BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Tujuan belajar pada hakikatnya adalah apa yang sudah di pelajari dapat berguna di kemudian hari.Yakni membantu kita untuk mempermudah di pelajari lebih lanjut.Namun pada kenyataannya,tujun belajar yang begitu baik tidak dapat terealisasikan dengan baik di karenakan pemahaman individu akan hakikat belajar itu sendiri tidak begitu di pahami. Demikian pula dengan tujuan pelajaran bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip yang fundamental, melainkan juga mengembangkan sikap yang positif terhadap belajar, penelitian, penemuan, serta pemecahan masalah atas kemampuan sendiri. Untuk mencapai semua tujuan tersebut tidak hanya melibatkan pelajar atau orang yang bbelajar namun peran guru atau pengajar juga sangat di pelukan dari segi keprofesionalannya dalam mengajar.Salah satu kemampuan yang haus di miliki guru sebagai salah satu unsure pendidik,agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengoganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik,serta memahami tentang bagaimana siswa belajar.Untuk dapat memahami poses belajar yang terjadi pada diri siswa,guru perlu menguasai hakikat dan konsep dasar belajar.Dengan menguasai hakikat dan konsep dasar tentang belajar di harapkan guru mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran,karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik. Untuk mencapai semua itu maka di butuhkan teori-teori belajar dan pembelajaran karena dengan mempelaajai teoi-teori tersebut dapat memperluas paradigma tentang tindakan yang harus di lakukan untuk keberhasilan para peserta didik dan mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Belajar dan pembelajaran Matematika 1 B.Rumusan Masalah 1. Bagaimana teori Peter Sheal 2. Bagaimana teori Ananda 3. Bagaimana teori Duck-worth 4. Bagaimana teori V ostsky 5. Bagaimana teori De Porter 6. Bagaimana teori Gardner,dan 7. Bagaimana impplementasinya dalam pembelajaran matematika C.Tujuan Mengetahui Bagaimana teori Peter Sheal Mengetahui Bagaimana teori Ananda Mengetahui Bagaimana teori Duck-worth Mengetahui Bagaimana teori V ostsky Mengetahui Bagaimana teori De Porter Mengetahui Bagaimana teori Gardner,dan Mengetahui Bagaimana impplementasinya dalam pembelajaran matematika Belajar dan pembelajaran Matematika 2 BAB II PEMBAHASAN PSIKOLOGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA Secara umum psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan seseorang yang sangat penting adanya dalam proses pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan alat dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, karena prinsip yang terkandung dalam psikologi pendidikan dapat dijadikan landasan berfikir dan bertindak dalm mengelola proses belajar-mengajar, yang merupakan unsur utama dalam pelaksanaan setiap sistem pendidikan. Dalam menerapkan prinsip psikologis tersebut diperlukan adanya figur guru yang kompeten, dan guru yang kompeten adalah guru yang mampu melaksanakan profesinya secara bertanggung jawab yang mampu mengelola proses belajar-mengajar sebaik mungkin sesuai dengan prinsip-prinsip psikologi. • Definisi belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis pembelajaran dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik. Kekeliruan atau ketidak lengkapan persepsi mereka terhadap proses belajr-mengajar akan menyebabkan hasil belajar yang tidak optimal bagi peserta didik. Belajar dan pembelajaran Matematika 3 • Peran Penting Belajar Proses belajar-mengajar yang baik akan mengoptimalkan hasil belajar dan mengembalikan arti belajar yang sesungguhnya. Belajar adalah key term “istilah kunci” yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak akan pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yag terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan untuk berubah, manusia dapat belajar sehingga dapat berkebang lebih jauh daripada makhluk-makhluk lainnya, yang akan berimplikasi terbesasnya manusia dari kemadegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi ini. Boleh jadi, karena kemampuan berkembang melalui belajar itu pula manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting dalam kehidupannya. Banyak sekali bentuk perkembangan yang terdapat dalam diri manusia yang terkandung dalam belajar sebagai contoh yaitu perkembangan kecakapan berbicara. Menurut fitrahnya, setiap manusia yang normal memiliki potensi untuk cakap berbicara, namun kecakapan berbicara ini tidak akan terwujud dengan baik tanpa adanya upaya belajar yang optimal (Muhibbin,2003:60). Belajar juga memiliki peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah persaingan yang semakin erat di antara bagsa-bangsa lainnya yang terlebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan tragis bisa pula terjadi karena belajar. Contoh, tidak sedikit orang pintar yang menggunakan kepintarannya untuk membuat orang lain terpuruk atau bahkan menghancurkan kehidupan orang tersebut. Kenyataan tragis lainnya lebih parah pula terkadang muncul akibat hasil belajar, Hasil belajar ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi, sebagai contoh yaitu tak jarang ilmu teknologi ini digunakan untuk membuat senjata yang akan memusnahkan sesama umat manusia. Alhasil, belajar disamping membawa manfaat terkadang juga membawa madarat. Belajar dan pembelajaran Matematika 4 Meskipun terdapat dampak negatif dari hasil belajar dari sekelompok manusia tertentu, kegiatan belajar tetap memiliki arti penting. Alasannya, seperti yang telah dikemukakan di atas, belajar berfungsi sebagai ala mempertahankan kehidupan manusia. Artinya, dengan ilmu pengetahuan dan teknologi hasil belajar kelompok manusia yang tertindas sekali pun dapat digunakan untuk membangun benteng pertahanan (Muhibbin,2003:62). Selanjutnya, dalam perspektif agama Islam pun belajar dinilai sebagai hal penting yang memiliki kedudukan sebagai kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan yang akan mengangkat derajat kehiduan mereka. Kewajiban ini difirmankan Allah dalam Al-Quran surat Mujadalah ayat 11, yang artinya : “ . . . niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang beriman dan berilmu.” Ilmu dalam hal ini tentu saja bukan hanya pengetahuan agama tetapi juga berupa pengetahuan yang berjalan seriring kemajuan zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga harus bermanfaat bagi dirinya serta orang-orang di sekitarnya. Berdasakan pertimbangan diatas, guru yang profesional haruslah melihat hasil belajar siswa dari berbagai sudut kinerja psikologis yang utuh dan menyeluruh. Sehubungan dengan ini, seorang peserta didik yang menempuh proses belajar idelanya ditandai oleh munculnya pengalamanpengalaman positif psikologis baru yang positif. Pengalaman-pengalaman tersebut diharapkan dapat mengembangkan aneka ragam sikap, sifat, dan kecakapan yang konstruktif, bukan kecakapan yang destruktif. Matematika adalah satu bagian dari ilmu pengetahuan pokok yang diajarkan di sekolah, dan dipandang sebagai pelajaran yang sulit bahakan tidak sedikit peserta didik yang menggapnya menakutkan, memerlukan figur guru yang kompeten. