Kedudukan RRC sebagai Penyeimbang Dominasi AS dalam Dunia

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia internasional pasca Perang Dingin, 1991, bisa dikatakan didominasi oleh
Amerika Serikat dalam berbagai bidang. Amerika Serikat, sebagai pemenang Perang
Dingin setelah runtuhnya Uni Soviet, menjadi satu-satunya negara yang memiliki
potensi untuk menjaga stabilitas dan keamanan internasional. Sejak saat itulah, Amerika
Serikat memulai upayanya dalam menyebarkan pengaruh ideologi liberalisnya, pada
negara-negara di seluruh belahan dunia melalui berbagai cara. Pengaruh serta kekuatan
ini telah dipergunakan oleh Amerika Serikat untuk menerapkan suatu hegemoni dunia.
Dominasi Amerika Serikat dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari politik,
pertahanan kemanan, ekonomi-perdagangan, finansial, industri dan teknologi, serta
dalam bidang sosial budaya.
Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional terdapat pada
kepemilikan hak vetonya sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Kepemilikan hak veto tersebut, memberikan hak istimewah bagi Amerika Serikat
dibandingkan dengan negara yang tidak memiliki hak veto. Amerika Serikat bisa
menggunakan hak vetonya untuk membatalkan semua resolusi yang berpotensi
merugikan atau mengganggu kepentingan nasionalnya. Selain itu, Amerika Serikat juga
menggunakan hak vetonya untuk melindungi sekutu-sekutunya dari pengenaan sanksi
PBB, seperti yang terlihat pada veto yang berkaitan dengan Israel.
Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional, juga terlihat dari
besarnya pengaruh yang dimilikinya dalam berbagai organisasi dan forum internasional
lainnya. Amerika Serikat merupakan penggagas pembentukan berbagai lembaga
1
internasioanal, salah satunya PBB, dan juga menjadi penyuplai dana terbesar dalam
beberapa organisasi internasional, misalnya dalam World Bank.1 Amerika Serikat juga
menjadi pusat perpolitikan dunia dengan keberadaan sekretariat PBB dan berbagai
organisasi lainnya di New York dan Washington D.C. Selain itu, kebanyakan nilai-nilai
yang dianut secara internasional merupakan nilai-nilai dari Amerika Serikat seperti,
demokrasi, hak asasi manusia, dan pasar bebas.2
Dominasi Amerika Serikat dalam bidang pertahanan keamanan, tergambar dari
julukannnya sebagai polisi dunia. Julukan tersebut didapat karena Amerika Serikatlah
satu-satunya negara yang memiliki kemampuan untuk menyebarkan kekuatan
militernya untuk menjaga keamanan dunia. Militer Amerika Serikat merupakan yang
terbesar dan terkuat di dunia. Anggaran belanja militernya sebesar US$ 711 milyar pada
tahun 2008, atau sekitar 48% dari seluruh belanja militer negara-negara di dunia.3
Dari segi persenjataan, Amerika Serikat memiliki keunggulan senjata nuklir dan
teknologi militer yang canggih. Hal ini, nampak dari kemampuan Amerika Serikat
memproses informasi tentang medan perang dan menghancurkan sasaran jarak jauh
dengan ketepatan menakjubkan. Ditambah kualitas angkatan darat, udara, dan laut yang
memiliki kemampuan menebarkan kekuasaan Amerika Serikat ke seluruh dunia.4
Dominasi Amerika Serikat dalam ekonomi-perdagangan internasional terlihat
dari posisinya sebagai pusat atau kiblat perekonomian dunia. Hal ini, dikarenakan
1
Ivanovich Agusta. (2009). Percobaan Pembangunan Partisipatif dalam Otonomi Daerah.
Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia, 3.2, 173-198, hal. 179. Diakses dari
http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi8-2.pdf, tanggal 23 Maret 2012.
2
Martin Jacques. (2011). Ketika China Menguasai Dunia: Kebangkitan Dunia Timur dan Akhir
Dunia Barat. Jakarta: Kompas, hal. 408.
3
Ibid., hal. 6.
4
Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. (2005). Keunggulan Amerika dalam Tinjauan.
Dalam A. Zaim Rofiqi (Ed.), Amerika dan Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politik Internasional
(hal. 267-286). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal. 269.
2
Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia.5
Perekonomiannya memiliki teknologi paling maju dan paling inovatif di dunia,
tercermin dari Lembah Silikonnya. Ditambah dengan keberadaan industri film
Hollywoodnya yang menguasai perfilman internasional. Serta banyaknya merek-merek
korporasi-korporasinya yang sudah menyebar ke seluruh dunia seperti Coca-Cola, KFC,
Google, dan Microsoft.6
Selain dalam bidang politik, militer, dan ekonomi, Amerika Serikat juga
mendominasi dalam bidang sosial budaya. Dalam bidang sosial dan budaya, dominasi
Amerika Serikat terlihat dari penggunaan nilai-nilai Amerika Serikat dalam berbagai
negara seperti liberalisme, individualisme, persamaan hak, dan penghargaan HAM.
Selain itu, juga nampak dari penyerapan budaya pop Amerika Serikat di berbagai
negara di dunia.
Dalam bidang finansial, dominasi Amerika Serikat terlihat dari penggunaan
mata uang dolar Amerika Serikat sebagai mata uang internasional. Oleh karena itu,
banyak negara yang menyimpan cadangan devisanya dalam mata uang dolar Amerika
Serikat. Hal ini, membuat Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk mengontrol
kondisi keuangan internasional.7
Dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional, dalam beberapa waktu
tidak mendapat tantangan yang berarti dari negara lainnya. Namun, kondisi ini berubah
dengan munculnya negara-negara kekuatan baru dunia, seperti Uni Eropa, Rusia,
Jepang, India, dan Republik Rakyat China (RRC). Kekuatan-kekuatan baru dunia ini
berbasis pada peringkat keunggulan perekonomian.
5
China resmi Salib Jepang. (2010). Kompas, 18 Agustus, hal. 9.
Martin Jacques. loc. cit.
7
Andy Hoffman. (2009). U.S. Global Hegemony: The Beginning and the End. Diakses dari
http://news.goldseek.com/GoldSeek/1240158180.php, tanggal 17 Maret 2012.
6
3
Kemunculan negara-negara kekuatan baru dunia ini ikut mempengaruhi
eksistensi Amerika Serikat dalam dunia internasional. Bahkan beberapa pihak
beranggapan bahwa dominasi Amerika Serikat sudah tidak relevan lagi dengan posisi
percaturan perpolitikan internasional di masa sekarang ini, dengan munculnya negara
kekuatan baru dunia tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Samuel P.
Huntington bahwa:
Konfigurasi struktur power global pasca Perang Dingin ditandai dengan situasi
“the lonely superpower via a vis multiple powers”, dimana Amerika Serikat
sebagai satu-satunya negara superpower sepeninggal Uni Soviet berhadapan
dengan new emerging multiple power (Uni Eropa, Rusia, RRC, dan Jepang).8
Di antara kekuatan baru dunia tersebut, RRC menjadi negara yang paling
dianggap bisa menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dalam beberapa tahun
terakhir. Hal ini disebabkan, RRC mengalami kemajuan yang luar biasa sejak
dimulainya modernisasi pada tahun 1978.9 RRC berhasil mengubah pandangan dunia
dari negara miskin ke negara kekuatan ekonomi dunia. Kemajuan di bidang ekonomi
ini, berdampak pada kemajuan berbagai bidang lainnya, sehingga semakin menguatkan
posisi RRC dalam dunia internasional. Keunggulan RRC ini dapat dilihat dari berbagai
bidang seperti ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan.
Dalam bidang ekonomi, RRC berhasil meraih posisi kedua sebagai negara
dengan kekuatan perekonomian terbesar dunia setelah melewati Jepang pada Agustus
2010.10 Hal ini, disebabkan oleh pertumbuhan perekonomian RRC yang merupakan
tertinggi di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2010 pertumbuhan
8
Yulius Purwadi Hermawan. (2008). Kevin Rudd dan Inovasi Baru Menghadapi Kekuatan Global
dan Multilateralisme. Jurnal Luar Negeri: Menjalin Keakraban Baru Indonesia-Australia, 25 (1-4), 1-17,
hal. 12.
9
Martin Jacques. op. cit., hal. 170.
10
China Resmi Salip Jepang. loc. cit.
4
ekonomi RRC sebesar 10,3%,11 dan 9,7% pada triwulan I 2011,12 dan IMF
memperkirakan akan menjadi 9% pada tahun 2012.13 Meskipun mengalami
perlambatan, pertumbuhan ekonomi RRC ini merupakan yang tertinggi jika
dibandingkan dengan negara lain. Selain itu, dari segi perdagangan RRC bisa dikatakan
mengungguli Amerika Serikat dengan tercatatnya defisit neraca perdagangan Amerika
Serikat dalam perdagangannya dengan RRC.14
Dalam bidang politik internasional, kekuatan yang dimiliki RRC terlihat dari
kepemilikan hak vetonya. Sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB,
RRC bisa menggunakan hak vetonya untuk memperjuangkan kepentingannya. Selain
itu, RRC mulai memiliki pengaruh yang besar terhadap negara lain. Pendekatan RRC ke
berbagai negara di dunia agak berbeda dengan Amerika Serikat. Jika Amerika Serikat
terkesan memberikan bantuan bersyarat misalnya mensyaratkan penerapan demokrasi
dalam memberikan bantuan ke negara berkembang, RRC justru memberikan bantuan
tanpa syarat dengan mempertimbangkan dampak ekonomi ke depannya.15 Oleh karena
itu, sekarang negara-negara berkembang, seperti yang berada di Afrika dan Amerika
Latin, lebih cenderung menyukai menerima bantuan dari RRC dan lebih senang
bekerjasama dengan RRC dibandingkan dengan Amerika Serikat.
11
Kementerian Keuangan RI. (2011). Kinerja Perekonomian 2010 dan Proyeksi 2011. Kerangka
Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok kebijakan Fiskal 2012, 2012, hal. 10. Diakses dari
http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/adoku/2011/KEM_PPKF_2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011.
12
Bank Indonesia. (2011). Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter: Perkembangan
Ekonomi Dunia. Tinjauan Kebijakan Moneter: Ekonomi, Moneter, dan Perbankan, 2011 (5), hal. 6.
Diakses
dari
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/4A917924-52DD-4D5C-B376D7ADECEA4A8D/23095/zTKMMei2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011.
13
Rosdiansyah. (2011). IMF Ungkap Pertumbuhan Ekonomi BRICs 2011. Diakses dari
http://www.lensaindonesia.com/2011/09/21/imf-ungkap-pertumbuhan-ekonomi-brics-2011.html, tanggal
4 Desember 2011.
14
Eswar Prasad. (2011). The U.S.-China Economic Relationship: Shifts and Twists in the Balance
of Power. Diakses dari http://www.brookings.edu/testimony/2010/0225_us_china_debt_prasad.aspx,
tanggal 27 Oktober 2011.
15
Marwaan. (2011). Pengaruh Bantuan China dan India. Diakses dari http://lookriau.com/article150-pengaruh-bantuan-china-dan-india.html, tanggal 10 Desember 2011.
5
Dari segi kekuatan pertahanan keamanan, RRC tergolong kuat. Sekarang RRC
tercatat sebagai negara nomor dua dalam kekuatan militer terbesar di dunia.16 Anggaran
militer RRC selalu meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2008 sebesar USD 84,9
milyar17 dan menjadi sebesar USD 91,5 milyar pada tahun 2011.18 Namun, jumlah ini
masih terhitung kecil jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang anggaran
militernya sebesar US$ 711 milyar pada tahun 2008.
Capaian-capaian yang diraih RRC sebagai kekuatan baru dunia membuat RRC
berpotensi menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dibandingkan dengan
kekuatan baru dunia lainnya. Selain itu, faktor lain yang membuat RRC bisa menjadi
penyeimbang dominasi Amerika Serikat adalah sejarah hubungannya dengan Amerika
Serikat. Sejarah menunjukkan bahwa hubungan RRC-Amerika Serikat sangat fluktuatif
karena diwarnai berbagai konflik. Mulai dari konflik ideologi sampai pada campur
tangan Amerika Serikat dalam berbagai konflik RRC dengan negara lain. Sehingga
munculnya RRC sebagai kekuatan baru dunia menjadi kekhawatiran Amerika Serikat.
Sejak kemunculan RRC sebagai kekuatan baru dunia terjadilah persaingan
dengan Amerika Serikat. Persaingan yang terjadi bukan hanya di satu bidang saja, tetapi
di berbagai bidang. Seperti politik, ekonomi, pertahanan keamanan, teknologi serta
budaya. Dibandingkan negara kekuatan dunia baru lainnya, RRC-lah yang sangat
berpotensi mengancam eksistensi Amerika Serikat sebagai pemegang dominasi dunia.
Hal ini, dikarenakan posisi RRC yang hampir selalu berlawanan dengan Amerika
Serikat sedangkan negara lainnya cenderung sebagai sekutu Amerika Serikat.
16
Tim Riset Global Future Institute. (2009). Amerika Kuasai 42 Persen Seluruh Anggaran Militer
Dunia. Diakses dari http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=589&type=8,
tanggal 10 Desember 2011.
17
Anggaran Militer China Terbesar Kedua. (2009). Kompas, 9 Juni. Diakses dari
http://female.kompas.com/read/2009/06/09/14552348/Anggaran.Militer.China.Terbesar.Kedua, tanggal
10 Desember 2011.
18
China akan Tingkatkan Angaran Militer. (2011). BBC, 4 Maret. Diakses dari
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/03/110304_chinadefense.shtml, tanggal 10 Desember 2011.
6
Chris Patten, rektor Universitas Oxford, berpendapat bahwa kebangkitan
RRC menjadi negara yang kuat mampu menjadi penyeimbang dominasi Amerika
Serikat. Hal ini, tertuang pidatonya yang menyatakan, “that there had been a major shift
in the global balance of economic power and that India and China would dominate this
century, creating a new global hierarchy dominated by the East.”19 Beberapa ahli
lainnya juga memprediksi bahwa RRC akan memperluas dominasinya terhadap negaranegara Asia Tenggara sama seperti Amerika Serikat yang mendominasi Amerika
Latin.20
Kemajuan dan potensi RRC menjadi pemain dominan dalam dunia internasional,
sudah ditulis dalam berbagai artikel dan buku, salah satunya dalam buku China’s
Megatrends, yang ditulis oleh John dan Doris Naisbitt. Dalam bukunya, Naisbitt
menggambarkan bagaimana kebangkitan RRC menjadi pemain utama dalam dunia
internasional. Dalam buku tersebut, mereka memaparkan 8 pilar yang membuat RRC
berkembang pesat yaitu emansipasi pikiran, penyeimbangan top-down dan bottom-up,
membingkai hutan dan membiarkan pepohonan tumbuh, menyeberangi sungai dengan
merasakan bebatuan, persemaian artistik dan intelektual, bergabung dengan dunia,
kebebasan dan keadilan, dan dari medali emas olimpiade menuju hadiah nobel.
Kedelapan pilar inilah yang berusaha dielaborasi dan diimplementasikan oleh
pemerintah RRC untuk menguasai dunia dan menjadi pesaing utama Barat.21
Berhasilnya RRC menjadi salah satu pemain utama dalam dunia internasional
dan dengan adanya pendapat berbagai ahli yang menyatakan RRC dapat menyeimbangi
19
Naomi Canton. (2011). India and China to Dominate this Century. Diakses dari
http://www.rediff.com/news/slide-show/slide-show-1-india-and-china-to-dominate-thiscentury/20110927.htm, tanggal 26 Oktober 2011.
20
Tyler Marshall. (2006). China Poised to Dominate Influence in Asia. Diakses dari
http://pulitzercenter.org/articles/china-poised-dominate-influence-asia, tanggal 26 Oktober 2011.
21
John dan Doris Naisbitt. (2010). China’s Megatrends: 8 Pilar yang Membuat Dahsyat China.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
7
Amerika Serikat menjadi alasan pentingnya tema ini dibahas. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul, ”Kedudukan Republik
Rakyat China sebagai Penyeimbang Dominasi Amerika Serikat dalam Dunia
Internasional”. Berdasarkan judul tersebut, akan dilakukan pengkajian lebih lanjut
untuk mengetahui apakah munculnya RRC sebagai kekuatan baru dunia mampu
menyeimbangi dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional dan bagaimana
konfigurasi penyeimbangan yang akan terbentuk.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Pembahasan dalam tulisan ini hanya akan membahas kedudukan RRC sebagai
salah satu dari negara kekuatan baru dunia, dalam menyeimbangi dominasi Amerika
Serikat dalam dunia internasional. Karena hubungan antara RRC dan Amerika Serikat
bisa dikatakan terdapat pada semua bidang baik itu bersifat kerjasama maupun konflik.
Oleh karena itu, pembahasan dalam penelitian akan dibatasi hanya pada data-data dan
analisis yang menunjukkan kekuatan/potensi RRC yang dapat menjadi penyeimbang
bagi dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional.
Berdasarkan batasan tersebut, pembahasan diformulasikan dalam rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Keunggulan apa yang dimiliki RRC sehingga dianggap penyeimbang
dominasi Amerika Serikat?
2. Bagaimana bentuk komposisi penyeimbangan RRC terhadap dominasi
Amerika Serikat?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini sebagai berikut:
8
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menjelaskan keunggulan yang dimiliki RRC sehingga
dianggap penyeimbang dominasi Amerika Serikat.
b. Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk komposisi penyeimbangan RRC
terhadap dominasi Amerika Serikat.
2. Kegunaan Penelitian
Melalui tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna
sebagai:
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan pemerintah dan
lembaga terkait dalam memahami dan menanggapi kedudukan RRC sebagai
penyeimbang dominasi Amerika Serikat.
b. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan gambaran mengenai kedudukan RRC
sebagai penyeimbang dominasi AS dalam dunia internasional dan berbagai
implikasinya. Serta dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti lain yang tertarik
membahas objek yang sama dalam tulisan ini.
D. Kerangka Konseptual
Interaksi antarnegara dalam dunia internasional selama ini diwarnai dengan pola
hirarki. Dimana negara yang kuat, yang dikonotasikan sebagai negara maju selalu
mendominasi negara yang lemah, yang dikonotasikan sebagai negara berkembang. Hal
ini, lebih terlihat pada kedudukan Amerika Serikat dalam dunia internasional pasca
Perang Dingin sampai sekarang, yang dikatakan mendominasi seluruh negara-negara di
dunia.
Dominasi memiliki beberapa pengertian yang agak berbeda tergantung pada
bidangnya. Secara harfiah diartikan sebagai penguasaan oleh pihak yang lebih kuat
9
terhadap yang lebih lemah, baik di bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan,
olahraga, dan sebagainya.22 Dalam politik, dominasi berarti sebuah paham politik untuk
melakukan penaklukan atau penguasaan, dalam hal ini bisa melalui eksploitasi terhadap
agama, ideologi, kebudayaan, dan wilayah, dengan maksud agar mendapatkan
keuntungan secara ekonomi atau kekuasaan.23
Dominasi Amerika Serikat terdapat di semua bidang, mulai dari politik, milter,
ekonomi, dan kebudayaan serta media. Sehingga, dominasi Amerika Serikat ini sering
disebut sebagai sebuah imperium dunia. Jadi tidak heran jika Amerika Serikat dapat
mengontrol dunia melalui kebijakan-kebijakannya, karena bisa dikatakan semua
berpusat kepadanya.24
Dominasi yang dipegang oleh Amerika Serikat mulai goyah dengan
bermunculannya beberapa kekuatan baru dunia. Negara-negara yang disebut kekuatan
baru dunia ini menjadi kompetitor Amerika Serikat dalam dunia internasional.
Kompetitor biasa diartikan sebagai orang atau pihak yang saling berlomba untuk
memojokkan lawan.25 Namun, tidak selamanya keberadaan kompetitor berdampak
negatif. Keberadaan kompetitor bisa menjadi motivator dan tantangan bagi pihak
tertentu untuk menciptakan inovasi baru agar tidak terkalahkan dari kompetitor tersebut.
Seperti dalam bisnis, dengan adanya kompetitor, pihak-pihak yang terkait akan
berbisnis secara kompetitif dan bersaing secara sehat dengan menunjukkan jati diri
(image) dan karakter yang unik dan unggul dibandingkan kompetitornya. Hal inilah
22
Dominasi. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-325562-dominasi.html, tanggal 7
Desember 2011.
23
Dominasi. (2009). Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Dominasi, tanggal 10 Desember
2011.
24
Martin Jacques. op. cit., hal. 408-410.
25
Kompetitor. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-335841-kompetitor.html, tanggal 7
Desember 2011.
10
yang terjadi pada kemunculan RRC sebagai salah satu pemain utama terhadap eksistensi
Amerika Serikat.
Keberadaan kompetitor dalam mengimbangi dominasi suatu negara bisa
mengakibatkan perimbangan kekuasaan atau ekuilibrium. Ekuilibrium secara sederhana
diartikan sebagai keadaan stabil dimana kekuatan saling membatalkan satu sama lain.26
Menurut Walter S. Jones, “perimbangan kekuasaan mencakup semua kemampuan
politik negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang mempertahankan
perimbangan konflik tanpa perang.”27 Walter S. Jones juga mengatakan bahwa, “dalam
hubungan internasional, kekuasaan selalu ada, sehingga tujuan suatu keseimbangan
bukan untuk menghapuskan kekuasaan, tetapi untuk mengawasi dan mengaturnya bagi
tujuan-tujuan perdamaian.”28 Sedangkan menurut Hans J. Morgenthau, ekuilibrium
adalah:
Stabilitas di dalam suatu sistem yang terdiri atas beberapa kekuatan yang
otonom. Apabila ekuilibriumnya terganggu oleh kekuatan luar maupun oleh
perubahan pada salah satu dari unsur-unsur penyusun sistem, maka sistem
tersebut cenderung mengembalikan kepada sistem semula atau mencapai
ekuilibrium yang baru.29
E. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Dalam tulisan ini, penelitian menggunakan metode penelitian dekskriptif.
Metode ini dilakukan dengan menggambarkan kedudukan RRC dalam menyeimbangi
dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional. Dimulai dari penggambaran
26
Equilibrium. (n.d.) Diakses dari http://artikata.com/arti-60816-equilibrium.html, tanggal 7
Desember 2011.
27
Walter S. Jones. (1993). Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi Politik
Internasional, dan Tatanan Dunia 2. Jakarta: Gramedia Purtaka Utama, hal. 35.
28
Ibid., hal 38.
29
Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. (2010). Politik Antarbangsa. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, hal. 200.
11
kelebihan/potensi RRC sebagai penyeimbang dominasi Amerika Serikat sampai
gambaran mengenai konfigurasi penyeimbangan yang akan terbentuk.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tulisan ini, adalah telaah
pustaka (library research). Yaitu dengan mengumpulkan berbagai data dari literaturliteratur seperti jurnal, buku, artikel, dan bahan tertulis lainnya. Serta pemberitaan dari
media elektronik dan cetak yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.
Data-data yang didapat dari berbagai literatur tersebut, digunakan sebagai bahan untuk
membantu menganalisa fenomena yang dibahas dalam penelitian. Adapun tempat yang
menjadi sumber literatur selama pengumpulan data dilakukan yaitu Perpustakaan Pusat
Universitas Hasanuddin di Makassar ditambah beberapa literatur dari koleksi pribadi
penulis.
3. Jenis Data
Berdasarkan pembahasan yang telah ditentukan maka, jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data teoritis yang berhubungan dengan penelitian yang
ditulis. Data ini diperoleh dari berbagai literatur dan hasil olahan dari berbagai sumber
terkait. Data teoritis ini yang dianalisis untuk menjawab permasalahan yang ditentukan.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam tulisan ini adalah teknik analisis data
kualitatif. Dengan teknik ini, analisis ditekankan pada data kualitatif yang analisisnya
akan diarahkan pada data non-matematis. Namun untuk data pelengkap, juga disertakan
data kuantitatif berupa angka-angka statistik yang memiliki keterkaitan dengan obyek
penelitian.
12
5. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif.
Penulisan dimulai dengan menggambarkan permasalahan secara umum. Kemudian
berdasarkan teori-teori dan data-data yang didapat ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus.
13
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Untuk dapat mengantar dan menguraikan materi judul skripsi ini, maka pada
hakekatnya penulis telah mengidentifikasi beberapa konsep dasar. Konsep-konsep ini,
akan digunakan sebagai acuan pemikiran dan penuntun dalam penulisan skripsi ini,
yakni konsep tentang dominasi, kompetitor, dan ekuilibrium. Berikut, penjabaran ketiga
konsep tersebut:
A. Konsep tentang Dominasi
Dunia internasional sejak dahulu sampai sekarang selalu menunjukkan pola yang
sama, dimana selalu terdapat pihak yang menguasai (superior) dan ada pihak yang
dikuasai (inferior). Perbedaan yang terlihat hanyalah pada bentuk penerapannya. Jika
dulu menggunakan sistem negara kolonial dan negara jajahan, maka sekarang
menggunakan sistem negara kuat dan negara lemah, yang umumnya dikategorikan
berdasarkan kekuatan politik, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Negara kuat inilah
yang dikonotasikan sebagai pihak yang memiliki dominasi terhadap negara yang
lainnya.
Pengertian dominasi dapat dilihat dari berbagai aspek. Secara harfiah dominasi
diartikan sebagai penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah,
baik di bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan, olahraga, dan sebagainya.30
Dalam politik, dominasi berarti sebuah paham politik untuk melakukan penaklukan atau
penguasaan, dalam hal ini bisa melalui eksploitasi terhadap agama, ideologi,
30
Dominasi. (n.d.). loc. cit.
14
kebudayaan, dan wilayah, dengan maksud agar mendapatkan keuntungan secara
ekonomi atau kekuasaan.31
Berdasarkan pengertian di atas, istilah dominasi digunakan untuk menyatakan
bahwa suatu pihak memiliki pengaruh yang besar atau penguasaan yang lebih besar
terhadap sesuatu atau pihak lain, jika dibandingkan pihak yang lainnya. Dalam ilmu
hubungan internasional, sering didapatkan pernyataan bahwa “Negara A memiliki
dominasi terhadap Negara B” atau “Negara A mendominasi dunia internasional dalam
berbagai aspek.” Dari kedua pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Negara “A”
memiliki pengaruh dan kekuasaan terhadap Negara “B”, atau Negara “A” menguasai
dunia internasional dalam berbagai aspek. Penggunaan kata dominasi sering kali
disamaartikan dengan kata hegemoni, namun harus diketahui bahwa dominasi dan
hegemoni berbeda. Perbedaaan keduanya dapat dilihat berdasarkan pengertian dominasi
itu sendiri.
