halal
Consumer Magazine (2008)
Download