Kemoterapi Golongan Taxane

advertisement
INFO PRODUK
Kemoterapi Golongan Taxane
Hastarita Lawrenti
Medical Department, PT Kalbe Farma Tbk., Jakarta, Indonesia
Paclitaxel dan docetaxel merupakan obat
kemoterapi golongan taxane yang telah
digunakan sejak 2 dekade terakhir sebagai
anti-tumor yang efektif untuk berbagai
keganasan, misalnya kanker ovarium, paru,
payudara, kepala dan leher, dan sebagainya.1,2
Kedua obat tersebut telah banyak diteliti dan
memiliki aktivitas praklinik, mekanisme kerja,
dan spektrum aktivitas klinik yang serupa.3
SEJARAH TAXANE
Kemoterapi golongan taxane merupakan
sitostastika yang berasal dari produk natural.2
Yang pertama kali diidentifikasi sebagai
kemoterapi adalah paclitaxel.2 Seorang ahli
tanaman, Arthur S. Barclay mengumpulkan
batang, ranting, dan daun pohon pinus pasifik
(Taxus brevifolia) pada tahun 1962 sebagai
bagian dari program National Cancer Institute.2
Pada sekitar tahun 1971, paclitaxel ditemukan
memiliki efek sitotoksik terhadap tumor
padat dan sel leukemik.2 Kemudian Schiff
dkk. menemukan mekanisme kerja paclitaxel
pada tahun 1979 dan peran paclitaxel mulai
diperhitungkan dalam pengobatan kanker.3
Pada tahun 1992, produk inovator paclitaxel
disetujui oleh US FDA untuk terapi kanker
payudara, ovarium, dan sarcoma Kaposi
terkait AIDS.2 Selain itu, paclitaxel kombinasi
dengan cisplatin digunakan untuk terapi
kanker ovarium dan NSCLC stadium lanjut.2
Selain produk inovator, pada tahun 1989
dikembangkan paclitaxel yang berasal dari
Taxus chinensis dengan teknologi plant
cell culture.4 Teknologi ini memungkinkan
dihasilkannya paclitaxel dengan kemurnian
tinggi, biaya purifikasi rendah, hasil yang
konstan, dan tidak mengganggu lingkungan.4
Karena adanya kekuatiran bahwa paclitaxel
berasal dari sumber yang dapat habis,
maka dikembangkan analog paclitaxel yaitu
docetaxel.2 Docetaxel berasal dari pohon pinus
Eropa (Taxus baccata) dan dikembangkan
dengan teknologi semi-sintetik.2 Obat ini
disintesis pada tahun 1981 oleh Pierre Potier
dan pada tahun 1992, seorang ahli kimia,
790
Robert A. Holton memperbaiki formulasinya.2
Docetaxel disetujui oleh US FDA untuk terapi
kanker payudara, kepala & leher, prostat,
gaster, dan NSCLC.2
fosforilasi onkoprotein yang menghambat
apoptosis yaitu bcl-2.7 Diperkirakan bahwa
fosforilasi bcl-2 menginaktivasi onkoprotein
dan memicu terjadinya apoptosis.7
Struktur kimia docetaxel berbeda dari paclitaxel
pada 10-position cincin baccatin dan 3’position
di rantai samping.3
PACLITAXEL
Paclitaxel tidak larut dalam air, oleh karena
itu,
paclitaxel
diformulasikan
dalam
polyoxyethylated castor oil (cremophor) 50%
dan ethanol 50%.1,8 Komponen cremophor ini
dapat melarutkan DEHP (bahan plastik PVC),
maka dalam pemberian paclitaxel, set infus
yang digunakan adalah yang non-PVC.5,8 Obat
ini diberikan setiap 3 minggu dengan dosis
175 mg/m2 atau setiap minggu dengan dosis
80 mg/m2.5,9
MEKANISME KERJA TAXANE
Kemoterapi golongan taxane bekerja dengan
berikatan pada tubulin subunit β, menginduksi
polimerisasi tubulin dan menstabilkan
mikrotubulus.1 Mikrotubulus yang dihasilkan
dengan kemoterapi golongan taxane resisten
terhadap penguraian.1 Hal ini mengakibatkan
gangguan proses mitosis dan akhirnya
mengakibatkan apoptosis atau kematian sel1.
