1 PENGARUH LABELISASI HALAL PRODUK KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI Hj. Iranita, SE.,MSi NIDN 1027087003 Email: [email protected] Abstrak Masyarakat saat ini mengkonsumsi suatu produk tidak lagi terlalu memperhatikan kehalalan suatu produk. Mereka kebanyakan hanya berpikiran bahwa produk yang secara langsung diproduksi dari bahan baku yang tidak halal (alkohol atau babi misalnya) adalah haram. Padahal untuk memproduksi suatu produk tidak hanya berdasarkan bahan baku saja tapi juga mulai dari tata cara produksi, bahan-bahan tambahan ataupun unsur-unsur lainnya yang menyertai produksi produk tersebut juga haruslah halal. Padahal dalam ajaran syariat Islam, tidak diperkenankan bagi kaum muslim untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu karena substansi yang dikandungnya atau proses yang menyertainya. Label halal bagi konsumen muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh mereka konsumsi, yaitu produk yang memiliki dan mencantumkan label halal pada kemasannya. Konsumen Muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk mengkonsumsi atau tidak produk-produk tanpa label halal tersebut dan membeli produk-produk yang berlabel halal ataupun tidak merupakan hak konsumen itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui labelisasi halal pada suatu produk yang bisa mempengaruhi keputusan mahasiswa (UMRAH) untuk membeli suatu produk kemasan terutama produk yang telah mempunyai sertifikasi label halal. Penelitian ini bersifat eksplorasi (explanatory research). Dalam penelitian ini jumlah variabel yang ditetapkan adalah 10 variabel yang berhubungan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi mahasiswa terhadap keputusan pembelian produk berlabel halal yang di analisa dengan regresi (regression analysis) diketahui bahwa terdapat hubungan yang sedang dan searah antara variabel Labelisasi Halal dengan Keputusan Pembelian. Artinya, semakin tinggi Labelisasi Halal maka semakin meningkat Keputusan Pembelian, atau semakin besar Keputusan Pembelian, maka semakin meningkat Labelisasi Halal. Kata kunci: Labelisasi halal produk, keputusan membeli PENDAHULUAN Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa merupakan pasar konsumen yang paling besar di dunia. Demikian besarnya jumlah penduduk mengakibatkan produk baik dari dalam maupun dari luar negeri membanjiri dari segala lini produk dan jasa. Di sisi lain dengan populasi kaum Muslimin yang mencapai 90% dari jumlah total warga negara Indonesia, membanjirnya produk dan 2 jasa tersebut merupakan suatu dilema dimana satu hal memberikan banyak pilihan bagi masyarakat tapi juga di lain hal membuat masyarakat menjadi tidak sadar lagi masalah kehalalan produk tersebut terutama produk pangan. Masyarakat saat ini mengkonsumsi suatu produk tidak lagi terlalu memperhatikan kehalalan suatu produk. Mereka kebanyakan hanya berpikiran secara sempit bahwa produk yang secara langsung diproduksi dari bahan baku yang tidak halal (alkohol atau babi misalnya) adalah haram. Padahal untuk memproduksi suatu produk tidak hanya berdasarkan bahan baku saja tapi juga mulai dari tata cara produksi, bahan-bahan tambahan ataupun unsur-unsur lainnya yang menyertai produksi produk tersebut juga haruslah halal. Padahal dalam ajaran syariat Islam, tidak diperkenankan bagi kaum muslim untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu karena substansi yang dikandungnya atau proses yang menyertainya. Dengan adanya label halal ini konsumen muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh mereka konsumsi, yaitu produk yang memiliki dan mencantumkan label halal pada kemasannya. Konsumen Muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk mengkonsumsi atau tidak produk-produk tanpa label halal tersebut dan membeli produk-produk yang berlabel halal atau tidak merupakan hak konsumen itu sendiri. Dari sisi konsumen tentu saja mempunyai persepsi yang berbeda dalam memutuskan membeli suatu produk. Sebagian mungkin tidak peduli dengan kehalalan