PEMERIKASAAN FISIK Pemeriksaan fisik adalah salah satu teknik

advertisement
PEMERIKASAAN FISIK
I. DESKRIPSI SINGKAT
Pemeriksaan fisik adalah salah satu teknik pengumpul data untuk mengetahui
keadaan fisik dan keadaan kesehatan. Dalam pemeriksaaan fisik dapat menggunakan
berbagai teknik antara lain inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Dimana cara-cara
pemeriksaan fisik ini mahasiswa harus mampu menerapkannya kepada pasien langsung
pada saat praktek kinik dan melakukan pada phantom sewaktu praktikum.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa mampu untuk melaksterampilan
dasar kebidanan I dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep, sikap
dan keterampilan.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pemeriksaan fisik pada ibu
2. Menjelaskan pemeriksaan fisik pada bayi dan anak
III. POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan – pokok bahasan sebagai berikut yaitu :
1. Melakukan pemeriksaan fisik
a.
Pemeriksaan fisik pada ibu
b.
Pemeriksaan fisik pada bayi dan anak
IV. BAHAN AJAR
53
1. Jobsheet
2. Daftar Tilik
V. URAIAN MATERI
A. Konsep dasar pemeriksaan fisik
1. Prinsip dasar pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah salah satu teknik pengumpul data untuk mengetahui
keadaan fisik dan keadaan kesehatan.(Ambarwati, 2009).
2. Teknik pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Inspeksi adalah memeriksa dengan melihat dan mengingat .
Langkah kerja :

Atur pencahayaan yang cukup

Atur suhu dan suasana ruangan nyaman

Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien

Buka bagian yang diperiksa

Perhatikan kesan pertama pasien : perilaku, ekspresi, penanmpilan umum,
pakainan, postur tubuh, dan gerakan dengan waktu cukup.

Lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu bandingkan bagian sisi tubuh
pasien.
b. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan, menggunakan rasa
propioseptif ujung jari dan tangan.
Cara kerja :

Daerah yang diperiksa bebas dari gangguan yang menutupi

Cuci tangan

Beritahu pasien tentang prosedur dan tujuannnya

Yakinkan tangan hangat tidak dingin

Lakukan perabaan secara sistematis , untuk menentukan ukuran, bentuk,
konsistensi dan permukaan :
 Jari telunjuk dan ibu jari --> menentukan besar/ukuran
54
 Jari 2,3,4 bersama --> menentukan konsistensi dan kualitas benda
 Jari dan telapak tangan --> merasakan getaran
 Sedikit tekanan --> menentukan rasa sakit
c. Perkusi
Adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan
cara perantara jari tangan, untuk mengetahui keadaan organ-organ didalam
tubuh.
Cara Kerja :

Lepas Pakaian sesuai dengan keperluan

Luruskan jari tengah kiri , dengan ujung jari tekan pada permukaan yang
akan diperkusi.

Lakukan ketukan dengan ujung jari tengah kanan diatas jari kiri, dengan
lentur dan cepat, dengan menggunakan pergerakan pergelangan tangan.