Kemoterapi golongan taxane bekerja pada
siklus sel fase G2-M.5
Walaupun kedua golongan taxane ini berikatan
pada tubulin subunit β, docetaxel memiliki
afinitas lebih tinggi (1,9 kali) dibandingkan
paclitaxel dan menginduksi polimerisasi
tubulin pada konsentrasi yang lebih rendah
(2,1 kali).6 Docetaxel juga tertahan lebih
lama di dalam sel dibandingkan paclitaxel,
hal ini yang menjelaskan bahwa docetaxel
lebih poten dibandingkan paclitaxel dalam
menginduksi sitotoksisitas secara in vitro dan
pada tumor xenograft.6
Farmakokinetik
Pada penelitian awal, paclitaxel yang diberikan
secara infus menunjukkan farmakokinetik
yang bersifat linear, namun penelitianpenelitian berikutnya menunjukkan bahwa
farmakokinetik paclitaxel bersifat non-linear
disebabkan kejenuhan distribusi, metabolisme,
dan eliminasinya.3 Farmakokinetik bersifat
non-linear ini terutama terlihat pada infus
selama 3 jam.3 Karena sifatnya yang non-linear,
tidak terdapat kaitan proporsional antara dosis
dan AUC1. Paclitaxel berikatan dengan protein
plasma (95%)1.
Selain berikatan dengan tubulin, kemoterapi
golongan taxane juga memiliki aktivitas
Paclitaxel mengalami metabolisme di hati,
yang diperantarai oleh cytochrome P450
isoform CYP2C8 dan CYP3A4 yang berperan
minor5. Sebagian besar dosis paclitaxel
Paclitaxel
Docetaxel
CDK-209/ vol. 40 no. 10, th. 2013
INFO PRODUK
atau carboplatin dalam kombinasi dengan
paclitaxel.15
Tabel 1 Perbandingan sifat paclitaxel dan docetaxel1,6
Parameter
Paclitaxel
Docetaxel
Farmakokinetik
Nonlinear
Linear
Hati
Hati
Metabolisme
Mekanisme kerja
Menginduksi polimerisasi tubulin dan menghambat penguraian mikrotubulus, inaktivasi bcl-2
Dosis
175 mg/m2 setiap 3 minggu
80 mg/m2 setiap minggu
75-100 mg/m2 setiap 3 minggu
40 mg/m2 setiap minggu
Infus
3 jam
1 jam
1 jam
30 menit
Dexamethasone 20 mg IV
Diphenhydramine 50 mg IV
Cimetidine 300 mg atau Ranitidine 50 mg IV
30-60 menit sebelum kemoterapi
Dexamethasone oral 16 mg/hari (h-1, h, h+1)
Neutropenia
Neuropati perifer
Bradikardi
Neutropenia
Retensi cairan
Dermatologi
Premedikasi
Toksisitas yang
dominan
diekskresi melalui empedu, hanya sekitar
1-12% diekskresi melalui urin dalam bentuk
utuh.5 Rerata waktu paruh eliminasi terminal
paclitaxel sekitar 3-50 jam.5
Indikasi
Paclitaxel telah menunjukkan aktivitas yang
baik pada berbagai keganasan.1
Kemoterapi primer atau terapi adjuvan untuk
stadium II-IV yang direkomendasikan guideline
NCCN untuk kanker ovarium epitelial antara
lain paclitaxel diikuti carboplatin sebanyak
6 siklus setiap 3 minggu dan paclitaxel dose
dense/carboplatin sebanyak 6 siklus setiap 3
minggu.12
Sebagai terapi adjuvan/neoadjuvan, AC
(doxorubicin/cyclophosphamide) dose dense
diikuti paclitaxel setiap 2 minggu atau regimen
FEC/FAC diikuti paclitaxel setiap minggu telah
direkomendasikan dalam guideline NCCN
untuk kanker payudara.10 Uji klinik yang
membandingkan kemoterapi AC dengan
atau tanpa paclitaxel sekuensial pada pasien
kanker payudara node aksila (+) menunjukkan
perbaikan disease-free rate atau overall survival
(OS) pada penambahan paclitaxel.10 Uji
klinik lain meneliti penggunaan kemoterapi
konkuren vs sekuensial setiap 2 minggu
dengan support filgrastim (dose dense) atau
setiap 3 minggu (A T C dibandingkan
dengan AC diikuti paclitaxel). Hasilnya tidak
terdapat perbedaan bermakna antara regimen
konkuren dan sekuensial tetapi regimen dosedense menunjukkan penurunan rekurensi
sebesar 26% (p= 0,01) dan penurunan
kematian sebesar 31% (p= 0,013).11
Dalam uji klinik, pasien kanker ovarium
stadium III yang telah menjalani pembedahan
mendapat
paclitaxel/carboplatin
atau
paclitaxel/cisplatin;13 tidak terdapat perbedaan
dalam hal progression free survival (PFS)
atau OS.13 Paclitaxel/carboplatin memiliki
toksisitas leukopenia dan saluran cerna yang
lebih rendah serta lebih mudah diberikan.13
Uji klinik pada pasien kanker ovarium
stadium lanjut menggunakan paclitaxel dose
dense/carboplatin menunjukkan terdapat
peningkatan PFS dan OS jika dibandingkan
dengan terapi standar setiap 3 minggu. Tetapi
regimen dose dense lebih bersifat toksik dan
banyak pasien menghentikan terapinya.14
Untuk kanker ovarium epitelial rekuren,
jika masih sensitif platinum, kombinasi
paclitaxel/carboplatin dan paclitaxel weekly/
carboplatin termasuk yang direkomendasikan.