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu ciri pembelajaran matematika masa kini adalah penyajiannya didasarkan pada suatu teori psikologi belajar yang saat ini masih dikembangkan oleh ahli pendidikan. Kemampuan memahami teori-teori belajar ini merupakan salah satu kompetensi pedagogik guru, sehingga guru mampu mengembangkan pembelajaran yang memuat tiga macam aktivitas, yaitu eksplorasi, klarifikasi, dan refleksi. Belajar dan pembelajaran Matematika 5 Teori-Teori Pokok Belajar Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atau sejumah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar Teori belajar atau teori perkembangan mental menurut Ruseffendi (1988) adalah berisi uraian tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi terhadap mental peserta didik. Sementara itu, pengertian tentang belajar itu sendiri berbeda-beda menurut teori belajar yang dianut seseorang. Menurut pandangan modern menganggap bahwa belajar merupakan kegiatan mental seseorang sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut dapat dilihat ketika siswa memperlihatkan tingkah laku baru, yang berbeda dari tingkah laku sebelumnya. Selain itu, perubahan tingkah laku tersebut dapat dilihat ketika seseorang memberi respons yang baru pada situasi yang baru (Gledler, 1986). Hudoyo (1998) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berlangsung dalam mental seseorang, sehingga terjadi perubahan tingkah laku, di mana perubahan tingkah laku tersebut bergantung kepada pengalaman seseorang. 2.1 Teori Peter Sheal Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya untuk kepentingan pembangunan bangsa Indonesia. Sumber daya manusia yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini tidak hanya unggul dalam bidang kognitif saja, tetapi juga unggul dalam keterampilan dan afektifnya. Hal tersebut, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Mewujudkan tujuan pendidikan bukanlah hal yang mudah, dan tidak cukup hanya satu pihak saja yang terlibat di dalamnya, tetapi melibatkan beberapa pihak. Guru, siswa, orang tua, masyarakat sekitar, pemerintah semua memegang peranan dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui kerja sama, saling mendukung dan saling melengkapi di antara pihak-pihak tersebut. Guru, murid dan bahan ajar merupakan unsur dominan dalam proses pembelajaran. Ketiganya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Jika salah satu unsur tidak ada, maka unsur-unsur Belajar dan pembelajaran Matematika 6 yang lain tidak bisa berhubungan secara wajar dan proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik. Namun demikian, komponen yang dianggap paling mempengaruhi proses pendidikan dan paling menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan adalah komponen guru. Hal itu memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimana pun bagus dan idealnya suatu kurikulum pendidikan, lengkapnya sarana prasarana pendidikan, namun jika tidak diimbangi dengan kemampuan guru dalam menerapkannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Oleh karena itu, profesionalisme kerja guru perlu ditingkatkan untuk mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran yang lebih baik sehingga akan menghasilkan out put yang unggul. Agar proses pembelajaran lebih menarik serta bermakna bagi siswa, maka diperlukan suatu pembelajaran yang inovatif yang disajikan dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. Selain harus disajikan dengan menarik, pembelajaran harus sesuai dengan konteks kehidupan anak. Perlu diingat bahwa guru bukanlah satu-satunya aktor pendidikan yang mempunyai peranan untuk keberhasilan suatu pembelajaran, siswa memiliki potensi besar dan mampu mengembangkan dirinya untuk mencari pengetahuan dan keterampilan baru yang ada di lingkungan sekitarnya. Jadi, dalam setiap pembelajaran yang dilakukan, guru hendaknya dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang sering dilakukan di sekolah, siswa kurang diajak untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran masih terpaku pada kemampuan menghafal, mengingat informasi tanpa mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Belajar bukanlah untuk menghafal kosa kata, mengerjakan latihan soal dan tugas-tugas, tetapi siswa perlu dilibatkan secara aktif untuk mengaitkan pelajaran akademis yang diterimanya dengan konteks kehidupan nyata yang dialaminya sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Menurut teori belajar Peter Sheal mengemukakan bahwa belajar yang paling bermakna hingga mencapai 90 % adalah dengan cara melakukan-mengalami dan mengkomunikasikan. Agar dapat memenuhi hal tersebut, maka pelajaran harus diangkat dari kontekstual yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran bermakna, siswa diberi tanggung jawab untuk melaksanakan suatu proyek atau tugas yang melatih siswa untuk merencanakan, mengatur, menyusun, Belajar dan pembelajaran Matematika 7 menyelidiki suatu topik dan menentukan kesimpulan dengan mengaitkannya dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang pelajaran akademis, tetapi memperoleh pengalaman atau keterampilan secara langsung yang bermanfaat untuk kehidupannya. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan, dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.” Dari rumusan tentang pendidikan tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan dilaksanakan secara sadar dan terencana, tidak asal-asalan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan tidak hanya pada hasil tetapi proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah harus berupaya mengembangkan potensi anak didiknya sampai yang terakhir yaitu anak memiliki kemampuan spiritual keagamaaan, kecerdasan, keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan semua itu, tentunya tidak terlepas dari bahasa baik dalam pengajarannya maupun penerapannya. Bahasa sebagai sarana utama seorang manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangatlah penting untuk dipelajari mulai dari sekolah dasar. Berbagai keterampilan yang ada dalam bahasa Indonesia seperti mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis perlu diajarkan sejak dini. Saat ini, banyak pemakai bahasa nasional yang belum mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, sesuai dengan konteks pemakaiannya. Oleh karena itu, pengajaran bahasa Indonesia sangat perlu untuk ditingkatkan. Belajar dan pembelajaran Matematika 8 2.2Teori Ananda Belajar dan Pembelajaran Teori pakem Pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan Teori-teori yang berlawanan 1.Teori Ilmu Jiwa Daya 2. Teori Stimulus Respon Teori Ilmu Jiwa Daya / Mental Disiplin Otak manusia terdiri dari sejumlah daya : daya pikir, daya tanggap, daya fantasi, dll. Tujuan pendidikan adalah memperkuat daya-daya tersebut dengan latihan yang disiplin. Daya ingat dilatih dengan menghafal berbagai hal, daya pikir dilatih dengan mengerjakan soal-soal matematika yang sulit, daya fantasi dilatih dengan seni, dll. Melatih otak sama dengan melatih otot atau mengasah pisau. Pendidikan yang diberikan bersifat disiplin, keras, dan memaksa. Teori Stimulus-Respon Yang paling utama dalam pendidikan adalah mengerjakan respon-respon yang sesuai dengan stimulus-stimulusnya. Makin sering S-R dilatih makin lama hubungan itu bertahan. Hubungan S-R dapat dipererat bila disertai rasa senang. Teori-teori yang mendukung Teori Triune Filsafat Konstruktivisme Teori Gestalt Teori Tentang Struktur Otak Triune Belajar dan pembelajaran Matematika 9 2.3 Teori Duck-Worth Salah satu penggagas teori konstruktivisme adalah John Dewey, Bruner, Jean Piaget dan Vigotsky. Para ahli lainnya yang telah melakukan telaah mendalam mengenai konstruktivisme diantaranya Eleanor Duckworth, George Hein dan Howard Gardener. Dalam pembelajaran sain dan matematika secara khusus pengembangan dan penelitian menenai konstruktivisme diantaranya dilakukan oleh Peret Fensham, Rosalin Driver, Paul Cobb dan lainya. Dalam asumsinya Piaget menolak pandangan bahwa belajar merupakan proses pasif menguasai pengetahuan. Menurutnya belajar adalah sebuah proses perubahan dinamik melalui tahapan adaptasi pengalaman baru dengan skema yang sudah dimiliki. Belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dengan cara menciptakan dan menguji teori yang sudah ada dengan fakta-fakta baru mengenai realitas. Salah satu teori Piaget menjelaskan mekanisme belajar. Dalam pandangan Piaget belajar merupakan proses menuju kesetabilan kognitif. Equilibrasi (proses penyeimbangan) terjadi melalui proses adaptasi, yaitu proses mengadaptasi informasi dengan skema pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Proses adaptasi dapat terjadi melalui dua cara yaitu proses asimilasi dan proses akomodasi (accommodation). Terjadi proses asimilasi ketika informasi yang diperoleh sebagai hasil mempersepsi sebuah pengalaman cocok dengan skema pengetahuan yang sudah ada dalam struktur kognitif. Jadi informasi yang diperoleh cenderung diterima untuk membangun konstruksi pengetahuan yang lebih lengkap. Kalau dimisalkan skema pengetahuan sebagai data base yang sudah berisi kateigori-kategori tertentu maka ketika ada informasi dari kategori tertentu seperti kategori yang sudah ada pada data base tersebut maka akan terjadi proses asimilasi dimana informasi dietrima dan diproses sebagai data pendukung yang dapat memperkuat data base tersebut. Proses asimilasi dapat digambarkan dengan ilustrasi di atas Proses akomodasi terjadi ketika informasi yang diperoleh tidak cocok dengan skema yang sudah ada. Misalnya memperoleh informasi yang berlawanan dengan apa yang sudah diyakininya. Proses adaptasi ini kemungkinan akan mengalami proses yang alot untuk diterima bahkan ditolak ketika tidak berhasil mengakomodasinya. Apabila dibandingkan dengan kasus dalam data base, informasi yang diperoleh tidak dapat diterima karena tidak cocok dengan kategori-kategori yang sudah ada sehingga harus membuat kategori baru untuk memasukkannya. Belajar dan pembelajaran Matematika 10 Misalnya ketika anak-anak belajar klasifikasi hewan pantai maka proses belajar yang terjadi pada anak-anak pantai lebih cenderung asimilasi, sedangkan proses belajar yang terjadi pada anak-anak pegunungan mungkin akan lebih banyak yang mengalami proses akomodasi. Dalam kenyataannya kedua mekanisme tersebut bisa terjadi sambung menyambung. Hasil sebuah proses akomodasi akan menjadi skema baru dalam struktur kognitif yang akan memfasilitasi proses asimilsi ketika memperoleh pengalaman yang berkaitan dengan skema tersebut. Dalam kasus anak di pegnungan belajar hewan pantai maka pengetahuan baru hasil akomodasi akan menjadi landasan proses asimilasi pada kegiatan belajar berikutnya. Sebagai konsekuensi dari mekanisme tersebut Piaget mengemukakan dua prinsip konstruktivisme mengenai belajar dan pembelajaran Belajar merupakan sebuah proses aktif: pengalaman langsung, berbuat kesalahan, dan mencari penyelesaian merupakan aktivitas vital dalam proses asimilasi dan acomodasi informasi. Bagaimana informasi diungkapkan merupakan bagian penting. Ketikka informasi diperkenalkan sebagai alat intuk menyelesaikan masalah, akan berfungsi sebagai alat dari pada sebaga fakta mati. Belajar harus menyeluruh, otentik (asli) dan nyata: Makna dibangun melalui interaksi dengan alam sekitar, bukan hasil sebuah latihan yang terisolasi. Dalam pandangan Piaget, berlatih keteramplian seperti pembagian atau penjumlahan merupakan proses belajar yang baik namun sebaiknya anak terlibat dalam kaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari seperti berperan sebagai penjaga toko dan sejenisnya. Belajar