Seri Khotbah yang Hebat: Menafsir Secara Sederhana Written by Daniel Ronda Monday, 06 April 2015 02:09 - Last Updated Wednesday, 15 April 2015 01:28 Khotbah yang Hebat: Menafsir Secara Sederhana (28) Pendahuluan Firman Tuhan penting dan sentral bagi orang percaya. Ada beberapa poin tentang pentingnya Alkitab bagi orang percaya: Pertama, karena dengan Firman Allah orang dapat mengenal keselamatan Roma 10:13,14). Kedua, Firman Allah merupakan makanan rohani (Yohanes 6:63; 17:17). Ketiga, Firman Allah merupakan petunjuk bagi kehidupan orang percaya (Mazmur 119:105). Keempat , Alkitab merupakan senjata rohani (Matius 4:1-11; Efesus 6:10-20) dan janji penyertaan bagi mereka yang mengasihi Firman-Nya (Yohanes 14:15, 21,23). Kelima, Alkitab merupakan dasar seluruh pengajaran dalam gereja dan khotbah dalam gereja Tuhan (Efesus 2:19-22) – (Ide ini disimpulkan dari Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alikitab (Malang: SAAT, 1986), hal 4-10). Bagi pengkhotbah pemula, perlu diingat Alkitab bukan hanya itu penting tapi tugas besar adalah bagaimana membagikannya dengan tepat dan benar sehingga Alkitab dapat dipahami dan tetap relevan dalam generasi saat ini. Maka penting memiliki prinsip sederhana bagaimana menafsir Alkitab sebelum menyajikannya dalam bentuk khotbah. Kepentingan Belajar Menafsir Alkitab 1/4 Seri Khotbah yang Hebat: Menafsir Secara Sederhana Written by Daniel Ronda Monday, 06 April 2015 02:09 - Last Updated Wednesday, 15 April 2015 01:28 Metode penafsiran Alkitab atau hermeneutika yang benar akan menolong untuk menghindari posisi ekstrim terhadap Alkitab. Ada sikap ekstrim yang patut dihindari dalam menafsirkan Alkitab: Pertama, Alkitab tidak perlu ditafsirkan lagi karena Alkitab sudah jelas dan tidak perlu lagi bantuan para ahli. Cukup membaca lalu berdoa minta pertolongan Roh Kudus. Walaupun berdoa penting, namun pendekatan ini keliru karena mengabaikan bahwa ada jarak budaya dan latar belakang Alkitab dengan dunia modern. Kedua, sementara sisi lainnya terlalu terobsesi dengan hermeneutika sehingga lupa akan mandat bahwa Firman Tuhan untuk dipelajari dan ditaati yang semuanya bergantung pada Roh Kudus. Tak sedikit yang tidak percaya Alkitab. Perlunya hermeneutika karena beberapa hal: Pertama, pengarang dan pembaca sekarang hidup dalam dunia yang berbeda. Alkitab ditulis dalam budaya yang berbeda dengan budayadi Indonesia. Sebagai seorang yang ingin menyampaikan Firman Allah perlu menjembatani jurang perbedaan budaya ini. Kedua, ekspresi bahasa Alkitab sangat berbeda dengan ekspresi bahasa Indonesia. Bahasa berkaitan dengan worldview(cara hidup) suatu bangsa. Ini menjadi tugas yang tidak ringan karena harus mempelajari bukan hanya bahasanya, tetapi juga sekaligus worldview-nya (Pokok-pokok pikiran diambil dari Derek Newton, et al, “Biblical Criticism: A Working Paper” di Pronesis 5:2 (1998): hal. 59-78). Prinsip Sederhana Penafsiran Alkitab Mengingat pentingnya hermeneutika, maka ada prinsip hermeneutika paling sederhana dalam belajar Alkitab: (P. Cotterell dan M. Turner, Linguistics and Biblical Interpretation (Downers Grove: IVP, 1989), hal 16): Pertama, Text. Artinya baca berkali-kali dan coba mengerti apa arti teks suatu ayat atau paragraf yang hendak dikhotbahkan. Baca sampai mengerti dan menemukan poin-poin kebenaran. Kedua, Co-Text. Artinya teks yang dipelajari lalu dilihat hubungan ayat dengan ayat di atas atau di bawahnya. Tujuannya untuk mendapatkan arti yang lengkap lewat hubungan dari ayat sebelum dan sesudahnya. Ketiga, Context. Artinya mempelajari latar belakang sejarah dan sosiologi dari teks yang akan dikhotbahkan. Di sini penting punya pengetahuan latar belakang panorama Alkitab. 2/4 Seri Khotbah yang Hebat: Menafsir Secara Sederhana Written by Daniel Ronda Monday, 06 April 2015 02:09 - Last Updated Wednesday, 15 April 2015 01:28 Kualitas Rohani Penafsir: Di samping itu setiap penafsir hendaknya memiliki terlebih dahulu beberapa kualitas rohani. Pertama bahwa tujuan hidup manusia adalah semata-mata untuk memuliakan Allah dan menikmati perkekutuan dengan Dia selama-lamanya (Shorter Westminster Cathecism). Kedua, bahwa keseriusan mempelajari Firman Tuhan perlu disertai KETAATAN (Yohanes 15:14; 14:15). Ketiga, penafsir haruslah bergantung kepada Roh Kudus karena Roh Kuduslah yang akan menuntun kepada kebenaran. Keempat, penafsir senantiasa berhubungan dengan Tuhan dalam doa dan penyembahan untuk menjadikan Firman Allah senantiasa menjadi hidup di dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa “Bumbu” dalam Menafsir Pertama, berusaha Alkitab dalam berbagai versi baik dalam bahasa Indonesia (LAI dan BIS) dan juga bahasa Inggris (NIV, KJV, RSV). Ini akan menolong melihat ayat dalam perspektif yang lebih luas dan akurat. Alkitablah yang pertama-tama harus dilihat dan dipelajari dalam penafsiran. Kemudian bisa melihat konkordansi, dan untuk memahami text dan co-text maka diperlukan buku-buku tafsiran. Kedua, untuk mengerti tentang latar belakang sejarah diperlukan buku-buku pengantar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Latar belakang akan memberikan informasi tentang tanggal dan tempat penulisan, pengarang, struktur penulisan, penerima surat, tujuan penulisan, “historical setting”, dan situasi saat bagian itu ditulis. Perlu juga memiliki buku Ensiklopedi untuk mengetahui latar belakang sejarah, arkeologi, agama-agama yang memberikan sumbangan besar akan pengertian kepada teks Alkitab. Ketiga, teologi akan mempengaruhi cara menafsirkan Alkitab, maka penting sekali untuk memiliki presuposisi yang mempercayai Alkitab adalah Firman Allah. 3/4 Seri Khotbah yang Hebat: Menafsir Secara Sederhana Written by Daniel Ronda Monday, 06 April 2015 02:09 - Last Updated Wednesday, 15 April 2015 01:28 Keempat, perlu memperhatikan konteks budaya di mana menyampaikan apa yang ditafsirkan, karena kebanyakan buku-buku hermeneutika yang ada berasal dari dunia Barat yang konteksnya adalah orientasi Barat (western oriented). Kelima, setelah mempelajari text, co-text, dan context maka perlu mengaplikasikan apa yang telah kita pelajari sesuai dengan situasi dan kebutuhan pendengar saat ini. (Daniel Ronda) 4/4