koin positif negatif - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah

advertisement
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA
KARTU KOTIF (KOIN POSITIF NEGATIF) TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
(Sebuah Studi Eksperimen di MI Syamsul Huda Ciganjur Jakarta)
Disusun Oleh:
ABDUL HADI ALFIRDAUSI
NIM: 103017027220
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011/ 1432 H
ABSTRAK
Abdul Hadi Alfirdausi. Pengaruh Penggunaan Kartu KOTIF (Koin Positif
Negatif) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Februari 2011
Penelitian ini dilakukan atas suatu masalah kurang pahamnya siswa terhadap
konsep pada materi yang dipelajari sehingga mengakibatkan rendahnya hasil
belajar matematika siswa. Penggunaan Kartu KOTIF pada proses pembelajaran
ini dilakukan untuk mengarahkan siswa belajar secara mandiri dan terlibat
langsung dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kualitas peningkatan hasil belajar matematika siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan Kartu KOTIF dan siswa yang menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan operasi hitung bilangan
bulat.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilakukan penelitian eksperimen yang
bertempat di MI Syamsul Huda Ciganjur Jakarta Selatan pada bulan Januari
sampai bulan Februari 2011. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode quasi eksperimen, karena ada tiga kelas maka teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah dengan cara merandom dua kelas untuk menentukan
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang diujikan adalah tes uji coba
kepada kedua kelas yang berupa hasil belajar matematika siswa, sedangkan teknis
analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t untuk menguji hipotesis. Dari
hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh nilai thitung = 1,978, sedangkan ttabel pada
taraf signifikansi 5 % = 1,68. Sehingga didapatkan thitung > ttabel, yang berarti H0
ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, data menunjukkan bahwa rata-rata hasil
belajar matematika yang menggunakan Kartu KOTIF lebih tinggi dari pada ratarata hasil belajar matematika yang menggunakan strategi pembelajaranekspositori.
Dengan demikian penggunaan Kartu KOTIF dalam pembelajaran matematika
berpengaruh secara nyata terhadap hasil belajar matematika siswa.
Kata Kunci: Alat Peraga Kartu KOTIF, Hasil Belajar Matematika Siswa
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa atas segala daya
dan upaya manusia, rahmat dan hidayah-Nya yang selalu tercurah pada hambahamba-Nya tak terkecuali pada penulis yang teraplikasikan dalam pikiran, energi
dan kemampuan diri penulis sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan
pekerjaan yang sulit dan penuh dinamika yaitu penulisan skripsi yang merupakan
tugas yang harus diselesaikan untuk meraih Strata Satu (SI) pada Jurusan Pendidikan
Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, do‟a, dan
kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini,
semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus
sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang penuh kesabaran dan keikhlasan
membimbing selama masa perkuliahan.
3.
Bpk Otong Suhyanto, M.Si, sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran dan keikhlasan
dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
ii
4.
Bpk. Firdausi,S.Si, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran
dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
5.
Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6.
Bpk H. Abdul Cholid, HR, BA. selaku kepala sekolah MI Syamsul Huda
Ciganjur Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut, serta dewan guru khususnya Ibu Mardiyah,
sebagai guru matematika kelas IV yang telah membantu penulis melaksanakan
penelitian ini.
7.
Perpustakaan UNJ (Jakarta), Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan beserta Staf yang telah memberikan fasilatas berupa
kemudahan dalam meminjam buku.
8.
Teristimewa untuk kedua orang tuaku ayahanda M. Ali dan ibunda Siti
Robi‟ah yang telah memberikan dukungan secara moril dan materil. Ketulusan
dengan penuh kasih sayang dan motivasi mereka, penulis dapat menuntut ilmu
dan menyelesaikan skripsi seperti sekarang ini. Semoga Allah membalas
kebaikan dan cinta yang mereka berikan kepada penulis. Kakak-kakakku
Marzuqoh, Abd. Majid, Abd. Kosim, Siti Komariyah, Abd. Kosim dan Iis
Istiqomah (terimakasih atas do‟a dan dukungannya serta support nya selama
ini. Semoga Allah memberikan balasan terindah).
iii
9.
Sahabat-sahabatku; Asqolani, Mahfuzhdin dan M. Rafli sahabat terbaikku
sejak mengenal kampus. Ucha, Tri, Nina, Fera, Dwi, Ros, Uput, Teh Min
(terimakasih atas kebersamaannya selama ini), Sahabat seperjuanganku:
Dhofir, Obay, Darman, Hanafi, Malkan, Emon, Dini, Iyang, Hesti, Mpo Eva
dan yang lainnya yang tidak dapat sebutkan satu persatu, terima kasih atas doa,
dukungan dan bantuan yang kalian berikan pada penulis. Terima kasih atas
persahabatannya, keberadaan kalian menjadi inspirasi selama ini, menjalani
segala rintangan menjadi mudah karena kalian semua.
10.
Kepada semua teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2003,
kelas A dan B terutama Away, Zaenal, Sukron, Rizal
terima kasih atas
kebersamaannya, dukungan, bantuan dan motivasinya. Tiada hal terindah
kecuali mengenang masa kita berjuang bersama di kampus.
Akhirnya, segala kebenaran hanya milik-Nya, semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi khalayak ramai dan akademisi dan senantiasa Allah membalas jasa
kebaikan mereka di atas dengan balasan yang setimpal. Amin ya rabb al-‘Alamin.
Jakarta, Februari 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 4
D. Perumusan Masalah ................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II
KAJIAN
TEORITIK,
KERANGKA
BERPIKIR
DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis ......................................................................... 7
1. Kajian Teori tentang Hasil Belajar Matematika ................ 7
a. Pengertian Belajar ....................................................... 7
b. Pengertian Hasil Belajar .............................................. 12
c. Pengertian dan Karakteristik Matematika ................... 15
d. Hasil Belajar Matematika ............................................ 20
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ..... 21
f. Macam-Macam Hasil Belajar ..................................... 23
2. Kajian Teori Tentang Alat Peraga Kartu KOTIF (Koin
Positif Negatif) .................................................................. 27
a. Pengertian Alat Peraga ................................................ 27
b. Kegunaan Alat Peraga ................................................. 29
c. Pertimbangan Memilih Alat Peraga ............................ 31
v
d. Alat Peraga Kartu KOTIF (Koin Positif Negatif) ....... 32
e. Langkah-langkah Penggunaan
Alat Peraga Kartu Kotif ............................................... 33
B. . Kerangka Berpikir ................................................................... 43
C. . Hipotesis Penelitian ................................................................. 46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 47
B. Metode Penelitian .................................................................... 47
C. Populasi dan Sampel ............................................................... 48
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 49
E. Instrumen Penelitian ................................................................ 49
F. Teknik Analisa Data ................................................................ 54
G. Hipotesis Stastistik .................................................................. 57
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data .......................................................................... 58
B. Pengujian Prasyarat Penelitian ................................................ 62
1. Uji Normalitas ................................................................... 62
2. Uji Homogenitas ............................................................... 63
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ..................................... 64
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 68
B. Saran ........................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Desain Penelitian ........................................................................ 47
Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen Tes .............................................................. 50
Tabel 3
Statistik Deskriftif Kelas Eksperimen ........................................ 59
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Kelas Eksperimen........................................................................ 59
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol .. 61
Tabel 6
Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika
Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................................. 62
Tabel 7
Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............... 63
Tabel 8
Uji Homogenitas ........................................................................ 64
Tabel 9
Uji t ............................................................................................ 64
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Contoh Kartu KOTIF ................................................................. 33
Gambar 2
Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi
Hasil Belajar matematika Kelas Eksperimen .............................. 60
Gambar 3
Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi
Hasil Belajar matematika Kelas Kontrol .................................... 61
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas Eksperimen ....................................................................... 71
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas Kontrol ............................................................................. 96
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes .............................................................. 120
Lampiran 4 Uji Coba Instrumen Tes ............................................................. 121
Lampiran 5 Instrumen Tes ............................................................................. 124
Lampiran 6 Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen Tes .................................... 125
Lampiran 7 Tabel Uji Validitas Tes .............................................................. 126
Lampiran 8 Langkah-langkah Perhitungan Validitas Butir Soal
Pilihan Ganda dan Hasil Uji Coba Validitas .............................. 127
Lampiran 9 Tabel Uji Reliabilitas Test ......................................................... 129
Lampiran 10 Langkah-langkah Perhitungan
Reliabilitas Butir Soal Pilihan Ganda ........................................ 130
Lampiran 11 Tabel Perhitungan Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda ............. 131
Lampiran 12 Tabel Perhitungan Indeks Kesukaran
Butir Soal Pilihan Ganda ............................................................ 133
Lampiran 13 Hasil Perhitungan Validitas, Indeks Kesukaran dan
Daya Pembeda Soal .................................................................... 134
Lampiran 14 Hasil Post Test Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ............................................................................. 136
Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Matematika
Kelompok Eksperimen ............................................................... 137
Lampiran 16 Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Matematika
Kelompok Kontrol ..................................................................... 140
Lampiran 17 Tabel dan Langkah-langkah Perhitungan
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ...................................... 143
Lampiran 18 Tabel dan Langkah-langkah Perhitungan
Uji Normalitas Kelompok Kontrol ............................................. 144
ix
Lampiran 19 Uji Homogenitas ........................................................................ 146
Lampiran 20 Perhitungan Pengujian Hipotesis ............................................... 148
Lampiran-lampiran Lainnya ............................................................................ 150
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
perubahan hampir di semua aspek kehidupan, dimana berbagai permasalahan
tersebut hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan
ilmu pengetahuan dan teknologi.Selain manfaat bagi kehidupan manusia di
satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era
persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam
persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu,
peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus
dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses
pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani
era globalisasi tersebut.
Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 mengamanatkan kepada
Pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu pendidikan
nasional yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Hal ini senada dengan apa yang tertuang dalam Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.1
Matematika dapat membentuk pola pikir seseorang secara terstruktur
serta logis. Oleh karena itu, matematika diharuskan dipelajari sedini mungkin.
Dengan belajar matematika, siswa diharapkan dapat menghubungkan dan
1
Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II, Pasal II hlm. 6.
1
2
memahami suatu hubungan antara konsep matematika yang satu dengan
konsep matematika yang lain. Dimana pada akhirnya siswa dapat
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pendidikan akan tercapai melalui aspek-aspek pendidikan,
antara lain dengan melalui aspek kecerdasan yang didalamnya terdapat
metematika. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari seluruh jenjang
pendidikan dan memiliki peranan yang amat penting dalam kehidupan seharihari adalah matematika yang diajarkan mulai dari pendidikan dasar dan
pendidikan menengah2.
Akan tetapi pada kenyataannya, matematika merupakan pelajaran
yang membosankan dan menyulitkan. Hal ini dikarenakan, dalam proses
pembelajaran objek yang dipelajari merupakan objek-objek yang abstrak. Hal
ini pula yang menyebabkan rendahnya minat belajar matematika di sekolah.
Rendahnya minat tersebut tidak hanya berasal dari proses belajarnya, namun
berasal pula siswa dan orang tua. Mereka
mengeluh sulitnya belajar
matematika karena sebagian dari mereka sejak awal sudah apriori terhadap
matematika. Dimana siswa menilai matematika sebagai momok atau hantu
yang di takuti. Pelajaran matematika di sekolah dasar merupakan pelajaran
yang tergolong membosankan. Sehingga mengakibatkan hasil belajar
matematika siswa menjadi rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara
peneliti dengan guru bidang studi matematika kelas 4 di MI Syamsul Huda
yang menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas 4 cenderung
rendah, terutama pada materi operasi hitung bilangan bulat. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain penyampaian materi serta
kurangnya media pembelajaran yang menunjang. Pada sekolah dasar
umumnya guru menyampaikan materi secara klasikal, dimana guru
menjelaskan dan anak memperhatikan. Namun tidak jarang pula guru
menggunakan alat bantu yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam
2
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
JICA-UPI, 2003), h. 55-56
3
memahami konsep matematika seperti batangan lidi atau kancing-kancing
baju. Dengan adanya alat peraga tersebut, kebosanan anak terhadap
matematika dapat dikurangi. Walaupun terkadang waktu yang digunakan
untuk mempraktekannya menghabiskan banyak waktu.
Berdasarkan teori Piaget, siswa Sekolah Dasar (SD) termasuk dalam
tahap operasi konkrit operasional. Artinya utnuk memahami suatu konsep,
siswa didekatkan dengan objek-objek nyata yang dapat diterima dalam
kemampuan kognitif mereka. Burner (dalam Orton, 1992) menyatakn bahwa
dalam belajar konsep matematika melalui 3 tahap, yaitu : enactive, ikonik dan
simbolik. Artinya siswa belajar secara bertahap dimulai dari memanipulasi
objek, kemudian menggunakan gambar dan terakhir menggunakan simbol.
Maka dapat disimpulkan, dalam kegiatan pembelajaran matematika tingkat
SD, proses belajar secara bertahap sesuai dengan adanya alat peraga. Alat
peraga ini membantu siswa untuk memahami suatu konsep matematika.
Dimana dalam proses belajar mengajar, siswa tersebut diharapkan belajar
dalam suasana hati yang menyenangkan.
Salah satu contoh alat peraga yang dapat digunakan untuk membantu
siswa dalam memahami operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat tingkat SD adalah dengan menggunakan Kartu Koin Positif
Negatif (Kartu Kotif). Kartu kotif merupakan hasil karya ilmiah Drs. Fardilal
M. Nur dalam rangka “Lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran
Tingkat Nasional 2004” yang dilaksanakan di SD Jeddah kelas V. alat peraga
ini terbuat dari kepingan-kepingan yang berbentuk lingkaran atau koin. Hal
ini dipilih karena bentuk tersebut yang paling dekat dengan kehidupan seharihari siswa sebagai alat pembayaran. Pada setiap koin tersebut memiliki suatu
tanda yaitu positif atau negatif. Dalam pelaksanaannya, guru membagi
kelompok-kelompok belajar. Kemudian siswa bekerjasama mempelajari alat
peraga tersebut dan mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru.
Setelah siswa-siswa tersebut memahami dan menguasai konsep penjumlahan
dan penguranngan bilangan bulat, maka kegiatan pembelajaran dilakukan
secara mandiri.
4
Berdasarkan paparan di atas diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai ”PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU KOTIF
(KOIN
POSITIF
NEGATIF)
TERHADAP
HASIL
BELAJAR
MATEMATIKA SISWA”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan beberapa masalah
sebagai berikut:
1.
Apakah penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran matematika
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa?
2.
Apakah siswa lebih memahami konsep matematika yang akan diajarkan
dengan menggunakan alat peraga?
3.
Apakah ada perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar
menggunakan Kartu Koin Positif Negatif (Kartu Kotif) dengan siswa
yang diajar dengan yang tidak menggunakan Kartu Kotif?
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah perbedaan hasil belajar
matematika siswa yang diajar menggunakan Kartu Kotif pada operasi hitung
bilangan bulat Sekolah Dasar kelas IV, yaitu:
1.
Penjumlahan pada bilangan bulat
2.
Pengurangan pada bilangan bulat
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, dapat dibuat perumusan masalah yaitu “Apakah
penggunaan Kartu KOTIF (Koin Positif Negatif) berpengaruh terhadap hasil
belajar matematika siswa pada Operasi Hitung Bilangan Bulat di kelas IV MI
Syamsul Huda Ciganjur pada semester II tahun pelajaran 2010/2011?”.
5
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan karena diharapkan dapat memberikan
masukan terhadap penyelenggaraan pembelajaran matematika di MI Syamsul
Huda khususnya dalam materi operasi hitung bilangan bulat, karena soal-soal
pada materi operasi hitung bilangan bulat memerlukan pemahaman yang
mendalam terutama dalam kemampuan memecahkan masalah. Penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa yang diajar
mengunakan pendekatan ekspositori
2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa yang diajar
mengunakan alat peraga Kartu KOTIF
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat peraga Kartu KOTIF
terhadap hasil belajar matematika siswa
F. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Siswa
a.
Membantu meningkatkan minat dan perhatian belajar siswa terhadap
pelajaran matematika.
b.
Membantu mengingkatkan pemahaman dan hasil belajar pada
operasi hitung bilangan bulat.
c.
Membantu daya nalar dan logika siswa dalam pembelajaran
matematika.
d.
Menumbuhkan rasa social dan belajar bekerjasama anatar siswa
yang dilakukan dengan belajar berkelompok.
2.
Bagi Guru
a.
Membantu guru dalam menjelaskan pemahaman operasi hitung
bilangan bulat kepada siswa.
b.
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan
model dan metode pembelajaran bilangan bulat pada siswa.
6
3.
Bagi Peneliti
Menambah wawasan dalam memahami cara penyampaian materi
operasi hitung bilangan bulat terhadap pembelajaran matematika.
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis
1.
Kajian Teori Tentang Hasil Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi seorang muslim
mulai dari kecil sampai akhir hayat. Belajar merupakan salah satu
jalan untuk menuntut ilmu. Sebagai orang Islam kita diwajibkan
belajar untuk mengubah kehidupan agar menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan
belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu, bahkan ada yang
lebih khusus lagi mengartikan bahwa belajar adalah menyerap
pengetahuan sebayak-banyaknya. Menurut James O. Wittaker,
belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku yang
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Dengan
demikian perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau
kematangan, pengaruh obat-obatan kelelahan atau penyakit tidak
termasuk belajar. Belajar yang efektif adalah melalui pengalaman.
Dalam proses belajar seseorang berinteraksi langsung dengan objek
belajar dengan menggunakan semua alat indra.
Sedangkan secara psikologi, belajar merupakan suatu peroses
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman, artinya belajar merupakan suatu
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Morgan
dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan,
belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
7
8
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.3
Witherington dalam buku Educational Psychology mengemukakan,
belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu
pengertian.4
Belajar adalah sebuah proses yang dialami oleh setiap
manusia sejak lahir sampai akhir hidupnya. Dengan belajar manusia
mengalami perubahan-perubahan dalam kehidupannya. Secara
psikologis, belajar dapat didefenisikan sebagai suatu usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah
laku
secara
sadar
dari
hasil
interaksinya
dengan
lingkungannya.5 Defenisi ini menyiratkan dua makna. Pertama,
bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan
tertentu yaitu, untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua,
perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar. Dengan
demikian, seseorang dikatakan belajar apabila setelah melakukan
kegiatan belajar ia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu
perubahan.
Misalnya,
ia
menyadari
bahwa
pengetahuannya
bertambah, ketrampilannya meningkat, sikapnya semakin positif, dan
sebagainya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perubahan
tingkah laku tanpa usaha dan tanpa disadari bukanlah belajar.
Para ahli banyak mengungkapkan tentang defenisi belajar.
Menurut Ngalim Purwanto dalam buku Psikologi Pendidikannya
terdapat beberapa pendapat tentang pengertian belajar, diantaranya :
3
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996) Cet.11,
4
Ngalim Purwanto, PsikologiPendidikan……….,h. 84
nh. 84
5
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2003), h.2
9
1) Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning
mengemukakan bahwa ”belajar berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan,
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya
kelelahan, pengaruh obat, dan lain sebagainya).”
2) Gagne dalam buku The Educational of Learning menyatakan
bahwa ”belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama
dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa
sehingga perbuatannya (performance) berubah dari waktu ke
waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu setelah ia
mengalami situasi tadi.”
3) Morgan
dalam
bukunya
Introductional
of
Psychology
menyatakan bahwa ”belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalm tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.”
4) Withearingthon
dalam
bukunya
Educational
Psychology
mengemukakan bahwa ”belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru
daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian, atau suatu pengertian.”6
Sedangkan Biggs mendefinisikan belajar kepada tiga macam
rumusan, yaitu:7
6
7
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1991), h.85
Muhibbin Syah (ed.), Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
Cet.IX, h.91-92.
10
1) Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti
kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif
dengan fakta sebanyak-banyaknya.
2) Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang
sebagai proses ”validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan
siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari.
3) Secara
kualitatif
(tinjauan
mutu),
belajar
ialah
proses
memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara
menafsirkan dunia di sekeliling siswa.
Pengertian
belajar
menurut
Fontana
adalah,”
proses
perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari
pengalaman”, sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan
lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan
berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat
internal dan unik dalam diri individu siswa, sedang proses
pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan
bersifat rekayasa perilaku.8
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai
kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya.
Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha
penguasaan
ilmu
pengetahuan
sebagian
kegiatan
menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Sedangkan Alisuf Sabri menyatakan beberapa hal penting
yang berkaitan dengan pengertian belajar, yaitu sebagai berikut:9
1) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman atau latihan
8
Erman Suherman et.al, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, UPI. h. 7
9
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995) h. 55
11
2) Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa
memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan
perilaku yang sudah ada.
3) Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat
berupa perilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk
(negatif).
4) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar terjadi melalui usaha
dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk bahwa
mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan
mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan.
5) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap
bukan perubahan yang bersifat sementara.
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup
manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua
aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari
belajar. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar itu adalah
suatu proses dan bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung
secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai tujuan. Proses belajar itu berbeda dengan
proses kematangan. Kematangan adalah proses dimana tingkah laku
dimodifikasi sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan
struktur serta fungsi jasmani. Dengan demikian perubahan tingkah
laku pada diri individu merupakan hasil belajar.
Faktor-faktor penting yang erat hubungannya dengan prose
belajar
adalah:
kematangan,
penyesuaian
diri/adaptasi,
menghafal/mengingat, pengertian, berpikir dan latihan. Namun
kesemuanya itu harus dibedakan dengan pengertian belajar itu
sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku relatif menetap
akibat yang didapatkan dari latihan pengalaman dengan proses yang
12
unik dan internal serta dibuthkan waktu yang cukup lama untuk
mendapatkannya.
Belajar adalah aktifitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada
yang benar-benar disadari ada pula yang kurang disadari oleh orang
yang
belajar.
Tujuan
belajar
itu
erat
kaitannya
dengan
perubahan/pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar
yang positif serta dapat dicapai secara efektif hanyalah mungkin
terjadi disekolah. Menurut Winarno Surachmad, tujuan belajar
disekolah itu untuk mencapai pengumpulan pengetahuan, penanaman
konsep dan kecekatan atau keterampilan serta pembentukan sikap
dan perbuatan.
Belajar ada beberapa macam jenisnya berhubung dengan hal
yang harus dipelajari. Belajar berenang tak sama benar sifatnya
dengan belajar memecahkan soal-soal matematika. Karena itu dapat
dibeda-bedakan beberapa jenis belajar, yakni:
1) Belajar berdasarkan pengamatan (sensory type of learning)
2) Belajar berdasarkan gerak (motor type of learning)
3) Belajar berdasarkan hafalan (memory type of learning)
4) Belajar berdasarkan pemecahan masalah (problem type
of
learning)
5) Belajar berdasarkan emosi (emotional type of learning)10
Timbulnya keanekaragaman pendapat para ahli tersebut
adalah fenomena perselisihan yang wajar karena adanya perbedaan
sudut pandang. Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan secara umum bahwa pada
dasarnya belajar adalah proses kegiatan yang mengakibatkan suatu
perubahan tingkah laku pada diri seseorang, perubahan itu dapat
berupa sesuatu yang akan terlihat nyata atau yang masih
10
h. 57.
Prof. Dr. S. Nasution, M.A, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
13
tersembunyi, dapat berupa pengetahuan, ketrampilan, kemampuan
dan sikap yang lebih baik, dan perubahan yang terjadi berlaku dalam
tempo yang relatif lama dan disertai usaha.
b. Pengertian Hasil Belajar
Ada empat unsur utama dalam proses pembelajaran, yaitu
tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah
dari proses pembelajaran pada hakikatnya adalah rumusan tingkah
laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima
atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat
pengetahuan
ilmiah
yang dijabarkan
dari
kurikulum
untuk
disampaikan atau dibahas dalam proses pembelajaran agar sampai
pada tujuan yang ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik
yang digunakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah
upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan itu tercapai atau tidak.
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar
dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan yang
berbeda sejalan dengan filsafatnya. Suatu proses belajar mengajar
tantang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan
intruksional khususnya dapat tercapai.
11
Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Howard Kingsley membagi tiga macam
hasil belajar, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan
pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar
dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulaum.
Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasi belajar, yaitu
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap
dan keterampilan motoris.
11
Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta:Rineka
Cipta,2002), Cet. Ke-2, hal. 119
14
Hasil belajar adalah nilai hasil pengajaran yang telah
diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Syaiful
Djamara, ketercapaian hasil
belajar dapat
dikategorikan menjadi beberapa kriteria, yaitu:
1) Istimewa/maksimal, apabila seluruh (100%) bahan pelajaran
yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa
2) Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar (76% - 99%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa
3)
Baik/minimal, apabila hanya 60% - 75% bahan yang diajarkan
dapat dikuasai oleh siswa12
Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Bloom dan
rekan-rekannya membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yaitu :
1) Ranah Kognitif, meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan evaluasi.
2) Ranan Afektif, meliputi: penerimaan, partisipasi, penilaian atau
penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup.
3) Ranah Psikomotor, meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang kompleks dan
kreatifitas.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
belajar adalah segala sesuatu yang dicapai dalam proses perubahan
tingkah laku yang dilakukan secara sengaja dan dalam jangka waktu
tertentu. Kegiatan proses perubahan tingkah laku seseorang terjadi
secara bertahap. Dari tahapan tersebut seseorang akan mendapatkan
pengalaman yang nantinya akan dijadikan pelajaran dalam
mengambil sebuah keputusan. Dari penambahan pengalaman atau
latihan inilah maka perubahan tingkah laku pun terjadi dan sifatnya
menetap. Perubahan yang terjadi merupakan perubahan secara
12
Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi……… h. 121
15
merata, maksudnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Hasil belajar merupakan salah satu hal yang dijadikan
pusat perhatian dalam dunia pendidikan, karena hasil belajar
menentukan tingkat keberhasilan dari proses belajar mengajar.
c. Pengertian dan Karakteristik Matematika
Matematika merupakan ilmu yang universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran yang sangat
penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir
manusia. Matematika adalah salah satu bidang studi yang diajarkan
di sekolah dan harus dikuasai oleh siswa. Matematika merupakan
bidang studi yang dipelajari dari SD hingga SLTA bahkan sampai
perguruan tinggi. Terdapat banyak alasan tentang perlunya belajar
matematika. Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar
matematika sebagaimana dikutif Mulyono Abdurrahman bahwa
matematika merupakan:
1) Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari
2) Sarana untuk mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi
pengalaman
3) Sarana untuk mengembangkan kreativitas
4) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.13
Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di
sekolah, yaitu matematika yang diajarkan di pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.14 Matematika sekolah terdiri atas bagianbagian matematika yang dipilih guna menumbuhkembangkan
13
Molyono Abdurrahnam, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineke
Cipta, 2003), cet Ke-2. hal 253.
14
Erman Suherman, et.al, Strategi
(bandung:JICA-UPI, 2003), h. 55, 2003), hal.55
Pembelajaran
Matematika
Kontemporer,
16
kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi serta berpandu dari
perkembangan IPTEK.
Matematika sekolah berfungsi sebagai wahana untuk:
1) Meningkatkan ketajaman penalaran siswa yang dapat membantu
memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Meningkatkan
kemampuan
berkomunikasi
dengan
menggunakan bilangan dan simbol.
Adapun tujuan umum diberikannya matematika sekolah
adalah:
1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan
keadaan di dalam kehidupan di dunia yang selalu berkembang,
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional,
kritis, cermat, jujur, efisien dan efektif.
2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan
pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
mempelajari berbagai ilmu.
Kata matematika berasal dari bahasa latin methematica, yang
bermula dari bahasa yunani mathematike dari akar kata mathema
yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike berkaitan pula
dengan kata mathanein yang berarti berpikir atau belajar. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, matematika diartikan sebagai ilmu
tentang bilangan-bilangan , hubungan antar bilangan , dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan. (Depdikbud)
James dan James (1976) dalam kamus matematikanya
menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep berhubungan lainnya
dengn jumlah yang banyak dan terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu
aljabar, analisis dan geometri. Jonson dan Rising (1972) dalam
bukunya menyatakan matematika adalah pola piker dan pola
17
mengorganisasikan. Reys dan kawan-kawan (1984) dalam bukunya
mengatakan matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan.
Kline (1973) mengatakan bahwa matematika bukanlah pengetahuan
menyendiri yang dapat disempurnakan karena dirinya sendiri, tapi
adanya matematika itu untuk membantu manusia dalam memahami
dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.15
Jika mengartikan matematika sebagai ilmu, maka matematika
adalah suatu cabang ilmu yang tersusun secara sistematis dan eksak.
Pengertian eksak tersebut tidak berarti bahwa matematika itu eksak
secara mutlak, akan tetapi matematika sebagai ilmu ilmiah lebih
eksak dari ilmu-ilmu sosial dan lebih eksak lagi dari ilmu-ilmu fisik.
Oleh karena sifatnya yang eksak ini matematika sering disebut ilmu
pasti.
Beberapa pengertian matematika yang dikemukakan di atas
berfokus pada tinjauan pembuat pengertian itu. Hal ini dikemukakan
dengan maksud agar dapat menangkap dengan mudah keseluruhan
pendangan para ahli matematika. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
matematika merupakan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan
ide-ide atau konsep-konsep abstrak mulai dari konsep yang paling
sederhana hingga konsep yang paling kompleks yang kemudian
diberi simbol-simbol, tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis dan
sistematis, serta menggunakan penalaran deduktif. Matematika juga
merupakan bagian dari kehidupan manusia serta merupakan ilmu
penolong pada berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
Adapun karakteristik matematika dapat dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu:16
15
16
Erman Suherman et.al., Strategi pembelajaran….. hal 16-17
Karakteristik Matematika dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Matematika,
dalam p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP04_KarMtk.pdf
18
1) Karakteristik Umum Matematika
a) Memiliki Objek Kajian yang Abstrak
Matematika mempunyai objek kajian yang abstrak, walaupun
tidak setiap objek abstrak adalah matematika. Sementara
beberapa matematikawan menganggap objek matematika itu
“kongkret” dalam pikiran mereka, maka kita dapat menyebut
objek matematika secara lebih tepat sebagai objek mental
atau pikiran. Ada empat objek kajian matematika, yaitu :
-
Fakta
Fakta
adalah
pemufakatan
atau
konvensi
dalam
matematika yang biasanya diungkapkan lewat symbol
tertentu.
-
Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan
atau
mengkategorikan
sekumpulan
objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep
atau bukan.
-
Operasi dan Relasi
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan
pengerjaan matematika lainnya. Sementara relasi adalah
hubungan antara dua atau lebih elemen.
-
Prinsip
Prinsip adalah objek matematika yang kompleks, yang
terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang
dikaitkan oleh suatu relasi atau pun operasi.
b) Bertumpu pada Kesepakatan
Simbol-simbol
dan
istilah-istilah
dalam
matematika
merupakan kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan
simbol dan istilah yang telah disepakati dalam matematika
maka
pembahasan
selanjutnya
dilakukan dan dikomunikasikan.
akan
menjadi
mudah
19
c) Berpola Pikir Deduktif
Dalam matematika hanya diterima pola pikir yang bersifat
deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat
dikatakan pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat
umum diterapkan kepada hal yang bersifat khusus.
d) Konsisten Dalam Sistemnya
Dalam matematika terdapat berbagai macam sistem yang
dibentuk dari beberapa aksioma dan memuat beberapteorema.
Ada sistem-sistem yang dapat dipandang lepas satu dengan
lainnya. Sistem-sistem aljabar dengan sistem-sistem geometri
dapat dipandang lepas satu dengan lainnya.
e) Memiliki Simbol yang Kosong dari Arti
Di dalam matematika banyak sekali terdapat simbol baik
yang berupa huruf Latin, Yunani, maupun simbol-simbol
khusus liannya.
f) Memperhatikan Semesta Pembicaraan
Sehubungan dengan kosongnya arti dari simbol-simbol
matematika,
maka
bila
kita
menggunakannya,
kita
seharusnya memperhatikan pula lingkup pembicaraannya.
Lingkup atau sering disebut semesta pembicaraan bisa sempit
bisa pula luas.
2) Karakteristik Matematika Sekolah
Ada sedikit perbedaan antara matematika sebagai “ilmu” dengan
matematika sekolah, perbedaan itu dalam hal :
a)
Penyajian
Penyajian matematika tidak harus diawali dengan teorema maupun
definisi, tetapi haruslah disesuaikan dengan perkembangan
intelektual siswa.
b) Pola Pikir
Pembelajaran matematika sekolah dapat menggunakan pola pikir
deduktif maupun pola pikir induktif. Hal ini harus disesuaikan
20
dengan topik bahasan dan tingkat intelektual siswa. Sebagai
kriteria umum, biasanya di SD menggunakan pendekatan induktif
lebih dulu karena hal ini lebih memungkinkan siswa menangkap
pengertian yang dimaksud. Sementara untuk tingkat SMP dan
SMA, pola pikir deduktif sudah semakin ditekankan.
c)
Semesta Pembicaraan
Sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, maka
matematika yang disajikan dalam jenjang pendidikan juga dalam
kekomplekan semestanya.
d) Tingkat Keabstrakan
Seperti pada poin sebelumnya, tingkat keabstrakan matematika
juga harus menyesuaikan perkembangan intelektual siswa.
d. Hasil Belajar Matematika
Belajar adalah proses yang dialami dan yang akan merubah
kemampuan diri seseorang dari tidak tahu menjadi tahu yang relatif
tetap dan didapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan
meniru. Bila belajar merupakan suatu proses, maka hasil belajar
merupakan hasil dari proses yang telah dilalui siswa. Hasil adalah
suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk suatu yang dicapai
seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan dengan
belajar berarti hasil menunjuk sesuatu yang dicapai oleh seseorang
yang belajar dalam selang waktu tertentu. Hasil Belajar termasuk
dalam kelompok atribut
kognitif
yang ‟respon‟ hasil
pengukurannya tergolong pendapat yaitu respon yang dapat
dinyatakan benar atau salah.17 Hasil belajar tersebut akan tersimpan
dalam jangka waktu yang lama atau bahkan tidak akan hilang
selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk
pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik
17
Baso, Intang, S., Pengaruh Metode Mengajar dan Ragam Tes, httm, 10/4/2006
21
lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan
perilaku kerja yang lebih baik.
Dari pengertian belajar, hasil belajar dan matematika di atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
hasil
belajar
matematika
adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman
belajar
matematika
yaitu
berupa
pengetahuan,
pengertian, pemahaman dan juga kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan dan simbol-simbol, yang dapat dilihat dari
kemampuan berpikir matematika dalam diri siswa yang bermuara
pada kemampuan matematika sebagai bahasa dan alat dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
Jika belajar adalah proses, maka hasil proses tersebut
merupakan hasil belajar. Menururt Nana Sudjana : “Hasil belajar
siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotoris”. Pada umumnya hasil belajar
dapat diperoleh dengan mengadakan ujian-ujian dimana pada
akhirnya nilai tersebut digunakan sebagai ketuntasan belajar siswa.
Hasil belajar yang diperoleh siswa tidak hanya sebagai alat ukur
keberhasilan siswa itu sendiri namun bagi guru yang bersangkutan
pula. Siswa dan guru dapat melihat apakah proses akhir belajar
tersebut memenuhi syarat kelulusan atau tidak. Hal ini dapat
membantu guru dalam menemukan atau menyesuaikan alat bantu
atau metode untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Dari semua pengertian di atas, hasil belajar matematika
adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam
mempelajari matematika dengan tujuan kognitif. Menurut taksonomi
Bloom tujuan kognitif ini mencakup pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
22
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu
dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu:
a) Faktor Internal
1) Faktor biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama
kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak
dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal
ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera,
anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik
yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang
teratur, olahraga serta cukup tidur.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan
belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi
mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang
keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan
stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama,
intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar
seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan
belajar
seseorang.
dikatakan
faktor
Kedua,
utama
kemauan.
penentu
Kemauan
keberhasilan
dapat
belajar
seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan
mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang,
melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya
kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
b) Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan keluarga
23
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan
lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan
keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah
yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap
perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya
maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
2) Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan
sekolah
sangat
diperlukan
untuk
menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling
mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah,
tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan
konsisten.
3) Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan
masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar.
Masyarakt merupkan faktor ekstern yang juga berpengruh
terhadap
belajar
siswa
karena
keberadannya
dalam
masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan
belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan
nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes,
pengajian remaja dan lain-lain.18
Dengan
meperhatikan
faktor-faktor
tersebut
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan
dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya
pembelajaran.
f. Macam-Macam Hasil Belajar
18
Drs. Moh. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1993) h. 10
24
Howard Kinsley membagi tiga macam hasil belajar yakni (a)
keterampilan dan kebiasaan (b) pengetahuan dan kebiasaan (c) sikap
dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar,
yaitu:
1. Informasi verbal
Kecakapan untuk mengkomunikasikan secara verbal
pengetahuannya tentang fakta-fakta. Dengan kata lain individu
mampu menyatakan secara proporsional apa yang telah
dipelajari.
dalam
Pengungkapan informasi yang telah disimpan di
„tempat
penyimpanan
ingatan‟
itu
dapat
juga
menggunakan „kunci‟ verbal yang lain. Misalnya dengan
menunjukan diagram tertentu, siswa dapat mengingat kembali
pengertian fungsi. Informasi verbal ini diperoleh dengan lisan,
membaca buku , mendengar radio, dan sebagainya.
Fungsi yang dimaksud itu adalah:
1) Prasyarat untuk belajar lebih lanjut
2) Kepraktisan dalam kehidupan sehari-hari dari individu
3) Pengetahuan yang terorganisasikan sehingga menjadi bentukbentuk yang saling berkaitan merupakan acuan berfikir.
2. Keterampilan intelektual
Kapabilitas untuk membuat diskriminasi, menguasai
konsep dan aturan serta memecahkan masalah. Kapabilitas
tersebut merupakan kemampuan yang diperoleh manusia dengan
belajar.
Begitu sesuatu itu dipelajari, kapabilitas itu dapat
muncul berulang kali dalam berbagai penampilan.
Menurut Gagne kemampuan intelektual dibagi lagi
menjadi delapan sud-kategori yang urutannya berdasarkan
kekomplekan operasi mentalnya. Kedelapan tipe tersebut adalah:
a)
Belajar sunyal (signal learning). Belajar dengan sinyal
adalah belajar tanpa kesengajaan yang dihasilkan dari
sejumlah stimilus ulangan atau stimulus tunggal yang akan
25
menimbulkan suatu respon emosional di dalam individu
yang bersangkutan.
b)
Belajar S-R (S-R learning). Belajar jenis ini adalah belajar
yang disengaja dan secara fisik untuk merespon suatu
sinyal.
Belajar S-R menghendaki suatu stimulus yang
datangnya
terangsang
dari
yang
luar
yang
kemudian
menyebabkan
diiringi
otot-otot
respon
yang
dikehendaki sehingga terjadi hubungan langsung yang
menunggal antara stimulus dan respon.
c)
Belajar merangkai tingkah laku (chaining). Jenis belajar
ini menunjukan lebih dari sati S-R yang dirangkaikan
berurutan agar peserta didik dapat menyelesaikan tugas
d)
Belajar asosiasi verbal (verbal chaining). Belajar asosiasi
verbal terjadi pada waktu memberi nama suatu benda.
e)
Belajar diskriminasi (discremination learning). Belajar
diskriminasi untuk membedakan hubungan S-R agar dapat
memhami berbagai macam obyek fisik dan konsep.
Dengan demikian diharapkan siswa dapat membedakan
dan menyebutkan antara simbol yang satu dengan yang
lain.
f)
Belajar konsep (concept learning).
Adalah belajar
memahami kebersamaan sifat-sifat dari benda-benda
konkrit atau peristiwa-peristiwa untuk dikelompokan
menjadi satu jenis
g)
Belajar aturan (rule learning). Belajar aturan-aturan
didasarkan atas konsep-konsep yang telah dipelajari.
Seseorang telah belajar aturan memungkinkan orang
tersebut mengikuti aturan itu dalam tingkah lakunya,
menampilkan tingkah laku tertib dalam menurut aturan,
merespon sekumpulan hal dalam bentuk sekumpulan
tingkah laku.
26
h)
Belajar memecahkan masalah (problem solving). Belajar
memecahkan masalah merupakan tipe belajar yang
menyangkut dua atau lebih aturan-aturan yang telah
dipelajari siswa dimana aturan-aturan itu dikombinasikan
agar menghasilkan suatu aturan yang tadinya belum
diketahui siswa.
Aturan baru inilah yang kemudian
dipergunakan untuk memecahkan masalah.
3. Strategi kognitif
Strategi kognitif adalah kecakapan untuk mengelola dan
mengembangkan proses berfikir dengan cara merekam, membuat
analisis dan sintesis, mengendalikan tingkah laku peserta didik
itu sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan, cara untuk
melakukan proses belajar,termasuk retensi dan berfikir. Adapun
tipe-tipe hasil belajar kognitif.
Bloom membagi tingkat
kemampuan atau tipe hasil belajar yang termasuk aspek kognitif
menjadi enam yaitu: pengetahuan hafalan, pemahaman atau
komprehensi,
penerapan
aplikasi,
analisis,
sintesis,
dan
evaluasi.19
a)
Pengetahuan hafalan atau yang dikatakan bloom dalam
istilah knowledge adalah tingkat kemampuan yang hanya
meminta responden untuk mengenal atau mengetahui
adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus
mengerti, atau dapat menilai, atau dapat menggunakannya.
Dalam hal ini responden biasanya hanya dituntut untuk
menyebutkan kembali atau menghafal saja.
b)
Pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan
yang mengharapkan responden mampu memahami arti atau
konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal
19
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Rosda
Karya, 2004) h. 43-47
27
ini responden tidak hanya hafal secara verbalistis, tetapi
memehami
konsep
dari
masalah
atau
fakta
yang
ditanyakan.
c)
Kemampuan berfikir yang ketiga adalah aplikasi atau
penerapan.
Responden dituntut kemampuannya untuk
menerapkan
atau
menggunakan
apa
yang
telah
diketahuinya dalam suatu situasi yang baru baginya.
d)
Tingkat
kemampuan
analisis,
yaitu
kemempuan
respondenuntuk menganalisis atau menguraikan suatu
integritas atau suatu situasi tertentukedalam komponenkomponen atau unsur-unsur pembentukannya.
e)
Tipe hasil belajar kognitif yang terakhir adalah evaluasi.
Dengan kemampuan evaluasi, responden responden diminta
untuk membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan,
konsep, situasi, dan sebagainya berdasarkan kriteria
tertentu.
4. Sikap
Sikap adalah kecendrungan untuk merespon secara ajeg
terhadap stimulus itu. Respon tersebut dapat positif (menerima)
atau negatif (menolak) terhadap suatu obyek tergantung terhadap
penilaian terhadap obyek yang dimaksud sebagai obyek yang
berharga atau tidak berharga.
5. Keterampilan motorik
Keterampilan
motorik
adalah
kecakapan
yang
dicerminkan oleh adanya kecepatan, ketepatan dan kelancaran
gerakan otot dan anggota badan.
2.
Kajian Teori Tentang Alat Peraga Kartu KOTIF (Koin Positif
Negatif)
f. Pengertian Alat Peraga
28
Menurut Djoko (2003:1) Alat peraga matematika adalah