Menurut Bungaran Anton Simanjuntak, Guru Besar Sosiologi Universitas
Negeri Medan, dalam Jurnal Sosiologi Budaya Etnivos, dominasi adalah:
keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang ingin menguasai orang lain
dalam pemikiran, ide, bahkan proses kehidupan kelompok lain sehingga
mereka menerima gagasan kelompok yang dominan. Kelompok dominan
adalah kelompok yang merasa kuat, merasa mampu untuk mengatur dan
menguasai orang lain sesuai kehendaknya melalui dominant value system yang
diciptakannya.32
Lebih lanjut, dikatakannya bahwa dominasi bisa terjadi jika terdapat perbedaan
dalam masyarakat akibat adanya kemajemukan sosial. Secara ilmiah, terdapat
kecenderungan keinginan dalam diri seseorang atau suatu kelompok untuk
mendominasi orang atau kelompok lainnya. Dominasi, biasanya berdampak negatif bagi
31
Dominasi. (2009). loc cit.
Bungaran Anton Simanjuntak. (2005). Strategi Dominasi dan Keutuhan Negara Bangsa yang
Pluralistik. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI, 1.2 (10), 57-60, hal. 57. Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15274/1/etv-okt2005-2.pdf, tanggal 7 Desember 2011.
32
15
pihak yang terdominasi, dan berdampak positif secara internal bagi pihak yang
mendominasi. Dominasi bisa terjadi antara satu golongan yang berbeda dengan yang
lain atau dalam satu golongan yang sama.33
Sementara
hegemoni
dalam
lingkup
internasional,
diartikan
sebagai
kepemimpinan atau kekuasaan besar yang dijalankan oleh suatu negara atas negara lain,
dengan demikian dapat mendominasi mereka.34 Dalam teori hegemoni sebagaimana
yang diutarakan Antonio Gramsci, dikatakan bahwa hegemoni merupakan kondisi di
mana kelompok dominan mempertahankan dominasi mereka dengan mendapatkan
persetujuan spontan dari kelompok bawahan, termasuk kelas pekerja, melalui
pembangunan negosiasi konsensus politik dan ideologis yang mencakup kedua
kelompok tersebut.35
Berdasarkan pengertian tersebut, hegemoni merupakan proses penguasaan oleh
kelompok dominan atas kelompok di bawahnya, yang diperoleh tanpa melalui
kekerasan melainkan melalui persetujuan pihak yang dikuasai. Persetujuan ini diperoleh
melalui penguasaan basis-basis pikiran, kemampuan kritis, dan kemampuan efektif
kelompok bawahan dengan menggunakan konsensus yang mengantarkan kesadaran
masyarakat ke dalam pola yang telah ditentukan kelompok dominan. Dalam hal ini,
kelompok di bawah juga aktif mendukung ide-ide kelompok dominan.
Salah satu jenis dominasi yang dirasakan orang, pada umumnya ialah dominasi
ekonomi. Dominasi ekonomi terjadi karena satu kelompok minoritas menguasai
lapangan ekonomi dan perdagangan dalam arti seluas-luasnya. Penguasaan yang
dimaksud berupa penguasaan dalam proses kehidupan perekonomian, mulai dari hulu
33
Ibid.
T.J. McKeown. (n.d.). Hegemony in International Relations. International Relations, II, hal. 1-2.
Diakses dari http://www.eolss.net/Sample-Chapters/C14/E1-35-02-02.pdf, tanggal 12 Maret 2012.
35
Monica Stillo. (n.d.). Antonio Gramsci. Diakses dari http://www.theory.org.uk/ctr-gram.htm,
tanggal 12 Maret 2012.
34
16
sampai ke hilir, dari seluruh jenis komoditi yang diperdagangkan atau diproduksi.
Kelompok dominan ini sangat berkuasa, sehingga mereka bisa mempengaruhi
kehidupan suatu negara dengan kekuatan ekonominya. Misalnya, jika mereka
menginginkan suatu kekacauan, mereka dapat menimbulkan stagnasi perekonomian
nasional, dengan tidak berproduksi dan tidak menyalurkan bahan-bahan kebutuhan
hidup, sehingga akan terjadi kekacauan perdagangan. Sama halnya jika mereka ingin
mengacaukan bidang moneter, dengan memborong seluruh valuta asing sehingga harga
menjadi membumbung, atau tidak mempergunakan atau menyimpan uangnya sehingga
jumlah uang yang beredar sedikit, akibatnya pembangunan mengalami stagnasi bahkan
negatif.36
Dalam pembahasan mengenai dominasi, istilah dominant power akan muncul.
Menurut The Greenwood Encyclopedia of International Relations, dominant power
adalah status lokal, regional, atau global yang diperoleh (dimiliki) oleh suatu negara
yang kuat, yang mana tidak memiliki lawan yang jelas dan pilihan kebijakan luar
negerinya biasanya terus bergoyang.37 Dominant power harus dijelaskan melalui tujuan
dan juga melalui kekuatan, pada umumnya, menarik bagi beberapa desain persatuan
internasonal dan solidaritas.38
Dalam sejarah dunia internasional, sejak terbentuknya negara modern, dominasi
telah dilakukan oleh beberapa negara. Pada abad ke-19, dominasi dunia internasional
dipegang oleh Inggris. Dalam kurun waktu tersebut, Inggris unggul dalam berbagai
aspek mulai dari politik, ekonomi, dan militer serta menjadi pusat perhatian
36
Bungaran Anton Simanjuntak. op. cit. hal. 58.
Cathal J. Nolan. (2002). Dominant Power. The Greenwood Encyclopedia of International
Relations A-E, 1, 445, hal. 445.
38
Ian Clark. (2011). China and the United States: A Succession of Hegemonies?. International
Affairs
87.1,
13–28,
hal.
18.
Diakses
dari
http://www.chathamhouse.org/sites/default/files/public/International%20Affairs/2011/87_1clark.pdf,
tanggal 24 Desember 2011.
37
17
internasional. Namun setelah Perang Dunia II, dominasi Inggris menurun akibat perang
yang berkepanjangan, yang dimulai dari Perang 30 tahun di Eropa, Perang Dunia I,
sampai Perang Dunia II. Di tengah kemunduran Inggris ini, muncullah Amerika Serikat
sebagai pemegang dominasi baru.
Pasca Perang Dunia II, 1945, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara yang
tetap memiliki kemampuan untuk menjadi penjaga dunia. Negara-negara Eropa lainnya,
termasuk Inggris, meski sebagai pihak pemenang perang tetap mengalami kerugian dan
kerusakan yang besar, sehingga tidak bisa lagi memikirkan kondisi negara lain. Mereka
hanya fokus pada pemulihan kondisi dalam negeri. Satu-satunya penantang Amerika
Serikat pasca Perang Dunia II, adalah Uni Soviet yang menciptakan Perang Dingin
sampai 1991. Setelah runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat kembali menjadi satusatunya negara superpower di dunia yang memiliki keunggulan di berbagai bidang
kehidupan, seperti politik, ekonomi, pertahanan keamanan, finansial, dan kebudayaan.
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki Amerika Serikat tersebut, menyebabkan
Amerika Serikat mendominasi segala aspek hubungan internasional.
Besarnya dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional membuatnya
sering disebut sebagai hegemon dunia. Namun pada tahun 2008, terjadi krisis finansial
di Amerika Serikat, yang menyebabkan Amerika Serikat mengalami kemunduran dalam
sektor perekonomian. Hal ini menjadi pemicu munculnya anggapan, bahwa dominasi
Amerika Serikat mulai mengalami kemunduran, dengan tambahan berbagai faktor
lainnya seperti masalah Perang di Afganistan dan Irak, serta memudarnya pengaruh
Amerika Serikat di beberapa negara dan kawasan.
Pada sisi lain, muncul kekuatan baru lainnya, yaitu Republik Rakyat China
(RRC), yang dianggap mampu menyaingi dominasi Amerika Serikat selama ini.
18
Anggapan ini, didasarkan pada keberhasilan pembangunan dan kemajuan yang dicapai
RRC. Fakta-fakta kemajuan RRC dalam dunia internasional dapat dilihat pada bidangbidang ekonomi dan perdagangan, kekayaan dan industrinya, serta pembangunan
kekuatan militernya.
B. Konsep tentang Kompetitor
Setiap negara memiliki kepentingan nasional yang harus dicapai melalui
interaksi internaional. Pencapaian kepentingan inilah yang mewarnai hubungan
antarnegara dalam interaksi internasional. Interaksi yang terjadi bisa berupa kerjasama
ataupun kompetisi. Terjadinya kompetisi bisa disebabkan oleh adanya tujuan yang sama
(biasanya dalam perebutan pengaruh, sumber daya, dan lainnya) ataupun adanya
perbedaan pandangan terhadap sesuatu. Jadi, jika kompetisi atau persaingan terjadi
antara dua negara atau lebih, maka keberadaan negara yang satu terhadap negara
lainnya adalah sebagai kompetitor.
Kompetitor menurut Michael Agnes dalam Webster’s New World College
Dictionary, adalah orang atau sesuatu yang bisa menyamai atau melampaui orang atau
sesuatu yang lain dalam beberapa cara. Atau, kompetitor juga dapat diartikan sebagai
orang atau benda yang dapat menanggung perbandingan, misalnya plastik yang bersaing
dengan berbagai bahan logam.39 Dalam konteks hubungan internasional, contoh
kompetitor yang pernah ada, ialah keberadaan Jerman pada masa Perang Dunia bagi
negara-negara Eropa lainnya, dan keberadaan Uni Soviet bagi Amerika Serikat pada
masa Perang Dingin.
Kompetitor atau biasa juga disebut pesaing, secara umum terbagi menjadi dua
tipe. Tipe pertama, ialah pesaing destruktif, dan yang kedua, ialah pesaing konstruktif.
39
Michael Agnes. (2002). Webster’s New World College Dictionary. Ohio: Wiley Publishing, hal,
1238.
19
Tipe pesaing destruktif, lebih kepada menguatkan kekuatan untuk menghancurkan
pengaruh dan kekuatan lawannya, dalam bisnis, dilakukan dengan menghancurkan
pengaruh pasar lawannya. Sedangkan tipe konstruktif, lebih memilih untuk membangun
iklim persaingan yang sehat dan saling mendukung dengan pihak lawannya. Dalam
bisnis, pesaing (perusahaan) tipe ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah, nilai
manfaat, nilai pemuasaan, dan nilai kecocokan yang tinggi dengan pelanggan tanpa
melakukan strategi yang akan menurunkan profit margin perusahaannya sendiri.40
Kompetitor biasanya diartikan sebagai orang atau pihak yang saling berlomba
untuk memojokkan lawan.41 Namun, dengan adanya dua tipe kompetitor tersebut
menandakan, bahwa tidak selamanya keberadaan kompetitor berdampak negatif.
Keberadaan kompetitor bisa menjadi motivator dan tantangan bagi pihak tertentu, untuk
menciptakan inovasi baru, agar tidak terkalahkan dari kompetitor tersebut. Seperti
dalam bisnis, dengan adanya kompetitor, pihak-pihak yang terkait, akan berbisnis secara
kompetitif dan bersaing secara sehat, dengan menunjukkan jati diri (image) dan karakter
yang unik, dan unggul dibandingkan kompetitornya. Hal yang sama, juga terjadi dalam
persaingan antarnegara dalam hubungan internasional, yang saling berkompetisi dalam
mencapai kepentingan nasionalnya.
Setiap kompetitor memiliki daya saing yang menjadi ukuran efisiensinya jika
dibandingkan saingannya. Daya saing ini umumnya dilihat dari keseluruhan
penyelenggaraan ekonomi nasional seperti tingkat produktivitas, standar hidup, dan
rasio ekspor impor.42 Saat daya saing suatu negara mulai kuat atau mengalami
40
Ipan Pranashakti. (n.d.). Strategi Bisnis: Memahami Tipe Pesaing dalam Bisnis. Diakses dari
http://ipan.web.id/strategi-bisnis-arti-pesaing-dalam-manajemen-bisnis-dan-strategi-bisnis/ tanggal 12
Desember 2011.
41
Kompetitor. loc. cit.
42
Cathal J. Nolan. (2002). Competitive. The Greenwood Encyclopedia of International Relations
A-E, 1, 331, hal. 331.
20
peningkatan, maka negara-negara lain yang merasa akan terganggu atau terkena dampak
dari peningkatan terebut akan mulai mengawasi pertumbuhan negara tersebut, bahkan
terkadang melakukan langkah pembendungan.
Kemunculan RRC sekarang ini sebagai salah satu pemain utama dalam dunia
internasional, bisa dipandang sebagai kompetitor dominasi Amerika Serikat. Hubungan
RRC-Amerika Serikat berbeda dengan hubungan antara Jerman dan negara-negara
Eropa lainnya, atau hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet, saat Perang Dingin dulu.
Jika keberadaan Jerman atau Uni Soviet bersifat destruktif bagi negara-negara Eropa
atau Amerika Serikat, maka keberadaan RRC sekarang, lebih bersifat konstruktif bagi
Amerika Serikat.
C. Konsep tentang Ekuilibrium
Keseimbangan kekuasaan atau biasa disebut ekuilibrium, sudah tidak asing lagi
dalam hubungan internasional. Istilah ini sudah dikenal sejak zaman kerajaan Eropa,
pada zaman Perang Dingin sampai sekarang. Bahkan menurut Oppenheim,
“equilibrium between the members of the Family of Nations is an indispensable
condition of the very existence of international law.”43
Keseimbangan kekuasaan merupakan hasil perkembangan alamiah dan tidak
terhindarkan dari persaingan kekuasaan. Umur keseimbangan kekuasaan sama tuanya
dengan sejarah politik itu sendiri, namun refleksi teoritis sistematisnya, baru dimulai
pada abad ke-16 dan mencapai puncaknya pada abad ke-18 dan ke-19. Umumnya,
keseimbangan kekuasaan dipahami sebagai alat pelindung dari suatu persekutuan
43
Ian Clark. op. cit., hal. 15.
21
bangsa-bangsa, yang mengkhawatirkan kemerdekaan mereka, melawan bangsa lainnya
yang bermaksud mendominasi dunia.44
Pengertian dan pemahaman tentang ekuilibrium memang mengalami perbedaan
antara masa Kerajaan Eropa dengan masa negara modern, terutama setelah Perang
Dingin. Penjelasan di atas, lebih merupakan pemahaman tentang ekuilibrium pada
zaman Kerajaan Eropa sampai masa Perang Dingin. Namun, sekarang ekuilibrium
secara sederhana, diartikan sebagai keadaan stabil dimana kekuatan saling membatalkan
satu sama lain.45 Menurut Walter S. Jones, “perimbangan kekuasaan mencakup semua
kemampuan politik negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang
mempertahankan perimbangan konflik tanpa perang.”46 Walter S. Jones juga
mengatakan bahwa, “dalam hubungan internasional, kekuasaan selalu ada, sehingga
tujuan suatu keseimbangan bukan untuk menghapuskan kekuasaan tetapi untuk
mengawasi dan mengaturnya bagi tujuan-tujuan perdamaian.”47 Sedangkan menurut
Hans J. Morgenthau dalam Politik Antarbangsa, ekuilibrium adalah:
Stabilitas di dalam suatu sistem yang terdiri atas beberapa kekuatan yang
otonom. Apabila ekuilibriumnya terganggu oleh kekuatan luar maupun oleh
perubahan pada salah satu dari unsur-unsur penyusun sistem, maka sistem
tersebut cenderung mengembalikan kepada sistem semula atau mencapai
ekuilibrium yang baru.48
Tujuan dari semua ekuilibrium, ialah mempertahankan stabilitas sistemnya tanpa
keanekaragaman unsur-unsur susunannya. Seandainya tujuannya hanya berupa
terciptanya stabilitas saja, hal itu dapat tercapai dengan membiarkan salah satu unsur
menghancurkan atau menundukkan unsur-unsur lainnya, dan mengambil tempat
mereka. Akan tetapi, karena aspirasinya berupa kestabilan, sekaligus pelestarian semua
44
Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. op. cit., hal. 220.
Equilibrium. loc. cit.
46
Walter S. Jones. loc. cit.
47
Ibid., hal. 38.
48
Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. loc. cit., hal. 200.
45
22
unsur sistem, maka ekuilibrium harus diarahkan untuk mencegah unsur yang mana pun
mengungguli yang lainnya. Sarana yang digunakan untuk mempertahankan ekuilibrium,
ialah membiarkan unsur-unsur yang berbeda itu mengikuti berbagai kecenderungan
mereka yang saling bertentangan, sampai pada titik, di mana kecenderungan satu unsur
tidak lagi kuat untuk mengatasi kecenderungan unsur-unsur lainnya, namun, masih
cukup kuat untuk mencegah yang lain-lainnya mengatasi kecenderungan sendiri.49
Ada berbagai cara melakukan ekuilibrium atau keseimbangan kekuasaan yang
pernah dilakukan dalam sejarah hubungan internasional, yaitu sebagai berikut:50
1. Memecah belah untuk menguasai. Cara ini digunakan oleh bangsa-bangsa agar
saingan-saingan mereka menjadi terpecah-belah atau membiarkan mereka tetap
terpecah-belah. Contohnya, politik Perancis terhadap Jerman dan politik Uni
Soviet terhadap wilayah Eropa lainnya.
2. Kompensasi-kompesansi. Pada abad ke-18 dan ke-19 kompensasi yang bersifat
teritorial merupakan alat yang lazim untuk mempertahankan keseimbangan
kekuasaan yang telah atau akan terganggu oleh adanya perolehan wilayah dari
salah satu bangsa. Contohnya, dapat dilihat pada Perjanjian Utrecht pada tahun
1713, yang mengakhiri Perang Pewarisan Takhta Spanyol untuk pertama kali,
mengakui dengan jelas prinsip keseimbangan kekuasaan dengan cara pemberian
kompensasi teritorial. Perjanjian tersebut mengatur pembagian sebagian besar
wilayah yang dikuasai oleh Spanyol, Eropa, dan wilayah jajahannya, antara
bangsa Hapsburg dan bangsa Bourbon “ad conservanduni in Europa
equilibrium,” sebagaimana tercantum dalam perjanjian. Contoh lainnya dapat
dilihat dalam pembagian Afrika ke dalam distribusi wilayah jajahan dan
49
50
Ibid., 201.
Ibid., hal. 211-214.
23
penentuan batas-batas lingkungan pengaruh wilayah jajahan dan wilayah semi
jajahan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
3. Persenjataan-persenjataan. Perlombaan senjata di mana bangsa A mencoba
mengimbangi, dan selanjutnya mengungguli persenjataan bangsa B, dan
sebaliknya, merupakan peralatan khas yang tidak stabil dari keseimbangan
kekuasaan yang dinamis. Contohnya pada situasi sebelum Perang Dunia I, dengan
adanya persaingan angkatan laut antara Jerman dan Inggris Raya dan persaingan
tentara antara Perancis dan Jerman.
4. Persekutuan-persekutuan. Menurut sejarah, manifestasi keseimbangan kekuasaan
yang paling penting tidak terdapat dalam ekuilibrium dari dua bangsa yang
terisolasi melainkan dalam hubungan-hubungan antara satu bangsa atau
persekutuan bangsa dengan persekutuan bangsa lainnya. Persekutuan merupakan
fungsi yang perlu dalam keseimbangan kekuasaan yang berlaku dalam suatu
sistem banyak negara. Namun, suatu bangsa akan menjauhi persekutuan jika
berkeyakinan cukup kuat dengan bertahan sendiri tanpa bantuan atau
berkeyakinan bahwa beban kewajiban-kewajiban persekutuan boleh jadi akan
melampaui keuntungan-keuntungan yang diharapkan.
Dalam ekuilibrium gaya lama, khususnya dalam perlombaan senjata, setiap
pihak mengembangkan persenjataannya masing-masing untuk mengimbangi atau
mencapai superioritas terhadap pihak lain. Namun, dalam ekuilibrium gaya baru, jika
satu pihak mengembangkan persenjataannya, maka pihak lain berusaha untuk tidak
menyeimbangkan dengan meningkatkan persenjataannya juga, tetapi membatasi dan
24
mencegah berkembangnya persenjataan pihak tersebut, dan pada saat yang sama
menurunkan kemampuan militernya sendiri.51
Keberadaan RRC sebagai penyeimbang Amerika Serikat dalam dunia
internasional, membuat suatu ekulibrium baru. Keseimbangan kekuasaan antara RRC
dan Amerika Serikat merupakan ekuilibrium gaya baru, yang lebih bersifat saling
mengontrol dibandingkan konflik terang-terangan di antara keduanya, seperti yang
terjadi pada ekulibrium sebelumnya. Keduanya tidak saling menjatuhkan dan
menyerang secara langsung melainkan saling mengontrol, sehingga tidak ada yang
bertindak semaunya.
51
Samuel P. Huntington. (2005). Benturan Peradaban. Dalam A. Zaim Rofiqi (ed.), Amerika dan
Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politk Internasional (hal. 53-86), Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, hal. 84.
25
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG REPUBLIK RAKYAT CHINA
DAN DOMINASI AMERIKA SERIKAT
A. Republik Rakyat China (RRC)
1. Perkembangan dan Strategi Pembangunan RRC
Sebelum tahun 1978, RRC tidak lebih dari sebuah negara berkembang dengan
segala permasalahannya. Bahkan sering dikatakan sebagai negara paria dalam hal
perekonomian. Namun, keadaan RRC berubah sejak tahun 1978 dengan dilakukannya
reformasi perekonomian, yang dicetuskan oleh salah satu pemimpin RRC, Deng
Xiaoping. Pada bulan Mei 1978, Deng Xiaoping mengambil langkah pertama dan
penting dalam transformasi RRC menuju modernitas dan menjadi suatu negara yang
kuat, yaitu dengan menyerukan kepada rakyatnya bahwa “kita perlu menjalankan
emansipasi besar dalam pikiran kita.”52
Emansipasi pikiran yang diserukan Deng Xiaoping, menjadi titik awal
perubahan pola pikir masyarakat RRC untuk berpikir bagi mereka sendiri, dan membuat
keputusannya sendiri. Sebelumnya, masyarakat RRC dipengaruhi oleh pemikiran yang
mementingkan dan bergantung pada kelompok, yang selalu ditanamkam pemimpim
sebelumnya, Mao Zedong, dan terkungkung dalam satu pola yang diciptakannya.
Emansipasi pikiran inilah yang memicu masyarakat untuk berkreatifitas dan membuat
inovasi-inovasi baru dalam berbagai bidang, yang berperan dalam pembangunan RRC.
Selain menyerukan emansipasi pikiran, Deng Xiaoping juga mengajukan empat
program modernisasi dalam reformasi perekonomian RRC. Empat modernisasi tersebut
meliputi modernisasi bidang Pertanian, Pertahanan, Industri, dan Ilmu pengetahuan dan
52
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 1.
26
Teknologi. Program modernisasi ini, dimulai pada moderniasai bidang pertanian. Jika
pada masa pemerintahan Mao Zedong, khusunya pada saat Lompatan Jauh ke Depan
pemerintah mengontrol ketat politik, produksi, dan pemerintahan setempat, maka pada
masa Deng Xiaoping pemerintah memberi kebebasan kepada para petani. Pemerintah
memperkenalkan usaha-usaha pertanian baru berupa “Sistem Tanggung Jawab
(Zerenzhi)”, di mana, setiap keluarga petani tidak lagi bekerja bersama dalam sebuah
komune, melainkan melakukan perjanjian dengan pemerintah administratif untuk
mengerjakan sebidang tanah dan mendapatkan keuntungan langsung. Para petani juga
dipercayakan untuk memegang areal pertanian secara pribadi, sehingga setiap keluarga
petani bisa mengolah sendiri tanahnya, dan mengambil keputusan masing-masing.
Dengan sistem ini, terlihat bahwa kebijakan kolektivitasasi yang diterapkan Mao
Zedong sudah ditinggalkan.53
Kebijakan yang diambil Deng Xiaoping ini mendapat pro dan kontra, dalam
tubuh Partai Komunis China (PKC), yang menganggap Deng Xiaoping kapitalis.
Pemikiran Deng Xiaoping memang bertentangan dengan pemikiran Mao Zedong, dan
pengikutnya yang ingin menjalankan Marxisme Ortodoks dan melarang ekonomi
pasar.54 Namun, Deng Xiaoping tetap menjalankan kebijakan tersebut dengan “teori
kucingnya”, yang berbunyi, “tidak peduli apakah kucing itu hitam atau putih, yang
penting dia dapat menangkap tikus.” Maksudnya, perdebatan bukan pada apakah
komunisme atau kapitalisme yang terbaik bagi RRC, yang penting adalah mana yang
efektif dan mana yang tidak, bagi bangsa itu untuk meraih potensi pada masa depan.55
Berdasarkan hal ini, para pengambil kebijakan RRC di bawah kepemimpinan Deng
53
A. Zaenurrofik. (2008). China Naga Raksasa Asia: Rahasia Sukses China Menguasai Dunia.
Jogjakarta: Garasi, hal. 127-128.
54
Ibid., hal. 126.
55
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. xviii.
27
Xiaoping, tidak boleh lagi berkutat pada ideologi komunis, tetapi pada pengembangan
ekonomi.
Sejak tahun 1979, fokus utama pemerintah RRC adalah pembangunan ekonomi.
