materi sosialisasi bantuan operasional sekolah (bos)

advertisement
KEBIJAKAN
PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
TAHUN 2010
(dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar)
SURABAYA, 23 FEBRUARI 2010
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTRIAN AGAMA
POINT PENTING PERUBAHAN KEBIJAKAN
BOS
BOS pada madrasah negeri diletakan pada
DIPA Satker dengan MAK 521219 (Belanja
Barang Non Operasional Lainnya)
 Konsep pendidikan gratis---tujuan program
BOS
 Penggunaan Dana BOS
 Mekanisme Pencairan Dana BOS pada
Madrasah Negeri
 Mekanisme pencairan dana BOS Pada
Madrasah Swasta

TUJUAN PROGRAM BOS

Secara Umum:
 Meringankan
beban masyarakat terhadap
pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar
9 tahun yang bermutu

Secara khusus:
 Membebaskan
segala jenis biaya pendidikan bagi
seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar,
baik di madrasah negeri maupun madrasah swasta
 Membebaskan biaya operasional sekolah bagi
seluruh siswa MI negeri dan MTs negeri
 Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi
siswa di madrasah swasta/PPS.
KRITERIA SISWA MISKIN



Berasal dari keluarga miskin yang dibuktikan
dengan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) atau surat keterangan tidak
mampu dari kelurahan/desa setempat
Terancam putus sekolah
Ditetapkan oleh rapat komite madrasah
KETENTUAN MADRASAH TERKAIT PROGRAM BOS




Semua MI/MTs negeri wajib menerima program BOS dan dilarang
memungut biaya pendidikan apapun dari siswa miskin dan biaya operasional
sekolah dari siswa yang mampu/tidak miskin.
Semua madrasah swasta/PPS wajib menerima program BOS, kecuali jika
madrasah tersebut sedang dikembangkan menjadi madrasah berbasis
keunggulan lokal.
Bagi madrasah swasta/PPS penerima program BOS dilarang memungut
biaya pendidikan dari siswa miskin serta meringankan biaya operasional bagi
siswa tidak miskin. Sedangkan bagi madrasah swasta/PPS yang menolak
program BOS harus diputuskan melalui persetujuan orang tua siswa atau
Komite Madrasah dengan tetap menjamin kelangsungan pendidikan siswa
miskin di madrasah/PPS tersebut.
Seluruh madrasah/PPS yang menerima program BOS harus mengikuti
pedoman BOS yang telah ditetapkan oleh Departemen Agama Pusat.
CATATAN:

BOS tidak menghalangi peserta didik, orang tua, atau walinya
memberikan sumbangan sukarela yang tidak mengikat pada
madrasah dan hal itu harus diputuskan bersama dengan Komite
Madrasah dan atau orang tua/wali murid
TEPAT GUNA
Ketentuan Penggunaan :

Penggunaan dana BOS di madrasah harus
didasarkan pada kesepakatan bersama antara
Kepala Madrasah/ Dewan Guru dan Komite
Madrasah yang harus didaftar sebagai salah
satu sumber penerimaan dalam RAPB
madrasah disamping dana yang diperoleh dari
Pemda atau sumber lain (block grant, hasil unit
produksi, sumbangan lain, dsb).
PENGGUNAAN DANA BOS
1.
Pembiayaan seluruh kegiatan dalam
rangka penerimaan siswa baru:
Biaya
pendaftaran,
Penggandaan formulir
Administrasi pendaftaran
Pendaftaran ulang siswa lama
Kegiatan lain yang berkaitan langsung
dengan kegiatan tersebut: Untuk alat tulis,
photocopy, konsumsi panitia, dan uang
lembur dalam rangka penerimaan siswa
baru dan siswa lama.
2.
3.
4.
Pembelian buku teks pelajaran untuk dikoleksi di
perpustakaan (BOS Buku)---dibahas khusus
Pembelian buku referensi, pengayaan, dan panduan
guru untuk dikoleksi di perpustakaan
Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial,
pembelajaran pengayaan, pemantapan persiapan
ujian, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja,
pramuka, palang merah remaja, pembinaan
keagamaan, UKS, dan sejenisnya

honor jam mengajar tambahan di luar jam pelajaran, biaya
transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka
mengikuti lomba, fotocopy/penggandaan materi, membeli
alat olah raga, alat kesenian, dan biaya pendaftaran
mengikuti lomba
5.
Membiayai ulangan harian, ulangan umum, ujian
madrasah, ujian nasional, dan laporan hasil belajar
siswa


