LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 20 Memahami Pernikahan Jamak Pernikahan Jamak “Orang Suci Zaman Akhir percaya bahwa pernikahan seorang pria dan seorang wanita merupakan hukum tetap Tuhan mengenai pernikahan. Di zaman Alkitab, Tuhan memerintahkan beberapa orang untuk mempraktikkan pernikahan jamak— pernikahan seorang pria dengan lebih dari seorang wanita. Melalui wahyu, Tuhan memerintahkan Joseph Smith untuk memberlakukan pernikahan jamak di antara anggota Gereja di awal tahun 1840-­an. Selama lebih dari setengah abad, pernikahan jamak dipraktikkan oleh sebagian Orang Suci Zaman Akhir di bawah arahan Presiden Gereja” (“Plural Marriage in The Church of Jesus Christ of Latter-­day Saints [Pernikahan Jamak dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-­Orang Suci Zaman Akhir],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Sebuah Perintah yang Sulit Eliza R. Snow (1804–1887), presiden umum Lembaga Pertolongan yang kedua, dimeteraikan kepada Nabi Joseph Smith. Dia mencatat pengalaman berikut di mana Nabi Joseph mengajarkan asas pernikahan jamak kepada saudara lelaki Eliza, Lorenzo Snow. “Nabi Joseph mencurahkan isi hatinya [kepada Lorenzo Snow], dan menggambarkan cobaan mental berat yang dia alami dalam mengatasi perasaan jijiknya, akibat alami dari pendidikan dan kebiasaan sosial, sehubungan dengan pengenalan akan pernikahan jamak. Dia mengenal suara Allah—dia mengetahui perintah dari yang Mahakuasa kepadanya adalah untuk terus maju—untuk memberikan teladan, dan menegakkan pernikahan kekal Selestial. Dia tahu bahwa dia harus memerangi dan mengatasi bukan saja prasangka dan keinginan pribadinya sendiri, tetapi juga yang berasal dari seluruh dunia Kristen akan menatap wajahnya; tetapi Allah, yang adalah di atas segalanya, telah memberikan perintah tersebut, dan Dia harus dipatuhi. Namun Nabi ragu dan menangguhkan dari waktu ke waktu, sampai seorang malaikat Allah berdiri di sisinya dengan pedang terhunus, dan memberi tahu dia bahwa, kecuali dia bergerak maju dan menegakkan pernikahan jamak, Imamatnya akan diambil dari dirinya dan dia akan dihancurkan! Kesaksian ini bukan saja dia berikan kepada saudara lelaki saya, tetapi juga kepada orang lain—kesaksian yang tidak dapat disangkal [dikontradiksi]” (Biography and Family Record of Lorenzo Snow [1884], 69–70). Sebuah Ujian Iman Banyak yang bergumul dengan asas pernikahan jamak diberkati dengan kesaksian rohani yang mengukuhkan akan kebenaran asas tersebut. “Menurut Helen Mar Kimball, Joseph Smith menyatakan bahwa ‘praktik dari asas ini akan merupakan pencobaan terberat yang pernah Orang Suci hadapi untuk menguji iman mereka.’ Meskipun itu merupakan salah satu pencobaan ‘terberat’ dari kehidupannya, dia bersaksi bahwa itu juga telah merupakan ‘salah satu berkat terbesar’ .… Lucy Walker mengenang kegalauan batinnya ketika Joseph Smith mengundang dia untuk menjadi istrinya. ‘Segenap perasaan jiwa saya memberontak melawannya,’ tulisnya. Namun, setelah beberapa malam yang gelisah di mana dia berlutut dalam doa, dia menemukan kelegaan sewaktu kamarnya ‘dipenuhi dengan pengaruh kudus’ serupa dengan ‘cahaya matahari yang cemerlang.’ Dia berkata, ‘Jiwa saya dipenuhi dengan kedamaian manis yang tenang yang belum pernah saya ketahui,’ dan ‘kebahagiaan hebat mengambil alih seluruh diri saya’ ” (“Plural Marriage in Kirtland and Nauvoo [Pernikahan Jamak di Kirtland dan Nauvoo],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Joseph Smith dan Pernikahan Jamak Banyak wanita dimeteraikan kepada Joseph Smith, tetapi jumlah persisnya tidak diketahui. “Sepanjang era di mana pernikahan jamak dipraktikkan, Orang Suci Zaman Akhir membedakan antara pemeteraian untuk waktu ini dan kekekalan dengan pemeteraian untuk kekekalan saja. Pemeteraian untuk waktu dan kekekalan mencakup komitmen dan hubungan selama kehidupan ini, umumnya dengan kemungkinan hubungan seksual. Pemeteraian kekekalan-­semata mengindikasikan hubungan dalam kehidupan berikutnya semata. … Beberapa wanita yang dimeteraikan kepada Joseph Smith kemudian bersaksi bahwa pernikahan mereka adalah untuk waktu ini dan kekekalan, sementara yang lainnya mengindikasikan bahwa hubungan mereka adalah untuk kekekalan semata. Kebanyakan dari mereka yang dimeteraikan kepada Joseph Smith berusia antara 20 dan 40 tahun pada waktu pemeteraian mereka kepadanya. Yang tertua, Fanny Young, berusia 56 tahun. Yang termuda adalah Helen Mar Kimball, … yang dimeteraikan kepada Joseph beberapa bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-­15. Pernikahan pada usia seperti itu, tidak pantas menurut standar dewasa ini, adalah legal di era itu, dan sebagian wanita menikah di pertengahan masa remaja mereka. Helen Mar Kimball berbicara mengenai pemeteraiannya kepada Joseph sebagai ‘untuk kekekalan semata,’ menyarankan bahwa hubungan itu tidak mencakup hubungan seksual .… LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 20 … Joseph Smith dimeteraikan kepada sejumlah wanita yang telah menikah. Baik para wanita ini maupun Joseph menjelaskan banyak mengenai pemeteraian ini, meskipun beberapa wanita mengatakan itu untuk kekekalan semata. Wanita lainnya tidak meninggalkan catatan, yang menjadikannya tidak jelas apakah pemeteraian mereka untuk waktu fana dan kekekalan atau untuk kekekalan semata. Ada beberapa kemungkinan penjelasan untuk praktik ini. Pemeteraian-­pemeteraian ini mungkin telah menyediakan cara untuk menciptakan ikatan atau mata rantai kekal antara keluarga Joseph dengan keluarga lainnya di dalam Gereja. Ikatan ini terentang baik secara vertikal, dari orangtua kepada anak, maupun secara horizontal, dari satu keluarga ke yang lainnya. Dewasa ini ikatan kekal semacam itu dicapai melalui pernikahan bait suci dari individu yang juga dimeteraikan kepada keluarga kelahiran mereka sendiri, dengan cara demikian menautkan keluarga-­keluarga bersama” (“Plural Marriage in Kirtland and Nauvoo [Pernikahan Jamak di Kirtland dan Nauvoo],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Setelah kematian Nabi, banyak wanita dimeteraikan kepadanya yang tidak memiliki hubungan fana dengan dirinya. © 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG. Penentangan terhadap Pernikahan Kekal Banyak pemimpin keagamaan dan politik di Amerika Serikat menentang sistem pernikahan jamak, yang mereka anggap amoral dan tidak beradab. Orang Suci Zaman Akhir diolok-­ olok dalam pidato publik, buku, majalah, dan surat kabar. Kongres Amerika Serikat menerbitkan undang-­undang yang membatasi kebebasan anggota Gereja dan merugikan Gereja secara ekonomi dengan membatasi jumlah properti yang dapat Gereja miliki. “Undang-­undang itu akhirnya menyebabkan polisi menangkap dan menahan orang-­orang yang mempunyai istri lebih dari seorang dan mencabut hak pilih mereka, hak privasi di rumah mereka, dan kebebasan-­ kebebasan umum lainnya” (Pusaka Kita: Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-­Orang Suci Zaman Akhir [1996], 109). Hingga tahun 1890, ratusan Orang Suci Zaman Akhir telah mengalami dipenjara. Yang lainnya pergi bersembunyi untuk menghindari penangkapan dan pemenjaraan. Dalam situasi seperti ini, banyak keluarga menderita karena stres, kesedihan, kemiskinan, dan kelaparan. Meskipun dunia mengolok-­olok mereka karena mempraktikkan pernikahan jamak, banyak Orang Suci Zaman Akhir mempertahankan praktik tersebut dan bersaksi bahwa mereka tahu itu telah diwahyukan oleh Allah melalui Nabi Joseph Smith. Keadaan sulit ini menuntun Presiden Wilford Woodruff untuk dengan penuh doa mencari bimbingan Tuhan mengenai praktik pernikahan jamak Orang Suci. Pada tahun 1889, Presiden Woodruff menginstruksikan para pemimpin Gereja untuk berhenti mengajarkan asas pernikahan jamak. Di tahun 1890, sangat sedikit pernikahan jamak yang dilakukan, dan ini dilakukan bertentangan dengan nasihat Presiden Woodruff. Meskipun demikian, beberapa orang menerbitkan laporan bahwa Gereja masih mempromosikan praktik pernikahan jamak. Laporan-­laporan ini mendatangkan lebih banyak pertentangan bagi Gereja. Bulan September 1890, Presiden Woodruff menerbitkan sebuah Manifesto, yang sekarang dikenal Maklumat Resmi 1 dalam Ajaran dan Perjanjian. Manifesto Kedua “Manifesto [Maklumat Resmi 1] tersebut memaklumkan niat Presiden [Wilford] Woodruff untuk tunduk pada hukum Amerika Serikat. Itu tidak mengatakan apa pun mengenai hukum dari negara lain. Sejak pembukaan koloni di Meksiko dan Kanada, pemimpin Gereja telah melangsungkan pernikahan jamak di negeri-­negeri itu, dan setelah Oktober 1890, pernikahan jamak terus dilakukan dengan diam-­diam di sana. … Dalam keadaan yang luar biasa, jumlah yang lebih sedikit lagi pernikahan jamak dilangsungkan di Amerika Serikat antara tahun 1890 dan 1904, meskipun apakah pernikahan-­ pernikahan tersebut diwenangkan untuk dilangsungkan dalam negara bagian terkait tidaklah jelas” (“The Manifesto and the End of Plural Marriage [Manifesto dan Akhir dari Pernikahan Jamak],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Pada konferensi umum April 1904, Presiden [Joseph F.] Smith menerbitkan pernyataan yang kuat, dikenal sebagai Manifesto Kedua, yang menjadikan pernikahan jamak yang baru dapat dihukum dengan ekskomunikasi” (“Plural Marriage in The Church of Jesus Christ of Latter-­day Saints [Pernikahan Jamak dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-­Orang Suci Zaman Akhir],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).