Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Kajian Dalam Pemasaran Retail Dwi Irawati Universitas Muhammadiyah Purworejo E-mail : [email protected] Abstract Creating customer loyalty is an effort, which has to be developed and maintained by an organization doing marketing activities. This is considered important because, by doing so, it will lead the organization remain survives and develop its competitive advantage. This research article suggests how the customers perception influences the activities of relationship marketing (RM), conducted by the organization toward the customers’ loyalty and commitment. There is a positive influence of the customer commitment toward customer loyalty. Keywords: customer loyalty, relationship marketing, customer commitment yang loyal akan menjadi aset pen- PENDAHULUAN Dalam pema- ting organisasi yang menentukan saran, loyalitas pelanggan adalah keunggulan kompetitif organisasi merupa-kan capaian yang selalu (Dekompe diinginkan, direncanakan dan di Souchon dan Thirkell 2000). Karena kelola Dalam loyalitas pelanggan akan memung- organisasi perusahaan yang menjual kinan perusahaan menaikkan harga produk, loyalitas akan menjamin produk dan penentu utama sebagai pembelian ulang dari pelanggan hambatan masuk bagi pesaing. oleh perspektif organisasi. produk, dalam organisasi sosial, loyalitas akan anggota untuk kontribusi yang et.al 1997 in Too, Persaingan yang ketat dalam memungkinkan pasar, mengharuskan organisasi un- memberikan tuk mengelola program yang meng- tinggi kepada arah kepada tercipta dan terjaganya organisasi. Bahkan dapat dikatakan loyalitas pelanggan. Salah satu pen- dalam organisasi bisnis, pelanggan dekatan yang sekarang berkembang Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. 85 adalah melalui mengembangkan dan 1995; Gronroos 1993), meskipun mempertahankan hubungan rela- sebenarnya maksud yang dikandung sional dengan pelanggan. Dimana, dalam RM telah lama diperkenalkan hal ini menimbulkan penekanan dan dikaji. Bogozi telah memper- baru dalam pemasaran pada apa kenalkan esensi RM pada tahun yang disebut dengan relationship 1974 dalam artikelnya berjudul marketing (RM). Pergerakan kepada “What is Marketing Relationship?” RM ini sebenarnya juga dipicu oleh (Bogozi 1995). Demikian juga Ryan dua hal penting (Belch and Belch dan Whitink dalam makalahnya 2001). Pertama, adanya kesadaran tahun 1977 untuk memberikan per- kolektif dalam pemasaran bahwa hatian cukup pada loyalitas pelang- pelanggan semakin hari akan sema- gan, dan Evit dalam studinya tahun kin meningkat kebutuhannya. Pe- 1981 menekankan kebutuhan untuk langgan menginginkan nilai yang secara konsisten melakukan usaha tinggi, dimana penawaran yang penjualan bagi perusahaan yang dituntut adalah yang memiliki kua- menawarkan jasa. Beberapa definisi litas yang tinggi, harga kompetitif, RM telah dikemukan oleh berbagai mudah didapatkan, disampaikan te- pihak dengan penekanan yang ber- pat waktu, dan didukung oleh beda-beda. Maksud dan arti RM da- layanan yang baik. Kedua, adalah lam area pemasaran jasa oleh Berry kenyataan bahwa mencari pelang- diartikan sebagai menarik, meme- gan mahal lihara dan meningkatkan hubungan daripada mempertahankan pelang- dengan pelanggan (Berry 1995; gan lama (Stone et al, 1996). Morgan dan Hunt 1994) dalam baru adalah lebih Terminologi RM sebenarnya definisi tersebut, yang terpenting pertama kali diperkenalkan oleh adalah bahwa menarik pelanggan Berry pada tahun 1983 dalam baru konteks “langkah pemasaran jasa (Berry harus dipandang antara” Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan 86 Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. dalam sebagai proses pemasaran. Sebagai pendekatan bisnis yang menjual produk kepada baru, RM lebih merupakan pende- pelanggan akhir untuk dikonsumsi katan yang bersifat jangka panjang, sendiri atau dalam rangka peng- di mana hal ini berbeda dengan gunaan pribadi, bukan untuk bisnis. pendekatan bersifat Sedangkan usaha retail dapat dibe- pemasaran transaksional yang lebih dakan menjadi tujuh jenis, yaitu berorientasi pendek antara lain a) specialty store, yaitu (Gronroos 1995). Tujuan dari pema- toko yang menjual lini produk yang saran transaksional adalah untuk