sebuah atau seperangkat benda konkret yang dibuat, dirancang,
dihimpun, atau disusun secara sengaja, yang digunakan untuk
membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau
prinsip-prinsip dalam matematika. Sedangkan menurut Post dan
Reys (dalam Sigit dan Untung, 2006:2) alat peraga adalah alat yang
digunakan untuk memperagakan suatu konsep atau prinsip dalam
matematika. Salah satu ciri penting alat peraga adalah dapat dilihat,
disentuh dan diraba.dari dua pernyataan tersebut, maka jelaslah
bahwa dengan alat peraga hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam
bentuk model-model, sehingga siswa dapat memanipulasi objek
tersebut dengan cara melihat, meraba, memutarbalikkan, dan
sebagainya. Dengan adanya alat peraga tersebut, diharapkan siswa
lebih mudah dalam memahami matematika20.
Alat
peraga
ini
disusun
berdasarkan
prinsip
bahwa
pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau
ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang
digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan
semakin jelas pula pengertian / pengetahuan yang diperoleh. Dengan
perkataan lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan
indera
sebanyak
mungkin
kepada
suatu
objek
sehingga
mempermudah persepsi.
Alat peraga akan membantu dalam melakukan penyuluhan,
agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan
masyarakat sasaran dapat menerima pesan orang tersebut dengan
dengan jelas dan tetap pula. Dengan alat peraga, orang dapat lebih
20
PPPPT Matematika, Pembuatan Alat Peraga Sederhana Untuk Pembelajaran SD
(Yogyakarta:2009) h. 2
29
mengerti fakta kesehatan yang dianggap rumit sehingga mereka
dapat menghargai betapa bernilainya kesehatan itu bagi kehidupan21.
Alat peraga matematika didefinisikan sebagai suatu alat yang
penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang
telah dituangkan dalam Garis Besar Program Pengajaran mata
pelajaran matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu
kegiatan belajar mengajar. Estiningsih (1994) alat peraga merupakan
media pembelajaran yang mengandung ciri-ciri konsep yang akan
dipelajari.
Selain mempersiapkan langkah-langkah penggunaan alat
peraga, seperti persiapan guru, lingkungan, persiapan peserta didik,
maka
perlu
pula
mengetahui
prinsip-prinsip
umum
dalam
penggunaan alat peraga, di antaranya sebagai berikut.
1. Penggunaan alat peraga hendaknya sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2. Alat peraga
yang digunakan hendaknya sesuai dengan
metode/strategi pembelajaran.
3. Tidak ada satu alat peragapun yang dapat atau sesuai untuk segala
macam kegiatan belajar.
4. Guru harus terampil menggunakan
alat peraga
dalam
pembelajaran.
5. Peraga yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan siswa
dan gaya belajarnya.
6. Pemilihan alat peraga harus obyektif, tidak didasarkan kepada
kesenangan pribadi.
7. Keberhasilan penggunaan alat peraga juga dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan22.
21
754
http://ian43.wordpress.com/2010/11/03/perbedaan-media-dan-alat-peraga/#more-
30
g. Kegunaan Alat Peraga
1) Kelebihan Penggunaan Alat Peraga
Pada proses pembelajaran, penggunaan alat peraga
terbukti dapat membantu siswa memahami konsep matematika.
Kelebihan
penggunaan
alat
peraga
dalam
pengajaran
matematika antara lain:
a) Proses belajar mengajar termotivasi, baik guru maupun
murid. Bagi murid, minatnya akan timbul, ia akan senang,
terangsang, tertarik dan karena itu akan bersifat positif
terhadap pengajaran matematika.
b) Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit
dan karena lebih dapat dipahami, dimengerti dan dapat
ditanamkan pada tingkat-tingkat lebih rendah.
c) Hubungan antara konsep abstrak
matematika dengan
benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.
d) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk
konkrit yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat
dipakai sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk
meneliti ide-ide baru dan relasi baru menjadi bertambah
banyak.
Kelebihan-kelebihan
itu
dapat
diartikan
bahwa
penggunaan alat peraga memiliki fungsi atau faedah yang
berkaitan dengan:
a) Pembentukan konsep
b) Pemahaman konsep
c) Latihan dan penguatan
22
Sukayati dan Agus Suharjana, Modul Matematika Sd Program Bermutu Pemanfaatan
Alat Peraga Matematika Dalam Pembelajaran Di Sd, (Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2009). h.
9
31
d) Pelayanan terhadap perbedaan individual termasuk terhadap
anak yang lemah dan berbakat.
e) Pengukuran
f)
Pengamatan dan penemuan sendiri ide-ide dan relasi baru
g) Pemecahan masalah pada umumnya
h) Memotivasi
siswa
untuk
berpikir,
berdiskusi
dan
berpartisipasi aktif.
2) Kekurangan Penggunaan Alat Peraga
Dalam pelaksanaan penggunaan, alat peraga tidak
selamanya
menguntungkan. Adakalanya
penggunaan
alat
tersebut tidak sesuai dengan materi yang akan disampaikan
sehingga hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ada
beberapa sebab yang menyebabkan hal tersebut, antara lain
kurangnya
penguasaan
terhadap
alat
peraga
tersebut,
ketidaksiapan program pengajaran,. Alat peraga akan gagal jika:
a) Generalisasi konsep abstrak dari represantatif itu tidak
tercapai.
b) Hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai
(konsep-konsep) matematika.
c) Tidak disajikan pada saat yang tepat.
d) Memboroskan waktu.
e) Diberikan kepada anak yang sebenarnya tidak memerlukan.
f)
Tidak menarik dan rumit.
h. Pertimbangan Memilih Alat Peraga
Agar fungsi atau manfaat dari alat peraga sesuai denga yang
diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa persyaratan yang
harus dipertimbangkan. Post and Reys (1975:77) memberikan dua
kategori dalam pemilihan alat peraga, yaitu persyaratan secara
pedagogik dan persyaratan secara fisik.
a. Beberapa pertimbangan alat peraga secara pedagogik:
32
i.
Memberikan perwujudan kebenaran alat untuk konsepkonsep matematika
ii.
Secara jelas menunjukkan konsep matematika
iii.
Memberikan motivasi bagi siswa. Alat peraga dengan
karakteristik-karakteristik fisik yang menarik seringkali akan
mendorong minat dan imaginasi siswa.
iv.
Dapat berfaedah banyak. Idealnya, alat peraga dapat
digunakan dalam pengembangan pembelajaran lebih dari
hanya konsep tunggal.
v.
Menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi
siswa
vi.
Memberikan keterlibatan individual bagi siswa. Sebagai
contoh setiap siswa hendaknya mempunyai kesempatan yang
cukup untuk menggunakan alat peraga.
b. Pertimbangan karakteristik alat peraga secara fisik:
i.
Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat). Alat
peraga hendaknya cukup kuat digunakan secara normal oleh
siswa.
ii.
Bentuk dan warnanya menarik. Perwujudan alat peraga
hendaknya menimbulkan rasa ingin tahu siswa dan keinginan
untuk menggunakannya.
iii.
Sederhana danmudah dikelola.
iv.
Ukuran alat yang sesuai (seimbang).
v.
Tidak teralalu mahal dan mudah dalam pemeliharaan.
i. Alat Peraga Kartu KOTIF (Koin Positif Negatif)
Kartu Koin Positif Negatif (Kartu Kotif) adalah salah satu
alat
peraga
matematika
yang
membahas
mengenai
operasi
penjumlahan dan pengurangan pada operasi hitung bilangan bulat.
Kartu Kotif terdiri dari:
1) Kartu Koin Positif
33
Kartu ini dapat terbuat dari kertas, plastik, papan tipis, kulit atau
bahan lain yang bentuknya boleh berbentuk segitiga, segiempat
atau lingkaran. Hal terpenting dalam pembentukannya adanya
tanda positif pada kartu tersebut.
2) Kartu Koin Negatif
Kartu ini dapat terbuat dari kertas, plastik, papan tipis, kulit atau
bahan lain yang bentuknya boleh berbentuk segitiga, segiempat
atau lingkaran. Hal terpenting dalam pembentukannya adanya
tanda negatif pada kartu tersebut.
Kartu KOTIF tampak seperti di bawah ini:
Gambar 1
j. Langkah-langkah Penggunaan Alat Peraga Kartu Kotif
Dalam pelaksanaannya kartu KOTIF ini dapat lebih menarik
dan memperjelas perbedaan tanda bilangan dengan menggunakan
warna yang berbeda misalnya kartu positif berwarna hijau dan kartu
negatif berwarna merah. Adapaun prinsip kerja Kartu KOTIF, yaitu:
1) Penjumlahan dua bilangan bulat
Konsep himpunan menjelaskan “Operasi gabung” atau
proses penggabungan dapat diartikan sebagai penjumlahan.
Berarti kalau kita menggabungkan sejumlah kartu kotif ke dalam
kelompok kartu kotif lain, maka sama halnya dengan melakukan
penjumlahan23.
23
http://adwi-cute.blog.friendster.com/2010/05/operasi-penjumlahan-bilangan-bulatdengan-kartu-kotip/
34
a). Jika a dan b kedua-duanya merupakan bilangan positif atau
bilangan negatif, maka gabungan sejumlah kartu koin ke
dalam kelompok kartu koin lain yang berwarna sama atau
yang bertanda sama.
Contoh:
(-3) + (-5) = …?
Tempatkan 3 buah kartu koin negatif ke papan.
Gabungkan atau tambahkan ke dalam papan 5 buah
kartu koin negatif.
Setelah proses penggabungan, maka terlihat ada 8
kartu koin negatif.
Jadi (-3) + (-5) = -8
b). Jika a bilangan positif dan b bilangan negatif atau sebaliknya,
maka gabungkan sejumlah kartu koin positif ke dalam
kelompok kartu koin negatif. Selanjutnya, lakukan proses
pemetaan (pemasangan) antara dua kelompok tersebut
35
sehingga
terdapat
pasangan
kartu
koin
yang
bernilai nol. Biasanya setelah proses pemetaan dilakukan
akan menyisakan kartu kotif tertentu yang merupakan hasil
dari penjumlahannya.
Contoh: 3 + (-5) = …
Tempatkan
Gabungkan
3 buah kartu koin kuning ke papan.
atau tambahkan ke dalam papan kartu koin
negatif 5 buah.
Lakukan
pemasangan antara kartu koin postif dan kartu
koin negatif sehingga bernilai netral lalu keluarkan.
Dari
hasil pemetaan terlihat adanya 3 buah pasangan
netral dan menyisakan 2 buah kartu koin negatif.
Jadi:
3 + (-5) = -2
36
Secara umum cara penggunaan kartu kotif pada operasi
hitung penjumlahan adalah sebagai berikut:
1) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan pertama,
letakkan disebelah kiri meja.
2) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan kedua,
letakkan disebelah kanan meja.
3) Gabungkan kartu-kartu tersebut, kemudian susun kartu positif
di atas dan kartu negatif di bawah. Akan didapatkan dua
kemungkinan :
a). Semua kartu sejenis (Kartu Positif saja atau Negatif saja)
b). Terdapat kartu-kartu yang tidak sejenis (Kartu Positif dan
negatif.
4) a). Untuk kartu sejenis, tinggal dihitung jumlahnya. Jumlah
kartu yang ada merupakan jawaban operasi penjumlahan
tersebut.
b). Untuk kartu yang tidak sejenis pasangkan kartu positif
dan kartu negatif lalu dipisahkan. Sisanya merupakan
jawaban dari operasi penjumlahan tersebut.
2) Pengurangan dua bilangan bulat
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
proses pengurangan adalah24:
a). Jika a dan b merupakan bilangan positif dan a lebih besar
dari b maka “pisahkan” secara langsung sejumlah b kartu
koin positif keluar dari kelompok kartu koin positif yang
berjumlah a.
Contoh:
5–3=…
Tempatkan
24
5 buah kartu koin positif ke papan.
http://adwi-cute.blog.friendster.com/2010/05/operasi-pengurangan-bilangan-bulatdengan-kartu-kotip-ii/
37
Ambil
atau pisahkan 3 buah kartu koin positif keluar dari
papan
Setelah
Jadi
dikeluarkan maka tersisa 2 buah kartu koin positif.
5–3=2
b). Jika a dan b merupakan bilangan positif dan a lebih kecil dari
b maka sebelum memisahkan sejumlah b kartu koin
positifyang bilangannya lebih besar dari a, terlebih dahulu
gabungkan sejumlah kartu kotif yang bersifat netral ke dalam
himpunan kartu koin positif a, dan banyaknya tergantung
pada seberapa kurangnya kartu koin yang akan dipisahkan.
Contoh:
3–5=…
Tempatkan 3 buah kartu koin positif ke papan.
38
Akan diambil sebanyak 5 buah kartu koin positif tetapi
hanya ada 3 buah kartu koin positif karena itu kita
menambahkan 2 buah kartu koin yang bernilai netral.
Selanjutnya kita dapat mengambil 5 buah kartu koin
positif.
Dari hasil pengamatan tersebut maka tersisa 2 buah kartu
koin negatif,jadi 3 – 5 = -2
c). Jika a bilangan positif dan b bilangan negatif maka sebelum
memisahkan sejumlah kartu koin negatif terlebih dahulu
harus menggabungkan sejumlah kartu koin yang bersifat
netral dan banyaknya tergantung pada besarnya bilangan b.
39
Contoh:
3 – (-5) =…
Tempatkan
3 buah kartu koin positif ke papan
Seharusnya
kita mengambil 5 buah kartu koin negatif
tetapi sejumlah kartu koin negatif belum ada, maka kita
menambahkan 5 buah kartu koin yang bernilai netral
sebanyak 5 buah.
Selanjutnya
kita dapat mengambil 5 buah kartu koin
negatif tersebut keluar dari papan
Dari
hasil pengambilan terlihat bahwa tersisa 8 buah kartu
koin positif.
jadi
3 – (-5) = 8
40
d). Jika a bilangan negatif dan b bilangan positif maka sebelum
melakukan proses pemisahan sejumlah b kartu koin positif
dari kumpulan kartu koin negatif terlebih dahulu harus
menambahkan sejumlah kartu koin yang bersifat netral ke
dalam kumpulan yang banyaknya tergantung pada besarnya
nilai b.
Contoh:
(-3) – 5 = …
Tempatkan
Seharusnya
3 buah kartu koin negatif ke papan
kita mengambil 5 buah kartu koin positif
tetapi sejumlah kartu koin positif belum ada maka kita
menambahkan 5 buah kartu kotif bernilai netral sebanyak
5 buah.
Selanjutnya
kita dapat mengambil 5 buah kartu koin
positif dari papan
Dari
hasil pengambilan tersebut di dalam papan sekarang
tersisa 8 buah kartu koin negatif.
41
Jadi
(-3) – 5 = -8
e). Jika a dan b merupakan bilangan negatif dan a lebih besar
dari b maka sebelum melakukan proses pemisahan sejumlah
b kartu koin negatif yang bilangannya lebih kecil dari a
terlebih dahulu harus dilakukan proses penggabungan
sejumlah kartu koin yang bersifat netral ke dalam kumpulan a
kartu koin negatif dan banyaknya tergantung pada seberapa
kurangnya kartu koin yang akan dipisahkan.
Contoh:
(-3) – (-5) = …?
Tempatkan
Seharusnya
3 buah kartu koin negatif di papan
kita mengambil di papan sebanyak 5 buah
kartu koin negatif tetapi hanya ada 3 buah maka kita
menambahkan 2 buah kartu koin yang bersifat netral
Selanjutnya
kita dapat mengambil 5 buah kartu koin
negatif keluar dari papan.
42
Dari
hasil pengambilan tersebut, di papan sekarang tersisa
2 buah kartu koin positif.
Jadi
(-3) – (-5) = 2
f). Jika a dan b merupakan bilangan negatif dan a lebih kecil
dari b maka pisahkan secara langsung sejumlah b kartu koin
negatif keluar dari kelompok kartu koin negatif yang
berjumlah a.
Contoh:
(-5) – (-3) = …?
Tempatkan
Ambil
papan.
5 buah kartu koin negatif ke dalam papan.
atau pisahkan 3 buah kartu koin negatif keluar dari
43
Setelah
proses pemisahan sekarang tersisa 2 buah kartu
koin negatif.
Jadi
(-5) – (-3) = -2
Secara umum penggunaan Kartu KOTIF pada operasi hitung
pengurangan bilangan bulat adalah sebagai berikut:
1) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan pertama, letakkan di
atas meja.
2) Akan diambil sebanyak bilangan yang kedua. Jika sudah bisa dilakukan
pengambilan, maka langsung dilakukan pengambilan. Akan tetapi, jika
belum bisa dilakukan pengambilan, maka perlu memasukkan kartu yang
bersifat netral, sebanyak bilangan yang kedua.
3) Sisa dari kartu yang ada di atas meja, merupakan hasil dari operasi hitung
tersebut.
B. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap manusia yang
mengakibatkan
suatu
perubahan
tingkah
laku
berupa
pengetahuan,
ketrampilan, kemampuan, maupun sikap yang berbeda dan lebih baik dari
sebelumnya. Perilaku tersebut bersifat menetap dan berlaku lama pada dirinya
yang pada akhirnya akan menjadi sikap dan pola perilakunya.
Sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan yang digunakan untuk
menuntut ilmu sebagai salah satu proses dari belajar. Di sekolah, siswa belajar
tentang banyak hal dan banyak mata pelajaran yang harus dikuasai, salah
satunya adalah matematika.
Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting bagi manusia
sehingga matematika mendapat sebutan “Ratunya Ilmu”. Matematika sangat
berguna
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Contohnya
dalam
bidang
44
perekonomian, dengan matematika para penjual dan pembeli dapat melakukan
transaksi jual-beli dengan mengetahui harga, satuan berat, maupun dalam
mengambil sebuah keputusan. Matematika juga merupakan dasar bagi desain
ilmu teknik, perhitungan untuk pembangunan antariksa, dan kemudian metode
matematika juga telah memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang
sosial, ekonomi, serta dapat memberikan wrna kepada kegiatan seni lukis,
arsitektur, juga musik. Dengan demikian, matematika merupakan landasan
yang kuat bagi perkembangan teknologi dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan manusia.
Melalui belajar matematika di sekolah, para siswa diharapkan dapat
mengembangkan
kemampuan
serta
kepribadiannya
sehingga
mampu
menjawab tuntutan perkembangan IPTEK, dapat menghadapi perubahan
dunia yang selalu berkembang, menggunakan pola pikir matematika dalam
kehidupan sehari-hari, juga dapat mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.
Meskipun kita mengetahui betapa pentingnya matematika dalam
kehidupan sehari-hari, namun sebagian besar siswa mengeluhkan matematika
sebagai pelajaran yang sulit dicerna, sulit dipahami. Terlebih matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ide-ide atau konsepkonsep abstrak yang dalam penyelesaian soal-soalnya membutuhkan ketelitian
dan pemahaman dalam menyusun algoritma agar diperoleh jawaban yang
tepat. Beberapa diantara siswa pun ada yang sangat membenci pelajaran
tersebut yang mengakibatkan tingkat keberhasilan belajar matematika siswa
rendah. Walaupun tingkat keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh banyak
faktor lain seperti kondisi belajar yang kurang positif secara fisik, emosional,
dan sosial, namun metode dan teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru
juga merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran.
Jika guru hanya mengajar dengan satu metode dan kebetulan metode
tersebut tidak cocok dan sulit dimengerti oleh siswa, maka hal tersebut akan
membuat siswa menjadi tidak menyenangi atau bahkan menimbulkan rasa
benci terhadap pelajaran tersebut. Guru matematika pun dituntut untuk dapat
menjadikan pelajaran matematika menjadi lebih menarik dan disenangi oleh
45
siswa. Untuk itu, berbagai metode telah diterapkan, inovasi-inovasi baru yang
menyenangkan, rileks, dan menarik serta penggunaan alat peraga yang
mencoba menkonkretkan objek matematika yang abstrak pun telah dilakukan
dengan tujuan untuk mengurangi pandangan negatif terhadap matematika dan
diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar para siswa. Namun, dari
metode atau teknik-teknik pembelajaran yang ada, tampaknya belum
sepenuhnya bisa melihat sejauh mana tingkat kepahaman siswa terhadap apa
yang telah diajarkan oleh guru.
Oleh karena itu guru harus mampu terus mencari metode atau teknik
baru yang dapat meningkatkan keberhasilan siswanya. Dalam hal ini, guru
juga harus dapat memperhatikan kemampuan siswa yang beragam dan tidak
lagi hanya memetingkan angka-angka yang baik melainkan dapat lebih
mengutamakan prosesnya dengan mengikutsertakan keaktifan siswa. Dengan
memperhatikan hal tersebut, maka belajar matematika bukan lagi merupakan
tugas yang sangat berat, membuat tegang, atau bahkan tertekan bagi siswa
melainkan satu hal yang menyenangkan.
Keberagaman siswa yang dimaksud adalah kemampuan kognitif,
kemampuan komunikasi, dan kondisi siswa secara fisik, emosional, dan
sosial. Untuk mencapai perubahan proses belajar matematika yang tidak
membosankan dan menjenuhkan diperlukan suatu metode yang interaktif dan
komunikatif. Salah satu metode yaitu metode eksperimen menggunakan alat
peraga yang tepat. Alat peraga ini membantu siswa memahami suatu konsep
matematika dimana nantinya siswa dapat menarik kesimpulan. Penggunaan
alat peraga lebih baik dilakukan pada tingkat sekolah dasar. Karena pada
tingkat ini perkembangan intelektual siswa pada umumnya berada pada tahap
periode operasi konkrit, yaitu tahap dimana tingkatan berpikir logisnya
didasarkan atas objek-objek nyata kemudian dimanipulasi menuju tahap
abstrak.
Kartu KOTIF merupakan salah satu alat peraga yang dapat digunakan
pendidik dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa sekolah dasar pada
materi operasi hitung bilangan bulat. Pada pelaksanaan alat peraga tersebut,
46
siswa melakukan eksperimen secara berkelompok (1 kelompok terdiri atas 2
– 3 orang / teman sebangku) setelah diberikan penjelasan prinsip kerja alat
peraga peraga oleh guru/pendidik. Setiap akhir eksperimen, siswa akan
dibimbing oleh guru untuk menarik kesimpulan yang didapat. Untuk
penguatan kembali informasi yang didapatkan siswa setelah bereksperimen
maka diadakan post test kelompok ataupun individual yang diiringi dengan
pemberian pekerjaan rumah/PR. Evaluasi keseluruhan akan dilaksanakan
setelah semua eksperimen dilakukan oleh siswa. Evaluasi ini dilakukan secara
individual.
C. Hipotesis Penelitian
Hasil belajar matematika siswa yang menggunakan alat peraga Kartu
KOTIF (Koin Positif Negatif) lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika
siswa yang tidak menggunakan Kartu KOTIF (Koin Positif Negatif).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di MI Syamsul Huda Ciganjur, kelas IV semester
gasal tahun ajaran 2010/2011, jadwal dan waktu penelitian disesuaikan
dengan jadawal yang telah ditentukan dalam KTSP untuk pokok bahasan
Bilangan Bulat.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
experiment (penelitian semu). Penelitian dilakukan terhadap kelompokkelompok yang homogen, terdiri atas dua kelompok. Kelompok pertama
adalah kelompok dengan perlakuan yakni dengan menggunakan alat peraga
Kartu Kotif dan kelompok kedua adalah kelompok dengan pembelajaran
dengan pendekatan ekspositori sebagai kelompok kontrol pada penelitian ini.
Tabel 1
Desain Penelitian
Kelas
Perlakuan
Test
(R) E
XE
Hasil Belajar (Y)
(R) P
-
Hasil Belajar (Y)
Keterangan:
E
: Kelas eksperimen
P
: kelas kontrol
XE
: Perlakuan yang dilakukan pada kelas eksperimen, yaitu penerapan
pendekatan alat peraga Kartu KOTIF.
Y
: Tes akhir
R
: Pemilihan subyek secara acak
47
48
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan
dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu
riset khusus25. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di MI
Syamsul Huda Ciganjur Jakarta.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi tersebut.26 Kelas sampel diambil dengan teknik cluster random
sampling sebanyak dua kelas. Satu kelas dijadikan kelas eksperimen dan satu
kelas diambil dijadikan kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel yang diteliti
a. Variabel bebas : Alat peraga Kartu KOTIF
b. Variabel terikat : hasil belajar matematika pada pokok bahasan operasi
hitung bilangan bulat.
2. Data penelitian
Data penelitian diambil dari hasil belajar matematika siswa pada
kelas eksperiman dan kelas kontrol yang diperoleh dari skor formatif pada
pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat, dimana tes yang dikerjakan
oleh kedua kelas tersebut adalah sama.
E. Instrumen Penelitian
1. Definisi konsep hasil belajar matematika
Secara konsep, hasil belajar matematika adalah hasil kognitif yang
mencakup aspek pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.
2. Definisi operasional
Secara operasional, hasil belajar matematika adalah skor yang
diperoleh siswa yang menggambarkan hasil belajar siswa pada materi
Operasi Hitung Bilangan Bulat. Hasil matematika diukur dengan
25
http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/search/pengertian-statistika-istilah-populasisampel-karakteristik
26
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005), Cet. Ke-7, h. 56
49
menggunakan tes obyektif dengan jumlah soal 33. Masing-masing butir
soal diberi bobot 1. sehingga skor tertinggi 10 dan skor minimal yang
diperoleh 0,03.
3. Kisi-kisi soal
Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen tes
Aspek yang diukur
No
.
Sub Pokok
Bahasan
SK / KD
Jml.
Soal
Indikator
C1
Bilangan
Bulat
Menjumlahkan
dan
mengurangkan
bilangan bulat
C2
1,2,3,4
,5,6,7,
8,9, 10
 Menjumlahkan
bilangan bulat
10
11,12,
13,14,
15,
16,17,
18,19,
20
21,22,
23,24,
25,
26,27,
28,29,
30
 Mengurangkan
bilangan bulat
 Operasi Hitung
Campuran pada
bilangan bulat
 Menyelesaikan
soal cerita yang
berkaitan
dengan bilangan
bulat
JUMLAH
C3
-
30
10
10
31,32
,
33,34
, 35
5
5
35
4. Uji coba instrumen
Sebelum instrumen digunakan, instrumen tersebut diujicobakan
terlebih dahulu. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
matematika pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat adalah tes
obyektif sebanyak 35 soal. Soal-soal tersebut mengacu pada aspek kognitif
yang meliputi ingatan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Skor untuk
50
setiap soal adalah 1 untuk jawaban yang benar dan nol untuk jawaban yang
salah. Nilai akhir yang diperoleh siswa adalah :
Nilai akhir = (jumlah jawaban benar : 3,5) x 10
Untuk mengetahui apakah 35 soal tersebut memenuhi syarat soal
yang baik, maka dilakukan pengujian validitas, taraf kesukaran dan daya
pembeda soal.
5. Validitas dan reliabilitas instrumen
a.
Pengujian validitas
Uji validitas yaitu untuk mengetahui apakah soal itu valid
atau tidak. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas isi, yang berarti suatu instrument dipandang valid apabila
telah cocok dengan indikator. Soal dikaitkan dengan aspek-aspek
ingatan, pemahaman, dan aplikasi sesuai dengan pokok pembahasan
bangun datar. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini
menggunakan rumus korelasi point biserial.
Rumus: rpbi 
M p  Mt
SDt
p
q
keterangan:
rpbi  koefisien korelasi biserial, dalam hal ini adalah koefisien
validitas butir soal
M p = rerata skor dari subyek yang menjawab benar untuk butir soal
yang dicari validitasnya.
M t = rerata skor total
SDt = simpangan baku skor total
p
= proporsi siswa yang menjawab benar pada butir soal yang
dimaksud
51
q
= proporsi siswa yang menjawab salah pada butir soal yang
dimaksud (q = 1 – p).27
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil
perhitungan rhit dibandingkan dengan rtabel Product Moment yaitu
0,320 karena n = 38. Jika hasil perhitungan rhit ≥ rtabel, maka soal
tersebut valid. Jika hasil penelitian rhit < rtabel, maka soal tersebut
dinyatakan tidak valid.
b.
Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu untuk mengetahui apakah soal itu
reliabel. Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat
evaluasi. Reliabel tes dengan konsentrasi hasil belajar matematika
pada penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus kuderRichardson 20 (KR-20 ).:
2
 k   st   pi qi
Rumus: r11  

