Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam

advertisement
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam
Pengujian Value Relevance dari Earnings dan Cash Flow
(Bukti Setelah Periode Krisis dengan Analisis Faktor)
Erwin Saraswati
Abdul Ghofar
Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya
Abstract
Pengujian ini pernah dilakukan dengan penentuan sampel berdasarkan kriteria Black
(1998) dan Atmini (2001) dengan hasil tidak ada satupun yang signifikan (2007). Hasil
pengujian Black (1998) menunjukkan signifikan pada tahap growth, mature dan decline
untuk earnings dan pada tahap mature tidak signifikan untuk cash flow from investing,
sedangkan pengujian Atmini (2001) bervariasi . Oleh karena itu, peneltian ini dilakukan
kembali dengan kriteria penentuan sampel dan metode pengujian yang berbeda.
Pengujian menggunakan analisis faktor (factor analysis) dan ditemukan sampel yang
lebih besar daripada sebelumnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hanya cash flow
from operational dan cash flow from investing di tahap decline yang positif signifikan.
Kata Kunci: siklus hidup perusahaan, abnormal return, laba dan komponen arus kas.
Pendahuluan
Pada setiap tahapan siklus hidup perusahaan, diharapkan investor menggunakan
informasi keuangan (dalam hal ini earnings dan komponen cash flow) yang berbeda. Hal
ini disebabkan di setiap tahapan siklus hidup perusahaan mempunyai karakteristik yang
berbeda dan seharusnya investor menggunakan informasi yang berbeda pula. Black
(1998) melakukan pengujian value relevance dari earnings dan cash flow yang dikaitkan
dengan tahapan siklus hidup yang mengacu pada Anthony dan Ramesh (1992), serta
Pashley dan Philippatos (1990).
Earnings dan komponen cash flow (arus kas operasional, arus kas investasi dan
arus kas pembelanjaan) merupakan bagian dari laporan keuangan yang berguna untuk
menilai kinerja perusahaan. Para pengguna laporan keuangan diharapkan menggunakan
informasi yang berbeda di setiap tahapan siklus hidup perusahaan. Setiap tahapan siklus
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
hidup suatu perusahaan berpengaruh terhadap penggunaan informasi keuangan, sehingga
berdampak pada value relevance atau kegunaan dari earnings dan cash flow (Black,
1998).
Menurut Pashley dan Philippatos (1990), tahapan siklus hidup terdiri dari
pioneering, expansion, maturity dan declines. Anthony dan Ramesh (1992) menggunakan
tiga tahapan siklus hidup, yaitu growth, mature dan stagnant. Pengujian setiap tahapan
dihubungkan stock prices yang direfleksikan dalan cumulative abnormal return (CAR).
Anthony dan Ramesh (1992) menyatakan bahwa (1) perubahan dalam pertumbuhan
penjualan (sales growth) dan pengeluaran modal (capital expenditure) merupakan signal
strategi perusahaan (misalnya, market share dan peningkatan kapasitas modal atau cost
trimming); dan (2) strategi efektivitas biaya, keduanya sebagai fungsi dari tahapan siklus
hidup.
Pashley dan Philippatos (1990) mengartikan pioneering sebagai tahap awal
(introduction) yang ditandai dengan penjualan yang rendah, likuiditas yang kecil dan
tidak ada pembayaran dividen. Tahap expansion merupakan tahap pertumbuhan (growth)
dalam pengujian Anthony dan Ramesh (1992) dengan karakteristik pertumbuhan
penjualan yang tinggi, likuiditas tinggi dan mulai membayar dividen. Pada tahap ini,
perusahaan mulai melakukan pengembangan produk, sehingga pengeluaran modal untuk
riset dan pengembangan menjadi tinggi. Tahap kematangan (maturity), tingkat penjualan
mulai menurun, pangsa pasar menurun dan pembayaran dividen lebih tinggi daripada
tahap growth. Sebaliknya tahap decline, pembayaran dividen mulai menurun, penjualan
dan pengeluaran modal juga menurun.