sempit dengan ragam yang luas mendapatkan pelanggan, sedangkan untuk setiap lini; (b) department RM adalah dalam rangka memper- store, yaitu toko yang menjual tahankan pelanggan. Secara khusus, berbagai lini produk dimana setiap terdapat dua tujuan utama pende- lini dikelola sebagai departmen katan RM. Tujuan pertama dari RM terpisah; (c) supermarket, yaitu toko adalah merancang hubungan dengan yang memiliki ciri-ciri lokasi luas, tujuan untuk meningkatkan nilai berbiaya rendah, margin rendah, bagi kedua belah pihak, sedangkan volume barang tinggi dan pelanggan tujuan kedua dari melayani lama perluasan ide yang jangka RM adalah hubungan jangka panjang yang dibangun dirinya sendiri; (d) convenience store, yaitu toko yang menjadi memiliki ukuran lebih sempit dan kerjasama horisontal dan vertikal dekat dengan pemukiman pendu- secara duk, memiliki jam buka yang partnership (Jutner dan Wehrli dalam Nevin 1995). panjang dan lini produk beragam; (e) discount store, yaitu toko yang PEMBAHASAN Pemasaran Retail Kotler (2003:535) mendefinisikan retail sebagai suatu usaha menjual barang-barang standard dengan harga yang lebih murah karena mengambil margin rendah dan menjual volume yang lebih Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. 87 tinggi; (f) off-price retailer, yaitu perspektif yang ada definisi RM toko yang menjual dengan harga berkembang menjadi “membangun, yang lebih murah daripada jenis memelihara dan meningkatkan hu- retail yang lain; (g) superstore, bungan dengan pelanggan dan pihak yaitu toko dengan luas sekitar 3.500 lain kaki persegi ditujukan untuk total mendapatkan laba, sehingga tujuan kebutuhan harian pelanggan untuk masing-masing pihak dapat dipe- pembelian bahan makanan atau nuhi secara memuaskan“ (Berry bukan makanan dan jasa tambahan. 1995, Gronroos 1993). yang berhubungan, untuk Usaha retail yang khas Indonesia Kotler (2003) mendefinisi- dapat ditemui misalnya berupa, kan RM dalam perspektif yang toko, warung, kios, pasar dan kontinum sebagainya. transaksi hingga ke relationship. sifatnya, yaitu dari Sehingga pemasar bisa diklasifikasi Relationship Marketing (RM) Definisi RM telah dikemu- menjadi lima tingkatan, yaitu basic, kakan oleh berbagai pihak dengan reactive, accountable, proactive dan penekanan partnership. Pada tingkat pertama dan berbeda-beda. konteks Dalam yang konteks adalah tingkat dasar, yaitu pemasaran jasa RM oleh Berry organisasi yang tidak melakukan diartikan sebagai menarik, memeli- follow hara, dan meningkatkan hubungan Organisasi yang dengan pelanggan (Berry 1995, dan memberikan dorongan kepada Morgan dan Hunt 1994). Sedangkan pelanggan Gronroos menambahkan perspektif pemasar jika terdapat pertanyaan, partnerships dengan bukan pelang- komentar dan komplain yang akan gan (nonconsumer partnerships), diberikan pelanggan maka peru- saling menguntungkan, pemenuhan sahaan berada pada reactive level. janji dan keuntungan. Dari berbagai Tingkat dimana organisasi meng- up sesudah untuk Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan 88 Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. transaksi. menjual produk menghubungi hubungi pelanggan untuk menge- melihat tahui apakah produk sesuai dengan organisasi. harapannya itu berarti perusahaan tuntutan akan adopsi RM dalam itu berada pada level accountable organisasi banyak, namun masih level. Sedangkan pemasar yang sedikit bukti empirik yang jelas secara mengenai strategi atau kebijakan periodik menghubungi atau berkala pelangannya dan penerapan RM Kedua, dalam sekalipun apa yang bisa digunakan sebagai menyarankan penggunaan produk satu baru berarti perusahan itu berada loyalitas pelanggan. Ketiga, sekali- pada proactive level. Pada tinggatan pun RM telah direkomendasikan tertinggi, organisasi yang secara sebagai satu cara untuk mening- terus–menerus katkan loyalitas, menghubungi de- cara untuk meningkatkan namun sedikit ngan pelanggan yang besar untuk bukti empirik yang mengkaitkan menolong memperbaiki antara RM dan loyalitas pelanggan, kinerja mereka berarti perusahan dan bukti yang ada cenderung telah berada pada patnership level mengungkap mereka Domain kajian RM dalam disiplin dengan aktivitas pembelian ulang daripada menca- mengalami dinamika yang