2
st
 k  1  




Keterangan:
k
= Banyak butir soal (item) yang valid
pi
= Proporsi banyak subyek yang menjawab benar pada butir
soal ke-i
qi
= Proporsi banyak subyek yang menjawab salah pada butir
soal ke-i, jadi qi = 1 - pi
st
2
= Varians skor total.
pq
i
28
i
= jumlah hasil perkalian pi dan qi
Klasifikasi koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:
27
r11
= 0,800 – 1,00
: sangat tinggi
r11
= 0,600 – 0,800
: tinggi
r11
= 0,400 – 0,600
: cukup
Anas sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada,
2006),h. 258.
28
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara,
2002. Hlm. 100
52
c.
r11
= 0,200 – 0,399
: rendah
r11
= 0,000 – 0,200
: sangat rendah29
Indeks taraf kesukaran
Uji taraf kesukaran instrumen penelitian dihitung dengan
menghitung indeks besaran dengan rumus : P 
B
JS
Keterangan:
P
: indeks kesukaran
B
: jumlah siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar
JS
: jumlah total peserta30
Klasifikasi:
P = 0,00 – 0,29 : sukar
P = 0,30 – 0,69 : sedang
P = 0,70 – 1,00 : mudah31
Uji taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui soal-soal
yang sukar, sedang dan mudah. Bilangan yang menunjukkan sukar
dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran.
d.
Uji daya pembeda soal
Rumus yang digunakan untuk pengujian daya pembeda
adalah sebagai berikut:
D = P A – PB =
BA BB

J A JB
Keterangan:
D= indeks daya pembeda
JA
= banyaknya peserta kelompok atas
29
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2002.
30
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2002.
Hlm. 75
Hlm. 208
31
Hlm. 210
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2002.
53
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar32
Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:
D < 0,00
: sangat jelek
D = 0,00 – 0,19 : jelek
D = 0,20 – 0,39 : cukup
D = 0,40 – 0,69 : baik
D = 0,70 – 1,00 : baik sekali
F. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang akan dipakai adalah uji-t. Sebelum
menghitung uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Persyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sample yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan
yaitu uji liliefors karena datanya berupa data tunggal.
Adapun cara untuk mencari Uji Normalitas adalah sebagai berikut:
1) Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar
2) Tentukan nilai Z i 
Dengan:
Zi
Xi  X
S
= skor baku
Xi = skor data
X
S
32
= nilai rata-rata
= simpangan baku
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara,
2002. Hlm. 213
54
3) Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi
Berdasarkan tabel Zi dan disebut dengan F(Zi) dengan aturan:
Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel
Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel)
4) Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2,…, Zn
yang lebih kecil atau
sama dengan Zi jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Z), maka:
S (Z i ) 
Banyaknya Z1 , Z 2 ,..., Z n yang  Z i
n
5) Hitunglah selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
6) Ambil nilai terbesar antara harga-harga mutlak selisih tersebut,
nilai ini kita namakan L0.
7) Memberikan interpretasi, L0 dengan membandingkannya dengan
Lt, Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji liliefors.
8) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0 dan Lt yang telah
didapat. Apabila L0 < Lt maka sampel berasal dari distribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan uji homogenitas dua varian, di maksud
untuk melihat perbedaan nilai kelompok eksperimen dan kelompok
control. Uji homogenitas yang digunakan yaitu Uji Fisher, dengan
rumus sebagai berikut:
1) Tentukan Hipotesis:
2) Bagi data menjadi dua kelompok
3) Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok
4) Tentuka Fhitung dengan rumus
F
S1
2
S2
2

