Laporan Penelitian Hubungan jenis bakteri aerob dengan risiko tuli sensorineural penderita otitis media supuratif kronis Dyah Prathiwi Wahyudiasih, Edi Handoko, Endang Retnoningsih Laboratorium Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang-Indonesia ABSTRAK Latar belakang: Tuli sensorineural yang disebabkan oleh otitis media supuratif kronis (OMSK) mekanismenya belum diketahui secara pasti. Beberapa penelitian telah menunjukkan peran toksin bakteri merusak telinga dalam, sehingga menyebabkan tuli sensorineural. Tujuan: Mengetahui hubungan antara jenis bakteri aerob dengan risiko tuli sensorineural penderita OMSK. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan melibatkan 45 penderita OMSK yang disertai tuli sensorineural di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, pada periode 1 Januari 2005−31 Desember 2010. Kultur bakteri diambil dari swab antrum mastoid saat operasi mastoidektomi. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Spearman, uji t dan Mann Whitney. Hasil: Rerata ambang hantaran tulang cenderung lebih tinggi pada penderita dengan hasil kultur Staphylococcus aureus dibanding jenis bakteri lainnya. Hal ini berlaku pada penderita OMSK keseluruhan dan OMSK tipe maligna saja (p>0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara jenis bakteri aerob dengan rerata ambang hantaran tulang penderita OMSK, khususnya OMSK tipe maligna. Kata kunci: OMSK, tuli sensorineural, bakteri aerob, toksin, ambang hantaran tulang ABSTRACT Background: Sensorineural hearing loss (SNHL) as sequelae of chronic supurative otitis media (CSOM) is still debatable. Previous researches had shown the role of bacterial toxin upon the round window membrane which could induce SNHL. Purpose: To find the relationship between the kind of aerobic bacteria with the risk of SNHL in CSOM patients. Method: This study used cross sectional design and involved 45 CSOM patients with SNHL in Dr. Saiful Anwar hospital from January 1st, 2005 to December 31st, 2010. The specimen for microbacterial cultures and sensitivity tests were taken from the mastoid antrum during mastoidectomy. Statistical analysis employed Spearman correlation test, t-test, and Mann Whitney. Result: The 1 mean values of bone conduction threshold (BCT) in all of CSOM cases, especially in dangerous type CSOM patients, with bacteria culture showed Staphylococcus aureus were higher than others bacteria (p<0.05). Conclusion: There was significant relationship between the kind of aerobic bacteria with the BCT averages in CSOM patients, especially dangerous type CSOM patients. Keywords: CSOM, SNHL, aerobic bacteria, toxin, bone conduction threshold Alamat korespondensi: Dyah Prathiwi Wahyudiasih, Lab/SMF Ilmu Kesehatan THT-KL FK Unibraw/RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. E-mail: [email protected] khususnya frekuensi yang lebih tinggi PENDAHULUAN dengan OMSK. Otitis media supuratif kronis (OMSK) Mekanisme OMSK menyebabkan tuli merupakan penyakit infeksi pada telinga sensorineural belum diketahui secara pasti, yang masih sering dijumpai. Prevalensi tetapi penelitian menunjukkan ada peranan OMSK di Indonesia secara umum adalah penting 3,9% dan Indonesia masuk dalam daftar pendengaran membran tingkap bundar, mengakibatkan yang perubahan biokimiawi cairan di telinga merupakan keluhan utama dari penderita.1 dalam, sehingga secara bertahap merusak Gangguan pendengaran menyertai semua organ di dalamnya.2,7 episode otitis media yang dapat berupa tuli konduktif, tuli sensorineural atau bundar. toksik