70 Deteksi Dini Dan Stimulasi Kecerdasan Jamak Anak Usia Taman

advertisement
Pendidikan Awal Kanak-kanak
DP. Jilid 12, Bil 2/2012
Deteksi Dini Dan Stimulasi Kecerdasan Jamak Anak Usia Taman Kanak-Kanak
Mubiar Agustin
Pendahuluan
Pengembangan potensi dasar anak melalui kegiatan pendidikan perlu dilakukan sejak
anak masih kecil, karena pada dasarnya anak memiliki potensi kuat untuk tumbuh dan
berkembang. Pemberian kesempatan dan pendidikan yang dilakukan sejak kecil yang
baik dari lingkungannya, maka dapat dipastikan semakin berkembang potensi-potensi
yang dimiliki anak. Terdapat beberapa alasan yang memperkuat pemikiran terkait dengan
peluang pengembangan kemampuan anak tersebut. Salah satunya, hasil penelitian yang
menyebutkan bahwa masa usia dini adalah periode kritis dalam perkembangan anak.
Hasil kajian neurologi menunjukkan bahwa pada saat lahir otak bayi membawa potensi
sekitar 100 milyar yang pada proses berikutnya sel-sel dalam otak tersebut berkembang
dengan begitu pesat dengan menghasilkan bertriliyun-triliyun sambungan antar neuron.
Supaya mencapai perkembangan optimal sambungan ini harus diperkuat melalui berbagai
rangsangan psikososial, karena sambungan yang tidak diperkuat akan mengalami atropi
(penyusutan) dan musnah. Inilah yang pada akhirnya akan mempengaruhi kecerdasan
anak. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil penelitian di Baylor College of Medicine
yang menemukan bahwa apabila anak jarang memperoleh rangsangan pendidikan, maka
perkembangan otaknya lebih kecil 20-30 % dari ukuran normal anak seusianya (Jalal,
2002).
Walaupun gaung tentang pentingnya pendidikan bagi anak usia dini di Indonesia
bermunculan di mana-mana dan mulai disadari oleh banyak pihak, dari mulai orang tua,
birokrat, pendidik sampai masyarakat secara umum akan tetapi pada tataran praktik
ternyata pendidikan anak usia dini meninggalkan banyak masalah dan tantangan.
Salah satu masalah yang paling pundamental dalam kegiatan pendidikan anak usia dini
khususnya di Taman Kanak-kanak (TK) adalah banyaknya kesalahan perlakuan yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya guru terlalu memaksakan
pembalajaran baca tulis hitung kepada anak padahal tidak setiap anak memiliki kesiapan
untuk menerimanya. Pada sisi yang lain masih ditemukan guru di Taman Kanak-kanak
(TK) yang terlalu berorientasi akademik dalam memberikan pembelajaran kepada anak
dengan mengabaikan aspek-aspek psikologis yang sebenarnya menjadi kebutuhan
utama anak usia TK. Reber (Agustin, 2008) menandaskan bahwa kesalahan-kesalahan
perlakuan/ stimulasi pada anak akan berdampak kepada terjadinya gangguan belajar,
psikologis bahkan pada kasus tertentu mengakibatkan hilangnya potensi berharga pada
diri anak.
Permasalahan lain yang sering terjadi pada kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak
(TK) adalah kecenderungan guru yang hanya berpatok pada acuan baku kurikulum yang
telah di tentukan pemerintah sehingga banyak guru yang malas dan tidak memiliki daya
kreativitas untuk menjadikan pembelajaran bagi anak menyenangkan dan menghibur.
Fatalnya realitas ini menjadikan banyak anak-anak mengalami kejenuhan dan mogok
belajar pada saat melanjutkan studi pada jenjang selanjutnya (Agustin,2009).