Jika resisten platinum, paclitaxel (tunggal)
setiap minggu adalah salah satu terapi yang
direkomendasikan.12
Dalam update guideline NCCN terkini untuk
kanker payudara, regimen paclitaxel setiap 3
minggu dihapus karena temuan yang baik dari
uji klinik tersebut.10 Sementara untuk kanker
payudara rekuren atau metastatik, paclitaxel
tunggal atau dalam kombinasi dengan agen
biologi (HER2 (+)) direkomendasikan.10
Pada pasien NSCLC, paclitaxel/carboplatin
setiap 21 hari hanya diberikan sebagai
kemoterapi adjuvan/neoadjuvan untuk
pasien dengan komorbid atau tidak dapat
mentoleransi cisplatin.15 Untuk stadium lanjut
atau metastatik, salah satu terapi lini pertama
yang direkomendasikan yaitu cisplatin
CDK-209/ vol. 40 no. 10, th. 2013
Uji klinik yang membandingkan 4 regimen
(paclitaxel/cisplatin,
gemcitabine/cisplatin,
docetaxel/cisplatin, dan paclitaxel/carboplatin)
pada pasien NSCLC stadium lanjut
menunjukkan tidak terdapat perbedaan
dalam hal respon dan harapan hidup pada
keempat kelompok terapi tersebut.16
Sarkoma Kaposi merupakan tumor yang
paling sering dijumpai pada pasien dengan
infeksi HIV.17 Penyakit ini sering melibatkan
kulit walaupun hampir semua organ dapat
terlibat.17 Uji klinik paclitaxel setiap 2 minggu
pada pasien sarkoma Kaposi terkait AIDS
stadium lanjut menunjukkan bahwa paclitaxel
aktif dan ditoleransi dengan baik.17
Menurut guideline, NCCN paclitaxel juga
memiliki aktivitas antara lain untuk kanker
serviks, kepala dan leher, melanoma
metastatik, gaster, kandung kemih, tiroid
anaplastik, testis.18-24
Efek Samping
Efek samping yang predominan pada
pemberian paclitaxel adalah efek samping
hematologi (neutropenia atau leukopenia)
dan neuropati perifer.8 Efek samping lain
antara lain mialgia dan artralgia, alopesia,
diare, mukositis, dan beberapa abnormalitas
jantung.3 Jika terjadi neutropenia berat
atau neuropati perifer berat, dosis paclitaxel
diturunkan 20% pada siklus berikutnya.5
Leukopenia,
neutropenia,
dan
granulositopenia derajat 4 dijumpai pada
pasien yang mendapat paclitaxel 135-250 mg/
m2, infus 24 jam.8 Insidens tersebut menurun
jika paclitaxel diberikan bersama filgrastim atau
paclitaxel 135-175 mg/m2 diberikan dengan
infus 3 jam.8 Lamanya neutropenia umumnya
berlangsung 3-10 hari.8 Trombositopenia dan
anemia derajat 3-4 lebih jarang dijumpai.8
Sel-sel
saraf
mengandung
sejumlah
mikrotubulus, oleh karena itu lebih sensitif
terhadap efek toksik paclitaxel.8 Neuropati yang
dijumpai mengikuti pola ‘stocking and glove’
dan melibatkan manifestasi neurosensori
seperti disestesia dan parestesia dengan
menurunnya sensasi getar, proprioseptif,
pinprick, dan suhu serta tidak adanya reflex
tendon dalam.8 Neuropati perifer cenderung
791
INFO PRODUK
lebih sering dijumpai pada pasien diabetes,
dengan riwayat neuropati atau yang
sebelumnya telah mendapat kemoterapi.8