masuk ke telinga dalam melalui OMSK secara umum berkaitan dengan penurunan tingkap Paparella menyatakan bahwa bahan-bahan negara dengan prevalensi OMSK tinggi.1 derajat permeabilitas Bakteri yang paling banyak ditemukan tuli pada campuran.2,3 Tuli sensorineural biasanya OMSK Pseudomonas menetap, sedangkan tuli konduktif bisa adalah bakteri aeruginosa aerob. merupakan bakteri tersering ditemukan pada biakan bersifat sementara atau menetap.4 sekret OMSK tanpa kolesteatoma. Bakteri Insiden tuli sensorineural sekitar 24 yang paling sering ditemukan pada OMSK dari 100 kasus penderita OMSK di Rumah dengan kolesteatoma dari data rekam medik Sakit Jaipur antara Januari sampai Juni tahun 2001.5 Paparella yang dikutip oleh penderita yang menjalani mastoidektomi Yoshida6 radikal di RSUPN Cipto Mangunkusumo melaporkan bahwa terdapat dari Januari 1993 sampai dengan April 1996 hubungan antara gangguan hantaran tulang 2 adalah Proteus mirabilis sebanyak 58,5%, eksklusi sedangkan Pseudomonas sebanyak 31,5%.1 sebelumnya pada telinga yang sama, tuli Mengingat adanya penelitian (riwayat mastoidektomi sejak lahir, terbiasa terpapar suara bising, sebelumnya bahwa toksin yang dilepaskan trauma oleh bakteri berperan terhadap rusaknya ototoksik). kepala dan penggunaan obat telinga dalam sehingga menyebabkan tuli Variabel pada penelitian ini meliputi sensorineural, maka dalam penelitian ini variabel bebas, yaitu jenis bakteri aerob dan akan diamati hubungan jenis bakteri dengan variabel tergantung risiko tuli sensorineural. salah satu akibat OMSK yaitu tuli Penelitian ini menggunakan metode sensorineural. analisis uji korelasi Spearman untuk menguji keeratan hubungan antara dua variabel, uji t tidak berpasangan untuk METODE menguji perbedaan variabel yang berskala Penelitian ini dilakukan dengan desain numerik dan uji Mann Whitney untuk cross sectional untuk mengetahui adanya menguji perbedaan variabel yang berskala hubungan jenis bakteri aerob dengan risiko tuli sensorineural penderita OMSK kategorik. yang dilakukan mastoidektomi di RSUD Dr. HASIL Saiful Anwar Malang 1 Januari 2005−31 Desember 2010. Pada penelitian didapatkan sampel Penelitian dilakukan di RSUD Dr. sebanyak 45 kasus dengan rentang umur Saiful Anwar Malang dan dilaksanakan 8−52 tahun di mana laki-laki 55,6% dan mulai April 2011 sampai Juni 2011 dengan perempuan 44,4%. Hubungan antara jenis populasi terjangkau adalah penderita OMSK kelamin maupun umur dengan OMSK tidak yang berkunjung ke RSUD Dr. Saiful signifikan Anwar Malang periode 1 Januari 2005 Kejadian OMSK paling banyak dijumpai sampai dengan 31 Desember 2010. Sampel pada umur 21–30 tahun sejumlah 13 kasus penelitian adalah semua populasi terjangkau (28,8%). yang pembedahan terendah pada kelompok umur kurang dari (mastoidektomi) dan memenuhi kriteria 10 tahun, yaitu 2 kasus (4,44%), disusul inklusi (data audiometri, data hasil kultur umur antara 51−60 tahun berjumlah 4 kasus sekret OMSK dan usia≤60 tahun) dan (8,88%). dilakukan tindakan 3 dengan Frekuensi p>0,05 (Tabel kejadian 1). OMSK Tabel 1. Karakteristik umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dan umur Karakteristik OMSK tipe OMSK tipe benigna maligna Total Uji spearman n % n % n % Laki-laki 5 50 20 57,1 25 55,6 Perempuan 5 50 15 42,9 20 44,4 r =-0,060 Total 10 100 35 100 100 p = 0,697 2 5,7 2 4,44 Jenis kelamin Kelompok umur 0 – 10 11 – 20 3 30 6 17,1 9 20 21 – 30 3 30 10 22,2 13 28,8 31 – 40 2 20 9 25,7 11 24,44 41 – 50 1 10 5 14,2 6 13,33 51 – 60 1 10 3 8,5 4 8,88 Total 10 100 35 100 45 100 Jenis Karakteristik