Melalui modernisai pendidikan, ratusan ribu warga RRC dikirim ke Amerika Serikat
dan Eropa untuk belajar fondasi perekonomian pasar. Selain itu, RRC juga memutuskan
meliberalisasi sektor keuangan dengan memanfaatkan kehadiran bank. Pemerintah juga
melakukan desentralisasi wewenang terhadap pemerintah lokal untuk mengembangkan
perekonomian setempat.56
Liberalisai
ekonomi
lainnya
yang
ditempuh
oleh
pemerintah
ialah
dihapuskannya monopoli negara, yang diumumkan pada 1 Januari 1985. Sejak
dihapuskannya monopoli negara, BUMN atau perusahaan milik negara, bukan lagi satusatunya pelaku ekonomi. Badan usaha milik swasta sudah diizinkan beroperasi dan
RRC sudah terbuka bagi modal asing. Kebijakan “pintu terbuka” ini, membuat beberapa
kota dikembangkan menjadi zona ekonomi khusus. RRC telah mendirikan lebih dari
2.000 zona ekonomi khusus, di mana hukum investasi diliberalisasi untuk menarik
modal asing.57
Zona ekonomi khusus RRC, terbagi menjadi Zona Pengembangan Perdagangan
Bebas (FTZ), Zona Pengembangan Industri Berteknologi Tinggi (HIDZ), Zona
Kerjasama Ekonomi (BECZ), Zona Pemrosesan Ekspor (EPZ), dan beberapa kota yang
disediakan untuk lokasi resort wisata dan liburan. Bagi investor yang berasal dari
Taiwan, dipersiapkan empat kota atau wilayah yang berada di dekat seberang Taiwan
yaitu Fuzhou, Jimei, Xinlin, dan Haicang, yang hanya diperuntukkan bagi investasi
Taiwan. Semua lokasi ini sudah diatur untuk memberikan pelayanan dan fasilitas
56
57
Ibid., hal. xvii-xviii.
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 128-129 dan 160.
28
lengkap untuk memenuhi kebutuhan para investor, mulai dari infrastruktur, sistem
keamanan, sampai pada pelayanan administrasi di bawah satu atap.58
Modal asing diperlukan untuk membantu pertumbuhan ekonomi RRC. Melalui
modal asing, RRC mampu memperbanyak kegiatan produksi dan menyerap tenaga kerja
yang banyak. Selain itu, juga menguntungkan dengan terjadinya alih dan transfer
teknologi. Sehingga, tenaga produksi masyarakat serta kreativitas yang ada menjadi
terpacu, akhirnya pertumbuhan ekonomi pun menjadi semakin meningkat.59 RRC
memanfaatkan modal asing dalam tiga kategori utama, yaitu: pinjaman luar negeri,
kredit ekspor, dan penerbitan obligasi luar negeri; penanaman modal langsung termasuk
perusahaan patungan China-asing, penanaman modal asing 100%, dan proyek
pembangunan yang dimiliki bersama oleh China-asing; dan Leasing internasional,
perdagangan kompensasi, pemrosesan dan perakitan, penerbitan saham di luar negeri.60
Pelaksanaan mekanisme pasar dalam perekonomian RRC semakin gencar setelah
masuknya RRC ke dalam WTO pada tahun 2001.
Selain sektor ekonomi, sektor sosial khususnya pendidikan juga mengalami
perbaikan. RRC mewajibkan semua masyarakat mendapatkan pendidikan dasar
sembilan tahun dan semua desa sudah harus menjalankannya pada tahun 2006.
Pendidikan tinggi juga diperbaiki, jumlah murid yang memasuki pendidikan tinggi naik
3,5 kali pada 2003, dengan penekanan lebih kuat pada pendidikan teknik. Dengan
meningkatnya pendidikan, kualitas pekerja juga naik. Pekerja yang masuk pasar tiga
58
Simon Siragih. (2006). Pelayanan, Infrastruktur, dan Pekerja China Sangat Istimewa. Dalam
Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 16-22). Jakarta:
Kompas, hal. 16-17.
59
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 130.
60
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 71.
29
kali lebih banyak dari yang mulai memasuki sekolah. Hasilnya, upah pekerja membaik
karena kegiatan ekonomi makin membesar dengan pendidikan lebih baik.61
Deng Xiaoping pernah mengatakan bahwa menjadi kaya adalah mulia, hal ini
menandakan bahwa RRC mulai meninggalkan paham komunisme. Namun, perlu dicatat
bahwa hal ini hanya berlaku dalam kehidupan ekonominya. Dalam kehidupan politik
RRC tidak melepaskan simbol-simbol komunisme karena tetap menganggap sistem
terkendali terpusat oleh negara merupakan cara yang paling efektif untuk
mengendalikan keamanan dan ketertiban di RRC.62 Emansipasi pikiran memang
membolehkan masyarakat berpikir sendiri dan menciptakan sasaran-sasaran pribadi
yang memajukan masyarakat. Namun, sasaran-sasaran itu harus sejalan dengan tujuan
besar yang dibingkai oleh PKC yaitu “mengurangi kemiskinan dan memerangi
keterbelakangan.”63 Pemahaman ini, diteruskan oleh para pemimpin RRC selanjutnya.
Masih dominannya PKC dalam perpolitikan RRC memiliki keunggulan yang
menguntungkan bagi pembangunan RRC. Salah satunya, kemampuannya menciptakan
stabilitas dalam negeri. Stabilitas menjadi kata kunci yang menjamin kelangsungan
kemajuan RRC selama ini. Dalam China Daily, dikemukakan bahwa kemajuan yang
dicapai RRC dalam 30 tahun terakhir, berkat keberhasilan pemerintah menjaga
stabilitas. Selain membuat seluruh program ekonomi pemerintah bisa dilaksanakan
dengan baik, stabilitas politik yang kuat juga membuat investasi asing berbondongbondong mengalir ke RRC.64
61
Simon Siragih. (2006). China Jadi Pasar Mobil Terbesar di Dunia. Dalam Bagus Dharmawan
(ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 63-78). Jakarta: Kompas, hal. 75.
62
James Luhulima. (2006). Sistem Kendali Terpusat, Dasar Kemajuan Chins. Dalam Bagus
Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 3-9). Jakarta: Kompas,
hal. 4.
63
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 63.
64
James Luhulima. op. cit., hal. 4-5.
30
Dalam merancang pembangunan negaranya, pemerintah RRC menjalankan
konsep “biarkan beberapa kota kaya terlebih dulu”.65 Hal ini tercermin dari
pengembangan wilayah timur, yang berupa wilayah pesisir, terlebih dahulu pada awal
reformasi dengan pembentukan zona ekonomi khusus. Reformasi ini didasarkan pada
pendekatan selangkah demi selangkah, sepotong-sepotong, dan coba-coba. Jika suatu
kebijakan berjalan lancar maka akan diperluas ke daerah lain, namun jika gagal akan
dihentikan.
RRC dengan luas total 9.596.961 km persegi terdiri dari tiga kawasan, barat,
sentral, dan timur. Kawasan barat terdiri dari 12 provinsi atau berupa kota besar dan
kawasan otonom, kawasan sentral terdiri dari 6 provinsi atau kawasan otonom, dan
kawasan timur terdiri dari 11 provinsi atau kota besar dan kawasan otonom.66 Setelah
keberhasilan
pembangunan
kawasan
timur,
pemerintah
mulai
mencanangkan
pembangunan di kawasan sentral dan barat.
Beberapa tahun ke belakang, pemerintah pusat telah menjalankan kebijakan
untuk membangun kawasan sentral dan barat. Dimulai pada tahun 1999, saat presiden
Jiang Zemin dan Perdana Menteri Zhu Rongji, membuka kawasan barat atau yang
disebut “xibu dakaifa”, untuk memperkecil ketimpangan sosial dan ekonomi dari
kawasan timur.67 Pembangunan dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama,
pembangunan fisik dan transfer industri pengolahan sumber daya alam dan industri
padat karya. Kedua, penyesuaian tingkat harga hingga mampu membangun kemandirian
kawasan. Ketiga, memberikan kemudahan lalu lintas keuangan dari dan ke kawasan
timur. Keempat, mengakselerasi langkah reformasi kawasan dengan memperkuat
65
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 89.
Bob Widyahartono. (2010). China: Nasionalisme di Balik Visi Pembangunan. Kompas, 27
September, hal. 11.
67
Agoeng Wijaya. (2012, 29 Januari). China: Bangkitnya Sang Naga. Tempo, 23, 50-64, hal. 53.
66
31
dukungan ke daerah-daerah miskin dan memperkuat kemitraan di antara ketiga
kawasan. Selain pembangunan fisik, peningkatan dan pemerataan pendidikan, serta
pengembangan ilmu dan teknologi di kawasan barat dan sentral juga dilakukan untuk
menopang
rencana
pembangunan
yang
ada.
Untuk
mengatasi
kesenjangan
antarkawasan, pemerintah memiliki Road Map pembangunan yang terbagi dalam tiga
tahap, 2000-2010, 2011-2030, dan 2031-2050.68 Salah satu keberhasilan pemerintah
dalam membangun kawasan tertinggal terlihat dari kemajuan provinsi Chongqing, yang
yang sudah setara dengan Hongkong.69
Pada masa pemerintahan Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao,
pemerintah RRC lebih diminta untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi
yang cepat, tetapi bermutu dan efisien. Dalam rapat paripurna tahunan pada tahun 2005,
dihasilkan bule print ekonomi RRC untuk tahun 2006-2010, yang memfokuskan
pemerintah untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis dan keadilan yang
merata. Termasuk pengentasan kemiskinan dan penanganan masalah sosial lainnya.70
Dalam bidang pertahanan, modernisasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pertahanan RRC, dan mengurangi ketergantungan RRC pada negara lain. Modernisasi
ini, dilakukan dengan menyesuaikan diri dengan trend baru dalam perkembangan dunia
militer, namun tetap dengan karakteristik China. Angkatan militer RRC, People’s
Liberation Army (PLA), mengadopsi strategi untuk memperkuat militer melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi. PLA secara bertahap menggeser fokusnya dari kuantitas
dan skala ke kualitas dan efisiensi, dari tenaga kerja-intensif ke model padat teknologi.
Hal ini, ditetapkan dalam strategi pembangunan tiga langkah dan mengadopsi
68
Bob Widyahartono. loc. cit.
Agoeng Wijaya. op. cit., hal. 52-55.
70
China Buat Cetak Biru Ekonomi 2010. (2005). Republika, 8 Oktober, hal. 12.
69
32
pendekatan langkah-perubahan yang membutuhkan mekanisasi sebagai dasar dan
informanisasi sebagai fokus.71
Pergeseran fokus PLA tersebut membuat pemerintah RRC berencana untuk
mengurangi kekuatan personil militernya, khususnya pada angkatan darat. Sehingga,
pembangunan militer akan lebih difokuskan pada peningkatan kualitas personil dan
peningkatan teknologi persenjataan.72 Seiring pengurangan personil angkatan darat,
pusat perhatian militer RRC lebih ditujukan untuk peningkatan kemampuan angkatan
laut dan udara. Untuk menjaga kepentingan strategis RRC di luar negeri, pemerintah
RRC ingin membentuk kekuatan “angkatan laut biru”, yaitu angkatan laut yang mampu
beroperasi jauh ke tengah samudera. Hal ini, dikarenakan pemerintah RRC menyadari
bahwa, ancaman dari dalam sudah tidak ada, ancaman yang dihadapi RRC sekarang
adalah ancaman dari luar, terkait sengketa Laut Kuning, Laut China Timur, dan Laut
China Selatan.73
Untuk membentuk personil angkatan bersenjatanya, RRC memiliki beberapa
institusi tempat para tentaranya meningkatkan kualitasnya. Institusi tersebut ialah
Akademi Ilmu Militer (Academy Military Science-AMS), Universitas Pertahanan
Nasional (National Defense University-NDU), dan Universitas Nasional Teknologi
Pertahanan (National University of Defense Technology).74 Melalui pemberlakuan
Implementation Measures for Military High-Level Personnel Project in Scientific and
Technological Innovation, setiap dua tahun PLA memilih 200 ilmuwan terkemuka dan
orang berbakat dengan kinerja tinggi dari berbagai disiplin ilmu untuk menjalani
71
International Office of the State Council The People’s Republic of China. (2010). China’s
National Defense in 2010. Beijing: Foreign Languages Press, hal. 14.
72
Dahono Fitrianto. (2011). Membaca Ambisi China di Lautan. Kompas, 2 Januari, hal. 10.
73
China Menolak Eksistensi Permanen. (2012). Kompas, 7 Maret, hal 10.
74
Athiqah Nur Alami. (2005). Respons China terhadap Kebijakan Pertahanan Australia. Dalam Tri
Nuke Pudjiastuti (Ed.). Kebijakan Pertahanan Australia 2000-2005 dan Respons Negara-Negara Asia
Timur dan Selandia Baru (hal. 139-173). Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, hal. 148.
33
pelatihan khusus. Hal ini, dilakukan dalam rangka meningkatkan bakat inovasi para
personil PLA dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.75
Konsep keamanan RRC pada awal berdirinya masih bersifat tradisional. Konsep
keamanan hanya meliputi kedaulatan nasional dan integritas wilayah. Oleh karena itu,
strategi keamanan yang diterapkan hanya berupa penggunaan militer dan diplomasi
untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan integritas wilayah. Seiring
perubahan dalam dunia internasional, konsep keamanan RRC juga mengalami
perubahan
dan
perkembangan
untuk
menyesuaikan
diri.
Kondisi
keamanan
internasional sekarang sangat kompleks, untuk menghadapinya RRC memegang teguh
prinsip perdamaian, pembangunan, dan kerjasama antarnegara. Konsep keamanan RRC
meliputi seluruh konsep keamanan, keamanan politik, ekonomi, militer, sosial, dan
keamanan informasi. RRC juga memperkenalkan konsep keamanan barunya yang
berdasarkan kepercayaan dan ikatan kepentingan bersama, kesetaraan, kerjasama, dan
win-win.76
Kebijakan pertahanan nasional RRC bersifat pertahanan aktif dan pembangunan
untuk tujuan damai. Sehingga RRC tidak akan mencoba menjalankan hegemoni atau
melakukan ekspansi bagaimanapun tingginya pertumbuhan ekonominya. RRC
menjalankan strategi “attacking only after being attacked”, maksudnya, RRC hanya
akan menggunakan kekuatan nuklirnya sebagai tanggapan atas serangan nuklir
terhadapnya. Berdasarkan strategi ini, RRC memiliki dua komitmen yaitu, RRC tidak
akan pernah menggunakan senjata nuklir pertama terhadap setiap negara nuklir lainnya,
dan RRC tidak akan pernah menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata
nuklir terhadap setiap negara non-senjata nuklir atau terhadap zona bebas senjata
75
76
International Office of the State Council The People’s Republic of China. op. cit. hal. 24.
Ibid., hal. 7.
34
nuklir.77 Berdasarkan Konstitusi RRC, angkatan bersenjata berkewajiban melawan
segala bentuk agresi asing, mempertahankan daratan RRC, dan melindungi keseluruhan
stabilitas sosial dan menjaga rakyat RRC, serta terlibat dalam pembangunan nasional.78
Keberhasilan reformasi ekonomi tahap awal yang diraih RRC, memantapkan
RRC untuk melangkah maju, dan meraih capaian yang lebih besar. Hal ini tertuang
dalam Road Map pembangunan ekonomi RRC yang memperlihatkan rencana capaian
RRC pada masa depan, yaitu tahun 2000-2010 merupakan tahap pemulihan, tahun
2011-2030 RRC akan setara dengan Eropa, dan tahun 2031-2050 RRC akan setara
dengan Amerika Serikat.79 Untuk mencapai rencana pembangunan ini, RRC
menuangkannya ke dalam Rencana Pembangunan Lima Tahunannya (Repelita).
Semenjak 1978, pemerintah RRC telah menjalankan 7 Repelita dan sekarang
telah masuk Repelita ke-8 (Repelita ke-12 jika dihitung dari sebelum reformasi).
Repelita-Repelita ini yang menjadi panduan pemerintah RRC dalam menjalankan
negaranya hingga bisa menjadi seperti sekarang. Tidak seperti kebanyakan negara
berkembang lainnya, RRC termasuk yang menjalankan Repelita-Repelitanya dengan
baik, bahkan sering melampaui target. Seperti yang terlihat pada Repelita tahun 20012005, di dalamnya direncanakan akan meraih pertumbuhan ekonomi rata-rata sekitar
7%,80 kenyataannya pada tahun tersebut, pertumbuhan ekonomi rata-rata RRC
mencapai sekitar 9%.81
77
United States of America Department of Defense . (2011). Military and Security Developments
Involving the People’s Republic of China. Annual Report to Congress 2011, hal. 34. Diakses dari
http://www.defense.gov/pubs/pdfs/2011_cmpr_final.pdf, tanggal 15 Februari 2012.
78
International Office of the State Council The People’s Republic of China. op. cit., hal. 8-9.
79
Bob Widyahartono. loc. cit.
80
Letian Pan (ed.). (2006). The 10th Five-Year Plan (2001-2005). Dikases dari
http://english.gov.cn/2006-04/05/content_245624.htm, tanggal 3 maret 2012.
81
World Bank. (2011).
GDP per capita growth (annual%). Diakses dari,
http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http%3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%2FD
ataSearch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D%26sercode%3DNY.GDP.PCAP.KD.Z
G%26yrcode%3D, tanggal 15 Februari 2012.
35
Dalam mencapai tujuan dari repelita-repelitanya, RRC menjalankan berbagai
strategi, baik dalam ekonomi, politik, maupun militer untuk memaksimalkan potensi
yang dimilikinya. Strategi yang dilakukan RRC selama ini bisa dibagi dalam strategi
yang berlaku di dalam negeri dan strategi yang diberlakukan di luar negeri. Berdasarkan
penjelasan sebelumnya, strategi yang dilakukan RRC dalam negeri berupa pembukaan
diri terhadap dunia luar, mengubah sistem ekonomi dari ekonomi terpusat ke ekonomi
pasar, pembangunan infrastuktur (transportasi, komunikasi, dan sarana prasarana
lainnya), pembenahan birokrasi pemerintah, perbaikan kualitas sumber daya manusia,
menggunakan inovasi negara lain kemudian dikembangkan berdasarkan karakteristik
sendiri (transfer teknologi), modernisasi militer. Adapun strategi yang dilakukan dalam
hubungan luar negerinya berupa melakukan politik dumping, pelemahan nilai tukar
yuan sehingga produknya bisa bersaing di perdagangan internasional (negara Barat
menyebutnya manipulasi kurs), diplomasi perdagangan, menjalin hubungan baik
dengan negara berkembang dengan tetap menganggap diri negara berkembang,
memberikan bantuan tanpa syarat
yang memberatkan kepada negara-negara
berkembang lainnya.
2. Keunggulan-Keunggulan RRC
Keberhasilan pelaksanaan reformasi ekonomi RRC sejak tahun 1978 sampai
sekarang telah menunjukkan banyak capaian-capaian. Capaian-capaian tersebut tidak
hanya pada bidang ekonomi, tetapi juga pada bidang lainnya, seperti politik, militer, dan
industri-teknologi. Capaian yang diraih RRC tidak hanya memberikan keunggulan
dalam taraf domestik, tetapi juga dalam taraf internasional, yang telah berhasil
mengangkat RRC menjadi salah satu negara yang disegani dalam percaturan
internasional.
36
2.1. Politik Internasional
Melalui keberhasilannya dalam bidang ekonomi serta terciptanya kestabilan
dalam negeri, posisi politik RRC dalam dunia internasional juga meningkat.
Keunggulan RRC dalam politik internasional dapat dilihat dari perannya di PBB,
khususnya di Dewan Keamanan PBB. Sejak menggantikan Republik China (Taiwan) di
PBB pada tahun 1971,82 RRC resmi menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB
dengan kepemilikan hak veto.
Dari tahun 1971 sampai sekarang RRC hanya memakai hak vetonya delapan
kali. RRC lebih sering memilih absten jika dihadapkan dengan pengambilan kebijakan
yang bisa mengganggu hubungannya dengan negara lain. Namun, seiring dengan
menguatnya posisi RRC melalui perkembangan ekonominya, RRC mulai berani
menggunakan hak vetonya meski harus menentang Amerika Serikat. Dalam lima tahun
terakhir, RRC telah memveto empat draft resolusi yang diajukan Dewan Keamanan,
sebelumnya RRC juga mengeluarkan empat kali veto dari tahun 1971-2006 (35
tahun).83
Veto pertama RRC dikeluarkan pada tanggal 25 Agustus 1972, terkait
permohonan keanggotaan Banglades di PBB. Veto kedua dikeluarkan pada tanggal 10
September 1972 bersama dengan Rusia, terkait pelanggaran gencatan senjata 1967 di
Timur Tengah. Pada tahun 1997, RRC juga memveto draft resolusi mengenai otoritas
155 peneliti di Guatemala. Tahun 1999, veto RRC terkait perpanjangan UNPREDEP di
Republik Makedonia. Veto ke-5 RRC pada tahun 2007 terkait kritik atas pelanggaran
HAM Myanmar. Veto selanjutnya bersama Rusia pada tahun 2008 mengenai sanksi
82
China
and
the
United
Nations.
(2012).
Diakses
dari
http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Security_Council_veto_power, tanggal 21 Februari 2012.
83
China and the United Nations. loc. cit.
37
terhadap pemerintah Zimbabwe atas kekerasan terhadap warga sipil dan oposisinya.84
Pemakian hak veto RRC terbaru terkait kondisi Suriah, bersama dengan Rusia pada
tahun 2011 RRC memveto pemberian sanksi terhadap Suriah85 dan pada Februari barubaru ini kembali memveto draft resolusi yang berisi pelaksanaan intervensi militer di
Suriah.86
Pada tanggal 5 Oktober 2011 lalu, RRC bersama Rusia memveto draft resolusi
yang diajukan ke Dewan Keamanan PBB oleh Perancis, Inggris, Jerman, dan Portugal.
Draft resolusi tersebut berisi sanksi dan ultimatum terhadap Suriah agar menghentikan
aksi kekerasan terhadap gerakan reformasi, yang menginginkan lengsernya Presiden
Bashar al-Assad. Alasan RRC dan Rusia melakukan veto tersebut ialah karena resolusi
tersebut dinilai bersifat konfrontasional dan hanya akan menjadi pintu masuk intervensi
asing ke Suriah. Kedua negara ini, khawatir Suriah akan bernasib sama dengan Libya.87
Meskipun begitu, bila dilihat dari pandangan lain, dari keempat veto ini nampak
bahwa RRC menggunakan kekuatan yang dimikilinya yaitu hak veto, untuk membantu
negara-negara tersebut. Karena jika ditelusuri, RRC memiliki kepenting pada negaranegara tersebut, selain untuk mendapatkan suplai minyak juga untuk menarik simpati
mereka. Hal ini, menunjukkan bahwa RRC sudah berani menentukan posisinya bahkan
terkesan berani berhadapan dengan Amerika Serikat jika memang menyangkut dengan
kepentingan nasionalnya.
Dari penggunaan hak veto yang berlawanan dengan keinginan Amerika Serikat
ini, RRC menempatkan diri sebagai kekuatan penyeimbang Amerika Serikat dalam
84
Subjects
of
UN
Security
Council
Vetoes.
(2009).
Diakses
dari
http://www.globalpolicy.org/component/content/article/102/40069.html, tanggal 21 Februari 2012.
85
AS
Marah,
Cina-Rusia
Veto
Resolusi
PBB.
(2011).
Diakses
dari
http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=9129:as-marah-cinarusia-veto-resolusi-pbb&catid=3:luar-negeri&Itemid=79, tanggal 10 Desember 2011.
86
Veto Rusia dan China. (2012). Kompas, 6 Februari, hal. 6.
87
AS Marah, Cina-Rusia Veto Resolusi PBB. loc. cit.
38
PBB. Tidak seperti negara pemegang hak veto lain yang hampir selalu setuju dengan
keputusan Amerika Serikat, kecuali Rusia. Berdasarkan kenyataan tersebut, tidak heran
jika ada anggapan, bahwa RRC bisa menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat,
karena RRC-lah yang bisa diharapakan untuk menyeimbangi tingkah unipolaritas yang
sering ditunjukkan Amerika Serikat.
Keunggulan RRC dalam perpolitikan internasional juga dilihat dari keterlibatan
dan pengaruhnya dalam berbagai organisasi dan forum internasional. Setelah
menjalankan open door policy, RRC aktif terlibat dalam dunia internasional. Sekarang
ini, RRC bergabung dalam berbagai organisasi baik bersifat regional maupun global
seperti, PBB dan organisasi di bawahnya, G-20, ASEAN+3, Shanghai Coorporation
Organization (SCO), BRICS, dan lainnya. Keterlibatan RRC dalam berbagai forum
internasional ini, semakin memperluas pengaruh RRC dalam perpolitikan internasional.
Melalui organisasi dan forum internasional ini, RRC menanamkan pengaruhnya,
dan bisa dikatakan berusaha mencari pendukungnya dalam pengambilan keputusan di
PBB. Hal ini, terlihat dari masalahnya dengan Taiwan. Beberapa kali Permohonan
Taiwan untuk menjadi anggota PBB, ditolak oleh kebanyakan negara untuk menjadi
agenda sidang majelis umum PBB. Melalui BRICS, RRC bersama negara anggota
lainnya berusaha melakukan pengimbangan terhadap kekuatan Barat, khususnya
Amerika Serikat.
Selain pengaruhnya di PBB dan organisasi internasional lainnya, kekuatan
politik RRC juga dapat terlihat dari makin eratnya hubungan bilateral maupun
multilateralnya dengan banyak negara. Bahkan, sekarang RRC terkesan lebih disukai
dibandingkan Amerika Serikat oleh beberapa negara, khususnya negara-negara yang
tidak menyukai atau mulai meninggalkan Amerika Serikat, seperti negara-negara di
39
Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Hal ini dikarenakan, metode pendekatan
yang digunakan RRC berbeda dengan Amerika Serikat yang terkesan memaksakan
nilai-nilainya.
RRC
menggunakan
pendekatan
ekonomi
untuk
menanamkan
pengaruhnya di negara lain, salah satunya melalui negosiasi perdagangan. RRC sering
menawarkan bantuan pembangunan infrastruktur pada negara-negara berkembang
lainnya sebagai imbalan kontrak eksklusif sumber daya alam yang menguntungkan.88
Penurunan pengaruh Barat di Timur Tengah, Afrika Tengah, dan Amerika
Selatan sangat kontras dengan peningkatan pengaruh RRC. Hal ini dikarenakan, RRC
memanfaatkan penurunan pengaruh Amerika Serikat ini untuk mendapat simpati di
kawasan tersebut. RRC bersedia memberikan bantuan kepada suatu negara, tanpa
persyaratan yang berat seperti yang dilakukan Amerika Serikat. RRC juga terkadang
tidak mempedulikan kondisi internal negara yang akan diberikan bantuan tersebut,
karena menurutnya itu adalah urusan dalam negeri mereka yang tidak bisa diintervensi
negara lain. RRC bersedia memberikan bantuan ke tempat IMF dan Bank Dunia tidak
mau pergi.89 Tindakan RRC ini tentunya demi pencapaian kepentingan nasionalnya,
khususnya pemenuhan kebutuhan sumber daya alam, berupa minyak dan bahan mentah
untuk industrinya. Namun, hal ini wajar dalam dunia internasional karena setiap negara
termasuk Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama.