Reaksi hipersensitivitas awalnya merupakan
masalah penting dalam pemberian paclitaxel.8
Hal ini disebabkan kandungan cremophor
sebagai pelarutnya.8 Peningkatan durasi
infus dan pemberian premedikasi kemudian
menurunkan insidens reaksi hipersensitivitas
berat sampai kurang dari 5%.8 Kemudian
pada perkembangannya, dilaporkan bahwa
insidens reaksi hipersensitivitas berat sedikit
lebih rendah jika paclitaxel diinfuskan selama
24 jam dibandingkan 3 jam (1% vs 1,6%) pada
pasien yang mendapat premedikasi.8 Terdapat
2 macam cara premedikasi yaitu:5,25
• Dexamethasone oral 20 mg 12 dan
6 jam sebelum pemberian paclitaxel,
diphenhydramine 50 mg IV dan cimetidine
300 mg atau ranitidine 50 mg IV 30-60 menit
sebelum pemberian paclitaxel.
• Dexamethasone
10
mg/20
mg,
diphenydramine 50 mg, dan cimetidine 300 mg
atau ranitidine 50 mg IV 30-60 menit sebelum
pemberian paclitaxel.
Toksisitas pada jantung pernah dilaporkan pada
pemberian paclitaxel.6,8 Kejadiannya bersifat
asimtomatik dan membutuhkan pemantauan
kardiak secara kontinu.6 Kejadian yang pernah
dilaporkan antara lain aritmia ventrikuler,
bradikardi, hambatan konduksi atrioventrikuler,
bundle branch block, dan iskemik jantung.8
Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan
tanda-tanda vital (terutama pada jam pertama)
selama infus paclitaxel.8
Kemoterapi Paclitaxel yang Masih dan
Sedang Diteliti
Untuk menghindari penggunaan cremophor,
saat ini dikembangkan fomulasi paclitaxel
non-cremophor yaitu nano albumin particle
bound paclitaxel2 yang sudah disetujui oleh
US FDA untuk kanker payudara dan NSCLC26
dan saat ini masih terus diteliti untuk berbagai
indikasi, serta paclitaxel polymeric micelle yang
sudah disetujui Korean FDA untuk kanker
payudara dan NSCLC,27 yang sampai sekarang
juga masih diteliti untuk berbagai indikasi.
DOCETAXEL
Sama seperti paclitaxel yang tidak larut air,
docetaxel diformulasikan dalam polysorbate
80 (Tween 80).1,7 Komponen ini dilaporkan
berpotensi menimbulkan retensi cairan.7
792
Docetaxel diberikan dengan dosis 75-100
mg/m2 setiap 3 minggu atau 40 mg/m2
setiap minggu.9 Dengan pemberian setiap
minggu, profil keamanan docetaxel (toksisitas
hematologi) lebih baik dibandingkan setiap 3
minggu.9
Kontak konsentrat docetaxel dengan plastik
PVC tidak direkomendasikan dan untuk
meminimalkan pajanan dengan plastic PVC,
digunakan set infus non-PVC.28
Farmakokinetik
Berlawanan dengan paclitaxel, farmakokinetik
docetaxel bersifat linear.3,8 Perubahan AUC dan
bersihan proporsional dengan perubahan
dosis.1 Docetaxel berikatan dengan protein
plasma (> 90%), dimetabolisme oleh enzim
cytochrome P450.1,3 Sebagian besar dosis
diekskresikan di feses dan sebagian kecil di
urin (2-9%).28 Waktu paruh eliminasi terminal
docetaxel sekitar 10-18 jam.28
Indikasi
Docetaxel telah banyak diteliti pada berbagai
keganasan1.