klinis bakteri terbanyak yang Karakteristik klinis penderita OMSK didapatkan dari kultur sekret OMSK (tabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi: 2) adalah Staphylococcus aureus (31,1%), lama otore, jenis bakteri (kultur sekret Proteus mirabilis (20%), Acinetobacter OMSK), tuli, wolfii (15,6%), Pseudomonas aeruginosa ambang hantaran tulang dan antibiotik yang (14,3%). Berdasarkan hasil tes sensitivitas sensitif kuat terhadap bakteri penyebab antibiotik, Staphylococcus aureus sensitif OMSK. kuat kerusakan osikel, jenis terhadap amoksisilin klavulanat penelitian (12,7%), gentamisin (12,7%), kotrimoksazol berdasarkan lama otore, didapatkan kasus (12,7%). Pseudomonas aeruginosa sensitif terbanyak pada kelompok lama otore 1−5 kuat tahun (42,2%) dan dengan uji t tidak fosfomisin (15,3%), norfloksasin (15,3%), menunjukkan adanya perbedaan antara lama amoksisilin otore pada penderita OMSK tipe benigna sensitif kuat terhadap siprofloksasin (25,6%) dengan lama otore pada penderita OMSK dan amoksisilin klavulanat (12,8%). Karakteristik sampel tipe maligna (nilai p>0,05). 4 terhadap siprofloksasin (7,7%). Proteus (15,3%), mirabilis Tabel 2. Karakteristik sampel berdasarkan jenis bakteri hasil kultur sekret OMSK No Jenis bakteri OMSK tipe OMSK tipe benigna maligna Total n % n % n % 1 Staphylococcus aureus 3 30 % 11 31,4% 14 31,1% 2 Proteus mirabilis 1 10 % 8 22,9% 9 20% 3 Acinetobacter wolfii 2 20% 5 14,3% 7 15,6% 4 Pseudomonas aeruginosa 0 0% 5 14,3% 5 11,1% 5 Enterobacter gergoviae 1 10% 2 5,7% 3 6,7% 6 Enterobacter agglomerans 2 20% 0 0% 2 4,4% 7 Proteus vulgaris 0 0% 1 2,9% 1 2,2% 8 Streptococcus 1 10% 0 0% 1 2,2% 9 Enterobacter aerogenes 0 0% 1 2,9% 1 2,2% 10 Serratia marcescens 0 0% 1 2,9% 1 2,2% 11 Flavobacterium meningosepticum 0 0% 1 2,9% 1 2,2% 10 100% 35 100% 45 100% Total Spearman r =-0,099 (p = 0,518), Mann Whitney p = 0,527 Spearman korelasi positif. Hal ini menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa jenis bakteri tidak penderita OMSK tipe maligna cenderung berhubungan mengalami Hasil uji secara korelasi signifikan dengan kerusakan osikel daripada penderita OMSK tipe benigna. OMSK tipe benigna dan maligna karena Jenis tuli pada sampel penelitian ini keeratan hubungan antara dua variabel ini (p>0,05). lebih banyak tuli campuran dibandingkan Berdasarkan hasil uji Mann Whitney, tidak tuli sensorineural (68,9%). Hasil uji korelasi terdapat perbedaan signifikan antara hasil Spearman (p>0,05) menunjukkan bahwa kultur bakteri penderita OMSK tipe maligna tidak terdapat hubungan yang signifikan dan benigna (p>0,05). antara jenis tuli dengan OMSK tipe benigna tergolong sangat Karakteristik lemah berdasarkan maupun maligna. Hal ini didukung dengan kerusakan osikel menunjukkan kerusakan uji t yang menunjukkan tidak terdapat osikel dan perbedaan yang signifikan antara jenis tuli signifikan dengan OMSK tipe benigna pada penderita yang mengalami OMSK tipe maupun maligna (p<0,05) dengan arah maligna dan benigna (p>0,05). berhubungan sampel cukup kuat Tabel 3. Karakteristik sampel penelitian berdasarkan rerata ambang hantaran tulang Rerata OMSK tipe OMSK tipe 5 Total ambang hantaran benigna maligna tulang (dB) n % n % n % 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 3 3 0 0 1 1 2 30 30 0 0 10 10 20 8 6 2 2 1 3 13 22,8 17,1 5,7 5,7 2,8 8,5 37,1 11 9 2 2 2 4 15 24,4 20 4,4 4,4 4,4 8,8 33,3 Total 10 100 35 100 45 100 Karakteristik sampel Hasil penelitian uji Spearman menunjukkan berdasarkan rerata ambang hantaran tulang bahwa tidak ada hubungan yang