BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Media
Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman
dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication
tehcnology (AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakan
untuk proses penyaluran informasi (Zaenal, 2006: 35).
Gagne (dalam Sadiman dkk, 2007:1) menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis kompomen dan lingkungannya. Siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar. Dijelaskan pula oleh Rahardjo (2008:25) bahwa media adalah
wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau
penerima pesan tersebut, materi yang diterima adalah pesan instruksional dan
tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar.
Berdasarkan uraian diatas disampaikan bahwa media adalah alat yang
dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna
pesan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat lebih baik dan
sempurna.
2.1.2 Fungsi Media
Belajar tidak hanya bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit, baik dalam
konsep maupun faktanya. Bahwa dalam realitas belajar seringkali bersentuhan
dengan hal-hal yang bersifat kompleks realita, maya dan berada dibalik realitas.
Karena itu media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan
menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan atau kerumitan bahan
ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahwa dalam
hal-hal tertentu media dapat mewakili guru dalam mengkomunikasikan materi
pelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, fungsi menurut Sudjana (dalam
Fathurrohman, 2007; 66) yakni :
1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan
fungsi tambahan, tetapi fungsi media itu sendiri sebagai alat Bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif ;
2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar ;
3. Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan
dan isi pelajaran ;
4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat
hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya
lebih menarik perhatian siswa ;
5. Penggunaan
media
dalam
pengajaran
lebih
diutamakan
untuk
mempercepat proses mengajar dan membantu siswa dalam menangkap
pengertian yang diberikan guru ;
6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggu
mutu belajar mengajar.
2.1.3 Manfaat Media
Menurut Sudjana dan Rivai (2008: 2) mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhan motivasi belajar.
2. Bahwa pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pengajaran. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak sematamata komuniasi verbal.
3. Melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam
pelajaran.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
2.2 Media Gambar
2.2.1 Pengertian Media Gambar
Media pembelajaran khususnya media gambar membantu guru dalam
mengatur proses pengajarannya serta penggunaan waktu dikelas dengan bijak.
Media pembelajaran yang biasa digunakan meliputi permainan gambar, char, CD,
VCD, TV dan sebagainya. Ketersediaan media disuatu kelas akan mempengaruhi
pembelajaran siswa dimana penempatan media yang sesuai akan mendukung
proses pencapaian pembelajaran itu sendiri.
Dibawah ini beberapa pengertian media gambar yaitu:
a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual
kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang
bermacam-macam seperti: lukisan, potret, slide, flim, strip opaque
proektor. (Hamalik, 2006; 95).
b. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan
bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja.
(Sadiman, 2009:29)
c. Media gambar merupakan peniruan dari benda – benda dan pemandangan
dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relative terhadap lingkungannya.
(Soelarko, 2011: 3).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media gambar
adalah perwujudan gambar dari hasil peniruan benda-benda, pemandangan,
curahan pikiran atau ide-ide yang divisualisasikan kedalam bentuk dua dimensi.
Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan yang berhubungan dengan
pokok bahasan.
2.2.2 Manfaat Media Gambar
Ada berbagai macam alat peraga visual yang secara efektif dapat
digunakan guru di kelas. Guru sekolah dasar harus menggunakan beberapa alat
peraga visual dalam pembelajaran untuk memudahkan mengajar. Sebagian alat
peraga visual yang digunakan adalah: gambar-gambar, table, poster, kartun dan
benda nyata.
Gambar yang berwarna-warni dapat membuat murid dalam belajar bahasa
Indonesia khususnya dalam keterampilan membaca menjadi semangat karena
gambar itu dapat menterjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis dan
berwujud, sehingga siswa tidak hanya dapat membayangkan saja. Dengan
mengambil gambar-gambar dari surat kabar, majalah dan kalender tentu tidak
membutuhkan biaya mahal.
Disamping itu suasana pembelajaran menjadi semakin menyenangkan. Ini
dapat dilakukan disemua tingkatan sekolah. Manfaat media pembelajaran (media
gambar) bagi guru adalah:
1. Memudahkan pengertian ketika siswa sedang mendengarkan
2. Dapat melafalkan dengan baik arti dari kosa kata
3. Dapat membaca dengan benar
4. Tersedianya suatu topik kata
5. Memudahkan jalan komunikasi antara guru dengan siswa
Manfaat praktis yang dijalankan oleh media pengajaran berupa media
gambar adalah:
1. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, misalnya kaset
video rekaman kehidupan diluar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal
di daerah pegunungan.
2. Mengatasi batas ruang dalam kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan
yang dipasang diruang kelas.
3. Mengatasi keterbatasan kemampuan indra
4. Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung
berapi untuk menerangkan gejala alam. Menyederhanakan kompleksitas
materi.
5. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat
atau alam sekitarnya. (Rohani, 2008: 6-7)
Bagaimana siswa belajar melalui gambar adalah sebagai berikut:
a. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat
ditafsirkan berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran kata –
kata.
b. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik
minat belajar siswa secara efektif.
c. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama
dalam penafsiran dan mengingat-ingat materi teks yang menyertainya.
d. Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau
satu halaman penuh gambar disertai beberapa petunjuk yang jelas.
e. Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak
bertentangan dengan gerakan mata pengamat, dan bagian-bagian yang
paling harus dipusatkan pada bagian sebelah kiri atas media gambar.
