BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia internasional pasca Perang Dingin, 1991, bisa dikatakan didominasi oleh Amerika Serikat dalam berbagai bidang. Amerika Serikat, sebagai pemenang Perang Dingin setelah runtuhnya Uni Soviet, menjadi satu-satunya negara yang memiliki potensi untuk menjaga stabilitas dan keamanan internasional. Sejak saat itulah, Amerika Serikat memulai upayanya dalam menyebarkan pengaruh ideologi liberalisnya, pada negara-negara di seluruh belahan dunia melalui berbagai cara. Pengaruh serta kekuatan ini telah dipergunakan oleh Amerika Serikat untuk menerapkan suatu hegemoni dunia. Dominasi Amerika Serikat dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari politik, pertahanan kemanan, ekonomi-perdagangan, finansial, industri dan teknologi, serta dalam bidang sosial budaya. Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional terdapat pada kepemilikan hak vetonya sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Kepemilikan hak veto tersebut, memberikan hak istimewah bagi Amerika Serikat dibandingkan dengan negara yang tidak memiliki hak veto. Amerika Serikat bisa menggunakan hak vetonya untuk membatalkan semua resolusi yang berpotensi merugikan atau mengganggu kepentingan nasionalnya. Selain itu, Amerika Serikat juga menggunakan hak vetonya untuk melindungi sekutu-sekutunya dari pengenaan sanksi PBB, seperti yang terlihat pada veto yang berkaitan dengan Israel. Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional, juga terlihat dari besarnya pengaruh yang dimilikinya dalam berbagai organisasi dan forum internasional lainnya. Amerika Serikat merupakan penggagas pembentukan berbagai lembaga 1 internasioanal, salah satunya PBB, dan juga menjadi penyuplai dana terbesar dalam beberapa organisasi internasional, misalnya dalam World Bank.1 Amerika Serikat juga menjadi pusat perpolitikan dunia dengan keberadaan sekretariat PBB dan berbagai organisasi lainnya di New York dan Washington D.C. Selain itu, kebanyakan nilai-nilai yang dianut secara internasional merupakan nilai-nilai dari Amerika Serikat seperti, demokrasi, hak asasi manusia, dan pasar bebas.2 Dominasi Amerika Serikat dalam bidang pertahanan keamanan, tergambar dari julukannnya sebagai polisi dunia. Julukan tersebut didapat karena Amerika Serikatlah satu-satunya negara yang memiliki kemampuan untuk menyebarkan kekuatan militernya untuk menjaga keamanan dunia. Militer Amerika Serikat merupakan yang terbesar dan terkuat di dunia. Anggaran belanja militernya sebesar US$ 711 milyar pada tahun 2008, atau sekitar 48% dari seluruh belanja militer negara-negara di dunia.3 Dari segi persenjataan, Amerika Serikat memiliki keunggulan senjata nuklir dan teknologi militer yang canggih. Hal ini, nampak dari kemampuan Amerika Serikat memproses informasi tentang medan perang dan menghancurkan sasaran jarak jauh dengan ketepatan menakjubkan. Ditambah kualitas angkatan darat, udara, dan laut yang memiliki kemampuan menebarkan kekuasaan Amerika Serikat ke seluruh dunia.4 Dominasi Amerika Serikat dalam ekonomi-perdagangan internasional terlihat dari posisinya sebagai pusat atau kiblat perekonomian dunia. Hal ini, dikarenakan 1 Ivanovich Agusta. (2009). Percobaan Pembangunan Partisipatif dalam Otonomi Daerah. Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia, 3.2, 173-198, hal. 179. Diakses dari http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi8-2.pdf, tanggal 23 Maret 2012. 2 Martin Jacques. (2011). Ketika China Menguasai Dunia: Kebangkitan Dunia Timur dan Akhir Dunia Barat. Jakarta: Kompas, hal. 408. 3 Ibid., hal. 6. 4 Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. (2005). Keunggulan Amerika dalam Tinjauan. Dalam A. Zaim Rofiqi (Ed.), Amerika dan Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politik Internasional (hal. 267-286). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal. 269. 2 Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia.5 Perekonomiannya memiliki teknologi paling maju dan paling inovatif di dunia, tercermin dari Lembah Silikonnya. Ditambah dengan keberadaan industri film Hollywoodnya yang menguasai perfilman internasional. Serta banyaknya merek-merek korporasi-korporasinya yang sudah menyebar ke seluruh dunia seperti Coca-Cola, KFC, Google, dan Microsoft.6 Selain dalam bidang politik, militer, dan ekonomi, Amerika Serikat juga mendominasi dalam bidang sosial budaya. Dalam bidang sosial dan budaya, dominasi Amerika Serikat terlihat dari penggunaan nilai-nilai Amerika Serikat dalam berbagai negara seperti liberalisme, individualisme, persamaan hak, dan penghargaan HAM. Selain itu, juga nampak dari penyerapan budaya pop Amerika Serikat di berbagai negara di dunia. Dalam bidang finansial, dominasi Amerika Serikat terlihat dari penggunaan mata uang dolar Amerika Serikat sebagai mata uang internasional. Oleh karena itu, banyak negara yang menyimpan cadangan devisanya dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Hal ini, membuat Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk mengontrol kondisi keuangan internasional.7 Dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional, dalam beberapa waktu tidak mendapat tantangan yang berarti dari negara lainnya. Namun, kondisi ini berubah dengan munculnya negara-negara kekuatan baru dunia, seperti Uni Eropa, Rusia, Jepang, India, dan Republik Rakyat China (RRC). Kekuatan-kekuatan baru dunia ini berbasis pada peringkat keunggulan perekonomian. 5 China resmi Salib Jepang. (2010). Kompas, 18 Agustus, hal. 9. Martin Jacques. loc. cit. 7 Andy Hoffman. (2009). U.S. Global Hegemony: The Beginning and the End. Diakses dari http://news.goldseek.com/GoldSeek/1240158180.php, tanggal 17 Maret 2012. 6 3 Kemunculan negara-negara kekuatan baru dunia ini ikut mempengaruhi eksistensi Amerika Serikat dalam dunia internasional. Bahkan beberapa pihak beranggapan bahwa dominasi Amerika Serikat sudah tidak relevan lagi dengan posisi percaturan perpolitikan internasional di masa sekarang ini, dengan munculnya negara kekuatan baru dunia tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Samuel P. Huntington bahwa: Konfigurasi struktur power global pasca Perang Dingin ditandai dengan situasi “the lonely superpower via a vis multiple powers”, dimana Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara superpower sepeninggal Uni Soviet berhadapan dengan new emerging multiple power (Uni Eropa, Rusia, RRC, dan Jepang).8 Di antara kekuatan baru dunia tersebut, RRC menjadi negara yang paling dianggap bisa menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan, RRC mengalami kemajuan yang luar biasa sejak dimulainya modernisasi pada tahun 1978.9 RRC berhasil mengubah pandangan dunia dari negara miskin ke negara kekuatan ekonomi dunia. Kemajuan di bidang ekonomi ini, berdampak pada kemajuan berbagai bidang lainnya, sehingga semakin menguatkan posisi RRC dalam dunia internasional. Keunggulan RRC ini dapat dilihat dari berbagai bidang seperti ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan. Dalam bidang ekonomi, RRC berhasil meraih posisi kedua sebagai negara dengan kekuatan perekonomian terbesar dunia setelah melewati Jepang pada Agustus 2010.10 Hal ini, disebabkan oleh pertumbuhan perekonomian RRC yang merupakan tertinggi di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2010 pertumbuhan 8 Yulius Purwadi Hermawan. (2008). Kevin Rudd dan Inovasi Baru Menghadapi Kekuatan Global dan Multilateralisme. Jurnal Luar Negeri: Menjalin Keakraban Baru Indonesia-Australia, 25 (1-4), 1-17, hal. 12. 9 Martin Jacques. op. cit., hal. 170. 10 China Resmi Salip Jepang. loc. cit. 4 ekonomi RRC sebesar 10,3%,11 dan 9,7% pada triwulan I 2011,12 dan IMF memperkirakan akan menjadi 9% pada tahun 2012.13 Meskipun mengalami perlambatan, pertumbuhan ekonomi RRC ini merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan negara lain. Selain itu, dari segi perdagangan RRC bisa dikatakan mengungguli Amerika Serikat dengan tercatatnya defisit neraca perdagangan Amerika Serikat dalam perdagangannya dengan RRC.14 Dalam bidang politik internasional, kekuatan yang dimiliki RRC terlihat dari kepemilikan hak vetonya. Sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB, RRC bisa menggunakan hak vetonya untuk memperjuangkan kepentingannya. Selain itu, RRC mulai memiliki pengaruh yang besar terhadap negara lain. Pendekatan RRC ke berbagai negara di dunia agak berbeda dengan Amerika Serikat. Jika Amerika Serikat terkesan memberikan bantuan bersyarat misalnya mensyaratkan penerapan demokrasi dalam memberikan bantuan ke negara berkembang, RRC justru memberikan bantuan tanpa syarat dengan mempertimbangkan dampak ekonomi ke depannya.15 Oleh karena itu, sekarang negara-negara berkembang, seperti yang berada di Afrika dan Amerika Latin, lebih cenderung menyukai menerima bantuan dari RRC dan lebih senang bekerjasama dengan RRC dibandingkan dengan Amerika Serikat. 11 Kementerian Keuangan RI. (2011). Kinerja Perekonomian 2010 dan Proyeksi 2011. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok kebijakan Fiskal 2012, 2012, hal. 10. Diakses dari http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/adoku/2011/KEM_PPKF_2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011. 12 Bank Indonesia. (2011). Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter: Perkembangan Ekonomi Dunia. Tinjauan Kebijakan Moneter: Ekonomi, Moneter, dan Perbankan, 2011 (5), hal. 6. Diakses dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/4A917924-52DD-4D5C-B376D7ADECEA4A8D/23095/zTKMMei2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011. 13 Rosdiansyah. (2011). IMF Ungkap Pertumbuhan Ekonomi BRICs 2011. Diakses dari http://www.lensaindonesia.com/2011/09/21/imf-ungkap-pertumbuhan-ekonomi-brics-2011.html, tanggal 4 Desember 2011. 14 Eswar Prasad. (2011). The U.S.-China Economic Relationship: Shifts and Twists in the Balance of Power. Diakses dari http://www.brookings.edu/testimony/2010/0225_us_china_debt_prasad.aspx, tanggal 27 Oktober 2011. 15 Marwaan. (2011). Pengaruh Bantuan China dan India. Diakses dari http://lookriau.com/article150-pengaruh-bantuan-china-dan-india.html, tanggal 10 Desember 2011. 5 Dari segi kekuatan pertahanan keamanan, RRC tergolong kuat. Sekarang RRC tercatat sebagai negara nomor dua dalam kekuatan militer terbesar di dunia.16 Anggaran militer RRC selalu meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2008 sebesar USD 84,9 milyar17 dan menjadi sebesar USD 91,5 milyar pada tahun 2011.18 Namun, jumlah ini masih terhitung kecil jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang anggaran militernya sebesar US$ 711 milyar pada tahun 2008. Capaian-capaian yang diraih RRC sebagai kekuatan baru dunia membuat RRC berpotensi menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dibandingkan dengan kekuatan baru dunia lainnya. Selain itu, faktor lain yang membuat RRC bisa menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat adalah sejarah hubungannya dengan Amerika Serikat. Sejarah menunjukkan bahwa hubungan RRC-Amerika Serikat sangat fluktuatif karena diwarnai berbagai konflik. Mulai dari konflik ideologi sampai pada campur tangan Amerika Serikat dalam berbagai konflik RRC dengan negara lain. Sehingga munculnya RRC sebagai kekuatan baru dunia menjadi kekhawatiran Amerika Serikat. Sejak kemunculan RRC sebagai kekuatan baru dunia terjadilah persaingan dengan Amerika Serikat. Persaingan yang terjadi bukan hanya di satu bidang saja, tetapi di berbagai bidang. Seperti politik, ekonomi, pertahanan keamanan, teknologi serta budaya. Dibandingkan negara kekuatan dunia baru lainnya, RRC-lah yang sangat berpotensi mengancam eksistensi Amerika Serikat sebagai pemegang dominasi dunia. Hal ini, dikarenakan posisi RRC yang hampir selalu berlawanan dengan Amerika Serikat sedangkan negara lainnya cenderung sebagai sekutu Amerika Serikat. 16 Tim Riset Global Future Institute. (2009). Amerika Kuasai 42 Persen Seluruh Anggaran Militer Dunia. Diakses dari http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=589&type=8, tanggal 10 Desember 2011. 17 Anggaran Militer China Terbesar Kedua. (2009). Kompas, 9 Juni. Diakses dari http://female.kompas.com/read/2009/06/09/14552348/Anggaran.Militer.China.Terbesar.Kedua, tanggal 10 Desember 2011. 18 China akan Tingkatkan Angaran Militer. (2011). BBC, 4 Maret. Diakses dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/03/110304_chinadefense.shtml, tanggal 10 Desember 2011. 6 Chris Patten, rektor Universitas Oxford, berpendapat bahwa kebangkitan RRC menjadi negara yang kuat mampu menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat. Hal ini, tertuang pidatonya yang menyatakan, “that there had been a major shift in the global balance of economic power and that India and China would dominate this century, creating a new global hierarchy dominated by the East.”19 Beberapa ahli lainnya juga memprediksi bahwa RRC akan memperluas dominasinya terhadap negaranegara Asia Tenggara sama seperti Amerika Serikat yang mendominasi Amerika Latin.20 Kemajuan dan potensi RRC menjadi pemain dominan dalam dunia internasional, sudah ditulis dalam berbagai artikel dan buku, salah satunya dalam buku China’s Megatrends, yang ditulis oleh John dan Doris Naisbitt. Dalam bukunya, Naisbitt menggambarkan bagaimana kebangkitan RRC menjadi pemain utama dalam dunia internasional. Dalam buku tersebut, mereka memaparkan 8 pilar yang membuat RRC berkembang pesat yaitu emansipasi pikiran, penyeimbangan top-down dan bottom-up, membingkai hutan dan membiarkan pepohonan tumbuh, menyeberangi sungai dengan merasakan bebatuan, persemaian artistik dan intelektual, bergabung dengan dunia, kebebasan dan keadilan, dan dari medali emas olimpiade menuju hadiah nobel. Kedelapan pilar inilah yang berusaha dielaborasi dan diimplementasikan oleh pemerintah RRC untuk menguasai dunia dan menjadi pesaing utama Barat.21 Berhasilnya RRC menjadi salah satu pemain utama dalam dunia internasional dan dengan adanya pendapat berbagai ahli yang menyatakan RRC dapat menyeimbangi 19 Naomi Canton. (2011). India and China to Dominate this Century. Diakses dari http://www.rediff.com/news/slide-show/slide-show-1-india-and-china-to-dominate-thiscentury/20110927.htm, tanggal 26 Oktober 2011. 20 Tyler Marshall. (2006). China Poised to Dominate Influence in Asia. Diakses dari http://pulitzercenter.org/articles/china-poised-dominate-influence-asia, tanggal 26 Oktober 2011. 21 John dan Doris Naisbitt. (2010). China’s Megatrends: 8 Pilar yang Membuat Dahsyat China. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 7 Amerika Serikat menjadi alasan pentingnya tema ini dibahas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul, ”Kedudukan Republik Rakyat China sebagai Penyeimbang Dominasi Amerika Serikat dalam Dunia Internasional”. Berdasarkan judul tersebut, akan dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui apakah munculnya RRC sebagai kekuatan baru dunia mampu menyeimbangi dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional dan bagaimana konfigurasi penyeimbangan yang akan terbentuk. B. Batasan dan Rumusan Masalah Pembahasan dalam tulisan ini hanya akan membahas kedudukan RRC sebagai salah satu dari negara kekuatan baru dunia, dalam menyeimbangi dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional. Karena hubungan antara RRC dan Amerika Serikat bisa dikatakan terdapat pada semua bidang baik itu bersifat kerjasama maupun konflik. Oleh karena itu, pembahasan dalam penelitian akan dibatasi hanya pada data-data dan analisis yang menunjukkan kekuatan/potensi RRC yang dapat menjadi penyeimbang bagi dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional. Berdasarkan batasan tersebut, pembahasan diformulasikan dalam rumusan masalah sebagai berikut: 1. Keunggulan apa yang dimiliki RRC sehingga dianggap penyeimbang dominasi Amerika Serikat? 2. Bagaimana bentuk komposisi penyeimbangan RRC terhadap dominasi Amerika Serikat? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini sebagai berikut: 8 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui dan menjelaskan keunggulan yang dimiliki RRC sehingga dianggap penyeimbang dominasi Amerika Serikat. b. Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk komposisi penyeimbangan RRC terhadap dominasi Amerika Serikat. 2. Kegunaan Penelitian Melalui tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai: a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan pemerintah dan lembaga terkait dalam memahami dan menanggapi kedudukan RRC sebagai penyeimbang dominasi Amerika Serikat. b. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan gambaran mengenai kedudukan RRC sebagai penyeimbang dominasi AS dalam dunia internasional dan berbagai implikasinya. Serta dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti lain yang tertarik membahas objek yang sama dalam tulisan ini. D. Kerangka Konseptual Interaksi antarnegara dalam dunia internasional selama ini diwarnai dengan pola hirarki. Dimana negara yang kuat, yang dikonotasikan sebagai negara maju selalu mendominasi negara yang lemah, yang dikonotasikan sebagai negara berkembang. Hal ini, lebih terlihat pada kedudukan Amerika Serikat dalam dunia internasional pasca Perang Dingin sampai sekarang, yang dikatakan mendominasi seluruh negara-negara di dunia. Dominasi memiliki beberapa pengertian yang agak berbeda tergantung pada bidangnya. Secara harfiah diartikan sebagai penguasaan oleh pihak yang lebih kuat 9 terhadap yang lebih lemah, baik di bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan, olahraga, dan sebagainya.22 Dalam politik, dominasi berarti sebuah paham politik untuk melakukan penaklukan atau penguasaan, dalam hal ini bisa melalui eksploitasi terhadap agama, ideologi, kebudayaan, dan wilayah, dengan maksud agar mendapatkan keuntungan secara ekonomi atau kekuasaan.23 Dominasi Amerika Serikat terdapat di semua bidang, mulai dari politik, milter, ekonomi, dan kebudayaan serta media. Sehingga, dominasi Amerika Serikat ini sering disebut sebagai sebuah imperium dunia. Jadi tidak heran jika Amerika Serikat dapat mengontrol dunia melalui kebijakan-kebijakannya, karena bisa dikatakan semua berpusat kepadanya.24 Dominasi yang dipegang oleh Amerika Serikat mulai goyah dengan bermunculannya beberapa kekuatan baru dunia. Negara-negara yang disebut kekuatan baru dunia ini menjadi kompetitor Amerika Serikat dalam dunia internasional. Kompetitor biasa diartikan sebagai orang atau pihak yang saling berlomba untuk memojokkan lawan.25 Namun, tidak selamanya keberadaan kompetitor berdampak negatif. Keberadaan kompetitor bisa menjadi motivator dan tantangan bagi pihak tertentu untuk menciptakan inovasi baru agar tidak terkalahkan dari kompetitor tersebut. Seperti dalam bisnis, dengan adanya kompetitor, pihak-pihak yang terkait akan berbisnis secara kompetitif dan bersaing secara sehat dengan menunjukkan jati diri (image) dan karakter yang unik dan unggul dibandingkan kompetitornya. Hal inilah 22 Dominasi. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-325562-dominasi.html, tanggal 7 Desember 2011. 23 Dominasi. (2009). Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Dominasi, tanggal 10 Desember 2011. 24 Martin Jacques. op. cit., hal. 408-410. 25 Kompetitor. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-335841-kompetitor.html, tanggal 7 Desember 2011. 10 yang terjadi pada kemunculan RRC sebagai salah satu pemain utama terhadap eksistensi Amerika Serikat. Keberadaan kompetitor dalam mengimbangi dominasi suatu negara bisa mengakibatkan perimbangan kekuasaan atau ekuilibrium. Ekuilibrium secara sederhana diartikan sebagai keadaan stabil dimana kekuatan saling membatalkan satu sama lain.26 Menurut Walter S. Jones, “perimbangan kekuasaan mencakup semua kemampuan politik negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang mempertahankan perimbangan konflik tanpa perang.”27 Walter S. Jones juga mengatakan bahwa, “dalam hubungan internasional, kekuasaan selalu ada, sehingga tujuan suatu keseimbangan bukan untuk menghapuskan kekuasaan, tetapi untuk mengawasi dan mengaturnya bagi tujuan-tujuan perdamaian.”28 Sedangkan menurut Hans J. Morgenthau, ekuilibrium adalah: Stabilitas di dalam suatu sistem yang terdiri atas beberapa kekuatan yang otonom. Apabila ekuilibriumnya terganggu oleh kekuatan luar maupun oleh perubahan pada salah satu dari unsur-unsur penyusun sistem, maka sistem tersebut cenderung mengembalikan kepada sistem semula atau mencapai ekuilibrium yang baru.29 E. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian Dalam tulisan ini, penelitian menggunakan metode penelitian dekskriptif. Metode ini dilakukan dengan menggambarkan kedudukan RRC dalam menyeimbangi dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional. Dimulai dari penggambaran 26 Equilibrium. (n.d.) Diakses dari http://artikata.com/arti-60816-equilibrium.html, tanggal 7 Desember 2011. 27 Walter S. Jones. (1993). Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi Politik Internasional, dan Tatanan Dunia 2. Jakarta: Gramedia Purtaka Utama, hal. 35. 28 Ibid., hal 38. 29 Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. (2010). Politik Antarbangsa. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, hal. 200. 11 kelebihan/potensi RRC sebagai penyeimbang dominasi Amerika Serikat sampai gambaran mengenai konfigurasi penyeimbangan yang akan terbentuk. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tulisan ini, adalah telaah pustaka (library research). Yaitu dengan mengumpulkan berbagai data dari literaturliteratur seperti jurnal, buku, artikel, dan bahan tertulis lainnya. Serta pemberitaan dari media elektronik dan cetak yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas. Data-data yang didapat dari berbagai literatur tersebut, digunakan sebagai bahan untuk membantu menganalisa fenomena yang dibahas dalam penelitian. Adapun tempat yang menjadi sumber literatur selama pengumpulan data dilakukan yaitu Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin di Makassar ditambah beberapa literatur dari koleksi pribadi penulis. 3. Jenis Data Berdasarkan pembahasan yang telah ditentukan maka, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data teoritis yang berhubungan dengan penelitian yang ditulis. Data ini diperoleh dari berbagai literatur dan hasil olahan dari berbagai sumber terkait. Data teoritis ini yang dianalisis untuk menjawab permasalahan yang ditentukan. 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam tulisan ini adalah teknik analisis data kualitatif. Dengan teknik ini, analisis ditekankan pada data kualitatif yang analisisnya akan diarahkan pada data non-matematis. Namun untuk data pelengkap, juga disertakan data kuantitatif berupa angka-angka statistik yang memiliki keterkaitan dengan obyek penelitian. 12 5. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif. Penulisan dimulai dengan menggambarkan permasalahan secara umum. Kemudian berdasarkan teori-teori dan data-data yang didapat ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. 