menarik. kup aspek psikologi dan perilaku. Terdapat kesenjangan yang masih Keempat, ada dalam kaitan dengan pengem- mengenai bangan teori RM (Too, Souchon, menyangkut and Thirkell 2000). Kesenjangan dan perusahan jasa daripada yang tersebut : lain. Kelima, isu mengenai mengapa pertama, sekalipun telah banyak pelanggan menginginkan RM atau yang menuliskan atau mengkaji apa manfaat yang mereka terima domain teori RM, namun masih masih dalam kajian ekploratif. antara kajian pemasaran kaitan pelanggan telah sedikit ilmu dalam retensi lain yang adalah mencoba sebagian RM besar lebih studi banyak business-to-business Komitmen pelanggan Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. 89 Dalam perspektif organisasi, eksplisit untuk mempertahankan komitmen diakui sangat penting, hubungan dengan patner transaksi, khususnya dalam upaya menjaga yang hal ini berimplikasi pada perkembangan organisasi. Komit- pentingnya men patner, merupakan suatu bentuk hubungan dan dengan keinginan untuk keterikatan seseorang pada suatu melanjutkan hubungan dimasa yang organisasi, aktivitas atau aspek lain akan datang. Komitmen pelanggan dalam organisasi sehingga seseo- didefinisikan sebagai keterikatan rang afektif dan perasaan menyukai dan bersedia secara sukarela mengkaitkan dirinya dengan organi- niat sasi. perilaku memelihara hubungan untuk waktu organisasi dan psikologi, komitmen yang lama (Udorn et al 1998), dalam organisasi memiliki penger- dimana tian dimensi. Tiga dimensi yang berbeda Dalam dan literatur konseptualisasi yang untuk terbagi beragam (Allen & Mayer, 1990). tersebut Morgan commitment dan Hunt (1994) membangun adalah: yang menjadi 1) dan tiga affective digambarkan mendefinisikan komitmen sebagai sebagai sikap yang positif kedepan hubungan yang berjalan dengan terhadap keberadaan hubungan ; 2) yang lainnya dan membutuhkan instrumental usaha untuk memeliharanya. menunjukan pada beberapa bentuk Dalam perspektif pema- commitment, yaitu investasi dalam hubungan yang saran, komitmen memiliki orientasi dibangun yang berbeda. Komitmen merupa- commitment yang di indikasikan kan keinginan untuk tetap melanjut- sebagai keberadaan hubungan untuk kan hubungan atau bekerjasama waktu yang lama. oleh karena pengorbanan sebelumnya (Wilson, 1995). ; dan 3) temporal Loyalitas Komitmen Dalam konseptualisasi kons- juga berarti keterikatan implisit atau truk, loyalitas dapat dibedakan an- Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan 90 Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. tara perilaku pembelian ulang dalam pembelian ulang hanyalah dengan loyalitas. Pembelian ulang sebuah loyalitas semu, sebab bisa lebih menekankan kepada perilaku jadi hal itu hanya dimotivasi oleh aktual dalam bentuk pembelian pembelian inertia. ulang terhadap produk yang pernah Assael (1992) memberikan dibelinya. Pembelian ulang kadang definisi dalam perspektif yang lain masih dipandang sebagai indikator yaitu sikap yang menyenangkan loyalitas sekalipun banyak kritik terhadap merek yang menghasilkan atasnya karena konseptualisasi dan pembelian operasionalisasi merek aspek perilaku yang sepanjang konsieten dari waktu. Dari sendiri seringkali tidak mencukupi berbagai pengertian tersebut akan di dalam memberikan penjelasan nampak menonjol bahwa loyalitas bagaimana dan mengapa pembelian berdimensi sikap bukan sekedar ulang terjadi. perilaku atau sekedar pembelian Definisi ditelusur dari loyalitas dapat konseptualisasi ulang. Loyalitas dapat diklasifikasi dalam berbagi bentuk. Brown Bloemer dan Ruyter (1998) yang (1952) dalam Srinivasan, Anderson memberikan pengertian and Ponnavolu (2002), mengklasi- sebagai respon loyalitas perilaku yang fikasi loyalitas berdasar diekspresikan dalam jangka waktu pembelian lama bentuk yaitu : undivided loyalty, oleh dengan seseorang sebuah berkaitan produk dari sekumpulan produk tertentu, yang pelanggan pola dalam 4 divided loyalty, unstable loyalty dan no loyalty. merupakan fungsi proses psiko- Pengukuran loyalitas dapat logikal yang menghasilkan komit- dilakukan dengan berbagai cara. men. Upaya Dari definisi ini bagian terpenting komitmen. dari loyalitas Absennya memberikan kepuasan adalah pelanggan dilakukan untuk mempe- komitmen ngaruhi sikap pelanggan, sedangkan Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. 