Dengan demikian media gambar, merupakan salah satu teknik media
pembelajaran yang efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan
secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan
gambar. (Sudjana,2012:12 dalam http://www.ialf.edu)
2.2.3 Karakteristik Media Gambar
Beberapa karakteristik media gambar:
1. Harus autentik, artinya dapat menggambarkan objek atau peristiwa
seperti jika melihat langsung.
2. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian
pokok dalam gambar tersebut.
3. Ukuran gambar proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan
ukuran yang sesungguhnya benda atau objek yang digambar.
4. Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
5. Gambar harus message, tidak setiap gambar yang bagus merupakan
media yang bagus, sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus
dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
2.2.4 Kelebihan Media Gambar
Berikut ini beberapa kelebihan media gambar , diantara:
1. Sifat kongkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah,
jika dibandingkan dengan bahasa verbal.
2. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
4. Memperjelas masalah bidang apa saja
5. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan. (Sadiman, 2009:
31)
2.2.5
Kelemahan Media Gambar
Adapun kelemahan dari media gamabar yaitu:
1. Hanya menampilkan persepsi indra mata, ukurannya terbatas hanya
dapat dilihat sekelompok siswa.
2. Gambar diinterprestasikan secara personal dan subyektif
3. Gambar disajikan dalam ukuran sangat kecil, sehingga efektif dalam
pembelajaran (Rahadi, 2009 : 27)
2.3 Penerapan Media Gambar dalam Pengenalan Nilai-Nilai Pancasila
Pada dasarnya anak usia dini senang bermain. Bermain dalam Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu kegiatan pengajaran yang menggunakan
permainan yang bertujuan untuk mengasah kecerdasan majemuk anak yang dapat
diterima secara senang. Menurut Mayke (dalam Siswanto dan Lestari, 2012: 105)
Belajar dengan bermain memberi kesempatan pada anak untuk memanipulasi,
mengulang-ulang, menemukan sendiri, beeksplorasi, mempraktikkan, dan
mendapat bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung
banyaknya misalnya membaca gambar. Diharapkan siswa memiliki kemampuan
tersebut sehingga siswa dapat mengembangkan dirinya dan memperluas
wawasannya mengenal gambar-gambar yang telah dicontohkan dalam pengenalan
lambing-lambang Pancasila.
Dalam memberikan latihan pengenalan lambang-lambang Pancasila, guru
sebaiknya
memperhatikan
keluhan
siswa-siswanya,
membantu
mereka
menemukan kesulitan, mencari dan menemukan gagasan, mengungkapkan
gagasan, penggunaan bahasa dan tidak semata-mata menjadi penunjuk kesalahan
atau sekedar memberi nilai. Kesalahan dalam pengenalan pada siswa adalah hal
yang tidak dapat dihindari dalam pembelajaran di PAUD. Melihat kenyataan
inilah maka perhatian yang khusus harus diberikan untuk mengurangi kesalahan
pada peningkatan pengenalan lambang-lambang Pancasila adalah memperhatikan
pengucapan ejaan kalimat itu sendiri agar supaya menjadi padu.
Dengan melalui media gambar yang ditampilkan, maka tidak secara
langsung kita bisa menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif serta
menyenangkan terhadap siswa itu sendiri dengan melalui pembelajaran media
gambar sehingga siswa bisa mengekspresikan dalam bentuk tulisan yang
disesuaikan gambar itu sendiri. Guru merupakan fasilitator dalam proses
pembelajaran agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan dalam hal
pengenalan lambang-lambang Pancasila yang disesuaikan media gambar yang
ditampilkan oleh guru itu sendiri, dimana setiap slip gambar yang kita tampilkan
siswa harus kita tuntun dalam hal mengenali gambar yang disesuaikan dengan
kalimat siswa itu sendiri.
Pemilihan metode dan media pembelajaran dapat divariasi sedemikian
rupa menurut kreativitas guru dengan beban pelajaran yang menyesuaikan.
Pengelolaan Kelas dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Penataan bangku disesuaikan dengan pembelajaran yang dilaksanakan,
misalnya
dengan
bentuk
melingkar,
huruf U,
berkelompok
dan
sebagainya.
2. Pengaturan meja guru juga menyesuaikan dengan letak bangku siswa
3. Penggunaan media pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru saja,
tetapi juga dilakukan oleh siswa disesuaikan dengan materi/pokok bahasan
yang dilaksanakan.
4. Pembelajaran yang dilaksanakan tidak hanya bersumber pada guru tetapi
dari buku ataupun siswa.
5. Guru bertindak sebagai fasilitator dan mediator
6. Jumlah siswa tiap kelas dibuat kelas kecil
7. Pada proses pembelajran tidak harus dilakukan didalam kelas, tetapi bisa
diselingi pembelajaran diluar kelas (misalnya dibuat kelas berupa pondok
sederhana) yang penggunaannya disesuaikan dengan materi pelajaran.
8. Variasi pembelajaran didalam kelas dan diluar kelas disesuaikan dengan
metode dan media pembelajaran.
2.5 Hipotesos Tindakan
Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Jika guru
menggunakan media gambar maka kemampuan pengenalan lambang-lambang
Pancasila melalui media gambar di kelas B Pendidikan Anaka Usia Dini (PAUD)
Mekar Sari Paguyaman, Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo dapat
ditingkatkan ”.
2.6 Indikator Kerja
Adapun indiator kinerja dalam penelitian ini adalah “Jumlah siswa yang
mampu mengenali lambang-lambang Pancasila mengalami peningkatan mencapai
75% dari jumlah karakteristik subjek penelitian.
Download