Mgr. N.J.C. Geise, OFM Gembala, llmuwan, Pecinta Sunda, Bersama Mgr. Arntz Mendirikan Perguruan Tinggi Katolik Pertama di Indonesia Editor: P. Krismastono Soediro 1'30~\~ (RtfB~t? e4 . 9- - t(' . IUNPAR I§;J!fi No. Klass N~. ~~.r :~\.. .. lnduk. \~9~~~ Tgl . . . . . . . . . .: .?.1;.~ :.~f'·t H!ld;a h/B~Ii ........................... D'ui 1 ~.~~t.'.~ ....~~~. :........ . 1 OFM Pecinta Sunda, ! Mendirikan itolik Pertama di Indonesia Sambutan ,no Soediro Uskup Keuskupan Bogor; 1 kontributor : V. Prabaningrum Pembina Yayasan Universitas Katolik Parahyangan Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM elania Atzmarnani sampul: L. Bobby Suryo K., Hary Gimulya 1 Kristianto, OFM Mgr. Geise: Akademisi Penghayat Sejati 84-9-2 Realitas Multikultural Indonesia etajaman daya nalar Mgr. Geise tak diragukan. Demikian pula No. 94 >286 K kepekaan intuitifnya mendorong beliau untuk membangun sebuah universitas Katolik di bumi Parahyangan. Gagasan cemerlang ini tak lazim pada zaman itu, mengingat kehadiran Gereja Katolik di tanah Pasundan tergolong minoritas. Gagasan ini berhasil diinkarnasikan dalam kenyataan berkat strategi yang tepat sasar pula . Strategi itu bercorakkan pola kerjasama ·yang dibangun sejak awal oleh Mgr. Geise dengan Mgr. Arntzs, Uskup Keuskupan Bandung saat itu. Sinergitas Keuskupan Bandung, tercakup di da lamnya Ordo Salib Suci Indonesia, dan Keuskupan Bogor, serta kaum awam berdedikasi tinggi pada bidang ilmu pengetahuan, memungkinkan terwujudnya idealisme penggagas Universitas Katolik Parahyangan. Pendirian universitas Katolik ini merupakan ungkapan nyata keikutsertaan Gereja Katolik dalam proses pencerahan masyarakat Indonesia. Dalam dokumen Evangelii Gaudium, Gereja menegaskan keterlibat annya dalam proses pencerahan masyarakat Indonesia: "Bagi Gereja masa kini ada tiga bidang dialog yang menonjol di mana Gereja perlu hadir untuk memajukan pengembangan manusia seutuhnya dan mengusahakan kesejahteraan umum: dialog dengan negara, dialog dengan masyarakat - termasuk dialog dengan kebudayaan dan ilmu pengetahuan -, serta dialog dengan umat beriman lain .. " (EG 238). Dialog seperti itu dapat terjadi dalam dan melalui dunia universitas. Diakui secara tegas oleh Mgr. Geise bahwa masyarakat Indonesia yang sejati mestilah insan-insan Indonesia yang menghargai kebinekatunggalikaan Indonesia. Manusia Indonesia mesti pula manusia yang menerima keberbedaan sebagai sebuah potensi untuk memajukan kepentingan bersama . Realitas multikultural dipandang sebagai kekayaan bangsa yang perlu ditata dengan baik. Keyakinannya ini diwujudkannya dalam pendirian sekolahsekol ah dasar dan menengah Mardi Yuana di Keuskupan Bogor. Yang disasar dalam dunia pendidikan ini ialah manusia lndone.sia, yang berasa l dari keanekaragaman suku, budaya dan agama. ii 1ya Ordo Salib Suci Indonesia, dan Keuskupan Keyakinan ini diterapkannya pula dalam menyelenggarakan awam berdedikasi tinggi pada bidang ilmu pendidikan di Universitas Katolik Parahyangan. Belajar dari nungkinkan terwujudnya idealisme penggagas spiritualitas bapa pendirinya, Santo Fransiskus dari Assisi, Mgr. Parahyangan. Geise, OFM ini menerapkan penyelenggaraan pendidikan di 1 universitas ini dengan semangat dasar menghargai keberbedaan. .itas Katolik ini merupakan ungkapan nyata Spirit itu menampung secara jelas semangat lnjili, yakni semangat pencerahan untuk mencintai Tuhan, sesama manusia, dan alam ciptaan-Nya. nesia. Dalam dokumen Evangelii Gaudium, Maka dari itu dapatlah dikatakan bahwa penyelenggaraan proses .an keterlibatannya dalam proses pencerahan pembelajaran seturut gagasan Mgr. Geise mesti meningkatkah 1esia: "Bagi Gereja masa kini ada tiga bidang proses pencerdasan manusia Indon esia dari segi intelektual, ~nonjol di mana Gereja perlu hadir untuk rohani, dan jasmani. Universitas yang "go green" menjadi pula :?ngembangan dan sa lah satu pengejawantahan dari keyakinan keilmuan. Mgr. Geise ~esejahteraan umum: dialog dengan negara, berpandangan bahwa melalui dunia pendidikan, dasar-dasar 1syarakat- termasuk dialog dengan kebudayaan kehidupan rhuan -, serta dialog dengan umat beriman lain .. " terbangun dan terpupuk. Yang diutamakan dalam hal ini adalah seperti itu dapat terjadi dalam dan melalui dunia sa ling ereja Katolik dalam manusia proses seutuhnya dalam bersama mengerti kemanusiaan yang dan adil multikulutralisme saling dan bisa berbagi dalam beradab. Kiranya sema kin memajukan ketajaman akademisnya dan kepekaan intuitifnya membentuk Mgr. Geise ~as oleh Mgr. Geise bahwa masyara kat Indonesia menjadi seorang akademisi pengahayat sejati keanekaragaman :stilah insan-insan Indonesia yang menghargai kebudayaan Indonesia. ,ikaan Indonesia. M anusia Indonesia mesti pula nenerima keberbedaan sebagai sebuah potensi :an kepentingan bersama. Realitas multikultural 1gai kekayaan bangsa yang perlu ditata dengan 1nya ini diwujudkannya dalam pendirian sekolahian menengah Mardi Yuana di Keuskupan Bogor. 1lam dunia pendidikan ini ialah manusia lndone~ia, 1ri keanekaragaman suku, budaya dan agama. Sambutan Ketua Pengurus Yayasan Universitas Katolik Parahyangan B.S. Kusbiantoro M gr. Geise dikenal keluarga besa r Unpar terutama sebagai Rektor pertama Unpar yang bersama Mgr. Arntz merupakan pendiri Unpar. Mgr. Geise juga dikena l sebagai pencinta dan tokoh yang dihormati masyarakat Badui dengan nam a panggilan Juragan Niti Ganda. Belia u adalah antropolog t erkemuka dengan kepakaran serta kecintaa nnya tentang budaya Su nda, agama Islam, serta Pa ncasila. Set elah mempersiapkan penggantinya dan mengundurkan diri sebagai Rektor Unpar, Mgr. Geise memperlihatkan bahwa jaba.tan adalah pelaya nan, dengan bersedia menjadi Wakil Rektor, dan juga sebagai Dekan FISIP Unpar. Beliau juga menjadi Rektor iv seminari Tinggi St. Petrus-Paulus Keuskupan Bogor di Bandung dalam waktu panjang. Dengan berbagai kepakaran, jabatan, ·serta layanannya, Mgr. Geise justru menganggap bahwa jabatan yang terpenting baginya adalah tugas sebagai seorang pastor. oalam Sambutan Unpar usia yang ke-60, banyak dosen, tenaga kependidikan, serta alumni Unpar yang telah berusia lanjut, pensiun, dan bahkan beberapa telah mendahului kita. Pada sisi Ketua Pengurus lain, lebih dari 2.000-an mahasiswa baru setiap tahun