menyeluruh merupakan kebalikan dari latihan terisolasi. Prinsip-prinsip tersebut memberikan landasan bagi praktek pembelajaran dan mengarahkan kepada sebuah karakter pembelajaran yang student centered dimana peserta diklat memiliki banyak memiliki otoritas dalam belajar dari pada fasilitator. Dalam proses pembelajaran fasilitator diharapkan berperan sebagai fasilitator belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta diklat untuk melakukan perubahan. Selain itu prinsip-prinsip tersebut menegaskan pentingnya mengaitkan proses belajar dengan konteks lingkungan sehingga belajar bukan proses yang terisolasi. Berkaitan dengan pandangan Piaget dalam hal pembelajaran, Duckworth mengemukakan bahwa pedagogi yang balk harus melibatkan anak pada situasi di mana anak mandiri melakukan percobaan, dalarn arti anak mencoba segala sesuatu untuk melihat apa yang terjadi, memanipulasi tanda-tanda, memanipulasi simbol, mengajukan pertanyaan dan menemukan sendiri jawabannya, mencocokkan apa yang la temukan dan membandingkan temuannya dengan anak lain. Belajar dan pembelajaran Matematika 11 2.4.Teori V gotsky A. Profil singkat v gotsky. Nama lengkapnya adalah lev semyonovich vygotsky. Ia dilahirkan di salah satu kota tsarist Russia, tepatnya pada 17 november 1896. Dan berketurunan yahudi, ia tertarik pada psikologi saat berusia 28 thn, sebelumnya, ia lebih menyukai dunia sastra. Awalnya ia mnjadi guru sastra disebuah sekolah, namun pihak sekolah juga memintanya untuk mengajarkan psikolog. Padahal, ia sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan formal difakultas psikologi sebelumnya. Namun, inilah sekenario yang membuatnya menjadi tertarik untuk menekuni psikologi, hingga akhirnya ia melanjutkan kuliah deprogram studi psikologi Moscow institute of psychology pada tahun 1925. Judul disertasinya mengenai “psychology of art”. Vygotsky dalam menyalurkan pemikiran-pemikirannya didunia psikologi kerap menghadapi rintangan oleh pemerintah rusia saat itu. Perkembangan pemikirannya baru meluas setelah ia wafat pada tahun 1934, dikarenakan menderita penyakit TBC. Teori Vygotsky Teori Vygotsky beranggapan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak-anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya (zone of proximal development), yaitu perkembangan kemampuan siswa sedikit di atas kemampuan yang sudah dimilikinya. Vygotsky juga menjelaskan bahwa proses belajar terjadi pada dua tahap: tahap pertama terjadi pada saat berkolaborasi dengan orang lain, dan tahap berikutnya dilakukan secara individual yang di dalamnya terjadi proses internalisasi. Selama proses interaksi terjadi, baik antara guru-siswa maupun antar siswa, kemampuan seperti saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi pendapat dapat berkembang. B.Perkembangan teori V gostsky Dalam semua literatus yang mengupas tetang teori perkembangan kognitif vygotsky kerap memakjubkan pesan vygotsky yang bernada: “untuk membantu 8 anak membangkan pengetahuan Belajar dan pembelajaran Matematika 12 yang sungguh-sungguh bermakna adalah dengan cara memadukan antar konsep-konsep dan prosedur mulalui demonstrasi. Pada dasarnya teori-teori Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa. Sumbangan psikologi kognitif berakar dari teori-teori yang menjelaskan bagaimana otak bekerja dan bagaimana individu memperoleh dan memproses informasi. Pandangan yang ditawarkan Vygotsky dan para ahli psikologi kognitif yang lebih mutakhir adalah penting dalam memahami penggunaan-penggunaan strategi belajar karena tiga alasan. Pertama, mereka menggarisbawahi peran penting pengetahuan awal dalam proses belajar. Dua, mereka membantu kita memahami pengetahuan dan perbedaan antara berbagai jenis pengetahuan. Dan tiga, mereka membantu menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh manusia dan diproses dalam sistem memori otak. C. Tingkat pengetahuan (scaffolding) menurut Vygotsky Tingkat pengetahuan atau pengetahuan berjenjang ini disebut scaffolding oleh vygotsky, menurutnya scaffolding ini yang berarti memberikan kepada seorang individu sejumlah bantuan besar selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan pembelajar dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri. Vygotsky mengemukakan tiga kategori pencapaian siswa dalam upayanya memecahkan permasalahan, yaitu: (1) siswa mencapai keberhasilan dengan baik, (2) siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan, Belajar dan pembelajaran Matematika 13 (3) siswa gagal meraih keberhasilan. Scaffolding, berarti upaya pembelajar untuk membimbing siswa dalam upayanya mencapai keberhasilan. Dorongan guru sangat dibutuhkan agar pencapaian siswa ke jenjang yang lebih tinggi menjadi optimum. Konstruktivisme Vygotskian memandang bahwa pengetahuan dikonstruksi secara kolaboratif antar individual dan keadaan tersebut dapat disesuaikan oleh setiap individu. Proses dalam kognisi diarahkan memalui adaptasi intelektual dalam konteks social budaya. Proses penyesuaian itu equivalent dengan pengkonstruksian pengetahuan secara intra individual yakni melalui proses regulasi diri internal. Dalam hubungan ini, para konstruktivis Vygotskian lebih menekankan pada penerapan teknik saling tukar gagasan antar individual. Teori Vygotsky adalah penekanan pada hakikat pembelajaran sosiakultural. Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan social pembelajaran. Karena menurutnya, funsi kognitif manusia berasal dari interaksi social masing-masing individu dalam konteks budaya. Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas tersebut masih dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas itu berada dalam zona of proximal development mereka. Zona of proximal development adalah daerah antar tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa. Proses belajar dan pembelajaran tidak sekedar bersifat transferal tetapi lebih merupakan kkonstruksi, yaitu suatu proses mengkonstruksi pengetahuan atau makna baru secara brsama-sama. teori Vygotsky di dalam Materi Pelatihan Terintegrasi (depdiknas 2004) menekankan pada hakekat sosiokultural dari pembelajaran. Vygots Vygotsky mengkritik pendapat Piaget yang menyatakan bahwa faktor utama yang mendorong perkembangan kognitif anak adalah motovasi atau dari sisi individu itu sendiri untuk mau belajar dan berinterkasi dengan lingkungan. Vygotsky berpendapat “interaksi individu dengan lingkungan adalah faktor utama yang mendorong atau memicu perkembangan kognitif seseorang” .Faktanya tentang hal ini dinyatakan oleh Liu, yaitu bahwa “pembelajaran konstruktivisme telah diakui daat memperkuat pendapat bahwa pengetahuan bukanlah Belajar dan pembelajaran Matematika 14 suatu pendekatan mekanis, akan tetapi lebih bersifat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dengan melalui pendekatan lingkungan, hal ini merupakan suatu paradigma baru dalam psikologi pendidikan” Salah satu lingkungan yang baik, efektif dan efisisen yang dapat melatih perkembangan kognitif siswa seperti yang dikemukakan Vygotsky adalah lingkungan belajar model kooperatif (cooperative learning) dalam bimbingan seorang guru. Menurut Vygotsky setiap anak mempunyai zona perkembangan proksimal atau ZPD (Zone of proksimal development) sendiri-sendiri. ZPD ini merupakan selisih antara apa yang dapat dilakukan setiap siswa secara independepen dan apa yang dapat dilakukan siswa dalam bimbingan seseorang pembimbing/guru. Bantuan yang diberikan dimaksudkan agar siswa tersebut mampu mengerjakan tugas yang lebih tinggi dan lebih rumit jika dibandingkan kemampuan anak itu sendiri. Bantuan semacam ini disebut dengan scaffolding (dukungan berjenjang), yaitu memberikan sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian mengurangi bantuan secara bertahap tersebut dan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada siswa untuk menyelesaikan tugasnya. Scaffolding tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, penguraian langkah-langkah pemecahan, pemberian contoh atau segala sesuatu yang dapat mengakibatkan siswa mandiri. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Luckin dan du Boulay yang menyatakan bahwa hal terpenting dalam menggambarkan ZPD dari aspek lain adalah seberapa sering kolaborasi atau asinstensi siswa dengan pihak lain atau pasangan belajar. .2.5.Teori De Porter Selama rentang waktu dua puluh tahun ini, Bobby DePorter telah menjalani peran sebagai ibu rumah tangga hingga jutawan, kemudian ia menjadi pengusha yang sukses. Setelah menjadi seorang multijutawan ia bergabung dengan Stone mendirikan Burklyn Business School hingga Bobby bisa menghasilkan sebuah buku yang berjudul “Quantum Lerning”. Buku Quantum Learning ditulis oleh Bobbi DePorter dan Mike Hernacky. Bobbi dilahirkan dan dibesarkan di Seattle. Dia banyak belajar dari Dr.Georgi Lozanov, Bapak konsep belajar cepat (accelerated learning) dan menerapkan metodenya disekolah bisnis Burklyn dan berhasil dengan kesuksesan yang menakjubkan. Mike Hernacki, seorang mantan guru dan pengacara. Ia menjadi penulis lepas sejak 1979. Dia menulis tiga buku yaitu : The Ultimate Secret to Gretting Everything You Want, The Secret to Conquering Fear dan Forgotten Secret to Phenomenal Succes. Dia tinggal di San Diego. Belajar dan pembelajaran Matematika 15 Hal yang menarik dari temuan DePorter, selain metode adalah kepraktisan. Didalam bukunya terdapat beberapa teknik meningkatkan kemampuan diri. DePorter dengan jeli merevisi dan merangkaikan dengan potensi-potensi manusia lain sehingga metodenya menjadi mudah diterapkan. Teori yang dikemukakan dalam buku ini adalah metode Quantum Learning. Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Quantum laerning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “suggestology”atau“suggestopedia”.prinsipnya adalah sugesti dapat dari pasti mempengaruhi hasil situasi belajar dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukan murid secara nyaman, memasang musik latar didalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan guru-guru terlatih baik dalam pengajaran seni sugestif Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP) yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi.Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan prilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahun NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif yang merupakan faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif.Semua ini dapat menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan pegangan dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.Quantum learning didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah Massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan Energi. Persamaan ini ditulis sebagai E=mc2.Tubuh kita secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Quantum learning menggabungkan sogestologi, teknik pemercepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode penulis sendiri. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar lain. : Quantum Learning merupakan cara pemercepatan belajar. Metode ini dipandang efektif untuk meningkatkan kecerdasan dan kemampuan kita. Karena kurikulumnya secara harmonis merupakan kombinasi dari tiga unsur : keterampilan akademis, prestasi fisik dan keterampilan dalam hidup. Belajar memang harus menyenangkan. Dalam Quantum Learning dibahas cara-cara bagaimana agar belajar bisa menjadi hal yang menyenangkan. Untuk mendukung hal ini maka dipersiapkan lingkungan yang mendukung agar semua yang belajar merasa penting, aman, dan nyaman. Ini bisa Belajar dan pembelajaran Matematika 16 dimulai dari lingkungan fisik yang diperindah dengan tanaman, seni dan musik. Setelah metode Quantum Learning diterapkan dalam sistem pengajaran di SuperCamp ternyata memperoleh hasil yang memuaskan, contohnya para siswa yang mempunyai Indeks Prestasi 1,9 atau lebih rendah ratarata mendapatkan peningkatan satu point. Hal ini membuktikan bahwa metode Quantum Learning telah diuji dan terbukti efektif selama lebih dari sepuluh tahun penerapannya. Tantangan-tantangan fis ik misalnya kekuatan berjalan, suatu olahraga yang sangat menegangkan, dan mematahkan papan digunakan sebagai metafora untuk mempelajari terobosan-terobosan belajar. Memang kita harus menyadari bahwa kehidupan pribadi yang harmonis berkaitan erat dengan keberhasilan disekolah,komunitas, dan karier. Untuk mencapai keharmonisan ini kita harus memiliki keterampilan berkomunikasi secara efektif agar mendapatkan integritas pribadi dan