70
Pendidikan Awal Kanak-kanak
DP. Jilid 12, Bil 2/2012
Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, tentunya dibutuhkan suatu solusi
yang tepat, integratif dan bermanfaat bagi berbagai pihak. Solusi yang ditawarkan untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui penerapan deteksi dini dan stimulasi
yang tepat pada area kecerdasan jamak anak. Mengapa kecerdasan jamak? Sebab
pembelajaran yang efektif di Taman Kanak-kanak (TK) tidak hanya menitiberatkan
pengembangan pada satu aspek, akan tetapi berorientasi pada pengembangan seluruh
aspek perkembangan anak (holistic). Konsekuensinya dalam proses pembelajaran, guru
seyogianya memberikan kebebasan kepada anak dalam melakukan aktivitas belajar
dan mensitimulasi anak untuk mengembangkan salah satu atau beberapa kecerdasan /
kecerdasan jamak supaya lebih cakap dan terampil. Hasil penelitian Delfi Eliza (2005)
menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran di TK, khususnya yang bersifat terpadu
dapat membantu meningkatkan potensi kecerdasan jamak anak dan perkembangan
potensi kecerdasan jamak untuk masing-masing anak ternyata berbeda untuk masingmasing kecerdasan.
Supaya terjadi keselarasan dalam mendeteksi dan menstimulasi potensi kecerdasan jamak
anak maka sangat tepat kegiatan penelitian yang dilakukan sifatnya kolaboratif dengan
melibatkan peneliti (akademisi) dan juga guru (praktisi) sehingga kedua pihak dapat
bersama-sama belajar dan mengevaluasi kekurangan dan kelebihan kegiatan mendeteksi
dan menstimulasi potensi kecerdasan jamak anak.
Oleh karena itu kegiatan penelitian ini memfokuskan kajian pada upaya mendeteksi
dini dan menstimulasi kecerdasan jamak anak Taman Kanak-kanak dengan menerapan
penelitian tindakan kolaboratif akademisi-praktisi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeteksi dini dan menstimulasi kecerdasan
jamak anak Taman Kanak-kanak dengan menerapan penelitian tindakan kolaboratif
akademisi-praktisi. Adapun secara lebih khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Merancang instrumen instrumen untuk mendeteksi dan menstimulasi kecerdasan
jamak Anak Taman Kanak-kanak.
2. Merancang panduan model pengembangan kegiatan pembelajaran untuk mendeteksi
dan menstimulasi kecerdasan jamak Anak Taman Kanak-kanak.
3. Mendeteksi kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak sebelum dilakukan stimulasi
oleh akademisi-praktisi.
4. Mendeteksi kecerdasan jamak anak Taman Kanak-Kanak setelah dilakukan stimulasi
oleh akademisi-praktisi.
Hasil Penelitian yang Dijanjikan
Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat
dalam membantu memperkaya dan
mengembangkan khasanah teori tentang deteksi dan stimulasi kecerdasan jamak untuk
anak usia Taman Kanak-kanak secara tepat dan bernas. Sedangkan secara praktis, hasil
71
DP. Jilid 12, Bil 2/2012
Pendidikan Awal Kanak-kanak
penelitian ini dapat dipergunakan oleh akademisi-praktisi dalam menggunakan program
yang tepat dan teruji dalam deteksi dan stimulasi kecerdasan jamak untuk anak usia
Taman Kanak-kanak. Sedangkan bagi lembaga hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukan untuk mengembangkan berbagai pelatihan ataupun workshop dalam membantu
mengimplementasikan program yang tepat dan teruji dalam deteksi dan stimulasi
kecerdasan jamak untuk anak usia Taman Kanak-kanak.
Urgensi Penelitian
Penelitian ini akan membantu memperbaiki sistem pembelajaran di Taman Kanakkanak (TK) yang cenderung tidak menghargai potensi anak, membantu guru TK dalam
mendeteksi dan menstimulasi potensi kecerdasan jamak anak dengan cara, metode dan
langkah-langkah yang benar, bagi dosen kegiatan penelitian ini memberikan pengalaman
untuk mempertemukan idealisme teori dengan kenyataan di lapangan khususnya pada
kegiatan deteksi dan stimulasi kecerdasan jamak anak Taman Kanak-kanak, dan kegiatan
penelitian ini pun dapat dijadikan wahana untuk bertukar pendapat tentang kegiatan
pembelajaran khususnya pada kegiata mendeteksi dan menstimulasi kecerdasan jamak
anak.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui penelitian tindakan kolaboratif antara peneliti (akademisi)
dengan guru (praktisi) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan
dilakukan untuk merancang dan melaksanakan program pembelajaran untuk mendeteksi
dan menstimulasi kecerdasan jamak anak Taman Kanak-kanak. Adapun subjek dalam
penelitian ini adalah anak TK pada kelompok A dan B berjumlah 40 anak.
