Edisi 279 – 7 Maret 2014 Page 1 Edisi 279 – 7 Maret 2014 PIMPINAN BAIT MINISTRY Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey Sekertaris – Janette Sepang Bendahara – Yance Pua PENGURUS BULETIN BAIT Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee Pemimpin Umum : Handry Sigar Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun Pemred : Willy Wuisan Wapemred : Herschel Najoan Sekretaris : Meilien Langi-M Bendahara : Yance Pua BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan HRD : Janette Sepang, Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy, Joe Laluyan Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit, dr. Joice Pandeleke Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio, pdt. Robert Siby Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing Cerita Anak Max Kaway Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa Multimedia : Ellen Mangkey Distribution Pdtm. Dale Sompotan Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan, Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi Tator Hartoyo Tismail Unklab Indrajit Taliwongso Tidak Ada Jalan Pintas Sekarang waktunya Untuk Bangun…. Tetaplah Berdoa Ujian Cinta Masa Kesukaran Pada Zaman Akhir Tulisan Roh Nubuat Pencari Kebenaran Cerita Untuk Anak Berdoa Untuk Sebuah Sekolah Pathfinder Bendera Klub Patfinder Ragam Asal Nama Kota Manado Page 2 Edisi 279 – 7 Maret 2014 TIDAK ADA JALAN PINTAS Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kau kehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kau rancangkan. Mazmur 20 : 4 Di tengah hiruk-pikuk alun-alun utama dekat air mancur berdiri seorang pria muda berusia sekitar 17 tahun, leher dan tangannya diikat dengan tali kasar. Dari luka bekas akibat tali di pergelangan tangan dan lehernya, Anda dapat mengetahui bahwa para pedagang telah bersikap kasar saat mereka bergegas untuk mencapai pasar tepat pada waktunya untuk memajang barang dagangan mereka. Pemuda ini linglung karena telah berjalan selama berhari-hari. Tungkainya tetap tertekuk, lengannya lelah karena terus diseret dan mulutnya kering karena angin gurun yang kering. Ia berada di negeri asing di mana orang berbicara dalam bahasa yang tidak dapat dimengerti. Tanpa memiliki apa-apa, bahkan tidak mempunyai cawat untuk menutupi tubuhnya, ia terikat dan dipajang, benar-benar telanjang. Dalam waktu singkat, ia akan diperiksa seperti binatang berlawanan dengan keinginannya, dan dijual menjadi budak seumur hidup. (di copy dari J. Prince). Namun, Tuhan sendiri menyebut pemuda ini, yang bernama Yusuf, seorang yang berhasil!. Definisi keberhasilan menurut para ahli: Tidak Ada Jalan Pintas Dalam Meraih Keberhasilan Mengapa orang mengambil jalan pintas kalau bukan untuk senang-senang? Jalan pintas bukanlah, terobosan, melainkan upaya menghindari dari ujian dalam kehidupan. Salah satu masalah besar yang mengganggu keberhasilan wirausaha-wirausaha muda adalah godaan untuk cepat sukses. Wajar, orang muda yang bergairah ingin cepatcepat mendapat pengakuan. Apalagi saat ini begitu banyak pedagang ilmu muncul dengan Kategori Kewirausahaan. Sekarang, pikirkan ini sejenak, dan bayangkan diri Anda dalam adegan di pasar Mesir ini. Seandainya Anda berada di antara banyak penonton yang penasaran dan pengunjung di alun-alun utama, apakah Anda akan mempertimbangkan orang muda yang hendak dijual sebagai budak ini adalah “orang yang berhasil”?. Tentu saja tidak!. Namun, Tuhan mengatakan dengan kata-kata-Nya sendiri bahwa Yusuf adalah orang yang berhasil. Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ. Tetapi Tuhan menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Kejadian 39 : 1 – 2. Definisi Tuhan tentang keberhasilan bertentangan dengan definisi dunia. Di dalam ayat inti di atas bahwa Allahlah yang memberikan Anda berhasil atas apa yang anda rencanakan dan merancang sesuai dengan kehendak Tuhan. Lihat Yusuf, secara harafiah tidak mempunyai apa-apa secara materi, tetapi pada saat yang sama, ia memiliki segalanya karena Tuhan menyertai dia. Tidak ada suatu keberhasilan yang di dapat dari jalan pintas, hanya hadirat Tuhan di dalam hidup Andalah yang membuat Anda berhasil!. Willy U. Wuisan Redaksi Page 3 Edisi 279 – 7 Maret 2014 Saat ini dunia di kagetkan dengan terbongkarnya teknologi persenjataan Mutakhir yang di seb ut dengan nama kerennya “HAARP”. HAARP ini adalah singkatan dari High Frequency Active Auroral Research Program (Program Penyelidikan Aurora Aktif Frekuensi Tinggi). Program ini mulai thn 1993, merupakan penelitian gabungan dari AU, AL Universitas Alaska dan Defense Advanced Research Project Agency (DARPA). Ini adalah senjata canggih, berlipat kali lebih mematikan dan sangat menakutkan dari Nuklir: Mampu Mengatur Pikiran, bisa memacu terjadinya Gempa dan Tsunami dan mengubah iklim dunia dunia. Sesungguhnya, tujuan awal HAARP untuk meneliti lebih jauh lapisan Ionosfer dan untuk menyelidiki potensi pengembangan teknologi ini untuk komunikasi radio dan keperluan keamanan, mis: Deteksi Rudal, membuat pesawat jatuh /satelit tak berfungsi), namun di luar dugaan, hasil penelitian menemukan kemampuan lain dari projek ini yang sangat mengerikan. HAARP yang di aktifkan dan menembakkan gelombang radio frekuensi tinggi dari yang sangat rendah sampai yang paling tinggi ke atmosfer, ternyata memiliki 3 efek dahsyat sebagai berikut: 1. 2. 3. Mempengaruhi Ionosfer dan stratosfer hingga jadi hangat sehingga mampu menciptakan awan dan merusak iklim dunia di suatu kawasan tertentu. Jika diubah dgn frekuensi lainya, gelombang radio frekuensi tersebut dapat terpantul oleh ionosfer dan kembali ke bumi sehingga menciptakan gempa berkekuatan dahsyat (salah satu korbannya adalah gempa dan Tsunami di aceh). Mempengaruhi pikiran manusia dan perilaku manusia sehingga bisa jadi ganas dan tak terkendali. Bagi dunia, Ini adalah hasil penemuan yang dahsyat melampaui apa yang pernah di pikirkan oleh para pencipta nuklir. Dengan adanya teknologi HAARP yang telah siap pakai ini dunia akan semakin siap untuk bekerja dengan kuasa besar dalam menjalankan Page 4 Edisi 279 – 7 Maret 2014 kehendaknya. Tsunami Aceh adalah puncak uji coba HAARP ini. Dengan asumsi yang sederhana, tidak menutup kemungkinan bahwa bencana-bencana alam yang beruntun terjadi sekarang ini adalah hasil dari proyek ini. Dan bila malapetaka-malapetaka yang ada ini tidak juga berhenti saat segala usaha rohani bangsa-bangsa telah di lakukan, maka akan sangat mudah untuk melemparkan semua kesalahan pada kelompok minoritas yang berbakti pada hari Sabat, dan jika teknologi HAARP ini bias mempengaruhi pikiran orang sehingga menjadi ganas dan tak terkendali, berapa susahkah untuk memaklumatkan “Perintah Pembunuhan Masal” untuk menyingkirkan kelompok minoritas ini? Waktunya ini tepat menggenapi apa yang di nubuatkan Roh Nubuat, bahwa merupakan usaha Setan yang makin besar yang akan terjadi sebelum UUHM di curahkan… “..setan bekerja melalui unsur-unsur alam untuk mengumpulkan tuaiannya, yaitu jiwa-jiwa yang tidak bersedia. ia telah mempelajari rahasia laboratorium-laboratorium alam, dan ia menggunakan seluruh kekuatannya untuk mengendalikan unsur-unsur alam itu sejauh yang diizinkan Allah…” KA 555, 556 Bagi umat-umat Allah yang setia menantikan kedatangan Tuhan, bukankah ini kabar baik? Bukankah sekarang waktunya bagi kita untuk bangun dari tidur? Yah, semakin siap dunia dengan segala pekerjaan akhir mereka, itu berarti semakin dekat kita dengan Kedatangan Tuhan. “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." (Lukas 21:28) *** D alam kategori surat-surat rasul Paulus, surat kepada jemaat Tesalonika dikategorikan “Eschatological Letter”. Ini berarti, pekabaran dalam surat Tesalonika adalah penting untuk disimak. Lebih dari pada itu, pekabaran dalam surat kepada