Lakukan perkusi secara sistematis sesuai dengan keperluan.
d. Auskultasi
Adalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh dengan
menggunakan alat STETOSKOP.
B. Pemeriksaan fisik persisten
1. Tekanan Darah
Tekanan
darah
adalah
tekanan
yang
ditimbulkan
pada
dinding
ateri.Tekanan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung,
ketegangan arteri, laju serta kekentalan (viskositas) darah.Tekanan darah terjadi
akibat fenomena siklis.Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan
disebut tekanan sistolik.Tekanan diastolik adalah tekanan terendah, yang terjadi
saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio
tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya
berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal
biasanya 120/80 mmHg.
Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi
ventrikel masuk kedalam arteri yang telah teregang.Selama diastole arteri masih
tetap menggembung karena tahanan periferi dari arteriole-arteriole menghalangi
semua darah mengalir dalam jaringan.Maka tekanan darah sebagian tergantung
pada kekuatan dan volume darah yang dipompa oleh jantung dan sebagian pada
55
kontraksi otot dalam dinding arteriole.Kontraksi ini dipertahankan oleh saraf
vasokonstriktor, ini dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam medula oblongata.
Perbedaan Tekanan Darah Normal (dalam mmHg)
Diastolik
Sistolik
Pada masa bayi
50
70-90
Pada masa anak-anak
60
80-100
Selama masa remaja
60
90-110
Dewasa muda
60-70
110-125
Umur lebih tua
80-90
130-150
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah, terdiri dari :
1. Kekuatan jantung memompakan darah, membuat tekanan yang dilakukan
jantung sehingga darah bisa beredar keseluruh tubuh dan darah dapat kembali
lagi kejantung.
2. Viskositas (kekentalan) darah, disebabkan oleh protein plasma dan jumlah sel
darah yang beredar dalam aliran darah.
3. Elastisitas dinding aliran darah, didalam arteri tekanan lebih besar dari pada
dalam vena sebab otot yang membungkus arteri lebih elastis dari pada vena.
4. Tahanan tepi, tahanan yang dikeluarkan oleh darah mengalir dalam pembuluh
darah dalam sirkulasi darah yang berada dalam arterial. Turunnya tekanan
mengakibatkan denyut pada kapiler dan vena tidak teraba.
2. Denyut Nadi
Darah yang meninggalkan ventrikel kiri jantung, kaya akan oksigen dan
berwarna merah cerah. Darah dipompa kedalam aorta oleh kontraksi ventrikel kiri
yang menimbulkan suatu area dengan tekanan yang meningkat dan akan berjalan
sepanjang arteri seperti sebuah gelombang.
Ketika darah dipompa keluar dari ventrikel kiri, aorta terisi penuh, sehingga
ia harus menggelembung (distensi) untuk dapat mengakomodasi darah tambahan.
Ketika ventrikel kiri relaksasi, katup aorta menutup dan aorta yang elastis ini akan
kembali kediameter semula. Kembalinya aorta kediameter semula (rekoil)
sangatlah penting karena ini merupakan mekanisme, darah secara terus menerus
dipompa keseluruh bahkan saat ventrikel relaksasi. Distensi dan rekoil aorta
menciptakan gelombang distensi dan rekoil yang disebut nadi, yang akan berjalan
disepanjang semua arteri besar dan yang dapat diraba dengan jari ditempat arteri
56
bisa ditekan pada tulang. Karena denyutan jantung menghasilkan pulsasi nadi,
maka frekuensi dan sifat denyutan tersebut dapat dinilai dengan megevaluasi nadi
yang dihasilkan.
Saat memeriksa nadi, faktor-faktor yang perlu dievaluasi adalah kecepatan,
irama, kualitas, konfigurasi gelombang nadi, dan kualitas pembuluh darah itu
sendiri.
Frekuensi nadi.Frekuensi nadi normal bervariasi dari serendah 50 pada
orang muda sehat atletis sampai setinggi lebih dari 100 setelah latihan.Bila
