Laporan Studi Pustaka (KPM 403) EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI DALAM MENDUKUNG PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Oleh R. IRINNE DEVITA ARIANY I34120017 Dosen Pembimbing Dr Ir Pudji Muljono, MSi DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016 ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Studi Pustaka yang berjudul ”Efektivitas Media Komunikasi dalam Mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat” benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari pustaka yang diterbitkan atau tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Laporan Studi Pustaka. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia mempertanggung jawabkan pernyataan ini. Bogor, 11 Januari 2016 R. Irinne Devita Ariany NIM. I34120017 iii ABSTRAK R. IRINNE DEVITA ARIANY. Efektivitas Media Komunikasi dalam Mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat. Di bawah bimbingan PUDJI MULJONO. Efektivitas komunikasi merupakan suatu hal yang penting dalam penyuluhan, karena dapat menentukan keberhasilan program-program yang dijalankan. Komunikasi yang dilakukan penyuluh tersebut tidak terlepas dari adanya berbagai macam media pendukung ataupun kombinasi di antara kedunya. Salah satu media komunikasi yang biasa dipakai adalah media visual dan audio visual, karena media ini mempunyai banyak keunggulan dibanding media komunikasi lainnya. Keunggulan media komunikasi tersebut terbukti dapat meningkatkan efektifitas komunikasi pada penyuluhan yang dapat dilihat dari perubahan aspek kognitif, afektif, dan behavioral. Kata kunci: Media Visual, Media Audio Visual, Sosialisasi ABSTRAK R. IRINNE DEVITA ARIANY. Effectiveness of Communication Media for Supporting Community Empowerment Program. Supervise by PUDJI MULJONO. The effectiveness of communication is an important thing in development extension, because it can determine the success of the programs that run. Communications made by the extension can not be separated from the wide range of supporting media or a combination of these. One of the commonly used medium of communication is visual media and audio- visual media, because it has many advantages over other communication media. This communications media advantage is proven to increase the effectiveness of communication on the development extension which can be seen from the changes of cognitive, affective , and behavioral. Keywords: Visual Media, Audio-Visual Media, Socialization iv EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI DALAM MENDUKUNG PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Oleh R. IRINNE DEVITA ARIANY I34120017 Laporan Studi Pustaka sebagai syarat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Departemen Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016 v LEMBAR PENGESAHAN Dengan ini menyatakan bahwa Studi Pustaka yang ditulis oleh: Nama : R. Irinne Devita Ariany Nomor Mahasiswa : I34120017 Judul : Efektivitas Media Komunikasi dalam Mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat dapat diterima sebagai syarat kelulusan Mata Kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr Ir Pudji Muljono, MSi NIP: 19621010 198903 1 005 Mengetahui, Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Dr Ir Siti Amanah, MSc NIP: 19670903 199212 2 001 Tanggal Pengesahan : ______________________ vi PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Studi Pustaka berjudul “Efektivitas Media Komunikasi dalam Mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat” ini dengan baik. Laporan Studi Pustaka ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan MK Studi Pustaka (KPM 403) pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Pudji Muljono, MSi sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga penyelesaian laporan studi pustaka ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan terimakasih kepada orang tua tercinta Bapak R. Dadeng Maulana dan Ibu Een Lusmanawati yang selalu mendoakan dan senantiasa melimpahkan kasih sayangnya kepada penulis, serta Delvi Andrizal atas dukungan dan semangatnya. Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada sahabat dan teman-teman SKPM 49, pengurus dan pimpinan BEM FEMA Kabinet Terasa Manis terutama departemen Kominfo, Sahabat Sekret, teman-teman satu bimbingan Fitri Zakiyah dan Siti Hoelilah serta semua pihak yang telah memberi dukungan kepada penulis. Semoga Laporan Studi Pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, 11 Januari 2016 R. Irinne Devita Ariany NIM. I34120017 vii viii DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2 Metode Penulisan ................................................................................................. 2 RINGKASAN PUSTAKA ...................................................................................... 3 Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan Visual Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Penyakit Chikungunya pada Siswa SMAN 1 Ciampea ............................................................................................ 3 Pengaruh Desain Pesan Video Instruksional Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani Tentang Pupuk Agrodyke ................................................ 4 Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran .................................................................... 6 Perbandingan Efektivitas Media Cetak (Folder dan Poster-Kalender) dan Penyajian Tanaman Zodia terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat ... 6 Efektifitas Penggunaan Media Poster Untuk Mengenalkan Pakaian Daerah Bagi Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Al Hidayah Padang .......................... 8 Efektivitas Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan Pengenalan Alat Musik Daerah pada Pembelajaran IPS bagi Anak Tunagrahita Ringan di SDLB 20 Kota Solok .................................................................................... 9 Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat serta Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Sekolah Lanjutan Atas, di Kabupaten Mandailing Natal ................................................................................................................. 10 Efektivitas Media Audio Visual (Video) terhadap Tingkat Pengetahuan Petani Ternak Sapi Perah Tentang Kualitas Susu di Desa Indrokilo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang ............................................ 11 Efektivitas Komunikasi dalam Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya di Desa Binaan IPB.............................................................................................. 12 Efektifitas Penyuluhan pada PT. TAKII SEED terhadap Petani Kool di Desa Pikatan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar .................................. 14 RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN ................................................................. 17 KESIMPULAN ........................................................................................................ 19 Hasil Analisis dan Sintesis ................................................................................... 19 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi....................................... 19 Usulan Kerangka Analisis .................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 21 RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. 23 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak, yaitu mencapai 245.862.034 jiwa. Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang banyak tidak dapat menghindari timbulnya kemiskinan. Merujuk data dari Biro Pusat Statistik (BPS), pada bulan Maret 2015, jumlah penduduk miskin 1 di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen). Dari jumlah penduduk miskin tersebut, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan sebesar 14,21 persen pada Maret 2015. Kemiskinan merupakan masalah sosial yang sangat serius dan diperlukan penanganan dari akar masalahnya. Permasalahan ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, di antaranya keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga, integritas sosial, ketertiban, keamanan, pertumbuhan ekonomi hingga menghambat pembangungan. Hal itu mendesak pemerintah agar melakukan berbagai macam upaya untuk menekan jumlah kemiskinan di Indonesia, khususnya di wilyah pedesaan. Salah satu upayanya yaitu dengan membuat program-program pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut didukung dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. Dalam Permendagri tersebut, disebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui gerakan PKK yang sasarannya adalah keluarga di perdesaan dan perkotaan. Selain itu, terdapat juga Undang-Undang Republik Indonesia nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pembudidaya Ikan Kecil. Kedua kebijakan tersebut menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat khususnya untuk masyarakat kecil di perdesaan sangat penting dilakukan. Namun proses pemberdayaan ini hanya bisa sukses jika warganya ikut berpartisipasi dan menjadi bagian dari penggerak, bukan hanya penerima manfaat. Maka para fasilitator dalam program pemberdayaan memerlukan upaya untuk menarik perhatian masyarakat yang menjadi sasaran pemberdayaan agar mereka antusias untuk berpartisipasi didalamnya. Untuk itu, diperlukan suatu komunikasi yang persuasif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat agar pemberdayaan tersebut dapat berhasil. Salah satu cara menarik perhatian masyarakat adalah dengan menggunakan media komunikasi yang kreatif. Pada zaman yang serba digital ini, penyuluhan berupa narasi dari penyuluh atau fasilitator saja tidak cukup. Penyuluh atau fasilitator memerlukan alat bantu berupa media sebagai pendukung penyuluhan mereka. Salah satunya dengan menggunakan media cetak ataupun elektronik. Media cetak (visual) yang biasa digunakan untuk membantu penyuluhan ini adalah booklet berisi materi penyuluhan. Materi tersebut dibuat menggunakan elemenelemen design grafis agar dapat menarik dan diingat lebih lama. Selain itu, keunggulan menggunakan media cetak ini adalah dapat disimpan dan bisa dilihat kembali sewaktuwaktu jika dibutuhkan. Seiring berkembangnya zaman, kini media elektronik (audio visual) juga mengambil perhatian publik. Media yang biasa digunakan penyuluh adalah video yang dikemas dalam kepingan CD. Perpaduan antara narasi dan visual (realistik maupun 1 penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan 2 grafis) dapat menarik perhatian masyarakat dan tentunya mampu diingat lebih lama. Selain itu, keunggulan lainnya adalah pesan dapat disimpan dan bisa dilihat kembali saat dibutuhkan. Dari situasi tersebut, menarik untuk mengkaji bagaimana efektivitas media komunikasi dalam mendukung program pemberdayaan masyarakat. Tujuan Penulisan Penulisan studi pustaka ini bertujuan untuk menganalisis dan mensitesis efektivitas media komunikasi visual dan audio visual pada perubahan perilaku masyarakat dari adanya suatu sosialisasi program. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan studi pustaka ini adalah meringkas, menganalisis, dan menyimpulkan berbagai macam artikel ilmiah, baik jurnal, skripsi, thesis, buku kompilasi penelitian dan sebagainya, yang berkaitan dengan tema studi pustaka yaitu “Efektivitas Media Komunikasi dalam Mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat”. Hasil ringkasan ini akan digunakan sebagai landasan teori dan konsep mengenai strategi komunikasi dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. Studi pustaka ini terdiri dari Bab I yang berisi Pendahuluan; Bab II berisikan ikhtisar atau ringkasan dari literatur-literatur yang berkaitan dengan judul dari studi pustaka; Bab III berisikan analisis dan sintesis mengenai literatur-literatur yang sudah diringkas dan disesuaikan dengan judul dari studi pustaka dan permasalahan yang akan diangkat; dan Bab IV berisikan kesimpulan beserta kerangka pemikiran dan perumusan masalah dari analisis dan pembahasan literatur-literatur yang sudah diringkas mengenai berbagai hal tentang efektivitas penggunaan media komunikasi baik itu media visual maupun audio visual dalam program pembangunan (pendidikan, penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat). 3 RINGKASAN PUSTAKA Ringkasan 1 Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Alamat URL Tanggal Akses : Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan Visual Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Penyakit Chikungunya pada Siswa SMAN 1 Ciampea : 2008 : Jurnal Komunikasi Pembangunan : Elektronik : M. Alif , S.H. Nasution , F. Rohadji : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalkmp/article/ view/5656/4287 : 12 Oktober 2015, 12.40 WIB Semakin banyaknya media yang tersedia pada era digital saat ini membuat para perencana semakin rumit mempertimbangkan penetapan dan penggunaan media komunikasi yang tepat untuk membantu mendiseminasikan informasi. Salah satu media yang potensial adalah menggunakan video. Perpaduan unsur audio dan visual pada medium video memungkinkan aspek bahasa dan bentuk pesan visual menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam, sehingga diharapkan natinya akan diperoleh suatu desain pesan medium video yang efektif. Isu tentang penyakit Chikungunya juga sedang sangat gencar diberitakan di berbagai media, namun masih banyak anggota masyarakat yang terserang penyakit tersebut sehingga perlu dilakukan program komunikasi untuk mendiseminasikan cara penularan, pencegahan dan penanggulangannya. Jurnal ini menggunakan unit eksperimen yang melibatkan siswa kelas X SMAN 1 Ciampea, dengan jumlah responden sebanyak 80 siswa, yang dibagi menjadi kelas X1 dan X2. Penelitian tersebut dirancang denga metode “Quasi Eksperimental” menggunakan desain faktorial 2 x 2 yang mempunyai dua peubah bebas. Penulis melakukan 4 perlakuan kepada 4 kelompok perlakuan, yaitu visual realistik dengan Bahasa Indonesia (RI), visual realistik dengan Bahasa Sunda (RS), visual diam dengan Bahasa Indonesia (DI), dan visual diam dengan Bahasa Sunda (DS). Penulis menemukan bahwa pengetahuan awal keempat kelompok siswa terhadap penyakit Chikungunya dikategorikan rendah. Hal itu diukur saat responden belum menonton video (pre test). Setelah diberikan perlakuan, hasil post test antara keempat kelompok tidak berbeda jauh, hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh di antara keempat perlakuan terhadap peningkatan pengetahuan responden. Penulis menggunakan uji dua sampel berpasangan untuk menguji hasil pre test dan post test untuk mengetahui apakah hasilnya berbeda nyata. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat nyata dari penggunaan video dalam proses penyampaian pesan. Baik itu penggunaan bahasa narasi Indonesia maupun Sunda, dan bentuk pesan visual realistik maupun diam, dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang penyakit Chikungunya. Kemudian hasil selanjutnya adalah penggunaan Bahasa Narasi Sunda dan Bahasa Narasi Indonesia pada medium video tidak berbeda jauh pengaruhnya terhadap peningkatan pengetahuan siswa, dikarenakan frekuensi keterdedahan siswa akan media 4 terbilang tinggi, selain itu keengganan siswa mempergunakan Bahasa Sunda merupakan salah satu faktor yang dominan. Begitupun dengan penggunaan jenis pesan visual realistik dan visual diam pada medium video tidak ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya terhadap peningkatan pengetahuan, hal ini dikarenakan tingkat kepemilikan media massa dan frekuensi keterdedahan siswa akan media terbilang tinggi, selain itu proses pengambilan gambar diam dilakukan dengan capturing langsung dari video realistik, dan adanya narator (narasi) didalamnya. Pada keempat kombinasi pada medium video tersebut, penulis tidak menemukan adanya perbedaan yang nyata di antara keempatnya terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang Chikungunya. Tetapi kombinasi visual realistik dengan Bahasa Narasi Indonesia menunjukan skor peningkatan pengetahuan yang lebih tinggi dibanding kombinasi lainnya. Analisis Penelitian ini menggunakan empat kelompok yang semuanya diberikan perlakuan. Namun tidak terdapat kelompok kontrol yang bisa dijadikan sebagai acuan setelah pre test. Jika menggunakan kelompok kontrol akan menekan terjadinya sumber eror2 pada penelitian. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa media visual realistik (video) mempunyai pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan, karena media audio visual memiliki kelebihan salah satunya adalah dapat diingat lebih lama. Ringkasan 2 Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Alamat URL Tanggal Akses : Pengaruh Desain Pesan Video Instruksional Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani Tentang Pupuk Agrodyke : 2007 : Jurnal Agro Ekonomi : Elektronik : Aida Vitalaya S. Hubeis : pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/JAE%20251a.pdf : 12 Oktober 2015, 14.23 WIB Serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK) menyebabkan produksi kakao di Indonesia menurun. Hasil penelitian pada tahun 2000-2003 di beberapa titik sentra perkebunan kakao di Sulawesi Selatan telah menemukan suatu jenis pupuk sebagai salah satu cara mengatasi hama PBK yang diberi nama pupuk Agrodyke. Dengan adanya temuan ini, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Kabupaten Kolaka mengintroduksi pemakaian Agrodyke kepada kelompok-kelompok tani melalui jaringan komunikasi, seperti penyuluhan tatap muka, demplot, dan media massa. Penulis menemukan temuan sebelumnya yang menyatakan bahwa masyarakat petani Indonesia sudah terbiasa menerima informasi melalui media elektronik, selain media personal dan media cetak. Salah satu media massa yang praktis dan mudah digunakan adalah media video dalam bentuk piringan CD. 2 Sumber-sumber eror: 1) sejarah; 2) kematangan; 3) akibat ujian; 4) perubahan efek peralatan 5 Pada jurnal ini penulis meneliti 60 orang petani kakao yang dipilih secara acak sederhana. Penelitian ini bersifat eksperimen dan penyampaian pesan menggunakan pupuk Agrodyke melalui media video sebagai perlakuan. Penulis menggunakan one group pre and post test design dengan peubah bebas adalah narasi, gambar, materi, waktu, dan musik latar video dan peubah terikat adalah peningkatan pengetahuan petani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan video dan unsur-unsur kemasan pesan dalam video terhadap peningkatan pengetahuan petani tentang penggunaan pupuk agrodyke. Setelah membandingkan pre test (rataan skor=1,46) dan post test (rataan skor=6,06), ditemukan bahwa pengetahuan petani tentang penggunaan pupuk agrodyke meningkat sebesar 4,6 setelah melihat tayangan video. Dari perhitungan paired sample t-Test, terlihat perbedaan yang sangat nyata antara skor pre test dan post test. Sedangkan dari unsur kemasan pesan video, unsur narasi, gambar, materi, dan waktu penayangan video mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap peningkatan pengetahuan petani. Unsur narasi (audio) sangat penting di dalam pengemasan pesan, terutama untuk memperkuat penjelasan pesan visual. Salah satu bentuk atau format penjelasan pesan visual adalah narasi. Sedangkan penyajian pesan narasi yang dilengkapi dengan gambar realistik atau grafis ternyata sangat membantu petani yang rata-rata berpendidikan sekolah dasar di dalam memahami tayangan pesan. Kelemahan visual realistik dalam media video adalah pada penjelasan materi, tetapi keunggulannya adalah dalam hal kejelasan gambar. Selain itu juga terdapat pengaruh dari materi pupuk agrodyke yang disampaikan melalui media video dengan peningkatan pengetahuan petani. Dari segi waktu, tayangan video yang berdurasi 10-15 menit cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan petani. Unsur musik dalam tayangan video tentang penggunaan pupuk agrodyke, secara parsial tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap peningkatan pengetahuan petani. Namun, menurut petani, unsur musik cukup membantu kenyamanan mereka ketika melihat dan menyerap informasi pupuk agrodyke yang ditayangkan di video. Analisis Penelitian ini menjelaskan tentang penggunaan media video sebagai media pembelajaran peningkatkan pengetahuan petani tentang penggunaan pupuk agrodyke adalah efektif yang ditunjukkan dengan skor post-test yang lebih tinggi dari skor pretest. Unsur visual, audio, materi, dan penggunaan waktu dalam penayangan penggunaan pupuk agrodyke melalui video sangat berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan petani yang ditunjukkan oleh skor post-test yang lebih tinggi dari skor pre-test. Unsur visual, audio, materi, dan penggunaan waktu dalam penayangan penggunaan pupuk agrodyke melalui video sangat berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan petani. Menurut petani yang menjadi responden dalam penelitian ini, tayangan video seputar penggunaan pupuk agrodyke, melalui unsur gambar (visual)-nya mampu menjelaskan tahap demi tahap penggunaan pupuk tersebut. Sedangkan perubahan perilaku yang terjadi disini adalah peningkatan pengetahuan petani tentang pupuk agrodyke. Pada bagian desain penelitian, akan lebih menarik jika terdapat dua kelompok eksperimen, satu untuk kelompok yang diberikan perlakuan dan yang lainnya sebagai control group. Adanya control group tersebut bisa menurunkan kemungkinan adanya sumber eror pada eksperimen tersebut. Selain itu, menarik pula untuk diteliti perbedaan pengaruh unsur gambar realistik dan gambar grafis, sehingga kita dapat mengetahui mana yang lebih efektif jika dijadikan media komunikasi. 6 Ringkasan 3 Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Alamat URL Tanggal Akses : Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran : 2009 : Jurnal Agro Ekonomi : Elektronik : Sapto Haryoko : http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/viewFil e/972/781 : 8 Desember 2015, 09.49 WIB Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi banyak menawarkan berbagai kemudahan dalam pembelajaran. Salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran dan diyakini dapat lebih menarik perhatian mahasiswa dalam perkuliahan adalah media audio visual. Melalui audio visual, pembelajaran dapat lebih interaktif dan lebih memungkinkan terjadinya two way traffic dalam proses pembelajaran. Mata kuliah teknik jaringan komputer merupakan mata kuliah yang membutuhkan pemahaman yang mendalam. Untuk itu, model penyampaian materi melalui media audio visual dapat memungkinkan mahasiswa mendapatkan efisiensi pembelajaran. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana keefektifan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika pada mata kuliah teknik jaringan komputer dengan menggunakan model pembelajaran audio visual. Desain penelitian yang dilakukan penulis adalah the pre test – post test control group design. Responden dari penelitian ini berjumlah 33 orang yang dibagi ke dalam dua kelompok yang diambil melalui simple random sampling. Kelompok A mendapatkan perlakuan yaitu penggunaan media audio visual dan kelompok B yang menggunakan media konvensional. Setelah melalui perhitungan hasil pre test dan post test menggunakan statistik deskriptif, pengujian persyaratan analisis, dan dilanjutkan dengan analisis data dengan menggunakan uji-T, diperoleh perbedaan yang signifikan antara kelompok mahasiswa yang diajar audio visual dengan pendekatan konvensional. Dengan adanya hasil pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan media audio visual lebih baik dibanding dengan media konvensional, maka perlu adanya perubahan paradigma dalam proses pengajaran. Perubahan tersebut meliputi variasi model pengajaran, khususnya yang melibatkan audio visual. Analisis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keefektifan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika pada mata