makalah psikologi pembelajaran matematika

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tujuan belajar pada hakikatnya adalah apa yang sudah di pelajari dapat berguna di kemudian
hari.Yakni
membantu
kita
untuk
mempermudah
di
pelajari
lebih
lanjut.Namun
pada
kenyataannya,tujun belajar yang begitu baik tidak dapat terealisasikan dengan baik di karenakan
pemahaman individu akan hakikat belajar itu sendiri tidak begitu di pahami. Demikian pula dengan
tujuan pelajaran bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip yang fundamental, melainkan juga
mengembangkan sikap yang positif terhadap belajar, penelitian, penemuan, serta pemecahan masalah
atas kemampuan sendiri. Untuk mencapai semua tujuan tersebut tidak hanya melibatkan pelajar atau
orang yang bbelajar namun peran guru atau pengajar juga sangat di pelukan dari segi
keprofesionalannya dalam mengajar.Salah satu kemampuan yang haus di miliki guru sebagai salah
satu unsure pendidik,agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami bagaimana
peserta didik belajar dan bagaimana mengoganisasikan proses pembelajaran yang mampu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik,serta memahami tentang
bagaimana siswa belajar.Untuk dapat memahami poses belajar yang terjadi pada diri siswa,guru perlu
menguasai hakikat dan konsep dasar belajar.Dengan menguasai hakikat dan konsep dasar tentang
belajar di harapkan guru mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran,karena fungsi utama
pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik.
Untuk mencapai semua itu maka di butuhkan teori-teori belajar dan pembelajaran karena dengan
mempelaajai teoi-teori tersebut dapat memperluas paradigma tentang tindakan yang harus di lakukan
untuk keberhasilan para peserta didik dan mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
Belajar dan pembelajaran Matematika
1
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori Peter Sheal
2. Bagaimana teori Ananda
3. Bagaimana teori Duck-worth
4. Bagaimana teori V ostsky
5. Bagaimana teori De Porter
6. Bagaimana teori Gardner,dan
7. Bagaimana impplementasinya dalam pembelajaran matematika
C.Tujuan
Mengetahui Bagaimana teori Peter Sheal
Mengetahui Bagaimana teori Ananda
Mengetahui Bagaimana teori Duck-worth
Mengetahui Bagaimana teori V ostsky
Mengetahui Bagaimana teori De Porter
Mengetahui Bagaimana teori Gardner,dan
Mengetahui Bagaimana impplementasinya dalam pembelajaran matematika
Belajar dan pembelajaran Matematika
2
BAB II
PEMBAHASAN
PSIKOLOGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Secara umum psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan seseorang yang sangat
penting adanya dalam proses pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan alat dalam mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, karena prinsip yang terkandung dalam psikologi pendidikan
dapat dijadikan landasan berfikir dan bertindak dalm mengelola proses belajar-mengajar, yang
merupakan unsur utama dalam pelaksanaan setiap sistem pendidikan.
Dalam menerapkan prinsip psikologis tersebut diperlukan adanya figur guru yang kompeten,
dan guru yang kompeten adalah guru yang mampu melaksanakan profesinya secara bertanggung
jawab yang mampu mengelola proses belajar-mengajar sebaik mungkin sesuai dengan prinsip-prinsip
psikologi.
•
Definisi belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis pembelajaran dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami peserta
didik baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh
karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan
manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik. Kekeliruan atau ketidak lengkapan persepsi
mereka terhadap proses belajr-mengajar akan menyebabkan hasil belajar yang tidak optimal bagi
peserta didik.
Belajar dan pembelajaran Matematika
3
•
Peran Penting Belajar
Proses belajar-mengajar yang baik akan mengoptimalkan hasil belajar dan mengembalikan arti
belajar yang sesungguhnya. Belajar adalah key term “istilah kunci” yang paling vital dalam setiap
usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak akan pernah ada pendidikan. Sebagai
suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang
berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena
demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajar
pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses
perubahan manusia itu.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yag terkandung
dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan untuk berubah, manusia dapat belajar sehingga dapat
berkebang lebih jauh daripada makhluk-makhluk lainnya, yang akan berimplikasi terbesasnya
manusia dari kemadegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi ini. Boleh jadi, karena
kemampuan berkembang melalui belajar itu pula manusia secara bebas dapat mengeksplorasi,
memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting dalam kehidupannya.
Banyak sekali bentuk perkembangan yang terdapat dalam diri manusia yang terkandung
dalam belajar sebagai contoh yaitu perkembangan kecakapan berbicara. Menurut fitrahnya, setiap
manusia yang normal memiliki potensi untuk cakap berbicara, namun kecakapan berbicara ini tidak
akan terwujud dengan baik tanpa adanya upaya belajar yang optimal (Muhibbin,2003:60).
Belajar juga memiliki peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat
manusia (bangsa) di tengah persaingan yang semakin erat di antara bagsa-bangsa lainnya yang
terlebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan tragis bisa pula terjadi
karena belajar. Contoh, tidak sedikit orang pintar yang menggunakan kepintarannya untuk membuat
orang lain terpuruk atau bahkan menghancurkan kehidupan orang tersebut.
Kenyataan tragis lainnya lebih parah pula terkadang muncul akibat hasil belajar, Hasil belajar
ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi, sebagai contoh yaitu tak jarang ilmu teknologi ini digunakan
untuk membuat senjata yang akan memusnahkan sesama umat manusia. Alhasil, belajar disamping
membawa manfaat terkadang juga membawa madarat.
Belajar dan pembelajaran Matematika
4
Meskipun terdapat dampak negatif dari hasil belajar dari sekelompok manusia tertentu,
kegiatan belajar tetap memiliki arti penting. Alasannya, seperti yang telah dikemukakan di atas,
belajar berfungsi sebagai ala mempertahankan kehidupan manusia. Artinya, dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi hasil belajar kelompok manusia yang tertindas sekali pun dapat digunakan untuk
membangun benteng pertahanan (Muhibbin,2003:62).
Selanjutnya, dalam perspektif agama Islam pun belajar dinilai sebagai hal penting yang
memiliki kedudukan sebagai kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu
pengetahuan yang akan mengangkat derajat kehiduan mereka. Kewajiban ini difirmankan Allah
dalam Al-Quran surat Mujadalah ayat 11, yang artinya :
“ . . . niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang beriman dan
berilmu.”
Ilmu dalam hal ini tentu saja bukan hanya pengetahuan agama tetapi juga berupa pengetahuan
yang berjalan seriring kemajuan zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga harus bermanfaat bagi dirinya
serta orang-orang di sekitarnya.