Varians terbesar
Varians terkecil
n X i  ( X i ) 2
2
dimana
5) Tentukan taraf nyata yang akan digunakan
S2 
n(n  1)
55
6) Tentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians
terkecil)
7) Tentukan kriteria pengujian:
a) Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians kedua
populasi homogen.
b) Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians kedua
populasi tidak homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data yang menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal
dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis dengan uji t. uji
hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga
Kartu KOTIF berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa pada
pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat.
Langkah-langkah pengujian hipotesis :
a. Menentukan uji statistik
1) Jika data berdistribusi normal dan varians populasi tidak homogen:
Rumus t:
t hit 
X1 X 2
2
2
S1
S
 2
n1
n2
2) Jika data berdistribusi normal dan varians populasi homogen:
X1 X 2
Rumus t: t hit 
S gab
Dimana:
S gab 
1
1

n1 n 2
n1  1S12  n2  1S22
n1  n2  2
Keterangan :
X1
= Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
X2
= Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
56
N1
= Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2
= Jumlah sampel kelompok kontrol
S12
= Varians kelompok eksperimen
S22
= Varians kelompok kontrol33
b. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang diambil dalam penelitian adalah
dengan derajat kebebasan  = 0,05.
c. Menentukan kriteria pengujian
Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data
dilakukan dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat
perbandingan antara thit dan ttabel.
d. Pengambilan kesimpulan
Jika hasil operasi perhitungan pada poin (c) ternyata :
1) thitung  harga ttabel,, maka terima H0
2) thitung > harga ttabel, maka tolak H0
Apabila data populasi tidak berdistribusi normal, maka
pengujian hipotesis selanjutnya menggunakan analisis statistik non
parametrik dengan menggunakan rumus uji Mann-Whitney (Uji “U”)
untuk sampel besar dengan taraf signifikansi α = 0,05. Rumus Uji
Mann-Whitney (Uji “U”) yang digunakan yaitu34:
z
U  U
U
dengan:
U 
n1 n 2
2
dan
U 
n1n 2 n1  n2  1
12
Keterangan:
33
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : Tarsito), h.238-239
Kadir, Statistika (Untuk penelitian Ilmu-Ilmu Sosial),(Jakarta:PT. Rosemata Sampurna,
2010), h. 275
34
57
U
U
n1
n2
G. Hipotesis Statistik
: nilai rata-rata
: nilai simpangan baku
: banyaknya anggota kelompok 1
: banyaknya anggota kelompok 2
1. Hipotesis yang digunakan:
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
Keterangan:
H0
= hipotesis nol
H1
= hipotesis tandingan
µ1
= rata-rata hasil belajar siswa yang pembelajarannya di kelas
menggunakan alat peraga kartu KOTIF
µ1
= rata-rata hasil belajar siswa yang pembelajarannya di kelas
tidak menggunakan Kartu KOTIF
2. Untuk Uji Mann-Whitney (Uji “U”)
H0:
H1:
Keterangan:
z = nilai z hasil penghitungan Uji “U”
z = nilai z pada taraf signifikansi   0,05
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MI Syamsul Huda Ciganjur Jakarta Selatan.
Pada penelitian ini digunakan dua kelas sampel. Kelas IV-A sebagai kelas
kontrol yang diajar dengan pendekatan pembelajaran ekspositori, sedangkan
kelas IV-B sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan alat
peraga Kartu KOTIF. Sehingga pada akhir pembelajaran kedua kelompok
diberikan post test yang digunakan untuk mengetahui kelompok mana yang
memiliki hasil belajar yang lebih baik.
Materi matematika yang diajarkan pada penelitian ini adalah operasi
hitung pada bilangan bulat. Untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok,
setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol lalu kedua kelompok tersebut diberikan tes berupa post tes.
Sebelumnya, tes tersebut diuji cobakan terlebih dahulu kepada kelas selain
kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas V-A yang berjumlah 33 siswa.
Proses penelitian ini dilakukan selama delapan kali pertemuan. Materi
yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi operasi hitung pada bilangan
bulat. Pada proses pembelajaran kedua kelompok mendapatkan perlakuan
yang berbeda. Kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan alat
peraga Kartu KOTIF sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan alat peraga
Kartu KOTIF.
Deskripsi data hasil belajar matematika pada materi operasi hitung
bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga Kartu KOTIF dan Pendekatan
Pembelajaran Ekspositori disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
histogram dan poligon berikut:
1. Hasil Belajar Siswa dengan Alat Peraga Kartu KOTIF (Kelas
Eksperimen)
Data statistik tes hasil belajar yang diperoleh dari 32 siswa pada
kelas eksperimen, dapat dilihat dalam tabel berikut:
59
60
Tabel 3
Statistik Deskriftif Kelas Eksperimen
Statistik
Hasil Tes Akhir
Nilai terendah
41
Nilai tertinggi
86
Rentangan
45
Nilai rata-rata
68
Median
69,3
Modus
71,17
Varians
115,4
Simpangan baku
10,74
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil tes kelas
eksperimen mampunyai nilai terendah 41 dan nilai tertinggi 86 dengan
rata-rata 68. Sedangkan niali tengah dari hasil tes tersebut adalah 69,3,
nilai yang paling sering muncul 71,17 dan simpangan baku 10,74.
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada
tabel dan histogram berikut:
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen
Batas
Frekuensi
Nyata
Absolut
Komulatif
41 - 48
40,5 – 48,5
2
2
6,25
49 - 56
48,5 – 56,5
3
5
9,375
57 - 64
56,5 – 64,5
5
10
15,625
65 - 72
64,5 – 72,5
10
20
31,25
73 - 80
72,5 – 80,5
9
29
28,125
81 - 88
80,5 – 88,5
3
32
32
9,375
Nilai
Jumlah
Persentase
100
61
Secara visual hasil belajar matematika yang menggunakan Kartu
KOTIF disajikan dalam histogram dan poligon berikut.
F
r
e
k
u
e
n
s
i
40,5
48,5
56,5
64,5
72,5
80,5
88,5
Interval Data
Gambar 2: Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Belajar matematika Kelas
Eksperimen
Berdasarkan Tabel 3, histogram dan poligon distribusi frekuensi
hasil belajar matematika kelas eksperimen yang berjumlah 32 siswa dapat
diinterpretasikan bahwa sebanyak 22 siswa atau sekitar 68,75 % memiliki
nilai di atas rata-rata dan 10 siswa atau sekitar 31,25 % nilainya berada di
bawah rata-rata.
2. Hasil Belajar Siswa Tanpa Alat Peraga Kartu KOTIF (Kelas Kontrol)
Data statistik tes hasil belajar yang diperoleh dari 31 siswa pada
kelas kontrol, dapat dilihat dalam tabel berikut:
62
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol
Batas
Frekuensi
Nyata
Absolut
Komulatif
41 - 48
40,5 – 48,5
4
4
12,9
49 - 56
48,5 – 56,5
6
10
19,4
57 - 64
56,5 – 64,5
8
18
25,8
65 - 72
64,5 – 72,5
6
24
19,4
73 - 80
72,5 – 80,5
5
29
16,1
81 - 88
80,5 – 88,5
2
31
6,5
Nilai
Persentase
Jumlah
31
Secara visual hasil belajar matematika yang tidak menggunakan
Kartu KOTIF disajikan dalam histogram dan poligon berikut.
F
r
e
k
u
e
n
s
i
40,5
48,5
56,5
64,5
72,5
80,5
88,5
Interval Data
Gambar 3: Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas
Kontrol
Berdasarkan tabel 4, histogram dan poligon distribusi frekuensi
hasil belajar matematika kelas kontrol dapat diinterpretasikan bahwa
63
sebanyak 17 siswa atau sekitar 54,8 % memiliki nilai di atas rata-rata dan
14 siswa atau sekitar 45,2 % nilainya berada di bawah rata-rata.
Untuk lebih memperjelas perbedaan hasil tes antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6
Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil Belajar
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Nilai Terendah
41
41
Nilai Tertinggi
86
86
Mean ( x )
68
62,56
Median (Me)
69,3
62
Modus (Mo)
71,17
60,5
2
Varians (s )
115,4
136,4
Simpangan Baku (s)
10,74
11,68
Kemiringan
- 0,29
0,177
Ketajaman/Kurtosis
2,509
1,988
Berdasarkan data hasil belajar matematika siswa pada materi operasi
hitung bilangan bulat pada Tabel 4, kelompok eksperimen yang menggunakan
Kartu KOTIF diperoleh rentangan nilai dari 41 sampai 86 dengan nilai ratarata 68, simpangan baku 10,74 dan varians 115,4. Sedangkan untuk kelompok
kontrol yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan ekspositori
diperoleh rentang nilai 41 sampai 86 dengan nilai rata-rata 62,56 , simpangan
baku 11,68 dan varians 136,4.
B. Pengujian Prasyarat Penelitian
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Uji Normalitas dilakukan
pada kelas eksperimen dan kelas control.
64
a).
Uji Normalitas kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil pengolahan data pada kelompok yang
menggunakan alat peraga Kartu KOTIF diperoleh nilai Lo = 0,117.
Pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh Lt = 0,157. Dengan
demikian diperoleh Lo = 0,117 < Lt = 0,157. Karena Lo < Lt, maka
Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel
kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b).
Uji Normalitas Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil pengelolahan data pada kelompok yang
tidak menggunakan alat peraga Kartu KOTIF diperoleh nilai Lo =
0,107. Pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh Lt = 0,159.
Dengan demikian diperoleh Lo = 0,107 < Lt = 0,159. Karena Lo <
Lt, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sampel kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
Hasil uji normalitas data kedua kelompok disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 7
Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Variabel
Taraf
Signifikansi
Lhitung
(L0)
Ltabel
(Lt)
Keterangan
Kelas Eksperimen 32
0,05
0,117
0,157
Normal
Kelas Kontrol
0,05
0,107
0,157
Normal
2.
Jumlah
Sampel
31
Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Dari hasil
perhitungan, diperoleh nilai varians kelas eksperimen adalah 136,4 dan
varians kelas kontrol adalah 115,4. Sehingga didapat Fhitung = 1,182.
Dengan taraf signifikan  = 0,05 untuk dbpembilang = 30 dan dbpenyebut = 31,
dengan interpolasi didapat Ftabel = 1,83. Karena Fhitung < Ftabel, artinya H0
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut
65
mempunyai varians yang homogen. Uji homogenitas dapat dilihat pada
tabel 7 berikut:
Tabel 8
Uji Homogenitas
Varians
Kelas
Kelas
Eksperimen Kontrol
136,4
115,4
C.
Taraf
Signifikan
Fhitung
Ftabel
Keterangan
0,05
1,182
1,83
Data Homogen
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Perhitungan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh dalam pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Kartu KOTIF
terhadap hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan uji-t.
Berdasarkan uji prasyarat yang telah dilakukan, diperoleh dua kelompok yang
berdistribusi normal dan homogen, maka uji-t yang digunakan adalah:
t 
X1  X 2
S gab
1
1

n1 n 2
Dengan taraf signifikan  = 0,05
dan db = 61, maka pada thitung
diperoleh 1,978 dan ttabel sebesar 1,68 (lampiran 25). Dapat dilihat pada tabel 8
berikut.
Tabel 9
Uji-t
db
thitung
ttabel
Kesimpulan
61
1,978
1,68
H0 ditolak
Berdasarkan tabel di atas, terlihat thitung > ttabel (1,978 > 1,68), hal ini
menjelaskan bahwa H0 ditolak atau Ha diterima. Berarti hasil belajar
matematika siswa yang menggunakan alat peraga kartu KOTIF lebih dari hasil
belajar siswa yang tanpa menggunakan Kartu KOTIF. Dengan kata lain, hasil
belajar kelas yang menggunakan alat peraga Kartu KOTIF lebih tinggi dari
pada kelas yang tidak menggunakan Kartu KOTIF.
66
Perbedaan rata-rata hasil belajar matematika antara kedua kelompok
tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
Kartu KOTIF lebih baik dari pembelajaran yang tidak menggunakan alat
peraga Kartu KOTIF. Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan selama
berlangsungnya pembelajaran, pada pertemuan pertama memang siswa
kebingungan apa yang harus dilakukan pada Kartu KOTIF yang telah
disediakan oleh peneliti. Akan tetapi setelah peneliti mendemonstrasikan
Kartu KOTIF tersebut mereka mulai tertarik untuk menggunakan Kartu
KOTIF tersebut.
Dalam penelitian ini, lebih tingginya hasil belajar matematika siswa
yang menggunakan alat peraga Kartu KOTIF dibuktikan oleh perbedaan
perolehan nilai rata-rata dan diperkuat dengan hasil pengujian hipotesis. Selain
itu, pada pelaksanaan kegiatan belajar, siswa berkompetisi untuk menjadi yang
tercepat, mereka tidak mau kalah dalam kompetisi menggunakan alat peraga
Kartu KOTIF. Bahkan sebagian siswa ada yang tidak pulang terlebih dahulu
karena ingin memainkan alat peraga Kartu KOTIF lagi.
Alat peraga Kartu KOTIF ini dapat menjadi suatu pertimbangan dalam
mengajar matematika pada siswa Sekolah Dasar. Karena berdasarkan teoriteori yang ada serta perhitungan statistika yang telah dilakukan, dapat
dibuktikan bahwa pembelajaran dengan alat peraga Kartu KOTIF mempunya
pengaruh yang signifiikan terhadap hasil belajar matematika yang dicapai
siswa.
D. Keterbatasan Penelitian
Beberapa tahap yang terdapat pada penggunaan Kartu KOTIF
diantaranya pada tahap penggunaan kartu KOTIF pada operasi hitung
pengurangan, belum bisa dilaksanakan dengan sempurna. Hal ini disebabkan
karena penelitian dilakukan di sekolah yang tidak ada pengklasifikasian kelas
( pembedaan kelas antara siswa pintar dan siswa kurang pintar), sehingga
hanya siswa yang memiliki kemampuan lebih yang dapat langsung mengikuti
67
proses pembelajaran dan siswa yang lain masih merasa kaku dan tidak
mengerti apa yang harus dilakukan. Oleh karena itu, peneliti harus lebih
banyak melakukan demonstrasi penggunaan Kartu KOTIF.
Selain hal di atas, peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum
sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang
maksimal. Namun demikian masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol
dan tidak dapat dikendalikan. Sehingga hasil dari penelitian ini pun belum
optimal. Hal-hal itu antara lain:
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan operasi hitung
bilangan bulat.
2. Kondisi siswa yang belum terbiasa dengan alat peraga Kartu KOTIF
membuat kondisi awal masih pasif.
3. Alokasi waktu yang sangat terbatas.
4. Kontrol terhadap kemampuan siswa hanya pada hasil belajarnya saja.
Sementara variabel lain seperti, intelegensi, minat, motivasi dan
lingkungan belajar tidak dapat terkontrol secara penuh, sehingga tidak
mustahil jika hasil penelitian ini dapat dipengaruhi oleh hal-hal lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
analisis
data
penelitian
mengenai
pengaruh
penggunaan alat peraga Kartu KOTIF terhadap hasil belajar matematika
siswa, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh penggunaan alat peraga
Kartu KOTIF terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi operasi
hitung bilangan bulat. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata hasil belajar
matematika siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata hasil
belajar matematika siswa pada kelas kontrol.
Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Kartu
KOTIF dapat dijadikan salah satu alternatif strategi dalam mengajar
matematika di sekolah. Sehinnga dapat menjadi salah satu solusi dari sekian
banyak permasalahan kualitas pendidikan di Indonesia.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Agar siswa dapat lebih terlatih untuk membangun pengetahuan dan
pemahaman konsep matematiknya, sebaiknya frekuensi penggunaan alat
peraga lebih ditingkatkan dalam proses belajar mengajar sehingga hasilnya
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Guru mempunyai kreativitas dalam memberikan dorongan dan semangat
belajar siswa-siswanya, serta menciptakan suasana yang menyenangkan
sehingga anak tidak jenuh dan bisa aktif terlibat dalam proses
pembelajaran.
3. Alat perga Kartu KOTIF dapat dijadikan salah satu alternaif dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahanpermasalahan yang dihadapi dalam kualitas dunia pendidikan matematika.
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta, cet. 2, 2003.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2002)
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, Cet. 2, 2002.
http://adwi-cute.blog.friendster.com/2010/05/operasi-penjumlahan-bilangan-bulat-dengankartu-kotip/
http://adwi-cute.blog.friendster.com/2010/05/operasi-pengurangan-bilangan-bulat-dengankartu-kotip/
http://www.p4tkmatematika.org/download/ppp/PPP04_KarMTK.pdf
http://ian43.wordpress.com/2010/11/03/perbedaan-media-dan-alatperaga/#more-754
Intang, S. Baso, Pengaruh Metode Mengajar dan Ragam Tes, httm, 10/4/2006
Nasution, S. Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
PPPPT Matematika, Pembuatan Alat Peraga Sederhana Untuk Pembelajaran SD
(Yogyakarta: 2009)
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996)
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:
PT. Rosda Karya, 2004)
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995)
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT,
Rhineka Cipta, 2003)
69
70
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2003)
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grapindo
Persada, 2006)
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, )
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005)
Suherman, Erman, dkk.(ed) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
(Bandung: JICA, 2003)
Suharjana, Sukayati dan Agus, Modul Matematika SD Program Bermutu
Pemanfaatan Peraga Matematika Dalam Pembelajaran Di SD, (Yogyakarta:
PPPPPTK Matematika, 2009)
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Kasara, 2005)
Syah, Muhbbin (ed), Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2004)
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Usman, Drs. Moh. Uzer, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993)
71
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-1
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Menjumlahkan bilangan bulat
Indikator

Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Alokasi Waktu: 2  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat positif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
B. Materi Ajar
1. Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
D. Langkah-langkah Kegiatan
72
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


Apersepsi
-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan tentang
materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (60 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang cara kerja Kartu KOTIF

Guru mendemonstrasikan alat peraga Kartu KOTIF untuk operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan bilangan
bulat negatif dengan bilangan bulat negatif

Langkah-langkah penggunaan Kartu KOTIF adalah sebagai berikut:
1) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan pertama, letakkan
disebelah kiri meja.
2) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan kedua, letakkan
disebelah kanan meja.
3) Gabungkan kartu-kartu tersebut, kemudian susun kartu Kotif berdasarkan
tandanya. Akan didapatkan susunan kartu sejenis (Kartu Positif saja atau
Negatif saja)
4) Hitung banyak kartu kotif yang ada. Jumlah kartu yang ada merupakan
jawaban operasi penjumlahan tersebut.

Peserta didik mencoba mempraktekkan alat peraga Kartu KOTIF yang telah
disiapkan oleh guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan dengan teman sebangkunya
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
73
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, dan Kartu KOTIF.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes
tertulis.
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah
soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung penjumlahan dibawah ini!
1) 6 + 4
= …..
2) 7 + 2
= ......
3) 8 + 5
= ......
4) – 8 + (–3) = ......
5) – 3 + (–5) = ......
6) – 4 + (–7) = ......
7) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ..................... 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-2
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Menjumlahkan bilangan bulat
Indikator

Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Alokasi Waktu: 2  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat negatif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
B. Materi Ajar
1. Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
D. Langkah-langkah Kegiatan
4. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

Apersepsi
75

-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan tentang
materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
5. Kegiatan Inti (60 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang cara kerja Kartu KOTIF

Guru mendemonstrasikan alat peraga Kartu KOTIF untuk operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan bilangan
bulat negatif dengan bilangan bulat positif

Langkah-langkah penggunaan Kartu KOTIF adalah sebagai berikut:
1) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan pertama, letakkan
disebelah kiri meja.
2) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan kedua, letakkan
disebelah kanan meja.
3) Gabungkan kartu-kartu tersebut, kemudian susun kartu positif di atas dan
kartu negatif di bawah. Akan didapatkan dua kemungkinan :
a). Semua kartu sejenis (Kartu Positif saja atau Negatif saja)
b). Terdapat kartu-kartu yang tidak sejenis (Kartu Positif dan negatif.
4)
a). Untuk kartu sejenis, tinggal dihitung jumlahnya. Jumlah kartu yang
ada merupakan jawaban operasi penjumlahan tersebut.
b). Untuk kartu yang tidak sejenis pasangkan kartu positif dan kartu negatif
lalu dipisahkan. Sisanya merupakan jawaban dari operasi penjumlahan
tersebut.

