KRITIK SASTRA FEMINISME DALAM KUMPULAN CERPEN

advertisement
KRITIK SASTRA FEMINISME DALAM KUMPULAN CERPEN PENARI NAGA
KECIL KARYA TARINI SORRITA
Faujan
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
ABSTRAK: Secara umum, penelitian karya sastra feminisme jenis
cerpen ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara konkret dan
obyektif tentang kritik sastra feminisme yang ada dalam kumpulan
cerpen Penari Naga Kecil karya Tarini Sorrita dan secara khusus
penelitian ini mengkaji lima permasalahan gender, dan bertujuan: (1)
mendeskripsikan perbedaan gender yang terdapat dalam kumpulan
cerpen Penari Naga Kecil, (2) mendeskripsikan kesenjangan gender
yang terdapat dalam kumpulan cerpen Penari Naga Kecil, (3)
mendeskripsikan genderisasi yang terdapat dalam kumpulan cerpen
Penari Naga Kecil, (4) Mendeskripsikan identitas gender yang
terdapat dalam kumpulan cerpen Penari Naga Kecil, dan (5)
mendeskripsikan peranan gender yang terdapat dalam kumpulan
cerpen Penari Naga Kecil. yang terdapat dalam kumpulan cerpen
Penari Naga Kecil. Penelitian tentang kritik sastra feminis dalam
cerpen-cerpen Tarini Sorrita menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena; (1) data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata bukan angkaangka; (2) analisis data dilakukan secara induktif, yang berarti bahwa
pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran
hipotesis, tetapi merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan
bagian-bagian yang telah dikumpulkan yang kemudian dikelompokkelompokkan; dan (3) adanya batas yang ditentukan oleh fokus
penelitian.
Kata Kunci: Kritik sastra feminisme, kumpulan cerpen, penari naga kecil
Cerita pendek (cerpen) merupakan
karya sastra yang paling memasyarakat
dibandingkan dengan jenis karya sastra
lain, seperti novel, puisi, dan drama.
Pada umumnya, setiap koran dan
majalah memuat cerpen, akan tetapi
cerpen yang paling sedikit mendapat
sorotan. Terdapat beberapa pembicaraan
selintas tentang cerpen, akan tetapi
umumnya kurang memuaskan, karena
lebih menekankan pada segi-segi
komunikasinya semata. Banyak cerpen
yang memikat, seperti cerpen-cerpen
karya Danarta, Putu Wijaya, Umar
Kayam, Gerson Poyk, Seno Gumira
Adjidarma,
Eka
Budianta,
dan
sebagainya, dan kurang mendapat
perhatian. Padahal cerpen-cerpen karya
mereka merupakan cerpen kontemplatif,
dan dari beberapa cerpen mereka dapat
disimpulkan bahwa cerita pendek
memiliki dunia yang khas, tak kalah
dengan dunia novel, drama maupun
puisi.
Tarini Sorrita, perempuan kelahiran
tahun 1971 termasuk salah satu
perempuan potensial di bidang sastra.
Bagaimana tidak? Potensi Rini sapaan
ibu seorang gadis kecil ini tidak dapat
diragukan lagi. Dalam kurun satu
semester atau hanya enam bulan Rini
berhasil menulis sekitar 25 cerita
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 559
pendek, sebagian pernah dipublikasikan
melalui media cetak, dan kemudian
berani bersusah-susah mengumpulkan
dana untuk membantu kelancaran
penerbitannya sebagai sebuah buku.
Kegemaran menulis bagi Rini sudah
dirintis sejak kecil. Ia mulai gemar
mengabadikan
peristiwa-peristiwa
tertentu yang dianggapnya menarik,
meski ia tidak tahu pasti untuk apa
semua itu. Tetapi ia merasa puas apabila
mampu mengabadikan semua itu dengan
baik. Dalam menghadapi kemiskinan,
kekurangan, penderitaan, dan jatuh
bangun dalam menjalani kehidupan, ia
bukan
hanya
berperan
sebagai
pengamat, melainkan sekaligus pelaku.
Tarini Sorrita, pengarang kumpulan
cerpen Penari
Naga
Kecil
ini
merupakan salah satu penulis sastra
migran yang aktif. Bersama dengan
teman-teman yang mempunyai hobi
sama, mereka membukukan karyakaryanya dengan mendapat dukungan
penuh dari pak Bonari Nabonenar, Lan
Fang, pak Kuswinarto dan kritikus lain.