kecepatannya lebih dari yang diharapkan, maka perlu dikaji ulang pada akhir
pemeriksaan fisik.
Irama nadi. Irama nadi sama pentingnya dengan frekuensi nadi untuk dikaji.
Ketidakteraturan minimal pada nadi masih dianggap normal.Kecepatan nadi
terutama pada orang muda, meningkat selama inspirasi dan melambat selama
ekspirasi, dinamakan disritmia sinus. Bila irama nadi tidak teratur, maka frekuensi
jantung harus dihitung dengan mengauskultasi denyut apikal selama 1 menit penuh
sambil meraba denyut nadi. Gangguan irama (disritmia) sering mengakibatkan
defisit nadi, suatu perbedaan antara frekuensi apeks (frekuensi jantung yang
terdengar di apeks jantung) dan frekuensi nadi.
Konfigurasi nadi.Konfigurasi atau kontur nadi sering dapat memberikan
informasi penting. Pada stenosis katup aorta, dimana muara katup menyempit
disertai penurunan jumlah darah yang disemburkan ke aorta, maka tekanan nadi
akan mengecil dan nadi terasa lemah. Pada insufisiensi aorta, dimana katup aorta
tidak dapat menutup sempurna sehingga darah mengalir balik atau bocor dari aorta
ke ventrikel kiri, akan terjadi peningkatan gelombang nadi yang mendadak dan
menurun pula secara mendadak nadi
kolaps. Konfigurasi nadi paling baik
diperiksa dengan palpasi pada arteri karotis, karena karakteristik dramatik
gelombang nadi bisa kacau ketika nadi dihantarkan ke pembuluh darah yang lebih
kecil.
Kualitas
pembuluh
darah.Kondisi
dinding
pembuluh
darah
juga
mempengaruhi nadi dan harus diperhatikan terutama pada lansia.Begitu kecepatan
dan irama sudah ditentukan, maka kualitas pembuluh darah harus dikaji dengan
meraba sepanjang arteri radialis dan membandingkan dengan pembuluh normal.
Untuk mengkaji peredaran darah perifer, raba dan evaluasi semua denyut
arteri.Denyut arteri dapat diraba pada titik-titik dimana arteri mendekati permukaan
57
kulit dan mudah ditekan ke tulang atau otot yang padat.Denyutan dapat diperiksa di
artei temporalis, karotis, brakhialis, radialis, femoralis, poplitea, dorsalis pedis, dan
tibia posterior. Denyutan arteri ekstremitas bawah sangat tergantung pada
pada
penentuan lokasi arteri.Tekanan jari yang kuat dapat menghilangkan denyut arteri
dorsalis pedis dan tibialis posterior.
58
Tempat
Letak
Pengkajian
Temporai
Diatas tulang tengkorak, diatas dan Bagian yang mudah dicapai digunakan
59
lateral terhadap mata
Karotid
Sepanjang
tepi
untuk mengkaji nadi pada anak-anak
medial
otot Bagian yang mudah digunakan pada
sternokleidomastoid dileher
saat syok psikologis atau henti jantung
saat bagian lain tidak dapat diraba
Apikal
Rongga interkostal keempat sampai Bagian
kelima pada garis midklavikural kiri
Brakial
ini
digunakan
untuk
mengauskultasi nadi apikal
Alur diantara otot bisep dan trisep Bagian ini digunakan untuk mengkaji
pada fosa antekubital
Radial
status sirkulasi ke lengan bawah
Radial atau disisi ibu dari jari Bagian
telunjuk pada pergelangan tangan
Ulnar
Bagian
ulnar
dari
ini
digunakan
untuk
mengauskultasi tekanan darah
pergelangan Bagian yang biasa digunakan untuk
tangan
mengkaji karakter nadi perifer dan
mengkaji status sirkulasi ke tangan.
Femoral
Dibawah ligamen inguinal ditengah Bagian ini digunakan untuk mengkaji
antara simfisis fubis dan spina iliaka status sirkulasi ke tangan. Bagian ini
anterior superior
Poplitea
Diberlakang
juga digunakan tes allen.
tumit
pada
fosa Bagian ini digunakan untuk mengkaji
popliteal
status nadi lain tidak dapat diraba dan
digunakan
untuk
mengkaji
status
sirkulasi ke tungkai
Tibia posterior
Bagian dalam pergelangan kaki Bagian ini digunakan untuk mengkaji
dibawah malelous madeal
status sirkulasi ke tungkai bagian
bawah
Pedis dorsal