Pada kanker payudara, regimen menggunakan
docetaxel sebagai kemoterapi adjuvan/
neoadjuvan yang direkomendasikan yaitu TC
(docetaxel dan cyclophosphamide), FEC diikuti
docetaxel, atau TAC (docetaxel/doxorubicin/
cyclophosphamide).11
Uji klinik membandingkan TAC dengan FAC
pada pasien kanker payudara node aksila
(+) yang telah menjalani pembedahan
menunjukkan bahwa TAC memperbaiki
DFS dan OS.29 Dalam follow up, dilaporkan
pula bahwa perbaikan DFS dan OS masih
dipertahankan sampai 10 tahun.30 Kejadian
gagal jantung derajat 3-4 dijumpai pada 3%
pasien yang mendapat TAC dan 2% pasien
yang mendapat FAC.30
Pada uji klinik yang membandingkan TC
dengan AC pada pasien kanker payudara
stadium dini, follow up selama 7 tahun
menunjukkan bahwa TC superior dalam hal
DFS dan OS. Pada TC lebih sering dijumpai
demam neutropenia.31
Untuk kanker payudara rekuren atau
metastatik, docetaxel tunggal, docetaxel/
capecitabine, dan docetaxel kombinasi dengan
agen biologi telah direkomendasikan.11
Pada pasien NSCLC, docetaxel/cisplatin
termasuk salah satu regimen yang
direkomendasikan
sebagai
kemoterapi
adjuvan/neoadjuvan.15
Untuk
stadium
lanjut atau metastatik, salah satu terapi
lini pertama yang direkomendasikan yaitu
cisplatin atau carboplatin dalam kombinasi
dengan paclitaxel15. Docetaxel tunggal
juga direkomendasikan sebagai terapi lini
kedua setelah progresif dengan terapi lini
pertama.15
Fossella dkk.32 membandingkan docetaxel/
cisplatin dengan vinorelbine/cisplatin pada
pasien NSCLC stadium lokal lanjut atau rekuren
atau metastatik. Hasilnya terdapat perbaikan
ORR dan harapan hidup pada pasien yang
mendapat docetaxel/cisplatin. Anemia, mual,
dan muntah derajat 3-4 lebih sering dijumpai
pada kelompok vinorelbine/cisplatin.
Kemoterapi induksi pada kanker kepala
dan leher dimaksudkan untuk mengurangi
volume tumor lokal dan meminimalkan risiko
terjadinya metastasis jauh.33 Kemoterapi
induksi berbasis cisplatin yaitu cisplatin
dan 5-FU telah menjadi terapi standar.33
Penambahan taxane pada kemoterapi induksi
memperbaiki aktivitas kemoterapi induksi.33
Penambahan docetaxel pada cisplatin dan
5-FU memperbaiki PFS dan OS pada pasien
dengan kanker kepala dan leher unresectable.34
Leukopenia dan neutropenia derajat 3-4 lebih
sering dijumpai pada kelompok docetaxel/
cisplatin/5-FU.34
Kemoterapi induksi docetaxel/cisplatin/5-FU
telah direkomendasikan untuk kanker kepala
dan leher serta kanker nasofaring.19 Untuk jenis
yang rekuren, metastatik, atau unresectable,
docetaxel dikombinasikan dengan cisplatin
atau carboplatin.19
Kanker prostat merupakan kanker yang paling
sering dijumpai pada pria.35 Sebagian besar
pasien didiagnosis pada stadium dini dan
memiliki prognosis baik.35 Sebagian besar
kanker prostat awalnya berespons terhadap
terapi hormonal, namun pada pasien dengan
penyakit metastatik, kanker prostat akan
resisten dan menjadi kanker prostat refrakter
hormon metastatik.35
Dalam suatu tinjauan sistematik oleh Loblaw
dkk. (2013), disebutkan bahwa kemoterapi
berbasis docetaxel masih merupakan terapi
CDK-209/ vol. 40 no. 10, th. 2013
INFO PRODUK
Tabel 2 Perbandingan efek samping paclitaxel dan docetaxel3
Efek Samping
Neutropenia
3 jam
Paclitaxel
24 jam
Docetaxel
1 jam
+
++
++
Reaksi hipersensitivitas
+
+
+
Rambut rontok
++
++
++
Mukositis
-
+
+
Aritmia jantung
+
+
-
Artralgia/mialgia
+
+
-
Neurosensori
+
+
+/-
Edema kumulatif
-
-
+
Kulit/kuku
-
-
+
Ket: (-)= tidak ada, (+/-)= ringan, (+)= sedang, (++)= berat
standar pada pasien kanker prostat refrakter
hormon yang merupakan kandidat terapi
sistemik paliatif.35
Guideline merekomendasikan kemoterapi
lini pertama docetaxel setiap 3 minggu dan