suatu produk sedangkan sebahagian lainnya masih memegang teguh prinsip bahwa suatu produk harus ada label halalnya. Penduduk Kepulauan Riau yang mencapai 1,4 juta jiwa dengan mempunyai jumlah penduduk mayoritas muslim merupakan pihak yang dirugikan apabila suatu produk tidak halal atau diragukan kehalalannya. Dan tentu saja pada akhirnya akan membuat masyarakat Kepulauan Riau khususnya warga muslim menjadi konsumen produkproduk tidak halal baik mereka sadari ataupun tanpa mereka sadari sama sekali. Dalam lingkup yang lebih kecil mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjung Pinang dapat dijadikan sebagai contoh kecil komunitas Islam dan mewakili komunitas Islam dimana sebagian besar mahasiswanya beragama Islam yang menjadi konsumen produk berlabel halal. Mahasiswa mempunyai akses yang besar terhadap informasi sehingga mempunyai daya kritisi yang lebih terhadap suatu hal. Mereka juga dapat membedakan satu produk dengan produk lain berdasarkan informasi yang mereka peroleh baik dari media cetak, elektronik maupun dari dunia maya. Agar dapat memperoleh informasi yang lebih jelas serta disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk tertentu, perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian dengan menjadikan mahasiswa FE UMRAH sebagai studied population. 1.2 Perumusan Masalah Dari latarbelakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka masalah yang ada dapat dirumuskan bahwa labelisasi halal pada suatu produk yang bisa mempengaruhi keputusan mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) untuk membeli suatu 2 produk halal. terutama produk yang Tujuan dan Manfaat Penelitian telah mempunyai sertifikasi label Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui labelisasi halal pada suatu produk yang bisa mempengaruhi keputusan mahasiswa (UMRAH) untuk membeli suatu produk terutama produk yang telah mempunyai sertifikasi label halal. Hasil penelitian ini dapat diterapkan dan dikembangkan agar dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal produk-produk halal serta labelisasinya, tidak hanya bagi konsumen tetapi juga pihak terkait seperti pemerintah daerah, pusat dan MUI. Untuk mendapatkan informasi yang objektif dan disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana perilaku pembelian konsumen terutama mahasiswa (UMRAH) terhadap labelisasi halal suatu produk, perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah. Penulis membatasi hanya untuk produk pangan terutama produk kemasan. LANDASAN TEORI Labelisasi Halal Sertifikasi halal dan labelisasi halal merupakan dua kegiatan yang berbeda tetapi mempunyai keterkaitan satu sama lain. Sertifikasi halal dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan pengujian secara sistematik untuk mengetahui apakah suatu barang yang diproduksi suatu perusahaan telah memenuhi ketentuan halal. Hasil dari kegiatan sertifikasi halal adalah diterbitkannya sertifikat halal apabila produk yang dimaksudkan telah memenuhi ketentuan sebagai produk halal. Sertifikasi halal dilakukan oleh lembaga yang mempunyai otoritas untuk melaksanakannya. Tujuan akhir dari Sertifikasi halal dan labelisasi halal merupakan dua kegiatan yang berbeda tetapi mempunyai keterkaitan satu sama lain. Sertifikasi halal dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan pengujian secara sistematik untuk mengetahui apakah suatu barang yang diproduksi suatu perusahaan telah memenuhi ketentuan halal. Labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal. Di Indonesia lembaga yang otoritatif melaksanakan Sertifikasi Halal adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang secara teknis ditangani oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM). Sedangkan kegiatan labelisasi halal dikelola oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Dalam pelaksanaannya di Indonesia, kegiatan labelisasi halal telah diterapkan lebih dahulu sebelum sertifikasi halal. Di Indonesia peraturan yang bersifat teknis yang mengatur masalah pelabelan halal antara lain keputusan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama RI No. 427/Men.Kes/SKBMII/1985 (No.68 Tahun 1985) Tentang Pencantuman Tulisan Halal Pada Label Makanan. Definisi halal seperti dalam Halal Consumer Magazine (2008) yang dipublikasikan oleh the Islamic Food and Nutrition Council of America (IFANCA) dalam bahasa Arab (sebagaimana tercantum dalam Kitab suci Al-Qur’an) adalah sah menurut hukum atau diijinkan. 