Konsep siklus hidup perusahaan diaplikasikan oleh Mueller (1972) yang
menjelaskan kerangka tentang growth hypothesis dalam kaitannya dengan maksimalisasi
profit dan dihubungkan dengan stockhoders. Mueller (1972) memandang perusahaan
yang baru tumbuh sebagai suatu keadaan yang tidak pasti dalam menghadapi
kelangsungan perusahaan dan operasional secara total yang sejalan dengan pemilik,
apabila manajer dan para pemilik masih muda dalam mengelola perusahaan. Dengan
demikian umur suatu perusahaan dapat dipakai sebagai salah satu variabel untuk
menentukan tahapan siklus hidup.
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Karakteristik tahapan siklus hidup akan berpengaruh terhadap informasi yang
diperlukan. Menurut Black (1998) pada tahap perkenalan, informasi yang berkaitan
dengan growth opportunity akan lebih memberikan value relevance dibandingkan
infroamsi mengenai earnings dan operasional cash flow. Tahap pertumbuhan (growth),
investasi dalam growth opportunity mulai tumbuh, informasi earnings dan operasional
cash flow akan memberikan value relevance.
Hasil pengujian Black (1998) dan Atmini (2001) memberikan bukti bahwa
earnings dan cash flow mempunyai value relevance yang berbeda di setiap tahapan siklus
hidup, dan komponen cash flow lebih memberikan value relevance dibandingkan
earnings (Wilson, 1986, 1987; Livnat dan Zarowin, 1990). Pengujian Anthony dan
Ramesh (1992) menggunakan pertumbuhan penjualan, perubahan dividen, unexpected
earnings dan umur perusahaan yang dihubungkan dengan cumulatif abnormal return
(CAR). Hasil penelitian Anthony dan Ramesh, bahwa unexpected earnings signifikan di
tahap growth. Saraswati (2007) menggunakan sampel yang dipakai oleh Black (1998)
dan Atmini (2001) menemukan tidak ada yang signifikan untuk setiap tahapan siklus
hidup, baik earnings maupun cash flow.
Pengujian ini bertujuan untuk: (1) menguji value relevance dari earnings dan
komponen cash flow; (2) memberikan bukti manakah yang lebih value relevance antara
earnings dan komponen cash flow pada setiap tahapan siklus hidup dengan metode
pengujian sampel yang berbeda dengan pengujian sebelumnya. Kontribusi dalam
penelitian ini: (1) memberikan bukti tambahan tentang value relevance dari earnings dan
cash flow setelah periode krisis (1998-2005); (2) memberikan bukti tambahan tentang
peranan earnings dan komponen cash flow, apabila penentuan sampel menggunakan
analisis faktor; (3) menambah literatur akuntansi dalam bidang strategi dan keuangan.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya (Anthony
dan Ramesh, 1992; Black, 1998; Atmini, 2001; dan Saraswati, 2007). Perbedaan utama
adalah penelitian sebelumnya belum menggunakan analisis faktor dalam menentukan
sampel di setiap siklus hidup. Penelitian sebelumnya menggunakan variabel pertumbuhan
penjualan, pembayaran dividen, pengeluaran modal dan umur perusahaan. Setiap variabel
dibuat ranking dan menentukan kuintil tertentu, sehingga didapatkan sampel perusahaan
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
pada setiap tahap siklus hidup (Anthony dan Ramesh, 1992; Black, 1998; Atmini, 2001;
dan Saraswati, 2007).
Pada penelitian ini, tahap introduction (perkenalan) tidak dimasukkan sebagai
sampel penelitian, dikarenakan tidak adanya data sampel perusahaan pada tahap ini. Oleh
karena, penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, maka
perusahaan pada tahap perkenalan tidak dapat diperoleh. BEI mewajibkan perusahaan
yang terdaftar haruslah laba selama dua tahun berturur-turut, sedangkan perusahaan yang
baru berdiri belum tentu mendapatkan laba. Dengan demikian penelitian ini dilakukan
pada tahap growth, mature dan decline.