menciptakan hubungan yang bermanfaat.Quantum Learning mengakup bidang dan keterampilan seperti bersikap positif, termotivasi, menemukan cara belajar, menciptakan lingkungan belajar yang sempurna, membaca dengan cepat, membuat catatan yang efektif, mempelajari teknik menulis yang canggih, berfikir kreatif dan mengembangkan hafalan yang menakjubkan. Kebanyakan orang akan setuju bahwa masyarakat barat berada dalam perubahan cepat dalam bidang teknologi. Disepanjang menuju kemajuan itu banyak terdapat dilema global yang harus dipecahkan dan dalam diri kita masingmasing terdapat kemampuan untuk mencapai terobosan-terobosan mental menuju keberhasilan. Dengan Quantum Learning potensi dalam diri kita akan muncul asalkan ada kemauan dari diri kita. Biasanya kita merasa lebih mudah belajar dengan satu atau lain cara, tetapi yang terpenting adalah Sebenarnya kita memiliki perangkat mental penting untuk menjadi pelajar Quantum kita harus ingat otak kita secara fisiologi sama dengan Albert Einstein tinggal kita belajar bagaimana membimbingnya menuju keberhasilan. Banyak manfaat yang dapat diambil dari metode ini yaitu bisa belajar menyenangkan misalnya dengan cara sebelum membaca lihat dulu bacaan secara sekilas pada malam sebelumnya dan lihat kembali catatan sebelum memulai pelajaran di sekolah atau melakukan presentasi, memanfaatkan setiap waktu menjadikannya subjek yang menarik, belajar ditempat dan waktu yang teratur, melakukan istirahat lima menit karena belajar yang baik adalah sebelum dan sesudah istirahat, selalu menggunakan kalender untuk mempersiapkan ujian, semua itu bisa mengurangi stress dan mempertajam ingatan dan kita bisa memperoleh lebih banyak dari yang kita harapkan kalau bisa memusatkan pikiran untuk hal itu. Dengan begitu belajar kita akan lebih efektif. Metode Quantum Learning ini tidak dapat berjalan sendiri tapi kita yang harus bisa memanfatkannya sesuai dengan potensi yang ada dalam diri kita. Kita bisa menyamakannya dengan Belajar dan pembelajaran Matematika 17 sarana atau alat-alat yang berada dibengkel kerja kita, misalnya gergaji kita memerlukan konsentrasi penuh sebelum kita dapat menggunakannya dengan baik. Misalnya membaca dengan kecepatan tinggi dapat dibandingkan dengan keterampilan menggunakan gergaji. Metode Quantum Learning bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk dijadikan kebiasaan agar kita lebih mendisiplinkan diri kita dalam hal belajar, sehingga kita tidak terbebani untuk belajar dan belajar akan terasa menyenangkan. Yang paling berharga dalam belajar adalah bagaimana cara belajar. Separate contoh disekolah Burklyn kurikulum enam minggu pertama dipergunakan untuk mempelajari keterampilanketerampilan dasar yang mendasar seperti cara mencatat, menghafal dan membaca cepat. Karena hal ini yang menjadi dasar untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya agar pembelajaran lebih efektif dan lancar. Pada saat yang sama juga sekolah ini berupaya menciptakan suasana aman dan efektif. Cara belajar kita adalah kombinasi dari bagaimana kita menyerap lalu mengatur dan mengolah informasi.Quantum Learning bermanfaat untuk memupuk sikap positif, motivasi, keterampilan, belajar seumur hidup, kepercayaan diri dan sukses. Melihat manfaat yang didapat dari metode tersebut maka bisa diimplementasikan dalam sistem pendidikan kita. Hal-hal yang dapat diimplementasikan adalah teknik-teknik belajar yang terdapat dalam metode Quantum Learning, tapi sebelum menerapkannya pada sistem pendidikan kita metode ini harus disesuaikan dulu dengan kondisi budaya timur karena metode ini diciptakan dan dikembangkan.. Quantum Learning merupakan metode yang sangat praktis dan bisa dijadikan pegangan untuk semua golongan usia pelajar, metode ini memberikan kiat-kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses yang dapat menghemat waktu, mempertajam pemahaman daya ingat dan membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Yang terpenting dalam Quantum Learning ialah belajar harus menjadi pengalaman yang positif, karena dengan berfikir positif dan menggunakan kemampuan praktisi diri sendiri berarti kita telah memiliki pergeseran mental yang akan mengubah dunia.Metode ini ditujukan untuk membantu kita agar responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan. Realitas masa kini tak cukup dihadapi dengan kecerdasan akal. Jadi kita harus memunculkan potensi lain dalam diri kita. Metode ini mengajak kita agar lebih mengenali dan merasakan betapa membaca dan menulis amat penting bagi peningkatan kemampuan diri. Belajar dan pembelajaran Matematika 18 2.6.Teori Gardner Teori tenteng multiple intelligence ini berdasarkan pakar Psikologi Harvard Howard Gardner. Gardner mengemukakan bahwa pandangan klasik percaya bahwa inteligensi merupakan kapasitas kesatuan dari penalaran logis, dimana kemampuan abstraksi sangat bernilai. Pandangan ini berdasar pada teori general (g) intelligence dari Spearman yang menganggap inteligensi sebagai kekuatan mental yang yang timbul selalma aktifitas intelektual dan dapat digambarkan dalam berbagai tingkatan. Sama dengan Thurstone dan beberapa ahli psikometri lain Gardner melihat bahwa inteligensi merupakan meliputi beberapa kemampuan mental. Namun demikian psikolog Universitas Harvard tersebut tidak terlalu terlalu peduli dengan bagaimana menjelaskan dan menuangkannya dalam skor tes psikometri yang bersifat lintas budaya. Inteligensi, menurut Gardner, merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah dalam situasi budaya atau komunitas tertentu, yang terdiri dari tujuh macam inteligensi. Meskipun demikian, Gardner menyatakan bahwa jumlah tersebut bisa lebih atau kurang, tapi jelas bukan hanya satu kapasitas metal. Pertanyaan tentang kenapa individu memilih berada dalan peran-peran yang berbeda (ahli fisika,petani, penari), memerlukan kerja berbagai kecerdasan sebagai suatu kombinasi, dalam penjelasannya: Kecerdasan menurutnya, merupakan kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nila IQ, gelar perguruan tinggi atau reputasi bergengsi. Kita bisa mencontohkan apakah Einstein akan sukses seperti itu bila dia masuk di Jurusan Biologi atau belajar main bola dan Musik.jelas masalah fisika-teoritis Einstein, Max Planc, Stephen Howking, Newton