PENGUKURAN KOMPONEN PASIF MENGUKUR PERLAWANAN Mengukur perlawanan dilakukan dengan menggunakan sumber arus searah atau sumber tegangan searah. Dengan demikian kapasitas liar dan induksidiri penghantar dan rangkaian tidak akan berpengaruh. Tegangan bolak-balik dengan frekuensi sangat rendah (50 hz) masih juga boleh dipakai. METODE ARUS TEGANGAN Metode arus tegangan adalah penerapan metoda tuding. Kepada perlawanan yang diukur, Rx, dikenakan tegangan searah. Kemudian, dari hasil pengukuran arus dan tegangan yang ada pada Rx, besar Rx dapat diketemukan. Arus dan tegangan diukur bersamaan, cara ini bertujuan guna menghindari sumber yang terbeban oleh beban yang berlainan, yang akan menimbulkan keliru ukur. Kalau pengukuran arus dan pengukuran tegangan dilakukan dengan berganti-gantian, maka sumber mendapatkan beban yang berlainan, ini menimbulkan keliru ukur. Keliru ukur ini disebut keliru metoda. Kecermatan dalam cara pengukuran ini bergantung pada : a. keliru dalam pengukuran tegangan b. keliru dalam pengukruan arus c. keliru dalam besar perlawanan-perlawanan yangdiperhitungkan Pada umumnya, agar perlawanan alatukur boleh diabaikan, maka besar keliru sama dengan jumlahan keliru-keliru dalam harga arus dan tegangan yang diukur. Metoda tuding, dimana yangdiukur diterapkan dalam multimeter elektronik. hanyalah tegangan, banyak Dalam pekerjaan pengukuran perlawanan kecil-kecil (kurang dari 1 ohm) perlulah diperhatikan, bahwa perlawanan kawat-ukur dan juga perlawananjepitan turut terukur. Keliru ukur yang diadakan olehnya perlu diperhitungkan. Penambahan keliru ukur itu akan dapat dicegah, kalau diterapkan asas empat terminal (four terminal method). Dalam asas ini digunakan jepitan-jepitan yang terpisah, yaitu bagi arus acuan tersedia jepitan sendiri, dan bagi tegangan yang diukur ada jepitan sendiri. Dengan cara ini rugi tegangan yang ada di dalam kalang arus tidak turut terukur, sedangkan rugi tegangan yang ada di dalam kalang ukur dapat diabaikan, sebab dalam kalang ini boleh dikata tidak ada arus. Asas ini diterapkan dalam peranti ukur yang lebih mahal. METODA SULIHAN Metoda sulihan dilaksanakan dengan menggunakan : a. sumber tegangan dan alatukur arus b. sumber arus dengan alatukur tegangan Dengan saklar pada posisi 1, kita mengukur arus yang ada pada Rx (Gb. A) atau tegangan yang ada pada Rx, Gb. B. Kemudian saklar dipindahkan ke posisi 2, dan pelawan variable Ry diatur agar alatukur menunjukkan harga yang sama. Maka Rx adalah sebesar Ry. IA RA + S E 1 2 Rx Ry A Gambar A : Metoda sulihan untuk mengukur Rx yang berharga besar. E adalah sumber tegangan . Yang diukur adalah arus yang lewat Rx + RA S 1 + - 2 E Rv Rx Ry Vu B Gambar B : Metoda sulihan untuk mengukur Rx yang berharga kecil. adalah sumber arus. Yang diukur adalah tegangan yang ada pada Rx/Rv E Dalam Gambar A, kita mengukur arus yang lewat (Ra + Ry). Kalau Ry diubah-ubah, variasi arus akan kian besar kalau harga RA kian kecil terhadap Ry. Harga Ry dapat distel-stel dengan lebih cermat pada kuat arus tertentu. Karena itu Gambar A kita terapkan kalau hendak mengukur Rx yang berharga besar-besar. Untuk keperluan ini diperlukanlah sumber tegangan. Karena Rx besar, maka sumber tegangan ini mudah dibangun. Keterangan : Sumber tegangan adalah sumber tenaga yang impedansidalamnya sangat kecil terhadap impedansi beban. Dengan demikian sumber akan menghasilkan tegangan jepit ( = tegangan beban ) yang boleh dikatakan konstan, tidak berubah kalau beban ditukar-tukar. Dalam Gambar B, kita mengukur tegangan yang ada pada jajaran Rv (perlawanan-dalam alatukur-volt) dan Ry. Kalau Ry diatur-atur, maka variasi tegangan akan kian besar kalau harga Rv kian besar terhadap Ry. Pada suatu harga tegangan tertentu, Ry dapat distel-stel dengan lebih cermat. Karena itu rangkaian ukur Gambar B kita terapkan kalau hendak mengukur Rx kecilkecil. Untuk keperluan ini diperlukan sumber arus. Sumber arus ini pun mudah dibangun. Keterangan : Sumber arus adalah sumber tenaga yang impedansidalamnya sangat besar terhadap impedansi beban. Dengan demikian sumber akan mengeluarkan arus yang boleh dikatakan konstan, tidak tergantung kepada varisai beban. Metoda sulihan dapat diterapkan dengan alatukur yang tidak terkalibrasi, sebab yang diutamakan adalah supaya jarum menyimpang ke titik yang sama. Berapa besarkah harga yang ditunjukkan, tidak penting. Namun sumber arus atau tegangan haruslah konstan selama pengukuran