Berdasakan pertimbangan diatas, guru yang profesional haruslah melihat hasil belajar siswa
dari berbagai sudut kinerja psikologis yang utuh dan menyeluruh. Sehubungan dengan ini, seorang
peserta didik yang menempuh proses belajar idelanya ditandai oleh munculnya pengalamanpengalaman positif psikologis baru yang positif. Pengalaman-pengalaman tersebut diharapkan dapat
mengembangkan aneka ragam sikap, sifat, dan kecakapan yang konstruktif, bukan kecakapan yang
destruktif.
Matematika adalah satu bagian dari ilmu pengetahuan pokok yang diajarkan di sekolah, dan
dipandang sebagai pelajaran yang sulit bahakan tidak sedikit peserta didik yang menggapnya
menakutkan, memerlukan figur guru yang kompeten.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu ciri pembelajaran matematika
masa kini adalah penyajiannya didasarkan pada suatu teori psikologi belajar yang saat ini masih
dikembangkan oleh ahli pendidikan. Kemampuan memahami teori-teori belajar ini merupakan salah
satu kompetensi pedagogik guru, sehingga guru mampu mengembangkan pembelajaran yang memuat
tiga macam aktivitas, yaitu eksplorasi, klarifikasi, dan refleksi.
Belajar dan pembelajaran Matematika
5
Teori-Teori Pokok Belajar
Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang
saling berhubungan dan merupakan penjelasan atau sejumah fakta dan penemuan yang berkaitan
dengan peristiwa belajar
Teori belajar atau teori perkembangan mental menurut Ruseffendi (1988) adalah berisi uraian
tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi terhadap mental peserta didik. Sementara itu,
pengertian tentang belajar itu sendiri berbeda-beda menurut teori belajar yang dianut seseorang.
Menurut pandangan modern menganggap bahwa belajar merupakan kegiatan mental seseorang
sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut dapat dilihat ketika siswa
memperlihatkan tingkah laku baru, yang berbeda dari tingkah laku sebelumnya. Selain itu, perubahan
tingkah laku tersebut dapat dilihat ketika seseorang memberi respons yang baru pada situasi yang
baru (Gledler, 1986). Hudoyo (1998) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berlangsung
dalam mental seseorang, sehingga terjadi perubahan tingkah laku, di mana perubahan tingkah laku
tersebut bergantung kepada pengalaman seseorang.
2.1 Teori Peter Sheal
Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia seutuhnya untuk kepentingan pembangunan bangsa Indonesia.
Sumber daya manusia yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini tidak hanya unggul dalam bidang
kognitif saja, tetapi juga unggul dalam keterampilan dan afektifnya. Hal tersebut, sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang
mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Mewujudkan tujuan pendidikan bukanlah hal yang mudah, dan tidak cukup hanya satu pihak saja
yang terlibat di dalamnya, tetapi melibatkan beberapa pihak. Guru, siswa, orang tua, masyarakat
sekitar, pemerintah semua memegang peranan dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional
melalui kerja sama, saling mendukung dan saling melengkapi di antara pihak-pihak tersebut. Guru,
murid dan bahan ajar merupakan unsur dominan dalam proses pembelajaran. Ketiganya saling
berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Jika salah satu unsur tidak ada, maka unsur-unsur
Belajar dan pembelajaran Matematika
6
yang lain tidak bisa berhubungan secara wajar dan proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan
baik.
Namun demikian, komponen yang dianggap paling mempengaruhi proses pendidikan dan paling
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan adalah komponen guru. Hal itu memang
wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek
dan objek belajar. Bagaimana pun bagus dan idealnya suatu kurikulum pendidikan, lengkapnya sarana
prasarana pendidikan, namun jika tidak diimbangi dengan kemampuan guru dalam menerapkannya,
maka semuanya akan kurang bermakna. Oleh karena itu, profesionalisme kerja guru perlu
ditingkatkan untuk mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran yang lebih baik sehingga
akan menghasilkan out put yang unggul.
Agar proses pembelajaran lebih menarik serta bermakna bagi siswa, maka diperlukan suatu
pembelajaran yang inovatif yang disajikan dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. Selain harus
disajikan dengan menarik, pembelajaran harus sesuai dengan konteks kehidupan anak. Perlu diingat
bahwa guru bukanlah satu-satunya aktor pendidikan yang mempunyai peranan untuk keberhasilan
suatu pembelajaran, siswa memiliki potensi besar dan mampu mengembangkan dirinya untuk mencari
pengetahuan dan keterampilan baru yang ada di lingkungan sekitarnya. Jadi, dalam setiap
pembelajaran yang dilakukan, guru hendaknya dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang sering dilakukan di sekolah, siswa kurang diajak
untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran masih terpaku pada kemampuan
menghafal, mengingat informasi tanpa mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Belajar
bukanlah untuk menghafal kosa kata, mengerjakan latihan soal dan tugas-tugas, tetapi siswa perlu
dilibatkan secara aktif untuk mengaitkan pelajaran akademis yang diterimanya dengan konteks
kehidupan nyata yang dialaminya sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
Menurut teori belajar Peter Sheal mengemukakan bahwa belajar yang paling bermakna hingga
mencapai 90 % adalah dengan cara melakukan-mengalami dan mengkomunikasikan. Agar dapat
memenuhi hal tersebut, maka pelajaran harus diangkat dari kontekstual yang dialami siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran bermakna, siswa diberi tanggung jawab untuk
melaksanakan suatu proyek atau tugas yang melatih siswa untuk merencanakan, mengatur, menyusun,
Belajar dan pembelajaran Matematika
7
menyelidiki suatu topik dan menentukan kesimpulan dengan mengaitkannya dengan kehidupan
mereka sehari-hari. Dengan demikian, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang pelajaran
akademis, tetapi memperoleh pengalaman atau keterampilan secara langsung yang bermanfaat untuk
kehidupannya.
Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan, dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.”
Dari rumusan tentang pendidikan tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan dilaksanakan
secara sadar dan terencana, tidak asal-asalan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan tidak hanya pada hasil tetapi proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan di
sekolah harus berupaya mengembangkan potensi anak didiknya sampai yang terakhir yaitu anak
memiliki kemampuan spiritual keagamaaan, kecerdasan, keterampilan yang diperlukan bagi dirinya,
bangsa dan negara.
Untuk mewujudkan semua itu, tentunya tidak terlepas dari bahasa baik dalam pengajarannya
maupun penerapannya. Bahasa sebagai sarana utama seorang manusia untuk berkomunikasi dengan
manusia lain. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangatlah penting untuk dipelajari mulai
dari sekolah dasar. Berbagai keterampilan yang ada dalam bahasa Indonesia seperti mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis perlu diajarkan sejak dini. Saat ini, banyak pemakai bahasa nasional
yang belum mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, sesuai dengan konteks
pemakaiannya. Oleh karena itu, pengajaran bahasa Indonesia sangat perlu untuk ditingkatkan.
