Hubungan jenis bakteri aerob dengan risiko tuli - perhati-kl

advertisement
Laporan Penelitian
Hubungan jenis bakteri aerob dengan risiko tuli sensorineural
penderita otitis media supuratif kronis
Dyah Prathiwi Wahyudiasih, Edi Handoko, Endang Retnoningsih
Laboratorium Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar
Malang-Indonesia
ABSTRAK
Latar belakang: Tuli sensorineural yang disebabkan oleh otitis media supuratif kronis
(OMSK) mekanismenya belum diketahui secara pasti. Beberapa penelitian telah menunjukkan
peran toksin bakteri merusak telinga dalam, sehingga menyebabkan tuli sensorineural. Tujuan:
Mengetahui hubungan antara jenis bakteri aerob dengan risiko tuli sensorineural penderita
OMSK. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan melibatkan 45
penderita OMSK yang disertai tuli sensorineural di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, pada
periode 1 Januari 2005−31 Desember 2010. Kultur bakteri diambil dari swab antrum mastoid
saat operasi mastoidektomi. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Spearman, uji t dan
Mann Whitney. Hasil: Rerata ambang hantaran tulang cenderung lebih tinggi pada penderita
dengan hasil kultur Staphylococcus aureus dibanding jenis bakteri lainnya. Hal ini berlaku pada
penderita OMSK keseluruhan dan OMSK tipe maligna saja (p>0,05). Kesimpulan: Terdapat
hubungan bermakna antara jenis bakteri aerob dengan rerata ambang hantaran tulang penderita
OMSK, khususnya OMSK tipe maligna.
Kata kunci: OMSK, tuli sensorineural, bakteri aerob, toksin, ambang hantaran tulang
ABSTRACT
Background: Sensorineural hearing loss (SNHL) as sequelae of chronic supurative otitis
media (CSOM) is still debatable. Previous researches had shown the role of bacterial toxin upon
the round window membrane which could induce SNHL. Purpose: To find the relationship
between the kind of aerobic bacteria with the risk of SNHL in CSOM patients. Method: This
study used cross sectional design and involved 45 CSOM patients with SNHL in Dr. Saiful
Anwar hospital from January 1st, 2005 to December 31st, 2010. The specimen for microbacterial
cultures and sensitivity tests were taken from the mastoid antrum during mastoidectomy.
Statistical analysis employed Spearman correlation test, t-test, and Mann Whitney. Result: The
1
mean values of bone conduction threshold (BCT) in all of CSOM cases, especially in dangerous
type CSOM patients, with bacteria culture showed Staphylococcus aureus were higher than
others bacteria (p<0.05). Conclusion: There was significant relationship between the kind of
aerobic bacteria with the BCT averages in CSOM patients, especially dangerous type CSOM
patients.
Keywords: CSOM, SNHL, aerobic bacteria, toxin, bone conduction threshold
Alamat korespondensi: Dyah Prathiwi Wahyudiasih, Lab/SMF Ilmu Kesehatan THT-KL FK
Unibraw/RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. E-mail: [email protected]
khususnya frekuensi yang lebih tinggi
PENDAHULUAN
dengan OMSK.
Otitis media supuratif kronis (OMSK)
Mekanisme OMSK menyebabkan tuli
merupakan penyakit infeksi pada telinga
sensorineural belum diketahui secara pasti,
yang masih sering dijumpai. Prevalensi
tetapi penelitian menunjukkan ada peranan
OMSK di Indonesia secara umum adalah
penting
3,9% dan Indonesia masuk dalam daftar
pendengaran
membran tingkap bundar, mengakibatkan
yang
perubahan biokimiawi cairan di telinga
merupakan keluhan utama dari penderita.1
dalam, sehingga secara bertahap merusak
Gangguan pendengaran menyertai semua
organ di dalamnya.2,7
episode otitis media yang dapat berupa tuli
konduktif,
tuli
sensorineural
atau
bundar.
toksik masuk ke telinga dalam melalui
OMSK secara umum berkaitan dengan
penurunan
tingkap
Paparella menyatakan bahwa bahan-bahan
negara dengan prevalensi OMSK tinggi.1
derajat
permeabilitas
Bakteri yang paling banyak ditemukan
tuli
pada
campuran.2,3 Tuli sensorineural biasanya
OMSK
Pseudomonas
menetap, sedangkan tuli konduktif bisa
adalah
bakteri
aeruginosa
aerob.