signifikan kelompok OMSK tipe benigna terbanyak antara lama otore dengan ambang hantaran pada intensitas 26−30 dB (30%) dan 31−35 tulang penderita OMSK keseluruhan dan dB (30%), pada kelompok OMSK tipe maligna saja (p>0,05). Namun terbanyak pada OMSK tipe sedangkan maligna pada kelompok penderita OMSK tipe benigna, menunjukkan terdapat hubungan intensitas 56−60 dB (37,1%). kuat dan signifikan, searah, antara lama Berdasarkan hasil uji t menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan otore dengan ambang hantaran tulang antara rerata ambang hantaran tulang OMSK (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tipe maligna dan benigna (p>0,05). Rerata semakin lama keluhan otore penderita ambang hantaran tulang penderita OMSK OMSK tipe benigna akan diikuti oleh tipe maligna relatif lebih rendah dengan peningkatan ambang hantaran tulang. mean= 44,6571 dB dibandingkan dengan ambang hantaran tulang penderita OMSK Hubungan jenis bakteri dengan jenis tuli tipe benigna dengan mean= 48,0 dB (tabel penderita OMSK 3). Perbedaan hasil ambang hantaran tulang Hasil uji korelasi Spearman penderita OMSK tipe maligna dan benigna menunjukkan bahwa jenis bakteri tidak tidak terlalu besar dengan besarnya standar berhubungan signifikan dengan jenis tuli deviasi relatif kecil, sehingga meminimalkan (p>0,05), selain itu uji Mann Whitney adanya bias dari hasil penelitian dan menunjukkan pengujian yang akan dilakukan. signifikan antara jenis bakteri pada sampel tidak terdapat perbedaan tuli campuran dan jenis bakteri pada sampel tuli sensorineural (p>0,05). Hubungan lama otore dengan ambang hantaran tulang 6 Hubungan antara jenis bakteri dan penderita OMSK tipe benigna berhubungan rerata ambang hantaran tulang cukup kuat tetapi tidak signifikan dengan rerata ambang hantaran tulang (p>0,05). Tabel 4. Uji Spearman jenis bakteri dan DISKUSI rerata ambang hantaran tulang Variabel Nilai Nilai r p Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin menunjukkan laki-laki (55,6%) Jenis bakteri (OMSK tipe benigna) dengan rerata ambang hantaran tulang Jenis bakteri (OMSK tipe maligna) dengan rerata ambang hantaran tulang -,432 0,212 lebih banyak dibanding perempuan (44,4%), sedangkan berdasarkan umur 8−52 tahun. -0,437 0,009 Penelitian oleh Mirza8 di Pakistan, laki-laki 54% dan perempuan 46% dengan umur Jenis bakteri (OMSK keseluriuhan tipe benigna dan maligna) dengan -0,412 0,005 6−65 tahun. Hubungan antara jenis kelamin rerata ambang hantaran tulang maupun umur dengan OMSK tidak signifikan dengan p>0,05 (Tabel 1). Hal ini Berdasarkan hasil uji korelasi dapat diartikan bahwa laki-laki maupun Spearman (tabel 4) diketahui bahwa hasil perempuan mempunyai risiko yang sama kultur bakteri penderita OMSK tipe maligna untuk dan hasil kultur bakteri penderita secara Karakteristik cukup kuat dan signifikan dengan ambang tulang (p<0,05) dengan jika hasil kultur arah otore penderita OMSK tipe benigna dengan lama otore pada penderita OMSK tipe maligna (nilai p>0,05). Penelitian yang ambang hantaran tulang (dB) nilainya dilakukan oleh Kaur5 terhadap 100 penderita cenderung lebih besar. Namun sebaliknya, OMSK (24% dengan tuli sensorineural) jika hasil kultur menunjukkan jenis bakteri Flavobacterium menyebabkan meningosepticum, rerata ambang menunjukkan lama otore terbanyak dalam bakteri rentang waktu lebih dari 15 tahun. akan Jenis dengar kecil. Sedangkan jenis bakteri terbanyak yang didapatkan dari kultur sekret OMSK (tabel hantaran tulang (dB) nilainya cenderung lebih penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara lama 2), maka hal itu akan menyebabkan rerata hingga sampel tahun (42,2%) dan dengan uji t tidak bakteri aureus (urutan bakteri seperti tertera di tabel wolfii benigna terbanyak pada kelompok lama otore 1−5 menunjukkan jenis bakteri Staphylococcus Acinetobacter tipe berdasarkan lama otore, didapatkan kasus korelasi negatif. Arah korelasi negatif artinya OMSK maupun maligna. keseluruhan menunjukkan hubungan yang hantaran menderita 2) adalah Staphylococcus aureus (31,1%), bakteri 7 aeruginosa sensitif terhadap siprofloksasin, Proteus mirabilis (20%), Acinetobacter (15,6%) wolfii dan seftazidim, piperasilin dan amikasin. Pseudomonas Hasil aeruginosa (14,3%). Pada penelitian ini uji korelasi Spearman Staphylococcus aureus merupakan bakteri menunjukkan bahwa jenis bakteri tidak yang terbanyak ditemukan dan hampir sama berhubungan dengan beberapa penelitian sebelumnya OMSK tipe benigna dan maligna (p>0,05). seperti Loy9 di Singapura mendapatkan Berdasarkan hasil uji Mann Whitney, tidak dan terdapat perbedaan signifikan antara hasil Staphylococcus aureus (33,3%) secara signifikan dengan kultur bakteri penderita OMSK tipe maligna Pseudomonas aeruginosa (33,3%). dan benigna (p>0,05). Penelitian di bagian THT FKUI/RS Karakteristik Cipto Mangunkusumo melaporkan bakteri sampel berdasarkan aerob yang paling sering ditemukan pada kerusakan osikel, menunjukkan kerusakan OMSK tipe benigna adalah Pseudomonas osikel berhubungan cukup kuat dan disusul oleh signifikan dengan OMSK tipe benigna (16,33%) dan maupun maligna (p<0,05) dengan arah Acinetobacter anitratus (14,29%). Bakteri korelasi positif. Hal ini menunjukkan bahwa aerob yang paling sering ditemukan pada penderita OMSK tipe maligna cenderung OMSK mengalami (22,46%), aeruginosa Staphylococcus tipe aureus maligna (58,5%), mirabilis adalah Proteus disusul kerusakan osikel dibanding penderita OMSK tipe benigna. OMSK tipe oleh Pseudomonas aeruginosa (31,5%).1 maligna menyebabkan kerusakan tulang sensitivitas karena efek penekanan oleh penumpukan terhadap antibotik, Staphylococcus aureus debris keratin dan akibat aktivitas enzim sensitif kuat terhadap amoksisilin klavulanat osteoklas. (12,7%), dan berulang menyebabkan kerusakan mukosa Pseudomonas yang menetap, sehingga dapat mengerosi Berdasarkan gentamisin kotrimoksazol aeruginosa hasil (12,7%). sensitif tes (12,7%) kuat OMSK tipe benigna yang tulang. Adanya kerusakan tulang yang terhadap siprofloksasin (15,3%), fosfomisin (15,3%), meliputi norfloksasin (15,3%). Proteus mirabilis menyebabkan gangguan keseimbangan dan sensitif kuat terhadap siprofloksasin (25,6%) bila meluas ke koklea menyebabkan tuli dan sensorineural.1 amoksisilin klavulanat (12,8%). kanalis semisirkularis Penelitian oleh Loy,9 Staphylococcus aureus Jenis tuli pada sampel penelitian ini sensitif terhadap sefaleksin, kloksasilin, lebih banyak tuli campuran dibandingkan klindamisin dan baktrim. Pseudomonas tuli sensorineural (68,9%). Hasil uji korelasi Spearman (p>0,05) menunjukkan bahwa 8 tidak terdapat hubungan yang signifikan sehingga meminimalkan adanya bias dari antara jenis tuli dengan OMSK tipe benigna hasil penelitian dan pengujian yang akan maupun maligna. Selain itu dilakukan. Rerata ambang hantaran tulang juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penelitian jenis tuli pada penderita yang mengalami penelitian lainnya, yaitu oleh Kaur5 terhadap OMSK tipe maligna dan benigna (p>0,05). 