jemaat di Tesalonika akan dihidupkan oleh mereka yang menjadi umat Allah yang sebenarnya di akhir zaman. Salah satu pekabaran dalam surat Tesalonika adalah “Tetaplah berdoa” 1Tes. 5:17. Kita sudah sering mendengar kata-kata ini dalam bahasa Indonesia, tapi saat ini, saya ingin mengajak saudara-saudara untuk melihat dalam beberapa versi Alkitab sehingga kita dapat mengerti arti ayat ini. KJV “Pray without ceasing” atau berdoa tanpa berhenti. CEV “and never Bejana Advent Indonesia Timur stop praying” atau dan janganlah pernah berhenti berdoa. GNB “pray at all times” atau berdoalah pada setiap waktu/detik. GW “never stop praying” atau jangan berhenti berdoa. ISV “Continually be prayerful” Berdoa berkelanjutan. Ellen G. White mengibaratkan doa itu seperti nafas. Mar. 85. Renungkan sejenak, apakah kehidupan kerohanian saya masih hidup? Dari pengertian ini, kita mendapati bahwa berdoa tanpa henti adalah ciri mereka yang menjadi umat Allah yang sebenarnya di akhir zaman atau zaman dimana kita hidup. Namun jangan salah mengerti, berdoa bukan selamanya dalam sikap tutup mata dan bertelut atau berdiri. Doa yang dimaksudkan di sini adalah suatu jenis hubungan yang tidak Page 5 Edisi 279 – 7 Maret 2014 pernah putus dengan Tuhan. Suatu perasaan yang sangat membutuhkan Tuhan. Suatu perasaan yang berpikir tanpa Tuhan, tanpa pertolongan-Nya kita tidak ada apa-apa. Yesus memberikan suatu penegasan dalam Lukas 18:1 “Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu”. Doa yang tidak berkeputusan, permohonan yang terus menerus menurut pengertian Yesus adalah sangat penting. Jika nasihat ini begitu jelas, menyatakan kepada kita untuk tidak putus dalam doa, pertanyaan, apa sebenarnya alasan dibalik perintah ini? Berikut beberapa alasan dari Alkitab dan Roh Nubuat: di sana hanya dengan Tuhan. Kenapa 3 kali sehari? Saya mengambil kehidupan Daniel dalam Daniel 6. Dia melakukan hal ini (Dan. 6:11) dan dia disebutkan ”hamba Allah yang hidup” Dan. 6:21. Ingatlah hal ini saudaraku, kelompok 144.000 mereka juga disebut sebagai ”hamba-hamba Allah” yang mendapat ”meterai Allah yang hidup”, Wah. 7:2,3. Adalah sangat mungkin, kelompok 144.000 ini, final generation, yang akan menerima later rain, dan memasuki great tribulation, mendengar suara Allah mengumumkan hari dan jam kedatangan-Nya, dan akan melihat Tuhan tanpa mengalami kematian, adalah mereka yang memiliki kehidupan doa seperti Daniel. Bukankah Anda ingin merasakan pengalaman itu? Alami suatu kehidupan berjalan bersama Tuhan melalui kehidupan doamu! *** 1. Alkitab menggambarkan Iblis seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari mangsa untuk ditelannya. Perlu kita ketahui, selama kita memiliki hubungan dengan Tuhan, setan tidak berkuasa atas kita. Ellen G. White menyebutkan ”No man (termasuk Yesus) is safe for a day or an hour without prayer” GC. 530. Itu sebabnya Yesus menegaskan bahwa kita harus selalu berdoa tanpa jemu-jemu. Mengapa? Karena pada saat kita putus hubungan dengan kita, Setan berkuasa atas kita, kata lain kita jadi budak Iblis, artinya, kita hamba Iblis bukan hamba Tuhan. Selanjutnya, Ellen G. White menyatakan bahwa tujuan Setan satu-satunya hanyalah memisahkan kita dari Kristus, TTP 154. Renungkan, berapa berapa jam lamanya Setan mencapai tujuannya dalam hidup kita? 2. Kita berdoa karena kita butuh Tuhan dan memang setiap detik sebenarnya kita butuh Tuhan. Detik dimana kita tidak butuh Tuhan adalah detik ketika kita rasa yakin dengan kemampuan pribadi kita. Orang yang merasa yakin dia dapat melakukan sesuatu tanpa Tuhan sedang mempraktekkan kehidupan Righteousness by Works yang mana orang jenis ini tidak mendapat tempat dalam kerajaan Allah. 3. Kalau kita mengaku carang dari Pokok Anggur, maka adalah tugas kita untuk menempel (keep in connect). Kecuali kita bukan carang dari Pokok Anggur, kita tidak nempel. Hanya carang pokok anggur yang akan terus nempel pada pohonnya. 4. Lukas 18:7 “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya?” Perhatikan, siapa orang yang dibenarkan Allah? Apakah Saudara, sejauh ini sudah merasa orang benar karena sudah Advent bahkan sudah Pendeta? Renungkan! Selanjutnya, siapa umat pilihan Allah? Mereka yang berseru kepada Tuhan siang dan malam. Kita tentu tau istilah ”banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih” bukan? Kita sudah dipanggil, tetapi apakah kita sudah dipilih untuk diselamatkan. Periksa kehidupan doa kita, kita tahu jawabannya. Selama hari itu disebut siang dan sepanjang hari itu disebut malam, apakah kita tetap berdoa pada waktu itu? 5. Jika Allah mendapati suatu kelompok yang memiliki intensitas doa semakin lama semakin banyak doanya, later rain tiba, TTP 151. Bukankah kita semua merindukan hal itu? Bukankah kita semua ingin menikmati pengalaman later rain itu? Berdoalah tanpa berkeputusan! Untuk praktek doa, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan menurut catatan Alkitab dan Roh Nubuat. 1. Setiap detik, dalam segala tempat dan keadaan, tetap angkat hati kita kepada Tuhan. Sadari alasan-alasan kenapa kita harus berdoa. Berdoa seperti Henokh berdoa, dia hidup bergaul dengan Allah. 2. Ambil waktu untuk berdoa secara pribadi di tempat doa atau tempat-tempat tersembunyi minimal 3 kali sehari dimana kita berada Bejana Advent Indonesia Timur Pencari Kebenaran Kisah Para Rasul - Ellen G. White D alam pelayanannya rasul Petrus mengunjungi orang-orang percaya di Lida. Di sini dia menyembuhkan Eneas yang sudah delapan tahun terbaring di tempat tidurnya karena lumpuh. "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau," rasul itu berkata: "bangunlah engkau dan bereskanlah tempat tidurmu!" "Seketika itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan." Di Yope, yang dekat Lida, hiduplah seorang perempuan yang bernama Dorkas, yang perbuatan baiknya telah menjadikan dia sangat dikasihi. Ia adalah murid Yesus yang layak, dan hidupnya dipenuhi dengan kebaikan. Ia mengetahui siapa yang memerlukan pakaian yang menyenangkan dan siapa yang memerlukan simpati dan dengan bebas ia melayani yang miskin dan yang berdukacita. Jarinya yang cekatan adalah lebih aktif daripada lidahnya. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal" Sidang Yope menyadari kehilangan mereka, dan setelah mendengar bahwa Petrus ada di Lida, orang-orang percaya mengirim pesuruh-pesuruh kepadanya mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan: "Segeralah datang ke tempat Page 6 Edisi 279 – 7 Maret 2014 kami: Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda berdiri dekatnya sambil menangis, mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup." Mengingat hidup pelayanan yang telah dihidupkan oleh Dorkas, tidak mengherankan jika mereka berdukacita, sehingga air mata yang hangat jatuh ke atas tanah liat yang lebam. Hati rasul itu dijamah dengan perasaan simpati sementara ia memandang kesusahan mereka. Kemudian, menunjuk kepada teman-temannya yang menangis supaya keluar dari kamar itu, ia bertelut dan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk memulihkan Dorkas kepada kehidupan dan kesehatan. Sambil berbalik kepada tubuh, ia berkata, "Tabita, bangkitlah! Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk." Dorkas telah memberikan pelayanan yang besar kepada sidang, dan Allah melihat cocok untuk membawa dia pulang dari tanah musuh, supaya kesanggupan dan tenaganya dapat menjadi berkat kepada orang lain, dan juga oleh pernyataan kuasa-Nya pekerjaan Kristus dapat dikuatkan. Sementara Petrus masih di Yope ia dipanggil oleh Allah untuk membawa Injil kepada Kornelius, di Kaisarea. Kornelius adalah seorang perwira Roma. Ia adalah seorang yang kaya dan keturunan bangsawan, dan kedudukannya adalah salah satu yang dapat dipercaya dan dihormati. Seorang penyembah berhala oleh kelahiran, latihan, dan pendidikan, melalui hubungan dengan orang Yahudi ia telah mendapat pengetahuan akan Allah, dan ia menyembah Dia dengan hati yang benar, menunjukkan kesungguhan imannya oleh belas kasihan kepada orang miskin. Ia telah dikenal jauh dan dekat akan kemurahan hatinya, serta kehidupannya yang benar menjadikan namanya baik di antara orang-orang Yahudi dan orang-orang kafir. Pengaruhnya menjadi berkat kepada semua orang dengan siapa ia berhubungan. Catatan yang diilhamkan melukiskan dia sebagai seorang "saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah." tentang Abraham, "Saya mengetahui dia," mengetahui Kornelius juga, dan mengirim suatu pekabaran langsung dari surga kepadanya. Malaikat itu kelihatan kepada Kornelius sementara ia berdoa. Sementara penghulu laskar mendengar sendiri sebutan dengan nama, ia takut, namun ia mengetahui bahwa pembawa kabar itu datang dari Allah, dan ia berkata, "Ada apa, Tuhan? Jawab malaikat itu: Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. Dan sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus. Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut." Ketegasan dari petunjuk ini, dengan disebutkannya pekerjaan orang dengan siapa Petrus sedang tinggal, menunjukkan bahwa Surga mengenal baik akan sejarah dan pekerjaan manusia dalam setiap tempat kehidupan. Allah mengetahui akan pengalaman dan pekerjaan pekerja yang hina, demikian juga dengan raja di atas takhtanya. "Suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon." Demikianlah Allah memberikan bukti tentang penghargaan-Nya akan pelayanan Injil dan untuk sidang yang telah dibentuk-Nya. Malaikat tidak ditugaskan untuk menceritakan kepada Kornelius cerita tentang salib. Seorang yang tunduk, malahan seperti penghulu laskar sendiri, kepada kelemahan dan penggodaan, adalah seorang yang menceritakan kepadanya Juruselamat yang sudah disalibkan dan bangkit itu. Sebagai wakil-wakil-Nya di hadapan manusia, Allah tidak memilih malaikat-malaikat yang tidak pernah jatuh, tetapi umat manusia, manusia-manusia dengan keinginan yang sama kepada siapa mereka cari untuk diselamatkan. Kristus mengambil kemanusiaan supaya Ia dapat menjangkau umat manusia. Seorang manusia Ilahi Juruselamat diperlukan untuk membawa keselamatan kepada dunia. Dan kepada pria dan wanita telah diserahkan kepercayaan yang suci untuk mengenal "kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu." Efesus 3:8. Percaya kepada Allah sebagai Khalik surga dan dunia, Kornelius menyembah Dia, mengakui kekuasaan-Nya, mencari nasihat-Nya dalam segala urusan kehidupan. Ia setia kepada Allah dalam kehidupan di rumah tangganya dan dalam tugas-tugasnya yang resmi. Ia telah mendirikan mezbah Allah dalam rumah tangganya, karena ia tidak berani berusaha menjalankan rencana-rencananya atau memikul tanggung jawab tanpa pertolongan Allah. Dalam kebijaksanaan-Nya Allah membawa mereka yang mencari kebenaran berhubungan dengan sesama manusia yang mengetahui kebenaran. Adalah rencana surga bahwa mereka yang telah menerima kebenaran akan membagikannya kepada mereka yang dalam kegelapan. Kemanusiaan, menarik ketangkasannya dari Sumber pengetahuan yang besar, dijadikan alat, perantara yang bekerja, melalui mana Injil menjalankan kuasa-Nya. Yang mengubahkan ke atas pikiran dan hati Meskipun Kornelius percaya nubuatan-nubuatan dan menunggu akan kedatangan Mesias, ia tidak mempunyai pengetahuan akan Injil sebagaimana dinyatakan dalam kehidupan dan kematian Kristus. Ia bukannya seorang anggota gereja Yahudi dan akan dipandang oleh rabi-rabi sebagai orang kafir dan najis. Tetapi Penjaga Yang Suci yang sama yang berkata Kornelius sangat menurut kepada penglihatan itu. Bila malaikat sudah pergi, "dipanggilnya dua orang hambanya beserta seorang prajurit yang saleh dari orang-orang yang selalu bersama-sama dengan dia. Dan sesudah ia menjelaskan segala sesuatu kepada mereka, ia menyuruh mereka ke Yope." Bejana Advent Indonesia Timur Page 7 Edisi 279 – 7 Maret 2014 Malaikat itu, setelah berbicara dengan Kornelius, pergi kepada Petrus, di Yope. Pada waktu itu, Petrus sedang berdoa di atas rumah tempat dia menginap dan kita membaca bahwa ia "merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa Ilahi." Bukannya untuk makanan badani saja Petrus lapar. Sebagaimana dari atas rumah ia memandang kota Yope dan negeri-negeri sekitarnya ia lapar untuk keselamatan orang-orang senegerinya. Ia mempunyai keinginan yang berapi-api untuk menunjukkan kepada mereka dari Kitab Suci nubuatan mengenai penderitaan dan kematian Kristus. Artikel Rohani Oleh : Pdt. Kalvein Mongkau Dalam khayal Petrus melihat "langit terbuka dan turunlah suatu benda yang berbentuk kain lebar yang tergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata, 'Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!' Tetapi Petrus menjawab, 'Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.' Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya, 'Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.' Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit." Khayal itu membawa kepada Petrus teguran dan nasihat. Hal itu menyatakan kepadanya maksud Allah agar oleh kematian Kristus orang-orang kafir boleh dijadikan sewaris dengan orang-orang Yahudi kepada berkat keselamatan. Sampai kini tak ada seorang daripada murid-murid telah mengkhotbahkan Injil kepada orang-orang kafir. Pada pikiran mereka, bagian tengah dari dinding pemisah, dipecahkan oleh kematian Kristus, masih utuh ada, dan pekerjaan mereka terbatas kepada orang-orang Yahudi, karena mereka telah memandang kepada orang-orang kafir sebagai dikeluarkan dari berkat Injil. Sekarang Tuhan tengah berusaha untuk mengajar Petrus taraf yang luas dari rencana Ilahi. Banyak orang kafir tertarik kepada khotbah Petrus dan rasul-rasul yang lain, dan banyak dari orang Yahudi Yunani menjadi orang percaya kepada Kristus, tetapi pertobatan Kornelius adalah terpenting di antara orang-orang kafir. Waktunya telah sampai untuk tahap pekerjaan yang baru dimasuki oleh sidang Kristus. Pintu di mana banyak orang Yahudi yang bertobat telah menutup bagi orang-orang kafir sekarang telah terbuka. Dan orang-orang kafir yang menerima Injil harus dianggap sama dengan murid-murid Yahudi, tanpa perlunya memelihara upacara penyunatan. Bersambung ….. Bejana Advent Indonesia Timur Masa Kesukaran di Akhir Zaman lanjutan…. 3. Penyesatan Secara Internal Menjelang Masa Kesukaran Awal Adapun 70 minggu nubuatan di ayat 24 di atas adalah fitur nubuatan waktu yang merujuk kepada 490 tahun secara harafiah (Bilangan 14:34; Yehezkiel 4:7)dimana periode itu mencakupkan dan menempatkan satu bentangan urutan waktu kekuasaan dari tiga kerajaan sekaligus dalam satu bagan atau skema secara kronologisyakni kerajaan Media Persia, kerjaaan Yunani dan kerajaan Roma kafir. Bahkan pada ayat 26b disebutkan bahwa “rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus.” Ini tidak lain merujuk nubuatan waktu terkait eksistensi dari rakyat dari kerajaan Roma kafir yang memusnahkan kota Yerusalem pada tahun 70 TM.Bahkan walaupun hanya singkat, tapi anak kalimat terakhir dari Daniel 9:26b itu berbunyi “dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan.” Ini tidak lain adalah berkenaan dengan nubuatan waktu peperangan antara bangsa-bangsa yang muncul secara mendetail di dalam Daniel 11:40-45. Pada periode nubuatan waktu dalam ayat-ayat inilah kiprah dari “tanduk kecil” dalam Daniel 8:9 telah diperluas dan dirinci.Mengutip apa yang disebutkan dalam Daniel 8:9, “Maka dari salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai.” Jika dibandingkan dengan Daniel 11:40, 41, yang berbunyi: “Tetapi pada akhir zamanraja negeri Selatan akan berperang dengan dia, dan raja negeri Utara itu