3 Lawan dari halal adalah haram, yang berarti melarang atau terlarang. Kondisi halal dan haram adalah bisa diterapkan bukan saja ke makanan tetapi juga produk lain, kebiasaan dan aksi. Jadi sebenarnya pemerintah telah mengatur tentang pencantuman produk halal. Namun kelemahan masih saja terjadi seperti halnya terjadi pertentangan antara UU dengan PP yang di bawahnya. Sehingga hal ini perlu dilakukan pembenahan. Selain itu, meskipun telah ada aturan namun belum ada kewajiban atau pun sanksi bagi produsen yang belum mencantumkan label halal pada produknya. Hanya saja ada aturan atau sanksi bagi produsen yang telah mencantumkan label halal, namun ternyata tidak memiliki sertifikat halal. Label merupakan salah satu jalan bagi konsumen untuk memperoleh informasi dari suatu produk, maka pada label itulah produsen harus mengupayakan prioritas-prioritas informasi yang akan dicantumkan pada label. Harapan konsumen adalah agar setelah melihat label dapat mempersepsikan apakah produk tersebut sesuai dengan keinginan dan aman untuk di konsumsi, dan juga tidak melanggar norma maupun ajaran kepercayaan (agama). seperti di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, mereka membutuhkan informasi tentang halal dan tidaknya produk tersebut sebelum dikonsumsi. Produk makanan, minuman, obat, kosmetika dan produk lainnya (Pembinaan Pangan Halal Dan Penyelenggaraan Haji Departemen Agama, 2003). Harapan konsumen adalah agar setelah melihat label dapat mempersepsikan apakah produk tersebut sesuai dengan keinginan dan aman untuk di konsumsi, dan juga tidak melanggar norma maupun ajaran kepercayaan (agama). seperti di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, mereka membutuhkan informasi tentang halal dan tidaknya produk tersebut sebelum dikonsumsi. Label halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal. Sebelum produsen memberikan label halal pada kemasan produk makanannya, maka harus mendapatkan sertifikat halal dalu dari lembaga yang berwenang dan hingga saat ini satu-satunya lembaga yang diakui oleh negara dan berwenang mengeluarkan sertifikat halal bagi produk makanan yang memenuhi persyaratan adalah LPPOM-MUI, yang sebelumnya melakukan audit produk secara menyeluruh dan hasilnya di sosialisasikan melalui fatwanya. Adapun fatwa produk halal adalah fatwa yang ditetapkan oleh Komisi Fatwa MUI mengenai produk makanan, minuman, obat, kosmetika dan produk lainnya (Pembinaan Pangan Halal Dan Penyelenggaraan Haji Departemen Agama, 2003). Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang. 4 Pengertian mengenai perilaku oleh perusahaan ataupun organisasi dalammencapai tujuan pasar sangat penting dan berguna dalam usaha menentukan danmelaksanakan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mencapai tujuan dengan efektif. Perilaku Konsumen (consumer behavior) didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkanperolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, ide-ide (John C. Mowen dan Michael minor, 2002) Definisi tentang perilaku konsumen juga menyatakan bahwa proses pertukaran melibatkan serangkaian langkah-langkah, dimulai dengan tahap perolehan atau akuisisi (acquisition phase) para peneliti menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan produk dan jasa. Lalu ke tahap konsumsi (consumption phase) para peneliti menganalisis bagaimana para konsumensebenarnya menggunakan produk atau jasa dan pengalaman yang dilalui mereka saat menggunakannya. Dan berakhir pada tahap disposisi (disposition phase)produk atau jasa mengacu pada apa yang dilakukan