91 konsep loyalitas pelanggan lebih bisnis atau pembelian dengan peru- berkaitan dengan perilaku pelang- sahaan beberapa tahun mendatang. gan daripada sikap pelanggan. Oleh sebab itu David dan Alan (1995) menyatakan bahwa aktribut dalam Persepsi Relationship Marketing (RM), Komitmen dan Loyalitas Pelanggan Keterkaitan antara persepsi mengukur loyalitas pelanggan dapat terdiri dari 4 hal, yaitu (1) menciptakan pembelian ulang secara reguler; (2) melakukan pembelian produk atau jasa lain; (3) memberikan rekomendasi kepada orang lain; dan (4) menunjukan suatu kekebalan terhadap pengaruh tawaran pesaing, di mana pelanggan menolak untuk menerima produk atau Zeithaml et. al. (1996:38) menyatakan dalam mengukur kesetiaan pelanggan dapat dilakukan melalui 4 indikator, yaitu : (1) mengatakan hal positif tentang perusahaan kepada orang lain; (2) mereperusahaan komitmen pelanggan dan loyalitas pelanggan, dapat dicermati dari konseptualisasi logis berikut. Implementasi RM memiliki tujuan utama berupa terpeliharanya tercipta hubungan dan dengan pelanggan. Sehingga pada dasarnya implementasi ini akan mengarah pada upaya menciptakan dan menjaga keterikatan yang kuat pada jasa sejenis dari pesaing. komendasikan RM, pada orang lain yang meminta saran; (3) mempertimbangkan bahwa perusahaan merupakan pilihan pertama dalam melakukan pembelian jasa; dan (4) melakukan lebih banyak diri pelanggan kepada pemasar (Too, Souchon dan Thirkell, 2000). Namun demikian, bagi pelanggan, implementasi RM yang dilakukan oleh pemasar merupakan suatu hal yang akan dipersepsikan sebagai usaha pemasar untuk mencipta dan menjaga hubungan baik. Persepsi subyektif sebenarnya pelanggan menjadi inilah penentu komitmen pelanggan. Implementasi RM yang dilakukan dan diper- Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan 92 Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. sepsikan oleh pemasar belum tentu Keseluruhan terminologi tersebut dipersepsikan sama oleh pelanggan. memiliki konotasi pada sejauh mana Keterkaitan komitmen pe- seseorang bersedia memper- langgan dan loyalitas pelanggan tahankan keanggotaannya dapat dijelaskan dengan menggu- sukarela pada nakan pemahaman dari disiplin ilmu Studi mengenai fenomena retensi organisasi. Loyalitas dalam derajat dalam organisasi telah membuk- tertentu dapat dikonotasikan dengan tikan tingkat retensi seseorang terhadap menyertai konstruk ini. Anteseden relasinya. Dalam perspektif yang tersebut lain, tingkat retensi didefinisikan organisasional (Babakus, Cravens, sebagai persentase anggota yang Johnston, memperbarui keanggotaannya pada Garbarino dan Johnson, 1999; Allen tahun keanggotaan sampai tahun dan Meyer, 1990; Clugston, 2000; keanggotaan (Gruen, Johnson, Parasuraman, Futrell, dan 2000). Black, 1990; Morgan dan Hunt, Terminologi ini sebenarnya serupa 1994), kinerja jasa pokok (Gruen, dengan beberapa terminologi pada Summers, dan Acito, 2000), beberapa studi dalam tema RM, satisfaction (Clugston, 2000), dan yaitu misalnya lapsing behavior joining (Battacharya1998), characteristic Summers, berikutnya dan Acito, customer retention (Rust dan Zahorik 1993), berbagai suatu organisasi. anteseden misalnya dan secara yang komitmen Moncrief, 1999; job characteristic, affiliation dan helping behaviors (Bhattacharya, 1998). expectation of continuity (Kumar, Penelitian mengenai penga- Scheer, dan Steenkamp, 1995a), ruh persepsi RM terhadap komit- intent to leave (Clugston 2000), men pelanggan dan loyalitas dapat future intention (Garbarino dan ditelusur dari penelitian yang dila- Johnson 1999); dan propensity to kukan Too, Souchon dan Thirkell leave (Morgan dan Hunt 1994). (2000). Penelitian tersebut bertujuan Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. 