Belajar dan pembelajaran Matematika
8
2.2Teori Ananda
Belajar dan Pembelajaran
Teori pakem
Pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan
Teori-teori yang berlawanan
1.Teori Ilmu Jiwa Daya
2. Teori Stimulus Respon
Teori Ilmu Jiwa Daya / Mental Disiplin
Otak manusia terdiri dari sejumlah daya : daya pikir, daya tanggap, daya fantasi, dll.
Tujuan pendidikan adalah memperkuat daya-daya tersebut dengan latihan yang disiplin.
Daya ingat dilatih dengan menghafal berbagai hal, daya pikir dilatih dengan mengerjakan soal-soal
matematika yang sulit, daya fantasi dilatih dengan seni, dll.
Melatih otak sama dengan melatih otot atau mengasah pisau.
Pendidikan yang diberikan bersifat disiplin, keras, dan memaksa.
Teori Stimulus-Respon
Yang paling utama dalam pendidikan adalah mengerjakan respon-respon yang sesuai dengan
stimulus-stimulusnya.
Makin sering S-R dilatih makin lama hubungan itu bertahan.
Hubungan S-R dapat dipererat bila disertai rasa senang.
Teori-teori yang mendukung
Teori Triune
Filsafat Konstruktivisme
Teori Gestalt
Teori Tentang Struktur Otak Triune
Belajar dan pembelajaran Matematika
9
2.3 Teori Duck-Worth
Salah satu penggagas teori konstruktivisme adalah John Dewey, Bruner, Jean Piaget dan Vigotsky.
Para ahli lainnya yang telah melakukan telaah mendalam mengenai konstruktivisme diantaranya
Eleanor Duckworth, George Hein dan Howard Gardener. Dalam pembelajaran sain dan matematika
secara khusus pengembangan dan penelitian menenai konstruktivisme diantaranya dilakukan oleh
Peret Fensham, Rosalin Driver, Paul Cobb dan lainya.
Dalam asumsinya Piaget menolak pandangan bahwa belajar merupakan proses pasif menguasai
pengetahuan. Menurutnya belajar adalah sebuah proses perubahan dinamik melalui tahapan adaptasi
pengalaman baru dengan skema yang sudah dimiliki. Belajar adalah proses mengkonstruksi
pengetahuan dengan cara menciptakan dan menguji teori yang sudah ada dengan fakta-fakta baru
mengenai realitas.
Salah satu teori Piaget menjelaskan mekanisme belajar. Dalam pandangan Piaget belajar merupakan
proses menuju kesetabilan kognitif. Equilibrasi (proses penyeimbangan) terjadi melalui proses
adaptasi, yaitu proses mengadaptasi informasi dengan skema pengetahuan yang sudah ada
sebelumnya. Proses adaptasi dapat terjadi melalui dua cara yaitu proses asimilasi
dan proses
akomodasi (accommodation).
Terjadi proses asimilasi ketika informasi yang diperoleh sebagai hasil mempersepsi sebuah
pengalaman cocok dengan skema pengetahuan yang sudah ada dalam struktur kognitif. Jadi informasi
yang diperoleh cenderung diterima untuk membangun konstruksi pengetahuan yang lebih lengkap.
Kalau dimisalkan skema pengetahuan sebagai data base yang sudah berisi kateigori-kategori tertentu
maka ketika ada informasi dari kategori tertentu seperti kategori yang sudah ada pada data base
tersebut maka akan terjadi proses asimilasi dimana informasi dietrima dan diproses sebagai data
pendukung yang dapat memperkuat data base tersebut. Proses asimilasi dapat digambarkan dengan
ilustrasi di atas
Proses akomodasi terjadi ketika informasi yang diperoleh tidak cocok dengan skema yang sudah ada.
Misalnya memperoleh informasi yang berlawanan dengan apa yang sudah diyakininya. Proses
adaptasi ini kemungkinan akan mengalami proses yang alot untuk diterima bahkan
ditolak ketika tidak berhasil mengakomodasinya. Apabila dibandingkan dengan kasus dalam data
base, informasi yang diperoleh tidak dapat diterima karena tidak cocok dengan kategori-kategori yang
sudah ada sehingga harus membuat kategori baru untuk memasukkannya.
Belajar dan pembelajaran Matematika
10
Misalnya ketika anak-anak belajar klasifikasi hewan pantai maka proses belajar yang terjadi pada
anak-anak pantai lebih cenderung asimilasi, sedangkan proses belajar yang terjadi pada anak-anak
pegunungan mungkin akan lebih banyak yang mengalami proses akomodasi.
Dalam kenyataannya kedua mekanisme tersebut bisa terjadi sambung menyambung. Hasil sebuah
proses akomodasi akan menjadi skema baru dalam struktur kognitif yang akan memfasilitasi proses
asimilsi ketika memperoleh pengalaman yang berkaitan dengan skema tersebut. Dalam kasus anak di
pegnungan belajar hewan pantai maka pengetahuan baru hasil akomodasi akan menjadi landasan
proses asimilasi pada kegiatan belajar berikutnya.
Sebagai konsekuensi dari mekanisme tersebut Piaget mengemukakan dua prinsip konstruktivisme
mengenai belajar dan pembelajaran
Belajar merupakan sebuah proses aktif: pengalaman langsung, berbuat kesalahan, dan mencari
penyelesaian merupakan aktivitas vital dalam proses asimilasi dan acomodasi informasi. Bagaimana
informasi diungkapkan merupakan bagian penting. Ketikka informasi diperkenalkan sebagai alat
intuk menyelesaikan masalah, akan berfungsi sebagai alat dari pada sebaga fakta mati.
Belajar harus menyeluruh, otentik (asli) dan nyata: Makna dibangun melalui interaksi dengan
alam sekitar, bukan hasil sebuah latihan yang terisolasi. Dalam pandangan Piaget, berlatih
keteramplian seperti pembagian atau penjumlahan merupakan proses belajar yang baik namun
sebaiknya anak terlibat dalam kaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari seperti berperan sebagai
penjaga toko dan sejenisnya. Belajar menyeluruh merupakan kebalikan dari latihan terisolasi.
Prinsip-prinsip tersebut memberikan landasan bagi praktek pembelajaran dan mengarahkan kepada
sebuah karakter pembelajaran yang student centered dimana peserta diklat memiliki banyak memiliki
otoritas dalam belajar dari pada fasilitator. Dalam proses pembelajaran fasilitator diharapkan berperan
sebagai fasilitator belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta diklat untuk melakukan
perubahan. Selain itu prinsip-prinsip tersebut menegaskan pentingnya mengaitkan proses belajar
dengan konteks lingkungan sehingga belajar bukan proses yang terisolasi.