akan menyerbunya dengan kereta dan orang-orang berkuda dan dengan banyak kapal; dan ia akan memasuki negeri-negeri, dan menggenangi dan meliputi semuanya seperti air bah. Juga Tanah Permai akan dimasukinya, dan banyak orang akan jatuh; tetapi dari tangannya akan terluput tanah Edom, tanah Moab dan bagian yang penting dari bani Amon,” maka “tanduk kecil” itu tidak lain adalah merujuk kepada raja negeri Utara. Raja negeri utara itu adalah fitur nubuatan yang sama dengan raja yang datang memimpin rakyat untuk mengadakan pemusnahan terhadap kota dan tempat kudus (Yerusalem)pada tahun 70 TM Page 8 Edisi 279 – 7 Maret 2014 yang dinubuatkan di dalam Daniel 9:26b. Dan raja Utara ini secara dinamis berkembang dari raja dari rakyat kerajaan Roma kafir menjadi raja dari rakyat Roma Kristen, atau Roma Kepausan. Sifat klasik dari raja negeri Utara ini sama dengan “tanduk kecil” dalam Daniel 8:9 yakni “membesarkan dirinya” (Daniel 11:36b, 37). Sementara itu, nubuatan dari Daniel 7 adalah fitur-fitur nubuatan yang merupakan penggalan atau potongan dari Daniel pasal 8 khususnya berkaitan dengan fitur nubuatan waktu dari 2300 petang dan pagi. Inilah sebabnya maka Daniel tidak menjelaskan secara rinci terkait identitas “tanduk kecil” dariDaniel 8:9. Sehingga setelah menjelaskan arti tanduk kecil yang muncul di antara empat tanduk di kepala kambing jantan maka penglihatan Daniel seolah-olah meloncat ke ayat 25, yang mana disebutkan tentang penghakiman yang dibuat oleh Raja dari segala raja atas tindakan membesarkan diri dari tanduk kecil terhadap-Nya yakni merujuk kepada Panglima bala tentara langit, dimanaOknum itu merujuk kepada Yesus Kristus. Seperti perkataan Yesus sendiri baha oleh karena Allah Bapa-Nya sudah menyerahkan pekerjaan penghakiman kepada Anak (Yohanes 5:22) yang meneguhkan penglihatan di dalam mimpi Daniel sendiri (Daniel 7:9-13), maka dari itu “tanpa perbuatan tangan manusia, ia (tanduk kecil itu) akan dihancurkan.”Dalam Daniel 8, kekuasaan dari “tanduk kecil” yang berusaha membesarkan diri terhadap Panglima bala tentara langit ini sama dengan “tanduk kecil” dalam Daniel 7 yang mana “mengucapkan perkataan yang menentang Yang Maha Tinggi” (Daniel 7:25). Pada akhirnya Ia (Yang Maha Tinggi) itu akan memusnahkannya (tanduk kecil itu). Sehingga “terungkit terlepas sebuah batu yang jatuh”(dari langit)“tanpa perbuatan tangan manusia,” di dalam Daniel 2:34(yang merujuk kepada kedatangan Raja segala raja dalam Daniel 25) adalah merujuk kepada tindakan penghakiman dari Raja segala raja itu sehingga “tanpa perbuatan tangan manusia” ia (tanduk kecil) itu“akan dihancurkan.” Adapun ungkapan “Raja segala raja” itu merujuk kepada oknum yang sama yakni Yesus Kristus sebagai Hakim yang Adil yang mana juga muncul dalam Wahyu 17:14; 19:16 yang mana tidak lain dilambangkan juga dengan Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29). Kekuasaan kerajaan Yunani mengalahkan kerajaan Media-Persia (539-331 sM), yakni kerajaan yang dilambangkan dengan dua tanduk dari domba jantan (Daniel 8:3, 4). Lalu Kitab Daniel 8 ayat 8 mencatat bahwa kekuasaan kambing jantan yang sangat membesarkan dirinya, akhirnya mengalami kemunduran sebab ketika sampai pada puncaknya ini maka akhirnya di atas kepalanya tunduk empat tanduk aneh, yang sejajar dengan keempat mata angin, ini melambangkan kesombongan dari Aleksander Agung yang akhirnya mengakhiri hidupnya dan muncul empat tanduk di atas kepalanya melambangkan empat jenderal kesayangannya yang membagi empat wilyah kerajaan Yunani yakni Cassander, Licymacus, Ptolemi dan Seleukus. Maka dari keempat tanduk itu muncul satu tanduk kecil di kepalanya kambing jantan itu, Bejana Advent Indonesia Timur bagi para penafsir preteris, tanduk kecil ini melambangkan Antiokhus Epiphanes. Tanduk kecil inilah yang membuat perbedaan dengan penafsiran antara kaum preteris dan historis di mana para penganut MAHK tergabung di dalamnya. Secara jelas, Daniel tidak lagi memberikan penjelaskan secara mendetail terkait siapa tanduk kecil yang muncul dari antara salah satu dari empat tanduk di kepala dari kambing jantan itu. Ellen G. White sendiri tidak pernah menjelaskan identitas dari tanduk kecil yang muncul dari antara empat tanduk kecil dalam Daniel 8:9. White hanya menulis sebagai berikut: “Terang yang Daniel terima dari Allah sudah diberikan khususnya kepada akhir zaman ini. Khayal-khayal yang ia lihat di tepi sungai Ulai dan Tigris, sungai-sungai besar di Sinear, sekarang ini berada dalam proses penggenapan, dan semua peristiwa yang sudah diramalkan akan segara terjadi... Pertimbangkanlah lingkungan-lingkungan dari bangsa Yahudi kapan nubuatannubuatan Daniel itu diberikan.” {Testimonies to Ministers and Gospel Workers, hlm. 112, parag. 3 dan lihat ibid, hlm. 113, parag. 1}. Untuk itu berdasarkan pernyataan roh nubuat ini jelas bahwa tanduk kecil yang muncul dari antara empat tanduk di atas kepala kambing jantan adalah satu tanduk kecil yang tidak sekedar merujuk kepada Antiokhus Epiphanes oleh sebab tanduk kecil itu harus ditafsirkan secara progresif di dalam lingkungan bangsa Yahudi, dan ini harus sesuai penjelasan dari malaikat Gabriel kepada Daniel atas perintah Oknum ilahi yang tak disebutkan namanya (Daniel 8:16, 17). Sesuai penjelasan dari Gabriel bahwa “tanduk itu patah dan pada tempatnya itu muncul empat buah, berarti: empat kerajaan akan muncul dari bangsa itu, tetapi tidak sekuat yang terdahulu. Dan pada akhir kerajaan mereka, apabila orang-orang fasik telah penuh kejahatannya, maka akan muncul seorang raja dengan muka yang garang dan yang pandai menipu.”(ayat 22, 23). Di sini nampaknya Gabriel seolah-olah masih membicarakan tentang sepak terjang dan karir raja Antiokhus Epiphanes sebagai seorang raja yang pandai menipu padahal tidak. Sebab benar bahwa di ayat 25 menjelaskan bahwa “kekuatannya akan menjadi hebat, tetapi tidak sekuat yang terdahulu, dan ia akan mendatangkan kebinasaan yang mengerikan, dan apa yang dilakukannya akan berhasil.” Namun di penghujung ayat itu menjelaskan bahwa “orang-orang berkuasa akan dibinasakannya, juga umat orang kudus.”Dan pembinasaan yang dilakukan oleh “tanduk kecil” itu pasti dilakukan pada saat ia berada di lingkungan kemunculan ‘Raja segala raja’ yang mana ini tidak lain merujuk kepada janji kedatangan Raja Mesias yang dijelaskan oleh malaikat Gabriel di dalam Daniel 9:21, 24, 25. Ini artinya bahwa secara progresif, kemunculan kekuasaan tanduk kecil dalam khayal dari Daniel pasal 8 ini bukan hanya mulai berkuasa di zaman kerajaan Yunani tetapi juga akan berkuasa di lingkungan “orang-orang kudus” dalam Daniel 8:24, 25 yakni merujuk kepada orang-orang Israel yang akan kembali dari pembuangan untuk membangun kota Yerusalem menantikan kedatangan Raja Mesias. Masa Page 9 Edisi 279 – 7 Maret 2014 penantian terhadap kedatangan raja Mesias itu hanya dapat terjadi di lingkungan bangsa Yahudi. Dengan demikian kekuasaan “tanduk kecil” ini merujuk kepada pergerakan secara progresif dari kekuasaan sekuler dari kerajaan Yunani hingga kepada Roma kafir. Lalu penglihatan dari Daniel itu mencatat bahwa kekuasaan “tanduk kecil” secara progresif telah “membesarkan dirinya bahkan sampai kepada bala tentara langit” kemudian ia “membesarkan dirinya sampai kepada Panglima bala tentara langit”di mana “dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya,” ini tidak lain merujuk kepada kekuasaan Roma kafir yang menghancurkan kaabah pada tahun 70 TM(Daniel 8:10, 11). Pada kehancuran Yerusalem ini maka banyak orang kudus dibinasakan, tetapi malaikat Gabriel mencatat bahwa “akhirnya tanpa perbuatan tangan manusia”Daniel 8:25) maka tanduk kecil ini akan dihancurkan.Pada ayat ini jelas Daniel sedang merujuk kepada kebinasaan “tanduk kecil” di dalam Daniel 7:11, 26di mana ini sudah merujuk kepada kekuasaan Roma Kepausan yang mencampurkan antara kekuasaan sekuler dan gereja. Inilah tindakan menipu, membesarkan diri dan membinasakan orang-orang kudus di di akhir zaman yang juga adalah kegenapan lain dari Daniel 8:25. Kalau mau dirunut kembali ke dalam penglihatan dalam Daniel 8:9-11, tercatat sebagai berikut: “Maka dari salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai. Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya. Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.” Ini menunjukkan dengan jelas bahwa ada satu kekuasaan atau kerajaan yang sekuler sudah muncul di zaman Daniel yakni kerajaan Yunani, di mana tadinya keraan itu bersifat sekuler, yakni kerajaan Media Persia dan Yunani, sebagaimana dalam Daniel 2 dan 7, sesudah kerajaan Yunani akan muncul kerajaan Roma kafir. Tetapi makin lama kerajaan itu dikuasai oleh pengaruh agama dalam arti bahwa itu sudah mencampurkan sekuler dan agama dengan rohani yang muncul di dunia ini, di mana pada mulanya kekuasaan itu kecil tetapi makin lama secara progresif dan dinamis, kekuasaan itu semakin besar dan menguasai dunia politik dan agama bahkan menyatakan dirinya sebagai kekuasaan yang ditahbiskan oleh Allah semesta langit. Kekuasaan yang membesarkan dirinya ini bahkan membesarkan diri sampai kepada bala tentara langit (8:10). Inilah satu sistem kekuasaan yang mencampurkan agama dan politik tidak pernah dijumpai di masa ketika Daniel masih hidup, kecuali secara individu raja Nebukadnezar yang membesarkan dirinya secara individu di hadapan Allah di mana Daniel masih hidup (Daniel 4). bersambung… Bejana Advent Indonesia Timur Ragam Nama Kota Manado Dikirim Oleh : Frangky Sumarauw Nama Kota Manado menurut tutur legenda yang diceritakan berasal dari bahasa Etnik Toutemboan Minahasa yaitu "Manarow” yang artinya "Pergi ke Negeri Jauh". Jikalau seseorang Suku Minahasa asli hendak bepergian ke Manado, maka tetangganya akan menyapanya dalam bahasa daerahnya, "Mange-an isako..??" (Mau kemana engkau..??), maka dia akan menjawab, "Mange-an Manarow atau mau pergi ke tempat negeri yang Jauh". Dalam versi Bahasa Sangir Tua disebutMararau; Marau yang artinya Jauh. Nama lain yg lebih tua untuk Kota Manado adalah “Wenang/Benang”.. Wenang atau Benangitu sendiri adalah Pohon yang banyak tumbuh di pesisir Manado atau biasa disebut Pohon Bahu yg bisa kita jumpai disepanjang Pantai di Bahu Malalayang sampai di Kalasey. Wenang atau Benang itu sendiri dalam versi Bahasa Sangir Tua adalah “Gahenang/Mahenang”, artinya api yang menyala/ bercahaya/ bersinar(suluh, obor, api unggun). Dan Kata “Manarow” itu sendiri merujuk pada sebuah Pulau yaitu Pulau Manado Tua.. dimana penghuni Pulau Manado Tua ini adalah Orang-orang dari Etnis Sangir Tua yaitu Etnis Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu. Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu itu berasal dari Sangir Tua yaitu “Bowong artinya Atas dan Kehu Hutan.. jadi Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu sebuah Kerajaan yg terletak diatas Hutan yg Rajanya Kulano. bahasa artinya adalah disebut Kemudian pada sekitaran abad 14-15, kaum Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu itu melakukan perpindahan ke daratan tanah Minahasa.. Perpindahan dilakukan dengan menggunakan Page 10 Edisi 279 – 7 Maret 2014 perahu (Bininta), melalui tempat yg bernama "Tumumpa di Tuminting Manado Utara" dlm bahasa Sangir yg artinya "Turun sambil melompat,kemudian menetap di Singkil berasal dari bahasa Sangir Tua disebut "Singkile artinya pindah/menyingkir." Mereka menyebar sampai ke Pondol yg dalam bahasa Sangir disebut Pondole artinya di Ujung. (Pondol sekarang berada dikawasan Mega Mall Manado). Tuturan versi lainnya juga mengatakan bahwa pada sekitar tahun 1600 Etnis Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu, mereka beralih ke daratan Minahasa diteluk Manado, disebelah Selatan Sungai Tondano kira-kira di Wilayah Calaca sekarang., dan Penghunian pertama ini merupakan inti kota Manado sekarang dan menjadi Negeri Baru sebab pada waktu itu Kota Manado tidak identik dgn Wenang, akan tetapi Negeri Manado sampai kira-kira Tahun 1830 hanya merupakan sebagian dari Calaca Barat dan wilayah Pelabuhan Manado dan sebelah Utara dari Pasar 45 sekarang. Oleh sebab itu diseputaran wilayah Calaca, Pelabuhan dan Pasar 45 dari dulu disebut “Bendar” atau “Bandar” atau “Pelabuhan” yaitu tempat Orang-orang dari Minahasa dan Sangir Tua, dan juga para pendatang lainnya seperti Etnis Tionghoa, Arab, Gorontalo dan Bolmong melakukan Barter Dagang. Ada kemungkinan bahwa istilah atau sebutan "Mange-an isako..??" (Mau kemana engkau..??), ketika ada Orang bertanya pada tetangganya yg mau turun ke Kota Manado maka dia akan menjawab, “Mange-an Manarow” itu terjadi didaerah / wilayah ini ketika Orang-orang dari Gunung mau turun melakukan Barter Dagang di Kota Manado. Orang-orang Gunung ini atau Etnis Minahasa yg tinggal di Pegunungan ini oleh kaum dari Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu atau Orang Sangir Tua disebut “Tou Kaporo atau Orang Gunung”. Bejana Advent Indonesia Timur Interaksi antara Sub-sub Etnis Minahasa pada Zaman dahulu dimana Etnis Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu dan Bantik adalah bagian di dalamnya sudah terjadi pada Abad-abad sebelumnya. Deklarasi di Watu Pinabetengan menandai awal pembagian Tanah Adat bagi Etnis-etnis Minahasa tersebut dimana Etnis Tounsea, Toumbulu, Tountemboan, Toulour, Tounsawang, Pasan,Panosakan mendiami Daratan Minahasa, Etnis Bantik mendiami wilayah pesisir Kota Manado dan Etnis Wowontehu/ Bowontehu/ Bobentehu mendiami Pulau Manado Tua, Pulau Siladen, Pulau Bunaken, Pulau Mantehage, Pulau Nain, Pulau Talise, Pulau Gangga, Pulau Bangka dan Pulau Lembeh serta daerah pesisir Daratan Minahasa lainnya. PERKEMBANGAN KOTA MANADO Nama “Manado” mulai digunakan pada tahun 1623 menggantikan nama “Pogidon” atau “Wenang”. Kata Manado sendiri berasal dari bahasa daerah Minahasa yaitu Mana rou atau Mana dou yang dalam bahasa Indonesia berarti “di jauh”. Pada tahun itu juga, tanah Minahasa-Manado mulai dikenal dan populer di antara orang-orang Eropadengan hasil buminya. Hal tersebut tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah. Tahun 1658, VOC membuat sebuah benteng di Manado. Sejarah juga mencatat bahwa salah satu Pahlawan Nasional Page 11 Edisi 279 – 7 Maret 2014 Indonesia, Pangeran Diponegoro pernah diasingkan ke Manado oleh pemerintah Belanda pada tahun 1830. Biologiwan Inggris Alfred Wallace juga pernah berkunjung ke Manado pada 1859 dan memuji keindahan kota ini. Keberadaan kota Manado dimulai dari adanya besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 1 Juli 1919. Denganbesluit itu, Gewest Manado ditetapkan sebagai Staatsgemeente yang kemudian dilengkapi dengan alat-alatnya antara lain Dewan gemeente atau Gemeente Raad yang dikepalai oleh seorang Walikota (Burgemeester). Pada tahun 1951,Gemeente Manado menjadi Daerah Bagian Kota Manado dari Minahasa sesuai Surat Keputusan Gubernur Sulawesitanggal 3 Mei 1951 Nomor 223. Tanggal 17 April 1951, terbentuklah Dewan Perwakilan Periode 1951-1953 berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Nomor 14. Pada 1953 Daerah Bagian Kota Manado berubah statusnya menjadi Daerah Kota Manado sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 42/1953 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 15/1954. Tahun 1957, Manado menjadi Kotapraja sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957. Tahun 1959, Kotapraja Manado ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959. Tahun 1965, Kotapraja Manado berubah status menjadi Kotamadya Manado, yang dipimpin oleh Walikotamadya Manado KDH Tingkat II Manado sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974. Hari