93 mengkaji dan model dari komitmen pelanggan kepada konseptual dari proses di mana loyalitas pelanggan. Temuan dalam implementasi RM dapat mening- penelitian tersebut adalah persepsi katkan loyalitas. Penelitian tersebut berpengaruh menggunakan perspektif pemasar komitmen pelanggan, demikian juga dan pijakan komitmen pelanggan berpengaruh dalam melakukan kajian. Model positif terhadap loyalitas pelanggan. konseptual dalam penelitian tersebut Pengaruh persepsi RM terhadap terdiri loyalitas tidak dapat dibuktikan pelanggan dari 5 menguji sebagai konstruk, yaitu positif penelitian ini. terhadap implementasi RM, persepsi RM, dalam Model kepercayaan pelanggan, komitmen konseptual pelanggan dan loyalitas pelanggan. persepsi Dari beberapa hubungan tersebut pelanggan dan loyalitas pelanggan ada pengaruh antara persepsi RM disajikan dalam Gambar 1 berikut terhadap komitmen pelanggan, dan ini. hubungan pelanggan, antara komitmen Gambar 2.1 Model Hubungan Persepsi Pelanggan, Komitmen Pelanggan, dan Loyalitas Pelanggan Persepsi Implementasi RM Komitmen Pelanggan Loyalitas Pelanggan Keterangan : Model diadopsi dan dikembangkan dari konseptualisasi Too, Souchon dan Thirkell (2000) Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan 94 Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. Dalam perspektif yang lain, penelitian mentasikan proses pemasaran inter- mengenai pengaruh aktif, membangun budaya pelayan- relationship marketing, an dan menggunakan informasi komitmen pelanggan dan loyalitas pelanggan sebagai basis dalam me- pelanggan telah dilakukan oleh layani pelanggan. Temuan kedua Gruen, Summer dan Acito (2000) penelitian ini adalah adanya penga- dan Sutarso (2003), dalam setting ruh positif komitmen pelanggan pemasaran organisasi. Di mana terhadap loyalitas pelanggan. Temu- dalam penelitian tersebut peneliti an ini konsisten dengan penelitian menemukan pengaruh sebelumnya yang dilakukan oleh implementasi RM pada komitmen Too, Souchon dan Thirkell (2000) pelanggan. Dengan memperhatikan dan dalam perspektif pemasaran indikasi ini dapat dikatakan bahwa organisasi konsisten dengan temuan hubungan di antara pemasar dan Gruen, Summers dan Acito (2000). pelanggan dan Dalam penelitian yang terakhir, ditingkatkan melalui peningkatan komitmen organisasi berpengaruh persepsi pelanggan. Hal ini secara positif terhadap retensi anggota langsung meningkatkan komitmen dalam organisasi. Anggota yang pelanggan terhadap hubungan yang memiliki komitmen tinggi maka dibangun oleh pemasar. Hal terpen- keinginannya untuk berhubungan ting dalam kaitan dengan usaha dengan tersebut adalah perlunya memfo- Komitmen kuskan kegiatan organisasi pada pemasaran retail, dengan demikian terbentuknya persepsi pelanggan, adanya akan tercipta organisasi pun pelanggan tinggi. dalam hubungan dengan akan berhubungan dengan kepe- memasukkan elemen dulian pelanggan terhadap kelang- organisasi atau karyawan dalam sungan usaha kegiatan pemasaran, mengimple- tahukan pada orang lain mengenai Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. retail, memberi- 19 transaksi yang dilakukan, melaku- pelanggan mampu meningkatkan kan usaha yang lebih (extra effort) persepsi positif mereka atas RM dalam melakukan yang dilakukan pemasar. Kesim- memilih retail pembelian, tersebut sebagai pulan kedua adalah tingkat komit- tempat perbelanjaan, merekomen- men pelanggan terhadap RM yang dasikan dilakukan kepada orang lain, pemasar berpengaruh menjadikannya sebagai alternatif positif pada tingkat loyalitas mere- terbaik, siap untuk membayar lebih, ka. Loyalitas pelanggan meningkat melakukan pembelian ulang, serta seiring dengan derajat komitmen bertransaski dalam jangka waktu mereka. Pengetahuan akan hal ini lama. menjadi Hal ini menegaskan penting bagi pemasar, pentingnya membangun komitmen utamanya agar retensi pembeli pada pelanggan sebagai syarat mutlak penawaran upaya menciptakan loyalitas. permanen dan tahan lama. Sebab kesemua PENUTUP pemasar hal bisa tersebut lebih akan meningkatkan prestasi pemasar. Persepsi pelanggan terhadap aktivitas RM dalam pemasaran REFERENSI jasa retail menunjukkan pengaruh Aaker, David A., V. Kumar, dan George S. Day (2001), Marketing Research, Seventh Edition, New York, John Wiley & Sons, Inc. positif pada tingkat komitmen pelanggan. Pentingnya penyelidikan atas fenomena ini adalah aktivitas RM tidak serta merta menjamin terciptanya pelanggan dilakukan. persepsi atas positif usaha Aktivitas RM yang perlu dikomunikasikan dengan baik dan Allen, Natalie J. dan John P. Meyer (1990), The Measurement and Antacedents of Affective, Continuance and Normative Commitment to the Organization,” Journal of Occupational