Tarini Sorrita termasuk cerpenis
yang tertarik cerpen-cerpen realistik,
yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Cerpen-cerpen tersebut
banyak
memberikan
gambaran
permasalahan-permasalahan
yang
mereka hadapi baik dengan sang
majikan, anak majikan, dengan sesama
TKW dari Indonesia ataupun TKW dari
Filipina dan Thailand.
Kumpulan cerpen ini berisi dua
puluh tiga cerpen. Sebagian besar
berkisah tentang liku-liku kehidupan
para TKW di Hongkong, permasalahanpermasalahan yang mereka hadapi baik
dengan sang majikan, anak majikan,
dengan sesama TKW dari Indonesia
ataupun TKW dari Filipina dan
Thailand. Di balik semua permasalahan
itu tersirat perjuangan seorang wanita
untuk dapat bertindak lebih dari hanya
sekedar pembantu, yaitu mempertajam
intelektual dengan cara menulis. Sisi
feminisme inilah yang hendak dikaji
penulis untuk mengetahui sejauh mana
cerpenis buruh migrant memandang dan
menilai perempuan pekerja (buruh)
berjuang menyejajarkan dirinya dengan
kaum lelaki.
Dalam kumpulan cerpen Penari
Naga kecil, Tarini memberi suguhan
cerita yang ringan dengan tema-tema
sederhana namun penuh dengan
perjuangan wanita buruh di Hongkong.
Dia ingin mendobrak tatanan yang
selama ini mengungkung kaum buruh
migran. Dalam hal ini, Millet dalam
Sugihastuti (2002:64) menjelaskan
bahwa tatanan patriarkhi yang memiliki
makna tata kekeluargaan yang sangat
mementingkan garis keturunan bapak,
telah memposisikan perempuan sebagai
kelas yang cenderung menjadi objek
dari kaum laki-laki. Perempuan tidak
memiliki
independensi
dalam
menentukan sikap maupun sesuatu hal
yang lain. pandangan kaum perempuan
dibangun dalam landasan berpikir kaum
laki-laki. Perempuan kurang memiliki
wewenang untuk memandang atau
menentukan sesuatu berdasar pada
hakikat kodrati keperempuannya, yang
tentu saja berbeda dengan kaum lakilaki.
Sejalan dengan hal itu, karya sastra
yang tergolong dalam genre sastra
feminis yang diusung oleh buruh migran
ini juga menawarkan suatu ide atau
gagasan yang memandang perempuan
sebagai suatu institusi yang independen
dan
sejajar
dengan
laki-laki.
Mereka memiliki kaidah-kaidah tertentu
baik normatif maupun psikologis yang
berbeda bahkan bertolak belakang
dengan sistem yang dibangun dan
dimiliki oleh laki-laki. Djajanegara
(2000:51) mengungkapkan bahwa setiap
karya sastra yang menampilkan tokohtokoh perempuan baik itu fiksi, lakon,
maupun puisi dapat didekati dengan
pendekatan feministik.
Annete Kollodny, salah satu tokoh
kritik sastra feminis menyatakan kritik
sastra feminis muncul ke permukaan
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 560
guna memberikan garis yang nyata dan
lugas dalam mengklasifikasikan suatu
karya sastra yang mengusung nafas
feminisme di dalamnya.
METODE PENELITIAN
Kritik sastra dengan perspektif
feminis ini bersifat kualitatif. Dengan
demikian, jenis data yang diambil pun
data yang bersifat kualitatif, misalnya
data-data yang mendeskripsikan status
dan peran perempuan dalam keluarga,
masyarakat, dan lingkungan pekerjaan.
Sugihastuti (1998:30-31) menjelaskan
dalam penelitian kualitatif, data yang
terkandung di dalamnya berupa rincian
data yang lebih detail. Pengkajian
variabelnya dilakukan dengan studi
deskriptif kualitatif dalam bentuk studi
kasus. Cerpen yang merupakan obyek
studi kasus diteliti dan hasilnya
diharapkan
dapat
menceritakan
keberhasilan atau kegagalan tokoh
perempuan sebagai individu, anggota
keluarga, dan anggota masyarakat.
Eksistensi, cita-cita, dan peranan tokoh
perempuan dalam hubungannya dengan
tokoh lain dan lingkungan sekitarnya
menjadi poin penting. Pemahaman
kaitan itu terarah pada kaitan antarunsur
yang berdasarkan pola dan tatanan nilai
budaya tertentu.