kuliah teknik jaringan komputer dengan menggunakan model pembelajaran audio visual. Dalam penelitian ini penulis sudah cukup jelas membuktikan hipotesisnya, di dalamnya juga dipaparkan cara menghitung analisis data. Penulis juga sudah menggunakan desain penelitian yang mempunyai control group di dalamnya. Adanya control group ini diharapkan dapat mengurangi adanya kemungkinan sumber eror yang muncul pada hasil post test. Ringkasan 4 Judul : Perbandingan Efektivitas Media Cetak (Folder 7 Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Alamat URL : : : : : Tanggal Akses : dan Poster-Kalender) dan Penyajian Tanaman Zodia terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat 2009 Jurnal Komunikasi Pembangunan Elektronik Marlina, A. Saleh, R.W.E. Lumintang http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalkmp/article/ viewFile/5684/4312 19 Oktober 2015, 08.19 WIB Di Indonesia, demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang harus ditanggulangi bersama. Pemberantasan DBD dengan 3M Plus terus diupayakan ditambah dengan pencegahan alternatif lainnya yaitu dengan penggunaan tanaman pengusir nyamuk seperti Zodia. Peran komunikasi sangat dibutuhkan untuk menyampaikan informasi ini ke masyarakat secara luas yang bisa dilakukan melalui media massa. Dari beragam media massa yang ada, media cetak dianggap memiliki berbagai macam keunggulan, di antaranya: bentuknya yang praktis, pesan dapat dilihat berulang-ulang, dan pesan bisa disimpan untuk dilihat kembali jika dibutuhkan. Salah satu mdia cetak yang murah dan mudah dibuat adalah media folder3. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: untuk menganalisis efektivitas penyampaian pesan tentang tanaman Zodia melalui media cetak (folder dan posterkalender) terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat; menganalisis efektivitas pemberian obyek tanaman Zodia terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat; mengetahui kombinasi perlakuan media cetak (folder dan poster kalender) berikut tanaman Zodia yang mana yang efektif terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat; mengidentifikasi faktor karakteristik individu yang berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat; serta mengidentifikasi faktor sifat inovasi yang berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tegal Gundil, Kec. Bogor Utara, Bogor dengan sampel berjumlah 90 orang sebagai responden yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga kelompok posyandu. Penulis menggunakan desain penelitian the separatesample pretest-postest control group design yang di dalamnya terdapat satu kelompok kontrol (K0), dan lima kelompok perlakuan (K1, K2, K3, K4, K5). Dari penelitian ini, dapat ditemukan pengaruh perlakuan mana yang paling efektif terhadap peningkatan pengetahuan melalui analisis ANOVA dengan Rancang Acak Lengkap dengan lima ulangan. Perlakuan pemberian media Folder yang disertai tanaman Zodia paling efektif dalam peningkatan pengetahuan. Sedangkan perlakuan kontrol memiliki nilai tengah yang paling rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, ditemukan bahwa: efektivitas media dapat ditingkatkan melalui penggunaan media fisik; peningkatan pengetahuan sangat efektif melalui kombinasi media; media Posterkalender yang disertai tanaman Zodia tidak terbukti memiliki pengaruh yang paling tinggi terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat; serta sifat inovasi sangat berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat. 3 Folder adalah media komunikasi grafis produk atau jasa yang bentuknya memiliki beberapa lipatan. Folder termasuk ke dalam desain grafis yaitu yang tersusun atas huruf, gambar dan unsur grafis menjadi informasi visual pada media (cetak) yang dimengerti publik. 8 Analisis Penelitian menggunakan desain penelitian separate-sample pretest-postest control group design, yang dapat diterapkan jika tidak dapat ditentukan bilamana dan kepada siapa treatment diperkenalkan dan bagaimana pengukurannya. Desain yang memiliki kelompok perlakuan yang banyak ini juga mampu untuk mengontrol sumber-sumber ketidakvalidan. Desain penelitian ini sangat cocok digunakan untuk membandingkan efektivitas, karena memiliki banyak kelompok perlakuan dan adanya kelompok kontrol. Akan lebih menarik jika penelitian ini juga melihat pengaruh pada perubahan sikap dan tindakan/keterampilan masyarakat sehingga dapat diketahui sejauh mana efektivitas komunikasinya, bukan hanya media komunikasinya saja. Ringkasan 5 Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Alamat URL Tanggal Akses : Efektifitas Penggunaan Media Poster Untuk Mengenalkan Pakaian Daerah Bagi Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Al Hidayah Padang : 2013 : Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus : Elektronik : Rita Kurnia Putri, Tarmansyah, Fatmawati : http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/v iewFile/2055/1734 : 19 Oktober, 08.30 WIB Anak tunagrahita ringan adalah anak tunagrahita yang tingkat intelegensinya berkisar 50 - 70. Berdasarkan kurikulum SDLB pada mata pelajaran IPS bagi anak tunagrahita kelas kelas DIII/C, standar kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat menyebutkan nama pakaian daerah Sumatera dan menunjukkan gambar dari masingmasing pakaian daerah tersebut, serta membedakan dari beberapa jenis pakaian tersebut. Sesuai dengan karakteristik anak tunagrahita ringan yang sulit dalam memahami hal-hal yang abstrak maka diperlukan media yang sesuai dengan karakteristik anak tersebut. Begitu juga dalam mengenalkan pakaian daerah. Dalam hal ini penggunaan media poster dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran IPS bagi mereka karena media poster merupakan kombinasi visual dengan warna dan pesan yang dapat menangkap perhatian orang tetapi cukup menanamkan ingatan. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh media poster tersebut dapat dijadikan pilihan untuk pembelajaran mengenalkan pakaian daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media poster dalam mengenalkan pakaian daerah bagi anak tunagrahita ringan di SLB Al Hidayah Padang. Pada penelitian ini penulis menggunakan desain eksperimen pre test - post test group design. Observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen yang disebut pre test dan post test. Penelitian ini hanya terdiri dari satu kelompok dan tidak ada kelompok kontrol. Pada pengujian hipotesis disimpulkan bahwa media poster efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengenal pakaian daerah bagi anak tunagrahita ringan kelas DIII/C di SLB Alhidayah Padang. Hasil ini dilakukan menggunakan Uji Mann Whitney yang dijabarkan terlebih dahulu ke dalam bentuk tabel agar diperoleh data yang objektif. Analisis 9 Hasil penelitian ini belum bisa dikatakan realibel karena jumlah responden yang sangat sedikit, yaitu 4 responden. Selain itu desain penelitian yang tidak menggunakan control group akan menimbulkan munculnya sumber eror pada hasil post test. Tidak adanya control group belum bisa membuktikan apakah media poster lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional yang tidak menggunakan media apa pun. Sebaiknya dalam penelitian eksperimen yang mengukur efektivitas, minimal terdapat satu control group yang memiliki karakteristik tidak jauh berbeda dari kelompok yang diberikan perlakuan sehingga kita bisa mengetahui sejauh mana efektivitasnya dan mengurangi sumber eror yang ada. Ringkasan 6 Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Alamat URL Tanggal Akses : Efektivitas Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan Pengenalan Alat Musik Daerah pada Pembelajaran IPS bagi Anak Tunagrahita Ringan di SDLB 20 Kota Solok : 2012 : Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus : Elektronik : Nadya Putri : http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/v iewFile/858/715 : 19 Oktober, 08.21 WIB Musik merupakan kebutuhan universal yang sering digemari manusia. Musik