Pengembangan Hipotesa
Ide utama strategi bisnis adalah menciptakan “lasting” cost atau mengambil
kesempatan untuk permintaan dibanding kompetitor (Anthony dan Ramesh, 1992).
Manfaat biaya termasuk kapasitas gedung untuk dapat mencapai economies of scale,
sedangkan manfaat permintaan untuk mendapatkan market share yang besar dan
memanfaatkan peluang pasar. Teori siklus hidup menyatakan bahwa pertumbuhan yang
tepat dan strategi kapasitas modal tergantung tahapan siklus hidup perusahaan (Porter,
1980). Demikian juga dengan para pengguna laporan keuangan, diharapkan
memanfaatkan informasi yang berbeda pada setiap tahapan siklus hidup (Black, 1998;
Pashley dan Philippatos, 1990).
Earnings (laba). Tahapan siklus hidup growth dan mature merupakan tahap
setelah introduction, hal ini berarti penjualan sudah mulai naik, pangsa pasar lebih besar
daripada tahap awal dan terdapat pembayaran dividen. Oleh karena itu, earnings
diharapkan dapat memberikan informasi positif dan berhubungan positif dengan stock
return.
Pada tahap decline pasar mulai menurun, penjualan juga turun dan pembayaran
dividen seringkali rendah atau bahkan tidak ada. Laba cenderung negatif, yang lebih
mencerminkan kondisi perekonomian yang buruk dan berdampak pula terhadap stock
return. Dengan demikian laba negatif, berhubungan positif dengan storck return.
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Hasil pengujian Anthony dan Ramesh (1992), tahap growth dan mature
berhubungan positif dengan stock return, sedangkan berhubungan negatif pada tahap
decline. Black (1998) menemukan bukti bahwa earnings memberikan sedikit informasi
terhadap nilai pasar ekuitas. Pada tahap growth berhubungan negatif signifikan, tahap
mature dan decline menunjukkan sign positif signifikan, sedangkan penelitian Atmini
(2001) menunjukkan sign negatif untuk growth dan mature, tetapi tidak signifikan untuk
mature.
Cash Flow from Operating activities atau Arus Kas Operasi (AKO). Arus kas
operasi diharapkan positif pada tahap growth dan mature. Demikian pula pada tahap
decline berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas. Hasil pengujian Black (1998)
menemukan positif signifikan pada tahap growth, mature dan decline, sedangkan Atmini
(2001) menemukan positif tidak signifikan pada tahap growth dan negatif tidak signifikan
pada tahap mature.
Cash Flow from Financing Activities atau Arus Kas pendanaan
(AKP).
Informasi yang dihasilkan arus kas investasi menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang dan memperoleh dana. Pembayaran dividen dan pengeluaran
modal digambarkan juga dalam arus kas investasi ini. Pada tahap growth dan mature
pengeluaran modal, pembayaran dividen dan pembayaran hutang merupakan informasi
positif dan berhubungan dengan nilai pasar ekuitas. Sebaliknya tahap decline, informasi
yang terdapat pada arus kas pendanaan direspon negatif oleh pasar, jika melakukan
pendanaan pada tahap decline. Dengan demikian informasi AKP diharapkan
berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas.
Pengujian Black (1998) menemukan bukti di tahap mature, growth dan decline
berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas. Atmini (2001) menemukan positif
signifikan pada tahap growth dan negatif tidak signifikan pada tahap mature.
Cash Flow from Investing Activities atau Arus Kas Investasi (AKI). Informasi
yang diberikan arus kas investasi mengenai aktivitas investasi yang dilakukan manajer.
Dalam hal ini diasumsikan manajer membuat keputusan yang terbaik bagi shareholder,
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
maka AKI diharapkan memberikan informasi yang positif dan berhubungan positif
dengan nilai pasar ekuitas.
