PRAKTIKUM PERANAN ENZIM PTIALIN DAN EMPEDU DALAM PROSES PENCERNAAN MAKANAN Anggota Elfrida Fetra Widyaningrum 111134217 Yosephin Erni Widyaningsih 111134029 Fajar Hartadi 111134033 Agnes Kristyantari 111134045 Krisnanto Adi Nugroho 111134104 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 A. Acara Praktikum Peranan enzim ptyalin dan empedu dalam proses pencernaan makanan. B. Tujuan 1. Mahasiswa mampu melakukan uji peran enzim ptyalin dan empedu dalam prosespencernaan makanan. 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi peran enzim ptyalin dan empedu dalam proses pencernaan makanan. 3. Mahasiswa mampu memahami proses pencernaan secara enzimatis terutama oleh enzim ptyalin dan empedu. C. Landasan Teori Sistem pencernaan pada manusia dibagi menjadi 2 yaitu : a. Saluran pencernaan yang terdiri dari rongga mulut, faring, esophagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus 12 jari, usus besar, dan anus. b. Kelenjar pencernaan yang terdiri dari kelenjar ludah, hati, dan pankreas. 1. Rongga mulut Makanan yang masuk ke dalam mulut biasanya masih berbentuk potongan atau keratan yang mempunyai ukuran relatif besar dan tidak dapat diserap langsung oleh dinding usus. Dalam mulut makanan kemudian dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan cara dikunyah. Selama penghancuran secara mekanis ini berlangsung, kelenjar yang ada di sekitar mulut mengeluarkan cairan yang disebut saliva atau ludah. 2. Kelenjar Saliva (Ludah) Kelenjar saliva terdiri dari kelenjar sublingual, kelenjar submandibularis, dan kelenjar parotis. Kelenjar sublingual adalah kelenjar saliva yang paling kecil, terletak di bawah lidah bagian depan. Kelenjar submandibularis terletak di belakang kelenjar sublingual dan lebih dalam. Kelenjar parotis adalah kelenjar saliva paling besar dan terletak di bagian atau mulut di depan telinga. Fungsi kelenjar saliva yaitu : Memudahkan penelanan makanan Hal itu disebabkan karena kelenjar saliva mengandung musin yaitu molekul-molekul karbohidrat-protein yang dapat mengikat partikelpartikel kecil makanan menjadi sebuah massa lunak sehingga mudah ditelan. Membantu mencerna makanan secara kimiawi karena mengandung enzim ptialin. Enzim ptialin berfungsi untuk memecah amilum (pati) menjadi maltosa. Enzim tersebut bekerja pada pH netral (6,5-7) yang aktivitasnya dihentikan oleh getah lambung yang bersifat asam. Melindungi selaput mulut terhadap suhu panas (dingin) dan kondisi asam (basa). 3. Faring Faring adalah bagian yang pendek tempat pertemuan jalur makanan dan udara. 4. Kerongkongan (esophagus) Kerongkongan merupakan sebuah tabung lurus, berotot dan berdinding tebal yang berfungsi untuk menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. 5. Lambung Lambung biasanya berupa kantung berbentuk huruf J yang berfungsi untuk menyimpan makanan, mengaduk makanan, mempersiapkan proses hidrolisis enzimatik protein. 6. Usus halus Usus halus dibagi menjadi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong) dan ileum (usus penyerapan). 7. Hati Fungsi hati salah satunya adalah menghasilkan empedu (bilus). Empedu Kantong empedu menempel di hati, sebagai tempat menampung cairan empedu. Empedu dihasilkan dari perombakan sel darah merah yang tua atau rusak oleh hati. Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa pencernaan berwarna kekuningan. . Empedu berfungsi untuk memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi . Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi Empedu yang dihasilkan hati tidak secara langsung mesuk ke dalam usus karena sfingter pada ujung saluran empedu tertutup hingga makanan masuk ke dalam usus. Apabila makanan telah masuk kontraksi dinding-dinding kantong empedu menyebabkan keluarnya empedu. Pengeluaran empedu dari kantong empedu diatur oleh hormone kolesistokenin yang terdapat pada dinding 12 jari 8. Pankreas Pankreas memiliki 3 fungsi yaitu sebagai kelenjar eksokrin, endokrin, dan menghasilkan enzim. 9. Usus besar Usus besar memiliki fungsi sebagai tempat penyerapan air, tempat sintesis vitamin B kompleks, dan alat ekskresi logam berat besi dan kalsium. 