13 BAB II TELAAH PUSTAKA Untuk dapat mengantar dan menguraikan materi judul skripsi ini, maka pada hakekatnya penulis telah mengidentifikasi beberapa konsep dasar. Konsep-konsep ini, akan digunakan sebagai acuan pemikiran dan penuntun dalam penulisan skripsi ini, yakni konsep tentang dominasi, kompetitor, dan ekuilibrium. Berikut, penjabaran ketiga konsep tersebut: A. Konsep tentang Dominasi Dunia internasional sejak dahulu sampai sekarang selalu menunjukkan pola yang sama, dimana selalu terdapat pihak yang menguasai (superior) dan ada pihak yang dikuasai (inferior). Perbedaan yang terlihat hanyalah pada bentuk penerapannya. Jika dulu menggunakan sistem negara kolonial dan negara jajahan, maka sekarang menggunakan sistem negara kuat dan negara lemah, yang umumnya dikategorikan berdasarkan kekuatan politik, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Negara kuat inilah yang dikonotasikan sebagai pihak yang memiliki dominasi terhadap negara yang lainnya. Pengertian dominasi dapat dilihat dari berbagai aspek. Secara harfiah dominasi diartikan sebagai penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah, baik di bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan, olahraga, dan sebagainya.30 Dalam politik, dominasi berarti sebuah paham politik untuk melakukan penaklukan atau penguasaan, dalam hal ini bisa melalui eksploitasi terhadap agama, ideologi, 30 Dominasi. (n.d.). loc. cit. 14 kebudayaan, dan wilayah, dengan maksud agar mendapatkan keuntungan secara ekonomi atau kekuasaan.31 Berdasarkan pengertian di atas, istilah dominasi digunakan untuk menyatakan bahwa suatu pihak memiliki pengaruh yang besar atau penguasaan yang lebih besar terhadap sesuatu atau pihak lain, jika dibandingkan pihak yang lainnya. Dalam ilmu hubungan internasional, sering didapatkan pernyataan bahwa “Negara A memiliki dominasi terhadap Negara B” atau “Negara A mendominasi dunia internasional dalam berbagai aspek.” Dari kedua pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Negara “A” memiliki pengaruh dan kekuasaan terhadap Negara “B”, atau Negara “A” menguasai dunia internasional dalam berbagai aspek. Penggunaan kata dominasi sering kali disamaartikan dengan kata hegemoni, namun harus diketahui bahwa dominasi dan hegemoni berbeda. Perbedaaan keduanya dapat dilihat berdasarkan pengertian dominasi itu sendiri. Menurut Bungaran Anton Simanjuntak, Guru Besar Sosiologi Universitas Negeri Medan, dalam Jurnal Sosiologi Budaya Etnivos, dominasi adalah: keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang ingin menguasai orang lain dalam pemikiran, ide, bahkan proses kehidupan kelompok lain sehingga mereka menerima gagasan kelompok yang dominan. Kelompok dominan adalah kelompok yang merasa kuat, merasa mampu untuk mengatur dan menguasai orang lain sesuai kehendaknya melalui dominant value system yang diciptakannya.32 Lebih lanjut, dikatakannya bahwa dominasi bisa terjadi jika terdapat perbedaan dalam masyarakat akibat adanya kemajemukan sosial. Secara ilmiah, terdapat kecenderungan keinginan dalam diri seseorang atau suatu kelompok untuk mendominasi orang atau kelompok lainnya. Dominasi, biasanya berdampak negatif bagi 31 Dominasi. (2009). loc cit. Bungaran Anton Simanjuntak. (2005). Strategi Dominasi dan Keutuhan Negara Bangsa yang Pluralistik. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI, 1.2 (10), 57-60, hal. 57. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15274/1/etv-okt2005-2.pdf, tanggal 7 Desember 2011. 32 15 pihak yang terdominasi, dan berdampak positif secara internal bagi pihak yang mendominasi. Dominasi bisa terjadi antara satu golongan yang berbeda dengan yang lain atau dalam satu golongan yang sama.33 Sementara hegemoni dalam lingkup internasional, diartikan sebagai kepemimpinan atau kekuasaan besar yang dijalankan oleh suatu negara atas negara lain, dengan demikian dapat mendominasi mereka.34 Dalam teori hegemoni sebagaimana yang diutarakan Antonio Gramsci, dikatakan bahwa hegemoni merupakan kondisi di mana kelompok dominan mempertahankan dominasi mereka dengan mendapatkan persetujuan spontan dari kelompok bawahan, termasuk kelas pekerja, melalui pembangunan negosiasi konsensus politik dan ideologis yang mencakup kedua kelompok tersebut.35 Berdasarkan pengertian tersebut, hegemoni merupakan proses penguasaan oleh kelompok dominan atas kelompok di bawahnya, yang diperoleh tanpa melalui kekerasan melainkan melalui persetujuan pihak yang dikuasai. Persetujuan ini diperoleh melalui penguasaan basis-basis pikiran, kemampuan kritis, dan kemampuan efektif kelompok bawahan dengan menggunakan konsensus yang mengantarkan kesadaran masyarakat ke dalam pola yang telah ditentukan kelompok dominan. Dalam hal ini, kelompok di bawah juga aktif mendukung ide-ide kelompok dominan. Salah satu jenis dominasi yang dirasakan orang, pada umumnya ialah dominasi ekonomi. Dominasi ekonomi terjadi karena satu kelompok minoritas menguasai lapangan ekonomi dan perdagangan dalam arti seluas-luasnya. Penguasaan yang dimaksud berupa penguasaan dalam proses kehidupan perekonomian, mulai dari hulu 33 Ibid. T.J. McKeown. (n.d.). Hegemony in International Relations. International Relations, II, hal. 1-2. Diakses dari http://www.eolss.net/Sample-Chapters/C14/E1-35-02-02.pdf, tanggal 12 Maret 2012. 35 Monica Stillo. (n.d.). Antonio Gramsci. Diakses dari http://www.theory.org.uk/ctr-gram.htm, tanggal 12 Maret 2012. 34 16 sampai ke hilir, dari seluruh jenis komoditi yang diperdagangkan atau diproduksi. Kelompok dominan ini sangat berkuasa, sehingga mereka bisa mempengaruhi kehidupan suatu negara dengan kekuatan ekonominya. Misalnya, jika mereka menginginkan suatu kekacauan, mereka dapat menimbulkan stagnasi perekonomian nasional, dengan tidak berproduksi dan tidak menyalurkan bahan-bahan kebutuhan hidup, sehingga akan terjadi kekacauan perdagangan. Sama halnya jika mereka ingin mengacaukan bidang moneter, dengan memborong seluruh valuta asing sehingga harga menjadi membumbung, atau tidak mempergunakan atau menyimpan uangnya sehingga jumlah uang yang beredar sedikit, akibatnya pembangunan mengalami stagnasi bahkan negatif.36 Dalam pembahasan mengenai dominasi, istilah dominant power akan muncul. Menurut The Greenwood Encyclopedia of International Relations, dominant power adalah status lokal, regional, atau global yang diperoleh (dimiliki) oleh suatu negara yang kuat, yang mana tidak memiliki lawan yang jelas dan pilihan kebijakan luar negerinya biasanya terus bergoyang.37 Dominant power harus dijelaskan melalui tujuan dan juga melalui kekuatan, pada umumnya, menarik bagi beberapa desain persatuan internasonal dan solidaritas.38 Dalam sejarah dunia internasional, sejak terbentuknya negara modern, dominasi telah dilakukan oleh beberapa negara. Pada abad ke-19, dominasi dunia internasional dipegang oleh Inggris. Dalam kurun waktu tersebut, Inggris unggul dalam berbagai aspek mulai dari politik, ekonomi, dan militer serta menjadi pusat perhatian 36 Bungaran Anton Simanjuntak. op. cit. hal. 58. Cathal J. Nolan. (2002). Dominant Power. The Greenwood Encyclopedia of International Relations A-E, 1, 445, hal. 445. 38 Ian Clark. (2011). China and the United States: A Succession of Hegemonies?. International Affairs 87.1, 13–28, hal. 18. Diakses dari http://www.chathamhouse.org/sites/default/files/public/International%20Affairs/2011/87_1clark.pdf, tanggal 24 Desember 2011. 37 17 internasional. Namun setelah Perang Dunia II, dominasi Inggris menurun akibat perang yang berkepanjangan, yang dimulai dari Perang 30 tahun di Eropa, Perang Dunia I, sampai Perang Dunia II. Di tengah kemunduran Inggris ini, muncullah Amerika Serikat sebagai pemegang dominasi baru. Pasca Perang Dunia II, 1945, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara yang tetap memiliki kemampuan untuk menjadi penjaga dunia. Negara-negara Eropa lainnya, termasuk Inggris, meski sebagai pihak pemenang perang tetap mengalami kerugian dan kerusakan yang besar, sehingga tidak bisa lagi memikirkan kondisi negara lain. Mereka hanya fokus pada pemulihan kondisi dalam negeri. Satu-satunya penantang Amerika Serikat pasca Perang Dunia II, adalah Uni Soviet yang menciptakan Perang Dingin sampai 1991. Setelah runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat kembali menjadi satusatunya negara superpower di dunia yang memiliki keunggulan di berbagai bidang kehidupan, seperti politik, ekonomi, pertahanan keamanan, finansial, dan kebudayaan. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki Amerika Serikat tersebut, menyebabkan Amerika Serikat mendominasi segala aspek hubungan internasional. Besarnya dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional membuatnya sering disebut sebagai hegemon dunia. Namun pada tahun 2008, terjadi krisis finansial di Amerika Serikat, yang menyebabkan Amerika Serikat mengalami kemunduran dalam sektor perekonomian. Hal ini menjadi pemicu munculnya anggapan, bahwa dominasi Amerika Serikat mulai mengalami kemunduran, dengan tambahan berbagai faktor lainnya seperti masalah Perang di Afganistan dan Irak, serta memudarnya pengaruh Amerika Serikat di beberapa negara dan kawasan. Pada sisi lain, muncul kekuatan baru lainnya, yaitu Republik Rakyat China (RRC), yang dianggap mampu menyaingi dominasi Amerika Serikat selama ini. 18 Anggapan ini, didasarkan pada keberhasilan pembangunan dan kemajuan yang dicapai RRC. Fakta-fakta kemajuan RRC dalam dunia internasional dapat dilihat pada bidangbidang ekonomi dan perdagangan, kekayaan dan industrinya, serta pembangunan kekuatan militernya. B. Konsep tentang Kompetitor Setiap negara memiliki kepentingan nasional yang harus dicapai melalui interaksi internaional. Pencapaian kepentingan inilah yang mewarnai hubungan antarnegara dalam interaksi internasional. Interaksi yang terjadi bisa berupa kerjasama ataupun kompetisi. Terjadinya kompetisi bisa disebabkan oleh adanya tujuan yang sama (biasanya dalam perebutan pengaruh, sumber daya, dan lainnya) ataupun adanya perbedaan pandangan terhadap sesuatu. Jadi, jika kompetisi atau persaingan terjadi antara dua negara atau lebih, maka keberadaan negara yang satu terhadap negara lainnya adalah sebagai kompetitor. Kompetitor menurut Michael Agnes dalam Webster’s New World College Dictionary, adalah orang atau sesuatu yang bisa menyamai atau melampaui orang atau sesuatu yang lain dalam beberapa cara. Atau, kompetitor juga dapat diartikan sebagai orang atau benda yang dapat menanggung perbandingan, misalnya plastik yang bersaing dengan berbagai bahan logam.39 Dalam konteks hubungan internasional, contoh kompetitor yang pernah ada, ialah keberadaan Jerman pada masa Perang Dunia bagi negara-negara Eropa lainnya, dan keberadaan Uni Soviet bagi Amerika Serikat pada masa Perang Dingin. Kompetitor atau biasa juga disebut pesaing, secara umum terbagi menjadi dua tipe. Tipe pertama, ialah pesaing destruktif, dan yang kedua, ialah pesaing konstruktif. 39 Michael Agnes. (2002). Webster’s New World College Dictionary. Ohio: Wiley Publishing, hal, 1238. 19 Tipe pesaing destruktif, lebih kepada menguatkan kekuatan untuk menghancurkan pengaruh dan kekuatan lawannya, dalam bisnis, dilakukan dengan menghancurkan pengaruh pasar lawannya. Sedangkan tipe konstruktif, lebih memilih untuk membangun iklim persaingan yang sehat dan saling mendukung dengan pihak lawannya. Dalam bisnis, pesaing (perusahaan) tipe ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah, nilai manfaat, nilai pemuasaan, dan nilai kecocokan yang tinggi dengan pelanggan tanpa melakukan strategi yang akan menurunkan profit margin perusahaannya sendiri.40 Kompetitor biasanya diartikan sebagai orang atau pihak yang saling berlomba untuk memojokkan lawan.41 Namun, dengan adanya dua tipe kompetitor tersebut menandakan, bahwa tidak selamanya keberadaan kompetitor berdampak negatif. Keberadaan kompetitor bisa menjadi motivator dan tantangan bagi pihak tertentu, untuk menciptakan inovasi baru, agar tidak terkalahkan dari kompetitor tersebut. Seperti dalam bisnis, dengan adanya kompetitor, pihak-pihak yang terkait, akan berbisnis secara kompetitif dan bersaing secara sehat, dengan menunjukkan jati diri (image) dan karakter yang unik, dan unggul dibandingkan kompetitornya. Hal yang sama, juga terjadi dalam persaingan antarnegara dalam hubungan internasional, yang saling berkompetisi dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Setiap kompetitor memiliki daya saing yang menjadi ukuran efisiensinya jika dibandingkan saingannya. Daya saing ini umumnya dilihat dari keseluruhan penyelenggaraan ekonomi nasional seperti tingkat produktivitas, standar hidup, dan rasio ekspor impor.42 Saat daya saing suatu negara mulai kuat atau mengalami 40 Ipan Pranashakti. (n.d.). Strategi Bisnis: Memahami Tipe Pesaing dalam Bisnis. Diakses dari http://ipan.web.id/strategi-bisnis-arti-pesaing-dalam-manajemen-bisnis-dan-strategi-bisnis/ tanggal 12 Desember 2011. 41 Kompetitor. loc. cit. 42 Cathal J. Nolan. (2002). Competitive. The Greenwood Encyclopedia of International Relations A-E, 1, 331, hal. 331. 20 peningkatan, maka negara-negara lain yang merasa akan terganggu atau terkena dampak dari peningkatan terebut akan mulai mengawasi pertumbuhan negara tersebut, bahkan terkadang melakukan langkah pembendungan. Kemunculan RRC sekarang ini sebagai salah satu pemain utama dalam dunia internasional, bisa dipandang sebagai kompetitor dominasi Amerika Serikat. Hubungan RRC-Amerika Serikat berbeda dengan hubungan antara Jerman dan negara-negara Eropa lainnya, atau hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet, saat Perang Dingin dulu. Jika keberadaan Jerman atau Uni Soviet bersifat destruktif bagi negara-negara Eropa atau Amerika Serikat, maka keberadaan RRC sekarang, lebih bersifat konstruktif bagi Amerika Serikat. C. Konsep tentang Ekuilibrium Keseimbangan kekuasaan atau biasa disebut ekuilibrium, sudah tidak asing lagi dalam hubungan internasional. Istilah ini sudah dikenal sejak zaman kerajaan Eropa, pada zaman Perang Dingin sampai sekarang. Bahkan menurut Oppenheim, “equilibrium between the members of the Family of Nations is an indispensable condition of the very existence of international law.”43 Keseimbangan kekuasaan merupakan hasil perkembangan alamiah dan tidak terhindarkan dari persaingan kekuasaan. Umur keseimbangan kekuasaan sama tuanya dengan sejarah politik itu sendiri, namun refleksi teoritis sistematisnya, baru dimulai pada abad ke-16 dan mencapai puncaknya pada abad ke-18 dan ke-19. Umumnya, keseimbangan kekuasaan dipahami sebagai alat pelindung dari suatu persekutuan 43 Ian Clark. op. cit., hal. 15. 21 bangsa-bangsa, yang mengkhawatirkan kemerdekaan mereka, melawan bangsa lainnya yang bermaksud mendominasi dunia.44 Pengertian dan pemahaman tentang ekuilibrium memang mengalami perbedaan antara masa Kerajaan Eropa dengan masa negara modern, terutama setelah Perang Dingin. Penjelasan di atas, lebih merupakan pemahaman tentang ekuilibrium pada zaman Kerajaan Eropa sampai masa Perang Dingin. Namun, sekarang ekuilibrium secara sederhana, diartikan sebagai keadaan stabil dimana kekuatan saling membatalkan satu sama lain.45 Menurut Walter S. Jones, “perimbangan kekuasaan mencakup semua kemampuan politik negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang mempertahankan perimbangan konflik tanpa perang.”46 Walter S. Jones juga mengatakan bahwa, “dalam hubungan internasional, kekuasaan selalu ada, sehingga tujuan suatu keseimbangan bukan untuk menghapuskan kekuasaan tetapi untuk mengawasi dan mengaturnya bagi tujuan-tujuan perdamaian.”47 Sedangkan menurut Hans J. Morgenthau dalam Politik Antarbangsa, ekuilibrium adalah: Stabilitas di dalam suatu sistem yang terdiri atas beberapa kekuatan yang otonom. Apabila ekuilibriumnya terganggu oleh kekuatan luar maupun oleh perubahan pada salah satu dari unsur-unsur penyusun sistem, maka sistem tersebut cenderung mengembalikan kepada sistem semula atau mencapai ekuilibrium yang baru.48 Tujuan dari semua ekuilibrium, ialah mempertahankan stabilitas sistemnya tanpa keanekaragaman unsur-unsur susunannya. Seandainya tujuannya hanya berupa terciptanya stabilitas saja, hal itu dapat tercapai dengan membiarkan salah satu unsur menghancurkan atau menundukkan unsur-unsur lainnya, dan mengambil tempat mereka. Akan tetapi, karena aspirasinya berupa kestabilan, sekaligus pelestarian semua 44 Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. op. cit., hal. 220. Equilibrium. loc. cit. 46 Walter S. Jones. loc. cit. 47 Ibid., hal. 38. 48 Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. loc. cit., hal. 200. 45 22 unsur sistem, maka ekuilibrium harus diarahkan untuk mencegah unsur yang mana pun mengungguli yang lainnya. Sarana yang digunakan untuk mempertahankan ekuilibrium, ialah membiarkan unsur-unsur yang berbeda itu mengikuti berbagai kecenderungan mereka yang saling bertentangan, sampai pada titik, di mana kecenderungan satu unsur tidak lagi kuat untuk mengatasi kecenderungan unsur-unsur lainnya, namun, masih cukup kuat untuk mencegah yang lain-lainnya mengatasi kecenderungan sendiri.49 Ada berbagai cara melakukan ekuilibrium atau keseimbangan kekuasaan yang pernah dilakukan dalam sejarah hubungan internasional, yaitu sebagai berikut:50 1. Memecah belah untuk menguasai. Cara ini digunakan oleh bangsa-bangsa agar saingan-saingan mereka menjadi terpecah-belah atau membiarkan mereka tetap terpecah-belah. Contohnya, politik Perancis terhadap Jerman dan politik Uni Soviet terhadap wilayah Eropa lainnya. 2. Kompensasi-kompesansi. Pada abad ke-18 dan ke-19 kompensasi yang bersifat teritorial merupakan alat yang lazim untuk mempertahankan keseimbangan kekuasaan yang telah atau akan terganggu oleh adanya perolehan wilayah dari salah satu bangsa. Contohnya, dapat dilihat pada Perjanjian Utrecht pada tahun 1713, yang mengakhiri Perang Pewarisan Takhta Spanyol untuk pertama kali, mengakui dengan jelas prinsip keseimbangan kekuasaan dengan cara pemberian kompensasi teritorial. Perjanjian tersebut mengatur pembagian sebagian besar wilayah yang dikuasai oleh Spanyol, Eropa, dan wilayah jajahannya, antara bangsa Hapsburg dan bangsa Bourbon “ad conservanduni in Europa equilibrium,” sebagaimana tercantum dalam perjanjian. Contoh lainnya dapat dilihat dalam pembagian Afrika ke dalam distribusi wilayah jajahan dan 49 50 Ibid., 201. Ibid., hal. 211-214. 23 penentuan batas-batas lingkungan pengaruh wilayah jajahan dan wilayah semi jajahan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. 3. Persenjataan-persenjataan. Perlombaan senjata di mana bangsa A mencoba mengimbangi, dan selanjutnya mengungguli persenjataan bangsa B, dan sebaliknya, merupakan peralatan khas yang tidak stabil dari keseimbangan kekuasaan yang dinamis. Contohnya pada situasi sebelum Perang Dunia I, dengan adanya persaingan angkatan laut antara Jerman dan Inggris Raya dan persaingan tentara antara Perancis dan Jerman. 4. Persekutuan-persekutuan. Menurut sejarah, manifestasi keseimbangan kekuasaan yang paling penting tidak terdapat dalam ekuilibrium dari dua bangsa yang terisolasi melainkan dalam hubungan-hubungan antara satu bangsa atau persekutuan bangsa dengan persekutuan bangsa lainnya. Persekutuan merupakan fungsi yang perlu dalam keseimbangan kekuasaan yang berlaku dalam suatu sistem banyak negara. Namun, suatu bangsa akan menjauhi persekutuan jika berkeyakinan cukup kuat dengan bertahan sendiri tanpa bantuan atau berkeyakinan bahwa beban kewajiban-kewajiban persekutuan boleh jadi akan melampaui keuntungan-keuntungan yang diharapkan. Dalam ekuilibrium gaya lama, khususnya dalam perlombaan senjata, setiap pihak mengembangkan persenjataannya masing-masing untuk mengimbangi atau mencapai superioritas terhadap pihak lain. Namun, dalam ekuilibrium gaya baru, jika satu pihak mengembangkan persenjataannya, maka pihak lain berusaha untuk tidak menyeimbangkan dengan meningkatkan persenjataannya juga, tetapi membatasi dan 24 mencegah berkembangnya persenjataan pihak tersebut, dan pada saat yang sama menurunkan kemampuan militernya sendiri.51 Keberadaan RRC sebagai penyeimbang Amerika Serikat dalam dunia internasional, membuat suatu ekulibrium baru. Keseimbangan kekuasaan antara RRC dan Amerika Serikat merupakan ekuilibrium gaya baru, yang lebih bersifat saling mengontrol dibandingkan konflik terang-terangan di antara keduanya, seperti yang terjadi pada ekulibrium sebelumnya. Keduanya tidak saling menjatuhkan dan menyerang secara langsung melainkan saling mengontrol, sehingga tidak ada yang bertindak semaunya. 51 Samuel P. Huntington. (2005). Benturan Peradaban. Dalam A. Zaim Rofiqi (ed.), Amerika dan Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politk Internasional (hal. 53-86), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal. 84. 25 BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG REPUBLIK RAKYAT CHINA DAN DOMINASI AMERIKA SERIKAT A. Republik Rakyat China (RRC) 1. Perkembangan dan Strategi Pembangunan RRC Sebelum tahun 1978, RRC tidak lebih dari sebuah negara berkembang dengan segala permasalahannya. Bahkan sering dikatakan sebagai negara paria dalam hal perekonomian. Namun, keadaan RRC berubah sejak tahun 1978 dengan dilakukannya reformasi perekonomian, yang dicetuskan oleh salah satu pemimpin RRC, Deng Xiaoping. Pada bulan Mei 1978, Deng Xiaoping mengambil langkah pertama dan penting dalam transformasi RRC menuju modernitas dan menjadi suatu negara yang kuat, yaitu dengan menyerukan kepada rakyatnya bahwa “kita perlu menjalankan emansipasi besar dalam pikiran kita.”52 Emansipasi pikiran yang diserukan Deng Xiaoping, menjadi titik awal perubahan pola pikir masyarakat RRC untuk berpikir bagi mereka sendiri, dan membuat keputusannya sendiri. Sebelumnya, masyarakat RRC dipengaruhi oleh pemikiran yang mementingkan dan bergantung pada kelompok, yang selalu ditanamkam pemimpim sebelumnya, Mao Zedong, dan terkungkung dalam satu pola yang diciptakannya. Emansipasi pikiran inilah yang memicu masyarakat untuk berkreatifitas dan membuat inovasi-inovasi baru dalam berbagai bidang, yang berperan dalam pembangunan RRC. Selain menyerukan emansipasi pikiran, Deng Xiaoping juga mengajukan empat program modernisasi dalam reformasi perekonomian RRC. Empat modernisasi tersebut meliputi modernisasi bidang Pertanian, Pertahanan, Industri, dan Ilmu pengetahuan dan 52 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 1. 26 Teknologi. Program modernisasi ini, dimulai pada moderniasai bidang pertanian. Jika pada masa pemerintahan Mao Zedong, khusunya pada saat Lompatan Jauh ke Depan pemerintah mengontrol ketat politik, produksi, dan pemerintahan setempat, maka pada masa Deng Xiaoping pemerintah memberi kebebasan kepada para petani. Pemerintah memperkenalkan usaha-usaha pertanian baru berupa “Sistem Tanggung Jawab (Zerenzhi)”, di mana, setiap keluarga petani tidak lagi bekerja bersama dalam sebuah komune, melainkan melakukan perjanjian dengan pemerintah administratif untuk mengerjakan sebidang tanah dan mendapatkan keuntungan langsung. Para petani juga dipercayakan untuk memegang areal pertanian secara pribadi, sehingga setiap keluarga petani bisa mengolah sendiri tanahnya, dan mengambil keputusan masing-masing. Dengan sistem ini, terlihat bahwa kebijakan kolektivitasasi yang diterapkan Mao Zedong sudah ditinggalkan.53 Kebijakan yang diambil Deng Xiaoping ini mendapat pro dan kontra, dalam tubuh Partai Komunis China (PKC), yang menganggap Deng Xiaoping kapitalis. Pemikiran Deng Xiaoping memang bertentangan dengan pemikiran Mao Zedong, dan pengikutnya yang ingin menjalankan Marxisme Ortodoks dan melarang ekonomi pasar.54 Namun, Deng Xiaoping tetap menjalankan kebijakan tersebut dengan “teori kucingnya”, yang berbunyi, “tidak peduli apakah kucing itu hitam atau putih, yang penting dia dapat menangkap tikus.” Maksudnya, perdebatan bukan pada apakah komunisme atau kapitalisme yang terbaik bagi RRC, yang penting adalah mana yang efektif dan mana yang tidak, bagi bangsa itu untuk meraih potensi pada masa depan.55 Berdasarkan hal ini, para pengambil kebijakan RRC di bawah kepemimpinan Deng 53 A. Zaenurrofik. (2008). China Naga Raksasa Asia: Rahasia Sukses China Menguasai Dunia. Jogjakarta: Garasi, hal. 127-128. 