BAB V MASALAH SIMULASI ELEMENTER Materi yang dibahas: 5.1 Umum Game of Chance Aplikasi Simulasi bidang Bisnis Menghitung Integral Umum Hampir semua masalah simulasi realistik dalam masalah bisnis dan industri membutuhkan penggunaan bilangan acak yang terdistribusi secara tidak uniform. Namun pada saat ini marilah kita untuk sementara dalam masalah simulasi elementer kita hanya membutuhkan bilangan yang terdistribusi secara uniform. Hal ini untuk sementara sangat penting untuk mempermudah dalam mengertikan model simulasi yang ada dalam bentuk elementer, seperti yang dibahas pada bab ini. 5.2 Game Of Chance Hampir semua masalah simulasi realistik dalam masalah bisnis dan industri membutuhkan penggunaan bilangan acak yang terdistribusi secara tidak uniform. Namun pada saat ini marilah kita untuk sementara dalam masalah simulasi elementer kita hanya membutuhkan bilangan yang terdistribusi secara uniform. Hal ini untuk sementara sangat penting untuk mempermudah dalam mengertikan model simulasi yang ada dalam bentuk elementer, seperti yang dibahas pada bab ini. 5.2.1 Main dengan Melempar dua mata Dadu Permainan ini merupakan permaianan judi yang sering menggunakan kartu, dadu dan sebagainya, dimana banyaknya dari permaian ini didasarkan pada keluaran bilangan yang berdistribusi uniform. Meskipun nantinya tidak 43 berdistribusi uniform dengan bantuan bilangan acak berdistribusi uniform bisa diselesaikan dan untuk ini akan dibahas pada bagian lain. Main dengan Melempar Dua Mata Dadu. Untuk menang: 1. dua dadu lempar pertama keluar jumlah 7 atau 11 2. dua dadu lempar untuk kedua kali dengan catatan lemparan pertama keluar 4,5,6,8,9 atau 10 sebelum 7 Untuk kalah: 1. Dua dadu pada lemaran pertama keluar 2,3 atau 12 1. dua dadu pada lemparan kedua dengan catatan lemparan pertama keluar 4,5,6,8,9 atau 10 dan 7 pada lemparan kedua sebelum angka lemparan pertama. Untuk Jelasnya penyelesaian pemecahan masalah Game Of Chance ini periksa flowchartnya Gambar 5.1. sub 2 Main Return Input N,KX,IO go sub 1 Print N,KX,IO score = 1 yes is X = 7 atau 11 Sub 1 Dummy Rand(KX) no X1 = 1+int6*rnd Sum = 0 is X = 2,3 atau 12 yes score = 0 ForI 1 to n X2 + 1 + int6*rnd K=X Go Sub2 Return X1 + X2 GO SUB 1 Sum = Sum + Score Return Isd IO = 1 yes Prin I, Score IS X = K no no Next I IS X = 7 Print Sum End Gambar 5.1 Flowchart Game of Chance jenis dadu Sebuah contoh pemecahan soal permainan Simulasi dengan dadu Tiga orang A, B dan C bermain dengan menggunakan 2 buah dadu yang dilemparkan secara bersamaan dengan ketentuan sebagai berikut: C bertidank sebagai Bandar, sedang A dan B adalah menebak dengan taruhan tertentu, setiap urutan ganjil akan memasang taruhan sebesar Rp 200.000,- dan urutan perminan 44 genap A hanya kan memasang taruhan sebesar Rp. 100.000,- . Model aturan permainannya adalah sebagai berikut: 1. A akan menang bila jumlah mata dau yang keluar 5, 11 atau 12, bila jumlah mata dadu yang keluar selain ini A akan kalah. 2. B akan menang bila jumlah mata dadu yang keluar 7, 9 dan 10 bila jumlah mata dadu yang keluar selain ini B akan kalah. 3. C sebagai bandar bila A atau B yang menang maka uang bayarannya akan dibayarkan dengan menggunakan A atau B yang kalah kalau ternyata uamgnya kurang dari jumlah uang yang kalah maka kepada yang menang akan tetap mendapat jumlah uang kemenangan yang akan dibayarkan oleh C sebagai Bandar. 4. Yang perlu diingat sebagai kata kunci adalah jumlah uang untuk yang menang dan jumah uang yang kalah akan sama. Coba simulasikan untuk sebanyak 20 kali permainan dan cari jumlah uang yang didapat atau yang harus dibayarkan oleh mereka: Untuk menentukan mata dadu yang keluar mata dadu 1 (D1) gunakan kolom satu bilangan acak yang tersedia, sedangkan untuk menentukan jenis mata dadu 2 (D2). Untuk menjawab ini pertama harus diasumikan bahwa ke dua dadu yang digunakan adalah seimbang artinya peluang mata dadu yang keluar adalah sama yaitu 1/6. Dari peluang ini akhirnya bisa dibuatkan peluang kumulatifnya untuk menentukan mata dadu yang akan keluar dengan bilangan acak yang didapatkan dari kol1 atau kol dari bilangan yang digunakan. Untuk membuat model hasil simulasinya yang hasilnya ditaruh dalam kolom-kolom, maka pertama harus diidentifikasi kolom yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang itu sebagai berikut: 1. Untuk kol1 digunakan untuk kolom repelikasi (20 baris) 2. Untuk kol2 untuk menaruh bilangan acak1 3. Untuk kol3 untuk dadu 1 (D1) 4. Untuk kol4 untuk acak2 5. Untuk kol5 untuk dadu 2 (D2) 6. Untuk kol6 menaruh nilai jumlah D1 dan D2 45 7. Untuk kol7 dipakai kolom hasil menangnya A 8. Untuk kol8 dipakai kolom hasil kalahnya A 9. Untuk kol9 dipakai kolom hasilnya menangnya B 10. Untuk kol10 dipakai kolom hasilnya kalahnya B 11. Untuk kol11 dipakai kolom uang yang didapat oleh C 12. Untuk kol12 dipakai kolom uang yang harus dikeluarkan oleh C Peluang kumulatif 0.000 – 0.166 1 0.167 – 0.333 2 0.334 – 0.500 0.501 – 0.666 0.667 – 0.833 0.834 – 0.999 REP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 DADU1 Acak2 D1 0,479 3 0,883 6 0,244 2 0,493 3 0,360 3 0,907 6 0,043 1 0,896 6 0,477 3 0,449 3 0,086 1 0,496 3 0,753 5 0,010 1 0,394 3 0,266 2 0,619 4 0,898 6 0,659 4 0,663 4 3 4 5 Aturan ketentuan permainan sbb: 1. A menang keluar 5,11 dan 12 2. B mnenang keluar 7, 9 dan 10 3. C menang bila keluar 2,3,4,6 dan 8 dan pada keluarnya angka ini A dab klanh 6 DADU2 Acak3 D2 0.770 5 0.679 5 0.665 4 0.524 4 0.675 5 0.866 6 0.338 3 0.291 2 0.471 3 0.700 5 0.355 3 0.535 4 0.161 1 0.109 1 0.935 6 0.901 6 0.491 3 0.349 3 0.331 2 0.069 1 Nilai d1+d2 8 11 6 7 8 12 4 8 6 8 4 7 6 2 9 8 7 9 6 5 A M B K -2 M 1 -2 -1 1 4 -24 k = 20 M 3 1 3 2 2 1 -2 -1 -2 -1 -2 -1 -2 -1 -2 -1 -2 -1 -2 C K -1 -2 -1 -1 -2 -1 -2 -1 -2 -1 K -1 -1 1 3 3 3 3 3 2 -1 -1 -2 1 -2 1 2 -1 -2 8 -22 k = 14 3 3 1 3 1 -1 3 1 38 -4 m = 34 Hasil simulasinya adalah sebagai berikut: A kalah sebesar 20 * Rp. 100.000 = Rp. 2.000.000,B kalah sebesar 14 * Rp. 100.000 = Rp. 1.400.000,C sebagai bandar dapat uang 34 * Rp. 100.000 = Rp. 3.400.000,- 5.2.2 Simulasi Main Kartu Black Jack Dalam permainan ini : Jack, Queen, & King mempunyai nilai 10 dan semua As bernilai 11, sedang semua kartu yang lain bernilai sesuai dengan angka yang ada pada masing-masing kartu. 46 Cara bermain: Kepada sejumlah pemain(N) masing-masing dibagi 2 kartu. Satu orang bertindak sebagai bandar, kemenangan ditentukan melalui nilai tertinggi yang didapat oleh pemain atau bandar, dengan catatan nilai tertinggi tidak melebihi 21. Setiap pemain boleh mengambil 1 atau lebih kartu sisa di atas meja. (Untuk lebih jelasnya tidak satu kartupun yang bisa diambil lebih dari satu kali). Untuk ini kartu yang terdiri dari 52 kartu diidentifikasikan sebagai berikut: C(I) ; I = 1,2,…,52. I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 C(I) 1.1(As Clapper) 2.1(2 Clapper) 3.1(3 Clapper) 4.1(4 Clapper) 5.1(5 Clapper) 6.1(6 Clapper) 7.1(7 Clapper) 8.1(8 Clapper) 9.1(9 Clapper) 10.1(10 Clapper) 11.1(Jack Clapper) 12.1(Queen Clapper) 13.1(King Clapper) 1.3(As Heart) 2.3(2 Heart) 3.3(3 Heart) 4.3(4 Heart) 5.3(5 Heart) 6.3(6 Heart) 7.3(7 Heart) 8.3(8 Heart) 9.3(9 Heart) 10.3(10 Heart) 11.3(Jack Heart) I 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 C(I) 1.2(As Diamond) 2.2(2 Diamond) 3.2(3 Diamond) 4.2(4 Diamond) 5.2(5 Diamond) 6.2(6 Diamond) 7.2(7 Diamond) 8.2(8 Diamond) 9.2(9 Diamond) 10.2(10 Diamond) 11.2(Jack Diamond ) 12.2(Queen Diamond) 13.2(King Diamond ) 1.4(As Spade) 2.4(2 Spade) 3.4(3 Spade) 4.4(4 Spade) 5.4(5 Spade) 6.4(6 Spade) 7.4(7 Spade) 8.4(8 Spade) 9.4(9 Spade) 10.4(10 Spade) 11.4(Jack Spade) 47 38 39 12.3(Queen Heart) 13.3(King Heart) 51 52 12.4(Queen Spade) 13.4(King Spade) Nilai masing-masing kartu ditentukan dengan: V = INT(C(I)) dengan kendala tambahan sebagai berikut: V = 10 bila INT(C(I)) > 10 V = 11 bila INT(C(I)) = 1 Macam kartu ditentukan dengan: S = 10((C(I)) – INT(C(I))) Bila S = 1 Clapper, S = 2 Diamond, S = 3 Heart, S = 4 Spade Kartu dipilih dengan membangkitkan bilangan acak I: I = 1 + INT(NI*RND) NI = jumlah kartu yang masih ada di atas meja yang pada mulanya NI = 52. Penyelesaian dengan menggunakan diagram alirnya bisa dilihat pada diagram alir berikut: DEAL CARDS IS NI= 0 KARTU HABIS I = 1 + NI*RND RETURN A IS I<NI FOR K 2 = 1 TO N FOR J = I+1 TO NI SCORE K2 =12 no NEXT K2,K1 C(J-1) = C(J) IS V = 1 GOSUB CARDS RETURN yes V = 10 no FOR K1 = 1 TO 2 no A IS V > 10 yes SCORE K2 = 0 yes V = INT(C(I)) IS SCORE K2 >21 NI = NI-1 v = 11 SCORE K2 = SCORE K2+V A RETURN Gambar 5.2 Flowchart simulasi dengan kartu remi Sebuah contoh pemecahan simulasi dengan kartu Empat orang A, B, C dan D bermain kartu dengan jenis permainan Black Jack dengan menggunakan kartu remi satu set (52 kartu tentu tanpa