merupakan
bakteri tersering ditemukan pada biakan
bersifat sementara atau menetap.4
sekret OMSK tanpa kolesteatoma. Bakteri
Insiden tuli sensorineural sekitar 24
yang paling sering ditemukan pada OMSK
dari 100 kasus penderita OMSK di Rumah
dengan kolesteatoma dari data rekam medik
Sakit Jaipur antara Januari sampai Juni
tahun 2001.5 Paparella yang dikutip oleh
penderita yang menjalani mastoidektomi
Yoshida6
radikal di RSUPN Cipto Mangunkusumo
melaporkan
bahwa
terdapat
dari Januari 1993 sampai dengan April 1996
hubungan antara gangguan hantaran tulang
2
adalah Proteus mirabilis sebanyak 58,5%,
eksklusi
sedangkan Pseudomonas sebanyak 31,5%.1
sebelumnya pada telinga yang sama, tuli
Mengingat
adanya
penelitian
(riwayat
mastoidektomi
sejak lahir, terbiasa terpapar suara bising,
sebelumnya bahwa toksin yang dilepaskan
trauma
oleh bakteri berperan terhadap rusaknya
ototoksik).
kepala
dan
penggunaan
obat
telinga dalam sehingga menyebabkan tuli
Variabel pada penelitian ini meliputi
sensorineural, maka dalam penelitian ini
variabel bebas, yaitu jenis bakteri aerob dan
akan diamati hubungan jenis bakteri dengan
variabel tergantung risiko tuli sensorineural.
salah
satu
akibat
OMSK
yaitu
tuli
Penelitian ini menggunakan metode
sensorineural.
analisis
uji
korelasi
Spearman
untuk
menguji keeratan hubungan antara dua
variabel, uji t tidak berpasangan untuk
METODE
menguji perbedaan variabel yang berskala
Penelitian ini dilakukan dengan desain
numerik dan uji Mann Whitney untuk
cross sectional untuk mengetahui adanya
menguji perbedaan variabel yang berskala
hubungan jenis bakteri aerob dengan risiko
tuli sensorineural penderita OMSK
kategorik.
yang
dilakukan mastoidektomi di RSUD Dr.
HASIL
Saiful Anwar Malang 1 Januari 2005−31
Desember 2010.
Pada penelitian didapatkan sampel
Penelitian dilakukan di RSUD Dr.
sebanyak 45 kasus dengan rentang umur
Saiful Anwar Malang dan dilaksanakan
8−52 tahun di mana laki-laki 55,6% dan
mulai April 2011 sampai Juni 2011 dengan
perempuan 44,4%. Hubungan antara jenis
populasi terjangkau adalah penderita OMSK
kelamin maupun umur dengan OMSK tidak
yang berkunjung ke RSUD Dr. Saiful
signifikan
Anwar Malang periode 1 Januari 2005
Kejadian OMSK paling banyak dijumpai
sampai dengan 31 Desember 2010. Sampel
pada umur 21–30 tahun sejumlah 13 kasus
penelitian adalah semua populasi terjangkau
(28,8%).
yang
pembedahan
terendah pada kelompok umur kurang dari
(mastoidektomi) dan memenuhi kriteria
10 tahun, yaitu 2 kasus (4,44%), disusul
inklusi (data audiometri, data hasil kultur
umur antara 51−60 tahun berjumlah 4 kasus
sekret OMSK dan usia≤60 tahun) dan
(8,88%).
dilakukan
tindakan
3
dengan
Frekuensi
p>0,05
(Tabel
kejadian
1).
OMSK
Tabel 1. Karakteristik umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dan umur
Karakteristik
OMSK tipe
OMSK tipe
benigna
maligna
Total
Uji
spearman
n
%
n
%
n
%
Laki-laki
5
50
20
57,1
25
55,6
Perempuan
5
50
15
42,9
20
44,4
r =-0,060
Total
10
100
35
100
100
p = 0,697
2
5,7
2
4,44
Jenis kelamin
Kelompok umur
0 – 10
11 – 20
3
30
6
17,1
9
20
21 – 30
3
30
10
22,2
13
28,8
31 – 40
2
20
9
25,7
11
24,44
41 – 50
1
10
5
14,2
6
13,33
51 – 60
1
10
3
8,5
4
8,88
Total
10
100
35
100
45
100
Jenis
Karakteristik klinis
bakteri
terbanyak
yang
Karakteristik klinis penderita OMSK
didapatkan dari kultur sekret OMSK (tabel
yang dikaji dalam penelitian ini meliputi:
2) adalah Staphylococcus aureus (31,1%),
lama otore, jenis bakteri (kultur sekret
Proteus mirabilis (20%), Acinetobacter
OMSK),
tuli,
wolfii (15,6%), Pseudomonas aeruginosa
ambang hantaran tulang dan antibiotik yang
(14,3%). Berdasarkan hasil tes sensitivitas
sensitif kuat terhadap bakteri penyebab
antibiotik, Staphylococcus aureus sensitif
OMSK.
