MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL) (Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X Albasyariah Kabupaten Bandung) JURNAL diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pendididkan Oleh Rizky Agustian Anthony 09210145 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SISLIWANGI BANDUNG 2013 PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Rizky Agustian Anthony 092.10.145 [email protected] Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Permasalahan pokok yang terjadi dalam penelitian ini adalah menulis Puisi dengan menggunakan metode contextual teaching and learning. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode . Beberapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah keterampilan menulis Puisi sebelum tindakan perbaikan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL), Apakah melalui penerapan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) keterampilan menulis puisi meningkat. Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini adalah Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar menulis Puisi tahun pelajaran 2012/2013 setelah menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh hasil menulis Puisi dan penulis mengambil sampel siswa yang berjumlah 22 orang siswa yang terdiri atas 8 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Setelah melakukan penelitian diperoleh hasil pembelajaran dari hasil pretes diperoleh nilai rata-rata 5,75 (lima koma tujuh lima), dan dari hasil postes doperoleh nilai rata-rata7,43 (tujuh koma empat tiga). Dengan hasil ini,maka terlihat adanya peningkatan hasil pembelajaran dan dengan data ini,maka hipotesis yang penulis kemukakan terjawab. Hasil akhir dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran menulis Puisi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif digunakan. Kata Kunci: Contextual Teaching and Learning, Menulis Puisi. PENDAHULUAN Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang serta meningkatnya kemampuan siswa, situasi, kondisi lingkungan, pengaruh informasi maupun kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi. Permasalahan pendidikan terjadi dalam semua mata pelajaran tidak terkecuali pembelajaran bahasa Indonesia. Permasalahan pendidikan terkait dengan peningkatan kemampuan berkomunikasi siswa. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi. Nazar (2006: 2) mengatakan “bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi untuk menyebarluaskan informasi tentang kegiatan ilmiah dalam berbagai bidang ilmu, baik ilmu-ilmu sosial, kemanuasiaan, sains, maupun teknologi”. Kemampuan dikembangkan dalam pembelajaran bahasa adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, serta mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, maupun penggunaan. Salah satu tujuan pengajaran bahasa Indonesia secara umum adalah agar siswa memiliki disiplin dalam berpikir serta berbahasa. Kebiasaan seseorang berpikir logis akan sangat membantu dalam pengajaran bahasa Indonesia. Tarigan (2008: 1) mengatakan ”dalam pengajaran bahasa dikenal adanya empat keterampilan berbahasa yang perlu dicapai siswa, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, serta keterampilan menulis”. Tarigan (2008: 22) mengatakan “menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu”. Dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan urgensitas kegiatan menulis. Pada pembelajaran menulis puisi kali ini saya sebagai penulis mencoba menggunakan pendekatan kontekstual. Karena pendekatan kontekstual dapat diterapkan dalam mata pelajaran apa saja tidak terkecuali pada pembelajaran menulis. Kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu para guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu hasil pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kepada siswa proses pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Berdasarkan hal tersebut, penulis mengangkat judul pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode contextual teaching and learning (CTL). KAJIAN TEORI DAN METODE 1. Kajian Teori 1.1 Pengertian Pembelajaran Knirk dan Gustafson (2005) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirangcang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Dimyati dan Mudjiono (2005) menjabarkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menyenangkan pada penyediaan sumber belajar. Dari pembahasan pengertian pembelajaran diatas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabi’at, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 1.2 Menulis Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adlah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Di berikut ini akan di jelaskan satu persatu dan Menulis merupakan cara berinteraksi dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Harmer (2002:92) yang menyatakan bahwa munulis adalah suatu cara berinteraksi sosial dengan orang lain,dan kita menulis untuk menyampaikan sesuatu kepada seseorang dengan tujuan tertentu dengan kata lain,kita menulis menyelesaikan sesuatu pada seseorang dengan tujuan tertentu dengan kata lain, kita menulis untuk menyelesaikan sesuatu hal ini didukung oleh syamsudin (1994). Menulis adalah slah satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung antara mereka. Mengenai hakikat menulis harusnya lebih dalam lagi, dengan menyatakan bahwa wujud pengutaraan secara tesusun dengan mempergunakan bahasa disebut karangan. Jadi karangan adalah susunan bahasa sebagai pengutaraan pikiran, perasaan, pendirian, khayalan, kehendak, keyakinan dan pengalaman kita (1978:1). Simpulan dari beberapa pendapat diatas bahwa menulis adalah kegiatan berkomunikasi atau interaksi dengan bahasa tulisan dengantujuan mengutarakan pikiran, perasaan,pendirian, khayalan, kehendak, keyakinan dan pengalaman dengan memperhatikan aturan-aturan dan konvensi yang berlaku. 