jokernya). Berturut setelah kartu dikocok ditaruh diatas meja kartu akan mulai oleh A, B, C dan D setelah ada salah satu ada yang mendapatkan nilai 21 permainan akan langsung dengan mengumpulkan semua kartu untuk dikocok yang seterusnya 48 bermain lagi. Coba simulasikan sebanyak 29 kali dan buat laporan komposisi hasil permainan empat orang ini. Hasil simulasinya a menang 11 kali, B menang 9 kali, C menang 4 kali dan D menang 5 kali; untuk hasil lengkap pemecahan masalahnya bias dilihat pada LAMPIRAN 1 5.2.3 Random Walk Model simulasi dasar Random Walk Proses ini mengambil model suatu gerakan acak di liuar angkasa, namun dalam soal berikut persoalan disederhanakan, dengan menggunakan gerakan bebas pada bidang datar. Berikut adalah sebuah contoh masalah yang penyelesaiannya dengan menggunakan logika Random Walk Proses. Seorang buta yang bisa berenang dengan baik, diceburkan ke dalam sebuah kolam. Dalam berusaha orang ini menyeleamatkan diri dia berusaha berenang untuk mencapai pinggiran kolam dengan arah sebarang. Dalam memecahkan masalah bisa saja diasumsikan setiap kali dia bergerak, dia akan bergerak sejauh 1 unit dari tempat sebelumnya. Setiap saat jarak dari tempat diceburkan semula bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut: di xi2 yi 2 i menyatakan arah gerakan ke i yang diukur dari sumbu X pada koordinak cartesian. Jadi bila i sudah ditentukan maka jarak lokasi yang baru dengan titik awal bisa ditentukan dengan: xi = xi-1 + cos i yi = yi-1 + sin i Sedang diagram alir penyelesaian Random walk bisa dilihat pada diagram alir pada halaman berikut: 49 WALK XI-1 = 0 YI-1 = 0 FOR I = 1 TO N TETA = 2 PHI*RND XI = XI1+COSTETA YI = YI-1 +SIN TETA DI = akar jumlah kudrat dari xi dan yi PRINT I, XI,YI,DI XI-1 = XI YI-1 = YI END Gambar 5.3 Flowchart simulasi random walk Sebuah contoh pemecahan masalah Simulasi random walk Coba simulasikan sebanyak 60x seorang buta yang jago berenang yang dilemparkan ke sebuah kolam yang mempunyai ukuran timur barat sebanyak 10 dan utara selatan sebanyak 8, orang buta ini dilemparkan tepat di tengah-tengah kolam yang ada. dari pengalaman sebelumnya didapatkan peluang dia beranag sampai di pinggir utara 0.27,selatan 0.21, ke timur 0.30 dan ke barat 0.22. untuk menentukan kemana arah si buta berenang gunakan peluang komulatif ke timur adalah peluang yang terkecil dan bergerak searah jarum jam. Coba uji hasil yang telah didapatkan ini dengan ketelitian sebanyak 10% apakah peluang yang didapatkan benar. Untuk mensimulasikan kemana arah gerakan dari arah si buta gunakan table bilangan acak yang dibuat sendiri dari tabel1 kalau habis kolom 2 dst.dalam mengerjakan ini gunakan 4 buah kertas kerja baru kemudian ditunjukkan hasil simulasinya. 50 Tahap-tahap menjawab: -buat peluang komulatif untuk membuat gerakan arah si buta -buat table bilangan acak di excel yang selanjutnya disimpan di word -buat kertas kerja sebanyak 4 -buat hasil simulasi -buat hasil pengujian peluang Sebelum melaksanakan simulasinya pertama dibuat terlebih dahulu peluang kumulatifnya seperti yang tercantum dalam soal dan didapatkan sebagai berikut: Peluang Kumulatif 0.000 s.d 0.300 0.301 s.d 0.510 0.511 s.d 0.733 0.734 s.d 0.999 Timur Selatan Barat Utara Kertas kerjanya sebanyak 4 replikasi bisa dilihat pada LAMPIRAN 2. Berikut adalah hasil simualsi sebanyak 60 kali dilemparkan ke kolam renang Replikasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Timur 1 Sampai Barat Utara Selatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 51 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 Total awal eror 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.166 0.300 0.134 1 16 0.266 0.220 -0.046 19 0.316 0.270 -0.046 15 0.25 0.210 -0.040 Dari hasil simulasi dengan 60 replikasi didapatkan error dengan hasil percobaan sebelumnya ada yang melebihi 10% yaitu peluang sampai ke timur 13.4% lebih besar dari 10 % jadi peluang yang didapatkan sebelumnya tidak sesuai dengan hasil simulasi yang dipecahkan dengan 60 kali replikasi. 5.3 Aplikasi Simulasi Bidang Bisnis Proses simulasi stokhastik sangat bermanfaat untuk menganalisa situasi bisnis yang terkait dengan profit, return on investment dan sebagainya. Contoh: soal Untuk meramalkan keuntungan: Sebuah perusahan mempekenalkan produk baru, dan untuk itu pemimpin perusahan ingin meramalkan keuntungan per tahun. Diramalkan 35% harapan menjual antara 40 ribu sampai dengan 60 ribu unit/tahun. 40% harapan menjual antara 60 ribu sampai dengan 80 ribu unit/tahun dan 25% harapan menjual antara 80 ribu sampai dengan 100 ribu unit /tahun. Didasarkan pada kondisi pasar sekarang, tampak bahwa perusahan akan menjual < 40 ribu atau > 100 ribu unit per tahun. Biaya produksi dan distribusi juga tidak pasti dan didapat angka sebagai berikut: 20% peluang cost antara $ 60 dan $70 35% peluang cost antara $ 70 dan $80 30% peluang cost antara $ 80 dan $90 15% peluang cost antara $ 90 dan $100 Yang pasti kalau dijual dengan harga $ 60 perusahaan pasti rugi, dan kalau dijual dengan harga $ 100 perusahaan pasti untung. Untuk mensimulasikan perlu definisi sebagai berikut: S = harga jual per unit C = ongkos produksi per unit V = jumlah terjual tiap tahun P = keuntungan tiap tahun p = (s-c)v Dimana C & V (dan juga P) adalah acak dan S adalah decision Variable(Variabel keputusan) Untuk mensimulasikan ini maka: 53 Evaluasi V & C Untuk ini digunakan U1 u distribusi (0,1) bila U1 tidak melebihi 35% V = 50 ribu ((40+60)/2 ribu) Bila U1 melebihi 35% dan tidak melebihi 75% maka V = 70 ribu. Bila U1 melebihi 75% maka V = 90 ribu sub(sales) Untuk C digunakan U2 distribusi (0,1) Bila U2 20% C = $ 65 Bila 20% < U2 55% $ 75 Bila 20% < U2 85% $ 85 Bila U2 > 85% C = $ 95 Diagram alirnya lihat dibawah: MULAI INPUT S,N PRINT I,S,S,V FOR I = 1 TO N GENERATE STATISTICAL GOSUB SALES PRINT STATISTICAL DATA GOSUB COST END P = (S-C)*V SALES COST U1 = RND U2 = RND V = 50000 C = 65 yes IS U1>35 no RETURN IS U2>=20 V = 70000 no RETURN IS U2>=55 yes C = 75 yes IS U1 >75 no no V = 90000 IS U2>=85 yes no RETURN C = 95 RETURN Gambar 5.5 Flowchart simulasi bisnis 54 yes RETURN C = 85 RETURN Dari persoalan diatas manajer menghendaki beberapa harapan dari kebijkasanaan adalah Dalam 45 hari sedikitnya perusahaan mendapatkan untung meskipun cukup kecil atau bila perlu menjual dengan harga semurah-murahnya namun dalam 45 perusahaan masih bisa mendapat untung. Coba di tiga kebijaksanaan manajer dalam menentukan harga jual produk dengan harga 70, 75, dan 80. Jawab: 1. Tahap 1 dan tahap 2 – Membuat peluang komulatif V ( Jumlah terjual tiap tahun) dan C (Ongkos Produksi per Unit) Pel Kumulatif 0.000 s.d 0.350 0.351 s.d 0.750 0.751 s.d 0.999 V 50 Ribu 70 Ribu 90 Ribu Pel Kumulatif 0.000 s.d 0.200 0.201 s.d 0.550 0.511 s.d 0.850 0.851s.d 0.999 C 65 $ 75 $ 85 $ 95 $ 2. Tahap 3 – Membuat kertas kerja /kebijaksanaan sebanyak 3 buah Replikasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Kebijaksanaan dengan harga jual 70$ Acak 1 V Acak 2 C 0.234 50000 0.372 75 0.428 70000 0.071 65 0.436 70000 0.628 85 0.274 50000 0.391 75 0.493 70000 0.429 75 0.317 50000 0.004 65 0.476 70000 0.496 75 0.653 70000 0.034 65 0.046 50000 0.563 85 0.413 70000 0.250 75 0.006 50000 0.185 65 0.744 70000 0.387 75 0.908 90000 0.500 75 0.451 70000 0.603 85 0.758 90000 0.903 95 0.626 70000 0.305 75 0.720 70000 0.607 85 0.260 50000 0.550 75 0.278 50000 0.695 85 0.692 70000 0.328 75 0.081 50000 0.734 85 0.350 50000 0.226 75 0.095 50000 0.093 65 0.413 70000 0.334 75 0.300 50000 0.038 65 Hasil ($250,000) $350,000 ($1,050,000) ($250,000) ($350,000) $250,000 ($350,000) $350,000 ($750,000) ($350,000) $250,000 ($350,000) ($450,000) ($1,050,000) ($2,250,000) ($350,000) ($1,050,000) ($250,000) ($750,000) ($350,000) ($750,000) ($250,000) $250,000 ($350,000) $250,000 55 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 TOTAL 0.438 0.197 0.328 0.897 0.472 0.666 0.040 0.192 0.055 0.446 0.189 0.182 0.798 0.772 0.570 0.118 0.634 0.453 0.756 0.271 70000 50000 50000 90000 70000 70000 50000 50000 50000 70000 50000 50000 90000 90000 70000 50000 70000 70000 90000 50000 2870000 0.481 0.933 0.427 0.794 0.041 0.904 0.738 0.624 0.167 0.439 0.759 0.623 0.543 0.175 0.422 0.989 0.691 0.000 0.304 0.436 75 95 75 85 65 95 85 85 65 75 85 85 75 65 75 95 85 65 75 75 3475 ($350,000) ($1,250,000) ($250,000) ($1,350,000) $350,000 ($1,750,000) ($750,000) ($750,000) $250,000 ($350,000) ($750,000) ($750,000) ($450,000) $450,000 ($350,000) ($1,250,000) ($1,050,000) $350,000 ($450,000) ($250,000) ($20,550,000) Kebijaksanaan dengan harga jual 75$ Replikasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 56 Acak 1 0.339 0.943 0.550 0.460 0.035 0.077 0.524 0.867 0.674 0.949 0.947 0.549 0.417 0.533 0.453 0.016 0.705 0.401 0.510 