Peserta didik mencoba mempraktekkan alat peraga Kartu KOTIF yang telah
disiapkan oleh guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan dengan teman sebangkunya
6. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
76
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1.
Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, dan Kartu KOTIF.
F. Penilaian
1.
Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes
tertulis.
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah
soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung penjumlahan dibawah ini!
1) – 6 + 4
= …..
2) 7 + (– 2)
= ......
3) 8 + (– 5)
= ......
4) – 5 + 8
= ......
5) 6 + (–9)
= ......
6) – 9 + 12
= ......
7) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ..................... 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-3
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Mengurangkan bilangan bulat
Indikator

Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif (bilangan pertama lebih dari bilangan kedua)
Alokasi Waktu: 1  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat positif (bilangan pertama lebih dari bilangan kedua) dengan menggunakan
Kartu KOTIF
B. Materi Ajar
1. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
(bilangan pertama lebih dari bilangan kedua)
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

Apersepsi
78

-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan tentang
materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (20 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang cara kerja Kartu KOTIF

Guru mendemonstrasikan alat peraga Kartu KOTIF untuk operasi hitung
pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif (bilangan
pertama lebih dari bilangan yang kedua)

Langkah-langkah penggunaan Kartu KOTIF adalah sebagai berikut:
1) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan pertama, letakkan
disebelah kiri meja.
2) Akan diambil sebanyak bilangan kedua.
3) Sisa dari pengambilan tersebut adalah hasil dari operasi hitung tersebut

Peserta didik mencoba mempraktekkan alat peraga Kartu KOTIF yang telah
disiapkan oleh guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan dengan teman sebangkunya
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, dan Kartu KOTIF.
79
F. Penilaian
1.
Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes
tertulis.
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah
soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung penjumlahan dibawah ini!
1) 9 – 7
= …..
2) 8 – 4
= ......
3) 5 – 3
= ......
4) 12 – 3
= ......
5) 15 – 13
= ......
6) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ..................... 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-4
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Mengurangkan bilangan bulat
Indikator

Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif (bilangan pertama kurang dari bilangan kedua) dan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif
Alokasi Waktu: 2  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat positif (bilangan pertama kurang dari bilangan kedua) dan bilangan bulat
positif dengan bilangan bulat negatif menggunakan Kartu KOTIF
B. Materi Ajar
1. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
(bilangan pertama kurang dari bilangan kedua) dan bilangan bulat
positif dengan bilangan bulat negatif
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
81
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


Apersepsi
-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan tentang
materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (60 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang cara kerja Kartu KOTIF

Guru mendemonstrasikan alat peraga Kartu KOTIF untuk operasi hitung
pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif (bilangan
pertama kurang dari bilangan kedua) dan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat negatif

Langkah-langkah penggunaan Kartu KOTIF adalah sebagai berikut:
1) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan pertama, letakkan
disebelah kiri meja.
2) Akan diambil sebanyak bilangan kedua, akan tetapi masih kurang, karena
itu perlu ada penambahan kartu netral
3) Gabungkan kartu-kartu tersebut, kemudian susun kartu positif di atas dan
kartu negatif di bawah.
4) Selanjutnya dapat dilakukan pengambilan sebanyak bilangan yang kedua
5) Sisa dari pengambilan tersebut adalah hasil dari operasi hitung tersebut

Peserta didik mencoba mempraktekkan alat peraga Kartu KOTIF yang telah
disiapkan oleh guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan dengan teman sebangkunya
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya.
82

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, dan Kartu KOTIF.
F. Penilaian
1.
Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes
tertulis.
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah
soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung pengurangan dibawah ini!
1) 2 – 8
= …..
2) 4 – 6
= ......
3) 1 – 5
= ......
4) – 4 – (–5) = ......
5) – 6 – (–1) = ......
6) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ..................... 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-5
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Mengurangkan bilangan bulat
Indikator

Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Alokasi Waktu: 1  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat negatif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dengan
menggunakan Kartu KOTIF
B. Materi Ajar
1. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
D. Langkah-langkah Kegiatan
84
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


Apersepsi
-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan tentang
materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (20 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang cara kerja Kartu KOTIF

Guru mendemonstrasikan alat peraga Kartu KOTIF untuk operasi hitung
pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan bilangan
bulat negatif dengan bilangan bulat positif

Langkah-langkah penggunaan Kartu KOTIF adalah sebagai berikut:
1) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan pertama, letakkan di
atas meja.
2) Akan diambil sebanyak bilangan kedua, akan tetapi masih kurang, karena
itu perlu ada penambahan kartu netral sebanyak bilangan kedua
3) Gabungkan kartu-kartu tersebut, kemudian susun kartu positif di atas dan
kartu negatif di bawah.
4) Selanjutnya dapat dilakukan pengambilan sebanyak bilangan yang kedua
5) Sisa dari pengambilan tersebut adalah hasil dari operasi hitung tersebut

Peserta didik mencoba mempraktekkan alat peraga Kartu KOTIF yang telah
disiapkan oleh guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan dengan teman sebangkunya
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
85
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, dan Kartu KOTIF.
F. Penilaian
1.
Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes
tertulis.
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah
soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung pengurangan dibawah ini!
1) 3 – (–4)
= …..
2) 5 – (–2)
= ......
3) 3 – (–9)
= ......
4) – 6 – 2
= ......
5) – 4 – 3
= ......
6) – 1 – 9
= ......
7) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ..................... 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-6
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Menjumlahkan dan Mengurangkan bilangan bulat
Indikator

Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
Alokasi Waktu: 2  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan
Kartu KOTIF
B. Materi Ajar
1. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

Apersepsi
-
Kesiapan kelas
-
Absensi
87

Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan tentang
materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (60 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang cara kerja Kartu KOTIF

Guru mendemonstrasikan alat peraga Kartu KOTIF untuk operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat

Langkah-langkah penggunaan Kartu KOTIF untuk penjumlahan adalah sebagai
berikut:
1) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan pertama, letakkan
disebelah kiri meja.
2) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan kedua, letakkan
disebelah kanan meja.
3) Gabungkan kartu-kartu tersebut, kemudian susun kartu positif di atas dan
kartu negatif di bawah. Akan didapatkan dua kemungkinan :
a). Semua kartu sejenis (Kartu Positif saja atau Negatif saja)
b). Terdapat kartu-kartu yang tidak sejenis (Kartu Positif dan negatif.
4) a). Untuk kartu sejenis, tinggal dihitung jumlahnya. Jumlah kartu yang ada
merupakan jawaban operasi penjumlahan tersebut.
b). Untuk kartu yang tidak sejenis pasangkan kartu positif dan kartu negatif
lalu dipisahkan. Sisanya merupakan jawaban dari operasi penjumlahan
tersebut.

Langkah-langkah penggunaan Kartu KOTIF untuk penjumlahan adalah sebagai
berikut:
1) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan pertama, letakkan
disebelah kiri meja.
2) Akan diambil sebanyak bilangan kedua, akan tetapi masih kurang, karena
itu perlu ada penambahan kartu netral sebanyak bilangan kedua
3) Gabungkan kartu-kartu tersebut, kemudian susun kartu positif di atas dan
kartu negatif di bawah.
4) Selanjutnya dapat dilakukan pengambilan sebanyak bilangan yang kedua
5) Sisa dari pengambilan tersebut adalah hasil dari operasi hitung tersebut
88

Peserta didik mencoba mempraktekkan alat peraga Kartu KOTIF yang telah
disiapkan oleh guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan dengan teman sebangkunya
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, dan Kartu KOTIF.
F. Penilaian
1.
Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes
tertulis.
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah
soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung pengurangan dibawah ini!
1) 2 – (–8)
= …..
2) 4 – (–6)
= ......
3) 1 – (–5)
= ......
4) – 4 – 5
= ......
5) – 3 – 7
= ......
6) – 2 – 5
= ......
89
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ..................... 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-7
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Menjumlahkan dan Mengurangkan bilangan bulat
Indikator

Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan pada
bilangan bulat
Alokasi Waktu: 2  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan pada
bilangan bulat dengan menggunakan Kartu KOTIF
B. Materi Ajar
1. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung
penjumlahan pada bilangan bulat
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
D. Langkah-langkah Kegiatan
1.
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

Apersepsi
91

-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan tentang
materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (60 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang cara kerja Kartu KOTIF

Guru mendemonstrasikan alat peraga Kartu KOTIF untuk pengerjaan soal
cerita yang berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan pada bilangan bulat

Langkah-langkah penggunaan Kartu KOTIF penjumlahan pada bilangan bulat
adalah sebagai berikut:
1) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan pertama, letakkan
disebelah kiri meja.
2) Akan diambil sebanyak bilangan kedua, akan tetapi masih kurang, karena
itu perlu ada penambahan kartu netral
3) Gabungkan kartu-kartu tersebut, kemudian susun kartu positif di atas dan
kartu negatif di bawah.
4) Selanjutnya dapat dilakukan pengambilan sebanyak bilangan yang kedua
5) Sisa dari pengambilan tersebut adalah hasil dari operasi hitung tersebut

Peserta didik mencoba mempraktekkan alat peraga Kartu KOTIF yang telah
disiapkan oleh guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan dengan teman sebangkunya
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
92
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, dan Kartu KOTIF.
F. Penilaian
1.
Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes
tertulis.
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah
soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung pengurangan dibawah ini!
1) Ani mempunyai pita sepanjang 5 m. Kemudian, Ani membeli pita lagi
sepanjang 3 m. Berapa meter panjang pita Ani sekarang?
2) Ibu membeli telur sebanyak 4 kg. Lalu Ibu membeli lagi sebanyak 5 kg. Berapa
berat telur Ibu sekarang?
3) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ..................... 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-8
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Menjumlahkan dan Mengurangkan bilangan bulat
Indikator

Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung pengurangan pada
bilangan bulat
Alokasi Waktu: 1  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung pengurangan pada
bilangan bulat dengan menggunakan Kartu KOTIF
B. Materi Ajar
1. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung
pengurangan pada bilangan bulat
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
D. Langkah-langkah Kegiatan
4. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

Apersepsi
94

-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan tentang
materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
5. Kegiatan Inti (20 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang cara kerja Kartu KOTIF

Guru mendemonstrasikan alat peraga Kartu KOTIF untuk pengerjaan soal
cerita yang berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan pada bilangan bulat

Langkah-langkah penggunaan Kartu KOTIF pengurangan pada bilangan bulat
adalah sebagai berikut:
6) Sediakan kartu KOTIF yang sesuai dengan bilangan pertama, letakkan di
atas meja.
7) Akan diambil sebanyak bilangan kedua, akan tetapi masih kurang, karena
itu perlu ada penambahan kartu netral sebanyak bilangan kedua
8) Gabungkan kartu-kartu tersebut, kemudian susun kartu positif di atas dan
kartu negatif di bawah.
9)
Selanjutnya dapat dilakukan pengambilan sebanyak bilangan yang
kedua
10)

Sisa dari pengambilan tersebut adalah hasil dari operasi hitung tersebut
Peserta didik mencoba mempraktekkan alat peraga Kartu KOTIF yang telah
disiapkan oleh guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan dengan teman sebangkunya
6. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
95
E. Sumber, Alat/Media
3. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
4. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, dan Kartu KOTIF.
F. Penilaian
4. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes
tertulis.
5.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah
soal-soal isian.
6.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung pengurangan dibawah ini!
1) Andi mempunyai hutang kelereng kepada temannya sebanyak 5 butir.
Keesokan harinya Andi membawa 7 butir kelereng ke sekolah. Jika Andi ingin
membayar hutangnya kepada temannya, maka sisa kelereng Andi sekarang
adalah?
2) Susi mempunyai hutang sebanyak Rp. 5.000. Keesokan harinya, Susi membawa
uang sebanyak Rp3.000 rupiah. Jika Susi ingin membayar hutang kepada
temannya, maka sisa hutang Susi adalah?
3) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ..................... 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
96
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-1
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Menjumlahkan bilangan bulat
Indikator

Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat positif
Alokasi Waktu: 1  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat positif
B. Materi Ajar
1. Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif
C. Metode Pembelajaran
1. Ekspositori
2. Tanya Jawab
97
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


Apersepsi
-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan
tentang materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (20 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang operasi
penjumlahan pada bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan spidol
98
F. Penilaian
1.
Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung penjumlahan dibawah ini!
1) 6 + 4
= …..
2) 7 + 2
= ......
3) 8 + 5
= ......
4) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, .................. 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
99
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-2
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Menjumlahkan bilangan bulat
Indikator

Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat negatif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Alokasi Waktu: 2  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif
B. Materi Ajar
1. Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
C. Metode Pembelajaran
1. Ekspositori
2. Tanya Jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan
100
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


Apersepsi
-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan
tentang materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (60 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif

Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan spidol
101
F. Penilaian
1.
Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung penjumlahan dibawah ini!
1) 6 + (–3)
= …..
2) 4 + (–2)
= ......
3) 8 + (–9)
= ......
4) 4 + (–7)
= ......
5) – 5 + 7
= ......
6) – 4 + 2
= ......
7) – 8 + 4
= ......
8) – 9 + 3
= ......
9) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ................. 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-3
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Menjumlahkan bilangan bulat
Indikator

Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat negatif
Alokasi Waktu: 2  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Melakukan operasi hitung penjumlahan bulat negatif dengan bilangan
bulat negatif
B. Materi Ajar
1. Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif
C. Metode Pembelajaran
1. Ekspositori
2. Tanya Jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
103


Apersepsi
-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan
tentang materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (60 Menit)

Guru mengulang kembali materi yang sebelumnya

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang operasi
penjumlahan pada bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif

Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan spidol
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
104
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung penjumlahan dibawah ini!
1) – 6 + (–4 ) = …..
2) – 7 + (–2) = ......
3) – 8 + (–5) = ......
4) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ................. 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-4
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Menjumlahkan bilangan bulat
Indikator

Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat positif
Alokasi Waktu: 1  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat positif
B. Materi Ajar
1. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif
C. Metode Pembelajaran
1. Ekspositori
2. Tanya Jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan
1.
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
106


Apersepsi
-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan
tentang materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (20 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang operasi
pengurangan
pada bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif

Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan spidol
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
107
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung penjumlahan dibawah ini!
1) 9 – 8
= ......
2) 7 – 3
= ......
3) 4 – 7
= ......
4) 3 – 9
= ......
5) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ................. 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
108
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-5
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Mengurangkan bilangan bulat
Indikator

Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat positif dan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Alokasi Waktu: 2  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan
bilangan bulat positif dan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif
B. Materi Ajar
1. Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif dan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
C. Metode Pembelajaran
1. Ekspositori
2. Tanya Jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan
109
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


Apersepsi
-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan
tentang materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (60 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang operasi hitung
pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif

Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1.
Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan spidol
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
110
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung penjumlahan dibawah ini!
1) – 8 – 4
= ......
2) – 7 – 4
= ......
3) – 3 – 7
= ......
4) –5 – 12
= ......
5) 7 – (–2)
= ......
6) 6 – (–3)
= ......
7) 2 – (–9)
= ......
8) 4 – (–10) = ......
9) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ................. 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-6
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Menjumlahkan dan Mengurangkan bilangan bulat
Indikator

Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat
Alokasi Waktu: 2  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
- Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan
bulat
B. Materi Ajar
2. Mengurangkan bilangan bulat
C. Metode Pembelajaran
1. Ekspositori
2. Tanya Jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

Apersepsi
112

-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan
tentang materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (60 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat

Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan spidol
F. Penilaian
1.
Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2.
Bentuk penilaian
113
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung penjumlahan dibawah ini!
1) 4 – (–9) + 5
= ......
2) 5 + (–3) – 3
= ......
3) 7 – 9 + 5
= ......
4) 3 – (–4) – 5
= ......
5) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ................. 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-7
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Mengurangkan bilangan bulat
Indikator

Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan
pada bilangan bulat
Alokasi Waktu: 1  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung
penjumlahan pada bilangan bulat
B. Materi Ajar
3. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung
penjumlahan pada bilangan bulat
C. Metode Pembelajaran
1. Ekspositori
2. Tanya Jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
115


Apersepsi
-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan
tentang materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (20 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang penyelesaian soal
cerita yang berkaitan tentang penjumlahan pada bilangan bulat

Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan spidol
F. Penilaian
1.
Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2.
Bentuk penilaian
116
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung penjumlahan dibawah ini!
1) Ani mempunyai pita sepanjang 5 m. Kemudian, Ani membeli pita lagi
sepanjang 3 m. Berapa meter panjang pita Ani sekarang?
2) Ibu membeli telur sebanyak 4 kg. Lalu Ibu membeli lagi sebanyak 5
kg. Berapa berat telur Ibu sekarang?
3) Dst.
Mengetahui,
Guru Pamong
( Mardiyah, A.Ma.)
Jakarta, ................. 2011
Peneliti
(Abdul Hadi Alfirdausi)
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-8
Sekolah
:
MI Syamsul Huda
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
IV /II
Tahun Pelajaran
:
2010/2011
Pokok Bahasan
:
Bilangan Bulat
Standar Kompetensi

Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar

Menjumlahkan dan Mengurangkan bilangan bulat
Indikator

Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung pengurangan
pada bilangan bulat
Alokasi Waktu: 2  40 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
-
Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung
pengurangan pada bilangan bulat
B. Materi Ajar
3. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung
pengurangan pada bilangan bulat
C. Metode Pembelajaran
1. Ekspositori
2. Tanya Jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan
118
1.
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


Apersepsi
-
Kesiapan kelas
-
Absensi
Motivasi
-
Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberi pertanyaan
tentang materi yang sudah dan akan diajarkan
-
Informasi tentang kompetensi yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (60 Menit)

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang soal cerita yang
berkaitan dengan operasi hitung pengurangan pada bilangan bulat

Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru

Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

Penugasan
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR), untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
-
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan spidol
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
119
2.
Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal isian.
3.
Contoh penilaian
Hitunglah hasil operasi hitung penjumlahan dibawah ini!
1) Andi mempunyai hutang kelereng kepada temannya sebanyak 5 butir.
Keesokan harinya Andi membawa 7 butir kelereng ke sekolah. Jika
Andi ingin membayar hutangnya kepada temannya, maka sisa
kelereng Andi sekarang adalah?
2) Susi mempunyai hutang sebanyak Rp. 5.000. Keesokan harinya, Susi
membawa uang sebanyak Rp3.000 rupiah. Jika Susi ingin membayar
hutang kepada temannya, maka sisa hutang Susi adalah?
3) Dst.
Mengetahui/menyetujui
Kepala MI Syamsul Huda
Jakarta, ...................2011
Guru bidang study
( Mardiyah, A.Ma.)
(Abdul Hadi Alfirdausi)
120
Lampiran 3
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN TES
No.
Sub Pokok
Bahasan
Bilangan
Bulat
Aspek yang diukur
SK / KD
Indikator
C1
Menjumlahkan
dan
mengurangkan
bilangan bulat
C2
1,2,3,4,5,
6,7,8,9,
10
 Menjumlahkan
bilangan bulat
10
11,12,13
,14,15,
16,17,18
,19,20
21,22,23
,24,25,
26,27,28
,29,30
 Mengurangkan
bilangan bulat
 Operasi Hitung
Campuran pada
bilangan bulat
 Menyelesaikan soal
cerita yang berkaitan
dengan bilangan
bulat
JUMLAH
C3
-
30
Jumlah
Soal
10
10
31,32,
33,34,
35
5
5
35
121
Lampiran 4
UJI COBA INSTRUMEN TES
NAMA
KELAS
TANGGAL
1. Hasil dari 17 + (–17) adalah .....
a. 17
b. 0
c. – 17
d. – 34
2. Hasil dari – 15 + 6 adalah .....
a. 21
b. 9
c. – 9
d. – 21
3. Hasil dari – 24 + 37 adalah .....
a. 71
b. 13
c. – 13
d. – 71
4. Hasil dari 37 + ( – 33 ) adalah .....
a. – 70
b. – 4
c. 4
d. 70
5. Hasil dari – 25 + (– 19) adalah .....
a. – 44
b. – 6
c. 6
d. 44
6. Hasil dari – 124 + ( – 126) adalah .....
a. 250
b. 2
c. – 2
d. – 250
7. Hasil dari 115 + 28 adalah .....
a. 87
b. 115
c. 143
d. 395
8. Hasil dari – 13 + 39 adalah .....
a. 52
b. 26
c. – 26
d. – 52
9. Hasil dari 18 + (– 11) adalah .....
a. – 29
b. – 7
c. 7
d. 29
10. Hasil dari – 28 + (– 49 ) adalah .....
a. 77
b. 21
c. – 21
d. – 77
11. Hasil dari – 15 – 9 adalah .....
a. 24
c. – 6
NILAI
122
b. 6
12. Hasil dari 28 – (– 35 ) adalah .....
a. – 63
b. – 7
13. Hasil dari – 59 – 37 adalah .....
a. – 96
b. – 22
14. Hasil dari – 10 – (– 39 ) adalah .....
a. – 49
b. – 29
15. Hasil dari 26 – 47 adalah .....
a. 73
b. 21
d. – 24
c. 7
d. 63
c. 22
d. 96
c. 29
d. 49
c. – 21
d. – 73
16. Hasil dari – 59 – (– 58) adalah .....
a. – 117
b. – 1
c. 1
d. 117
17. Hasil dari 117 – (– 125 ) adalah .....
a. 242
b. 8
c. – 8
b. – 242
18. Hasil dari – 221 – 99 adalah ......
a. – 320
b. – 122
c. 122
d. 320
19. Hasil dari 140 – (–120) adalah ......
a. – 260
b. – 20
c. 20
d. 260
20. Hasil dari – 99 – (– 88) adalah .....
a. – 187
b. – 11
c. 11
d. 187
21. Hasil dari – 25 + 15 – 20 adalah ......
a. 60
b. 30
c. – 30
d. – 60
22. Hasil dari – 37 – 13 + (–13) adalah ......
a. – 63
c. – 11
b. – 37
d. 63
23. Hasil dari 34 + 23 – (–15) adalah ......
a. 72
b. 42
c. – 42
d. – 72
24. Hasil dari 27 – (–13) + 20 adalah ......
a. – 60
b. – 34
c. 34
d. 60
123
25. Hasil dari 35 + (–100) – 15 adalah ......
a. – 80
c. 50
b. – 50
d. 80
26. Hasil dari 36 + 14 – (–40) adalah ......
a. – 90
b. – 10
c. 10
d. 90
27. Hasil dari – 45 – (–32) + 23 adalah ......
a. – 36
c. 10
b. – 10
d. 36
28. Hasil dari – 45 – 35 – (–25) adalah ......
a. – 105
c. 55
b. – 55
d. 105
29. Hasil dari 126 – 54 + (–34) adalah ......
a. – 106
b. – 38
c. 38
d. 106
30. Hasil dari 125 + (–25) + 35 adalah ......
a. 185
c. 115
b. 135
d. 65
31. Yoga mempunyai hutang 57 butir kelereng dengan temannya. Sekarang Yoga
mempunyai kelereng sebanyak 82 butir. Jika Yoga membayar hutang kelereng
kepada temannya, maka sisa kelereng Yoga adalah .....
a. 139
c. – 25
b. 25
d. – 139
o
o
32. Suhu di dalam kulkas 12 C. Kemudian suhunya diturunkan 10 C. Maka suhu
di dalam kulkas sekarang adalah .....
a. 22oC
b. – 2oC
o
b. 2 C
d. – 22oC
33. Reni naik tangga sampai lantai 11, kemudian ia turun 8 lantai. Maka posisi
Reni sekarang adalah .....
a. 19
c. – 3
b. 3
d. – 19
34. Seorang penyelam menyelam pada kedalaman 110 m di bawah permukaan
laut. Kemudian penyelam tersebut naik 56 m. Maka penyelam tersebut
sekarang berada pada .....
a. 166
c. – 54
b. 54
d. – 166
35. Seekor katak melompat 8 satuan ke kiri, kemudian ke kanan 7 satuan, dan ke
kiri 5 satuan. Maka posisi sang katak sekarang adalah .....
a. 20
c. – 4
b. 10
d. – 6
124
Lampiran 5
INSTRUMEN TES
NAMA
KELAS
TANGGAL
1. Hasil dari – 15 + 6 adalah .....
a. 21
b. 9
c. – 9
d. – 21
2. Hasil dari – 24 + 37 adalah .....
a. 71
b. 13
c. – 13
d. – 71
3. Hasil dari 37 + ( – 33 ) adalah .....
a. – 70
b. – 4
c. 4
d. 70
4. Hasil dari – 124 + ( – 126) adalah .....
a. 250
b. 2
c. – 2
d. – 250
5. Hasil dari – 13 + 39 adalah .....
a. 52
b. 26
c. – 26
d. – 52
6. Hasil dari 18 + (– 11) adalah .....
a. – 29
b. – 7
c. 7
d. 29
7. Hasil dari – 15 – 9 adalah .....
a. 24
b. 6
c. – 6
d. – 24
8. Hasil dari 28 – (– 35 ) adalah .....
a. – 63
b. – 7
9. Hasil dari – 10 – (– 39 ) adalah .....
a. – 49
b. – 29
10. Hasil dari 26 – 47 adalah .....
a. 73
b. 21
c. 7
d. 63
c. 29
d. 49
c. – 21
d. – 73
NILAI
125
11. Hasil dari 140 – (–120) adalah ......
a. – 260
b. – 20
c. 20
d. 260
12. Hasil dari – 99 – (– 88) adalah .....
a. – 187
b. – 11
c. 11
d. 187
13. Hasil dari – 25 + 15 – 20 adalah ......
a. 60
b. 30
c. – 30
d. – 60
14. Hasil dari 34 + 23 – (–15) adalah ......
a. 72
b. 42
c. – 42
d. – 72
15. Hasil dari 27 – (–13) + 20 adalah ......
a. – 60
b. – 34
c. 34
d. 60
16. Hasil dari 35 + (–100) – 15 adalah ......
a. – 80
c. 50
b. – 50
d. 80
17. Hasil dari 36 + 14 – (–40) adalah ......
a. – 90
b. – 10
c. 10
d. 90
18. Hasil dari 126 – 54 + (–34) adalah ......
a. – 106
b. – 38
c. 38
d. 106
19. Hasil dari 125 + (–25) + 35 adalah ......
a. 185
c. 115
b. 135
d. 65
o
o
20. Suhu di dalam kulkas 12 C. Kemudian suhunya diturunkan 10 C. Maka suhu
di dalam kulkas sekarang adalah .....
a. 22oC
b. – 2oC
o
b. 2 C
d. – 22oC
21. Reni naik tangga sampai lantai 11, kemudian ia turun 8 lantai. Maka posisi
Reni sekarang adalah .....
a. 19
c. – 3
b. 3
d. – 19
22. Seekor katak melompat 8 satuan ke kiri, kemudian ke kanan 7 satuan, dan ke
kiri 5 satuan. Maka posisi sang katak sekarang adalah .....
a. 20
c. – 4
b. 10
d. – 6
126
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN UJI COBA INSTRUMEN TES
1. B
11. D
21. C
31. B
2. C
12. D
22. A
32. B
3. B
13. A
23. A
33. B
4. C
14. C
24. D
34. C
5. A
15. C
25. A
35. D
6. D
16. B
26. D
7. C
17. A
27. C
8. B
18. A
28. B
9. C
19. D
29. C
10. D
20. B
30. B
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
29
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Jumlah
27
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
23
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
22
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
22
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
23
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
27
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
8
23
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
B
9
20
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
C
17
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
D
10
21
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
D
11
21
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
D
12
20
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
A
13
22
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
C
14
19
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
C
15
17
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
B
16
18
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
A
17
10
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
A
18
17
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
D
19
20
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
B
20
26
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
C
21
9
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
A
22
17
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
A
23
22
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
D
24
23
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
A
25
25
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
D
26
23
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
C
27
30
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
B
28
25
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
C
29
21
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
B
30
27
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
B
31
27
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
B
32
22
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
B
33
31
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
C
34
20
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
D
35
Valid
-
Valid Valid
-
25,85 23,88
-
Valid Valid
-
-
25,67 21,95 24,73 25,95 24,18 23,28
Valid Valid
24,9
23,6
23,212
-
-
25
5,180
Valid Valid Valid
24,68 24,23 24,91 23,78
SDt
-
24,7
rpbi
Mt
Valid Valid Valid
-
25,41 25,35 24,54 24,78
25,5
-
-
25,1
Valid Valid
24,74 24,36 23,61 23,77 24,64
Valid Valid Valid Valid
25
-
24,5
Valid Valid
23,41 24,07
-
Valid
23,29 24,95
23,38 24,22
1
6
1
1
1
0
1
7
C
0,121 0,182 0,303 0,333 0,333 0,303 0,182 0,303 0,394 0,485 0,364 0,364 0,394 0,333 0,424 0,485 0,455 0,697 0,485 0,394 0,212 0,727 0,485 0,333 0,303 0,242 0,303 0,091 0,242 0,364 0,182 0,182 0,333 0,061 0,394
1
5
1
0
1
0
6
D
Mp
1
4
0
0
1
5
A
0,879 0,818 0,697 0,667 0,667 0,697 0,818 0,697 0,606 0,515 0,636 0,636 0,606 0,667 0,576 0,515 0,545 0,303 0,515 0,606 0,788 0,273 0,515 0,667 0,697 0,758 0,697 0,909 0,758 0,636 0,818 0,818 0,667 0,939 0,606
1
3
0
0
4
C
q
1
2
1
3
B
p
0
2
C
1
B
766
29
30
29
17
29
18
32
17
24
25
16
18
19
27
27
16
19
31
19
31
23
16
31
20
18
18
20
25
26
26
23
21
26
X
Lampiran 7
1
No Urut
Tabel 10
Uji Validitas Tes Hasil Belajar Matematika
X2
18666
841
900
841
289
841
6
5
6
29
6
25
1
324
29
1024
16
14
31
25
22
9
9
31
22
2
22
2
17
31
2
20
25
25
20
14
11
11
17
19
11
Rang.
289
576
625
256
324
361
729
729
256
361
961
361
961
529
256
961
400
324
324
400
625
676
676
529
441
676
127
Lampiran 7
12
128
Lampiran 8
PERHITUNGAN VALIDITAS
BUTIR SOAL PILIHAN GANDA
Misal validitas butir soal nomor 1. Berdasarkan tabel diperoleh nilai sebagai
berikut:
p
= 0,879
q
= 0,121
Mp
= 23,38
Mt
= 23,21
SDt
= 5,18
“r tabel”
= 0,344
Adapun rumusan yang digunakan menggunakan rumus point biserial, yaitu:
rpbi 
=
M p  Mt
SDt
p
q
23,38  23, 21 0,879
5,18
0,121
= 0,03  2,695
= 0,08
Berdasarkan perhitungan didapat nilai hitung rhitung < rtabel maka butir soal nomor
satu dikatakan tidak valid.
129
Hasil Uji Coba Validitas
No Soal
Mp
Mt
SDt
p
q
rpbi
Interpretasi
1
23,38
23,21
5,18
0,88
0,12
0,09
-
2
24,22
23,21
5,18
0,82
0,18
0,41
Valid
3
24,70
23,21
5,18
0,70
0,30
0,43
Valid
4
24,68
23,21
5,18
0,67
0,33
0,40
Valid
5
24,23
23,21
5,18
0,67
0,33
0,28
-
6
24,91
23,21
5,18
0,70
0,30
0,50
Valid
7
23,78
23,21
5,18
0,82
0,18
0,23
-
8
25,00
23,21
5,18
0,70
0,30
0,52
Valid
9
25,85
23,21
5,18
0,61
0,39
0,63
Valid
10
23,88
23,21
5,18
0,52
0,48
0,13
-
11
24,90
23,21
5,18
0,64
0,36
0,43
Valid
12
25,67
23,21
5,18
0,64
0,36
0,63
Valid
13
21,95
23,21
5,18
0,61
0,39
-0,30
-
14
24,73
23,21
5,18
0,67
0,33
0,41
Valid
15
25,95
23,21
5,18
0,58
0,42
0,62
Valid
16
24,18
23,21
5,18
0,52
0,48
0,19
-
17
23,28
23,21
5,18
0,55
0,45
0,01
-
18
23,60
23,21
5,18
0,30
0,70
0,05
-
19
25,41
23,21
5,18
0,52
0,48
0,44
Valid
20
25,35
23,21
5,18
0,61
0,39
0,51
Valid
21
24,54
23,21
5,18
0,79
0,21
0,49
Valid
22
24,78
23,21
5,18
0,27
0,73
0,19
-
23
25,00
23,21
5,18
0,52
0,48
0,36
Valid
24
25,50
23,21
5,18
0,67
0,33
0,62
Valid
25
24,74
23,21
5,18
0,70
0,30
0,45
Valid
26
24,36
23,21
5,18
0,76
0,24
0,39
Valid
27
23,61
23,21
5,18
0,70
0,30
0,12
-
28
23,77
23,21
5,18
0,91
0,09
0,34
-
29
24,64
23,21
5,18
0,76
0,24
0,49
Valid
30
25,10
23,21
5,18
0,64
0,36
0,48
Valid
31
23,41
23,21
5,18
0,82
0,18
0,08
-
32
24,07
23,21
5,18
0,82
0,18
0,35
Valid
33
24,50
23,21
5,18
0,67
0,33
0,35
Valid
34
23,29
23,21
5,18
0,94
0,06
0,06
-
35
24,95
23,21
5,18
0,61
0,39
0,42
Valid
129
Lampiran 9
Hasil Uji Coba Validitas
No Soal
Mp
Mt
SDt
p
q
rpbi
Interpretasi
1
23,38
23,21
5,18
0,88
0,12
0,09
-
2
24,22
23,21
5,18
0,82
0,18
0,41
Valid
3
24,70
23,21
5,18
0,70
0,30
0,43
Valid
4
24,68
23,21
5,18
0,67
0,33
0,40
Valid
5
24,23
23,21
5,18
0,67
0,33
0,28
-
6
24,91
23,21
5,18
0,70
0,30
0,50
Valid
7
23,78
23,21
5,18
0,82
0,18
0,23
-
8
25,00
23,21
5,18
0,70
0,30
0,52
Valid
9
25,85
23,21
5,18
0,61
0,39
0,63
Valid
10
23,88
23,21
5,18
0,52
0,48
0,13
-
11
24,90
23,21
5,18
0,64
0,36
0,43
Valid
12
25,67
23,21
5,18
0,64
0,36
0,63
Valid
13
21,95
23,21
5,18
0,61
0,39
-0,30
-
14
24,73
23,21
5,18
0,67
0,33
0,41
Valid
15
25,95
23,21
5,18
0,58
0,42
0,62
Valid
16
24,18
23,21
5,18
0,52
0,48
0,19
-
17
23,28
23,21
5,18
0,55
0,45
0,01
-
18
23,60
23,21
5,18
0,30
0,70
0,05
-
19
25,41
23,21
5,18
0,52
0,48
0,44
Valid
20
25,35
23,21
5,18
0,61
0,39
0,51
Valid
21
24,54
23,21
5,18
0,79
0,21
0,49
Valid
22
24,78
23,21
5,18
0,27
0,73
0,19
-
23
25,00
23,21
5,18
0,52
0,48
0,36
Valid
24
25,50
23,21
5,18
0,67
0,33
0,62
Valid
25
24,74
23,21
5,18
0,70
0,30
0,45
Valid
26
24,36
23,21
5,18
0,76
0,24
0,39
Valid
27
23,61
23,21
5,18
0,70
0,30
0,12
-
28
23,77
23,21
5,18
0,91
0,09
0,34
-
29
24,64
23,21
5,18
0,76
0,24
0,49
Valid
30
25,10
23,21
5,18
0,64
0,36
0,48
Valid
31
23,41
23,21
5,18
0,82
0,18
0,08
-
32
24,07
23,21
5,18
0,82
0,18
0,35
Valid
33
24,50
23,21
5,18
0,67
0,33
0,35
Valid
34
23,29
23,21
5,18
0,94
0,06
0,06
-
35
24,95
23,21
5,18
0,61
0,39
0,42
Valid
130
Lampiran 10
PERHITUNGAN RELIABILITAS
BUTIR SOAL PILIHAN GANDA
a. Langkah
pertama
yaitu
menentukan
nilai
standar
deviasi.
Adapun
rumusannya:
S 
2
n X t 2    X t 
2
n(n  1)
33  7912    486 
S 
33  33  1
2
2
261096  236196
1056
2
S  23,58
S2 
b. Langkah kedua menentukan besarnya nilai reliabilitas (r11)
 St 2   pi qi