Psychology, 63 (1), 1-18. jelas kepada pelanggan sehingga Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan 20 Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. Babakus, Emin, David W. Cravens, Mark Johnston dan William C. Moncrief. (1999) “ The Role of Emotional Exhaustion in Sales Force Attitude and Behavior Relation-ships,” Journal of the Academy of Marketing Science, 27 (1), 5870. Belch, George E and Michael A. Belch, 2001, Advertising and Promotion : An Integrated Marketing Communications Perspective, Mc-Grow Hill. Berry, Leonard L. (1995), ”Relationship Marketing of Service: Growing Interest, Emerging Perspectives,” Journal of the Academy of Marketing Science, 23 (Fall), 246–51. Bhattacharya. C.B. (1998), “When Customers are Member : Customer Retention in Paid Membership Contexts,” Journal of the Academy of marketing Science, 26 (Winter), 31–44. Bhattacharya. C.B. (1998), “When Customers are Member : Customer Retention in Paid Membership Contexts,” Journal of the Academy of marketing Science, 26 (Winter), 31–44. Bagozi, Richard P. (1995), “ Reflections on Relationship Marketing in Consumer Markets,” Journal of the Academy of marketing Science, 23 (Fall), 272–77. Clugston, Michael. (2000), “The Mediating Effects of Multidimensional Commitment on Job Satisfaction and Intent to Leave”, Journal of Organizational Behavior, 21, 477-486. Garbarino, Ellen dan Mark S. Johnson (1999), ”The Different Roles of Satisfaction, Trust, dan Commitment in Customer Relationships,” Journal of Marketing, 63 (April), 70–87. Gronroos, Christian (1994), “From Marketing Mix to Relationship Marketing : Towards a Paradigm Shift in Marketing,” Management Decision, 32 (2), 4–20. ___________,(1995), “Relationship Marketing : The Strategy Continuum,” Journal of the Academy Marketing Science, 23 (Fall) 252-54. Gruen, Thomas W., John O. Summers, dan Frank Acito (2000), ”Relationship Marketing Activities, Commitment, dan Membership Behaviors in Profesional Associations,“ Journal of Marketing, 64 (July), 34–49. Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schundler (2001), Business Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. 21 Research Methods, Seven Edition, Mc. Grow Hill International Edition. Cortina, Jose M. (1993), “What is Coefisien Alpha ? An Examination of Theory and Aplications,” Journal of Applied Psychology, 78 (1), 98-104. Craig, C. Samuel, dan Susan P. Dauglas (2000), International Marketing Research, Second Edition, Chichester,John Wiley & sons, Ltd. Crask, M., R.J. Fox, dan R.G. Stout (1995). Marketing Research : Principle and Aplications, Englewood Gliffs, New Jersy : Prentice Hall International, Inc. USA, Prentice-Hall Internatinal, Inc. Kotler, Philip, 2003, Marketing Management, Prentice Hall, Millenium Edition, USA. Kumar, Nirmalya, Lisa K. Scheer, dan Jan Benedict E.M. Steenkamp (1995a), “The Effect of Suplier Fairness on Vulnerable Resellers,” Journal of Marketing Research, 32 (February), 5465. Morgan, Robert dan Shelby D. Hunt (1994), ”The CommitmentTrust Theory of Relationship Marketing,” Journal of Marketing, 58 (July), 20–38. DeVellis, Robert F. (1991),”Scale Development; Theory and Applications,” Volume 26, London, Sage Publications. Nevin, John. R, (1995), ”Relationship Marketing dan Distribution Channels : Exploring Fundamental Issues, “ Journal of the Academy of Marketing Science, 23 (4) 327-34. Ferdinand, Augusty (2000), Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Rust, Roland T. dan Anthony J. Zathorik (1993), ”Customer Satisfaction, Customer Retention, and Market Share,” Journal of Retailing, 69 (2), 193–215. Hair, Joseph F., Rilph E. Anderson, Ronald L. Tatham, dan William C. Black (1998), Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, New Jersey, Too, Leanne.H.Y., Anne L. Souchon, and Peter C. Thirkell(2000),”Relationship Marketing and Customer Loyalty in Retailing Setting : A Dyadic Exploration,” Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan 22 Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. Resarch Paper, Aston University, Birmingham. Sutarso,Yudi (2003), Pengaruh Relationship Marketing, Komitmen Organisasional terhadap Perilaku Organisasional dalam Organisasi Kemahasiswaan, Thesis, Universitas Gadjah Mada (tidak dipublikasikan). ”Consumer Commitment: A Crucial Connection Between Consumers and Companies,” in Consumer & Producers, 2693-2704. Wilson, David T,1995,”An Integrated Model of BuyerSeller Relationships,” Academy of Marketing Science, 23 (4), 335-345. Udorn, Pipop, Paul N. Bloom, Valerie A. Zeithaml, 1998, Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. 