0.883 0.007 0.678 0.189 V 50000 90000 70000 70000 50000 50000 70000 90000 70000 90000 90000 70000 70000 70000 70000 50000 70000 70000 70000 90000 50000 70000 50000 Acak 2 0.554 0.158 0.536 0.667 0.759 0.523 0.582 0.330 0.016 0.880 0.675 0.576 0.027 0.586 0.597 0.715 0.063 0.267 0.762 0.194 0.295 0.255 0.266 C 85 65 75 85 85 75 85 75 65 95 85 85 65 85 85 85 65 75 85 65 75 75 75 Hasil ($500,000) $900,000 $0 ($700,000) ($500,000) $0 ($700,000) $0 $700,000 ($1,800,000) ($900,000) ($700,000) $700,000 ($700,000) ($700,000) ($500,000) $700,000 $0 ($700,000) $900,000 $0 $0 $0 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 0.641 0.927 0.882 0.763 0.381 0.122 0.738 0.322 0.081 0.407 0.797 0.206 0.833 0.708 0.694 0.713 0.297 0.584 0.354 0.095 0.911 0.463 TOTAL 70000 90000 90000 90000 70000 50000 70000 50000 50000 70000 90000 50000 90000 70000 70000 70000 50000 70000 70000 50000 90000 70000 0.959 0.030 0.797 0.099 0.666 0.246 0.672 0.230 0.660 0.147 0.409 0.514 0.521 0.131 0.406 0.875 0.380 0.045 0.048 0.956 0.554 0.048 3130000 95 65 85 65 85 75 85 75 85 65 75 75 75 65 75 95 75 65 65 95 85 65 348 5 ($1,400,000) $900,000 ($900,000) $900,000 ($700,000) $0 ($700,000) $0 ($500,000) $700,000 $0 $0 $0 $700,000 $0 ($1,400,000) $0 $700,000 $700,000 ($1,000,000) ($900,000) $700,000 ($6,700,000) Kebijaksanaan dengan harga jual 80$ Replikasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Acak 1 0.384 0.049 0.694 0.506 0.044 0.660 0.165 0.784 0.919 0.085 0.904 0.001 0.291 0.609 0.557 0.544 0.228 0.624 0.229 0.147 V 70000 50000 70000 70000 50000 70000 50000 90000 90000 50000 90000 50000 50000 70000 70000 70000 50000 70000 50000 50000 Acak 2 0.074 0.551 0.280 0.692 0.361 0.067 0.706 0.516 0.367 0.545 0.126 0.376 0.149 0.509 0.154 0.337 0.962 0.210 0.402 0.027 C 65 85 75 85 75 65 85 75 75 75 65 75 65 75 65 75 95 75 75 65 Hasil $1,050,000 ($250,000) $350,000 ($350,000) $250,000 $1,050,000 ($250,000) $450,000 $450,000 $250,000 $1,350,000 $250,000 $750,000 $350,000 $1,050,000 $350,000 ($750,000) $350,000 $250,000 $750,000 57 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 TOTAL 0.621 0.975 0.558 0.051 0.414 0.102 0.082 0.130 0.334 0.808 0.276 0.866 0.163 0.186 0.881 0.792 0.257 0.182 0.106 0.231 0.666 0.633 0.758 0.187 0.578 70000 90000 70000 50000 70000 50000 50000 50000 50000 90000 50000 90000 50000 50000 90000 90000 50000 50000 50000 50000 70000 70000 90000 50000 70000 2890000 Kebijaksanaan harga jual 70$ per unit 75$ per unit 80$ per unit 0.742 0.610 0.034 0.439 0.389 0.190 0.655 0.042 0.202 0.022 0.093 0.780 0.983 0.467 0.299 0.050 0.294 0.385 0.973 0.642 0.715 0.720 0.460 0.428 0.349 85 85 65 75 75 65 85 65 75 65 65 85 95 75 75 65 75 75 95 85 85 85 75 75 75 ($350,000) ($450,000) $1,050,000 $250,000 $350,000 $750,000 ($250,000) $750,000 $250,000 $1,350,000 $750,000 ($450,000) ($750,000) $250,000 $450,000 $1,350,000 $250,000 $250,000 ($750,000) ($250,000) ($350,000) ($350,000) $450,000 $250,000 $350,000 $12,850,000 Total Keuntungan/Kerugian ($20,550,000) ($6,700,000) $12,850,000 Kesimpulan: 1. Pada pengujian kebijaksanaan dengan harga jual $70 dengan lama jual 45 hari mendapatkan Kerugian sebesar $20,550,000. 2. Pada pengujian kebijaksanaan dengan harga jual $75 dengan lama jual 45 hari mendapatkan masih mendapatkan Kerugian sebesar $6,700,000 3. Untuk pengujian kebijaksanaan dengan harga jual $80 dengan lama jual 45 hari baru mendapatkan Keuntungan dengan total sebesar $12,850,000 Jadi dalam ini meskipun keiinginan manager menjual dengan harga semurah-murahnya, namun masih dapat untuk dari hasil simulasi diatas produk harus dijual dengan harga $ 80 supaya dapat untung karena 58 kalau dijual dengan harga $ 70 atau $ 75 dalam 45 hari perusahaan masih merugi. 5.4 Menghitung Integral Metoda Stkhastik digunakan untuk memecahkan sebuah masalah deterministikmurni. Prosedur ini sering disebut Metoda Monte Carlo. Membutuhkan seperti halnya didepan tidak lebih dari pada membangkitkan bilangan acak yang berdistribusi uniform. Misal menghitung integral: b I f ( x)dx a F(x0 merupakan kurva kontinyu pada batas a x b Dalam menyelesaikan kasus ini dibutuhkan: 0 f(x) fmax Metoda Monte Carlo selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Membangkitkan Ux yang harganya terletak antara a & b b. Evaluasi f(x) c. Membangkitkan Uy dengan harga antara 0 sampai dengan fmax (Ux dan Uy merupakan koordinat) d. Membandingkan Uy dengan f(Ux), bila Uy tidak melebihi f(Ux) maka bisa disimpulkan bahwa (Ux,Uy) terletak pada kurva. e. Langkah a sampai dengan d diatas diulangi N kali. Setelah selesai mendapatkan semua bagian yang ada pada kurva maka Fract dihitung. Maka Integralnya dihitung dengan : I = FRACT*(B-A)*fmax Hitungan cara ini hanya cukup teliti apabila nilai dari N diambil cukup besar. 59 Diagram alirnya periksa gambar halaman berikut: START Fract = k/n INPUT N I = Fract*(ba)Fmax K=0 PRINT N,I FOR J = 1 TO N STOP Ux = A + (b-a)*rnd uY = Fmax*rnd K =K +1 yes IS Uy<= F(Ux) no Next J Gambar 5.6 Flowchart untuk menghitung integral Sebetulnya metoda simulasi kurang efisien bila digunakan untuk memecahkan masalah persamaan integral, lebih-lebih seperti integral dari distribusi normal sebagai berikut: b I 1 / 2 e x 2 / 2 dx a 60 NONUNIFORM RANDOM VARIATE BAB VI Materi yang dibahas: The Inverse Transformtion Methode Distribusi Empiris Distribusi Eksponensial Distribusi Geometrik Simulasi Langsung Distribusi Gamma Distribusi Poisson Distribusi Normal Metode Rejection Distribusi Beta Memilih Fungsi Distribusi Latihan soal Masalah pada simulasi hampir semua simulasi menggunakan bilangan acak yang berdistribusi uniform, pada hal kita pada komputer hanya ada bilangan pseudorandom number yang merupakan bilangan berdistribusi uniform (0,1). Pada Bab ini akan dibahas bagaimana membangkitkan bilangan acak yang tidak dikendalikan oleh bilangan berdistribusi uniform, tetapi semuanya akan dibangkitkan dengan pertolongan bilangan berdistribusi uniform; beberapa diantaranya sebagai berikut: 6.1 The Inverse Transformation Methode. Berikut adalah sebuah fungsi peluang: f(x) = fungsi densitas peluang F(x) = distribusi peluang kumulatif yang harganya dicari dengan menyelesaikan persamaan integral berikut: x F ( x) f ( x)dx Dimana: 0 F(x) 1 Y berdistrib usi uniform (0,1) dari sin i bisa didapat bahwa X F1 (U) 61 Y F(x), jadi di sin i didapat x F1 (Y) F(x) Kurva berikut merupakan hubungan x & y 1.00 0.50 x Gambar 6.1 Kurva untuk transformasi invers Contoh: Gunakan “inverse transformation method” pada fungsi densitas peluang berikut: f(x) = x/4 pada batas-batas 1 x 3 untuk membangkitkan bilangan acak X sebanyak sepuluh (10) dengan harga-harga U berturut-turut: .35, .97, .22, .15, .60, .43, .79, .52, .81, .65 Jawab: x Y F ( x) ( x / 4)dx 1 = (x2 –1)/8 untuk 1 x 3 8Y = x2 – 1 bisa diubah menjadi x2 = 8Y + 1 Dari sini X bisa didapat dengan: X 8Y 1 Xi 8Ui 1 62 Untuk bilangan acak yang pertama maka U1 = .35 masukkan kedalam persamaan diatas akan didapatkan sebagai berikut: = 1.95 X 1 8(.35) 1) Dengan jalan yang sama sisanya dikerjakan dan semua hasilnya ditaruh pada tabel berikut: 6.2 i Ui Xi 1 .35 1.95 2 .97 2.96 3 .22 1.66 4 .15 1.48 5 .60 2.41 6 .43 2.11 7 .79 2.71 8 .52 2.27 9 .81 2.73 10 .65 2.49 Distribusi Empiris Dalam masalah-masalah nyata peluang yang akan terjadi dinyatakan dalam empiris dari grup data sejumlah j(dimana j = 1,2,…,m); dengan batas batas bawah XLj dan batas atas Xuj sebagai berikut: XLj X Xuj dengan tinggi fj yang merupakan peluang dimana f1 + f2 +…+ fm = 1 Y1 = f1 Y2 = f1 + f2 Yj = f1 + f2 + … + fj Ym = f1 + f2 + … + fm = 1 63 Harga Yj merupakan peluang bahwa harga X untuk kejadian acak tidak melebihi Xuj jadi X bisa dibuat dengan mudah dengan bantuan bilangan acak distribusi uniform U(0,1) dengan interpolasi linier sebagai berikut: U Yj1 X XL j (XU j XL j ) Y1 Yj1 Bila metoda ini diterapkan pada komputer maka harga-harga a,b dan Yj diinputkan sedang batas-batas interval XLj & Xuj bisa dihitung dengan rumus: XLj = a + ((b-a)/m)*(j-1) XUJ = a + ((b-a)/m)*j Contoh: Berikut adalah: distribusi empiris yang terkait dengan antisipasi batasbatas ongkos produksi untuk produk baru: Ongkos produksi/unit peluang kejadian 60-70 0.20 70-80 0.35 80-90 0.30 90-100 0.15 Bangkitkan 10 harga-harga acak untuk ongkos produksi dengan bilangan acak U(0,1) sebagai berikut: .35, .97, .22, .15, .60, .43, .79, .52, .81, .65 Jawab: Untuk menjawab soal diatas dimulai dengan mencari peluang distribusi kumulatif untuk data yang bisa didapat dengan jalan sebagai berikut: J Xlj Xuj Yj 1 60 70 .20 2 70 80 .55 3 80 90 .85 4 90 100 0.99 Bilangan acak I yang ada adalah: .35 termasuk pada katagori 2 j=2 64 X1 = 70 + [(.35-.20)/.55-.20)*(80-70) = 74.29 U2 = .97 masuk katagori 4 j = 4 X2 = 90 + [(.97-.85)/(..99-.85)*(100-90) = 