Penelitian tentang kritik sastra
feminis dalam cerpen-cerpen Tarini
Sorrita
menggunakan
pendekatan
deskriptif kualitatif. Pendekatan ini
digunakan karena; (1) data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini
berupa kata-kata bukan angka-angka; (2)
analisis data dilakukan secara induktif,
yang berarti bahwa pencarian data
bukan dimaksudkan untuk membuktikan
kebenaran
hipotesis,
merupakan
pembentukan abstraksi berdasarkan
bagian-bagian yang telah dikumpulkan
yang
kemudian
dikelompokkelompokkan; dan (3) adanya “batas”
yang ditentukan oleh “fokus”. Alasanalasan tersebut berdasarkan pendapat
Bogdan dan Biklen serta Lincoln dan
Guba yang mengulas lima belas ciri
penelitian
kualitatif.
Pendekatan
kualitatif bercirikan pengumpulan data
dari latar alami dengan memanfaatkan
diri peneliti sebagai instrumen.
Penelitian kritik sastra feminis yang
terdapat dalam cerpen-cerpen Tarini
Sorrita mempergunakan sumber data
berupa buku kumpulan cerpen yang
berjudul “Penari Naga Kecil” karya
Tarini Sorrita. Cerpen-cerpen yang
menjadi sumber data dalam penelitian
ini terdiri atas cerpen-cerpen yang
dimuat dalam kumpulan cerpen “Penari
Naga Kecil” karya Tarini Sorita, yang di
dalamnya
terdapat
23
cerpen,
diantaranya:
34,
Adegan,
G/0,03,10,13,18, Batal, Buku, Celana
Panjang dan Blous Silk, Diskotik,
Disney Land, Dragon Boat Festival
Memory, Hamil, Tujuh Hari Terbaring
di Routan Djie, Kaos Silk San
Fransisco, Tenda Putih dan Kutang
Victoria, Maaf, Migren a la Migran,
Sepasang Penari Naga Kecil, Nyonya
Majikan, Pasrah, Burung Pak Komar,
September, Toilet atau WC, Ular Hitam
Ular Coklat Ular Putih, dan Cari Utang
Yuk. Jadi sumber data penelitian ini 23
cerpen karya Tarini Sorrita yang
terdokumentasi
sampai
dengan
penelitian ini dilaksanakan.
Objek dalam penelitian ini berupa
teks-teks yang mengandung kritik sastra
feminis yang berhubungan dengan tokoh
utama seorang wanita yang dikaitkan
dengan stereotipe wanita dalam budaya
patriarkhat serta penggambaran seorang
tokoh wanita yang memiliki semangat
juang yang tinggi yang dikaitkan dengan
semangat feminis yang terdapat di
dalam ke-dua puluh tiga cerpen karya
Tarini Sorrita.
Data
dalam
penelitian
ini
dikumpulkan dengan menggunakan
teknik
dokumentasi.
Dokumen
merupakan cerpen-cerpen Tarini Sorrita
yang berjumlah dua puluh tiga judul
dalam satu buku.
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 561
Teknik dokumentasi digunakan
dalam rangka mengkaji teks dokumen
yang berupa naskah cerpen karya, Tarini
Sorrita yang dijadikan objek dalam
penelitian ini dikaitan dengan informasi
atau data yang diperoleh dari buku
kumpulan cerpen “Penari Naga Kecil”.
Pengkajian ini dilakukan dalam rangka
mencari jawaban terhadap permasalahan
yang telah ditetapkan.
Pengolahaan data dan analisis data
dilakukan secara bersamaan selama
proses penelitian. Dalam penelitian
kualitatif pengolahan data tidak harus
dilakukan setelah data terkumpul, atau
analisis data tidak mutlak dilakukan
setelah pengolahan data selesai. Dalam
hal ini sementara data dikumpulkan,
peneliti dapat mengolah dan melakukan
analisis
data
secara
bersamaan.
Sebaliknya, pada saat menganalisis data,
peneliti dapat kembali lagi kelapangan
untuk memperoleh tambahan data yang
dianggap perlu dan mengolahnya
kembali.
Pengolahan data dilakukan dengan
cara
mengklarifikasi
atau
mengkategorikan data berdasarkan
beberapa tema sesuai fokus penelitianya.