konsumen ketika mereka tlahselesai menggunakannya. Menurut James F. Engel et al (1995) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen Philip Kotler (2002), menyebutkan bahwa faktor-faktor utama yangmempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut: a. Faktor- faktor kebudayaan Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Peran yang dimainkan oleh kebudayaan yaitu, sub-budaya yang terdiri dari: kelompokkelompok kebangsaan, kelompok- kelompok keagamaan, kelompokkelompok ras, wilayah- wilayah geografis. dan untuk yang kedua kelas sosial, yaitu sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan setiap para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. b. Faktor- faktor sosial Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti: kelompok referensi yaitu kelompok- kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Keluarga dimana para anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku membeli. peran dan status, setiap peranan membawa satu status 15 yang mencerminkan penghargaan umum yang diberikan sesuai dengan itu oleh masyarakatnya. c. Faktor Pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh cirri-ciri kepribadiannya, ermasuk usia dan daur hidupnya, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. d. Faktor psikologis Yang termasuk faktor psikologis dalam mempengaruhi keputusan pembelian adalah motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap. Dalam Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, (Dewi Urip Wahyuni, Vol.10, No. 1, Maret 2008: 30-37) menurut Swasta dan 5 Handoko (2000:58); factor internal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain:1) motivasi dan 2) persepsi. sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2000); motivasi adalah thedriving force with in individual that impels then to action. motivasi merupakan kekuatan penggerak dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak. Perilaku konsumen muslim Stephen P.Robbins (2001) menyebutkan persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. dan persepsi tentunya bisa berbeda dari kenyataan obyektif. Dalam jurnal (konsumsi konsumen muslim dalam mengkonsumsi makanan halal, Endang S.Soesilowati, 2010) Agama merupakan elemen kunci dalam kultur kehidupan yang mempengaruhi perilaku dan keputusan membeli (Endang S Soesilowati, Assadi 2003, Esso and Dibb Sally 2004, Delener 1994, Babakus et al 2004, Cornwell 2005) . Religion is a system of beliefs and practices by which group of people interprets and responds to what they feel is supernatural and sacred (Johnstone, 1975 dikutip dari Shafie & Othman, 2008). Pada umumnya agama mengatur tentang apa-apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang untuk dilakukan, termasuk perilaku konsumsi (Shafie & Othman, 2008). Dari penelitian Endang S Soesilawati yang mengutip Cloud (2000), Fam et al (2004) dan juga Wirthington (1988) menyatakan bahwa agama merupakan keyakinan dan nilai-nilai dalam menginterpretasi kehidupan yang diekspresikan menjadi suatu kebiasaan. Nilai (value) adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat (Dr. Ir Ujang Suwarman, 2003). Dalam ajaran islam, Alqur’an dan Hadist yang merupakan kitab pedoman hidup umat muslim telah memberikan banyak motivasi kepada umatnya, baik dalam urusan dunia maupun ibadah. dalam urusan dunia juga diatur dalam hal mengkonsumsi suatu produk dalam memenuhi kebutuhannya terutama produk makanan. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH). Pengambilan lokasi tersebut merujuk pada tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi mahasiswa terhadap keputusan pemilihan perguruan tinggi. Responden 75 orang mahasiswa yang dipilih secara acak melalui teknik sampling dari Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang dengan rentang usia antara 18 -30 tahun. Dalam penelitian ini ada beberapa variable yang digunakan yaitu variable independen dan dependen. Variable Labelisasi halal merupakan variable independen dan variable perilaku pembelian konsumen adalah variable dependen. Penelitian yang digunakan disini adalah penelitian yang bersifat eksplorasi (explanatory research) yaitu penelitian yang menggali dan menganalisis faktor – 6 faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi, dan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif (analisa kasus) antara lain mengenai stimulasi. persepsi, aspirasi dan lingkungan (seperti kebudayaan, kelompok acuan, dan gaya hidup). Menurut Parasuraman (1997 : 152), populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri – cirinya akan diduga. Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa S1 reguler Tahun Angkatan 2011 / 2012 pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH). Jumlah populasi dapat dilihat pada table 1.1 Tabel 1 Jumlah mahasiswa terdaftar program S1 Reguler angkatan 2011 / 2012 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH). No Jurusan Angkatan Jumlah mahasiswa Akuntansi 2007 2008 2009 2010 2011 Total 16 201 253 57 236 1048 1 Sumber : Bagian Akademik, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) (2011) Dari keseluruhan jumlah populasi sebesar 1048 mahasiswa yang aktif, tidak memungkinkan bagi peneliti untuk meneliti seluruhnya, karena keterbatasan peneliti baik dari segi tenaga, biaya, dan waktu. Oleh karena itu peneliti akan meneliti sebagian dari populasi tersebut dengan mengambil sampel untuk mempermudah dan menyederhanakan proses analisis dalam penelitian dengan metode tertentu dan diolah dengan program software SPSS 13. Pada penelitian ini jumlah variabel yang ditetapkan adalah 10 variabel yang berhubungan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi mahasiswa terhadap keputusan pembelian produk berlabel halal. 10 variabel tersebut akan dianalisis dengan menggunakan analisis faktor. Menurut Sugiono (2001 : 130) pengalokasian unit sampel sebanyak 75 responden dilakukan dengan rumus : ni = Ni x100% N Tabel 2 Jumlah proporsi sampel yang diambil No 1 2 3 4 5 Angkatan Jumlah 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012 Jumlah Sumber : Data primer, (diolah), November 2011 mahasiswa 16 201 253 57 236 1048 Sampel 2 20 24 6 23 75 7 HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 75 responden melalui penyebaran kuesioner kepada mahasiswa yang tercatat aktif pada Fakultas Ekonomi angkatan 2007 s/d 2011 di Fakultas Ekonomi Universitas Universitas Maritim Raja Ali Haji sebanyak 1048 mahasiswa. Tanggapan atas keyakinan bahwa proses pembuatan produk adalah halal dimana 38% responden menyatakan yakin kalau proses pembuatannya memenuhi ketentuan halal. Tanggapan terhadap bahan utama pembuatan produk dimana 43% responden menyatakan yakin di buat dengan menggunakan bahan utama yang halal, sedangkan untuk penggunaan bahan pembantu sebanyak 43% responden menyatakan yakin kalu menggunakan bahan pembantu yang halal. Produk tidak mempunyai efek samping untuk kesehatan ditanggapi sebanyak 46% oleh responden yakin bahwa produk tidak ada efek samping untuk kesehatan. Tanggapan untuk keputusan pembelian produk yang berlabel halal menghasilkan bahwa faktor kebiasaan mengkonsumsi produk halal sebanyak 43% responden yakin kalau produk yang dibeli adalah halal. Sebanyak 42% responden berkeyakinan bahwa dengan membeli produk berlabel halal mencerminkan sikap sebagai muslim. Sebanyak 43% responden berkeyakinan karena telah terbiasa mengkonsumsi produk di lingkungan sekitar ditambah lagi mengkonsumsi produk karena pengaruh keluarga sebesar 53%. Sebanyak 47% dan 46% berkeyakinan bahwa produk di jamin kehalalannya dan berdampak baik untuk kesehatan. Dari Analisa Regresi Linear Sederhana diketahui Y = 23,191 + 0,159 X Nilai konstanta a memiliki arti bahwa ketika variabel Labelisasi Halal (X) bernilai nol atau Keputusan Pembelian (Y) tidak dipengaruhi oleh Labelisasi Halal, maka ratarata Keputusan Pembelian bernilai 23,191. Sedangkan koefisien regresi b memiliki arti bahwa jika variabel Labelisasi Halal (X) meningkat sebesar satu satuan, maka Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar 0,159. Sedangkan dari analisa korelasi diperoleh koefisiennya (r) sebesar 0.532 berarti terdapat hubungan yang sedang dan searah antara variabel Labelisasi Halal dengan Keputusan Pembelian. Artinya, semakin tinggi Labelisasi Halal maka semakin meningkat Keputusan Pembelian, atau semakin besar Keputusan Pembelian, maka semakin meningkat Labelisasi Halal. Dari pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar 5,423. Karena nilai t hitung (5,432) > t tabel (1,872), maka Ho ditolak. Artinya, terdapat pengaruh antara Labelisasi Halal (variabel X) terhadap Keputusan Pembelian (variabel Y). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan dari hal-hal yang mempengaruhi keputusan 8 pembelian dalam memilih produk yang berlabelisasi halal pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), diperoleh model regresi Y = 23,191 + 0,159X dimana Nilai konstanta a memiliki arti bahwa ketika variabel Labelisasi Halal (X) bernilai nol atau Keputusan Pembelian (Y) tidak dipengaruhi oleh Labelisasi Halal, maka ratarata Keputusan Pembelian bernilai 23,191. Sedangkan koefisien regresi b memiliki arti bahwa jika variabel Labelisasi Halal (X) meningkat sebesar satu satuan, maka Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar 0,159. Berdasarkan korelasi diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,532, yang berarti terdapat hubungan yang sedang dan searah antara variabel Labelisasi Halal dengan Keputusan Pembelian. Artinya, semakin tinggi Labelisasi Halal maka semakin meningkat Keputusan Pembelian, atau semakin besar Keputusan Pembelian, maka semakin meningkat Labelisasi Halal dan diperoleh nilai t hitung sebesar 5,423. Karena nilai t hitung (5,432) > t tabel (1,872), maka Ho ditolak. Artinya, terdapat pengaruh antara Labelisasi Halal (variabel X) terhadap Keputusan Pembelian (variabel Y). SARAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis regresi linear sederhana yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut : a. Dengan adanya label halal ini konsumen muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh mereka konsumsi, yaitu produk yang memiliki dan mencantumkan label halal pada kemasannya. Konsumen Muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk mengkonsumsi atau tidak produk-produk tanpa label halal tersebut dan membeli produk-produk yang berlabel halal atau tidak merupakan hak konsumen itu sendiri. b. Dalam lingkup yang lebih kecil mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjung Pinang dapat dijadikan sebagai contoh kecil komunitas Islam dan mewakili komunitas Islam dimana sebagian besar mahasiswanya beragama Islam yang menjadi konsumen produk berlabel halal. Mahasiswa mempunyai akses yang besar terhadap informasi sehingga mempunyai daya kritisi yang lebih terhadap suatu hal. Mereka juga dapat membedakan satu produk dengan produk lain berdasarkan informasi yang mereka peroleh baik dari media cetak, elektronik maupun dari dunia maya. DAFTAR PUSTAKA Engel, James F. Blackwel, Roger D. Dan Miniard Paul W 2005. Consumer Behavior. Edisi kesepuluh. Jilid 1. Binarupa Aksara: Jakarta. Engel. J. F., R. D. Blackwell, dan D. T. Kollat. 1978. Consumer Behavior. Illinois: The Dryden Press. Kotler, Philip. (2000). Marketing Management, 10th edition. Upper Saddle River:Prentice Hall, Inc. 9 Kotler, Phillip and Amstrong Gary (2004). Principles of Marketing, 10th edition. New Jersey:Prentice Hall, Inc. Parasuraman, A, 1997, “Reflections on Gaining Competitive Advantage Through Customer Value”, Journal of The Academy of Marketing Science, Vol. 25,No. 2, p.154-161 Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia (RI) No 69 tahun 1999 Surat-surat Keputusan Lembaga Pengawasan dan Peredaran Obat dan Makanan – Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) Sumarwan, Ujang. 2003, Perilaku Konsumen : teori dan penerapannya dalam pemasaran. Jakarta : Qhalia The Islamic Food and Nutrition Council of America (IFANCA), Halal Consumer Magazine (2008)