98.00 Diagram alir penyelesaian masalah bisa dilihat pada halaman berikut berikut contoh hasil perhitungan, coba lengkapi tabel hasil berikut: I Ui Xi 1 .35 74.29 2 .97 98.00 1. .22 2. .15 3. .60 4. .43 5. .79 6. .52 7. .81 8. .65 83.33 DISTRIBUSI GENERATE U FOR I = 1 TO N HITUNG is XUlj<=X<=Xuj no yes RETURN NEXT I Gambar 6.2 Flowchart untuk transformasi invers 65 6.3 Distribusi Eksponensial Dalam simulasi sering kita butuh suatu bilangan berdistribusi exponensial seperti yang sering digunakan model antrian(misalnya dalam kehidupan seharihari: pada bank, airpot, pompa bensin dan sebagainya. Bagaimana membangkitkan bilangan acak yang berdistribusi exponensial. Untuk itu misal x = waktu. ∆x adalah peluang terjadinya kejadian acak antara x dan (x + ∆x). positif diketahui sehingga peluang tidak akan terjadinya kejadian dalam waktu ini adalah (1 - ∆x) Sekarang pertimbangan untuk interval batas waktu yang besar 0 – x, dimana interval ini dibagi menjadi n dengan interval ∆x yang sama sehingga x = n*∆x. Sehingga peluang tidak terjadinya kejadian acak pada batas waktu yang ditentukan bisa ditulis dengan: LIM (1 - ∆x)n = LIM (1 - ∆x)x/∆x ∆x 0 ∆x 0 n∞ = LIM [(1 - ∆x)-1/∆x]- x ∆x 0 = e- x dimana e adalah bilangan napier Dari sini bisa didapat peluang terjadinya kejadian: P(0 X x) = F(x) = 1 – e- x Dengan fungsi densitas peluang : f(x) = e- x mean =µ = 1/ Untuk bisa menggunakan metoda inverse terlebih dahulu selesaikan persamaan: F(x) = 1 – e- x 66 Didapat x = -(1/)ln[1-F(x)]; karena F(x) berdistribusi uniform, maka harga (1-F(x) juga berdistribusi uniform dan bisa ditulis dengan cara berikut: X = -1(1/)ln(U), X adalah bilangan acak yang terdistribusi exponensial sedang U adalah bilangan terdistribusi uniform(0,1). Bila dikehendaki dengan batas yang lain misalnya 0 < xo x maka rumusnya akan menjadi: X = Xo –(1/)lnU dengan = 1/(µ-xo) Bila xo = 0 maka = 1/µ atau µ = 1/. Contoh : Bangkitkan bilangan yang berdistribusi exponensial dengan bilangan berdistribusi uniform (0,1) sebagai berikut: .35, .97, .22, .15, .60, .43, .79, .52, .81, .65 dengan xo = 2 dan µ = 6. Untuk menjawab gunakan diagram alirdiabawah ini: EKSPONENSIAL GENERATE U X = Xo -(1/ ALPHA)lnU RETURN Gambar 6.3 Flowchart untuk pembangkitan distribusi eksponensial = 1/(6-2) = .25 X1 = 2 – (1/.25)ln(.35) = 6.20 X2 = 2 –(1/.25)ln(.97) = 2.12 67 Dan seterusnya: I Ui Xi 1 .35 6.20 2 .97 2.12 3 .22 4 .15 5 .60 6 .43 7 .79 8 .52 9 .81 10 .65 3.72 6.4 Distribusi Geometrik Kadang dalam suatu percobaan kita membutuhkan bilangan acak berdistribusi geometrik yaitu peluang untuk sukses P(0 p 1) sehingga peluang gagal kalau disebu q maka harga q = 1 – p; sehingga didapat peluang x kali gagal dengan sekali sukses akan menjadi: f(x) = pqx dimana x adalah integer nonnegatif persamaan ini merupakan persamaan densitas peluang untuk distribusi Geometrik dengan mean = µ = q/p dan var ian 2 q / p2 / p (de Groot 1975) Distribusi kumulatifnya dinyatakan dengan: F(x) = f(0) + f(1) + …+ f(x) p pq pq 2 ... pq z untuk f(0) = p dan p F(x) 1 Metoda inverse:? Nyatakan distribusi dengan cara sebagai berikut: P(X>0) = 1 – F(0) = 1 – p = q P(X>1) = 1 – F(1) = 1-p – pq = q2 68 P(X>2) = 1 – F(2) = 1 – p – pq – pq2 = q3 . P(X>x) = 1 – F(x) = qx+1 Dimana X adalah bilangan acak berdistribusi geometrik yang bisa ditulis dengan cara berikut: (1-F(x))/q = qx dimana F(x) merupakan bilangan uniform U(0,1) sehingga fungsi [1-F(x)]/q merupakan bilangan uniform U(0,1) juga. Bisa disimpulkan bahwa: 0q1 Untuk menggunakan metoda inverse ditulis dengan cara berikut: U = qx; dimana U(0,1) maka bila dicari akan didapat sebagai berikut: X = INT(lnU/lnq) Contoh: Coba bangkitkan bilangan acak berdistribusi geometrik untuk sebuah proses dengan peluang sukses p = .3. Gunakan bilangan acak U(0,1) berikut: .35, .97, .22, .15, .60, .43, .79, .52, .81, .65. Untuk menjawab gunakan diagram alir berikut: GEOMETRIK GENERATE U X = INT(lnu/lnq) return Gambar 6.4 Flowchart untuk distribusi geomtrik p = .3 maka q = 1 - .3 = .7 X1 = INT(ln.0.35/ln0.7) = 2 X2 = INT(ln.97/ln.7) = 0 69 Berikut adalah hasilnya: I Ui Xi 1 .35 2 2 .97 0 3 .22 4 4 .15 5 5 .60 1 6 .43 2 7 .79 0 8 .52 1 9 .81 0 10 .65 1 6.5 Simulasi Langsung Distribusi Gamma Untuk selalu diingat bahwa penggunaan metoda transformasi inverse hanya bisa digunakan bila pernyataan analitiknya untuk fungsi distribusi kumulatifnya bisa didapat dan bisa dipecahkan secara explisit untuk x. Banyak fungsi distribusi densitas peluang yang tidak bisa dipecahkan seperti halnya densitas peluang distribusi Gamma, sehingga nilai gammanya bisa dicari dengan simulasi langsung. Contoh untuk distribusi gamma dengan densitas peluang sebagai berikut: f(x) = ( x-1 e-x)/(-1)! Persamaan densitas peluang ini tidak bisa dintegralkan secara analitik. Dimana merupakan sebuah konstanta positif sedang merupakan sebuah konstanta bulat positif. Rata-rata distribusi ini adalah: µ = / dengan varian: 2 = /2 = µ/ sehingga bisa ditunjukkan bahwa vaiabel x diinterpretasikan sebagai jumlah bilangan acak yang terdistribnusi exponensial dengan expexted value = 1/. Sehingga x = x1 + x2 + … + x Dimana: f(xi) =e-xi ingat bentuk distribusi exponensial terdahulu 70 X (1/ ) ln Ui i 1 dimana Ui adalah distribusi (0,1) dan rumus diata bisa ditulis dengan cara lain: Untuk ini ingat sifat dari logarithma. Contoh: Coba bangkitkan 5 bilngan acak yang berdistribuasi gamma dengan = 1 dan = 2 dengan menggunakan bilangan U(0,1) sebagai berikut: 35, .97, .22, .15, .60, .43, .79, .52, .81, .65. X (1 / ) ln ln Ui i 1 Jawab: Rumus umum untuk memecahkan masalah bilangan acak berdistribusi gamma adalah sebagai berikut: X (1 / ) ln ln Ui i 1 Jadi kalau yang dibangkitkan sebanyak 5 bilangan acak maka Xg yang dibangkitkan dimana g = 1,2,3,4,5 Dengan memasukkan kedalam persamaan akan didapat hasil sebagai berikut: X1 = -(1/1)ln(.35*.97) = 1.08 X2 = -(1/1)ln(.22*.15) = 3.41 X3 = -(1/1)ln(.60*.43) = 1.35 X4 = -(1/1)ln(.79*.52) = 0.89 X5 = -(1/1)ln(.81*.65) = 0.64 Bila nilai dibatasi berharga bulat maka fungsai diatas sering juga disebut berdistribusi ERLANG. Pada kasus dimana = = 1 distribusi gamma akan menjadi distribusi exponensial. Diagram alirnya periksa gambar halaman berikut. 71 GAMMA P = 1 FOR I = 1 TO beta Ui)0,1) P=P*Ui X = -1/ALPHAln p RETURN Gambar 6.6 Flowchart untuk distribusi Gamma 6.6 Distribusi Poisson Distribusi Poisson sering terkait dengan distribusi exponensial dan sering digunakan dengan yang terkait dengan waktu kedatangan dan waktu kepergian. Khusunya bila waktu antara kejadian berikutnya terdistribusi exponensial; maka jumlah kejadian yang terjadi pada interval waktu tertentu akan berdistribusi Poisson dengan densitas peluang sebagai berikut: f(x) = ((t)x)/x!)e-t Dimana dan t konstanta positif; µ = 2 = t sedang x adalah bilangan bulat nonnegatif, karena x menyatakan jumlah kejadian yang terjadi pada waktu t. Bilangan acak distribusi Poisson tidak bisa dipecahkan dengan cara analitik maka sebaiknya akan digunakan simlasi langsung. Dengan kendala: x x 1 i 1 i 1 ti t ti dimana t ditentukan dan ti bilangan acak distribusi exponensial yang bisa dinyatakan dengan : ti = -(1/)lnUi maka akan dicari harga terkecil k yang memenuhi ketidaksamaan berikut: x 72 ti (1 / ) ln Ui t i 1 merupakan bilangan acak yang dicari. Untuk mempermudah prosedur perhitungan persamaan diatas ditulis ulang dengan cara lain: k 1 ln Ui t i 1 Atau dengan cara lain k 1 ln Ui t i 1 Dari persamaan terakhir exponensialkan ke dua sisinya dan di set t = 1 maka akan didapat hasil sebagai berikut: k 1 Ui e i 1 Prosedur akan menjadi melaksanakan perkalian dari U(0,1) sampai pertidaksamaan terakhir diatas terpenuhi. Bilangan acak yang dicari adalah satu kurangnya dari sejumlah Uis yang dipakai untuk memenuhi pertidaksamaan diatas. Berikut adalah diagram alir yang digunakan untuk memecahkan masalah mencari bilangan acak berdistribusi Poisson dengan catatan dalam contoh soal ini di set t = 1: POISSON F = e(eksP-lamda P=1 I=1 U(0,1) P = P*Ui X = X-1 I =I +1 yes IS P < F no RETURN Gambar 6.7 Flowchart untuk distribusi Poisson 73 Contoh: Coba bangkitkan bilangan acak yang berdistribusi Poisson dengan = 1.5 dengan menggunakan bilangan U(0,1) sebagai berikut: .35, .97, .22, .15, .60, .43, .79, .52, .81, .65, .20, .57, .10. Jawab: Karena di set t = 1 dari persamaan: e- = e-1.5 = 0.223 Sehingga bilangan acak yang dicari dengan mudah bisa dicari dengan cara mengalikan berturut-turut bilangan acaka dari yang pertama: misalny untuk mendapatkan bilangan acak yang pertama kalikan tiga bilangan uniform yang pertama seperti: .35*.97*.22 = .075 < .223; karena bilangan Ui yang digunakan sebanyak 3 maka bilangan acaka yang dicari adalah X1 = (3-1) = 2. Hasil bilangan acaka yang lain didapatkan: X2 = 0; X3 = 2; X4 = 3 dan X5 = 1 silahkan dicoba mencari sendiri. 