1.3 Puisi Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa yunani berasal dari poasis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa inggris, padanan kata puisi ini adalah poerty yang erat dengan –poet dan –poem. Mengetahui kata poet, Coulter (dalam Taringan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampirhampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menembak kebenaran yang tersembunyi Menurut Djago Tarigan (1981:11) puisi adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan puisi. Sedangkan menurut Ramlan (1993:1) menyatakan bahwa puisi dapat dijelaskan sebagai bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi pengendalinya. dengan ide pokok sebagai 1.4 Pendekatan contextual teaching and learning (CTL) Sampai saat ini, pendidikan di indonesia masih di dominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai utama pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Sehingga sering mengabaikan pengetahuan awal siswa. Untuk itu perlukan suatu pendekatan belajar yang memberdayakan siswa. Salah satu pendekatan yang memberdayakan siswa. Salah satu pendekatan yang memberdayakan siswa adalah pendekatan kontektual (CTL) CTL di kembangkan oleh the Washington State Concortium for Contextual Teacing and Learning, yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan kepada guru-guru dari enam propinsi di indonesia untuk belajar pendekatan kontektual di amerika serikat, melalui Direktorat SLTP Depdiknas Pendekatan kontektual atau Contextual Teacing and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkanan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang di milikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001) dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya. Tugas guru dalam pembelajaran kontektual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Guru hanya mengelola kelas sebagai sebuah tim yangbekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih di warnai Student centered dari pada teacher centered. Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan bebrapa hal sebagai berikut: 1) Mengkaji konsep atau teori yang akan di pelajari oleh siswa. 2) Memahami latar belakang dan pengelaman hidup hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama. 3) mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaitkan dengan konsep atau teori yang akan di bahas dalam pembelajaran kontekstual. 4) merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang di pelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang di miliki siswa dan lingkungan hidup mereka. 5) melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana siswa hasilnya nanti di jadikan bahan refleksi terhadap rencana pembelajaran dan pelaksanaanya dan Contextual teaching and learning (CTL) adalah sistem pembelajaranyang cocok dengan otak, untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan seharihari peserta didik. CTL disebut pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membantu hubungan antara pengetahuan yang dimilinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Langkah-langkah pembelajaran kontekstual dalam menulis puisi yaitu sebagai berikut: a. Menulis puisi dilakukan melalui proses yang dilaksanakan pada tahap-tahap tertentu secara runtun.(konstruktivisme). b. Pengembangan ide atau pengetahuan/pengalaman yang dimilikinya (inkuiri). c. Tanya jawab (Questioning). d. Kerja sama antar siswa dalam kelompok belajar (masyarakat belajar). e. Menulis puisi dilakukan dengan memperhatikan model atau contoh yang diberikan guru (pemodelan). f. Melakukan refleksi pada setiap proses menulis puisi mulai dari tahap penetapan topik sampai kegiatan revisi atau perbaikan (refleksi). g. Menilai kemampuan menulis puisi (antar siswa) dan kemampuan sendiri secara objektif (penilaian autentik). 2. Metode Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode deskriptif “karena apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak dan sejauh mana, dan sebagaimana maka penelitian ini bersipat deskriptif yaitu menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa” (Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (1998:25). Adapun teknik pengumpulan data yang penulis dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan Yaitu suatu metode penelitian dengan cara menghimpun sejumlah data melalui usaha mempelajari bahan-bahan bacaan atau buku-buku yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang dibahas dalam skripsi ini. Studi kepustakaan ini melalui cara sebagai berikut: a) Studi literatur Studi literatur digunakan untuk mengumpulkan teori-teori dan informasi yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang sedang diteliti. b) Studi dokumentasi Data yang diperoleh melalui kajian dokumentasi ini dapat dipandang sebagai narasumber yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Jadi dengan cara studi dokumentasi ini, penulis dapat memperkuat data hasil observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan masalah, tujuan, fungsi dan sebagainya. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan kajian dokumen untuk memperoleh data yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Arikunto (1998:236) menjelaskan bahwa: “metode dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa buku, majalah, ,dan sebagainya.” b. Studi Lapangan Yaitu pengumpulan data dan informasi yang dilakukan secara langsung pada objek yang sedang diteliti yaitu antara lain dengan cara: a) Wawancara Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh informasi dan data yang faktual mengenai peranan guru bahasa indonesia, dengan cara mengajukan pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara melalui kegiatan tanya jawab secara langsung mengenai kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Berkaitan dengan hal ini atas Moleong (2003:135) mengungkapkan bahwa: “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara(interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai(interviewee) yang memberikan jawaban pertanyaan itu.” b) Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara penulis mengadakan pengamat secara langsung terhadap objek yang akan diteliti. Akan lebih baik jika informasi yang diperoleh selama proses observasi semakin banyak dikumpulkan, hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (1996:58) yang menyatakan bahwa: “dalam observasi kita tidak hanya mencatat suatu kejadian atau peristiwa, akan tetapi juga segala sesuatu atau sebanyak mungkin hal-hal yang diduga ada kaitannya” c) Tes Hamdani (2008:155) mengatakan “tes merupakan alat mengukur data berharga dalam penelitian. Tes adalah seperangkat stimuli yang diberikan kepada seseorang dengan maksud mendapatkan jawabanjawaban yang dijadikan penetapan skor angka.” Tes yaitu dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menulis puisi sebelum ataupun sesudah adanya tindakan perbaikan penggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) . HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini penulis menentukan kriteria penilaian berdasarkan: a. Isi gagasan yang dikemukakan/letak kalimat utama b. Organisasi isi c. Diksi d. Gaya pilihan struktur dan kosa kata e. Ejaan dan tanda baca Berikut ini adalah beberapa hasil yang diperoleh pada tes awal: Pada aspek isi gagasan yang dikemukakan/letak kalimat utama yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 59 dengan ratarata 2,68. Pada aspek organisasi isi yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 52 dengan ratarata 2,36. Kemudian, pada aspek diksi yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 27 dengan rata-rata 2,09. Pada aspek gaya pilihan struktur dan kosakata yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 27 dengan rata-rata 2,18 dan pada aspek ejaan dan tanda baca yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 27 dengan rata-rata 2,18. Jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 27 dengan rata-rata 11,5. Sedangkan nilai akhir yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 27 dengan rata-rata 5,75. Berikut ini adalah beberapa hasil yang diperoleh pada tes akhir: Pada aspek isi gagasan yang dikemukakan/letak kalimat utama yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 27 dengan ratarata 3,36. Pada aspek organisasi isi yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 27 dengan ratarata 3,04. Kemudian, pada aspek diksi yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 27 dengan rata-rata 2,86. Pada aspek gaya pilihan struktur dan kosakata yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 61 dengan rata-rata 2,77 dan pada aspek ejaan dan tanda baca yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 27 dengan rata-rata 2,82. Jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 27 dengan rata-rata 14,86. Sedangkan nilai akhir yang didapat dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah 163,5 dengan rata-rata 7,43. SIMPULAN Simpulan ini penulis susun berdasarkan rumusan masalah, hipotesis dan evaluasi yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Adapun simpulan yang dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut: a) Pembelajaran menulis puisi sebelum menggunakan pendekatan kontekstual dengan nilai rata-rata 5,75 maka hipotesis pertama terjawab bahwa pembelajaran menulis puisi sebelum tindakan perbaikan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) tergolong kurang baik. b) Keterampilan menulis siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) mengalami peningkatan.hal ini dapat dilihat dari perbedaan nilai tes awal dan tes akhir, nilai ratarata tes awal adalah 5,75 dan nilai tes akhir adalah 7,43 maka hipotesis kedua adalah pembelajaran menulis puisi setelah tindakan perbaikan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) tergolong baik. c) Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes menulis puisi sebelum dan sesudah menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Hal ini terbukti dari hasil tes awal dengan nilai 5,75 dan hasil dari tes awal dengan nilai 7,43 maka hipotesis yang penulis rumuskan terjawab , bahwa hasil menulis puisi melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menunjukan adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan. DAFTAR PUSTAKA Akhaidah, Sabarti. 2003. pembinaan kemampuan menulis bahasa indonesia. Jakarta: erlangga Arikunto, suharismi. 2006. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahastya Arikunto, Suharismi. 2007. manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Metodelogi Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA kelas XII Program IPA-IPS. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Johnson, Elaine B. 2007 Contextual Teaching and Learning: Menjadikan kegiatan Belajar – Mengajar Mengasyikan dan Bermakna: Mizan Media Utama Tarigan, Djago dan HG Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa Tarigan, Djago. 2009. Membina keterampilan Menulis puisi dan Pengembangannya.bandung: Angkasa.