Liberalisme dan demokratisasi, yang diusung Amerika Serikat selama ini dalam
perpolitikan internasional sebagai sistem dan nilai yang paling baik untuk diaplikasikan
ke semua negara, kini mendapat tantangan dari RRC yang menjalankan sistem baru
yaitu komunisme berkarakteristik China. Melalui sistem ini, RRC menggabungkan
komunisme dan liberalisme sekaligus, tanpa perlu mempermasalahkannya. Masih
88
89
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 167.
Ibid., hal. 168-170.
40
ketatnya kontrol pemerintah dalam perpolitikan menjadi satu keuggulan sendiri bagi
RRC yang memiliki wilayah yang luas. Hal ini, bisa menjadi contoh bagi negara lain
yang sudah terbukti penggunaan kapitalisme dan demokratisasi tidak berhasil
menyelesaikan masalah dalam negeri mereka.
2.2. Militer dan Strategi
Keunggulan RRC dalam bidang militer dapat dilihat melalui beberapa indikator.
Indikator tersebut berupa jumlah dan kualitas angkatan bersenjatanya, anggaran belanja
militernya, dan pengembangan teknologi militernya. Selain itu, keunggulan militer RRC
juga dapat dilihat dari perannya dalam dunia internasional.
Angkatan bersenjata yang dimaksud terbagi menjadi dua yaitu dari segi personil
dan peralatan. Dari segi personil, RRC menempati posisi pertama sebagai negara yang
memiliki jumlah pasukan tentara terbesar di dunia.90 Sedangkan secara keseluruhan,
sekarang RRC tercatat sebagai negara kedua terbesar dalam kekuatan militer di dunia.91
Angkatan militer RRC, PLA, terdiri dari angkatan darat, laut, dan udara. Selain
itu, RRC juga memiliki sebuah institusi independen berupa tentara artileri kedua.
Komponen penting lain dalam angkatan bersenjata RRC yaitu milisi dan tentara
cadangan. Dengan jumlah penduduk yang banyak, 1,3 milyar jiwa, total anggota PLA
ialah 2,3 juta personil aktif. Sedangkan, jumlah personil cadangannya sekitar 1,2 juta
personil. 2,3 juta personil PLA ini terbagi menjadi 1,9 juta personil di angkatan darat,
250 ribu personil di angkatan laut, dan 470 ribu personil di angkatan udara.92
Dari segi persenjataan, RRC masih dalam tahap pengembangan melalui
modernisasi persenjataannya. Meskipun begitu, kekuatan persenjataan RRC sudah
90
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 164.
Tim Riset Global Future Institute. loc. cit.
92
China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). (n.d.) Diakses dari
http://www.chinatoday.com/arm/, tanggal 20 Februari 2012.
91
41
tergolong kuat, terbukti dengan posisinya sebagai kekuatan militer kedua terbesar di
dunia. Dengan peningkatan rata-rata GDP menghampiri 10% tiap tahunnya93 dan
peningkatan anggaran militernya, RRC terus melakukan perbaikan dan peningkatan
kekuatan militernya. Bahkan, peningkatan kekuatan militer RRC dalam beberapa tahun
terakhir, telah mengkhawatirkan berbagai negara, khususnya negara-negara tetangganya
dan tentunya Amerika Serikat, karena negara-negara ini, khawatir RRC akan melakukan
ekspansi teritorial dengan peningkatan kekuatan militernya.94
Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan pemerintah RRC, kekuatan darat RRC
dilengkapi dengan 14.000 tank, 14.500 ribu satuan artileri, 453 unit helikopter, 2.400
peluncur roket, 7.700 senjata antipesawat, dan 6.500 unit senjata antitank. Untuk
kekuatan angkatan laut, dilengkapi dengan 760 unit kapal perang, 1.822 unit kapal
pengangkut, 66 unit kapal selam, 27 unit kapal perusak (destroyer), 52 fregat, 121 unit
amfibi, dan 368 unit kapal patroli pantai. Sementara untuk kekuatan udaranya, RRC
melengkapinya dengan 2.556 unit pesawat tempur, 400 jet penyerang udara, dan 67 unit
lapangan udara.95
Selain persenjataan di atas, RRC juga memiliki persenjataan dengan teknologi
tinggi, yaitu berupa rudal nuklir dan antirudal. Militer RRC memiliki 140 rudal nuklir
dan 1.000 antirudal. PLA memperoleh sejumlah besar rudal jelajah yang sangat akurat,
di antaranya banyak yang memiliki rentang lebih dari 185 km. Rudal ini termasuk
produksi domestik, seperti ground-launched DH-10 land-attack cruise missile (LACM)
dan ground-and ship-launched YJ-62 anti-ship cruise missile (ASCM). Pada Desember
2010, PLA telah mengerahkan 1.000-1.200 rudal jarak pendek balistik (Short-Range
93
World Bank. loc. cit.
China Dituduh Meniru “Lebensraum” Nazi. (2010). Kompas, 1 November, hal. 10.
95
China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). loc. cit. dan Agoeng
Wijaya. (2012, 29 Januari). Poros dengan Nuansa Baru. Tempo, 23, 73-81, hal. 81.
94
42
Ballistic Missile, SRBM) untuk kesatuan yang berhadapan dengan Taiwan.96 Misil dan
sistem pertahanan RRC sudah sangat tinggi, bahkan sudah bisa mencapai Australia
(Darwin dan Perth).97
Selain itu, RRC memiliki senjata Dong Feng 21D yang berupa rudal darat yang
mampu mencapai sebuah kapal induk sejauh 2.000 mil dari lepas pantai. RRC telah
lama memiliki rudal balistik dengan hulu ledak nuklir. Tapi dalam beberapa tahun
terakhir, RRC telah mengembangkan sistem untuk meluncurkan rudal-rudal dari truk.
Sistem ini disebut Transporter Erector Launcher (TEL). Rudal ini disebut Dongfeng31. ("Dongfeng" berarti Angin Timur). Dipercayai bahwa rudal ini bisa menjangkau
utara-barat Amerika Serikat. RRC juga membeli hak lisensi dan mereproduksi jet
tempur Sukhoi-27 dari Uni Soviet, setelah keruntuhannya. RRC kini telah
mengembang-ujikan pertama jet tempur siluman, J-20, yang hanya dimiliki oleh
Amerika Serikat selama ini.98 Selain itu, pada Januari 2010, RRC menyatakan telah
berhasil menguji coba teknologi pencegat rudal di udara yang berbasis di darat.99
Menurut Pentagon dalam laporannya kepada Kongres, RRC telah mempercepat
usaha untuk memproduksi rudal antikapal yang bisa menghancurkan kapal induk
pengangkut pesawat, memperbaiki radar sasaran, menambah armada kapal selam
bertenaga nuklir dan kapal perang. RRC juga maju dalam teknologi satelit dan senjata
perang cyber. Pentagon juga menyebutkan RRC berusaha memperkuat pasukan
nuklirnya dengan menambah rudal balistik ”mobil-jalan”. Dan menekankan taktik
96
United States of America Department of Defense . op. cit. hal. 2.
Biro Hubungan Internasional Deputi Seswapres Bidang Politik Sekretariat Wakil Presiden
Republik Indonesia. (2008). Hegemoni Global China dan Peluang Kemanfaatan Bagi Indonesia. Malang:
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, hal. 32-33.
98
Adam Brookes. (2011). US Watches China Warily. BBC, 12 Maret. Diakses dari
http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4342527.stm, tanggal 27 Oktober 2011.
99
China Uji Pencegat Rudal. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 10.
97
43
kamuflase untuk memastikan gudang senjata atom mereka bisa bertahan dari serangan
potensial.100
Kekuatan militer RRC semakin lengkap dengan diluncurkannya kapal induk
pertamanya pada 10 Agustus 2011. Kapal induk ini diberi nama Shi Lang, diambil dari
nama Laksamana China dari Dinasti Qing dan Ming pada abad ke-17. Shi Lang
dibangun dari bekas kapal induk Uni Soviet, Varyang, yang pembangunannya terhenti
seiring bubarnya Uni Soviet, kemudian kapal ini dilelang ke RRC pada tahun 1998.101
Shi Lang berukuran 300 meter dengan bobot 67.500 ton, kapal ini sekelas dengan kapal
induk Admiral Kuznetsov milik angkatan laut Rusia, dengan begitu Shi Lang mampu
mengangkut 41 pesawat terdiri dari 17 pesawat sayap tetap sekelas Sukhoi Su-33 dan
Sukhoi Su-25, dan 24 helikopter sekelas Kamov Ka-27. Menurut Dinas Intelejen
Angkatan Laut Amerika Serikat, Shi Lang digunakan sebagai basis latihan sebelum
RRC meluncurkan sendiri kapal induk buatannya setelah 2015. Menurut Michael
Mazza, peneliti senior dari Center for Defense Studies, RRC berencana membangun
empat kapal induk, dua kapal bertenaga nuklir dan dua kapal konvensional dalam waktu
15 tahun.102
RRC di samping mengimpor persenjataan dari luar juga melakukan ekspor.
Bahkan sekarang, RRC merupakan eksportir utama senjata dan teknologi persenjataan.
RRC telah mengekspor bahan baku ke Libya dan Irak yang bisa digunakan untuk
menciptakan senjata nuklir serta gas saraf yang mematikan. RRC juga menjual
teknologi nuklir ke Iran dan mengirimkan komponen peluru kendali berdaya jelajah 300
100
AS Waspadai Militer China. (2011). SINDO, 26 Agustus. Diakses dari http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/423910/, tanggal 26 Oktober 2011.
101
Agoeng Wijaya. op. cit., hal. 80.
102
Dahono Fitrianto. loc. cit.
44
mil ke Pakistan. Selain itu, RRC juga membantu Aljazair membangun reaktor yang
dapat digunakan untuk melakukan penelitian serta memproduksi senjata nuklir.103
Militer RRC juga aktif dalam penjagaan perdamaian dunia internasional. RRC
merupakan salah satu dari negara penyumbang terbesar pasukan penjaga perdamaian
PBB, yaitu sebanyak 1.955 pasukan yang tersebar di 12 misi perdamaian PBB pada
bulan Desember 2010. Jumlah ini merupakan yang terbanyak dibandingkan anggota
tetap Dewan Keamanan lainnya. Berdasarkan resolusi PBB, RRC mengirimkan kapal
laut untuk mengadakan operasi pengawalan di Teluk Aden dan perairan Somalia pada
26 Desember 2008.104
Meningkatnya pendapatan negara melalui keberhasilan kemajuan ekonomi
mempengaruhi jumlah anggaran belanja militer RRC. Dengan peningkatan nilai GDP
yang besar, anggaran militer RRC juga mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada
tahun 2006, RRC masih menempati posisi ketiga sebagai negara dengan anggaran
militer terbesar setelah Amerika Serikat dan Rusia. Namun, dalam beberapa tahun saja
RRC sudah bisa menggeser Rusia pada posisi kedua.105 Pada tahun 2006, anggaran
belanja militer RRC sebesar US$ 35 milyar kemudian meningkat menjadi US$ 91,5
milyar pada tahun 2011.106 Sejak tahun 1990-an, RRC konsisten mempertahankan
kenaikan anggaran militernya sebesar dua digit, dalam kurun waktu tersebut, hanya dua
kali kenaikan anggaran militer RRC yang kurang dari dua digit.107
Peningkatan anggaran militer RRC digunakan untuk memodernisasi angkatan
militernya. Berubahnya fokus dari kuantitas dan skala ke kualitas dan efisiensi, dari
103
Samuel P. Huntington. op. cit., hal. 83.
International Office of the State Council The People’s Republic of China. op. cit., hal. 34.
105
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 165.
106
China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). (n.d.) Diakses dari
http://www.chinatoday.com/arm/, tanggal 20 Februari 2012.
107
Anggaran Pertahanan China Naik Lagi. (2012). Kompas, 4 Maret. Diakses dari
http://internasional.kompas.com/read/2012/03/04/14383497/Anggaran.Pertahanan.China.Naik.Lagi,
tanggal 6 Maret 2012.
104
45
tenaga kerja-intensif ke model padat teknologi, menyebabkan pemerintah RRC
malakukan pengurangan jumlah personil, sehingga anggaran yang ada bisa digunakan
untuk membentuk pasukan yang lebih handal dan persenjataan yang lebih canggih.108
Selain untuk memodernisasi kekuatan militernya, kenaikan anggaran militer RRC juga
digunakan untuk mengawal pembangunan ekonominya dengan pengamanan supplai
bahan baku dan energinya. Keberadaan sumber-sumber daya dan energi di luar wilayah
RRC, mengharuskan perluasan kekuatan PLA untuk melindungi kepentingan strategis
RRC di luar negeri.109
Sebenarnya banyak pihak yang meragukan kebenaran anggaran militer RRC
yang diumumkan pemerintah secara resmi. Banyak kalangan termasuk Amerika Serikat,
menganggap anggaran pertahanan RRC sebenarnya enam kali lebih besar dari anggaran
resmi yang diumumkan. Mereka mencurigai sebagian besar anggaran pertahanan RRC
disamarkan dalam anggaran belanja sipil dan subsidi silang dari keuntungan operasi
non-militer perusahaan pertahanan, dan dari klab malam hingga produk makanan.
Selain itu, anggaran tersebut diatas belum memasukkan anggaran untuk belanja
kebutuhan intelijen, penggunaan anggaran di daerah bermasalah, dan anggaran
Research & Development (R&D).110
Menurut pengakuan pemerintah RRC, kenaikan anggaran militernya bukanlah
untuk mengancam negara lain. Kenaikan anggaran tersebut sebagian besar ditujukan
untuk membayar gaji dan tunjangan tentara yang berjumlah 2,3 juta personil. Sisanya
digunakan untuk modernisasi peralatan militer, pengembangan kualitas personil,
108
Kapabilitas AL dan AU Ditingkatkan. (2009). Kompas, 1 Oktober, hal. 10.
China Menolak Eksistensi Permanen. loc. cit.
110
A. Zaenurrofik. (2008). op.cit., hal. 165.
109
46
program pembangunan kapasitas (kontraterorisme dan bantuan bencana alam), dan
perlindungan kedaulatan dan integritas teritorialnya.111
2.3. Ekonomi-Perdagangan
Perkembangan perekonomian RRC sejak dilakukannya reformasi ekonomi,
ditopang oleh beberapa faktor. Salah satunya dengan kepemilikan jumlah penduduk
yang besar, RRC menyediakan tenaga kerja yang murah dibandingkan negara lainnya,
dan juga menjadikan RRC sebagai pasar yang besar untuk mendistribusikan produkpruduk hasil industri. Selain itu, pembangunan zona ekonomi khusus juga menjadi daya
tarik bagi investor.
Potensi ekonomi yang dimiliki RRC tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi
juga dari luar negeri, yaitu keberadaan chinese overseas. Chinese overseas yang
tersebar di berbagai benua dan negara menjadi sumber investasi utama RRC khususnya
pada awal reformasi. Tidak hanya itu, banyak chinese overseas yang berhasil di luar
negeri memilih kembali ke RRC sehingga menjadi salah satu kekuatan ekonomi, baik
dengan kepemilikan ilmu dan pengalamannya maupun dengan investasinya. Chinese
overseas generasi baru (imigran baru dalam suatu negara) berfungsi sebagai duta
perdagangan yang mempererat ekonomi RRC dengan negara-negara tempat tinggal baru
mereka. Pada umumnya mereka berprofesi sebagai pedagang yang menjual barangbarang China. Keberadaan chinese overseas juga menjadi salah satu faktor tingginya
nilai perdagangan RRC ke negara-negara tempat mereka berdiaspora.112
Keunggulan-keunggulan RRC dalam bidang ekonomi dapat dilihat melalui
beberapa indikator. Indikator-indikator tersebut berupa aktivitas industrinya, volume
perdagangannya (ekspor-impornya), cadangan devisa, dan pertumbuhan ekonominya
111
112
Interbational Office of the State Council The People’s Republic of China. op. cit., hal. 58-59.
China Kian Berkobar. (2012, 19 Januari). Trust, 10(X), 14-22, hal. 19.
47
secara keseluruhan. Berikut uraian keunggulan ekonomi RRC melalui keempat
indikator tersebut:
2.3.1. Industri
Sejak reformasi ekonomi, RRC menjadi pasar terbuka dengan melakukan
marketisasi. Diizinkannya investasi asing masuk ditambah dihapuskannya monopoli
negara dalam perekonomian membuat berbagai perusahaan asing memasuki RRC. Dari
500 perusahaan teratas dunia, 450 di antaranya sudah memasuki RRC, bahkan banyak
di antaranya telah memindahkan pabriknya ke RRC. Pada tahun 2007, tercatat ada
591.000 perusahaan yang didirikan oleh investor yang didanai oleh asing.113
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, industri RRC juga semakin
meningkat dengan adanya perbaikan di segala lini. Perindustrian RRC telah memasuki
produksi di mana teknologi berperan penting, mulai dari teknologi tingkat rendah
sampai produksi berteknologi tinggi. Hal ini, bisa dilihat dalam industri penerbangan,
otomotif, dan industri barang eletroniknya.
Industri penerbangan RRC mengalami perbaikan yang sangat signifikan. Pada
tahun 1990-an, penerbangan RRC merupakan yang paling berbahaya di dunia. Namun,
sekarang RRC menempati posisi pertama sebagai negara dengan penerbangan yang
paling aman di dunia. Keselamatan udara RRC memiliki catatan yang lebih baik
dibandingkan Amerika Serikat dan Eropa. Perubahan ini diakibatkan keterbukaan RRC
untuk belajar dan mendapatkan bantuan dari negara lain. Tahun 2007, 185 juta orang
terbang di RRC dan 3 juta ton kargo diangkut. Pasar kargo udara domestik RRC tumbuh
113
F. Harianto Santoso. (2006). Zona Pengembangan Ekonomi. Dalam Bagus Dharmawan (ed.).
Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 50-55). Jakarta: Kompas, hal. 50.
48
US$ 3,1 milyar menurut China Economic Review. Selain itu, RRC juga membuat suku
cadang, baik untuk Airbus maupun Boeing.114
Industri otomotif RRC juga mengalami peningkatan dalam dua dekade terakhir.
Dimulai dengan produksi barang otomotif dalam negeri melalui perusahaan patungan
RRC-asing. Dengan adanya produksi dalam negeri ini, kebutuhan akan barang otomotif
sudah tidak tergantung sepenuhnya pada impor. Seiring dengan alih teknologi yang
berlangsung melalui perusahaan patungan tersebut, perusahaan lokal RRC mulai
melakukan inovasinya sendiri dengan menciptakan berbagai model mobil yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat RRC. Bahkan beberapa diantaranya sudah menembus
pasar global.
Jumlah penduduk yang banyak menjadikan RRC pasar yang besar termasuk bagi
industri otomotif. Dari total penjualan otomotif di RRC, 45% sudah terpenuhi oleh
merek-merek lokal sperti Chery, Greely, Great Wall, Foton, dan lainnya. Sedangkan
sisanya terpenuhi oleh merek-merek global yang merupakan produksi perusahaan
patungan lokal-asing, seperti Audi, VW, Chevrolet, BMW, Mercedes, dan lainnya.
Sejak tahun 2009, RRC menjadi pasar otomotif terbesar dengan total penjualan sebesar
13,6 juta unit, mengalahkan Amerika Serikat yang hanya sebesar 10,4 juta unit. Jumlah
ini makin meningkat pada tahun 2010 dengan total penjualan RRC mencapai 17,2 juta
unit.115
RRC juga aktif sebagai produsen di mana teknologi mempunyai peranan tinggi
dan tenaga kerja tidak menjadi faktor biaya yang dominan. Mulai dari produksi yang
berteknologi rendah, sedang, sampai yang berteknologi tinggi. Pada tahun 2005, RRC
adalah penghasil setengah pemanas microwave dunia, penghasil sepertiga televisi dan
114
115
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 157-158.
China Ungguli AS dalam Penjualan Mobil. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 11.
49
air conditioner dunia, serta seperlima lemari es yang dijual di dunia.116 Bahkan
sekarang, RRC adalah pemain dominan dalam membangun industri padat karya skala
global. Pabrik-pabrik yang berbasis di RRC sekarang menghasilkan 70% produk
mainan dunia, 60% sepeda di dunia, 50% sepatu dunia, dan 30% koper dunia. Dan yang
paling bisa terlihat dari berkembang pesatnya industri RRC secara global adalah
maraknya produk “made in China” di berbagai negara di dunia.117 Berdasarkan IHS
Global Insight, RRC telah menggantikan Amerika Serikat sebagai produsen manufaktur
terbesar di dunia pada tahun 2010.118
2.3.2. Volume Perdagangan (Ekspor-Impor)
Setelah bergabung dengan WTO pada tahun 2001, volume perdagangan luar
negeri RRC semakin meningkat. Pada tahun 1978, pangsa ekspor dunia RRC sama
dengan Libya yang sebesar 0,8%. Tapi, pada tahun 2009 RRC berhasil mengalahkan
Jerman sebagai negara eksportir terbesar di dunia. Ekspor RRC meningkat sebesar
20%-30% setiap tahun.119
RRC dikenal sebagai produsen dan eksportir terbesar barang-barang elektronik
dan teknologi informasi. Sektor ini menyumbang sebesar 28% dari total ekspor RRC.
Pada tahun 2006, berdasarkan laporan Organiasai Kerjasama dan Pembangunan
(OECD), RRC telah melangkahi posisi Amerika Serikat sebagai penyuplai terbesar
barang-barang teknologi informasi. Pada tahun yang sama, total perdagangan RRC
116
Ming Zeng dan Peter J. Williamson. (2008). Ancaman Sang Naga: Strategi China Menggempur
Dominasi Pesaing Mapan di Pasar Global. Jakarta: Gramedia, hal. 18.
117
Rene L. Pattiradjawane. (2006). Menuju Keterbukaan Abad China. Dalam Bagus Dharmawan
(ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 193-196). Jakarta: Kompas, hal. 193.
118
Agoeng Wijaya. (2012, 29 Januari). Poros dengan Nuansa Baru. Tempo, 23, 73-81, hal. 75.
119
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 159 dan 204.
50
mencapai US$ 1,76 trilyun, menjadikan RRC sebagai negara yang kapasitas
perdagangannya terbesar setelah Amerika Serikat dan Jerman.120
Pasar barang mewah RRC mencapai US$ 631 juta pada tahun 2006, atau 5%
dari jumlah penjualan barang mewah di seluruh dunia. Pasar barang mewah ini
mengalami peningkatan antara 50%-60% tiap tahunnya. Hanya dalam 10 tahun, RRC
dapat menyaingi Jepang sebagai konsumen papan atas barang-barang mewah di dunia.
Selain itu, RRC menjadi negara importir terbesar kedua pada tahun 2010.121
Perkembangan ekspor dan impor RRC dari awal reformasi sampai sekarang
menunjukkan adanya perbaikan dalam sistem perdagangan RRC. Pada awalnya, RRC
mengalami defisit perdagangan namun sejak tahun 1990 dan seterusnya, RRC berhasil
meraih surplus perdagangan dari total perdagangannya. Seperti yang ditunjukkan pada
tabel berikut:
Tabel 3.2. Volume Perdagangan Dunia RRC: 1979-2010 (US$ milyar)
Tahun
Ekspor
Impor
Trade Balance
1979
1980
1985
1990
1995
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
13,7
18,1
27,3
62,9
148,8
249,2
266,2
325,6
438,4
593,4
762,0
969,1
1.218,0
1.428,9
1.202,0
1.578,4
15,7
19,5
42,5
53,9
132,1
225,1
243,6
295,2
412,8
561,4
660,1
791,5
955,8
1.131,5
1.003,9
1.393,9
-2,0
-1,4
-15,3
9,0
16,7
24,1
22,6
30,4
25,6
32,0
101,9
177,6
262,2
297,4
198,2
184,5
Sumber: Congressional Research Service Report for Congress, 24 Juli 2011.122
120
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 136 dan 162.
Wayne M. Morrison. (2011). China’s Economic Conditions. CRS Report for Congress, 24 Juni,
hal. 10. Diakses dari http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL33534.pdf, tanggal 14 Februari 2012.
122
Ibid., hal. 11.
121
51
Dalam perdagangan globalnya, RRC memiliki mitra utama. Sampai pada tahun
2010, mitra dagang utama RRC adalah Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, negaranegara ASEAN, dan Korea Selatan. Dari perdagangan dengan Jepang, negara ASEAN,
dan Korea Selatan pada tahun 2010, RRC mengalami defisit perdagangan masingmasing sebesar US$ 55,6 milyar, US$ 16,4 milyar, dan US$ 69,2 milyar. Namun, RRC
memperoleh surplus perdagangan dari Uni Eropa sebesar US$ 142,7 milyar dan
Amerika Serikat sebesar US$ 181,3 milyar.123
Surplus perdagangan RRC terhadap Amerika Serikat telah berlangsung dalam
beberapa tahun terakhir. Ekspor RRC ke Amerika Serikat mencapai US$ 125 milyar
pada tahun 2002, sebaliknya ekspor Amerika Serikat ke RRC hanya US$ 19 milyar.124
Perbedaan ini selain disebabkan oleh murahnya produk RRC, juga pada dasarnya
disebabkan oleh fakta bahwa masyarakat Amerika Serikat mengonsumsi lebih banyak
dari yang mereka produksi, sedangkan masyarakat RRC yang kebanyakan memiliki gaji
lebih rendah tidak mampu membeli produk mahal Amerika Serikat. Jumlah ini makin
meningkat tiap tahunnya, pada tahun 2009, ekspor RRC ke Amerika Serikat menjadi
US$ 296 milyar sedangkan impornya menjadi US$ 70 milyar.125 Jika dibandingkan
dengan tahun 2002, surplus perdagangan RRC atau defisit perdagangan bagi Amerika
Serikat meningkat dari US$ 106 milyar menjadi US$ 226 milyar pada tahun 2009.
Surplus perdagangan RRC, menghasilkan cadangan devisa yang besar setiap
tahunnya, yang mengakibatkan semakin kuatnya kondisi finansial RRC. Kondisi
finansial RRC dapat terlihat dari cadangan devisa dan tabungan domestiknya. Tabungan
123
Ibid., hal. 16.
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 160.
125
Eswar Prasad. loc. cit.