kuat
kerusakan
osikel,
jenis
terhadap
amoksisilin
klavulanat
penelitian
(12,7%), gentamisin (12,7%), kotrimoksazol
berdasarkan lama otore, didapatkan kasus
(12,7%). Pseudomonas aeruginosa sensitif
terbanyak pada kelompok lama otore 1−5
kuat
tahun (42,2%) dan dengan uji t tidak
fosfomisin (15,3%), norfloksasin (15,3%),
menunjukkan adanya perbedaan antara lama
amoksisilin
otore pada penderita OMSK tipe benigna
sensitif kuat terhadap siprofloksasin (25,6%)
dengan lama otore pada penderita OMSK
dan amoksisilin klavulanat (12,8%).
Karakteristik
sampel
tipe maligna (nilai p>0,05).
4
terhadap
siprofloksasin
(7,7%).
Proteus
(15,3%),
mirabilis
Tabel 2. Karakteristik sampel berdasarkan jenis bakteri hasil kultur sekret OMSK
No
Jenis bakteri
OMSK tipe
OMSK tipe
benigna
maligna
Total
n
%
n
%
n
%
1
Staphylococcus aureus
3
30 %
11
31,4%
14
31,1%
2
Proteus mirabilis
1
10 %
8
22,9%
9
20%
3
Acinetobacter wolfii
2
20%
5
14,3%
7
15,6%
4
Pseudomonas aeruginosa
0
0%
5
14,3%
5
11,1%
5
Enterobacter gergoviae
1
10%
2
5,7%
3
6,7%
6
Enterobacter agglomerans
2
20%
0
0%
2
4,4%
7
Proteus vulgaris
0
0%
1
2,9%
1
2,2%
8
Streptococcus
1
10%
0
0%
1
2,2%
9
Enterobacter aerogenes
0
0%
1
2,9%
1
2,2%
10
Serratia marcescens
0
0%
1
2,9%
1
2,2%
11
Flavobacterium meningosepticum
0
0%
1
2,9%
1
2,2%
10
100%
35
100%
45
100%
Total
Spearman r =-0,099 (p = 0,518), Mann Whitney p = 0,527
Spearman
korelasi positif. Hal ini menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa jenis bakteri tidak
penderita OMSK tipe maligna cenderung
berhubungan
mengalami
Hasil
uji
secara
korelasi
signifikan
dengan
kerusakan
osikel
daripada
penderita OMSK tipe benigna.
OMSK tipe benigna dan maligna karena
Jenis tuli pada sampel penelitian ini
keeratan hubungan antara dua variabel ini
(p>0,05).
lebih banyak tuli campuran dibandingkan
Berdasarkan hasil uji Mann Whitney, tidak
tuli sensorineural (68,9%). Hasil uji korelasi
terdapat perbedaan signifikan antara hasil
Spearman (p>0,05) menunjukkan bahwa
kultur bakteri penderita OMSK tipe maligna
tidak terdapat hubungan yang signifikan
dan benigna (p>0,05).
antara jenis tuli dengan OMSK tipe benigna
tergolong
sangat
Karakteristik
lemah
berdasarkan
maupun maligna. Hal ini didukung dengan
kerusakan osikel menunjukkan kerusakan
uji t yang menunjukkan tidak terdapat
osikel
dan
perbedaan yang signifikan antara jenis tuli
signifikan dengan OMSK tipe benigna
pada penderita yang mengalami OMSK tipe
maupun maligna (p<0,05) dengan arah
maligna dan benigna (p>0,05).
berhubungan
sampel
cukup
kuat
Tabel 3. Karakteristik sampel penelitian berdasarkan rerata ambang hantaran tulang
Rerata
OMSK tipe
OMSK tipe
5
Total
ambang hantaran
benigna
maligna
tulang (dB)
n
%
n
%
n
%
26-30
31-35
36-40
41-45
46-50
51-55
56-60
3
3
0
0
1
1
2
30
30
0
0
10
10
20
8
6
2
2
1
3
13
22,8
17,1
5,7
5,7
2,8
8,5
37,1
11
9
2
2
2
4
15
24,4
20
4,4
4,4
4,4
8,8
33,3
Total
10
100
35
100
45
100
Karakteristik
sampel
Hasil
penelitian
uji
Spearman
menunjukkan
berdasarkan rerata ambang hantaran tulang
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
kelompok OMSK tipe benigna terbanyak
antara lama otore dengan ambang hantaran
pada intensitas 26−30 dB (30%) dan 31−35
tulang penderita OMSK keseluruhan dan
dB (30%),
pada kelompok
OMSK tipe maligna saja (p>0,05). Namun
terbanyak
pada
OMSK
tipe
sedangkan
maligna
pada
kelompok
penderita
OMSK
tipe
benigna, menunjukkan terdapat hubungan
intensitas 56−60 dB (37,1%).