Bila
penelitian
tersebut
untuk
membentuk proposisi-proposisi atau
teori, maka analisis data secara induktif
dapat dilakukan melalui beberapa tahap,
seperti yang dilakukan (Taylor dan
Bogdan, 1984:127) dalam grounded
research sebagai berikut:
1) Membuat definisi sementara
tentang gejala yang dipelajari
2) Rumuskan suatu hipotesis untuk
menjelaskan gejala tersebut
3) Pelajari suatu kasus untuk
melihat kecocokan antara kasus
ddan hipotesis
4) Jika hipotesis tidak rumuskan
kasus,
rumuskan
kembali
hipotesis gejala yang dipelajari
5) Pelajari kasus-kasus negatif
untuk menolak hipotesis
6) Bila ditemui kasus negatif,
formuasikan kembali hipotesis
gejala
7) Lanjutkan
sampai
hipotesis
benar-benar diterima dengan cara
menguji
kasus-kasus
yang
bervariasi.
Analisis data berarti kategorisasi,
penataan, manipulasi, dan peringkasan
data untuk memperoleh jawaban bagi
pertanyaan penelitian. Kegunaan analisis
data adalah meriduksikan data menjadi
perwujudan yang dapat dipahami dan
ditafsirkan dengan cara tertentu hingga
relasi masalah penelitian dapat ditelaah
serta diuji (Kerlinger, 1973: 134). Data
yang telah berhasil dikumpulkan melalui
teknik pengumpulan data di atas
dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif dan analisis isi.
Analisis dekriptif adalah teknik
analisis data yang mendeskripsikan dan
menginterprestasikan
kondisi
atau
hubungan yang ada, pendapat yang
sedang tumbuh, proses yang sedang
berlangsung, akibat yang terjadi, atau
kecenderungan yang tengah berkembang
(Sumanto, 1990: 47). Teknik deskriptif
ini digunakan untuk memberikan nilai
kritik sastra feminis dalam cerpencerpen Tarini Sorrita sebagai salah satu
wujud struktur cerpen. Kejelasan
pengungkapan ini dibutuhkan untuk
ditindak lanjuti dengan analisis ini.
Kirppendorff (1993:15) menjelaskan
analisis isi adalah suatu teknik penelitian
untuk membuat informasi-informasi
yang dapat ditiru (replicable) dan sahih
data dengan memperhatikan konteknya.
Penelitian
kualitatif
memiliki
beberapa faktor yang mempengaruhi
keabsahan data-datanya, yaitu nilai
subyektivitas, metode pengumpulan dan
sumber data penelitian. Banyak hasil
penelitian
kualitatif
diragukan
kebenarannya karena beberapa hal, yaitu
subjektivitas peneliti merupakan hal
yang
dominan
dalam
penelitian
kualitatif,
alat
penelitian
yang
diandalkan adalah wawancara dan
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 562
observasi yang mengandung banyak
kelemahan ketika dilakukan secara
terbuka dan tanpa kontrol, dan sumber
data kualitatif yang kurang kredibel
akan
mempengaruhi
hasil
akurasi penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsep-konsep
analisis
gender
digunakan sebagai dasar analisis.
Konsep-konsep itu antara lain sebagai
berikut. Pertama, perbedaan gender ialah
pendekatan dari atribut-atribut sosial,
karakteristik, perilaku, penampilan, cara
berpakaian, harapan, peranan dan
sebagainya yang dirumuskan untuk
perorangan
menurut
ketentuan
kelahiran. Kedua, kesenjangan gender
ialah perbedaan dalam hak berpolitik,
memberikan suara, dan bersikap antara
laki-laki dengan perempuan. Ketiga,
genderisasi ialah pengacauan konsep
pada upaya menempatkan jenis kelamin
pada pusat perhatian identitas diri dan
pandangan dari dan terhadap orang lain.
Keempat, identitas gender ialah
gambaran tentang jenis kelamin yang
seharusnya dimiliki dan ditampilkan
oleh tokoh yang bersangkutan. Aplikasi
dari hal ini adalah timbulnya perbedaan
perilaku sesuai dengan karakteristik
biologisnya. Kelima, peran gender ialah
peranan perempuan atau peranan lakilaki yang dipalikasikan secara nyata.
Aplikasinya sangat berbeda dari latar
masyarakat yang satu ke masyarakat
yang lain.