Hasil dan Rekomendasi Penelitian
Hasil penelitian ini menemukan (1) instrumen kecerdasan jamak untuk anak Taman Kanakkanak yang teruji validitas dan reliabilitasnya, (2) pedoman model pembelajaran deteksi
dan stimulasi kecerdasan jamak anak Taman Kanak-kanak; (3) peningkatan kecerdasan
jamak anak Taman Kanak-kanak setelah mendapatkan stimulasi dari akademisi-praktisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah diperoleh instrumen penelitian untuk deteksi
dan stimulasi kecerdasan jamak anak Taman Kanak-kanak yang teruji secara validitas
dan realibilitas serta teruji secara konstruk keterbacaan yang telah di telaah oleh ahli
sehingga dapat digunakan untuk menstimulasi dan mendeteksi kecerdasan jamak anak
Taman Kanak-kanak.
Pada sisi yang lain penelitian ini pun sudah menghasilkan pedoman model pembelajaran
untuk mendeteksi dan menstimulasi kecerdasan jamak anak Taman Kanak-kanak yang
sudah di analisis oleh ahli pendidikan anak usia dini dan psikologi perkembangan anak
sehingga di pandang layak digunakan untuk menstimulasi kecerdasan jamak anak
Taman Kanak-kanak. Pedoman pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari pengantar,
karakteristik hubungan, aturan kegiatan, peran peneliti dan guru, adegan kegiatan,
pelaksanaan stimulasi dan evaluasi kegiatan. Hasil ujicoba panduan model pembelajaran
dalam meningkatkan kecerdasan jamak anak usia Taman Kanak-kanak menunjukkan
72
DP. Jilid 12, Bil 2/2012
Pendidikan Awal Kanak-kanak
hasil yang cukup memuaskan sekaligus mengindikasikan peningkatan kecerdasan jamak
anak sebelum dan sesudah mendapatkan stimulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua indikator kecerdasan jamak anak dapat
meningkat secara signifikan setelah menggunakan model pembelajaran yang dirancang
oleh peneliti-praktisi. Berikut adalah paparan hasilnya.
Profil Kecerdasan Jamak Anak Taman Kanak-kanak sebelum diberikan stimulasi
oleh Akademisi-Praktisi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa deteksi kecerdasan jamak anak usia taman kanakkanak (TK) secara keseluruhan yaitu pada kecerdasan bahasa sebesar 47,85%, kecerdasan
matematis-logis sebesar 49,12%, kecerdasan tilikan ruang sebesar 47,12%, kecerdasan
kinestetik jasmani sebesar 56,43%, kecerdasan musikal sebesar 41,15%, kecerdasan
interpersonal sebesar 58,42%, kecerdasan intrapersonal sebesar 55,79% dan kecerdasan
naturalis sebesar 45,93%.
Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan profil kecerdasan jamak anak usia taman
kanak-kanak (TK) sebelum distimulasi dapat disimpulkan bahwa rata-rata kecerdasan
jamak anak usia Taman Kanak-kanak adalah sebesar 50,48 % . Bila digambarkan dalam
bentuk grafik, maka profil kecerdasan jamak anak usia taman kanak-kanak tersaji pada
grafik 1 berikut.
Grafik 1
Profil Kecerdasan Jamak Anak Usia Taman Kanak-kanak
Secara Keseluruhan Sebelum Stimulasi
73
DP. Jilid 12, Bil 2/2012
Pendidikan Awal Kanak-kanak
Profil Kecerdasan Jamak Anak Taman Kanak-kanak Setelah Stimulasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil stimulasi kecerdasan jamak anak usia taman
kanak-kanak (TK) secara keseluruhan yaitu pada kecerdasan bahasa sebesar 80,86%,
kecerdasan matematis-logis sebesar 80,99%, kecerdasan tilikan ruang sebesar 78,51%,
kecerdasan kinestetik jasmani sebesar 81,87%, kecerdasan musikal sebesar 72,01%,
kecerdasan interpersonal sebesar 82,63%, kecerdasan intrapersonal sebesar 84,74% dan
kecerdasan naturalis sebesar 75,12%.
Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan hasil stimulasi kecerdasan jamak anak usia
taman kanak-kanak (TK) dapat disimpulkan bahwa hasil stimulasi rata-rata kecerdasan
jamak anak usia Taman Kanak-kanak adalah sebesar 79,59 % . Bila digambarkan dalam
bentuk grafik, maka hasil stimulasi kecerdasan jamak anak usia taman kanak-kanak
tersaji pada grafik 2 berikut.