6.
Untuk membeli bahan dan fotocopy soal, honor
pengawas, panitia, koreksi hasil ujian dan honor guru
dalam rangka penyusunan raport siswa, atau lain2 yang
relevan dengan kegiatan tsb.
Pembayaran honor penulis soal ujian dan koreksi soal
ujian dibayar untuk kegiatan ulangan/ujian yang
ditetapkan dengan SK Kepala Madrasah
Pembelian bahan-bahan habis pakai yang
mendukung proses belajar mengajar:

Buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan
praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan
koran/majalah pendidikan, makanan dan minuman
ringan untuk kebutuhan sehari-hari di madrasah, serta
pengadaan suku cadang alat kantor
7.
Pembiayaan langganan daya dan jasa:
 Membayar
langganan listrik, air, internet, dan telepon
 Untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar
madrasah/PPS.
 Membeli genset bagi madrasah/PPS yang tidak ada
jaringan listrik dan madrasah/PPS tersebut memerlukan
listrik untuk proses belajar mengajar di madrasah/PPS,
atau khusus bagi daerah yang sering mengalami program
pemadaman listrik, maka diperkenankan untuk membeli
Genset
 Tidak diperkenankan untuk membeli HP dan pulsa HP
8.
Pembiayaan perawatan madrasah/PPS:
 Perawatan
ringan seperti pengecatan, perbaikan atap
bocor, perbaikan pintu & jendela, perbaikan mebeler,
perbaikan sanitasi madrasah, perbaikan lantai ubin/
keramik, dan perawatan fasilitas madrasah lainnya,
 Perawatan ringan dilakukan dengan swakelola
9.
Pembayaran honorarium:
Bulanan guru honorer
 Tugas tambahan Kepala Madrasah non-PNS
 Tugas tambahan Wakil Kepala Madrasah/ Pembantu
Kepala Madrasah
 Wali Kelas
 Petugas laboratorium atau perpustakaan
 Tenaga Kependidikan PNS dan non PNS
 Tugas tambahan bagi guru PNS dibayarkan, selama
tugas tambahan tersebut di luar kewajiban 24 jam
mengajar

10.
Pengembangan profesi guru:


pelatihan, KKG/MGMP dan KKKS/MKKS dan sejenisnya
Honorarium narasumber, penulis naskah materi
paparan, honor peserta, pengadaan alat tulis,
penggandaan materi, transport, dan konsumsi
11.Pemberian bantuan biaya transportasi bagi
siswa miskin yang menghadapi masalah biaya
transport dari dan ke madrasah/PPS.
Bantuan hanya diberikan kepada siswa yang
terancam putus sekolah karena biaya transport
 Jika dinilai lebih ekonomis, dapat juga digunakan
untuk membeli alat transportasi sederhana yang
akan menjadi barang inventaris madrasah
(misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll)

12.Pembiayaan pengelolaan BOS:
 Biaya ATK, penggandaan, surat menyurat
 Insentif bagi Kepala Madrasah non PNS/Penjab
PPS dan bagi Bendahara dalam rangka
penyusunan laporan BOS
 Biaya transportasi dalam rangka mengambil
13.
Pembelian personal komputer (PC) untuk kegiatan
belajar siswa, dan perangkat2nya





14.
Khusus untuk pesantren salafiyah:


15.
MI/PPS Ula maksimum 1 set
MTs/PPS Wustha maksimum 2 set
1 unit printer
Kelengkapan komputer (Flash disk, CD, DVD)
Suku Cadang Komputer
Dapat digunakan untuk biaya asrama/pondokan
membeli peralatan ibadah.
Bila seluruh komponen 1 s/d 14 di atas telah
terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih
terdapat sisa dana, maka dapat digunakan:




Membeli alat peraga/media pembelajaran
Mesin ketik
Mebeler madrasah/PPS.
Seragam siswa miskin
LARANGAN PENGGUNAAN DANA BOS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan
Dipinjamkan kepada pihak lain
Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan
memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour (karya
wisata) dan sejenisnya
Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru
Membeli pakaian/seragam bagi guru untuk kepentingan pribadi
(bukan inventaris madrasah)
Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat.
Membangun gedung/ruangan baru
Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran
Menanamkan saham
Membiayai segala jenis kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana
pemerintah pusat atau daerah, misalnya kelebihan jam mengajar bagi
guru PNS. Bagi guru honorer yang mendapatkan tunjangan
fungsional/profesi, diperlakukan seperti guru honorer biasa.