Seperti tertera dalam konsep kritik
sastra feminis, pemahaman feminisme
sebagai gerakan kesadaran perempuan
terhadap pengabaian dan eksploitasi
dirinya menjadi dasar dan memotori
jenis penelitian ini. Persamaan persepsi
antar jenis kelamin perlu disamakan. Hal
ini merupakan usaha yang masih terusmenerus diusahakan karena, masih saja
ada perbedaannya.
Adapun data yang diperoleh dari
hasil penelitian berupa kumpulan cerpen
Penari Naga kecil yang kemudian akan
dipaparkan dan dideskripsikan adalah
(1) perbedaan gender yang menekankan
pada masalah karakteristik, perilaku, dan
cara berpakaian, (2) kesenjangan gender
yang menekankan masalah cara
menyampaikan
pendapat
dan
kedudukan, (3) genderisasi yang
menekankan pada satu masalah, yaitu
sikap dalam pergaulan, (4) identitas
gender yang menekan pada masalah
orientasi seks saja, dan (5) peranan
gender yang menekankan pada peranan
sebagai ibu rumah tangga, pembantu
rumah tangga dan sebagai penari.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis tentang
kritik feminisme yang terdapat dalam
kumpulan cerpen Penari Naga Kecil
karya
Tarini
Sorrita
dengan
menggunakan konsep analisis gender
ditemukan adanya perbedaan gender,
kesenjangan
gender,
genderisasi,
identitas gender dan peran gender. Halhal tersebut dalam cerpen-cerpen yang
diteliti tampak dilukiskan pada karakter
tokoh, perilaku tokoh, penampilan
tokoh, identitas tokoh, dan peranan
tokoh.
Perbedaan gender dalam kumpulan
cerpen Penari Naga Kecil meliputi;
karakter tokoh, perilaku tokoh, dan cara
berpakaian tokoh. Perbedaan gender
tersebut dapat ditemukan dalam cerpen
34, Maaf, Sepasang Penari Naga Kecil,
Adegan, Celana Panjang dan Blouse
Silk, Dragon Boat Festival Memory,
Hamil, Tenda Putih dan Kutang
Victoria,
Pasrah,
September,
Buku,Tujuh Hari Terbaring di Routan
Djie dan Kaos Silk Biru San Fransisco.
Kesenjangan gender Penari Naga
Kecil meliputi; cara tokoh dalam
menyampaikan
pendapat,
dan
kedudukan
tokoh.
Cara
tokoh
menyampaikan pendapat digambarkan
oleh pengarang dengan cara langsung
(berbicara secara langsung) dan
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 563
disampaikan secara tertulis. Gambaran
ini terdapat dalam cerpen 34 dan Celana
Panjang dan Blouse Silk.
Kedudukan tokoh digambarkan
dengan jabatan sebagai penulis dan
penari. Gambaran kedudukan tokoh
tersebut terdapat dalam cerpen 34,
Dragon Boat Festival Memory dan
Sepasang Penari Naga Kecil.
Genderisasi digambarkan oleh Tarini
Sorrita dalam cerpen-cerpennya yaitu
sikap tokoh dalam pergaulan. Sikap
tersebut antara lain sikap manja kepada
orang tua, sikap yang menunjukkan
penuh perhatian kepada sahabat
karibnya, dan sikap penuh curiga kepada
orang yang tidak dikenalnya. Sikapsikap tersebut terdapat dalam cerpen 34,
Maaf, Diskotik, Tujuh Hari Terbaring di
Routan Djie, dan Sepasang Penari Naga
Kecil.
Identitas gender dalam kumpulan
cerpen Penari Naga Kecil oleh
pengarang hanya digarisbesarkan pada
orientasi seks, orientasi seks tersebut
digambarkan pada hubungan seks
sesama jenis, yaitu hubungan seks
sesama laki-laki (gay) dan sesama
perempuan (lesbian). Gambaran tersebut
terdapat dalam cerpen Adegan.
Peranan gender dalam kumpulan
cerpennya digambarkan oleh Tarini
Sorrita dengan peran sebagai ibu rumah
tangga dan sebagai pembantu rumah
tangga. Peran ibu rumah tangga dapat
ditemukan dalam cerpen Burung Pak
Komar. Dan peran pembantu rumah
tangga dapat ditemukan dalam cerpen
Adegan, G/0, 03, 10, 13, 18, Batal,
Celana Panjang dan Blouse Silk. Hamil,
dan cerpen Nyonya Majikan.