jadi Kota Manado yang ditetapkan pada tanggal 14 Juli 1623, merupakan momentum yang mengemas tiga peristiwa bersejarah sekaligus yaitu tanggal 14 yang diambil dari peristiwa heroik yaitu peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946, dimana putra daerah ini bangkit dan menentang penjajahan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kemudian bulan Juli yang diambil dari unsur yuridis yaitu bulan Juli 1919, yaitu munculnyaBesluit Gubernur Jenderal tentang penetapan Gewest Manado sebagai Staatgemeente dikeluarkan, dan tahun 1623yang diambil dari unsur historis yaitu tahun dimana Kota Manado dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi. Berdasarkan ketiga peristiwa penting tersebut, maka tanggal 14 Juli 1989, Kota Manado merayakan HUT-nya yang ke-367. Dan sejak saat itu hingga sekarang tanggal tersebut terus dirayakan oleh masyarakat dan pemerintah Kota Manado sebagai hari jadi Kota Manado. Kota ini juga pernah mengalami kerusakan berat karena peperangan yaitu ketika pada masa Perang Dunia II, dan ketika dibom kembali oleh TNI Angkatan Udara pada 1958 dalam upaya mengalahkan Permesta, sebuah gerakan pemberontakan yang menghendaki pemisahan dari Republik Indonesia. Sumber : manado.go.id Bejana Advent Indonesia Timur Inspirational Story UJIAN CINTA Oleh : Bredly Sampouw Jam enam kurang enam menit. Demikian petunjuk waktu dari jam bundar besar di atas meja informasi di Grand Central Station. Letnan angkatan Darat bertubuh jangkung dan muda, yang baru datang dari arah rel kereta itu mengangkat wajahnya yang terbakar matahari. Ia memicingkan matanya untuk melihat waktu yang tepat. Jantungnya berdebar keras sehingga mengejutkannya karena ia tak dapat mengendalikannya. Enam menit lagi, ia akan bertemu dengan wanita yang telah mengisi tempat istimewa dalam hidupnya selama 13 bulan ini. Wanita yang pernah dilihatnya, tetapi yang kata-kata tertulisnya telah menemaninya dan senantiasa menabahkan hatinya. Ia berdiri sedekat mungkin ke meja informasi, sedikit di luar lingkaran orang yang mengerumuni petugas. Letnan Blanford teringat pada suatu malam tertentu, saat pesawatnya terperangkap di tengah sekelompok kaum Zero. Ia melihat wajah salah seorang pilot musuh . Dalam salah satu suratnya, ia mengaku pada sahabat penanya bahwa ia sering merasa takut, dan hanya beberapa hari sebelum pertempuran ini, ia menerima jawaban surat darinya : “Tentu saja kamu takut. Semua pria pemberani pun begitu. Bukankah Raja Daud juga mengenal takut? Karena itulah ia menulis Mazmur 23. Lain kali, saat kamu meragukan dirimu, aku ingin kamu mendengar suaraku membacakan ini untukmu, “ Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.” Dan ia ingat; ia mendengar khayalan Page 12 Edisi 279 – 7 Maret 2014 suaranya, dan keterampilan. suara itu memperbarui kekuatan dan Sekarang, ia akan mendengar suara aslinya. Pukul enam kurang empat, wajahnya semakin tegang. Di bawah atap luas berbintang, orang berjalan bergegas, seperti benang-benang berwarna dianyam ke dalam jaring-jaring kelabu. Seorang gadis mendekatinya dan Letnan Blanford tersentak. Gadis ini memakai sebuah bunga merah pada kelepak jasnya, tetapi bunganya adalah bunga buncis merah, bukan mawar merah kecil yang sudah mereka sepakati. Lagipula, gadis itu terlalu mudah, sekitar 18, sedangkan Hollis Meynell sudah sejujurnya mengatakan bahwa ia berumur 30. “Memangnya kenapa?” ia menjawab waktu itu. “Aku 32”. Padahal usianya baru 29. Pikirannya kembali pada buku-buku yang pasti ditaruh sendiri oleh Tuhan ke dalam tangannya dari antara ratusan buku perpustakaan Angkatan Darat yang dikirim ke kamp latihan Florida. Of Human Bondage, judulnya, dan di seluruh buku itu ada catatan yang ditulis dengan tulisan wanita. Ia selalu membenci kebiasaan mencore-coret buku, tetapi kata-kata ini berbeda. Ia tak pernah menyangka bahwa seorang wanita dapat memandang ke dalam hati seorang pria dengan begitu lembut dan pengertian. Namanya ada pada sampul: Hollis Meynell. Ia mencari buku telepon New York City dan menemukan alamatnya. Ia menyuratinya, dan wanita itu membalas. Hari berikutnya ia dikirim pergi, tetapi mereka melanjutkan suratmenyurat. Selama 13 bulan, wanita itu dengan setia membalas, dan lebih dari sekadar membalas. Saat surat si Letnan tidak tiba, wanita itu tetap menulis dan sekarang si letnan yakin bahwa ia mencintai wanita itu dan wanita itu mencintainya. Namun, wanita itu menolak semua permintaannya untuk mengirmkan fototnya. Tentu saja hal tersebut kurang baik. Akan tetapi, ia menjelaskan : “Kalau perasaannya terhadapku sungguh-sungguh, berdasarkan ketulusan hati, wajahku tidak akan menjadi masalah, misalnya aku memang cantik. Aku akan selalu dihantui perasaan bahwa kamu mengambil keputusan berdasarkan hal itu. Cinta semacam itu membuatku jijik. Misalkan aku biasa-biasa saja (dan kamu harus mengakui bahwa ini lebih mungkin). Lalu aku akan selalu cemas bahwa kamu terus menyuratiku karena kamu kesepian dan tak punya orang lain. Jangan, jangan minta fotoku. Kalau kamu datang ke New York, kamu bisa menemuiku, lalu kamu dapat mengambil keputusan. Ingat, kita berdua bebas untuk menghentikan atau melanjutkan persahabatan kita apa pun yang kita pilih.” Pukul enam kurang satu menit, hati Letnan Blanford meloncat lebih tinggi yang pernah dilakukan pesawatnya. Seorang wanita muda melangkah ke arahnya. Tubuhnya tinggi dan ramping rambut pirangnya mengikal dari telinganya yang indah. Matanya biru bagai bunga, bibir dan dagunya memiliki ketegasan yang lembut. Dalam pakaian hijau pucat, ia seperti penjelmaan masa musim semi. Ia melangkah ke arah wanita Bejana Advent Indonesia Timur itu, benar-benar lupa melihat bahwa si wanita tidak memakai bunga mawar, dan saat ia bergerak, sebuah senyuman kecil menantang melengkungkan bibirnya. “Awas tertabrak, Bung?” gumannya. Dengan tak terkendalikan, ia melangkah selangkah mendekatinya. Lalu ia melihat Hollis Meynell. Wanita itu berdiri hampir tepat di belakang gadis tadi, seorang wanita berusia jauh diatas 40, rambutnya yang beruban dimasukkan dibawah topi tua. Tubuhnya lebih dari gemuk. Pergelangan kakinya dijejalkan dalam sepatu hak rendah. Ia mengenakan mawar merah pada kelepak kasut jaket coklatnya. Gadis berpakaian hijau tadi telah bergegas pergi. Blandford merasa seakan terbelah. Begitu kuat hasratnya untuk mengikuti si gadis, tetapi begitu dalam kerinduannya pada wanita yang jiwanya telah menemani dan menjunjung jiwanya; dan wanita itu berdiri di depannya. Wajahnya yang montok pucat terlihat lembut dan bijak. Ia dapat melihatnya sekarang. Mata kelabunya berkelip hangat dan ramah. Letnan Bladford tidak ragu-ragu. Jarinya mencengkram buku kecil Of Human Bondage yang berkulit biru dan sudah usang, yang menjadi ciri-cirinya untuk si wanita. Ini tidak akan menjadi cinta, tetapi akan menjadi sesuatu yang berharga, sesuatu yang lebih langka daripada cinta, yaitu persahabatan yang telah dan selalu akan disyukuri olehnya. Ia menegakkan bahunya yang lebar, memberi hormat, dan menyodorkan buku itu pada si wanita, meskipun selagi bicara, ia merasa kaget oleh kepahitan rasa kecewanya. “Saya Letnan Blandford dan ibu....ibu adalah Bu Meynell. Saya senang kita bisa bertemu. Bolehkah...bolehkah saya mengajak Ibu makan malam?” Wajah wanita itu melebarkan senyum sabar. “Ibu tak tahu ini masalah apa, Nak,” jawabnya. “Wanita berbaju hijau tadi yang baru saja lewat memohon Ibu mengenakan mawar ini pada baju Ibu. Dan katanya, kalau kamu mengajak Ibu makan, Ibu harus memberi tahu. Ia menunggumu di rumah makan besar di seberang jalan. Katanya ini semacam ujian, Ibu sendiri punya dua putra yang jadi tentara, jadi Ibu tak berkeberatan menolongmu. Inspirasi Untuk Direnungkan : Kita sering kali terpaku oleh karisma dan mengabaikan karakter, padahal justru karakter itulah yang bisa memancarkan karisma yang tak pernah pudar. Untuk Dilakukan : “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami makin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.” 