bergabung 5an Universitas Katolik Parahyangan menjadi keluarga besar Unpar. Dengan makin membesarnya keluarga besar tersebut, makin dirasakan kebutuhan akan adanya B.S. Kusbiantoro jembatan, perekat, dan kesinambungan antar generasi. Pemahaman perjalanan sejarah perkembangan Unpar beserta pengenalan tokoh-tokohnya diharapkan merupakan sa lah satu jembatan antar generasi keluarga besar Unpar terse but. .e dikenal keluarga besar Unpar terutama sebagai Perkembangan Unpar diwarnai oleh semangat keberanian, Arntz pengorbanan, pelayanan, pengabdian dari para pendiri serta mdiri Unpar. Mgr. Geise juga dikenal sebagai tokoh-tokoh yang berjasa besar lainnya . Penerbitan buku tentang tokoh yang dihormati masyarakat Badui dengan Mgr. Geise menjadi semacam jembatan komunikasi pertama Unpar yang bersama Mgr. antara 1n Juragan Niti Ganda. Beliau adalah antropolog pendiri serta jasa-jasanya dengan keluarga besar Unpar, terutama 1gan kepakaran serta kecintaannya tentang budaya bagi mereka yang tidak mengalami layanan serta perjuangan Mgr. slam, serta Pancasila . Geise. Buku ini merupakan bagian dari serangka ian tulisan tentang tokoh-tokoh yang berjasa besar dalam perkembangan 1ersiapkan penggantinya dan mengundurkan diri Unpar dalam menjalankan visi-misinya. Unpar, Mgr. Geise memperlihatkan bahwa jabatan 1an, dengan bersed ia menjadi Wakil Rektor, dan Pengenalan serta penghargaan bagi para pahlawan Dekan FISIP Unpar. Belia u juga menjadi Rektor perkembangan Unpar diharapkan merupakan salah satu ciri iv v budaya keluarga besar Unpar. Sejarah perjalanan hidup Mgr. Geise diharapkan menjadi media refleksi serta motivasi •bagi keluarga besa r Unpar dalam menghadapi tantangan mendatang serta mewujudkan transform asi "Good Unpar" menuju "Great Unpar" . vi oesar Unpar. Sejarah perjalanan hidup Mgr. menjadi media refleksi serta motivasi bagi lpar dalam menghadapi tantangan mendatang , transf ormas1. IIGood Unparll menuju IIGreat Sambutan Rektor Universitas Katolik Parahyangan Robertus Wahyudi Triweko M embaca kisah-kisah nyata da ri orang-orang yang mengenal Mgr. Geise, seperti layaknya menyaksikan film yang menggambarkan kehidupan beliau sejak kedatangan beliau di Tatar Sunda, penel itian tentang masyarakat Baduy, pendirian Yayasan Mardi Yuana, perkembangan Universitas Katolik Parahyangan, peran beliau sebagai uskup, dosen pembimbing, pastor paroki, sampa i perjalanan terakhir beliau ke Negeri Belanda. Melalui penuturan kembali kisah-kisah nyata tersebut, kita bisa mengenal pribadi Mgr. Geise denga n lebih baik, dari keutamaan-keutamaan beliau, sikap dan perhatian beliau terhadap orang-orang yang beliau jumpai, dan kepemimpinan beliau dalam berbagai peran : sebagai roh aniwan, sebaga i guru besar, maupun sebagai pemimpin akademik (academic leader). vi vii Atas nama pimpinan Universitas Katolik Parahyangan, saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-t ingginya atas inisiatif penulisan buku ini. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada para penulis yang telah membagikan pengalaman maupun hasil refleksi mereka dalam perjumpaan mereka dengan Mgr. Geise. Semoga kisah nyata, kesan-kesan, serta hasil refleksi yang diungkapkan dalam buku ini bisa menjadi bahan refleksi bagi seluruh warga komunitas akademik Universitas Katolik Parahyangan. Semoga keteladanan tokoh pendiri dan Rektor pertama Universitas ini selalu memberikan inspirasi bagi kita, yang saat ini mengemban ama nah untuk melanjutkan tongkat estafet dalam perja lanan Unpar mengarungi jaman. Pengenalan kita atas pribadi Mgr. Geise membawa kita pada pemahaman yang lebih baik akan makna sesanti Unpar, Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhakti. viii Pengantar >inan Universitas Katolik Parahyangan, saya ~nghargaan yang setinggi-tingginya atas inisiatif Editor i. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada 1 P. Krismastono Soediro , telah membagikan pengalaman maupun hasil ~ Jalam perjumpaan mereka dengan Mgr. Geise . lYata, kesan-kesan, serta hasil refleksi yang am buku ini bisa menjadi bahan refleksi bagi komunitas akademik Universitas Katolik B uku kumpulan tulisan ini disusun untuk mem berikan gambaran mengenai hidup dan karya Mgr. N.J .C. Geise, OFM, danan tokoh pendiri dan Rektor seorang gem bala, ilmuwan, dan pecinta Su nda, yang bersama pertama Mgr. Arntz, OSC mendirikan perguruan tinggi Katolik pertama di ~lalu memberikan inspirasi bagi kita, yang saat ini anah untuk melanjutkan tongkat estafet dalam 1 r mengarungi jaman. Pengenalan kita atas pribadi 1 1 bawa kita pada pemahaman yang lebih baik akan Unpar, Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Indonesia. Penyusunan buku ini melengkapi buku yang pernah diterbitkan pada tahun 2006, dengan ed itor Fransiskus Borgias M., Andreas Doweng Bolo, dan Bernardus Arief Sidharta, berjudul Prof Dr. Mgr. N.J. C. Geise, OFM. Juragan Visioner. Terima kasih kepada Uskup dan Ku ria Keuskupan Bogor, Pengurus Yayasan dan Rektorat Unpar, serta Panitia Dies Nata/is ke-60 Unpar yang dipimpin oleh Pius S. Prasetyo, yang memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada sa ya unt uk menyusun buku ini. Terima kasih kepada rekan-rekan yang membantu saya: v. Prabaningrum, Ida Surjani, Melania Atzmarnani, L. Bobby Suryo K., dan L.B. Hary Gimulya. Selamat membaca. viii ix Daftar lsi Mgr. N.J.C. Geise, OFM (1907-1995} P. Krismastono Soediro X 1 Mgr. Arntz dan Mgr. Geise sebagai Perintis Pluralisme B. Suprapto Brotosiswojo 126 Mgr. Prof. Dr. N.J.C. Geise, OFM dan Universitas Katolik Parahyangan B. Arief Sidharta 130 Mgr. Geise yang Kukenal Alfons S. Suhardi, OFM 141 Mgr. Geise yang Tiada Lelah Jimmy Rustan 155 Berjasa untuk Pendidikan Indonesia Frans Vermeulen, OSC 161 Unpar untuk Perubahan Sosial P.C. Suroso 167 Bahasa Sunda Halus dan Menyentuh Hati Tito Gunawan Wiguno 171 Galak, tapi Kocak, dan Sangat Rendah Hati Y.A. Wahyanto Nugroho 174 ' xi menghubungkannya ke pusat-pusat industri dan perdagangan Eropa . Rotterdam berada tidak jauh dari sejumlah kota besar di Negeri Belanda, yaitu Am sterdam, Den Haag, dan Utrecht. Wilayah yang meliputi keempat kota besar dan sekitarnya itu membentuk konurbasi yang dinamakan Randstad. NETHERLANDS Gam bar: Kota-kota besar di Negeri BeIanda 1 Sebagai kota