1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki biodiversitas
beragam dan lebih banyak daripada negara lain. Salah satu jenis biodiversitas
yang hanya dimiliki oleh Indonesia adalah orangutan. Orangutan termasuk ke
dalam jenis hewan langka, hal ini dikarenakan maraknya perburuan serta
perusakan hutan dan lingkungan oleh manusia. Salah satu peranan orangutan di
alam adalah menjaga keseimbangan ekosistem hutan hujan. Orangutan merupakan
umbrella species bagi hutan hujan tropis untuk konservasi keanekaragaman hayati
dan habitatnya. Orangutan juga menjaga regenerasi ekosistem hutan karena
orangutan juga membantu pemencaran biji tumbuhan yang berjumlah sekitar lebih
dari 800 jenis. Keberlangsungan kehidupan 800 jenis tumbuhan tersebut, beberapa
tumbuhan diantaranya bergantung pada pemencaran yang dilakukan oleh
orangutan (Galdikas, 1982; Suhandi, 1988).
Penelitian medis pada orangutan jarang dilakukan di Indonesia dan kurang
mendapat perhatian. Penelitian tentang orangutan yang dilakukan kebanyakan
hanya membahas seputar anatomi, fisiologi, habitat, tingkah laku, persebaran dan
biodiversitas. Belum banyak jurnal maupun penelitian yang membahas tentang
penyakit-penyakit yang terjadi pada orangutan sehingga informasi medis
mengenai penyebab penyakit pada orang orangutan, misalnya penyebab
mikroorganisme belum banyak diketahui. Menurut Dench (2013), literatur tentang
1
2
penyakit pada orangutan jarang diterbitkan dan sebagian besar literatur tersebut
masih dalam bentuk laporan kasus individual dari kebun binatang. Diagnosis dan
pengobatan yang dilakukan oleh tim medis masih didasarkan pada kasus yang
pernah terjadi dan hal ini menyulitkan untuk memperkirakan faktor resiko yang
akan terjadi, diagnostik yang valid, maupun evaluasi terhadap metode pengobatan
dari kasus yang dipelajari. Prasthani, et al. (2012) mengatakan bahwa orangutan
merupakan satwa liar yang rentan terserang penyakit infeksi saluran pencernaan.
Diare adalah salah satu gejala penyakit enteritis yang juga merupakan gejala yang
sering menyerang orangutan di Taman Safari Indonesia II Prigen pada tahun 2003
sampai tahun 2004 (Tilley dan Smith, 2000; Lestari, 2004).
Informasi medis mengenai penyakit orangutan yang minim disertai dengan
minimnya informasi tentang macam-macam antibiotik yang digunakan untuk
terapi penyakit pada orangutan. Uji sensitivitas bakteri terhadap beberapa
antibiotika dilakukan sebagai upaya untuk memilih antibiotik yang tepat dan
efektif. Uji sensitivitas ini penting untuk dilakukan agar setelah tingkat
sensitivitas bakteri terhadap suatu antibiotik telah diketahui, maka antibiotik yang
tepat dapat dipilih untuk pengobatan penyakit pada orangutan, terutama pada
kasus ini adalah penyakit gastrointestinal.
Penelitian ini dilakukan untuk menambahkan informasi medis tentang
bakteri penyebab penyakit diare pada orangutan dan antibiotika yang dapat
digunakan, sekaligus sebagai salah satu upaya untuk mencegah kepunahan
orangutan.
3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bakteri penyebab diare pada
Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dan tingkat sensitivitas bakteri enterik
yang berhasil diisolasi terhadap 20 antibiotik yang diujikan, yaitu amikacin,
amoxicilin, ampicilin, carbenicilin, cefaclor, cefixime, cefotaxim, cefoxitin,
ceftriaxone, chlorampenicol, ciprofloxacin, enrofloxacin, flumequine, gentamicin,
levofloxacin,
norfloxacin,
oxytetracycline,
tigecycline,
streptomycin,
dan
sulfametoxazole/trimethoprim.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai jenis-jenis
antibiotik yang tepat dan dapat digunakan untuk terapi penyakit pencernaan pada
orangutan serta mengetahui relevansi bakteri dengan diare pada orangutan.
Download