54 Ibid., hal. 126. 55 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. xviii. 27 Xiaoping, tidak boleh lagi berkutat pada ideologi komunis, tetapi pada pengembangan ekonomi. Sejak tahun 1979, fokus utama pemerintah RRC adalah pembangunan ekonomi. Melalui modernisai pendidikan, ratusan ribu warga RRC dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar fondasi perekonomian pasar. Selain itu, RRC juga memutuskan meliberalisasi sektor keuangan dengan memanfaatkan kehadiran bank. Pemerintah juga melakukan desentralisasi wewenang terhadap pemerintah lokal untuk mengembangkan perekonomian setempat.56 Liberalisai ekonomi lainnya yang ditempuh oleh pemerintah ialah dihapuskannya monopoli negara, yang diumumkan pada 1 Januari 1985. Sejak dihapuskannya monopoli negara, BUMN atau perusahaan milik negara, bukan lagi satusatunya pelaku ekonomi. Badan usaha milik swasta sudah diizinkan beroperasi dan RRC sudah terbuka bagi modal asing. Kebijakan “pintu terbuka” ini, membuat beberapa kota dikembangkan menjadi zona ekonomi khusus. RRC telah mendirikan lebih dari 2.000 zona ekonomi khusus, di mana hukum investasi diliberalisasi untuk menarik modal asing.57 Zona ekonomi khusus RRC, terbagi menjadi Zona Pengembangan Perdagangan Bebas (FTZ), Zona Pengembangan Industri Berteknologi Tinggi (HIDZ), Zona Kerjasama Ekonomi (BECZ), Zona Pemrosesan Ekspor (EPZ), dan beberapa kota yang disediakan untuk lokasi resort wisata dan liburan. Bagi investor yang berasal dari Taiwan, dipersiapkan empat kota atau wilayah yang berada di dekat seberang Taiwan yaitu Fuzhou, Jimei, Xinlin, dan Haicang, yang hanya diperuntukkan bagi investasi Taiwan. Semua lokasi ini sudah diatur untuk memberikan pelayanan dan fasilitas 56 57 Ibid., hal. xvii-xviii. A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 128-129 dan 160. 28 lengkap untuk memenuhi kebutuhan para investor, mulai dari infrastruktur, sistem keamanan, sampai pada pelayanan administrasi di bawah satu atap.58 Modal asing diperlukan untuk membantu pertumbuhan ekonomi RRC. Melalui modal asing, RRC mampu memperbanyak kegiatan produksi dan menyerap tenaga kerja yang banyak. Selain itu, juga menguntungkan dengan terjadinya alih dan transfer teknologi. Sehingga, tenaga produksi masyarakat serta kreativitas yang ada menjadi terpacu, akhirnya pertumbuhan ekonomi pun menjadi semakin meningkat.59 RRC memanfaatkan modal asing dalam tiga kategori utama, yaitu: pinjaman luar negeri, kredit ekspor, dan penerbitan obligasi luar negeri; penanaman modal langsung termasuk perusahaan patungan China-asing, penanaman modal asing 100%, dan proyek pembangunan yang dimiliki bersama oleh China-asing; dan Leasing internasional, perdagangan kompensasi, pemrosesan dan perakitan, penerbitan saham di luar negeri.60 Pelaksanaan mekanisme pasar dalam perekonomian RRC semakin gencar setelah masuknya RRC ke dalam WTO pada tahun 2001. Selain sektor ekonomi, sektor sosial khususnya pendidikan juga mengalami perbaikan. RRC mewajibkan semua masyarakat mendapatkan pendidikan dasar sembilan tahun dan semua desa sudah harus menjalankannya pada tahun 2006. Pendidikan tinggi juga diperbaiki, jumlah murid yang memasuki pendidikan tinggi naik 3,5 kali pada 2003, dengan penekanan lebih kuat pada pendidikan teknik. Dengan meningkatnya pendidikan, kualitas pekerja juga naik. Pekerja yang masuk pasar tiga 58 Simon Siragih. (2006). Pelayanan, Infrastruktur, dan Pekerja China Sangat Istimewa. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 16-22). Jakarta: Kompas, hal. 16-17. 59 A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 130. 60 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 71. 29 kali lebih banyak dari yang mulai memasuki sekolah. Hasilnya, upah pekerja membaik karena kegiatan ekonomi makin membesar dengan pendidikan lebih baik.61 Deng Xiaoping pernah mengatakan bahwa menjadi kaya adalah mulia, hal ini menandakan bahwa RRC mulai meninggalkan paham komunisme. Namun, perlu dicatat bahwa hal ini hanya berlaku dalam kehidupan ekonominya. Dalam kehidupan politik RRC tidak melepaskan simbol-simbol komunisme karena tetap menganggap sistem terkendali terpusat oleh negara merupakan cara yang paling efektif untuk mengendalikan keamanan dan ketertiban di RRC.62 Emansipasi pikiran memang membolehkan masyarakat berpikir sendiri dan menciptakan sasaran-sasaran pribadi yang memajukan masyarakat. Namun, sasaran-sasaran itu harus sejalan dengan tujuan besar yang dibingkai oleh PKC yaitu “mengurangi kemiskinan dan memerangi keterbelakangan.”63 Pemahaman ini, diteruskan oleh para pemimpin RRC selanjutnya. Masih dominannya PKC dalam perpolitikan RRC memiliki keunggulan yang menguntungkan bagi pembangunan RRC. Salah satunya, kemampuannya menciptakan stabilitas dalam negeri. Stabilitas menjadi kata kunci yang menjamin kelangsungan kemajuan RRC selama ini. Dalam China Daily, dikemukakan bahwa kemajuan yang dicapai RRC dalam 30 tahun terakhir, berkat keberhasilan pemerintah menjaga stabilitas. Selain membuat seluruh program ekonomi pemerintah bisa dilaksanakan dengan baik, stabilitas politik yang kuat juga membuat investasi asing berbondongbondong mengalir ke RRC.64 61 Simon Siragih. (2006). China Jadi Pasar Mobil Terbesar di Dunia. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 63-78). Jakarta: Kompas, hal. 75. 62 James Luhulima. (2006). Sistem Kendali Terpusat, Dasar Kemajuan Chins. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 3-9). Jakarta: Kompas, hal. 4. 63 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 63. 64 James Luhulima. op. cit., hal. 4-5. 30 Dalam merancang pembangunan negaranya, pemerintah RRC menjalankan konsep “biarkan beberapa kota kaya terlebih dulu”.65 Hal ini tercermin dari pengembangan wilayah timur, yang berupa wilayah pesisir, terlebih dahulu pada awal reformasi dengan pembentukan zona ekonomi khusus. Reformasi ini didasarkan pada pendekatan selangkah demi selangkah, sepotong-sepotong, dan coba-coba. Jika suatu kebijakan berjalan lancar maka akan diperluas ke daerah lain, namun jika gagal akan dihentikan. RRC dengan luas total 9.596.961 km persegi terdiri dari tiga kawasan, barat, sentral, dan timur. Kawasan barat terdiri dari 12 provinsi atau berupa kota besar dan kawasan otonom, kawasan sentral terdiri dari 6 provinsi atau kawasan otonom, dan kawasan timur terdiri dari 11 provinsi atau kota besar dan kawasan otonom.66 Setelah keberhasilan pembangunan kawasan timur, pemerintah mulai mencanangkan pembangunan di kawasan sentral dan barat. Beberapa tahun ke belakang, pemerintah pusat telah menjalankan kebijakan untuk membangun kawasan sentral dan barat. Dimulai pada tahun 1999, saat presiden Jiang Zemin dan Perdana Menteri Zhu Rongji, membuka kawasan barat atau yang disebut “xibu dakaifa”, untuk memperkecil ketimpangan sosial dan ekonomi dari kawasan timur.67 Pembangunan dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama, pembangunan fisik dan transfer industri pengolahan sumber daya alam dan industri padat karya. Kedua, penyesuaian tingkat harga hingga mampu membangun kemandirian kawasan. Ketiga, memberikan kemudahan lalu lintas keuangan dari dan ke kawasan timur. Keempat, mengakselerasi langkah reformasi kawasan dengan memperkuat 65 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 89. Bob Widyahartono. (2010). China: Nasionalisme di Balik Visi Pembangunan. Kompas, 27 September, hal. 11. 67 Agoeng Wijaya. (2012, 29 Januari). China: Bangkitnya Sang Naga. Tempo, 23, 50-64, hal. 53. 66 31 dukungan ke daerah-daerah miskin dan memperkuat kemitraan di antara ketiga kawasan. Selain pembangunan fisik, peningkatan dan pemerataan pendidikan, serta pengembangan ilmu dan teknologi di kawasan barat dan sentral juga dilakukan untuk menopang rencana pembangunan yang ada. Untuk mengatasi kesenjangan antarkawasan, pemerintah memiliki Road Map pembangunan yang terbagi dalam tiga tahap, 2000-2010, 2011-2030, dan 2031-2050.68 Salah satu keberhasilan pemerintah dalam membangun kawasan tertinggal terlihat dari kemajuan provinsi Chongqing, yang yang sudah setara dengan Hongkong.69 Pada masa pemerintahan Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao, pemerintah RRC lebih diminta untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang cepat, tetapi bermutu dan efisien. Dalam rapat paripurna tahunan pada tahun 2005, dihasilkan bule print ekonomi RRC untuk tahun 2006-2010, yang memfokuskan pemerintah untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis dan keadilan yang merata. Termasuk pengentasan kemiskinan dan penanganan masalah sosial lainnya.70 Dalam bidang pertahanan, modernisasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas pertahanan RRC, dan mengurangi ketergantungan RRC pada negara lain. Modernisasi ini, dilakukan dengan menyesuaikan diri dengan trend baru dalam perkembangan dunia militer, namun tetap dengan karakteristik China. Angkatan militer RRC, People’s Liberation Army (PLA), mengadopsi strategi untuk memperkuat militer melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. PLA secara bertahap menggeser fokusnya dari kuantitas dan skala ke kualitas dan efisiensi, dari tenaga kerja-intensif ke model padat teknologi. Hal ini, ditetapkan dalam strategi pembangunan tiga langkah dan mengadopsi 68 Bob Widyahartono. loc. cit. Agoeng Wijaya. op. cit., hal. 52-55. 70 China Buat Cetak Biru Ekonomi 2010. (2005). Republika, 8 Oktober, hal. 12. 69 32 pendekatan langkah-perubahan yang membutuhkan mekanisasi sebagai dasar dan informanisasi sebagai fokus.71 Pergeseran fokus PLA tersebut membuat pemerintah RRC berencana untuk mengurangi kekuatan personil militernya, khususnya pada angkatan darat. Sehingga, pembangunan militer akan lebih difokuskan pada peningkatan kualitas personil dan peningkatan teknologi persenjataan.72 Seiring pengurangan personil angkatan darat, pusat perhatian militer RRC lebih ditujukan untuk peningkatan kemampuan angkatan laut dan udara. Untuk menjaga kepentingan strategis RRC di luar negeri, pemerintah RRC ingin membentuk kekuatan “angkatan laut biru”, yaitu angkatan laut yang mampu beroperasi jauh ke tengah samudera. Hal ini, dikarenakan pemerintah RRC menyadari bahwa, ancaman dari dalam sudah tidak ada, ancaman yang dihadapi RRC sekarang adalah ancaman dari luar, terkait sengketa Laut Kuning, Laut China Timur, dan Laut China Selatan.73 Untuk membentuk personil angkatan bersenjatanya, RRC memiliki beberapa institusi tempat para tentaranya meningkatkan kualitasnya. Institusi tersebut ialah Akademi Ilmu Militer (Academy Military Science-AMS), Universitas Pertahanan Nasional (National Defense University-NDU), dan Universitas Nasional Teknologi Pertahanan (National University of Defense Technology).74 Melalui pemberlakuan Implementation Measures for Military High-Level Personnel Project in Scientific and Technological Innovation, setiap dua tahun PLA memilih 200 ilmuwan terkemuka dan orang berbakat dengan kinerja tinggi dari berbagai disiplin ilmu untuk menjalani 71 International Office of the State Council The People’s Republic of China. (2010). China’s National Defense in 2010. Beijing: Foreign Languages Press, hal. 14. 72 Dahono Fitrianto. (2011). Membaca Ambisi China di Lautan. Kompas, 2 Januari, hal. 10. 73 China Menolak Eksistensi Permanen. (2012). Kompas, 7 Maret, hal 10. 74 Athiqah Nur Alami. (2005). Respons China terhadap Kebijakan Pertahanan Australia. Dalam Tri Nuke Pudjiastuti (Ed.). Kebijakan Pertahanan Australia 2000-2005 dan Respons Negara-Negara Asia Timur dan Selandia Baru (hal. 139-173). Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, hal. 148. 33 pelatihan khusus. Hal ini, dilakukan dalam rangka meningkatkan bakat inovasi para personil PLA dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.75 Konsep keamanan RRC pada awal berdirinya masih bersifat tradisional. Konsep keamanan hanya meliputi kedaulatan nasional dan integritas wilayah. Oleh karena itu, strategi keamanan yang diterapkan hanya berupa penggunaan militer dan diplomasi untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan integritas wilayah. Seiring perubahan dalam dunia internasional, konsep keamanan RRC juga mengalami perubahan dan perkembangan untuk menyesuaikan diri. Kondisi keamanan internasional sekarang sangat kompleks, untuk menghadapinya RRC memegang teguh prinsip perdamaian, pembangunan, dan kerjasama antarnegara. Konsep keamanan RRC meliputi seluruh konsep keamanan, keamanan politik, ekonomi, militer, sosial, dan keamanan informasi. RRC juga memperkenalkan konsep keamanan barunya yang berdasarkan kepercayaan dan ikatan kepentingan bersama, kesetaraan, kerjasama, dan win-win.76 Kebijakan pertahanan nasional RRC bersifat pertahanan aktif dan pembangunan untuk tujuan damai. Sehingga RRC tidak akan mencoba menjalankan hegemoni atau melakukan ekspansi bagaimanapun tingginya pertumbuhan ekonominya. RRC menjalankan strategi “attacking only after being attacked”, maksudnya, RRC hanya akan menggunakan kekuatan nuklirnya sebagai tanggapan atas serangan nuklir terhadapnya. Berdasarkan strategi ini, RRC memiliki dua komitmen yaitu, RRC tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir pertama terhadap setiap negara nuklir lainnya, dan RRC tidak akan pernah menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir terhadap setiap negara non-senjata nuklir atau terhadap zona bebas senjata 75 76 International Office of the State Council The People’s Republic of China. op. cit. hal. 24. Ibid., hal. 7. 34 nuklir.77 Berdasarkan Konstitusi RRC, angkatan bersenjata berkewajiban melawan segala bentuk agresi asing, mempertahankan daratan RRC, dan melindungi keseluruhan stabilitas sosial dan menjaga rakyat RRC, serta terlibat dalam pembangunan nasional.78 Keberhasilan reformasi ekonomi tahap awal yang diraih RRC, memantapkan RRC untuk melangkah maju, dan meraih capaian yang lebih besar. Hal ini tertuang dalam Road Map pembangunan ekonomi RRC yang memperlihatkan rencana capaian RRC pada masa depan, yaitu tahun 2000-2010 merupakan tahap pemulihan, tahun 2011-2030 RRC akan setara dengan Eropa, dan tahun 2031-2050 RRC akan setara dengan Amerika Serikat.79 Untuk mencapai rencana pembangunan ini, RRC menuangkannya ke dalam Rencana Pembangunan Lima Tahunannya (Repelita). Semenjak 1978, pemerintah RRC telah menjalankan 7 Repelita dan sekarang telah masuk Repelita ke-8 (Repelita ke-12 jika dihitung dari sebelum reformasi). Repelita-Repelita ini yang menjadi panduan pemerintah RRC dalam menjalankan negaranya hingga bisa menjadi seperti sekarang. Tidak seperti kebanyakan negara berkembang lainnya, RRC termasuk yang menjalankan Repelita-Repelitanya dengan baik, bahkan sering melampaui target. Seperti yang terlihat pada Repelita tahun 20012005, di dalamnya direncanakan akan meraih pertumbuhan ekonomi rata-rata sekitar 7%,80 kenyataannya pada tahun tersebut, pertumbuhan ekonomi rata-rata RRC mencapai sekitar 9%.81 77 United States of America Department of Defense . (2011). Military and Security Developments Involving the People’s Republic of China. Annual Report to Congress 2011, hal. 34. Diakses dari http://www.defense.gov/pubs/pdfs/2011_cmpr_final.pdf, tanggal 15 Februari 2012. 78 International Office of the State Council The People’s Republic of China. op. cit., hal. 8-9. 79 Bob Widyahartono. loc. cit. 80 Letian Pan (ed.). (2006). The 10th Five-Year Plan (2001-2005). Dikases dari http://english.gov.cn/2006-04/05/content_245624.htm, tanggal 3 maret 2012. 81 World Bank. (2011). GDP per capita growth (annual%). Diakses dari, http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http%3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%2FD ataSearch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D%26sercode%3DNY.GDP.PCAP.KD.Z G%26yrcode%3D, tanggal 15 Februari 2012. 35 Dalam mencapai tujuan dari repelita-repelitanya, RRC menjalankan berbagai strategi, baik dalam ekonomi, politik, maupun militer untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Strategi yang dilakukan RRC selama ini bisa dibagi dalam strategi yang berlaku di dalam negeri dan strategi yang diberlakukan di luar negeri. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, strategi yang dilakukan RRC dalam negeri berupa pembukaan diri terhadap dunia luar, mengubah sistem ekonomi dari ekonomi terpusat ke ekonomi pasar, pembangunan infrastuktur (transportasi, komunikasi, dan sarana prasarana lainnya), pembenahan birokrasi pemerintah, perbaikan kualitas sumber daya manusia, menggunakan inovasi negara lain kemudian dikembangkan berdasarkan karakteristik sendiri (transfer teknologi), modernisasi militer. Adapun strategi yang dilakukan dalam hubungan luar negerinya berupa melakukan politik dumping, pelemahan nilai tukar yuan sehingga produknya bisa bersaing di perdagangan internasional (negara Barat menyebutnya manipulasi kurs), diplomasi perdagangan, menjalin hubungan baik dengan negara berkembang dengan tetap menganggap diri negara berkembang, memberikan bantuan tanpa syarat yang memberatkan kepada negara-negara berkembang lainnya. 2. Keunggulan-Keunggulan RRC Keberhasilan pelaksanaan reformasi ekonomi RRC sejak tahun 1978 sampai sekarang telah menunjukkan banyak capaian-capaian. Capaian-capaian tersebut tidak hanya pada bidang ekonomi, tetapi juga pada bidang lainnya, seperti politik, militer, dan industri-teknologi. Capaian yang diraih RRC tidak hanya memberikan keunggulan dalam taraf domestik, tetapi juga dalam taraf internasional, yang telah berhasil mengangkat RRC menjadi salah satu negara yang disegani dalam percaturan internasional. 36 2.1. Politik Internasional Melalui keberhasilannya dalam bidang ekonomi serta terciptanya kestabilan dalam negeri, posisi politik RRC dalam dunia internasional juga meningkat. Keunggulan RRC dalam politik internasional dapat dilihat dari perannya di PBB, khususnya di Dewan Keamanan PBB. Sejak menggantikan Republik China (Taiwan) di PBB pada tahun 1971,82 RRC resmi menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB dengan kepemilikan hak veto. Dari tahun 1971 sampai sekarang RRC hanya memakai hak vetonya delapan kali. RRC lebih sering memilih absten jika dihadapkan dengan pengambilan kebijakan yang bisa mengganggu hubungannya dengan negara lain. Namun, seiring dengan menguatnya posisi RRC melalui perkembangan ekonominya, RRC mulai berani menggunakan hak vetonya meski harus menentang Amerika Serikat. Dalam lima tahun terakhir, RRC telah memveto empat draft resolusi yang diajukan Dewan Keamanan, sebelumnya RRC juga mengeluarkan empat kali veto dari tahun 1971-2006 (35 tahun).83 Veto pertama RRC dikeluarkan pada tanggal 25 Agustus 1972, terkait permohonan keanggotaan Banglades di PBB. Veto kedua dikeluarkan pada tanggal 10 September 1972 bersama dengan Rusia, terkait pelanggaran gencatan senjata 1967 di Timur Tengah. Pada tahun 1997, RRC juga memveto draft resolusi mengenai otoritas 155 peneliti di Guatemala. Tahun 1999, veto RRC terkait perpanjangan UNPREDEP di Republik Makedonia. Veto ke-5 RRC pada tahun 2007 terkait kritik atas pelanggaran HAM Myanmar. Veto selanjutnya bersama Rusia pada tahun 2008 mengenai sanksi 82 China and the United Nations. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Security_Council_veto_power, tanggal 21 Februari 2012. 83 China and the United Nations. loc. cit. 37 terhadap pemerintah Zimbabwe atas kekerasan terhadap warga sipil dan oposisinya.84 Pemakian hak veto RRC terbaru terkait kondisi Suriah, bersama dengan Rusia pada tahun 2011 RRC memveto pemberian sanksi terhadap Suriah85 dan pada Februari barubaru ini kembali memveto draft resolusi yang berisi pelaksanaan intervensi militer di Suriah.86 Pada tanggal 5 Oktober 2011 lalu, RRC bersama Rusia memveto draft resolusi yang diajukan ke Dewan Keamanan PBB oleh Perancis, Inggris, Jerman, dan Portugal. Draft resolusi tersebut berisi sanksi dan ultimatum terhadap Suriah agar menghentikan aksi kekerasan terhadap gerakan reformasi, yang menginginkan lengsernya Presiden Bashar al-Assad. Alasan RRC dan Rusia melakukan veto tersebut ialah karena resolusi tersebut dinilai bersifat konfrontasional dan hanya akan menjadi pintu masuk intervensi asing ke Suriah. Kedua negara ini, khawatir Suriah akan bernasib sama dengan Libya.87 Meskipun begitu, bila dilihat dari pandangan lain, dari keempat veto ini nampak bahwa RRC menggunakan kekuatan yang dimikilinya yaitu hak veto, untuk membantu negara-negara tersebut. Karena jika ditelusuri, RRC memiliki kepenting pada negaranegara tersebut, selain untuk mendapatkan suplai minyak juga untuk menarik simpati mereka. Hal ini, menunjukkan bahwa RRC sudah berani menentukan posisinya bahkan terkesan berani berhadapan dengan Amerika Serikat jika memang menyangkut dengan kepentingan nasionalnya. Dari penggunaan hak veto yang berlawanan dengan keinginan Amerika Serikat ini, RRC menempatkan diri sebagai kekuatan penyeimbang Amerika Serikat dalam 84 Subjects of UN Security Council Vetoes. (2009). Diakses dari http://www.globalpolicy.org/component/content/article/102/40069.html, tanggal 21 Februari 2012. 85 AS Marah, Cina-Rusia Veto Resolusi PBB. (2011). Diakses dari http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=9129:as-marah-cinarusia-veto-resolusi-pbb&catid=3:luar-negeri&Itemid=79, tanggal 10 Desember 2011. 86 Veto Rusia dan China. (2012). Kompas, 6 Februari, hal. 6. 