100 Hasil penelitian ini sesuai dengan yang ada sensorineural menunjukkan rerata ambang di hantaran tulang sebesar 29,7 dB. literatur yang menyatakan bahwa penderita Hasil frekuensi tuli sensorineural sebagai akibat ini uji lebih tinggi OMSK dibanding dengan Spearman tuli menunjukkan OMSK lebih sedikit dibanding dengan tuli bahwa tidak ada hubungan yang signifikan konduktif atau campuran.2,3 Penelitian oleh antara lama otore dengan ambang hantaran Harada dan tulang penderita OMSK keseluruhan dan tuli OMSK tipe maligna saja (p>0,05). Namun sensorineural sebesar 19% pada penderita pada kelompok penderita OMSK benigna OMSK. menunjukkan terdapat hubungan kuat dan yang Arjmand,2 dikutip oleh menyatakan Ellis insiden penelitian signifikan, searah, antara lama otore dengan berdasarkan rerata ambang hantaran tulang ambang hantaran tulang (p<0,05). Hal ini kelompok OMSK tipe benigna terbanyak menunjukkan bahwa semakin lama keluhan pada intensitas 26−30 dB (30%) dan 31−35 otore penderita OMSK tipe benigna akan dB (30%), pada kelompok diikuti oleh peningkatan ambang hantaran terbanyak tulang. Karakteristik OMSK tipe sampel sedangkan maligna pada Cusimano yang dikutip oleh Yoshida,6 intensitas 56−60 dB (37,1%). Berdasarkan uji t, tidak terdapat yang mengevaluasi 195 kasus tuli sensorineural signifikan antara rerata ambang hantaran dan melaporkan bahwa tuli sensorineural tulang OMSK tipe maligna dan benigna tidak dipengaruhi oleh umur penderita saat (p>0,05). Rerata ambang hantaran tulang mulai menderita OMSK, tetapi berhubungan penderita OMSK tipe maligna relatif lebih dengan rendah berlangsung. Yoshida6 menyatakan bahwa dengan dibandingkan perbedaan rerata=44,6571 dengan ambang dB hantaran derajat lamanya gangguan gejala hantaran penyakit tulang tulang penderita OMSK tipe benigna dengan berhubungan dengan lamanya penyakit dan rerata=48,0 dB. Perbedaan hasil ambang risikonya meningkat sesuai dengan umur hantaran tulang penderita OMSK tipe penderita. maligna dan benigna tidak terlalu besar, hantaran tulang tidak berhubungan dengan dengan besarnya standar deviasi relatif kecil, ukuran perforasi gendang telinga, tetapi 9 Peningkatan ambang dengar mempunyai hubungan dengan ukuran sel-sel mediator inflamasi dan toksin bakteri atau pneumatisasi mastoid. Penelitian oleh Kaur 5 lipopolisakarida (LPS), akan meningkatkan menunjukkan tuli permeabilitas membran tingkap bundar. Hal sensorineural (gangguan hantaran tulang) ini akan meningkatkan absorpsi bahan- sebesar 13,64% bila lama penyakit kurang bahan tersebut ke dalam koklea dan terjadi dari 5 tahun dan meningkat menjadi 33% kontaminasi bahan-bahan kimia atau toksin bila lama penyakit lebih dari 26 tahun. di dalam perilimf. Toksin tersebut juga bahwa insiden merusak sel rambut luar maupun sel rambut Lamanya keluhan otore menunjukkan lamanya rentang penyakit waktu inflamasi berlangsung. tersebut yang terjadi sensorineural.10 proses melepaskan berbagai inflamasi. Sitokin mediator-mediator dalam koklea, sehingga menyebabkan tuli Selama Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa jenis bakteri tidak IL-8 berhubungan signifikan dengan jenis tuli, memegang peran penting dalam produksi selain itu dengan uji Mann Whitney mukus dengan meningkatkan MUC5AC dan menunjukkan MUC5B oleh sel-sel goblet telinga tengah. signifikan antara jenis bakteri pada sampel IL-ß transport tuli campuran dan jenis bakteri pada sampel menghambat tuli sensorineural (p>0,05). Dapat pula transport cairan pada channel Na+ sehingga disimpulkan bahwa jenis bakteri pada cairan menumpuk di telinga tengah. IL-8 penderita OMSK yang mengalami tuli memperpanjang sekresi musin oleh sel