6.7 Distribusi Normal Dalam keadaan hidup sehari-hari distribusi normal paling sering digunakan, baik dalam perhitungan nilai maupun lain-lainnya. Distribusi Normal berbentuk simetri dengan densitas peluang berbentuk bell: f (x) (1 / 2 ){1/ 2( x ) / ) } 2 Dimana = nilai rata-rata dan = standard deviasi. Seperti halnya fungsi gamma, Poisson maka distribusi normal juga tidak diintegralkan langsung; sehinga kita menggunakan simulasi langsung. Untuk sekedar mempemudah dalam pemecahan masalah distribusi normal maka diambil nilai = 1. Sehingga akan didapat nilai standard normal Z dimana Z = (x-)/ sehingga persamaan diatas akan menjadi: f ( z) (1/ 2e z 1/ 2 Fungsi densitas peluang ini adalah distribusi standard normal. “Central Limit Theorem” dengan sample size yang besar akan menjadi Z 12 Ui 6 i 1 distribusi normal atau bisa aianggap distribusi normal. 74 Dalam hal khusus, bila rata-rata sampel didapat dari sejumlah N bilangan acak U(0,1) adalah besar: maka: N Z ((1 / n ) UI (1 / 2)) / 1 /(12 N) i 1 Dengan mengacu pada persamaan distribusi normal sebelumnya; maka distribusi yang diatas ini akan merupakan persamaan distribusi normal dengan N Z ( Ui ( N / 2)) / N / 12 i 1 menset N lebih besar dari 10. Persamaan terakhir diatas pembilang dan penyebutnya dibagi dengan N maka akan didapat hasil sebagai berikut: Dari persamaan terkhir untuk lebih mempermudah di set N = 12; sehingga persamaan akan berubah menjadi: Dari rumus ini untuk mencari Z maka jumlahkan saja sebanyak 12 U(0,1) dan hasilnya dikurangi dengan 6. Selanjutnya bila dikehendaki membangkitkan bilangan acak berdistribusi normal dengan rata-rata = dan standard deviasi = maka denga mudah bisa dicari dengan persamaan berikut: X = + Z Contoh: Coba bangkitkan 1 sebuah bilangan acak berdistribusi normal dengan rata-rata = 5 dan standard deviasi = 2. Dengan menggunakan bilangan uniform U(0,1) sebagai berikut: .35, .97, .22, .15, .60, .43, .79, .52, .81, .65, .20, .57. Jawab: 12 Ui .35 .97 ... .57 6.26 i 1 Dari hasil penjumlahan diatas bisa dicari bilangan standard normal Z nya Z = (6.26 – 6) = .26 X = + Z = 5 + 2*.26 = 5.52 75 Untuk membangkitkan bilangan acak berdistribusi normal masih bisa dengan menggunakan cara lain yaitu dengan rumus: a. Z = (-2lnU1)1/2 sin(2U2) b. Z = (-2lnU1)1/2 cos(2U2) Kedua rumus diatas ini memberikan hasil blangan acak yang berdistribusi standard normal. Sehingga untuk membangkitkan bilangan acak berdistribusi normal dengan rata-rata dan standard deviasi dengan rumus: X = + Z Contoh: Coba bangkitkan bilangan acak berdistribusi normal dengan = 5 dan = 2 dengan menggunakan bilangan uniform U(0,1) sebagai berikut: .35, .97, .22, .15, .60, .43, .79, .52, .81, .65, .20, .57. Jawab: Z1 = (-2ln.35)1/2sin(2.97) = -.27 X1 = 5 + 2*(-.27) = 4.46 Z2 = (-2ln.22)1/2sin(2.15) = 1.41 X2 = 5 + 2*(-.27) = 4.46 . Z6 = (-2ln.20)1/2sin(2.57) = -.76 X6 = 5 + 2*(-.76) = 3.48 6.8 Rejection Methode Metoda ini memberikan prosedur umum untuk membangkitkan bilangan acak dengan suatu distribusi tertentu yang densitas peluangnya kontinyu dan “bounded” pada suatu daerah tertentu dimana dengan batas: 0 f(x) fmax; pada interval a x b. Dengan menggunakan metoda Monte Carlo untuk menghitung integral. Untuk mendapatkan bilangan acak X ditempuh dengan cara sebagai berikut: a. Bangkitkan sepasang bilangan acak U1 dan U2 dengan menggunakan bilangan acak berdistribusi U(0,1). b. Carilah sebuah bilangan acak Z pada interval a x b dengan rumus: Z = a + (b-a)*U1 c. Hitung densitas peluang pada titik z f(z) 76 d. Hitung harga acak Y yang berdistribusi uniform dalam interval 0 y fmax dengan rumus: Y = fmax*U2 (Z dan Y merupakan koordinat di ruang contoh) e. Bandingkan Y dengan f(z): 1). Bila Y f(z) X = Z 2). Bila Y > f(z) tolak teruskan ke step a lagi. f. Untuk mendapatkan sebuah bilangan acak yang diinginkan prosedur a sampai dengan e dilaksanakan terus sampai titik 5a terpenuhi atau terlaksana. 6.9 Distribusi Beta Untuk meberikan ilustrasi penggunaan metoda rejection, maka kita lihat densitas peluang sebuah distribusi Beta dengan densitas peluang sebagai berikut: f(x) = ((1+2-1)!x1-1(1-x) (2-1))/((1-1)!( 2-1)!) dimana 1dan 2 adalah bilangan bulat positif dan 0 x 1 rata-rata distribusi ini adalah: = 1/(1+2) dan varian = 2 = 2/(1+2)*(1+2+1) Sedang variabel acak bisa dintrpretasikan dengan: x = x1/(x1+x2) dimana x1 = variabel gamma dengan parameter (1,1) sedang x2 adalah variabel gamma dengan para meter (2,2). Contoh: Cara termudah membangkitkan bilangan acak berdistribusi Beta adalah dengan menggunakan metoda simulasi langsung, untuk itu coba bangkitkan beberapa bilangan acak berdistribusi beta dengan 1 = 2 dan 2= 3 yang dibangkitkan dengan pertolongan bilangan U(0,1) sebagai berikut: : 35, .97, .22, .15, .60, .43, .79, .52, .81, .65, .20, .57. Jawab: Z = Ui karena a = 0 dan b = 1 ( 0 x 1)m sehingga densitas peluangnya bisa ditulis menjadi: f (x) (4!) x (1 x ) 2 12.r (1 x ) 2 (1!)( 2!) 77 dengan harga maximum pada x = 1/3. Dari sini didapat fmax = 12(1/3)(2/3)2 = 16/9 = 1.78 sehinga akan menjadi: Y = 1.78 U2. Dengan cara yang diterangkan didepan didapatkan hasil sebagai berikut: U1 U2 Z F(z) Y X Yf(z) .35 .97 .35 1.77 1.73 Ya .35 .22 .15 .22 1.61 .27 Ya .22 .60 .43 .60 1.15 .77 Ya .60 .79 .52 .79 .42 .93 No .81 .65 .81 .35 .1.16 No .20 .57 .20 1.54 1.01 yes .20 Dari tabel diatas terbangkitkan 4 bilangan acak yang berdistribusi beta yang harga-harganya terletak pada kolom terakhir. 6.10 Memilih Fungsi Distribusi Karena pemilihan fungsi distribusi bagi para pemula maka berikut ada beberapa petunjuk pertimbangan pemilihan fungsi distribusi: a. Karakteristik spesial dari fungsi distribusi tertentu. b. Ketelitian dengan mana sebuah fungsi distribusi bisa menyatakan sebuah himpunan data empiris tertentu. c. Kemudahan dengan mana sebuah fungsi distribusi bisa sesuai dengan himpunan data empiris tertentu. d. Efisiensi dalam perhitungan bila sebuah bilangan acak dibangkitkan. 78 6.11 Latihan soal Coba bangkitkan masing-masing 10 bilangan acak dengan bantuan bilangan acak yang anda buat sendiri: 1. Distribusi yang didapat dengan f(x) = x/5 dengan bilangan silahkan buat sendiri 2. Distribusi Poisson dengan = 2 3. Distribusi eksponensial dengan xo = 6 dan µ = 10 4. Distribusi Geometrik dengan peluang sukses p = 0.02 5. Distribusi beta dengan 1 = 3 dan 2= 4 6. Distribusi normal yang = 65 dan standard deviasi = 1.25 dengan menggunakn rumus X = + Z dimana Z = (-2lnU1)1/2 sin(2U2) yang penting untuk U1, U2 menggunakan kolom yang berbeda dari bilangan acak yang anda bangkitkan sendiri. 7. Distribusi Gamma dengan = 3 dan = 5 79 BAB VII APLIKASI SIMULASI PADA INDUSTRI DAN BISNIS Materi yang dibahas: Prosedur perhitungan umum Simulasi Pemanfaatan Fasilitas Simulasi Perbaikan Peralatan Simulasi Dalam Pengendalian Inventori Simulasi Dalam Jaring Kerja Yang perlu menjadi perhatian kita bahwa simulasi bisa dimanfaatkan dimana saja dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja kadang-kadang kita harus selalu mempertimbangkan dua hal penting yaitu dasar resiko dan dasar dana yang digunakan dalam tiap kita menggunakan suatu metodologi pemecahan masalah. Dalam simulasi pada umumnya ada dua dasar yaitu: a. Model yang didasarkan atas terjadinya “events”(misalnya arrival, departure dan sebagainya). b. Model yang didasarkan atas “time”(waktu) misalnya: urutan dari interval waktu yang berurutan (simulasi pada antrean telpon). 7.1 Prosedur Perhitungan Umum. Yang pertama sekali harus dikerjakan dengan betul adalah model, bila model telah diformulasikan dengan benar dan data yang dibutuhkan telah didapat maka baru dilaksanakan perhitungan dengan prosedur sebagai berikut: a. Inputkan data (yaitu harga-0harga untuk varriabel keputusan, parameter sistem) ke dalam komputer. b. Urutan berikut diulangi N kali: 1). Sebuah harga dibangkitkan untuk masing-masing variabel acak yang diperlukan (X1, X2, …, Xn) 2). Model kemudian dipecahkan yang akan memberikan harga numeric untuk masing-masing variabel status. 80 3). Kriteria penampilan sistem (y) kemudian dievaluasi dengan menggunakan bilangan acak yang dibangkitkan pada lanfgkah b 1). Dan harga-harga yang didapatkan pada variabel status b 2). (Catatan pengulangan langkah b ini akan meberikan N harga Y yang berbeda. c. Hitung dan Cetak informasi statistik untuk kriteria penampilan sistem. 1). Nilai harapan rata-rata . 2). Standard deviasi . 3) Frekuensi relatif dan frekuensi kumulatif(saran sebaiknya cetak beberapa input data untuk idenfikasi masalah juga variabel status) d. Pada beberapa situasi diperlukan untuk mengubah beberapa harga data input tertentu dan laksanakan simulasi ulang lagi. (langkah a s/d c). 