87 AS Marah, Cina-Rusia Veto Resolusi PBB. loc. cit. 38 PBB. Tidak seperti negara pemegang hak veto lain yang hampir selalu setuju dengan keputusan Amerika Serikat, kecuali Rusia. Berdasarkan kenyataan tersebut, tidak heran jika ada anggapan, bahwa RRC bisa menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat, karena RRC-lah yang bisa diharapakan untuk menyeimbangi tingkah unipolaritas yang sering ditunjukkan Amerika Serikat. Keunggulan RRC dalam perpolitikan internasional juga dilihat dari keterlibatan dan pengaruhnya dalam berbagai organisasi dan forum internasional. Setelah menjalankan open door policy, RRC aktif terlibat dalam dunia internasional. Sekarang ini, RRC bergabung dalam berbagai organisasi baik bersifat regional maupun global seperti, PBB dan organisasi di bawahnya, G-20, ASEAN+3, Shanghai Coorporation Organization (SCO), BRICS, dan lainnya. Keterlibatan RRC dalam berbagai forum internasional ini, semakin memperluas pengaruh RRC dalam perpolitikan internasional. Melalui organisasi dan forum internasional ini, RRC menanamkan pengaruhnya, dan bisa dikatakan berusaha mencari pendukungnya dalam pengambilan keputusan di PBB. Hal ini, terlihat dari masalahnya dengan Taiwan. Beberapa kali Permohonan Taiwan untuk menjadi anggota PBB, ditolak oleh kebanyakan negara untuk menjadi agenda sidang majelis umum PBB. Melalui BRICS, RRC bersama negara anggota lainnya berusaha melakukan pengimbangan terhadap kekuatan Barat, khususnya Amerika Serikat. Selain pengaruhnya di PBB dan organisasi internasional lainnya, kekuatan politik RRC juga dapat terlihat dari makin eratnya hubungan bilateral maupun multilateralnya dengan banyak negara. Bahkan, sekarang RRC terkesan lebih disukai dibandingkan Amerika Serikat oleh beberapa negara, khususnya negara-negara yang tidak menyukai atau mulai meninggalkan Amerika Serikat, seperti negara-negara di 39 Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Hal ini dikarenakan, metode pendekatan yang digunakan RRC berbeda dengan Amerika Serikat yang terkesan memaksakan nilai-nilainya. RRC menggunakan pendekatan ekonomi untuk menanamkan pengaruhnya di negara lain, salah satunya melalui negosiasi perdagangan. RRC sering menawarkan bantuan pembangunan infrastruktur pada negara-negara berkembang lainnya sebagai imbalan kontrak eksklusif sumber daya alam yang menguntungkan.88 Penurunan pengaruh Barat di Timur Tengah, Afrika Tengah, dan Amerika Selatan sangat kontras dengan peningkatan pengaruh RRC. Hal ini dikarenakan, RRC memanfaatkan penurunan pengaruh Amerika Serikat ini untuk mendapat simpati di kawasan tersebut. RRC bersedia memberikan bantuan kepada suatu negara, tanpa persyaratan yang berat seperti yang dilakukan Amerika Serikat. RRC juga terkadang tidak mempedulikan kondisi internal negara yang akan diberikan bantuan tersebut, karena menurutnya itu adalah urusan dalam negeri mereka yang tidak bisa diintervensi negara lain. RRC bersedia memberikan bantuan ke tempat IMF dan Bank Dunia tidak mau pergi.89 Tindakan RRC ini tentunya demi pencapaian kepentingan nasionalnya, khususnya pemenuhan kebutuhan sumber daya alam, berupa minyak dan bahan mentah untuk industrinya. Namun, hal ini wajar dalam dunia internasional karena setiap negara termasuk Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama. Liberalisme dan demokratisasi, yang diusung Amerika Serikat selama ini dalam perpolitikan internasional sebagai sistem dan nilai yang paling baik untuk diaplikasikan ke semua negara, kini mendapat tantangan dari RRC yang menjalankan sistem baru yaitu komunisme berkarakteristik China. Melalui sistem ini, RRC menggabungkan komunisme dan liberalisme sekaligus, tanpa perlu mempermasalahkannya. Masih 88 89 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 167. Ibid., hal. 168-170. 40 ketatnya kontrol pemerintah dalam perpolitikan menjadi satu keuggulan sendiri bagi RRC yang memiliki wilayah yang luas. Hal ini, bisa menjadi contoh bagi negara lain yang sudah terbukti penggunaan kapitalisme dan demokratisasi tidak berhasil menyelesaikan masalah dalam negeri mereka. 2.2. Militer dan Strategi Keunggulan RRC dalam bidang militer dapat dilihat melalui beberapa indikator. Indikator tersebut berupa jumlah dan kualitas angkatan bersenjatanya, anggaran belanja militernya, dan pengembangan teknologi militernya. Selain itu, keunggulan militer RRC juga dapat dilihat dari perannya dalam dunia internasional. Angkatan bersenjata yang dimaksud terbagi menjadi dua yaitu dari segi personil dan peralatan. Dari segi personil, RRC menempati posisi pertama sebagai negara yang memiliki jumlah pasukan tentara terbesar di dunia.90 Sedangkan secara keseluruhan, sekarang RRC tercatat sebagai negara kedua terbesar dalam kekuatan militer di dunia.91 Angkatan militer RRC, PLA, terdiri dari angkatan darat, laut, dan udara. Selain itu, RRC juga memiliki sebuah institusi independen berupa tentara artileri kedua. Komponen penting lain dalam angkatan bersenjata RRC yaitu milisi dan tentara cadangan. Dengan jumlah penduduk yang banyak, 1,3 milyar jiwa, total anggota PLA ialah 2,3 juta personil aktif. Sedangkan, jumlah personil cadangannya sekitar 1,2 juta personil. 2,3 juta personil PLA ini terbagi menjadi 1,9 juta personil di angkatan darat, 250 ribu personil di angkatan laut, dan 470 ribu personil di angkatan udara.92 Dari segi persenjataan, RRC masih dalam tahap pengembangan melalui modernisasi persenjataannya. Meskipun begitu, kekuatan persenjataan RRC sudah 90 A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 164. Tim Riset Global Future Institute. loc. cit. 92 China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). (n.d.) Diakses dari http://www.chinatoday.com/arm/, tanggal 20 Februari 2012. 91 41 tergolong kuat, terbukti dengan posisinya sebagai kekuatan militer kedua terbesar di dunia. Dengan peningkatan rata-rata GDP menghampiri 10% tiap tahunnya93 dan peningkatan anggaran militernya, RRC terus melakukan perbaikan dan peningkatan kekuatan militernya. Bahkan, peningkatan kekuatan militer RRC dalam beberapa tahun terakhir, telah mengkhawatirkan berbagai negara, khususnya negara-negara tetangganya dan tentunya Amerika Serikat, karena negara-negara ini, khawatir RRC akan melakukan ekspansi teritorial dengan peningkatan kekuatan militernya.94 Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan pemerintah RRC, kekuatan darat RRC dilengkapi dengan 14.000 tank, 14.500 ribu satuan artileri, 453 unit helikopter, 2.400 peluncur roket, 7.700 senjata antipesawat, dan 6.500 unit senjata antitank. Untuk kekuatan angkatan laut, dilengkapi dengan 760 unit kapal perang, 1.822 unit kapal pengangkut, 66 unit kapal selam, 27 unit kapal perusak (destroyer), 52 fregat, 121 unit amfibi, dan 368 unit kapal patroli pantai. Sementara untuk kekuatan udaranya, RRC melengkapinya dengan 2.556 unit pesawat tempur, 400 jet penyerang udara, dan 67 unit lapangan udara.95 Selain persenjataan di atas, RRC juga memiliki persenjataan dengan teknologi tinggi, yaitu berupa rudal nuklir dan antirudal. Militer RRC memiliki 140 rudal nuklir dan 1.000 antirudal. PLA memperoleh sejumlah besar rudal jelajah yang sangat akurat, di antaranya banyak yang memiliki rentang lebih dari 185 km. Rudal ini termasuk produksi domestik, seperti ground-launched DH-10 land-attack cruise missile (LACM) dan ground-and ship-launched YJ-62 anti-ship cruise missile (ASCM). Pada Desember 2010, PLA telah mengerahkan 1.000-1.200 rudal jarak pendek balistik (Short-Range 93 World Bank. loc. cit. China Dituduh Meniru “Lebensraum” Nazi. (2010). Kompas, 1 November, hal. 10. 95 China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). loc. cit. dan Agoeng Wijaya. (2012, 29 Januari). Poros dengan Nuansa Baru. Tempo, 23, 73-81, hal. 81. 94 42 Ballistic Missile, SRBM) untuk kesatuan yang berhadapan dengan Taiwan.96 Misil dan sistem pertahanan RRC sudah sangat tinggi, bahkan sudah bisa mencapai Australia (Darwin dan Perth).97 Selain itu, RRC memiliki senjata Dong Feng 21D yang berupa rudal darat yang mampu mencapai sebuah kapal induk sejauh 2.000 mil dari lepas pantai. RRC telah lama memiliki rudal balistik dengan hulu ledak nuklir. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, RRC telah mengembangkan sistem untuk meluncurkan rudal-rudal dari truk. Sistem ini disebut Transporter Erector Launcher (TEL). Rudal ini disebut Dongfeng31. ("Dongfeng" berarti Angin Timur). Dipercayai bahwa rudal ini bisa menjangkau utara-barat Amerika Serikat. RRC juga membeli hak lisensi dan mereproduksi jet tempur Sukhoi-27 dari Uni Soviet, setelah keruntuhannya. RRC kini telah mengembang-ujikan pertama jet tempur siluman, J-20, yang hanya dimiliki oleh Amerika Serikat selama ini.98 Selain itu, pada Januari 2010, RRC menyatakan telah berhasil menguji coba teknologi pencegat rudal di udara yang berbasis di darat.99 Menurut Pentagon dalam laporannya kepada Kongres, RRC telah mempercepat usaha untuk memproduksi rudal antikapal yang bisa menghancurkan kapal induk pengangkut pesawat, memperbaiki radar sasaran, menambah armada kapal selam bertenaga nuklir dan kapal perang. RRC juga maju dalam teknologi satelit dan senjata perang cyber. Pentagon juga menyebutkan RRC berusaha memperkuat pasukan nuklirnya dengan menambah rudal balistik ”mobil-jalan”. Dan menekankan taktik 96 United States of America Department of Defense . op. cit. hal. 2. Biro Hubungan Internasional Deputi Seswapres Bidang Politik Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. (2008). Hegemoni Global China dan Peluang Kemanfaatan Bagi Indonesia. Malang: Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, hal. 32-33. 98 Adam Brookes. (2011). US Watches China Warily. BBC, 12 Maret. Diakses dari http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4342527.stm, tanggal 27 Oktober 2011. 99 China Uji Pencegat Rudal. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 10. 97 43 kamuflase untuk memastikan gudang senjata atom mereka bisa bertahan dari serangan potensial.100 Kekuatan militer RRC semakin lengkap dengan diluncurkannya kapal induk pertamanya pada 10 Agustus 2011. Kapal induk ini diberi nama Shi Lang, diambil dari nama Laksamana China dari Dinasti Qing dan Ming pada abad ke-17. Shi Lang dibangun dari bekas kapal induk Uni Soviet, Varyang, yang pembangunannya terhenti seiring bubarnya Uni Soviet, kemudian kapal ini dilelang ke RRC pada tahun 1998.101 Shi Lang berukuran 300 meter dengan bobot 67.500 ton, kapal ini sekelas dengan kapal induk Admiral Kuznetsov milik angkatan laut Rusia, dengan begitu Shi Lang mampu mengangkut 41 pesawat terdiri dari 17 pesawat sayap tetap sekelas Sukhoi Su-33 dan Sukhoi Su-25, dan 24 helikopter sekelas Kamov Ka-27. Menurut Dinas Intelejen Angkatan Laut Amerika Serikat, Shi Lang digunakan sebagai basis latihan sebelum RRC meluncurkan sendiri kapal induk buatannya setelah 2015. Menurut Michael Mazza, peneliti senior dari Center for Defense Studies, RRC berencana membangun empat kapal induk, dua kapal bertenaga nuklir dan dua kapal konvensional dalam waktu 15 tahun.102 RRC di samping mengimpor persenjataan dari luar juga melakukan ekspor. Bahkan sekarang, RRC merupakan eksportir utama senjata dan teknologi persenjataan. RRC telah mengekspor bahan baku ke Libya dan Irak yang bisa digunakan untuk menciptakan senjata nuklir serta gas saraf yang mematikan. RRC juga menjual teknologi nuklir ke Iran dan mengirimkan komponen peluru kendali berdaya jelajah 300 100 AS Waspadai Militer China. (2011). SINDO, 26 Agustus. Diakses dari http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/423910/, tanggal 26 Oktober 2011. 101 Agoeng Wijaya. op. cit., hal. 80. 102 Dahono Fitrianto. loc. cit. 44 mil ke Pakistan. Selain itu, RRC juga membantu Aljazair membangun reaktor yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian serta memproduksi senjata nuklir.103 Militer RRC juga aktif dalam penjagaan perdamaian dunia internasional. RRC merupakan salah satu dari negara penyumbang terbesar pasukan penjaga perdamaian PBB, yaitu sebanyak 1.955 pasukan yang tersebar di 12 misi perdamaian PBB pada bulan Desember 2010. Jumlah ini merupakan yang terbanyak dibandingkan anggota tetap Dewan Keamanan lainnya. Berdasarkan resolusi PBB, RRC mengirimkan kapal laut untuk mengadakan operasi pengawalan di Teluk Aden dan perairan Somalia pada 26 Desember 2008.104 Meningkatnya pendapatan negara melalui keberhasilan kemajuan ekonomi mempengaruhi jumlah anggaran belanja militer RRC. Dengan peningkatan nilai GDP yang besar, anggaran militer RRC juga mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2006, RRC masih menempati posisi ketiga sebagai negara dengan anggaran militer terbesar setelah Amerika Serikat dan Rusia. Namun, dalam beberapa tahun saja RRC sudah bisa menggeser Rusia pada posisi kedua.105 Pada tahun 2006, anggaran belanja militer RRC sebesar US$ 35 milyar kemudian meningkat menjadi US$ 91,5 milyar pada tahun 2011.106 Sejak tahun 1990-an, RRC konsisten mempertahankan kenaikan anggaran militernya sebesar dua digit, dalam kurun waktu tersebut, hanya dua kali kenaikan anggaran militer RRC yang kurang dari dua digit.107 Peningkatan anggaran militer RRC digunakan untuk memodernisasi angkatan militernya. Berubahnya fokus dari kuantitas dan skala ke kualitas dan efisiensi, dari 103 Samuel P. Huntington. op. cit., hal. 83. International Office of the State Council The People’s Republic of China. op. cit., hal. 34. 105 A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 165. 106 China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). (n.d.) Diakses dari http://www.chinatoday.com/arm/, tanggal 20 Februari 2012. 107 Anggaran Pertahanan China Naik Lagi. (2012). Kompas, 4 Maret. Diakses dari http://internasional.kompas.com/read/2012/03/04/14383497/Anggaran.Pertahanan.China.Naik.Lagi, tanggal 6 Maret 2012. 104 45 tenaga kerja-intensif ke model padat teknologi, menyebabkan pemerintah RRC malakukan pengurangan jumlah personil, sehingga anggaran yang ada bisa digunakan untuk membentuk pasukan yang lebih handal dan persenjataan yang lebih canggih.108 Selain untuk memodernisasi kekuatan militernya, kenaikan anggaran militer RRC juga digunakan untuk mengawal pembangunan ekonominya dengan pengamanan supplai bahan baku dan energinya. Keberadaan sumber-sumber daya dan energi di luar wilayah RRC, mengharuskan perluasan kekuatan PLA untuk melindungi kepentingan strategis RRC di luar negeri.109 Sebenarnya banyak pihak yang meragukan kebenaran anggaran militer RRC yang diumumkan pemerintah secara resmi. Banyak kalangan termasuk Amerika Serikat, menganggap anggaran pertahanan RRC sebenarnya enam kali lebih besar dari anggaran resmi yang diumumkan. Mereka mencurigai sebagian besar anggaran pertahanan RRC disamarkan dalam anggaran belanja sipil dan subsidi silang dari keuntungan operasi non-militer perusahaan pertahanan, dan dari klab malam hingga produk makanan. Selain itu, anggaran tersebut diatas belum memasukkan anggaran untuk belanja kebutuhan intelijen, penggunaan anggaran di daerah bermasalah, dan anggaran Research & Development (R&D).110 Menurut pengakuan pemerintah RRC, kenaikan anggaran militernya bukanlah untuk mengancam negara lain. Kenaikan anggaran tersebut sebagian besar ditujukan untuk membayar gaji dan tunjangan tentara yang berjumlah 2,3 juta personil. Sisanya digunakan untuk modernisasi peralatan militer, pengembangan kualitas personil, 108 Kapabilitas AL dan AU Ditingkatkan. (2009). Kompas, 1 Oktober, hal. 10. China Menolak Eksistensi Permanen. loc. cit. 110 A. Zaenurrofik. (2008). op.cit., hal. 165. 109 46 program pembangunan kapasitas (kontraterorisme dan bantuan bencana alam), dan perlindungan kedaulatan dan integritas teritorialnya.111 2.3. Ekonomi-Perdagangan Perkembangan perekonomian RRC sejak dilakukannya reformasi ekonomi, ditopang oleh beberapa faktor. Salah satunya dengan kepemilikan jumlah penduduk yang besar, RRC menyediakan tenaga kerja yang murah dibandingkan negara lainnya, dan juga menjadikan RRC sebagai pasar yang besar untuk mendistribusikan produkpruduk hasil industri. Selain itu, pembangunan zona ekonomi khusus juga menjadi daya tarik bagi investor. Potensi ekonomi yang dimiliki RRC tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri, yaitu keberadaan chinese overseas. Chinese overseas yang tersebar di berbagai benua dan negara menjadi sumber investasi utama RRC khususnya pada awal reformasi. Tidak hanya itu, banyak chinese overseas yang berhasil di luar negeri memilih kembali ke RRC sehingga menjadi salah satu kekuatan ekonomi, baik dengan kepemilikan ilmu dan pengalamannya maupun dengan investasinya. Chinese overseas generasi baru (imigran baru dalam suatu negara) berfungsi sebagai duta perdagangan yang mempererat ekonomi RRC dengan negara-negara tempat tinggal baru mereka. Pada umumnya mereka berprofesi sebagai pedagang yang menjual barangbarang China. Keberadaan chinese overseas juga menjadi salah satu faktor tingginya nilai perdagangan RRC ke negara-negara tempat mereka berdiaspora.112 Keunggulan-keunggulan RRC dalam bidang ekonomi dapat dilihat melalui beberapa indikator. Indikator-indikator tersebut berupa aktivitas industrinya, volume perdagangannya (ekspor-impornya), cadangan devisa, dan pertumbuhan ekonominya 111 112 Interbational Office of the State Council The People’s Republic of China. op. cit., hal. 58-59. China Kian Berkobar. (2012, 19 Januari). Trust, 10(X), 14-22, hal. 19. 47 secara keseluruhan. Berikut uraian keunggulan ekonomi RRC melalui keempat indikator tersebut: 2.3.1. Industri Sejak reformasi ekonomi, RRC menjadi pasar terbuka dengan melakukan marketisasi. Diizinkannya investasi asing masuk ditambah dihapuskannya monopoli negara dalam perekonomian membuat berbagai perusahaan asing memasuki RRC. Dari 500 perusahaan teratas dunia, 450 di antaranya sudah memasuki RRC, bahkan banyak di antaranya telah memindahkan pabriknya ke RRC. Pada tahun 2007, tercatat ada 591.000 perusahaan yang didirikan oleh investor yang didanai oleh asing.113 Sejalan dengan perkembangan perekonomian, industri RRC juga semakin meningkat dengan adanya perbaikan di segala lini. Perindustrian RRC telah memasuki produksi di mana teknologi berperan penting, mulai dari teknologi tingkat rendah sampai produksi berteknologi tinggi. Hal ini, bisa dilihat dalam industri penerbangan, otomotif, dan industri barang eletroniknya. Industri penerbangan RRC mengalami perbaikan yang sangat signifikan. Pada tahun 1990-an, penerbangan RRC merupakan yang paling berbahaya di dunia. Namun, sekarang RRC menempati posisi pertama sebagai negara dengan penerbangan yang paling aman di dunia. Keselamatan udara RRC memiliki catatan yang lebih baik dibandingkan Amerika Serikat dan Eropa. Perubahan ini diakibatkan keterbukaan RRC untuk belajar dan mendapatkan bantuan dari negara lain. Tahun 2007, 185 juta orang terbang di RRC dan 3 juta ton kargo diangkut. Pasar kargo udara domestik RRC tumbuh 113 F. Harianto Santoso. (2006). Zona Pengembangan Ekonomi. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 50-55). Jakarta: Kompas, hal. 50. 48 US$ 3,1 milyar menurut China Economic Review. Selain itu, RRC juga membuat suku cadang, baik untuk Airbus maupun Boeing.114 Industri otomotif RRC juga mengalami peningkatan dalam dua dekade terakhir. Dimulai dengan produksi barang otomotif dalam negeri melalui perusahaan patungan RRC-asing. Dengan adanya produksi dalam negeri ini, kebutuhan akan barang otomotif sudah tidak tergantung sepenuhnya pada impor. Seiring dengan alih teknologi yang berlangsung melalui perusahaan patungan tersebut, perusahaan lokal RRC mulai melakukan inovasinya sendiri dengan menciptakan berbagai model mobil yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat RRC. Bahkan beberapa diantaranya sudah menembus pasar global. Jumlah penduduk yang banyak menjadikan RRC pasar yang besar termasuk bagi industri otomotif. Dari total penjualan otomotif di RRC, 45% sudah terpenuhi oleh merek-merek lokal sperti Chery, Greely, Great Wall, Foton, dan lainnya. Sedangkan sisanya terpenuhi oleh merek-merek global yang merupakan produksi perusahaan patungan lokal-asing, seperti Audi, VW, Chevrolet, BMW, Mercedes, dan lainnya. Sejak tahun 2009, RRC menjadi pasar otomotif terbesar dengan total penjualan sebesar 13,6 juta unit, mengalahkan Amerika Serikat yang hanya sebesar 10,4 juta unit. Jumlah ini makin meningkat pada tahun 2010 dengan total penjualan RRC mencapai 17,2 juta unit.115 RRC juga aktif sebagai produsen di mana teknologi mempunyai peranan tinggi dan tenaga kerja tidak menjadi faktor biaya yang dominan. Mulai dari produksi yang berteknologi rendah, sedang, sampai yang berteknologi tinggi. Pada tahun 2005, RRC adalah penghasil setengah pemanas microwave dunia, penghasil sepertiga televisi dan 114 115 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 157-158. China Ungguli AS dalam Penjualan Mobil. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 11. 49 air conditioner dunia, serta seperlima lemari es yang dijual di dunia.116 Bahkan sekarang, RRC adalah pemain dominan dalam membangun industri padat karya skala global. Pabrik-pabrik yang berbasis di RRC sekarang menghasilkan 70% produk mainan dunia, 60% sepeda di dunia, 50% sepatu dunia, dan 30% koper dunia. Dan yang paling bisa terlihat dari berkembang pesatnya industri RRC secara global adalah maraknya produk “made in China” di berbagai negara di dunia.117 Berdasarkan IHS Global Insight, RRC telah menggantikan Amerika Serikat sebagai produsen manufaktur terbesar di dunia pada tahun 2010.118 2.3.2. Volume Perdagangan (Ekspor-Impor) Setelah bergabung dengan WTO pada tahun 2001, volume perdagangan luar negeri RRC semakin meningkat. Pada tahun 1978, pangsa ekspor dunia RRC sama dengan Libya yang sebesar 0,8%. Tapi, pada tahun 2009 RRC berhasil mengalahkan Jerman sebagai negara eksportir terbesar di dunia. Ekspor RRC meningkat sebesar 20%-30% setiap tahun.119 RRC dikenal sebagai produsen dan eksportir terbesar barang-barang elektronik dan teknologi informasi. Sektor ini menyumbang sebesar 28% dari total ekspor RRC. Pada tahun 2006, berdasarkan laporan Organiasai Kerjasama dan Pembangunan (OECD), RRC telah melangkahi posisi Amerika Serikat sebagai penyuplai terbesar barang-barang teknologi informasi. Pada tahun yang sama, total perdagangan RRC 116 Ming Zeng dan Peter J. Williamson. (2008). Ancaman Sang Naga: Strategi China Menggempur Dominasi Pesaing Mapan di Pasar Global. Jakarta: Gramedia, hal. 18. 117 Rene L. Pattiradjawane. (2006). Menuju Keterbukaan Abad China. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 193-196). Jakarta: Kompas, hal. 193. 118 Agoeng Wijaya. (2012, 29 Januari). Poros dengan Nuansa Baru. Tempo, 23, 73-81, hal. 75. 119 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 159 dan 204. 50 mencapai US$ 1,76 trilyun, menjadikan RRC sebagai negara yang kapasitas perdagangannya terbesar setelah Amerika Serikat dan Jerman.120 Pasar barang mewah RRC mencapai US$ 631 juta pada tahun 2006, atau 5% dari jumlah penjualan barang mewah di seluruh dunia. Pasar barang mewah ini mengalami peningkatan antara 50%-60% tiap tahunnya. Hanya dalam 10 tahun, RRC dapat menyaingi Jepang sebagai konsumen papan atas barang-barang mewah di dunia. Selain itu, RRC menjadi negara importir terbesar kedua pada tahun 2010.121 Perkembangan ekspor dan impor RRC dari awal reformasi sampai sekarang menunjukkan adanya perbaikan dalam sistem perdagangan RRC. Pada awalnya, RRC mengalami defisit perdagangan namun sejak tahun 1990 dan seterusnya, RRC berhasil meraih surplus perdagangan dari total perdagangannya. Seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 3.2. Volume Perdagangan Dunia RRC: 1979-2010 (US$ milyar) Tahun Ekspor Impor Trade Balance 1979 1980 1985 1990 1995 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 13,7 18,1 27,3 62,9 148,8 249,2 266,2 325,6 438,4 593,4 762,0 969,1 1.218,0 1.428,9 1.202,0 1.578,4 15,7 19,5 42,5 53,9 132,1 225,1 243,6 295,2 412,8 561,4 660,1 791,5 955,8 1.131,5 1.003,9 1.393,9 -2,0 -1,4 -15,3 9,0 16,7 24,1 22,6 30,4 25,6 32,0 101,9 177,6 262,2 297,4 198,2 184,5 Sumber: Congressional Research Service Report for Congress, 24 Juli 2011.122 120 A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 136 dan 162. Wayne M. Morrison. (2011). China’s Economic Conditions. CRS Report for Congress, 24 Juni, hal. 10. Diakses dari http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL33534.pdf, tanggal 14 Februari 2012. 122 Ibid., hal. 11. 