10. Anus Anus adalah bagian dari saluran pencernaan terakhir yang menghubungkan rektrum dengan dunia luar D. Hasil Percobaan Terlampir E. Pembahasan Air liur (saliva) disekresi oleh tiga pasang kelenjar besar yaitu parotis, submaksilaris dan sublingualis. Air liur parotis merupakan cairan hipotonis yang sangat encer dengan konsentrasi zat padat yang rendah; air liur submaksilaris dapat kental maupun encer tergantung pada rangsang simpatis atau parasimpatisan; air liur sublingualis mengandung banyak musim. Selain itu air liur juga disekresi oleh beberapa kelenjar kecil dalam mukosa mulut seperti labialis, lingualis, bukal dan palatal. Sekresi air liur dari kelenjar ke dalam mulut dapat disebabkan oleh rangsangan lokal dalam mulut atau oleh perangsangan pusat akibat rangsang psikis atau somatic. F. Kesimpulan Larutan amilum akan berubah warna menjadi kehitam-hitaman karena larutan lugol berguna untuk medeteksi adanya zat pati ditandai dengan perubahan warna menjadi biru kehitam-hitaman. Larutan gula akan bereaksi dengan larutan benedict karena larutan benedict digunakan untuk mendeteksi adanya glukosa pada sampel, positif ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi orange kehijauan setelah dipanaskan. Peran dari enzim ptialin adalah mengubah amilum/pati menjadi maltose ini dibuktikan ketika larutan amilum dicampur dengan air ludah kemudian diaduk-aduk dan ditambah dengan larutan benedict warnanya berubah menjadi hijau muda, sedangkan empedu berguna untuk mengemulsikan lemak. Atau mengubah lemak menjadi asam lemak. Dan juga empedu bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan ph dari hasil pencernaan lambung yang bersifat asam. G. Daftar Pustaka Maryati, Sri. 2000. Sistem Pencernaan Makanan. Erlangga: Jakarta. Pariadi, Arif, Tri Silawati. Mei 2006.Sains Biologi SMA kelas XI. Yudistira: Jakarta Timur. H. Lampiran Dari praktikum pertama yang telah kami lakukan tentang enzim ptialin dalam proses pencernaan makanan, diperoleh data sebagai berikut: 1. Tabung A diisi larutan amilum sebanyak 2,5 cc yang berwarna putih keruh dicampur dengan 2 tetes larutan lugol yang berwwarna kuning. Maka warna larutan tersebut berubah menjadi biru kehitam-hitaman. Tabung A tersebut tidak dipanaskan. 2. Tabung B diisi denganlarutan gulla yang berwarna bening sebanyak 2,5 cc dicampur dengan larutan lugol yang berwarna kuning sebanyak 2 tetes. Maka warna pada larutan tersebut berubah menjadi kuning keemasan. Tabung B tersebut tidak di panaskan. 3. Tabung C diisi dengan larutan amilum yang berwarna putih keruh sebanyak 2,5 cc dicampur dengan larutan Benedict yang berwarna biru sebanyak 2,5 cc. Pada saat tabung tidak dipanaskan larutan berubah warna menjadi biru, jika tabung dipanaskan maka larutan tersebut tetap berwarna biru. 4. Tabung D diisi dengan larutan gula yang berwarna bening sebanyak 2,5 cc dicampur dengan larutan benedict yang berwarna biru sebanyak 2,5 cc. pada saat larutan tersebut tidak dipanaskan larutan tersebut berwarna biru, jika larutan tersebut dipanaskan larutan tersebut berbah menjadi hijau kecoklatan. 5. Tabung E diisi dengan larutan amilum yang berwarna putih keruh sebanyak 2,5 cc dicampur dengan air ludah sebanyak 2,5 cc, keduannya itu diaduk selama 5 menit dan setelah itu dicampur dengan larutan Benedict sebanyak 2,5 cc yang berwarna biru. larutan tersebut jika tidak dipanaskan warnanya berbah menjadi biru keputih-putihan, apabila larutan tersebut dipanaskan maka warna berubah menjadi hijau muda. Dari praktikum kedua yang sudah kami lakukan yaitu pengujian peran empedu dalam proses pencernaan makanan, telah diperoleh data sebagai berikut: 1. Tabung A diisi dengan larutan minyak yang berwarna kuning sebanyak 2,5 cc ditambah dengan air sebanyak 5 cc, maka kedua larutan tersebut tidak menyatu setelah dicampur karena masa jenis air lebih besar daripada masa jenis minyak. 2. Tabung B diisi larutan minyak yang berwana kuning sebanyak 2,5 cc ditambah dengan larutan sabun yang berwarna putih keruh sebanyak 2,5 cc. kemudian larutan tersebut diaduk selama 2 menit, maka larutan tersebut menyatu bahkan larutan tersebut tetap menyatu setelah dicampur dengan air sebanyak 5 cc. 3. Tabung C diisi larutan minyak yang berwarna kuning sebanyak 2,5 cc ditambah dengan ekstrak empedu ayam yang berwarna hijau tua sebanyak 2,5 cc dan diaduk selama 2 menit. Maka larutan minyak lama kelamaan menghilang dan menyatu dengan ekstrak empedu bahkan setelah ditambah dengan air sebanyak 5 cc larutan tersebut tetap menyatu. Tabel Percobaan Enzim Ptialin Tabung A Isi 2,5 cc larutan amilum + 2 tetes lugol 2,5 cc larutan gula + 2 tetes lugol 2,5 cc larutan amilum + 2 tetes larutan Benedict 2,5 cc larutan gula + 2 tetes larutan Benedict 2,5 cc larutan amilum + 2 tetes larutan Benedict B C D E Hasil pengamatan Tidak dipanaskan Biru kehitaman Di panaskan - Kuning keemasan - Biru Biru Biru Hijau kecoklatan Biru keputihputihan Hijau muda Tabel Percobaan Empedu Tabung A B Isi 2,5 cc minyak + 5 cc air 2,5 cc minyak + 2,5cc air sabun (kedua larutan tersebut diaduk selama 2 menit) + 5 cc air Hasil Tidak menyatu Saat diaduk larutan air sabun dengan minyak menyatu, setelah ditambah airpun larutan tersebut tetap menyatu C 2,5 cc minyak + 2,5cc empedu (kedua larutan tersebut diaduk selama 2 menit) + 5 cc air Saat diaduk minyak dengan empedu menyatu, setelah ditambah airpun larutan tersebut tetap menyatu