campuran dan sensorineural tidak berbeda goblet sehingga memperlama otitis media. secara nyata, karena jumlah jenis bakteri Interleukin IL1-ß dan TNF-α menginduksi pada kedua jenis tuli tersebut secara statistik proinflamasi TNF-α, meningkatkan sodium platelet potasium activating IL1-ß, dan aktivitas klorida, factor (PAF). tidak terdapat perbedaan tidak berbeda signifikan. PAF Berdasarkan menstimulasi sekresi glikoprotein mukus hasil uji korelasi yang diperantarai oleh metabolisme asam Spearman (tabel 4) diketahui bahwa hasil arakidonat, khususnya metabolisme jalur kultur bakteri penderita OMSK tipe maligna lipoksigenase melalui reseptor PAF dan dan hasil kultur bakteri penderita secara menghambat mukosilier. keseluruhan menunjukkan hubungan yang disfungsi cukup kuat dan signifikan dengan ambang Keadaan ini permbersihan menyebabkan mukosilier dapat terjadi pada telinga tengah, hantaran tulang sehingga terjadi penumpukan mukus di korelasi negatif. Arah korelasi negatif telinga tengah.10 Tertumpuknya pus, sekret, artinya jika (p<0,05) dengan arah hasil kultur bakteri menunjukkan jenis bakteri Staphylococcus 10 aureus (urutan bakteri seperti tertera di tabel menghasilkan eksotoksin.12 Lundman yang 2), maka hal ini akan menyebabkan rerata dikutip oleh Ellis2 menunjukkan kerusakan ambang hantaran tulang (dB) nilainya telinga dalam oleh eksotoksin Pseudomonas cenderung lebih besar. Namun sebaliknya, melalui membran tingkap bundar tikus. jika hasil kultur menunjukkan jenis bakteri Proteus mirabilis, Enterobacter, Serratia Acinetobacter hingga wolfii Flavobacterium merupakan bakteri meningosepticum, akan golongan bakteri Faktor Enterobacteriaceae. virulensi dengar golongan Enterobacteriaceae meliputi pili hantaran tulang (dB) nilainya cenderung untuk perlekatan, LPS dan eksotoksin yang lebih dapat menyebabkan rerata kecil. ambang Sedangkan jenis bakteri merusak membran sel inang, penderita OMSK tipe benigna berhubungan menghambat sintesa protein dan merubah cukup kuat, tetapi tidak signifikan dengan jalur metabolisme sehingga sel inang mati. Eksotoksin ambang hantaran tulang (p>0,05). Bakteri hasil kultur pada penelitian ini Pseudomonas A yang dilepas aeruginosa sel dengan cara pejamu hanya satu yang merupakan bakteri gram menghambat positif, yaitu Staphylococcus aureus. Hasil melalui inaktivasi faktor elongasi eEF2. uji Spearman pada penderita OMSK tipe Setelah komponen B bergabung dengan maligna reseptor sel, komponen A akan masuk ke OMSK keseluruhan translasi sintesa protein menyatakan rerata ambang hantaran tulang dalam (risiko cenderung (nikotinamide adenine dinucleotida) dengan melepaskan EF-2 yang diperlukan untuk translokasi tuli meningkat. sensorineural) Staphylococcus sel langsung merusak pada umumnya adalah bakteri gram negatif, dan secara oleh menggabungkan toksin alfa yang merupakan sitotoksin rantai pembentuk pori-pori yang dapat merusak sel eukariot. Proses ribosilasi ini menonaktifkan inang.11 Penelitian Schachern pada tahun EF-2 dan sintesa protein akan berhenti 1981 yang dikutip oleh Engel,7 menyatakan mengakibatkan kematian sel.13 Bila keadaan adanya kerusakan permeabilitas membran ini mengenai lapisan terluar membran tingkap tingkap bundar akan merusak permeabilitas, bundar oleh eksotoksin bakteri menghasilkan Enterobacteriaceae Pseudomonas baru pada ribosom sehingga meningkatkan absorbsi bahan- Staphylococcus aureus. Semua polipeptida NAD gram LPS. dan aeruginosa negatif bahan dari telinga tengah ke telinga dalam Golongan yang mengakibatkan perubahan biokimiawi bakteri