tradisional adalah musik yang diciptakan dan digemari oleh masyarakat masa lalu yang sampai saat ini masih terus dikembangkan dan dilestarikan sejarah turun temurun sebagai sarana hiburan dan identitas daerah. Di Indonesia terdapat lebih kurang 150 jenis alat musik yang berasal dari daerah daerah yang berbeda. Upaya untuk melestarikan budaya Indonesia dapat dilakukan melalui pendidikan di sektor formal maupun di sektor nonformal melalui masyarakat secara luas. Pendidikan ini tidak terkecuali untuk anak-anak berkebutuhan khusus antara lain anak tunagrahita ringan. Hal ini terlihat jelas pada kurikulum tingkat satuan pendidikan bidang studi ilmu pengetahuan sosial yang memiliki kompetensi dasar mengenal alat musik daerah bagi anak tunagrahita ringan. Tunagrahita ringan yaitu mereka yang termasuk ke dalam kelompok kecerdasan dan adaptasi sosialnya terhambat namun mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam pelajaran akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja. Dengan kondisi ini seharusnya guru lebih kreatif dalam mencari dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa tunagrahita ringan. Penulis tertarik untuk mencarikan solusi dengan suatu alternatif yang lebih menarik salah satunya melalui media video. Media video memiliki kelengkapan unsur visual dan audio, hal itu dapat menarik minat, perhatian siswa, memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan sehingga anak tidak cepat lupa. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang efektivitas penggunaan media video untuk meningkatkan pengenalan alat musik daerah bagi anak tunagrahita ringan kelas DIII di SDLB 20 Kota Solok. Penulis menggunakan desain eksperimen matching pratest-posttest control group design pada delapan siswa yang dibagi ke dalam dua kelompok. Satu kelompok sebagai control group dan yang lainnya sebai kelompok esperimen yang mendapatkan perlakuan. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar pengenalan alat musik dari Sumatra Barat. Sedangkan variabel bebasnya adalah media video. 10 Penelitian ini diawali dengan melakukan pre test untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui skor sebelum adanya perlakuan. Setelah mengetahui hasilnya, kemudian langkah selanjutnya memberikan perlakuan berupa memberikan media video pada kelompok eksperimen dan memberikan media gambar pada kelompok kontrol. Selanjutnya kembali diberikan post test pada kedua kelompok dan dibandingkan hasilnya. Penulis menghitung hasil penelitian menggunakan Uji Mann-Whitney yang dijabarkan terlebih dahulu ke dalam bentuk tabel agar diperoleh data yang objektif. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa media video efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengenal alat musik daerah bagi anak tunagrahita ringan kelas DIII/C di SDLB 20 Kota Solok dibandingkan dengan media gambar. Analisis Penelitian ini hampir sama seperti penelitian yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Poster Untuk Mengenalkan Pakaian Daerah Bagi Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Al Hidayah Padang”. Namun penulis lebih menyempurnakan lagi desain eksperimennya dengan menggunakan matching pratest-posttest control group design yang memiliki kelompok kontrol. Kelompok kontrol ini selain berfungsi sebagai pembanding, juga dapat mengurangi kemingkinan adanya sumber eror pada hasil post test. Di samping itu, responden dari penelitian ini masih tergolong sedikit, mungkin hal ini disebabkan sulitnya mencari responden tunagrahita ringan yang memiliki karakteristik yang sama. Ringkasan 7 Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Alamat URL Tanggal Akses : Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat serta Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Sekolah Lanjutan Atas, di Kabupaten Mandailing Natal : 2008 : Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional : Elektronik : Albiner Siagian, Jumirah, Fourgelina Tampubolon : http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php/kesmas/articl e/download/165/166 : 19 Oktober 2015, 08.42 WIB Peningkatan kesejahteraan bangsa sangat tergantung pada kemampuan dan kualitas sumberdaya manusianya. Maka upaya peningkatan kesehatan anak usia sekolah yang merupakan generasi penerus bangsa adalah investasi. Maka nutrisi yang cukup untuk anak sangat menentukan perkembangan anak tersebut. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan perilaku gizi anak sekolah, salah satunya dengan penyuluhan gizi. Dalam hal penyuluhan menggunakan media poster dan leaflet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media visual poster dan leaflet terhadap perilaku makanan jajanan pelajar suatu SMA di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuai dengan rancangan one pre and post test group design. Dengan menggunakan 80 responden. Peneliti melakukan pre test sebelum pemasanagn poster dan pemberian leaflet. Poster dipasanga selama dua minggu bersamaan denga diberikannya leaflet. Hasil pre test menunjukkan sebanyak 79 orang mempunyai pengetahuan kategori baik sedangkan hanya 1 orang yang memiliki kategori sedang. Setelah dilakukan perlakuan, 11 hasil post test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, semua responden berkategori baik. Begitu pula dilihat dari aspek sikap dan tindakan, terjadi peningkatan nilai setelah perlakuan. Setelah dilakukan perlakuan, diketahui hanya 5% siswa yang selalu membeli makanan jajanan di warung pinggir jalan, sedangkan sebelum perlakuan terdapat 21,3% yang melakukannya. Hal tersebut mengindikasikan adanya perubahan perilaku jajan siswa yang cenderung memilih makanan bersih dan sehat. Hasil post test pada aspek pengetahuan menunjukkan adanya peningkatan secara keseluruhan yaitu 100%. Hal ini dapat membuktikan bahwa perubahan pengetahuan siswa tersebut berhubungan dengan adanya poster yang dipasang dan leaflet yang diberikan. Hasil penelitian ini juga membuktikan adanya perlakuan pemasangan poster dan leaflet mampu memperbaiki tindakan siswa dalam mengonsumsi jajanan, tapi peningkatannya tidak sebesar pengetahuan dan sikap. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan dan sikap tidak selalu diikuti dengan peningkatan tindakan. Keadaan tersebut disebabkan rentang waktu perlakuan dengan penilaian yang singkat dan frekuensi pemajangan poster hanya sekali dalam periode dua minggu. Dengan demikian, pemajangan poster dan pemberian leaflet hendaknya dilakukan secara berkesinambungan di sekolah, sehingga dapat mempengaruhi tindakan semua pelajar. Analisis Penelitian ini masih rentan dengan adanya kemungkinan sumber eror yang muncul, karena tidak adanya kelompok kontrol. Pemakaian desain penelitian dengan one pre and post test group design ini sebaiknya bisa dimodifikasi dengan membagi responden ke dalam dua atau tiga kelompok. Tujuannya agar ada kelompok pembanding dan hasil penelitian lebih akurat. Selain itu, adanya dua media cetak yang digunakan disini juga akan lebih menarik jika diteliti satu per satu, mana yang lebih efektif atau kombinasi yang lebih efektif. Dari hasil yang didapatkan, penelitian ini membuktikan kesimpulan tentang pengaruh poster sebagai promosi kesehatan di beberapa penelitian sebelumnya. Dalam segi pembahasan, peneliti mampu menjelaskan secara detai dari tiga aspek yang ditelitinya, yaitu sikap, tindakan dan pengetahuan. Peneliti juga memberikan solusi dan saran yang tepat dari hasil penelitian yang didapatnya. Ringkasan 8 Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Alamat URL Tanggal Akses : Efektivitas Media Audio Visual (Video) terhadap Tingkat Pengetahuan Petani Ternak Sapi Perah Tentang Kualitas Susu di Desa Indrokilo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang : 2012 : Jurnal Peternakan : Elektronik : S. Hamtiah., S. Dwijatmiko., S. Satmoko. : http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/aaj/article/view/1355/1376 : 19 Oktober 2015, 08.42 WIB Tingkat pengetahuan dan kesadaran peternak sapi perah terhadap pentingnya kualitas susu di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan negara-negara lainnya. Sehingga perlu adanya sosialisasi membangun kesadaran pentingnya kualitas 12 susu terutama bagi peternak sapi perah, karena hasil produksi susu dari ternakternaknya berpengaruh besar terhadap kualitas produk-produk susu. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian pentingnya manajemen pemeliharaan dan manajemen pasca panen dengan metode penyuluhan dengan menggunakan media audio visual (video). Penggunaan media audio visual (video). dinilai lebih efektif jika sasarannya adalah peternak, karena pada umumnya peternak dipengaruhi oleh faktorfaktor usia, pendidikan yang rendah dan penurunan daya ingat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan tentang kualitas susu sebelum dan sesudah pemutaran media audio visual, dan mengetahui perubahan pengetahuan tentang kualitas susu sesudah pemutaran media audio visual di Desa Indrokilo Kec. Ungaran Kab. Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen pre-test dan post-test Penyuluhan dilakukan satu kali. Pemberian perlakuan yang sama sebelum dan sesudah melihat audio visual (video) baik waktu, tempat dan peralatan yang sama dengan tujuan memperoleh kondisi peternak responden yang sama. Perubahan pengetahuan peternak tentang kualitas susu segar diukur dengan menggunakan test tertulis menggunakan kuesioner dengan 20 pertanyaan. Sebelum diberikan perlakuan, pengetahuan awal responden diukur dengan cara diberikan instrument penelitian, yaitu soal pre-test. Hasil nilai yang diperoleh dari setiap responden berbeda-beda, hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan responden yang berbeda-beda yang dipengaruhi kondisi peternak baik usia, pendidikan dan pengalaman peternak. Hasil post-test menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan responden setelah diberikan perlakuan. Penulis juga membuktikan bahwa penyuluhan dengan media audio visual (video) berpengaruh besar terhadap tingkat pengetahuan responden. media audio visual (video) merupakan media yang efektif, karena berperan dalam meningkatkan pengetahuan responden. Hal ini dikarenakan media audio visual (video) memiliki beberapa kelebihan, yaitu media gambar hidup yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan. Analisis Pada penelitian ini, penulisnya hanya menggunakan satu kelompok yang dijadikan responden. Pre test dan post test dilakukan hanya pada satu kelompok, tidak ada kelompok kontrol di dalamnya. Hal ini memungkinkan adanya sumber eror yang terjadi. Penelitian ini membuktikan pengunaan media audio visual mempunyai kelebihan yaitu lebih menarik serta mudah dipahami. Ini membuktikan pendapat Rahmawati (2007) yang dikutip dalam jurnal penelitian ini, bahwa audio visual merupakan alat bantu yang paling tepat saat ini sebab pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indera mencapai 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui indera pandang dan 13% melalui indera dengar. Ringkasan 9 Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Alamat URL Tanggal Akses : Efektivitas Komunikasi dalam Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya di Desa Binaan IPB : 2011 : Tesis : Elektronik : Erna Ernawati : http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/1234567 89/51495/2011eer.pdf?sequence=1&isAllowed=y : 18 Desember 2015, 12.31WIB 13 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam rangka memberikan arah dan fokus terhadap programprogram pelaksanaan program pengabdian masyarakat, LPPM telah menyusun payung penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program yang sedang dijalankan oleh LPPM IPB adalah program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Salah satu upaya merealisasikan Posdaya kepada masyarakat adalah terjun langsung untuk menyosialisasikan program-program Posdaya. Efektivitas komunikasi sangat tergantung sampai sejauhmana mendapat dukungan melalui sikap dari masyarakat. Oleh karena itu yang menjadi tujuan penelitian ini adalah (1) Mengkaji dampak faktor-faktor internal efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (2) Mengkaji dampak faktor-faktor eksternal efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (3) Mengkaji proses sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (4) Mengkaji efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (5) Mengkaji hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap proses sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (6) Mengkaji hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap efektifitas komunikasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, serta (7) Mengkaji hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB. Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor dengan data meliputi data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan umur responden peserta Posdaya Bina Sejahtera sebagian besar berada pada kategori tua, berpendidikan formal rendah, yaitu sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah pertama (SMP). Sebagian besar responden tidak pernah mengikuti pelatihan sebagai pendidikan non formal. Jenis usaha peserta Posdaya yang dominan adalah ibu rumah tangga (55,9%). Jumlah pendapatan responden secara umum berada pada kategori sedang (Rp. 650.000,00-1.500.000,00). Responden merasa cukup mudah mengakses atau memperoleh pelayanan pada program Posdaya. Proses sosialisasi Posdaya sudah berlangsung cukup efisien, yang ditunjukkan oleh masyarakat. Komunikasi pada proses sosialisasi Posdaya sudah efektif dalam meningkatkan pengetahuan atau pemahaman, serta mengarahkan sikap dan tindakan masyarakat peserta Posdaya. Faktor internal dan eksternal pada program kesehatan berhubungan nyata dengan proses sosialisasi pada umur, pendidikan formal dan tingkat kekosmopolitan; sedangkan pada program pendidikan berhubungan nyata dengan aspek pendidikan formal dan tingkat kekosmopolitan; serta pada program ekonomi aspek umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, usaha, tingkat kekosmopolitan dan sarana prasarana. Faktor internal dan eksternal yang berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi pada program kesehatan terdapat pada aspek umur dan pada dua program lainnya tidak mengemukakan hubungan berbeda nyata. Aspek sosialisasi yang berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi adalah media komunikasi, kredibilitas sumber daya manusia (SDM), materi dan sarana prasarana pada program kesehatan; aspek metode komunikasi pada program pendidikan; aspek metode dan media komunikasi pada program ekonomi. Analisis Penelitian ini sedikit berbeda dari beberapa jurnal yang dibahas sebelumnya. Penelitian pada tesis ini secara keseluruhan bertujuan untuk mengevaluasi proses sosialisasi pada kegiatan program posdaya. Namun tesis ini juga membahas tentang pengaruh antara efektifitas komunikasi tersebut dengan penggunaan media 14 komunikasinya. Pemilihan media komunikasi yang tepat pada proses sosialisasi Posdaya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa simulasi program dibantu oleh beragam media yang digunakan, terutama media cetak seperti leaflet, brosur, poster dan buku membuat proses komunikasi menjadi efektif. Ringkasan 10 Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Alamat URL Tanggal Akses : Efektifitas Penyuluhan pada PT. TAKII SEED terhadap Petani Kool di Desa Pikatan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar : 2011 : Jurnal SEPA : Elektronik : Eko Murdiyanto : agribisnis.fp.uns.ac.id/wpcontent/uploads/2013/10/06-SEPA-Efektifitaspenyuluhan-EKOMURDIYANTO-UPNykrevisi.pdf : 18 Desember 2015, 12.31WIB Penyuluhan merupakan aktor penting dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Keberhasilan proses difusi inovasi dalam bidang pertanian akan ditentukan oleh kerjasama penyuluh dan kelompok tani. PT TAKII SEED sebagai perusahaan yang bergerak di bidan pertanian menjalin kerjasama dengan petani