2 Korintus 4 : 16 Ketika kita mendapatkan karakter ilahi dari seorang yang ingin kita jadikan pasangan hidup kita, kita sudah mendapatkan Page 13 Edisi 279 – 7 Maret 2014 segalanya. Tidak ada yang melebih tingginya Karakter seseorang kartena itu yang akan dibawah kesurga. Karakter yang baik melebihi segala sesuatu. Anda bisa saja memiliki harta, ketenaran, kedudukan serta kemasyhuran di dunia ini tetapi itu tidak menjamin Anda layak masuk surga kecuali hanya karakter yang luhur menyerupai tabiat Kristuslah yang tertinggi dibawah kesurga. Saat seseorang memdapatkan pasangan hidupnya yang baik dan benar karena dia dicintainya setulus hati sebenarnya saat yang sama juga ia telah mendapatkan semuanya. “For God So Love the world that He gave His Only be gotten Son”. yang sama. Warna dasar adalah biru dan putih dijahit bergantian bersama dengan sudut kiri atas biru. Lambang Pathfinder dipusatkan di jantung dasarnya. Warna-warna itu melukiskan maksud dan tujuan Pathfinder. Putih ® Kesucian “Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah”. Matius 5:8 Biru ® Kesetiaan “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya”. Daniel 1:8 Merah ® Darah Yesus tercurah “Darah Yesus Kristus Anak-Nya menyucikan kita dari segala dosa”. Pathfinder BENDERA KLUB PATHFINDER Dikirim Oleh : MG Osvald Taroreh Setiap Sabat siang saat upacara diadakan, bendera-bendera klub selalu ditaruh di depan. Terkadang sudah menjadi kebiasaan dan kadang kita sendiri sudah lupa apa yang menjadi latar belakang dan arti dari bendera tersebut. Di bawah ini BAIT mengingatkan kembali arti dan makna bendera Klub Pathfinder agar tidak sekedar menjadi rutinitas pada acara-acara Klub. Emas ® Iman dan Kasih “Aku menasihatkan engkau supaya engkau membeli dari padaKu emas yang telah dimurnikan dalam api”. Wahyu 3:18 Komposisi Lambang Pathfinder Perisai ® Perisai Iman “Orang benar akan hidup oleh Iman”.Ibrani 10:38 Pedang ® Pedang Roh “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua ….. “ Ibrani 4:12 Segitiga ® pikiran, rohani, badani “Monolong dalam perkembangan rohani, pikiran dan badani anak-anak laki-laki dan perempuan di seluruh dunia. Ukuran bendera ® 1,5 x 1 meter Cerita Untuk Anak Praying for a school Berdoa untuk Sebuah Sekolah Dikirim oleh Max Kaway Komposisi Bendera Pathfinder Bendera Pathfinder terbuat dari beberapa bahan, kain bendera, rayon, atau nylon. Bendera itu terbagi pada tengah-tengahnya baik secara vertikal maupun horisontal membuat empat bagian Bejana Advent Indonesia Timur Cerita saat ini berasal dari Kenya.Paula berusia 11 tahun dan duduk di kelas enam SD di Baraton Kenya. Dia senang dengan sekolahnya, terutama guru-gurunya. "Guru saya membantu kami memahami pelajaran kami," katanya. "Beberapa teman-teman saya pergi bersekolah di sekolah yang bukan sekolah Advent. Di sekolah mereka takut dengan guru mereka, tetapi pada di sekolah saya di Baraton guru kami menjadi teman-teman kami. Mereka membuat menjadi berani untuk belajar seperti Yesus yang baik dan penuh kasih dan suka memberi. " Page 14 Edisi 279 – 7 Maret 2014 Paula menunjukkan kebaikan dengan membuat kartu untuk orang lain. Dia menulis pesan khusus di masing-masing kartu. "Saya mencoba untuk membuat kartu yang indah," katanya. "Saya ingin memberikan kepada orang-orang yang tidak merasa tidak ada pengharapan. Saya membuat kartu untuk temanteman dan orang-orang di gereja. Itu salah satu cara saya dapat memberitahu orang lain bahwa Allah mengasihi mereka dan begitu juga saya. " Karena masalah ini, beberapa teman sekelas Paula pindah ke sekolah lain ketika mereka berada di kelas tujuh. Dia khawatir bahwa teman-temannya yang tidak belajar di sekolah-sekolah Advent bisa kehilangan cinta mereka kepada Yesus atau dipaksa untuk bekerja atau belajar atau menghadiri kelas-kelas pada hari Sabat. "Saya senang bahwa orang tua saya menginginkan saya untuk tinggal di Baraton," kata Paula. "Dan saya yakin suatu saat Yesus akan menolong kami untuk mendapatkan ruangan kelas yang lebih baik lagi "Saya berharap bahwa akan ada banyak siswa yang datang ke Sekolah Di Baraton untuk belajar mengenal Yesus dan megetahui bahwa Yesus mengasihi mereka." “…aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.” 3 Yohanes 1:2 Paula bersyukur kepada Allah karena telah memberikan gurugurunya yang baik dan membantunya untuk menjadi lebih seperti Yesus. Tapi sementara guru Paula baik dan ramah kepadanya dan siswa lain, namun sekolahnya tidak begitu baik. "Ruang kelas sudah tua, dan beberapa ruang kelas yang begitu penuh sesak bahkan guru pun tidak memiliki meja," katanya. "Meja siswa sudah tua juga, dan papan tulis telah menjadi kasar dan sulit untuk menulis." Tapi bangunan sekolah memiliki masalah yang lebih serius. Di dalam beberapa ruangan kelas langit-langit sudah terkulai, dan suatu hari mereka bisa jatuh. Dinding terbuat dari lembaran logam dilapisi dengan kayu tipis. Di Afrika memiliki banyak rayap, dan mereka suka makan kayu! Dalam beberapa kelas rayap telah makan kayu dan dinding-dinding ruangan kelas. Saat hujan, seperti yang sering terjadi di mana Paula tinggal, air hujan masuk tembus kedalam ruangan yang bocor. Ketika ini terjadi, anak-anak harus meninggalkan kelas mereka. Jika hujan tidak terlalu deras, anak-anak pergi ke ruangan kelas yang tidak rusak. Mereka menunggu di sana sampai hujan berhenti. Tapi kalau hujan terus untuk waktu yang lama, mereka harus pulang. Mereka tidak bisa kembali ke sekolah sampai ruangan kelas dibersihkan dari genangan air hujan.. Bejana Advent Indonesia Timur Page 15 Edisi 279 – 7 Maret 2014 PALU, SULAWESI TENGAH SEMAKIN MAJU Oleh : pdt. Moldy R Mambu - BAIT Manado Penginjilan di Sulawesi Tengah telah dimulai dengan masuknya para penginjil literature dari Manado serta migrasinya umat Advent dari Langowan dan Tondano ke Parigi. Sekelumit kisahnya sbb.: Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia perintisan pekerjaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Sulawesi Tengah dimulai oleh evangelist literature. Di antara tahun 1925-1926 dua orang evangelis literature yang bernama R. Rolangon dan Matius Malingkas yang baru menyelesaikan pendidikan dari Singapura Training School telah datang ke Sulawesi Tengah menjual buku-buku rohani dan majalah kesehatan. Majalah ini kemudian dikenal sebagai Majalah Rumah Tangga dan Kesehatan. Karena penjualan yang banyak, Bejana Advent Indonesia Timur majalah itu tersebar luas di sekitar Poso dimana pekerjaan injil dari gereja Protestant telah dimulai sebelumnya. Perintisan melalui buku-buku rohani itu menjadi jembatan bagi pekabaran injil di Sulawesi Tengah dan sekitarnya sampai ke desa-desa yang jauh di jangkau. Sementara itu satu keluarga dari Telap, Minahasa datang ke Poso dan menetap disana, Keluarga Ferdinand Rumayar. Keluarga ini pindah kesana karena kakaknya, Harmen Rumayar, telah berada di Tentena beberapa tahun sebelumnya. Akan tetapi kakaknya ini belum menjadi anggota GMAHK. Di tengah situasi yang tidak bersahabat, karena tidak mendapat ijin dari pemerintah untuk mengabarkan injil dan membentuk perkumpulan, Ferdinand Rumayar tetap mengabarkan injil pada kakaknya sendiri dan kenalan-kenalan lainnya. Sebuah kelompok kecil kelompok belajar Alkitab diadakan di satu pondok kecil di kebun milik Herman Rumayar. Page 16 Edisi 279 – 7 Maret 2014 Setelah belajar sungguh-sungguh anggota kelompok kecil belajar Alkitab itu minta dibaptiskan. Sayangnya tidak ada Pendeta untuk membaptis mereka karena situasi yang tidak memungkinkan. Maka Ferdinand Rumayar mengirimkan