7.2 Simulasi Pemanfaatan Fasilitas Banyak masalah yang terkait dengan usaha pemanfaatan fasilitas (seperti: mesin, servis pelayanan dan sebagainya) . Yang dicari kesiambangan jangan sampai terlalu banyak digunakan dan juga terlalu banyak menganggur, seperti yang telah diterapkan di TNI-AL pada ALUT dimana ada JADUAL OLAH GUNA dan ada JADUAL OLAH PERBAIKAN. Berikut adalah sebuah model simulasi dimana diasumsikan tidak ada “backlog” artinya bila ada order datang dan fasilitas sedang terpakai maka order ini tidak akan menunggu atau dengan akata order akan hilang. “tentunya ada model lain dimana order tidak hilang tetapi menunggu untuk mendapatkan pelayanan pada antrean yang akan dibahas pada bab lain” Untuk membahas model ini ada beberapa simbol dan pengertian yang harus diketahui: Ai = Arrival time order yang ke i Di = Departure time dari order yang ke i ATi = Time interval between the arrival “order” yang ke i-1 dan ke i biasanya acak. 81 PTi = time required for the facility to process order yang ke i ITi = waktu fasilitas menganggur dari saat pelanggan yang ke i-1 meninggalkan fasilitas sampai kedatangan ke fasilitas pelanggan ke i. TOTIT = Total kumulatif waktu fasilitas menganggur F = perbandingan fasilitas digunakan (kriteria penampilan sistem). (Jangan lupa suscript diatas hanya untuk pelanggan yang diproses senyatanya saja tak termasuk order yang hilang). Untuk menyelesaikan masalah pemanfaatan fasilitas ini cukup dengan menggunakan beberapa persamaan sederhana sebagai berikut: (1). Ai = Ai-1 + ATi (2) Di = Di-1 + PTi + ITi Hubungan arrival dengan departure ditulis dengan rumus: (3) Di = Ai + PTi order tidak akan hilang bila pertidak samaan berikut terpenuhi (4) Ai Di-1 Bila Ai yang dibangkitkan dengan (1) tidak memenuhi kondisi (4) order akan hilang. Bila itu terjadi maka bangkitkan ATi yang baru lagi dan cari kembali: (5) Ai = Ai + ATi Mudah dilihat bahwa ITi 0 dan (4) terpenuhi maka dari (2) dan (3) didapat: (6) ITi = Di – (Di-1+PTi) = (Ai+PTi) – (Di-1+PTi) = Ai – Di-1 0 Untuk mulai melaksanakan perhitungan maka untuk mempermudah maka pada masalah ini di SET Ai = TOTIT = 0 dan D1 = PT1, dimana PT1 dibangkitakan secara acak. Sedang untuk order berikutnya bangkitkan ATi dan PTi dan hitung Ai dengan menggunakan rumus (1) didepan, bila perlu Ai juga bisa dihitung dengan rumus (5) bila order yang masuk hilang; Di dihitung dengan 82 rumus (3) dan ATi dengan (2) sedang waktu menganggur fasilitas bisa diupadate dengan rumus: (7) TOTIT = TOTIT + ITi Prosedur ini diulang-ulang sampai sejumlah order tertentu. Persentase Fasilitas bisa digunakan bisa bisa didapat dengan: (8) F = 1 – [TOTIT/(Dn –A1)]; Dn adalah keluarnya pelanggan terakhir dari sistem atau pelanggan ke n. Diagram alir penyelesaian masalahnya bisa diperiksa halaman berikut: START Ai = Ai-1+ATi TOTIT=TOTIT+ITi READ N DO J = 1 TO N IS Ai < Di-1 IS I<N yes GENERATE NEW ATi yes A no no I = 1, a1 =0, TOTOI = 0 Ai = Ai +ATi F=1-TOTIT/Di GENERATE PTi GENERATE PTi GENERATE STATISTICAL INFORMASI Di = ptI Di = Ai + PTi A WRITE DATA OUTPUT I = I+1 ITi = Di-(dI-1_PTi) GENERATE ATi STOP Gambar 71. Flowchart untuk simulasi pemanfaatan fasilitas Contoh sebuah rumah sakit ingin melaksanakan studi tentang penggunaan fasilitas gawat darurat. Jarak waktu antar kedatangan pasien yang membutuhkan pelayanan fasilitas gawat darurat diketahui berdistribusi Exponensial dengan mean 1.4 jam. Pelayanan berdistribusi normal dengan mean 0.8 jam dan dengan dan standard deviasi 0.2 jam. Setiap pasien harus segera terlayani pada fasilitas bila diperlukan; bila fasilitas sedang digunakan maka pelanggan ini tidak akan dilayani pada fasilitas gawat darurat ini namun akan dilayani pada bagian lain dari Rumah Sakit ini. (yang dalam hal ini tidak dbahas). 83 Dengan menggunakan diagram alir dari yang sudah ada pada halaman sebelumnya, maka rumah sakit ini bisa mulai dismulasikan dengan hasil seperti yang terlihat pada tabel hasil simulasi dibawah: i Ati Ai 1 2 AiDi-1 0 Pti Di Iti TOTIT 0.746 0.746 0 0 1.082 2.552 0.724 0.724 1.470 1.470 Yes 0.043 1.513 No 3 2.120 3.633 Yes 0.886 4.519 1.081 1.805 4 2.656 6.289 Yes 0.782 7.071 0.770 3.575 0.715 7.004 No 1.182 8.186 Yes 0.694 8.880 1.115 4.690 0.330 8.516 No 0.915 9.431 Yes 0.648 10.079 0.551 5.241 0.295 9.726 No 7 0.608 0.608 Yes 0.840 11.169 0.250 5.491 8 2.253 12.582 Yes 1.182 13.764 1.413 6.904 5 6 Dari tabel hasil simulasi diatas bisa dicari berapa persen fasilitas gawat darurat digunakan: Hitung lamanya simulasi di “RUN” yaitu Dn – A1 = 13.764-0 = 13.764, sedang waktu menganggur fasilitas secara kumulatif bisa dilihat pada tabel hasil simulasi diatas yaitu Iti = 6.904, sehingga bisa didapatkan persentase pemanfaatan fasilitas yaitu: F = [1-(6.904/13.764)]*100% = 50.20% Sebuah contoh lain tentang simulasi gawat darurat Sebuah rumah sakit ingin melaksanakan studi tentang penggunaan fasilitas gawat daruratnya. Untuk itu manager rumah sakit telah melaksanakan studi perbandingan pada rumah sakit yang telah mempunyai fasilitas gawat darurat. Dari hasil studi ini didapatkan untuk membuat sebuah fasilitas gawat darurat diperlukan investasi awal sedikitnya Rp. 100.000.000,-,sedang untuk tenaga medis apabila akan disiapkan hanya satu server saja setiap hari jumat tenaga medis ini dibayar Rp. 5.000.000,-. Pada rumah sakit yang diteliti didapatkan bahwa setiap pasien yang dilayani keluarganya akan membayar Rp. 1.200.000 untuk setiap jam pelayanan sedang untuk peralatan yang digunakan diperlukan biaya pemeliharaan sebesar Rp. 100.000/ jam pemakaian. Pada rumah sakit ini 84 waktu antar kedatangan berdistribusi acak dan dicari dengan menggunakan table 1 sedangkan lamanya pelayanan berdistribusi acak menggunakan table 2. Untuk mencari nilai waktu antar kedatangan gunakan kolom ganjil mulai kol 1 sedangkan untuk lamanya pelayanan gunakan kolom genap mulai dari kol 2. Rumah sakit ini akhirnya memutuskan untuk membuat fasilitas gawat darurat dan ternyata untuk fasilitas bangunan dan perlengkapannya dibutuhkan dana Rp.120.000.000; Rumah sakit ini karena baru akan membuka fasilitas gawat darurat ini diputuskan oleh manager pelanggan yang akan dilayani disini cukup membayar Rp. 1.000.000/jam pelayanan. Fasilitas dibuka tanggal 1 januari hari senin jam 08.00 Pertanyaan: 1. Kapan rumah sakit ini mencapai BEP? 2. Selama simulasi berapa pelanggan yang datang? 3. Berapa pelanggan yang dilayani? 4. Berapa pelanggan yang tidak dilayani? 5. Sampai dengan didapatkan BEP, berapakah utility system? 6. Apa saran anda kepada manager rumah sakit ini?Coba saran ini didukung dengan menggunakan cost and benefit analisis. Hasilnya bisa dilihat pada LAMPIRAN 3 7.3 Simulasi Perbaikan Peralatan Dalam kasus ini diasumsikan situasi ideal, dimana selalu ada tersedia Team HARKAN bila sebuah peralatan mengalami kerusakan yang memerlukan perbaikan. Dalam hal ini tidak ada Backlog Demand. Asumsi mungkin tepat untuk kasus tertentu, tetapi tidak tepat untuk kasus lainnya. Sebagai pertimbangan “preventiive maintenance” akan dikerjakan pada interval waktu yang rutin. Berikut adalah: beberapa simbol yang harus dipahami sebelum kita mencoba membahas simulasi tentang pemeliharaan peralatan. Ai = waktu terjadinya kerusakan ke i (sama dengan waktu kedatangan Team yang akan memperbaiki) 85 Di = waktu telah selesainya diperbaiki perlatan yang rusak sama dengan waktu perginya team HARKAN. Dti = interval waktu antara penyelesaian perbaikan ke (i-1) dengan kejadian rusak i (sama dengan lamanya peralatan berfungsi sebelum terjadi kerusakan. Biasanya acak. Rti = waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan ke i. Ini juga biasanya bilangan acak. MT = waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeliharaan preventive rutin(diasumsikan konstan sebagai input parameter). CT = waktu siklus (yaitu waktu antara servis pemeliharaan rutin dan ini merupakan input parameter) MC = maintenance cost, per unit waktu pemeliharaan rutin (input parameter). TOTC = kumulatif total cost per maintenance cycle(kriteria penampilan sistem). NC = jumlah dari siklus pemeliharaan dalam periode simulasi (input parameter) Model matematisnya didasarkan pada dua persamaan; yang menerangkan kejadian rusak untuk suatu peralatan, dan waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki masing-masing kerusakan. Ai = Di-1 + Dti Di = Ai + Rti Kumulatif total cost harus selalu di”update” bila perlatan diservis dengan rumus: TOTC = TOTC + RC*Rti untuk setiap perbaikan TOTC = TOTC + MC*MT ini bila dilaksanakan pemeliharaan rutin. 