adalah jenius-jenius, tetapi bab olah-raga maka Zidane, Jordane, Maradona adalah jenius-jenius dilapangan, juga Mozart, Bach adalah jenius-jenius dimusik. Dan seterusnya juga Thoman A. Edison adalah jenius lain, demikian juga dengan para sutradara film, bagaimana mereka mampu membayangkan harus disyuting bagian ini, kemudian setelah itu, adegan ini, ini yang mesti keluar dengan pakaian jenis ini, latar suara ini, dan bahkan dialog seperti itu, ini adalah jenius-jenius bentuk lain. Disinilah Howard Gardner mengeluarkan teori baru dalam buku Frame of Mind tentang Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk), dimana dia mengatakan bahwa era baru sudah Belajar dan pembelajaran Matematika 19 merubah dari Test IQ yang melulu hanya test tulis (dimana didominasi oleh kemampuan Matematika dan Bahasa), menjadi Multiple Intelligences. Teori Gardner berdasar pada sintesa berbagai macam bukti dari sumber-sumber yang berbeda : 1. Studi terhadap orang normal yang mengalami kerusakan otak karena trauma atau stroke, yang mendukung pendapat tentang inteligensi terpisah yang mengatur pemikiran spasial dan bahasa. 2. Dukungan profil intelektual dari populasi-populasi khusus, seperti prodigies dan idiot savants, yang mengindikasikan bahwa inteligensi merupakan kemampuan-kemampuan yang terpisah. 3. Bukti dari mekanisme pemprosesan informasi. 4. Dukungan dari psikologi eksperimental dan psikologi kognitif 5. Penemuan-penemuan psikometris. 6. Arah perkembangan karakteristik dari manifestasi umum dan mendasar, menuju kondisi akhir berupa keahlian yang memungkinkan. 7. Penemuan dalam bidang biologi evolusioner. 8. Dukungan dari konsep-konsep yang ada pada sistem simbol. Gardner menekankan dalam jenis inteligensinya bahwa inteligensi hanya merupakan konstrak ilmiah yang secara potensial berguna. Jenis-jenis inteligensi Gardner mendeskripsikan tujuh kecerdasan manusia dalam Metode Praktis Pembelajaran Berbasis yaitu: A. Spatial intelligence (kecerdasan spasial) membangkitkan kapasitas untuk berpikir dalam tiga cara dimensi seperti yang dapat dilakukan oleh pelaut, pilot, pemahat, pelukis, dan arsitek. Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan kembali, merubah, atau memodifikasi bayangan, dan menghasilkan atau menguraikan informasi grafik. Merupakan kecerdasan seseorang yang berdasar pada kemampuan menangkap informasi visual atau spasial, mentransformasidan meodifikasinya, dan membentuk kembali gambaran visual tanpa stimulus fisik yang asli. Kecerdasan ini tidak tergantung sensasi visual. Kemampuan pokoknya adalah kemampuan untuk membentuk gambaran tiga dimensi dan untuk menggerakkan atau memutar gambaran tersebut. Individu yang dominan memiliki kecerdasan tersebut Belajar dan pembelajaran Matematika 20 cenderung berpikir dalam pola-pola yang berbentuk gambar. Mereka sangat menyukai bentukbentuk peta, bagan, gambar, video ataupun film sebagai media yang efektif dalam berbagai kegiatan hidup sehari-hari. B. Kecerdasan bahasa, Linguistic intelligence (kecerdasan linguistik) adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks. Meliputi mekanisme yang berkaitan dengan fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatik. Mereka yang memiliki kecerdasan tersebut, mempunyai kecakapan tinggi dalam merespon dan belajar dengan suara dan makna dari bahasa yang digunakan. Pada umumnya merupakan ahli yang berbicara di depan public. Mereka lebih bisa berpikir dalam bentuk kata-kata daripada gambar. Kecerdasan ini merupakan aset berharga bagi jurnalis, pengacara, pencipta iklan. C. Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika) merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi matematis. Pola pikir yang berkembang melalui kecerdasan ini adalah kemampuan konseptual dalam kerangka logika dan angka yang digunakan untuk membuat hubungan antara berbagai informasi, secara bermakna. Kecerdasan ini diperlukan oleh ahli matematika, pemrogram komputer, analis keuangan, akuntan, insinyur danilmuwan. D. Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestik-tubuh) memungkinkan seseorang untuk menggerakan objek dan keterampilan-keterampilan fisik yang halus. Misalnya kelihatan pada diri atlet, penari, ahli bedah, dan seniman yang mempunyai keterampilan teknik. Kemampuan untuk mengendalikan gerakan tubuh dan memainkan benda-benda secara canggih, merupakan bentuk nyata dari kecerdasan tersebut. Individu akan cenderung mengekspresikan diri melalui gerakgerakan tubuh, memiliki keseimbangan yang baik dan mampu melakukan berbagai maneuver fisik dengan cerdik. Melaui gerakan tubuh pula individu dapat berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya, mengingat dan memproses setiap informasi yang diterimanya. Kecerdasan ini dapat terlihat pada koreografer, penari, pemanjat tebing. E. Musical intelligence (kecerdasan musik) jelas terlihat pada seseorang yang memiliki sensitivitas pada pola titinada, melodi, ritme, dan nada. Misalnya pada seorang komposer, konduktor, musisi, kritikus, dan pembuat alat musik juga pendengar yang sensitif.. memungkinkan individu menciptakan, mengkomunikasikan dan memahami makna yang dihasilkan oleh suara.. Belajar dan pembelajaran Matematika 21 Komponen inti dalam pemprosesan informasi meliputi pitch, ritme dan timbre. Terlihat pada komposer, konduktor, teknisi audio, mereka yang kompeten pada musik instrumentalia dan akustik. F. Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal) merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Hal ini terlihat pada guru, pekerja sosial, artis, atau politisi yang sukses., merupakan kecerdasan dalam berhubungan dan memahami orang lain di luar dirinya. Kecerdasan tersebut menuntun individu untuk melihat berbagai fenomena dari sudut pandang orang lain, agar dapat memahami bagaimana mereka melihat dan merasakan. Sehingga terbentuk kemampuan yang bagus dalam mengorganisasikan orang, menjalin kerjasama dengan orang lain ataupun menjaga kesatuan suatu kelompok. Kemampuan tersebut ditunjang dengan bahasa verbal dan non-verbal untuk membuka saluran komunikasi dengan orang lain. G. Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal) merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Misalnya terlihat pada ahli ilmu agama, ahli psikologi, dan ahli filsafat. Tergantung pada proses dasar yang memungkinkan individu untuk mengklasifikasikan dengan tepat perasaan-perasaan mereka, misalnya membedakan sakit dan senang dan bertingkah laku tepat sesuai pembedaan tersebut. Kecerdasan ini memungkinkan individu untuk membangun model mental mereka yang akurat, dan menggambarkan beberapa model untuk membuat keputusan yang baik dalam hidup mereka. Pendekatan Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Di antara pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dari suatu teori yang dikenal dengan teori Multiple Intelligence. Teori tersebut digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, karena di dalamnya membicarakan tentang keberagaman yang bertautan dengan kompetensi peserta didik. Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang sangat dominan dikuasainya. Jika kita tautkan ketujuh kecerdasan yang dimiliki manusia tersebut dalam pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa “Sebaiknya Multiple Intelligence (multikecerdasan) digunakan dan diterapkan sebagai pendekatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.” Setiap manusia (peserta didik) tentu akan Belajar dan pembelajaran Matematika 22 memiliki potensi yang sesuai dengan salah satu kecerdasan di atas. Dengan demikian, maka diharapkan salah satu potensi kompetensi dari peserta didik dapat muncul dan dapat dikembangkan. 3.Implementasinya dalam pembelajaran matemetika Implementasi teori Peter Sheal mengukur volume benda – benda sekitar Implementasi teori Ananda : 1. Seorang guru bisa menghargai hasil belajar siswa dengan memberi reward 2. Memberikan pembelajaran dengan alat peraga dan permainan Implementasi teori Duck Worth, membawa siswa kesebuah pengalaman yang baru dengan cara mengajak siswa belajar di dalam kegiatan sehari – hari. Implementasi teori V gotsky, suksesnya sebuah pembelajaran menurutnya apabila seorang guru memberikan tugas yang sesuai dengan kapasitas siswa yaitu dengan menerapkan kurikulum. Implementasi teori De Porter, memotivasi siswa agar bersemangat dalam belajar Implementasi teori Gardner, mengintegrasikan atau mengoneksikan dengan ilmu selain matematiika Belajar dan pembelajaran Matematika 23 BAB III PENUTUP SIMPULAN 1. Teori Peter Sheal Menurut teori belajar Peter Sheal mengemukakan bahwa belajar yang paling bermakna hingga mencapai 90 % adalah dengan cara melakukan-mengalami dan mengkomunikasikan 2. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusialah yang harus mengkonstruksi pengetahuan itu dengan memberi makna melalui pengalaman nyata. Pengalaman sama bagi beberapa orang dimaknai berbeda-beda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda. Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia melaui dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi : Asimilasi maksudnya struktur pengetahuan baru dibuat atau dibangun atas dasar struktur pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi maksudnya struktur pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menampung dan menyesuaikan dengan hadirnya pengetahuan baru. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide 3. Duckworth mengemukakan bahwa pedagogi yang balk harus melibatkan anak pada situasi di mana anak mandiri melakukan percobaan, dalarn arti anak mencoba segala sesuatu untuk melihat apa yang terjadi, memanipulasi tanda-tanda, memanipulasi simbol, mengajukan pertanyaan dan menemukan sendiri jawabannya, mencocokkan apa yang la temukan dan membandingkan temuannya dengan anak lain. 4. Teori Vygotsky beranggapan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak-anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya (zone of proximal development), yaitu perkembangan kemampuan siswa sedikit di atas kemampuan yang sudah dimilikinya. Vygotsky juga menjelaskan bahwa proses belajar terjadi pada dua tahap: tahap pertama terjadi pada saat berkolaborasi dengan orang lain, dan tahap berikutnya dilakukan secara individual yang di dalamnya terjadi proses internalisasi. Selama proses interaksi terjadi, baik antara guru-siswa Belajar dan pembelajaran Matematika 24 maupun antar siswa, kemampuan seperti saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi pendapat dapat berkembang. 5. Teori De Porter (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa. 6. Teori Gardner Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Quantum laerning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “suggestology”atau“suggestopedia”.prinsipnya adalah sugesti dapat dari pasti mempengaruhi hasil situasi belajar dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif. 7. Implementasinya dalam pembelajaran mmatematika Implementasi teori Peter Sheal mengukur volume benda – benda sekitar Implementasi teori Ananda : 3. Seorang guru bisa menghargai hasil belajar siswa dengan memberi reward 4. Memberikan pembelajaran dengan alat peraga dan permainan Implementasi teori Duck Worth, membawa siswa kesebuah pengalaman yang baru dengan cara mengajak siswa belajar di dalam kegiatan sehari – hari. Implementasi teori V gotsky, suksesnya sebuah pembelajaran menurutnya apabila seorang guru memberikan tugas yang sesuai dengan kapasitas siswa yaitu dengan menerapkan kurikulum. Implementasi teori De Porter, memotivasi siswa agar bersemangat dalam belajar Implementasi teori Gardner, mengintegrasikan atau mengoneksikan dengan ilmu selain matematiika Belajar dan pembelajaran Matematika 25 DAFTAR PUSTAKA 1. http://pkab.wordpress.com/2008/04/29/model-belajar-dan-pembelajaran-berorientasi-kompetensisiswa/ 2. http://ekagurunesama.blogspot.com/2010/07/definisi-model-pembelajaran.html 3. http://makalahmajannaii.blogspot.com/2010/10/contoh-makalah-model-pembelajaran.html 4. http://ratapanbintang.blogspot.com/2012/11/teori-teori pembelajaran 5. http://yusuftager.blogspot.com/2012/5/teori pembelajaran peter sheal 6. http://situspembelajaranonline/2010/3/teori de porter 7. http://penembushayalan.wordpress.com 8. Dimyati & Mudjiono. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 9. Suyono & Harianto. 2007. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakaarya. 10. Annurrahman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Belajar dan pembelajaran Matematika 26