kuat dan signifikan, searah, antara lama
Berdasarkan hasil uji t menunjukkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan
otore dengan
ambang hantaran
tulang
antara rerata ambang hantaran tulang OMSK
(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
tipe maligna dan benigna (p>0,05). Rerata
semakin lama keluhan otore penderita
ambang hantaran tulang penderita OMSK
OMSK tipe benigna akan diikuti oleh
tipe maligna relatif lebih rendah dengan
peningkatan ambang hantaran tulang.
mean= 44,6571 dB dibandingkan dengan
ambang hantaran tulang penderita OMSK
Hubungan jenis bakteri dengan jenis tuli
tipe benigna dengan mean= 48,0 dB (tabel
penderita OMSK
3). Perbedaan hasil ambang hantaran tulang
Hasil
uji
korelasi
Spearman
penderita OMSK tipe maligna dan benigna
menunjukkan bahwa jenis bakteri tidak
tidak terlalu besar dengan besarnya standar
berhubungan signifikan dengan jenis tuli
deviasi relatif kecil, sehingga meminimalkan
(p>0,05), selain itu uji Mann Whitney
adanya bias dari hasil penelitian dan
menunjukkan
pengujian yang akan dilakukan.
signifikan antara jenis bakteri pada sampel
tidak
terdapat
perbedaan
tuli campuran dan jenis bakteri pada sampel
tuli sensorineural (p>0,05).
Hubungan lama otore dengan ambang
hantaran tulang
6
Hubungan antara jenis bakteri dan
penderita OMSK tipe benigna berhubungan
rerata ambang hantaran tulang
cukup kuat tetapi tidak signifikan dengan
rerata ambang hantaran tulang (p>0,05).
Tabel 4. Uji Spearman jenis bakteri dan
DISKUSI
rerata ambang hantaran tulang
Variabel
Nilai
Nilai
r
p
Karakteristik sampel berdasarkan jenis
kelamin menunjukkan laki-laki (55,6%)
Jenis bakteri (OMSK tipe benigna)
dengan rerata ambang hantaran tulang
Jenis bakteri (OMSK tipe maligna)
dengan rerata ambang hantaran tulang
-,432
0,212
lebih banyak dibanding perempuan (44,4%),
sedangkan berdasarkan umur 8−52 tahun.
-0,437
0,009
Penelitian oleh Mirza8 di Pakistan, laki-laki
54% dan perempuan 46% dengan umur
Jenis bakteri (OMSK keseluriuhan
tipe benigna dan maligna) dengan
-0,412
0,005
6−65 tahun. Hubungan antara jenis kelamin
rerata ambang hantaran tulang
maupun
umur
dengan
OMSK
tidak
signifikan dengan p>0,05 (Tabel 1). Hal ini
Berdasarkan
hasil
uji
korelasi
dapat diartikan bahwa laki-laki maupun
Spearman (tabel 4) diketahui bahwa hasil
perempuan mempunyai risiko yang sama
kultur bakteri penderita OMSK tipe maligna
untuk
dan hasil kultur bakteri penderita secara
Karakteristik
cukup kuat dan signifikan dengan ambang
tulang (p<0,05) dengan
jika
hasil
kultur
arah
otore penderita OMSK tipe benigna dengan
lama otore pada penderita OMSK tipe
maligna (nilai p>0,05). Penelitian yang
ambang hantaran tulang (dB) nilainya
dilakukan oleh Kaur5 terhadap 100 penderita
cenderung lebih besar. Namun sebaliknya,
OMSK (24% dengan tuli sensorineural)
jika hasil kultur menunjukkan jenis bakteri
Flavobacterium
menyebabkan
meningosepticum,
rerata
ambang
menunjukkan lama otore terbanyak dalam
bakteri
rentang waktu lebih dari 15 tahun.
akan
Jenis
dengar
kecil.