prednison berdasarkan data uji klinik fase III
untuk pasien kanker prostat refrakter hormon
simtomatik.36
Pada kanker gaster, regimen mengandung 2
sitostatika terpilih karena toksisitasnya lebih
rendah.21 Regimen mengandung 3 sitostatika
sebaiknya diberikan pada pasien dengan status
performa baik dan dilakukan pemantauan
berkala terhadap toksisitas.21 DCF (docetaxel,
cisplatin, dan 5-FU) direkomendasikan sebagai
salah satu terapi lini pertama kanker gaster.21
Docetaxel tunggal juga merupakan salah satu
terapi lini kedua yang direkomendasikan.21
Efek Samping
Efek samping yang sering dijumpai yaitu
mielosupresi, reaksi hipersensitivitas, dan
retensi cairan.6 Efek samping lain yang
mungkin dijumpai antara lain toksisitas kulit,
perubahan pada kuku, neuropati perifer,
mialgia, stomatitis, muntah, dan diare.6,7
Efek toksisitas utama docetaxel yaitu
neutropenia bersifat reversibel, nonkumulatif.6
Efek samping ini dilaporkan pada > 90%
pasien yang mendapat docetaxel 100 mg/m2
setiap 3 minggu.7 Neutropenia terjadi dalam
5-12 hari setelah pemberian docetaxel dan
lamanya rerata 7-8 hari7.
CDK-209/ vol. 40 no. 10, th. 2013
Walaupun docetaxel tidak diformulasikan
dalam cremophor, reaksi hipersensitivitas
pernah dilaporkan pada 33% pasien yang
mendapat docetaxel tanpa premedikasi.6
Reaksi hipersensitivitas dapat terjadi selama
2 siklus pertama dan beberapa menit setelah
terapi.6 Reaksi tersebut mengalami pemulihan
dalam 15 menit setelah terapi dihentikan6.
Untuk mengurangi insidens dan tingkat
keparahan reaksi hipersensitivitas, diberikan
premedikasi dexamethasone oral 16 mg/hari
selama 3 hari - 1 hari sebelum kemoterapi, hari
kemoterapi, dan 1 hari setelah kemoterapi.28
Retensi cairan yang ditandai dengan edema
perifer dan peningkatan berat badan atau
efusi pleura, ascites dapat dijumpai pada
pemberian docetaxel.6,7 Hal ini mungkin
disebabkan meningkatnya permeabilitas
kapiler.7 Insidens retensi cairan meningkat
tajam pada dosis kumulatif > 400 mg/m.2,7
Retensi cairan umumnya berangsur membaik
setelah terapi dihentikan.6 Diuretika sering
digunakan untuk mengatasi hal ini.6 Untuk
mengurangi insidens dan tingkat keparahan,
diberikan premedikasi (seperti untuk
mengurangi reaksi hipersensitivitas).6
Interaksi dengan Obat Lain
Pada pemberian paclitaxel dan cisplatin,
neutropenia lebih sering dijumpai jika
cisplatin
diberikan
terlebih
dahulu.3
Peningkatan toksisitas ini berkaitan dengan
penurunan bersihan paclitaxel sekitar 25-33%
jika dibandingkan pada pemberian paclitaxel
terlebih dahulu.3
Sedangkan pada pemberian docetaxel dan
cisplatin, parameter farmakokinetik docetaxel
dan cisplatin tidak dipengaruhi oleh urutan
pemberian.3
Penggunaan Taxane Selama Kehamilan
Penggunaan taxane selama kehamilan masih
kontroversial. Dalam satu tinjauan sistematik,37
terdapat 16 studi (50 kehamilan) dengan
rerata usia pasien kanker payudara 34,6
tahun. Hasilnya yaitu rerata usia kehamilan
pada saat kelahiran adalah 35,9 minggu
dan rerata berat badan bayi adalah 2.380 g.
Pada 76,7% kasus, bayi dilahirkan sehat. Bayi
lainnya dilaporkan prematur, hidrosefalus
ringan, sepsis bakterialis, hiperbilirubinemia,
apnea, sindrom gawat napas, dan refluks
gastroesofageal, cairan amnion dengan
meconium, neutropenia, stenosis pilorik. Pada
median follow up selama 16 bulan, 90% anak
ternyata sehat, anak yang lain mengalami
otitis media rekuren, defisiensi Ig A dan
konstipasi ringan, gangguan bicara. Peneliti
menyimpulkan bahwa kemoterapi taxane
memiliki peran yang menjanjikan dalam
terapi optimal dan pilihan menggunakan
kemoterapi tergantung pada usia kehamilan,
stadium kanker payudara, pilihan terapi yang
tersedia, dan harapan pasien.