86 Diagram alir pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut: IS Ai<CT START GENERATE RTi READ INPUT DATA Di = Ai + RTi FOR I = 1 TO NC TOTC=TOTC + RC+RTi I=0,A1=0,D1 =0 TOTC =0 IS Di<CT I=I+1 TOTC=TOTC+MC +MT GENERATE DTi GENRATE STATISTICAL INFORMATION Ai = Di-1+DTi STOP Gambar 7.2 Flowchart untuk simulasi HARKAN Contoh sebuah mesin mempunyai 12 “drill press” yang digunakan secara kontonyu. Masing-masing mempynyai kerusakan yang mengikuti distribusi sebagai berikut: Waktu antara kerusakan hari 0 - 1.99 2 - 3.99 4 - 5.99 6 – 7.99 8 – 9.99 10 – 11.99 12 – 13.99 14 – 15.99 16 – 17.99 18 – 19.99 20 – 21.99 22 – 23.99 24 – 25.99 26 – 27.99 28 – 29.99 Total Frekuensi relatif 0.021 0.044 0.079 0.106 0.119 0.128 0.123 0.113 0.092 0.067 0.047 0.032 0.018 0.008 0.003 1.000 Waktu perbaikan dari peralatan berdistribusi Gamma dengan = 3 dan = 2, (sehingga exponensial value dariwaktu perbaikan adalah 2/3 hari). Biaya down time per hari adalah $ 100, untuk lebih menyederhanakan diasumsikan 87 tukang atau montir selalu tersedia kapan saja mesin mengalami kerusakan(ini memang tidak realistik tetpi suatu ketika adalah yang paling realistik ingat KRI), jadi untuk perbaikan mesin tidak harus menunggu. Program pemeliharaan preventiveyang dilaksanakan secara periodik butuh waktu 6 jam per mesin, dengan biaya $ 50 per mesin. Bila program ini digunakan, semua mesin akan diservis setelah 60 hari kerja kontinyu, mesin juga diperbaiki hari minggu bila rusak. Berikut adalah ilustrasi prosedur perhitungan simulasi untuk satu cycle pemeliharaan. i Dti Ai Ai<60 RTi Di Di<60 Cost TOTC 1 9.64 9.64 Yes 0.36 10.00 Yes 36 36 2 24.05 34.05 Yes 1.14 35.19 Yes 114 150 3 7.51 42.70 Yes 0.45 43.15 Yes 45 195 4 6.10 49.25 Yes 0.80 50.05 Yes 80 275 5 13.77 63.82 No Stop 50 325 Kerusakan ke 5 terjadi setelah 63.82 hari ini > dari 1 siklus (60 hari) total cost untuk contoh diatas adalah biaya perbaikan kumulatif sebesar $ 275 ditambah biaya pemeliharaan sebesar $ 50 = $ 325. Sebagai catatan hampir semua masalah pemeliharaan perlatan terkait dengan peralatan bebas yang ada dalam peralatan itu sehingga harus dismulasikan satu persatu untuk semua peralatan. Sebuah contoh lain Simulasi pemeliharaan dan perbaikan peralatan Waktu perbaikan dari peralatan berdistribusi acak yang ditentukan menggunakan tabel 1 yang nilainya dicari menggunakan tabel bilangan acak kol1. Biaya down time per hari kerusakkan adalah $ 200, untuk lebih menyederhanakan diasumsikan tukang atau montir selalu tersedia kapan saja mesin mengalami kerusakan(ini memang tidak realistik tetpi suatu ketika adalah yang paling realistikingat KRI), jadi untuk perbaikan mesin tidak harus menunggu. Program pemeliharaan preventive yang dilaksanakan secara periodik butuh waktu 12 jam per mesin, dengan biaya $ 250 per mesin. Bila program ini digunakan, semua mesin akan diservis setelah 200 hari kerja kontinyu, mesin juga diperbaiki hari minggu bila rusak. Berikut adalah ilustrasi prosedur perhitungan simulasi 88 untuk satu cycle pemeliharaan. Dalam satu cycle dilaksanakan pemeliharaan secara menyeluruh dengan dana sebesar $ 750, dan dikerjakan selama 1 minggu (7 hari). Interval waktu antara kerusakkan ke i-1 dan i berdistribusi acak ditentukan tabel 2 dengan menggunakan kol2 yang nilainya dicari dengan menggunakan tabel bilangan acak yang ada. Coba simulasikan sebanyak 20 cycle. Pertanyaan: 1. Coba rencanakan bentuk output (kolom) yang menampung semua informasi yang dibutuhkan 2. Cari nilai rata-rata dan standart deviasi selama 20 siklus Tahap–tahap menjawab: 1. Untuk membuat model outputnya siapkan kolom-kolom sebabgai berikut: 2. Kol1 untuk NC 3. Kol2 untuk Rep 4. Kol3 No untuk setiap NC 5. Kol4 untuk nilai acak 1 6. Kol5 untuk DTi 7. Kol6 untuk Ai 8. Kol7 untuk check apakah bisa kerusakan yang terjadi ditangani 9. Kol8 untuk nilai acak 2 10. Kol9 untuk RTi 11. Kol10 untuk Di 12. Kol11 untuk check apakah masih bisa diperbaiki 13. Kol12 untuk cost 14. Kol13 untuk TOTC (untuk total ongkos) Hasil simulasi sebanyak 10 replikasi didapat rata-2 total ongkosnya adalah $77.075 dengan standard deviasi $4.05, untuk lengkapnya pemecahan masalahnya bis dilihat pada LAMPIRAN 4. 7.4 Simulasi Dalam Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan atau rumah tangga tidak ada yang tidak menggunakan inventori, pada umumny selalu menyimpan inventori bermacam-macam barang untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan sehari-hari baik untuk pelanggan atau untuk memenuhi kebutuhan seharihari rumah tangga. Karena itu. Karena transaksi dari pelanggan akan menyebabkan barang di gudang sampai pada suatu level tertentu dimana perusahaan harus beli lagi. 89 Barang sampai level tertentu ini sering disebut sebagai titik pesan kembali atau reorder point. Pada saat ini barang-barang di gudang berkurang terus sampai suatu ketika barang masuk kembali dari hasil pesanan, waktu dari saat memesan barang sampai dengan barang sampai di gudang disebut Lead Time yang sering juga di Indonesiakan dengan waktu ancang. Pengendalian inventori bertujuan untuk menjaga level inventori barang di gudang yang cukup dengan biaya yang tidak terlalu banyak. Untuk pemecahan masalah ini paling tepat digunakan model berdasarkan waktu, constant tmie interval, namun sebelum kita mulai mebahas materinya maka perlu dibahas terlebih dahulu beberapa pengertian untuk mempermudah dalam perhitungan nanti. D = customer demand jumlah satuan per hari (acak) IL = inventori level, dalam satuan S = inventory shortage, jumlah satuan per hari ROP = Reorder Point dalam satuan Q = order size dalam satuan LT = lead time, dalam satuan waktu t = waktu kumulatifdalam hari tf = final time dalam hari kriteria untuk stop T = waktu pesanan akan terpenuhi (waktu barang masuk ke gudang) NB = jumlah dalam satuan back order CI = carrying cost per satuan per hari CIT = cumulative carrying cost CO = order cost per order CS = shortage cost, per satuan per hari CST = cumulative shortage cost TOTC = cumulative total cost (kriteria penampilan sistem) Model matematisnya adalah adalah model yang mangambil inventory level dan jumlah satuan back ordered; sehingga inventory level diatur upward setelah order baru diterima dengan rumus: IL = IL + Q – NB 90 Dan secara down ward untuk memenuhi permintaan dari pelanggan dengan rumus: IL = IL – D Dengan kendala: IL 0 Dengan jalan yang sama jumlah satuan backward diatur secara upward bila terjadi shortage dengan rumus: NB = NB + S Dan arah down ward bila pesanan baru diterima dengan rumus: NB = NB – Q Dengan kendala: NB 0 Shortage S akan terjadi bila D > IL sehingga dari rumus diatas akan didapat IL negatif, dan untuk ini maka di set S = -IL dan IL = 0 Waktu kumulatif didapat dengan t = t + 1 Bila melaksanakan pesanan baru maka waktu deliverynya ditentukan dengan rumus: T = t + LT Selanjutnya dibutuhkan untuk menghitung bermacam-macam biaya kumulatif antara lain: Cumulative carrying cost dengan rumus: CIT = CIT + CI*IL Cumulative shortage cost dengan rumus: CST = CST + CS*NB Cumulative order cost COT = COT + CO Akhir simulasi dibutuhkan kriteria penampilan sistem yaitu cumlative total cost dengan rumus: TOTC = CIT + CST + COT Contoh: Sebuah perusahaan menjual TV berusaha menjaga jumlah TV di gudang untuk memenuhi permintaan pelanggan yang datangnya mengikuti distribusi Poisson dengan mean 8.2 set per hari. Lead time untuk mendapatkan TV set yang baru dari supplier adalah 5 hari. 91 Akan ditentukan dengan simulasi suatu kebijaksanaan pemesanan (yang cocok dengan ROP dan order size). Bila CI = $.25/set/hari, biaya tiap kali pesan $20, jangan lupa + biaya harga dari masing-masing barang. Biaya kehabisan barang CS = $ 2 per set per hari. Coba simulasikan masalah ini dengan dasar IL awal 60 set ROP 40 set dan dengan Q = 50 set. Dari rumus yang ada didepan maka didapat hasil simulasi seperti yang terdapat pada tabel berikut: T D IL NB 0 0 60 0 1 10 50 0 2 12 38 3 9 4 PESAN? CIT CST COT TOTC 0 0 0 0 No 12.50 0 0 12.50 0 Yes 22.00 0 20 42.00 29 0 No 29.25 0 20 49.25 11 18 0 No 33.75 0 20 53.75 5 8 10 0 No 36.25 0 20 56.25 6 12 0 2 No 36.25 4 20 60.25 7 6 42 0 No 46.75 4 20 70.75 8 9 33 0 yes 55.00 4 40 99.00 9 11 22 0 no 60.50 4 40 104.50 10 5 17 0 No 64.75 4 40 108.50 Dalam praktek banyak variasi lain misalnya dengan model: a. Tidak ada backorder (NB) b. LT = 0 (Pada saat pesan barang langsung datang) c. LT mungkin acak d. Pesanan (order) boleh overlap model ini sering disebut sebagai model multiple order dimana setiap saat boleh melaksanakan pesanan apabila barang yang ada digudang lebih kecil dari titik pesankembali. Akibat model ini maka ada konsekuensi logis yang timbul bahwa barang yang masuk akibat multiple order bisa melebihi kapasitas gudang sehingga barang lebih ini terpaksa harus disimpan pada gudang sewa dari gudang orang lain. e. Sebuah inventory yang lengkap akan mengandung lebih dari satu item barang, 92 f. Bisa terjadi sebuah item hanya bisa disimpan di gudang dalam waktu tertentu saja