Berkaitan dengan pandangan Piaget dalam hal pembelajaran, Duckworth mengemukakan
bahwa pedagogi yang balk harus melibatkan anak pada situasi di mana anak mandiri melakukan
percobaan, dalarn arti anak mencoba segala sesuatu untuk melihat apa yang terjadi, memanipulasi
tanda-tanda, memanipulasi simbol, mengajukan pertanyaan dan menemukan sendiri jawabannya,
mencocokkan apa yang la temukan dan membandingkan temuannya dengan anak lain.
Belajar dan pembelajaran Matematika
11
2.4.Teori V gotsky
A. Profil singkat v gotsky.
Nama lengkapnya adalah lev semyonovich vygotsky. Ia dilahirkan di salah satu kota tsarist Russia,
tepatnya pada 17 november 1896. Dan berketurunan yahudi, ia tertarik pada psikologi saat berusia 28
thn, sebelumnya, ia lebih menyukai dunia sastra.
Awalnya ia mnjadi guru sastra disebuah sekolah, namun pihak sekolah juga memintanya untuk
mengajarkan psikolog. Padahal, ia sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan formal difakultas
psikologi sebelumnya. Namun, inilah sekenario yang membuatnya menjadi tertarik untuk menekuni
psikologi, hingga akhirnya ia melanjutkan kuliah deprogram studi psikologi Moscow institute of
psychology pada tahun 1925. Judul disertasinya mengenai “psychology of art”.
Vygotsky dalam menyalurkan pemikiran-pemikirannya didunia psikologi kerap menghadapi
rintangan oleh pemerintah rusia saat itu. Perkembangan pemikirannya baru meluas setelah ia wafat
pada tahun 1934, dikarenakan menderita penyakit TBC.
Teori Vygotsky
Teori Vygotsky beranggapan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak-anak bekerja atau
belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam
jangkauan kemampuannya (zone of proximal development), yaitu perkembangan kemampuan siswa
sedikit di atas kemampuan yang sudah dimilikinya. Vygotsky juga menjelaskan bahwa proses belajar
terjadi pada dua tahap: tahap pertama terjadi pada saat berkolaborasi dengan orang lain, dan tahap
berikutnya dilakukan secara individual yang di dalamnya terjadi proses internalisasi. Selama proses
interaksi terjadi, baik antara guru-siswa maupun antar siswa, kemampuan seperti saling menghargai,
menguji kebenaran pernyataan pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi pendapat dapat
berkembang.
B.Perkembangan teori V gostsky
Dalam semua literatus yang mengupas tetang teori perkembangan kognitif vygotsky kerap
memakjubkan pesan vygotsky yang bernada: “untuk membantu 8 anak membangkan pengetahuan
Belajar dan pembelajaran Matematika
12
yang sungguh-sungguh bermakna adalah dengan cara memadukan antar konsep-konsep dan prosedur
mulalui demonstrasi.
Pada dasarnya teori-teori Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama:
(1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan
ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui;
(2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual;
(3) peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.
Sumbangan psikologi kognitif berakar dari teori-teori yang menjelaskan bagaimana otak
bekerja dan bagaimana individu memperoleh dan memproses informasi. Pandangan yang ditawarkan
Vygotsky dan para ahli psikologi kognitif yang lebih mutakhir adalah penting dalam memahami
penggunaan-penggunaan strategi belajar karena tiga alasan. Pertama, mereka menggarisbawahi peran
penting pengetahuan awal dalam proses belajar. Dua, mereka membantu kita memahami pengetahuan
dan perbedaan antara berbagai jenis pengetahuan. Dan tiga, mereka membantu menjelaskan
bagaimana pengetahuan diperoleh manusia dan diproses dalam sistem memori otak.
C. Tingkat pengetahuan (scaffolding) menurut Vygotsky
Tingkat pengetahuan atau pengetahuan berjenjang ini disebut scaffolding oleh vygotsky,
menurutnya scaffolding ini yang berarti memberikan kepada seorang individu sejumlah bantuan besar
selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan
kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah mampu
mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan pembelajar dapat berupa petunjuk, peringatan,
dorongan, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri.
Vygotsky mengemukakan tiga kategori pencapaian siswa dalam upayanya memecahkan
permasalahan, yaitu:
(1) siswa mencapai keberhasilan dengan baik,
(2) siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan,
Belajar dan pembelajaran Matematika
13
(3) siswa gagal meraih keberhasilan.
Scaffolding, berarti upaya pembelajar untuk membimbing siswa dalam upayanya mencapai
keberhasilan. Dorongan guru sangat dibutuhkan agar pencapaian siswa ke jenjang yang lebih tinggi
menjadi optimum.
Konstruktivisme Vygotskian memandang bahwa pengetahuan dikonstruksi secara kolaboratif
antar individual dan keadaan tersebut dapat disesuaikan oleh setiap individu. Proses dalam kognisi
diarahkan memalui adaptasi intelektual dalam konteks social budaya. Proses penyesuaian itu
equivalent dengan pengkonstruksian pengetahuan secara intra individual yakni melalui proses
regulasi diri internal. Dalam hubungan ini, para konstruktivis Vygotskian lebih menekankan pada
penerapan teknik saling tukar gagasan antar individual.
Teori Vygotsky adalah penekanan pada hakikat pembelajaran sosiakultural. Inti teori
Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan
penekanannya pada lingkungan social pembelajaran. Karena menurutnya, funsi kognitif manusia
berasal dari interaksi social masing-masing individu dalam konteks budaya. Vygotsky juga yakin
bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun
tugas-tugas tersebut masih dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas itu berada dalam zona
of proximal development mereka. Zona of proximal development adalah daerah antar tingkat
perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah secara
mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan
masalah di bawah bimbingan orang dewasa.