Sedangkan
jenis
bakteri
terbanyak
yang
didapatkan dari kultur sekret OMSK (tabel
hantaran tulang (dB) nilainya cenderung
lebih
penelitian
menunjukkan adanya perbedaan antara lama
2), maka hal itu akan menyebabkan rerata
hingga
sampel
tahun (42,2%) dan dengan uji t tidak
bakteri
aureus (urutan bakteri seperti tertera di tabel
wolfii
benigna
terbanyak pada kelompok lama otore 1−5
menunjukkan jenis bakteri Staphylococcus
Acinetobacter
tipe
berdasarkan lama otore, didapatkan kasus
korelasi negatif. Arah korelasi negatif
artinya
OMSK
maupun maligna.
keseluruhan menunjukkan hubungan yang
hantaran
menderita
2) adalah Staphylococcus aureus (31,1%),
bakteri
7
aeruginosa sensitif terhadap siprofloksasin,
Proteus mirabilis (20%), Acinetobacter
(15,6%)
wolfii
dan
seftazidim, piperasilin dan amikasin.
Pseudomonas
Hasil
aeruginosa (14,3%). Pada penelitian ini
uji
korelasi
Spearman
Staphylococcus aureus merupakan bakteri
menunjukkan bahwa jenis bakteri tidak
yang terbanyak ditemukan dan hampir sama
berhubungan
dengan beberapa penelitian sebelumnya
OMSK tipe benigna dan maligna (p>0,05).
seperti Loy9 di Singapura mendapatkan
Berdasarkan hasil uji Mann Whitney, tidak
dan
terdapat perbedaan signifikan antara hasil
Staphylococcus
aureus
(33,3%)
secara
signifikan
dengan
kultur bakteri penderita OMSK tipe maligna
Pseudomonas aeruginosa (33,3%).
dan benigna (p>0,05).
Penelitian di bagian THT FKUI/RS
Karakteristik
Cipto Mangunkusumo melaporkan bakteri
sampel
berdasarkan
aerob yang paling sering ditemukan pada
kerusakan osikel, menunjukkan kerusakan
OMSK tipe benigna adalah Pseudomonas
osikel
berhubungan
cukup
kuat
dan
disusul
oleh
signifikan dengan OMSK tipe benigna
(16,33%)
dan
maupun maligna (p<0,05) dengan arah
Acinetobacter anitratus (14,29%). Bakteri
korelasi positif. Hal ini menunjukkan bahwa
aerob yang paling sering ditemukan pada
penderita OMSK tipe maligna cenderung
OMSK
mengalami
(22,46%),
aeruginosa
Staphylococcus
tipe
aureus
maligna
(58,5%),
mirabilis
adalah
Proteus
disusul
kerusakan
osikel
dibanding
penderita OMSK tipe benigna. OMSK tipe
oleh
Pseudomonas aeruginosa (31,5%).1
maligna menyebabkan kerusakan tulang
sensitivitas
karena efek penekanan oleh penumpukan
terhadap antibotik, Staphylococcus aureus
debris keratin dan akibat aktivitas enzim
sensitif kuat terhadap amoksisilin klavulanat
osteoklas.
(12,7%),
dan
berulang menyebabkan kerusakan mukosa
Pseudomonas
yang menetap, sehingga dapat mengerosi
Berdasarkan
gentamisin
kotrimoksazol
aeruginosa
hasil
(12,7%).
sensitif
tes
(12,7%)
kuat
OMSK
tipe
benigna
yang
tulang. Adanya kerusakan tulang yang
terhadap
siprofloksasin (15,3%), fosfomisin (15,3%),
meliputi
norfloksasin (15,3%). Proteus mirabilis
menyebabkan gangguan keseimbangan dan
sensitif kuat terhadap siprofloksasin (25,6%)
bila meluas ke koklea menyebabkan tuli
dan
sensorineural.1
amoksisilin
klavulanat
(12,8%).
kanalis
semisirkularis
Penelitian oleh Loy,9 Staphylococcus aureus
Jenis tuli pada sampel penelitian ini
sensitif terhadap sefaleksin, kloksasilin,
lebih banyak tuli campuran dibandingkan
klindamisin dan baktrim. Pseudomonas
tuli sensorineural (68,9%). Hasil uji korelasi
Spearman (p>0,05) menunjukkan bahwa
8
tidak terdapat hubungan yang signifikan
sehingga meminimalkan adanya bias dari
antara jenis tuli dengan OMSK tipe benigna
hasil penelitian dan pengujian yang akan
maupun maligna. Selain itu
dilakukan. Rerata ambang hantaran tulang
juga tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara
penelitian
jenis tuli pada penderita yang mengalami
penelitian lainnya, yaitu oleh Kaur5 terhadap
OMSK tipe maligna dan benigna (p>0,05).