di Desa Pikatan yang sebelumnya menanam kool jenis summer autumn untuk mengembangkan tanaman kool jenis TI 157 yang merupakan kool yang ditanam didataran rendah pada musim kemarau. Penelitian ini bertitik tolak dari asumsi bahwa pengunaan metode penyuluhan yang berbeda akan memberi dampak yang berbeda terhadap petani di Desa Pikatan. Oleh karena itu perlu dilihat efektivitas penyuluhan terhadap petani di Desa Pikatan dalam penerimaan teknologi baru berupa tanaman kool TI 157. Metode yang digunakan adalah metode survai dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif, yaitu meneliti status sekelompok manusia, obyek, satu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Efektivitas penyuluhan diukur dalam efektivitas terhadap pesan, media, dan efektifitas terhadap penyuluh. Teknik analisis dengan menggunakan skala likert dalam skor 1-3. Efektivitas penyuluhan dikategorikan kedalam efektivitas rendah, sedang dan tinggi. Penyuluhan kepada petani kool di Desa Pikatan PT. TAKII SEED dan UD. TANI MAKMUR menggunakan 3 metode, yaitu metode audio visual, metode Farmer Meeting dan metode Farmer Field Day yang dilakukan oleh seorang field asistant. Efektivitas penyuluhan dengan menggunakan ketiga metode termasuk tinggi, metode audio visual dengan skor 65,8 (99,64%), metode Farmer Meeting dengan skor 65,65 (99,47%), metode Farmer Field Day dengan skor 62,2 (98,73%), hal ini berarti bahwa penggunaan ketiga metode yang dilakukan oleh field asistant mampu memberikan tambahan informasi yang berguna bagi petani, mampu mendidik petani menjadi lebih paham dengan budidaya kool TI 157 dan mampu mempengaruhi petani untuk menanam kool TI 157 dengan baik. Analisis 15 Penelitian dalam jurnal ini sedikit berbeda dengan jurnal-jurnal yang dibahas sebelumnya. Dalam jurnal ini tidak membahas tentang efektivitas media komunikasinya, namun efektivitas proses penyuluhannya. Namun di dalam jurnal ini juga dibahas metode apa yang dipakai dalam proses penyuluhan dan menggunakan media apa. Penelitian ini juga tetap memiliki bahasan tentang metode mana yang paling efektif, yaitu penggunaan metode audio visual yang paling efektif karena memiliki skor paling tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa melalui media audio visual, pesan dapat diingat lebih lama. Dan penelitian ini juga membuktikan bahwa penggunaan media komunikasi dapat memberikan tambahan informasi yang berguna bagi petani, mampu mendidik petani menjadi lebih paham serta mampu mempengaruhi petani untuk melakukan sesuatu. 16 17 RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan berbagai literatur yang telah dibaca, penulis menemukan beberapa persamaan dari kesepuluh karya ilmiah yang ada, yaitu desain penelitian yang menggunakan eksperimen quisi, meskipun di dalamnya menggunakan model yang berbeda-beda (menggunakan kelompok kontrol dan tidak). Penelitian yang menggunakan kelompok kontrol dan memiliki kelompok perlakuan yang lebih dari satu akan mendapatkan hasil yang lebih akurat karena mampu mengurangi resiko sumber eror yang terjadi. Selain itu, jika menggunakan kelompok perlakuan lebih dari satu, akan mendapatkan variasi hasil penelitian yang menarik. Di samping desain penelitian, terdapat satu hal yang juga menarik untuk diangkat, yaitu selain melihat pengingkatan pengetahuan, penelitian sejenis ini juga menarik jika digunakan untuk melihat perubahan perilaku komunikan yang mendapatkan pesan (sosialisasi ataupun penyuluhan). Berikut adalah hasil sintesis yang penulis dapatkan ditambah dengan berbagai teori dan konsep di luar jurnal yang didapat. Komunikasi dan Pembangunan Komunikasi merupakan suatu proses yang tidak dapat kita hindari. Definisi komunikasi menurut Black dan Bryant (1992) dalam Lubis et al (2010) adalah proses orang-orang berbagi makna, dimana seseorang (komunikator) mengirimkan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan) karena adanya pengalihan pesan sehingga orang saling mempengaruhi. Proses komunikasi dapat menghasilkan masyarakat yang mampu melihat, menafsirkan, dan memaknai apa yang dilihatnya. Hal ini dapat dilihat sebagai efek perubahan akibat adanya proses komunikasi. Jika komunikasi didefinidikan sebagai usaha atau tindakan yang mengarah pada perubahan, perubahan itu sendiri didefinisikan sebagai proses pembangunan yang terencana. Maka komunikasi tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan. Dalam arti sempit, komunikasi pembangunan diartikan sebagai segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan. Komunikasi pembangunan juga dilihat sebagai upaya persuasi kepada masyarakat agar mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari kegiatan pembangunan. Media komunikasi visual dan audio visual Pesan pembangunan bisa disampaikan melalui media cetak atau media elektronik yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak. Media cetak merupakan media generasi kedua sebelum adanya teknologi media elektronik, media ini merupakan susunan atas unsur-unsur visual saja. Media cetak memiliki beberapa keunggulan di antaranya bentuknya yang praktis, pesannya dapat dilihat berulang serta dapat disimpan jika suatu saat diperlukan. Beberapa contoh media cetak di antaranya poster, leaflet, folder, brosur, dan lain-lain. Disamping itu, terdapat juga media elektronik yang sangat berkembang pesat di era digital ini. Media elektronik ini meliputi gabungan antara unsur audio dan visual, yang biasa kita sebut sebagai video. Adanya media audio visual ini memberikan banyak keuntungan di antaranya mampu menarik perhatian komunikan, praktis dan mudah dalam bentuk piringan CD, serta dapat menunjukkan tahapan demi tahapan secara jelas dan rinci. 18 Efektivitas komunikasi Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti tercapainya yang telah ditetapkan. Merujuk pada Effendy dalam Ernawati (2011), komunikasi dapat dikatakan efektif, jika dapat menimbulkan dampak seperti (1) kognitif, yaitu meningkatnya pengetahuan komunikan; (2) afektif, yaitu perubahan sikap dan pandangan komunikan, karena hatinya tergerak akibat komunikasi; dan (3) konatif, yaitu perubahan perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan. Menurut teori tentang efektivitas pesan yang berasumsi bahwa jika komunikasi diharapkan efektif maka pesan-pesannya perlu dikemas sedemikian rupa sehingga sesuai atau merupakan kebutuhan komunikan. Menarik perhatian, dalam arti baru tidak biasa. Simbol yang digunakan hendaknya mudah dipahami, meliputi bahasa, istilah, kata-kata atau kalimatnya. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mencapai suatu komunikasi pada sosialisasi maupun penyuluhan yang efektif, diperlukan adanya bantuan penggunaan media ataupun melalui kombinasi media. 19 KESIMPULAN Hasil Analisis dan Sintesis Komunikasi merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian programprogram pemberdayaan masyarakat. Metode komunikasi serta penggunaan media komunikasi yang tepat akan meningkatkan efektifitas komunikasi pada penyampaian program. Komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dimaksud oleh pengirim pesan menghasilkan kesamaan makna yang ditangkap oleh penerima. Komunikasi ini juga dapat didefinidikan sebagai usaha atau tindakan yang mengarah pada perubahan, perubahan itu sendiri didefinisikan sebagai proses pembangunan yang terencana. Maka komunikasi tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan, dalam hal ini pemberdyaan masyarakat. Agar program pemberdayaan masyarakat ini berjalan dengan efektif, maka diperlukan adanya penyebaran informasi. Penyebarluasan informasi ini dilakukan untuk menjangkau masyarakat secara luas yang dapat dilakukan melalui media massa berbentuk media cetak maupun media elektronik. Media cetak dan elektronik yang umumnya digunakan dalam sebuah sosialisasi adalah leaflet dan video. Kedua media komunikasi tersebut memiliki keunggulan sendiri dibandingkan dengan media lainnya, seperti: 1) dapat disimpan dalam waktu lama; 2) pesan dapat diulang jika dibutuhkan sewaktu-waktu; dan 3) mampu diingat lebih lama. Selain itu, pengemasan pesan yang dibuat secara kreatif dengan memperhatikan komposisi estetikanya juga mampu menarik perhatian masyarakat. Pesan yang disampaikan melalui media komunikasi tersebut akan menimbulkan efek bagi khalayak berupa perubahan sikap dan perilaku. Perubahan tersebut dapat dilihat dari tiga aspek yaitu: 1) kognitif; 2) afektif; dan 3) konatif. Tercapainya keefektifan media komunikasi pada sosialisasi juga dipengaruhi oleh faktor karakteristik individu yang mendapatkan pesan serta ragam media komunikasi yang dipilih. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi Berdasarkan hasil review jurnal yang telah dirangkum dan dianalisis, ditemukan beberapa hal menarik untuk diteliti dalam penelitian penulis. Penulisan studi pustaka ini akan berlanjut kepada penelitian baru yang lebih fokus mengkaji perbandingan efektivitas media komunikasi leaflet dan video pada sosialisasi program pemberdayaan masyarakat. Berikut adalah perumusan pertanyaan penelitian, antara lain: 1. Bagaimana efektivitas media leaflet tentang program pemberdayaan masyarakat terhadap perubahan sikap dan perilaku masyarakat? 2. Bagaimana efektivitas media video tentang program pemberdayaan masyarakat terhadap perubahan sikap dan perilaku pengetahuan? 3. Bagaimana faktor karakteristik individu penerima pesan mempengaruhi efektivitas media komunikasi pada sosialisasi program pemberdayaan masyarakat? 4. Bagaimana efektivitas media komunikasi terhadap penerapan program pemberdayaan masyarakat? 20 Usulan Kerangka Analisis Program pemberdayaan masyarakat adalah salah satu upaya untuk meningkatkan mutu masyarakat secara mandiri dalam rangka pembangunan nasional. Salah satu cara menyampaikan program pemberdayaan masyarakat adalah dengan melalui sosialisasi. Perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat merupakan akibat dari keterdedahan terhadap media komunikasi berupa leaflet dan video. Perubahan sikap dan perilaku ini cenderung bervariasi di antara para individu sebagai akibat dari beberapa faktor karakteristik individu itu sendiri. Karakteristik individu dan ragam media komunikasi yang dipakai tersebut dapat menentukan seberapa efektif media komunikasi terhadap perubahan sikap dan perilaku dari masyarakat yang diukur melalui aspek kognitif, afektif, dan konatif. Karakteristik Individu (X1) X1.1 Usia X1.2 Jenis Pekerjaan X1.3 Tingkat Pendidikan X1.4 Tingkat Pendapatan Efektivitas Media Komunikasi (Y) Y.1 Kognitif Data dan Informasi Sosialisasi Program Y.2 Afektif Y.3 Konatif Ragam Media Komunikasi (X2) X2.1 Poster X2.2 Video X2.3 Kombinasi Poster dan Video Gambar 1. Usulan Kerangka Analisis 21 DAFTAR PUSTAKA Alif M, Nasution SH, Rohadi F. 2008. Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan Visual Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Penyakit Chikungunya pada Siswa SMAN 1 Ciampea. [Internet]. [diunduh tanggal 12 Oktober 2015, 12.40 WIB]. Dapat diunduh dari: http://journal.ipb.ac.id/ index. php/jurnalkmp/article/view/5656/4287 [BPS]. 2015. Badan Pusat Statistik. Dapat diakses melalui www.bps.go.id. Dwijatmiko S, Hamtiah S, Satmoko S. 2012. Efektivitas Media Audio Visual (Video) terhadap Tingkat Pengetahuan Petani Ternak Sapi Perah Tentang Kualitas Susu di Desa Indrokilo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. [Internet]. [diunduh tanggal 19 Oktober 2015, 08.42 WIB]. Dapat diunduh dari: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj/article/view/1355/1376 Effendy OU. 1992. Dinamika komunikasi. Cetakan kedua. Bandung [ID]: Remaja Rosdakarya. Ernawati E. 2011. Efektivitas Komunikasi Dalam Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya di Desa Binaan IPB. [tesis]. [internet]. [diunduh tanggal 18 Desember 2015, 12.31 WIB]. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id /bitstream/ handle/123456789/51495/2011eer.pdf?sequence=1&isAllowed=y Fatmawati, Putri RK, Tarmansyah. 2013. Efektifitas Penggunaan Media Poster untuk Mengenalkan Pakaian Daerah bagi Anak Tunagrahita Ringan di SLB Al Hidayah Padang. [internet]. [diunduh tanggal 19 Oktober 2015, 08.30 WIB]. Dapat diunduh dari: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article /viewFile /2055/1734 Haryoko S. 2009. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. [Internet]. [diunduh tanggal 8 Desember 2015, 09.49 WIB]. Dapat diunduh dari: http://journal.uny.ac.id/index.php /jee /article/viewFile/972/781 Hubeis AVS. 2007. Pengaruh Desain Pesan Video Instruksional Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani Tentang Pupuk Agrodyke. [Internet]. [diunduh tanggal 12 Oktober 2015, 14.23 WIB]. Dapat diunduh dari: pse.litbang.pertanian.go.id/ ind/pdffiles/JAE%2025-1a.pdf Jumirah, Siagian A, Tampubolon F. 2008. Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat serta Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Sekolah Lanjutan Atas, di Kabupaten Mandailing Natal. [Internet]. [diunduh tanggal 19 Oktober 2015, 08.42WIB]. Dapat diunduh dari: http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php/kesmas /article/download/165/166 Lubis DP, Mugniesyah SS, Purnaningsih N, Riyanto S, Kusumastuti YI, Hardiyanto, Saleh A, Sumardjo, Sarwititi, Amanah S, Fatchiya A. 2010. Dasar-dasar komunikasi. Bogor [ID]: Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB Press. 22 Lumintang RWE, Marlina, Saleh A. 2009. Perbandingan Efektivitas Media Cetak (Folder dan Poster-Kalender) dan Penyajian Tanaman Zodia terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat. [Internet]. [diunduh tanggal 19 Oktober 2015, 08.19 WIB]. Dapat diunduh dari: http://journal.ipb.ac.id/index.php /jurnal kmp/article/viewFile/5684/4312 Murdiyanto E. 2011. Efektifitas Penyuluhan pada PT. Takii Seed terhadap Petani Kool di Desa Pikatan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. [Internet]. [diunduh tanggal 18 Desember 2015, 12.31 WIB]. Dapat diunduh dari: agribisnis. fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/06-SEPA-Efektifitas-penyuluhanEKOMURDIYANTO-UPNyk-revisi.pdf [PP] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pembudidaya Ikan Kecil. [Permen] Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. Putri N. 2012. Efektifitas Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan Pengenalan Alat Musik Daerah pada Pembelajaran IPS Bagi Anak Tunagrahita Ringan di SDLB 20 Kota Solok. [Internet]. [diunduh tanggal 19 Oktober 2015, 08.21 WIB]. Dapat diunduh dari: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article /viewFile/858/715 [UU] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. 23 RIWAYAT HIDUP R. Irinne Devita Ariany dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Januari 1994. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak R. Dadeng Maulana dan Ibu Een Lusmanawati. Penulis memulai pendidikan formal di TK Bunga Mawar pada tahun 1999-2000, SDN 2 Ciputat pada tahun 2000-2006, MTsN 3 Jakarta pada tahun 2006-2009, SMAN 29 Jakarta pada tahun 2009-2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia. Selama menjalani perkuliahan di IPB, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan di dalam kampus. Penulis menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Koran Kampus pada tahun 2013 hingga kini. Selain itu penulis juga menjadi pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia (BEM FEMA) sebagai anggota Departemen Kominfo pada tahun 2013-2014 dan menjadi Kepala Departemen Kominfo pada tahun 2014-2015. Penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan dalam berbagai acara di dalam kampus yaitu menjadi panitia divisi Acara dalam kegiatan TPB Cup 2013, panitia divisi PDD dalam kegiatan MPKMB 50, panitia divisi dalam kegiatan PDD MPF FEMA 2014, panitia divisi DDD dalam kegiatan KPM Garang 2014, panitia divisi DD dalam kegiatan INDEX 2014, kepala divisi PDD dalam kegiatan FRESH 2014, panitia divisi Acara dalam kegiatan Espent 2014, panitia divisi PDD dalam kegiatan IDEA 2014.