Catatan:
Penggunaan dana BOS untuk transportasi dan
uang lelah bagi guru PNS diperbolehkan hanya
dalam rangka penyelenggaraan suatu kegiatan
madrasah selain kewajiban 24 jam mengajar.
Penggunaan dana BOS bersifat prioritas
Besaran/satuan biaya untuk transportasi dan
uang lelah guru PNS yang bertugas di luar jam
mengajar tersebut harus mengikuti SBU yang
ditetapkan Kementerian Keuangan
KRITERIA BUKU TEKS PELAJARAN YANG DIBELI

Buku teks pelajaran umum:
IPS dan atau PKn untuk Kelas 1-6 MI/PPS Ula
 IPA dan atau PKn untuk Kelas 7-9 MTs/PPS Wustha
 Buku teks pelajaran lain jika dua buku tersebut sudah ada
 Buku yang hak ciptanya sudah dibeli oleh pemerintah
(BSE)----ada harga eceran tertinggi
 Buku-buku
yang sudah dinilai kelayakannya oleh
Depdiknas


Buku teks pelajaran agama:


Buku2 yang sudah dinilai kelayakannya oleh Depag melalui
SK Dirjen Pendis tahun 2009
Buku Kitab Kuning Khusus untuk PPS Ula/PPS Wustha, jika
buku umum dan buku agama sudah terpenuhi
KETENTUAN PEMBELIAN/PENGGANDAAN
BUKU TEKS PELAJARAN
Alokasi pembelian/penggandaan setinggi2nya
8% dari dana BOS/siswa/tahun
MI/PPS Ula:
Kab : Rp. 31.760,Kota : Rp. 32.000,MTs/PPS Wustha Kab : Rp. 45.600,Kota : Rp. 46.000,-
 Buku yang dibeli/digandakan:
 Satu siswa satu buku teks pelajaran artinya: tiap
siswa dapat 2 buku (buku umum & buku PAI)
 Buku yg dibeli harus buku baru (bukan bekas)
 Buku yang dibeli menjadi acuan wajib bagi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran
 Harus dipinjamkan secara cuma-cuma kepada siswa
dan boleh dibawa pulang
 Buku harus telah dibeli oleh madrasah/PPS sebelum
palajaran dalam satu semester dimulai
TEPAT PROSEDUR




Tim Manajemen BOS Pusat mengumpulkan data jumlah siswa
madrasah negeri pada tiap kabupaten/kota melalui Tim
Manajemen BOS Provinsi.
Atas dasar data jumlah siswa madrasah negeri pada tiap
kabupaten/kota tersebut, Tim Manajemen BOS Pusat
menetapkan alokasi dana BOS untuk madrasah negeri pada
tiap provinsi.
Tim Manajemen BOS Provinsi dan Tim Manajemen BOS
Kabupten/Kota melakukan verifikasi ulang data jumlah siswa
tiap madrasah negeri sebagai dasar dalam menetapkan
alokasi dana BOS di tiap madrasah negeri.
Berdasarkan jumlah alokasi dana BOS tersebut, Tim
Manajemen BOS Provinsi menetapkan DIPA BOS pada
madrasah negeri dengan berdasarkan pada Rencana
Anggaran dan Kegiatan Madrasah (RAKM) yang telah
ditetapkan oleh tiap madrasah negeri
MEKANISME PENCAIRAN DANA BOS