Pengujian Black (1998) menemukan bukti positif signifikan pada tahap growth
dalam hubungannya dengan nilai pasar ekuitas, sedangkan tahap mature berhubungan
positif dengan nilai pasar ekuitas tetapi tidak signifikan. Tahap decline berhubungan
positif dengan nilai pasar ekuitas dan signifikan. Atmini (2001) menemukan hubungan
yang negatif dengan nilai pasar ekuitas, tetapi tidak signifikan pada tahap growth dan
signifikan pada tahap mature.
Desain Penelitian
Pemilihan Sampel
Populasi diambil dari perusahaan manifaktur yang terdaftar di BEJ (sekarang
BEI) dari tahun 1998-2005. Di pilihnya perusahaan manufaktur karena (a) menghindari
perbedaan karakteristik perusahaan; (b) terdapat variabel penelitian untuk capital
expenditur; (c) sampel termasuk dalam kriteria dalam siklus hidup berdasarkan analisis
faktor.
Ada beberapa variabel yang diekspektasikan dalam siklus hidup perusahaan
berdasarkan kriteria Pashley dan Phillippatos (1990), serta Anthony dan Ramesh !1992),
yaitu:
Tabel 1
Ekspektasi Firm-years gambaran dari Tahapan Siklus Hidup
Life cycle stages
Growth
Mature
Decline
DP
Low
Medium
High
Life cycle descriptors
SG
CEV
High
Medium
Low
High
Medium
Low
AGE
Young
Adult
Old
Sumber: Anthony dan Ramesh (1992)
DP, SG, CEV dan AGE masing-masing menunjukkan dividend payout, sales growth,
capital expenditure dibagi market value of equity, dan umur perusahaan.
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Variabel Siklus Hidup
Tahapan siklus hidup memakai empat variabel yang di ekspektasikan dapat
menggambarkan tahapan perusahaan. Empat variabel tersebut yaitu: (1) dividen tahunan
yang dibayarkan di prosentasekan terhadap laba sebelum pajak dan extraordinary items
(DP); (2) prosentase pertumbuhan penjualan (SG); (3) pengeluaran modal di
prosentasekan terhadap nilai pasar ekuitas (CEV); dan (4) umur perusahaan (AGE).
Klasifikasi tahapan siklus hidup perusahaan di analisa dengan univariate dan
multivariate. Ekspektasi firm-years tahapan siklus hidup perusahaan ada di tabel 1.
Ke empat variabel keuangan yang dipilih sebagai gambaran siklus hidup
berhubungan langsung dengan resiko perusahaan, jadi perusahaan yang dipilih
berdasarkan variabel tersebut mempunyai respon yang berbeda terhadap kinerja
(Anthony dan Ramesh, 1992). Perhitungan empat variabel untuk mengidentifikasikan
tahap siklus hidup perusahaan adalah sebagai berikut:
DPt
= (DIVt/EBITt) x 100
SGt
= ((SALESt – SALESt-1)/SALESt-1) x 100
CEVt = (CE/VALUEt) x 100
AGEt = Tahun observasi – tahun berdirinya perusahaan
Keempat variabel diatas di analisa dengan analisis faktor, faktor yang dominan
dijumlahkan, kemudian dibagi lima kuintil. Kuintil terendah merupakan perusahaan
dalam tahap decline, jumlah faktor yang lebih dari satu merupakan tahap growth dan
kuintil tengah merupakan tahap mature. Berdasarkan analisis faktor tersebut, diperoleh
sampel perusahaan (lihat tabel 2).
Observasi yang dilakukan sebanyak 99 perusahaan untuk periode 8 tahun (19982005), periode setelah krisis. Periode setelah krisis ini diharapkan dapat memberikan
hasil pengujian yang berbeda dari pengujian sebelumnya. Demikian pula dengan
pemilihan sampel berdasarkan analisis faktor diharapkan memberikan hasil pengujian
yang berbeda, karena sebelumnya menggunakan kriteria ranking dari ke empat variabel
keuangan di atas (Black, 1998; Atmini, 2001 dan Saraswati, 2007).