besar, penduduk Rotterdam terdiri dari berbagai macam etnik selain Belanda. Di antara kota -kota di Negeri Belanda, Rotterdam mempunyai persentase terbesar penduduk yang berasal dari luar negeri maju . Multikulturalisme merupakan bagian dari identitas Rotterdam. Sej umlah museum ada di sana, 2 termasuk Volkenkundig Museum (Museum Etnografik). Hingga 2 dewasa ini Rotterdam tetap merupakan kota yang paling bersifat 1nya ke pusat-pusat industri dan perdagangan multiku ltural di Negeri Belanda, mengalahkan Amsterdam dan tm berada tidak jauh dari sejumlah kota besar di , yaitu Amsterdam, Den Haag, dan Utrecht. Utrecht.3 Bahkan, Rotterdam termasuk di antara beberapa kota di 3 Eropa yang paling bersifat multikultural. meliputi keempat kota besar dan sekitarnya itu nurbasi yang dinamakan Randstad. 4 Oi sana terdapat Nederlandsche Handels-Hoogeschool, yang didirikan pada tahun 1913, kemudian menjadi Nederlandse Economische School, dan lalu menjadi Erasmus Universiteit Rotterdam. 5 Desiderius Erasmus ada lah seorang imam Katolik, LANDS 6 filsuf, dan teolog humanis. Sejumlah orang Indonesia belajar di Rotterdam, seperti Bung Hatta dan Soemitro Djojohadikusumo (yang di kelak kemudian hari membantu Mgr. Geise pada masa awa l Perguruan Tinggi Katolik Parahyangan). Di Rotterdam yang multikultural itu, pada hari peringatan Santo Richardus, 7 Februari 1907, lahirlah Nicolaus Johannes Cornelius Geise. Anak keempat dari dua belas bersa udara ini putera seorang pedagang tekstil. lbunya sempat bimbang karena selain lahir prematur, Nicolaus memiliki fisik yang lemah sehingga ibunya berdoa agar ia bisa hidup lebih baik; atau jika tidak, biarkanlah Tuhan tidak membiarkannya mend erita t erlalu lama . Ternyata rmbar: Kota-kota besar di Negeri Belanda 1 harapan pertamalah yang dikabulkan. 7 besar, penduduk Rotterdam terdiri dari berbagai Nama Nicolaus tentu sangat popular di Negeri Belanda. Santo k selain Belanda. Di antara kota-kota di Negeri Nikolaus adalah seorang kudus pada abad III-IV, seorang uskup di :terdam mempunyai persentase terbesar penduduk Myra Yunani (sekarang terma suk wilayah Turki modern). Beliau r dari luar negeri maju. Multikulturalisme merupakan dikenal sebagai pekerja yang mengagumkan, dan suka identitas Rotterdam. Sejumlah museum ada di sana, 2 H. a Jlkenkundig Museum (Museum Etnografik) . mgg memberikan hadiah secara tersembunyi. Sifat-sifat beliau itu 2 3 8 kemudian dijadikan sebagai model Sinterklaas I Santa Claus. Di Negeri Belanda, pesta Santo Nikolaus dirayakan pada tanggal 5 dan 6 Desember, sebuah perayaan tentang makna memberi 9 (giving) . Lama-kelamaan Nicolaus tumbuh sehat. Setelah agak besar, ibunya menunjukkan foto-foto sewaktu Nicolaus masih kecil. Nicolaus bertanya kepada ibunya, "lni idiot siapa?" lbunya menjawab, "lni idiot kamu." Ya, ternyata sepanjang kehidupannya merupakan riwayat panjang tentang keindahan dan kebaikan. 10 Sewaktu masih di sekolah dasar, Nicolaus aktif sebagai putera altar (misdinaar) di gereja yang digembalakan imam-imam Dominikan (Ordo Praedicatorum, OP). 