St 2

22  23,58  4, 72 
r11 

22  1 
23,58

 k 
r11  

 k  1
r11 



22  18,86 
21  23,58 
r11  1, 04 x 0,7998
r11  0,84
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai r11 = 0,84. Hal ini berarti
reliabilitas instrument hasil belajar matematika termasuk dalam kategori sangat
tinggi.
131
Lampiran 11
Perhitungan Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda
D 
BA
B
 B  PA  PB
JA
JB
NO
BA
BB
JA
JB
PA
PB
D
KET
1
14
15
16
17
0,875
0,882
-0,007
Jelek
2
16
11
16
17
1,000
0,647
0,353
Cukup
3
14
9
16
17
0,875
0,529
0,346
Cukup
4
13
9
16
17
0,813
0,529
0,283
Cukup
5
13
9
16
17
0,813
0,529
0,283
Cukup
6
15
8
16
17
0,938
0,471
0,467
Baik
7
15
12
16
17
0,938
0,706
0,232
Cukup
8
15
8
16
17
0,938
0,471
0,467
Baik
9
14
6
16
17
0,875
0,353
0,522
Baik
10
10
7
16
17
0,625
0,412
0,213
Cukup
11
12
9
16
17
0,750
0,529
0,221
Cukup
12
15
6
16
17
0,938
0,353
0,585
Baik
13
7
13
16
17
0,438
0,765
-0,327
Jelek
14
14
8
16
17
0,875
0,471
0,404
Cukup
15
14
5
16
17
0,875
0,294
0,581
Baik
16
10
7
16
17
0,625
0,412
0,213
Cukup
17
9
9
16
17
0,563
0,529
0,033
Jelek
18
5
5
16
17
0,313
0,294
0,018
Jelek
19
11
6
16
17
0,688
0,353
0,335
Cukup
20
11
9
16
17
0,688
0,529
0,158
Jelek
21
16
10
16
17
1,000
0,588
0,412
Baik
22
6
3
16
17
0,375
0,176
0,199
Jelek
23
11
6
16
17
0,688
0,353
0,335
Cukup
24
15
7
16
17
0,938
0,412
0,526
Baik
25
14
9
16
17
0,875
0,529
0,346
Cukup
26
15
10
16
17
0,938
0,588
0,349
Cukup
27
11
12
16
17
0,688
0,706
-0,018
Jelek
28
16
14
16
17
1,000
0,824
0,176
Jelek
29
16
9
16
17
1,000
0,529
0,471
Baik
30
13
8
16
17
0,813
0,471
0,342
Cukup
31
13
14
16
17
0,813
0,824
-0,011
Jelek
32
15
12
16
17
0,938
0,706
0,232
Cukup
33
13
9
16
17
0,813
0,529
0,283
Cukup
34
15
16
16
17
0,938
0,941
-0,004
Jelek
35
12
8
16
17
0,750
0,471
0,279
Cukup
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
14
11
14
16
32
29
31
33
19
20
1
4
5
6
24
25
BA
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
15
13
2
7
10
15
17
21
8
9
22
28
26
30
12
18
23
BB
1
3
Siswa
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
11
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
2
16
Kelompok Bawah
1
1
9
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
3
14
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
9
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
4
13
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
9
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
5
13
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
5
8
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
6
15
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
12
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
7
15
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7
8
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
8
15
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
6
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
9
14
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
7
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
10
10
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
10
9
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
11
12
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
6
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
12
15
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
13
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
13
7
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
13
8
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
14
14
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
10
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
16
9
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
5
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
18
Butir soal
17
11
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
19
11
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
20
5
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
15
7
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
16
9
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
17
5
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
18
Butir soal
6
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
19
9
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
20
Tabel
Perhitungan Daya Pembeda Soal
14
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
15
10
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
21
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
22
6
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
22
6
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
23
11
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
23
7
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
24
15
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
24
9
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
25
14
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
25
10
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
26
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
26
12
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
27
11
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
27
14
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
28
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
9
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
29
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
29
8
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
30
13
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
30
14
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
31
13
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
31
12
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
32
15
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
32
9
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
33
13
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
33
Lampiran 11
27
Siswa
Kelompok atas
Tabel
Perhitungan Daya Pembeda Soal
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
34
15
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
34
31
31
30
29
29
29
27
27
26
26
26
25
25
24
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
21
20
20
19
19
1
1
1
1
0
8
0
0
0
0
0
0
1
1
1
16
16
16
17
17
18
18
18
18
19
23
0
0
23
1
35
Skor
31
12
32
1
Skor
1
35
256
256
256
289
289
324
324
324
324
361
361
361
400
400
441
529
529
576
625
625
676
676
676
729
729
841
841
841
900
961
961
961
1024
17
17
19
20
20
22
22
22
25
25
25
25
29
29
31
31
31
1
2
2
2
5
6
6
6
9
9
11
11
11
14
14
16
132
13
133
Lampiran 12
Indeks Kesukaran Butir Soal Pilihan Ganda
Nomor Soal
p
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
0,88
0,82
0,70
0,67
0,67
0,70
0,82
0,70
0,61
0,52
0,64
0,64
0,61
0,67
0,58
0,52
0,55
0,30
0,52
0,61
0,79
0,27
0,52
0,67
0,70
0,76
0,70
0,91
0,76
0,64
0,82
0,82
0,67
0,94
0,61
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Mudah
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
134
Lampiran 13
Hasil Uji Validitas, Indeks Kesukaran dan Daya Pembeda Soal
No.
Soal
Validitas
Indeks Kesukaran
Daya Beda
1.
Invalid
Mudah
Jelek
2.
Valid
Mudah
Cukup
Dipakai
3.
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
4.
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
5.
Invalid
Sedang
Cukup
Tidak Dipakai
6.
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
7.
Invalid
Mudah
Cukup
Dipakai
8.
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
9.
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
10.
Invalid
Sedang
Cukup
Tidak Dipakai
11.
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
12.
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
13.
Invalid
Sedang
Jelek
Tidak Dipakai
14.
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
15.
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
16.
Invalid
Sedang
Cukup
Tidak Dipakai
17.
Invalid
Sedang
Jelek
Tidak Dipakai
18.
Invalid
Sukar
Jelek
Tidak Dipakai
Ket.
Tidak Dipakai
135
19.
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
20.
Valid
Sedang
Jelek
Dipakai
21.
Valid
Mudah
Baik
Dipakai
22.
Invalid
Sukar
Jelek
Tidak Dipakai
23.
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
24.
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
25.
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
26.
Valid
Mudah
Cukup
Dipakai
27.
Invalid
Sedang
Jelek
Tidak Dipakai
28.
Invalid
Mudah
Jelek
Tidak Dipakai
29.
Valid
Mudah
Baik
Dipakai
30
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
31.
Invalid
Mudah
Jelek
32.
Valid
Mudah
Cukup
Dipakai
33.
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
34.
Invalid
Mudah
Jelek
35.
Valid
Sedang
Cukup
Tidak Dipakai
Tidak Dipakai
Dipakai
137
Lampiran 15
Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Matematika
Kelompok Eksperimen
1. Banyaknya data (n) = 32
2. Distribusi frekuensi
41
41
50
55
55
59
64
64
64
64
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
73
73
73
73
73
77
77
77
77
86
86
86
= Data terbesar – data terkecil
3. Jangkauan
= 86-41
= 45
4. Batas kelas interval
= 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 32
= 1 + 4,97
= 5,97 (dibulatkan menjadi 6)
5. Panjang kelas interval
=
Jangkauan
BanyakInte rvalKelas
=
45
6
= 7,5 (dibulatkan menjadi 8)
x  x  f x  x 
4
BB
BA
xi
fi
Fk
fixi
x i2
fi(xi)2
xi  x
41 - 48
40,5
48,5
44,5
2
2
89
1980,25
3960,5
-23,5
304980,1
609960,125
49 - 56
48,5
56,5
52,5
3
5
157,5
2756,25
8268,75
-15,5
57720,06
173160,188
57 - 64
56,5
64,5
60,5
5
10
302,5
3660,25
18301,25
-7,5
3164,062
15820,3125
65 - 72
64,5
72,5
68,5
10
20
685
4692,25
46922,5
0,5
0,0625
0,625
73 - 80
72,5
80,5
76,5
9
29
688,5
5852,25
52670,25
8,5
5220,063
46980,5625
81 - 88
80,5
88,5
84,5
3
32
253,5
7140,25
21420,75
16,5
74120,06
222360,188
Interval
Jumlah
32
2176
151544
4
i
i
i
1068282
138
6. Mean
=
fx
f
i
i
i
=
2176
32
= 68
7. Modus (Mo)
 b 
=l+  1 c
 b1  b2 
 5 
= 64,5 + 
8
 5  1 
= 71,17
8. Median (Me)
1
 n - f kkm
=b+ 2
fm





p



1

 2 (32) - 10 
= 64,5 + 
8
10




= 64,5 + 4,8
= 69,3
2
9. Varians (Si )
=
n fxi 2  ( fxi )2
=
n(n  1)
(32)(151544)  (2176) 2
32(31)
=115,4
10. Simpangan Baku (S)
= Si
2
= 115, 4
= 10,74
139
11. Kemiringan (sk)
=
x  Mo
S
=
68  71,17
10,74
= - 0,29
Kesimpulan:
Karena kemiringan negatif dan dekat kepada nol maka modelnya sedikit miring
ke kiri.

12. Ketajaman/Kurtosis:
1
 f xi  x
n
4 
S4
1
x1068282
 4  32
4
10, 74 

4
= 2,509
Kriteria:
 4 = 3 : distibusi normal
 4 > 3 : distribusi leptokurtik
 4 < 3 : distribusi platikurtik
Kesimpulan:
Karena ketajaman kurang dari 3 maka kurvanya cenderung platikurtik
140
Lampiran 16
Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Matematika
Kelompok Kontrol
1. Banyaknya data (n) = 31
2. Distribusi frekuensi
41
45
45
45
50
50
50
50
55
55
59
59
59
59
64
64
64
64
68
68
68
68
68
68
73
73
77
77
77
86
86
3. Jangkauan
= Data terbesar – data terkecil
= 86 – 41
= 45
4. Batas kelas interval
= 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 31
= 1 + 4,92
= 5,92 (dibulatkan menjadi 6)
5. Panjang kelas interval
=
Jangkauan
Banyak int erval kelas
=
45
6
= 7,5 (dibulatkan menjadi 8)
141
x  x  

BB
BA
xi
fi
Fk
fixi
x i2
fi(xi)2
xi  x
41 – 48
40,5
48,5
44,5
4
4
178
1980,25
7921
- 16,11
67346,46
269385,836
49 – 56
48,5
56,5
52,5
6
10
315
2756,25
16537,5
- 8,109
4324,636
25947,8146
57 – 64
56,5
64,5
60,5
8
18
484
3660,25
29282
- 0,109
0,000143
0,00114489
65 – 72
64,5
72,5
68,5
6
24
411
4692,25
28153,5
7,8906
3876,552
23259,3121
73 – 80
72,5
80,5
76,5
5
29
382,5
5852,25
29261,25
15,891
63762,29
318811,457
81 – 88
80,5
88,5
84,5
2
31
169
7140,25
14280,5
23,891
325769,2
651538,437
Interval
Jumlah
6. Mean
1939,5
31
=
fx
f
i
i
i
=
1939,5
31
= 62,56
7. Modus
 b 
=l+  1 c
 b1  b2 
 2
= 56,5 + 
2 

 8
2
= 56,5 + 4
= 60,5
8. Median
1
 n - f kkm
=b+ 2
fm





p



1

 2 (31) - 10 
= 56,5 + 
 8
8




= 56,5 + 5,5
125435,8
4
i
fi x i  x
1288942,86
4
142
= 62
2
9. Varians (Si )
=
=
n fxi 2  ( fxi )2
n(n  1)
(31)(125435,8)  (1939,5) 2
31(30)
= 136,4
10. Simpangan Baku (S)
= Si
2
= 136, 4
= 11,68
11. Kemiringan (sk)
=
x  Mo
S
=
62,56  60,5
11,68
= 0,177
Kesimpulan:
Karena kemiringan positif maka modelnya miring kekanan

12. Ketajaman/Kurtosis:
= 1,988
Kriteria:
 4 = 3 : distibusi normal
 4 > 3 : distribusi leptokurtik
 4 < 3 : distribusi platikurtik
Kesimpulan:

4
1
f xi  x

4  n
S4
1
 1146716,39
 4  31
4
11, 68
143
Karena ketajaman kurang dari 3 maka kurvanya cenderung platikurtik
143
Lampiran 17
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
xi
fi
fk
fi.xi
xi2
fi.xi2
z
zt
f(z)
s(z)
f(z)-s(z)
41
50
55
59
64
68
73
77
86
jumlah
rerataan
varians
simpangan
baku
L tabel
L hitung
2
1
2
1
4
10
5
4
3
32
67,75
118,8
2
3
5
6
10
20
25
29
32
82
50
110
59
256
680
365
308
258
2168
1681
2500
3025
3481
4096
4624
5329
5929
7396
3362
2500
6050
3481
16384
46240
26645
23716
22188
150566
-2,453832
-1,628244
-1,169583
-0,802655
-0,343995
0,022933
0,4815932
0,8485213
1,6741097
0,4929
0,4474
0,377
0,2881
0,1331
0,008
0,1844
0,2995
0,4525
0,0071
0,0526
0,123
0,2119
0,3669
0,508
0,6844
0,7995
0,9525
0,0625
0,09375
0,15625
0,1875
0,3125
0,625
0,78125
0,90625
1
-0,0554
-0,0412
-0,0333
0,0244
0,0544
-0,117
-0,0969
-0,1068
-0,0475
10,9
0,157
0,117
xi  x
S
68  67, 75
=
10,9
= 0,022933
Zt
= 0,0080 (lihat tabel Z)
F(Z) = Jika Zi < 0 maka: 0,5 – Z tabel
Jika Zi > 0 maka: 0,5 + Z tabel
fk 20
=
S(Z) =
n
32
= 0,625
Lo
= 0,117
0,886
Lt
=
, (lihat tabel harga kritis Uji Lilifors untuk n = 32 dan α = 0,05)
n
0,886
=
= 0,157
32
Karena Lo ≤ Lt (0,117 ≤ 0,157) maka dapat disimpulkan bahwa sampel kelas
Z
=
eksperimen berdistribusi normal.
|f(z)s(z)|
0,0554
0,04115
0,03325
0,0244
0,0544
0,117
0,09685
0,10675
0,0475
144
Lampiran 18
Uji Normalitas Kelompok Kontrol
xi
fi
fk
fi.xi
xi2
fi.xi2
z
zt
f(z)
s(z)
f(z)-s(z)
|f(z)-s(z)|
41
45
50
55
59
64
68
73
77
1
3
4
2
4
4
6
2
3
1
4
8
10
14
18
24
26
29
41
135
200
110
236
256
408
146
231
1681
2025
2500
3025
3481
4096
4624
5329
5929
1681
6075
10000
6050
13924
16384
27744
10658
17787
-1,786281
-1,452698
-1,03572
-0,618742
-0,285159
0,1318189
0,4654014
0,8823796
1,2159621
0,4625
0,4265
0,3485
0,2291
0,1103
0,0517
0,1772
0,3106
0,3869
0,0375
0,0735
0,1515
0,2709
0,3897
0,5517
0,6772
0,8106
0,8869
0,03226
0,12903
0,25806
0,32258
0,45161
0,58065
0,77419
0,83871
0,93548
0,0052419
-0,055532
-0,106565
-0,051681
-0,061913
-0,028945
-0,096994
-0,02811
-0,048584
0,00524194
0,05553226
0,10656452
0,05168065
0,0619129
0,02894516
0,09699355
0,02810968
0,04858387
31
172
7396
14792
1,9665227
0,475
0,975
1
-0,025
0,025
86
2
jumlah
31
rerataan
varians
simpangan
baku
L tabel
62,42
143,8
L hitung
0,107
Z
=
xi  x
S
=
50  62, 42
11,99
1935
125095
11,99
0,159
= - 1,03572
Zt
= 0,3485 (lihat tabel Z)
F(Z)
= Jika Zi < 0 maka: 0,5 – Z tabel
Jika Zi > 0 maka: 0,5 + Z tabel
S(Z)
=
fk
8
=
n
31
= 0,258
Lo
= 0,107
Lt
=
=
0,886
n
0,886
32
, (lihat tabel harga kritis Uji Lilifors untuk n = 32 dan α = 0,05)
= 0,159
145
Karena Lo ≤ Lt (0,107 ≤ 0,159) maka dapat disimpulkan bahwa sampel kelas
kontrol berdistribusi normal.
146
Lampiran 19
Uji Homogenitas
Uji Homogenitas yang dilakukan adalah uji fisher, dengan rumus:
Fhitung =
S1
2
S2
2
n fx i  ( fx i ) 2
varians terbesar
dengan S 2 
varians terkecil
n(n - 1)
2

Langkah-langkah perhitungannya:
1. Merumuskan hipotesis
H0 = Data memiliki varians homogen
Ha = Data memiliki varians tidak homogen
2. Menentukan kriteria pengujian
Jika Fhitung < Ftabel maka terima H0
Jika Fhitung > Ftabel maka terima Ha
3. Mencari db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil),
diperoleh:
Db1 (Pembilang)
= n –1 = 31-1 = 30
Db2 (penyebut)
= n -1 = 32-1 = 31
4. Menentukan nilai Fhitung
Berdasarkan table persiapan uji homogenitas (lampiran).
Diperoleh S12 = 136,4 dan S22 = 115,4 sehingga:
Fhitung =
136, 4
= 1,182
115, 4
5. Menentukan nilai Ftabel
Karena F0,05 (30, 31) tidak terdapat di dalam Ftabel maka digunakan interpolasi
sebagai berikut:
Dari table distribusi F diperoleh dengan nilai
F0,05 (30, 30) = 1,84 dan F0,05 (30, 32) = 1,82
Jadi diperoleh F0,05 (30, 31) = 1,84 -
1
(0, 02) = 1, 83
2
147
Karena Fhitung
< Ftabel (1,18 < 1,83) dimana H0 diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen.
148
Lampiran 20
Perhitungan Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian statistik dalam penelitian ini, digunakan statistik uji-t, dengan
langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Hipotesis
H0 : E  K
H1 :  E   K
2. Berdasarkan perhitungan hasil belajar siswa
Jumlah
Variabel
Mean
(N)
Simpangan
Baku (S)
Kelas Eksperimen
32
68
10,74
Kelas Kontrol
31
62,56
11,68
Varians (S2)
115,4
136,4
3. Menentukan perhitungan harga thitung
Karena kedua sampel homogen setelah diberi perlakuan, maka pengujian hipotesis
menggunakan rumus:
t hit 
XE XK
S gab
1
1

nE nK
S gab
2

dengan = S gab 2

S gab 2

Sgab
 1 S E 2   nK  1 S K 2
nE  nK - 2
 32-1115, 4
  31-1136, 4
32  31  2
125, 73
 11,21
Sehingga diperoleh:
thit 
 nE
XE  XK
1
1
S gab

nE nK
149
thit

thit 
68  62,56
11, 21 0, 06
5,44
2,75
= 1,978
4. Menentukan harga ttabel
Jenis pengujian yang digunakan adalah pengujian satu arah pihak kanan
dengan taraf signifikan  = 0,05, n1 + n2 –2 = 32 + 31 – 2 = 61, diperoleh
harga ttabel = 1,68
5. Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika thitung > ttabel
6. Kesimpulan
Karena thitung > ttabel, yaitu 1,978 > 1,68, maka H0 ditolak dan H1 diterima
pada taraf signifikan  = 0,05 dengan derajat kebebasan (db) = 61. sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi
dari rata-rata kelas kontrol.
LEMBAR WAWANCARA DENGAN GURU
Wawancara pada kegiatan observasi
Untuk guru bidang studi matematika kelas IV MI Syamsul Huda Ciganjur
Jagakarsa
1. Apakah pembagian kelas IV ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa?
2. Pembelajaran matematika yang bagaimanakah yang biasa ibu lakukan?
3. Bagaimana tingkat kemampuan siswa kelas IV ini terhadap pelajaran
matematika?
4. Kendala/kesulitan apa saja yang Ibu hadapi selama proses KBM berlangsung
terutama pada materi operasi hitung bilangan bulat?
5. Bagaimana pendapat Ibu mengenai penggunaan alat peraga Kartu KOTIF(
Koin Positif Negatif) pada materi operasi hitung bilangan bulat?
KUTIPAN WAWANCARA
Peneliti
: Apakah pembagian kelas IV ini berdasarkan tingkat kemampuan
siswa?
Guru MTK
:
Tidak, karena rata-rata kemampuan antar siswa tidak jauh
berbeda, maka pembagian kelas IV ini dilakukan secara acak saja.
Peneliti
:
Pembelajaran matematika yang bagaimanakah yang biasa
Ibu ajarkan?
Guru MTK
: Seperti biasanya yaitu dengan metode ceramah dan tugas.
Peneliti
: Bagaimana tingkat kemampuan siswa kelas IV ini terhadap
pelajaran matematika?
Guru MTK
: Dilihat dari nilai harian dan nilai ulangan, semua kelas
mempunyai nilai rata-rata kelas yang tidak terlalu jauh berbeda.
Peneliti
: Kendala/kesulitan apa saja yang Ibu hadapi selama proses KBM
berlangsung terutama pada materi operasi hitung bilangan bulat?
Guru MTK
: Secara keseluruhan, saya tidak mengalami kendala dalam
mengajarkan mereka. Hanya saja dalam menerima materi
pelajaran mereka cepat lupa. Ketika guru menerangkan materi
pelajaran mereka bilang mengerti, tetapi ketika guru memberi
soal mereka seringnya jadi tidak mengerti.
Peneliti
: Bagaimana pendapat Ibu mengenai penggunaan alat peraga Kartu
KOTIF( Koin Positif Negatif) pada materi operasi hitung
bilangan bulat?
Guru MTK
: Menurut
Ibu
itu patut dicoba, mudah-mudahan dengan
menggunakan alat peraga Kartu KOTIF ini dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, terutama pada materi operasi hitung bilangan
bulat?
Download