121 51 Dalam perdagangan globalnya, RRC memiliki mitra utama. Sampai pada tahun 2010, mitra dagang utama RRC adalah Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, negaranegara ASEAN, dan Korea Selatan. Dari perdagangan dengan Jepang, negara ASEAN, dan Korea Selatan pada tahun 2010, RRC mengalami defisit perdagangan masingmasing sebesar US$ 55,6 milyar, US$ 16,4 milyar, dan US$ 69,2 milyar. Namun, RRC memperoleh surplus perdagangan dari Uni Eropa sebesar US$ 142,7 milyar dan Amerika Serikat sebesar US$ 181,3 milyar.123 Surplus perdagangan RRC terhadap Amerika Serikat telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Ekspor RRC ke Amerika Serikat mencapai US$ 125 milyar pada tahun 2002, sebaliknya ekspor Amerika Serikat ke RRC hanya US$ 19 milyar.124 Perbedaan ini selain disebabkan oleh murahnya produk RRC, juga pada dasarnya disebabkan oleh fakta bahwa masyarakat Amerika Serikat mengonsumsi lebih banyak dari yang mereka produksi, sedangkan masyarakat RRC yang kebanyakan memiliki gaji lebih rendah tidak mampu membeli produk mahal Amerika Serikat. Jumlah ini makin meningkat tiap tahunnya, pada tahun 2009, ekspor RRC ke Amerika Serikat menjadi US$ 296 milyar sedangkan impornya menjadi US$ 70 milyar.125 Jika dibandingkan dengan tahun 2002, surplus perdagangan RRC atau defisit perdagangan bagi Amerika Serikat meningkat dari US$ 106 milyar menjadi US$ 226 milyar pada tahun 2009. Surplus perdagangan RRC, menghasilkan cadangan devisa yang besar setiap tahunnya, yang mengakibatkan semakin kuatnya kondisi finansial RRC. Kondisi finansial RRC dapat terlihat dari cadangan devisa dan tabungan domestiknya. Tabungan 123 Ibid., hal. 16. A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 160. 125 Eswar Prasad. loc. cit. 124 52 domestik RRC mencapai 44,7% dari GDP pada tahun 2004126 dan mencapai 53,9% pada tahun 2010. Jumlah ini merupakan yang tertinggi di dunia.127 Cadangan devisa RRC mengalami peningkatan tiap tahunnya. Tahun 2004, Bank Sentral RRC menyebutkan cadangan devisa RRC mencapai US$ 618,57 milyar.128 Pada 2009, cadangan devisa RRC mencapai US$ 2,4 trilyun.129 Jumlah ini semakin meningkat pada tahun berikutnya, mencapai US$ 2,65 trilyun pada September 2010130 dan US$ 3,197 trilyun pada Juli 2011.131 Jumlah cadangan devisa RRC tersebut memiliki selisih yang besar dengan Jepang yang menempati urutan kedua sebagai negara yang memiliki cadangan devisa terbesar. Pada tahun 2011, cadangan devisa Jepang sebesar US$ 1,14 trilyun sedangkan RRC memiliki US$ 3,197 trilyun. RRC juga jauh meninggalkan Amerika Serikat yang berada pada peringkat ke-17. Cadangan devisa Amerika Serikat berjumlah US$ 136,53 milyar pada tahun 2010 dan meningkat menjadi US$ 149,541 milyar pada tahun 2011 berdasarkan data yang dikeluarkan U.S. Department of the Treasury pada tanggal 10 Februari 2012 lalu.132 Berdasarkan hal ini, RRC memiliki kekuatan lebih dalam finansial untuk mengimbangi Amerika Serikat dibandingkan negara lain. 2.3.3. Pertumbuhan Ekonomi Salah satu indikator dalam melihat perkembangan ekonomi RRC ialah pertumbuhan ekonominya. Pada umumnya, pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat 126 Simon Siragih. (2006). Fondasi Ekonomi Makro China Juga Kukuh. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 71-78). Jakarta: Kompas, hal. 77. 127 Wayne M. Morrison op.cit., hal. 5. 128 Simon Siragih. (2006). Fondasi Ekonomi Makro China Juga Kukuh. op.cit., hal. 72. 129 Cadangan Devisa China Naik. (2010). Kompas, 12 Juli, hal. 11. 130 Nur Farida Ahniar. (2010). 10 Negara dengan Cadangan Devisa Terbesar. Diakses dari http://politik.vivanews.com/news/read/190554-10-negara-dengan-cadangan-devisa-terbesar, tanggal 21 Februari 2012. 131 China Finance / Banking. (2012). Diakses dari http://www.chinatoday.com/fin/a.htm, tanggal 20 Februari 2012. 132 U.S. International Reserve Position. (2012). Diakses dari http://www.treasury.gov/resourcecenter/data-chart-center/IR-Position/Pages/2102012.aspx, tanggal 21 Februari 2012. 53 dilihat dari GDP atau Produk Domestik Brutonya (PDB). GDP RRC mengalami peningkatan yang sangat signifikan, sebelum reformasi (1960-1978) GDP RRC rata-rata 5,3% sedangkan setelah reformasi (1978-2010) menjadi 9,8%. Dari 1989-2011, GDP tertinggi dicapai pada tahun 1992 sebesar 14,2% dan GDP terendah didapat pada tahun 1990 sebesar 3,8%.133 Pertumbuhan ekonomi RRC dalam dua dekade terakhir hampir mencapai 10%. Angka ini merupakan prestasi bagi RRC sebagai satu-satunya negara di dunia dalam 50 tahun terakhir yang mencapai GDP sebesar itu. Berikut GDP RRC dari tahun 20012011 berdasarkan data Bank Dunia. Diagram 3.1. GDP RRC dari tahun 2001-2011 (%) 13,6 14 12,1 12 10,6 9,3 10 8 8,4 9,4 9,6 9,0 9,43 8,6 7,5 6 4 2 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber: Diolah dari data World Bank, 2011.134 Menurut data IMF, GDP RRC naik dari US$ 309,3 milyar pada tahun 1980 menjadi sekitar US$ 1,2 triliun pada tahun 2000.135 Sedangkan pada tahun 2010, GDP 133 China GDP Annual Growth Rate. (2012). Diakses dari http://www.tradingeconomics.com/china/gdp-growth-annual, tanggal 14 Februari 2012. 134 Diolah berdasarkan data dari: World Bank. (2011). GDP per capita growth (annual%). Diakses dari,http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http%3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org% 2FDataSearch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D%26sercode%3DNY.GDP.PCAP.K D.ZG%26yrcode%3D, tanggal 15 Februari 2012, dan sumber lainnya. 54 RRC bernilai US$ 1,33 trilyun yang berhasil melampaui Jepang yang memiliki GDP bernilai US$ 1,28 trilyun. Menurut perkiraan IMF dalam China Economic Outlok 2012, pertumbuhan ekonomi RRC akan tetap di atas 8% pada tahun 2012-2013.136 Selain melalui ketiga indikator di atas, keberhasilan ekonomi RRC juga dapat dilihat dari peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Perbaikan perekonomian yang dilakukan RRC telah berhasil membebaskan 635 juta rakyatnya dari kemiskinan (berdasarkan standar kemiskinan US$ 1,25 per hari) dan proporsi dari populasi yang hidup dalam kemiskinan menurun dari 84% menjadi 16% pada tahun 2005.137 Selain itu, sekarang RRC memiliki tingkat melek huruf sebesar 90,9% dan angka harapan hidup saat lahir 73 tahun.138 Jumlah orang kaya di RRC juga meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonominya. Dalam Majalah Forbes Asia edisi 14 November 2005, dilaporkan bahwa RRC menjadi tempat hidup sepuluh milyuner terkaya di dunia, padahal pada tahun sebelumnya hanya ada tiga milyuner. Selain para milyuner tersebut, masih terdapat banyak jutawan, serta lapisan kelas menengah yang jumlahnya tidak kecil, dengan daya beli yang besar. Mereka inilah yang menguasai media, perbankan, agrobisnis, transportasi, real estate, perawatan kesehatan, dan lainnya.139 Pada akhir 2008, terdapat 1,6 juta kepala rumah tangga kaya di RRC (sedikit lebih besar dari satu per seribu populasi), jumlah ini tumbuh 16% per tahun. Di antara 1,6 juta rumah tangga kaya itu, sekitar 50% belum kaya empat tahun sebelumnya. Yang 135 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 66. IMF Resident Representative Office People’s Republic of China. (2012). China Economic Outlook, 6 Feberuari, hal. 1. Diakses dari http://www.imf.org/external/country/CHN/rr/2012/020612.pdf, tanggal 15 Februari 2012. 137 Zhonmg Wu, Phil Karp, dan Yan Wang. (2010). China’s International Poverty Reduction Center a Platform for South-South Learning. Development Outreach, Oktober 2010, 32-34, hal. 33. 138 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 9. 139 F. Harianto Santoso. (2006). Peranan Deng Xiaoping. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 10-15). Jakarta: Kompas, hal. 10-11. 136 55 paling mengejutkan adalah orang kaya RRC jauh lebih muda dari orang kaya yang ada di Amerika Serikat dan Jepang. Sekitar 80% orang kaya RRC berumur di bawah 45 tahun, sedangkan di Amerika Serikat hanya 30% dan 19% di Jepang.140 RRC menempati posisi kedua dalam daftar negara berdasarkan Gross National Product (GNP) pada tahun 2009-2010 dengan GNP masing-masing sebesar US$ 4.857.623 juta dan US$ 5.700.018 juta, sebelumnya pada tahun 2008 menempati posisi ketiga dengan GNP sebesar US$ 4.853.005 juta. Sementara yang menempati peringkat pertama ialah Amerika Serikat dengan GNP US$ 14.506.142 juta pada tahun 2008, US$ 14.223.686 juta tahun 2009, dan US$ 14.600.828 juta tahun 2010.141 Keberhasilan pembangunan ekonomi RRC bisa dikatakan luar biasa. Menurut laporan Bank Dunia, Amerika Serikat membutuhkan 50 tahun dan Jepang 60 tahun untuk mencapai pertumbuhan semacam itu, sementara RRC hanya menghabiskan waktu 28 tahun.142 Berdasarkan data-data di atas terbukti bahwa RRC sudah menjadi pemain utama di pasar global dan telah menjadi produsen terbesar di dunia. 2.4. Teknologi Antariksa Teknologi antariksa RRC juga mengalami kemajuan yang pesat. RRC merupakan negara ketiga yang berhasil mengirimkan astronot (disebut taikonot di RRC) ke luar angkasa. Pada 15 Oktober 2003, RRC meluncurkan taikonot pertamanya, Letnan Kolonel Yang Liwei, menggunakan roket Long March 2F dan kendaraan angkasa berawak, Shenzhou V, ke wilayah orbit di luar angkasa. Sebelumnya, RRC telah meluncurkan satelit pertamanya pada tahun 1970 dan pada 16 oktober 2003, terhitung sudah ada 79 satelit yang diluncurkan (67 peluncuran sukses, 8 mengalami kegagalan, 140 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 201. Gross National Product. (2012). http://en.wikipedia.org/wiki/Gross_national_product, tanggal 15 Februari 2012. 142 A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 131. 141 Diakses dari 56 dan 4 mengalami ketidaksempurnaan dalam orbitnya). Pada umumnya, peluncuran satelit tersebut untuk kepentingan komunikasi, penyelidikan cuaca, navigasi, dan satelitsatelit yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.143 RRC mencapai prestasi besar dalam program antariksa pada akhir tahun 2011 lalu. RRC berhasil meluncurkan satelit percobaan jaringan pemosisian global (Global Positioning System, GPS), Beidou. Rencananya akan meluncurkan 35 satelit sampai tahun 2020. Jika jaringan Beidou ini berhasil maka militer RRC akan bebas dari ketergantungan pada sinyal GPS Amerika Serikat dan sistem GLONASS Rusia. Bahkan, jaringan ini akan memberikan keakuratan untuk memandu rudal, mesiu pintar, dan senjata lain kepada RRC. Sekarang ini, RRC telah menempatkan satelit yang mampu memonitor sinyal dan emisi, yang disebut intelijen elektronik atau platform ELINT.144 Sejak tahun 1978, RRC telah menjalankan beberapa Repelita yang jika dicek dapat dilihat bahwa sasaran-sasaran yang direncanakan dalam Repelita-Repelita tersebut tercapai dan sering kali melebihi target. Dalam road maps pembangunan ekonomi RRC tertulis tahun 2000-2010 merupakan tahap pemulihan, 2010-2030 RRC akan setara dengan Eropa, dan tahun 2030-2050 RRC akan setara dengan Amerika Serikat. Berdasarkan kondisi RRC sekarang, terlihat bahwa RRC sudah berhasil melewati Eropa dan mulai menyamai Amerika Serikat. Hal ini membuktikan RRC berhasil melampaui rencana pembangunan yang telah ditetapkan pada awal reformasi. Bahkan, badan 143 A. Zaenurrofik. op.cit., hal. 169. Ambisi Antariksa Militer China-Satelit Beidou Ancam Dominasi GPS AS. (2011). SINDO, 31 Desember. Diakses dari http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/456278/, tanggal 23 Februari 2012. 144 57 intelijen RRC menyebutkan bahwa pada 2020 negara ini akan memiliki kekayaan sepertiga lebih sedikit dan sedikit lebih dari setengah kemampuan AS.145 B. Dominasi Amerika Serikat Untuk memahami seberapa dominan Amerika Serikat dalam dunia internasional, perlu dilihat dari berbagai bidang. Seperti, dalam perpolitikan internasional, militer dan strategi, sampai industri dan teknologinya. Selain itu juga dilihat dari segi ilmu pengetahuannya. Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara super power di dunia. Hal ini, dikarenakan negara-negara pemenang perang lainnya mengalami kerusakan besar, sehingga mereka fokus pada perbaikan kondisi dalam negerinya. Sementara itu, Amerika Serikat melalui kombinasi kecerdikan, kekuatan keuangan, dan etika kerja, berhasil mengamankan bagian terbesar dari pangsa pasar manufaktur global, mencapai zaman keemasan di era 1950-an dan 60-an, yang menandai puncak kedudukannya di dunia.146 Satu-satunya penantang Amerika Serikat pasca Perang Dunia II adalah Uni Soviet yang menciptakan Perang Dingin. Namun, setelah runtuhnya Uni Soviet yang menandakan berakhirnya Perang Dingin pada tahun 1991, Amerika Serikat tidak lagi mempunyai lawan tandingan dalam berbagai bidang. Dari tahun 1998-2007, pengeluaran militer dunia meningkat 33%, sementara pengeluaran militer Amerika Serikat meningkat 66%. Angka ini menghampiri setengah dari pengeluaran militer global. Pada waktu yang sama, Amerika Serikat juga menjadi sumber dari hampir seperempat aktivitas ekonomi global. Sejak tahun 1960-an, GDP Amerika Serikat berkisar 23%-36% dari GDP global, lebih besar dari gabungan negara Uni Eropa. Dari segi finansial, sekitar 65% dari cadangan mata uang dunia terus 145 146 Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. op. cit., hal. 275. Andy Hoffman. loc. cit. 58 berpatokan pada dolar Amerika Serikat. Berdasarkan keunggulan ini, belum ada yang menyamai dominasi Amerika Serikat dalam sejarah sistem negara bedaulat.147 1. Politik Internasional Dalam perpolitikan internasional, Amerika Serikat merupakan pemeran utama. Selain sebagai penggagas terbentuknya berbagai organisasi atau forum internasional, Amerika Serikat sampai sekarang juga menjadi penyuplai dana terbesar di dalamnya, seperti di dalam World Bank.148 Jadi, tidak mengherankan jika Amerika Serikat memiliki pengaruh yang besar dalam setiap organisasi internasional. Hal ini terlihat dalam PBB, di mana Amerika Serikat memiliki hak veto yang selama ini digunakan untuk membela kepentinganya sendiri dan sekutunya. Sebagai pemegang hak veto, Amerika Serikat memiliki kedudukan yang berbeda dengan negara yang tidak memiliki hak veto. Hak veto memberikan kekuasaan kepada Amerika Serikat untuk menolak atau membatalkan resolus1i yang telah dihasilkan oleh semua negara anggota PBB. Sehingga, setiap resolusi yang dihasilkan harus mendapat persetujuan dari Amerika Serikat. Dengan kata lain, hak suara yang dimiliki negara lain akan menjadi tidak berarti, jika Amerika Serikat menggunakan hak vetonya. Kepemilikan hak veto, juga membuat Amerika Serikat dapat menghindari hukuman yang akan dijatuhkan kepadanya bahkan terhadap sekutunya, seperti yang terjadi selama ini, dalam vetonya terkait Israel. Tercatat bahwa Amerika Serikat sering menggunakan hak vetonya untuk membela Israel yang notabene sekutunya. Sebaliknya, Amerika Serikat sering “memaksakan” pengesahan resolusi PBB yang berkaitan dengan negara-negara Arab. Misalnya untuk mengusir Irak dari Kuwait, menyingkirkan senjata canggih Iran yang diduga mengembangkan senjata nuklir, dan pemberian sanksi pada 147 148 Ian Clark. op. cit., hal. 19-20. Ivanovich Agusta. loc. cit. 59 Libya. Kasus yang terakhir mengenai pemberian sanksi kepada Suriah. Semua ini menunjukkan kekuatan Amerika Serikat yang mendominasi PBB. Amerika Serikat selalu mengklaim bertindak untuk kepentingan nasional orangorang dari segala bangsa. Seperti yang terlihat dalam penyerangannya ke Afganistan pada tahun 2001 dan Irak pada tahun 2003. Amerika Serikat mengatakan, serangan tersebut dilakukan dalam rangka war on terrorism. Meskipun Amerika Serikat bertindak unilateralis dan tanpa Resolusi Dewan Keamanan, Amerika Serikat tidak mendapat sanksi dari PBB, dikarenakan kepemilikan hak vetonya. Hal ini, menjadi bukti dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional.149 Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional, juga terlihat dari banyaknya organisai internasional seperti PBB, World Bank, IMF, dan UNICEF yang berpusat di Amerika Serikat, khususnya di New York. Hal ini, membuktikan bahwa Amerika Serikat menjadi pusat politik internasional. Selain itu, kebanyakan nilai-nilai yang dianut secara internasional merupakan nilai-nilai dari Amerika Serikat seperti, demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan pasar bebas.150 Politik luar negeri Amerika Serikat juga secara tidak langsung menjadi agenda internasional seperti war on terror, penegakan HAM, perbaikan lingkungan, dan demokratisasi. Secara umum selalu dikatakan bahwa Amerika Serikat mendominasi lembaga politik, ekonomi, dan keamanan internasional. Misalnya, keputusan-keputusan yang dibuat di Dewan Keamanan PBB dan World Bank disajikan kepada dunia sebagai keputusan-keputusan yang mencerminkan kepentingan masyarakat dunia, padahal keputusan tersebut lebih ke kepentingan Amerika Serikat. Karenanya, banyak kalangan 149 Hans Kochler. (2006). The United Nations Organization and Global Power Politics: The Antagonism between Power and Law and the Future of World Order. Diakses dari http://chinesejil.oxfordjournals.org/content/5/2/323.full, tanggal 19 Maret 2012. 150 Martin Jacques. loc. cit. 60 berangapan bahwa lembaga-lembaga internasional yang ada, hanyalah alat bagi Amerika Serikat untuk mendapatkan legitimasi dalam mencapai kepentingankepentingannya di negara lain. 2. Militer dan Strategi Kekuatan militer Amerika Serikat merupakan yang terbesar dan tak tertandingi di dunia sampai sekarang. Hal ini, dikarenakan seluruh komponen militer mulai dari kualitas personil, perlengakapan militer, anggaran belanja militer, sampai teknologi semuanya berada di posisi teratas di dunia. Kecuali untuk jumlah personilnya, Amerika Serikat menempati urutan kedua setelah RRC. Angkatan bersenjata Amerika Serikat memiliki 1.477.896 tentara aktif dan 1.458.500 personil cadangan.151 Angkatan darat sebanyak 570.000 personil, angkatan laut sebanyak 202.000 personil, dan sisanya merupakan angkatan udara.152 Amerika Serikat juga memiliki pasukan khusus seperti para intelegennya yang memiliki kemampuan yang handal. Angkatan udara Amerika Serikat paling dominan di dunia sedangkan angkatan lautnya yang paling tangguh, dan Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk menebar kekuasaan militernya ke seantero dunia. Amerika Serikat juga memiliki pangkalan militer di luar negeri. Bahkan, Amerika Serikat memiliki lebih dari 700 pangkalan militer di seluruh dunia, yang terbagi dalam gugus-gugus armada di sejumlah kawasan. Jumlah ini belum termasuk ratusan pangkalan militer di dalam negeri, dan pangkalan rahasia. Pada setiap gugus armada, Amerika Serikat menempatkan satu atau dua kapal induk yang mampu 151 United States of America Military Strength. (2011). Diakses dari http://www.globalfirepower.com/country-military-strength-detail.asp?country_id=United-States-ofAmerica, tanggal 23 Februari 2012. 152 Amerika Serikat Pangkas 100.000 Prajurit. (2012). Diakses dari http://internasional.kompas.com/read/2012/01/27/13010040/Amerika.Serikat.Pangkas.100.000.Prajurit, tanggal 23 Februari 2012. 61 mengangkut puluhan pesawat tempur dan kendaraan bersenjata lapis baja. Selain itu, ratusan ribu tentaranya, baik yang reguler maupun yang profesional selalu siaga dan setiap saat siap diterjunkan ke daerah-daerah rawan konflik untuk menjalankan misi perang.153 Dari segi peralatan militer, Amerika Serikat menggunakan teknologi yang unggul. Amerika Serikat memiliki teknologi nuklir yang luar biasa. Keunggulan militernya lebih terlihat dalam hal kualitas daripada kuantitas. Amerika Serikat menjadi pemimpin dunia dalam memanfaatkan penerapan teknologi komunikasi dan informasi yang cangih dalam militer, dan memperlihatkan kemampuan tak tertandingi dalam mengordinasi dan memproses informasi mengenai medan peperangan, dan menghancurkan sasaran jarak jauh dengan ketepatan yang sangat menakjubkan.154 Sekarang, sebagian besar superioritas Amerika Serikat datang dari basis komputer “sistem integrasi” yang memungkinkan angkatan bersenjatanya untuk beroperasi mulus melintasi dimensi. Dengan sistem ini, seorang tentara di darat dapat meminta serangan udara terhadap target dan dipastikan terget itu akan hancur dalam hitungan menit, meskipun dalam keadaan berawan, malam, bahkan badai pasir.155 Dalam angkatan bersenjatanya, Amerika Serikat memiliki peralatan yang canggih dan pada umumnya dalam jumlah banyak jika dibandingkan dengan negara lain. Angkatan darat Amerika Serikat memiliki total senjata darat sebanyak 56.269, 9.573 tank, 2.163 artileri, 7.500 mortir, 26.653 APCs / IFVs, 950 SPGs, 1.430 MLRSs, 8.000 senjata antitank, 2.106 senjata antipesaway, dan 267.247 kendaraan logistik. Angkatan laut memiliki total kapal sebanyak 2.384, 75 kapal selam, 30 frigate, 59 kapal 153 Mohammad Shoelhi. (2007). Di Ambang Keruntuhan Amerika. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, hal. 68. 154 Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. loc. cit., hal. 269-270. 155 James Pinkerton. (2003). Next Place for U.S. Dominance Is Exosphere. Diakses dari http://newamerica.net/node/6502, tanggal 19 Maret 2012. 62 perusak, 30 amphibious assailt craft, 418 merchant marine strength, 11 kapal induk, 12 kapal patroli, 14 mine warface craft, dan 21 pelabuhan utama dan terminal. Sementara angkatan udaranya memiliki total 18.234 pesawat (aircraft), 6.417 helikopter, dan 15.097 bandara.156 Selain itu, Amerika Serikat juga terdepan dalam persenjataan berteknologi tinggi seperti nuklir, radar, dan berbagai tipe kendaraan tempur lainnya, yang hanya dimilikinya, misalnya kepemilikan predator dalam angakatan udaranya. Amerika Serikat memiliki 5.113 hulu ledak operasional dikerahkan, dalam cadangan aktif, atau diadakan dalam penyimpanan aktif pada September 2009. Angka ini, tidak termasuk beberapa ribu hulu ledak yang telah pensiun dan dijadwalkan untuk pembongkaran.157 Amerika Serikat juga memiliki ribuan penangkal nuklir berhulu ledak, yang cukup untuk menghancurkan negara manapun yang mengancam Amerika Serikat secara langsung atau mengancam kemerdekaannya.158 Keunggulan nuklir Amerika Serikat, memungkinkannya dapat menghancurkan persenjataan nuklir Rusia dan RRC dari jarak jauh dengan serangan pertama. Amerika Serikat memiliki triad nuklir yang terdiri dari pembom strategis, rudal balistik antarbenua, dan balistik-rudal peluncuran kapal selam, dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan semua kekuatan nuklir musuh dengan serangan pertama.159 Berdasarkan fakta ini, tidak ada negara yang bisa mengalahkan kekuatan militer Amerika Serikat, bahkan untuk menyamainya, sampai sekarang belum ada negara yang bisa. Amerika Serikat tidak akan gampang disaingi negara-negara lain, karena adanya 156 United States of America Military Strength. loc. cit. Fact Sheet Increasing Transparency in the U.S. Nuclear Weapons Stockpile. (2010). Diakses dari http://www.defense.gov/npr/docs/10-0503_Fact_Sheet_US_Nuclear_Transparency__FINAL_w_Date.pdf, tanggal 23 Maret 2012. 158 Stephen M. Walt. (2012). America is Realy, Really Secure. Diakses dari http://walt.foreignpolicy.com/posts/2012/02/23/couldnt_have_said_it_better_myself, tanggal 19 Maret 2012. 159 Pao Yu Ching. (2012). American Imperialism and its Domination over Asia Refuting The Myth That China is Becoming an Economic Super Power. Diakses dari www.globalresearch.ca/index.php?context=va&aid=4999, tanggal 18 Maret 2012. 157 63 perbedaan besar dalam anggaran R&D. Amerika Serikat mengeluarkan dana tiga kali lebih besar dari gabungan tiga negara untuk R&D. Pada tahun 2005, Amerika Serikat mengucurkan dana untuk R&D militer yang jumlahnya lebih besar daripada yang dikeluarkan Jerman dan Inggris untuk pertahanan secara keseluruhan.160 Anggaran belanja militer Amerika Serikat selama bertahun-tahun merupakan yang terbesar di dunia. Pada tahun 2003, Amerika Serikat mengucurkan belanja pertahanan yang jumlahnya lebih besar daripada gabungan 15-20 negara pembelanja terbesar. Hebatnya, jumlah ini hanyalah 3,5% dari GDP-nya.161 Tahun 2008, anggaran militer RRC sebesar US$ 500 milyar dan menjadi US$ 700 milyar jika anggaran operasi di Afganistan dan Irak dimasukkan.162 Pada tahun 2010, anggaran militer Amerika Serikat merupakan yang terbesar di dunia dengan 43% dari total belanja militer di dunia. Anggaran militer juga menjadi yang terbesar dalam alokai pembelanjaan Amerika Serikat yaitu sebesar 39%.163 Data terakhir menyebutkan bahwa anggaran militer Amerika Serikat sebesar US$ 692 milyar di tahun 2011.164 3. Industri dan Teknologi Amerika Serikat dikenal sebagai negara industri sejak lama. Hal ini terlihat dari produktivitas kerja masyarakatnya. Standar kerja masyarakat Amerika Serikat, baik pria maupun wanita, tetap menjadi standar untuk dunia. Pekerja Amerika Serikat rata-rata menghasilkan produk dan jasa yang bernilai lebih dari US$ 92.000 pada tahun 2007. 