23 Dalam perspektif yang lain, penelitian aktif, membangun budaya pelayan- mengenai pengaruh an dan menggunakan informasi relationship marketing, pelanggan sebagai basis dalam me- komitmen pelanggan dan loyalitas layani pelanggan. Temuan kedua pelanggan telah dilakukan oleh penelitian ini adalah adanya penga- Gruen, Summer dan Acito (2000) ruh positif komitmen pelanggan dan Sutarso (2003), dalam setting terhadap loyalitas pelanggan. Temu- pemasaran organisasi. Di mana an ini konsisten dengan penelitian dalam penelitian tersebut peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh menemukan pengaruh Too, Souchon dan Thirkell (2000) implementasi RM pada komitmen dan dalam perspektif pemasaran pelanggan. Dengan memperhatikan organisasi konsisten dengan temuan indikasi ini dapat dikatakan bahwa Gruen, Summers dan Acito (2000). hubungan di antara pemasar dan Dalam penelitian yang terakhir, pelanggan dan komitmen organisasi berpengaruh ditingkatkan melalui peningkatan positif terhadap retensi anggota persepsi pelanggan. Hal ini secara dalam organisasi. Anggota yang langsung meningkatkan komitmen memiliki komitmen tinggi maka pelanggan terhadap hubungan yang keinginannya untuk berhubungan dibangun oleh pemasar. Hal terpen- dengan ting dalam kaitan dengan usaha Komitmen tersebut adalah perlunya memfo- pemasaran retail, dengan demikian kuskan kegiatan organisasi pada akan berhubungan dengan kepe- terbentuknya persepsi pelanggan, adanya akan tercipta organisasi pun pelanggan tinggi. dalam hubungan dengan dulian pelanggan terhadap kelang- memasukkan elemen sungan usaha retail, memberi- organisasi atau karyawan dalam tahukan pada orang lain mengenai kegiatan pemasaran, mengimple- transaksi yang dilakukan, melaku- mentasikan proses pemasaran inter- kan usaha yang lebih (extra effort) Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan 19 Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. dalam melakukan memilih retail pembelian, tersebut sebagai pulan kedua adalah tingkat komitmen pelanggan terhadap RM yang tempat perbelanjaan, merekomen- dilakukan dasikan lain, positif pada tingkat loyalitas mere- menjadikannya sebagai alternatif ka. Loyalitas pelanggan meningkat terbaik, siap untuk membayar lebih, seiring dengan derajat komitmen melakukan pembelian ulang, serta mereka. Pengetahuan akan hal ini bertransaski dalam jangka waktu menjadi lama. utamanya agar retensi pembeli pada kepada Hal orang ini menegaskan pemasar penting berpengaruh bagi pemasar pemasar, pentingnya membangun komitmen penawaran pelanggan sebagai syarat mutlak permanen dan tahan lama. Sebab upaya menciptakan loyalitas. kesemua hal bisa tersebut lebih akan meningkatkan prestasi pemasar. C. PENUTUP Persepsi pelanggan terha- dap aktivitas RM dalam pemasaran jasa retail menunjukkan pengaruh positif pada tingkat komitmen pelanggan. Pentingnya penyelidikan atas fenomena ini adalah aktivitas RM tidak serta merta menjamin terciptanya pelanggan dilakukan. persepsi atas positif usaha Aktivitas RM yang perlu dikomunikasikan dengan baik dan jelas kepada pelanggan sehingga pelanggan mampu meningkatkan persepsi positif mereka atas RM yang dilakukan pemasar. Kesim- REFERENSI Aaker, David A., V. Kumar, dan George S. Day (2001), Marketing Research, Seventh Edition, New York, John Wiley & Sons, Inc. Allen, Natalie J. dan John P. Meyer (1990), The Measurement and Antacedents of Affective, Continuance and Normative Commitment to the Organization,” Journal of Occupational Psychology, 63 (1), 1-18. Babakus, Emin, David W. Cravens, Mark Johnston dan William C. Moncrief. (1999) “ The Role of Emotional Exhaustion in Sales Force Attitude and Behavior Relationships,” Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. 