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Tabel 2
Hasil Seleksi Sampel
________________________________________________________________________
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Perusahaan yang laporannnya tidak lengkap, bukan
Rupiah dan tidak pada tanggal 31 Desember
Jumlah sampel
Periode observasi 1998 – 2005
150 perusahaan
51
99 perusahaan
Hasil seleksi sampel berdasarkan analisis faktor:
Tahap Growth
111 firm-years
Tahap Mature
137 firm-years
Tahap Decline
140 firm-years
________________________________________________________________________
Definisi Variabel
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan cumulative abnormal
return (CAR) selama tujuh hari: t-3; t; dan t+3. Periode t merupakan tanggal
pengumuman laporan keuangan, diharapkan investor merespon informasi keuangan pada
tanggal tersebut.
Variabel Independen
Ada empat variabel independen yang dipakai yaitu:
(1) Earnings (laba) yaitu laba sebelum pajak dan extraordinary item
(2) AKI yaitu arus kas investasi yang terdapat dalam laporan arus kas yang
menggambarkan aktivitas investasi perusahaan pada masing-masing tahapan
siklus hidup
(3) AKO yaitu arus kas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas yang
menggambarkan aktivitas operasional perusahaan pada masing-masing tahapan
siklus hidup
(4) AKP yaitu arus kas pendanaan yang terdapat dalam laporan arus kas yang
menggambaan aktivitas pembiayaan/pendanaan perusahaan pada masing-masing
tahapan siklus hidup.
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Model Regressi
Pada setiap tahap siklus hidup perusahaan akan di analisa dengan analisa regresi
linier, dengan model sebagai berikut:
CAR = β0 + β1 Labait + β2 AKOit + β3 AKIit + β4 AKPit + εit
(1)
Keterangan:
CAR = Cumulatif Abnormal Return
Laba = laba sebelum pajak dan extraordinary items
AKO = Arus Kas Operasi
AKI = Arus Kas Investasi
AKP = Arus Kas Pendanaan
Hasil Penelitian
Pengujian dilakukan untuk setiap tahapan siklus hidup dengan menggunakan
persamaan (1). Hasil pengujian menunjukkan hanya arus kas investasi dan arus kas
operasi pada tahap decline yang positif signifikan. Hal ini berarti laba dan komponen arus
kas tidak mempunyai value relevance bagi investor pada tahap growth dan mature. Para
investor menggunakan informasi AKI dan AKO pada tahap decline, logika yang bisa
dijelaskan, pada tahap tersebut investor akan selalu memonitor kegiatan operasi dan
investasi untuk memastikan investasinya aman. Menurut Black (1998) seharusnya
earnings akan menjadi value relevance pada tahap growth, maturity dan declines. Jika
tidak melihat tahapan siklus hidup, maka earnings lebih mempunyai value relevance
dibandingkan arus kas (Diana dan Kusuma, 2004). Dalam pengujian ini tidak berhasil
mendukung pendapat Black (1998).
Tabel 3 merupakan hasil pengujian persamaan (1) untuk setiap tahap siklus hidup
perusahaan. Secara keseluruhan bisa disimpulkan bahwa cash flow lebih value relevance
dibandingkan dengan earnings. Hal ini konsisten dengan pengujian Livnat dan Zarowin
(1990) yang menyatakan bahwa komponen cash flow mempunyai incremental
information dan masing-masing komponen mempunyai hubungan yang berbeda terhadap
stock return. Hasil pengujian tambahan Black (1998) pada tahap growth dan decline,
earnings akan mempunyai value relevance, jika cash flow tidak dimasukkan. Sebaliknya,
cash flow akan mempunyai value relevance, jika earnings tidak dimasukkan.