Grafik 2
Hasil Stimulasi Kecerdasan Jamak Anak Usia Taman Kanak-kanak
Secara Keseluruhan
Profil Peningkatan Kecerdasan Jamak Anak TK Sebelum dan Setelah Stimulasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kecerdasan jamak anak setelah
mendapat stimulasi. Secara lebih rinci, berikut disajikan peningkatan kecerdasan jamak
anak TK secara keseluruhan seperti tersaji pada tabel berikut.
74
DP. Jilid 12, Bil 2/2012
Pendidikan Awal Kanak-kanak
Tabel
Peningkatan Kecerdasan Jamak Anak TK Sebelum dan Setelah Stimulasi Secara
Keseluruhan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
RataRata
Kecerdasan
Bahasa
Matematis Logis
Tilikan Ruang
Kinestetik Jasmani
Musikal
Interpersonal
Intrapersonal
Naturalis
Sebelum
Stimulasi
47.85
Setelah
Stimulasi
80.86
49.12
49.12
56.43
41.15
58.42
55.79
45.93
80.99
78.51
81.87
72.01
82.63
84.74
75.12
31.87
29.39
25.44
30.86
24.21
28.95
29.19
50.48
79.59
29.11
Peningkatan
33.01
Bila digambarkan dalam bentuk grafik, maka gambaran peningkatan dari sebelum dan
setelah stimulasi tersaji pada grafik berikut.
Grafik 3
Peningkatan Kecerdasan Jamak Anak TK Sebelum dan Setelah Stimulasi
75
Pendidikan Awal Kanak-kanak
DP. Jilid 12, Bil 2/2012
Peningkatan semua indikator kecerdasan jamak anak secara signifikan setelah
menggunakan model pembelajaran yang dirancang oleh peneliti-praktisi menggambarkan
bahwa kegiatan deteksi dan stimulasi yang dilakukan terbukti efektif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan kecerdasan jamak anak terjadi karena
peneliti-praktisi dalam menggunakan panduan model pembelajaran ini beranjak dari
pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan anak untuk
mencapai keberhasilan di tempat belajar dan dalam kehidupan bahkan memberikan
perhatian terhadap perkembangan anak, kebutuhan dan minat serta membantu anak
mempelajari keterampilan hidup . Berbagai teknik dapat digunakan dalam panduan model
pembelajaran ini seperti mengajar, tukar informasi, bermain peran, melatih, dan tutorial.
Ditinjau dari sisi orientasi, model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan
potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. model pembelajaran ini ini
memandang bahwa individu memiliki potensi dan kekuatan-kekuatan tertentu, melalui
penerapan berbagai teknik bimbingan potensi dan kekuatan tersebut dikembangkan.
Dalam model pembelajaran ini, layanan pembelajaran diberikan kepada semua individu,
bukan hanya pada individu yang menghadapi masalah. Model pembelajaran ini dapat
dilakanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui pemberian informasi,
diskusi, proses kelompok, penyaluran bakat dan minat.
Menurut Myrick (Syaodih,1999) model pembelajaran yang efektif didasari oleh
pemahaman tentang keterampilan, kebutuhan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan
pebelajar untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pendidikan dan dalam kehidupan.
Selain itu, model pembelajaran ini menggunakan pendekatan yang tepat digunakan dalam
tatanan lembaga pendidikan karena dalam pendekatan ini diarahkan untuk memberikan
perhatian kepada tahap-tahap perkembangan pebelajar, kebutuhan, minat serta
membantu mereka mempelajari keterampilan hidup. Syaodih (2003) menjelaskan bahwa
pendekatan perkembangan bertolak dari pemikiran bahwa perkembangan yang sehat akan
berlangsung dalam interaksi yang sehat antara siswa dengan lingkungannya. Pemikiran
ini membawa dua implikasi pokok dalam bimbingan di sekolah/lembaga pendidikan yaitu
: (1) perkembangan adalah tujuan bimbingan, ini berarti bahwa konselor perlu memiliki
kerangka berpikir dan keterampilan yang memadai untuk memahami perkembangan
peserta didik sebagai dasar perumusan tujuan dan isi bimbingan; dan (2) interkasi yang
sehat merupakan iklim lingkungan perkembangan yang harus dikembangkan oleh guru.
