PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARING (CTL) Tya Rahmawati [email protected] Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Judul Skripsi ini adalah “ Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Metode Contextual Teaching and Learning (CTL)” pada siswa kelas X. Penelitian ini mencangkup kegiatan menulis puisi dengan menggunakan metode CTL. Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Metode Contextual Teaching and Learning(CTL) adalah konsep pembelajaran yang setiap materi atau topik pembelajarannya memiliki keterkaitan dengan kehidupan nyata. Keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di sekolah menengah atas, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik. Mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya ditunjukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain penerapan model, metode dan media yang tepat juga yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses pembelajaran terhadap siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan variabel pretest dan postest yaitu dengan membandingkan hasil pretest dan postest. Data yang diperoleh untuk penelitian ini yaitu hasil tulisan siswa berupa puisi yang bertemakan “Alam”, setelah itu data tersebut diolah untuk mengetahui perbedaan nilai rata – rata data pretest dan postest. Data hasil penilaian pretes, diperoleh nilai rata – rata siswa 61,7, sedangkan pada nilai postes diperoleh nilai rata – rata siswa 80,3. Maka terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretes dan postes. Analisis hasil pretes dan postes menunjukan bahwa siswa menyukai metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran menulis puisi. Karena proses pembelajarannya mudah dipahami oleh siswa. Kata kunci: Contextual Teaching and Learning (CTL), metode deskriptif PENDAHULUAN Keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di sekolah menengah atas, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik. Mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya ditunjukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain penerapan model, metode dan media yang tepat juga yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses pembelajaran terhadap siswa. Dengan melihat masalah yang ada, maka dalam penelitian ini akan diterapkan strategi pembelajaran kontekstual dengan mengaplikasikan situasi dunia nyata atau kingkrit dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi menulis puisi. Pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa kreatif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata (Rusman, 2010 : 187). Menurut Nurhandi (Dalam Rusman, 2010 : 189) berpendapat bahwa, pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran ini lebih menitikberatkan kepada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan masalah – masalah tertentu secara individu maupun kelompok. Pembelajaran dengan CTL akan memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan karena proses pembelajarannya dilakukan secara alamiah dan kemudian siswa, dapat mempraktikannya secara langsung berbagai materi yang dipelajarinya. Pembelajaran CTL mendorong peserta didik memahami hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajin dan senantiasa belajar. KAJIAN TEORI DAN METODE 1. Kajian Teori 1.1 Pembelajaran Menurut (Rusman, 2010:1) mengungkapkan bahwa, Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sudjana (Dalam Rusman, 2010:1) belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semuan situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Menurut Joyce & Weil (Dalam Rusman, 2010:2) model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan prinsip atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Para ahli menyusun model-model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sistem, atau teori-teori lain. Dari pendapat-pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, pembelajaran yaitu suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswa, guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. 1.2 Menulis Menurut Tarigan (2008:22) berpendapat bahwa, menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Menurut Tarigan (2008:22) menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuankesatuan ekspresi bahasa. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menurut D’Angelo (Dalam Tarigan, 2008:23) menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu dari tugas-tugas terpenting penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsipprinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting diantara prinsip-prinsip yang dimaksudkan adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat: belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu. Tarigan (2008:3) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menurut Morsye (Dalam Tarigan, 2008:4) menulis dipergunakan, melaporkan/memberitahukan, memengaruhi, dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian katakata, dan struktur kalimat. Jadi kesimpulan diatas pengertian menulis diatas adalah upaya menurunkan atau melukiskan lambang-lambang suatu bahasa yang mudah dipahami oleh seseorang. 1.3 Puisi Menurut (Suhendar dan Supinah, 1993 : 152) mengatakan bahwa, Puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Menurut ( Erwan Juhara, 2008 : 2 ) mengatakan bahwa, puisi yaitu Jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus. Pradopo (2009:7) puisi merupakan ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra ke dalam susunan yang berirama. Tambahnya lagi puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting diubah dalam wujud paling berkesan. Dan menurut Waluyo (1995 : 25) mendefinisikan puisi sebagai bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua bahasa yakni dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Menurut pendapat-pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang bentuknya ditata dengan cermat, dengan menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi sehingga membangkitkan tanggapan khusus melalui bunyi, irama, dan makna khusus. 1.4 Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Rusman (2010 : 187) CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkannya bisa dilakukan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari secara langsung terkait dengan kondisi faktual, juga disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media, dan lain sebagainya. Menurut Nurhadi (Dalam Rusman 2011 : 189) pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilkinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebgai anggota keluarga dan masyarakat. Menurut Elaine B. Johnson, Ph.D (2011 : 65) CTL adalah sebuah sistem yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan menghasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara terpisah. Seperti halnya biola, cello, klarinet, dan alat musik lain di dalam sebuah orkestra yang menghasilkan bunyi yang berbeda-beda yang secara bersama-sama menghasilkan musik, demikian dengan bagian-bagian CTL yang terpisah melibatkan proses-proses yang berbeda, yang ketika digunakan secara bersamasama, memampukan para siswa membuat hubungan yang menghasilkan makna. 