Saran
Kumpulan cerpen “Penari Naga
Kecil” merupakan sebuah karya sastra
yang di dalamnya sedikit banyak ada
hubungan
dengan
pengalaman
kehidupan penulisnya. Menilik gaya
cerita dan tema ceritanya, cerpen ini
mengetengahkan
kehidupan
yang
mungkin dialami oleh penulis atau
dialami orang lain, sebagai suatu fakta
yang telah dikemas dengan imajinasi.
Bagaimanapun
juga
terbitnya
kumpulan cerpen ini perlu diacungi
jempol dan angkat topi yang setinggitingginya. Di tengah badai krisis dan
berita tentang TKW yang banyak
kenyelenehan. Kumpulan cerpen ini
sebagai salah satu bukti bahwa TKW
kita mempunyai kemampuan yang perlu
diperhitungkan, walaupun mereka dalam
kesibukan sebagai buruh migran,
mereka masih sempat menulis dan
menulis.
Apalagi
jika
mereka
memanfaatkan
internet
sebagai
medianya. Ini menunjukan bahwa
wawasan sang penulis cukup luas dan
tidak gagap teknologi.
Dengan
demikian
penulis
menyarankan agar karya sastra para
buruh migran ini perlu diapresiasi oleh
semua pihak, khususnya pemerintah.
Sehingga masyarakat dapat memahami
bahwa karya sastra itu dapat ditulis oleh
siapa pun, tanpa harus membandingkan
siapa penulisnya? Apa profesinya? Dan
bagaimana latar belakangnya? Karena
karya sastra itu sendiri tidak membatasi
apa dan siapa yang akan berkarya.
DAFTAR RUJUKAN
Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi
Karya Sastra. Bandung. Sinar
Baru. Algensindo.
Damono,
Sapardi
Djoko.
1979.
Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar
Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.
Darma, Budi. 2004. Pengantar Teori
Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa.
Djajanegara, Sunarjati. 2000. Kritik
Sastra Feminis Sebuah Pengantar.
Jakarta: PT.Gramedia.
Djojosuroto, Kinayati & M.L.A
Sumaryati. 2000. Prinsip-prinsip
Dasar dalam Penelitihan Bahasa
dan Sastra. Jakarta: Nuansa.
Endraswara, Suwardi. 2002. Metodologi
Penelitian Sastra: Epistemologi,
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 564
Model, Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Fakih, Mansoer. 2001. Analisis Gender.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi
Sastra.
Yogayakarta:
Pustaka
Pelajar.
Goldmann, Lucien.1975. Tawards a
Sociology of the Nofel. London:
Tavistock Publication (English
version
translated
by
Alan
Sheridan).
Hardjana, Andre. 1994. Kritik Sastra
Sebuah Pengantar. Jakarta: PT
Gramedia.
Jabrohim
(ed).
2001.Metologi
Penelitihan Sastra. Yogyakarta:
Hanindita Graha Widia.
Mistar, Junaidi. 2010. Pedoman
Penulisan Tesis. Malang: Program
Pascasarjana Universitas Islam
Malang.
Moeliono, Anton M. (Penyunting).
1988. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Moleong, Lexy. J. 1991. Metodologi
Penelitihan Kualitatif. Bandung PT
Remaja Rosdakaya.
Satoto, Soediro.1989. Metode Penelitian
Sastra. Surakarta: Sebelas Maret
Universty Press.
Semi,
Atar.1985.
Kritik
Sastra.
Bandung: Angkasa.
Soekamto, Soerjono.2000. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sorrita, Tarini. 2006. Penari Naga
Kecil. Surabaya: JP-BOOKS.
Sugihastuti dan Suharto. 2002. Kritik
Sastra
Feminis:
Teori
dan
Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sumardjo, Yakob. 1982. Masyarakat
dan Sastra Indonesia. Yogyakarta:
CV Nur Cahaya.
Susanto, Astrid. 1992. Pengantar
Sosiologi dan Perubahan Sosial.
Jakarta: Bina Cipta.
Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami
Cerita Rekaan. Jakarta Gramedia.
Swingewood, Alan and Laurenson,
Diana.1971. The Sociology of
Literature. London: Gramedia
Publishing Limited.
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu
Sastra: Pengantar Teori Sastra.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Veeger,
Karel
J.1993.Pengantar
Sosiologi.
Jakarta:
Gramedia
Pustaka Utama.
Wellek,
Rene
&
Austin
Warren.1993.Theory of Literature.
(diindonesiakan oleh Melani Budianta).
Teori Kesusutraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 565
Download