Proses belajar dan pembelajaran tidak sekedar bersifat transferal tetapi lebih merupakan
kkonstruksi, yaitu suatu proses mengkonstruksi pengetahuan atau makna baru secara brsama-sama.
teori Vygotsky di dalam Materi Pelatihan Terintegrasi (depdiknas 2004) menekankan pada hakekat
sosiokultural dari pembelajaran. Vygots Vygotsky mengkritik pendapat Piaget yang menyatakan
bahwa faktor utama yang mendorong perkembangan kognitif anak adalah motovasi atau dari sisi
individu itu sendiri untuk mau belajar dan berinterkasi dengan lingkungan. Vygotsky berpendapat
“interaksi individu dengan lingkungan adalah faktor utama yang mendorong atau memicu
perkembangan kognitif seseorang” .Faktanya tentang hal ini dinyatakan oleh Liu, yaitu bahwa
“pembelajaran konstruktivisme telah diakui daat memperkuat pendapat bahwa pengetahuan bukanlah
Belajar dan pembelajaran Matematika
14
suatu pendekatan mekanis, akan tetapi lebih bersifat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dengan
melalui pendekatan lingkungan, hal ini merupakan suatu paradigma baru dalam psikologi pendidikan”
Salah satu lingkungan yang baik, efektif dan efisisen yang dapat melatih perkembangan
kognitif siswa seperti yang dikemukakan Vygotsky adalah lingkungan belajar model kooperatif
(cooperative learning) dalam bimbingan seorang guru. Menurut Vygotsky setiap anak mempunyai
zona perkembangan proksimal atau ZPD (Zone of proksimal development) sendiri-sendiri. ZPD ini
merupakan selisih antara apa yang dapat dilakukan setiap siswa secara independepen dan apa yang
dapat dilakukan siswa dalam bimbingan seseorang pembimbing/guru. Bantuan yang diberikan
dimaksudkan agar siswa tersebut mampu mengerjakan tugas yang lebih tinggi dan lebih rumit jika
dibandingkan kemampuan anak itu sendiri. Bantuan semacam ini disebut dengan scaffolding
(dukungan berjenjang), yaitu memberikan sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal
pembelajaran kemudian mengurangi bantuan secara bertahap tersebut dan memberikan kesempatan
yang lebih besar kepada siswa untuk menyelesaikan tugasnya. Scaffolding tersebut dapat berupa
petunjuk, peringatan, dorongan, penguraian langkah-langkah pemecahan, pemberian contoh atau
segala sesuatu yang dapat mengakibatkan siswa mandiri.
Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Luckin dan du Boulay yang menyatakan
bahwa hal terpenting dalam menggambarkan ZPD dari aspek lain adalah seberapa sering kolaborasi
atau asinstensi siswa dengan pihak lain atau pasangan belajar.
.2.5.Teori De Porter
Selama rentang waktu dua puluh tahun ini, Bobby DePorter telah menjalani peran
sebagai ibu rumah tangga hingga jutawan, kemudian ia menjadi pengusha yang sukses. Setelah
menjadi seorang multijutawan ia bergabung dengan Stone mendirikan Burklyn Business School
hingga Bobby bisa menghasilkan sebuah buku yang berjudul “Quantum Lerning”. Buku Quantum
Learning ditulis oleh Bobbi DePorter dan Mike Hernacky. Bobbi dilahirkan dan dibesarkan di Seattle.
Dia banyak belajar dari Dr.Georgi Lozanov, Bapak konsep belajar cepat (accelerated learning) dan
menerapkan metodenya disekolah bisnis Burklyn dan berhasil dengan kesuksesan yang menakjubkan.
Mike Hernacki, seorang mantan guru dan pengacara. Ia menjadi penulis lepas sejak 1979.
Dia menulis tiga buku yaitu : The Ultimate Secret to Gretting Everything You Want, The Secret to
Conquering Fear dan Forgotten Secret to Phenomenal Succes. Dia tinggal di San Diego.
Belajar dan pembelajaran Matematika
15
Hal yang menarik dari temuan DePorter, selain metode adalah kepraktisan. Didalam bukunya terdapat
beberapa teknik meningkatkan kemampuan diri. DePorter dengan jeli merevisi dan merangkaikan
dengan
potensi-potensi
manusia
lain
sehingga
metodenya
menjadi
mudah
diterapkan.
Teori yang dikemukakan dalam buku ini adalah metode Quantum Learning. Quantum learning adalah
seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Quantum laerning
berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai
“suggestology”atau“suggestopedia”.prinsipnya adalah sugesti dapat dari pasti mempengaruhi hasil
situasi belajar dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik
yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukan murid secara nyaman,
memasang musik latar didalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster
untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan guru-guru terlatih
baik dalam pengajaran seni sugestif Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program
neurolinguistik (NLP) yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi.Program ini
meneliti hubungan antara bahasa dan prilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan
pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahun NLP mengetahui bagaimana
menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif yang merupakan
faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif.Semua ini dapat menunjukkan dan
menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan pegangan dari saat-saat
keberhasilan yang meyakinkan.Quantum learning didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah Massa kali
kecepatan cahaya kuadrat sama dengan Energi. Persamaan ini ditulis sebagai E=mc2.Tubuh kita
secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya,
interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Quantum learning menggabungkan
sogestologi,
teknik pemercepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode penulis sendiri.
Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar lain.
:
Quantum Learning merupakan cara pemercepatan belajar. Metode ini dipandang efektif untuk
meningkatkan kecerdasan dan kemampuan kita. Karena kurikulumnya secara harmonis merupakan
kombinasi dari tiga unsur : keterampilan akademis, prestasi fisik dan keterampilan dalam hidup.
Belajar memang harus menyenangkan. Dalam Quantum Learning dibahas cara-cara bagaimana agar
belajar bisa menjadi hal yang menyenangkan. Untuk mendukung hal ini maka dipersiapkan
lingkungan yang mendukung agar semua yang belajar merasa penting, aman, dan nyaman. Ini bisa
Belajar dan pembelajaran Matematika
16
dimulai dari lingkungan fisik yang diperindah dengan tanaman, seni dan musik. Setelah metode
Quantum Learning diterapkan dalam sistem pengajaran di SuperCamp ternyata memperoleh hasil
yang memuaskan, contohnya para siswa yang mempunyai Indeks Prestasi 1,9 atau lebih rendah ratarata mendapatkan peningkatan satu point. Hal ini membuktikan bahwa metode Quantum Learning
telah diuji dan terbukti efektif selama lebih dari sepuluh tahun penerapannya. Tantangan-tantangan fis
ik misalnya kekuatan berjalan, suatu olahraga yang sangat menegangkan, dan mematahkan papan
digunakan sebagai metafora untuk mempelajari terobosan-terobosan belajar.
Memang kita harus menyadari bahwa kehidupan pribadi yang harmonis berkaitan erat dengan
keberhasilan disekolah,komunitas, dan karier. Untuk mencapai keharmonisan ini kita harus memiliki
keterampilan berkomunikasi secara efektif agar mendapatkan integritas pribadi dan menciptakan
hubungan yang bermanfaat.Quantum Learning mengakup bidang dan keterampilan seperti bersikap
positif, termotivasi, menemukan cara belajar, menciptakan lingkungan belajar yang sempurna,
membaca dengan cepat, membuat catatan yang efektif, mempelajari teknik menulis yang canggih,
berfikir kreatif dan mengembangkan hafalan yang menakjubkan. Kebanyakan orang akan setuju
bahwa masyarakat barat berada dalam perubahan cepat dalam bidang teknologi. Disepanjang menuju
kemajuan itu banyak terdapat dilema global yang harus dipecahkan dan dalam diri kita masingmasing terdapat kemampuan untuk mencapai terobosan-terobosan mental menuju keberhasilan.