100
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang ada
sensorineural menunjukkan rerata ambang
di
hantaran tulang sebesar 29,7 dB.
literatur
yang
menyatakan
bahwa
penderita
Hasil
frekuensi tuli sensorineural sebagai akibat
ini
uji
lebih
tinggi
OMSK
dibanding
dengan
Spearman
tuli
menunjukkan
OMSK lebih sedikit dibanding dengan tuli
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
konduktif atau campuran.2,3 Penelitian oleh
antara lama otore dengan ambang hantaran
Harada
dan
tulang penderita OMSK keseluruhan dan
tuli
OMSK tipe maligna saja (p>0,05). Namun
sensorineural sebesar 19% pada penderita
pada kelompok penderita OMSK benigna
OMSK.
menunjukkan terdapat hubungan kuat dan
yang
Arjmand,2
dikutip
oleh
menyatakan
Ellis
insiden
penelitian
signifikan, searah, antara lama otore dengan
berdasarkan rerata ambang hantaran tulang
ambang hantaran tulang (p<0,05). Hal ini
kelompok OMSK tipe benigna terbanyak
menunjukkan bahwa semakin lama keluhan
pada intensitas 26−30 dB (30%) dan 31−35
otore penderita OMSK tipe benigna akan
dB (30%),
pada kelompok
diikuti oleh peningkatan ambang hantaran
terbanyak
tulang.
Karakteristik
OMSK
tipe
sampel
sedangkan
maligna
pada
Cusimano yang dikutip oleh Yoshida,6
intensitas 56−60 dB (37,1%). Berdasarkan
uji
t,
tidak
terdapat
yang
mengevaluasi 195 kasus tuli sensorineural
signifikan antara rerata ambang hantaran
dan melaporkan bahwa tuli sensorineural
tulang OMSK tipe maligna dan benigna
tidak dipengaruhi oleh umur penderita saat
(p>0,05). Rerata ambang hantaran tulang
mulai menderita OMSK, tetapi berhubungan
penderita OMSK tipe maligna relatif lebih
dengan
rendah
berlangsung. Yoshida6 menyatakan bahwa
dengan
dibandingkan
perbedaan
rerata=44,6571
dengan
ambang
dB
hantaran
derajat
lamanya
gangguan
gejala
hantaran
penyakit
tulang
tulang penderita OMSK tipe benigna dengan
berhubungan dengan lamanya penyakit dan
rerata=48,0 dB. Perbedaan hasil ambang
risikonya meningkat sesuai dengan umur
hantaran tulang penderita OMSK tipe
penderita.
maligna dan benigna tidak terlalu besar,
hantaran tulang tidak berhubungan dengan
dengan besarnya standar deviasi relatif kecil,
ukuran perforasi gendang telinga, tetapi
9
Peningkatan
ambang
dengar
mempunyai hubungan dengan ukuran sel-sel
mediator inflamasi dan toksin bakteri atau
pneumatisasi mastoid. Penelitian oleh Kaur
5
lipopolisakarida (LPS), akan meningkatkan
menunjukkan
tuli
permeabilitas membran tingkap bundar. Hal
sensorineural (gangguan hantaran tulang)
ini akan meningkatkan absorpsi bahan-
sebesar 13,64% bila lama penyakit kurang
bahan tersebut ke dalam koklea dan terjadi
dari 5 tahun dan meningkat menjadi 33%
kontaminasi bahan-bahan kimia atau toksin
bila lama penyakit lebih dari 26 tahun.
di dalam perilimf. Toksin tersebut juga
bahwa
insiden
merusak sel rambut luar maupun sel rambut
Lamanya keluhan otore menunjukkan
lamanya
rentang
penyakit
waktu
inflamasi
berlangsung.
tersebut
yang
terjadi
sensorineural.10
proses
melepaskan
berbagai
inflamasi.
Sitokin
mediator-mediator
dalam koklea, sehingga menyebabkan tuli
Selama
Hasil
uji
korelasi
Spearman
menunjukkan bahwa jenis bakteri tidak
IL-8
berhubungan signifikan dengan jenis tuli,
memegang peran penting dalam produksi
selain itu dengan uji Mann Whitney
mukus dengan meningkatkan MUC5AC dan
menunjukkan
MUC5B oleh sel-sel goblet telinga tengah.
signifikan antara jenis bakteri pada sampel
IL-ß
transport
tuli campuran dan jenis bakteri pada sampel
menghambat
tuli sensorineural (p>0,05). Dapat pula
transport cairan pada channel Na+ sehingga
disimpulkan bahwa jenis bakteri pada
cairan menumpuk di telinga tengah. IL-8
penderita OMSK yang mengalami tuli
memperpanjang sekresi musin oleh sel
campuran dan sensorineural tidak berbeda
goblet sehingga memperlama otitis media.
secara nyata, karena jumlah jenis bakteri
Interleukin IL1-ß dan TNF-α menginduksi
pada kedua jenis tuli tersebut secara statistik
proinflamasi
TNF-α,
meningkatkan
sodium
platelet
potasium
activating
IL1-ß,
dan
aktivitas
klorida,
factor
(PAF).
tidak
terdapat
perbedaan
tidak berbeda signifikan.