permohonan ke Tondano, Sulawesi Utara untuk memohon kesediaan pendeta untuk datang membaptiskan orang–orang yang telah diajar itu. Saat itu Perang dunia II yang pecah di Eropa yang berakibat besar ke jajahan Hindia Belanda sehingga tidak ada seorang pun pendeta yang siap dikirim ke Poso. Rencana baptisan harus tertunda. Dalam suasana yang sulit itu, Jepang mendarat di Minahasa bulan Januari 1942 dan menawan beberapa misionari. Pdt D.S Kime, Ketua Daerah Sulawesi Utara yang berkebangsaan Amerika, melarikan diri melalui jalan darat sambil berjalan kaki bersama F. Mandolang. Mereka tiba di Poso, Tentena pada hari Jumat 17 Januari, 1942. Kedatangan Pdt. D.S Kime merupakan kesukaan bagi orangorang yang telah lama rindu untuk di baptiskan. Di antara beberapa baptisan adalah Kel. Kolengen dan istri. Semuanya berjumlah 12 orang yang dibaptis tanggal 18 Januari, 1942. Sejak tahun 1948 kesempatan untuk mengabarkan injil di Sulawesi Tengah semakin luas. Kebaktian Kebangunan Rohani yang di lakukan oleh Pdt. A. Sakul, Pdt. A. Londa, Guru Injil Tirayoh Pdt. R. S. Rantung dan Guru injil Lie Sun. Goam di Tentena telah membawa lebih banyak orang kedalam lingkungan GMAHK di Sulawesi Tengah. Sekarang ini 2014 kota Palu mempunyai 4 Jemaat yaitu Jemaat Maesa, Jemaat Tatura, Jemaat Setia Budi dan Jemaat Betel dengan wilayah yang sangat luas. Berbagai rencana kerja sementara dijalankan oleh Daerah GMAHK Sulawesi tengah yang dipimpin oleh Pdt. Mende, Ketua; Pdt. Abram Lumowa, Sekretaris dan Sdr. Calvin Pasuhuk, Bendahara. Ladang begitu luas, tuaian banyak, kita perlu siap dan bekerja lebih keras lagi kata Pdt. Mende di Kompleks Pengerja Jalan Garuda Palu. Nampak pada gambar, Anggota Jemaat Betel Sabat kemarin, SD SMP SMA Palu dan Gedung Gereja GMAHK Maesa Palu. Sekalipun dalam suasana genting dan keadaan tidak aman, pada sore harinya mereka mengadakan perjamuan kudus sebelum meninggalkan Poso, Tentena. Perjalanan akan dilajutkan dengan mobil yang sudah di persiapkan yang akan membawa rombongan Pdt. D.S. Kime ke Makasar. Di sana bersama dengan keluarga Pdt. W.R. Holley mereka akan naik pesawat terbang ke Bandung kemudian ke Cilacap dimana sebuah kapal sedang menunggu untuk membawa mereka keluar dari Indonesia. Perpindahan anggota jemaat dari Minahasa ke Sulawesi Tengah dengan sendirinya membentuk kelompokkelompok kecil yang menjadi cikal bakal terbentuknya jemaatjemaat di wilayah Sulawesi Tengah. Kelompok-kelompok kecil itu bertambah besar keanggotanya dan shingga menjadi satu jemaat yang di organisir. Bejana Advent Indonesia Timur JEMAAT MBUWU JADI PELOPOR ADVENT DI LEMBAH SADA SULAWESI TENGAH\ Oleh Pdt. Moldy R Mambu – BAIT Manado Sulawesi Tengah yang terbentang dari Banggai di Timur sampai ke Donggala di Barat dan dari Toli-Toli di Utara sampai ke Selatan di Pendolo adalah wilayah yang sangat luas. Penduduk yang berkembang pesat oleh terbukanya jalur Trans Sulawesi di Wilayah Barat dan Timur menjadi tantangan bagi pekabaran Injil. Tahun 1975 kabar Tiga Malaikat masuk ke wilayah suku terasing Daa. Ketika itu masyarakat tinggal berjauhan karena berumah di atas pohon yang besar. Untuk memudahkan Page 17 Edisi 279 – 7 Maret 2014 pelayanan kemudian masyarakat diajak untuk membuat kampong seperti yang ada sekarang di Ongbonu, Soi dan Wawujai. masyarakat membentuk kampung seperti Tembaga dimana sekarang sudah berdiri Sekolah Advent yang diprakarsai oleh Pdt. Willy Rumambi, Kel. Kolibu dan keluarga lainnya. Pembagian Wilayah kerja di Pegunungan Daa dibagi dalam dua bagian. Bagian Daa Timur berpusat di Ongbonu / Soi dipimpin oleh Pdt. Toldir Manarante sedangkan Daa Barat oleh Pdt. Zeth Juma berpusat di Mbuwu Kabupaten Donggala. Kemajuan pesat diperoleh Suku Daa yang dulunya ditempat terpencil (berhari-hari jalan kaki) dengan dibukanya jalan oleh pemerintah. Jemaat Mbuwu yang menjadi pusat pekabaran Injil di Daa Barat, 70 km dari Donggala, sangat giat dalam evangelisasi. Direncanakan awal Mei 2014 akan diresmikan sebuah cabang perkumpulan di Katiwelu dengan anggota jemaat 80 jiwa. Doakan kami di Mbuwu pinta Pdt. Zeth Juma didampingi Sdr. Tusi TSPM di wilayah ini ketika berpisah dengan rombongan yang dari Palu minggu lalu. Nampak dalam gambar sebagian anggota Jemaat Mbuwu, Keluarga Zeth Juma dengan anak mereka dan Sdr. Tusi bersama istrinya. 2 Jiwa Di Baptiskan Dalam KKR “Hidup Yang Terbaik” Oleh : Komunikasi Jemaat Gracia Magetan Tanggal 17-22 Februari 2014, telah diadakan Kebaktian Kebangunan Rohani di Jemaat Gracia Magetan, di awal pelaksanaan KKR sempat sedikit terjadi gangguan akibat meletusnya gunung Kelud di Kediri yang debunya sampai ke wilayah Magetan, belum turun hujan membuat debu berterbangan dimana-mana sehingga tidak bisa beraktivitas dengan lancar, termasuk untuk KKR tapi Puji Tuhan atas pertolongan Tuhan KKR tetap berjalan dan dihari berikutnya sudah turun hujan sehingga debu sudah tidak terlalu banyak seperti hari sebelumnya. Pekerjaan Tuhan berkembang ke Sakdakanjai yang kemudian Bejana Advent Indonesia Timur Page 18 Edisi 279 – 7 Maret 2014 diakhir KKR ada 2 jiwa yang menyerakan diri kepada Tuhan dalam upacara baptisan yaitu Sdr. Gregorius dan Ibu Nini. Baptisan Kudus sendiri diadakan pada hari sabat 22 Februari 2014 sekaligus menutup KKR oleh Pdt. Albert Saroinsong (Sekretaris KJKT) yang datang bersama keluarga melayani Jemaat Gracia. Jemaat sangat diberkati dengan Kebaktian Kebangunan Rohani ini. Ulang Tahun Bulan Maret telah datang, kita bersyukur atas umur yang panjang buat yang berulang tahun di bulan ini, di antaranya : Pdt. Kalvein Mongkau – 5 Maret Lucky Mangkey – 5 Maret Irma Pakasi - 6 Freddy Losung – 15 Jufri Wantah - 15 Pdt. Bayu Kaumpungan – 23 pdt. Robert Walean – 29 Marchel Tombeng – 30 pdtm. Glen Rumalag - 31 Tuhan memberkati selalu. Pembicara KKR ini adalah Pdtm. Dale Sompotan dan Tim yang terdiri dari pembicara kesehatan dan pembicara KKR diantaranya : Pdt. Djoko Sukatno, Bpk. Win Bambang. Puji Tuhan cukup banyak yang datang dari malam ke malam dan Bejana Advent Indonesia Timur Page 19 Edisi 279 – 7 Maret 2014 kami Pengaruh yang kita miliki akan sangat terlihat dalam kehidupan yang kita hidupkan setiap harinya dari pada dalam posisi atau gelar yang kita punyai. Hal itu bukanlah tentang posisi melainkan produksi atau hasil. Bukan tentang pendidikan yang kita telah peroleh, tetapi tindakan memperlengkapi orang lain yang telah kita berikan, yang akan memberikan perbedaan kepada orang yang lain. Kata kuncinya adalah kredibilitas. Kita memperoleh kredibilitas ketika kehidupan kita itu sesuai dengan perkataan yang kita ucapkan dan ketika kehidupan dan tutur kata kita itu menambahkan nilai-nilai yang baik kepada orang-orang lain yang ada di sekitar kita. Apa yang sementara kita lakukan ketika kita harus diperhadapkan dengan masalah kredibilitas itu? Untuk mengetahui jawabannya, marilah kita menjawab beberapa pertanyaan yang sangat penting di bawah ini: Konsistensi: Apakah anda tetap menjadi orang yang sama walau siapa pun mereka yang ada di sekitarmu? Pilihan-pilihan: Apakah anda membuat keputusan berdasar kepada bagaimana hal itu akan menguntungkan orang yang lain atau akan menguntungkan dirimu sendiri? Kredit: Apakah anda cepat menyadari usaha orang lain yang telah membantu anda dalam memperoleh keberhasilan? Karakter: Apakah anda bekerja keras demi pencitraan diri anda sendiri atau anda bekerja keras demi mencapai integritas yang mantap? Kredibilitas: Apakah anda menyadari bahwa kredibilitas itu adalah sebuah kemenangan dari suatu usaha yang sungguhsungguh, dan bukannya sebuah hadiah? Dengan jawaban yang kita berikan bagi setiap pertanyaan, kita dapat mengetahui sampai sejauh mana kita memiliki kredibilitas yang sesungguhnya dalam kehidupan ini. Redaksi Bejana Advent Indonesia Timur Page 20