Sepanjang bagian atas kaki diantara Bagian ini digunakan untuk mengkaji
tendon
ekstensi
dari
jari
kaki status sirkulasi ke kaki
pertama dan besar.
1. Pemeriksaan fisik pada bayi dan balita
A. Pengertian
Pengkajian fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai secara
wawancara, terutama dengan menggunakan inspeksi atau observasi. Selama
pemeriksaan yang lebih formal,alat-alat untuk perkusi,palpasi dan auskultasi
ditambahkan untuk memantapkan dan menyaring pengkajian sistem tubuh.Seperti
60
pada riwayat kesehatan, obyekyif dari pengkajian fisik adalah untuk merumuskan
diagnsa keperawatan dan mengevaluasi keefektivan intervensiterapeutik.(
Wong,2003).
Pengkajian
merupakan
tahap
pertama
dalam
proses
keperawatan,dimana tiap tahap perawatan melakukan pengkajian data yang
diperoleh dari hasil wawancara, laporan teman sejawat, catatan keperawatan, atau
catatan kesehatan lain dan pengkajian fisik.( Robert Priharjo, 1993 ). Physical
examination merupakan tehnik maneuver yang terdiri dari beberapa rangkaian,
yang masing-masing anak memlik sensifitas dan verbal baik fisik maupun
spikologik.( Wong, 1993 ). Pemeriksaan fisik lebih dari suatu rangkaian latihan
tehnikal. Hal itu merupakan tuntutan yang sama sensivitasnya dengan kebutuhan
fisik dan psikologik anak yang sulit di kenal dan tidak sama dengan yang
lainnya.( Wong, 1993).
B. Tujuan Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah memperoleh informasi yang akurat tentang
keadaan fisik pasien.Karena sifat alamiah bayi dan anak, ururan pemeriksaan
tidak harus menuruti sistematika yang lazim pada orang dewasa.Dalam
pemeriksan anak harus memperhatikan kebutuhan perkembangan mental anak.
Penggunaan perkembanagn mental dan kronologi umur sebagai kriteria utama
dalam pengkajian tiap sistem tubuh memudahkan/menyelesaikan dari beberapa
tujuan, diantaranya :
1. Meminimalkan steres dan ansietas yang berhubungan dengan pengkajian
pada baguan- bagian tubuh yang berbeda.
2. Memelihara dan membina hubungan saling percaya antara perawat, anak
dan orang tua.
3. Memberikan persiapan yang maksimum pada anak.
4. Memberikan perlindungan yang esensial pada hubungan antara orangtuaanak,
terutama dengan anak kecil.
5. Memaksimalkan keakuratan dan reabilitas hasil pengkajian.
C .Pemeriksaan Anak
Walaupun pemeriksaan fisik dilakukun dengan prosedur yang tidak
menyebabkan rasa saki, tetapi kepada seorang anak dengan menggunakan jari,
61
telapak tangan, lengan, pemeriksaan dalam telinga dan mulut,menekn abdomen
dan mendengarkan dasa dengan permukaan metal yang dingin dapat
menimbulkan stresful. Pemeriksaan fisik ini harus menjadi hal yang
menyenangkan dan sama baik hasilnya. Misalnya dengan anak pre school dan
yang lebih tua perawat dapat menggunakan gambar atau boneka untuk membantu
anak belajar tentang tubuh mereka.
Tehnik “Paper Doll” merupakan pendekatan yang digunakan untuk
mengajarkan anak tentang bagian tubuh mereka yang diperiksa. Kesimpulannya
adalah saat kunjungan anak dapat membawa paper doll sebagai pengingat
pengalaman. Banyak permintaan anak yang sangat kooperatif ketika orang tua
bersama mereka.Hal ini ada yang menyebabkan, bagaimanapun saat anak yang
lebih tua terutama adolence lebih memilih di periksa sendiri pada pemeriksaan
genetalia, sering anak yang sedang diperiksa juga disertai saudara kandungnya
yang dapat menyebabkan ke tidak teraturan kerena ada boredom.
Sebuah taktik untuk membantu mereka adalah untuk memberikan
mereka kesempatan untuk mencoba alat pemeriksaan seperti stetoskop atau spatel
lidah dan memuji anak atas “Bantuannya”selama pemeriksaan.
C. Komunikasi Sebelum Pemeriksaan Fisik
Sebagai tenaga medis sebelum melakukan pemeriksaan hendaknya