2. Metode Menurut Sugiono (2010:1) secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode dekriptif yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap kualitas belajarmengajar, kemudian menganalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya terhadap prestasi. (Arikunto, 2010:151) Sementara itu, Narbuko dan Achmadi (2009:44) mengemukakan penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah sekarang berdasarkan data-data. Adapun ciri-ciri dari penelitian deskriptif menurut Narbuko dan Achmadi (2009:44) yaitu: a. pada umumnya bersifat menyajikan potret keadaan yang bisa mengajukan hipotesis atau tidak. b. meracang cara-cara pendekatannya, hal ini meliputi macam datanya, penentuan samplenya, penentuan c. d. 1. 2. 3. a. b. c. metode pengumpulan datanya, melatih para tenaga lapangan dan sebagainya. mengumpulkan data. menyusun laporan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Metode Deskriptif. Alasan pemilihan metode tersebut dalam penelitian ini sebagai berikut. Masalah yang diteliti masalah yang terjadi. Yang menjadi sasaran penelitian adalah pemahaman subjek penelitian terhadap masalah yang sedang diuji. Subjek penelitian secara aktif ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan penelitian. Teknik penelitian yang penulis gunakan yaitu teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan diantaranya adalah. Studi Kepustakaan Sebelum penelitian penulis mengumpulkan teori-teori dari buku yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Buku-buku referensi ini, digunakan untuk menunjang dan memperkuat hasil penelitian yang akan dilakukan penulis. Observasi Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi dengan kegiatan pemuatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh indra menurut Arikunto (2010:199). Dalam hal ini, penulis mengadakan kunjungan langsung terhadap objek yang akan diteliti, karena mengingat ada beberapa hal yang perlu diketahui secara langsung dari objek penelitian, terutama mengenai kondisi objektif siswa di kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi. Teknik Test Arikunto (2010:193), test adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Adapun test yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes menulis puisi, yang terdiri dari pretes (tes awal) dan postes (tes akhir). Pretes yaitu tes yang diberikan sebelum pembelajaran dimulai, bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis puisi sebelum menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Sedangkan, postes yaitu tes yang diberikan setelah pembelajaran diberikan, bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dalam menulis puisi setelah menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Dalam pengolahan data, penulis memperoleh data melalui tahap-tahap pengumpulan, yang selanjutnya mengolah data tersebut melalui langkahlangkah sebagai berikut. a. Menginventarisasi dan menyeleksi data pretes dan postes b. Menjumlahkan skor siswa dari setiap aspek yang dinilai yaitu tema, diksi, imaji, majas, dan rima. c. Jumlah skor mentah diubah menjadi nilai dengan skala 100 dengan cara menjumlahkan skor siswa kemudian dibagi dengan skor total ideal, lalu dikali 100. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan rumus. ππππ πππ π€π Nilai = ππππ πππ‘ππ πΌππππ x 100 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest (tes awal) dan postest (tes akhir) terhadap siswa. yang termasuk kategori baik dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 45 yang termasuk kategori kurang. Sementara itu, pada tahap postes nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 yang termasuk kategori sangat baik dan nilai terendah adalah 70 yang termasuk kategori cukup. b. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) sudah efektif digunakan dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada siswa kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi. Ini terbukti dengan kenaikan nilai rata – rata kelas. Pada tahap pretes nilai rata – rata kelas sebesar 61,7 yang termasuk kategori cukup. Sedangkan, pada tahap postes nilai rata – rata kelas sebesar 80,3 yang termasuk kategori baik. DAFTAR PUSTAKA HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek yang dinilai dalam tes menulis puisi yaitu tema, diksi, imaji, majas, dan rima. Berdasarkan data hasil tes awal, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 75 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 45. Dari 15 siswa yang memperoleh nilai 75 berjumlah 2 siswa, yang memperoleh nilai 70 berjumlah 2 siswa, yang memperoleh nilai 65 berjumlah 4 siswa, yang memperoleh nilai 60 berjumlah 1 siswa, yang memperoleh nilai 55 berjumlah 1 siswa, yang memperoleh nilai 50 berjumlah 3 siswa, yang memeperoleh nilai 45 berjumlah 7 siswa. Berdasarkan data hasil tes akhir, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 70. Dari 15 siswa yang memperoleh nilai 90 berjumlah 3 siswa, yang memperoleh nilai 85 berjumlah 3 siswa, yang memperoleh nilai 80 berjumlah 3 siswa, yang memperoleh nilai 75 berjumlah 4 siswa, yang memperoleh nilai 70 berjumlah 2 siswa. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata – rata pada tahap pretes adalah 61,7 yang termasuk kategori cukup, sedangkan nilai rata – rata pada tahap postes adalah 80,3 yang termasuk kategori baik. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan mengenai Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas X di SMA Pasundan 1 Cimahi tahun 2012 – 2013 maka penulis mengemukakan simpulan sebagai berikut. a. Hasil penelitian dan analisis data menunjukan, bahwa siswa kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi mampu menulis puisi dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Hal ini dapat terlihat dari hasil tes menulis puisi. Pada tahap pretes nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 75 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta Elaine B. Johnson, Ph.D, 2011. Contextual Teaching And Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengasyikkan Dan Bermakna.Bandung: Kaifa. Erwan Juhara, 2008. 20 Cara jitu Mengarang Puisi. Majalengka: Nuansa. Narbuko, Cholid dan Abu achmadi, 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara. Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta:Gajah Mada University. Rusman, 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Suhendar, M.E dan Pien Supinah. 1993. Pendekatan Teori Sejarah & Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Pioner Jaya. Sugiyono, 2011 Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga