The Orangutan TropicalPeatland Project SOP – Camera Traps Bahasa Indonesia PROSEDUR STANDAR OPERASI UNTUK MELAKUKAN SURVEI KEPADATAN POPULASI UNTUK OWA-OWA THE ORANGUTAN TROPICAL PEATLAND PROJECT Juli 2012 i The Orangutan TropicalPeatland Project SOP – Camera Traps Bahasa Indonesia The Orangutan Tropical Peatland Project adalah sebuah penelitian dan organisasi konservasi berbasis di Indonesia yang berkerjasama dalam kemitraan dengan Centre for International Cooperation in Sustainable Management of Tropical Peatland (CIMTROP) Universitas Palangka Raya. Kami didukung oleh Orangutan Tropical Peatland Trust (registered UK Charity no.1142870), dan terkait dengan Wildlife Conservation Unit (WildCRU) di University of Oxford, Wildlife Research Group di Anatomy School di University of Cambridge, the College of Life and Environmental Sciences di University of Exeter dan Department of Geography di University of Leicester. Penelitian yang dijelaskan di laporan ini telah dilakukan di Laboratorium Alam Hutan Gambut (LAHG) oleh para peneliti, staff and sukarelawan OuTrop dan CIMTROP, dimana kami berterima kasih untuk kerja keras dan dedikasi mereka. Kami juga berterima kasih kepada masyarakat dan administrasi di Kereng Bangkirai, KecamatanSabangau, Kotamadya Palangka Raya ujtukm dukungannya hingga sekarang; Universitas Palangka Raya untuk dukungan penelitian kami di Laboratorium Alam Hutan Gambut; Kementrian Negara Riset dan Teknologi untuk memberikan izin untuk melakukan penelitian di Indonesia; dan The Orangutan Project, Arcus Foundation, the Rufford Small Grants For Nature, the US Fish and Wildlife Service Great Apes Conservation Fund and the Wallace Global Fund untuk dukungan financial dan program kami. Terima kasih ditujukan untuk Dr Lauren Gilhooly dan Dr Susan Cheyne dan OuTrop untuk menghasilkan dokumen ini. Terima kasih kepada semua orang yang berkerja di lapangan yang diperlukan untuk menguji protokol ini. Terima kasih ditujukan untuk WILDCRU, Oxford Brookes University dan BRINCC untuk kerjasama mereka pada protokol OuTrop ini. Terima kasih juga ditujukan untuk Ape TAG, Conservatoire and La Vallee des Singles untuk dukungan pekerjaan ini. Kutipan: Gilhooly L.J. and Cheyne, S.M. (2012) Standard Operating Procedures for Carrying out Population Density Surveys for Gibbons. Orangutan Tropical Peatland Project Report, Palangka Raya, Indonesia. © 2013, The Orangutan Tropical Peatland Project. All rights reserved. Email Website Blog [email protected] www.outrop.com www.outrop.blogspot.com i Pandangan yang disampaikan dalam laporan ini adalah mereka yang lain dan tidak selalu mewakili orangorang dari OuTrop dan sponsor mereka. Daftar Isi Pendahuluan....………………………………………………………….………… Halaman 1 Perencanaan situs pendengaran…..……………………………...……………. Halaman 2 Set-up .....……………………….………………………………………….……... Halaman 3 Pengumpulan Data ....……….…………...…………………………….……….. Halaman 4 Pemetaan....…………………………………………..…………………………… Halaman 4 Daftar Pustaka....……….………………...…………………..………….....…..... Halaman 6 www.outrop.com www.outrop.blogspot.com @OuTrop ii The Orangutan Tropical Peatland Project is registered in the UK as a non-profit organisation (Company No. 06761511), and is suppo by The Orangutan Tropical Peatland Trust (UK Registered Charity No. 1142870). Pendahuluan Owa-owa adalah spesies yang sangat sulit untuk dilakukan survei secara akurat. Mereka tidak hanya sulit untuk dilihat karena preferensi mereka untuk kanopi atas, tetapi mereka juga dapat bersembunyi atau melarikan diri saat didekati oleh manusia (Nijman 2001). Sementara jumlah titik yang ditetapkan seringkali merupakan cara yang paling akurat dan efektif untuk survei owa-owa, itu tidak berarti proses yang mudah. Survei owa-owa dengan mendengarkan suara pagi mereka memerlukan kesabaran tingkat tinggi dan kemampuan yang akurat untuk memperkirakan jarak dan sudutnya. Sementara banyak spesies owa-owa belum di lakukan survei secara menyeluruh, ada beberapa kunci artikel yang telah tersedia dan dipublikasikan yang menjelasken tentang dasar survei jumlah titik yang ditetapkan, yang juga dikenal sebagai triangulasi/triangulation atau kuadrangulasi/quadrangulation (Brockleman dan Srikosamatra 1993, Buckley et al. 2006, Cheyne et al. 2008, Hamard et al. 2010). Konsultasi artikel ini untuk memperjelas metode populer dan alasan di belakangnya. Disini kami bertujuan untuk menguraikan rincian menit yang sering diabaikan atau tidak diuraikan secara penuh dalam artikel ini. Ini merupakan hal kecil yang mungkin tidak cukup penting untuk disebutkan dalam artikel yang dipublikasikan, tetapi mereka tetap penting untuk sebuah survei yang akurat dan sukses. www.outrop.com www.outrop.blogspot.com @OuTrop iii The Orangutan Tropical Peatland Project is registered in the UK as a non-profit organisation (Company No. 06761511), and is suppo by The Orangutan Tropical Peatland Trust (UK Registered Charity No. 1142870). Perencanaan situs pendengaran Alat-alat utama: GPS (Garmin CS60x adalah sebuah model yang populer), peta hutan atau jalur transek Alat tambahan: Peta topografi -­‐ Setiap situs harus termasuk tiga pos pendengaran, masing-masing terpisah 300-500m jauhnya. 300m adalah jarak yang dianggap ideal antara dua pos, karena akan menghasilkan quadrangulasi lebih akurat antara tiga pendengar. Namun, untuk menghindari lembah atau menggunakan sebuah bukit untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih baik, mungkin lebih baik untuk memiliki jarak antar pos yang lebih jauh. -­‐ Setiap pengaturan pos harus terpisah 1-2km. Beberapa derajat yang tumpang tindah antara area pendengaran efektif (effective listening areas/ELA) dapat bermanfaat, karena dapat mengkonfirmasi lokasi dari kelompok-kelompok yang berada dalam wilayah yang tumpang tindih. Namun, jarak terjauh setiap pengaturan adalah dari tetangga yang lainnya, semakin besar wilayah survei. -­‐ Jangan menempatkan pos pendengaran pada pinggir hutan, dimana terdapat area lahan terbakar/terbuka atau terdapat sungai besar. Pos pendengaran yang terlalu dekat dengan pinggir hutan menghasilkan daerah yang tidak cocok untuk owa-owa yang disurvei sehingga mengurangi upaya survei. -­‐ Untuk hasil terbaik dan untuk menjaga proses survei sesedrhana mungkin, Itu bermanfaat untuk perencanaan dimana setiap pengaturan dari pos pendengaran sebelum memulai pengumpulan data. -­‐ Pengetahuan terhadap topografi dari situs studi akan membantu dalam perencanaan penglokasian pos pendengaran sehingga dapat menghindari hambatan suara alam. Menggunakan peta topografi atau menggunakan bantuan dari seseorang yang tahu lanskap hutan akan membantu dalam merencanakan lokasi pos pendengaran anda. www.outrop.com www.outrop.blogspot.com @OuTrop iv The Orangutan Tropical Peatland Project is registered in the UK as a non-profit organisation (Company No. 06761511), and is suppo by The Orangutan Tropical Peatland Trust (UK Registered Charity No. 1142870). -­‐ Menggunakan GPS, anda dapat menempatkan waypoint untuk setiap pos pendengaran yang akan ditempatkan, dan kemudian menggunakan alat ‘pengukur jarak’ untuk memastikan dua post selanjutnya terpisah dalam jarak yang benar. -­‐ Metode yang sama dapat digunakan untuk mengukur jarak antara dua titik terdekat dari pengaturan yang berbeda untuk memastikan bahwa mereka terpisah jarak 1km jauhnya. Set-up Alat-alat utama: GPS, Pita penanda, kompas Alat-alat tambahan: -­‐ Anda mungkin perlu menandai jalur dengan pita penanda dalam rangka untuk menemukan jalan menuju pos-pos pendengaran. Pastikan penanda tersebut dapat terlihat jelas baik saat terang atau gelap. Tanda yang dapat terlihat saat siang hari mungkin sulit atau tidak terluhat saat gelap. Selain itu, tanda perlu terlihat sepanjang jalan menuju pos, demikian juga saat kembali dari pos tersebut. Cara terbaik adalah dengan membuat bendera di pohon sepanjang jalan menuju pos dan sekembalinya. Ini akan memungkinkan anda untuk menemukan jalan anda secara cepat saat pagi buta (masih gelap) dan sangat penting dalam mencegah orang dari tersesat. -­‐ Sangat penting untuk dipastikan bahwa pos pendengaran ditandai dengan jelas, dan tidak akan bingung untuk penanda jalur. Hal ini dapat dihindari dengan menempatkan pita penanda diantara dua pohon, atau batang besar sehingga akan mudah terlihat dalam gelap, dan dikenali sebagai penanda untuk pos pendengaran. -­‐ Tergantung dari lokasi pos-pos pendengaran, situs dapat diatur segera setelah pengumpulan data (jika situs berikutnya tidak terlalu jauh) atau dapat dilakukan pada hari yang berbeda (jika jaraknya jauh). -­‐ www.outrop.com www.outrop.blogspot.com @OuTrop v The Orangutan Tropical Peatland Project is registered in the UK as a non-profit organisation (Company No. 06761511), and is suppo by The Orangutan Tropical