jangan mengabaikan komunikasi walaupun pada anak sekalipun. Hal ini bertujuan
agar nantinya ia mendapatkan informasi yang akurat dengan pasien. Adapun
komunikasi yang dilakukan perawat sebelum melakukan pemeriksaan fisik antara
lain:
1. Bicara terlebih dahulu pada orang tua, tunjukkan bahwa kita akan membina
hubungan yang baik dengannya. Dengan demikian, anak akan melihat
bahwa kita berbuat baik terhaap orang tuanya. Kemudian perhatian kita
alihkan pada anak dengan tujuan semula, yaitu melakukan pengkajian.
2. Mulai kontak dengan anak dengan menceritakan sesuatu yang lucu. Dengan
demikian harapkan anak akan tertarik dengan pembicaraan perawat dan
mau bekerja sama.
3. Gunakan mainan sebagai pihak ketiga dalam bentuk yang lain sebagai titik
masuk berbicara pada anak. Hal ini akan sangat efektif terutama pada anak
usia toddler dan anak pra sekolah
62
4. Apabila memungkinkan, ajukan pilihan pada anak tersebut tentang
pemeriksaan yang diinginkan, sambil duduk atau di tempat tidur, atau di
pangku oleh orangtuanya.
5. Pemeriksaan yang menimbulkan trauma dilakukan paling terakhir. Dengan
demikian, pilih pemeriksaan yang paling sederhana atau yang dapat
dilakukan sambil bermain terlebih dahlu.
6. Hindarkan pemeriksaan dengan menggunakan alat yang menimbulkan rasa
takut, misalnya termometer atau stetoskop yang terasa dingin
VI. RANGKUMAN
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk pengumpul data untuk mengetahui keadaan
fisik dan keadaan kesehatan seseorang.Dalam pemeriksaan fisik ada teknik yang dilakukan
dan sebelum pemeriksaan fisik persiapan alat sangat dibutuhkan.Ada cara-cara
pemeriksaan fisik dapat juga di sesuaikan dengan kondisi pasien. Memberikan bantuan
pemenuhan kebutuhan dasar sesuai kebutuhan klien
VII. EVALUASI
1. Langkah-langkah dalam ANAMNESIS adalah, Kecuali :
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
c. Tentukan lokasi nyeri
d. Riwayat tumbuh kembang dan keluarga
2. Takut kesadaran dimana pasien tampak mengantuk. Selalu ingin tidur, ia tidak respon
terhadap stimulus ringan, tetapi memberikan respon terhadap stimulus yang agak keras,
kemudian tertidur lagi. Merupakan tingkat kesadaran..
a. Apatis
b. Composmetis
c. Supor
d. Somnolen
3. Suara nafas Inspirasi keras yang disusul oleh ekspirasi yang lenih keras. Hanya ada
didaerah parasternal atas dada dan interscapular belakang adalah...
a. Suara nafas bronkial
63
b. Suara nafas Vaskuler
c. Suara nafas Ronci Basah
d. Suara nafas Wheezing
4. Suhu tubuh nomal manusia berkisar antara...
a. 35 ᵒ C – 36, 5 ᵒ C
b. 36 ᵒ C – 37 ᵒ C
c. 36,2 ᵒ C – 37,5 ᵒ C
d. 36,5 ᵒ C – 37,2 ᵒ C
5. Frekuensi pernafasan yang normal pada orang dewasa adalah ....
a. 20-40 x/mnt
b. 40-60 x/mnt
c. 16-20 x/mnt
d. 4-8 x/mnt
VIII. KUNCI JAWABAN
1.
2.
3.
4.
5.
C
D
A
B
C
IX. DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Johnson, R and Taylor, W(2010) skill of Midwifery Practice, Churchill Livingstone,
Edinburg
Tappero, EP and Honeyfield, ME (1993) Physical Assesment of Newborn Congcress
Cataloging in Publication Data (NICU) Link, Petalum CA, USA
Hobs, L (1993) The Independent Midwife : A Guide to independent Midwifery
Practice, UK by Ltd Healthy
Bryn, RM (1995) Theory for Midwifery Practice. Macmillan Press, Ltd Healthy
World Health Organization (1996) Learning Material of Nursing : Chapter 7 : Healthy
Parenthood WHO Copenhagen
World Health Organization Safe Motherhood List-List All WHO publication on Safe
Motherhood All Free of Charge, WHO, Ganewa
64
8.
9.
WHO SEARO (2000) Standard of Midwifery Practice for Safe Motherhood
WHO EURO (2000) Essential Antenatal, Prenatal and Post Partum Care
65
66
67
68
Download