124
52
domestik RRC mencapai 44,7% dari GDP pada tahun 2004126 dan mencapai 53,9%
pada tahun 2010. Jumlah ini merupakan yang tertinggi di dunia.127
Cadangan devisa RRC mengalami peningkatan tiap tahunnya. Tahun 2004, Bank
Sentral RRC menyebutkan cadangan devisa RRC mencapai US$ 618,57 milyar.128 Pada
2009, cadangan devisa RRC mencapai US$ 2,4 trilyun.129 Jumlah ini semakin
meningkat pada tahun berikutnya, mencapai US$ 2,65 trilyun pada September 2010130
dan US$ 3,197 trilyun pada Juli 2011.131
Jumlah cadangan devisa RRC tersebut memiliki selisih yang besar dengan
Jepang yang menempati urutan kedua sebagai negara yang memiliki cadangan devisa
terbesar. Pada tahun 2011, cadangan devisa Jepang sebesar US$ 1,14 trilyun sedangkan
RRC memiliki US$ 3,197 trilyun. RRC juga jauh meninggalkan Amerika Serikat yang
berada pada peringkat ke-17. Cadangan devisa Amerika Serikat berjumlah US$ 136,53
milyar pada tahun 2010 dan meningkat menjadi US$ 149,541 milyar pada tahun 2011
berdasarkan data yang dikeluarkan U.S. Department of the Treasury pada tanggal 10
Februari 2012 lalu.132 Berdasarkan hal ini, RRC memiliki kekuatan lebih dalam
finansial untuk mengimbangi Amerika Serikat dibandingkan negara lain.
2.3.3. Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu indikator dalam melihat perkembangan ekonomi RRC ialah
pertumbuhan ekonominya. Pada umumnya, pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat
126
Simon Siragih. (2006). Fondasi Ekonomi Makro China Juga Kukuh. Dalam Bagus Dharmawan
(ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 71-78). Jakarta: Kompas, hal. 77.
127
Wayne M. Morrison op.cit., hal. 5.
128
Simon Siragih. (2006). Fondasi Ekonomi Makro China Juga Kukuh. op.cit., hal. 72.
129
Cadangan Devisa China Naik. (2010). Kompas, 12 Juli, hal. 11.
130
Nur Farida Ahniar. (2010). 10 Negara dengan Cadangan Devisa Terbesar. Diakses dari
http://politik.vivanews.com/news/read/190554-10-negara-dengan-cadangan-devisa-terbesar, tanggal 21
Februari 2012.
131
China Finance / Banking. (2012). Diakses dari http://www.chinatoday.com/fin/a.htm, tanggal
20 Februari 2012.
132
U.S. International Reserve Position. (2012). Diakses dari http://www.treasury.gov/resourcecenter/data-chart-center/IR-Position/Pages/2102012.aspx, tanggal 21 Februari 2012.
53
dilihat dari GDP atau Produk Domestik Brutonya (PDB). GDP RRC mengalami
peningkatan yang sangat signifikan, sebelum reformasi (1960-1978) GDP RRC rata-rata
5,3% sedangkan setelah reformasi (1978-2010) menjadi 9,8%. Dari 1989-2011, GDP
tertinggi dicapai pada tahun 1992 sebesar 14,2% dan GDP terendah didapat pada tahun
1990 sebesar 3,8%.133
Pertumbuhan ekonomi RRC dalam dua dekade terakhir hampir mencapai 10%.
Angka ini merupakan prestasi bagi RRC sebagai satu-satunya negara di dunia dalam 50
tahun terakhir yang mencapai GDP sebesar itu. Berikut GDP RRC dari tahun 20012011 berdasarkan data Bank Dunia.
Diagram 3.1. GDP RRC dari tahun 2001-2011 (%)
13,6
14
12,1
12
10,6
9,3
10
8
8,4
9,4
9,6
9,0
9,43
8,6
7,5
6
4
2
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Sumber: Diolah dari data World Bank, 2011.134
Menurut data IMF, GDP RRC naik dari US$ 309,3 milyar pada tahun 1980
menjadi sekitar US$ 1,2 triliun pada tahun 2000.135 Sedangkan pada tahun 2010, GDP
133
China
GDP
Annual
Growth
Rate.
(2012).
Diakses
dari
http://www.tradingeconomics.com/china/gdp-growth-annual, tanggal 14 Februari 2012.
134
Diolah berdasarkan data dari: World Bank. (2011). GDP per capita growth (annual%).
Diakses
dari,http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http%3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%
2FDataSearch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D%26sercode%3DNY.GDP.PCAP.K
D.ZG%26yrcode%3D, tanggal 15 Februari 2012, dan sumber lainnya.
54
RRC bernilai US$ 1,33 trilyun yang berhasil melampaui Jepang yang memiliki GDP
bernilai US$ 1,28 trilyun. Menurut perkiraan IMF dalam China Economic Outlok 2012,
pertumbuhan ekonomi RRC akan tetap di atas 8% pada tahun 2012-2013.136
Selain melalui ketiga indikator di atas, keberhasilan ekonomi RRC juga dapat
dilihat dari peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Perbaikan perekonomian yang
dilakukan RRC telah berhasil membebaskan 635 juta rakyatnya dari kemiskinan
(berdasarkan standar kemiskinan US$ 1,25 per hari) dan proporsi dari populasi yang
hidup dalam kemiskinan menurun dari 84% menjadi 16% pada tahun 2005.137 Selain
itu, sekarang RRC memiliki tingkat melek huruf sebesar 90,9% dan angka harapan
hidup saat lahir 73 tahun.138 Jumlah orang kaya di RRC juga meningkat seiring dengan
pertumbuhan ekonominya.
Dalam Majalah Forbes Asia edisi 14 November 2005, dilaporkan bahwa RRC
menjadi tempat hidup sepuluh milyuner terkaya di dunia, padahal pada tahun
sebelumnya hanya ada tiga milyuner. Selain para milyuner tersebut, masih terdapat
banyak jutawan, serta lapisan kelas menengah yang jumlahnya tidak kecil, dengan daya
beli yang besar. Mereka inilah yang menguasai media, perbankan, agrobisnis,
transportasi, real estate, perawatan kesehatan, dan lainnya.139
Pada akhir 2008, terdapat 1,6 juta kepala rumah tangga kaya di RRC (sedikit
lebih besar dari satu per seribu populasi), jumlah ini tumbuh 16% per tahun. Di antara
1,6 juta rumah tangga kaya itu, sekitar 50% belum kaya empat tahun sebelumnya. Yang
135
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 66.
IMF Resident Representative Office People’s Republic of China. (2012). China Economic
Outlook, 6 Feberuari, hal. 1. Diakses dari http://www.imf.org/external/country/CHN/rr/2012/020612.pdf,
tanggal 15 Februari 2012.
137
Zhonmg Wu, Phil Karp, dan Yan Wang. (2010). China’s International Poverty Reduction
Center a Platform for South-South Learning. Development Outreach, Oktober 2010, 32-34, hal. 33.
138
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 9.
139
F. Harianto Santoso. (2006). Peranan Deng Xiaoping. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin
dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 10-15). Jakarta: Kompas, hal. 10-11.
136
55
paling mengejutkan adalah orang kaya RRC jauh lebih muda dari orang kaya yang ada
di Amerika Serikat dan Jepang. Sekitar 80% orang kaya RRC berumur di bawah 45
tahun, sedangkan di Amerika Serikat hanya 30% dan 19% di Jepang.140
RRC menempati posisi kedua dalam daftar negara berdasarkan Gross National
Product (GNP) pada tahun 2009-2010 dengan GNP masing-masing sebesar US$
4.857.623 juta dan US$ 5.700.018 juta, sebelumnya pada tahun 2008 menempati posisi
ketiga dengan GNP sebesar US$ 4.853.005 juta. Sementara yang menempati peringkat
pertama ialah Amerika Serikat dengan GNP US$ 14.506.142 juta pada tahun 2008, US$
14.223.686 juta tahun 2009, dan US$ 14.600.828 juta tahun 2010.141
Keberhasilan pembangunan ekonomi RRC bisa dikatakan luar biasa. Menurut
laporan Bank Dunia, Amerika Serikat membutuhkan 50 tahun dan Jepang 60 tahun
untuk mencapai pertumbuhan semacam itu, sementara RRC hanya menghabiskan waktu
28 tahun.142 Berdasarkan data-data di atas terbukti bahwa RRC sudah menjadi pemain
utama di pasar global dan telah menjadi produsen terbesar di dunia.
2.4. Teknologi Antariksa
Teknologi antariksa RRC juga mengalami kemajuan yang pesat. RRC
merupakan negara ketiga yang berhasil mengirimkan astronot (disebut taikonot di RRC)
ke luar angkasa. Pada 15 Oktober 2003, RRC meluncurkan taikonot pertamanya, Letnan
Kolonel Yang Liwei, menggunakan roket Long March 2F dan kendaraan angkasa
berawak, Shenzhou V, ke wilayah orbit di luar angkasa. Sebelumnya, RRC telah
meluncurkan satelit pertamanya pada tahun 1970 dan pada 16 oktober 2003, terhitung
sudah ada 79 satelit yang diluncurkan (67 peluncuran sukses, 8 mengalami kegagalan,
140
John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 201.
Gross
National
Product.
(2012).
http://en.wikipedia.org/wiki/Gross_national_product, tanggal 15 Februari 2012.
142
A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 131.
141
Diakses
dari
56
dan 4 mengalami ketidaksempurnaan dalam orbitnya). Pada umumnya, peluncuran
satelit tersebut untuk kepentingan komunikasi, penyelidikan cuaca, navigasi, dan satelitsatelit yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.143
RRC mencapai prestasi besar dalam program antariksa pada akhir tahun 2011
lalu. RRC berhasil meluncurkan satelit percobaan jaringan pemosisian global (Global
Positioning System, GPS), Beidou. Rencananya akan meluncurkan 35 satelit sampai
tahun 2020. Jika jaringan Beidou ini berhasil maka militer RRC akan bebas dari
ketergantungan pada sinyal GPS Amerika Serikat dan sistem GLONASS Rusia.
Bahkan, jaringan ini akan memberikan keakuratan untuk memandu rudal, mesiu pintar,
dan senjata lain kepada RRC. Sekarang ini, RRC telah menempatkan satelit yang
mampu memonitor sinyal dan emisi, yang disebut intelijen elektronik atau platform
ELINT.144
Sejak tahun 1978, RRC telah menjalankan beberapa Repelita yang jika dicek
dapat dilihat bahwa sasaran-sasaran yang direncanakan dalam Repelita-Repelita tersebut
tercapai dan sering kali melebihi target. Dalam road maps pembangunan ekonomi RRC
tertulis tahun 2000-2010 merupakan tahap pemulihan, 2010-2030 RRC akan setara
dengan Eropa, dan tahun 2030-2050 RRC akan setara dengan Amerika Serikat.
Berdasarkan kondisi RRC sekarang, terlihat bahwa RRC sudah berhasil melewati Eropa
dan mulai menyamai Amerika Serikat. Hal ini membuktikan RRC berhasil melampaui
rencana pembangunan yang telah ditetapkan pada awal reformasi. Bahkan, badan
143
A. Zaenurrofik. op.cit., hal. 169.
Ambisi Antariksa Militer China-Satelit Beidou Ancam Dominasi GPS AS. (2011). SINDO, 31
Desember. Diakses dari http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/456278/, tanggal 23
Februari 2012.
144
57
intelijen RRC menyebutkan bahwa pada 2020 negara ini akan memiliki kekayaan
sepertiga lebih sedikit dan sedikit lebih dari setengah kemampuan AS.145
B. Dominasi Amerika Serikat
Untuk memahami seberapa dominan Amerika Serikat dalam dunia internasional,
perlu dilihat dari berbagai bidang. Seperti, dalam perpolitikan internasional, militer dan
strategi, sampai industri dan teknologinya. Selain itu juga dilihat dari segi ilmu
pengetahuannya.
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Serikat menjadi satu-satunya
negara super power di dunia. Hal ini, dikarenakan negara-negara pemenang perang
lainnya mengalami kerusakan besar, sehingga mereka fokus pada perbaikan kondisi
dalam negerinya. Sementara itu, Amerika Serikat melalui kombinasi kecerdikan,
kekuatan keuangan, dan etika kerja, berhasil mengamankan bagian terbesar dari pangsa
pasar manufaktur global, mencapai zaman keemasan di era 1950-an dan 60-an, yang
menandai puncak kedudukannya di dunia.146 Satu-satunya penantang Amerika Serikat
pasca Perang Dunia II adalah Uni Soviet yang menciptakan Perang Dingin. Namun,
setelah runtuhnya Uni Soviet yang menandakan berakhirnya Perang Dingin pada tahun
1991, Amerika Serikat tidak lagi mempunyai lawan tandingan dalam berbagai bidang.
Dari tahun 1998-2007, pengeluaran militer dunia meningkat 33%, sementara
pengeluaran militer Amerika Serikat meningkat 66%. Angka ini menghampiri setengah
dari pengeluaran militer global. Pada waktu yang sama, Amerika Serikat juga menjadi
sumber dari hampir seperempat aktivitas ekonomi global. Sejak tahun 1960-an, GDP
Amerika Serikat berkisar 23%-36% dari GDP global, lebih besar dari gabungan negara
Uni Eropa. Dari segi finansial, sekitar 65% dari cadangan mata uang dunia terus
145
146
Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. op. cit., hal. 275.
Andy Hoffman. loc. cit.
58
berpatokan pada dolar Amerika Serikat. Berdasarkan keunggulan ini, belum ada yang
menyamai dominasi Amerika Serikat dalam sejarah sistem negara bedaulat.147
1. Politik Internasional
Dalam perpolitikan internasional, Amerika Serikat merupakan pemeran utama.
Selain sebagai penggagas terbentuknya berbagai organisasi atau forum internasional,
Amerika Serikat sampai sekarang juga menjadi penyuplai dana terbesar di dalamnya,
seperti di dalam World Bank.148 Jadi, tidak mengherankan jika Amerika Serikat
memiliki pengaruh yang besar dalam setiap organisasi internasional. Hal ini terlihat
dalam PBB, di mana Amerika Serikat memiliki hak veto yang selama ini digunakan
untuk membela kepentinganya sendiri dan sekutunya.
Sebagai pemegang hak veto, Amerika Serikat memiliki kedudukan yang berbeda
dengan negara yang tidak memiliki hak veto. Hak veto memberikan kekuasaan kepada
Amerika Serikat untuk menolak atau membatalkan resolus1i yang telah dihasilkan oleh
semua negara anggota PBB. Sehingga, setiap resolusi yang dihasilkan harus mendapat
persetujuan dari Amerika Serikat. Dengan kata lain, hak suara yang dimiliki negara lain
akan menjadi tidak berarti, jika Amerika Serikat menggunakan hak vetonya.
Kepemilikan hak veto, juga membuat Amerika Serikat dapat menghindari
hukuman yang akan dijatuhkan kepadanya bahkan terhadap sekutunya, seperti yang
terjadi selama ini, dalam vetonya terkait Israel. Tercatat bahwa Amerika Serikat sering
menggunakan hak vetonya untuk membela Israel yang notabene sekutunya. Sebaliknya,
Amerika Serikat sering “memaksakan” pengesahan resolusi PBB yang berkaitan dengan
negara-negara Arab. Misalnya untuk mengusir Irak dari Kuwait, menyingkirkan senjata
canggih Iran yang diduga mengembangkan senjata nuklir, dan pemberian sanksi pada
147
148
Ian Clark. op. cit., hal. 19-20.
Ivanovich Agusta. loc. cit.
59
Libya. Kasus yang terakhir mengenai pemberian sanksi kepada Suriah. Semua ini
menunjukkan kekuatan Amerika Serikat yang mendominasi PBB.
Amerika Serikat selalu mengklaim bertindak untuk kepentingan nasional orangorang dari segala bangsa. Seperti yang terlihat dalam penyerangannya ke Afganistan
pada tahun 2001 dan Irak pada tahun 2003. Amerika Serikat mengatakan, serangan
tersebut dilakukan dalam rangka war on terrorism. Meskipun Amerika Serikat
bertindak unilateralis dan tanpa Resolusi Dewan Keamanan, Amerika Serikat tidak
mendapat sanksi dari PBB, dikarenakan kepemilikan hak vetonya. Hal ini, menjadi
bukti dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional.149
Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional, juga terlihat dari
banyaknya organisai internasional seperti PBB, World Bank, IMF, dan UNICEF yang
berpusat di Amerika Serikat, khususnya di New York. Hal ini, membuktikan bahwa
Amerika Serikat menjadi pusat politik internasional. Selain itu, kebanyakan nilai-nilai
yang dianut secara internasional merupakan nilai-nilai dari Amerika Serikat seperti,
demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan pasar bebas.150 Politik luar negeri Amerika
Serikat juga secara tidak langsung menjadi agenda internasional seperti war on terror,
penegakan HAM, perbaikan lingkungan, dan demokratisasi.
Secara umum selalu dikatakan bahwa Amerika Serikat mendominasi lembaga
politik, ekonomi, dan keamanan internasional. Misalnya, keputusan-keputusan yang
dibuat di Dewan Keamanan PBB dan World Bank disajikan kepada dunia sebagai
keputusan-keputusan yang mencerminkan kepentingan masyarakat dunia, padahal
keputusan tersebut lebih ke kepentingan Amerika Serikat. Karenanya, banyak kalangan
149
Hans Kochler. (2006). The United Nations Organization and Global Power Politics: The
Antagonism between Power and Law and the Future of World Order. Diakses dari
http://chinesejil.oxfordjournals.org/content/5/2/323.full, tanggal 19 Maret 2012.
150
Martin Jacques. loc. cit.
60
berangapan bahwa lembaga-lembaga internasional yang ada, hanyalah alat bagi
Amerika Serikat untuk mendapatkan legitimasi dalam mencapai kepentingankepentingannya di negara lain.
2. Militer dan Strategi
Kekuatan militer Amerika Serikat merupakan yang terbesar dan tak tertandingi
di dunia sampai sekarang. Hal ini, dikarenakan seluruh komponen militer mulai dari
kualitas personil, perlengakapan militer, anggaran belanja militer, sampai teknologi
semuanya berada di posisi teratas di dunia. Kecuali untuk jumlah personilnya, Amerika
Serikat menempati urutan kedua setelah RRC.
Angkatan bersenjata Amerika Serikat memiliki 1.477.896 tentara aktif dan
1.458.500 personil cadangan.151 Angkatan darat sebanyak 570.000 personil, angkatan
laut sebanyak 202.000 personil, dan sisanya merupakan angkatan udara.152 Amerika
Serikat juga memiliki pasukan khusus seperti para intelegennya yang memiliki
kemampuan yang handal. Angkatan udara Amerika Serikat paling dominan di dunia
sedangkan angkatan lautnya yang paling tangguh, dan Amerika Serikat memiliki
kemampuan untuk menebar kekuasaan militernya ke seantero dunia.
Amerika Serikat juga memiliki pangkalan militer di luar negeri. Bahkan,
Amerika Serikat memiliki lebih dari 700 pangkalan militer di seluruh dunia, yang
terbagi dalam gugus-gugus armada di sejumlah kawasan. Jumlah ini belum termasuk
ratusan pangkalan militer di dalam negeri, dan pangkalan rahasia. Pada setiap gugus
armada, Amerika Serikat menempatkan satu atau dua kapal induk yang mampu
151
United
States
of
America
Military
Strength.
(2011).
Diakses
dari
http://www.globalfirepower.com/country-military-strength-detail.asp?country_id=United-States-ofAmerica, tanggal 23 Februari 2012.
152
Amerika
Serikat
Pangkas
100.000
Prajurit.
(2012).
Diakses
dari
http://internasional.kompas.com/read/2012/01/27/13010040/Amerika.Serikat.Pangkas.100.000.Prajurit,
tanggal 23 Februari 2012.
61
mengangkut puluhan pesawat tempur dan kendaraan bersenjata lapis baja. Selain itu,
ratusan ribu tentaranya, baik yang reguler maupun yang profesional selalu siaga dan
setiap saat siap diterjunkan ke daerah-daerah rawan konflik untuk menjalankan misi
perang.153
Dari segi peralatan militer, Amerika Serikat menggunakan teknologi yang
unggul. Amerika Serikat memiliki teknologi nuklir yang luar biasa. Keunggulan
militernya lebih terlihat dalam hal kualitas daripada kuantitas. Amerika Serikat menjadi
pemimpin dunia dalam memanfaatkan penerapan teknologi komunikasi dan informasi
yang cangih dalam militer, dan memperlihatkan kemampuan tak tertandingi dalam
mengordinasi
dan
memproses
informasi
mengenai
medan
peperangan,
dan
menghancurkan sasaran jarak jauh dengan ketepatan yang sangat menakjubkan.154
Sekarang, sebagian besar superioritas Amerika Serikat datang dari basis komputer
“sistem integrasi” yang memungkinkan angkatan bersenjatanya untuk beroperasi mulus
melintasi dimensi. Dengan sistem ini, seorang tentara di darat dapat meminta serangan
udara terhadap target dan dipastikan terget itu akan hancur dalam hitungan menit,
meskipun dalam keadaan berawan, malam, bahkan badai pasir.155
Dalam angkatan bersenjatanya, Amerika Serikat memiliki peralatan yang
canggih dan pada umumnya dalam jumlah banyak jika dibandingkan dengan negara
lain. Angkatan darat Amerika Serikat memiliki total senjata darat sebanyak 56.269,
9.573 tank, 2.163 artileri, 7.500 mortir, 26.653 APCs / IFVs, 950 SPGs, 1.430 MLRSs,
8.000 senjata antitank, 2.106 senjata antipesaway, dan 267.247 kendaraan logistik.
Angkatan laut memiliki total kapal sebanyak 2.384, 75 kapal selam, 30 frigate, 59 kapal
153
Mohammad Shoelhi. (2007). Di Ambang Keruntuhan Amerika. Jakarta: Grafindo Khazanah
Ilmu, hal. 68.
154
Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. loc. cit., hal. 269-270.
155
James Pinkerton. (2003). Next Place for U.S. Dominance Is Exosphere. Diakses dari
http://newamerica.net/node/6502, tanggal 19 Maret 2012.
62
perusak, 30 amphibious assailt craft, 418 merchant marine strength, 11 kapal induk, 12
kapal patroli, 14 mine warface craft, dan 21 pelabuhan utama dan terminal. Sementara
angkatan udaranya memiliki total 18.234 pesawat (aircraft), 6.417 helikopter, dan
15.097 bandara.156 Selain itu, Amerika Serikat juga terdepan dalam persenjataan
berteknologi tinggi seperti nuklir, radar, dan berbagai tipe kendaraan tempur lainnya,
yang hanya dimilikinya, misalnya kepemilikan predator dalam angakatan udaranya.
Amerika Serikat memiliki 5.113 hulu ledak operasional dikerahkan, dalam
cadangan aktif, atau diadakan dalam penyimpanan aktif pada September 2009. Angka
ini, tidak termasuk beberapa ribu hulu ledak yang telah pensiun dan dijadwalkan untuk
pembongkaran.157 Amerika Serikat juga memiliki ribuan penangkal nuklir berhulu
ledak, yang cukup untuk menghancurkan negara manapun yang mengancam Amerika
Serikat secara langsung atau mengancam kemerdekaannya.158 Keunggulan nuklir
Amerika Serikat, memungkinkannya dapat menghancurkan persenjataan nuklir Rusia
dan RRC dari jarak jauh dengan serangan pertama. Amerika Serikat memiliki triad
nuklir yang terdiri dari pembom strategis, rudal balistik antarbenua, dan balistik-rudal
peluncuran kapal selam, dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan semua
kekuatan nuklir musuh dengan serangan pertama.159
Berdasarkan fakta ini, tidak ada negara yang bisa mengalahkan kekuatan militer
Amerika Serikat, bahkan untuk menyamainya, sampai sekarang belum ada negara yang
bisa. Amerika Serikat tidak akan gampang disaingi negara-negara lain, karena adanya
156
United States of America Military Strength. loc. cit.
Fact Sheet Increasing Transparency in the U.S. Nuclear Weapons Stockpile. (2010). Diakses
dari
http://www.defense.gov/npr/docs/10-0503_Fact_Sheet_US_Nuclear_Transparency__FINAL_w_Date.pdf, tanggal 23 Maret 2012.
158
Stephen M. Walt. (2012). America is Realy, Really Secure. Diakses dari
http://walt.foreignpolicy.com/posts/2012/02/23/couldnt_have_said_it_better_myself, tanggal 19 Maret
2012.
159
Pao Yu Ching. (2012). American Imperialism and its Domination over Asia Refuting The Myth
That
China
is
Becoming
an
Economic
Super
Power.
Diakses
dari
www.globalresearch.ca/index.php?context=va&aid=4999, tanggal 18 Maret 2012.
157
63
perbedaan besar dalam anggaran R&D. Amerika Serikat mengeluarkan dana tiga kali
lebih besar dari gabungan tiga negara untuk R&D. Pada tahun 2005, Amerika Serikat
mengucurkan dana untuk R&D militer yang jumlahnya lebih besar daripada yang
dikeluarkan Jerman dan Inggris untuk pertahanan secara keseluruhan.160
Anggaran belanja militer Amerika Serikat selama bertahun-tahun merupakan
yang terbesar di dunia. Pada tahun 2003, Amerika Serikat mengucurkan belanja
pertahanan yang jumlahnya lebih besar daripada gabungan 15-20 negara pembelanja
terbesar. Hebatnya, jumlah ini hanyalah 3,5% dari GDP-nya.161 Tahun 2008, anggaran
militer RRC sebesar US$ 500 milyar dan menjadi US$ 700 milyar jika anggaran operasi
di Afganistan dan Irak dimasukkan.162
Pada tahun 2010, anggaran militer Amerika Serikat merupakan yang terbesar di
dunia dengan 43% dari total belanja militer di dunia. Anggaran militer juga menjadi
yang terbesar dalam alokai pembelanjaan Amerika Serikat yaitu sebesar 39%.163 Data
terakhir menyebutkan bahwa anggaran militer Amerika Serikat sebesar US$ 692 milyar
di tahun 2011.164
3. Industri dan Teknologi
Amerika Serikat dikenal sebagai negara industri sejak lama. Hal ini terlihat dari
produktivitas kerja masyarakatnya. Standar kerja masyarakat Amerika Serikat, baik pria
maupun wanita, tetap menjadi standar untuk dunia. Pekerja Amerika Serikat rata-rata
menghasilkan produk dan jasa yang bernilai lebih dari US$ 92.000 pada tahun 2007.