Ini berarti bahwa guru perlu menguasai pengetahuan dan keterampilan khusus untuk
mengembangkan lingkungan perkembangan sebagai pendukung sistem pelaksanaan
bimbingan.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telah diperoleh instrumen
penelitian untuk deteksi dan stimulasi kecerdasan jamak anak Taman Kanak-kanak yang
teruji secara validitas dan realibilitas serta teruji secara konstruk keterbacaan yang telah di
telaah oleh ahli sehingga dapat digunakan untuk menstimulasi dan mendeteksi kecerdasan
jamak anak Taman Kanak-kanak. Penelitian ini pun sudah menghasilkan pedoman
model pembelajaran untuk mendeteksi dan menstimulasi kecerdasan jamak anak Taman
Kanak-kanak yang sudah di analisis oleh ahli pendidikan anak usia dini dan psikologi
perkembangan anak sehingga di pandang layak digunakan untuk menstimulasi kecerdasan
76
Pendidikan Awal Kanak-kanak
DP. Jilid 12, Bil 2/2012
jamak anak Taman Kanak-kanak. Pedoman pembelajaran yang dikembangkan terdiri
dari pengantar, karakteristik hubungan, aturan kegiatan, peran peneliti dan guru, adegan
kegiatan, pelaksanaan stimulasi dan evaluasi kegiatan. Hasil ujicoba panduan model
pembelajaran dalam meningkatkan kecerdasan jamak anak usia Taman Kanak-kanak
menunjukkan hasil yang cukup memuaskan sekaligus mengindikasikan peningkatan
kecerdasan jamak anak sebelum dan sesudah mendapatkan stimulasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semua indikator kecerdasan jamak anak dapat meningkat secara
signifikan setelah menggunakan model pembelajaran yang dirancang oleh penelitipraktisi.
Rujukan
Agustin, M. (2006). Program Bimbingan untuk Mengembangkan Kecerdasan Jamak
Anak Usia Taman Kanak-kanak. Tesis SPs UPI (Tidak Diterbitkan)
--------------- (2006). ”Profil Kecerdasan Jamak Anak Usia TK” . Jurnal Pedagogia. Vol.
4. No. 2 Oktober.Hal. 37-45.
----------------- (2008). Mengenali dan Memahami Dunia Anak. Lotus: Bandung
--------------------(2009). “Profil Kejenuhan Belajar Mahasiswa”. Jurnal Pedagogia. Vol. 9.
No. 2 Oktober.Hal. 16-25.
Armstrong, T (2000). Sekolah Para Juara (Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia
Pendidikan). Penerjemah : Yudhi Murtanto. Bandung : Penerbit Kaifa
Eliza, D. (2005). ”Pengembangan Kecerdasan Jamak Dalam Pembelajaran Terpadu di
Taman Belajar Mutiara Harapan”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini PPs
UNJ. Vol 3. No 3. Hal. 50-74
Ernawulan, S (1999). Peranan Bimbingan Guru, Pengasuhan Orang Tua, dan Interaksi
Teman Sebaya terhadap Perkembangan Perilaku Sosial Anak Taman
Kanak-kanak. Tesis PPs IKIP Bandung (tidak diterbitkan).
-----------------(2003) Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Departemen Pendidikan
Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Bagian Proyek
Peningkatan Pendidikan. Tenaga Kependidikan.
---------------(2009) Pengembangan Alat Ukur Kecerdasan Jamak Anak Taman Kanakkanak. Laporan Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia.
Gutama (2002). Kecerdasan Spiritual dalam Membentuk Perilaku Anak”. Jurnal Ilmiah
Anak Dini Usia. Vol. 02. Hal. 32-37.
Hurlock, E (1980). Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan. Penerjemah : Istiwidayanti. Jakarta : Erlangga.
77
Pendidikan Awal Kanak-kanak
DP. Jilid 12, Bil 2/2012
Jalal, F (2002). “Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan yang Mendasar”. Jurnal Ilmiah
Anak Dini Usia. Vol.03 Hal.4-8.
Rachmani, F. I (2003). Multiple Intelegences Mengenali dan Merangsang Potensi
Kecerdasan Anak. Seri Ayah Bunda. Jakarta: Aspirasi Pemuda.
Solehuddin, M. (1997). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan; Bandung.
Yusuf, S (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
78
Download