Dengan Quantum Learning potensi dalam diri kita akan muncul asalkan ada kemauan dari diri
kita. Biasanya kita merasa lebih mudah belajar dengan satu atau lain cara, tetapi yang terpenting
adalah
Sebenarnya kita memiliki perangkat mental penting untuk menjadi pelajar Quantum kita harus ingat
otak kita secara fisiologi sama dengan Albert Einstein tinggal kita belajar bagaimana membimbingnya
menuju keberhasilan. Banyak manfaat yang dapat diambil dari metode ini yaitu bisa belajar
menyenangkan misalnya dengan cara sebelum membaca lihat dulu bacaan secara sekilas pada malam
sebelumnya dan lihat kembali catatan sebelum memulai pelajaran di sekolah atau melakukan
presentasi, memanfaatkan setiap waktu menjadikannya subjek yang menarik, belajar ditempat dan
waktu yang teratur, melakukan istirahat lima menit karena belajar yang baik adalah sebelum dan
sesudah istirahat, selalu menggunakan kalender untuk mempersiapkan ujian, semua itu bisa
mengurangi stress dan mempertajam ingatan dan kita bisa memperoleh lebih banyak dari yang kita
harapkan kalau bisa memusatkan pikiran untuk hal itu. Dengan begitu belajar kita akan lebih efektif.
Metode Quantum Learning ini tidak dapat berjalan sendiri tapi kita yang harus bisa
memanfatkannya sesuai dengan potensi yang ada dalam diri kita. Kita bisa menyamakannya dengan
Belajar dan pembelajaran Matematika
17
sarana atau alat-alat yang berada dibengkel kerja kita, misalnya gergaji kita memerlukan konsentrasi
penuh sebelum kita dapat menggunakannya dengan baik. Misalnya membaca dengan kecepatan tinggi
dapat dibandingkan dengan keterampilan menggunakan gergaji. Metode Quantum Learning bisa kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk dijadikan kebiasaan agar kita lebih mendisiplinkan diri
kita dalam hal belajar, sehingga kita tidak terbebani untuk belajar dan belajar akan terasa
menyenangkan.
Yang paling berharga dalam belajar adalah bagaimana cara belajar. Separate contoh disekolah
Burklyn kurikulum enam minggu pertama dipergunakan untuk mempelajari keterampilanketerampilan dasar yang mendasar seperti cara mencatat, menghafal dan membaca cepat. Karena hal
ini yang menjadi dasar untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya agar pembelajaran lebih efektif dan
lancar. Pada saat yang sama juga sekolah ini berupaya menciptakan suasana aman dan efektif. Cara
belajar kita adalah kombinasi dari bagaimana kita menyerap lalu mengatur dan mengolah
informasi.Quantum Learning bermanfaat untuk memupuk sikap positif, motivasi, keterampilan,
belajar seumur hidup, kepercayaan diri dan sukses. Melihat manfaat yang didapat dari metode
tersebut maka bisa diimplementasikan dalam sistem pendidikan kita.
Hal-hal yang dapat diimplementasikan adalah teknik-teknik belajar yang terdapat dalam
metode Quantum Learning, tapi sebelum menerapkannya pada sistem pendidikan kita metode ini
harus disesuaikan
dulu dengan kondisi budaya timur karena metode ini diciptakan dan
dikembangkan.. Quantum Learning merupakan metode yang sangat praktis dan bisa dijadikan
pegangan untuk semua golongan usia pelajar, metode ini memberikan kiat-kiat, petunjuk, strategi, dan
seluruh proses yang dapat menghemat waktu, mempertajam pemahaman daya ingat dan membuat
belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Yang terpenting dalam Quantum
Learning ialah belajar harus menjadi pengalaman yang positif, karena dengan berfikir positif dan
menggunakan kemampuan praktisi diri sendiri berarti kita telah memiliki pergeseran mental yang
akan mengubah dunia.Metode ini ditujukan untuk membantu kita agar responsif dan bergairah dalam
menghadapi tantangan. Realitas masa kini tak cukup dihadapi dengan kecerdasan akal. Jadi kita harus
memunculkan potensi lain dalam diri kita. Metode ini mengajak kita agar lebih mengenali dan
merasakan betapa membaca dan menulis amat penting bagi peningkatan kemampuan diri.
Belajar dan pembelajaran Matematika
18
2.6.Teori Gardner
Teori tenteng multiple intelligence ini berdasarkan pakar Psikologi Harvard Howard Gardner.
Gardner mengemukakan bahwa pandangan klasik percaya bahwa inteligensi merupakan kapasitas
kesatuan dari penalaran logis, dimana kemampuan abstraksi sangat bernilai. Pandangan ini berdasar
pada teori general (g) intelligence dari Spearman yang menganggap inteligensi sebagai kekuatan
mental yang yang timbul selalma aktifitas intelektual dan dapat digambarkan dalam berbagai
tingkatan. Sama dengan Thurstone dan beberapa ahli psikometri lain Gardner melihat bahwa
inteligensi merupakan meliputi beberapa kemampuan mental. Namun demikian psikolog Universitas
Harvard tersebut tidak terlalu terlalu peduli dengan bagaimana menjelaskan dan menuangkannya
dalam skor tes psikometri yang bersifat lintas budaya.
Inteligensi, menurut Gardner, merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah dalam
situasi budaya atau komunitas tertentu, yang terdiri dari tujuh macam inteligensi. Meskipun demikian,
Gardner menyatakan bahwa jumlah tersebut bisa lebih atau kurang, tapi jelas bukan hanya satu
kapasitas metal. Pertanyaan tentang kenapa individu memilih berada dalan peran-peran yang berbeda
(ahli fisika,petani, penari), memerlukan kerja berbagai kecerdasan sebagai suatu kombinasi, dalam
penjelasannya:
Kecerdasan menurutnya, merupakan kemampuan untuk menangkap situasi baru serta
kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks,
tugas serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nila IQ, gelar
perguruan tinggi atau reputasi bergengsi.