160
Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. loc. cit., hal. 269-270.
Ibid., hal. 270.
162
Richard N. Haass. (2008). The Age of Nonpolarity: What Will Follow U.S. Dominance?.
Foreign
Affairs,
87
(5/6),
44-56,
hal.
46.
Diakses
dari
http://acme.highpoint.edu/~msetzler/IR/IRreadingsbank/EmpireOverNonpolarHauss.FA08.x.pdf, tanggal
22 Desember 2011.
163
World Military Spending. (2011). Diakses dari http://www.globalissues.org/article/75/worldmilitary-spending#WorldMilitarySpending, tanggal 23 Februari 2012.
164
Defense
Spending
Budgets
by
Country.
(2011).
Diakses
dari
http://www.globalfirepower.com/defense-spending-budget.asp, tanggal 23 Februari 2012.
161
64
Hal ini, hampir 20% lebih dibandingkan dengan rata-rata puluhan negara Eropa
terkemuka dan 85% lebih tinggi dari RRC, menurut U.S. Conference Board.165
Produktivitas Amerika Serikat rata-rata meningkat sebesar 2% per tahun dari
tahun 2000 sampai 2006. Dalam satu penelitian dari 16 negara industri utama, hanya
Korea Selatan, Swedia, dan Taiwan, yang memiliki pertumbuhan produktivitas yang
lebih tinggi daripada Amerika Serikat, selama tahun yang sama. Peningkatan
produktivitas
ini,
telah
membantu
Amerika
Serikat
mempertahankan
angka
pengangguran dan inflasi relatif rendah.166
Industri Amerika Serikat didukung oleh penggunaan teknologi, mulai dari
teknologi rendah sampai teknologi paling mutakhir. Kepemimpinan teknologi Amerika
Serikat, terus berkembang dari fondasi pada komputer, perangkat lunak, mulitimedia,
bahan terdepan (advanced materials), ilmu kesehatan, dan bioteknologi pada saat ini ke
penggagas nanoteknologi dan genetika. Antara tahun 1995 dan 2005, Amerika Serikat
meningkatkan investasi R&D yang hampir mencapai 40%.167
Produktivitas tinggi pekerja Amerika Serikat dan kepemimpinan dalam
teknologi memungkinkannya untuk ditempatkan sebagai produsen terkemuka dunia
pada tahun 2006. Industri Amerika Serikat mencapai US$ 1,5 trilyun dalam produk
pada tahun tersebut, atau sekitar seperempat dari total produksi di seluruh dunia.
Manufaktur Amerika Serikat mempekerjakan lebih dari 14 juta pekerja, dan 6 juta
pekerjaan lain di industri terkait. Menurut laporan Institute Manufaktur Amerika
Serikat, pekerjaan manufaktur membayar sekitar 25% lebih dalam upah dan manfaat
dari pekerjaan non-manufaktur di Amerika Serikat. Manufaktur negara menghasilkan
165
Michael Jay Friedman (ed.) (2009). Outline of the U.S. Economy. Washington: Bureau of
International Information Programs United States Department of State, hal. 7.
166
Ibid.
167
Ibid., hal. 8 dan 58.
65
pertumbuhan dan keuntungan produktivitas lebih antara tahun 2001 dan 2005 daripada
sektor lain dalam ekonomi AS.168
Perkembangan teknologi mengubah dasar-dasar persaingan ekonomi terutama
dengan ditemukannya komputer. Era komputer bermula dengan ditemukannya
mikroprosesor komputer pertama pada tahun 1971. Mikroprosesor ini, merupakan
temuan ilmuwan Intel Corporation. Sebelum penemuan mikroprosesor ini, komputer
adalah perangkat besar yang melayani instansi pemerintah dan perusahaan besar, dan
dioperasikan oleh spesialis. Tapi pada tahun 1976, dua orang Amerika Serikat, Steve
Jobs dan Steve Wozniak, mengembangkan sebuah komputer kecil lengkap dengan
mikroprosesor, keyboard, dan layar. Mereka menyebutnya Apple I, dan ini memulai era
komputasi personal dan penyebaran kekuatan komputer untuk setiap sektor ekonomi.169
Pemenang terbesar dalam bisnis komputer ini adalah Microsoft dan Redmond.
Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat mulai meninggalkan manufaktur dan beralih ke
produk yang berdasarkan pada perangkat lunak. Pemilik Microsoft, Bill Gates, telah
menangkap pentingnya mendominasi perangkat lunak operasi internal yang membuat
komputer pribadi bekerja.170 Dapat dilihat bahwa dalam industri perkomputeran
internasional sekarang, Microsoft masih mendominasi meski sudah muncul banyak
pesaing. Amerika Serikat sebagai pelopor teknologi komputer menjadi yang terdepan
dalam pengembangannya. Bahkan, Amerika Serikat memiliki Silicon Valley yaitu
wilayah California di selatan San Fransisco yang menjadi pusat inovasi komputer
Amerika Serikat atau bisa dikatakan dunia.
Produk industri Amerika Serikat pada umumnya berorientasi ekspor. Ekspor
utama Amerika Serikat pada tahun 2006 terdiri dari berbagai ketegori. Kendaraan
168
Ibid., 53.
Ibid., hal. 31-32.
170
Ibid., hal. 32-33.
169
66
bermotor dan bagian-bagiannya serta mesin, semikonduktor, pesawat sipil, aksesoris
komputer, farmasi, peralatan telekomunikasi, bahan kimia, bahan plastik, dan peralatan
obat.171 Semua komoditas ekspor utama ini merupakan produk industri dan teknologi.
Pada tahun 2008, nilai ekpor impor Amerika Serikat meningkat. Total ekspor sebesar
US$ 1,16 trilyun dengan penyebaran 25,2% ke Eropa, 20,1% ke Kanada, 11,7% ke
Meksiko, 5,5% ke RRC, 5,1% ke Jepang, 12,6% ke negara-negara Pasifik lainnya, dan
19,8% ke negara lainnya di dunia. Sementara total impor sebesar US$ 1,96 trilyun
dengan sumber 20,7% dari Eropa, 16,1% dari RRC, 16,0% dari Kanada, 10,3% dari
Meksiko, 6,6% dari Jepang, 8,4% dari negara-negara Pasisfik lainnya, dan 21,9% dari
negara lainnya di dunia.172
Keunggulan industri Amerika Serikat juga terlihat dalam banyaknya jumlah
Multi National Coorporation-nya (MNC). Menururt World Economic Forum, yang
konferensi tahunannya merupakan pertemuan para pemerintah internasional dan
pemimpin perusahaan, ekonomi Amerika Serikat adalah ekonomi paling kompetitif di
dunia. Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat pada umumnya telah beroperasi pada
pasar internasional melalui penentuan fokus pada inovasi, pengurangan biaya, dan
kembalinya keuntungan kepada pemegang saham. Dari daftar majalah Fortune 2007
dari 500 perusahaan terbesar di seluruh dunia, 162 yang bermarkas di Amerika
Serikat.173
Dari segi aset yang dikumpulkan, MNC-MNC dari Amerika Serikat juga
menempati urutan teratas. MNC-MNC ini bergerak dalam berbagai bidang seperti
Coca-Cola Company, McDonald’s, Johnson & Johnson, Nike Inc., Wall-Mart Stores,
Walt Disney Company, Boeing, Chevron Corporation, Exxon Mobil, Ford Motor
171
Michael Jay Friedman (ed.). op. cit., hal. 117-118.
Ibid., hal. 57.
173
Michael Jay Friedman (ed.). op. cit., hal. 7-8.
172
67
Company, General Electric Company, General Motors, Google, IBM, Intel Corporation,
Microsoft Corporation, Apple Inc., dan Yahoo! Inc. Dari seratus merek dunia, 62 di
antaranya adalah merek dari Amerika Serikat.174
Keunggulan industi dan teknologi Amerika Serikat lainnya, terlihat dalam
teknologi luar angkasanya. Amerika Serikat memulai program luar angkasanya pada
tahun 1958 dengan peluncuran satelit pertamanya, Explorer I. Kemudian disusul dengan
penerbangan antariksa berawak pertamanya, Alan Shepard, pada tahun 1968.
Pelaksanaan program luar angkasa ini, dimungkinkan dengan penemuan sistem propulsi
roket oleh Robert Goddard, ilmuwan dari Massachusetts, yang berhasil menembakkan
roket pertama yang mencapai ketinggian 12,5 meter pada tahun 1926. Sepuluh tahun
kemudian, roket Goddard berhasil mencapai ketinggian sederhana hampir dua
kilometer. Berdasarkan penemuan ini, ketertarikan dan kepentingan dalam peroketan
meningkat di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Uni Soviet.175
Melalui National Aeronautics and Space Administration (NASA), Amerika
Serikat terus melakukan riset untuk menciptakan pesawat luar angkasanya untuk
berbagai keperluan. Dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia untuk
berkomunikasi, penginderaan, pemetaan udara, dan untuk kepentingan pertahanan
keamanan, pesawat luar angkasa ini diciptakan untuk membawa satelit pada orbitorbitnya. Program ruang angkasa Amerika telah melahirkan tampilan menakjubkan dari
ilmu terapan. Satelit luar angkasa yang dimiliki mampu mengirimkan data komputer,
panggilan telepon, radio, dan siaran televisi. Selain itu, satelit cuaca melengkapi data
yang diperlukan untuk memberikan laporan dan peringatan dini jika akan terjadi badai
174
List
of Multinational Corporations by
Country. (2007). Diakses
dari
http://www.investmentsandincome.com/investments/list_mnc_by_country.html,tanggal 5 Maret 2012.
175
Technological and industrial history of the United States. (2012). Diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Technological_and_industrial_history_of_the_United_States, tanggal 21
Maret 2012.
68
parah. Amerika Serikat juga memiliki Global Positioning System (GPS), yaitu suatu
sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika
Serikat. GPS berfungsi untuk melacak dan melihat dimana posisi geografis suatu benda
(lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut) di muka bumi. Teknologi GPS
juga dipergunakan Amerika Serikat dalam militer, untuk mengawasai dan melacak
pergerakan senjata nuklir atau segala aktivitas militer negara lain.176
Dalam pengembangan program luar angkasanya, Amerika Serikat bersama
degan Jepang, Rusia, dan Eropa memprogramkan pembangunan International Space
Station (ISS) pada tahun 1990-an. Stasiun ini terdiri dari modul bertekanan, gulungan
eksternal, solar array, dan komponen lainnya, yang telah diluncurkan oleh Rusia Proton
dan roket Soyuz, dan pesawat ulang-alik Amerika Serikat. Saat ini sedang dirakit di
Orbit Bumi Rendah. Konstruksi dimulai pada 1998 dan pembangunan Segmen Orbital
Amerika Serikat selesai pada 2011. Operasi diperkirakan akan terus berlanjut sampai
dengan tahun 2020. Stasiun ini dapat dilihat dari Bumi dengan mata telanjang dan, pada
2011, merupakan satelit buatan terbesar di orbit Bumi dengan massa dan volume lebih
besar dari setiap stasiun ruang angkasa sebelumnya.177
4. Ilmu Pengetahuan
Pada tahun 1945, pasca Perang Dunia II, Amerika Serikat tidak hanya menjadi
kekuatan ekonomi dan militer terkuat di dunia, melainkan juga dominan dalam ilmu
pengetahuan. Dominasi Amerika Serikat ini, dapat dilihat dari banyaknya penemu dan
ahli dalam berbagai bidang, yang berasal dari Amerika Serikat. Selain itu, juga terlihat
dari kualitas perguruan tingginya, dan banyaknya inovasi baru yang ditemukan oleh
176
177
Ibid.
NASA. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/NASA, tanggal 23 Maret 2012.
69
orang Amerika Serikat. Dominasi ini juga bisa dilihat dalam banyaknya orang Amerika
Serikat yang menerima penghargaan Nobel.
Ilmuwan dan ahli yang berasal dari Amerika Serikat telah menemukan berbagai
hal yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, bahkan beberapa penemuan
mengubah cara hidup manusia menjadi lebih mudah dan efisien. Para ilmuwan tersebut
ialah: Thomas Alva Edison yang menemukan bola lampu dan proyektor film; Wilbur
dan Orville Wright yang menemukan pesawat terbang; J.L. Baird & C.F. Jenkins yang
menemukan televisi; Samuel F.B. Morse yang menemukan telegrap; Christopher Sholes
yang menemukan mesin ketik; Alexander Graham Bell yang menemukan piringan
hitam; Louis Jacques Monde da Guerre & Edwin Land yang menemukan kamera; dan
Charles Goodyear Berasal yang menemukan ban karet.178
Berbagai temuan para ilmuwan tersebut, membuktikan bahwa Amerika Serikat
selalu unggul dalam ilmu pengetahuan di setiap masa. Temuan-temuan ini, juga telah
menjadi sumber kekuatan dan kekayaan bagi Amerika Serikat, karena menjadi sumber
industri utama dalam perekonomian Amerika Serikat. Dengan pengembangan berbagai
temuan tersebut menggunakan kemajuan teknologi yang ada, membuat Amerika Serikat
terdepan dalam inovasi di dunia. Apalagi setelah masuknya era komputerisasi, para ahli
Amerika Serikat banyaknya menemukan dan mengembangkan inovasi baru dalam
bidang teknologi, baik berupa hardware dan software komputer, penemuan berbagai
penyakit dan obatnya, serta pengembangan bioteknologinya dan nanoteknologi.
Dominasi Amerika Serikat dalam ilmu pengetahuan juga terlihat dari banyaknya
sarjananya yang mendominasi berbagai bidang ilmu pengetahuan. Misalnya ilmu
hubungan internasional, yang didominasi oleh para sarjana Amerika Serikat, seperti
178
Michael H. Hart. (2009). Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Jakarta:
Pustakan Jaya.
70
Henry Kissinger, Zbigniew Brzezinski, Peter Katzenstein, dan Ernst Haas. Hal ini
dikarenakan, peran Amerika Serikat dominan di era pasca Perang Dunia II.179
Keunggulan lain Amerika Serikat dalam ilmu pengetahuan terdapat pada
universitas-universitasnya, yang sangat terkenal di seluruh dunia. Hebatnya, jumlahnya
tidak hanya satu atau lima universitas yang memiliki reputasi internasional. Berdasarkan
data yang dikeluarkan Times Higher Education, World’s Top 100 Univesities 2011,
universitas Amerika Serikat menempati posisi pertama dan terbanyak. Peringkat ini,
disusun berdasarkan survei terhadap 13.388 akademisi di 131 negara. Dalam peringkat
universitas tersebut, Amerika Serikat menempatkan 45 universitasnya. Dari 10
universiats terbaik, 7 di antaranya merupakan universitas dari Amerika Serikat
(Universitas Harvard, Massachusetts Institute of Technology, Universitas California
Berkeley, Universitas Stanford, Universitas Princeton, Universitas Yale dan California
Institute of Technology.180
Gabungan dari berbagai keunggulan ini, menyebabkan tingginya minat
masyarakat internasional untuk menuntut ilmu di berbagai lembaga pendidikan Amerika
Serikat khususnya di universitas-universitasnya. Sampai sekarang, Amerika Serikat
masih menjadi tujuan utama pelajar internasional. Pada kurung waktu 2008-2009,
sekitar 671.616 pelajar internasional menjalani pendidikan di lembaga-lembaga
Amerika Serikat. Jumlah ini meningkat sekitar 8% dari tahun sebelumnya.181
Selain itu, Amerika Serikat merupakan negara penerima Nobel terbanyak. Dari
tahun 1906-2011, Amerika Serikat telah menerima 325 penghargaan Nobel dengan 62
179
Stephen M. Walt. (2011). Is IR still ‘an American Social Science?’. Diakses dari
http://walt.foreignpolicy.com/posts/2011/06/06/is_ir_still_an_american_social_science, tanggal 18 Maret
2012.
180
World's top 100 universities 2011: their reputations ranked by Times Higher Education.
(2011). Dikases dari http://www.guardian.co.uk/news/datablog/2011/mar/10/world-top-100-universitiesreputation-rankings-reputation-times-higher-education, tanggal 3 Maret 2012.
181
Number of Foreign Students in U.S. Hit a New High Last Year. (2009). Diakses dari
http://chronicle.com/article/Number-of-Foreign-Students-/49142/, tanggal 3 Maret 2012.
71
penghargaan pada bidang ilmu kimia, 49 penghargaan pada ilmu ekonomi, 11
penghargaan dalam kesusastraan, 21 penghargaan dalam bidang perdamaian, 87
penghargaan pada ilmu fisika, dan 95 penghargaan dalam fisiologi atau ilmu
kedokteran.182 Berdasarkan data ini, bisa dilihat keunggulan dan kualitas para ilmuawan
Amerika Serikat.
Dominasi Amerika Serikat lainnya juga terdapat pada bidang finansial. Finansial
Amerika Serikat lebih terlihat dari mata uang dolarnya yang menjadi alat tukar
internasional. Kebanyakan negara menyimpan cadangan devisanya dalam bentuk dolar.
Pemakaian dolar Amerika sebagai mata uang internasional berawal dari pemberlakuan
sistem Bretton Woods. Dalam pertemuan di Bretton Woods tahun 1944, para wakil
negara maju memutuskan untuk melahirkan sistem moneter internasional baru, yaitu
mengikat nilai tukar uang dunia dengan dolar Amerika. Mereka setuju nilai tukarnya
sama dengan US$ 35 per ons emas. Pemilihan mata uang dolar dikarenakan waktu itu
Amerika Serikat menghasilkan lebih dari separuh kapasitas manufaktur dunia dan
memiliki paling banyak emas di dunia.183 Meskipun sekarang sistem Bretton Woods
tidak lagi digunakan, namun dolar Amerika Serikat tetap menjadi mata uang
internasional.
Amerika Serikat dalam segala aspek memang dikenal sangat kuat. Dalam hal
ekonomi, kekayaannya mencapai ribuan trilyun dolar Amerika Serikat, atau bahkan
mungkin jauh lebih besar lagi. Amerika Serikat juga merupakan negara kreditor.
Banyak negara mendapatkan bantuan utang dari Amerika Serikat asalkan bisa
memenuhi persyaratan dan punya sumber daya alam yang bisa digunakan sebagai
182
United
States
Nobel
Prize
Winners.
http://www.jinfo.org/US_Nobel_Prizes.html, tanggal 3 Maret 2012.
183
Sumantri Ar. (penerjemah.). op. cit., hal. 163.
(2011).
Diakses
dari
72
jaminan. Meskipun begitu, ternyata Amerika Serikat adalah negara debitor terbesar di
dunia.184
Selama beberapa tahun ke belakang, Amerika Serikat menghadapi berbagai
persoalan. Banyak yang mengindikasikannya sebagai tanda-tanda kemunduran Amerika
Serikat. Namun, sampai sekarang Amerika Serikat masih menempati posisi utama
dalam berbagai hal. Seperti, Amerika Serikat menjadi negara nomor satu dalam
pembiayaan R&D, menempati posisi pertama dalam peringkat universitas terbaik di
dunia, paling banyak menerima penghargaan Nobel, pertama dalam index pengusaha.185
Amerika Serikat juga mendominasi dalam informasi dan komunikasi serta budaya,
khususnya budaya modern yang disebarkan melalui film dan televisi.186
184
Mohammad Shoelhi. op. cit., hal. 68-69.
Joseph S. Nye. (2011). The Decline and Fall of America’s Decline and Fall. Diakses dari
http://www.project-syndicate.org/commentary/nye99/English, tanggal 27 Oktober 2011.
186
Richard N. Haass. loc. cit.
185
73
BAB IV
KOMPOSISI KESEIMBANGAN RRC-AMERIKA SERIKAT
Keberhasilan reformasi ekonomi yang dilakukan RRC sejak tahun 1978
membuatnya menjadi salah satu pemain penting dalam dunia internasional saat ini.
Munculnya RRC sebagai salah satu kekuatan baru dunia yang paling menonjol dalam
dunia internasional membuatnya menjadi perhatian banyak pihak. Banyak penelitian
dan tulisan yang memaparkan tentang kebangkitan dan keunggulan RRC, termasuk
kemungkinan RRC menjadi pesaing Amerika Serikat. Hal ini, didasarkan pada
keberhasilan dan keunggulan yang dicapai RRC sekarang ini. Keunggulan-keunggulan
RRC dalam berbagai bidang tersebut, menjadi dasar kekuatan RRC untuk menjadi
pemain utama, bahkan menjadi penyeimbang Amerika Serikat yang selama ini
mendominasi dunia internasional. Dalam
bab ini, akan
dibahas komposisi
keseimbangan antara RRC dan Amerika Serikat dalam bidang poilitk internasional,
militer dan stategi, ekonomi perdagangan, dan dalam bidang teknologi antariksa.
A. Politik Internasional
Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional terdapat pada
posisinya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto.
Sebagai pemegang hak veto, Amerika Serikat sering menunjukkan dominasinya dengan
bertindak sendiri dan mementingkan kepentingan nasionalnya tanpa mempedulikan hak
suara anggota PBB lainnya. Hal ini, terlihat dari tindakannya menyerang Afganistan dan
Irak, serta penggunaan hak vetonya dalam pemberian sanksi terhadap Israel.
Tindakan unilateralis Amerika Serikat ini disebakan adanya imunitas dari
pengenaan sanksi PBB dengan adanya hak veto yang dimilikinya. Selain itu, juga
74
disebabkan tidak adanya negara yang bisa mengontrol tindakan Amerika Serikat dalam
perpolitikan internasional tersebut. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul
RRC sebagai penyeimbang dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan intrernasional.
Hal ini dikarenakan, selain RRC memiliki hak veto sebagai anggota tetap Dewan
Keamanan PBB, RRC juga memiliki kekuatan lainnya, yaitu kekuatan keberhasilan
ekonominya yang menjadikan RRC salah satu negara yang penting dalam dunia
internasional.
Sebelum kebangkitan ekonominya, RRC lebih bersifat pasif dalam Dewan
Keamanan PBB. Meskipun memiliki hak veto, RRC jarang menggunakannya, dan lebih
sering memilih absten jika dihadapkan pada pengambilan keputusan yang bisa
mengganggu hubungannya dengan negara besar lainnya. Dari tahun 1971 sampai
sekarang, RRC hanya memakai hak vetonya delapan kali, empat kali dalam kurun
waktu 1971-2006 dan empat kali dalam lima tahun terakhir. Perubahan ini diakibatkan
menguatnya posisi RRC melalui perkembangan ekonominya, kini, RRC mulai berani
menggunakan hak vetonya meski harus menentang Amerika Serikat. Hal ini terlihat dari
veto RRC terhadap pemberian sanksi kepada Suriah. Dari penggunaan hak veto yang
berlawanan dengan keinginan Amerika Serikat ini, RRC menempatkan diri sebagai
kekuatan pengontrol dan penyeimbang Amerika Serikat dalam PBB.
Jika diamati, menguatnya RRC yang memiliki hak veto di dalam PBB membuat
negara-negara lain, yang tidak memiliki hak veto, memiliki pilihan lain selain Amerika
Serikat sebagai tempat meminta tolong jika ada kepentingan yang ingin dicapai dalam
PBB. Hal ini, akan membuat negara-negara lain, khususnya negara-negara yang
bermasalah atau memiliki konflik dengan Amerika Serikat, mendekatkan diri ke RRC,
yang menjadi pihak selain Amerika Serikat yang memiliki kekuatan dalam PBB.
75
Keberhasilan ekonomi RRC membuat negara ini mampu memperluas
pengaruhnya ke berbagai negara. Namun, cara yang digunakan RRC berbeda dengan
yang digunakan Amerika Serikat. Amerika Serikat dikenal sebagai pemberi bantuan
terbesar ke berbagai negara di dunia, baik secara langsung maupun melalui World Bank
dan IMF. Namun, pemberian bantuan tersebut mengsyaratkan penegakan demokratisasi
dan pasar bebas, di dalam negara yang menerima bantuan tersebut. Sementara RRC,
memberikan bantuan tanpa persyaratan seperti yang diterapkan Amerika Serikat.
Bantuan RRC ke berbagai negara dijadikan RRC sebagai diplomasi perdagangan,
dimana bantuan tersebut membantu RRC mendapatkan kontrak ekonomi di berbagai
negara. Bagi RRC, kondisi dalam negeri suatu negara tidak menjadi persoalan dalam
melakukan kerjasama ekonomi, karena menurutnya hal tersebut merupakan urusan
dalam negeri suatu negara yang tidak bisa dicampuri oleh negara lain.
Berkat pola pendekatannya yang berbeda dengan Amerika Serikat, RRC kini
lebih disenangi oleh negara-negara berkembang yang berada di Afrika dan Amerika
Latin, khususnya negara-negara yang anti Amerika Serikat. Makin besarnya pengaruh
RRC di berbagai kawasan, perlahan menggeser posisi Amerika Serikat yang selama ini
mendominasi
perpolitikan
internasional.
Pemberlakuan
sistem
komunisme
berkarakteristik China, yang berhasil mengubah RRC menjadi pemain utama dalam
dunia internasional juga menjadi tantangan bagi sistem liberalisme dan demokratisasi
yang dijalankan Ameika Serikat yang sealma ini dianggap sistem terbaik dalam
menjalankan suatu negara.
Penyeimbangan RRC terhadap dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan
internasional, khususnya dalam PBB memang terjadi dan dapat dilihat dalam berbagai
interaksi internasional. Namun jika diamati, penyeimbangan RRC terhadap Amerika
76
Serikat ini akan seperti zero sum game. Hal ini dikarenakan keduanya sama-sama
memiliki hak veto, yang jika memang nantinya mereka terpaksa berhadapan, keduanya
akan saling membatalkan kekuatan melalui veto tersebut.
Berbagai kekuatan RRC ini sudah membuktikan bahwa kini posisi RRC sangat
penting dalam hubungan internasional. Jika sebelumnya hanya ada Amerika Serikat
yang disebut sebagai sebuah hegemon pasca runtuhnya Uni Soviet dan satu-satunya
kekuatan dominan dalam hubungan internasional, kini RRC muncul sebagai
penyeimbang dominasi tersebut, walaupun belum bisa melampauinya. Sampai sekarang
Amerika Serikat masih menjadi nomor satu dalam perpolitikan internasional, namun,
dengan keberadaan RRC, Amerika Serikat tidak lagi menjadi satu-satunya pemain
utama. Amerika Serikat bahkan akan memikirkan reaksi RRC dalam pengambilan
keputusannya ataupun kebijakannya baik dalam negeri maupun luar negeri yang terkait
dengan RRC.