sebagai contoh barang-barang kimia, darah dan sebagainya, tidak bisa digunakan kalau sudah lewat waktu atau dengan kata lain, barang itu segera harus dikeluarkan dari gudang setelah waktu tertentu. Hitungan secara analitik untuk ROP dan Q yang akan meminimalkan total inventory cost adalah: a. Fixed (deterministik) demand dan LT konstan serta tidak ada backorder bisa dihitung dengan menggunakan rumus berikut: ROP = D*LT Q 2CO * D / CI CT = CO*D/Q +CI*Q/2 CT biaya total harian b. Permintaan acak (distribusi Poisson dengan parameter dan LT = 0 dan tidak ada backorder dengan rumus: ROP = 0 (sebab LT = 0 atau barang yang dipesan langsung dapat) Q = bilangan bulat terbesar sedemikian rupa: Q = Q(Q-1) CI*(Q-1)/2 Berikut adalah sebuah jawaban model simulasi multiple order dimana terdapat beberapa variabel yang menjadi pertimbangan baru. Pada model ini yang merpakan model multiple order murni Yang menjadi input parameter adalah sebagai berikut: Kapasitas gudang = Ongkos simpan per unit/perhari dogudang sendiri = Ongkos simpan per unit/hari digudang orang lain = Ongkos kehabisan barang per unit/hari = Titik pesan ulang = Sebuah contoh Lain simulasi inventori Akan disimulasikan sebuah barang yang sangat laris di dalam pasar, untuk itu manager tidak menghendaki adanya pelanggan yang tidak terlayani akibat barang di gudang habis, sehingga untuk itu kepada kita disuruh membuat model 93 simulasi multiple order murni dimana terdapat beberapa variabel yang menjadi pertimbangan baru. Pada model ini yang merpakan model multiple order murni, beberapa yang bersifat acak adalah : demand (D), ditentukan dengan menggunakan tabel 1, yang nilai nya diambil dengan kolom 1; Volume sekali pesan (Q) ditentukan dengan menggunakan tabel 2 yang nilai nya diambil kolom 2; ongkos sekali pesan (CO) ditentukan dengan tabel 3 yang nilainya ditentukan dari kolom 3 dan lead time(LT) ditentukan dengan tabel 4 yang nilai nya dari kolom 4. Yang menjadi input parameter adalah sebagai berikut: Kapasitas gudang = 2000 unit Ongkos simpan per unit/perhari di gudang sendiri = $30 Ongkos simpan per unit/hari digudang orang lain = $40 Ongkos kehabisan barang per unit/hari = $35 Titik pesan kembali (ROP) = 500 unit Pel Kumulatif 0.000 - 0.125 0.126 - 0.250 0.251 - 0.375 0.376 - 0.500 0.501 - 0.625 0.626 - 0.750 0.751 - 0.875 0.876 - 0.999 D 100 150 200 250 300 350 400 450 Q 750 850 950 1050 1150 1250 1350 1450 CO 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 LT 1 2 3 4 5 6 7 8 Coba simulasikan dengan kebijaksanaan untuk selama 40 hari berikut : 1. Di gudang pada awalnya ada 1000 unit 2. Di gudang pada awalnya ada 1200 unit 3. Di gudang pada awalnya ada 1500 unit Kebijaksanaan mana yang harus ditempuh oleh manager? Jabawabnnya bisa dilihat pada LAMPIRAN 5 Kebijaksanaan 1000 unit 1200 unit 1500 unit 94 Total Cost Rp. 190.097.500,00 Rp. 241,975,000.00 Rp. 181,575,000.00 Kesimpulan : 4. Pada pengujian kebijaksanaan dengan 1000 unit di gudang pada awalnya dengan lama jual 40 hari mendapatkan total sebesar Rp. 190.097.500 5. Pada pengujian kebijaksanaan dengan 1200 unit di gudang pada awalnya dengan lama jual 40 hari mendapatkan masih mendapatkan total sebesar Rp. 241,975,000.00 6. Untuk pengujian kebijaksanaan dengan 1500 unit di gudang pada awalnya dengan lama jual 40 hari baru mendapatkan total sebesar Rp. 181,575,000.00 Jadi keputusan yang diberikan kepada manajer yang sesuai dengan hasil simulasi inventory adalah menggunakan kebijaksanaan dengan penyediaan di gudang pada awalnya 1500 Unit, karena hanya dengan kebijaksanaan itu perusahan mendapatkan Total Cost terkecil untuk penghematan biaya. 7.5 Simulasi Dalam Jaring Kerja Jaring kerja merupakan suatu himpunan yang terdiri dari simpul dan busur, dimana penghubung dari simul ke simpul sering berdistribusi tertentu, sesuai dengan busur itu merupakan fungsi apa seperti pekerjaan atau kegiatan tertentu. Simpul Awal atau pangkal dari busur simpul awal sedang ujung anak panah disebut simpul tujuan; kalau simpulnya terletak bukan simpul yang terakhir disebut simpul tujuan antara, sedang bila simpulnya merupakan simpul terakhir, maka disebut simpul tujuan akhir. Dalam perhitungan semua simpul diberi nomor simpul berurutan dengan simpul awal diberi nomo r simpul 1(I=1) ke simpul tujuan simpul n, sehingga dengan asumsi diatas otomatis n menjadi jumlah simpul. Didefinisikan pij sebagai peluang pemilihan simpul i ke simpul j. Sehingga bila berada pada simpul i, pij adalah peluang untuk memilih busur ij adalah busur yang menuju simpul j. Karena simpul antara bisa mempunyai beberapa tujuan, maka bisa ditulis pada setiap busur akan berlaku rumus untuk peluang pemilihan busur sebagai berikut: 95 pij 1 j Dimana i = 1,2,…,(n-1) sedang j = 2,3, …, n Panjang busur tij adalah acak dengan distribusi tertentu, misalnya dengan mean = ij dan stantard ij T merupakan panjang waktu kumulatif jalan dari awal menuju simpul tujuan akhir. Sehingga panjang kumulatif dari simpul awal bisa selalu di update dengan rumus: T = T + tij Diagram alir pemecahan masalahnya adalah sebagai yang tertera pada halaman berikut. MULAI INPUT N FOR I = 1 TO N T = 0, I = 0 GENERATE P(i,j) GENRATE tij no T = T + tij IS I>N yes HITUNG INFORMASI STATISTIK TULIS DATA OUTPUT SELESAI Gambar 7.3 Flowchart untuk simulasi grafik Bila algorithma atau diagram alir diatas diikuti setelah i = j maka simpul j yang tadinya merupakan simpul tujuan antara ini akan menjadi simpul awal yang 96 baru dan bila kita ikuti terus sampai i = n maka berarti sudah sama pada simpul tujuan akhir. Contoh: Coba simulasikan jaring kerja berikut untuk mendapatkan CPM yang baik untuk sedikitnya 10 kali replikasi dengan catatan seluruh busur mempunyai waktu penyelesian berdistribusi normal dengan mean dan standard deviasi yang diketahui. Dimana simpul awal adalah simpul 1 dan simpul tujuan akhir adalah simpul 19. Pemilihan setiap simpul j yang akan menjadi simpul i baru adalah acak. Untuk menjawab model simulasi diatas maka yang perlu dipikirkan adalah bagaimana membuat sebuah tabel selengkap mungkin sehingga baik anda maupun orang lain mudah untuk mengerti. Rep Awal 1 Tujuan Peluang Pelkumul 1 2 0.152 0.152 1 3 0.147 0.299 1 4 0.211 0.510 1 5 0.365 0.875 1 6 0.125 1.000 2 3 0.345 0.345 2 10 0.337 0.682 2 11 0.318 1.000 3 4 0.451 0.451 3 9 0.334 0.785 3 10 0.215 1.000 4 5 0.359 0.359 4 8 0.441 0.800 4 9 0.200 1.000 5 7 0.456 0.456 5 8 0.334 0.790 5 17 0.210 1.000 6 5 0.751 0.751 6 7 0.249 1.000 7 17 1.000 1.000 8 16 0.452 0.452 8 17 0.548 1.000 9 8 0.345 0.345 9 14 0.445 0.790 9 16 0.210 1.000 10 9 0.245 0.245 10 12 0.2.65 0.510 10 13 0.265 0.7.75 10 14 0.225 1.000 11 10 11 12 0.625 1.000 12 13 0.545 0.545 12 15 0.4.55 1.000 13 14 0.673 0.673 13 19 0.327 1.000 14 16 0.776 0.776 14 19 0.224 0.224 15 13 0.871 0.871 15 19 0.129 1.000 0.375 Acakb Busurp Acak1 Acak2 Waktu TKumul 0.657 (1,5) 0.811 (5,17) 0.375 97 16 18 0.657 0.657 16 19 0.343 1.000 17 16 0.725 0.725 17 18 0.275 1.000 (17,18) 18 19 1.000 1.000 (18,19) 0.625 Sebagai ajang latihan coba lengkapi tabel diatas, terutama penentuan nilai bilangan acak normal untuk kegiatan terpilih dengan menggunakan rumus yang menggunakan sinus(ingat rumus untuk mencari nilai standard normal). Berikut jawaban untuk yang 10 x repelikasi lengkap dengan laporan hasil statistiknya. SOAL Coba simulasikan jaring kerja berikut untuk mendapatkan CPM yang baik untuk sedikitnya 1 kali replikasi dengan catatan seluruh busur mempunyai waktu penyelesian mempunyai distribusi normal dengan mean dan standard deviasi yang diketahui. Dimana simpul awal adalah simpul 1 dan simpul tujuan akhir adalah simpul 19. Pemilihan setiap simpul j yang akan menjadi simpul i baru adalah acak. 1 1 2 1 6 1 2 1 5 3 1 0 1 3 4 9 1 4 5 8 1 9 1 6 1 1 7 7 8 Gambar 7.4 Contoh gambar grafik Untuk menjawab model simulasi diatas maka yang perlu dipikirkan adalah bagaimana membuat sebuah tabel selengkap mungkin sehingga baik anda maupun orang lain mudah untuk mengerti. Semua kegiatan berdistribusi normal dengan µ 20 hari σ 5 hari, laksanakan simulasi selama 10X dan buat laporan statistiknya (Cari µ dan σ ). Untuk menetukan bilangan acak normal yang didapatkan gunakan kolom 1 untuk U1 dan kolom 2 untuk U2, dengan menggunakan rumus Z = (lnU1)1/2 sin(2U2). 98 Tabel Statistik Replikasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Hari 93,911 97,415 110,224 87,62 66,586 122,412 138,192 117,643 85,472 75,231 Lintasan 1-6-7-17-16-19 1-6-7-17-18-19 1-2-11-12-15-19 1-4-9-14-19 1-5-17-16-19 1-3-9-8-17-18-19 1-3-4-5-7-17-16-19 1-4-9-8-16-18-19 1-4-9-16-19 1-3-9-16-19 Kesimpulan Rata-rata hari : 99,4706 Dengan standard deviasi = 22.391 Hari tercepat: 66,586 Hari terlam: 138,192 Pemecahan lengkapnya bisa dilihat pada LAMPIRAN 6 99 100