PAF
Berdasarkan
menstimulasi sekresi glikoprotein mukus
hasil
uji
korelasi
yang diperantarai oleh metabolisme asam
Spearman (tabel 4) diketahui bahwa hasil
arakidonat, khususnya metabolisme jalur
kultur bakteri penderita OMSK tipe maligna
lipoksigenase melalui reseptor PAF dan
dan hasil kultur bakteri penderita secara
menghambat
mukosilier.
keseluruhan menunjukkan hubungan yang
disfungsi
cukup kuat dan signifikan dengan ambang
Keadaan
ini
permbersihan
menyebabkan
mukosilier dapat terjadi pada telinga tengah,
hantaran tulang
sehingga terjadi penumpukan mukus di
korelasi negatif. Arah korelasi negatif
telinga tengah.10 Tertumpuknya pus, sekret,
artinya
jika
(p<0,05) dengan arah
hasil
kultur
bakteri
menunjukkan jenis bakteri Staphylococcus
10
aureus (urutan bakteri seperti tertera di tabel
menghasilkan eksotoksin.12 Lundman yang
2), maka hal ini akan menyebabkan rerata
dikutip oleh Ellis2 menunjukkan kerusakan
ambang hantaran tulang (dB) nilainya
telinga dalam oleh eksotoksin Pseudomonas
cenderung lebih besar. Namun sebaliknya,
melalui membran tingkap bundar tikus.
jika hasil kultur menunjukkan jenis bakteri
Proteus mirabilis, Enterobacter, Serratia
Acinetobacter
hingga
wolfii
Flavobacterium
merupakan
bakteri
meningosepticum,
akan
golongan
bakteri
Faktor
Enterobacteriaceae.
virulensi
dengar
golongan Enterobacteriaceae meliputi pili
hantaran tulang (dB) nilainya cenderung
untuk perlekatan, LPS dan eksotoksin yang
lebih
dapat
menyebabkan
rerata
kecil.
ambang
Sedangkan
jenis
bakteri
merusak
membran
sel
inang,
penderita OMSK tipe benigna berhubungan
menghambat sintesa protein dan merubah
cukup kuat, tetapi tidak signifikan dengan
jalur metabolisme sehingga sel inang mati.
Eksotoksin
ambang hantaran tulang (p>0,05).
Bakteri hasil kultur pada penelitian ini
Pseudomonas
A
yang dilepas
aeruginosa
sel
dengan
cara
pejamu
hanya satu yang merupakan bakteri gram
menghambat
positif, yaitu Staphylococcus aureus. Hasil
melalui inaktivasi faktor elongasi eEF2.
uji Spearman pada penderita OMSK tipe
Setelah komponen B bergabung dengan
maligna
reseptor sel, komponen A akan masuk ke
OMSK
keseluruhan
translasi
sintesa
protein
menyatakan rerata ambang hantaran tulang
dalam
(risiko
cenderung
(nikotinamide adenine dinucleotida) dengan
melepaskan
EF-2 yang diperlukan untuk translokasi
tuli
meningkat.
sensorineural)
Staphylococcus
sel
langsung
merusak
pada umumnya adalah bakteri gram negatif,
dan
secara
oleh
menggabungkan
toksin alfa yang merupakan sitotoksin
rantai
pembentuk pori-pori yang dapat merusak sel
eukariot. Proses ribosilasi ini menonaktifkan
inang.11 Penelitian Schachern pada tahun
EF-2 dan sintesa protein akan berhenti
1981 yang dikutip oleh Engel,7 menyatakan
mengakibatkan kematian sel.13 Bila keadaan
adanya kerusakan permeabilitas membran
ini mengenai lapisan terluar membran
tingkap
tingkap bundar akan merusak permeabilitas,
bundar
oleh
eksotoksin
bakteri
menghasilkan
Enterobacteriaceae
Pseudomonas
baru
pada
ribosom
sehingga meningkatkan absorbsi bahan-
Staphylococcus aureus.
Semua
polipeptida
NAD
gram
LPS.
dan
aeruginosa
negatif
bahan dari telinga tengah ke telinga dalam
Golongan
yang mengakibatkan perubahan biokimiawi
bakteri
cairan
selain
di
menyebabkan
menghasilkan LPS yang bersifat toksik juga
OMSK.