B. Militer dan Strategi
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, militer Amerika Serikat merupakan yang
terbesar dan terhebat di dunia. Hal ini, terlihat dari keunggulan personil dan
persenjataan yang dimilikinya. Belum ada negara yang bisa menandingi kekuatan
militer Amerika Serikat selama ini, namun dengan bangkitnya kekuatan militer RRC
dalam
beberapa
tahun
terakhir
menarik
perhatian
internasional,
bahkan
mengkhawatirkan pemerintah Amerika Serikat. Hal ini, disebabkan adanya perkiraan
bahwa, dengan peningkatan pembangunan dan modernisasi militer RRC tiap tahunnya,
maka suatu saat militer RRC akan bisa menyamai dan melampaui militer Amerika
Serikat. Berikut perbandingan kekuatan militer RRC dan Amerika Serikat:
77
Tabel 4.1. Perbandingan Kekuatan Militer RRC-Amerika Serikat
Pembanding
Amerika Serikat
RRC
Total Jumlah Personil
1.477.896 personil
2,3 juta personil
570.000 personil
1,9 juta personil
- Tank
9.573 unit
14.000 unit
- Helikopter
6.417 unit
453 unit
- Senjata Antipesawat
2.106 unit
7.700 unit
- Senjata Antitank
8.000 unit
6.500 unit
202.000 personil
250 ribu personil
- Kapal Selam
75 unit
66 unit
- Destoyer
59 unit
27 unit
- Frigate
30 unit
52 unit
- Amfibi
30 unit
121 unit
- Jumlah Personil
705.896 personil
470 ribu
- Pesawat Tempur
18.234 unit
2.556 unit
- Lapangan Udara
15.097 unit
67 unit
5.113 hulu ledak*
240 hulu ledak*
Angkatan Darat
- Jumlah personil
Angkatan Laut
- Jumlah personil
Angkatan Udara
Senjata Nuklir
Anggran Belanja Militer 2011
Personil Cadangan
US$ 692 milyar
US$ 91,5 milyar
1.458.500 personil
1,2 juta personil
* data tahun 2009.187
Sumber: Data dari Global Fire Power, 2012, dan sumber lainnya.
Berdasarkan kekuatan militernya, seperti yang tertuang pada tabel di atas apalagi
sebagai negara kedua terbesar dalam militer, RRC tentunya memiliki peluang yang
lebih dibandingkan negara lain untuk menjadi penyeimbang Amerika Serikat. Kekuatan
militer RRC yang dimilikinya sekarang, sudah memiliki peran penting dalam
187
David J. Baylor. (2011). Considerations for a US Nuclear Force Structure Below a 1,000Warhead Limit. Strategic Studies Quarterly, Summer 2011, 52-72, hal. 55. Diakses dari
http://www.au.af.mil/au/ssq/2011/summer/baylor.pdf, tanggal 21 Maret 2012.
78
perdamaian internasional. Hal ini, terlihat dari keterlibatannya dalam pasukan
perdamaian PBB yang merupakan yang paling banyak dibandingkan negara pemegang
hak veto lainnya.
Pengembangan militer RRC yang semakin membaik tiap tahunnya dengan
dilakukannya modernisasi mendapat perhatian dunia internasonal. Terutama bagi
negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat yang sangat mengkhawatirkan
perkembangan militer RRC. Hal ini, didasarkan pada anggapan mereka bahwa dengan
perkembangan militer RRC yang semakin kuat akan menjadi ancaman bagi negara
tetangganya dan juga bagi keamanan internasional. Mereka mengatakan bahwa RRC
akan menggunakan militer mereka untuk memperluas pengaruhnya dan mengancam
negara-negara tetangganya, terutama bagi Taiwan yang selama ini tidak mengakui
menjadi bagain dari RRC.
Peningkatan anggaran militer RRC tiap tahunnya juga menjadi kekhawatiran dan
sorotan banyak negara. Meskipun pemerintah RRC telah mengatakan peningkatan
kekuatan militer mereka untuk tujuan damai dan hanya untuk defense serta telah
menjelaskan alasan kenaikan anggarannya. Akan tetapi, Amerika Serikat dan sekutunya
tidak mempercayai sepenuhnya pernyataan tersebut dan tetap menganggap peningkatan
kekuatan militer RRC akan menganggu keamanan internasional. Kekhawatiran Amerika
Serikat dan negara Barat lainnya tampaknya disebabkan oleh ideologi komunis yang
dianut RRC. Mungkin, jika RRC merupakan negara yang menganut ideologi liberal
seperti Amerika Serikat dan sekutunya, maka kekhawatiran tersebut tidak akan muncul.
Timbulnya kekhawatiran Barat, khususnya Amerika Serikat mengenai
perkembangan militer RRC membuktikan bahwa dari segi militer, RRC sudah
menempati posisi yang penting. Dalam hal ini juga bisa dikatakan bahwa dengan
79
hadirnya militer RRC yang kuat dalam dunia internasional, sekarang Amerika Serikat
lebih berhati-hati dalam mengambil langkah atau menjalankan suatu kebijakan apalagi
jika berkaitan dengan kawasan Asia Timur dan Pasisfik. Amerika Serikat terkesan akan
memprediksi terlebih dahulu reaksi yang akan diberikan RRC jika akan menjalankan
aksi militer khususnya di kawasan terebut. Misalnya dalam hal pengiriman senjata ke
Taiwan, penanganan nuklir Korea Utara, dan bantuan militer kepada Jepang terkait
perebutan kepulauan Senkaku dengan RRC, serta masalah sengketa Laut China Selatan.
Sampai sekarang kekuatan militer Amerika Serikat tetap menjadi nomor satu
dan belum ada yang bisa mengungulinya, namun dengan kebangkitan militer RRC bisa
dikatan bahwa militer Amerika Serikat tidak lagi menjadi pemain tunggal. Selain RRC
tentunya ada banyak negara lain yang memiliki kekuatan militer yang besar seperti
Rusia, Inggris, Perancis, dan lainnya. Namun, yang perlu diperhatikan adalah apakah
mereka mempunyai keinginan untuk menggunakan kekuatan militer tersebut untuk
menantang Amerika Serikat. Perlu diingat bahwa selain Rusia, negara pemilik militer
besar lainnya merupakan aliansi Amerika Serikat atau lebih tepat sekutunya yang
kemungkinan kecil untuk melakukan konfrontasi.
Potensi RRC sebagai penyeimbang dominasi militer Amerika Serikat juga dapat
dilihat dari pembangunan pangkalan militer baru Amerika Serikat di Darwin, Australia.
Jika diamati, pembangunan pangkalan militer tersebut ditujukan untuk membendung
militer RRC yang semakin meningkat dan bertambah kuat tiap tahunnya. Hal ini,
membuktikan bahwa RRC telah muncul sebagai kompetitor Amerika Serikat yang
membuat Amerika Serikat merasa terancam sehingga perlu untuk meningkatkan
kemampuannya sendiri dan dengan melakukan pembendungan terhadap militer RRC.
80
Untuk pertama kalinya sejak berakhirnya perang Dingin, Amerika Serikat
menghadapi RRC sebagai penantang potensial yang dapat diharapkan untuk bersaing
dengannya dalam setiap dimensi peperangan yang sebenarnya, di udara, di atas atau di
bawah laut, di ruang angkasa, dan lebih lanjut di informasi perbatasan.188 Untuk
menghindari tampilnya RRC sebagai poros kekuatan baru dunia, Amerika Serikat juga
mengharapkan terjadinya perang yang bisa melibatkan RRC. Misalnya perang India
melawan Pakistan dan/atau RRC melawan Taiwan.189 Dengan terjadinya perang IndiaPakistan, RRC akan mengerahkan dukungan tenaga dan berbagai sumber dayanya
kepada India sehingga kekuatannya akan terkuras. Begitu pula halnya jika terjadi perang
RRC-Taiwan. Dalam kedua perang itu, Amerika Serikat akan berada di pihak Pakistan
dan/atau Taiwan. Dengan demikian, kebangkitan RRC sebagai blok kekuatan baru di
masa depan diharapkan dapat diganjal atau digagalkan.
Kekuatan militer Amerika Serikat memang bukan tandingan bagi militer negara
lain dan kekuatan militer Amerika Serikat tidak akan pudar. Namun, mungkin
kekuatannya berhenti berkembang sehingga hilang jurang pemisah antara militer
Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya. Meskipun kekuatan RRC sekarang
ini memang belum mencapai titik kemajuan penuh, namun, dengan pertumbuhan
ekonominya yang hampir 10% pertahunnya, RRC tinggal menunggu selesainya
modernisasi sistem pertahanan.190
188
A. Shlapak. (2010). Question of Balance: The Shifting Cross-Strait Balance and Implications
for
the
U.S.
Santa
Monica:
RAND
Corporation,
hal.
4.
Diakses
dari
http://www.rand.org/pubs/testimonies/2010/RAND_CT343.pdf, tanggal 22 Desember 2011.
189
Mohammad Shoelhi. op. cit., hal. 224-225.
190
Ibid., hal. 195-196.
81
C. Ekonomi-Perdagangan
Ekonomi Amerika Serikat masih merupakan ekonomi terbesar di dunia. Nilai
GDP Amerika Serikat merupakan yang terbesar di dunia, misalnya, pada tahun 2007,
GDP Amerika Serikat mencapai US$ 14 trilyun.191 Namun, dengan bangkitnya
perekonomian RRC dalam beberapa tahun terakhir, posisi Amerika Serikat sebagai
negara ekonomi terbesar mendapat ancaman, bahkan dalam beberapa item, RRC telah
berhasil melampaui Amerika Serikat.
Perindustrian RRC telah mencapai taraf yang luar biasa sejak reformasi.
Perekonomian RRC yang awalnya berdasarkan pertanian kini berubah menjadi salah
satu negara industri terbesar di dunia. Industri RRC menghasilkan banyak produk yang
diekspor ke berbagai negara, mulai dari produk berteknologi rendah sampai ke produk
berteknologi tinggi. Sekarang ini, produk made in China bisa ditemui di mana saja.
Bahkan pada tahun 2009, RRC berhasil melewati Jerman sebagai negara pengeskpor
terbesar.
Sebelum kemunculan RRC sebagai pemain utama dalam perdagangan
internasional, produk dari Barat khususnya Amerika Serikat merajai perdagangan
internasional. Produk Amerika Serikat mengungguli dalam berbagai lini baik dalam
barang-barang elektronik, tekstil, alat komunikasi dan informasi, maupun produk
pertanian. Perusahaan waralaba Amerika Serikat juga tersebar ke seluruh dunia seperti
KFC, Starbusck, McDonalds, dan lainnya. Merek-merek dari Amerika Serikat juga
menjadi standar kualitas bagi barang-barang yang diperdagangkan. Namun, dengan
keberadaan produk RRC yang sudah memasuki setiap lini dan terdapat di mana-mana,
dominasi produk Amerika Serikat ini mendapat saingan.
191
Richard N. Haass. loc. cit.
82
Jika produk Amerika Serikat mengandalkan kualitas dan kekuatan mereknya
yang menandakan kemewahan dan berkelas, maka produk RRC masuk dengan
mengandalkan harga yang murah yang terjangkau bagi semua kalangan. Meskipun
kualitas produk RRC kalah dengan kualitas produk Amerika Serikat, namun dengan
harga yang terjangkau produk RRC berhasil menyaingi produk Amerika Serikat dalam
perdagangan internasional. Hal ini terbukti dari peningkatan permintaan akan produk
RRC yang menjadikan RRC sebagai negara pengekspor terbesar di dunia dan pada
tahun 2006, berhasil menggantikan Amerika Serikat sebagai penyuplai terbesar barangbarang teknologi informasi.
Industrialisasi RRC juga telah menarik Foreign Direct Investment (FDI) yang
besar masuk ke RRC. Seperti yang disebut sebelumnya bahwa dari 500 perusahaan
terbesar dunia, 450 di antaranya telah memasuki RRC. Pada tahun 2003, RRC melewati
Amerika Serikat sebagai negara tujuan FDI terbesar dunia. Padahal, sebelumnya
Amerika Serikat yang menempati posisi tersebut. Hal ini, menunjukkan bahwa RRC
telah muncul sebagai kompetitor Amerika Serikat dalam perekonomian salah satunya
dengan muncul sebagai pilihan lain tujuan FDI yang selama ini dikuasai Amerika
Serikat.
Sejak tahun 2009, RRC menjadi pasar otomotif terbesar dengan total penjualan
sebesar 13,6 juta unit, mengalahkan Amerika Serikat yang hanya sebesar 10,4 juta unit.
Jumlah ini makin meningkat pada tahun 2010 dengan total penjualan RRC mencapai
17,2 juta unit.192
Peningkatan industrialisasi RRC otomatis berpengaruh pada perdagangan luar
negerinya. Dengan berubahnya RRC sebagai negara industi, RRC juga menjadi salah
192
China Ungguli AS dalam Penjualan Mobil. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 11.
83
satu negara pengekspor terbesar. Bahkan produk-produk RRC telah menembus pasarpasar Amerika Serikat dan Eropa, hal ini dikarenakan produk RRC memiliki harga yang
lebih terjangkau dibandingkan dengan produk negara lain dengan kualitas yang
bersaing.
Volume perdagangan RRC meningkat dari tahun ke tahun, seperti yang bisa
dilihat dari tabel 3.2. Pada awal reformasi, RRC mengalami defisit perdagangan namun
keadaan terus berubah dari tahun ke tahun sehingga sekarang RRC mendapat surplus
perdagangan yang besar, tahun 2010 surplus perdagangan RRC sebesar US$ 184,5
milyar. RRC, pada umumnya memperoleh surplus perdagangan dengan negara-negara
maju seperti Amerika Serikat dan negara negara Eropa dan sebaliknya mengalami
defisit perdagangan dengan negara-negara berkembang. Hal ini dikarenakan, komoditas
perdagangan antara keduanya berbeda. Perdagangan RRC dengan negara-negara maju
didominasi oleh produk elektronik dan berbagai produk hasil industri lainnya.
Sedangkan perdagangan RRC dengan negara-negara berkembang selain di dominasi
oleh produk-produk industri juga didominasi oleh produk sumber daya alam seperti
minyak, bahan mentah untuk industri, dan sebagainya.
Meningkatnya ekspor RRC dalam perdagangan internasional berefek ke
perdagangan negara lain. Dengan meningkatnya permintaan akan produk RRC,
mengakibatkan permintaan produk negara lain termasuk produk Amerika Serikat
menurun. Hal inilah yang mengkhawatirkan negara-negara lain bahkan sering
memprotes pemerintah RRC yang dinilai melakukan unfair trade dengan melakukan
manipulasi kurs.
Dalam perdagangan luar negerinya, RRC menerima surplus perdagangan
sementara negara lain mengalami defisit perdagangan termasuk Amerika Serikat.
84
Perdagangan RRC-Amerika Serikat, mengakibatkan defisit perdagangan yang besar
bagi Amerika Serikat. Besarnya defisit perdagangan yang dialami Amerika Serikat,
membuat pemerintah Amerika Serikat didesak untuk mengenakan sanksi perdagangan
kepada RRC. Pengenaan sanksi perdagangan ini dikarenakan mereka menuduh RRC
melakukan manipulasi kurs dengan membiarkan nilai tukar yuan tetap berada di bawah
pasar atau lebih rendah dari nilai yang semestinya. Serbuan produk RRC
mengakibatkan hilangnya dua juta lapangan pekerjaan di Amerika Serikat. Jadi, jika
sanksi perdagangan diberlakukan, maka produk RRC akan mahal 10% dan berpotensi
menciptakan sejuta lapangan pekerjaan baru.193
Adanya desakan pengenaan sanksi perdagangan terhadap RRC membuktikan
besarnya pengaruh RRC terhadap perekonomian Amerika Serikat. Hal ini,
membuktikan bahwa Amerika Serikat merasa terancam dan terganggu dengan kemajuan
ekonomi RRC. Besarnya impor Amerika Serikat dari RRC, menjadi ancaman bagi
berbagai sektor ekonomi Amerika Serikat, khususnya bidang manufaktur. Kepemilikan
tenga kerja murah dan pasar yang besar menjadi daya saing RRC terhadap manufaktur
Amerika Serikat dan menyebabkan berbagai perusahaan Amerika Serikat bangkrut atau
direlokasi ke RRC sehingga mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan seperti yang
disebut di atas.
Pengeluaran Amerika Serikat untuk R&D antara tahun 1999 dan 2009
mengalami penurunan yaitu dari 38% menjadi 31% dari total pembiayaan R&D dunia.
Penurunan ini, bersamaan dengan meningkatnya biaya R&D di kawasan Asia dari 24%
menjadi 35%. Peningkatan cepat biaya R&D kawasan Asia ini dimotori oleh RRC
dengan pertumbuhan biaya R&D sebesar 28% pada 2008-2009, menempatkannya pada
193
Perang Dagang: AS-China Saling Serang. (2010). Kompas, 1 Oktober, hal. 9.
85
posisi kedua setelah Amerika Serikat.194 Jika kondisi ini terus berlangsung, tidak
menutup kemungkinan RRC akan mengungguli Amerika Serikat nantinya. Dengan
pengembangan R&D yang besar, Amerika Serikat dikenal terdepan dalam inovasi dan
pengembangan teknologi mutakhir, jadi jika RRC berhasil menyamai atau mengungguli
pengembangan R&D Amerika Serikat maka kemungkinan besar RRC akan mengambil
alih predikat Amerika Serikat tersebut.
Keunggulan perekonomian RRC lainnya dan yang paling terlihat adalah
pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi RRC merupakan yang tertinggi di
dunia, meskipun telah mengalami perlambatan dalam beberapa tahun terakhir, seperti
yang terlihat pada diagram 3.1. berdasarkan pada GDP-nya. Dengan peningkatan
pertumbuhan ekonominya, RRC telah berhasil bertransformasi dari negara paria
menjadi negara unggul dalam perkonomian. Pertumbuhan perekonomian yang dicapai
RRC dalam kurung waktu 30 tahun belum pernah terjadi dalam sejarah negara modern.
Dan jika perekonomian RRC terus mengalami perbaikan dan pertumbuhan tiap
tahunnya sementara perekonomian Amerika Serikat tetap stagnan maka besar peluang
RRC untuk bisa mengguli Amerika Serikat dalam perekonomian internasional.
Keunggulan-kunggulan RRC dalam ekonomi perdagangan sekarang ini
menjadikannya kompetitor terkuat Amerika Serikat dibandingkan negara lainnya.
Keberhasilan industrialisasi RRC telah menjadikannya pusat baru aliran FDI dan
menjadi kompetitor kuat bagi Amerika Serikat yang selama ini menjadi tujuan utama
FDI. Volume perdagangan yang tinggi menjadikan RRC negara pengekspor terbesar di
dunia dan mengakibatkan mendunianya produk made in China yang menjadi saingan
bagi produk Amerika Serikat. Ekspor impor RRC menghasilkan surplus perdagangan
194
Ann Bednarz. (2012). U.S. Losing High-TechJjobs, R&D Dominance to Asia. Diakses dari
http://www.networkworld.com/news/2012/011912-science-tech-jobs-255072.html, tanggal 3 Maret 2012.
86
yang tinggi, yang berefek ke perdagangan dan perekonomian negara lain termasuk
Amerika Serikat. Kondisi ekonomi perdagangan internasional yang terbentuk setelah
bangkitnya RRC menjadi pemain utama, memperlihatkan konfigurasi penyeimbangan
RRC terhadap dominasi Amerika Serikat.
Keberhasilan ekonomi RRC berdampak pada perbaikan kondisi finansialnya.
Surplus perdagangan yang diraih membuat cadangan devisa RRC semakin besar tiap
tahunnya. Cadangan devisa sebesar US$ 3,197 trilyun pada tahun 2011 menempatkan
RRC sebagai negara pemilik cadangan devisa terbesar di dunia. Cadangan devisa RRC
jika dibandingkan dengan negara-negara lain memiliki perbedaan yang besar.
Surplus pedagangan yang besar dipergunakan RRC untuk membeli mata uang
asing khususnya obligasi Amerika Serikat, obligasi Uni Eropa, dan obligasi
internasional lainnya. RRC juga menginvestasikan sebagian dananya di pasar saham
dan instrumen finansial lain yang dikelola oleh China Investment Corp. Pada Januari
2012, RRC telah memiliki obligasi Amerika Serikat sebesar US$ 1,1 trilyun. Pembelian
obligasi ini bertujuan untuk mencegah tekanan inflasi dan apresiasi kurs yuan. Karena,
jika surplus perdagangan tersebut dibelanjakan dalam negeri maka akan menimbulkan
tekanan inflasi dan memperkuat kurs yuan. Jika hal tersebut terjadi, maka akan
melemahkan daya saing ekspor RRC, yang selama ini menjadi keunggulannya
dibandingkan negara lain.
Kepemilikan obligasi Amerika Serikat yang besar menjadikan RRC kreditor
terbesar Amerika Serikat. Selain menjaga kurs yuan, kepemilikan obligasi ini juga
memberikan bargaining position bagi RRC dalam hubungan bilateralnya dengan
Amerika Serikat maupun dengan negara debitor lainnya. Hal ini, terlihat dari
keengganan dan kehati-hatian Amerika Serikat dalam membahas dan memprotes RRC
87
terkait masalah defisit anggarannya dan kebijakan nilai tukar yuan yang diterapkan
RRC. Bahkan pada tahun 2008, pemerintah RRC telah menggunakan pengaruh
kepemilikan obligasinya untuk menekan Departemen Keuangan Amerika Serikat dan
Federal Reserve terhadap kebijakan mereka yang mempengaruhi nilai dolar.195
Kekuatan RRC dalam finansial internasional sekarang ini terlihat dalam krisis
finansial Eropa. Untuk mengatasi krisis tersebut, para pemimpin Eropa menginginkan
RRC memanfaatkan cadangan devisanya untuk membantu Eropa. Meskipun RRC
menolak menggunakan cadangan devisanya untuk membantu menangani krisis Eropa,
karena lebih memilih menggunakan investasi dan dana talangan yang tidak bersumber
dari cadangan devisa. Permintaan dan keinginan para pemimpin Eropa ini telah
memperlihatkan kedudukan finansial RRC yang bisa menjaga kestabilan finansial
internasional.196 Selain itu, Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick, juga mengatakan
bahwa RRC juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi global dengan meningkatkan
konsumsi domestik serta mengurangi ketergantungan pada ekspor dan investasi.197
Kedua kondisi ini, menunjukkan bahwa RRC telah menjadi pemain utama yang sangat
berpengaruh pada kondisi dunia internasional.
Kuatnya kondisi finansial RRC yang ditopang kepemilikan cadangan devisa
terbesar membuatnya menjadi kompetior dominasi Amerika Serikat dalam finansial
internasional. Cadangan devisa Amerika Serikat memang tertinggal jauh dari RRC,
meskipun begitu, dari segi finansial, Amerika Serikat masih dominan dengan
kepemilikan mata uang dolarnya yang masih menjadi mata uang internasional. Jadi, jika
195
James Kurth. (2009). Pillars of the Next American Century. Diakses dari http://www.theamerican-interest.com/article.cfm?piece=688, tanggal 2 Maret 2012.
196
China Janji Bantu Eropa. (2012). Kompas, 6 Februari. Diakses dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/06/03593671/China.Janji.Bantu.Eropa, tanggal 11 Maret
2012.
197
China Bisa Bantu Ekonomi Dunia. (2011). Kompas, 6 September, hal. 10.
88
RRC unggul dengan cadangan devisanya maka Amerika Serikat unggul dengan
kepemilikan dolarnya. Kedua hal ini saling berkaitan dan mempengaruhi serta tidak bisa
dipisahkan dalam menentukan kondisi finansial internasional sekarang ini. Kondisi ini
membuktikan bahwa RRC telah menyeimbangi dominasi Amerika Serikat dalam hal
finansial internasional.
D. Teknologi Antariksa
Bangkitnya RRC sebagai salah satu pemain utama dunia, tidak hanya menjadi
kompetitor dan penyeimbang Amerika Serikat dalam bidang perpolitikan internasional,
militer, dan ekonomi-perdagangan internasional. Kemajuan yang diraih RRC juga sudah
menjangkau teknologi antariksa. Keberhasilan RRC dalam bidang antrariksa ini, juga
memiliki potensi untuk menyaingi teknologi antariksa Amerika Serikat di masa yang
akan datang.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa, RRC telah berhasil mengirimkan
taikonotnya ke luar angkasa pada tahun 2003. Dengan keberhasilan ini, RRC
merupakan negara ketiga yang berhasil mengirimkan astronotnya ke luar angkasa
setelah Uni Soviet (Rusia sekarang) dan Amerika Serikat. Sebelumnya, RRC juga telah
meluncurkan satelit pertamanya pada tahun 1970 dan pada 16 oktober 2003. Prestasi
besar dalam program antariksa RRC, dicapai pada akhir tahun 2011 lalu, dengan
berhasilnya peluncuran satelit percobaan jaringan pemosisian global (GPS) Beidou.
Jika jaringan Beidou ini berhasil maka militer RRC akan bebas dari
ketergantungan pada sinyal GPS Amerika Serikat dan sistem GLONASS Rusia.
Bahkan, jaringan ini akan memberikan keakuratan untuk memandu rudal, mesiu pintar,
dan senjata lain kepada RRC. Tentunya, keberhasilan RRC ini, mempengaruhi dominasi
Amerika Serikat dalam teknologi antariksa. Jika dulunya negara-negara di dunia hanya
89
berpatokan dan bergantung pada sistem GPS Amerika Serikat, maka dengan berhasilnya
RRC membangun sistem Beidou tersebut dalam beberapa tahun ke depan, akan
memberikan alternatif lain bagi negara-negara lainnya. Meskipun hal ini belum terjadi,
sekali lagi, RRC menunjukkan kemampuan untuk menjadi kompetitor dan kekuatan
penyeimbang bagi dominasi Amerika Serikat.
Berdasarkan fakta-fakta yang ada, telah terbukti bahwa sekarang RRC telah
menjadi salah satu pemain utama dalam dunia internasional. RRC telah memiliki
pengaruh yang besar dalam segala bidang, apapun yang terjadi di RRC, apapun
kebijakan yang diambil Pemerintah RRC akan mendapat perhatian dunia internasional.