dilakukan. Dengan demikian kecermatan pengukuran pada dasarnya ditentukan hanya oleh kecermatan harga Ry. Pelawan presisi yang ada di pasaran ada yang mempunyai kecermatan sampai 1 permil. Penting adalah : rangkaian ukur harus cukup peka, artinya : perubahan kecil dalam harga Rx harus sudah ditampilkan dengan nyata oleh alatukur. METODA PEMBAGI TEGANGAN Kita bangun pembagi tegangan yang dibentuk oleh perlawanan yang hendak diukur, Rx, dan perlawanan yangbesarnya diketahui, Ry, pada gambar di bawah ini Rx Vu Rv + - E Ry Vy Mengukur harga Rx dengan menerapkan pembagi tegangan Rv Kemudian kita ukur tegangan yang ada pada Rx, dan pada Ry. Karena pada kedua perlawanan itu mengalir arus yang sama, maka berlakulah : Atau Vx / Rx = Vy / Ry Rx = Ry . Vx / Vy Ketakcermatan dalam pengukuran adalah sama dengan jumlah ketakcermatan dalam harga-harga Vx, Vy dan Ry. Pada dasarnya, yang kita ukur adalah tegangan yang ada pada jajaran Rx//Rv, dan pada Ry//Rv. Kalau Rv sangat besar terhadap Rx maupun Ry, maka pengaruh Rv dapat diabaikan. Dengan alatukur diferensial, pengukuran akan cukup cermat. Cara lebih baik adalah dengan menggunakan perlawanan variable Ry yang terkalibrasi. Kalau diatur supaya Vu = Vy, maka Rx = Ry, dan tidak lagi diperlukan alatukur-volt mahal, sebab yang diperlukan adalah pengukuran Vu = Vy yang cermat, tidak mementingkan harga tegangan yang sebenarnya. Dengan cara itu, Ry hanyalah berpengaruh kepada kepekaan rangkaian ukur. Kepekaan akan kian besar, kalau Rx kian kecil. Untuk mengukur perlawanan sangat tinggi (misalnya perlawanan bocoran), pembagi tegangan akan dapat dibentuk oleh Rx dan Rv alatukur. Diperlukanlah tegangan acuan yang cermat Vref. Alatukur pun mengukur tegangan sebesar : Vu = Rv / (Rv + Rx) x Vref Dari persamaan itu kita ketemukan : Rx = Rv ( Vref/Vu - 1 ) Kalau dipakai Vref yang kecil saja, Vu kita ukur dengan alatukur-mv atau alatukur-v. Contoh : Kita gunakan Vref = 25 volt, dan diukur dengan alatukur-volt dengan jangkah ditaruh pada 100 mv, dimana Rv = 10 Mohm. Maka harga Rx tertinggi yang dapat diukur adalah : Rx = 10 M ( 25/0,1 V – 1 ) = 2490 Mohm Kita lihat bahwa dengan cara itu dapat diukur perlawanan sangat besar. Catatan : Cara pengukuran di atas tidak terpengaruh oleh kualitas alatukur, namun mengandung juga kekurangan, yaitu : 1. kita perlu dua kali berusaha menghindari ketakcermatan dalam membaca alatukur, dan 2. tegangan catu tidak boleh berubah selama dilakukan pengukuran. Kekurangan-kekurangan itu diatasi dalam metoda jembatan yang akan kita bicarakan dalam paragraph berikut. METODA JEMBATAN Jembatan Wheatstone adalah rangkaian guna mengukur perlawanan yang menerapkan metoda nol. Pada gambar di bawah ini, Rx adalah perlawanan yang hendak diukur, sedangkan Ry sebuah pelawan terkalibrasi. R1 dan R2 adalah pelawan presisi yang lazimnya sama besar, misalnya 1 kohm 0,1%. R1 + - E Rx A B R2 Jembatan Wheatstone yang mengukur Rx. Kepekaan adalah maksimum, kalau R1 = R2. Ry Sebagai detector nol dipakai alatukur volt yang peka (dengan atau tanpa penguat), dengan titik nol di senter. Kini dipakai detector elektronik, misalnya sebuah penanding (comparator) atau osiloskop. Dengan Ry jembatan disetimbangkan, dan berlakulah : VAB = 0 atau Atau R2 / (R2 + Ry) = Ry / (Rx + Ry) Rx = R1/R2 . Ry Harga Rx diketemukan dengan bacaan pada skala Ry, dikali dengan factor R1/R2. Kepekaan jembatan menjadi besar, kalau perubahan kecil pada Ry membangkitkan perubahan besar pada tegangan yang ada pada Ry (yaitu Vy). Kejadian ini dapat diperoleh dengan maksimal kalau dipilih R2 = R1. Jembatan Wheatstone banyak digunakan untuk pengukuran cermat. Keunggulannya adalah bahwa pengukuran tidak terpengaruh oleh perubahan (yang kecil) dalam tegangan catu. Dengan menggunakan pelawan-pelawan presisi (0,01%), ketakcermatan dapat kurang dari 0,05%, untuk jangkauan ukur antara 10 – 10 Mohm. Untuk mengukur perlawanan kecil dari 10 ohm, jembatan tidak praktis, sebab diperlukan sumber yang mengeluarkan arus besar. Ketakcermatan pun bertambah besar, disebabkan oleh perlawanan yang ada pada perkawatan dan pada jepitan. Untuk pengukuran perlawanan berharga besar dari 100 Mohm, arus pada indicator nol jadi kecil, hingga sulit dalam bacaan minimumnya (terkecuali kalau digunakan indicator nol elektronik). Catatan : Dalam praktek, prbandingan R2 : R1 dapat diubah-ubah dalam berlangkah. Ini mengurangi kepekaan, namun memberikan jangkauan ukur lebih besar.