SIMPULAN
Obat kemoterapi golongan taxane, paclitaxel
dan docetaxel memiliki aktivitas yang baik
untuk berbagai keganasan. Kemoterapi
golongan taxane, dalam kombinasi dengan
kemoterapi lain juga telah direkomendasikan
untuk berbagai keganasan. Kedua obat
kemoterapi ini tidak larut dalam air sehingga
memerlukan pelarut khusus. Premedikasi
diberikan sebelum pemberian paclitaxel
untuk mengurangi insidens dan tingkat
keparahan reaksi hipersensitivitas karena
pelarutnya, sedangkan pada docetaxel
diberikan untuk mengurangi insidens dan
tingkat keparahan reaksi hipersensitivitas
dan retensi cairan karena pelarutnya.
Masing-masing
kemoterapi
golongan
taxane memiliki efek samping dominan
tertentu, maka pemberian kemoterapi
golongan taxane sebaiknya disesuaikan
dengan kondisi pasien dan keganasan yang
dijumpai.
793
INFO PRODUK
DAFTAR PUSTAKA
1.
Vaishampayan U, Parchment RE, Jasti BR, Hussain M. Taxanes: An overview of the pharmacokinetics and pharmacodynamics. Urology 1999;54:22-9.
2.
Fauzee NJS, Dong Z, Wang YL. Taxanes: Promising anti-cancer drugs. Asian Pacific J Cancer Prev. 2011;12:837-51.
3.
Eisenhauer EA, Vermorken JB. The taxoids: Comparative clinical pharmacology and therapeutic potential. Drugs 1998;55(1):5-30.
4.
Kim HJ, Kim KH, Yun J, Kim SH, Kim HJ, Lee SC, et al. Phase II clinical trial of Genexol® (paclitaxel) and carboplatin for patients with advanced non-small cell lung cancer. Cancer Res Treat.
2011;43(1):19-23.
5.
Paxus [package insert]. Jakarta, Indonesia: PT Kalbe Farma Tbk; 2003.
6.
Rowinsky EK. The development and clinical utility of the taxane class of antimicrotubule chemotherapy agents. Annu Rev Med. 1997;48:353-74.
7.
Figgitt DP, Wiseman LR. Docetaxel: An update of its use in advanced breast cancer. Drugs 2000;59(3):621-51.
8.
Spencer CM, Faulds D. Paclitaxel: A review of its pharmacodynamic and pharmacokinetic properties and therapeutic potential in the treatment of cancer. Drugs 1994;48(5):794-847.
9.
Eniu A, Palmieri FM, Perez EA. Weekly administration of docetaxel and paclitaxel in metastatic or advanced breast cancer. The Oncologist 2005;10:665-85.
10. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Breast cancer. Version 3.2013 [cited 2013 Aug 13]. Available from: http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/breast.pdf
11. Citron ML, Berry DA, Cirrincione C, Hudis C, Winer EP, Gradishar WJ, et al. Randomized trial of dose-dense versus conventionally scheduled and sequential versus concurrent combination
chemotherapy as postoperative adjuvant treatment of node-positive primary breast cancer: First report of Intergroup Trial C9741/Cancer and Leukemia Group B Trial 9741. J Clin Oncol.
2003;21:1431-9.
12. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Ovarian cancer. Version 2.2013 [cited 2013 Aug 13]. Available from: http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/ovarian.pdf
13. Ozols RF, Bundy BN, Greer BE, Fowler JM, Clarke-Pearson D, Burger RA, et al. Phase III trial of carboplatin and paclitaxel compared with cisplatin and paclitaxel in patients with optimally
resected stage III ovarian cancer: A gynecologic oncology group study. J Clin Oncol. 2003;21:3194-200.
14. Katsumata N, Yasuda M, Takahashi F, Isonishi S, Jobo T, Aoki D, et al. Dose-dense paclitaxel once a week in combination with carboplatin every 3 weeks for advanced ovarian cancer: A
phase 3, open-label, randomised controlled trial. Lancet 2009;374:1331-8.
15. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Non-small cell lung cancer. Version 2.2013 [cited 2013 Aug 13]. Available from: http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/nscl.
pdf
16. Schiller JH, Harrington D, Pelani CP, Langer C, Sandler A, Krook J, et al. Comparison of four chemotherapy regimens for advanced non-small-cell lung cancer. N Engl J Med.
2002;346:92-8.
17. Gill PS, Tulpule A, Espina BM, Cabriales S, Bresnahan J, Ilaw M, et al. Paclitaxel is safe and effective in the treatment of advanced AIDS-related Kaposi’s sarcoma. J Clin Oncol. 1999;17:187683.
18. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Cervical cancer. Version 3.2013 [cited 2013 Aug 13]. Available from: http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/cervical.pdf
19. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Head and neck cancer. Version 2.2013 [cited 2013 Aug 13]. Available from: http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/headand-neck.pdf
20. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Melanoma. Version 1.2014 [cited 2013 Aug 13]. Available from: http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/melanoma.pdf
21. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Gastric cancer. Version 2.2013 [cited 2013 Aug 13]. Available from: http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/gastric.pdf
22. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Bladder cancer. Version 1.2013 [cited 2013 Aug 13]. Available from: http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/bladder.pdf
23. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Thyroid carcinoma. Version 2.2013 [cited 2013 Aug 13]. Available from: http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/thyroid.pdf
24. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Testicular cancer. Version 1.2013 [cited 2013 Aug 13]. Available from: http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/testicular.pdf
25. Lebowitz PF, Zujewski JA. Breast cancer. In: Boyiadzis MM, Lebowitz PF, editors. Hematology-Oncology Therapy. New York: McGraw-Hill; 2007.p.41.
26. Abraxane [Internet]. 2013 [cited 2013 Aug 14]. Available from: http://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2013/021660s036lbl.pdf
27. Genexol PM [product information]. South Korea: Samyang.
28. Brexel [package insert]. Jakarta, Indonesia: PT Kalbe Farma, Tbk; 2007.
29. Martin M, Pienkowski T, Mackey J, Pawlicki M, Guastalla JP, Weaver C, et al. Adjuvant docetaxel for node-positive breast cancer. N Engl J Med. 2005;352:2302-13.
30. Mackey JR, Martin M, Pienkowski T, Rolski J, Guastalla JP, Sami A, et al. Adjuvant docetaxel, doxorubicin, and cyclophosphamide in node-positive breast cancer: 10-year follow-up of the
phase 3 randomised BCIRG 001 trial. Lancet 2012 doi: 10.1016/S1470-2045(12)70525-9.
31. Jones S, Holmes FA, O’Shaughnessy J, Blum JL, Vukelja SJ, McIntyre KJ, et al. Docetaxel with cyclophosphamide is associated with an overall survival benefit compared with doxorubicin
and cyclophosphamide: 7-year follow-up of US oncology research trial 9735. J Clin Oncol. 2009;27:1177-83.
32. Fosella F, Pereira JR, Von Pawel J, Pluzanska A, Gorbounova V, Kaukel E, et al. Randomized, multinational, phase III study of docetaxel plus platinum combinations versus vinorelbine plus
cisplatin for advanced non-small-cell lung cancer: The TAX 326 study group. J Clin Oncol. 2003;21:3016-24.
33. Budach V. TPF sequential therapy: When and for whom? The Oncologist 2010;15:13-8.
34. Vermorken JB, Remenar E, Van Herpen C, Gorlia T, Mesia R, Degardin M, et al. Cisplatin, fluorouracil, and docetaxel in unresectable head and neck cancer. N Engl J Med. 2007;357:1695704.
35. Loblaw DA, Walker-Dilks C, Winquist E, Hotte SJ. Systemic therapy in men with metastatic castration-resistant prostate cancer: A systematic review. Clin Oncol. 2013 doi: 10.1016/j.
clon.2013.03.002.
36. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Prostate cancer. Version 4.2013 [cited 2013 Aug 13]. Available from: http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/prostate.pdf
37. Zagouri F, Sergentanis TN, Chrysikos D, Dimitrakakis C, Tsigginou A, Zografos CG, et al. Taxanes for breast cancer during pregnancy: A systematic review. Clinical Breast Cancer 2012 doi:
10.1016/j.clbc.2012.09.014.
794
CDK-209/ vol. 40 no. 10, th. 2013
Download