Bahkan, perubahan yang terjadi di RRC akan mempengaruhi semua aspek kehidupan
internasional. Tidak seperti dengan salah satu negara di Afrika atau Amerika Latin
misalnya, jika ada kejadian atau ada kebijakan yang terjadi palingan hanya menjadi
perhatian negara-negara yang memiliki kepentingan pada negara tersebut. Hal ini,
membuktikan bahwa Pengaruh RRC memang sudah menjangkau seluruh dunia sama
seperti Amerika Serikat, walaupun tidak sama besar.
Munculnya RRC sebagai pemain utama dalam dunia internasional berpengaruh
pada dominasi Amerika Serikat selama ini. Dulunya Amerika Serikat tidak memiliki
lagi pesaing dalam semua dimensi kekuatan yang penting setelah runtuhnya Uni Soviet.
Namun dengan keberadaan RRC, dominasi Amerika Serikat ini mendapat pesaing yang
bisa menyeimbanginya meski belum bisa melampauinya. Sehingga, sekarang jika
berpikir atau membahas mengenai Amerika Serikat dan masa depannya maka tidak
akan bisa tanpa berpikir dan membahas mengenai RRC.
Hubungan dan persaingan RRC-Amerika Serikat sekarang ini berbeda dengan
kondisi Amerika Serikat-Uni Soviet, pada masa Perang Dingin. Karena sekarang bukan
90
lagi zamannya bersaing dalam bentuk perang ideologi dan adu kekuatan militer secara
konfrontasi langsung. Sekarang ini, adalah era persaingan ekonomi yang lebih
membutuhkan kerjasama semua negara. Seperti yang ditulis Michael Porter dalam U.S.
Council on Competitiveness Index bahwa tujuan utama daya saing adalah kemakmuran
rakyat suatu bangsa.198 Alasan inilah yang membuat hubungan RRC-Amerika Serikat
tetap terjalin dengan “baik” meski banyak hal yang menjadi permasalahan dalam
hubungan bilateral kedua negara tersebut.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dua negara yang paling kuat tidak akan
menjadi lawan, tapi mitra dalam ekonomi dunia. Hal ini, dikarenakan tingkat saling
ketergantungan antara keduanya sangat tinggi. Amerika Serikat membutuhkan RRC
dalam menangani beberapa negara seperti Iran dan Korea Utara. Dalam ekonomi,
meskipun RRC memegang obligasi terbesar Amerika Serikat yang bisa digunakan
untuk menghancurkan ekonomi Amerika Serikat jika RRC menginginkannya. Namun
RRC juga akan hati-hati dalam menggunakannya karena dengan menghancurkan
perekonomian Amerika Serikat juga berarti menghancurkan perekonomiannya sendiri
karena ketergantungan terhadap impor Amerika Serikat dalam perdagangan
internasionalnya.
Masa depan hubungan RRC dan Amerika Serikat akan menetukan kondisi dunia
internasional ke depannya. Jika, hubungan RRC-Amerika Serikat berjalan dengan baik
maka perdamaian internasional akan tetap terjaga. Namun, jika mereka berkonflik dan
saling berhadapan secara langsung sehingga menimbulkan perang maka akan tercipta
Perang Dunia ataupun Perang Dingin tahap baru. Hal ini, membuktikan bahwa RRC
mampu menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional.
198
John dan Doris Naisbitt. op. cit. hal. 204.
91
Semua kondisi hubungan RRC-Amerika Serikat ini sesuai dengan pengertian
ekuilibrium bahwa ekuilibium terjadi saat keadaan stabil dimana kekuatan saling
membatalkan satu sama lain. Kondisi dunia internasional sekarang tergolong dalam
keadaan stabil secara garis besarnya, dengan kemunculan RRC sebagai kompetitor
Amerika Serikat dalam mendomiasi dunia, maka kekuatan RRC dan Amerika Serikat
saling mengontrol dan membatalkan satu sama lain.
Kondisi hubungan RRC-Amerika Serikat juga sejalan dengan Walter S. Jones
yang mengatakan, “perimbangan kekuasaan mencakup semua kemampuan politik
negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang mempertahankan perimbangan
konflik tanpa perang.” Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa hubungan kedua
negara ini tidak seperti hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet yang terang-terangan
saling berhadapan. Hubungan RRC-Amerika Serikat lebih bersifat koperatif meskipun
hal ini hanya berlangsung dipermukaan, dalam artian RRC dan Amerika Serikat
sebenarnya memiliki konflik dalam beberapa hal, namun mereka menjaga agar konflik
tersebut tidak merusak hubungan kerjasama yang terjalin antara keduanya.
92
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,
kesimpulan yang dapat ditarik sebagai berikut:
1. Dominasi Amerika Serikat selama ini, yang telah disandangnya sejak pasca
Perang Dunia II, telah mengalami kepudaran akibat berbagai faktor, baik dari
dalam negeri sendiri maupun pengaruh eksternal seperti krisis di Eropa.
2. Republik Rakyat China telah muncul sebagai pemain utama dalam dunia
internasional,
dengan
segala
keunggulannya.
Kemajuan
tersebut
sangat
menakjubkan, karena Republik Rakyat China berhasil berubah dari sebuah negara
“tirai bambu” yang serba “tertutup”, mengeliat menjadi negara raksasa. Prestasi
ini diperoleh sebagai produk open door policy, sebagaimana yang dicanangkan
oleh mendiang pemimpinnya, Deng Xiaoping, yang lebih dikenal dengan empat
program modernisasi. Prestasi ini, secara riil berwujud pada keberhasilankeberhasilan dalam bidang pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa negara,
industri dan teknologi, serta anggaran militernya, yang semakin menguatkan
posisi RRC dalam perpolitikan internasional.
3. Kondisi yang diraih oleh Republik Rakyat China tersebut, telah memberikan arti
tersendiri bagi konfigurasi kekuatan dunia, di mana selama ini didominasi oleh
Amerika Serikat, dengan keunggulan Republik Rakyat China tersebut, telah
menjadi penyeimbang dalam dunia internasional, pada berbagai bidang yakni
politik internasional, militer, ekonomi-perdagangan, serta industri dan teknologi.
93
B. Saran-Saran
1. Amerika Serikat sebaiknya dapat menolerir keadaan ini, tanpa berusaha untuk
menjegal kemajuan Republik Rakyat China tersebut dalam bentuk persaingan atau
ketegangan baru yang bisa berakibat pada konflik terbuka antarkeduanya.
2. Kemajuan yang diperoleh Republik Rakyat China sebaiknya memberi imbas
positif bagi negara-negara lain, khususnya yang bertetangga dengannya, dengan
tidak melemahkan kekuatan dan keamanan mereka, di balik keunggulankeunggulan yang dicapainya.
3. Kedudukan keseimbangan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat China
semestinya dinilai sebagai hal yang positif dalam konfigurasi hubungan
internasional, serta tidak dinilai sebagai rivalitas baru pengganti era Perang
Dingin, antara Amerika Serika dan Uni Soviet.
94
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Agnes, Michael. (2002). Webster’s New World College Dictionary. Ohio: Wiley
Publishing.
Alami, Athiqah Nur. (2005). Respons China terhadap Kebijakan Pertahanan Australia.
Dalam Tri Nuke Pudjiastuti (Ed.). Kebijakan Pertahanan
Australia 2000-2005 dan Respons Negara-Negara Asia
Timur dan Selandia Baru (hal. 139-173). Jakarta: Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Ar., Sumantri (penerjemah.). (n.d.) Garis Besar Ekonomi Amerika Serikat. Jakarta:
Departemen luar Negeri AS Kantor Program Informasi
Internasional.
Biro Hubungan Internasional Deputi Seswapres Bidang Politik Sekretariat Wakil
Presiden Republik Indonesia. (2008). Hegemoni Global
China dan Peluang Kemanfaatan Bagi Indonesia. Malang:
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia.
Brooks, Stephen G. dan Wohlforth, William C. (2005). Keunggulan Amerika dalam
Tinjauan. Dalam A. Zaim Rofiqi (Ed.), Amerika dan Dunia:
Memperdebatkan Bentuk Baru Politik Internasional (hal.
267-286). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Dharmawan, Bagus. (ed.). (2006). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era
Globalisasi. Jakarta: Kompas.
Friedman, Michael Jay (ed.) (2009). Outline of the U.S. Economy. Washington: Bureau
of International Information
Programs United States
Department of State.
Hart, Michael H. (2009). Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Haryono, Endi dan Ilkodar, Saptopo B. (2005). Menulis Skripsi: Panduan untuk
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Huntington, Samuel P. (2005). Benturan Peradaban. Dalam A. Zaim Rofiqi (ed.),
Amerika dan Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politk
Internasional (hal. 53-86), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jacques, Martin. (2011). Ketika China Menguasai Dunia: Kebangkitan Dunia Timur
dan Akhir Dunia Barat. Jakarta: Kompas.
Jones, Walter S. (1993). Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi Politik
Internasional, dan Tatanan Dunia 2. Jakarta: Gramedia
Purtaka Utama.
95
Mas’oed, Mohtar. (1990). Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi.
Yogyakarta: LP3ES.
Morgenthau, Hans J. dan Thompson, Kenneth W. (2010). Politik Antarbangsa. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Naisbitt, John dan Naisbitt, Doris. (2010). China’s Megatrends: 8 Pilar yang Membuat
Dahsyat China. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nolan, Cathal J. (2002). The Greenwood Encyclopedia of International Relations A-E,
1. London: Greenwood Publishing.
Shoelhi, Mohammad. (2007). Di Ambang Keruntuhan Amerika. Jakarta: Grafindo
Khazanah Ilmu.
Zaenurrofik, A. (2008). China Naga Raksasa Asia: Rahasia Sukses China Menguasai
Dunia. Jogjakarta: Garasi.
Zeng, Ming dan Williamson, Peter J. (2008). Ancaman Sang Naga: Strategi China
Menggempur Dominasi Pesaing Mapan di Pasar Global.
Jakarta: Gramedia.
Jurnal
Agusta, Ivanovich. (2009). Percobaan Pembangunan Partisipatif dalam Otonomi
Daerah. Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi
Manusia, 3.2, 173-198, hal. 179. Diakses dari
http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi8-2.pdf,
tanggal 23 Maret 2012.
Baylor, David J. (2011). Considerations for a US Nuclear Force Structure Below a
1,000-Warhead Limit. Strategic Studies Quarterly,
Summer
2011,
52-72.
Diakses
dari
http://www.au.af.mil/au/ssq/2011/summer/baylor.pdf,
tanggal 21 Maret 2012.
Clark, Ian. (2011). China and the United States: A Succession of Hegemonies?.
International Affair,s 87 (1), 13–28. Diakses dari
http://www.chathamhouse.org/sites/default/files/public/Int
ernational%20Affairs/2011/87_1clark.pdf, tanggal 24
Desember 2011.
Haass, Richard N. (2008). The Age of Nonpolarity: What Will Follow U.S.
Dominance?. Foreign Affairs, 87 (5/6), 44-56. Diakses
dari
http://acme.highpoint.edu/~msetzler/IR/IRreadingsbank/E
mpireOverNonpolarHauss.FA08.x.pdf,
tanggal
22
Desember 2011.
96
Hermawan, Yulius Purwadi. (2008). Kevin Rudd dan Inovasi Baru Menghadapi
Kekuatan Global dan Multilateralisme. Jurnal Luar
Negeri: Menjalin Keakraban Baru Indonesia-Australia, 25
(1-4), 1-17.
Simanjuntak, Bungaran Anton. (2005). Strategi Dominasi dan Keutuhan Negara Bangsa
yang Pluralistik. Jurnal Antropologi Sosial Budaya
ETNOVISI, 1.2 (10), 57-60, hal. 57. Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15274/1/et
v-okt2005-2.pdf, tanggal 7 Desember 2011.
Wu, Zhonmg, Karp, Phil, dan Wang, Yan. (2010). China’s International Poverty
Reduction Center a Platform for South-South Learning.
Development Outreach, Oktober 2010, 32-34.
Dokumen
Bank
Indonesia.
(2011). Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter:
Perkembangan Ekonomi Dunia. Tinjauan Kebijakan
Moneter: Ekonomi, Moneter, dan Perbankan, 2011 (5).
Diakses dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/4A91792452DD-4D5C-B376D7ADECEA4A8D/23095/zTKMMei2012.pdf, tanggal 4
Desember 2011.
IMF Resident Representative Office People’s Republic of China. (2012). China
Economic Outlook, 6 Feberuari, hal. 1. Diakses dari
http://www.imf.org/external/country/CHN/rr/2012/020612
.pdf, tanggal 15 Februari 2012.
International Office of the State Council The People’s Republic of China. (2010).
China’s National Defense in 2010. Beijing: Foreign
Languages Press.
Shlapak, A. (2010). Question of Balance: The Shifting Cross-Strait Balance and
Implications for the U.S. Santa Monica: RAND
Corporation.
Diakses
dari
http://www.rand.org/pubs/testimonies/2010/RAND_CT34
3.pdf, tanggal 22 Desember 2011.
United States of America Department of Defense . (2011). Military and Security
Developments Involving the People’s Republic of China.
Annual Report to Congress 2011. Diakses dari
http://www.defense.gov/pubs/pdfs/2011_cmpr_final.pdf,
tanggal 15 Februari 2012.
Wayne M. Morrison. (2011). China’s Economic Conditions. CRS Report for Congress,
24
Juni.
Diakses
dari
http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL33534.pdf, tanggal 14
Februari 2012.
97
Majalah
China Kian Berkobar. (2012, 19 Januari). Trust, 10(X), 14-22.
Wijaya, Agoeng. (2012, 29 Januari). China: Bangkitnya Sang Naga. Tempo, 23, 50-64.
____________. (2012, 29 Januari). Poros dengan Nuansa Baru. Tempo, 23, 73-81.
Koran
Cadangan Devisa China Naik. (2010). Kompas, 12 Juli, hal. 11.
China Bisa Bantu Ekonomi Dunia. (2011). Kompas, 6 September, hal. 10.
China Dituduh Meniru “Lebensraum” Nazi. (2010). Kompas, 1 November, hal. 10.
China Menolak Eksistensi Permanen. (2012). Kompas, 7 Maret, hal 10.
China resmi Salib Jepang. (2010). Kompas, 18 Agustus, hal. 9.
China Uji Pencegat Rudal. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 10.
China Ungguli AS dalam Penjualan Mobil. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 11.
Fitrianto, Dahono. (2011). Membaca Ambisi China di Lautan. Kompas, 2 Januari, hal.
10.
Kapabilitas AL dan AU Ditingkatkan. (2009). Kompas, 1 Oktober, hal. 10.
Negara-Negara Pemberi Utang Kepada AS. (2011). Kompas, 11 Januari.
Perang Dagang: AS-China Saling Serang. (2010). Kompas, 1 Oktober, hal. 9.
Veto Rusia dan China. (2012). Kompas, 6 Februari, hal. 6.
Widyahartono, Bob. (2010). China: Nasionalisme di Balik Visi Pembangunan. Kompas,
27 September, hal. 11.
Internet
Ahniar, Nur Farida. (2010). 10 Negara dengan Cadangan Devisa Terbesar. Diakses
dari
http://politik.vivanews.com/news/read/190554-10negara-dengan-cadangan-devisa-terbesar,
tanggal
21
Februari 2012.
Ambisi Antariksa Militer China-Satelit Beidou Ancam Dominasi GPS AS. (2011, 31
Desember). SINDO. Diakses dari http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/456278/, tanggal
23 Februari 2012.
Amerika
Serikat
Pangkas
100.000
Prajurit.
(2012).
Diakses
dari
http://internasional.kompas.com/read/2012/01/27/1301004
98
0/Amerika.Serikat.Pangkas.100.000.Prajurit, tanggal 23
Februari 2012.
Anggaran Militer China Terbesar Kedua. (2009). Kompas, 9 Juni. Diakses dari
http://female.kompas.com/read/2009/06/09/14552348/Ang
garan.Militer.China.Terbesar.Kedua, tanggal 10 Desember
2011.
Anggaran Pertahanan China Naik Lagi. (2012). Kompas, 4 Maret. Diakses dari
http://internasional.kompas.com/read/2012/03/04/1438349
7/Anggaran.Pertahanan.China.Naik.Lagi, tanggal 6 Maret
2012.
AS
Marah,
Cina-Rusia
AS
Waspadai
Militer
Veto Resolusi PBB. (2011). Diakses dari
http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_con
tent&view=article&id=9129:as-marah-cina-rusia-vetoresolusi-pbb&catid=3:luar-negeri&Itemid=79, tanggal 10
Desember 2011.
China. (2011). SINDO, 26 Agustus. Diakses dari
http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/423910/, tanggal
26 Oktober 2011.
Bednarz, Ann. (2012). U.S. Losing High-TechJjobs, R&D Dominance to Asia. Diakses
dari http://www.networkworld.com/news/2012/011912science-tech-jobs-255072.html, tanggal 3 Maret 2012.
Belanja Militer China 2007 Melonjak 17,8 Persen. (2007). Diakses dari
http://www.antaranews.com/news/54888/belanja-militerchina-2007-melonjak-178-persen, tanggal 21 Februari
2012
Brookes, Adam. (2011). US Watches China Warily. BBC, 12 Maret. Diakses dari
http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4342527.stm, tanggal
27 Oktober 2011.
Canton, Naomi. (2011). India and China to Dominate this Century. Diakses dari
http://www.rediff.com/news/slide-show/slide-show-1india-and-china-to-dominate-this-century/20110927.htm,
tanggal 26 Oktober 2011.
China akan Tingkatkan Angaran Militer. (2011). BBC, 4 Maret. Diakses dari
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/03/110304_ch
inadefense.shtml, tanggal 10 Desember 2011.
China
and
the
United
Nations.
(2012).
Diakses
dari
http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Security_Co
uncil_veto_power, tanggal 21 Februari 2012.
99
China Finance / Banking. (2012). Diakses dari http://www.chinatoday.com/fin/a.htm,
tanggal 20 Februari 2012.
China
GDP
China
Janji
Annual
Bantu
Growth
Rate.
(2012).
Diakses
dari
http://www.tradingeconomics.com/china/gdp-growthannual, tanggal 14 Februari 2012.
Eropa. (2012). Kompas, 6 Februari. Diakses dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/06/03593
671/China.Janji.Bantu.Eropa, tanggal 11 Maret 2012.
China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). (n.d.) Diakses dari
http://www.chinatoday.com/arm/, tanggal 20 Februari
2012.
China's Defense Budget to Grow 7.5% in 2010: Spokesman. (2010). Diakses dari
http://www.chinadaily.com.cn/china/201003/04/content_9537753.htm, tanggal 24 Februari 2012.
Ching, Pao Yu. (2012). American Imperialism and its Domination over Asia Refuting
The Myth That China is Becoming an Economic Super
Power.
Diakses
dari
www.globalresearch.ca/index.php?context=va&aid=4999,
tanggal 18 Maret 2012.
Defense
Dominasi
Spending
China
Budgets
by
Country.
(2011).
Diakses
http://www.globalfirepower.com/defense-spendingbudget.asp, tanggal 23 Februari 2012.
di
dari
Industri
Otomotif
?.
(2011).
Diakses
dari
http://paulusbsuranto.blogdetik.com/2011/10/31/dominasichina-di-industri-otomotif/, tanggal 16 Februari 2012.
Dominasi. (2009). Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Dominasi, tanggal 10
Desember 2011.
Dominasi. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-325562-dominasi.html,
tanggal 7 Desember 2011.
Equilibrium. (n.d.) Diakses dari http://artikata.com/arti-60816-equilibrium.html, tanggal
7 Desember 2011.
Fact Sheet Increasing Transparency in the U.S. Nuclear Weapons Stockpile. (2010).
Diakses dari http://www.defense.gov/npr/docs/10-0503_Fact_Sheet_US_Nuclear_Transparency__FINAL_w_
Date.pdf, tanggal 23 Maret 2012.
Full
text:
China's
National Defense in 2010. (2010). Diakses dari
http://english.gov.cn/official/201103/31/content_1835499_10.htm, tanggal 24 Februari
2012.
100
GDP
per
Gross
National
capita
growth
(annual%).
Diakses
dari,http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http
%3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%2FDataSea
rch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D
%26sercode%3DNY.GDP.PCAP.KD.ZG%26yrcode%3D,
tanggal 15 Februari 2012.
Product.
(2012).
Diakses
dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Gross_national_product,
tanggal 15 Februari 2012.
Hoffman, Andy. (2009). U.S. Global Hegemony: The Beginning and the End. Diakses
dari http://news.goldseek.com/GoldSeek/1240158180.php,
tanggal 17 Maret 2012.
Kementerian Keuangan RI. (2011). Kinerja Perekonomian 2010 dan Proyeksi 2011.
Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok kebijakan
Fiskal
2012,
2012,
hal.
10.
Diakses
dari
http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/adoku/2011/KEM_P
PKF_2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011.
Kochler, Hans. (2006). The United Nations Organization and Global Power Politics:
The Antagonism between Power and Law and the Future
of
World
Order.
Diakses
dari
http://chinesejil.oxfordjournals.org/content/5/2/323.full,
tanggal 19 Maret 2012.
Kompetitor. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-335841-kompetitor.html,
tanggal 7 Desember 2011.
Kurth, James. (2009). Pillars of the Next American Century. Diakses dari
http://www.the-americaninterest.com/article.cfm?piece=688, tanggal 2 Maret 2012.
List
of
Multinational
Corporations by Country. (2007). Diakses dari
http://www.investmentsandincome.com/investments/list_
mnc_by_country.html,tanggal 5 Maret 2012.
Marshall, Tyler. (2006). China Poised to Dominate Influence in Asia. Diakses dari
http://pulitzercenter.org/articles/china-poised-dominateinfluence-asia, tanggal 26 Oktober 2011.
Mataloni, Lisa. (2012). Gross Domestic Product: Fourth Quarter and Annual 2011
(Advance
Estimate).
Diakses
dari
http://www.esa.doc.gov/sites/default/files/ei/documents/20
12/January/grossdomesticproductfourthquarterandannual2
011.pdf, tanggal 23 Februari 2012.
McKeown, T.J. (n.d.). Hegemony in International Relations. International Relations, II.
Diakses
dari
http://www.eolss.net/SampleChapters/C14/E1-35-02-02.pdf, tanggal 12 Maret 2012.
101
NASA. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/NASA, tanggal 23 Maret 2012.
Number of Foreign Students in U.S. Hit a New High Last Year. (2009). Diakses dari
http://chronicle.com/article/Number-of-Foreign-Students/49142/, tanggal 3 Maret 2012.
Nye. Joseph S. (2011). The Decline and Fall of America’s Decline and Fall. Diakses
dari
http://www.projectsyndicate.org/commentary/nye99/English,
tanggal 27
Oktober 2011.
Pan, Letian (ed.). (2006). The 10th Five-Year Plan (2001-2005). Dikases dari
http://english.gov.cn/2006-04/05/content_245624.htm,
tanggal 3 maret 2012.
Pranashakti, Ipan. (n.d.). Strategi Bisnis: Memahami Tipe Pesaing dalam Bisnis.
Diakses dari http://ipan.web.id/strategi-bisnis-arti-pesaingdalam-manajemen-bisnis-dan-strategi-bisnis/ tanggal 12
Desember 2011.
Prasad, Eswar. (2011). The U.S.-China Economic Relationship: Shifts and Twists in the
Balance
of
Power.
Diakses
dari
http://www.brookings.edu/testimony/2010/0225_us_china
_debt_prasad.aspx, tanggal 27 Oktober 2011.
Rosdiansyah. (2011). IMF Ungkap Pertumbuhan Ekonomi BRICs 2011. Diakses dari
http://www.lensaindonesia.com/2011/09/21/imf-ungkappertumbuhan-ekonomi-brics-2011.html,
tanggal
4
Desember 2011.
Stillo, Monica. (n.d.). Antonio Gramsci. Diakses dari http://www.theory.org.uk/ctrgram.htm, tanggal 12 Maret 2012.
Subjects
of
UN
Security
Council
Vetoes.
(2009).
Diakses
dari
http://www.globalpolicy.org/component/content/article/10
2/40069.html, tanggal 21 Februari 2012.
Sudarsono, Juwono. (2010). Perimbangan Kekuatan Ekonomi dan Militer RRC-AS.
Diakses
dari
http://news.okezone.com/read/2010/02/12/279/302924/per
imbangan-kekuatan-ekonomi-dan-militer-rrc-as, tanggal
26 Oktober 2011.
Technological and industrial history of the United States. (2012). Diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Technological_and_industrial
_history_of_the_United_States, tanggal 21 Maret 2012.
Tim Riset Global Future Institute. (2009). Amerika Kuasai 42 Persen Seluruh Anggaran
Militer Dunia. Diakses dari http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=589&type=8,
tanggal 10 Desember 2011.
102
U.S.
International
United
United
States
States
Reserve
Position.
(2012).
Diakses
http://www.treasury.gov/resource-center/data-chartcenter/IR-Position/Pages/2102012.aspx,
tanggal
Februari 2012.
Nobel
of
dari
21
Prize
Winners.
(2011).
Diakses
dari
http://www.jinfo.org/US_Nobel_Prizes.html, tanggal 3
Maret 2012.
America Military Strength. (2011). Diakses dari
http://www.globalfirepower.com/country-militarystrength-detail.asp?country_id=United-States-of-America,
tanggal 23 Februari 2012.
Walt, Stephen M. (2011). Is IR still ‘an American Social Science?’. Diakses dari
http://walt.foreignpolicy.com/posts/2011/06/06/is_ir_still_
an_american_social_science, tanggal 18 Maret 2012.
_________.
World
World
Bank.
(2012).
(2011).
Military
America is Realy, Really Secure. Diakses dari
http://walt.foreignpolicy.com/posts/2012/02/23/couldnt_ha
ve_said_it_better_myself, tanggal 19 Maret 2012.
GDP per capita growth (annual%). Diakses
dari,http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http
%3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%2FDataSea
rch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D
%26sercode%3DNY.GDP.PCAP.KD.ZG%26yrcode%3D,
tanggal 15 Februari 2012.
Spending.
(2011).
Diakses
dari
http://www.globalissues.org/article/75/world-militaryspending#WorldMilitarySpending, tanggal 23 Februari
2012.
World's top 100 universities 2011: their reputations ranked by Times Higher Education.
(2011).
Dikases
dari
http://www.guardian.co.uk/news/datablog/2011/mar/10/w
orld-top-100-universities-reputation-rankings-reputationtimes-higher-education, tanggal 3 Maret 2012.
103
Download