Peatland Trust (UK Registered Charity No. 1142870). Pengumpulan Data Alat-alat utama: Clipboard, lembaran data, pensil, kompas dengan gradasi 2°, jam digital, senter kapala. alat-alat tambahan: perekam suara, kamera -­‐ Setiap anggota tim harus memperkirakan sudut dan jarak dari setiap kelompok owa-owa yang mereka dengar. -­‐ Jika mereka memiliki masalah dengan perkiraan jarak, mereka dapat menggunakan sistem yang mendekati seperti ‘dekat’ (0-300m), ‘sedang’ (300-700m), dan ‘jauh’ (700-1000). Hal ini tidak harus dilakukan untuk waktu yang lama, namun demikian, hal ini dapat membuat perkiraan pemetaan dan keseluruhan lokasi kurang akurat. -­‐ Sudut harus diperkirakan pada angka terdekat, dan diambil setiap tiga menit (atau tergantung pada lembaran data). Hal ini penting dilakukan apabila kelompok owa-owa berpindah atau berubah tempat saat mereka bersuara, sehingga tidak boleh diasumsikan bahwa kelompok owa-owa tersebut bersuara pada titik yang sama sepanjang pagi. -­‐ Kelompok yang hanya terdengar bersuara sekali oleh pendengar sebaiknya tidak harus dimasukkan karena berpotensi pada tingkat kesalahan yang tinggi. -­‐ Jika mungkin, pendengar membuat catatan dari setiap great call dari setiap masing-masing kelompok. Hal ini membantu untuk memastikan pasangan kawin daripada jantan tunggal yang sedang direkam. Sebagai tambahan, ini membantu dengan proses pemetaan nanti. www.outrop.com www.outrop.blogspot.com @OuTrop vi The Orangutan Tropical Peatland Project is registered in the UK as a non-profit organisation (Company No. 06761511), and is suppo by The Orangutan Tropical Peatland Trust (UK Registered Charity No. 1142870). Pemetaan Alat-alat utama: kertas, penggaris, kompas, kalkulator, pensil, penghapus, lembaran data Alat-alat tambahan: tidak ada Dalam rangka untuk memastikan kesepakatan antara pendengar dari pos yang berbeda, penting untuk memplot lokasi masing-masing kelompok yang diperkirakan (estimasi) setiap hari.. Hal ini memungkinkan anda untuk menentukan tidak hanya dimana daerah jelajah kelompok ini tetapi juga untuk memastikan bahwa sudut dan jarak yang sedang diperkirakan cukup akurat. -­‐ Ambil rata-rata jarak dan sudut dari setiap kelompok terdengar oleh setiap pendengar. Jika terdapat banyak variasi dalam mempertimbangkan perkiraan jarak, mungkin pendengar telah mendengar dua kelompok yang berbeda. -­‐ Gunakan jarak dan sudut dari satu titik pendengaran untuk yang lain untuk menempatkan mereka pada jalur yang dibuat dengan gambar tangan -­‐ Plotkan setiap kelompok menggunakan perkiraan jarak dan sudut dari masing-masing titik di peta. -­‐ Setelah semua titik data diplot, gunakan persimpangan dari perkiraan untuk menentukan perkiraan lokasi masing-masing kelompok. -­‐ Untuk memastikan sebuah kelompok telah di quadrangulasi dengan benar, lihat waktu masing-masing orang dengan pertanyaan. Membandingkan saat betina great call terdengar adalah sangat berguna. Setelah pengumpulan data selesai dan perkiraan lokasi telah dikalkulasikan maka anda dapat memulai untuk memperkirakan kepadatan kelompok. Lihat pustaka di bawah untuk penjelasan rinci tentang metode dibalik perkiraan kepadatan kelompok. www.outrop.com www.outrop.blogspot.com @OuTrop vii The Orangutan Tropical Peatland Project is registered in the UK as a non-profit organisation (Company No. 06761511), and is suppo by The Orangutan Tropical Peatland Trust (UK Registered Charity No. 1142870). DAFTAR PUSTAKA Cheyne, S. M., C. J. H. Thompson, A. C. Phillips, R. M. C. Hill and S. H. Limin (2007). "Density and Population Estimate of Gibbons (Hylobates albibarbis) in the Sabangau Catchment, Central Kalimantan, Indonesia." Primates49(1): 50-56. Hamard, M. C. L., S. M. Cheyne and V. Nijman (2010). "Vegetation correlates of gibbon density in the peat-swamp forest of the Sabangau catchment, Central Kalimantan, Indonesia." American Journal of Primatology72(7): 607-616. O'Brien, T. G., M. F. Kinnaird, A. Nurcahyo, M. Iqbal and M. Rusmanto (2004). "Abundance and distribution of sympatric gibbons in a threatened Sumateran rainforest." International Journal of Primatology25(2): 267-284. www.outrop.com www.outrop.blogspot.com @OuTrop viii The Orangutan Tropical Peatland Project is registered in the UK as a non-profit organisation (Company No. 06761511), and is suppo by The Orangutan Tropical Peatland Trust (UK Registered Charity No. 1142870).