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Tabel 3
Hasil Pengujian Laba dan Komponen Arus Kas dengan CAR
Tahap Growth
Tahap Mature
Tahap Decline
Laba
1,295
(0,198)
0,149
(0.882)
1,131
(0,26)
AKO
- 1,142
(0,256)
0,165
(0,869)
1,837**
(0,068)
AKI
- 0,831
(0,375)
- 0,22
(0,938)
2,049*
(0,042)
AKP
- 0,492
(0,624)
0,179
(0,859)
0,678
(0,499)
*) signifikan pada level 5%
**) signifikan pada level 10%
Informasi diatas adalah nilai t (t-value) dan dalam kurung adalah signifikansi.
Tahap Growth
Tahap pertumbuhan (growth) merupakan tahap peningkatan penjualan, pangsa
pasar yang mulai besar dan terdapat pembayaran dividen. Pengujian ini tidak berhasil
mendukung hipotesa bahwa earnings dan komponen cash flow berpengaruh terhadap
stock return. Laba mempunyai arah yang sama dengan prediksi, tetapi tidak signifikan.
Hal ini konsisten dengan penemuan Black (1998) dan Saraswati (2007), tetapi tidak
konsisten dengan penemuan Atmini (2001).
Arus kas untuk AKO,dan AKP berlawanan arah dengan prediksi, sedangkan AKI
sesuai arahnya dengen prediksi, ketiganya tidak signifikan, konsisten dengan penemuan
Saraswati (2007) dan tidak konsisten dengan dengen penemuan Black (1998). Arus kas
operasi dan investasi konsisten dengen penemuan Atmini (2001) dan tidak konsisten
untuk arus kas pendanaan (AKP). Dengan demikian, pengujian ini menemukan bahwa
earnings dan komponen cash flow tidak mempunyai value relevance atau tidak
berhubungan dengan stock return pada tahap growth.
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Tahap Mature
Pada tahap mature, penjualan meningkat dan pembayaran dividen, tetapi investasi
masih terus berjalan, sehingga arus kas masih negatif. Laba, AKO, AKI dan AKP arah
sesuai dengan prediksi, tetapi tidak signifikan. Hal ini konsisten dengen penemuan
sebelumnya (Saraswati, 2007) dan tidak konsisten dengan penemuan Black (1998). Laba,
AKO dan AKP konsisten dengan penemuan Atmini (2001) dan tidak konsisten untuk
arus kas investasi (AKI), tetapi AKI konsisten dengan penemuan Black (1998). Jadi, pada
tahap mature tidak dapat mendukung hipotesa, artinya earnings dan komponen cash flow
tidak mempunyai value relevance terhadap stock return.
Tahap Decline
Tahap decline, penjualan sudah mulai menurun, pembayaran dividen kecil atau
bahkan tidak ada. Atmini (2001) tidak menemukan sampel pada tahap decline, mungkin
periode sebelum krisis banyak perusahaan berada pada tahap growth dan mature. Dalam
pengujian ini, periode setelah krisis, sampel perusahaan decline merupakan jumlah yang
terbesar diantara ketiga tahapan siklus hidup. Hasil pengujian regresi Laba, AKO, AKI
dan AKP arah sesuai dengan prediksi (semua mempunyai arah positif).
Dalam penelitian ini, laba tidak signifikan konsisten dengan Black (1998) dan
Saraswati (2007). AKO dan AKI signifikan pad level masing-masing 10% dan 5%,
penemuan ini konsisten dengan Black dan tidak konsistn dengan penemuan Saraswati
(2007). Arus kas pendanaan (AKP) tidak konsisten dengan penemuan Black, tetapi
konsisten dengan penemuan Saraswati sebelumnya. Pada tahap decline, arus kas operasi
dan arus kas investasi mempunyai value relevance dan berarti berhubungan positif
dengan stock return.
Kesimpulan
Hasil pengujian hanya berhasil mendukung hipotesa bahwa pada tahap decline
arus kas investasi dan arus kas operasi berhubungan positif dengan stock return,
sedangkan pada tahap growth dan mature tidak berhasil mendukung hipotesa yang
diajukan. Hal ini berarti, earnings tidak mempunyai value relevance pada semua tahap
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
siklus hidup, sedangkan komponen cash flow untuk arus kas investasi dan operasi hanya
mempunyai value relevance pada tahap decline.