160 Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. loc. cit., hal. 269-270. Ibid., hal. 270. 162 Richard N. Haass. (2008). The Age of Nonpolarity: What Will Follow U.S. Dominance?. Foreign Affairs, 87 (5/6), 44-56, hal. 46. Diakses dari http://acme.highpoint.edu/~msetzler/IR/IRreadingsbank/EmpireOverNonpolarHauss.FA08.x.pdf, tanggal 22 Desember 2011. 163 World Military Spending. (2011). Diakses dari http://www.globalissues.org/article/75/worldmilitary-spending#WorldMilitarySpending, tanggal 23 Februari 2012. 164 Defense Spending Budgets by Country. (2011). Diakses dari http://www.globalfirepower.com/defense-spending-budget.asp, tanggal 23 Februari 2012. 161 64 Hal ini, hampir 20% lebih dibandingkan dengan rata-rata puluhan negara Eropa terkemuka dan 85% lebih tinggi dari RRC, menurut U.S. Conference Board.165 Produktivitas Amerika Serikat rata-rata meningkat sebesar 2% per tahun dari tahun 2000 sampai 2006. Dalam satu penelitian dari 16 negara industri utama, hanya Korea Selatan, Swedia, dan Taiwan, yang memiliki pertumbuhan produktivitas yang lebih tinggi daripada Amerika Serikat, selama tahun yang sama. Peningkatan produktivitas ini, telah membantu Amerika Serikat mempertahankan angka pengangguran dan inflasi relatif rendah.166 Industri Amerika Serikat didukung oleh penggunaan teknologi, mulai dari teknologi rendah sampai teknologi paling mutakhir. Kepemimpinan teknologi Amerika Serikat, terus berkembang dari fondasi pada komputer, perangkat lunak, mulitimedia, bahan terdepan (advanced materials), ilmu kesehatan, dan bioteknologi pada saat ini ke penggagas nanoteknologi dan genetika. Antara tahun 1995 dan 2005, Amerika Serikat meningkatkan investasi R&D yang hampir mencapai 40%.167 Produktivitas tinggi pekerja Amerika Serikat dan kepemimpinan dalam teknologi memungkinkannya untuk ditempatkan sebagai produsen terkemuka dunia pada tahun 2006. Industri Amerika Serikat mencapai US$ 1,5 trilyun dalam produk pada tahun tersebut, atau sekitar seperempat dari total produksi di seluruh dunia. Manufaktur Amerika Serikat mempekerjakan lebih dari 14 juta pekerja, dan 6 juta pekerjaan lain di industri terkait. Menurut laporan Institute Manufaktur Amerika Serikat, pekerjaan manufaktur membayar sekitar 25% lebih dalam upah dan manfaat dari pekerjaan non-manufaktur di Amerika Serikat. Manufaktur negara menghasilkan 165 Michael Jay Friedman (ed.) (2009). Outline of the U.S. Economy. Washington: Bureau of International Information Programs United States Department of State, hal. 7. 166 Ibid. 167 Ibid., hal. 8 dan 58. 65 pertumbuhan dan keuntungan produktivitas lebih antara tahun 2001 dan 2005 daripada sektor lain dalam ekonomi AS.168 Perkembangan teknologi mengubah dasar-dasar persaingan ekonomi terutama dengan ditemukannya komputer. Era komputer bermula dengan ditemukannya mikroprosesor komputer pertama pada tahun 1971. Mikroprosesor ini, merupakan temuan ilmuwan Intel Corporation. Sebelum penemuan mikroprosesor ini, komputer adalah perangkat besar yang melayani instansi pemerintah dan perusahaan besar, dan dioperasikan oleh spesialis. Tapi pada tahun 1976, dua orang Amerika Serikat, Steve Jobs dan Steve Wozniak, mengembangkan sebuah komputer kecil lengkap dengan mikroprosesor, keyboard, dan layar. Mereka menyebutnya Apple I, dan ini memulai era komputasi personal dan penyebaran kekuatan komputer untuk setiap sektor ekonomi.169 Pemenang terbesar dalam bisnis komputer ini adalah Microsoft dan Redmond. Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat mulai meninggalkan manufaktur dan beralih ke produk yang berdasarkan pada perangkat lunak. Pemilik Microsoft, Bill Gates, telah menangkap pentingnya mendominasi perangkat lunak operasi internal yang membuat komputer pribadi bekerja.170 Dapat dilihat bahwa dalam industri perkomputeran internasional sekarang, Microsoft masih mendominasi meski sudah muncul banyak pesaing. Amerika Serikat sebagai pelopor teknologi komputer menjadi yang terdepan dalam pengembangannya. Bahkan, Amerika Serikat memiliki Silicon Valley yaitu wilayah California di selatan San Fransisco yang menjadi pusat inovasi komputer Amerika Serikat atau bisa dikatakan dunia. Produk industri Amerika Serikat pada umumnya berorientasi ekspor. Ekspor utama Amerika Serikat pada tahun 2006 terdiri dari berbagai ketegori. Kendaraan 168 Ibid., 53. Ibid., hal. 31-32. 170 Ibid., hal. 32-33. 169 66 bermotor dan bagian-bagiannya serta mesin, semikonduktor, pesawat sipil, aksesoris komputer, farmasi, peralatan telekomunikasi, bahan kimia, bahan plastik, dan peralatan obat.171 Semua komoditas ekspor utama ini merupakan produk industri dan teknologi. Pada tahun 2008, nilai ekpor impor Amerika Serikat meningkat. Total ekspor sebesar US$ 1,16 trilyun dengan penyebaran 25,2% ke Eropa, 20,1% ke Kanada, 11,7% ke Meksiko, 5,5% ke RRC, 5,1% ke Jepang, 12,6% ke negara-negara Pasifik lainnya, dan 19,8% ke negara lainnya di dunia. Sementara total impor sebesar US$ 1,96 trilyun dengan sumber 20,7% dari Eropa, 16,1% dari RRC, 16,0% dari Kanada, 10,3% dari Meksiko, 6,6% dari Jepang, 8,4% dari negara-negara Pasisfik lainnya, dan 21,9% dari negara lainnya di dunia.172 Keunggulan industri Amerika Serikat juga terlihat dalam banyaknya jumlah Multi National Coorporation-nya (MNC). Menururt World Economic Forum, yang konferensi tahunannya merupakan pertemuan para pemerintah internasional dan pemimpin perusahaan, ekonomi Amerika Serikat adalah ekonomi paling kompetitif di dunia. Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat pada umumnya telah beroperasi pada pasar internasional melalui penentuan fokus pada inovasi, pengurangan biaya, dan kembalinya keuntungan kepada pemegang saham. Dari daftar majalah Fortune 2007 dari 500 perusahaan terbesar di seluruh dunia, 162 yang bermarkas di Amerika Serikat.173 Dari segi aset yang dikumpulkan, MNC-MNC dari Amerika Serikat juga menempati urutan teratas. MNC-MNC ini bergerak dalam berbagai bidang seperti Coca-Cola Company, McDonald’s, Johnson & Johnson, Nike Inc., Wall-Mart Stores, Walt Disney Company, Boeing, Chevron Corporation, Exxon Mobil, Ford Motor 171 Michael Jay Friedman (ed.). op. cit., hal. 117-118. Ibid., hal. 57. 173 Michael Jay Friedman (ed.). op. cit., hal. 7-8. 172 67 Company, General Electric Company, General Motors, Google, IBM, Intel Corporation, Microsoft Corporation, Apple Inc., dan Yahoo! Inc. Dari seratus merek dunia, 62 di antaranya adalah merek dari Amerika Serikat.174 Keunggulan industi dan teknologi Amerika Serikat lainnya, terlihat dalam teknologi luar angkasanya. Amerika Serikat memulai program luar angkasanya pada tahun 1958 dengan peluncuran satelit pertamanya, Explorer I. Kemudian disusul dengan penerbangan antariksa berawak pertamanya, Alan Shepard, pada tahun 1968. Pelaksanaan program luar angkasa ini, dimungkinkan dengan penemuan sistem propulsi roket oleh Robert Goddard, ilmuwan dari Massachusetts, yang berhasil menembakkan roket pertama yang mencapai ketinggian 12,5 meter pada tahun 1926. Sepuluh tahun kemudian, roket Goddard berhasil mencapai ketinggian sederhana hampir dua kilometer. Berdasarkan penemuan ini, ketertarikan dan kepentingan dalam peroketan meningkat di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Uni Soviet.175 Melalui National Aeronautics and Space Administration (NASA), Amerika Serikat terus melakukan riset untuk menciptakan pesawat luar angkasanya untuk berbagai keperluan. Dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia untuk berkomunikasi, penginderaan, pemetaan udara, dan untuk kepentingan pertahanan keamanan, pesawat luar angkasa ini diciptakan untuk membawa satelit pada orbitorbitnya. Program ruang angkasa Amerika telah melahirkan tampilan menakjubkan dari ilmu terapan. Satelit luar angkasa yang dimiliki mampu mengirimkan data komputer, panggilan telepon, radio, dan siaran televisi. Selain itu, satelit cuaca melengkapi data yang diperlukan untuk memberikan laporan dan peringatan dini jika akan terjadi badai 174 List of Multinational Corporations by Country. (2007). Diakses dari http://www.investmentsandincome.com/investments/list_mnc_by_country.html,tanggal 5 Maret 2012. 175 Technological and industrial history of the United States. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Technological_and_industrial_history_of_the_United_States, tanggal 21 Maret 2012. 68 parah. Amerika Serikat juga memiliki Global Positioning System (GPS), yaitu suatu sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS berfungsi untuk melacak dan melihat dimana posisi geografis suatu benda (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut) di muka bumi. Teknologi GPS juga dipergunakan Amerika Serikat dalam militer, untuk mengawasai dan melacak pergerakan senjata nuklir atau segala aktivitas militer negara lain.176 Dalam pengembangan program luar angkasanya, Amerika Serikat bersama degan Jepang, Rusia, dan Eropa memprogramkan pembangunan International Space Station (ISS) pada tahun 1990-an. Stasiun ini terdiri dari modul bertekanan, gulungan eksternal, solar array, dan komponen lainnya, yang telah diluncurkan oleh Rusia Proton dan roket Soyuz, dan pesawat ulang-alik Amerika Serikat. Saat ini sedang dirakit di Orbit Bumi Rendah. Konstruksi dimulai pada 1998 dan pembangunan Segmen Orbital Amerika Serikat selesai pada 2011. Operasi diperkirakan akan terus berlanjut sampai dengan tahun 2020. Stasiun ini dapat dilihat dari Bumi dengan mata telanjang dan, pada 2011, merupakan satelit buatan terbesar di orbit Bumi dengan massa dan volume lebih besar dari setiap stasiun ruang angkasa sebelumnya.177 4. Ilmu Pengetahuan Pada tahun 1945, pasca Perang Dunia II, Amerika Serikat tidak hanya menjadi kekuatan ekonomi dan militer terkuat di dunia, melainkan juga dominan dalam ilmu pengetahuan. Dominasi Amerika Serikat ini, dapat dilihat dari banyaknya penemu dan ahli dalam berbagai bidang, yang berasal dari Amerika Serikat. Selain itu, juga terlihat dari kualitas perguruan tingginya, dan banyaknya inovasi baru yang ditemukan oleh 176 177 Ibid. NASA. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/NASA, tanggal 23 Maret 2012. 69 orang Amerika Serikat. Dominasi ini juga bisa dilihat dalam banyaknya orang Amerika Serikat yang menerima penghargaan Nobel. Ilmuwan dan ahli yang berasal dari Amerika Serikat telah menemukan berbagai hal yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, bahkan beberapa penemuan mengubah cara hidup manusia menjadi lebih mudah dan efisien. Para ilmuwan tersebut ialah: Thomas Alva Edison yang menemukan bola lampu dan proyektor film; Wilbur dan Orville Wright yang menemukan pesawat terbang; J.L. Baird & C.F. Jenkins yang menemukan televisi; Samuel F.B. Morse yang menemukan telegrap; Christopher Sholes yang menemukan mesin ketik; Alexander Graham Bell yang menemukan piringan hitam; Louis Jacques Monde da Guerre & Edwin Land yang menemukan kamera; dan Charles Goodyear Berasal yang menemukan ban karet.178 Berbagai temuan para ilmuwan tersebut, membuktikan bahwa Amerika Serikat selalu unggul dalam ilmu pengetahuan di setiap masa. Temuan-temuan ini, juga telah menjadi sumber kekuatan dan kekayaan bagi Amerika Serikat, karena menjadi sumber industri utama dalam perekonomian Amerika Serikat. Dengan pengembangan berbagai temuan tersebut menggunakan kemajuan teknologi yang ada, membuat Amerika Serikat terdepan dalam inovasi di dunia. Apalagi setelah masuknya era komputerisasi, para ahli Amerika Serikat banyaknya menemukan dan mengembangkan inovasi baru dalam bidang teknologi, baik berupa hardware dan software komputer, penemuan berbagai penyakit dan obatnya, serta pengembangan bioteknologinya dan nanoteknologi. Dominasi Amerika Serikat dalam ilmu pengetahuan juga terlihat dari banyaknya sarjananya yang mendominasi berbagai bidang ilmu pengetahuan. Misalnya ilmu hubungan internasional, yang didominasi oleh para sarjana Amerika Serikat, seperti 178 Michael H. Hart. (2009). Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Jakarta: Pustakan Jaya. 70 Henry Kissinger, Zbigniew Brzezinski, Peter Katzenstein, dan Ernst Haas. Hal ini dikarenakan, peran Amerika Serikat dominan di era pasca Perang Dunia II.179 Keunggulan lain Amerika Serikat dalam ilmu pengetahuan terdapat pada universitas-universitasnya, yang sangat terkenal di seluruh dunia. Hebatnya, jumlahnya tidak hanya satu atau lima universitas yang memiliki reputasi internasional. Berdasarkan data yang dikeluarkan Times Higher Education, World’s Top 100 Univesities 2011, universitas Amerika Serikat menempati posisi pertama dan terbanyak. Peringkat ini, disusun berdasarkan survei terhadap 13.388 akademisi di 131 negara. Dalam peringkat universitas tersebut, Amerika Serikat menempatkan 45 universitasnya. Dari 10 universiats terbaik, 7 di antaranya merupakan universitas dari Amerika Serikat (Universitas Harvard, Massachusetts Institute of Technology, Universitas California Berkeley, Universitas Stanford, Universitas Princeton, Universitas Yale dan California Institute of Technology.180 Gabungan dari berbagai keunggulan ini, menyebabkan tingginya minat masyarakat internasional untuk menuntut ilmu di berbagai lembaga pendidikan Amerika Serikat khususnya di universitas-universitasnya. Sampai sekarang, Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama pelajar internasional. Pada kurung waktu 2008-2009, sekitar 671.616 pelajar internasional menjalani pendidikan di lembaga-lembaga Amerika Serikat. Jumlah ini meningkat sekitar 8% dari tahun sebelumnya.181 Selain itu, Amerika Serikat merupakan negara penerima Nobel terbanyak. Dari tahun 1906-2011, Amerika Serikat telah menerima 325 penghargaan Nobel dengan 62 179 Stephen M. Walt. (2011). Is IR still ‘an American Social Science?’. Diakses dari http://walt.foreignpolicy.com/posts/2011/06/06/is_ir_still_an_american_social_science, tanggal 18 Maret 2012. 180 World's top 100 universities 2011: their reputations ranked by Times Higher Education. (2011). Dikases dari http://www.guardian.co.uk/news/datablog/2011/mar/10/world-top-100-universitiesreputation-rankings-reputation-times-higher-education, tanggal 3 Maret 2012. 181 Number of Foreign Students in U.S. Hit a New High Last Year. (2009). Diakses dari http://chronicle.com/article/Number-of-Foreign-Students-/49142/, tanggal 3 Maret 2012. 71 penghargaan pada bidang ilmu kimia, 49 penghargaan pada ilmu ekonomi, 11 penghargaan dalam kesusastraan, 21 penghargaan dalam bidang perdamaian, 87 penghargaan pada ilmu fisika, dan 95 penghargaan dalam fisiologi atau ilmu kedokteran.182 Berdasarkan data ini, bisa dilihat keunggulan dan kualitas para ilmuawan Amerika Serikat. Dominasi Amerika Serikat lainnya juga terdapat pada bidang finansial. Finansial Amerika Serikat lebih terlihat dari mata uang dolarnya yang menjadi alat tukar internasional. Kebanyakan negara menyimpan cadangan devisanya dalam bentuk dolar. Pemakaian dolar Amerika sebagai mata uang internasional berawal dari pemberlakuan sistem Bretton Woods. Dalam pertemuan di Bretton Woods tahun 1944, para wakil negara maju memutuskan untuk melahirkan sistem moneter internasional baru, yaitu mengikat nilai tukar uang dunia dengan dolar Amerika. Mereka setuju nilai tukarnya sama dengan US$ 35 per ons emas. Pemilihan mata uang dolar dikarenakan waktu itu Amerika Serikat menghasilkan lebih dari separuh kapasitas manufaktur dunia dan memiliki paling banyak emas di dunia.183 Meskipun sekarang sistem Bretton Woods tidak lagi digunakan, namun dolar Amerika Serikat tetap menjadi mata uang internasional. Amerika Serikat dalam segala aspek memang dikenal sangat kuat. Dalam hal ekonomi, kekayaannya mencapai ribuan trilyun dolar Amerika Serikat, atau bahkan mungkin jauh lebih besar lagi. Amerika Serikat juga merupakan negara kreditor. Banyak negara mendapatkan bantuan utang dari Amerika Serikat asalkan bisa memenuhi persyaratan dan punya sumber daya alam yang bisa digunakan sebagai 182 United States Nobel Prize Winners. http://www.jinfo.org/US_Nobel_Prizes.html, tanggal 3 Maret 2012. 183 Sumantri Ar. (penerjemah.). op. cit., hal. 163. (2011). Diakses dari 72 jaminan. Meskipun begitu, ternyata Amerika Serikat adalah negara debitor terbesar di dunia.184 Selama beberapa tahun ke belakang, Amerika Serikat menghadapi berbagai persoalan. Banyak yang mengindikasikannya sebagai tanda-tanda kemunduran Amerika Serikat. Namun, sampai sekarang Amerika Serikat masih menempati posisi utama dalam berbagai hal. Seperti, Amerika Serikat menjadi negara nomor satu dalam pembiayaan R&D, menempati posisi pertama dalam peringkat universitas terbaik di dunia, paling banyak menerima penghargaan Nobel, pertama dalam index pengusaha.185 Amerika Serikat juga mendominasi dalam informasi dan komunikasi serta budaya, khususnya budaya modern yang disebarkan melalui film dan televisi.186 184 Mohammad Shoelhi. op. cit., hal. 68-69. Joseph S. Nye. (2011). The Decline and Fall of America’s Decline and Fall. Diakses dari http://www.project-syndicate.org/commentary/nye99/English, tanggal 27 Oktober 2011. 186 Richard N. Haass. loc. cit. 185 73 BAB IV KOMPOSISI KESEIMBANGAN RRC-AMERIKA SERIKAT Keberhasilan reformasi ekonomi yang dilakukan RRC sejak tahun 1978 membuatnya menjadi salah satu pemain penting dalam dunia internasional saat ini. Munculnya RRC sebagai salah satu kekuatan baru dunia yang paling menonjol dalam dunia internasional membuatnya menjadi perhatian banyak pihak. Banyak penelitian dan tulisan yang memaparkan tentang kebangkitan dan keunggulan RRC, termasuk kemungkinan RRC menjadi pesaing Amerika Serikat. Hal ini, didasarkan pada keberhasilan dan keunggulan yang dicapai RRC sekarang ini. Keunggulan-keunggulan RRC dalam berbagai bidang tersebut, menjadi dasar kekuatan RRC untuk menjadi pemain utama, bahkan menjadi penyeimbang Amerika Serikat yang selama ini mendominasi dunia internasional. Dalam bab ini, akan dibahas komposisi keseimbangan antara RRC dan Amerika Serikat dalam bidang poilitk internasional, militer dan stategi, ekonomi perdagangan, dan dalam bidang teknologi antariksa. A. Politik Internasional Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional terdapat pada posisinya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto. Sebagai pemegang hak veto, Amerika Serikat sering menunjukkan dominasinya dengan bertindak sendiri dan mementingkan kepentingan nasionalnya tanpa mempedulikan hak suara anggota PBB lainnya. Hal ini, terlihat dari tindakannya menyerang Afganistan dan Irak, serta penggunaan hak vetonya dalam pemberian sanksi terhadap Israel. Tindakan unilateralis Amerika Serikat ini disebakan adanya imunitas dari pengenaan sanksi PBB dengan adanya hak veto yang dimilikinya. Selain itu, juga 74 disebabkan tidak adanya negara yang bisa mengontrol tindakan Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional tersebut. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul RRC sebagai penyeimbang dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan intrernasional. Hal ini dikarenakan, selain RRC memiliki hak veto sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, RRC juga memiliki kekuatan lainnya, yaitu kekuatan keberhasilan ekonominya yang menjadikan RRC salah satu negara yang penting dalam dunia internasional. Sebelum kebangkitan ekonominya, RRC lebih bersifat pasif dalam Dewan Keamanan PBB. Meskipun memiliki hak veto, RRC jarang menggunakannya, dan lebih sering memilih absten jika dihadapkan pada pengambilan keputusan yang bisa mengganggu hubungannya dengan negara besar lainnya. Dari tahun 1971 sampai sekarang, RRC hanya memakai hak vetonya delapan kali, empat kali dalam kurun waktu 1971-2006 dan empat kali dalam lima tahun terakhir. Perubahan ini diakibatkan menguatnya posisi RRC melalui perkembangan ekonominya, kini, RRC mulai berani menggunakan hak vetonya meski harus menentang Amerika Serikat. Hal ini terlihat dari veto RRC terhadap pemberian sanksi kepada Suriah. Dari penggunaan hak veto yang berlawanan dengan keinginan Amerika Serikat ini, RRC menempatkan diri sebagai kekuatan pengontrol dan penyeimbang Amerika Serikat dalam PBB. Jika diamati, menguatnya RRC yang memiliki hak veto di dalam PBB membuat negara-negara lain, yang tidak memiliki hak veto, memiliki pilihan lain selain Amerika Serikat sebagai tempat meminta tolong jika ada kepentingan yang ingin dicapai dalam PBB. Hal ini, akan membuat negara-negara lain, khususnya negara-negara yang bermasalah atau memiliki konflik dengan Amerika Serikat, mendekatkan diri ke RRC, yang menjadi pihak selain Amerika Serikat yang memiliki kekuatan dalam PBB. 75 Keberhasilan ekonomi RRC membuat negara ini mampu memperluas pengaruhnya ke berbagai negara. Namun, cara yang digunakan RRC berbeda dengan yang digunakan Amerika Serikat. Amerika Serikat dikenal sebagai pemberi bantuan terbesar ke berbagai negara di dunia, baik secara langsung maupun melalui World Bank dan IMF. Namun, pemberian bantuan tersebut mengsyaratkan penegakan demokratisasi dan pasar bebas, di dalam negara yang menerima bantuan tersebut. Sementara RRC, memberikan bantuan tanpa persyaratan seperti yang diterapkan Amerika Serikat. Bantuan RRC ke berbagai negara dijadikan RRC sebagai diplomasi perdagangan, dimana bantuan tersebut membantu RRC mendapatkan kontrak ekonomi di berbagai negara. Bagi RRC, kondisi dalam negeri suatu negara tidak menjadi persoalan dalam melakukan kerjasama ekonomi, karena menurutnya hal tersebut merupakan urusan dalam negeri suatu negara yang tidak bisa dicampuri oleh negara lain. Berkat pola pendekatannya yang berbeda dengan Amerika Serikat, RRC kini lebih disenangi oleh negara-negara berkembang yang berada di Afrika dan Amerika Latin, khususnya negara-negara yang anti Amerika Serikat. Makin besarnya pengaruh RRC di berbagai kawasan, perlahan menggeser posisi Amerika Serikat yang selama ini mendominasi perpolitikan internasional. Pemberlakuan sistem komunisme berkarakteristik China, yang berhasil mengubah RRC menjadi pemain utama dalam dunia internasional juga menjadi tantangan bagi sistem liberalisme dan demokratisasi yang dijalankan Ameika Serikat yang sealma ini dianggap sistem terbaik dalam menjalankan suatu negara. Penyeimbangan RRC terhadap dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional, khususnya dalam PBB memang terjadi dan dapat dilihat dalam berbagai interaksi internasional. Namun jika diamati, penyeimbangan RRC terhadap Amerika 76 Serikat ini akan seperti zero sum game. Hal ini dikarenakan keduanya sama-sama memiliki hak veto, yang jika memang nantinya mereka terpaksa berhadapan, keduanya akan saling membatalkan kekuatan melalui veto tersebut. Berbagai kekuatan RRC ini sudah membuktikan bahwa kini posisi RRC sangat penting dalam hubungan internasional. Jika sebelumnya hanya ada Amerika Serikat yang disebut sebagai sebuah hegemon pasca runtuhnya Uni Soviet dan satu-satunya kekuatan dominan dalam hubungan internasional, kini RRC muncul sebagai penyeimbang dominasi tersebut, walaupun belum bisa melampauinya. Sampai sekarang Amerika Serikat masih menjadi nomor satu dalam perpolitikan internasional, namun, dengan keberadaan RRC, Amerika Serikat tidak lagi menjadi satu-satunya pemain utama. Amerika Serikat bahkan akan memikirkan reaksi RRC dalam pengambilan keputusannya ataupun kebijakannya baik dalam negeri maupun luar negeri yang terkait dengan RRC. B. Militer dan Strategi Sejak berakhirnya Perang Dunia II, militer Amerika Serikat merupakan yang terbesar dan terhebat di dunia. Hal ini, terlihat dari keunggulan personil dan persenjataan yang dimilikinya. Belum ada negara yang bisa menandingi kekuatan militer Amerika Serikat selama ini, namun dengan bangkitnya kekuatan militer RRC dalam beberapa tahun terakhir menarik perhatian internasional, bahkan mengkhawatirkan pemerintah Amerika Serikat. Hal ini, disebabkan adanya perkiraan bahwa, dengan peningkatan pembangunan dan modernisasi militer RRC tiap tahunnya, maka suatu saat militer RRC akan bisa menyamai dan melampaui militer Amerika Serikat. Berikut perbandingan kekuatan militer RRC dan Amerika Serikat: 77 Tabel 4.1. Perbandingan Kekuatan Militer RRC-Amerika Serikat Pembanding Amerika Serikat RRC Total Jumlah Personil 1.477.896 personil 2,3 juta personil 570.000 personil 1,9 juta personil - Tank 9.573 unit 14.000 unit - Helikopter 6.417 unit 453 unit - Senjata Antipesawat 2.106 unit 7.700 unit - Senjata Antitank 8.000 unit 6.500 unit 202.000 personil 250 ribu personil - Kapal Selam 75 unit 66 unit - Destoyer 59 unit 27 unit - Frigate 30 unit 52 unit - Amfibi 30 unit 121 unit - Jumlah Personil 705.896 personil 470 ribu - Pesawat Tempur 18.234 unit 2.556 unit - Lapangan Udara 15.097 unit 67 unit 5.113 hulu ledak* 240 hulu ledak* Angkatan Darat - Jumlah personil Angkatan Laut - Jumlah personil Angkatan Udara Senjata Nuklir Anggran Belanja Militer 2011 Personil Cadangan US$ 692 milyar US$ 91,5 milyar 1.458.500 personil 1,2 juta personil * data tahun 2009.187 Sumber: Data dari Global Fire Power, 2012, dan sumber lainnya. Berdasarkan kekuatan militernya, seperti yang tertuang pada tabel di atas apalagi sebagai negara kedua terbesar dalam militer, RRC tentunya memiliki peluang yang lebih dibandingkan negara lain untuk menjadi penyeimbang Amerika Serikat. Kekuatan militer RRC yang dimilikinya sekarang, sudah memiliki peran penting dalam 187 David J. Baylor. (2011). Considerations for a US Nuclear Force Structure Below a 1,000Warhead Limit. Strategic Studies Quarterly, Summer 2011, 52-72, hal. 55. Diakses dari http://www.au.af.mil/au/ssq/2011/summer/baylor.pdf, tanggal 21 Maret 2012. 