Kita bisa mencontohkan apakah Einstein akan sukses seperti itu bila dia masuk di Jurusan
Biologi atau belajar main bola dan Musik.jelas masalah fisika-teoritis Einstein, Max Planc, Stephen
Howking, Newton adalah jenius-jenius, tetapi bab olah-raga maka Zidane, Jordane, Maradona adalah
jenius-jenius dilapangan, juga Mozart, Bach adalah jenius-jenius dimusik. Dan seterusnya juga
Thoman A. Edison adalah jenius lain, demikian juga dengan para sutradara film, bagaimana mereka
mampu membayangkan harus disyuting bagian ini, kemudian setelah itu, adegan ini, ini yang mesti
keluar dengan pakaian jenis ini, latar suara ini, dan bahkan dialog seperti itu, ini adalah jenius-jenius
bentuk lain. Disinilah Howard Gardner mengeluarkan teori baru dalam buku Frame of Mind tentang
Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk), dimana dia mengatakan bahwa era baru sudah
Belajar dan pembelajaran Matematika
19
merubah dari Test IQ yang melulu hanya test tulis (dimana didominasi oleh kemampuan Matematika
dan Bahasa), menjadi Multiple Intelligences.
Teori Gardner berdasar pada sintesa berbagai macam bukti dari sumber-sumber yang
berbeda :
1.
Studi terhadap orang normal yang mengalami kerusakan otak karena trauma atau stroke, yang
mendukung pendapat tentang inteligensi terpisah yang mengatur pemikiran spasial dan bahasa.
2.
Dukungan profil intelektual dari populasi-populasi khusus, seperti prodigies dan idiot savants,
yang mengindikasikan bahwa inteligensi merupakan kemampuan-kemampuan yang terpisah.
3. Bukti dari mekanisme pemprosesan informasi.
4. Dukungan dari psikologi eksperimental dan psikologi kognitif
5. Penemuan-penemuan psikometris.
6.
Arah perkembangan karakteristik dari manifestasi umum dan mendasar, menuju kondisi akhir
berupa keahlian yang memungkinkan.
7. Penemuan dalam bidang biologi evolusioner.
8. Dukungan dari konsep-konsep yang ada pada sistem simbol.
Gardner menekankan dalam jenis inteligensinya bahwa inteligensi hanya merupakan konstrak
ilmiah yang secara potensial berguna. Jenis-jenis inteligensi Gardner mendeskripsikan tujuh
kecerdasan manusia dalam Metode Praktis Pembelajaran Berbasis yaitu:
A. Spatial intelligence (kecerdasan spasial) membangkitkan kapasitas untuk berpikir dalam tiga cara
dimensi seperti yang dapat dilakukan oleh pelaut, pilot, pemahat, pelukis, dan arsitek. Kecerdasan
ini memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan
kembali, merubah, atau memodifikasi bayangan, dan menghasilkan atau menguraikan informasi
grafik. Merupakan kecerdasan seseorang yang berdasar pada kemampuan menangkap informasi
visual atau spasial, mentransformasidan meodifikasinya, dan membentuk kembali gambaran
visual tanpa stimulus fisik yang asli. Kecerdasan ini tidak tergantung sensasi visual. Kemampuan
pokoknya adalah kemampuan untuk membentuk gambaran tiga dimensi dan untuk menggerakkan
atau memutar gambaran tersebut. Individu yang dominan memiliki kecerdasan tersebut
Belajar dan pembelajaran Matematika
20
cenderung berpikir dalam pola-pola yang berbentuk gambar. Mereka sangat menyukai bentukbentuk peta, bagan, gambar, video ataupun film sebagai media yang efektif dalam berbagai
kegiatan hidup sehari-hari.
B. Kecerdasan bahasa, Linguistic intelligence (kecerdasan linguistik) adalah kemampuan untuk
berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan
menghargai makna yang kompleks. Meliputi mekanisme yang berkaitan dengan fonologi,
sintaksis, semantik dan pragmatik. Mereka yang memiliki kecerdasan tersebut, mempunyai
kecakapan tinggi dalam merespon dan belajar dengan suara dan makna dari bahasa yang
digunakan. Pada umumnya merupakan ahli yang berbicara di depan public. Mereka lebih bisa
berpikir dalam bentuk kata-kata daripada gambar. Kecerdasan ini merupakan aset berharga bagi
jurnalis, pengacara, pencipta iklan.
C.
Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika) merupakan kemampuan
dalam menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta
menyelesaikan operasi-operasi matematis. Pola pikir yang berkembang melalui kecerdasan ini
adalah kemampuan konseptual dalam kerangka logika dan angka yang digunakan untuk membuat
hubungan antara berbagai informasi, secara bermakna. Kecerdasan ini diperlukan oleh ahli
matematika, pemrogram komputer, analis keuangan, akuntan, insinyur danilmuwan.
D. Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestik-tubuh) memungkinkan seseorang untuk
menggerakan objek dan keterampilan-keterampilan fisik yang halus. Misalnya kelihatan pada diri
atlet, penari, ahli bedah, dan seniman yang mempunyai keterampilan teknik. Kemampuan untuk
mengendalikan gerakan tubuh dan memainkan benda-benda secara canggih, merupakan bentuk
nyata dari kecerdasan tersebut. Individu akan cenderung mengekspresikan diri melalui gerakgerakan tubuh, memiliki keseimbangan yang baik dan mampu melakukan berbagai maneuver
fisik dengan cerdik. Melaui gerakan tubuh pula individu dapat berinteraksi dengan lingkungan
sekelilingnya, mengingat dan memproses setiap informasi yang diterimanya. Kecerdasan ini
dapat terlihat pada koreografer, penari, pemanjat tebing.
E. Musical intelligence (kecerdasan musik) jelas terlihat pada seseorang yang memiliki sensitivitas
pada pola titinada, melodi, ritme, dan nada. Misalnya pada seorang komposer, konduktor, musisi,
kritikus, dan pembuat alat musik juga pendengar yang sensitif.. memungkinkan individu
menciptakan, mengkomunikasikan dan memahami makna yang dihasilkan oleh suara..
Belajar dan pembelajaran Matematika
21
Komponen inti dalam pemprosesan informasi meliputi pitch, ritme dan timbre. Terlihat pada
komposer, konduktor, teknisi audio, mereka yang kompeten pada musik instrumentalia dan
akustik.
F.
Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal) merupakan kemampuan untuk memahami
dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Hal ini terlihat pada guru, pekerja sosial, artis,
atau politisi yang sukses., merupakan kecerdasan dalam berhubungan dan memahami orang lain
di luar dirinya. Kecerdasan tersebut menuntun individu untuk melihat berbagai fenomena dari
sudut pandang orang lain, agar dapat memahami bagaimana mereka melihat dan merasakan.
Sehingga terbentuk kemampuan yang bagus dalam mengorganisasikan orang, menjalin kerjasama
dengan orang lain ataupun menjaga kesatuan suatu kelompok. Kemampuan tersebut ditunjang
dengan bahasa verbal dan non-verbal untuk membuka saluran komunikasi dengan orang lain.
G. Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal) merupakan kemampuan untuk membuat
persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam
merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Misalnya terlihat pada ahli ilmu agama,
ahli psikologi, dan ahli filsafat. Tergantung pada proses dasar yang memungkinkan individu
untuk mengklasifikasikan dengan tepat perasaan-perasaan mereka, misalnya membedakan sakit
dan senang dan bertingkah laku tepat sesuai pembedaan tersebut. Kecerdasan ini memungkinkan
individu untuk membangun model mental mereka yang akurat, dan menggambarkan beberapa
model untuk membuat keputusan yang baik dalam hidup mereka.
Pendekatan Multiple Intelligence dalam Pembelajaran
Di antara pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dari suatu teori yang dikenal dengan
teori Multiple Intelligence. Teori tersebut digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, karena di
dalamnya membicarakan tentang keberagaman yang bertautan dengan kompetensi peserta didik.
Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki
beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang harus
dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang sangat dominan dikuasainya.
Jika kita tautkan ketujuh kecerdasan yang dimiliki manusia tersebut dalam pembelajaran, maka dapat
disimpulkan bahwa “Sebaiknya Multiple Intelligence (multikecerdasan) digunakan dan diterapkan
sebagai pendekatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.” Setiap manusia (peserta didik) tentu akan
Belajar dan pembelajaran Matematika
22
memiliki potensi yang sesuai dengan salah satu kecerdasan di atas. Dengan demikian, maka
diharapkan salah satu potensi kompetensi dari peserta didik dapat muncul dan dapat dikembangkan.
3.Implementasinya dalam pembelajaran matemetika
 Implementasi teori Peter Sheal mengukur volume benda – benda sekitar
 Implementasi teori Ananda :
1.
Seorang guru bisa menghargai hasil belajar siswa dengan memberi reward
2.
Memberikan pembelajaran dengan alat peraga dan permainan
 Implementasi teori Duck Worth, membawa siswa kesebuah pengalaman yang baru dengan
cara mengajak siswa belajar di dalam kegiatan sehari – hari.
 Implementasi teori V gotsky, suksesnya sebuah pembelajaran menurutnya apabila seorang
guru memberikan tugas yang sesuai dengan kapasitas siswa yaitu dengan menerapkan
kurikulum.
 Implementasi teori De Porter, memotivasi siswa agar bersemangat dalam belajar
 Implementasi teori Gardner, mengintegrasikan atau mengoneksikan dengan ilmu selain
matematiika
Belajar dan pembelajaran Matematika
23
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
1. Teori Peter Sheal
Menurut teori belajar Peter Sheal mengemukakan bahwa belajar yang paling bermakna hingga
mencapai 90 % adalah dengan cara melakukan-mengalami dan mengkomunikasikan
2.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil
dan diingat.
Manusialah yang harus mengkonstruksi pengetahuan itu dengan memberi makna melalui
pengalaman nyata.
Pengalaman sama bagi beberapa orang dimaknai berbeda-beda oleh masing-masing individu
dan disimpan dalam kotak yang berbeda.
Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia melaui dua cara, yaitu asimilasi dan
akomodasi :
Asimilasi maksudnya struktur pengetahuan baru dibuat atau dibangun atas dasar struktur
pengetahuan yang sudah ada.
Akomodasi maksudnya struktur pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menampung
dan menyesuaikan dengan hadirnya pengetahuan baru.
Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi
dirinya, dan bergelut dengan ide-ide
3. Duckworth mengemukakan bahwa pedagogi yang balk harus melibatkan anak pada situasi di
mana anak mandiri melakukan percobaan, dalarn arti anak mencoba segala sesuatu untuk
melihat apa yang terjadi, memanipulasi tanda-tanda, memanipulasi simbol, mengajukan
pertanyaan dan menemukan sendiri jawabannya, mencocokkan apa yang la temukan dan
membandingkan temuannya dengan anak lain.
4. Teori Vygotsky beranggapan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak-anak bekerja atau
belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada
dalam jangkauan kemampuannya (zone of proximal development), yaitu perkembangan
kemampuan siswa sedikit di atas kemampuan yang sudah dimilikinya. Vygotsky juga
menjelaskan bahwa proses belajar terjadi pada dua tahap: tahap pertama terjadi pada saat
berkolaborasi dengan orang lain, dan tahap berikutnya dilakukan secara individual yang di
dalamnya terjadi proses internalisasi. Selama proses interaksi terjadi, baik antara guru-siswa
Belajar dan pembelajaran Matematika
24
maupun antar siswa, kemampuan seperti saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan
pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi pendapat dapat berkembang.
5. Teori De Porter
(1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit
mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui;
(2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual;
(3) peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran
siswa.
6. Teori Gardner
Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk
semua umur. Quantum laerning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov yang bereksperimen
dengan apa yang disebutnya sebagai “suggestology”atau“suggestopedia”.prinsipnya adalah
sugesti dapat dari pasti mempengaruhi hasil situasi belajar dan setiap detil apapun
memberikan sugesti positif ataupun negatif.
7. Implementasinya dalam pembelajaran mmatematika
 Implementasi teori Peter Sheal mengukur volume benda – benda sekitar
 Implementasi teori Ananda :
3.
Seorang guru bisa menghargai hasil belajar siswa dengan memberi reward
4.
Memberikan pembelajaran dengan alat peraga dan permainan
 Implementasi teori Duck Worth, membawa siswa kesebuah pengalaman yang baru dengan
cara mengajak siswa belajar di dalam kegiatan sehari – hari.
 Implementasi teori V gotsky, suksesnya sebuah pembelajaran menurutnya apabila seorang
guru memberikan tugas yang sesuai dengan kapasitas siswa yaitu dengan menerapkan
kurikulum.
 Implementasi teori De Porter, memotivasi siswa agar bersemangat dalam belajar
 Implementasi teori Gardner, mengintegrasikan atau mengoneksikan dengan ilmu selain
matematiika
Belajar dan pembelajaran Matematika
25
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://pkab.wordpress.com/2008/04/29/model-belajar-dan-pembelajaran-berorientasi-kompetensisiswa/
2.
http://ekagurunesama.blogspot.com/2010/07/definisi-model-pembelajaran.html
3.
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2010/10/contoh-makalah-model-pembelajaran.html
4.
http://ratapanbintang.blogspot.com/2012/11/teori-teori pembelajaran
5.
http://yusuftager.blogspot.com/2012/5/teori pembelajaran peter sheal
6.
http://situspembelajaranonline/2010/3/teori de porter
7.
http://penembushayalan.wordpress.com
8.
Dimyati & Mudjiono. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
9. Suyono & Harianto. 2007. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT
Remaja Rosdakaarya.
10.
Annurrahman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Belajar dan pembelajaran Matematika
26
Download