cairan selain di menyebabkan menghasilkan LPS yang bersifat toksik juga OMSK. 11 telinga tuli dalam, sehingga sensorineural pada Sampel pada penelitian ini terbatas JE, Mandel EM, editors. Advanced pada penderita OMSK yang dilakukan therapy of otitis media. Hamilton, pembedahan Ontario: BC Decker Inc; 2004. p. 343-7. saja, karena prosedur 3. pemeriksaan audiometri hanya dilakukan Kirtane MV, Merchant SN, Raje AR, pada penderita OMSK yang akan lakukan Zantye SP, Shah KL. Sensorineural pembedahan. Apabila prosedur pemeriksaan hearing loss in chronic otitis media. J audiometri dilakukan pada semua penderita Postgraduate Med 1985; 31(4):183-6. 4. OMSK, maka data yang diperoleh akan Bluestone CD, Klein JO. Intratemporal lebih representatif untuk sampel penderita complication OMSK. Bluestone CD, Stool SE, Alper CM, kultur penderita OMSK JE, yaitu (20%), Acinetobacter al., editors. Pediatric 9. 5. (6,7%), gergoviae et WB Saunders Company; 2003. p. 687- wolfii (15,6%), Pseudomonas aeruginosa (11,1%), Enterobacter In: otolaryngology. 4th ed. Philadelphia: Staphylococcus aureus (31,1%), Proteus mirabilis sequelae. Arjmand EM, Casselbrand ML, Dohar Pada penilitian ini didapati bakteri hasil and Kaur K, Sonkhya N, Bapna AS. Chronic suppurative otitis media and Enterobacter agglomerans (4,4%), Proteus (2,2%), sensorineural hearing loss: is there a Enterobacter aerogenes (2,2%) dan Serratia correlation. Indian J Otolaryngol Head marcescens (2,2%). Neck Surg 2003; 55(1):21-4. vulgaris (2,2%), Streptococcus 6. Dari penelitian ini didapati hubungan Yoshida H, Miyamoto I, Takahashi H. yang bermakna antara jenis bakteri aerob Is sensorineural hearing loss with dengan peningkatan rerata ambang hantaran chronic otitis media due to infection or tulang (risiko tuli sensorineural) penderita aging in older patients? Auris Nasus OMSK, khususnya OMSK tipe maligna. Larynx. Intl J ORL & HNS 2010; 37(3):269-73. 7. Engel F, Blatz R, Kellner J, Palmer M, DAFTAR PUSTAKA 1. 2. Helmi. Otitis media supuratif kronis. Weller U, Bhakdi S. Breakdown of the Dalam: Helmi, Sungkar S, editors. round window membran permeability Otitis media supuratif kronis. Jakarta: barrier evoked by Streptolysin O: Balai Penerbit FKUI; 2005. h. 55-71. possible etiologic role in acut otitis Ellis media. Infection and Immunity 1995; M, Arjmand. Sensorineural 63(4):1305-10. hearing impairment. In: Alper CM, Bluestone CD, Casselbrant ML, Dohar 12 8. 9. Mirza IA, Ali L, Arshad. Microbiology Streptolysin-O, and Escherichia coli of chronic suppurative otitis media - hemolysin: prototype of pore-forming experience at Bahawalpur. Pak Armed bacterial cytolysins. Arch Microbiol Forces Med J 2008; 58(4):372-6. 1996; 165:73-9. Loy AHC, Tan AL, Lu 12. Kayser FH. General bacteriology. In: PKS. Microbiology of chronic suppurative Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, otitis media in Singapura. Singapore Zinkernagel RM, editors. Medical Med J 2002; 43(6):296-9. microbiology. New York: Kayser Microbiology; 2005. p. 146-309. 10. Juhn SK, Jung MK, Hoffman MD, Drew BR, Preciado DA, Sausen NJ, et 13. Stenqvist M, Auniko M, Andersen HR. al. The role of inflammatory mediators Middle ear mucosa changes following in the pathogenesis of otitis media and exposure to Pseudomonas aeruginosa sequelae. Clin Exp Otorhinolaryngol exotoxin 2008; 1(3):117-38. Otolaryngology Walker B, Staphylococcal Weller U, et Department Head and of Neck Surgery, University Hospital Sweden, 11. Bhakdi S, Bayley H, Valeva A, Walev I, A. 1999; 37:1-20. al. alpha-toxin, 13