Pencairan dana BOS di KPPN dilakukan dengan mengikuti
mekanisme pencairan DIPA, yaitu sesuai dengan jenis kegiatan
dan kebutuhannya .
Jika madrasah ingin menggunakan dana BOS untuk kegiatan di
luar belanja barang non operasional laninnya sebagaimana
yang diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan BOS, maka
dipersilahkan dengan melakukan revisi DIPA terlebih dahulu
yang merinci kegiatan sesuai dengan kebutuhan yang telah
direncanakan sebagaimana yang tertuang dalam RAPBM.
Pengambilan dana BOS oleh Bendahara pengelola BOS
dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan dengan terlebih
dahulu mengajukan permohonan pencairan dana BOS dari
rekening madrasah kepada Bendahara Pengeluaran yang
diketahui oleh Kepala Madrasah dan Komite Madrasah.
Jika jumlah dana BOS yang dialokasikan pada DIPA madrasah
negeri lebih besar dari jumlah yang seharusnya, misalnya
akibat kesalahan/perubahan data jumlah siswa, maka harus
segera mengembalikan kelebihan dana BOS tersebut ke Kas
Negara sebelum akhir tahun anggaran.
PENGGUNAAN DANA BOS PADA
MADRASAH NEGERI
Mengingat dana BOS pada madrasah negeri sudah berada
dalam DIPA Satker Madrasah, maka berdasarkan kegiatankegiatan tersebut di atas, penggunaan dana BOS pada
madrasah negeri mengacu pada ketentuan sebagai berikut:
a. Dana BOS diprioritaskan untuk membiayai kegiatan yang
belum dibiayai dari dana APBN selain dana BOS .
b. Untuk kegiatan-kegiatan selain BOS yang dananya sudah
dialokasikan dalam DIPA, penggunaan dana BOS bersifat
sebagai dana tambahan jika dana yang dialokasikan tersebut
tidak mencukupi sesuai dengan kebutuhan .
c. Penggunaan dan pertanggungjawaban dana BOS dilakukan
oleh Bendahara Pengelola BOS dengan diketahui oleh Kepala
Madrasah dan Komite Madrasah.
PERPAJAKAN
Batas minimal honorarium guru honorer yang
dikenakan pajak 5% adalah Rp. 1.320.000,-/
bulan atau Rp. 15.840.000/tahun
 Batas minimal upah harian yang dikenakan
pajak 5% adalah Rp. 150.000,-/hari dengan
jumlah sebulan Rp. 1.320.000,
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
MADRASAH NEGERI

Laporan Pertanggungjawaban dibuat pada tiap semester,
dengan lampiran:
 Nama-nama siswa miskin yang digratiskan sesuai dengan
Format BOS-08.
 Jumlah dana yang dikelola madrasah/PPS dan catatan
penggunaan dana (RAKM/RAPBM (Forman BOS-K-1, BOS K2, BOS K-3/Buku Kas Umum, BOS K-4/Buku Pembantu Kas,
BOS-K-5/Buku Pembantu Bank, BOS K-6/Buku Pembantu
pajak)
 Jumlah siswa pada tiap semester berdasarkan jenis kelamin
dan jenjang kelas (Format BOS-02D)
 Lembar pencatatan pertanyaan/kritik/saran (Format BOS09).
 Lembar pencatatan pengaduan (Format BOS-10).

Khusus untuk laporan pembelian buku, ada beberapa
format laporan, yaitu:




Format BOS Buku-01 dibuat oleh madrasah/PPS yang
berisikan daftar buku yang dibeli oleh madrasah/PPS
Format BOS Buku-02 dibuat oleh Tim Manajemen
Kabupaten/Kota yang berisikan rekapitulasi buku yang dibeli
oleh madrasah/PPs
Format BOS Buku-03 dibuat oleh Tim Manajemen BOS
Provinsi yang berisikan rekapitulasi jumlah dan judul buku
yang dibeli di setiap kab/kota.
Khusus untuk pertanggungjawaban pada madrasah
negeri:

Setiap pengeluaran uang dari dana BOS untuk pembelian
barang yang sifatnya inventaris, harus didaftar sebagai aset
madrasah yang dipisahkan dari aset yang dibiayai dari dana
selain BOS
MEKANISME PENCAIRAN DANA BOS PADA
MADRASAH SWASTA

Penyaluran Dana BOS tidak lagi melalui
lembaga penyalur, tetapi langsung ke rekening
madrasah/PPS masing2
Implikasi:
 Penulisan nomor rekening harus hati2, sehingga tidak
salah yg akan menyebabkan keterlambatan dlm
pencairan
 Data harus valid, karena akan kesulitan kalau ada
salah data
 Pengembalian kelebihan dana langsung ke Kas
Negara, tidak lagi ke rekening penampung

POPY PUADAH : 081585170782

081317455815
[email protected]
Download