78 perdamaian internasional. Hal ini, terlihat dari keterlibatannya dalam pasukan perdamaian PBB yang merupakan yang paling banyak dibandingkan negara pemegang hak veto lainnya. Pengembangan militer RRC yang semakin membaik tiap tahunnya dengan dilakukannya modernisasi mendapat perhatian dunia internasonal. Terutama bagi negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat yang sangat mengkhawatirkan perkembangan militer RRC. Hal ini, didasarkan pada anggapan mereka bahwa dengan perkembangan militer RRC yang semakin kuat akan menjadi ancaman bagi negara tetangganya dan juga bagi keamanan internasional. Mereka mengatakan bahwa RRC akan menggunakan militer mereka untuk memperluas pengaruhnya dan mengancam negara-negara tetangganya, terutama bagi Taiwan yang selama ini tidak mengakui menjadi bagain dari RRC. Peningkatan anggaran militer RRC tiap tahunnya juga menjadi kekhawatiran dan sorotan banyak negara. Meskipun pemerintah RRC telah mengatakan peningkatan kekuatan militer mereka untuk tujuan damai dan hanya untuk defense serta telah menjelaskan alasan kenaikan anggarannya. Akan tetapi, Amerika Serikat dan sekutunya tidak mempercayai sepenuhnya pernyataan tersebut dan tetap menganggap peningkatan kekuatan militer RRC akan menganggu keamanan internasional. Kekhawatiran Amerika Serikat dan negara Barat lainnya tampaknya disebabkan oleh ideologi komunis yang dianut RRC. Mungkin, jika RRC merupakan negara yang menganut ideologi liberal seperti Amerika Serikat dan sekutunya, maka kekhawatiran tersebut tidak akan muncul. Timbulnya kekhawatiran Barat, khususnya Amerika Serikat mengenai perkembangan militer RRC membuktikan bahwa dari segi militer, RRC sudah menempati posisi yang penting. Dalam hal ini juga bisa dikatakan bahwa dengan 79 hadirnya militer RRC yang kuat dalam dunia internasional, sekarang Amerika Serikat lebih berhati-hati dalam mengambil langkah atau menjalankan suatu kebijakan apalagi jika berkaitan dengan kawasan Asia Timur dan Pasisfik. Amerika Serikat terkesan akan memprediksi terlebih dahulu reaksi yang akan diberikan RRC jika akan menjalankan aksi militer khususnya di kawasan terebut. Misalnya dalam hal pengiriman senjata ke Taiwan, penanganan nuklir Korea Utara, dan bantuan militer kepada Jepang terkait perebutan kepulauan Senkaku dengan RRC, serta masalah sengketa Laut China Selatan. Sampai sekarang kekuatan militer Amerika Serikat tetap menjadi nomor satu dan belum ada yang bisa mengungulinya, namun dengan kebangkitan militer RRC bisa dikatan bahwa militer Amerika Serikat tidak lagi menjadi pemain tunggal. Selain RRC tentunya ada banyak negara lain yang memiliki kekuatan militer yang besar seperti Rusia, Inggris, Perancis, dan lainnya. Namun, yang perlu diperhatikan adalah apakah mereka mempunyai keinginan untuk menggunakan kekuatan militer tersebut untuk menantang Amerika Serikat. Perlu diingat bahwa selain Rusia, negara pemilik militer besar lainnya merupakan aliansi Amerika Serikat atau lebih tepat sekutunya yang kemungkinan kecil untuk melakukan konfrontasi. Potensi RRC sebagai penyeimbang dominasi militer Amerika Serikat juga dapat dilihat dari pembangunan pangkalan militer baru Amerika Serikat di Darwin, Australia. Jika diamati, pembangunan pangkalan militer tersebut ditujukan untuk membendung militer RRC yang semakin meningkat dan bertambah kuat tiap tahunnya. Hal ini, membuktikan bahwa RRC telah muncul sebagai kompetitor Amerika Serikat yang membuat Amerika Serikat merasa terancam sehingga perlu untuk meningkatkan kemampuannya sendiri dan dengan melakukan pembendungan terhadap militer RRC. 80 Untuk pertama kalinya sejak berakhirnya perang Dingin, Amerika Serikat menghadapi RRC sebagai penantang potensial yang dapat diharapkan untuk bersaing dengannya dalam setiap dimensi peperangan yang sebenarnya, di udara, di atas atau di bawah laut, di ruang angkasa, dan lebih lanjut di informasi perbatasan.188 Untuk menghindari tampilnya RRC sebagai poros kekuatan baru dunia, Amerika Serikat juga mengharapkan terjadinya perang yang bisa melibatkan RRC. Misalnya perang India melawan Pakistan dan/atau RRC melawan Taiwan.189 Dengan terjadinya perang IndiaPakistan, RRC akan mengerahkan dukungan tenaga dan berbagai sumber dayanya kepada India sehingga kekuatannya akan terkuras. Begitu pula halnya jika terjadi perang RRC-Taiwan. Dalam kedua perang itu, Amerika Serikat akan berada di pihak Pakistan dan/atau Taiwan. Dengan demikian, kebangkitan RRC sebagai blok kekuatan baru di masa depan diharapkan dapat diganjal atau digagalkan. Kekuatan militer Amerika Serikat memang bukan tandingan bagi militer negara lain dan kekuatan militer Amerika Serikat tidak akan pudar. Namun, mungkin kekuatannya berhenti berkembang sehingga hilang jurang pemisah antara militer Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya. Meskipun kekuatan RRC sekarang ini memang belum mencapai titik kemajuan penuh, namun, dengan pertumbuhan ekonominya yang hampir 10% pertahunnya, RRC tinggal menunggu selesainya modernisasi sistem pertahanan.190 188 A. Shlapak. (2010). Question of Balance: The Shifting Cross-Strait Balance and Implications for the U.S. Santa Monica: RAND Corporation, hal. 4. Diakses dari http://www.rand.org/pubs/testimonies/2010/RAND_CT343.pdf, tanggal 22 Desember 2011. 189 Mohammad Shoelhi. op. cit., hal. 224-225. 190 Ibid., hal. 195-196. 81 C. Ekonomi-Perdagangan Ekonomi Amerika Serikat masih merupakan ekonomi terbesar di dunia. Nilai GDP Amerika Serikat merupakan yang terbesar di dunia, misalnya, pada tahun 2007, GDP Amerika Serikat mencapai US$ 14 trilyun.191 Namun, dengan bangkitnya perekonomian RRC dalam beberapa tahun terakhir, posisi Amerika Serikat sebagai negara ekonomi terbesar mendapat ancaman, bahkan dalam beberapa item, RRC telah berhasil melampaui Amerika Serikat. Perindustrian RRC telah mencapai taraf yang luar biasa sejak reformasi. Perekonomian RRC yang awalnya berdasarkan pertanian kini berubah menjadi salah satu negara industri terbesar di dunia. Industri RRC menghasilkan banyak produk yang diekspor ke berbagai negara, mulai dari produk berteknologi rendah sampai ke produk berteknologi tinggi. Sekarang ini, produk made in China bisa ditemui di mana saja. Bahkan pada tahun 2009, RRC berhasil melewati Jerman sebagai negara pengeskpor terbesar. Sebelum kemunculan RRC sebagai pemain utama dalam perdagangan internasional, produk dari Barat khususnya Amerika Serikat merajai perdagangan internasional. Produk Amerika Serikat mengungguli dalam berbagai lini baik dalam barang-barang elektronik, tekstil, alat komunikasi dan informasi, maupun produk pertanian. Perusahaan waralaba Amerika Serikat juga tersebar ke seluruh dunia seperti KFC, Starbusck, McDonalds, dan lainnya. Merek-merek dari Amerika Serikat juga menjadi standar kualitas bagi barang-barang yang diperdagangkan. Namun, dengan keberadaan produk RRC yang sudah memasuki setiap lini dan terdapat di mana-mana, dominasi produk Amerika Serikat ini mendapat saingan. 191 Richard N. Haass. loc. cit. 82 Jika produk Amerika Serikat mengandalkan kualitas dan kekuatan mereknya yang menandakan kemewahan dan berkelas, maka produk RRC masuk dengan mengandalkan harga yang murah yang terjangkau bagi semua kalangan. Meskipun kualitas produk RRC kalah dengan kualitas produk Amerika Serikat, namun dengan harga yang terjangkau produk RRC berhasil menyaingi produk Amerika Serikat dalam perdagangan internasional. Hal ini terbukti dari peningkatan permintaan akan produk RRC yang menjadikan RRC sebagai negara pengekspor terbesar di dunia dan pada tahun 2006, berhasil menggantikan Amerika Serikat sebagai penyuplai terbesar barangbarang teknologi informasi. Industrialisasi RRC juga telah menarik Foreign Direct Investment (FDI) yang besar masuk ke RRC. Seperti yang disebut sebelumnya bahwa dari 500 perusahaan terbesar dunia, 450 di antaranya telah memasuki RRC. Pada tahun 2003, RRC melewati Amerika Serikat sebagai negara tujuan FDI terbesar dunia. Padahal, sebelumnya Amerika Serikat yang menempati posisi tersebut. Hal ini, menunjukkan bahwa RRC telah muncul sebagai kompetitor Amerika Serikat dalam perekonomian salah satunya dengan muncul sebagai pilihan lain tujuan FDI yang selama ini dikuasai Amerika Serikat. Sejak tahun 2009, RRC menjadi pasar otomotif terbesar dengan total penjualan sebesar 13,6 juta unit, mengalahkan Amerika Serikat yang hanya sebesar 10,4 juta unit. Jumlah ini makin meningkat pada tahun 2010 dengan total penjualan RRC mencapai 17,2 juta unit.192 Peningkatan industrialisasi RRC otomatis berpengaruh pada perdagangan luar negerinya. Dengan berubahnya RRC sebagai negara industi, RRC juga menjadi salah 192 China Ungguli AS dalam Penjualan Mobil. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 11. 83 satu negara pengekspor terbesar. Bahkan produk-produk RRC telah menembus pasarpasar Amerika Serikat dan Eropa, hal ini dikarenakan produk RRC memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan produk negara lain dengan kualitas yang bersaing. Volume perdagangan RRC meningkat dari tahun ke tahun, seperti yang bisa dilihat dari tabel 3.2. Pada awal reformasi, RRC mengalami defisit perdagangan namun keadaan terus berubah dari tahun ke tahun sehingga sekarang RRC mendapat surplus perdagangan yang besar, tahun 2010 surplus perdagangan RRC sebesar US$ 184,5 milyar. RRC, pada umumnya memperoleh surplus perdagangan dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara negara Eropa dan sebaliknya mengalami defisit perdagangan dengan negara-negara berkembang. Hal ini dikarenakan, komoditas perdagangan antara keduanya berbeda. Perdagangan RRC dengan negara-negara maju didominasi oleh produk elektronik dan berbagai produk hasil industri lainnya. Sedangkan perdagangan RRC dengan negara-negara berkembang selain di dominasi oleh produk-produk industri juga didominasi oleh produk sumber daya alam seperti minyak, bahan mentah untuk industri, dan sebagainya. Meningkatnya ekspor RRC dalam perdagangan internasional berefek ke perdagangan negara lain. Dengan meningkatnya permintaan akan produk RRC, mengakibatkan permintaan produk negara lain termasuk produk Amerika Serikat menurun. Hal inilah yang mengkhawatirkan negara-negara lain bahkan sering memprotes pemerintah RRC yang dinilai melakukan unfair trade dengan melakukan manipulasi kurs. Dalam perdagangan luar negerinya, RRC menerima surplus perdagangan sementara negara lain mengalami defisit perdagangan termasuk Amerika Serikat. 84 Perdagangan RRC-Amerika Serikat, mengakibatkan defisit perdagangan yang besar bagi Amerika Serikat. Besarnya defisit perdagangan yang dialami Amerika Serikat, membuat pemerintah Amerika Serikat didesak untuk mengenakan sanksi perdagangan kepada RRC. Pengenaan sanksi perdagangan ini dikarenakan mereka menuduh RRC melakukan manipulasi kurs dengan membiarkan nilai tukar yuan tetap berada di bawah pasar atau lebih rendah dari nilai yang semestinya. Serbuan produk RRC mengakibatkan hilangnya dua juta lapangan pekerjaan di Amerika Serikat. Jadi, jika sanksi perdagangan diberlakukan, maka produk RRC akan mahal 10% dan berpotensi menciptakan sejuta lapangan pekerjaan baru.193 Adanya desakan pengenaan sanksi perdagangan terhadap RRC membuktikan besarnya pengaruh RRC terhadap perekonomian Amerika Serikat. Hal ini, membuktikan bahwa Amerika Serikat merasa terancam dan terganggu dengan kemajuan ekonomi RRC. Besarnya impor Amerika Serikat dari RRC, menjadi ancaman bagi berbagai sektor ekonomi Amerika Serikat, khususnya bidang manufaktur. Kepemilikan tenga kerja murah dan pasar yang besar menjadi daya saing RRC terhadap manufaktur Amerika Serikat dan menyebabkan berbagai perusahaan Amerika Serikat bangkrut atau direlokasi ke RRC sehingga mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan seperti yang disebut di atas. Pengeluaran Amerika Serikat untuk R&D antara tahun 1999 dan 2009 mengalami penurunan yaitu dari 38% menjadi 31% dari total pembiayaan R&D dunia. Penurunan ini, bersamaan dengan meningkatnya biaya R&D di kawasan Asia dari 24% menjadi 35%. Peningkatan cepat biaya R&D kawasan Asia ini dimotori oleh RRC dengan pertumbuhan biaya R&D sebesar 28% pada 2008-2009, menempatkannya pada 193 Perang Dagang: AS-China Saling Serang. (2010). Kompas, 1 Oktober, hal. 9. 85 posisi kedua setelah Amerika Serikat.194 Jika kondisi ini terus berlangsung, tidak menutup kemungkinan RRC akan mengungguli Amerika Serikat nantinya. Dengan pengembangan R&D yang besar, Amerika Serikat dikenal terdepan dalam inovasi dan pengembangan teknologi mutakhir, jadi jika RRC berhasil menyamai atau mengungguli pengembangan R&D Amerika Serikat maka kemungkinan besar RRC akan mengambil alih predikat Amerika Serikat tersebut. Keunggulan perekonomian RRC lainnya dan yang paling terlihat adalah pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi RRC merupakan yang tertinggi di dunia, meskipun telah mengalami perlambatan dalam beberapa tahun terakhir, seperti yang terlihat pada diagram 3.1. berdasarkan pada GDP-nya. Dengan peningkatan pertumbuhan ekonominya, RRC telah berhasil bertransformasi dari negara paria menjadi negara unggul dalam perkonomian. Pertumbuhan perekonomian yang dicapai RRC dalam kurung waktu 30 tahun belum pernah terjadi dalam sejarah negara modern. Dan jika perekonomian RRC terus mengalami perbaikan dan pertumbuhan tiap tahunnya sementara perekonomian Amerika Serikat tetap stagnan maka besar peluang RRC untuk bisa mengguli Amerika Serikat dalam perekonomian internasional. Keunggulan-kunggulan RRC dalam ekonomi perdagangan sekarang ini menjadikannya kompetitor terkuat Amerika Serikat dibandingkan negara lainnya. Keberhasilan industrialisasi RRC telah menjadikannya pusat baru aliran FDI dan menjadi kompetitor kuat bagi Amerika Serikat yang selama ini menjadi tujuan utama FDI. Volume perdagangan yang tinggi menjadikan RRC negara pengekspor terbesar di dunia dan mengakibatkan mendunianya produk made in China yang menjadi saingan bagi produk Amerika Serikat. Ekspor impor RRC menghasilkan surplus perdagangan 194 Ann Bednarz. (2012). U.S. Losing High-TechJjobs, R&D Dominance to Asia. Diakses dari http://www.networkworld.com/news/2012/011912-science-tech-jobs-255072.html, tanggal 3 Maret 2012. 86 yang tinggi, yang berefek ke perdagangan dan perekonomian negara lain termasuk Amerika Serikat. Kondisi ekonomi perdagangan internasional yang terbentuk setelah bangkitnya RRC menjadi pemain utama, memperlihatkan konfigurasi penyeimbangan RRC terhadap dominasi Amerika Serikat. Keberhasilan ekonomi RRC berdampak pada perbaikan kondisi finansialnya. Surplus perdagangan yang diraih membuat cadangan devisa RRC semakin besar tiap tahunnya. Cadangan devisa sebesar US$ 3,197 trilyun pada tahun 2011 menempatkan RRC sebagai negara pemilik cadangan devisa terbesar di dunia. Cadangan devisa RRC jika dibandingkan dengan negara-negara lain memiliki perbedaan yang besar. Surplus pedagangan yang besar dipergunakan RRC untuk membeli mata uang asing khususnya obligasi Amerika Serikat, obligasi Uni Eropa, dan obligasi internasional lainnya. RRC juga menginvestasikan sebagian dananya di pasar saham dan instrumen finansial lain yang dikelola oleh China Investment Corp. Pada Januari 2012, RRC telah memiliki obligasi Amerika Serikat sebesar US$ 1,1 trilyun. Pembelian obligasi ini bertujuan untuk mencegah tekanan inflasi dan apresiasi kurs yuan. Karena, jika surplus perdagangan tersebut dibelanjakan dalam negeri maka akan menimbulkan tekanan inflasi dan memperkuat kurs yuan. Jika hal tersebut terjadi, maka akan melemahkan daya saing ekspor RRC, yang selama ini menjadi keunggulannya dibandingkan negara lain. Kepemilikan obligasi Amerika Serikat yang besar menjadikan RRC kreditor terbesar Amerika Serikat. Selain menjaga kurs yuan, kepemilikan obligasi ini juga memberikan bargaining position bagi RRC dalam hubungan bilateralnya dengan Amerika Serikat maupun dengan negara debitor lainnya. Hal ini, terlihat dari keengganan dan kehati-hatian Amerika Serikat dalam membahas dan memprotes RRC 87 terkait masalah defisit anggarannya dan kebijakan nilai tukar yuan yang diterapkan RRC. Bahkan pada tahun 2008, pemerintah RRC telah menggunakan pengaruh kepemilikan obligasinya untuk menekan Departemen Keuangan Amerika Serikat dan Federal Reserve terhadap kebijakan mereka yang mempengaruhi nilai dolar.195 Kekuatan RRC dalam finansial internasional sekarang ini terlihat dalam krisis finansial Eropa. Untuk mengatasi krisis tersebut, para pemimpin Eropa menginginkan RRC memanfaatkan cadangan devisanya untuk membantu Eropa. Meskipun RRC menolak menggunakan cadangan devisanya untuk membantu menangani krisis Eropa, karena lebih memilih menggunakan investasi dan dana talangan yang tidak bersumber dari cadangan devisa. Permintaan dan keinginan para pemimpin Eropa ini telah memperlihatkan kedudukan finansial RRC yang bisa menjaga kestabilan finansial internasional.196 Selain itu, Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick, juga mengatakan bahwa RRC juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi global dengan meningkatkan konsumsi domestik serta mengurangi ketergantungan pada ekspor dan investasi.197 Kedua kondisi ini, menunjukkan bahwa RRC telah menjadi pemain utama yang sangat berpengaruh pada kondisi dunia internasional. Kuatnya kondisi finansial RRC yang ditopang kepemilikan cadangan devisa terbesar membuatnya menjadi kompetior dominasi Amerika Serikat dalam finansial internasional. Cadangan devisa Amerika Serikat memang tertinggal jauh dari RRC, meskipun begitu, dari segi finansial, Amerika Serikat masih dominan dengan kepemilikan mata uang dolarnya yang masih menjadi mata uang internasional. Jadi, jika 195 James Kurth. (2009). Pillars of the Next American Century. Diakses dari http://www.theamerican-interest.com/article.cfm?piece=688, tanggal 2 Maret 2012. 196 China Janji Bantu Eropa. (2012). Kompas, 6 Februari. Diakses dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/06/03593671/China.Janji.Bantu.Eropa, tanggal 11 Maret 2012. 197 China Bisa Bantu Ekonomi Dunia. (2011). Kompas, 6 September, hal. 10. 88 RRC unggul dengan cadangan devisanya maka Amerika Serikat unggul dengan kepemilikan dolarnya. Kedua hal ini saling berkaitan dan mempengaruhi serta tidak bisa dipisahkan dalam menentukan kondisi finansial internasional sekarang ini. Kondisi ini membuktikan bahwa RRC telah menyeimbangi dominasi Amerika Serikat dalam hal finansial internasional. D. Teknologi Antariksa Bangkitnya RRC sebagai salah satu pemain utama dunia, tidak hanya menjadi kompetitor dan penyeimbang Amerika Serikat dalam bidang perpolitikan internasional, militer, dan ekonomi-perdagangan internasional. Kemajuan yang diraih RRC juga sudah menjangkau teknologi antariksa. Keberhasilan RRC dalam bidang antrariksa ini, juga memiliki potensi untuk menyaingi teknologi antariksa Amerika Serikat di masa yang akan datang. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa, RRC telah berhasil mengirimkan taikonotnya ke luar angkasa pada tahun 2003. Dengan keberhasilan ini, RRC merupakan negara ketiga yang berhasil mengirimkan astronotnya ke luar angkasa setelah Uni Soviet (Rusia sekarang) dan Amerika Serikat. Sebelumnya, RRC juga telah meluncurkan satelit pertamanya pada tahun 1970 dan pada 16 oktober 2003. Prestasi besar dalam program antariksa RRC, dicapai pada akhir tahun 2011 lalu, dengan berhasilnya peluncuran satelit percobaan jaringan pemosisian global (GPS) Beidou. Jika jaringan Beidou ini berhasil maka militer RRC akan bebas dari ketergantungan pada sinyal GPS Amerika Serikat dan sistem GLONASS Rusia. Bahkan, jaringan ini akan memberikan keakuratan untuk memandu rudal, mesiu pintar, dan senjata lain kepada RRC. Tentunya, keberhasilan RRC ini, mempengaruhi dominasi Amerika Serikat dalam teknologi antariksa. Jika dulunya negara-negara di dunia hanya 89 berpatokan dan bergantung pada sistem GPS Amerika Serikat, maka dengan berhasilnya RRC membangun sistem Beidou tersebut dalam beberapa tahun ke depan, akan memberikan alternatif lain bagi negara-negara lainnya. Meskipun hal ini belum terjadi, sekali lagi, RRC menunjukkan kemampuan untuk menjadi kompetitor dan kekuatan penyeimbang bagi dominasi Amerika Serikat. Berdasarkan fakta-fakta yang ada, telah terbukti bahwa sekarang RRC telah menjadi salah satu pemain utama dalam dunia internasional. RRC telah memiliki pengaruh yang besar dalam segala bidang, apapun yang terjadi di RRC, apapun kebijakan yang diambil Pemerintah RRC akan mendapat perhatian dunia internasional. Bahkan, perubahan yang terjadi di RRC akan mempengaruhi semua aspek kehidupan internasional. Tidak seperti dengan salah satu negara di Afrika atau Amerika Latin misalnya, jika ada kejadian atau ada kebijakan yang terjadi palingan hanya menjadi perhatian negara-negara yang memiliki kepentingan pada negara tersebut. Hal ini, membuktikan bahwa Pengaruh RRC memang sudah menjangkau seluruh dunia sama seperti Amerika Serikat, walaupun tidak sama besar. Munculnya RRC sebagai pemain utama dalam dunia internasional berpengaruh pada dominasi Amerika Serikat selama ini. Dulunya Amerika Serikat tidak memiliki lagi pesaing dalam semua dimensi kekuatan yang penting setelah runtuhnya Uni Soviet. Namun dengan keberadaan RRC, dominasi Amerika Serikat ini mendapat pesaing yang bisa menyeimbanginya meski belum bisa melampauinya. Sehingga, sekarang jika berpikir atau membahas mengenai Amerika Serikat dan masa depannya maka tidak akan bisa tanpa berpikir dan membahas mengenai RRC. Hubungan dan persaingan RRC-Amerika Serikat sekarang ini berbeda dengan kondisi Amerika Serikat-Uni Soviet, pada masa Perang Dingin. Karena sekarang bukan 90 lagi zamannya bersaing dalam bentuk perang ideologi dan adu kekuatan militer secara konfrontasi langsung. Sekarang ini, adalah era persaingan ekonomi yang lebih membutuhkan kerjasama semua negara. Seperti yang ditulis Michael Porter dalam U.S. Council on Competitiveness Index bahwa tujuan utama daya saing adalah kemakmuran rakyat suatu bangsa.198 Alasan inilah yang membuat hubungan RRC-Amerika Serikat tetap terjalin dengan “baik” meski banyak hal yang menjadi permasalahan dalam hubungan bilateral kedua negara tersebut. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dua negara yang paling kuat tidak akan menjadi lawan, tapi mitra dalam ekonomi dunia. Hal ini, dikarenakan tingkat saling ketergantungan antara keduanya sangat tinggi. Amerika Serikat membutuhkan RRC dalam menangani beberapa negara seperti Iran dan Korea Utara. Dalam ekonomi, meskipun RRC memegang obligasi terbesar Amerika Serikat yang bisa digunakan untuk menghancurkan ekonomi Amerika Serikat jika RRC menginginkannya. Namun RRC juga akan hati-hati dalam menggunakannya karena dengan menghancurkan perekonomian Amerika Serikat juga berarti menghancurkan perekonomiannya sendiri karena ketergantungan terhadap impor Amerika Serikat dalam perdagangan internasionalnya. Masa depan hubungan RRC dan Amerika Serikat akan menetukan kondisi dunia internasional ke depannya. Jika, hubungan RRC-Amerika Serikat berjalan dengan baik maka perdamaian internasional akan tetap terjaga. Namun, jika mereka berkonflik dan saling berhadapan secara langsung sehingga menimbulkan perang maka akan tercipta Perang Dunia ataupun Perang Dingin tahap baru. Hal ini, membuktikan bahwa RRC mampu menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional. 198 John dan Doris Naisbitt. op. cit. hal. 204. 91 Semua kondisi hubungan RRC-Amerika Serikat ini sesuai dengan pengertian ekuilibrium bahwa ekuilibium terjadi saat keadaan stabil dimana kekuatan saling membatalkan satu sama lain. Kondisi dunia internasional sekarang tergolong dalam keadaan stabil secara garis besarnya, dengan kemunculan RRC sebagai kompetitor Amerika Serikat dalam mendomiasi dunia, maka kekuatan RRC dan Amerika Serikat saling mengontrol dan membatalkan satu sama lain. Kondisi hubungan RRC-Amerika Serikat juga sejalan dengan Walter S. Jones yang mengatakan, “perimbangan kekuasaan mencakup semua kemampuan politik negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang mempertahankan perimbangan konflik tanpa perang.” Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa hubungan kedua negara ini tidak seperti hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet yang terang-terangan saling berhadapan. Hubungan RRC-Amerika Serikat lebih bersifat koperatif meskipun hal ini hanya berlangsung dipermukaan, dalam artian RRC dan Amerika Serikat sebenarnya memiliki konflik dalam beberapa hal, namun mereka menjaga agar konflik tersebut tidak merusak hubungan kerjasama yang terjalin antara keduanya. 92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik sebagai berikut: 1. Dominasi Amerika Serikat selama ini, yang telah disandangnya sejak pasca Perang Dunia II, telah mengalami kepudaran akibat berbagai faktor, baik dari dalam negeri sendiri maupun pengaruh eksternal seperti krisis di Eropa. 2. Republik Rakyat China telah muncul sebagai pemain utama dalam dunia internasional, dengan segala keunggulannya. Kemajuan tersebut sangat menakjubkan, karena Republik Rakyat China berhasil berubah dari sebuah negara “tirai bambu” yang serba “tertutup”, mengeliat menjadi negara raksasa. Prestasi ini diperoleh sebagai produk open door policy, sebagaimana yang dicanangkan oleh mendiang pemimpinnya, Deng Xiaoping, yang lebih dikenal dengan empat program modernisasi. Prestasi ini, secara riil berwujud pada keberhasilankeberhasilan dalam bidang pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa negara, industri dan teknologi, serta anggaran militernya, yang semakin menguatkan posisi RRC dalam perpolitikan internasional. 3. Kondisi yang diraih oleh Republik Rakyat China tersebut, telah memberikan arti tersendiri bagi konfigurasi kekuatan dunia, di mana selama ini didominasi oleh Amerika Serikat, dengan keunggulan Republik Rakyat China tersebut, telah menjadi penyeimbang dalam dunia internasional, pada berbagai bidang yakni politik internasional, militer, ekonomi-perdagangan, serta industri dan teknologi. 93 B. Saran-Saran 1. Amerika Serikat sebaiknya dapat menolerir keadaan ini, tanpa berusaha untuk menjegal kemajuan Republik Rakyat China tersebut dalam bentuk persaingan atau ketegangan baru yang bisa berakibat pada konflik terbuka antarkeduanya. 2. Kemajuan yang diperoleh Republik Rakyat China sebaiknya memberi imbas positif bagi negara-negara lain, khususnya yang bertetangga dengannya, dengan tidak melemahkan kekuatan dan keamanan mereka, di balik keunggulankeunggulan yang dicapainya. 3. Kedudukan keseimbangan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat China semestinya dinilai sebagai hal yang positif dalam konfigurasi hubungan internasional, serta tidak dinilai sebagai rivalitas baru pengganti era Perang Dingin, antara Amerika Serika dan Uni Soviet. 94 DAFTAR PUSTAKA Buku Agnes, Michael. (2002). Webster’s New World College Dictionary. Ohio: Wiley Publishing. Alami, Athiqah Nur. (2005). Respons China terhadap Kebijakan Pertahanan Australia. Dalam Tri Nuke Pudjiastuti (Ed.). Kebijakan Pertahanan Australia 2000-2005 dan Respons Negara-Negara Asia Timur dan Selandia Baru (hal. 139-173). Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Ar., Sumantri (penerjemah.). (n.d.) Garis Besar Ekonomi Amerika Serikat. Jakarta: Departemen luar Negeri AS Kantor Program Informasi Internasional. Biro Hubungan Internasional Deputi Seswapres Bidang Politik Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. (2008). Hegemoni Global China dan Peluang Kemanfaatan Bagi Indonesia. Malang: Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. Brooks, Stephen G. dan Wohlforth, William C. (2005). Keunggulan Amerika dalam Tinjauan. Dalam A. Zaim Rofiqi (Ed.), Amerika dan Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politik Internasional (hal. 267-286). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Dharmawan, Bagus. (ed.). (2006). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi. Jakarta: Kompas. Friedman, Michael Jay (ed.) (2009). Outline of the U.S. Economy. Washington: Bureau of International Information Programs United States Department of State. Hart, Michael H. (2009). Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Jakarta: Pustaka Jaya. Haryono, Endi dan Ilkodar, Saptopo B. (2005). Menulis Skripsi: Panduan untuk Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Huntington, Samuel P. (2005). Benturan Peradaban. Dalam A. Zaim Rofiqi (ed.), Amerika dan Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politk Internasional (hal. 53-86), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Jacques, Martin. (2011). Ketika China Menguasai Dunia: Kebangkitan Dunia Timur dan Akhir Dunia Barat. Jakarta: Kompas. Jones, Walter S. (1993). Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi Politik Internasional, dan Tatanan Dunia 2. Jakarta: Gramedia Purtaka Utama. 95 Mas’oed, Mohtar. (1990). Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Yogyakarta: LP3ES. Morgenthau, Hans J. dan Thompson, Kenneth W. (2010). Politik Antarbangsa. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Naisbitt, John dan Naisbitt, Doris. (2010). China’s Megatrends: 8 Pilar yang Membuat Dahsyat China. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nolan, Cathal J. (2002). The Greenwood Encyclopedia of International Relations A-E, 1. London: Greenwood Publishing. Shoelhi, Mohammad. (2007). Di Ambang Keruntuhan Amerika. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu. Zaenurrofik, A. (2008). China Naga Raksasa Asia: Rahasia Sukses China Menguasai Dunia. Jogjakarta: Garasi. Zeng, Ming dan Williamson, Peter J. (2008). Ancaman Sang Naga: Strategi China Menggempur Dominasi Pesaing Mapan di Pasar Global. Jakarta: Gramedia. Jurnal Agusta, Ivanovich. (2009). Percobaan Pembangunan Partisipatif dalam Otonomi Daerah. Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia, 3.2, 173-198, hal. 179. Diakses dari http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi8-2.pdf, tanggal 23 Maret 2012. Baylor, David J. (2011). Considerations for a US Nuclear Force Structure Below a 1,000-Warhead Limit. Strategic Studies Quarterly, Summer 2011, 52-72. Diakses dari http://www.au.af.mil/au/ssq/2011/summer/baylor.pdf, tanggal 21 Maret 2012. Clark, Ian. (2011). China and the United States: A Succession of Hegemonies?. International Affair,s 87 (1), 13–28. Diakses dari http://www.chathamhouse.org/sites/default/files/public/Int ernational%20Affairs/2011/87_1clark.pdf, tanggal 24 Desember 2011. Haass, Richard N. (2008). The Age of Nonpolarity: What Will Follow U.S. Dominance?. Foreign Affairs, 87 (5/6), 44-56. Diakses dari http://acme.highpoint.edu/~msetzler/IR/IRreadingsbank/E mpireOverNonpolarHauss.FA08.x.pdf, tanggal 22 Desember 2011. 96 Hermawan, Yulius Purwadi. (2008). Kevin Rudd dan Inovasi Baru Menghadapi Kekuatan Global dan Multilateralisme. Jurnal Luar Negeri: Menjalin Keakraban Baru Indonesia-Australia, 25 (1-4), 1-17. Simanjuntak, Bungaran Anton. (2005). Strategi Dominasi dan Keutuhan Negara Bangsa yang Pluralistik. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI, 1.2 (10), 57-60, hal. 57. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15274/1/et v-okt2005-2.pdf, tanggal 7 Desember 2011. Wu, Zhonmg, Karp, Phil, dan Wang, Yan. (2010). China’s International Poverty Reduction Center a Platform for South-South Learning. Development Outreach, Oktober 2010, 32-34. Dokumen Bank Indonesia. (2011). Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter: Perkembangan Ekonomi Dunia. Tinjauan Kebijakan Moneter: Ekonomi, Moneter, dan Perbankan, 2011 (5). Diakses dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/4A91792452DD-4D5C-B376D7ADECEA4A8D/23095/zTKMMei2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011. IMF Resident Representative Office People’s Republic of China. (2012). China Economic Outlook, 6 Feberuari, hal. 1. Diakses dari http://www.imf.org/external/country/CHN/rr/2012/020612 .pdf, tanggal 15 Februari 2012. International Office of the State Council The People’s Republic of China. (2010). China’s National Defense in 2010. Beijing: Foreign Languages Press. Shlapak, A. (2010). Question of Balance: The Shifting Cross-Strait Balance and Implications for the U.S. Santa Monica: RAND Corporation. Diakses dari http://www.rand.org/pubs/testimonies/2010/RAND_CT34 3.pdf, tanggal 22 Desember 2011. United States of America Department of Defense . (2011). Military and Security Developments Involving the People’s Republic of China. Annual Report to Congress 2011. Diakses dari http://www.defense.gov/pubs/pdfs/2011_cmpr_final.pdf, tanggal 15 Februari 2012. Wayne M. Morrison. (2011). China’s Economic Conditions. CRS Report for Congress, 24 Juni. Diakses dari http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL33534.pdf, tanggal 14 Februari 2012. 97 Majalah China Kian Berkobar. (2012, 19 Januari). Trust, 10(X), 14-22. Wijaya, Agoeng. (2012, 29 Januari). China: Bangkitnya Sang Naga. Tempo, 23, 50-64. ____________. (2012, 29 Januari). Poros dengan Nuansa Baru. Tempo, 23, 73-81. Koran Cadangan Devisa China Naik. (2010). Kompas, 12 Juli, hal. 11. China Bisa Bantu Ekonomi Dunia. (2011). Kompas, 6 September, hal. 10. China Dituduh Meniru “Lebensraum” Nazi. (2010). Kompas, 1 November, hal. 10. China Menolak Eksistensi Permanen. (2012). Kompas, 7 Maret, hal 10. China resmi Salib Jepang. (2010). Kompas, 18 Agustus, hal. 9. China Uji Pencegat Rudal. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 10. China Ungguli AS dalam Penjualan Mobil. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 11. Fitrianto, Dahono. (2011). Membaca Ambisi China di Lautan. Kompas, 2 Januari, hal. 10. Kapabilitas AL dan AU Ditingkatkan. (2009). Kompas, 1 Oktober, hal. 10. Negara-Negara Pemberi Utang Kepada AS. (2011). Kompas, 11 Januari. Perang Dagang: AS-China Saling Serang. (2010). Kompas, 1 Oktober, hal. 9. Veto Rusia dan China. (2012). Kompas, 6 Februari, hal. 6. Widyahartono, Bob. (2010). China: Nasionalisme di Balik Visi Pembangunan. Kompas, 27 September, hal. 11. Internet Ahniar, Nur Farida. (2010). 10 Negara dengan Cadangan Devisa Terbesar. Diakses dari http://politik.vivanews.com/news/read/190554-10negara-dengan-cadangan-devisa-terbesar, tanggal 21 Februari 2012. Ambisi Antariksa Militer China-Satelit Beidou Ancam Dominasi GPS AS. (2011, 31 Desember). SINDO. Diakses dari http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/456278/, tanggal 23 Februari 2012. Amerika Serikat Pangkas 100.000 Prajurit. (2012). Diakses dari http://internasional.kompas.com/read/2012/01/27/1301004 98 0/Amerika.Serikat.Pangkas.100.000.Prajurit, tanggal 23 Februari 2012. Anggaran Militer China Terbesar Kedua. (2009). Kompas, 9 Juni. Diakses dari http://female.kompas.com/read/2009/06/09/14552348/Ang garan.Militer.China.Terbesar.Kedua, tanggal 10 Desember 2011. Anggaran Pertahanan China Naik Lagi. (2012). Kompas, 4 Maret. Diakses dari http://internasional.kompas.com/read/2012/03/04/1438349 7/Anggaran.Pertahanan.China.Naik.Lagi, tanggal 6 Maret 2012. AS Marah, Cina-Rusia AS Waspadai Militer Veto Resolusi PBB. (2011). Diakses dari http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_con tent&view=article&id=9129:as-marah-cina-rusia-vetoresolusi-pbb&catid=3:luar-negeri&Itemid=79, tanggal 10 Desember 2011. China. (2011). SINDO, 26 Agustus. Diakses dari http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/423910/, tanggal 26 Oktober 2011. Bednarz, Ann. (2012). U.S. Losing High-TechJjobs, R&D Dominance to Asia. Diakses dari http://www.networkworld.com/news/2012/011912science-tech-jobs-255072.html, tanggal 3 Maret 2012. Belanja Militer China 2007 Melonjak 17,8 Persen. (2007). Diakses dari http://www.antaranews.com/news/54888/belanja-militerchina-2007-melonjak-178-persen, tanggal 21 Februari 2012 Brookes, Adam. (2011). US Watches China Warily. BBC, 12 Maret. Diakses dari http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4342527.stm, tanggal 27 Oktober 2011. Canton, Naomi. (2011). India and China to Dominate this Century. Diakses dari http://www.rediff.com/news/slide-show/slide-show-1india-and-china-to-dominate-this-century/20110927.htm, tanggal 26 Oktober 2011. China akan Tingkatkan Angaran Militer. (2011). BBC, 4 Maret. Diakses dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/03/110304_ch inadefense.shtml, tanggal 10 Desember 2011. China and the United Nations. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Security_Co uncil_veto_power, tanggal 21 Februari 2012. 99 China Finance / Banking. (2012). Diakses dari http://www.chinatoday.com/fin/a.htm, tanggal 20 Februari 2012. China GDP China Janji Annual Bantu Growth Rate. (2012). Diakses dari http://www.tradingeconomics.com/china/gdp-growthannual, tanggal 14 Februari 2012. Eropa. (2012). Kompas, 6 Februari. Diakses dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/06/03593 671/China.Janji.Bantu.Eropa, tanggal 11 Maret 2012. China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). (n.d.) Diakses dari http://www.chinatoday.com/arm/, tanggal 20 Februari 2012. China's Defense Budget to Grow 7.5% in 2010: Spokesman. (2010). Diakses dari http://www.chinadaily.com.cn/china/201003/04/content_9537753.htm, tanggal 24 Februari 2012. Ching, Pao Yu. (2012). American Imperialism and its Domination over Asia Refuting The Myth That China is Becoming an Economic Super Power. Diakses dari www.globalresearch.ca/index.php?context=va&aid=4999, tanggal 18 Maret 2012. Defense Dominasi Spending China Budgets by Country. (2011). Diakses http://www.globalfirepower.com/defense-spendingbudget.asp, tanggal 23 Februari 2012. di dari Industri Otomotif ?. (2011). Diakses dari http://paulusbsuranto.blogdetik.com/2011/10/31/dominasichina-di-industri-otomotif/, tanggal 16 Februari 2012. Dominasi. (2009). Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Dominasi, tanggal 10 Desember 2011. Dominasi. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-325562-dominasi.html, tanggal 7 Desember 2011. Equilibrium. (n.d.) Diakses dari http://artikata.com/arti-60816-equilibrium.html, tanggal 7 Desember 2011. Fact Sheet Increasing Transparency in the U.S. Nuclear Weapons Stockpile. (2010). Diakses dari http://www.defense.gov/npr/docs/10-0503_Fact_Sheet_US_Nuclear_Transparency__FINAL_w_ Date.pdf, tanggal 23 Maret 2012. Full text: China's National Defense in 2010. (2010). Diakses dari http://english.gov.cn/official/201103/31/content_1835499_10.htm, tanggal 24 Februari 2012. 100 GDP per Gross National capita growth (annual%). Diakses dari,http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http %3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%2FDataSea rch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D %26sercode%3DNY.GDP.PCAP.KD.ZG%26yrcode%3D, tanggal 15 Februari 2012. Product. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Gross_national_product, tanggal 15 Februari 2012. Hoffman, Andy. (2009). U.S. Global Hegemony: The Beginning and the End. Diakses dari http://news.goldseek.com/GoldSeek/1240158180.php, tanggal 17 Maret 2012. Kementerian Keuangan RI. (2011). Kinerja Perekonomian 2010 dan Proyeksi 2011. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok kebijakan Fiskal 2012, 2012, hal. 10. Diakses dari http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/adoku/2011/KEM_P PKF_2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011. Kochler, Hans. (2006). The United Nations Organization and Global Power Politics: The Antagonism between Power and Law and the Future of World Order. Diakses dari http://chinesejil.oxfordjournals.org/content/5/2/323.full, tanggal 19 Maret 2012. Kompetitor. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-335841-kompetitor.html, tanggal 7 Desember 2011. Kurth, James. (2009). Pillars of the Next American Century. Diakses dari http://www.the-americaninterest.com/article.cfm?piece=688, tanggal 2 Maret 2012. List of Multinational Corporations by Country. (2007). Diakses dari http://www.investmentsandincome.com/investments/list_ mnc_by_country.html,tanggal 5 Maret 2012. Marshall, Tyler. (2006). China Poised to Dominate Influence in Asia. Diakses dari http://pulitzercenter.org/articles/china-poised-dominateinfluence-asia, tanggal 26 Oktober 2011. Mataloni, Lisa. (2012). Gross Domestic Product: Fourth Quarter and Annual 2011 (Advance Estimate). Diakses dari http://www.esa.doc.gov/sites/default/files/ei/documents/20 12/January/grossdomesticproductfourthquarterandannual2 011.pdf, tanggal 23 Februari 2012. McKeown, T.J. (n.d.). Hegemony in International Relations. International Relations, II. Diakses dari http://www.eolss.net/SampleChapters/C14/E1-35-02-02.pdf, tanggal 12 Maret 2012. 101 NASA. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/NASA, tanggal 23 Maret 2012. Number of Foreign Students in U.S. Hit a New High Last Year. (2009). Diakses dari http://chronicle.com/article/Number-of-Foreign-Students/49142/, tanggal 3 Maret 2012. Nye. Joseph S. (2011). The Decline and Fall of America’s Decline and Fall. Diakses dari http://www.projectsyndicate.org/commentary/nye99/English, tanggal 27 Oktober 2011. Pan, Letian (ed.). (2006). The 10th Five-Year Plan (2001-2005). Dikases dari http://english.gov.cn/2006-04/05/content_245624.htm, tanggal 3 maret 2012. Pranashakti, Ipan. (n.d.). Strategi Bisnis: Memahami Tipe Pesaing dalam Bisnis. Diakses dari http://ipan.web.id/strategi-bisnis-arti-pesaingdalam-manajemen-bisnis-dan-strategi-bisnis/ tanggal 12 Desember 2011. Prasad, Eswar. (2011). The U.S.-China Economic Relationship: Shifts and Twists in the Balance of Power. Diakses dari http://www.brookings.edu/testimony/2010/0225_us_china _debt_prasad.aspx, tanggal 27 Oktober 2011. Rosdiansyah. (2011). IMF Ungkap Pertumbuhan Ekonomi BRICs 2011. Diakses dari http://www.lensaindonesia.com/2011/09/21/imf-ungkappertumbuhan-ekonomi-brics-2011.html, tanggal 4 Desember 2011. Stillo, Monica. (n.d.). Antonio Gramsci. Diakses dari http://www.theory.org.uk/ctrgram.htm, tanggal 12 Maret 2012. Subjects of UN Security Council Vetoes. (2009). Diakses dari http://www.globalpolicy.org/component/content/article/10 2/40069.html, tanggal 21 Februari 2012. Sudarsono, Juwono. (2010). Perimbangan Kekuatan Ekonomi dan Militer RRC-AS. Diakses dari http://news.okezone.com/read/2010/02/12/279/302924/per imbangan-kekuatan-ekonomi-dan-militer-rrc-as, tanggal 26 Oktober 2011. Technological and industrial history of the United States. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Technological_and_industrial _history_of_the_United_States, tanggal 21 Maret 2012. Tim Riset Global Future Institute. (2009). Amerika Kuasai 42 Persen Seluruh Anggaran Militer Dunia. Diakses dari http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=589&type=8, tanggal 10 Desember 2011. 102 U.S. International United United States States Reserve Position. (2012). Diakses http://www.treasury.gov/resource-center/data-chartcenter/IR-Position/Pages/2102012.aspx, tanggal Februari 2012. Nobel of dari 21 Prize Winners. (2011). Diakses dari http://www.jinfo.org/US_Nobel_Prizes.html, tanggal 3 Maret 2012. America Military Strength. (2011). Diakses dari http://www.globalfirepower.com/country-militarystrength-detail.asp?country_id=United-States-of-America, tanggal 23 Februari 2012. Walt, Stephen M. (2011). Is IR still ‘an American Social Science?’. Diakses dari http://walt.foreignpolicy.com/posts/2011/06/06/is_ir_still_ an_american_social_science, tanggal 18 Maret 2012. _________. World World Bank. (2012). (2011). Military America is Realy, Really Secure. Diakses dari http://walt.foreignpolicy.com/posts/2012/02/23/couldnt_ha ve_said_it_better_myself, tanggal 19 Maret 2012. GDP per capita growth (annual%). Diakses dari,http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http %3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%2FDataSea rch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D %26sercode%3DNY.GDP.PCAP.KD.ZG%26yrcode%3D, tanggal 15 Februari 2012. Spending. (2011). Diakses dari http://www.globalissues.org/article/75/world-militaryspending#WorldMilitarySpending, tanggal 23 Februari 2012. World's top 100 universities 2011: their reputations ranked by Times Higher Education. (2011). Dikases dari http://www.guardian.co.uk/news/datablog/2011/mar/10/w orld-top-100-universities-reputation-rankings-reputationtimes-higher-education, tanggal 3 Maret 2012. 103