Pengujian Diana dan Kusuma (2004), menemukan hal yang sebaliknya, bahwa
earnings lebih memberikan nilai tambah dibandingkan dengan arus kas. Pengujian Diana
dan kusuma tidak mengkaitkan dengan siklus hidup perusahaan. Arus kas operasi
memberikan nilai tambah kandungan informasi sangat penting untuk menjelaskan return
saham pada tahun berikutnya.
Pengujian ini telah dapat mengatasi kelemahan sebelumnya yaitu jumlah sampel
yang relatif sedikit. Pengujian ini juga mengikuti saran sebelumnya untuk memakai
analisis faktor dalam menentukan sampel perusahaan pada setiap siklus hidup (Black,
1998; Atmini, 2001). Pengujian ini belum dapat memasukkan variabel ERC sebagai
variabel dependen seperti saran penelitian sebelumnya. Keterbatasan lainnya, penelitian
ini hanya memasukkan perusahaan manufaktur sebagai sampel, sehingga hasilnya tidak
dapat di generalisir untuk semua perusahaan.
Penelitian berikutnya, perlu memasukkan ERC dan variabel kontrol ukuran
perusahaan. Penelitian berikutnya, sebaiknya menggunakan data primer untuk
menentukan siklus hidup perusahaan. Mungkin dapat menghasilkan penemuan yang lebih
baik.
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, J.H., and K.Ramesh. 1992. Association Between Accounting Performance
Measures and Stock Prices: A Test of The Life Cycle Hypothesis. Journal of
Accounting and Economics 15:203-227.
Atmini, Sari. 2001. Asosiasi Siklus Hidup Perusahaan dengan Incremental Value
Relevance Informasi Laba dan Arus Kas. Tesis S2. Universitas gajah Mada.
Yogjakarta.
Barth, M.E., and W.R. Landsman. 1995. Fundamental Issues Related to Using Fair Value
Accounting for Financial Reporting. Accounting Horizon 9:97-107.
Bernard, V., and T. Stober. 1989. The Nature and Amount of Information in Cash Flows
and Accruals. The Accounting Review 62: 723-747.
Black, E.L. 1998. Life Cycle Impacts on the Incremental value-Relevance of Earnings
and Cash Flow Measurs. Journal of Financial Statement Analysis 4: 40-57.
Bowen, R.M., D. Burgstahler, and L.A. Daley. 1987. The Incremental Information
Content of Accruals versus Cash Flows. The Accounting Review 62: 723-747.
Burgstahler, D.C. dan I.D. Dichev. 1997. Earnings, Adapation, and Equity Value. The
Accounting Review 72: 187-215.
Dechow, P. 1994. Accounting earnings and Cash Flows as Measures of Firms
Performance: The Role of Accounting Accruals. Journal of Accounting and
Economics 18: 3-42.
Hayn, C. 1995. The Information Content of Losses. Journal of Accounting and
Economics 20: 125-153.
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Livnat, J., and P Zarowin. 1990. The Incremental Information Content of Cash Flow
Components. Journal of Accounting and Economics 13: 25-46.
Myers, S. C. 1977. Determinants of Corporate Borrowing. Journal of Financial
Economics 5: 147-175.
Nachrowi, Nachrowi Djalal dan Hardius Usman. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri.
Jakarta: Rajagrafino Persada.
Pashley, .M. M. , and G.C. Phillippatos. 1990. Voluntary Divestiture and Corporate Life
Cycle: Some Empirical Evidence. Applied Economics 22: 1181-1196.
Saraswati, Erwin. 2007. Value Relevance dari Earnings dan Cash Flow (Pengujian
dikaitkan dengan Siklus Hidup Perusahaan). TEMA: Jurnal Akuntansi, Auditing
dan Sistem Informasi. Vol 8, No.1:p. 92-102.
Konsep Siklus Hidup Perusahaan dalam Pengujian Value Relevance……
Download