20 Journal of the Academy of Marketing Science, 27 (1), 5870. Intent to Leave”, Journal of Organizational Behavior, 21, 477-486. Belch, George E and Michael A. Belch, 2001, Advertising and Promotion : An Integrated Marketing Communications Perspective, Mc-Grow Hill. Garbarino, Ellen dan Mark S. Johnson (1999), ”The Different Roles of Satisfaction, Trust, dan Commitment in Customer Relationships,” Journal of Marketing, 63 (April), 70–87. Berry, Leonard L. (1995), ”Relationship Marketing of Service: Growing Interest, Emerging Perspectives,” Journal of the Academy of Marketing Science, 23 (Fall), 246–51. Bhattacharya. C.B. (1998), “When Customers are Member : Customer Retention in Paid Membership Contexts,” Journal of the Academy of marketing Science, 26 (Winter), 31–44. Bhattacharya. C.B. (1998), “When Customers are Member : Customer Retention in Paid Membership Contexts,” Journal of the Academy of marketing Science, 26 (Winter), 31–44. Gronroos, Christian (1994), “From Marketing Mix to Relationship Marketing : Towards a Paradigm Shift in Marketing,” Management Decision, 32 (2), 4–20. ___________,(1995), “Relationship Marketing : The Strategy Continuum,” Journal of the Academy Marketing Science, 23 (Fall) 252-54. Gruen, Thomas W., John O. Summers, dan Frank Acito (2000), ”Relationship Marketing Activities, Commitment, dan Membership Behaviors in Profesional Associations,“ Journal of Marketing, 64 (July), 34–49. Bagozi, Richard P. (1995), “ Reflections on Relationship Marketing in Consumer Markets,” Journal of the Academy of marketing Science, 23 (Fall), 272–77. Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schundler (2001), Business Research Methods, Seven Edition, Mc. Grow Hill International Edition. Clugston, Michael. (2000), “The Mediating Effects of Multidimensional Commitment on Job Satisfaction and Cortina, Jose M. (1993), “What is Coefisien Alpha ? An Examination of Theory and Aplications,” Journal of Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan 21 Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. Applied Psychology, 78 (1), 98-104. Craig, C. Samuel, dan Susan P. Dauglas (2000), International Marketing Research, Second Edition, Chichester,John Wiley & sons, Ltd. Crask, M., R.J. Fox, dan R.G. Stout (1995). Marketing Research : Principle and Aplications, Englewood Gliffs, New Jersy : Prentice Hall International, Inc. DeVellis, Robert F. (1991),”Scale Development; Theory and Applications,” Volume 26, London, Sage Publications. Ferdinand, Augusty (2000), Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair, Joseph F., Rilph E. Anderson, Ronald L. Tatham, dan William C. Black (1998), Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, New Jersey, USA, Prentice-Hall Internatinal, Inc. Kotler, Philip, 2003, Marketing Management, Prentice Hall, Millenium Edition, USA. Kumar, Nirmalya, Lisa K. Scheer, dan Jan Benedict E.M. Steenkamp (1995a), “The Effect of Suplier Fairness on Vulnerable Resellers,” Journal of Marketing Research, 32 (February), 5465. Morgan, Robert dan Shelby D. Hunt (1994), ”The CommitmentTrust Theory of Relationship Marketing,” Journal of Marketing, 58 (July), 20–38. Nevin, John. R, (1995), ”Relationship Marketing dan Distribution Channels : Exploring Fundamental Issues, “ Journal of the Academy of Marketing Science, 23 (4) 327-34. Rust, Roland T. dan Anthony J. Zathorik (1993), ”Customer Satisfaction, Customer Retention, and Market Share,” Journal of Retailing, 69 (2), 193–215. Too, Leanne.H.Y., Anne L. Souchon, and Peter C. Thirkell(2000),”Relationship Marketing and Customer Loyalty in Retailing Setting : A Dyadic Exploration,” Resarch Paper, Aston University, Birmingham. Sutarso,Yudi (2003), Pengaruh Relationship Marketing, Komitmen Organisasional terhadap Perilaku Organisasional dalam Organisasi Kemahasiswaan, Thesis, Universitas Gadjah Mada (tidak dipublikasikan). Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail. 22 Udorn, Pipop, Paul N. Bloom, Valerie A. Zeithaml, 1998, ”Consumer Commitment: A Crucial Connection Between Consumers and Companies,” in Consumer & Producers, 2693-2704. Wilson, David T,1995,”An Integrated Model of BuyerSeller Relationships,” Academy of Marketing Science, 23 (4), 335-345. Dwi Irawati: Persepsi Relationship Marketing, Komitmen Pelanggan dan 23 Loyalitas Pelanggan: Kajian dalam Pemasaran Retail.