11 Ordo ini merupakan salah satu ordo besar di dalam Gereja Katolik, didirikan oleh Santo Dominikus pada abad XIII. Spiritualitasnya menekankan pada pembelajaran, pewartaan, cinta kasih, dan persatuan mistik. 12 Imam-imam Dominikan sudah sangat lama berkarya di Negeri Belanda, termasuk Rotterdam. Di Rotterdam pada awal abad ke20 mereka berkarya di Gereja Santo Dominikus (dikenal dengan Steigerkerk), di Gereja Hati Kudus Yesus (di pusat kota), di Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosari Kudus (dikenal dengan Provinierskerk), dan di Gereja Santo Albertus Agung (dikenal dengan 8/ijdorpkerk) . 13 4 ikan sebagai model Sinterklaas I 8 Nijmegen: Canisius College Santa Claus. Di , pesta Santo Nikolaus dirayakan pada tanggal 5 Masa )er, sebuah perayaan tentang makna memberi remaja Nicolaus dilalui di kota Nijmegen, Provinsi Gelderland, bagian timur Negeri Belanda, di t epi Sungai Waal, tidak j au h dari perbatasan dengan Jerman. Nijmegen (dan juga Nicolaus tumbuh sehat. Setelah agak besar, Maastricht di Provinsi Limburg) t ermasuk kota tertua di Negeri jukkan foto-foto sewaktu Nicolaus masih kecil. Belanda, yaitu sejak abad pertama, ketika orang-orang Romawi, 1 1 anya kepada ibunya, "lni idiot siapa?" lbunya yaitu kesatuan X Gemina, mendirikan kamp militer di sana. Pada i idiot kamu." Ya, ternyata sepanjang kehidupannya tahun 98 t empat itu memperoleh statu s kota Romawi. Tahun 104 10 Kaisar Trajanus di Roma memberi nama baru kota itu, yaitu vayat panjang tentang keindahan dan kebaikan . Noviomagus dalam bahasa Latin, yang yang artinya Pasa r Gede ih di sekolah dasar, Nicolaus aktif sebagai putera (lnggris: Great Market, Belanda: Grote aar) di gereja yang digembalakan imam-imam dilokalkan sebagai Nijmegen. yang lalu Markt), Pada masa Kerajaan Franka, Ordo ini merupakan salah Nijmegen merupakan salah satu kota penting karena Kaisar Karel !Sar di dalam Gereja Katolik, didirikan oleh Santo Yang Agung (Latin: Carolus Magnus, Prancis: Charlemagne, ada abad XIII. Spiritualitasnya menekanka n pada Jerman: Karl der Grofle, Belanda: Karel de Grote, lnggris: Charles . t'k 12 The Great) pada abad VIII had ir di rumah istan a (Latin : palatium)- rdo Praedicatorum, OP). , 1 11 pewartaan, cinta kasih, dan persatuan m1s 1 . nya di Nijmegen, seku rang-kurangnya em pat ka li, Dominikan sudah sangat lama berkarya di Negeri nasuk Rotterdam . Di Rotterdam pada awal abad ke•erkarya di Gereja Santo Dominikus (dikenal dengan di Gereja Hati Kudus Yesus (di pusat kota), di Gereja Nan Maria Ratu Rosa ri Kudu s (dikenal dengan merayakan Paska h di sa na 15 . 14 termasuk Sebagai mana kita ketahui, pada Hari Raya Natal tahun 800 di Basilika Sant o Petrus (yang lama), Paus Leo Ill menyatakan dan memahkotai Karel Yang Agung se bagai 16 Kaisar Romawi (Latin : /mperator Romanorum) . rk), dan di Gereja Santo Albertus Agung (dikenal 'orpkerk). Salah satu tokoh terkenal kelahiran Nijmegen adalah Sa nto Petrus 13 Kanisius (Latin: Petrus Canisius, Belanda: Pieter Kanis) pada abad XVI, yang sezaman dengan Santo Ignatius dari Loyola. Beliau seorang imam Jesuit (SJ ), diakui sebagai pujangga Gereja karena karya-karya tulisnya bermutu tinggi, termasuk katekismus. Moto 4