11
telinga
tuli
dalam,
sehingga
sensorineural
pada
Sampel pada penelitian ini terbatas
JE, Mandel EM, editors. Advanced
pada penderita OMSK yang dilakukan
therapy of otitis media. Hamilton,
pembedahan
Ontario: BC Decker Inc; 2004. p. 343-7.
saja,
karena
prosedur
3.
pemeriksaan audiometri hanya dilakukan
Kirtane MV, Merchant SN, Raje AR,
pada penderita OMSK yang akan lakukan
Zantye SP, Shah KL. Sensorineural
pembedahan. Apabila prosedur pemeriksaan
hearing loss in chronic otitis media. J
audiometri dilakukan pada semua penderita
Postgraduate Med 1985; 31(4):183-6.
4.
OMSK, maka data yang diperoleh akan
Bluestone CD, Klein JO. Intratemporal
lebih representatif untuk sampel penderita
complication
OMSK.
Bluestone CD, Stool SE, Alper CM,
kultur
penderita
OMSK
JE,
yaitu
(20%),
Acinetobacter
al.,
editors.
Pediatric
9.
5.
(6,7%),
gergoviae
et
WB Saunders Company; 2003. p. 687-
wolfii
(15,6%), Pseudomonas aeruginosa (11,1%),
Enterobacter
In:
otolaryngology. 4th ed. Philadelphia:
Staphylococcus aureus (31,1%), Proteus
mirabilis
sequelae.
Arjmand EM, Casselbrand ML, Dohar
Pada penilitian ini didapati bakteri
hasil
and
Kaur K, Sonkhya N, Bapna AS.
Chronic suppurative otitis media and
Enterobacter agglomerans (4,4%), Proteus
(2,2%),
sensorineural hearing loss: is there a
Enterobacter aerogenes (2,2%) dan Serratia
correlation. Indian J Otolaryngol Head
marcescens (2,2%).
Neck Surg 2003; 55(1):21-4.
vulgaris
(2,2%),
Streptococcus
6.
Dari penelitian ini didapati hubungan
Yoshida H, Miyamoto I, Takahashi H.
yang bermakna antara jenis bakteri aerob
Is sensorineural hearing loss with
dengan peningkatan rerata ambang hantaran
chronic otitis media due to infection or
tulang (risiko tuli sensorineural) penderita
aging in older patients? Auris Nasus
OMSK, khususnya OMSK tipe maligna.
Larynx. Intl J ORL & HNS 2010;
37(3):269-73.
7. Engel F, Blatz R, Kellner J, Palmer M,
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Helmi. Otitis media supuratif kronis.
Weller U, Bhakdi S. Breakdown of the
Dalam: Helmi, Sungkar S, editors.
round window membran permeability
Otitis media supuratif kronis. Jakarta:
barrier evoked by Streptolysin O:
Balai Penerbit FKUI; 2005. h. 55-71.
possible etiologic role in acut otitis
Ellis
media. Infection and Immunity 1995;
M,
Arjmand.
Sensorineural
63(4):1305-10.
hearing impairment. In: Alper CM,
Bluestone CD, Casselbrant ML, Dohar
12
8.
9.
Mirza IA, Ali L, Arshad. Microbiology
Streptolysin-O, and Escherichia coli
of chronic suppurative otitis media -
hemolysin: prototype of pore-forming
experience at Bahawalpur. Pak Armed
bacterial cytolysins. Arch Microbiol
Forces Med J 2008; 58(4):372-6.
1996; 165:73-9.
Loy
AHC,
Tan
AL,
Lu
12. Kayser FH. General bacteriology. In:
PKS.
Microbiology of chronic suppurative
Kayser FH, Bienz KA, Eckert J,
otitis media in Singapura. Singapore
Zinkernagel RM, editors. Medical
Med J 2002; 43(6):296-9.
microbiology. New York: Kayser
Microbiology; 2005. p. 146-309.
10. Juhn SK, Jung MK, Hoffman MD,
Drew BR, Preciado DA, Sausen NJ, et
13. Stenqvist M, Auniko M, Andersen HR.
al. The role of inflammatory mediators
Middle ear mucosa changes following
in the pathogenesis of otitis media and
exposure to Pseudomonas aeruginosa
sequelae. Clin Exp Otorhinolaryngol
exotoxin
2008; 1(3):117-38.
Otolaryngology
Walker
B,
Staphylococcal
Weller
U,
et
Department
Head
and
of
Neck
Surgery, University Hospital Sweden,
11. Bhakdi S, Bayley H, Valeva A, Walev
I,
A.
1999; 37:1-20.
al.
alpha-toxin,
13
Download